refarat hemoroid

Upload: jannatus-indra

Post on 01-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    1/10

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit hemoroid sudah ada dan terjadi sejak ribuan tahun yang lalu.

    Penyakit ini pernah dialami oleh jutaan orang dewasa diseluruh dunia. Lebih dari

    setengah laki-laki dan wanita usia diatas 50 tahun pernah mengalami hemoroid

    semasa hidupnya. Data epidemiologi dari kejadian hemoroid hingga saat ini

    belum dapat dipastikan, namun data estimasi dari Amerika Serikat menyebutkan

    kejadian hemoroid rata-rata terjadi pada 10 juta penduduk dengan persentase

    4,4%. 1,2

    Hemoroid merupakan keadaan tersering pada anorektal yang didefinisikan

    sebagai pelebaran dari pembuluh darah balik hemoroid. Banyak faktor yang dapat

    menyebabkan berkembangnya penyakit hemoroid, seperti konstipasi dan

    mengejan yang berkepanjangan saat defekasi. Hal-hal yang dapat meningkatkan

    tekanan intraabdomen sehingga menghambat aliran balik pembuluh darah

    hemoroid dapat menjadi faktor risiko terjadinya pembengkakan dan pelebaran

    pada pleksus hemoroidalis. 2,3

    Gejala tersering yang dikeluhkan pasien dengan hemoroid adalah adanya

    perdarahan dan nyeri pada daerah anal. Selain itu bisa terdapat massa yang nyeri,

    keluarnya sekret serta rasa gatal pada daerah anal. Hemoroid menurut lokasi

    dibedakan menjadi hemoroid internal dan eksternal yang dibatasi dengan garis

    atau linea dentata. Menurut derajat prolapsnya hemoroid internal dibagi menjadi 4

    derajat. 3,4

    Dalam mendiagnosis hemoroid dapat dilakukan pemeriksaan rectal

    toucher dan anoskopi. Pengobatan efektif dari hemoroid adalah dengan terapi

    pembedahan seperti hemoroidektomi. Namun pada beberapa kasus seperti

    hemoroid derajat 1 atau 2, terapi preventif seperti diet tinggi serat dan mengubah

    gaya hidup menjadi lebih sehat menjadi terapi utama dalam mencegah hemoroid

    agar tidak menjadi lebih parah. 1,2,3,5

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    2/10

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    I.

    Definisi

    Hemoroid berasal dari kata haemo yang berarti darah dan rhoos yang

    berarti aliran, yang awalnya digunakan oleh Hipocrates untuk menjelaskan aliran

    darah vena yang terdapat pada anus. Hemoroid adalah pelebaran vena pleksus

    hemoroidalis yang bukan merupakan kelainan patologik dan akan dilakukan

    tindakan apabila sudah terjadi keluhan atau penyulit.1,2

    II.

    EpidemiologiAngka prevalensi dan insidensi hemoroid belum dapat diperkirakan dan

    diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya

    karena banyaknya pasien yang merasa memiliki gejala seperti hemoroid, padahal

    kenyataannya disebabkan oleh berbagai penyakit. Faktor lain adalah karena

    pasien yang menderita hemoroid menyembunyikan penyakitnya karena malu,

    malas berkonsultasi atau merasa tidak nyaman untuk berobat kepada para ahli. 1,2

    Laporan dari Amerika Serikat prevalensi hemoroid berkisar 10 juta orang

    atau mencapai 4,4% dari seluruh penduduk, sedangkan laporan statistik kesehatan

    nasional menyebutkan kejadian hemoroid mencapai 12,8% atau lebih 23 juta

    orang dewasa di Amerika Serikat. Kesehatan nasional AS mencatat kejadian

    hemoroid berkaitan dengan 3,2 juta kunjungan rawat jalan, 306.000 rawat inap

    dan 2 juta resep. Kejadian hemoroid akan meningkat antara usia 46-56 tahun.

    Kejadian hemoroid dikaitkan dengan kehamilan dan tingkat kejadian hemoroid

    lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. 1,2

    III. Etiologi

    Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya hemoroid. Beberapa faktor

    yang dapat memicu terjadinya hemoroid adalah 3,4 :

    - Konstipasi

    - Diare

    - Makanan rendah serat, makanan pedas, minumam beralkohol

    -

    Kebiasaan yang buruk seperti sering menunda buang air besar

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    3/10

    3

    - Kehamilan

    Penyebab utama dari hemoroid tidak diketahui secara pasti, namun hal-hal

    diatas diyakini dapat menyebabkan obstruksi aliran vena hemoroid sehingga

    terjadinya pembengkakan dan pembesaran pembuluh darah hemoroid. Faktor lain

    yang bisa menyebabkan terjadinya hemoroid adalah faktor keturunan seperti

    dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis, meskipun belum ada bukti yang

    pasti terhadap hal tersebut. 2,5

    Konstipasi dan mengejan saat defekasi yang berkepanjangan secara luas

    diyakini dapat menyebabkan terjadinya hemoroid dikarenakan tinja yang keras

    dan mengejan yang lama dapat meningkatan tekanan intraabdominal sehingga

    aliran darah balik vena tersumbat dan mengakibatkan terjadinya pembengkakan

    dan pembesaran pleksus hemoroid. Penelitian yang pasti mengenai hubungan

    konstipasi dengan terjadinya hemoroid belum terjawab, sama halnya dengan

    faktor lain seperti diare yang dapat memicu terjadinya hemoroid. 2,3

    Kehamilan juga dapat menjadi faktor terjadinya kongesti atau bendungan

    pembuluh vena hemoroid, namun biasanya akan menghilang segera setelah

    melahirkan. Adanya penyakit seperti sirosis hepatis yang bisa menyebabkan

    terjadinya obstruksi atau bendungan pada peredaran darah portal juga dapat

    memperparah terjadinya hemoroid. 1,2,3

    IV. Klasifikasi

    Hemoroid berdasarkan lokasinya dibagi atas 1,3,4 :

    a. Hemoroid interna

    Hemoroid interna berasal dari pleksus vena hemoroid superior yang

    berada diatas linea atau garis dentata dan ditutupi oleh lapisan mukosa.b. Hemoroid eksterna

    Hemoroid eksterna berasal dari pleksus vena hemoroid inferior yang

    berada dibawah linea atau garis dentata dan ditutupi oleh lapisan epitel

    skuamosa, yang kaya dengan saraf somatik.

    c. Hemoroid campuran

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    4/10

    4

    Berdasarkan derajat prolapsnya hemoroid interna dibagi atas 1,3,4 :

    a. Derajat I

    Hemoroid masih didalam rektum, tidak terjadi prolaps, biasanya

    terdapat perdarahan.

    b. Derajat II

    Hemoroid prolaps saat defekasi dan masuk kembali secara spontan

    setelah defekasi.

    c. Derajat III

    Hemoroid prolaps saat defekasi dan memerlukan bantuan secara

    manual untuk masuk karena tidak dapat kembali secara spontan setelah

    defekasi.

    d. Derajat IV

    Hemoroid prolaps dan tidak dapat didorong masuk kembali.

    V. Tanda dan gejala

    Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan hemoroid

    adalah 1,3,4 :

    -

    Perdarahan

    - Adanya massa yang nyeri pada anus

    - Bengkak pada bagian anus

    - Gatal dan terdapat mukus pada anus

    Gejala paling umum yang dirasakan oleh pasien dengan hemoroid adalah

    adanya perdarahan tanpa rasa nyeri. Perdarahan ditemukan saat defekasi, terdapat

    pada tisu pembersih atau menetes mewarnai air toilet, darah tidak bercampur

    dengan feses dan darah berwarna merah terang, jika darah lebih gelap dicurigaiterdapat kelainan lain dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. Perdarahan biasanya

    terjadi pada hemoroid interna dikarenakan trauma akibat feses yang keras dan

    perdarahan tidak disertai rasa nyeri. 1,3,4

    Adanya massa yang keluar menunjukkan sudah terjadinya prolaps pada

    hemoroid interna. Biasanya massa hemoroid masih bisa dimasukkan kembali

    segera setelah selesai defekasi. Jika kejadian berulang semakin lama massa

    hemoroid akan semakin membesar dan terjadilah prolaps hemoroid menetap,

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    5/10

    5

    massa hemoroid tidak dapat dimasukkan kembali segera setelah defekasi. Prolaps

    menetap juga ditandai dengan adanya mukus yang keluar dari anus. Iritasi

    perianal juga dapat terjadi sehingga menimbulkan gejala pruritus atau gatal. 1,3

    Hemoroid eksterna biasanya tidak ada gejala. Pasien hanya mengeluhkan

    rasa tidak nyaman pada anusnya. Jika terdapat perdarahan pada hemoroid eksterna

    yang disertai dengan rasa nyeri menunjukkan sudah terjadinya trombosis vena

    pada pleksus hemoroid eksterna. 1,3,4

    VI. Pemeriksaan

    a. Rectal Toucher

    Pemeriksaan rectal toucher dilakukan untuk melihat dan meraba massa,

    lesi, adanya area yang inflamasi, fluktuasi, konsistensi serta kondisi sfingter anal

    sangat penting untuk dievaluasi. 1,4

    b. Pemeriksaan Anoskopi

    Pemeriksaan anoskopi adalah suatu tindakan yang paling akurat untuk

    mengevaluasi bagian kanal anal dan rektum. Pemeriksaan ini tidak mahal,

    anoskop hanya sekali pakai dan dapat dilakukan pada pasien tanpa memerlukan

    persiapan khusus sebelumnya. Tindakan ini cepat, aman dan minimal rasa

    ketidaknyaman pada pasien saat dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini menilai

    keadaan hemoroid internal, dapat dievaluasi ukuran hemoroid, lokasi, jaringan

    yang inflamasi dan perdarahan yang terjadi. 1,4

    VII. Manajemen

    a. Diet dan modifikasi gaya hidup

    Diet yang dianjurkan untuk pengobatan hemoroid adalah diet tinggi serat.Studi klinis menunjukkan bahwa penggunaan suplemen serat dapat mengurangi

    gejala perdarahan hingga 50%, namun tidak dapat mengurangi gejala seperti

    nyeri, prolaps dan gatal. Jadi diet tinggi serat sangat efektif dalam pengobatan

    hemoroid yang belum mengalami prolaps. 3,5

    Modifikasi gaya hidup sangat dianjurkan untuk pengobatan hemoroid,

    baik derajat pertama hingga derajat empat sebagai terapi preventif utama. Hal

    yang harus diperbaiki adalah dengan meningkatkan konsumsi serat, konsumsi

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    6/10

    6

    buah-buahan, mengurangi konsumsi lemak, olahraga teratur dan mengurangi

    kebiasaan mengejan saat defekasi serta menjaga tubuh agar tidak terjadi

    konstipasi atau diare. 3,5

    b.

    Pengobatan oral

    Di Eropa dan Asia, obat oral vasotopik telah digunakan untuk mengobati

    hemoroid. Pengobatan ini awalnya digunakan untuk mengobati varises, ulserasi

    vena dan edema. Obat ini dapat meningkatkan kemampuan vaskular, drainase

    limfatik dan diduga dapat memberikan efek anti inflamasi dan efek penyembuhan

    luka. Hasil penelitian terhadap pasien hemoroid yang diberikan flavonoid

    menyebutkan bahwa flavonoid dapat mengurangi risiko perdarahan, rasa nyeri,

    rasa gatal dan mengurangi angka kekambuhan hemoroid. Beberapa penelitian juga

    melaporkan bahwa penggunaan flavonoid dapat mengurangi rasa tidak nyaman di

    anal dan mengurangi perdarahan pasca hemoroidektomi. 3,4

    c. Pengobatan non operasi

    Hal yang harus di capai dalam pengobatan non operasi hemoroid adalah 1 :

    - Mengurangi vaskularitas hemoroid

    - Mengurangi jaringan berlebih

    -

    Memperbaiki fiksasi hemoroid pada dinding rektal untuk mengurang

    prolaps

    Contoh tatalaksana non-operasi adalah 1,3,5 :

    1. Ligasi gelang karet (Rubber Band Ligation)

    Ligasi gelang karet atau rubber band ligation (RBL) dikenal secara luas

    sangat efektif dan banyak digunakan sebagai prosedur non operasi dalam

    pengobatan hemoroid. RBL dapat menyebabkan jarigan yang terikat menjadi

    nekrosis. Hasil akhirnya adalah mengembalikan bantalan hemoroid ke bentuk

    dan konfigurasi normal. Pasien tidak memerlukan persiapan sedasi atau

    narkotik, tidak memiliki periode penyembuhan lama dan rata-rata dapat

    sembuh segera. Lokasi penempatan gelang biasanya terletak pada lateral kiri,

    anterior kanan dan posterior kanan, proksimal dari garis dentata. Jaringan

    hemoroid yang di gelangi harus lebih proksimal dari garis dentata untuk

    meminimalkan resiko nyeri, namun lokasi optimal adalah beberapa mm

    sampai < 2 cm proksimal ke garis dentata. RBL secara umum merupakan

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    7/10

    7

    prosedur yang mudah, tidak mahal dan memiliki banyak pilihan alat serta cara.

    Ligasi dapat dilakukan dengansuction disposablemaupun ligator forceps dan

    ada beberapa alat yang dapat digunakan dengan anoskop maupun protoskop.

    1,2

    Gambaran dari hemoroid internal setelah dilakukan RBL 1

    2.

    Skleroterapi

    Skleroterapi merupakan terapi yang digunakan pada hemoroid derajat 1

    atau 2. Prosedur tindakan ini adalah dengan cara menginjeksikan agen kimia

    untuk mengfiksasi permukaan otot yang telah fibrosis. Tindakan ini

    merupakan tindakan minimal invasif dengan sedikit komplikasi seperti nyeri,

    retensi urin, abses, impotensi dan jarang ditemukan komplikasi yang lebih

    hebat. Injeksi yang salah mungkin bisa mengakibatkan terjadinya ulserasi,

    nekrosis dan efek sepsis seperti abses prostat dan sepsis retroperitoneal. 1,4

    3. Koagulasi infrared

    Teknik ini dilakukan dengan menggunakan energi infrared (yang telah

    dikonversi menjadi panas) yang bertujuan untuk membuat massa hemoroid

    menyusut atau akan menyebabkan jaringan hemoroid terfiksasi dan menjadi

    parut. Prosedur ini lebih disarakan pada hemoroid derajat 1 atau 2.

    Keuntungan koagulasi infrared dibandingkan dengan skleroterapi adalah

    komplikasi yang ditimbulkan lebih sedikit. Sedangkan kekurangannya adalah

    banyaknya biaya yang dibutuhkan dan keterbatasan teknik ketika mengobati

    hemoroid yang lebih besar. 3,4

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    8/10

    8

    d. Tatalaksana operatif

    Tatalaksana operatif dilakukan pada pasien hemoroid apabila 1,4:

    -

    Hemoroid derajat III yang tidak respon dengan tatalaksana non operasi

    -

    Hemoroid derajat IV

    - Hemoroid eksternal yang besar atau pada hemoroid campuran

    -

    Kelainan anorektal

    Hemoroidektomi bertujuan untuk mengurangi gejala nyeri dan perdarahan.

    Prosedur konvensional ini terdiri dari eksisi komponen internal dan eksternal dari

    jaringan hemoroid, dapat menggunakan beberapa teknik dengan atau tanpa

    menutup jaringan mukosa anorektal. Hemoroidektomi memiliki beberapa teknik

    dengan kemungkinan komplikasi seperti perdarahan, inkontenensia, stenosis anal,

    terbentuk fistel hingga sepsis. 1,3,4

    - Fergusonshemorrhoidectomy

    Teknik ini memiliki komplikasi yang sedikit dan rasa nyeri yang minimal.

    Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti pisau, gunting dan

    elektrokauter. Pada prosedur ini dilakukan eksisi pada komponen internal dan

    eksternal dari hemoroid, jaringan mukosa kemudian dijahit dan bagian kulit

    ditutup dengan kontinus sutura. Jahitan harus bersih dan harus dipastikan tidak

    terjadi hemostatis. Kemudian dioleskan antibiotik topikal dan ditutup dengan

    perban. 3,4

    - Milligan-morgan hemorrhoidectomy

    Prosedur ini awalnya sama dengan fergusons hemorrhoidectomy namun

    bekas insisi dibiarkan terbuka. Mengingat lokasi dan teknik yang sulit, prosedur

    ini mungkin lebih berguna untuk mencegah terjadinya stenosis anal. Meskipun

    insisi dibiarkan terbuka namun juga perlu diperhatikan untuk mempertahankan

    luka jahitan kulit anal agar tidak terjadi striktur atau stenosis. Setelah dilakukan

    tindakan ini biasanya disarankan untuk dilakukan hemoroidektomi yang tertutup.

    3,4

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    9/10

    9

    BAB V

    KESIMPULAN

    Hemoroid merupakan salah satu penyakit anorektal yang sering dan

    banyak terjadi. Hemoroid merupakan keadaan ketidaknyamanan pada anorektal

    yang dapat diperparah dengan terlambatnya penanganan awal atau dikarenakan

    faktor lain seperti faktor ekonomi. Penyakit ini juga harus bisa dibedakan dengan

    penyakit anorektal yang lain. 2,4,5 Gejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien

    adalah terdapat perdarahan dan rasa nyeri. Terapi non-operatif biasanya dilakukan

    pada hemoroid dengan derajat 1 dan 2 meskipun terapi ini terkadang tidak terlalu

    efektif.

    2,3

    Meskipun terapi operatif merupakan terapi yang efektif tetapi perludipertimbangkan komplikasi-komplikasi yang akan terjadi. Namun pada beberapa

    kasus, terapi pencegahan menjadi terapi utama dalam menangani hemoroid. Diet

    tinggi serat, olahraga teratur dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat

    mengurangi angka kejadian hemoroid. 1,2,5

  • 7/25/2019 Refarat Hemoroid

    10/10

    10

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ganz, Robert. Perspective In Clinical Gastroenterology and Hepatology.

    The Evaluation and Treatment of Hemorrhoids. A Guide for the

    Gastroenterologist Clinical Gastroenterology and

    Hepatology.2013;11:593-603

    2.

    Gami, Bharat. Hemorrhoids. A Common Ailment Among Adults, Causes

    & Treatment : A Review International Journal of Pharmacy and

    Pharmaceutical Sciences. 2011(3)

    3. Lohsiriwat, Varut. Hemorrhoids : From Basic Pathophysiology to Clinical

    Management. World Journal of Gastroenterology. 2012:18(17)

    4. Person K, Ont. Person, Benjamin. Steven, D. et all. Hemorrhoidal Disease:

    A Comprehensive Review.American College of Surgeons. 2007

    5. Vilalba, Herman. Abbas, Maher. Clinical Medicine. Hemorrhoids :

    Modern Remedies for An Ancient Disease. The Permanente Journal.

    2007(11)