makalah askep hemoroid
TRANSCRIPT
MAKALAH ASKEP HEMOROID
BAB I
LATAR BELAKANG
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan
luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra
abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan
hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang
disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa
waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal
yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal
disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang
sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit
hemoroid.
BAB II
PENDAHULUAN
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal
(Sandra M Nettina).
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon)
pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis
superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid
eksterna ).
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal
dari plexus hemorrhoidalis.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum
terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luasnya vena yang terkena.
B. Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah
pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat
muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan
terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang
wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di
temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi
seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di
dorong
- Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat
di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir
anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya
perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
- Sering rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit
anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
C. Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare,
sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan
tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.
Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat
sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, mempunyai
predisposisi untuk hemoroid
4. Umur
Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis
dan atonis
5. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon
kelaksin)
6. Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut.
Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau
sikrosis hepatis
8. Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.
D. Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan
akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada
udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
E. Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar
dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Mengedan saat defekasi,Konstipasi menahun,Kehamilan,Obesitas
Peningkatan tekanan intra abdominal
Transmisike daerah anorektal
Elevasitekanan yang berulang-ulang
Venaheroidalis mengalami prolaps
Hemoroid
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat
diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan
colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop
dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya
darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan Medis
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.
Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal
diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas
hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari
danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat
pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain
merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan
infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid
selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri,
prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau
angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska
operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi
dengan bedah lebih luas.
Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa
yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara
digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian
dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat
diberikan diatas luka kanal.
H. Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena
disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya
jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat
membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam
ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu
perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit
yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis,
sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah
karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa
mengakibatkan kematian.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus
atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari
setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada
pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di
hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
3. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
4. Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi
Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan
Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur
Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring
3. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
dirumah.
Intervensi
Preoperatif
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervensi Rasional
1. Resiko
kekurangan
Setelah
dilakukan
Observasi tanda-
tanda anemis
Tanda – tanda anemis
diduga adanykekurangan zat
nutrisi
berhubungan
dengan
pecahnya vena
plexus
hemmoroidalis
ditandai dengan
perdarahan
yang terus -
menerus waktu
BAB.
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, resiko
kekurangan
nutrisi
terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat
anemis,
perdarahan
terhenti
BB tidak
turun.
Diet rendah sisa atau
serat selama
terjadinya
perdarahan
Berikan penjelasan
tentang pentingnya
diet kesembuhan
penyakitnya
Beri kompres es
pada daerah
terjadinya
perdarahan
Beri obat atau terapi
sesuai dengan
pesanan dokter
besi (Hb turun)
Dapat mengurangi
perangsangan pada daerah
anus sehingga tidak terjadi
perdarahan.
Pendidikan tentang diet,
membantu keikut sertaan
pasien dalameningkatkan
keadaan penyakitnya.
Pasien dengan pecahnya
vena plexus hemoriodalis
perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap perdarahan yang
mememrlukan penilaian
terhadap respon secara
periodik.
Pasien dengan pecahnya
vena flexus hemmoroidalis
perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap
perdarahanyangmemerlukan
penilayan terhadap respon
obat tersebut secara
periodik.
2. Defisit personal
hygene pada
anus
berhubungan
dengan massa
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
Berikan sit bath
dengan larutan
permagan 1/1000%
pada pagi dan sore
hari. Lakukan
Meningkatkan kebersihan
dan memudahkan terjadinya
penyembuhan prolaps.
yang keluar
pada daerah
eksternal.
jam, terjaganya
kebersihan
anus.
KH:
tidak ada
tanda-tanda
infeksi.
tidak terasa
gatal-gatal
pada daerah
anus.
rasa gatal pada
anus berkurang
digital(masukan
prolaps dalam tempat
semula setelah di
bersihkan)
Obserpasi keluhan
dan adanya tanda-
tanda perdarahan
anus
Beri penjelasan cara
membersihkan anus
dan menjaga
kebersihanya
Peradangan pada anus
menandakan adanya suatu
infeksi pada anus
Pengetahuan tentang cara
membersihkan anus
membantu keikutsertaan
pasien dalam mempercepat
kesembuhanya.
Postoperatif
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervenasi Rasional
1. Nyeri
berhubungan
dengan adanya
jahitan pada
luka operasi dan
terpasangnya
cerobong angin.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam, gangguan
rasa nyaman
terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat
rasa nyeri pada
Beri posisi tidur
yang menyenangkan
pasien.
Ganti balutan setiap
pagi sesuai tehnik
aseptik
Latihan jalan sedini
Dapat menurunkan
tegangan abdomen dan
meningkatkan rasa kontrol.
Melindungi pasien dari
kontaminasi silang selama
penggantian balutan.
Balutan basah bertindak
sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan
menimbulkan rasa tidak
nyaman.
menurunkan masalah yang
terjadi karena imobilisasi.
luka operasi,.
pasien dapat
melakukan
aktivitas
ringan.
skala nyeri 0-
1.
klien tampak
rileks.
mungkin
Observasi daerah
rektal apakah ada
perdarahan
Cerobong anus
dilepaskan sesuai
advice dokter
(pesanan)
Berikan penjelasan
tentang tujuan
pemasangan
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-
sisa perdarahan yang
terjadi didalam agar
bisa keluar).
Perdarahan pada jaringan,
imflamasi lokal atau
terjadinya infeksi dapat
meningkatkan rasa nyeri.
Meningkatkan fungsi
fisiologis anus dan
memberikan rasa nyaman
pada daerah anus pasien
karena tidak ada sumbatan.
Pengetahuan tentang
manfaat cerobong anus
dapat membuat pasien
paham guna cerobong anus
untuk kesembuhan lukanya.
2. Resiko
terjadinya
infeksi pada
luka
berhubungan
dengan
pertahanan
primer tidak
adekuat
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam,resiko
infeksi teratasi.
KH:
tidak terdapat
tanda-tanda
Observasi tanda
vital tiap 4 jam
Obserpasi balutan
setiap 2 – 4 jam,
Respon autonomik meliputi
TD, respirasi, nadi yang
berhubungan denagan
keluhan / penghilang nyeri .
Abnormalitas tanda vital
perlu di observasi secara
lanjut.
Deteksi dini terjadinya
proses infeksi dan /
pengawasan penyembuhan
infeksi (dolor,
kalor, rubor,
tumor,
fungsiolesa).
radang luka
mengerin
hasil LAB :
- leukosit
- trombosit
periksa terhadap
perdarahan dan bau.
Ganti balutan
dengan teknik
aseptik
Bersihkan area
perianal setelah
setiap depfikasi
Berikan diet rendah
serat/ sisa dan
minum yang cukup
luka oprasi yang ada
sebelumnya.
Mencegah meluas dan
membatasi penyebaran luas
infeksi atau kontaminasi
silang.
mengurangi / mencegah
kontaminasi daerah luka.
mengurangi ransangan pada
anus dan mencegah
mengedan pada waktu
defikasi.
3. Kurang
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan kurang
informasi
tentang
perawatan
dirumah.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam,kurangnya
pengetahuan
teratas.
KH:
klien tidak
banyak
bertanya
tentang
penyakitna.
Pasien dapat
menyatakan
atau mengerti
tentang
Diskusikan
pentingnya
penatalaksanaan diet
rendah sisa.
Demontrasikan
perawatan area anal
dan minta pasien
menguilanginya
Berikan rendam
duduk sesuai
pesanan
Pengetahuan tentang diet
berguna untuk melibatkan
pasien dalam merencanakan
diet dirumah yang sesuai
dengan yang dianjurkan
oleh ahli gizi.
Pemahaman akan
meningkatkan kerja sama
pasien dalam program
terapi, meningkatkan
penyembuhan dan proses
perbaikan terhadap
penyakitnya.
Meningkatkan kebersihan
dan kenyaman pada daerah
anus (luka atau polaps).
Melindungi area anus
terhadap kontaminasi
perawatan
dirumah.
keluarga klien
paham tentang
proses
penyakit.
klien
menunjukkan
wajah tenang
Bersihakan area
anus dengan baik
dan keringkan
seluruhnya setelah
defekasi.
Berikan balutan
Diskusikan gejala
infeksi luka untuk
dilaporkan kedokter.
Diskusikan
mempertahankan
difekasi lunak
dengan
menggunakan
pelunak feces dan
makanan laksatif
alami.
Jelaskan pentingnya
menghindari
mengangkat benda
berat dan mengejan.
kuman-kuman yang berasal
dari sisa defekasi agar tidak
terjadi infeksi.
Melindungi daerah luka
dari kontaminasi luar.
Pengenalan dini dari gejala
infeksi dan intervensi segera
dapat mencegah progresi
situasi serius.
Mencegah mengejan saat
difekasi dan melunakkan
feces.
Menurunkan tekanan intra
abdominal yang tidak perlu
dan tegangan otot.
BAB III
TINJAUAN SKENARIO
Tn.D umur 25 tahun,pekerjaan sopir, berobat ke dokter praktek dengan keluhan defekasi
berdarah, darah yang keluar berwarna merah segar, keadaan ini sudah berlangsung selama
setahun yang lalu. Didaerah anus terasa nyeri terutama saat mengedan waktu defekasi. Hasil
pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik colok dubur ditemui adanya fistel pada anus,
daerah anus berwarna merah, terdapat iritasi kulit perianal yang menimbulkan gatal dan
pruritus anus yang disebabkan karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan
mukus. Hasil pemeriksaan TTV TD 120/80 mmHg, nadi 80x/i, RR 20x/i, suhu 37,6 0C, hasil
laboratorium WBC 10 H 103/mm3, RBC 5,07/mm3, HGB 10,49 g/dl,HCT 34,9 L%. Klien
dirujuk kerumah sakit untuk tindakan operatif.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Apa Defenisi dari Hemoroid?
Jawab :
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
- Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal
(Sandra M Nettina).
- Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon)
pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
- Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis
superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid
eksterna ).
- Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal
dari plexus hemorrhoidalis.
- Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum
terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luasnya vena yang terkena.
2. Apakah Etiologi Hemoroid?
Jawab :
- Terlalu banyak duduk
- Kurang mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi
- Kehamilan akibat perubahan hormone
- Keturunan penderita wasir
- Hubungan seks yang tidak lazim
- Terlalu lama mengejan
- Diare menahun
- Obesitas
- Batuk berat
- Sembelit
- Menahan BAB terlalu lama
3. Jelaskan Patofisiologi Hemoroid?
Jawab :
- Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan
akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada
udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
4. Apakah Manifestasi klinis Hemoroid ?
Jawab :
- Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna
merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah
dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid
internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.
5. Apakah Klasifikasi Hemoroid ?
Jawab :
- Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah
pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat
muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan
terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang
wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di
temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi
seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di
dorong
- Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat
di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir
anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya
perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
- Sering rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit
anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
6. Apakah Komplikasi Hemoroid?
Jawab :
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena
disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar.
7. Apa saja Pemeriksaan Diagnostic Hemoroid?
Jawab :
- Colok dubur : tidak didapatkan rasa nyeri,tidak teraba tumor,colok dubur harus dilakukan
untuk mendapatkan kelainan lain.
- Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi Hemoroid interna yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan cara pengobatannya.
8. Apa Penatalaksanaan Hemoroid?
Jawab :
- Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan
operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif
indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal
diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas
hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari
danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat
pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain
merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan
infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid
selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri,
prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau
angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska
operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi
dengan bedah lebih luas.
Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa
yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara
digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian
dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat
diberikan diatas luka kanal.
9. Apakah Hemoroid merupakan penyakit keturunan atau menular?
Jawab :
- Hemoroid merupakan penyakit keturunan bukan penyakit menular.
10. Apakah Hemoroid bias terjadi pada anak-anak?
Jawab :
- Bisa, tetapi Hemoroid pada anak jarang terjadi dan biasanya jinak, namun jika Hemoroid
ditemukan, kita harus mencurigai adanya hipertensi porta. Tidak ada laporan adanya
trombosis dan komplikasi pada anak dengan Hemoroid oleh karena itu harus dikelola dengan
konservatif.
11. Apakah Hemoroid bisa menyebabkan kematian?
Jawab :
- Hemoroid tidak menyebabkan kematian, namun hemoroid dapat mengurangi lama
kehidupan.
12. Jika Hemoroid terjadi pada ibu hamil bagaimana cara penanganannya?
Jawab :
- Penanganan Hemoroid pada wanita hamil terdiri dari kombinasi dari perbaikan pola hidup
dan pemberian obat-obatan ,jika diperlukan tindakan operasi untuk Hemoroid yang sulit
diatasi dengan secara konservatif,sebaiknya ditunda sampai janin viable (dapat hidup) dan
dianjurkan dengan anestesi (bius lokal).
13. Mengapa penderita Hemoroid defekasinya berdarah?
Jawab :
- Karena mengalami pelebaran pada vena Hemiroidalis,yaitu penonjolan pada anus sehingga
pada sa’at defekasi sangat sulit,sehingga menyebabkan tonjolan tersebut pecah dan defekasi
pun berdarah, dan darah berwarna merah segar karena mengandung banyak zat asam.
14. Setelah dilakukan tindakan operatif apakah pasien dapat sembuh total?
Jawab :
- Penyakit Hemoroid dapat sembuh secara total,jika dilihat dari etiologinya maka setelah
tindakan operatif harus bisa menghindari penyebab sekaligus factor pencetus dan harus juga
banyak melakukan penkes seperti makan makanan yang berserat dengan prosedur yang benar
dan tepat sehingga tidak menimbulkan infeksi.
15. Bagaiamana insidensi atau kejadian hemoroid di Indonesia ?
Jawab :
- Hemoroid dikenal masyarakat sebagai penyakit wasir/ambeien, merupakan penyakit yang
sering dijumpai, dan telah ada sejak jaman dahulu. Sepuluh juta orang di Indonesia menderita
Hemoroid, dengan prevelensi lebih dari 4%. Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta
resep untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya. Masyarakat banyak yang belum mengerti
bahkan tidak tahu mengenai gejala dan komplikasi yang timbul dari penyakit ini.
16. Bagaimana perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang beresiko terkena penyakit
Hemoroid?
Jawab :
- Hemoroid tidak pandang bulu,baik laki-laki maupun perempuan punya resiko yng
sama.resiko Hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia.usia puncak adalah 45-65
tahun.jadi intinya perbandingan antara laki-laki dan perempuan sama.
17. Askep Hemoroid?
Jawab :
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus
atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari
setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada
pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di
hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
3. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
4. Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi
Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan
Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur
Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring
3. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai
benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah
eksternal.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong
angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
dirumah.
Intervensi
Preoperatif
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervensi Rasional
1. Resiko
kekurangan
nutrisi
berhubungan
dengan
pecahnya vena
plexus
hemmoroidalis
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, resiko
kekurangan
nutrisi
Observasi tanda-
tanda anemis
Diet rendah sisa atau
serat selama
terjadinya
perdarahan
Berikan penjelasan
Tanda – tanda anemis
diduga adanykekurangan zat
besi (Hb turun)
Dapat mengurangi
perangsangan pada daerah
anus sehingga tidak terjadi
perdarahan.
Pendidikan tentang diet,
ditandai dengan
perdarahan
yang terus -
menerus waktu
BAB.
terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat
anemis,
perdarahan
terhenti
BB tidak
turun.
tentang pentingnya
diet kesembuhan
penyakitnya
Beri kompres es
pada daerah
terjadinya
perdarahan
Beri obat atau terapi
sesuai dengan
pesanan dokter
membantu keikut sertaan
pasien dalameningkatkan
keadaan penyakitnya.
Pasien dengan pecahnya
vena plexus hemoriodalis
perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap perdarahan yang
mememrlukan penilaian
terhadap respon secara
periodik.
Pasien dengan pecahnya
vena flexus hemmoroidalis
perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap
perdarahanyangmemerlukan
penilayan terhadap respon
obat tersebut secara
periodik.
2. Defisit personal
hygene pada
anus
berhubungan
dengan massa
yang keluar
pada daerah
eksternal.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam, terjaganya
kebersihan
anus.
KH:
tidak ada
tanda-tanda
Berikan sit bath
dengan larutan
permagan 1/1000%
pada pagi dan sore
hari. Lakukan
digital(masukan
prolaps dalam tempat
semula setelah di
bersihkan)
Obserpasi keluhan
dan adanya tanda-
Meningkatkan kebersihan
dan memudahkan terjadinya
penyembuhan prolaps.
Peradangan pada anus
infeksi.
tidak terasa
gatal-gatal
pada daerah
anus.
rasa gatal pada
anus berkurang
tanda perdarahan
anus
Beri penjelasan cara
membersihkan anus
dan menjaga
kebersihanya
menandakan adanya suatu
infeksi pada anus
Pengetahuan tentang cara
membersihkan anus
membantu keikutsertaan
pasien dalam mempercepat
kesembuhanya.
Postoperatif
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervenasi Rasional
1. Nyeri
berhubungan
dengan adanya
jahitan pada
luka operasi dan
terpasangnya
cerobong angin.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam, gangguan
rasa nyaman
terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat
rasa nyeri pada
luka operasi,.
pasien dapat
melakukan
aktivitas
ringan.
skala nyeri 0-
1.
Beri posisi tidur
yang menyenangkan
pasien.
Ganti balutan setiap
pagi sesuai tehnik
aseptik
Latihan jalan sedini
mungkin
Observasi daerah
rektal apakah ada
perdarahan
Dapat menurunkan
tegangan abdomen dan
meningkatkan rasa kontrol.
Melindungi pasien dari
kontaminasi silang selama
penggantian balutan.
Balutan basah bertindak
sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan
menimbulkan rasa tidak
nyaman.
menurunkan masalah yang
terjadi karena imobilisasi.
Perdarahan pada jaringan,
imflamasi lokal atau
terjadinya infeksi dapat
meningkatkan rasa nyeri.
Meningkatkan fungsi
fisiologis anus dan
memberikan rasa nyaman
klien tampak
rileks.
Cerobong anus
dilepaskan sesuai
advice dokter
(pesanan)
Berikan penjelasan
tentang tujuan
pemasangan
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-
sisa perdarahan yang
terjadi didalam agar
bisa keluar).
pada daerah anus pasien
karena tidak ada sumbatan.
Pengetahuan tentang
manfaat cerobong anus
dapat membuat pasien
paham guna cerobong anus
untuk kesembuhan lukanya.
2. Resiko
terjadinya
infeksi pada
luka
berhubungan
dengan
pertahanan
primer tidak
adekuat
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam,resiko
infeksi teratasi.
KH:
tidak terdapat
tanda-tanda
infeksi (dolor,
kalor, rubor,
tumor,
fungsiolesa).
radang luka
mengerin
hasil LAB :
Observasi tanda
vital tiap 4 jam
Obserpasi balutan
setiap 2 – 4 jam,
periksa terhadap
perdarahan dan bau.
Ganti balutan
dengan teknik
aseptik
Bersihkan area
Respon autonomik meliputi
TD, respirasi, nadi yang
berhubungan denagan
keluhan / penghilang nyeri .
Abnormalitas tanda vital
perlu di observasi secara
lanjut.
Deteksi dini terjadinya
proses infeksi dan /
pengawasan penyembuhan
luka oprasi yang ada
sebelumnya.
Mencegah meluas dan
membatasi penyebaran luas
infeksi atau kontaminasi
silang.
mengurangi / mencegah
- leukosit
- trombosit
perianal setelah
setiap depfikasi
Berikan diet rendah
serat/ sisa dan
minum yang cukup
kontaminasi daerah luka.
mengurangi ransangan pada
anus dan mencegah
mengedan pada waktu
defikasi.
3. Kurang
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan kurang
informasi
tentang
perawatan
dirumah.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam,kurangnya
pengetahuan
teratas.
KH:
klien tidak
banyak
bertanya
tentang
penyakitna.
Pasien dapat
menyatakan
atau mengerti
tentang
perawatan
dirumah.
keluarga klien
paham tentang
proses
penyakit.
klien
Diskusikan
pentingnya
penatalaksanaan diet
rendah sisa.
Demontrasikan
perawatan area anal
dan minta pasien
menguilanginya
Berikan rendam
duduk sesuai
pesanan
Bersihakan area
anus dengan baik
dan keringkan
seluruhnya setelah
defekasi.
Berikan balutan
Pengetahuan tentang diet
berguna untuk melibatkan
pasien dalam merencanakan
diet dirumah yang sesuai
dengan yang dianjurkan
oleh ahli gizi.
Pemahaman akan
meningkatkan kerja sama
pasien dalam program
terapi, meningkatkan
penyembuhan dan proses
perbaikan terhadap
penyakitnya.
Meningkatkan kebersihan
dan kenyaman pada daerah
anus (luka atau polaps).
Melindungi area anus
terhadap kontaminasi
kuman-kuman yang berasal
dari sisa defekasi agar tidak
terjadi infeksi.
Melindungi daerah luka
dari kontaminasi luar.
Pengenalan dini dari gejala
menunjukkan
wajah tenang Diskusikan gejala
infeksi luka untuk
dilaporkan kedokter.
Diskusikan
mempertahankan
difekasi lunak
dengan
menggunakan
pelunak feces dan
makanan laksatif
alami.
Jelaskan pentingnya
menghindari
mengangkat benda
berat dan mengejan.
infeksi dan intervensi segera
dapat mencegah progresi
situasi serius.
Mencegah mengejan saat
difekasi dan melunakkan
feces.
Menurunkan tekanan intra
abdominal yang tidak perlu
dan tegangan otot.
18. Penkes apa yang diberikan pada penderita Hemoroid?
Jawab :
- Perubahan pola diet yaitu perbanyak konsumsi cairan dan makanan berserat untuk
mengurangi potensial konstifasi, pembengkakan, dan menurunkan pembengkakan pada
rectum dan anus selama BAB.
- Aktifitas yaitu penderita Hemoroid sebaiknya tidak duduk terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.
Djuhari,Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Doenges (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.
Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Parakrama,Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC
Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.