referat hemoroid

29
REFERAT HEMORRHOID Disusun oleh : Nur Ain Tahtarini Rian Ahadiyah s.ked 09700264 Dokter Pembimbing : Dr. M Jundi Agustoro, Sp.B SMF ILMU BEDAH 1

Upload: nurin

Post on 14-Dec-2015

178 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

hemoroid

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Hemoroid

REFERAT

HEMORRHOID

Disusun oleh :

Nur Ain Tahtarini Rian Ahadiyah s.ked

09700264

Dokter Pembimbing :

Dr. M Jundi Agustoro, Sp.B

SMF ILMU BEDAH

RSUD BANGIL

JAWA TIMUR

2015

1

Page 2: Referat Hemoroid

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5

2.1 Definisi ....................... ...................................................................... 5

2.2 Anatomi Kanalis Anal............................................................................... 5

2.3. Epidemiologi ......................................................................................... 7

2.4 Etiologi ......................................................................................... 7

2.5 faktor resiko …………………………………………………………….. 8

2.6 Patofisiologi ......................................................................................... 8

2.7 Klasifikasi ......................................................................................... 9

2.8 Tanda dan Gejala....................................................................................... 11

2.9 Diagnosis ......................................................................................... 11

2.10 Diagnosis Banding.................................................................................. 12

2.11 Penatalaksanaan...................................................................................... 13

2.11.1. Terapi Konservatif............................................................................... 13

2.11.2. Terapi Medikamentosa........................................................................ 13

2.11.3.Terapi Non Operatif Elektif................................................................. 14

2.11.4.Terapi Operatif .................................................................................... 15

2.12 Komplikasi....................................................................... 15

2.13 Pencegahan...................................................................... 16

2.14 Prognosis.......................................................................... 16

2

Page 3: Referat Hemoroid

BAB I

PENDAHULUAN

Hemorroid merupakan penyakit yang cukup sering terjadi,walaupun

patogenesisnya belum sepenuhnya dipahami tetapi peranan kerusakan penyangga

pembuluh darah,hipertrofi sfinkter ani dan beberapa faktor pemburuk yang

menyebabkan peningkatan tekanan intrarektum mempunyai kontribusi untuk

terjadinya hemorroid.

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti

mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang

mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam

pelksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, tetapi akan

menjadi patologi apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik.

Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh

penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.

Hemorroid adalah penyakit yang cukup sering terjadi di masyarakat dan

tersebar luas diseluruh dunia.Prevalensi penyakit ini di USA diperkirakan sekitar

4-5%.Hemorroid bukan penyakit yang fatal,tetapi sangat mengganggu

kehidupan.Sebelumnya hemorroid ini dikira hanya timbul karena stasis aliran

darah daerah pleksus hemorroidalis,tetapi ternyata tidak sesederhana

itu.Simptomatologi sering tidak sejalan dengan besarnya hemorroid,kadang-

kadang hemoroid yang besar tidak/hanya sedikit memberikan keluhan,

sebaliknya hemorroid kecil dapat memberikan gejala perdarahan masip.Karena

itu untuk diagnosis hemorroid memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan konfirmasi yang teliti serta perlu dievaluasi dengan seksama agar

dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai.

Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah

pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh

mkosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskular di dalam jaringan

submukosa pada rektum sebelah bawah. Hemoroid sering dijumpai pada tiga

3

Page 4: Referat Hemoroid

posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid

yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer tersebut.

Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus

hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di

bawah epitel anus.

Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan

secara lngar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari

rektum sebelah bawah anus. Pleksus hemoroid internus mengalirkan darah ke

vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid

eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah erinium dan

lipat paha ke vena iliaka.

Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang

memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi

menahun, kehamilan, dan obesitas.

4

Page 5: Referat Hemoroid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah

anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis. Pelebaran dan inflamasi ini

menyebabkan pembengkakan submukosa pada lubang anus. Dalam masyarakat

umum hemoroid lebih dikenal dengan wasir. (de Jong, 2005)

Hemoroid dibedakan hemoroid interna dan eksterna:

1. Hemoroid interna

Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus v.hemoroidalis superior diatas

garis mukokutan (linea dentata) dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini

merupakan bantalan vaskuler didalam jaringan submukosa pada rektum sebelah

bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-

belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga

letak primer tersebut.

2. Hemoroid eksterna

Pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di bawah

linea dentata dan ditutupi oleh epitel gepeng. (de Jong, 2005)

.

Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada

mukosa rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi

5

Page 6: Referat Hemoroid

ketika plexus vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari

“hemoroid adalah dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan

superior”.

Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena

hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena

hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur

berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.

2.2 Anatomi Kanalis Anal

Kanalis anal memiliki panjang sekitar 4 cm, yang dikelilingi dengan

mekanisme sfingter anus. Setengah bagian atas dari kanalis anal dilapisi oleh

mukosa glandular rektal. Mukosa bagian teratas dari kanalis anal berkembang

sampai 6-10lipatan longitudinal, yang disebut columns of Morgagni, yang

masing masing memiliki cabang terminal dari arteri rektal superior dan vena.

Lipatan-lipatan ini paling menonjol di bagian lateral kiri, posterior kanan dan

kuadran anterior kanan, dimana vena membentuk pleksus vena yang menonjol.

Mukosa glandular relatif tidak sensitif, berbeda dengan kulit kanalis, kulit

terbawahnya lebih sensitif.

Mekanisme spinter anal memiliki tiga unsur pembentuk, spinter internal,

spinter eksternal dan puborektalis. Spinter internal merupakan kontinuasi yang

semakin menebal dari muskular dinding ginjal. Spinter eksternal dan

puborektalis sling (yang merupakan bagian dari levator ani) muncul dari dasar

pelvis.

Vaskularisasi rektum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh melalui

arteri hemoroidalis superior, media, dan inferior. Arteri hemoroidalis superior

merupakan kelanjutan akhir arteri mesentrika inferior. Arteri hemoroidalis media

merupakan cabang ke anterior dari arteri hipogastrika. Arteri hemoroidalis

inferior dicabangkan oleh arteri pubenda interna yang merupakan cabang dari

arteri iliaca interna, ketika arteri tersebut melewati bagian atas spina ischiadica.

Sedangkan vena-vena dari kanalis anal dan rektum mengikuti perjalanan

yang sesuai dengan perjalanan arteri. Vena-vena ini berasal dari 2 pleksus yaitu

6

Page 7: Referat Hemoroid

pleksus hemoroidalis superior (interna) yang terletak di submukosa atas anorectal

junction,dan pleksus hemoroidalis inferior (eksterna) yang terletak di bawah

anorectal junction dan di luar lapisan otot.

Gambar 2.1. Kanalis Anal

Persarafan rektum terdiri atas sistem saraf simpatik dan parsimpatik.

Serabut saraf simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inferior dan dari sistem

parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan

keempat. Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sakral

kedua, ketiga, dan keempat.

2.3 Epidemiologi

Hemoroid sering terjadi pada dewasa dengan umur 45 sampai dengan 65

tahun . Di Amerika Serikat, hemoroid adalah penyakit yang cukup umum dimana

pasien dengan umur 45 tahun yang didiagnosis hemoroid mencapai 1.294 per

100.000 jiwa. Sebuah penelitian yang dilakukan di Iran menunjukkan sebanyak

7

Page 8: Referat Hemoroid

48 persen dari pasien yang menjalani prosedur sigmoidoskopi dengan keluhan

perdarahan anorektal memperlihatkan adanya hemoroid.

Meskipun begitu, menurut Pigot dkk pada tahun 2005 epidemiologi

hemoroid tidak begitu diketahui karena penelitian yang ada memiliki hasil yang

sangat bervariasi. Banyak orang yang mengalami hemoroid dan tidak

berkonsultasi dengan dokter. Pasien terkadang merasa ragu untuk mengobatinya

karena rasa takut, malu, dan nyeri pada terapi hemoroid, sehingga insidensi yang

sebenarnya dari penyakit ini tidak dapat dipastikan.

2.4 Faktor resiko

1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus

hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.

2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga

otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis

4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat

barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.

5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra

abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan

sering mengejan pada waktu defekasi.

2.5 Etiologi

Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain kurangnya

mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum,

kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika,

kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen,

tumor usus), dan sirosis hati.

Konstipasi merupakan etiologi hemoroid yang paling sering. Konstipasi

terjadi apabila feses menjadi terlalu kering, yang timbul karena defekasi yang

tertunda terlalu lama. Jika isi kolon tertahan dalam waktu lebih lama dari normal,

8

Page 9: Referat Hemoroid

jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses menjadi kering

dan keras.

Kejadian hemoroid umumnya sebanding pada laki-laki maupun

perempuan. Sekitar setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami

hemoroid. Hemoroid juga terjadi pada wanita hamil. Pada wanita hamil, janin

pada uterus, serta perubahan hormonal, menyebabkan pembuluh darah

hemoroidalis meregang. Semua vena dapat diperparah saat terjadinya tekanan

selama persalinan. Hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan komplikasi

yang bersifat sementara.

2.6 Patofisiologi

Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau

alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat

yang berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap

bantalan terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. Struktur

vaskular tersebut membuat tiap bantalan membesar untuk mencegah terjadinya

inkontinensia.

Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong

dan bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta

mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang akan

mengakibatkan prolapsus. Bantalan yang mengalami prolapsus akan terganggu

aliran balik venanya. Bantalan menjadi semakin membesar dikarenakan

mengedan, konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air

besar, serta kondisi seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra

abdominal. Perdarahan yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh

trauma mukosa lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.

Taweevisit dkk pernah menyimpulkan bahwa sel mast memiliki peran

multidimensional terhadap patogenesis hemoroid, melalui mediator dan sitokin

yang dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada tahap awal vasokonstriksi terjadi

bersamaan dengan peningkatan vasopermeabilitas dan kontraksi otot polos yang

diinduksi oleh histamin dan leukotrin. Ketika vena submukosal meregang akibat

9

Page 10: Referat Hemoroid

dinding pembuluh darah pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel

darah merah dan perdarahan. Sel mast juga melepaskan platelet-activating factor

sehingga terjadi agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut

hemoroid.

Pada tahap selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan

mengalami rekanalisasi dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh kandungan

granul sel mast. Termasuk diantaranya tryptase dan chymase untuk degradasi

jaringan stroma, heparin untuk migrasi sel endotel dan sitokin sebagai TNF-α

serta interleukin 4 untuk pertumbuhan fibroblas dan proliferasi. Selanjutnya

pembentukan jaringan parut akan dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari

sel mast.

2.7 Klasifikasi

Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentate line

menjadi batas histologis. Klasifikasi hemoroid yaitu:

a.Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh

epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf

nyeri somatik.

b.Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.

c.Hemoroid internal-eksternal dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit

pada bagian inferior serta memiliki serabut saraf nyeri.

10

Page 11: Referat Hemoroid

Gambar 2.2. Hemoroid

Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut

berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan

hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini

sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor

nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skintag berupa satu atau lebih lipatan kulit

anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh darah.

Hemoroid interna sendiri diklasifikasikan lagi menjadi 4 derajat, yaitu :

a.Derajat I

Terjadi varises/pelebaran vena tetapi belum ada benjolan/prolaps saat defekasi.

b.Derajat II

Adanya perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama

defekasi berlangsung, tapi prolaps ini dapat kembali secara spontan.

c.Derajat III

Sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara spontan

dan harus didorong (reposisi manual).

d.Derajat IV

11

Page 12: Referat Hemoroid

Prolaps tidak dapat direduksi/inkarserasi. Prolaps dapat terjepit diluar, dapat

mengalami iritasi, inflamasi, oedema, dan ulserasi, sehingga saat ini hal ini

terjadi baru timbul rasa sakit.

Gambar 2.3. Derajat Hemoroid Interna

2.8 Tanda dan Gejala

Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid, yaitu:

a.Hemoroid internal

Prolaps dan keluarnya mukus.

Perdarahan.

Rasa tak nyaman.

Gatal.

b.Hemoroid eksternal

Rasa terbakar.

Nyeri (jika mengalami trombosis).

Gatal.

2.9 Diagnosis

Penegakan diagnosis untuk hemoroid dilakukan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis yang baik akan

12

Page 13: Referat Hemoroid

menghasilkan diagnosa yang tepat. Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor

obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan intra abdominal yang

tinggi (mengejan), pasien yang sering jongkok berjam-jam di toilet, dan dapat

disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan.

Pada anamnesis juga biasanya didapati bahwa pasien menemukan adanya

darah segar pada saat buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan

adanya gatal-gatal pada daerah anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien

akan merasakan adanya masa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman.

Pasien akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid derajat IV yang telah mengalami

trombosis.

Setelah anamnesa, pemeriksaan fisik diperlukan untuk mendiagnosis

sebuah hemoroid.

1. Inspeksi

Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi trombus.

Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara menyuruh

pasien mengejan. Prolpas dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.

2. RT (Rectal Toucher)

Pada pemeriksan colok dubur, hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan

vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri, colok dubur

diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.Pada posisi

litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu

dikenal dengan three primary haemorrhoidal areas.

3. Anaskopi

Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak

menonjol ke luar. Anoskop dimasukan dan diputar untuk mengamati keempat

kuadran. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskular yang menonjol ke

dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit, ukuran hemoroid

akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.

13

Page 14: Referat Hemoroid

4. Proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih

tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang

menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

2.10 Diagnosis Banding

Perdarahan rektum yang merupakan manifestasi utama hemoroid interna

juga terjadi pada karsinoma kolorektum, penyakit divertiel, polip, kolitis

ulserosa, dan penyakit lain yang tidak begitu sering terdapat di kolorektum.

Prolpas rektum harus juga dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid

interna. Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya biasanya tidak sulit

dibedakan dari hemoroid yang mengalami prolaps. Lipatan kulit luar yang lunak

14

Page 15: Referat Hemoroid

akibat trombosis hemoroid eksterna sebelumnya juga mudah dikenali. Adanya

lipatan kulit sentinel pada garis tengah dorsal, yang disebut umbai kulit, dapat

menunjukan adanya fisura anus.

2.11 Penatalaksanaan

2.10.1. Terapi Konservatif

Diet berserat, buah-buahan, sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat

yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa

tidak mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga

feses menjadi lunak. Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi

usus menjadi besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan

mengurangi keharusan mengejan secara berlebihan.

2.10.2. Terapi Medikamentosa

Terapi ini ditujukan bagi pasien hemoroid dengan derajat awal. Obat

antiinflammasi seperti steroid topikal jangka pendek dapat diberikan untuk

mengurangi udem jaringan karena inflammasi.Antiinflammasi ini biasanya

digabungkan dengan anestesi lokal,vasokonstriktor,lubricant,emollient dan zat

pembersih perianal. Obat-obat ini tidak akan berpengaruh terhadap hemorroidnya

sendiri,tetapi akan mengurangi inflammasi,rasa nyeri/tidak enak dan rasa

gatal.Penggunaan steroid ini bermanfaat pada saat ekaserbasi akut dari hemorroid

karena bekerja sebagai anti inflammasi, antipruritus dan

vasokonstriktor.Walaupun demikian pemakaian jangka panjang malah menjadi

tidak baik karena menimbulkan atrofi kulit perianal yang merupakan predisposisi

terjadinya infeksi.Demikian pula obat yang mengandung anestesi lokal perlu

diberikan secara hati-hati karena sering menimbulkan reaksi buruk terhadap

kulit/mukosa.

Sitz bath (bagian anus direndam di waskom/ember dengan air hangat +

permanganas kalikus) sangat bermanfaat karena ada efek membersihkan perianal.

Obat flebotonik seperti Daflon atau preparat rutacea dapat meningkatkan

tonus vena sehingga mengurangi kongesti.Daflon merupakan obat yang dapat

15

Page 16: Referat Hemoroid

meningkatkan dan memperlama efek noradrenalin pada pembuluh

darah.Penelitian double blind placebo-controlled dari Daflon ternyata

memberikan manfaat untuk terapi hemorroid baik pada keadaan non akut

maupun pada saat ekaserbasi akut.

2.10.3. Terapi Non Operatif Elektif

1.Skleroterapi

Teknik ini dilakukan menginjeksikan 5 mL oil phenol 5 %, vegetable oil,

quinine, dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution. Lokasi injeksi

adalah submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut adalah edema,

reaksi inflamasi dengan proliferasi fibroblast, dan trombosis intravaskular.

Reaksi ini akan menyebabkanfibrosis pada sumukosa hemoroid. Hal ini akan

mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan hemoroid. Teknik ini murah dan

mudah dilakukan, tetapi jarang dilaksanakan karena tingkat kegagalan yang

tinggi.

2.Rubber band ligation.

Ligasi jaringan hemoroid dengan rubber band menyebabkan nekrosis iskemia,

ulserasi dan scarring yang akan menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding

rektum. Komplikasi prosedur ini adalah nyeri dan perdarahan.

16

Page 17: Referat Hemoroid

3.Infrared thermocoagulation.

Sinar infra merah masuk ke jaringan dan berubah menjadi panas. Manipulasi

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengatur banyaknya jumlah

kerusakan jaringan. Prosedur ini menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis

jaringan hemoroid. Teknik ini singkat dan dengan komplikasi yang minimal.

4.Cryotherapy.

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat rendah untuk

merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal yang terbentuk di dalam sel,

menghancurkan membran sel dan jaringan. Namun prosedur ini menghabiskan

banyak waktu dan hasil yang cukup mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik

yang paling jarang dilakukan untuk hemoroid.

2.10.4. Terapi Operatif

1.Hemoroidektomi

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada

penderita hemoroid derajat III atau IV. Terapi ini juga dapat dilakukan pada

penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan

cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang

mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan

hemoroidektomi.

Prinsip yang harus diperhatian pada hemoroidektomi adalah eksisi hanya

dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin

pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus.

2.Stappled Hemorrhoidopexy.

Teknik dilakukan dengan mengeksisi jaringan hemoroid pada bagian proksimal

dentate line. Keuntungan pada stappled hemorrhoidopexy adalah berkurangnya

rasa nyeri paska operasi.

17

Page 18: Referat Hemoroid

2.12 Komplikasi

Perdarahan akut pada umunya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah

adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal

sistemik pada hipertensi portal dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Perdarah akut semacam ini dapat

menyebabkan syok hipovolemik. Sedangkan perdarahan kronis menyebabkan

terjadinya anemia, karena jumlah eritrosit yang keluar tidak dapat diimbangi oleh

jumlah yang diproduksi. Sering pasien datang dengan Hb 3-4. Pada pasien ini

penanganannya tidak langsung operasi tetapi ditunggu sampai Hb menjadi 10.

2.13 Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi

asimptomatik. Dengan melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi

hasilnya sangat baik, namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka

kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi non operatif seperti seperti ligasi cincin

karet menimbulkan kejadian rekuren sekitar 30-50% antara kurun waktu 5-10

tahun.

18

Page 19: Referat Hemoroid

2.14 Pencegahan

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya

kekambuhan keluhan hemoroid, diantaranya :

1.Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar.

2.Cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan

buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan

gelas sehari untuk melancarkan defekasi.

3.Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi keras.

4.Tidur cukup.

5.Jangan duduk terlalu lama.

6.Senam/olahraga rutin.

19

Page 20: Referat Hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

Arullani A and Capello G.Diagnosis And Current Treatment Of Hemorrhoidal Disease. Angiology. 1994;45:560-565

Barnet JL.Anorectal Diseases dalam Textbook of Gastroenterology ed.3. Yamada T(ed) Lippincot William&Wilkins.Philadelphia.1999:2083-2088.

Keighley MRB,William NS.Surgery Of The Anus Rectum And Colon. WB Saunders Co. London.1993:295-363.

Jong De. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Usus Halus, Apendiks, Kolon, dan Rektum. Jakarta : EGC. P : 788-792.

Schrock TR.Examination Of Anorectum And Disases Anorectum Dalam Gastrointestinal Disease.Pathophysiology/diagnosis/management. edisi 5.Sleis enger MH,FordtrandJS(ed.).WB Sauders Co.Philadelphia.1993:1499-1502

Schuster MM,Ratych RE. Anorectal Diseases dalam Bockus Gastroenterology edisi 5.HaubrichW,Schaffner F, Berk JE(ed.).WB Saunders Co.Philadelphia.1995:1773-1776

20