realitas bangsa

32
Realitas Bangsa Permasalahan Lingkungan Kelompok 67 Calon Panitia OSKM 2012 Pulau Kayangan Oleh: Rani Nurzahidah FMIPA 16011093 Riska Amelia FMIPA 16011250 Rizca Zahra SITH 16111045 Nadia Zahrina Wulansari FITB 16311125 Qoyyima Fias Salam FITB 16311232 Dadang Kurnia FTTM 16411063 Adam Verdyansyah P FTTM 16411179 Bellaria Putri Syawallita STEI 16511076 Bagas Sulistya Wibawa FTSL 16611046 Dira Silvia Irvanny FTSL 16611162 Marcel Tirawan FTSL 16611276 Fajar Sidiq FTI 16711093 Religia Shaliha FTI 16711243 Ibrahim Musa Ashidiqie FSRD 16811055 Azzahra Rahmani Ali FTMD 16911155 Nadiyya Zahratul Jannah SAPPK 19911036 Astri briliyanti SAPPK 19911137 Rosalia Pujiastuti SF 16211044 Lukman Kadafi FITB 16311019 Rizky Kusumah STEI 16511285 Ceria Minati SBM 19011079 1

Upload: muhammad-kamal

Post on 19-Nov-2015

251 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sadada

TRANSCRIPT

Realitas BangsaPermasalahan LingkunganKelompok 67 Calon Panitia OSKM 2012Pulau Kayangan

Oleh:

Rani Nurzahidah FMIPA 16011093Riska Amelia FMIPA 16011250Rizca Zahra SITH 16111045Nadia Zahrina Wulansari FITB 16311125Qoyyima Fias Salam FITB 16311232Dadang Kurnia FTTM 16411063Adam Verdyansyah P FTTM 16411179Bellaria Putri Syawallita STEI 16511076Bagas Sulistya Wibawa FTSL 16611046Dira Silvia Irvanny FTSL 16611162Marcel Tirawan FTSL 16611276Fajar Sidiq FTI 16711093Religia Shaliha FTI 16711243Ibrahim Musa Ashidiqie FSRD 16811055Azzahra Rahmani Ali FTMD 16911155Nadiyya Zahratul Jannah SAPPK 19911036Astri briliyanti SAPPK 19911137Rosalia Pujiastuti SF 16211044Lukman Kadafi FITB 16311019Rizky Kusumah STEI 16511285Ceria Minati SBM 19011079

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNGBANDUNG2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................1DAFTAR ISI.................................................................................................................2BAB I (Laporan Wawancara).....................................................................................3BAB II (Artikel dan Resensi)...................................................................................... 15BAB V (Kesimpulan).................................................................................................. 22DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 24

BAB ILaporan Wawancara

1. Wawancara dengan Ketua RTSelasa tanggal 12 Juni 2012, kami mengunjungi ketua RT 2 di Jalan Sadang Sari RT 2 RW 14, Kota Bandung. Kami mengunjungi beliau bertujuan untuk sekedar berbincang-bincang mengenai kondisi bangsa Indonesia di wilayah Bandung terutama tentang lingkungan. Ketua RT 2, Mamat Hidayat, mengatakan bahwa beliau jarang bepergian keluar rumah sehingga beliau hanya mengamati kondisi di sekitar RW 14 saja dan hanya mengetahui berita dari televisi saja. Beliau menjelaskan kepada kami bahwa kondisi warga di sekitar RW 14 secara umum baik-baik saja bahkan terbilang aman.Mamat Hidayat menjelaskan bahwa kondisi lingkungan RW 14 sudah cukup tertata rapi. Hal ini dikarenakan Dinas Pertamanan Kota Bandung menghimbau kepada seluruh warga Kota Bandung untuk mengadakan Jumsih (Jumat Bersih) satudi wilayah tempat tinggal masing-masing. Warga RT 2 juga diwajibkan untuk setidaknya menanam pepohonan yang kecil di sekitar rumah mereka. Ketua RW 14 pun menghimbau staf RT di RW 14 untuk mengikuti program kerjanya yaitu mengikuti kerja bakti di lingkungan RW 14 karena akan dibangun jalan baru di sepanjang jalan RW 14.Adapun sistem pengolahan sampah di RW 14 yaitu dengan pengambilan sampah sebanyak dua hari sekali oleh petugas kebersihan dari RT 1 untuk daerah di RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4. Sampah-sampah itu kemudian dikumpulkan ke TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang berada di dekat terminal sebelah kiri. Di TPS, sampah-sampah tersebut kemudian dipilah oleh para pemulung dan petugas kebersihan. Warga dikenakan iuran wajib per bulan sebesar lima ribu rupiah untuk iuran sampah, kematian dan tabungan septic tank.Permasalahan lingkungan di sekitar wilayah RW 14 juga dapat berupa kriminalitas, seperti pencurian sepeda motor yang sering terjadi di sekitar Apotek Sadang Serang. Menurut Mamat, tindak kriminal kemungkinan tidak akan terjadi apabila warga bisa menjadi diri dan tidak memancing-mancing tindak kriminal tersebut. Selain kriminalitas, permasalahan di Kota Bandung juga yaitu kemacetan. Hal ini dikarenakan kendaraan roda dua semakin meningkat dan melebihi batas. Kemacetan mencapai puncaknya ketika sore hari yaitu saat pembubaran kerja dan pada pagi hari saat berangkat kerja. Menurut Mamat, upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi lingkungan sudah cukup baik. Pemerintah melakukan hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjangkitnya DBD. Program yang dicanangkan pemerintah sudah cukup baik, tapi keberhasilan program ini tergantung pada orang yang melakukan programnya nanti.Peran Mahasiswa di lingkungan di sekitar wilayah RW 14 seharusnya ikut membaur dengan masyarakat dan ikut membersihkan lingkungan di sekitar wilayah RW 14, apalagi di sekitar wilayah RW 14 ini banyak mahasiswa yang kost. Harapan Mamat sebagai ketua RT 2 ini adalah warga di RT 2 ini dapat saling mengenal satu dengan yang lain. Upaya yang dilakukan beliau untuk mewujudkan harapannya adalah dengan mengadakan kegiatan yang dapat merekatkan tali silaturahmi antar warga seperti acara tujuh belas agustusan, lomba membuat gapura, dan pengajian.

2. Wawancara dengan Pengunjung MallPria ini bernama Steve, seorang warga Negara Korea Selatan yang sudah tinggal di Bandung selama 5 bulan. Bertempat di suatu tempat makan di Bandung Indah Plaza, kami memewancarai Steve mengenai kondisi lingkungan di kota Bandung.Menurut Steve, kota Bandung adalah kota yang indah karena, kota Bandung memilki hawa yang sejuk, kuliner yang menarik serta penduduknya yang ramah. Mengenai kondisi lingkungan di Bandung menurut Steve terdapat masalah pada polusi, sampah dan sistem irigasi kota Bandung.Mengenai polusi di Bandung, jika di bandingkan dengan kota asala Steve yaitu Seoul, Bandung memilki udara yang kotor. Walaupun hawanya dingin dan sejuk, polusi terdapat dimana-mana terutama dari asap kendaraan bermotor dan rokok. Kendaraan di Bandung sangat banyak terutama sepeda motor, ketika terjadi kemacetan di suatu tempat dan disana akan banyak kumpulan sepeda motor dan mobil maka tempat tersebut udaranya akan sangat tidak enak dan membuat sesak nafas ujar Steve yang pernah mengalami kondisi tersebut. Kemudian, banyak orang yang merokok sembarangan seperti di tempat umum dan di angkutan umum. Sangat disayangkan bahwa Indonesia tidak memilki hukum mengenai merokok di fasilitas publik tambah Steve. Ia juga merasa masalah polusi ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena itu akan berpengaruh terhadap masalah kesehatan pernapasan penduduk Bandung sendiri.Kemudian untuk masalah sampah Steve tidak mengerti mengapa penduduk Bandung bisa membuang sampah di kali atau sungai. Karena menurut dia, mereka mengalami kebanjiran setiap tahuannya akan tetapi, mereka tidak juga belajar dari kesalahan mereka. Untuk menumbuhkan kesadaran ini menurutnya, harus di mulai dari lingkungan keluarga dan sekolah terlebih dahulu dan juga di mulai sejak usia dini. Karena di negaranya, mereka sudah dibiasakan bahkan, dimarahi atau dihukum jika ketahuan membuang sampah sembarangan ketika kecil dan begitu mereka besar denda yang akan mereka bayar hanya dengan mmembuang sampah sembarangan bisa mencapai 400-800 ribu rupiah. Bahkan, jika mereka merokok disembarangan tempat denda yang akan dikenakan bisa mencapai satu juta rupiah. Mungkin ini akan berhasil juga jika diterapkan di Indonesia tambah Steve.Yang terakhir untuk masalah irigasi di Kota Bandung,menurutnya akan lebih baik jika pemerintah mengalokasikan dana yang lebih besar untuk memperbaiki sistem irigasi di kota ini. Ia bercerita bahwa ia melihat nyaris semua saluran air di kota Bandung itu masih tergolong sempit dan tidak sesuai dengn debit air yang mengalir di selokan tersebut belum lagi di tambah dengan banyaknya sampah yang dibuang ke dalam saluran tersebut. Solusi masalah ini adalah memperbesar saluran air di wilayah Bandung apalagi Bandung termasuk kota dengan curah hujan yang cukup tinggi. Dan Steve kembali mengungkit tentang hukum yang ketat dan jelas mengenai pembuangan sampah. Menurutnya, jika hukum di Indonesia ini ditegakkan dengan benar maka masalah sampah, polusi, dan pengairan ini bisa diselesaikan.

3. Wawancara dengan Pengamen

Namanya adalah Yudi. Mungkin secara tidak sadar kita seringkali bertemu dengan Yudi dan teman-temannya di lampu merah perempatan ruas-ruas jalanan di Bandung. Yudi sehari-hari mencari nafkah dengan melantunkan lagu diiringi dengan petikan senar-senar gitar yang ia mainkan. Ya, Yudi adalah seorang pengamen, tepatnya di perempatan daerah Simpang, Dago.Jika dilihat dari riwayat pendidikannya, Yudi dapat dikatakan cukup berpendidikan karena ia sempat mengenyam pendidikan sampai lulus dari Sekolah Teknik Menengah, atau yang biasa disebut STM. Yudi bersekolah di STM dengan mengambil spesialisasi di bidang otomotif. Yudi pun sempat bekerja selama 2 tahun di sebuah bengkel dan menangani angkot yang mogok.Dengan pendidikan yang cukup dan pekerjaan yang dapat menyalurkan ilmu yang ia dapat selama bersekolah, ternyata Yudi lebih memilih mencari uang dengan cara mengamen. Bukan karena masalah tidak cocok dengan minat, tapi menjadi montir di bengkel tidak menjanjikan jumlah pendapatan yang pasti. Jika ada angkot yang mogok, barulah ia turun untuk bekerja. Sedangkan jika tidak ada angkot yang mogok, Yudi pun terpaksa tidak mendapatkan uang karena tidak ada pekerjaan yang dapat ia lakukan. Tapi mengamen pun sebenarnya tidak dapat dibilang lebih menjanjikan juga daripada bekerja di bengkel.Menjadi pengamen, walaupun ia akui bukanlah pekerjaan yang dapat memberinya banyak uang ataupun penghasilan yang tetap, lumayan dapat menafkahi Yudi, istri dan ketiga anaknya. Alhamdulillah istri saya juga kerja, jadi bisa lumayan lah bantu-bantu, begitu tuturnya. Saat ini Yudi sudah berkeluarga dan memiliki 3 orang anak. Anak yang pertama sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar kelas 5.Ketika ditanya tentang pendapatnya terutama kondisi lingkungan kota Bandung, ia pun menanggapi bahwa bandung sudah banyak berubah dibandingkan dulu. Sebagai bagian warga yang dari kecil tinggal di Bandung, ia menyatakan bahwa saat ia kecil Bandung lebih hijau, lebih bersih dan tentunya lebih tertib. Daerah Simpang, tempatnya mengamen pun ia akui jarang didatangi petugas kebersihan untuk dibersihkan. Akibatnya, dapat dilihat banyak sampah berceceran di pinggiran jalan. Di daerah Simpang lebih parah lagi, sampah menumpuk sampai mengganggu ruas jalan kendaraan dan tentu saja menimbulkan aroma yang tidak sedap.Yang paling ia sesalkan dari kondisi kota Bandung sekarang adalah kemacetan. Kalau sudah tiba sore hari, yaitu jam bubar perkantoran, volume kendaraan di ruas jalanan terutama di daerah Simpang langsung melonjak dan kemacetan pun tak dapat dihindari terjadi. Macet juga ngaruh loh ke kita sebagai pengamen, kata Yudi. Dengan adanya kemacetan, jumlah kendaraan yang melewati lampu merah tidak banyak dan waktu sebuah kendaraan berhenti di lampu merah pun lebih lama dari biasanya. Akibatnya, mobil-mobil yang dapat Yudi datangi juga tidak sebanyak jika kondisi lalu lintas sedang lancar. Ia pun berpendapat bahwa kemacetan sangat berpengaruh kepada keadaan mood para pengguna jalan, seringnya mereka jadi kesal. Ya kalau lagi macet gitu, orang pada kesel, ya boro-boro mau ngasih yang ngamen, tutur Yudi.Yudi berharap kota Bandung bisa terus maju ke arah yang lebih baik. Ia menginginkan kota Bandung dapat lebih bersih, aman, nyaman, dan tertib. Yudi berharap pemerintah bisa lebih banyak turun untuk menertibkan dan menyediakan fasilitas yang memadai bagi kota ini. Saya ngomong gini juga percuma, ga akan didenger sama pemerintahnya juga. Ngomong rame-rame aja pas demo belum tentu didenger. Apalagi saya yang sendiri gini, sesal Yudi.Pengamen yang membawa instrumen gitar ini ternyata memiliki musisi favorit, yaitu Iwan Fals. Bisa dibilang, dari lagu-lagunya Iwan Fals saya bisa cari makan, begitu tutur Yudi.4. Wawancara dengan Pengemis

Wawancara kali ini dilakukan dengan narasumber seorang nenek tua bernama Tursinah yang berprofesi sebagai pengemis jalanan. Beliau berusia 80 tahun, dan semenjak umur 12 tahun sudah berada di Bandung. Nenek Tursinah berasal dari Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Nenek Tursinah bertempat tinggal di Jalan Sukajadi Bandung. Nenek tua tersebut sehari-harinya mengemis di sekitar Jalan Cisitu Baru dan Jalan Kidang Pananjung. Setiap hari, beliau pulang dan pergi menggunakan ojek dari rumahnya hingga Cisitu Baru atau Kidang Pananjung. Nenek tersebut memiliki 1 orang anak dan 3 orang cucu. Beliau melakukan pekerjaan ini semata-mata untuk membantu biaya sekolah cucu-cucunya. Karena, anak beliau hanya berprofesi seorang kuli bangunan yang pendapatannya hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja. Oleh sebab itu, nenek Tursinah lah yang membantu anaknya mencari uang dengan mengemis atau meminta-minta kepada orang-orang yang lewat di jalanan. Pendapatan yang didapatkan oleh nenek Tursinah tidak menentu setiap harinya. Kadang-kadang banyak dan kadang-kadang bisa sangat sedikit. Nenek ini mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar tempat beliau mengemis tersebut. Beliau mengaku sering diberi makanan ataupun minuman oleh warga setempat. Nenek Tursinah menjadi pengemis ini baru setahun belakangan. Sebelumnya, nenek tersebut sudah bekerja lama di daerah tersebut. Hal itulah yang menyebabkan beliau memilih Cisitu Baru dan Kidang Pananjung sebagai tempat untuk mengemis, karena sudah mengenal banyak warga di sekitar Cisitu Baru dan Kidang Pananjung.Menurut Nenek Tursinah, kondisi lingkungan Bandung saat ini cukup baik. Walaupun memang sudah banyak perubahan yang terjadi di bandingkan dengan saat awal beliau ke sini. Tapi sampai saat ini, beliau masih merasa aman dan nyaman tinggal di Kota Bandung. Kebersihan lingkungan pun juga terawat baik dengan adanya petugas kebersihan yang membersihkan dan menyapu jalanan setiap hari.Namun, dengan banyaknya rumah dan kosan yang di bangun di sekitar daerah tersebut menyebabkan daerah tersebut sering dilanda banjir disaat hujan lebat. Harapan Nenek Tursinah kepada Pemerintah yaitu agar senantiasa memperhatikan kondisi rakyat kecil. Beliau masih sangat mengharapkan bantuan ekonomi dari pemerintah, berupa beras murah dan harga sembako murah.

5. Wawancara dengan Siswa SMANarasaumber ini adalah seorang siswi bernama Santi M. dari sebuah SMA negeri di Bandung angkatan 2012, menyebutkan bahwa keadaan lingkungan di kota Bandung sudah sangat memprihatinkan. Banyak orang yang sudah tak lagi peduli dengan isu-isu lingkungan yang mulai bermunculan, sepergi global warming.

Narasumber merasa bahwa semakin banyak saja masyarakat yang hanya menumpang hidup di Bandung. Menumpang hidup, berarti hanya sekedar menggunakan haknya lalu melakukan kewajibannya , misalnya menggunakan air sebanyak-banyaknya lalu membayar iuran air tersebut. Bagi kebanyakan orang, setelah membayar iuran, tak ada lagi masalah. Padahal, masih banyak masalah yang menunggu di balik sana. Air yang terlalu banyak dipakai di suatu tempat, tentu akan mambuat tempat lainnya kekurangan.Masalah yang lainnya adalah sampah. Narasumber merasa kecewa dengan pemisahan sampah. Banyak pihak yang sudah mengucurkan dana untuk membuat beberapa tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya agar nantinya sampah tersebut tidak sepenuhnya dibuang (ada yang bisa didaur ulang).Meskipun begitu, kenyataan di lapangan sangat menyedihkan. Masyarakat seringkali tidak membuang sampah sesuai jenis sampahnya. Tidak terhitung berapa banyak tempat sampah organik yang menjadi tempat sampah umum (tercampur sampahnya dengan sampah non-organik).Puncaknya berada di TPA (tempat pembuangan akhir), dimana sampah yang katanya sudah dipisahkan berdasarkan jenisnya itu malah dicampurkan kembali untuk kemudian diperlakukan sama. Narasumber pernah mendengar berita bahwa tidak ada kebijakan khusus mengenai pemisahan sampah tersebut. Karena itulah, sampai saat ini masalah sampah masih menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan.Narasumber berharap untuk ke depannya, pemerintah membuat suatu lembaga khusus yang dapat menangani masalah lingkungan di kota Bandung, selain dinas kebersihan. Karena ruang lingkup dinas kebersihan terlalu luas untuk menangani semua masalah lingkungan tersebut sendirian.Selain itu, perlu adanya kesadaran masyarakat mengenai masalah-masalah lingkungan yang terjadi di Bandung, maupun Indonesia walau hanya berpartisipasi dari diri sendiri. Misalanya dengan menghemaat air atau memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya.6. Wawancara dengan Dosen

Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan, pemanasan global dan bencana alam menjadi masalah utama yang perlu dihadapi banyak negara termasuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel dikoran, majalah atau internet yang membahas mengenai masalah tersebut. Kota-kota besar seperti Bandung pun tidak lepas dari isu- isu lingkungan hidup tersebut.Menurut Hadi Kardhana, S.T. M.T. PhD, salah seorang dosen tehnik sipil dari ITB, masalah utama lingkungan hidup yang dihadapi kota Bandung adalah banjir, sampah dan pemanasan global. Contohnya adalah banjir di Cieunteung, pencemaran Sungai Cikapundung dan suhu di bandung yang tidak sedingin dulu.Banjir dapat disebabkan oleh curah hujan yang tinggi atau runtuhnya bendungan seperti kasus Situ Gintung. Faktor pendukung terjadinya banjir sendiri antara lain berkurangnya daya serap tanah akibat alih fungsi tanah dan penyumbatan saluran air. Banjir apabila tidak diatasi akan menggagu kehidupan banyak orang, dan menimbulkan , masalah lain seperti kesehatan.Sampah yang tidak diolah dengan baik merupakan masalaha yang banyak dialami oleh kota besar, masalah ini menurut Hadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang tidak diolah dengan baik ini selain menggangu keindahan juga mencemari lingkungan yang berbahaya untuk kesehatan warga sekitar. Sampah yang menumpuk juga dapat menghambat saluran air dan memicu terjadinya banjir.Peningkatan gas-gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global yang terjadi di dunia. Di bandung sendiri peningkatan ini terjadi akibat polusi udara yang disebabkan oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan pabrik. Pemanasan global ini selain menyangkut hajat hidup banyak orang, juga dapat mempengaruhi tingkat emosi seseorang. Dikatakan oleh Hadi, peningkatan suhu lingkungan akan meningkatkan suhu tubuh seseorang. Pada saat suhu tubuhnya meningkat biasanya emosi seseorang menjadi tidak stabil sehingga memicu pada tindak kriminalitasMasalah lingkungan hidup sebetulnya dapat diatasi dengan peningkatan pendidikan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya pengetahuan seseorang akan muncul pemahaman akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Peningkatan pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai pihak yang wajib memberikan pengetahuan bagi masyarakat dan orang tua sebagai pemberi pendidikan utama. Sebaiknya pendidikan mengenai lingkungan diberikan sejak dini agar tertanam kesadaran dalam diri sedari kecil, sehingga didapatkan kesadaran yang tidak instan. Hadi sendiri telah memberikan pendidikan mengenai lingkungan kepada anaknya yang berusia tiga setengah tahun. dimuali dari hal yang kecil saja, seperti membuang sampah pada tempatnya, ujar beliau saat ditanya mengenai cara pendidikan apa yang telah diberikan kepada anaknya.Pendidikan kejujuran juga menjadi salah satu pendidikan yang harus ditingkatkan selain pendidikan lingkungan, contohnya adalah para pemilik parik harus jujur mengenai pengolahan limbahnya apakah sudah sesuai dengan aturan atau masih sembarangan. Dengan adanya kejujuran masalah juga dapat diamati dengan seksama dan mempercepat pengambilan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.Pengaturan tata ruang yang baik juga menjadi salah satu solusi untuk masalah lingkungan di Bandung. Dengan tata ruang yang baik dan diikuti dengan konsistensi, sebagian besar masalah dapat berkurang. Tata ruang yang baik adalah yang program pengembangan wilayahnya (batasan populasi penduduk, jenis kegiatan ekonomi, dll) memperhitungkan potensi sumber daya manusia, sumber air,dan ancaman bencana (banjir, gempa, dll).Memaksimalkan peran setiap individu dan bekerja sama antara rakyat dan pemerintah menjadi kunci utama untuk mengatsai setiap permasalahan. Sebagai dosen menurut Hadi dirinya memiliki tiga peranan yaitu sebagai peneliti, akademisi, dan pengabdian masyarakat. Sekilas peranan ini mirip dengan peranan mahasiswa, perbedaannya terletak pada akademisi karena tugas dosen adalah untuk membimbing mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, dan dari pengetahuan tersebut akan timbul kesadaran yang mendalam pada diri mahasiswa.Hadi berharap kedepannya permasalahan lingkungan di Bandung dapat diatasi dengan baik, agar Bandung kembali hijau, asri dan dingin.

7. Wawancara dengan Pedagang Pasar Tradisional

Ibu ini biasa di panggil Siti. Ia berjualan barang-barang kebutuhan pokok di Pasar Simpang Dago. Ibu ini telah berjualan di Pasar Simpang Dago sekitar 20 tahun.Menurut beliau, keadaan lingkungan di tempat ia biasa berjualan ini sudah cukup baik. Dalam kurun waktu 20 tahun ini, Ibu Siti tidak pernah merasakan masalah yang berat. Untuk masalah kebersihan dan keamanan sebenarnya sudah ada seseorang yang menangani. Ia hanya menyayangkan dalam masalah kebersihan itu pengelolaan sampah di Pasar masih kurang. Masih ada beberapa warga yang tidak membuang sampah ditempatnya. Hal ini disebabkan tempat untuk membuang sampah masih sedikit. Jarak antara tempat sampah yang satu dan lainnya kurang berdekatan sehingga membuat warga malas. Sampah ini jika dibiarkan bisa menjadi masalah yang cukup berat. Berbagai penyakit bisa timbul karena tumpukan sampah yang masih berserakan. Bagi Ibu Siti, masalah sampah bisa mempengaruhi penjualan beliau karena bisa saja bakteri itu tersebar di sekitar tempat berjualannya. Ibu Siti sangat mengharapkan agar pengelolaan sampah di Pasar Simpang ini bisa lebih baik. Fasilitas tempat pembuangan sampah diharapkan diperbanyak dan juga jenis sampah itu kalau bisa dibedakan antara sampah yang susah membusuk dan mudah membusuk.Untuk wilayah bandung yang lain beliau kurang tau bagaimana kondisi lingkungannya. Beliau hanya pernah mendengar tentang tempat pembuangan akhir sampahnya kian bertambah tetapi ia kurang tau lokasi dan keadaan yang sebenarnya seperti apa. Beliau mengharapkan pemerintah kota bandng bisa menangani permasalahan kebersihan di kota Bandung khususnya di wilayah Dago ini.

8. Wawancara dengan Ketua RW

BAB IIArtikel dan Resensi

1. Artikel Tuntutan Bencana Banjir di TernateSumber : http://www.kompas.com, Selasa, 12 April 2012

TERNATE, KOMPAS.com - Puluhan pengungsi banjir lahar dingin dari warga Kelurahan Tanah Tinggi Kota Ternate, Maluku Utara menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Lurah Tanah Tinggi, Ternate, Senin (11/6/2012). Mereka menuntut kepada Pemerintah Kota Ternate agar merealisasikan bantuan pengungsi kepada mereka.

Selama ini, bantuan pengungsi yang dikucurkan Pemerintah Kota Ternate tidak pernah mereka terima. Pendemo yang seluruhnya kaum ibu ini saat berunjuk rasa juga mengaku puluhan warga Tanah Tinggi hingga kini tidak tercatat dalam data pengungsi korban lahar dingin Gunung Gamalama.

Terkait hal itu, aksi ini adalah untuk mendesak Pemkot Ternate memasukan mereka sebagai pengungsi korban lahar dingin. Sebab, saat terjadi bencana lahar dingin beberapa waktu lalu, puluhan warga di Tanah Tinggi juga mengungsi karena rumah mereka juga menjadi sasaran banjir. Utamanya warga yang mendiami sekitar barangka (sungai). "Kami minta Pemkot dalam memberikan bantuan jangan pilih kasih," ujar Wiwin Endang Renwarin, salah satu pendemo.

Para ibu-ibu ini lebih banyak menyuarakan aspirasi mereka melalui tulisan pada spanduk maupun pamflet dari pada berorasi. Dari sejumlah spanduk dan pamflet itu menuliskan tuntutan mereka. "Tuntutan warga Tanah Tinggi segera bangun talud di barangka, data korban untuk diakomodir ke Pemkot Ternate," begitu tulisan yang terpampang pada sebuah spanduk.

Dalam pernyataan sikapnya dalam secarik kertas, pendemo menuliskan Pemkot Ternate secepatnya melakukan normalisasi barangka/talud di Tanah Tinggi seperti meninggikan talud dan mengeruk barangka secara rutin. Dalam salah satu poinnya juga, pendemo ini mengancam akan memboikot kantor lurah Tanah Tinggi bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Hasyim Yusuf yang langsung menemui pendemo di kantor lurah Tanah Tinggi, lantas berjanji akan memberikan bantuan kepada pengungsi korban lahar dingin di Tanah Tinggi. "Berikan kita waktu satu minggu ke depan," pinta Hasyim.

Hasyim juga mengimbau kepada warga Tanah Tinggi agar tidak lagi membangun bangunan di kawasan daerah aliran sungai (DAS). Ini dimaksudkan agar meminimalisir resiko bencana banjir.

Resensi :Puluhan pengungsi banjir lahar dingin dari warga Kelurahan Tanah Tinggi Kota Ternate, Maluku Utara menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Lurah Tanah Tinggi, Ternate. Unjuk rasa ini merupakan ekspresi kemarahan mereka akibat tidak tersalurkannya bantuan korban bencana alam yang sudah seharusnya menjadi hak mereka. Pendemo yang terdiri dari ibu rumah tangga mengekspresikan kekesalan mereka dalam bentuk tulisan tulisan dan pamflet yang berisi tuntutan untuk koordinasi data korban bencana.Mereka juga meminta pemkot secepatnya mendistribusikan bantuan kepada korban bencana. Hasil dari demo tersebut adalah janji dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Hasyim Yusuf yang secara langsung menemui demonstran dan meminta waktu satu minggu untuk distribusi bantuan. Beliau juga menghimbau agar warga Tanah Tinggi agar tidak lagi membangun bangunan di kawasan daerah aliran sungai (DAS). Ini dimaksudkan agar meminimalisir resiko bencana banjir.

2. Artikel Tambang di Pulau Timor Akibatkan Kerusakan Lingkungan yang ParahSigiranus Marutho Bere | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Minggu, 29 April 2012 | 06:00 WIB Sumber : http://www.kompas.com, Minggu, 29 April 2012KUPANG, KOMPAS.com - Kerusakan lingkungan akibat penambangan mangan yang terjadi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Timor, benar-benar sangat parah. Ini dikarenakan tidak ada upaya reklamasi dari perusahaan pertambangan terkait maupun pemerintah daerah di empat Kabupaten di Pulau Timor yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu."Tambang mangan mulai marak sejak tahun 2008 karena setelah dilakukan survei geologis ternyata di pulau Timor ini penuh dengan mangan, sehingga pemerintah provinsi dan kabupaten ramai-ramai menggelontorkan izin kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan tambang secara besar-besaran. Yang kami lihat bahwa pertambangan mangan yang dilakukan di Timor ternyata tidak punya satu kesiapan dalam kajian, terutama dalam penataan ruang wilayah tambang," Kata Heribertus Naif, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) propinsi NTT, Sabtu (28/4/2012).Lanjut Naif, pemerintah setempat hanya mengeluarkan izin tanpa melihat apakah daerah itu layak atau tidak. Karena itu menurutnya sangat aneh gaya pertambangan di pulau Timor karena bertabrakan dengan ruang hidup rakyat, yang mana di dalam areal pertambangan ada kebun warga, kawasan peternakan dan air minum.Tambahnya, sejak tahun 2008 sampai saat ini, sudah diciptakannnya ribuan lubang-lubang dengan kedalaman di atas empat meter di wilayah Timor. Meskipun demikian, tidak ada upaya untuk menutupi lubang-lubang tersebut."Siapa yang bertanggung jawab terhadap ribuan lubang tersebut? Apakah investor atau pemerintah? Karena setahu saya sebelum perizinan itu dikeluarkan oleh pemerintah, ada satu surat yang namanya uang jaminan reklamasi dari investor untuk menyiapkan uang jaminan reklamasi. Tetapi pascatambang lubang tersebut tidak direklamasi sehingga muncul pertanyaan lagi, kemanakah uang reklamasi itu?" ujar Naif.Lanjut Naif, pemerintah harus serius menyikapi kerusakan lingkungan ini, karena Timor ini tergolong pulau kecil yang sangat rentan terhadap industri esktraktif dengan menghitung kembali berapa besar kawasan penyanggah dan berapa besar kawasan kelola rakyat."Kondisi tersebut kalau benar-benar memungkinkan memiliki iklim mikro yang baik untuk pulau Timor atau tidak? Karena apabila pemerintah tidak mendata ini, maka Timor ini akan mengalami iklim yang ekstrim, contohnya di tahun 2009-2011 lalu, hujan berlangsung sepanjang tahun, karena itu kondisi seperti ini harus segera dipulihkan," kata Naif.Untuk pulau Timor, kerusakan lingkungannya merata di empat kabupaten, tetapi yang paling parah di dua kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Belu. Pasalnya, di dua daerah ini, sistem pertambangannya padat modal yang disponsori oleh pengusaha pengusaha besar, sedangkan di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara hanya investor-investor kecil saja.

Resensi :Kerusakan lingkungan akibat penambangan mangan yang terjadi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Timor, benar-benar sangat parah. Sebaiknya pemerintah lebih selektif dalam pemberian izin kepada perusahaan pertambangan. Pemerintah di NTT terkesan terlalu mudah mengeluarkan izin. Pertambangan memang akan melukai alam, namun tidak akan sampai menghancurkan alam jika dilakukan sesuai prosedur pertambangan yang benar. Selain sebagai pihak pemberi izin, pemerintah sebenarnya juga harus tetap menjadi pengawas kegiatan pertambangan. Perjanjian antara pemerintah dan perusahaan harus jelas dan transparan, mulai dari pembagian keuntungan sampai pengelolaan lahan pasca tambang. Dengan demkian, tidak ada lagi kecurigaan masyarakat yang bisa memicu konflik. Setelah proses penambangan pun tidak ada lagi saling lempar tanggung jawab mengenai proses reklamasi area tambang.

3. Artikel Lucky Tewas Dianiaya di depan Nav Buah Batu

Sumber : http://bandung.detik.com, Jumat, 8 Juni 2012Bandung - Lucky Hardianto (27) tewas dengan sejumlah luka di bagian tubuh. Pria warga Kosambi yang berprofesi satpam itu diduga kuat dianiaya orang tak dikenal di depan karaoke Nav, Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Jumat (8/6/2012) sekitar pukul 02.00 WIBBelum diketahui jelas kronologi peristiwa dialami satpam yang bekerja di salah satu perusahaan periklanan, Jalan Karawitan itu. Polisi hanya mendapat kabar kalau di depan Nav berlangsung keributan. "Kabarnya ada orang dipukuli. Tapi setelah kami cek, ternyata di lokasi kejadian sudah sepi," jelas Kanitreskrim Polsek Lengkong AKP Widiyanto saat ditemui di kamar mayat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).Widiyanto masih mengumpulkan informasi terkait tewasnya Lucky. Saat ini Polsek Lengkong masih menyelidiki kasus ini sekaligus mencari motif penganiayaan. Dari amatan mata, kondisi fisik korban ditemukan sejumlah luka lebam di bibir dan punggung, serta luka robek bagian dagu. "Selain itu luka sobek di kepala korban diduga akibat benda tumpul," ucapnya.Lucky yang tak berdaya, memilih kembali ke tempat kerjanya usai menjadi korban penganiayaan. Namun, pada pagi tadi, rekan kerjanya menghubungi ayah Lucky agar menjemput. "Tadi dibawa ke Kosambi. Kondisinya sudah enggak sadar," jelas istri korban yakni Nia (27) di tempat sama.Melihat mantan satpam di IGD RSHS itu sekarat, keluarga membawa ke RS Muhammadiyah. Nyawa Lucky tak tertolong. Guna kepentingan penyelidikan dan memastikan penyebab pasti kematian, jasad Lucky diautopsi di RSHS."Lucky enggak punya masalah selama ini. Dia itu pendiam dan jarang ngobrol. Semalam suami saya itu kerja jam sebelas, tapi sudah berangkat dari rumah jam delapan," ucap Nia.Menurut Nia, tadi ada seorang wanita tak dikenal yang mengaku melihat sejumlah pria memukuli suaminya. Tapi kebenarannya, kata Nia, belum bisa dipastikan. Termasuk apakah Lucky sempat berkaraoke ria di Nav. "Cewek itu masih diperiksa di Polsek Lengkong. Dia hanya bilang, Lucky saat lewat di depan Nav malah dipukuli," paparnya.Apakah masalahnya gara-gara Lucky bareng dengan wanita itu, Nia menduga begitu. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada polisi mengusut tuntas kematian LuckyResensi :Kota Bandung memang belum bisa dikatakan sebagai kota yang "aman", namun dari sisi lain, seolah menampakkan kepada kita sekilas gambaran tentang "dunia malam" di kota ini, kota Bandung katanya juga dikenal dengan tempat hiburannya, sebagai mahasiswa tentunya kita haruslah menjadi oang terdepan yang menolak hal-hal berbau kekerasan seperti ini, juga termasuk hal-hal yang berkaitan dengan "dunia malam" tentunya4. Artikel Gubernur Kaltim Dinilai Tidak Pro-LingkunganSumber : http://www.kompas.com, Selasa, 5 Juni 2012SAMARINDA, KOMPAS.com -- Sejumlah organisasi lingkungan di Kalimantan Timur yang tergabung dalam Forum Satu Bumi menggelar aksi memperingati Hari Lingkungan Hidup, Selasa (5/6/2012) di Kota Samarinda. Mereka mengritik Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang dinilai tidak berpihak ke lingkungan. Mereka membawa drum-drum bekas berukuran besar bertuliskan Tong Kosong, dan memukulinya, sembari menggelar aksi di depan kantor gubernur. Ini merupakan simbolisasi bahwa kebijakan Pemprov Kaltim maupun Gubernur Kaltim yang mengklaim pro-lingkungan, hanyalah omong kosong belaka. Selama menggelar aksi, mereka tidak ditemui oleh Awang.Juru bicara aksi tersebut, Merah Johansyah, mengatakan, program lingkungan hidup di Kaltim tak kelihatan wujud dan manfaatnya. Sebaliknya, derajat kerusakan lingkungan yang makin tinggi. Ia menyebut sejumlah alasan mengapa yang dilakukan gubernur hanya tong kosong yang nyaring bunyinya.Gubernur, misalnya, pernah mengatakan akan mengganti dua kali lipat tiap lahan pertanian yang diserobot tambang. Tapi nyatanya sekarang ada 742 kasus tumpang tindih lahan di Kaltim, baik perusahaan antarperusahaan hingga perusahaan dengan warga, yang 70 persennya adalah kawasan penghidupan warga.Merah mengatakan, gubernur pernah menyampaikan keinginan moratorium tambang, namun lalu diralat. Alasannya, itu berdampak pada ketenagakerjaan. Ini mengherankan, karena angkatan kerja yang bergantung pada tambang hanya 5,6 persen, sementara angkatan kerja di sektor pertanian yang capai 52 persen.Gubernur juga mengklaim menanam 67 juta pohon lewat program Kaltim Green. Hal itu dinilai konyol, karena pembukaan lahan untuk tambang terus berjalan. Selain itu gubernur memberi penghargaan lingkungan terhadap perusahaan yang jelas merusak lingkungan."Tong kosong layak diberikan ke gubernur atas prestasi bohongnya berpura-pura melindungi lingkungan hidup. Coba lihat Kota Samarinda, ibu kota Kaltim, titik banjir semakin bertambah dan lebih 35.000 KK jadi langganan banjir," tutur Merah.Kaltim sudah diambang kehancuran akibat kerusakan lingkungan. Sebagai gambaran, luas lahan kritis di Kaltim kini mencapai 6,6 juta hektar atau dua kali luas provinsi Jawa Tengah.Selain itu, dari 30 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kaltim yang mencakup kawasan hutan 19 juta hektar, sekitar 6,3 juta hektar di antaranya atau 32,4 persen dalam kondisi kritis. Luas konsesi tambang batubara pun menyentuh 5,5 juta hektar, lebih luas dari negara Swiss yang hanya 4,1 juta hektar.

Resensi :Salah satu program dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah Kaltim Green atau Kaltim Hijau merupakan suatu program yang bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan terutama menjaga ekosistem pesisir dari tingkat kerusakan yang lebih parah, jika pesisir Delta Mahakan tidak segera direhabilitasi, maka pasti akan berdampak pada terganggunya ekosistem di kawasan itu.Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Samarinda menyebut, titik banjir di ibu kota provinsi ini bertambah dari tahun ke tahun. Kini Samarinda memiliki 37 titik rawan banjir, dibanding tahun 2011 jumlahnya naik 2 titik. Kedua titik itu berada di kawasan Samarinda Utara, dan terbilang cukup parah yakni di Jalan AW Sjahranie.

5. Artikel Kurangi Pencemaran Lingkungan, Kos-Kosan Wajib Miliki IPALSumber : http://depoklik.com Rabu, 23 Mei 2012

Menjamurnya kos-kosan di Depok membuat Pemerintak Kota (Pemkot) Depok, dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH) melakukan tindakan untuk menjaga lingkungan. Nantinya, pemilik tempat kos yang memiliki jumlah kamar lebih dari 100 diwajibkan untuk memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai syarat mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Peraturan Wali Kota (Perwal) itu akan diberlakukan bulan depan. Wali kota tidak akan menandatangani IMB,sebelum Perwal itu resmi dikeluarkan.

Kepala BLH Kota Depok, Zahrowi, mengatakan, untuk urusan mencemari lingkungan, usaha kecil dan menegah (UKM) dan perumahan memiliki andil yang hampir sama dengan industri besar. Bedanya, UKM dan perumahan tidak memiliki IPAL atau amdal. Sedangkan, industri besar pasti memiliki IPAL dan amdal.

Saat ini sudah ada peraturan yang mewajibkan pengembang perumahan atau aparttemen melakukan kajian jika membaut perumahan dengan luas 25 hektar atau sekira 10.000 m2. Kajian itu yang akan menjadi syarat disetujuinya IMB, terangnya, seperti diberitakan pikiranrakyat, Rabu (23/5).Zahrowi menambahkan, peraturan itu juga akan diberlakukan untuk kos-kosan yang memiliki jumlah kamar lebih dari seratus. Seperti dibelakang Margonda itu, banyak kos-kosan yang sampai lima tingkat. Saya rasa itu sudah termasuk semi apartemen, tambahnya.

Tapi, tak perlu khawatir, lanjut Zahrowi, bagi kos-kosan yang sudah berdiri tidak akan diberlalukan peraturan ini karena peraturan dibuat tidak berlaku surut.

Sementara, untuk UKM, menurut Zahrowi pihaknya masih melakukan kajian. Pasalnya biaya yang dikeluarkan untuk membuat IPAL cukup besar.

Butuh biaya sekira Rp 200 juta untuk membuat IPAL, kami yakin UKM tidak akan sanggup membuat itu sendiri, jelasnya.

Maka dari itu, pihaknya masih mencari formula yang pas untuk diberlakukan pada UKM. Sementara, pemerintah sedang mempertimbangkan pembuatan IPAL komunal bagi UKM. IPAL komunal ini berlaku bagi UKM yang berdekatan di satu area, tandasnya.

Resensi :Artikel diatas secara umum menjelaskan tentang peraturan daerah baru di Depok tentang keharusan kos-kosan yang memiliki jumlah kamar lebih dari 100 untuk memiliki Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAL). IPAL memiliki berbagai manfaat. Secara gais besar, IPAL mampu menjaga ketersediaan air di dunia yang semakin hari semakin menipis karea air yang kotor bisa diolah lagi sehingga bisa diguakan ulang.

Namun, pemerintah masih harus menncari formula yang pas agar IPAL ini mampu diterapkan di seluruh kos-kosa bahkan rumah tinggal agar biaya yang digunakan untuk memasangnya tidak terlalu besar.

BAB IIIKesimpulan

Melihat realita yang telah terungkap melalui pendekatan wawancara dan literatur media masa, pelik sekali masalah Bangsa Indonesia saat ini. Mayoritas kaum elit politik seakan tak peduli dengan nasib rakyatnya dengan cara mengabaikan hak-hak rakyat dan melakukan korupsi, aparat keamanan yang repfesif, dan kaum pelajar yang tak terdidik karakter bermoral dan berilmunya, pun lingkungan yang tak terawat. Sungai tercemar . Sungai-sungai tertutama didaerah perkotaan, merupakan lading penyakit, seakan tak ada yang mau peduli tentang permasalahan ini.

Dalam berbagai fenomena masalah itu sesungguhnya mahasiswa hanya sebagian kecil saja dari bangsa yang besar ini. Namun keberadaannya menjadi sangat berarti serta menjadi tumpuan harapan ketika kita mengingat peran, fungsi dan posisi mahasiswa yang sangat strategis dalam tatanan kehidupan masyarakat. Secara ideal, sebagai insan akademis, mahasiswa memiliki konsekuensi untuk mengembangkan jiwa pembelajar sejati agar dapat terus mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan masa depan.

Namun, Realita yang ada nampaknya masih jauh dari idealisme yang kita miliki. Peran, fungsi, dan posisi yang semestinya terwujud nyata dalam kemahasiswaan kita masih hanya terbatas kata dan belum mengejawantah dalam wujud perilaku keseharian. Dunia kampus kini justru akrab dengan sikap apatis, individualis, pragmatis, serta yang paling tidak terelakkan yakni hedonisme yang secara nyata tercermin dalam kultur intelektualitas, moralitas, dan produktifitas yang melemah. Mahasiswa berubah menjadi robot-robot rutinitas yang menyebabkan mereka kehilangan makna kehidupan, hidupnya tak tergelisahkan oleh masalah bangsa.

Mahasiswa Indonesia perlu disadarkan kembali akan esensi mereka hidup di dunia ini. Sebab, kesadaran akan esensi hidup adalah awal dari pembelajaran yang sesungguhnya bagi seorang manusia. Kesadaran akan makna dan hakikat hidup merupakan akar dan sebab bagi kesadaran- kesadaran yang lain. Juga awal dari pembangunan paradigma sebagai manusia pembelajar. Hidup yang sejati adalah hidup yang dijalani dengan sungguh- sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan- kecakapan dan memenuhi keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan- kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan- kemajuan baik.Jika kita menengok sejenak pada Tri Dharma Perguruan Tinggi maka kita akan sampai pada hakikat kemanusiaan mahasiswa. Kita akan mendapati tiga tujuan luhur Perguruan Tinggi yang terdiri dari Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengngabdian Masyarakat. Tiga tujuan yang telah terangkum ini sebenarnya memiliki makna yang dalam bahwa menjadi kaum elite akademis sebenarnya adalah kembali menjadi bagian dari masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah-masalah masyarakat.

Maka sudah sepatutnya mahasiswa Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini saling berkontribusi mewujudkan salah satu tujuan RI yaitu memajukan kesejahteraan rakyar Indonesia, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945. Lingkungan kita telah tercemar dan membuat rakyat tak nyaman beraktifitas. Jika lingkungan semakin baik dan membaik, bukan tidak mungkin rakyat dan anak cucu bangsa Indonesia kan nyaman tuk berkarya lebih untuk bangsanya. Memajukan Indonesia dengan berkontribusi di dalam negerinya, bukannya menjadi tenaga kerja pembantu atau kuli-kuli di luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

Diterbitkan Pada: May 23rd, 2012 http://depoklik.com/2012/05/23/kurangi-pencemaran-lingkungan-kos-kosan-wajib-miliki-ipal.html diunduh pada hari Selasa, 12 Juni 2012 pukul 18.51 WIBDiterbitkan Pada: June 8rd, 2012 http://bandung.detik.com/read/2012/06/08/122450/1936203/486/lucky-tewas-dianiaya-di-depan-nav-buahbatu diunduh pada hari Selasa, 12 Juni 2012Diterbitkan Pada: June 5rd, 2012 http://regional.kompas.com/read/2012/06/05/23575657/Gubernur.Kaltim.Dinilai.Tidak.Pro-Lingkungan diunduh pada hari Selasa, 12 Juni 2012http://www.bappedakaltim.com/headlines/284-green.htmlhttp://kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=130497http://www.kompas.comhttp://sim.uns.ac.id/2012/02/12/merebut-kembali-idealisme-yang-terbiaskan/

2