reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

15
Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Cerita A Unsur-Unsur Cerita B C Membaca dan Menulis Cerita menu utama Bahasa Indonesia SD Reading and Writing Stories Oleh: Nurul Mu’minin MZ, S.Pd 13712251021 Pengampu: Prof. Dr. Suhardi, M.Pd Reading and Writing Stories D Aplikasi Dalam Pembelajaran

Upload: nurul-muminin-mz

Post on 30-Jun-2015

231 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

UniversitasNegeriYogyakarta

Pengertian CeritaA

Unsur-Unsur Cerita

B

CMembaca dan Menulis Cerita

menu utama

Bahasa Indonesia SD

Reading and Writing Stories

Oleh:Nurul Mu’minin MZ, S.Pd

13712251021

Pengampu: Prof. Dr. Suhardi, M.Pd

Reading and Writing Stories

DAplikasi Dalam Pembelajaran

Page 2: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Menu

Pengertian Cerita

Foster dalam Nurgiyanto (1995:

91)

mengartikan cerita sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun

berdasarkan waktu.

Calfee dan Drum (1986: 836)

menjelaskan bahwa "Cerita adalah teks naratif yang pada umumnya memberitahu 'apa yang

terjadi' dan 'siapa melakukan apa kepada siapa dan mengapa'".

Page 3: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Unsur-Unsur Dalam Cerita

unsur yang secara langsung membangun cerita dari dalam. Dari sudut pandang pembaca unsur

instrinsik ini yang ditemukan dalam cerita.

Unsur Instrinsik

unsur-unsur yang berada di luar karya sastra/cerita, tetapi secara tidak langsung

mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra/cerita.

Unsur Ekstrinsik

Page 4: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema adalah inti, ide pokok sebuah cerita,

yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.

Dinyatakan dalam bentuk pernyataan, tidak terlalu umum,

serta merupakan konsep inti yang

memayungi cerita

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/WatakPenokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 5: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Ada dua macam latar, yaitu tempat dan waktu.

Latar tempat menunjukkan lokasi dimana cerita terjadi.

Tempat bisa spesifik, misalnya sebuah rumah di jalan A No. ..... Kota Y, dan bisa juga umum, misalnya

kota X.Latar waktu juga bisa spesifik dan umum

sebagaimana latar tempat. Kadang-kadang juga

dijumpai cerita yang tidak disebutkan waktu dan tempatnya. Dalam hal

seperti ini bisa saja dimaknai bahwa pengarang

ingin menyampaikan hal yang universal yang tidak dibatasi oleh tempat dan

waktu.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 6: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Forster dalam Aspec of Novel mengartikan alur sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang

sengaja disusun berdasarkan urutan waktu.

Atau peristiwa demi peristiwa yang susul

menyusul.Sedangkan plot adalah hubungan kausalitas

(sebab-akibat) sebuah peristiwa dengan peristiwa yang mendahuluinya atau

peristiwa setelahnya. Bahasa sederhananya, hubungan sebab-akibat antarperistiwa dalam

sebuah cerita.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 7: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Tokoh ialah Individu yang mengalami berbagai

peristiwa didalam cerita. Jika dilihat dari peran tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh

pembantu, sedangkan jika dilihat dari fungsi

penampilan tokoh dapat pula dibedakan kedalam

tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Dalam cerita untuk siswa SD biasanya ada 2 karakter

yaitu protagonis dan antagonis. Protagonis

adalah tokoh utama cerita, bisa baik bisa juga tidak.

Antagonis adalah kekuatan/tokoh yang melawan protagonis.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 8: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Penokohan ialah penggambaran tentang

watak tokoh dalam suatu cerita karya sastra.

Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk

menggambarkan watak tokoh dalam cerita karya

sastra, yaitu:campuran, analitik, dan

dramatik.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 9: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama digunakan untuk

bercerita melalui mata satu karakter dengan

menggunakan kata ganti orang pertama "Saya".

sudut pandang mahatahu penulis, melihat dan mengetahui semua.

Dalam sudut pandang pembaca obyektif saksi mata cerita dan terbatas pada adegan langsung.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 10: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Tema

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Tokoh/Watak

Penokohan/Perwatakan

Sudut Pandang

merupakan keseluruhan makna konsep, makna

wacana, isi konsep, dan perasaan yang hendak

disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang digagas

atau ditujunya.Amanat di dalam cerita

ada yang langsung tersurat, tetapi pada

umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat oleh penulis naskah cerita yang

bersangkutan.

Unsur-Unsur Instrinsik

Amanat

Page 11: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Nilai-nilai

Latar belakang pengarang

Situasi sosial

Nilai agama, budaya, dan politik dapat mempengaruhi karya sastra/cerita.

Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.

Ahim memperlama sujudnya. Ia banyak meminta di  tiap sujud karena sujud adalah saat dikabulkannya doa. Ia

dengan sepenuh hati meminta kepada Allah agar dimudahkan menghadapi

ujian nasional esok. Ahim telah mempersiapkan diri secara maksimal. Nilai agama yang terkandung dalam

penggalan cerita di atas adalah meminta kepada Allah saat sujud dalam shalat.

Page 12: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Latar belakang pengarang

Situasi sosial

Pengarang yang berlatar belakang budaya daerah tertentu, secara disadari

atau tidak, akan memasukkan unsur budaya tersebut ke dalam karya sastra.

Sebagai contoh dalam novel Siti Nurbaya sangat kental dengan budaya

Minangkabau. Hal ini sesuai dengan latar belakang pengarangnya, Marah Rusli,

yang berasal dari daerah Minangkabau.

Nilai-nilai

Page 13: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Nilai-nilai

Situasi sosial Situasi sosial saat dimana pengarang bermaksud untuk menciptakan sebuah

karya sastra/cerita dapat mempengaruhi cerita tersebut. Misalnya saat cerita

tersebut disusun sedang terjadi peperangan, maka karya sastra/cerita

akan cenderung bercerita tentang perang yang sedang terjadi

Latar belakang pengarang

Page 14: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Membaca dan Menulis Cerita (Louise R. 1978), membaca

adalah pengalaman pribadi pembaca, menghubungkan cerita yang mereka baca

dengan kehidupan mereka sendiri dan pengalaman

sebelumnya dengan sastra.Tujuan dari membaca adalah

penafsiran makna teks.Siswa SD lebih menyukai

cerita fiktif.Melalui cerita fiksi, siswa

mengimplementasikan pesan secara otentik.

Siswa juga bisa diajak membaca tentang hal-hal

yang dekat dengan lingkungannya. anak-anak di bantaran Sungai Code lebih

cocok diajak untuk membaca tentang Kebersihan Sungai

atau Sampah.

Dalam kegiatan menulis cerita siswa menerapkan unsur-unsur yang telah

mereka pelajari sebelumnya.Dapat dimulai dari

pengalaman pribadi siswa ketika berlibur.

Siswa menceritakan kembali dalam bentuk tulisan

pengalaman mereka dalam berlibur dengan

menyertakan unsur-unsur cerita.

Kreatifitas siswa dalam menyusun rangkaian kata

yang bermakna akan menjadi bahan acuan penilaian guru bagi

kemampuan menceritakan kembali seorang siswa.

Page 15: Reading and writing stories (membaca dan menulis cerita)

Aplikasi Dalam PembelajaranBeberapa hal yang dapat dilakukan guru saat praktek bercerita dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:1

2

3

4

5

6

Teknik Bercerita

Mengkondisikan Siswa

Teknik Membuka Cerita

Menutup Cerita dan Evaluasi

Penanganan Keadaan Darurat

Media dan Alat Bercerita

END