lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/lampiran.pdfpage 1 of 3...

117
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: lythien

Post on 23-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Page 1 of 3

CURRICULUM VITAE

Personal Data

Name : Lupita Wijaya

Hobby : Reading and writing

Phone : 0819 3222 8399

E-mail : [email protected]

Address : Poris Garden Blok A1 No. 18 B, Tangerang

Interest : Politics, literature, and classical music

Gender : Female

Date of Birth : October 17th

1991

Marital Status : Single

Nationality : Indonesian

Religion : Christian

Career Interest : Print media journalist

Educational and Professional Qualification

Education Information :

Period School / University Major IPK

2005 - 2007 San Marino Junior High School - -

2007 - 2009 San Marino Senior High School Natural Science -

2009 - 2013 Multimedia Nusantara University Journalism 3,97

Informal Education/ Training/ Seminar/ Competition

1. English First Real English level Advanced

2. Understanding International Exam Preparation 2012

3. English Journalism & IMO Workshop 2011

4. Creative Technopreneurship as Media Officer 2011

5. Workshop and press competition GATRA 2011 (2nd

place)

6. Student’s Debate Competition in Jaktv’s program 2011 (three best)

7. Entrepreneurship Workshop Mandiri 2010

8. TOEFL Preparation Course at Poris English Centre

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Page 2 of 3

Summary of Working Experience

Year : 2008-2012

Position : Private teacher

Last salary : IDR 50.000,00/ meet

Job Description : Taught all subjects from kindegarden to

junior high school level. Notably in

English, Mathematics, and Science.

Year : 2011-2012

Company : AR&Co

Position : Freelance writer

Last salary : IDR 1.200.000,00/ month

Job Description : Handled all writings such as media articles,

company profile, news online, and blog. I

wrote all writings in English

Year : 2011-2012

Company : Insight Magazine

Position : Subeditor

Last salary : IDR 250.000,00

Job Description : Besides as a journalist who covered news

for cover story, I was a subeditor for UMN

News, Opinion, and Technopreneurship

desk. I wrote all news in Indonesian

Year : 2011-2012

Company : Limmie Online Magazine

Position : Creative Journalist and Translator

Last salary : -

Job Description : I was charged in Creativity desk. I also

translated some international interviews

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Page 3 of 3

Year : 2012

Company : Antara News Agency

Position : International News Intern Journalist

Last salary : ± IDR 25.000,00/ day

Job Description : I was charged in writing and covering

news in International News Departement

of Antara V-Sat

Year : 2012

Company : Gramedia Pustaka Utama

Position : Freelance Translator/ project

Last salary : IDR5,00/characters (include spacing)

Job Description : English-Indonesian translator of Harlequin

novel which was published in all

Indonesian book stores

Language Proficiency

Num Language Skill

Reading Writing Speaking Listening

1 English √ √ √ √

2 Mandarin Chinese - - √ √

This curriculum vitae is fulfil with real and latest information.

(Lupita Wijaya)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Rabu, 01-08-2012. Halaman: 1,15

KPK Tidak Boleh Dihambat

Inspektur Jenderal Djoko Susilo Jadi Tersangka

Jakarta, Kompas- Kepolisian Negara RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi agar bersinergi

dalam penegakan hukum kasus dugaan korupsi di Korps Lalu Lintas Polri. Jangan sampai

mengulang konflik lama "Cicak versus Buaya". Kerja KPK pun tidak boleh dihambat.

"Sejauh itu upaya penegakan hukum, kedua lembaga penegak hukum ini (kepolisian dan

KPK) harus bersinergi. Itu respons Presiden. Diharapkan itu akan dilaksanakan dengan baik,"

kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Selasa (31/7).

Setelah melakukan pengusutan dugaan korupsi di Polri, KPK menetapkan Gubernur Akademi

Kepolisian Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi

pengadaan alat simulasi mengemudi kendaraan roda dua dan roda empat untuk ujian surat

izin mengemudi (SIM).

KPK pun menggeledah Markas Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri di Jalan MT Haryono,

Jakarta, Senin (30/7) sejak pukul 16.00. Sempat terjadi miskomunikasi antara petugas KPK

yang menggeledah Markas Korlantas dan sejumlah polisi pada pukul 22.00. Petugas KPK

waktu itu tak bisa meneruskan penggeledahan.

Hingga akhirnya Ketua KPK Abraham Samad beserta dua wakilnya, Bambang Widjojanto

dan Busyro Muqoddas, datang ke Korlantas pukul 24.00. Terjadilah pertemuan antara

pimpinan KPK dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman.

Penggeledahan kemudian bisa dilakukan lagi Selasa pukul 03.30. Namun, sejumlah penyidik

KPK tetap tinggal di lokasi penggeledahan sekitar pukul 17.00. Mereka menunggu dokumen

yang diharapkan bisa segera diangkut ke Gedung KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Menurut Djoko Suyanto, ada nota kesepahaman (MOU) antara Polri, KPK, dan Kejaksaan

tentang mekanisme pengelolaan perkara. Namun, ia tidak memerinci kesepakatan itu. "Yang

terpenting, Kapolri sudah menyatakan mendukung upaya-upaya penegakan hukum yang

dilakukan KPK. Ini ada mekanisme khusus yang ada di dalam MOU itu. Jadi, ikutilah

mekanisme itu," katanya.

Djoko mengatakan telah berkomunikasi dengan Kepala Polri dan pimpinan KPK agar nuansa

permusuhan seperti Cicak versus Buaya tidak terulang. "Kita jaga kedua lembaga penegakan

hukum ini, tidak boleh bertentangan, tidak boleh bertengkar," katanya.

Ketua KPK Abraham Samad, yang Selasa siang bertemu Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur

Pradopo di Mabes Polri, mengatakan, hasil kesepakatan pertemuan itu adalah semua barang

bukti boleh dibawa ke KPK. "Semua bukti dibawa ke KPK untuk dilakukan verifikasi,"

katanya.

Senada dengan Abraham, Busyro Muqoddas mengatakan, barang bukti yang sempat

"disandera" di Korlantas sudah bisa dibawa karena sudah ada kesepakatan dengan Polri. "BB

(barang bukti) sudah boleh diangkut ke KPK berdasarkan pertemuan pimpinan KPK dengan

Kapolri," kata Busyro.

"Alhamdulillah semua selesai. Ada beberapa hambatan kecil dan itu bisa diselesaikan pasca-

pertemuan dengan Kapolri dan barang bukti bisa diambil KPK," kata Bambang Widjojanto.

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin menilai, sikap Polri terhadap penggeledahan itu

menunjukkan belum tumbuh kesadaran untuk memerangi korupsi. "Tidak ada institusi kebal

terhadap KPK. Seharusnya Polri mengikuti sikap DPR yang legowo saat anggotanya diproses

hukum dan kantornya digeledah KPK," kata Lukman.

Menurut Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, penanganan kasus itu diharapkan tetap

ditangani KPK. Kepolisian tak perlu turut campur tangan, tetapi yang tak boleh dilupakan

adalah sikap saling menghormati.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

"Presiden harus turun tangan karena polisi melakukan obstruction of justice atau menghalangi

upaya penegakan hukum," kata Ketua Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch Agus

Sunaryanto.

Penetapan tersangka

KPK telah lama menyelidiki kasus tersebut. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi SP, tahap

pengumpulan bahan dan keterangan dilakukan sejak awal Januari 2012. Setelah Januari, KPK

mulai menaikkan status penanganan kasus itu menjadi penyelidikan. Hingga 27 Juli lalu,

KPK secara resmi menaikkan kasusnya ke tingkat penyidikan dan menetapkan Djoko Susilo

sebagai tersangka. Sebelum menjabat Gubernur Akpol, Djoko menjabat Kepala Korps Lalu

Lintas Polri.

"DS (Djoko Susilo) disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 juncto Pasal 55 Ayat

1 Kesatu KUHP Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. DS diduga

menyalahgunakan kewenangannya, memperkaya diri sendiri dan orang lain yang bisa

berakibat merugikan kekayaan negara," kata Johan.

Kasus tersebut bermula dari dugaan adanya penggelembungan (mark up) pengadaan

simulator kendaraan roda dua dan roda empat untuk ujian SIM. Proyek pengadaan simulator

itu bernilai Rp 190 miliar. Padahal, pengadaan simulator ini sebenarnya diperkirakan hanya

senilai Rp 90 miliar.

Terkait penanganan kasus korupsi yang melibatkan anak buahnya yang sudah jadi tersangka,

Timur Pradopo mengatakan, KPK dan Polri sama-sama memiliki tugas penanganan kasus

korupsi. "Kita mengarah, kalau sama-sama obyeknya, ke joint investigasi," katanya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar

mengatakan, Polri menghormati yang dilakukan KPK. "Kami sepenuhnya mendukung

langkah-langkah penegakan hukum yang dilakukan KPK," kata Boy.

Sutarman mengungkapkan, dalam investigasi bersama itu, KPK lebih fokus pada penanganan

kasus korupsi yang melibatkan penyelenggara negara. Bareskrim Polri lebih fokus pada

pihak-pihak lain atau penyelenggara negara yang tidak ditangani KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Ia menjelaskan, Polri pernah menangani kasus dugaan tindak pidana terkait proses tender

pengadaan simulator mengemudi itu. Dugaan tindak pidana itu terkait sengketa tender antara

PT Citra Mandiri Metalindo Abadi sebagai pemenang tender dan PT Inovasi Tehnologi

Indonesia sebagai subkontraktor.

"Itu kasus lama dan sudah masuk ke pengadilan," katanya. Boy mengakui beberapa waktu

lalu mengumumkan bahwa terkait penanganan kasus itu, Polri belum menemukan unsur

pidananya.

(BIL/RAY/WHY/NWO/NTA/ONG/FER)

Grafik: Penggeledahan

Korlantas Polri

- Lihat Video Terkait "Korlantas Polri Digeledah KPK"

di vod.kompas.com/korlantaspolri.

- BACA JUGA HAL 13

KOMPAS/RIZA FATHONI Penyidik KPK mendata barang

bukti hasil penggeledahan di Markas Korps Lalu Lintas Polri

di Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (31/7).

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Rabu, 01-08-2012. Halaman: 3

Korupsi

Rakyat Dukung KPK Bongkar Kasus SIM

Jakarta, Kompas-Masyarakat mendukung penuh Komisi Pemberantasan Korupsi untuk

membongkar kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi pembuatan SIM di Korps Lalu

Lintas Polri. Untuk itu, Porli diharapkan mendukung pemberantasan korupsi, termasuk yang

melibatkan pejabat yang diduga terlibat korupsi.

Dukungan tersebut disampaikan peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta, Oce Madril, dan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie M Massardi,

secara terpisah, di Jakarta, Selasa (31/7).

Keduanya menghargai KPK yang menyidik kasus korupsi pengadaan alat driving simulator

pembuatan SIM di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, dan menggeledah lembaga tersebut,

Senin sampai Selasa pagi. Mantan Direktur Lantas Polri, yang kini menjadi Gubernur

Akademi Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah, Irjen Djoko Susilo, ditetapkan sebagai

tersangka.

Oce Madril mengungkapkan, ini kali pertama KPK menyidik kasus korupsi di Polri dengan

tersangka seorang elite polisi berpangkat bintang dua dan masih aktif.

Menurut Oce Madril, sebagai penyidik, KPK berwenang untuk menggeledah berkas-berkas,

menyita barang bukti, atau memblokir rekening yang mencurigakan. Siapa pun yang

menghalangi proses penyelidikan dan penyidikan dapat dijerat hukum pidana sesuai Pasal 21

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Kepala Polri semestinya konsisten mendukung pemberantasan korupsi, dan harus dipastikan

tidak ada gangguan dalam proses penyidikan oleh KPK. Kalau perlu, Polri berinisiatif

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

menyerahkan data yang dipunyai kepolisian agar kasus tersebut sepenuhnya disidik KPK,"

katanya.

Adhie M Massardi mengatakan, langkah KPK untuk mengusut korupsi di Polri sudah benar.

Komisi tersebut diharapkan sungguh-sungguh menuntaskan kasus ini dan tidak meninggalkan

di tengah jalan dengan hanya menohok satu tersangka. Bongkar dugaan korupsi simulator

SIM sampai ke puncak bukit.

"Kalau KPK sungguh-sungguh, publik akan menonton dan menjadi suporter fanatik. Publik

bisa marah jika tim kesayangannya dicurangi," katanya.

Komisi Kepolisian Nasional menyesalkan sikap kepolisian yang menghalang-halangi petugas

KPK. Tindakan itu tidak sejalan dengan iktikad kepolisian dalam memberantas korupsi.

"Kami akan membahas tindakan polisi yang menghalang-halangi penggeledahan KPK

dengan anggota lainnya," ujar Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Hamidah

Abdurrachman, di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

(IAM/DIK/ELD)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Rabu, 01-08-2012. Halaman: 3

Korupsi Alat Simulasi

Ditahan Lebih dari 24 Jam

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas baru saja tiba di

kediamannya, Senin (30/7) pukul 23.00. Tiba-tiba anak buahnya menelepon, mengabarkan

kegentingan.

Petugas KPK yang tengah menggeledah Markas Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri

di Jalan MT Haryono, Jakarta, dihadang beberapa petugas Badan Reserse Kriminal

(Bareskrim). Penggeledahan itu terkait dugaan korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan

empat untuk ujian surat izin mengemudi.

Penggeledahan seharusnya mudah. Sekitar 30 petugas KPK dengan enam mobil tiba sejak

pukul 16.00. Semua lancar. Petugas jaga di Korlantas mempersilakan pegawai KPK

menggeledah beberapa tempat dan menunjukkan tempat penyimpanan arsip ke petugas KPK.

Pukul 22.00, upaya penggeledahan KPK terhenti. Sejumlah perwira Bareskrim Mabes Polri

membawa anak buahnya datang. Setidaknya ada dua perwira berpangkat komisaris besar

yang datang. Mereka menanyakan upaya penggeledahan KPK.

Suasana sangat tegang. Perwira Bareskrim menanyakan izin dari Kepala Polri Jenderal (Pol)

Timur Pradopo. Tak kalah gertak, petugas KPK menunjukkan surat penetapan pengadilan

terkait izin penggeledahan.

Tak mau kalah, perwira Bareskrim itu meminta dilakukan gelar perkara di tempat dan minta

KPK menunjukkan bukti korupsi. KPK menolak gelar perkara di tempat. Ketegangan

meningkat. Bareksrim minta KPK tidak menggeledah.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Saat itu, petugas KPK menelepon pimpinan. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto baru

tiba di rumahnya, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 23.00 ketika teleponnya berdering. "Ada

emergency call dari lapangan," ujar Bambang.

Busyro, Bambang, dan Ketua KPK Abraham Samad yang juga ditelepon malam itu langsung

kembali ke KPK. Ketiganya, ditemani Direktur Penuntutan dan Pelaksana Tugas Direktur

Penyidikan Warih Sadono beserta Direktur Penyelidikan Arry, langsung menuju Korlantas.

Tiba pukul 24.00 di Korlantas, mereka mendapati Kabareskrim Komisaris Jenderal Sutarman.

Pembicaraan tak mulus. Muncul perdebatan. Masing-masing tetap pada pendiriannya. Mabes

Polri mengemukakan tengah menyelidiki kasus yang sama.

Tak Boleh Menggeledah

Pembicaraan tiga pimpinan KPK dengan Kabareskrim berakhir pukul 03.30. Selama

pembicaraan itu, petugas KPK tak boleh menggeledah. Semua petugas KPK yang semula

menggeledah berkumpul di lobi Korlantas. Sebagian berusaha terjaga menahan kantuk. Nasi

dengan sepotong ayam yang dipesan dan sudah datang untuk sahur terasa hambar.

Tak lama kemudian, terdengar azan subuh. Pimpinan KPK bersama jajaran Kabareskrim

shalat subuh di masjid belakang Korlantas. Ketegangan mulai cair. Penggeledahan boleh

kembali dilakukan.

Pukul 07.30 penggeledahan selesai. Seluruh barang bukti tetap dikumpulkan di Korlantas.

Menurut Bambang, Kabareskrim membantu menyediakan ruangan di Korlantas untuk

menyimpan barang bukti dan disegel. Petugas KPK mendata barang bukti dan membuat

berita acara penggeledahan.

Bambang ditemani Juru Bicara KPK Johan Budi SP kembali ke KPK. Didampingi Kepala

Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, Johan menggelar

jumpa pers mengumumkan, Gubernur Akademi Kepolisian Inspektur Jenderal Djoko Susilo

sebagai tersangka. Sebelumnya, Djoko menjabat Kepala Korlantas Mabes Polri.

Johan mengumumkan, barang bukti yang disimpan di Korlantas bisa dibawa ke KPK. Siang

harinya, pimpinan KPK akan bertemu Kapolri di Mabes Polri.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kesepakatan pagi itu tak semudah yang dibayangkan. Hingga siang, petugas KPK belum

diizinkan meninggalkan Korlantas untuk membawa barang bukti. Dalam jumpa pers sore

harinya, Johan menyatakan, barang bukti masih tertahan dan belum diizinkan dibawa keluar.

Kabar gembira didapat seusai buka puasa. KPK boleh membawa barang bukti dari Korlantas.

"Kami sangat berterima kasih karena Kapolri memahami bahwa penyidikan KPK sangat

dibatasi waktu sehingga barang-barang bukti yang kami perlukan diizinkan untuk segera

dibawa ke KPK," kata Bambang.

KPK mengizinkan Mabes Polri menggunakan barang bukti yang telah disita untuk

kepentingan penyelidikan mereka. Disepakati pula KPK akan menyidik tersangka Djoko dan

pejabat pembuat komitmen dalam pengadaan alat simulasi. Polri akan menangani panitia

pengadaannya. Untuk sementara, jalan berani dan penuh risiko penyidik KPK lapang.

Dukungan kuat masyarakat ada di belakang dan siap digalang.

(KHAERUDIN)

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Tampak Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi

Abraham Samad (kanan) dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo (tengah) seusai

melakukan pertemuan tertutup di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (31/7). Pertemuan itu

terkait penetapan tersangka dugaan kasus korupsi pengadaan alat simulator pembuatan SIM

di Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011 dengan tersangka DS oleh KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 02-08-2012. Halaman: 1,15

Lagi, Jenderal Jadi Tersangka

Penyidikan Harus Sepenuhnya Ditangani KPK

Jakarta, Kompas -Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan tiga tersangka baru dalam

kasus dugaan korupsi alat simulasi kendaraan bermotor di Korps Lalu Lintas Polri. Satu

tersangka adalah pejabat pembuat komitmen proyek itu, Wakil Kepala Korlantas Brigadir

Jenderal (Pol) Didik Purnomo.

Penetapan tersangka itu berdasarkan hasil pengembangan penyidikan KPK setelah penetapan

tersangka mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Inspektur Jenderal Djoko Susilo

yang kini menjabat Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol). Dua tersangka baru lainnya

adalah rekanan proyek tersebut, yaitu Budi Susanto (Direktur Utama PT Citra Mandiri

Metalindo Abadi) dan Sukoco S Bambang (Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia).

"Ada tiga orang lain yang merupakan pelaku penyerta tindak pidana korupsi dalam kasus ini,

yakni DP (Didik Purnomo), BS (Budi Susanto), dan SB (Sukoco Bambang). Nama ketiganya

tertulis dalam surat perintah penyidikan untuk tersangka atas nama DS (Djoko Susilo)," kata

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto seusai acara buka bersama di KPK, Rabu (1/8).

Surat perintah penyidikan untuk Didik Purnomo dan Sukoco Bambang telah ditandatangani.

Para tersangka itu juga sudah dicegah ke luar negeri.

Direktur Penuntutan dan Pelaksana Tugas Direktur Penyidikan KPK Warih Sadono

menambahkan, ketiganya bisa dimintai pertanggungjawaban secara pidana.

Namun, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan,

berdasarkan investigasi polisi, tidak ditemukan adanya aliran uang kepada sejumlah pejabat

Polri. "Kami sudah melakukan investigasi beberapa waktu lalu. Hasilnya, tidak ada

pemberian uang," katanya.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Dikatakan bahwa dalam kasus korupsi simulator itu disepakati Polri dan KPK akan

menangani kasus tersebut, tetapi dengan sasaran penyidikan berbeda. "Kebijakan pimpinan

KPK dan Kapolri adalah penanganan tetap dilakukan KPK dan Kapolri dengan sasaran

ditentukan masing- masing," katanya.

Namun, kata Bambang Widjojanto, tidak ada penyidikan bersama dengan Polri. Kerja sama

adalah saat penggunaan barang bukti yang disita KPK karena Polri juga menyelidiki kasus

itu.

Desakan agar penyidikan diserahkan sepenuhnya kepada KPK mendapat dukungan luas.

Mantan anggota panitia khusus DPR dalam pembahasan Undang-Undang KPK dan Undang-

Undang Kepolisian, Firman Djaya Daeli, mengatakan, langkah KPK yang menyidik kasus

korupsi di kepolisian secara mandiri sudah benar.

"Undang-Undang KPK secara tegas menyebut KPK bahkan bisa mengambil alih kasus

korupsi yang tengah ditangani oleh kepolisian dan kejaksaan," kata Firman yang juga politisi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Jika merujuk pada UU No 30/2002 tentang KPK Pasal 11 dan 50, penyidikan yang

dilakukan kepolisian dan kejaksaan seharusnya dihentikan saat KPK menangani kasus

tersebut," ujar anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga sependapat, bahwa penanganan kasus itu

sepenuhnya ditangani KPK. "Sebaiknya kasus ini ditangani KPK saja," kata komisioner

Kompolnas, Syafriadi Cut Ali.

Bahkan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida mengatakan, kasus di Korlantas

itu akan lebih tepat ditangani KPK karena lebih independen dan sesuai dengan UU KPK.

"Kalau kepolisian masih menghambat penyidikan, berarti lembaga itu melindungi pejabat

yang korup. Citra polisi akan semakin buruk," katanya.

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli

Amar mengatakan, tidak ada kegiatan KPK yang dihambat saat penggeledahan di kantor

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Korlantas. Yang diperlukan memang komunikasi antarpenegak hukum, baik KPK maupun

Polri. Semalam Boy mengabarkan, polisi menetapkan empat tersangka.

Desakan penonaktifan

Terkait status tersangka Djoko Susilo, menurut komisioner Kompolnas, Hamidah

Abdurrachman, Kapolri agar membebastugaskan Djoko Susilo dari jabatan Gubernur Akpol

guna kelancaran pemeriksaan.

Eva Kusuma juga mengatakan, "Seharusnya (Djoko Susilo) dinonaktifkan dari jabatan

Gubernur Akpol sehingga tidak mengganggu keberlangsungan aktivitas di Akpol.

Penonaktifan ini sekaligus untuk memberikan ruang kepadanya agar berkonsentrasi dalam

menghadapi kasus yang membelitnya."

Langkah penonaktifan, kata pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia, Bambang

Widodo Umar, perlu diambil agar tidak membawa efek psikologis dan beban moral bagi

siswa Akpol.

Adrianus Meliala, komisioner Kompolnas lainnya, menilai kasus ini sebagai ironi bagi

kepolisian. Pasalnya, Korlantas telah mendapat banyak fasilitas. Korlantas juga boleh

memungut uang sebagai penerimaan negara bukan pajak dari masyarakat.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo berharap semangat KPK dalam menangani

kasus di Korlantas tidak melemah. Hukum harus ditegakkan dan berlaku bagi siapa pun,

termasuk pejabat lembaga penegak hukum yang diduga terlibat.

"Kita harus memberikan dukungan penuh kepada KPK dan Polri, jangan ada yang ditutupi.

Semua kasus dugaan korupsi bisa diambil alih KPK," ujar anggota Komisi III dari Fraksi

Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani.

Setelah penetapan tersangka Djoko Susilo, situasi di Akpol di Semarang, Rabu, tetap

normal. Hanya saja, saat upacara penerimaan 300 taruna di Lapangan Akpol, Gubernur

Akpol itu tidak hadir. Upacara penerimaan taruna itu dipimpin Wakil Gubernur Akpol

Brigjen (Pol) Bambang Usadi. Menurut Bambang Usadi, Djoko Susilo sedang ke Jakarta

karena ada urusan penting.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kemarin rumah yang diduga milik Djoko Susilo di Jalan Raya Leuwinanggung, Kelurahan

Leuwinanggung, Kecamatan Tapos, Depok, terlihat sepi. Nyonya Uni, tetangga di belakang

rumah Djoko, mengatakan, sejak lima tahun bertetangga, dia tidak pernah melihat Djoko atau

keluarganya.

Sahrin, mantan Ketua RT 02 di seberang rumah Djoko, mengatakan, rumah itu dibangun tiga

tahun terakhir. Pagar utama rumah tersebut tertutup dan terdapat kamera monitor di atas

pagar setinggi 5 meter.

(BIL/RAY/IAM/FAJ/FER/NTA/WHY/LOK/WHO/ONG)

Grafik: Kasus

Simulator Kendaraan Bermotor

BACA JUGA HAL 3

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 02-08-2012. Halaman: 3

Korupsi Simulator SIM

Berlari Lebih Cepat, KPK Mencium Jejak Jenderal

Kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri tiba-

tiba mencuat. Puluhan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menggeledah kantor

Korlantas sejak Senin (30/7) sore.

Jenderal polisi bintang dua, Inspektur Jenderal Djoko Susilo, Gubernur Akademi Kepolisian

dan mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, sudah ditetapkan sebagai tersangka

pada 27 Juli 2012.

Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, hingga 27 Juli lalu, KPK secara resmi menaikkan

kasusnya ke tingkat penyidikan dan menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka (Kompas,

1/8).

Kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi tersebut sebenarnya bukan kasus

baru. Aparat kepolisian pernah menangani kasus sengketa tender dalam pengadaan alat

simulasi mengemudi tersebut.

Sengketa tender itu terkait PT Citra Mandiri Metalindo Abadi sebagai pemenang tender dan

PT Inovasi Tehnologi Indonesia (PT ITI) sebagai subkontraktor. PT ITI dinilai tidak dapat

memenuhi permintaan barang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar

mengatakan, Polri menghormati apa yang tengah dilakukan KPK. "Tentu dalam konteks

tugas yang dilakukan KPK, kami ingin sampaikan bahwa Polri adalah mitra yang sejajar

dalam konteks pemberantasan korupsi. Kami sepenuhnya mendukung langkah-langkah

penegakan hukum yang dilakukan KPK," kata Boy.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Dalam jumpa pers di KPK, Selasa (31/7), Boy mengakui beberapa waktu lalu pernah

mengumumkan belum ditemukan unsur pidana kasus itu. Berdasarkan temuan Inspektorat

Pengawasan Umum Mabes Polri saat itu, proses pengadaan alat simulasi berjalan normal.

Menurut Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Sutarman, Bareskrim juga sedang

menyelidiki kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi itu. Bareskrim

memang terkesan agak lama menangani karena Bareskrim beranjak pada pemeriksaan

tersangka dari level bawah, seperti pimpinan proyek atau pejabat pembuat komitmen, dan

bisa mengarah pada pejabat yang lebih tinggi. "Kalau KPK lebih fokus pada penyelenggara

negara," katanya.

Sayangnya, Bareskrim kurang "jeli" mendalami lebih lanjut kasus terkait sengketa tender itu.

Ternyata, di balik kasus sengketa tender itu terdapat dugaan kasus korupsi yang diduga

melibatkan perwira tinggi Polri. Ibarat lari 100 meter, Bareskrim Polri kalah cepat dengan

KPK.

KPK mampu mencium tersangka lain yang diduga terlibat, yaitu Djoko Susilo. Upaya

penggeledahan kantor Korlantas pun mengentakkan banyak orang ketika tidak berjalan

mulus. Kini, kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi dengan tersangka

Djoko Susilo itu pun "meluncur" ke KPK. Tinggal menunggu KPK memeriksa Djoko Susilo.

Nilai proyek

Dugaan kasus korupsi yang melilit Djoko saat ini memang tidak kecil. Nilai proyek

pengadaan alat simulator mengemudi untuk pembuatan SIM itu mencapai Rp198,7 miliar

pada tahun anggaran 2011.

Rinciannya, menurut Sutarman, nilai proyek pengadaan alat simulator mengemudi untuk

kendaraan roda empat sebesar Rp 143,4 miliar dan nilai proyek pengadaan alat simulator

mengemudi untuk kendaraan roda dua sebesar Rp 55,3 miliar.

Kebutuhan Korlantas Polri terhadap alat simulasi mengemudi untuk kendaraan roda dua

sebanyak 1.126 unit dan sebanyak 880 unit untuk roda empat pada tahun 2011.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Namun, realisasi pengadaan alat simulasi mengemudi untuk kendaraan roda dua tahun 2011

hanya sebanyak 700 unit dan realisasi pengadaan alat simulasi mengemudi untuk kendaraan

roda empat hanya sebanyak 556 unit.

Berapa besar penggelembungan (mark up) harga dalam kasus itu? Johan Budi belum

mengetahui pasti. Sebagai perbandingan saja, dari beberapa situs, harga alat simulasi

mengemudi 2.000 dollar AS-5.000 dollar AS (hampir Rp 20 juta-Rp 50 juta). Dengan asumsi

harga satu unit Rp 50 juta, dan realisasi pembelian sebanyak 1.256 unit tahun 2011, nilai

pembelian sekitar Rp 61 miliar. Jadi jauh lebih rendah dari nilai proyek Rp 198,7 miliar.

Apakah alat simulasi mengemudi itu betul-betul diperlukan? Kepala Korlantas Inspektur

Jenderal Pudji Hartanto mengungkapkan, alat simulasi mengemudi sangat penting. "Di luar

negeri, alat seperti itu sudah digunakan," katanya.

Menurut Pudji, tahun 2012 ini Korlantas masih merencanakan mengadakan alat simulasi

tersebut. Alat simulasi itu juga direncanakan untuk menguji kemampuan polisi dalam

mengemudikan kendaraan patroli di jalan-jalan raya.

(FERRY SANTOSO)

Ibarat lari 100 meter, Bareskrim Polri kalah cepat dengan KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 02-08-2012. Halaman: 6

Tajuk Rencana: Apresiasi untuk KPK

Drama penggeledahan hampir 24 jam di Kantor Korps Lalu Lintas Polri oleh penyidik

Komisi Pemberantasan Korupsi mendapat apresiasi publik.

Melalui media sosial, drama penggeledahan sejak Selasa dini hari hingga malam itu

mendapatkan perhatian besar. Di tengah keterbatasan sumber daya manusia, termasuk masih

dihambatnya pembangunan gedung baru KPK oleh DPR, melalui Twitter, sejumlah tokoh

masyarakat menyatakan dukungan atas perjuangan KPK menggeledah Kantor Korps Lalu

Lintas. KPK juga mengumumkan tersangka dalam kasus pengadaan simulator untuk

pembuatan SIM adalah Inspektur Jenderal Djoko Susilo, mantan Kepala Korps Lalu Lintas

Polri yang kini sebagai Gubernur Akademi Kepolisian. Ini untuk pertama kalinya KPK

menetapkan seorang jenderal polisi aktif sebagai tersangka.

Pekerjaan penyidik KPK untuk mendapatkan barang bukti tidaklah mudah. Beberapa kali

upaya penggeledahan terhenti dan mobil penyidik KPK dihalang-halangi untuk keluar dari

Kantor Korlantas. Tiga unsur pimpinan KPK, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan

Busyro Muqoddas, hadir pada tengah malam di Korlantas dan bertemu dengan Kepala Badan

Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman. Sikap tiga unsur pimpinan KPK hadir

di lapangan itu pun patut diapresiasi.

Kita bersyukur miskomunikasi antara KPK dan Polri cair setelah pimpinan KPK bertemu

dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Baik KPK maupun Polri bersepakat

untuk sama-sama menyidik dan mengungkap dugaan kasus korupsi itu. KPK akan menyidik

kasus dugaan pengadaan simulator yang melibatkan penyelenggara negara, sedangkan Polri

akan menangani pihak lain yang tidak ditangani KPK.

Asas praduga tak bersalah tetap harus dikedepankan. Namun, penggeledahan dan penanganan

kasus dugaan korupsi pengadaan simulator di lingkungan Korlantas Polri seharusnya

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

dijadikan momentum untuk berbenah. Kualitas pelayanan publik oleh Polri harus terus

ditingkatkan agar citra Polri di mata publik bisa kian membaik.

Dalam kasus ini, kita mendorong KPK untuk mengungkap tuntas semua pihak yang terlibat

dalam kasus pengadaan simulator SIM, termasuk pihak yang mendapatkan keuntungan dari

proyek tersebut. KPK tak boleh melangkah mundur karena KPK tak punya kewenangan

menghentikan penyidikan. Artinya, penetapan Djoko sebagai tersangka seharusnya sudah

berdasarkan alat bukti yang cukup sehingga kasus itu berujung di pengadilan.

Selain melanggar undang-undang, upaya berbagai pihak menghalangi penyidikan kasus

korupsi juga tidak menolong bangsa ini memerangi korupsi. Akan lebih baik lagi kalau Polri

bekerja sama dengan KPK untuk mengungkap tuntas kasus korupsi ini demi pembenahan

kelembagaan Polri di kemudian hari. Langkah lanjut dari Polri ditunggu masyarakat!

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Jumat, 03-08-2012. Halaman: 1,15

Sesuai UU, KPK Lebih Berhak

Presiden Harus Dorong Polisi Serahkan Kasus

Jakarta, Kompas-Polri seharusnya menyerahkan penyidikan dugaan korupsi pengadaan alat

simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Jika

KPK telah menangani kasus korupsi, kepolisian dan kejaksaan tak lagi berwenang menyidik

kasus yang sama.

Kewenangan KPK tersebut tertera dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

KPK. Pasal 50 Ayat 1, 3, dan 4 sudah jelas bahwa KPK lebih dulu melakukan penyidikan.

Ayat 3 menyebutkan, "Dalam hal KPK sudah mulai melakukan penyidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1, kepolisian dan kejaksaan tidak berwenang lagi melakukan

penyidikan". Pasal 4 menegaskan, "Dalam hal penyidikan dilakukan secara bersamaan oleh

kepolisian dan/ atau kejaksaan dan KPK, penyidikan yang dilakukan kepolisian dan

kejaksaan tersebut segera dihentikan".

Persaingan atau kesan polisi tidak ingin menyerahkan penyidikan kasus itu kepada KPK yang

telah menetapkan dua jenderal, yaitu Irjen Djoko Susilo dan Brigjen (Pol) Didik Purnomo

sebagai tersangka, makin terlihat setelah kepolisian juga menetapkan lima tersangka.

Atas nama UU, KPK pun mengimbau Polri menyerahkan penanganan kasus dugaan korupsi

pengadaan simulator SIM itu untuk membantu dan mendukung KPK.

"Kalau kami ingin patuh pada undang-undang, seyogianya institusi lain membantu, men-

suport KPK. Kalau berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, pada

Pasal 50 Ayat 1, 3, dan 4 sudah jelas di situ dimaksudkan bahwa KPK lebih dulu melakukan

penyelidikan. Fungsi institusi lain bekerja sama membantu KPK," kata Ketua KPK Abraham

Samad di Jakarta, Kamis (2/8).

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, KPK telah menetapkan kasus dugaan

korupsi pengadaan simulator SIM itu ke penyidikan sejak 27 Juli lalu. Dengan demikian,

kata Bambang, instansi penegak hukum lain hendaknya menghentikan penyidikan kasus ini.

Jaksa Agung Basrief Arief mendukung sikap tegas KPK. Menurut Basrief penanganan kasus

dugaan korupsi simulator SIM ini harus mengacu pada UU. Terkait adanya nota

kesepahaman (MOU) antarinstansi penegak hukum, Basrief mengatakan, tetap harus

berpatokan pada UU dan tak boleh melanggar. "Jelas dong, MOU itu enggak boleh

bertentangan dengan UU. Saya kira (penanganan kasus ini) mengacu ke UU," katanya.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mendukung KPK untuk melakukan penyidikan atas

kasus tersebut karena KPK memiliki kewenangan kuat untuk memeriksa aparat penegak

hukum. "Ada preseden beberapa kasus yang ditangani internal oleh kepolisian tidak berjalan.

Contohnya kasus rekening gendut perwira Polri sampai sekarang tidak terungkap. Lebih baik

kasus ini ditangani KPK," kata Agus Sunaryanto, Ketua Divisi Investigasi ICW.

Menurut Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki,

penyidikan oleh KPK dianggap lebih dipercaya, lebih independen, dan tidak bermasalah

dengan kemungkinan konflik kepentingan.

"Polri semestinya menghormati UU itu. Jika terus melanjutkan penyidikan pada kasus ini,

artinya Polri mengabaikan aturan hukum. Ini preseden buruk dan melawan spirit reformasi

bidang hukum," katanya.

Teten mengingatkan, dalam struktur pemberantasan korupsi, KPK berada pada posisi di atas

lembaga-lembaga lain.

Pakar hukum pidana dari Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang, Karolus Kopong

Medan, di Kupang, juga mengatakan, akan lebih obyektif jika penanganan kasus tersebut

sepenuhnya diserahkan kepada KPK. "Polri seharusnya kooperatif dan bahkan sangat

diharapkan agar berada di garda paling depan untuk memerangi berbagai kasus korupsi,

termasuk kasus korupsi yang melibatkan jajarannya," kata Karolus.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Pakar hukum pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji, mengatakan, KPK

berwenang mengambil alih penyidikan atau penuntutan kasus korupsi yang sedang dilakukan

oleh kepolisian atau kejaksaan.

Presiden diminta serius

Untuk menyelesaikan kekisruhan penanganan kasus itu, Guru Besar Fakultas Hukum

Universitas Andalas Padang Saldi Isra mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

perlu turun dan menegur Polri. Jika Presiden tidak mendorong penyerahan penyidikan ke

KPK, proses hukum kasus itu bisa terhambat. "Perlu penegasan Presiden kepada Kepala

Polri," ujar Saldi. "Saya heran, kenapa mereka bersikeras ambil bagian di sini. Jangan-jangan

ada yang hendak dilindungi," tambahnya.

Peneliti Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, Feri Amsari, mengatakan, Polri bisa

dianggap melawan UU jika memaksakan diri menyidik kasus itu, sementara KPK telah

menyidiknya terlebih dahulu.

Langkah KPK mengusut kasus dugaan korupsi alat simulasi mengemudi itu merupakan

momentum pemberantasan korupsi. Kasus itu juga menjadi ujian komitmen Presiden

Yudhoyono dalam pemberantasan korupsi.

"Jika Yudhoyono tidak menertibkan anak buahnya yang tidak satu visi dengannya, berarti

dia tidak serius. Sekarang belum terlihat serius karena ada drama saat KPK menggeledah

Korlantas. Polisi juga tiba-tiba menetapkan tersangka," kata Eva Kusuma Sundari, anggota

Komisi III DPR dari PDI-P.

"Kekhawatiran kasus ini dapat menjadi konflik antarlembaga, dapat dicegah oleh Yudhoyono

karena Polri ada di bawahnya," tambah Eva. "Presiden sebagai atasan Polri harus melakukan

tindakan konkret, misalnya meminta Kapolri menyerahkan penanganan kasus kepada KPK,"

kata Koordinator Divisi Hukum ICW Febri Diansyah.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar

mengatakan, penyidik Bareskrim Polri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus itu.

"Penetapan tersangka kemarin," kata Boy, Kamis. Surat Pemberitahuan Dimulainya

Penyidikan (SPDP) disampaikan ke Kejaksaan Agung.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kelima tersangka itu adalah Brigjen (Pol) Didik Purnomo sebagai pejabat pembuat

komitmen, AKBP "TR" sebagai panitia lelang, Kompol "L" sebagai kepala urusan keuangan.

Dua tersangka lagi dari swasta, yaitu Budi Susanto dan Sukoco S Bambang.

Kejagung pun, kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Adi Toegarisman, telah

menerima SPDP kasus tersebut.

Beberapa waktu lalu, Boy Rafli mengumumkan Polri tidak menemukan unsur pidana dalam

kasus itu.

(BIL/RAY/IAM/ANA/LOK/FAJ/NWO/ANS/FER)

Grafik: Dasar Hukum Kasus Korupsi Diambil Alih KPK

Lihat Video Terkait "Tersangka Baru Kasus Simulator versi KPK" di vod.kompas.

com/tersangkasimulator

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Petugas ruang simulator ujian surat izin

mengemudi (SIM) C atau kendaraan roda dua di Satlantas Markas Polrestabes Kota Bandung,

Jawa Barat, mendampingi peserta ujian yang menggunakan alat ini, Kamis (2/8). Dari enam

alat simulasi yang ada, hanya dua yang berfungsi. Selama ini tidak ada teknisi khusus untuk

memperbaiki alat tersebut sehingga petugas setempat yang berusaha memperbaikinya sendiri.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 04-08-2012. Halaman: 1,15

Presiden Diminta Mengatasi

Tunggu Proses Hukum

Jakarta, Kompas- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sepatutnya bertindak cepat untuk

menyelesaikan "rebutan" kewenangan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam

penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas

Polri. Presiden bisa meminta Polri mematuhi Undang-Undang KPK.

"Ketegasan ini harus dilakukan di tengah kesan keengganan Polri untuk melimpahkan kasus

ini kepada KPK. Tindakan Presiden dibutuhkan agar kasus Cicak-Buaya tidak terulang lagi,"

kata Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana, di Jakarta, Jumat

(3/8).

Sebagai atasan langsung, kata Hikmahanto, Presiden bisa memerintahkan Kepala Polri untuk

mematuhi UU KPK dan hal itu bukanlah intervensi hukum. "Perintah tersebut merupakan

komitmen keberpihakan Presiden untuk tegaknya negara hukum," katanya.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari berharap, Presiden Yudhoyono mau turun tangan

mendorong Polri mematuhi UU KPK. Presiden pun didesak menginstruksikan Kapolri untuk

menyerahkan kasus itu kepada KPK. "Kapolri adalah bawahan langsung Presiden sebagai

kepala negara atau kepala pemerintahan. Instruksi dimaksud adalah perintah atau arahan

kepada anak buah (Kapolri)," kata Dekan Fakultas Hukum Unika Widya Mandira Kupang

Frans Rengka.

Presiden semestinya meredam gejolak ketika Polri bersikukuh "berebut" kewenangan dengan

KPK. "Seharusnya kedewasaan kelembagaan kepolisian sudah harus tumbuh," kata peneliti

Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Hifdzil Alim.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Selama ini, Presiden Yudhoyono selalu berkomitmen kuat terhadap pemberantasan korupsi.

Bahkan, dalam perkara korupsi yang berlarut-larut, Presiden meminta KPK tidak ragu

mengambil alih sebagaimana diungkapkan saat pengarahan rapat koordinasi percepatan

penanganan kasus korupsi di Istana Negara pada 7 Maret 2006. "Saya harapkan pimpinan

KPK tidak ragu mengambil alih suatu perkara apabila diperlukan karena dipandang berlarut-

larut penanganannya oleh penyidik kepolisian dan kejaksaan," kata Presiden saat itu.

Namun, dalam kasus dugaan korupsi di Korlantas ini, menurut Juru Bicara Kepresidenan

Julian Aldrin Pasha, Presiden Yudhoyono percaya, Polri dan KPK telah bersinergi. Presiden

meminta semuanya menunggu proses hukum yang telah berjalan.

Presiden tidak mungkin diminta intervensi dalam proses hukum yang tengah berjalan.

"Kalau semua harus intervensi Presiden, tidak baik bagi semua. Presiden posisinya jelas, taat

dan menghormati hukum," katanya.

Namun, bagi Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, jika

hanya memantau perkembangan kasus itu, Presiden dinilai bersikap tidak bertanggung

jawab. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Hanura, Sarifudin Sudding, menilai, Presiden

memilih bersikap aman.

"KPK diberi kewenangan oleh undang-undang untuk dapat mengambil alih," kata politisi

Partai Demokrat, Rachland Nashidik. Sesuai UU KPK, kata mantan Wakil Ketua KPK Bibit

Samad Rianto, polisi tak lagi berwenang menyidik kasus itu.

Tetap menyidik

Badan Reserse Kriminal Polri tetap melanjutkan penyidikan. Penyidik Bareskrim memiliki

kewenangan menyidik berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang-undang Hukum Acara Pidana dan tidak dapat menghentikan penyidikan.

"Bareskrim Polri tetap akan melakukan penyidikan pengadaan driving simulator di Korlantas

Polri sebelum ada ketentuan beracara yang mengatur tentang hal tersebut atau melalui

keputusan pengadilan," kata Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Sutarman, kemarin.

Penghentian penyidikan, ujarnya, dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan praperadilan.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Sutarman menjelaskan, pimpinan KPK dan Kapolri dalam pertemuan 31 Juli 2012 sepakat

menangani kasus dugaan korupsi itu bersama-sama. KPK, lanjutnya, fokus menangani kasus

dugaan korupsi terkait tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo, mantan Kepala Korlantas

Polri, atau penyelenggara negara. Polri fokus menangani tersangka yang belum disidik KPK,

terutama tersangka yang bukan penyelenggara negara.

Namun, Koalisi Masyarakat untuk Reformasi Polri menyatakan, Polri harus menghentikan

penyidikan kasus tersebut. Terkait kewenangan penyidikan kasus itu, dosen hukum

Universitas Trisakti, Asep Iwan Iriawan, mengungkapkan, Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2002 tentang KPK merupakan ketentuan hukum khusus (lex specialis). Sesuai UU No

30/2002, diatur hukum acara yang berlaku adalah KUHAP, kecuali ditentukan lain oleh UU

itu, yaitu UU No 30/2002.

Dalam Pasal 38 Ayat (1) UU No 30/2002 disebutkan, segala kewenangan yang berkaitan

dengan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan yang diatur UU No 8/1981 tentang

KUHAP berlaku juga bagi penyelidik, penyidik, dan penuntut umum pada KPK.

Namun, dalam Pasal 38 Ayat (2) juga diatur ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

Ayat (2) UU No 8/1981 tentang KUHAP tidak berlaku bagi penyidik tindak pidana korupsi

sebagaimana ditentukan dalam UU ini. Dalam asas hukum, hukum yang baru

mengesampingkan hukum yang lama.

Menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang, Bernard L Tanya,

perintah UU No 30/2002 tentang KPK sudah jelas sehingga mustahil jika Polri salah

membaca.

(BIL/RAY/WHY/FAJ/ATO/ANS/NWO/DIK/FER/ONG)

Lihat Video Terkait Simulator SIM di vod.kompas.com/kasussimulatorsim

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 04-08-2012. Halaman: 3

KPK Tetap Menyidik

Pimpinan KPK Akan Bertemu Kepala Polri

Jakarta, Kompas -Komisi Pemberantasan Korupsi tetap akan menyidik dua jenderal polisi

yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan simulator berkendara roda dua dan

empat di Korps Lalu Lintas Polri.

Dua jenderal tersebut adalah Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal (Pol)

Didik Purnomo. KPK juga tetap menyidik dua nama tersangka lain yang berasal dari

kalangan swasta, yaitu Sukotjo Bambang dan Budi Santoso.

Ihwal tiga dari empat nama yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini oleh KPK,

yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama oleh Polri, yakni Didik,

Sukotjo, dan Budi, akan dibicarakan dalam pertemuan antara pimpinan KPK dan Kepala

Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo.

"Penyidikan di KPK jalan terus dan nanti di Polri ada join investigasi. Teknis selanjutnya

akan ada pertemuan lagi, antara pimpinan Polri dan KPK. Saya kira itu bisa mengurai hal-hal

yang selama ini dipersepsikan sebagai miskomunikasi," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP

di Jakarta, Jumat (3/8).

Menurut Johan, penyidikan yang dilakukan KPK sama sekali tidak melabrak nota

kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) di antara KPK, kejaksaan, serta

kepolisian.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal

Sutarman mengatakan, KPK telah melabrak MOU di antara KPK, kejaksaan, dan kepolisian.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

"KPK tidak punya keinginan atau tidak beretika dengan MOU yang sudah disepakati bersama

di antara KPK, kejaksaan, dan kepolisian. Semangat MOU ini oleh KPK dijaga. Sebelum dan

sesudah proses penggeledahan (di Korlantas) sudah ada pertemuan antara pimpinan KPK dan

pimpinan Polri," katanya.

Johan mengatakan, rencananya pada pekan depan akan ada pertemuan antara pimpinan KPK

dan Polri. "Saya dapat informasi dari pimpinan KPK bahwa pimpinan KPK akan bertemu

lagi dengan pimpinan Polri menyangkut kesimpangsiuran informasi yang tidak perlu

ditanggapi semua. Pimpinan kedua lembaga akan duduk bersama sehingga lebih jelas peran

masing-masing antara KPK dan Polri," katanya.

Johan mengatakan, soal barang bukti kasus ini yang sudah ditaruh di KPK juga ada

kesepakatan bahwa baik KPK maupun Polri bisa menggunakannya serta dijaga oleh kedua

belah pihak. "KPK bisa mengaksesnya, sebaliknya juga polisi," katanya.

Diserahkan ke KPK

Setelah Jaksa Agung Basrief Arief mendukung upaya penanganan kasus ini diserahkan

sepenuhnya kepada KPK sesuai undang-undang, kemarin Wakil Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Denny Indrayana juga mengatakan hal senada. Menurut Denny, polisi pasti

paham dan mengerti benar aturan perundangan.

"Saya menggarisbawahi arahan Presiden agar KPK dan Polri bersinergi dalam pemberantasan

korupsi. Sinergi itu maknanya melaksanakan penanganan kasus sesuai UU. Dalam hal ini

saya sependapat dengan Jaksa Agung agar penanganan perkara simulator tes SIM ini

mengacu pada UU KPK yang merupakan aturan lex specialis," kata Denny.

Menurut Denny, Kepala Polri pasti legawa dan menyerahkan penanganan kasus korupsi

simulator SIM ini kepada KPK. "Saya optimistis persoalan ini dapat diselesaikan tanpa harus

menjadi konflik antarlembaga. Saya yakin Kapolri akan legawa, agenda pemberantasan

korupsi dapat berjalan tanpa hambatan, bahkan untuk kasus di internal polisi sendiri yang

akan ditangani penuh oleh KPK," katanya.

(BIL/RAY)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Penyidikan yang dilakukan KPK sama sekali tidak melabrak nota kesepahaman atau

'memorandum of understanding' (MOU).

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 04-08-2012. Halaman: 15

Kolom Politik-Ekonomi

Perjalanan Masih Panjang

Oleh James Luhulima

Hari Senin (30/7) pukul 16.00, Komisi Pemberantasan Korupsi menggeledah Markas Korps

Lalu Lintas Kepolisian Negara RI guna mengusut dugaan korupsi dalam pengadaan alat

simulasi mengemudi kendaraan roda dua dan roda empat untuk ujian surat izin mengemudi.

Keputusan KPK menggeledah Markas Korlantas Polri menunjukkan kesungguhan KPK

dalam upaya memberantas korupsi. Bukan itu saja, KPK pun menetapkan Inspektur Jenderal

Djoko Susilo, mantan Kepala Korlantas Polri yang kini menjadi Gubernur Akademi

Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah, dan Wakil Kepala Korlantas Polri Brigadir Jenderal

(Pol) Didik Purnomo sebagai tersangka.

Langkah KPK itu mendapatkan apresiasi masyarakat mengingat untuk pertama kalinya KPK

menyidik kasus korupsi di tubuh Polri dengan tersangka dua jenderal polisi yang masih aktif.

Penggeledahan yang dilakukan KPK itu sempat terhenti pada pukul 22.00 karena dihalangi

oleh sejumlah personel polisi dari Badan Reserse Kriminal. Mereka menanyakan apakah

KPK memiliki izin dari Kepala Polri.

Selasa pukul 00.01, Ketua KPK Abraham Samad serta Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas

dan Bambang Widjojanto datang ke Korlantas. Ketiga unsur pimpinan KPK itu bertemu

dengan Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Sutarman. Kepala Bareskrim keberatan atas

penggeledahan itu dengan alasan Polri tengah menyelidiki kasus yang sama.

Pukul 03.30, penggeledahan dilanjutkan kembali. Pukul 07.30, penggeledahan selesai, tetapi

KPK tidak diperkenankan membawa barang bukti. Sampai pukul 16.00, barang bukti tetap

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

ditahan di Korlantas, 24 jam pun berlalu. Seusai buka puasa, ada kabar baik. Atas izin Kepala

Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, barang bukti akhirnya dapat dibawa KPK.

Penjelasan kasus ini muncul dari pengusaha Soekotjo S Bambang, Direktur Utama PT

Inovasi Teknologi Indonesia, yang kini juga dijadikan tersangka oleh KPK, bersama Budi

Susanto, Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi. PT Citra Mandiri Metalindo

Abadi adalah perusahaan pemenang tender simulator pengurusan SIM.

Erik Samuel, kuasa hukum Soekotjo, mengungkapkan, nilai tender proyek itu Rp 196 miliar.

Proyek tersebut disubkontrakkan kepada PT Inovasi Teknologi Indonesia senilai Rp 80

miliar. Ternyata PT Inovasi Teknologi Indonesia tidak mampu meneruskan proyek itu sesuai

kontrak. Akibatnya, Soekotjo dipidanakan oleh PT Citra Mandiri Metalindo Abadi dan kini

mendekam di penjara.

"The Untouchables"

Perjuangan KPK untuk melakukan penggeledahan dan membawa barang bukti ke KPK itu

sungguh tidak mudah. Ingatan langsung tertarik ke belakang, ke film

layar lebar The Untouchables (Yang Tak Tersentuh) pada 1987 yang mengisahkan sebuah

tim khusus Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) yang ditugaskan memberantas

tindak kriminal di kota Chicago.

Film, yang didasarkan pada sebuah buku berjudul sama, itu menggambarkan situasi Chicago

pada 1930-an yang dikuasai oleh tokoh mafia Al Capone, pengedar minuman keras yang

pada saat itu merupakan barang ilegal. Pada masa itu, Al Capone (yang diperankan oleh

Robert de Niro) dikisahkan telah "membeli" semua aparat hukum di Chicago sehingga ia

dengan bebas melakukan kegiatan ilegalnya. Di tengah situasi seperti itu, muncul tim FBI

yang dipimpin Eliot Ness (Kevin Costner), didampingi Jimmy Malone (Sean Connery), yang

tanpa kompromi akhirnya berhasil menyeret Al Capone ke pengadilan. Sebelum diangkat ke

layar lebar pada 1987, kisah The Untouchables pernah menjadi film serial di stasiun televisi

ABC pada 1959-1963.

Namun, berbeda dengan Eliot Ness yang mendapat tentangan dari semua pihak, termasuk

kepolisian, dalam menangani kasus Korlantas Polri, KPK mendapatkan lampu hijau dari

Kepala Polri.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kita sangat berharap langkah berani KPK itu dijadikan momentum oleh Polri untuk

membersihkan institusinya sendiri. Sebagai salah satu lembaga penegak hukum, Polri kita

harapkan bersih dari kasus kriminal. Hingga kini, kita mengetahui masih ada beberapa kasus

kriminal di tubuh Polri yang menunggu penyelesaian, antara lain soal rekening gendut milik

beberapa petinggi Polri.

KPK telah berbuat sesuatu yang besar. Itu harus kita akui dan harus kita apresiasi. Namun,

pada saat yang sama juga harus kita sadari bahwa perjalanan untuk memberantas korupsi di

negeri ini masih sangat panjang.

KPK telah mempunyai banyak nama di dalam daftar tersangka, antara lain Angelina

Sondakh, Miranda Swaray Goeltom, Emir Moeis, Irjen Djoko Susilo, dan Brigjen (Pol) Didik

Purnomo. Namun, apakah nama-nama yang terdapat di dalam daftar tersangka milik KPK itu

akan dihukum sesuai dengan perbuatan yang didakwakan KPK kepada mereka? Itu masih

harus ditunggu. Mengingat hal itu tidak lagi bergantung kepada KPK, tetapi kepada hakim-

hakim pengadilan tindak pidana korupsi.

Data yang ada menunjukkan, vonis-vonis yang dijatuhkan pengadilan tindak pidana korupsi

yang tersebar di 33 provinsi dinilai belum memberikan efek jera. Puluhan terdakwa

dibebaskan. Walaupun yang dihukum jumlahnya lebih banyak daripada yang dibebaskan,

mayoritas hukuman yang dijatuhkan pengadilan tindak pidana korupsi 1-2 tahun. Bukan itu

saja, akhir-akhir ini muncul kecenderungan untuk menjatuhkan hukuman tahanan kota.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 06-08-2012. Halaman: 1,15

Tegaskan Kewenangan KPK

Pimpinan KPK dan Polri Akan Kembali Bertemu

JAKARTA, KOMPAS- Praktik korupsi yang marak di sejumlah lembaga negara, termasuk

diduga terjadi di Kepolisian Negara Republik Indonesia, membuat dukungan kepada Komisi

Pemberantasan Korupsi meningkat. Agar leluasa menangani kasus yang melibatkan lembaga

penegak hukum itu, KPK perlu diperkuat dan ditegaskan kewenangannya.

Gagasan itu disampaikan Direktur Reform Institute Yudi Latif di Jakarta. Dia prihatin

terhadap korupsi yang berlangsung di lingkungan penegak hukum. Terakhir adalah dugaan

korupsi pengadaan simulator pembuatan surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas

(Korlantas) Polri.

Terjerumusnya penegak hukum dalam korupsi sebenarnya sudah diantisipasi dengan

pembentukan KPK. Dengan berbagai kewenangannya, komisi yang bersifat ad hoc ini

bertugas menindak kejahatan korupsi ketika lembaga penegak hukum lain lemah dan

bermasalah, terutama kejaksaan dan kepolisian. Belakangan, kinerja komisi produk

Reformasi 1998 itu semakin menjanjikan dengan mengungkap berbagai kasus.

"Sayangnya, KPK punya keterbatasan kewenangan, dana, jaringan, dan aparat. Komisi ini

juga bisa mentok ketika menabrak egoisme aparat hukum yang ngotot mempertahankan

penyimpangan dalam lembaganya," kata Yudi, Minggu (5/8).

Dalam situasi seperti itu, semestinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyokong KPK

agar bisa bekerja maksimal. Namun, harapan ini tampaknya sia-sia meskipun publik terus

menagih komitmen dan janji politiknya untuk memberantas korupsi.

Untuk memperkuat dukungan kepada KPK, diperlukan dukungan moral dari publik agar

KPK yang berhadapan dengan kekuatan besar tidak takut dan ragu. Dukungan ini harus

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

bertaut dengan media massa sehingga menjadi arus besar. "Ketika sudah menjadi arus besar,

dukungan publik tak bisa diremehkan," katanya.

Terus diserang

Serangan terhadap KPK memang tidak pernah surut seiring penanganan sejumlah kasus

korupsi yang menjerat politisi dan penegak hukum. Setiap kali KPK menyasar kasus yang

melibatkan politisi dan penegak hukum, perlawanan dilakukan. Pimpinan KPK periode ketiga

belum genap setahun menjabat ketika sejumlah kasus besar yang menyeret high ranking

profile di negeri ini mulai disidik.

Meneruskan penanganan kasus pada kepemimpinan periode sebelumnya, KPK antara lain

menyeret politisi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, sebagai tersangka kasus suap wisma

atlet, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom dalam kasus suap

cek perjalanan. KPK juga menetapkan mantan anggota Badan Anggaran dari Fraksi Partai

Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, sebagai tersangka korupsi dana penyesuaian

infrastruktur daerah.

KPK juga menangkap tangan pegawai pajak Tommy Hindratno saat disuap James Gunardjo

untuk mengurus restitusi pajak PT Bhakti Investama, perusahaan yang dimiliki pengusaha

sekaligus petinggi Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo. KPK memeriksa Hary dan

menggeledah perusahaan yang berkantor di MNC Tower. Operasi tangkap tangan KPK juga

menangkap Bupati Buol Amran Batalipu yang disuap petinggi perusahaan perkebunan PT

Hardaya Inti Plantation, Yani Anshori dan Gondo Sudjono. PT Hardaya merupakan

perusahaan milik anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hartati Murdaya Poo. Hartati

sudah dua kali diperiksa KPK sebagai saksi. KPK juga menetapkan politisi PDI-P, Izedrik

Emir Moeis, sebagai tersangka kasus suap proyek pembangunan PLTU Tarahan, Lampung.

Kasus korupsi terakhir yang disidik KPK adalah pengadaan simulator pembuatan SIM di

Korlantas. KPK menetapkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal (Pol)

Didik Purnomo sebagai tersangka. Djoko yang lantas dicopot dari jabatan sebagai Gubernur

Akademi Kepolisian sebelumnya menjabat sebagai Kepala Korlantas. Didik merupakan

wakilnya.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, apa yang dilakukan KPK sepenuhnya

mengemban amanat UU. "KPK tunduk dan menerapkan UU secara konsisten. Sikap KPK

menggunakan UU ini sebagai dasar kami bertindak," kata Bambang.

Bambang mengatakan, pelemahan KPK yang muncul setiap kali ada politisi atau penegak

hukum yang terjerat kasus korupsi hanya melawan semangat global antikorupsi. Menurut

Bambang, Indonesia seharusnya mengikuti semangat global itu dengan menjamin lembaga

antikorupsi dalam konstitusi. "Negara seperti Timor Leste, Lesotho, Brunei, dan Malaysia

menjamin lembaga antikorupsinya dalam konstitusi," ujarnya.

Ingatkan kesepakatan

Terkait wacana publik yang meminta polisi menyerahkan kasus ke KPK, Kepala Badan

Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengharapkan KPK

konsisten dengan kesepakatan pertemuan pimpinan KPK dengan Kapolri, 31 Juli 2012.

Pimpinan KPK dan Kapolri sepakat, KPK menyidik Irjen Djoko Susilo. Tersangka lain

seperti Brigjen Didik Purnomo ditangani Bareskrim Polri.

Atas dasar kesepakatan tidak tertulis itu, penyidik Bareskrim menetapkan lima tersangka,

yaitu Brigjen DP, Ajun Komisaris Besar TR, Komisaris L, dan dua pemenang tender, yaitu

BS dan SB.

Sutarman menambahkan, penyidik Bareskrim telah menahan empat tersangka dari lima

tersangka yang ditetapkan Bareskrim Polri. Keempat tersangka yang ditahan adalah Brigjen

DP, Ajun Komisaris Besar TR, Komisaris L, dan BS. "Tersangka DP, TR, dan L ditahan di

rutan Mako Brimob. Tersangka BS ditahan di rutan Bareskrim Polri," katanya. Penahanan

terhadap para tersangka itu, lanjut Sutarman, dilakukan sejak Jumat malam.

Menghadapi konflik penanganan kasus ini, rencananya, pimpinan KPK dan Kapolri akan

kembali bertemu. Rencana pertemuan yang akan dilakukan pekan ini itu disampaikan Juru

Bicara KPK Johan Budi.

Meskipun mulai surut, harapan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar turun

tangan memerintahkan Polri menyerahkan penanganan kasus kepada KPK tetap muncul.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

"Kuncinya ada di presiden sebagai kepala negara. Jika komitmen pemerintah terhadap

pemberantasan korupsi bukan basa-basi, Presiden harus mendukung langkah KPK. Presiden

bisa meminta pimpinan Polri membuka jalan agar kasus korupsi yang ada di tubuh

kepolisian bisa tuntas," kata anggota Badan Pekerja ICW, Emerson Yuntho.

Pengajar Ilmu Hukum Pidana Universitas Indonesia Ganjar Laksamana mengemukakan, baik

KPK, polisi, maupun jaksa sama-sama berwenang menangani kasus korupsi. Namun, KPK

lebih berwenang untuk menyidik kasus dugaan korupsi simulator pembuatan SIM di tubuh

Polri.

Ada tiga alasan KPK mengambil alih kasus sesuai UU No 30/2002 tentang KPK. Pertama,

ketika penyidik bertele-tele dalam menangani kasus. Kedua, penyidik lain diduga malah

menimbulkan korupsi baru dari kasus yang disidiknya. Ketiga, KPK harus mengambil alih

kasus ketika ada dugaan penegak hukum lain melindungi pelaku. Ketiga alasan itu sesuai

dengan kondisi di tubuh Polri saat ini.

Kewenangan KPK untuk menyidik kasus di Korlantas dinyatakan juga oleh peneliti

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indria Samego. "Sesuai UU KPK, KPK harus jadi

agen utama penegakan hukum kasus korupsi. Eksplisit ada pasalnya yang menyebut itu, maka

kepolisian dan kejaksaan harus menyerahkan kasus korupsi jika KPK menangani," katanya

(IAM/BIL/FER/FAJ/LOK/DIK)

Grafik: 2

1. Korupsi yang Diungkap Berdasarkan Jabatan (2004-2011)

2. Ancaman Terhadap KPK

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 06-08-2012. Halaman: 3

Polisi Vs KPK

Siapa yang Berhak Tangani Simulator?

Tak seperti biasanya, ekspose kasus, Jumat (27/7), itu menegangkan. Pimpinan Komisi

Pemberantasan Korupsi berkali-kali harus meyakinkan anak buahnya melangkah lebih lanjut.

Sebaliknya, penyelidik dan penyidik KPK juga menuntut dukungan penuh pimpinan mereka.

Dalam ketegangan, diputuskan, kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator ujian surat

izin mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri naik ke penyidikan. Hasil ekspose menetapkan,

mantan Kepala Korlantas Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka. Djoko dijerat

Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto

Pasal 55 Ayat 1 kesatu KUHP.

Dalam surat perintah penyidikan atas nama Djoko Susilo disebutkan pelaku penyertaan

tindak pidana ini, yakni Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo dan

dua orang rekanan pengadaan simulator SIM, Budi Santoso dan Sukotjo Bambang.

Dua jenderal aktif di Polri jadi tersangka. Tak heran jika pimpinan KPK dan penyelidik serta

penyidik KPK menyatakan komitmen bekerja sama penuh dan sungguh-sungguh.

Ekspose tak melulu bicara soal kasus simulator SIM. Mengingat risiko yang timbul setelah

menyidik kasus ini dan menetapkan petinggi Polri aktif sebagai tersangka, ekspose juga

membahas mitigasi risiko serangan balik yang mungkin terjadi ke KPK. Seluruh potensi

serangan dipetakan, termasuk alternatif untuk menghadapinya.

Karena kasus ini melibatkan petinggi penegak hukum lain, sesuai nota kesepahaman atau

memorandum of understanding, KPK memberitahukan ke penegak hukum yang

bersangkutan. Maka, pimpinan KPK berbagi tugas. Ekspose digelar Jumat. Tak mungkin

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

memberi tahu Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo soal perkara yang telah naik ke

penyidikan hari itu juga.

Diputuskan, Senin (31/7), Ketua KPK Abraham Samad dengan Wakil Ketua Zulkarnain

bertemu Kapolri. Dalam pertemuan, Abraham memberi tahu Timur bahwa KPK telah

menetapkan Djoko dan tiga pelaku penyerta sebagai tersangka.

Hari itu juga, KPK menggeledah Markas Korlantas di Jalan MT Haryono, Jakarta.

Penggeledahan dilakukan sejak pukul 16.00. Sore itu, di kantor KPK pimpinan KPK

kedatangan petinggi Polri, seorang jenderal bintang tiga. Dia minta KPK tak menyidik kasus

ini dan menyerahkannya kepada Polri.

Namun, pimpinan KPK tetap pada hasil ekspose, Jumat pekan sebelumnya. KPK tetap

menangani perkara ini karena sesuai UU, penyidikan perkara korupsi di lembaga ini tak bisa

dihentikan. KPK tak memiliki kewenangan mengeluarkan surat perintah penghentian

penyidikan alias SP3. Bahkan, jika dihentikan, KPK melanggar UU.

Awalnya, penggeledahan berjalan lancar. Petugas KPK diberi akses petugas Korlantas.

Malah petugas KPK ditunjukkan tempat-tempat penyimpanan arsip.

Pukul 22.00, petugas dari Bareskrim Polri datang ke Korlantas dan minta KPK

menghentikan penggeledahan. Terjadi perdebatan. Ketika itulah, pimpinan KPK ditelepon

dan datang ke lokasi penggeledahan. Tiga pimpinan KPK, Abraham, Bambang Widjojanto,

dan Busyro Muqoddas, ditemui Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Sutarman. Sempat

tertunda hingga lima jam lebih, penggeledahan bisa dilanjutkan. Siang harinya, setelah

pertemuan Abraham dan Bambang dengan Timur, barang bukti bisa dibawa ke KPK dengan

catatan petugas Polri bisa ikut menjaga dan menggunakannya untuk menangani kasus yang

sama.

Ketegangan di hari penggeledahan berlanjut. KPK menetapkan empat tersangka. Polri

kemudian juga menetapkan lima tersangka, tiga di antaranya sama seperti yang ditetapkan

KPK, yakni Didik, Sukotjo, dan Budi. KPK dan Polri merasa paling berhak menyidik kasus

ini. KPK berpatokan pada UU No 30/2002 tentang KPK yang menyatakan penyidikan kasus

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

korupsi oleh penegak hukum lain harus berhenti ketika KPK menyidik kasus tersebut. Polri

berpegang pada UU KUHAP yang menyatakan, sebagai penyidik mereka juga berhak.

Mabes Polri tegas tak akan menghentikan penyidikan kasus ini. KPK yakin, sesuai UU

pengadilan justru akan menyidangkan perkara ini jika ditangani KPK. Jika Polri

memaksakan, bisa jadi hal tersebut digunakan oleh pengacara terdakwa untuk jadi alasan

membebaskan dari dakwaan karena penanganannya melanggar UU.

Sengketa kedua lembaga ini tak terlihat diselesaikan Presiden. Mungkinkah hak penanganan

kasus ini berakhir di Mahkamah Konstitusi?

(KHAERUDIN)

Mungkinkah hak penanganan kasus ini berakhir di

Mahkamah Konstitusi?

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 06-08-2012. Halaman: 3

Undang-Undang KPK Diuji di MK

Keteguhan Polisi Tidak Terlalu Salah

Jakarta, Kompas -Sebagai wujud dukungan agar kasus dugaan korupsi simulator di Korps

Lalu Lintas Polri disidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Habiburokhman, Munathsir

Mustaman, dan Maluana Bungaran mendaftarkan permohonan uji materiil Undang-Undang

KPK. Rencananya, uji materiil Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK akan

didaftarkan ke Mahkamah Konstitusi, Senin (6/8).

"Kami merasa situasi ini tak bagus. Masing-masing pihak ngotot dengan pendiriannya.

Karena itu, kami ingin MK memperjelas Pasal 50 Ayat (3) UU KPK. Dengan putusan MK

itu, tak akan lagi ada celah bagi polisi atau juga nanti jaksa menyidik kasus yang sudah

disidik KPK," ujar Habiburokhman di Jakarta kemarin.

Habiburokhman bersama dua rekan sesama advokat mengemukakan, kasus penyidikan ganda

perkara dugaan korupsi simulator mengemudi adalah preseden buruk bagi penegakan

hukum. "Satu-satunya pihak yang paling diuntungkan dari pertikaian antara KPK dan Polri

adalah para koruptor yang tidak ingin perbuatannya merampok keuangan negara terbongkar,"

ujarnya.

Menurut dia, dalam konteks logika hukum, pengusutan kasus ini akan lebih baik jika

dilakukan KPK. Akan sulit bagi penyidik Polri untuk dapat bersikap independen dan

terhindar dari intervensi ketika menyidik perkara yang terjadi di lingkungan mereka.

Tidak terlalu salah

Namun, dalam konteks legalitas, keteguhan sikap Polri untuk menyidik perkara ini, menurut

Habiburokhman, tidak terlalu salah. Rumusan Pasal 50 Ayat (3) UU No 30/2002 tidak terlalu

jelas menghapuskan kewenangan penyidikan Polri dalam perkara yang sudah disidik KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 44: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Pasal itu berbunyi, "Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi sudah mulai melakukan

penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepolisian atau kejaksaan tidak berwenang

lagi melakukan penyidikan."

"Sayangnya, dalam frasa tersebut tidak ada keterangan kewenangan kepolisian dan kejaksaan

dalam UU apa yang menjadi hilang ketika KPK sudah menyidik," ujar Habiburokhman.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lukman Hakim

Saifuddin mengatakan, jika Presiden tak kunjung bertindak atas konflik antara polisi dan

KPK, masyarakat bisa mengajukan gugatan ke MK. Masyarakat bisa meminta MK untuk

menguji UU KPK. Langkah tersebut, menurut Lukman, merupakan upaya beradab dalam

negara hukum agar ada kepastian.

Berbeda dengan Lukman, Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR, justru mengusulkan agar

kedua lembaga tersebut tetap sama-sama menangani kasus korupsi Korlantas. "Biarkan kedua

institusi penegak hukum itu berlomba-lomba menangani kasus dugaan korupsi Korlantas,"

katanya.

Menurut Hajriyanto, perdebatan secara legal-formal mengenai siapa yang paling berwenang

menangani kasus tersebut juga tetap tidak ada ujungnya. Perdebatan itu dikhawatirkan hanya

akan menguras energi sehingga substansi permasalahan, yaitu pemberantasan korupsi,

terbengkalai.

(INU/NTA)

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Puluhan aktivis Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi (Cicak) menggelar aksi rantai manusia di

depan kontainer di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Minggu (5/8). Kontainer

itu berisi barang sitaan hasil penggeledahan di Korps Lalu Lintas Polri oleh KPK. Cicak

menuntut kepolisian mendukung upaya pembersihan institusi mereka yang dilakukan

KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 45: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 06-08-2012. Halaman: 6

Tajuk Rencana: Jalan Buntu KPK-Polri

Penyidikan oleh KPK dan Polri atas kasus korupsi simulator SIM dengan tersangka yang

sama akan menimbulkan problematika hukum!

Penyidikan ganda itu berpotensi melanggar hak asasi manusia para tersangka. Seperti

diberitakan, KPK telah menetapkan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Djoko

Susilo, Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigjen (Pol) Didik Purnomo, dan tersangka

lainnya. Dalam waktu tak terlalu lama, Badan Reserse Kriminal Polri pun mengumumkan

tersangka yang sama, minus Djoko Susilo. Bareskrim pun menahan mereka.

Pelanggaran HAM pasti terjadi karena tersangka akan ditahan, disidik, dan diadili dalam

perkara yang sama meski melalui proses berbeda. Penyidikan ganda tak bisa dibenarkan

karena konstitusi melarang seseorang diadili dua kali dalam perkara sama. Dalam hukum ada

prinsip: ne bis in idem!

Kita yakin Polri dan KPK paham potensi bahaya pelanggaran HAM itu. Karena itu,

ngototnya Polri untuk terus menyidik dan menolak menghentikan penyidikan, dengan alasan

Polri mengikuti KUHAP, menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan publik. Rebutan

kewenangan menyidik kasus pengadaan simulator SIM telah sampai pada pertarungan ego

lembaga. Polri tak mau menghentikan dan menyerahkan penyidikan kasus itu kepada KPK.

KPK pun akan jalan terus. Inilah jalan buntu yang berakibat pada pelanggaran HAM.

Sejumlah pihak berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyudahi kontroversi itu.

Presiden tinggal memerintahkan Kapolri untuk menyerahkan kasus simulator SIM kepada

KPK. Namun, Presiden memilih untuk tidak mengintervensi kasus itu dan menyarankan KPK

dan Polri berkoordinasi menyelesaikan rebutan kewenangan itu.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 46: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kita menggarisbawahi sikap Kepala Bareskrim Polri Komjen Sutarman yang menyatakan

tak akan menghentikan penyidikan kasus simulator SIM tanpa ada putusan praperadilan.

Karena itu, kita mendorong "perebutan" penyidikan antara KPK dan Polri diselesaikan

Mahkamah Konstitusi melalui konstruksi sengketa kewenangan lembaga negara. Tentunya,

sengketa kewenangan itu menggunakan tafsir meluas soal semangat konstitusi yang hidup.

Dalam sejarahnya, MK punya rekam jejak menjadi mesin pendobrak menghadapi

kegentingan. Putusan MK saat memutar rekaman percakapan Anggodo Widjojo dengan

sejumlah penegak hukum membuka aktor mafia peradilan di Indonesia. Itulah terobosan dari

MK.

Membawa sengketa kewenangan penyidikan Polri dan KPK bisa menjadi solusi

menyelesaikan kebuntuan yang terjadi. Apa pun putusan MK yang final dan mengikat harus

diterima semua pihak. KPK bisa menjadi pihak untuk membawa kasus itu ke MK sehingga

kebuntuan itu bisa segera diselesaikan dan potensi pelanggaran HAM bisa dihindarkan serta

pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara maksimal!

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 47: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 07-08-2012. Halaman: 3

MK Secepatnya Ambil Putusan

Presiden Sebetulnya Bisa Bertindak Mengatasi Konflik KPK-Polri

Jakarta, Kompas -Mahkamah Konstitusi akan menangani perkara pengujian Pasal 50 Ayat

(3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi terkait

kewenangan penyidikan lembaga antikorupsi itu secepatnya, sesuai dengan prosedur di MK.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara MK Hakim Konstitusi Akil Mochtar, Senin (6/8),

setelah tiga warga yang berprofesi sebagai advokat, yaitu Habiburokhman, Maulana

Bungaran, dan Munathsir Mustaman, mendaftarkan pengujian Pasal 50 Ayat (3) UU KPK.

Mereka meminta MK mempertegas penafsiran sebagian frasa dalam pasal itu.

Pasal 50 Ayat (3) berbunyi, "Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi sudah mulai

penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepolisian atau Kejaksaan tidak berwenang

lagi melakukan penyidikan". Pemohon uji materi menilai frasa "kepolisian atau kejaksaan

tidak berwenang lagi melakukan penyidikan" mengandung ketidakjelasan berakibat

ketidakpastian.

Akil menyoroti adanya preseden lembaga negara atau penegak hukum membawa konflik

yang berkaitan dengan tugasnya menjalankan kewenangannya ke MK. Fenomena itu tidak

bagus.

Namun, langkah itu sebenarnya bukanlah solusi terbaik dalam menangani rebutan

kewenangan. Kalau saja Polri paham dan patuh, kata pakar hukum tata negara Universitas

Andalas (Unand) Saldi Isra, kisruh tak perlu terjadi. "Kalau Presiden benar-benar berpihak

pada agenda pemberantasan korupsi, Presiden harus secara eksplisit meminta Kapolri

memberi ruang kepada KPK," tegas Saldi.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 48: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kemarin, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dan pakar hukum pidana Romli

Atmasasmita mendatangi Divisi Hukum Polri. Keduanya dimintai pendapat jika soal

kewenangan Polri dan KPK dibawa ke MK.

Yusril menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kurang memiliki kewibawaan untuk

dapat menengahi sengketa kewenangan antara Polri-KPK. Dengan kedudukan tinggi,

Presiden dapat menasihati pimpinan kedua lembaga. "Itu (nasihat) bukan intervensi kasus,"

katanya.

Mantan KSAD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan, seharusnya Presiden

Yudhoyono bertindak. "Ini bukan intervensi. Kalau ke polisi negara tetangga, baru namanya

intervensi," katanya.

Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Soerjadi menegaskan, PPAD

mendukung KPK.

DPP Partai Demokrat berpendapat, untuk meredakan ketegangan, penyidikan kasus itu

sebaiknya diserahkan ke KPK. Jika Polri legowo, kata Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat

Saan Mustofa, citranya justru akan meningkat.

Sikap Presiden yang belum meminta Kapolri menyerahkan kasus Korlantas ke KPK, kata

anggota Komisi III DPR Achmad Basarah, menunjukkan Presiden kurang memiliki

kehendak politik memberantas korupsi.

Menurut Romli, nota kesepahaman bersama (MOU) antara pimpinan KPK, Polri, dan

Kejagung bermasalah dan justru melemahkan KPK. MOU itu membuat kewenangan KPK

menjadi selevel dengan Polri dan Kejagung.

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli

Amar mengatakan, dalam pertemuan dengan para perwira menengah Polri di PTIK, Kapolri

Jenderal Timur Pradopo mengingatkan jajaran Polri untuk menjalankan komitmen anti- KKN

dan bekerja secara profesional.

(ANA/ABK/NWO/IAM/FER/WHY/INA/EDN/FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 49: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 07-08-2012. Halaman: 7 (Opini)

Rivalitas atau Penegakan Hukum?

INDRIYANTO SENO ADJI

Polemik antarpihak penegak hukum bukan merupakan wacana baru. Hongkong, Italia, Rusia,

dan sejumlah negara lain mengalami hal serupa manakala terjadi pembaruan hukum yang

diikuti dengan perubahan legislasi atas kewenangan lembaga penegak hukum.

Di Indonesia, beberapa waktu lalu, proses hukum antara Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) dan Mahkamah Agung (MA), KPK dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), KPK

dengan Kejaksaan Agung, KPK dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP), maupun KPK dengan DPR dianggap sebagai rivalitas kelembagaan. Padahal, setiap

lembaga memiliki intensitas masalah masing-masing.

Pengamat hukum dan politik pun ikut berargumen yang kadang justru membuat bingung

publik sehingga antara euforia dan fobia penegakan hukum menjadi rancu.

Saat ini yang sedang ramai adalah penyidikan KPK terhadap Kepala Korps Lalu Lintas

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri). Kepala Korlantas terkait kasus

simulator SIM atas dugaan penyalahgunaan wewenang, sesuai Pasal 2 dan Pasal 3 UU

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tipikor.

Persoalannya, apakah pengungkapan kasus ini masuk rivalitas antarpenegak hukum atau

lebih merupakan eksistensi kuat penegakan hukum?

Sama di depan hukum

Pertama, pendekatan rivalitas institusi sangat mengemuka dalam kasus ini. Pengungkapan

kasus dianggap sebagai rivalitas dan usaha melumpuhkan integritas penegak hukum Polri.

Padahal, tindakan penyidikan, baik oleh kepolisian maupun KPK, adalah hal yang wajar

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 50: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

dalam proses hukum, sama halnya dengan proses hukum penyidikan KPK terhadap lembaga

negara Polri.

Semua proses hukum dilandasi prinsip negara hukum, yaitu adanya kesamaan di hadapan

hukum. Tidak ada imunitas hukum atas pribadi, swasta, ataupun personalitas kelembagaan

negara.

Aturan mengenai penyalahgunaan pada Pasal 3 UU Tipikor dalam ranah hukum pidana ini

sebenarnya merupakan perluasan dengan mengadopsi pemahaman yang ada dalam ranah

polemik hukum administrasi negara. Pasal 3 sebenarnya berlaku bagi penyelenggaraan

negara termasuk penegak hukum, seperti jaksa, polisi, dan KPK.

Ketentuan tersebut tidak saja merupakan kontrol terhadap perlindungan hak asasi manusia

(saksi, korban, tersangka), tetapi mengikat pula dari tindakan penegak hukum yang

sewenang- wenang ataupun yang melampaui wewenang, tidak terkecuali KPK dan Polri.

Kedua, pendekatan disharmonisasi dihindari dalam mengungkap kasus ini. Kita memahami

bahwa sebagai institusi penegak hukum dalam sistem ketatanegaraan yang baru, KPK

memiliki sarana dan prasarana hukum dengan tingkat kewenangan luar biasa atau

extraordinary power yang tidak dimiliki institusi lain.

Maka menjadi wajar apabila masyarakat memiliki harapan berkelebihan searah dengan

kewenangan yang luar biasa dari KPK. Dengan wewenang KPK yang luar biasa, diharapkan

pula segala bentuk, cara, dan aplikasi korupsi dapat menjadi satu bagian dalam tatanan

pemberantasan korupsi.

Namun, wewenang luar biasa yang dimiliki KPK harus diselaraskan dengan tata cara norma

legislasi mengingat kedua lembaga penegak hukum ini memiliki hubungan esensial sebagai

institusi penegak hukum dalam sistem peradilan pidana. Dengan wewenang luar biasa, Pasal

2 dan Pasal 3 UU Tipikor sebagai norma hukum memberikan kontrol terhadap penggunaan

wewenang dari penegak hukum yang dapat saja merugikan masyarakat, saksi/korban, dan

tersangka.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 51: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Kewenangan

Penyalahgunaan wewenang berarti penegak hukum memiliki kewenangan tetapi

menggunakannya secara menyimpang atau tidak memiliki kewenangan tetapi bertindak

seolah punya wewenang dan menggunakannya dengan melanggar prosedur meskipun tujuan

tercapai. Makna penyalahgunaan wewenang inilah yang menjadi parameter ada tidaknya

dugaan pelanggaran oleh Kepala Korlantas.

Dengan demikian, seharusnya pengamat dan aktivis bersikap bijak dengan memberikan

kesempatan kepada KPK untuk melakukan proses hukum terhadap siapa pun yang diduga

menyalahgunakan wewenang, termasuk Polri.

Ketiga, pendekatan dislabelisasi merupakan bagian yang harus ditiadakan dalam penegakan

hukum. Dari sisi ini, untuk menghindari labelisasi KPK dari pencitraan kelembagaan,

sebaiknya tindakan KPK diselaraskan dengan tata cara norma prosedur tetap di antara KPK

dengan Polri maupun penegak hukum lain, terutama dalam melaksanakan upaya paksa. Hal

ini mengingat KPK dan Polri adalah lembaga penegak hukum yang memiliki hubungan

esensial sebagai institusi penegak hukum dari sistem peradilan pidana.

Harus diingat bahwa Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor ini berlaku tidak saja terhadap KPK,

tetapi juga pada kejaksaan dan Polri atau aparatur negara lain yang menyalahgunakan

wewenang dalam menjalankan tugas.

Keempat, bila memang terjadi rivalitas dan disharmonisasi di antara lembaga penegak

hukum, seperti KPK, Polri, dan kejaksaan, ini semata tercipta karena sistem regulasi

diskriminasi kewenangan yang justru melemahkan pemberantasan korupsi. Oleh karena itu,

perlu adanya suatu balance and equal power yang tidak diskriminatif untuk semua penegak

hukum demi kebangkitan citra penegak hukum yang tidak subordinatif.

Perbedaan pendapat di kalangan pengamat hukum dan aktivis, akademisi dan praktisi, baik

yang pro maupun kontra mengenai penyidikan kasus simulator SIM oleh KPK, haruslah

dianggap sebagai wacana demokratisasi yang menghargai perbedaan opini.

Alangkah bijaknya bila Polri bisa memahami kewenangan KPK tidak dalam konsep

kekuasaan dan pencitraan lembaga, karena opini yang demikian akan menimbulkan

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 52: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

kekuasaan otoriter yang permisif seolah KPK, Polri, dan kejaksaan merupakan lembaga yang

kebal penegakan hukum. Semua ini untuk menghindari anggapan apa yang dilakukan KPK

sekarang sebagai politik balas dendam KPK atas kasus cicak versus buaya dulu.

Proses hukum seharusnya dihargai agar dogma penegakan hukum dari judge made law

menjadi pilar penentu kebenaran tidaknya proses hukum KPK terhadap Polri. Sikap bijak

telah ditunjukan lembaga negara yang pernah diproses KPK, seperti Mahkamah Agung, DPR,

dan Kejaksaan Agung. Maka, sebaiknya resistensi pemeriksaan kasus simulator SIM ini

disingkirkan agar tidak menimbulkan kesan lembaga Polri tidak transparan dan tidak

apresiasi terhadap penegakan hukum.

Publik pun berharap KPK menangani kasus ini karena integritasnya, bukan semata

pencitraan pemberantasan korupsi!

INDRIYANTO SENO ADJI

Guru Besar Hukum Pidana,

Pengajar Program Pascasarjana UI Bidang Studi Ilmu Hukum

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 53: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Jumat, 10-08-2012. Halaman: 1

Dugaan korupsi

KPK Dapat Ambil Alih Penyidikan Kasus di Korlantas

Jakarta, Kompas - Komisi Pemberantasan Korupsi dapat mengambil alih penyidikan kasus

dugaan korupsi pengadaan simulator mengemudi di Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara RI

yang juga disidik Polri. KPK dapat melakukan itu jika menilai atau merasa alasan-alasan

pengambilalihan kasus itu terpenuhi.

"Kalau KPK merasa itu (alasan-alasan pengambilalihan) ada pada polisi, ambil alih," kata

pakar hukum tata negara yang juga mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yusril

Ihza Mahendra di sela-sela acara buka puasa, di Jakarta, Kamis (9/8).

Yusril menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan KPK dapat mengambil alih kasus dugaan

korupsi yang ditangani kepolisian atau kejaksaan. Alasan-alasan itu adalah laporan tidak

ditindaklanjuti, ada unsur korupsi dalam penanganan korupsi, dan ada motif untuk

melindungi tersangka.

Untuk mengambil alih kasus, kata mantan anggota tim perumus UU No 30/2002, Firman

Jaya Daeli, KPK berkirim surat kepada Polri dengan tembusan kepada Presiden, DPR,

Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung. KPK juga mengumumkan kepada publik.

Di Markas TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menyampaikan bahwa KPK dan Polri sama-sama berperan penting dalam pemberantasan

korupsi. Kedua lembaga itu diharapkan bekerja sama sebaik mungkin.

"KPK memiliki peran sungguh penting dan kami dukung. Polri dan kejaksaan juga

menjalankan tugas. Maka, saya harapkan lakukan kolaborasi agar pemberantasan korupsi

bisa berjalan baik," tutur Presiden.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 54: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Menurut Presiden, dalam acara buka puasa di Mabes Polri, Rabu, ia berbicara kepada Kepala

Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dan Ketua KPK Abraham Samad. "Saya katakan, baik

kepada Kepala Polri maupun Ketua KPK. Bapak berdua adalah andalan saya, jago saya

dalam perang melawan korupsi," ucapnya.

Presiden berharap silang pendapat antara Polri dan KPK bisa diselesaikan dengan baik, bisa

dicapai kesepakatan.

Namun, Abraham mengatakan, tidak ada ucapan khusus dari Presiden dalam acara buka

puasa itu. "Tidak ada yang khusus, hanya pesan agar KPK dan Kapolri bekerja sama

memberantas korupsi di negeri ini," ungkapnya.

KPK telah memeriksa lebih dari 10 saksi kasus itu. Pekan depan pemeriksaan dilanjutkan.

Sementara Polri telah memeriksa tiga tersangka kasus itu, yakni Brigjen (Pol) DP, Ajun

Komisaris Besar TR, dan Komisaris L.

(FER/RAY/BIL/ATO/EDN/FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 55: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Jumat, 10-08-2012. Halaman: 6

Tajuk Rencana: Solusi Konstitusional Elegan

Problem penyidikan ganda kasus pengadaan simulator kemudi SIM belum ada titik temu.

Kedua pihak sama-sama melakukan konsolidasi.

Polri mengundang ahli hukum dan purnawirawan Polri. Sejumlah tokoh masyarakat

mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi guna membicarakan soal yang sama, Rabu. Di

hari yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur

Pradopo, dan Ketua KPK Abraham Samad hadir dalam buka puasa bersama di Mabes Polri.

Banyak pihak berharap penyidikan ganda kasus korupsi di Korps Lalu Lintas segera

mendapat jalan keluar. Penyidikan ganda berpotensi merusak sistem hukum, menghambat

pemberantasan korupsi, dan membuka ruang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.

Dari sisi undang-undang, masalahnya jelas!

Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 menyebutkan, "KPK melakukan

penyelidikan, penyidikan, penuntutan terhadap kasus korupsi yang melibatkan aparat

penegak hukum dan penyelenggara negara, mendapat perhatian masyarakat dan

menimbulkan kerugian negara di atas Rp 1 miliar". Jika ada lembaga lain menyidik hal yang

sama, Pasal 50 UU KPK memberikan jalan keluar. "Dalam hal KPK sudah melakukan

penyidikan, kejaksaan dan kepolisian tidak berhak lagi melakukan penyidikan".

Teks undang-undang jelas, tetapi di lapangan penafsiran bisa beda. Polri mendasarkan

tindakannya pada UU No 8/1981 tentang KUHAP. Polri menolak menghentikan penyidikan.

Padahal, kasus dan tersangkanya sama. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris

Jenderal Sutarman mengatakan, "Kalau memang dianggap tidak sepakat, ya, selesaikan di

peradilan."

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 56: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Penyelesaian di pengadilan adalah solusi konstitusional yang akan memperkokoh prinsip

negara hukum. Putusan pengadilan akan menegaskan siapa yang berwenang menyidik kasus

itu, Polri atau KPK. Menyelesaikan sengketa melalui pengadilan lebih bermartabat karena

tidak akan membuat lembaga yang berbeda pendapat kehilangan muka. Ada beberapa jalur

pengadilan yang bisa ditempuh, yakni melalui permohonan praperadilan, meminta

pertimbangan hukum ke Mahkamah Agung, atau dibawa ke Mahkamah Konstitusi.

Semangat mencari solusi harus diupayakan karena imbauan untuk sinergi dan koordinasi

belum menjadi solusi. Kita memandang penyelesaian di MK lebih cepat menyelesaikan

kebuntuan. Putusan MK bersifat final dan mengikat. Pertimbangan hukum MA bersifat tidak

mengikat sehingga tak akan menyelesaikan masalah. Sementara melalui jalur praperadilan

akan lebih memakan waktu.

Melalui jalur uji materi atas undang-undang atau sengketa kewenangan konstitusional

penyidikan bisa membuka pintu bagi MK untuk menyelesaikannya. Kewenangan KPK

memang bukan turun dari konstitusi, melainkan KPK sebenarnya sedang menjalankan

kewenangan konstitusional di bidang pemberantasan korupsi. Dibutuhkan tafsir meluas soal

living constitution.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 57: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 13-08-2012. Halaman: 8

Jajak Pendapat "Kompas"

Relasi Lembaga Negara Terhambat

Relasi yang baik antarlembaga negara diperlukan terutama dalam mengemban kepentingan

publik. Namun, sejak era reformasi, praktik relasi yang baik antarlembaga negara itu kerap

disharmoni. Publik menilai, gesekan antarlembaga itu terutama terjadi karena ego sektoral

setiap lembaga.

Sultani dan Dwi Eriyanto Kemunculan lembaga-lembaga baru negara pada era reformasi

menandai pergeseran sistem ketatanegaraan Indonesia dari model otoritarian menjadi

cenderung demokratis. Namun, dalam iklim yang terbuka tersebut relasi antarlembaga justru

mengalami hambatan serius dalam mengemban kepentingan publik. Hambatan muncul

ketika terjadi tumpang tindih dalam tugas dan wewenang setiap lembaga.

Hubungan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri menjadi potret yang

aktual. Pengungkapan kasus suap pengadaan simulator kendaraan bermotor di Korps Lalu

Lintas (Korlantas) Polri, akhir Juli lalu, telah menempatkan KPK dan Polri sebagai rival satu

sama lain untuk menyelesaikan kasus ini. Kondisi yang sama terjadi pada 2009 ketika muncul

kasus "cicak versus buaya" yang sempat membuat hubungan kedua lembaga ini tegang.

Jajak pendapat Kompas di 12 kota yang diselenggarakan pekan lalu mengungkapkan kondisi

yang masih memprihatinkan dalam relasi antarlembaga negara ini. Enam dari 10 responden

jajak pendapat menilai, dari lima lembaga negara, yaitu Polri, Kejaksaan, Mahkamah Agung

(MA), KPK, dan DPR, hubungan antara KPK dan Polri adalah yang terburuk. Relasi terburuk

kedua terjadi antara KPK dan DPR. Terdapat 64,2 persen responden yang menyatakan hal

tersebut.

Hubungan antara KPK dan DPR tampil secara kasatmata ketika KPK mengajukan usulan

untuk membangun gedung baru. Meskipun usulan pembangunan gedung baru itu dinilai

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 58: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

banyak kalangan sesuai kebutuhan, DPR belum menyetujuinya dengan alasan negara sedang

menghemat anggaran.

Dalam realitasnya, disharmoni relasi antarlembaga negara juga terjadi pada lembaga negara

lainnya. Hubungan MA dengan Komisi Yudisial (KY) termasuk di dalamnya. Konflik

keduanya dipicu oleh usulan KY untuk menyeleksi ulang hakim agung di MA. Usulan ini

didasari oleh penilaian KY bahwa hakim agung punya andil dalam maraknya praktik mafia

peradilan. Puncak dari perseteruan tersebut adalah MA melaporkan salah seorang komisioner

KY, Suparman Marzuki, ke Bareskrim Polri dengan tuduhan penghinaan.

Hubungan antarlembaga negara merupakan hubungan kerja sama antarinstitusi yang dibentuk

guna melaksanakan fungsi-fungsi negara yang meliputi fungsi eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Menurut Guru Besar Hukum Universitas Padjadjaran Sri Soemantri, lembaga

negara harus membentuk suatu kesatuan proses yang saling berhubungan dalam rangka

penyelenggaraan fungsi negara (actual governmental process).

Mencuatnya konflik antarlembaga negara itu mencerminkan adanya benturan otoritas

antarlembaga. Akibatnya, alih-alih mendorong lembaga negara menciptakan satu kesatuan

proses dalam rangka penyelenggaraan fungsi negara, lembaga negara justru menjadi

penghambat terlaksananya fungsi tersebut.

Merebaknya konflik antarlembaga negara membuka mata publik tentang pertarungan

kepentingan dalam kaitan dengan penyelenggaraan negara. Setiap lembaga berusaha

mempertahankan bukan hanya kepentingan pribadi, melainkan juga kepentingan institusi.

Kasus Korlantas merupakan kasus pertama yang disajikan kepada publik terkait praktik

korupsi di Polri. Meskipun sebelumnya pernah mengemuka upaya membongkar dugaan

"rekening gendut" sejumlah perwira tinggi Polri, kasus itu tak terdengar. Langkah Polri

melakukan penyidikan terhadap kasus yang sama patut diduga untuk melindungi

kepentingan institusinya.

Belajar dari kasus tersebut, empat dari 10 responden jajak pendapat ini menyatakan bahwa

penyebab utama kondisi hubungan yang buruk antarlembaga negara adalah karena ego

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 59: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

sektoral dari setiap lembaga yang terlalu kuat. Ego sektoral ini diwujudkan dalam bentuk

upaya menghalangi lembaga penegak hukum lainnya memeriksa integritas anggota-anggota

lembaga bersangkutan.

Dalam hal ini, sebagian besar publik (77,5 persen) menyatakan sebaiknya kasus Korlantas

ditangani KPK, bukan Polri. Bagaimanapun, pemeriksaan integritas anggota Polri oleh Polri

sendiri akan mudah melahirkan berbagai konflik kepentingan.

KPK dipercaya

Simpati publik yang terus meningkat kepada KPK belakangan ini lantaran lembaga itu

dianggap mampu menjalankan perannya dalam memberantas korupsi. Dalam penggeledahan

kantor Korlantas Polri, KPK berhasil menunjukkan prinsip penegakan hukum berlaku sama

kepada semua warga negara dan lembaga di negeri ini.

Hasil jajak pendapat ini memperkuat hal tersebut. Empat dari 10 responden mengemukakan

bahwa dari sejumlah lembaga penegak hukum, KPK dinilai sebagai lembaga yang paling

dipercaya. KPK juga dinilai oleh 35,3 persen responden sebagai institusi penegak hukum

paling bersih.

Menilik evaluasi publik terhadap kinerja lembaga KPK dan Polri dalam kurun waktu tiga

tahun terakhir, nilai merah selalu diberikan untuk Polri. Nilai merah itu terutama menyangkut

kinerja penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi. Dalam kurun waktu 2009-2011,

tingkat kepuasan publik terhadap kinerja KPK dalam memberantas korupsi terus meningkat.

Sebaliknya, dalam kurun waktu yang sama, tingkat ketidakpuasan publik terhadap kinerja

Polri menangani kasus korupsi semakin besar.

Bahkan, satu dari dua responden dalam jajak pendapat yang diselenggarakan pada Juni 2011

berpendapat, kegagalan terbesar Polri selama lima tahun terakhir terutama dalam menangani

kasus-kasus korupsi. Lebih jauh, sebanyak 54,9 persen responden tidak yakin perilaku

koruptif aparat kepolisian akan dapat diberantas oleh lembaga kepolisian sendiri.

Idealnya, lembaga negara, termasuk penegak hukum, menanggalkan ego sektoral dan

bersinergi sehingga memperkuat penyelenggaraan penegakan hukum di Indonesia. Presiden

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 60: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya, tiga tahun lalu meminta agar lembaga-lembaga

penegak hukum dan pemberantas korupsi lainnya meningkatkan integritas dan kinerja.

Dalam beberapa kasus, ego sektoral antar-penegak hukum sirna manakala mengusut kasus-

kasus yang menjadi perhatian publik. Dalam kasus mafia pajak yang melibatkan Gayus

Tambunan, misalnya, penegak hukum Polri, Kejaksaan, dan KPK sepakat bekerja sama

dengan pendekatan supervisi, investigasi bersama, dan sharing data dalam menangani kasus

tersebut. Kerja sama sangat dimungkinkan jika fungsi penyelenggaraan negara untuk

kepentingan publik lebih dikedepankan ketimbang ego sektoral.

(Litbang Kompas)

Grafik: Relasi Lembaga Negara

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 61: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 14-08-2012. Halaman: 33

Abraham Samad: KPK Tidak Akan Pernah Takut dan Ragu

Pengantar Redaksi

Orang masih berharap terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membumihanguskan

para koruptor dan praktik-praktik korupsi di negeri ini. Tidak heran, ketika Abraham Samad

terpilih menjadi Ketua KPK periode 2011-2015 harapan itu dibebankan kepada aktivis

antikorupsi di Makassar tersebut. Masyarakat berharap KPK di bawah kepemimpinannya bisa

melawan para koruptor yang belakangan seperti melawan balik terhadap langkah-langkah

pemberantasan korupsi.

Bukan pekerjaan mudah, mengingat di kalangan penegak hukum sering terkesan saling

rebutan kasus korupsi ketimbang saling mendukung untuk memberangusnya. Kejadian

terakhir adalah masih berlarutnya "rebutan kasus" antara KPK dan Kepolisian RI dalam kasus

dugaan korupsi alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri yang melibatkan oknum

jenderal di Polri.

Sejauh ini, dukungan masyarakat masih tetap menguat di belakang KPK, di tengah gempuran

pihak-pihak yang gerah oleh aksi-aksi KPK. Para koruptor yang di negeri ini hadir dalam

berbagai wajah tidak henti menggempur keberadaan KPK, termasuk pihak-pihak yang ingin

membubarkannya.

Di bawah kepemimpinan Abraham, KPK antara lain menangkap Nunun Nurbaeti, istri

mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun. Nunun adalah terdakwa kasus pemberian cek

perjalanan kepada sejumlah anggota DPR terkait dengan terpilihnya Miranda Goeltom

sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (kini juga menjadi tersangka). KPK juga

telah menetapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (saat itu) Angelina Sondakh

sebagai tersangka dalam korupsi wisma atlet. Penahanan mantan Puteri Indonesia 2001

tersebut makin membuat publik berharap kepada Abraham.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 62: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Namun, masyarakat juga masih menunggu tuntasnya kasus korupsi Hambalang hingga

megaskandal Bank Century yang hingga kini seperti tak berujung.

Jika Bapak dicalonkan partai besar, apakah Bapak bersedia menjadi calon Presiden?

(Sumardjo Suhardi, Kedoya Utara, Jakarta Barat)

Sesuai amanah yang telah diberikan kepada saya, niat saya semata-mata hanya untuk

mengabdi kepada bangsa dan negara dengan menjalankan tugas pemberantasan korupsi

semaksimal mungkin dan tanpa pandang bulu.

Beranikah Anda sebagai Ketua KPK menuntut seorang koruptor dengan hukuman mati agar

pasal tersebut tidak hanya sebagai slogan tanpa makna.

(M Nurul Irfan, Buaran Serpong, Tangerang Selatan)

Hukuman mati bisa dijatuhkan bagi koruptor yang melanggar Pasal 2 Ayat (1) Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo UU No 20/2001.

Pak Abraham Samad, simpel saja, apa konsep hidup dan pandangan Anda dalam bekerja

sebagai Ketua KPK?

(Deni Mulyadi, [email protected])

Jabatan itu amanah. Bagi saya, bertugas sebagai Ketua KPK adalah sebuah ibadah sehingga

harus dijalankan secara ikhlas dan tanpa pamrih.

Apakah Anda yakin korupsi di Indonesia mampu diberantas? Bagaimana strateginya?

(Heru Pranoto, Sleman, DIY)

Insya Allah, korupsi di Indonesia bisa diberantas melalui strategi pemberantasan korupsi

dengan cara mengintegrasikan pendekatan penindakan yang represif dengan pendekatan

pencegahan. Semua itu tentunya dengan dukungan masyarakat.

Jika kasus korupsi yang terungkap melibatkan keluarga atau kerabat/saudara dekat Bang

Abraham Samad, apakah "pedang tajam" pemberantasan korupsi milik Abang masih akan

digunakan? Atau, Abang akan pilih "pedang" lain?

(Mohammad Ilham, Tebet Barat, Jakarta Selatan)

Jika korupsi melibatkan keluarga, saudara atau kerabat saya, saya tidak akan pernah ragu

untuk menghukumnya sesuai dengan tuntunan dan ajaran Nabi Mumammad SAW. Beliau

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 63: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

pernah berkata, "Seandainya saja anakku yang paling kusayangi Fatimah Az-Zahra mencuri,

sayalah orang pertama yang akan memotong tangannya."

Pak Abraham, masalah yang ditangani KPK makin menumpuk saja. Satu belum selesai,

masalah lain sudah muncul. Mungkin masalah yang terdahulu itu terlupakan untuk

diselesaikan lebih dahulu, sebagaimana kasus Bank Century belum terdengar lagi

beritanya, ya. Mohon pencerahannya.

(Lim Kwet Hian, [email protected], Jakarta)

Mengenai kasus Bank Century, KPK sampai sekarang ini terus melakukan penyelidikan dan

pendalaman terhadap kasus tersebut. KPK tidak akan pernah memetieskan kasus Century.

Perkembangan kasus bailout Bank Century belum jelas ujungnya dikarenakan ada pihak-

pihak yang dekat dengan penguasa saat ini dan adanya kepentingan golongan ataupun

kelompok. Apa yang akan Bapak lakukan jika ternyata pihak-pihak tersebut dilindungi oleh

penguasa saat ini. Apakah kasus ini akan sama dengan kasus yang sebelumnya, yaitu seperti

Cicak versus Buaya akan dipetieskan?

(Iman Gowasa, [email protected], Jakarta Timur)

KPK tidak akan pernah takut dan ragu untuk menindak siapa saja yang terlibat dalam kasus

Century sekalipun orang yang terlibat tersebut adalah orang yang dekat dengan penguasa dan

mempunyai power. Apa kiat Bapak dalam mengungkap kasus-kasus korupsi besar, seperti

Hambalang dan Century, sedangkan kita tahu kasus-kasus tersebut melibatkan orang-orang

"besar" di negeri ini. Rakyat sangat menunggu keberanian KPK khususnya Bapak sebagai

pimpinannya untuk mengungkap kasus tersebut.

(Sugianto, [email protected], Ciruas, Serang)

Kita tidak boleh gentar atau merasa takut sedikit pun untuk membongkar kasus-kasus besar,

seperti Hambalang dan Century, yang melibatkan orang-orang besar karena hukum harus

ditegakkan secara adil. Melihat latennya korupsi di negara kita dan bahkan sudah dianggap

sebagai budaya, tidak heran kalau rakyat yang antikorupsi merasa pesimistis korupsi bisa

hilang dari Indonesia. Apa yang bisa Pak Abraham Samad berikan kepada rakyat yang galau

agar "harapan" itu terus bisa hidup dan menyala?

(Suhariyono, [email protected], Semarang)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 64: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Saya tetap optimistis, kejahatan korupsi di Indonesia bisa diberantas asal ada keberanian dan

keseriusan dalam memerangi dan memberantas korupsi itu. Jadi, kita harus tetap optimistis.

Apakah ada intimidasi dari orang yang tidak dikenal setelah Bapak menjadi Ketua KPK?

Bagaimana Anda menyikapi setiap teror yang mengancam keluarga Anda selama menjabat

sebagai Ketua KPK? Sebab, kita tahu, Anda sedang menghadapi ratusan, bahkan ribuan

koruptor di bangsa ini.

(Reynaldo Simamora, [email protected] dan Stefanus Arno, Makassar)

Intimidasi, ancaman, dan teror selalu saja ada, tetapi bagi saya itu hal yang biasa karena saya

sudah mewakafkan diri untuk tugas dan amanah yang mulia ini. Insya Allah, saya sudah siap

dengan segala risiko. Bapak Abraham yang baik, siapakah calon presiden yang bersih dari

korupsi menurut Bapak? Atau, kita harus jatuh dalam minus-malum di mana kita harus

memilih yang bukti korupsinya paling sedikit?

(Gusti Tetiro, Rawasari, Jakarta)

Pilihlah calon pemimpin yang jujur, bersih, dan amanah. Siapakah sosok yang paling

memotivasi Bapak sehingga mampu mengemban tugas sebagai Ketua KPK?

(Elisa Wulandari, Depok, Sleman, DIY)

Sosok yang paling memotivasi saya adalah orangtua dan keluarga saya. Apakah dalam

kepemimpinan Saudara saat ini tidak ada dusta di antara kelima pimpinannya? Artinya,

apakah di antara lima ketua ada yang ingin menutupi atau mengesampingkan kasus-kasus

besar karena tekanan atau adanya conflict of interest sehingga menyiutkan nyali Saudara?

(Herry Soetomo, Kemanggisan, Jakarta Barat)

Kelima pimpinan KPK yang ada saat ini bekerja secara kompak dan tetap solid dalam

menjalankan tugas pemberantasan korupsi. Abraham Samad pernah berjanji akan mundur

dari jabatannya sebagai Ketua KPK jika dalam setahun gagal menuntaskan kasus korupsi

besar, seperti kasus Bank Century. Hingga kini, rakyat menanti pelaksanaan janji tersebut di

tengah-tengah maraknya praktik korupsi. Masihkah Abraham Samad bergerak sesuai dengan

janji tersebut?

(Jhon Rivel Purba, Yogyakarta)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 65: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Saya tidak pernah mengatakan bahwa jika dalam setahun gagal menuntaskan kasus Bank

Century, saya akan mundur. Yang saya katakan pada saat mengikuti fit and proper test di

DPR adalah jika dalam setahun saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya akan mundur.

Kenyataannya, selama bertugas di KPK saat ini, kami sudah berbuat banyak dalam

menjalankan tugas pemberantasan korupsi walaupun masih banyak pekerjaan rumah

pemberantasan korupsi yang masih harus dikerjakan. Siapa tokoh antikorupsi favorit Anda?

(Budianto., [email protected])

Baharuddin Lopa. Beliau adalah sosok pendekar hukum yang jujur, sederhana, berani, dan

berdedikasi. Dalam bertugas, tujuannya semata-mata hanya untuk menegakkan hukum dan

keadilan. Mengapa kita tidak meniru saja cara negara lain dalam mencegah terjadinya

korupsi, misalnya Singapura? Bukankah Pak Abraham Samad bisa bekerja sama dengan

penegak hukum yang lain agar hukum menjadi tegak?

(Ridwan bin Abd Muthalib, Jakarta Timur)

Dalam memberantas korupsi, KPK bisa berkoordinasi,

bekerja sama, dan bersinergi dengan lembaga penegak hukum

lain, seperti kepolisian dan kejaksaan, juga dengan BPK,

BPKP, PPATK, serta lembaga mitra KPK lainnya. -(TRI)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 66: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 16-08-2012. Halaman: 5

Koordinasi Antarlembaga Hukum Lemah

KPK Periksa Djoko sebagai Tersangka Usai Lebaran

Jakarta, Kompas -Koordinasi antarlembaga penegak hukum lemah sehingga mafia hukum

dan penyanderaan berbagai kasus di antara kelompok elite politik masih marak terjadi. Jika

dibiarkan, kondisi itu berbahaya karena mempersulit upaya penegakan hukum di Indonesia.

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan, lemahnya koordinasi terlihat dari

rebutan kewenangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik

Indonesia dalam penyidikan dugaan korupsi simulator surat izin mengemudi di Korps Lalu

Lintas (Korlantas) Polri. Masalah tersebut sebenarnya bisa dipecahkan jika semua merujuk ke

undang-undang.

"Kalau kondisi hukum begini terus, kita tinggal menuju kehancuran saja. Dibutuhkan shock

therapy. Memang pahit, tetapi itu memberikan terobosan," ujar Mahfud dalam diskusi "Kaum

Muda Indonesia Menggugat, Konsolidasi Kebangsaan Menuju Keadilan Sosial" di Jakarta,

Rabu (15/8).

Salah satu shock therapy itu adalah memunculkan kepemimpinan nasional yang bersih dan

tidak tersandera korupsi. Jadikan hukum sebagai panglima. Hukuman mati perlu diterapkan

untuk kasus yang sudah diatur UU, seperti korupsi besar, pelaku terorisme, kejahatan

terencana, dan kejahatan pada negara.

"Kita harus optimistis. Indonesia adalah negara hukum, dan penegakan hukum pernah

berjalan cukup baik pada tahun 1945 sampai 1973. Saat itu korupsi juga ada, tetapi semua

pelakunya dapat diadili," katanya.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 67: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

KPK maju terus

Terkait kasus dugaan korupsi Korlantas Polri, KPK maju terus. KPK mengaku tidak

terpengaruh sama sekali dengan manuver pengacara tersangka maupun langkah Polri yang

masih ikut menyidik kasus yang sama.

Hingga kemarin, KPK terus memverifikasi barang sitaan hasil penggeledahan di markas

Korlantas. Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, verifikasi barang bukti oleh penyidik

KPK tak memakan waktu lama. KPK terus mengebut untuk segera menuntaskan penyidikan.

KPK sudah cukup memiliki bukti untuk menyeret tersangka kasus ini.

KPK menetapkan empat tersangka, yakni mantan Kepala Korlantas Inspektur Jenderal Djoko

Susilo, Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, serta dua rekanan

pengadaan simulator, Budi Susanto dan Sukotjo Bambang. Tiga nama terakhir juga

ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri dan ditahan di Mako Brimob.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, selain memverifikasi barang bukti, penyidik

juga memeriksa sejumlah saksi untuk tersangka Djoko. KPK akan memanggil Djoko sebagai

tersangka seusai Lebaran. KPK tak membutuhkan mediator untuk menyelesaikan sengkarut

masalah penanganan kasus ini. "KPK tak perlu mediator pihak luar. Pimpinan KPK sudah

bisa melakukan koordinasi langsung dengan Kapolri," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli

Amar mengatakan, penyidik Polri akan menyelidiki dan menyidik informasi terkait aliran

dana. Penyidik dapat meminta bantuan PPATK untuk menelusuri jika ada indikasi atau fakta

yang mengarah pada fakta ada penempatan sejumlah uang di Primer Koperasi Polri

Korlantas. Penyidik Polri juga merencanakan memeriksa Djoko sebagai saksi seusai Lebaran.

Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hifdzil Alim

mengatakan, langkah KPK membongkar dokumen sitaan mesti diikuti penyelesaian polemik

seputar penyitaan dokumen itu.

(IAM/BIL/FER/DIK/FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 68: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 28-08-2012. Halaman: 3

Dugaan Korupsi di Korlantas

KPK Percaya Polri Tidak Lindungi Djoko Susilo

Jakarta, Kompas - Komisi Pemberantasan Korupsi belum juga memeriksa Inspektur Jenderal

Djoko Susilo terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat simulasi mengemudi di

Korps Lalu Lintas Mabes Polri. Namun, hal itu tidak berarti ada perlindungan terhadap yang

bersangkutan dari kepolisian.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP, Senin (27/8), menepis anggapan bahwa belum juga

diperiksanya Djoko Susilo karena ada perlindungan dari kepolisian. "Saya kira tidak, karena

pernyataan dari Mabes Polri, kan, mendukung langkah KPK mengusut kasus ini. KPK juga

tidak perlu izin Polri untuk memeriksa DS (Djoko Susilo)," kata Johan.

Johan juga menepis anggapan bahwa KPK lebih lambat dalam menangani kasus ini

dibanding Polri yang lebih dulu memeriksa Djoko Susilo. Polri telah memeriksa dua kali

Djoko Susilo. "Anggapan belum tentu benar. Itu adalah strategi penyidikan, apakah akan

memeriksa tersangka dulu atau saksi dulu," jelasnya.

Johan menjelaskan, alasan penyidik KPK belum memeriksa Djoko karena KPK fokus untuk

melakukan verifikasi terhadap barang bukti yang disita dari Markas Korlantas beberapa

waktu lalu. "Belum ada jadwal pemeriksaan DS. KPK masih mendalami verifikasi barang

bukti hasil sitaan, baru kemudian memeriksa DS atau saksi-saksi lain," kata Johan.

KPK juga belum memeriksa tersangka lain. KPK telah menetapkan empat tersangka, yaitu

Djoko Susilo dan Brigjen Didik Purnomo serta Sukotjo S Bambang dan Budi Susanto

(keduanya dari pihak swasta).

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 69: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

"Termasuk saksi-saksi yang lain. Menurut penjelasan direktur penyidikan, KPK masih akan

verifikasi barang bukti," ujar Johan. Sebanyak 28 kardus barang bukti disita KPK dari

Markas Korlantas dalam penggeledahan yang dilakukan 30 Juli 2012.

Barang bukti itu sempat tak tersentuh selama dua pekan di sebuah kontainer di halaman

belakang Gedung KPK. Barang bukti itu mulai diakses penyidik KPK pada 14 Agustus

dengan memindahkannya dari kontainer ke dalam Gedung KPK.

Sejauh ini, KPK telah memeriksa belasan saksi terkait kasus korupsi proyek ini. Salah satu

yang pernah diperiksa adalah tersangka Sukotjo sebagai saksi dan Intan Pardede, anak buah

tersangka Budi Susanto.

KPK tengah mendalami laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan tentang temuan transaksi yang diduga tidak wajar dalam rekening pihak yang

terlibat dalam proyek itu. Jumlah dana yang mengalir ke pihak ketiga sedikitnya Rp 10

miliar.

Kemarin, penyidik Badan Reserse Polri melanjutkan pemeriksaan Irjen Djoko Susilo sebagai

saksi. "Tadi pagi pukul 08.00, DS (Djoko Susilo) diperiksa," ujar Kepala Bareskrim

Komisaris Jenderal Sutarman. Djoko diperiksa sebagai saksi terkait pengetahuannya tentang

proses lelang pengadaan alat simulasi itu.

Jaksa Agung Basrief Arief secara terpisah mengatakan, kisruh penanganan kasus korupsi

pengadaan alat simulasi di Korlantas antara KPK dan Polri pasti akan ada jalan keluarnya.

Kejaksaan pun memilih mengikuti proses yang tengah berjalan.

"Posisi kejaksaan saat ini adalah mengikuti perkembangan penyidikan yang dilakukan Polri,"

tambah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Andhi Nirwanto.

(RAY/BIL/FAJ/FER)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 70: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Rabu, 29-08-2012. Halaman: 2

Korupsi Simulator

Advokat Dukung KPK Tangani Sepenuhnya

Jakarta, Kompas -Sejumlah advokat yang tergabung dalam Forum Advokat Pengawal

Konstitusi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi menangani kasus dugaan korupsi

pengadaan simulator mengemudi Korps Lalu Lintas Polri.

Salah satu advokat anggota forum, Petrus Selestinus, mengatakan, mereka mendukung KPK

segera melakukan penyelidikan dan penyidikan secara menyeluruh dan utuh. "Jika

membiarkan dualisme penanganan kasus korupsi simulator oleh polisi, KPK justru melanggar

sendiri ketentuan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK," kata Petrus

saat mendatangi KPK bersama sejumlah advokat, Selasa (28/8). Mereka ditemui penasihat

KPK, Said Zainal Abidin, dan Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi Priharsa Nugraha.

Menurut Petrus, kengototan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk terus

menangani kasus ini, sementara mereka mengetahui penyidikan lebih dulu dilakukan KPK,

justru menimbulkan banyak pertanyaan.

Advokat anggota forum, F Hermawi Y Taslim, mengatakan, KPK harus mewaspadai upaya

menghambat kerja mereka dengan dalil ada nota kesepahaman. Forum Advokat Pengawal

Konstitusi meminta agar KPK segera mengeluarkan keputusan mengambil alih seluruh

penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator di Korlantas.

Periksa Djoko lagi

Kemarin, penyidik Bareskrim Polri memeriksa kembali Inspektur Jenderal Djoko Susilo

dalam kasus dugaan korupsi Korlantas Polri. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat

Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, Djoko diperiksa jam 10.00 untuk tersangka Brigadir

Jenderal Didik Purnomo, AKBP TR, dan Komisaris L, serta dua pemenang tender, BS dan

SB.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 71: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia

(MAKI) Boyamin Saiman menilai, penahanan para tersangka kasus korupsi di Korlantas

Polri tidak sah, karena sesuai UU KPK, Polri tidak berhak menyidik kasus itu.

Kemarin, PN Jakarta Selatan sedianya menggelar sidang perdana permohonan praperadilan

keabsahan penahanan tersangka kasus korupsi simulator oleh Polri. Permohonan diajukan

MAKI, dengan pihak termohon Kapolri, Jaksa Agung, dan Ketua KPK. Sidang dengan

agenda pembacaan permohonan tidak jadi digelar karena pihak Polri dan KPK tidak datang.

Hakim memutuskan sidang digelar pada 4 September.

(FER/BIL/RAY/FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 72: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Rabu, 29-08-2012. Halaman: 6 (Opini)

Reformasi Hukum Gagal?

Teten Masduki

Resistensi Polri terhadap investigasi KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan

simulator kemudi di Korps Lalu Lintas mencerminkan masalah utama reformasi hukum yang

berjalan lamban sejak 14 tahun lalu. Padahal, program reformasi hukum menjadi prioritas,

paling banyak menyedot sumber daya, mendapat sorotan dan dukungan dunia internasional.

Terlalu banyak pihak yang diuntungkan oleh keadaan hukum yang bobrok. Bukan saja rezim

lama yang masih bercokol di birokrasi, politik, dan bisnis, melainkan juga para politisi

produk reformasi yang perilakunya mereplikasi rezim kleptokrasi lama yang dikritiknya dulu.

Termasuk mereka yang melakukan pelanggaran HAM berat. Namun, hambatan utama

datang dari para mafia hukum itu sendiri.

Kita tahu banyak aparat hukum senior yang telanjur memiliki rekening gendut. Spirit untuk

memulihkan citra lembaga mereka yang busuk memang sempat muncul dari segelintir aparat

pada awal-awal reformasi, tetapi kemudian tenggelam oleh semangat membela "korps" dari

mayoritas aparat hitam.

Masalahnya program reformasi hukum itu lebih fokus membenahi kompetensi kelembagaan

seperti sistem manajemen perkara, sistem merit, revisi peraturan perundang-undangan, tetapi

tidak satu pun pemerintahan pascareformasi yang berani mencopot aparat hukum yang kotor.

Sehingga semua perbaikan kelembagaan itu tidak banyak memberikan dampak positif di

tangan aparat yang kotor.

Pada era pemerintahan Soeharto, lembaga yudikatif tunduk pada kekuasaan eksekutif. Maka

masalah independensi menjadi target utama reformasi lembaga peradilan. Namun,

belakangan asumsi itu tidak terlalu tepat. Terbukti pada era korupsi transaktif saat ini siapa

pun bisa melumpuhkan hukum asal punya cukup uang, sama halnya dengan kontrak-kontrak

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 73: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

pemerintah akan jatuh kepada penawar paling besar (the highes bidder). Malah karena

telanjur dibikin independen, lembaga pengadilan seperti punya benteng yang tinggi untuk

melindungi diri.

Kemajuan bukan berarti tidak ada. Setidaknya KPK hingga saat ini dan pengadilan tindak

pidana korupsi sebelum dua tahun terakhir ini cukup membanggakan, meskipun terus

dikeroyok oleh aparat hukum konvensional. Hal itu karena keduanya terputus dari mata rantai

mafia hukum, yang sudah menggurita dalam kelembagaan konvensional. Maka tidak nalar

kalau ada penentangan dari kalangan politisi dan praktisi hukum terhadap strategi

pembenahan hukum seperti ini. Secara teori, jangkar gerakan antikorupsi harus dilakukan

dari luar ketika keinginan untuk berubah dari internal tidak muncul.

Konservatif

Dunia advokat pada awal tahun 1970-an, yang dicatat Indonesianis masyhur, Profesor Daniel

S Lev, memiliki jejak rekam menakjubkan dalam pembaruan hukum yang di antaranya

melahirkan gerakan bantuan hukum dengan tokoh Adnan Buyung Nasution, Yap Thiam

Hien, salah seorang motor penggeraknya. Namun, pada era reformasi tidak banyak gerakan

pembaruan hukum yang dimotori organisasi advokat yang bisa dicatat. Yang mencolok

malah kantor-kantor advokat kebanjiran rezeki kasus-kasus korupsi dan bisnis yang

dibongkar oleh gerakan reformasi, yang suka tidak suka menempatkan mereka berada di

seberang arus perubahan. Meskipun ini soal pilihan, ada juga sedikit advokat yang konsisten

tidak mau menangani kasus korupsi.

Asas profesionalitas dan kesamaan semua orang di depan hukum adalah alasan yang sering

dikemukakan para advokat ketika membela kasus-kasus korupsi. Dengan alasan yang sama

barangkali para ahli hukum di kampus sulit menolak tawaran sebagai penasihat atau saksi

ahli dari firma hukum bonafide ketika menangani kasus-kasus yang melibatkan pejabat tinggi

atau konglomerat.

Kontradiksi nilai selalu menjadi perdebatan panjang dalam dunia kepengacaraan menyangkut

sumber pembayaran yang mereka terima yang berasal dari kejahatan yang dibelanya.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 74: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Profesi advokat memang diperlukan. Peristiwa hukum adalah masalah yang kompleks, ada

sebab dan akibat sehingga selalu ada celah-celah atau faktor-faktor yang bisa dijadikan

alasan untuk meringankan pelaku kejahatan sebesar apa pun.

Namun, dalam pembelaan terhadap kliennya, yang kadang tidak terbatas di ruang pengadilan,

cenderung konservatif terhadap upaya-upaya pembaruan hukum yang diperlukan.

Tidak ada gerakan yang kuat dan masif dari para ahli serta praktisi hukum untuk mengadopsi

asas pembuktian terbalik atau asas retroaktif dalam revisi undang-undang tindak pidana

korupsi, penerapan prinsip free bargaining atau free agreement dalam pembuatan undang-

undang perlindungan saksi, yang semuanya dipercaya secara empiris sangat efektif untuk

memerangi kejahatan terorganisasi seperti korupsi.

Resistensi

Belakangan ada resistensi sangat kuat dari para praktisi hukum dan politisi di DPR dalam

penerapan undang-undang pencucian uang terhadap kasus-kasus korupsi.

Hingga hari ini tak sedikit yang masih berpandangan bahwa pembentukan KPK di luar sistem

serta memasalahkan kewenangan penuntutan KPK. Padahal, kehadiran lembaga-lembaga

state

auxiliary body semacam itu di mana saja telah lumrah menyubstitusi kelembagaan

konvensional guna mengatasi kejahatan-kejahatan modern yang sudah mengakar dalam

institusi konvensional itu sendiri. Termasuk di negara-negara maju yang sistem demokrasinya

sudah berjalan dengan baik.

Fakultas hukum harus mengambil tanggung jawab terhadap keadaan hukum yang dalam

beberapa tahun belakangan ini menduduki peringkat terburuk di antara negara tetangga.

Barangkali kampus harus melengkapi kemampuan teknis para mahasiswanya dengan nilai-

nilai idealisme profesi, keadilan, dan kemanusiaan sehingga mereka tidak memperkuat mafia

hukum.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 75: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Gagasan-gagasan pembaruan sistem hukum nasional mestinya datang dari fakultas hukum.

Bagi masyarakat awam, sistem hukum apa yang mau dianut tidaklah penting, mau kucing

belang atau putih asal bisa menangkap tikus.

Seperti kata almarhum Profesor Satjipto Rahardjo, hukum harus mengabdi untuk

menghadirkan kesejahteraan manusia, bukan sebaliknya manusia mengabdi pada hukum

seperti menyembah berhala.

Teten Masduki

Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 76: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 30-08-2012. Halaman: 4

Kasus Simulator

Empat Polisi Mangkir dari Panggilan KPK

Jakarta, Kompas - Empat perwira polisi mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan

Korupsi, Rabu (29/8). Empat perwira tersebut, yaitu Ajun Komisaris Besar Wisnu Budaya,

Ajun Komisaris Besar Wandi Rustiawan, Komisaris Endah Purwaningsih, dan Komisaris

Ni Nyoman Suartini, tidak hadir di KPK tanpa memberikan keterangan.

"Keempatnya tak hadir tanpa memberikan keterangan. Mereka akan dipanggil ulang," kata

Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.

Menurut Priharsa, keempat perwira itu dipanggil dalam kapasitas sebagai panitia lelang

pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri. Surat panggilan sudah

dilayangkan sejak 15 Agustus lalu.

Sedianya mereka akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Inspektur Jenderal Djoko

Susilo, Gubernur Akademi Kepolisian nonaktif yang juga mantan Kepala Korlantas Polri.

KPK juga menetapkan Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo serta

dua orang dari pihak swasta, Sukotjo S Bambang dan Budi Susanto, sebagai tersangka.

Sementara itu, polisi juga menetapkan tiga nama terakhir itu sebagai tersangka meski KPK

telah lebih dulu menyidik kasus ini. Ketiganya ditahan polisi. Terkait hal itu, Wakil Ketua

KPK Bambang Widjojanto mengatakan, KPK berpegang pada undang-undang yang ada.

Menurut Bambang, berdasar Undang-Undang KPK, jika KPK telah menangani suatu kasus,

penegak hukum yang lain harus berhenti. "KPK berpijak pada Pasal 50 Ayat 3 dan 4. Kalau

KPK sudah masuk, hendaknya penegak hukum lain menghentikan penyidikan," ujarnya.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 77: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Menurut Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi Fajroel Rahman, Rabu, sikap

Polri yang bersikeras menangani kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi di Korlantas

menunjukkan polisi melakukan pembangkangan terhadap UU Nomor 30 Tahun 2000

tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Sebanyak 60 orang yang mewakili tokoh masyarakat, intelektual, dan LSM sebelum

Lebaran bertemu pimpinan KPK dan memberikan dukungan agar KPK terus maju. Jika

polisi bersikukuh, artinya polisi membangkang UU. Kami juga tidak akan mendukung KPK

jika KPK tidak menjalankan UU," kata Fajroel.

(RAY/BIL/LOK/ANS)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 78: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Jumat, 31-08-2012. Halaman: 5

Kasus Korlantas

KPK Panggil Lagi Perwira Polisi

JAKARTA, KOMPAS- Komisi Pemberantasan Korupsi kembali memanggil sejumlah

perwira polisi terkait kasus korupsi proyek simulator mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri.

Kamis (30/8), KPK memanggil Ajun Komisaris Besar Heru Trisasono.

Selain Heru, KPK akan memanggil Ajun Komisaris Besar Susilo dan Ajun Komisaris Besar

Indra Darmawan. "Hari ini (Kamis) memang dijadwalkan AKBP Heru. Ia saat ini menjabat

Kapolres Kebumen. Diperiksa untuk tersangka DS (Inspektur Jenderal Djoko Susilo)," kata

Johan Budi SP, Juru Bicara KPK.

Johan tidak menjelaskan keterkaitan AKBP Heru dalam kasus korupsi proyek senilai lebih

dari Rp 190 miliar ini. AKBP Susilo dan AKBP Indra dijadwalkan diperiksa Jumat ini atau

Senin pekan depan.

Sebelumnya, KPK telah memanggil empat perwira polisi Ajun Komisaris Besar Wisnu

Budaya, Ajun Komisaris Besar Wandi Rustiawan, Komisaris Endah Purwaningsih, dan

Komisaris Ni Nyoman Suartini. Namun, keempatnya mangkir.

Johan menjelaskan, dari surat yang dikirim polisi Rabu lalu, pihak Polri menyebut ada

masalah administrasi, yakni ketidaksesuaian pangkat dan nama polisi yang dipanggil. KPK

mengirimkan surat panggilan sejak 15 Agustus. Kepada keempat perwira itu, KPK sudah

mengirimkan surat panggilan ulang. "Jadwal pemeriksaan kemungkinan pekan depan,"

tambah Johan.

Ketua KPK Abraham Samad yakin para polisi akan memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat tersangka. Selain Djoko Susilo, Gubernur

Akademi Kepolisian nonaktif, KPK juga menjadikan Wakil Kepala Korlantas Brigadir

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 79: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Jenderal Didik Purnomo dan dua orang dari swasta, Sukotjo S Bambang serta Budi Susanto,

sebagai tersangka. Tiga nama terakhir oleh polisi kemudian juga ditetapkan sebagai

tersangka.

(RAY)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 80: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 01-09-2012. Halaman: 3

Alat Simulasi Mengemudi

Empat Polisi Akhirnya Diperiksa KPK

Jakarta, Kompas - Empat perwira polisi yang sebelumnya mangkir akhirnya memenuhi

panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (31/8). Mereka tiba di Gedung

KPK pukul 10.15 dan hingga sekitar pukul 21.05 masih ada satu orang yang belum keluar

dari pemeriksaan.

Tiga polisi lainnya terlihat menunggu di ruang tunggu. "AKBP Wandi Rustiwan, AKBP

Wisnu Buddaya, Komisaris Ni Nyoman Suwartini, dan Komisaris Endah Purwaningsih

diperiksa dalam kasus korupsi simulator ujian SIM di Korps Lalu Lintas Polri," kata Kepala

Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, Jumat.

Keempat perwira itu diperiksa untuk tersangka Gubernur Akademi Kepolisian (non-aktif)

Inspektur Jenderal Djoko Susilo. KPK juga telah memanggil AKBP Heru Trisasono dan

AKBP Susilo. Namun, keduanya belum muncul di KPK.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Suprijanto

di Gedung KPK mengatakan, pihaknya memberikan keterangan kepada KPK terkait

pencairan dana anggaran proyek alat simulasi SIM di Korlantas.

Menurut Priharsa, Agus diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut. "Cuma mekanisme

pencairan anggaran di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara," katanya.

Pencairan dana untuk proyek itu mencapai Rp 176 miliar. "Yang tahun 2011 ya Rp 127

miliar dan Rp 48 miliar. Sekitar Rp 176 miliar," kata Agus. Ia mengatakan, anggaran proyek

ini bersifat multiyears (tahun jamak).

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 81: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat tersangka. Selain Djoko Susilo, KPK juga

menetapkan Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo dan dua orang

dari pihak swasta, Sukotjo S Bambang dan Budi Susanto, sebagai tersangka.

Dalam kaitan penanganan kasus itu, KPK harus melakukan reformasi kultural supaya tidak

sungkan menjalankan kewenangannya. KPK harus berani mengambil alih. "Kapolri

sebenarnya sudah mendukung KPK, jadi KPK tidak perlu merasa sungkan," kata anggota

Komisi III DPR, Didi Irawadi Syamsuddin, dalam seminar "Parliament and the Eradication

of Corruption: Overcoming the Gaps Between Aims and Practices" di Jakarta, Jumat.

(RAY/LOK)

Foto : KOMPAS/ALIF ICHWAN

Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (31/8) di Jakarta, memeriksa empat perwira polisi,

yakni Ajun Komisaris Besar Wandi Rustiwan, Komisaris Ni Nyoman (kiri), Komisaris

Endah Purwaningsih, dan Ajun Komisaris Besar Wisnu Buddaya (tidak tampak). Mereka

diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan korupsi proyek alat simulasi ujian

surat izin mengemudi Korps Lalu Lintas Polri.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 82: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 04-09-2012. Halaman: 5

Dugaan Korupsi Simulator SIM

Penyidik KPK Profesional, Tak Segan Periksa Djoko Susilo

Jakarta, Kompas -Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan, penyidik KPK yang berasal

dari kepolisian akan sangat profesional dalam memeriksa tersangka kasus dugaan korupsi

pengadaan alat simulator berkendara di Korps Lalu Lintas Polri. KPK tidak akan segan

memeriksa tersangka kasus ini, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, KPK telah membentuk satuan tugas untuk

menangani kasus ini yang dikepalai penyidik berpangkat ajun komisaris besar. "Saya kira

tidak akan ada konflik kepentingan. Kami menghormati profesionalitas penyidik di KPK,"

kata Johan di Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Johan, KPK punya pengalaman memeriksa jenderal bintang empat, seperti dalam

kasus pungutan liar di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia,

Rusdihardjo. Rusdihardjo adalah mantan Kepala Polri.

Namun, Kompas pernah mendapat informasi, pemeriksaan Rusdihardjo kala itu diwarnai

kekagokan penyidik KPK karena yang diperiksa mantan atasan mereka. Hal ini teratasi

setelah pimpinan KPK mengganti penyidik dengan penyidik yang bukan dari unsur

kepolisian.

Kemarin, KPK kembali memeriksa tiga perwira polisi, yaitu Ajun Komisaris Besar Heru

Trisasono, Ajun Komisaris Besar Susilo Wardono, dan Ajun Komisaris Besar Indra

Darmawan Irianto. Mereka diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Djoko Susilo.

Jumat pekan lalu, KPK memeriksa empat perwira polisi yang menjadi panitia pengadaan

proyek simulator SIM 2011, Ajun Komisaris Besar Wisnhu Buddhaya, Ajun Komisaris Besar

Wandi Rustiwan, Komisaris Endah Purwaningsih, dan Komisaris Ni Nyoman Suwartini.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 83: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Terkait koordinasi yang dilakukan KPK dengan Polri untuk penanganan kasus ini, Johan

mengatakan belum ada hasil. KPK menetapkan tiga tersangka lain selain Djoko dalam kasus

ini, yakni mantan Wakil Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, pengusaha

Sukotjo Bambang, dan Budi Susanto. Ketiganya juga ditetapkan sebagai tersangka oleh

Mabes Polri.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, menyesalkan sikap

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak kunjung menengahi sengketa antara KPK

dan Polri dalam menangani kasus korupsi simulator. "Presiden bisa memerintahkan Kapolri

untuk menyerahkan kasus simulator ke KPK. Ini bukan intervensi hukum," katanya.

(Bil/Faj)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 84: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 06-09-2012. Halaman: 3

Kasus simulator

KPK Tunggu Sikap Kejaksaan Agung

Jakarta, Kompas -Komisi Pemberantasan Korupsi menunggu sikap Kejaksaan Agung terkait

sikap Kepolisian Republik Indonesia yang tetap bersikukuh menyidik kasus dugaan korupsi

pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu Lintas. Setidaknya ada tiga tersangka dalam

kasus ini yang ditetapkan KPK juga dijadikan tersangka oleh kepolisian.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Jakarta, Rabu (5/9), mengatakan, sejauh ini pimpinan

KPK dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo terus berkoordinasi menyelesaikan

sengkarut penanganan kasus ini. Tiga nama yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan

Polri adalah

mantan Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo dan dua

rekanan dalam pengadaan simulator, Budi Susanto dan Sukotjo Bambang. KPK juga

menetapkan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai

tersangka.

KPK tetap mendasarkan penanganan kasus ini pada UU No 20/2002 tentang KPK. Dalam

UU KPK diatur penanganan kasus korupsi jika ada lembaga penegak hukum lain yang

terlibat. Johan mengatakan, KPK menunggu sikap resmi Kejaksaan Agung terhadap

penyidikan yang dilakukan Polri. Sementara itu, Polri akan menyerahkan berkas perkara

penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator ini ke kejaksaan untuk selanjutnya

dilakukan penuntutan.

"Itu melibatkan institusi lain. Kami belum tahu sikap resmi Kejaksaan Agung. Di sisi lain,

pimpinan KPK juga terus menyamakan persepsi dengan Kapolri," kata Johan.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 85: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Johan mengatakan, penerimaan atau penolakan kejaksaan atas berkas penyidikan Polri sangat

tergantung cara pandang kejaksaan melihat kasus ini. "Harus ada sikap kejaksaan

menanggapi kasus ini," kata Johan.

Secara terpisah, Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman

mengatakan, jawaban Polri pada persidangan gugatan praperadilan terkait penanganan kasus

korupsi simulator tampak ada upaya melokalisir perkara. "Djoko Susilo dibuat tidak bersalah.

Terlihat ada upaya untuk melokalisir perkara dengan mengorbankan anak buah paling bawah,

yaitu Komisaris Legimo, dengan sangkaan memalsu tanda tangan Irjen Djoko Susilo,"

katanya.

Kemarin, KPK kembali memeriksa tiga perwira polisi, yakni Ajun Komisaris Besar Wisnu

Buddhaya, Komisaris Endah Purwaningsih, dan Komisaris Ni Nyoman Suwartini. "Ini

lanjutan karena belum selesai permintaan keterangan sebagai saksi. Mengenai materi, saya

belum tahu. Semua diperiksa untuk tersangka DS. Berapa kali orang diperiksa itu tidak ada

hubungannya dengan status," kata Johan.

Nilai proyek pengadaan simulator roda dua mencapai Rp54,4 miliar, sementara simulator

roda empat Rp142,4 miliar.

(FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 86: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 08-09-2012. Halaman: 2

Kilas Politik & Hukum: Polisi Sita Bukti Korlantas

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto, Jumat (7/9), di

Jakarta, mengatakan, penyidik Badan Reserse Kriminal Polri menyita sejumlah barang bukti

di rumah ibu mertua dari Soekotjo Bambang, tersangka kasus korupsi pengadaan alat

simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Kuasa hukum Soekotjo, Erick

Paat, mengatakan, ada 135 dokumen dan barang yang disita, di antaranya flash disk, kuitansi,

dan rekening bank.

(FER)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 87: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Senin, 10-09-2012. Halaman: 4

Kasus Simulator

Sukotjo Berharap KPK, Bukan Polri

Jakarta, Kompas -Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo S Bambang yang

dianggap whistle-blower kasus dugaan korupsi alat simulasi ujian SIM, melalui kuasa

hukumnya, Erick S Paat, Minggu (9/9), berharap Komisi Pemberantasan Korupsi menangani

kasusnya. Selama ini, dua institusi, yaitu KPK dan Polri, dua-duanya secara paralel

menangani kasus tersebut.

Polisi makin intensif menangani kasus yang pertama kali dilaporkan Sukotjo ke KPK akhir

2011 lalu. Kamis malam pekan lalu, penyidik Polri menggeledah rumah mertua Sukotjo di

Bandung, Jawa Barat, untuk menyita berbagai dokumen. "Penggeledahan memang

wewenang penyidik, saya hormati proses itu, di situ alamat KTP klien saya," kata Erick.

Secara hukum, Erick menghormati proses yang dilakukan polisi, tetapi ia heran mengapa

kasus ini tidak ditangani KPK mengingat KPK lebih dulu memproses kasus itu. "Sebelum

penggeledahan ini, KPK sudah menyita berbagai bukti dari klien saya. Dari awal memang

KPK yang bergerak, sudah banyak yang disita KPK, kalau tidak salah, lima dus," kata Erick.

Ditanya soal apa keuntungan kliennya sebagai whistle-blower terhadap kasus ini, Erick

menjawab tidak spesifik. "Sebagai whistle-blower, harapan klien saya hanya satu, agar

perkara ini terungkap sehingga siapa-siapa yang terlibat dalam dugaan korupsi itu bisa

diproses semuanya," katanya.

Awalnya, kliennya melaporkan ke KPK atas dugaan suap Rp 2 miliar oleh Budi Susanto,

Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi, kepada mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri

Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 88: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Dalam proyek itu, Budi menggandeng Sukotjo sebagai pembuat alat simulasi. Namun, proyek

berjalan tak sesuai harapan. Sukotjo dipidanakan dan akhirnya membeberkan kasus tersebut

untuk menyeret pelaku lain.

Dari pengembangan kasus, KPK menetapkan nama-nama tersangka lain, di antaranya Djoko

Susilo, mantan Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo,

dan dua rekanan pengadaan alat simulasi, Sukotjo dan Budi.

Polri juga memproses kasus ini dengan tersangka sama dengan KPK, kecuali Djoko Susilo.

Membayangkan kliennya yang akan hilir mudik di dua institusi, Erick berkomentar, "Klien

saya tak mungkin ada di dua institusi untuk kasus yang sama. Seharusnya Polri serahkan

kasus ini ke KPK. Ketentuan ini sudah ada di UU KPK," kata Erick.

Menurut Erick, Polri harus legowo untuk memberikan kasus ini ke KPK. Senin ini, Erick

dipanggil Mabes Polri pukul 09.00. Walau tak tahu posisinya, ia menyatakan akan datang

memenuhi panggilan sebagai saksi untuk kasus tersangka Budi Susanto.

"Tak tahu apa yang akan ditanyakan, tetapi sebenarnya untuk kasus ini saya kan tidak

menyaksikan dan tidak melihat, saya sekadar kuasa hukum Sukotjo," kata Erick.

(AMR)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 89: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 11-09-2012. Halaman: 4

Korupsi Simulator

KPK Mendapat Banyak Informasi Menarik

Yogyakarta, Kompas-Komisi Pemberantasan Korupsi mendapatkan banyak informasi

menarik seputar perkembangan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi

berkendara di Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia. Informasi tersebut diperoleh

setelah KPK memeriksa perwira polisi yang ikut terlibat dalam pengadaan alat simulasi itu.

Hal tersebut dikemukakan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Senin (10/9) di

Yogyakarta.

Bambang belum dapat mengungkapkan apa saja informasi menarik itu. Namun, informasi-

informasi tersebut membuat KPK yakin untuk bersandar pada Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2002 tentang KPK dalam menangani kasus ini.

Sebagaimana diketahui, seusai KPK menggeledah markas Korlantas beberapa waktu lalu,

terjadi ketegangan antara KPK dan Polri. Upaya KPK menyidik kasus korupsi pengadaan

simulator di Korlantas diimbangi Polri dengan melakukan penyidikan serupa. Dalam kasus

ini, KPK menetapkan empat tersangka, yakni mantan Kepala Korlantas Inspektur Jenderal

Djoko Susilo, mantan Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, serta

dua orang dari swasta yang merupakan rekanan pengadaan alat simulasi, yakni Budi Susanto

dan Sukotjo Bambang. Polisi juga menyidik kasus tersebut.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, pimpinan KPK terus berkoordinasi dengan

Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo untuk menyelesaikan sengkarut penanganan kasus ini.

Senada dengan Bambang, meski koordinasi penanganan kasus ini terus dilakukan dengan

Polri, KPK tetap mendasarkan diri pada UU KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 90: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Pasal 50 Ayat 1 UU KPK berbunyi, "Dalam hal suatu tindak pidana korupsi terjadi dan KPK

belum melakukan penyidikan, sedangkan perkara tersebut telah dilakukan penyidikan oleh

kepolisian atau kejaksaan, instansi tersebut wajib memberitahukan kepada KPK paling

lambat 14 hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya penyidikan".

Ayat 2 menyatakan, penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) wajib dilakukan koordinasi secara terus-menerus dengan KPK.

Ayat 3 menyebutkan, dalam hal KPK sudah mulai melakukan penyidikan sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1), kepolisian atau kejaksaan tidak berwenang lagi melakukan

penyidikan.

Sementara Pasal 4 dengan tegas menyatakan, dalam hal penyidikan dilakukan secara

bersamaan oleh kepolisian dan/atau kejaksaan dan KPK, penyidikan yang dilakukan oleh

kepolisian atau kejaksaan tersebut segera dihentikan.

Kuasa hukum Sukotjo Bambang, Erick S Paat, menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Badan

Reserse Kriminal Polri di Jakarta.

Sementara itu, kemarin tim penasihat hukum Djoko Susilo membantah pernyataan Erick Paat

yang dimuat di harian ini halaman 4 tanggal 10 September 2012 berjudul "Kasus Simulator,

Sukotjo Berharap KPK, Bukan Polri". Tim penasihat hukum Djoko Susilo menyatakan,

"Tudingan Sukotjo S Bambang yang menyatakan Budi Susanto pernah memberi suap kepada

klien kami sejumlah Rp 2 miliar adalah tidak benar, fitnah yang tidak berdasar, mengada-ada

dan telah mengakibatkan rusaknya reputasi dan nama klien kami". Juga dinyatakan, dalam

kasus ini, Polri telah lebih dahulu melakukan tahapan pemeriksaan.

(FER/BIL/ABK)

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Angota polisi, AKBP Wisnu Buddhaya, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan

Korupsi, Senin (10/9) di Jakarta. Ia bersama tiga perwira polisi lainnya diperiksa sebagai

saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi ujian SIM di Korps Lalu Lintas

Mabes Polri dengan tersangka Djoko Susilo.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 91: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Kamis, 13-09-2012. Halaman: 5

Korupsi pengadaan simulator

KPK Belum Menentukan Sikap

Yogyakarta, Kompas -Kepolisian RI mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk

memeriksa mantan Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Didik

Purnomo di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Namun, KPK belum menentukan sikap untuk memeriksa tersangka kasus dugaan korupsi

pengadaan alat simulasi berkendara ujian surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas

tersebut.

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, Rabu (12/9) di Yogyakarta, mengatakan, dirinya

ditelepon Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman pada Selasa

siang lalu. Pembicaraan telepon dengan Sutarman salah satunya membahas soal pemeriksaan

terhadap Didik.

"Nah, lalu saya sampaikan (pembicaraan telepon dengan Sutarman) itu ke Pak Warih (Warih

Sadono, Direktur Penindakan KPK), supaya diteruskan ke satgas kasus ini untuk

menanganinya," kata Busyro.

Kepada pers di Jakarta, kemarin, Sutarman, mengatakan, Polri mempersilakan KPK

memeriksa Didik sebagai saksi untuk tersangka Inspektur Jenderal Djoko Susilo dalam kasus

dugaan korupsi di Korlantas yang ditangani KPK.

Didik merupakan satu dari tiga orang yang terlibat kasus tersebut dan ditetapkan sebagai

tersangka baik oleh KPK maupun Polri. Dua orang lainnya adalah rekanan pengadaan, yakni

Susanto Budi dan Sukotjo Bambang. Ketiga orang ini ditetapkan sebagai tersangka oleh

KPK.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 92: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Namun, belakangan ketiganya juga ditetapkan sebagai tersangka oleh Mabes Polri. Didik

dan Budi langsung ditahan Polri, sementara Sukotjo masih berada di Lembaga

Pemasyarakatan Kebon Waru, Bandung, dalam perkara lain yang terkait kasus ini.

Oleh karena itu, menurut Sutarman, KPK tidak bisa memeriksa Didik sebagai tersangka

dalam kasus dugaan korupsi di Korlantas karena Didik telah ditetapkan sebagai tersangka

kasus yang sama oleh Polri dan sudah diperiksa penyidik Bareskrim Polri. "Orang tidak boleh

dikenakan hukuman dua kali seperti itu," katanya.

Sutarman menjelaskan, dalam penanganan kasus dugaan korupsi di Korlantas Polri, pimpinan

KPK dan Polri sudah sepakat dalam pertemuan koordinasi pada 31 Juli 2012. Dalam

pertemuan itu disepakati KPK memeriksa tersangka Djoko Susilo, sedangkan tersangka lain

diperiksa Bareskrim Polri.

Karena itu, penyidik Bareskrim Polri kemudian menetapkan lima tersangka, yaitu Brigjen

(Pol) Didik Purnomo, AKBP Teddy Rismawan, Kompol Legimo, dan dua orang dari pihak

pemegang kontrak, yaitu Budi Susanto dan Sukotjo Bambang.

Menurut Busyro, untuk Budi dan Sukotjo belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan Polri

soal pemeriksaannya.

(Bil/Fer)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 93: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Selasa, 18-09-2012. Halaman: 3

Mou KPK-TNI

Bukan buat Tahan Polisi

Jakarta, Kompas -Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas

menegaskan, kerja sama KPK dengan Tentara Nasional Indonesia untuk menitipkan

tersangka korupsi di rumah tahanan di lingkungan Komando Daerah Militer Jaya tidak

terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu

Lintas Polri. Untuk kasus ini, KPK telah menjadikan Inspektur Jenderal Djoko Susilo

sebagai tersangka.

"Itu tafsir orang saja, belum ada rencana untuk siapa pun," jawab Busyro, Senin (17/9), di

kompleks parlemen, Jakarta, saat ditanya kemungkinan rutan TNI untuk menahan tersangka

kasus korupsi di Korlantas Polri.

KPK meminjam rutan milik TNI karena ada kemungkinan rutan di KPK tidak lagi

mencukupi. Ketika dipakai untuk menitipkan tahanan korupsi, manajemen pengelolaan rutan

akan sepenuhnya dilakukan KPK.

Terkait perseteruan KPK dengan Polri, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris

Jenderal Sutarman menegaskan, Polri bersikukuh pada keputusan antara Kapolri dan Ketua

KPK pada 31 Juli di mana KPK menyidik mantan Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal

Djoko Susilo. Adapun Polri menyidik penjabat pembuat komitmen.

Sutarman mempersilakan KPK memeriksa tersangka kasus korupsi pengadaan alat simulasi

yang kini ditahan Polri di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, dalam kapasitas sebagai

saksi bagi tersangka Djoko Susilo.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 94: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Serahkan kejaksaan

Penyidik Bareskrim Polri menyerahkan berkas pemeriksaan kasus ini dengan

tersangkaBrigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, Komisaris Legimo, dan pelaku usaha dari

pihak pemegang tender Budi Susanto kepada kejaksaan. "Ini penyerahan tahap pertama," ujar

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar.

Dalam kasus itu, penyidik Bareskrim juga menetapkan dua tersangka lain, yaitu Ajun

Komisaris Besar Teddy Rismawan dan pelaku usaha Sukotjo Bambang. Berkas keduanya

belum diserahkan kepada kejaksaan karena belum selesai.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Adi Toegarisman membenarkan,

kejaksaan telah menerima tiga berkas kasus simulator. Jaksa Agung Muda Pidana Khusus

Andhi Nirwanto mengatakan, kejaksaan akan menangani berkas sesuai aturan terkait

hubungan antara penyidik dan penuntut umum dalam penanganan perkara.

Terkait persoalan antara KPK dan Polri dalam kasus simulator, Andhi mengatakan, kejaksaan

menunggu hasil koordinasi dua institusi itu.

(NWO/FER/FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 95: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A S

Palmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270

Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200

Fax. 5347743

KOMPAS Sabtu, 22-09-2012. Halaman: 3

Kasus Korps Lalu lintas

Kejaksaan Tunggu Koordinasi KPK-Polri

JAKARTA, KOMPAS - Kejaksaan Agung menegaskan akan menindaklanjuti berkas kasus

korupsi pengadaan alat simulasi di Korps Lalu Lintas Polri sesuai prosedur. Kejaksaan

Agung tidak dalam posisi menentukan KPK atau Polri yang lebih berwenang menyidik kasus

alat simulasi ini.

"Polri dan KPK sedang berkoordinasi terus memecahkan permasalahan itu. Kami tak di

posisi menyelesaikan sengketa itu. Kami prosedural saja," kata Jaksa Agung Muda Pidana

Khusus Andhi Nirwanto, Jumat (21/9) di Jakarta. Dalam meneliti berkas kasus alat simulasi

ini, Kejagung fokus pada kelengkapan berkas baik material maupun formal. Jika tak lengkap,

berkas akan dikembalikan ke Mabes Polri untuk dilengkapi. Jika dianggap lengkap, berkas

akan dilimpahkan ke tahap penuntutan.

Kejagung telah menerima pelimpahan tiga berkas kasus alat simulasi dari Mabes Polri, Senin

lalu. Tiga berkas atas nama tiga tersangka masing-masing Brigjen (Pol) Didik Pramono,

Komisaris Legimo, dan Budi Santoso.

Sesuai KUHAP, Kejagung sebagai penuntut umum punya waktu 14 hari untuk meneliti

berkas penyidikan sejak diterima. Setelah 14 hari, Kejagung harus sudah menyatakan sikap,

apakah mengembalikan berkas disertai petunjuk atau melanjutkan berkas ke penuntutan.

Andhi mengatakan, berdasar berkas yang diterima, tersangka kasus ini disangkakan Pasal 2

dan Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 96: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Seharusnya dihentikan

Anggota Badan Pekerja ICW, Febri Diansyah, mengatakan, Kejagung seharusnya

menghentikan kasus alat simulasi yang di-limpahkan Polri karena KPK lebih berhak

menyidik.

Kasus simulator menjadi masalah karena tiga orang jadi tersangka dalam kasus yang sama

yang ditangani KPK dan Polri. Selama penyidikan, tidak ada titik temu antara KPK dan Polri.

Menurut Febri, berdasarkan Pasal 30 UU No 30/2002 tentang KPK, Kepolisian, dan

Kejaksaan tidak boleh lagi menyidik kasus korupsi yang telah disidik KPK. Selain itu, akan

lebih obyektif jika kasus yang menjerat polisi tidak ditangani polisi karena menimbulkan

konflik kepentingan.

Jika Kejagung meneruskan berkas ke penuntutan, pengadilan tipikor akan menerima dua

berkas atas tersangka dan perkara yang sama.

(FAJ)

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 97: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN II

Koder 1 : Peneliti

No Judul Artikel Rubrik

Judul Isi Narasumber Distribusi Narasumber

Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra

1 KPK Tidak Boleh

Dihambat Headline

2 Apresiasi untuk KPK Tajuk

Rencana

3

KPK Dapat Ambil

Alih Penyidikan

Kasus Korlantas

Headline

4

Penyidik KPK

Profesional, Tak

Segan Periksa Djoko

Susilo

Politik &

Hukum

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 98: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN III

Koder 2 : Gusti Putu Mahardika (Mahasiswa Jurnalistik 2009 Universitas Multimedia Nusantara)

No Judul Artikel Rubrik

Judul Isi Narasumber Distribusi Narasumber

Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra

1 KPK Tidak Boleh

Dihambat Headline

2 Apresiasi untuk KPK Tajuk

Rencana

3

KPK Dapat Ambil

Alih Penyidikan

Kasus Korlantas

Headline

4

Penyidik KPK

Profesional, Tak

Segan Periksa Djoko

Susilo

Politik &

Hukum

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 99: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN IV

Koder 3 : Gloria Fransisca Katharina Lawi (Mahasiswi Jurnalistik 2010 Universitas Multimedia Nusantara)

No Judul Artikel Rubrik

Judul Isi Narasumber Distribusi Narasumber

Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra

1 KPK Tidak Boleh

Dihambat Headline

2 Apresiasi untuk KPK Tajuk

Rencana

3

KPK Dapat Ambil

Alih Penyidikan

Kasus Korlantas

Headline

4

Penyidik KPK

Profesional, Tak

Segan Periksa Djoko

Susilo

Politik &

Hukum

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 100: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN 5

Tabel Peran Politik Pers Harian Kompas

No Judul Artikel Rubrik

Judul Isi Narasumber Distribusi Narasumber

Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra Pro Netral Kontra

1 KPK Tidak Boleh

Dihambat Headline

2 Rakyat Dukung KPK

Bongkar Kasus SIM

Politik &

Hukum

3 Ditahan Lebih dari 24

Jam

Politik &

Hukum

4 Lagi, Jenderal Jadi

Tersangka Headline

5

Berlari Lebih Cepat,

KPK Mencium Jejak

Jenderal

Politik &

Hukum

6 Apresiasi untuk KPK Tajuk

Rencana

7

Presiden Harus

Dorong Polisi

Serahkan Kasus

Headline

8 Presiden Diminta Headline

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 101: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

Mengatasi

9 KPK Tetap Menyidik Politik &

Hukum

10 Perjalanan Masih

Panjang Kolom

11 Tegaskan

Kewenangan KPK Headline

12 Polisi Vs KPK Politik &

Hukum

13 UU KPK Diuji di MK Politik &

Hukum

14 Jalan Buntu KPK-

Polri

Tajuk

Rencana

15 MK Secepatnya Ambil

Putusan

Politik &

Hukum

16 Rivalitas atau

Penegakan Hukum? Opini

17

KPK Dapat Ambil

Alih Penyidikan Kasus

Korlantas

Headline

18 Solusi Konstitusional

Elegan

Tajuk

Rencana

19 Relasi Lembaga

Negara Terhambat

Jajak

Pendapat

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 102: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

20

Abraham Samad: KPK

Tidak Akan Pernah

Takut dan Ragu

Fokus

21

Koordinasi

Antarlembaga Hukum

Lemah

Politik &

Hukum

22

KPK Percaya Polri

Tidak Lindungi Djoko

Susilo

Politik &

Hukum

23 Advokat Dukung KPK

Tangani Sepenuhnya

Politik &

Hukum

24 Reformasi Hukum

Gagal? Opini

25 Empat Polisi Mangkir

dari Panggilan KPK

Politik &

Hukum

26 KPK Panggil Lagi

Perwira Polisi

Politik &

Hukum

27 Empat Polisi Akhirnya

Diperiksa KPK

Politik &

Hukum

28

Penyidik KPK

Profesional, Tak

Segan Periksa Djoko

Susilo

Politik &

Hukum

29 KPK Tunggu Sikap

Kejaksaan Agung

Politik &

Hukum

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 103: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

30 Polisi Sita Bukti

Korlantas

Politik &

Hukum

31 Sukotjo Berharap

KPK, Bukan Polri

Politik &

Hukum

32

KPK Mendapat

Banyak Informasi

Menarik

Politik &

Hukum

33 KPK Belum

Menentukan Sikap

Politik &

Hukum

34 Bukan Buat Tahan

Polisi

Politik &

Hukum

35 Kejaksaan Tunggu

Koordinasi KPK-Polri

Politik &

Hukum

TOTAL

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 104: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN VI

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber: Ignatius Haryanto

Pengamat Media, Dosen Jurnalistik, serta Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan

Pembangunan (LSPP)

Lupita Wijaya (L): Dari penelitian ini saya menemukan 43% itu pro, sedangkan yang

netral 57%. Jadi dia condong ke netral. Nah, tapi isinya pro itu

60%, 40%nya netral. Menurut bapak apa hal ini memang wajar

bagi Kompas?

Ignatius Haryanto (I): Mmm…Kompas memang selalu ingin menjaga keseimbangan,

selalu tidak ingin sangat…sangat kelihatan tampil membela

salah satu pihak, gitu ya. Jadi, kalau tadi digambarkan bahwa

judul memang lebih netral, tetapi isi lebih pro kepada KPK,

dalam arti ya memang itulah gayanya Kompas. Dia tidak ingin

secara langsung, secara eksplisit, dari judul sampai isi

menunjukkan keberpihakkan dia kepada siapa. Seperti itu.. Jadi,

gaya Kompas memang seperti itu, dia tidak ingin dituduh lebih

pro kepada siapa begitu, sehingga condong untuk selalu menjaga

keseimbangan, kira-kira begitu.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 105: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

L: Jadi hal ini memang wajar buat koran ini?

I : Wajar, iya.

L: Lalu Pak, mmm… masih dalam topik yang sama antara judul dan isi yang berbeda,

adakah kaitannya dengan ideologi Kompas?

I: Karena ideologi Kompas ya memang hati-hati, tanda kutip dia juga tidak ingin

menyakiti hati orang lain. Mmm… itu omongan dari orang-orang di dalam. Mmm…

petinggi di Kompas juga ya tidak ingin menyakiti hati orang lain secara terbuka,

seperti itu. Kalaupun dia ingin melakukan kritik, kritiknya agak halus lah, begitu ya.

Tidak sangat frontal, tidak model Tempo yang diblejeti, ditelanjangi ya dan lain-lain

seperti itu. Ya tetap kalau Kompas, unsur-unsur bagaimanapun tetap keberimbangan

dari pihak yang lain, dari pihak yang dituduhkan, selalu ada dipastikan selalu ada.

Karena dia tidak ingin jatuh dalam tanda kutip penghakiman.

L: Kalau begitu, peran Kompas yang seperti tadi, itu sudah pas belum dalam konteks

ini?

I: Mmm… Sebenarnya begini, sah-sah saja kalau sebuah media itu punya keberpihakan

kepada salah satu hal atau keberpihakan kepada nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini

misalnya kan soal pemberantasan korupsi. Kalau disuruh memilih antara dua

lembaga, KPK dan Kepolisian, sejauh ini kok kita lebih banyak mendengar institusi

polisi yang punya problem terkait masalah korupsi dan lain-lain dibanding dengan

KPK. Nah, dalam arti itu, saya sih merasa bahwa sebenarnya keberpihakan Kompas

perlu ditampilkan dengan lebih eksplisit ya. Artinya, mmm… tetap dengan cara yang

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 106: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

elegan, tetap dengan keberimbangan ya, tetapi nggak ada salahnya untuk

menampilkan mmm.. keberpihakannya secara lebih terbuka, begitu.

L: Mmm… Bagaimana pola pikir Bapak dalam memandang ideologi humanis

transendentalnya Jakob Oetama sebagai pendiri Kompas?

I: Ya, humanisme transendental mmm… ya itu konsep yang sangat luas ya. Intinya kan

memang bagaimana hubungan antar manusia ini itu juga sesuatu yang dianggap

religius, sesuatu yang dianggap mmm… ada unsur-unsur yang di luar kemampuan

manusia lah, kira-kira begitu. Nah, itu yang lalu kemudian kalau dalam

terjemahannya seringkali humanisme transendental itu ya diterjemahkan dalam arti

itu. Tidak me..menelanjangi orang dengan sangat terbuka, seperti begitu. Tidak ingin

mempermalukan seseorang gitu ya. Artinya, tidak ingin menyakiti hati orang lah.

Kalau dia ingin mengkritik atau menunjukkan sesuatu yang salah, seperti itu, dengan

cara yang lebih santun, lebih hati-hati, menunjukkan fakta-fakta yang ada di lapangan

dan dibiarkan lalu kemudian silakan biar pembaca yang membuat kesimpulan

terhadap paparan-paparan seperti itu. Tidak dengan sangat jelas, istilahnya, kalau

mungkin meniru modelnya Tempo itu sampai menunjuk-nunjuk wajah orangnya,

“Ini loh yang salah” gitu ya, “Ini loh yang…yang nggak benar karena begini-begini.

Nah, Kompas tidak dengan model yang begitu. Menunjukkan tetapi tetap dengan

santun, tidak membuat orang jadi sakit hati, tidak jadi marah, dan merah telinganya,

begitu. Memang sangat Jawani lah.

L: Dan menurut bapak, itu masih sah-sah saja ya menganut nilai seperti itu, menurut

bapak dalam konteks sekarang ini loh?

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 107: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

I: Saya pribadi suka gregetan kadang-kadang (tertawa). Artinya begini, mmm…

persoalan kita yang besar di bangsa ini adalah terkait dengan korupsi, salah satu

halnya. Mmm… Kasihan kalau misalnya kita hanya melihat satu atau dua media saja

yang sangat getol untuk memerangi korupsi yang ada. Padahal, kita tahu masalahnya

sangat besar. Mmm… sedangkan kita juga berharap media dan juga bisa semakin

terlibat memberanas korupsi. Nah, peran kompas kalau di sini, saya merasanya,

Kompas berbuat terlalu sedikit untuk kapasitas yang dia miliki.

L: Harusnya lebih eksplisit lagi ya menyampaikannya?

I: Bisa lebih eksplisit, bisa lebih berani, bisa lebih dalam untuk menggambarkan semua,

dan harusnya bisa juga lebih subjektif.

L: Berarti secara keseluruhan nih, maupun sistemnya, gayanya, terus ideologinya. Ada

nggak kritik lain yang mungkin secara keseluruhan ini terhadap gayanya Kompas?

I: Ya itu sih, budayanya itu.

L: Terlalu berhati-hati?

I: Iya, terlalu berhati-hati (mengangguk)

L: Berarti tepat dong kata Rosihan Anwar soal jurnalisme kepiting?

I: Betul. Dan itu masih dia lakukan. Kalau saya secara internal sudah terang-terangan

saya bilang, “Anda ini masih hidup di zaman masa lalu apa ya? Masih takut-takut

dengan hal-hal yang seperti itu, gitu.” Mmm… karena ya Kompas mungkin punya

semacam trauma-trauma juga ya, terlalu keras dengan satu pihak atau mengalami

kekerasan dari pihak yang lain. Itu yang lalu membuat Kompas juga cukup berhati-

hati, seperti itu ya. Kompas bukan model Tempo yang berani berhadapan dengan

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 108: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

pihak manapun di pengadilan, berani untuk dipanggil oleh Dewan Pers, dan mmm…

bersengketa di sana dan lain-lain seperti itu. Kompas memilih jalan-jalan yang “kalau

bisa jangan sampai ke sanalah”.

L: Kalau dari dulu nih, dari pertama Kompas dibangun sampai sekarang itu, ada nggak

sih perubahan prinsip atau pergeseran nilai. Maksudnya sekarang dia lebih beranilah

dibanding dulu?

I: Secara umum sebenarnya beberapa yang ya.. Kompas punya banyak kontribusi juga.

Beberapa hal mmm… inovasi-invoasi dilakukan begitu, tetapi kalau khusus terkait

dengan masalah korupsi dan lain seperti itu, mmm… persoalannya adalah Kompas

tidak, tidak seberani Tempolah. Mohon maaf kalau banyak melakukan perbandingan

ke Tempo karena mmm… ya dua media inilah yang jadi acuan jurnalistik terbaik

sekarang ya, kalau boleh dibilang. Jadi, sayang kalau tadi saya katakan, misalnya

resource yang dimiliki oleh Kompas luar biasa. Dia punya data yang sangat

melimpah di litbang ya dan lain-lain seperti itu. Tapi sebenarnya itu semua bisa

dimanfaatkan dengan lebih luas untuk bisa membuat liputan-liputan yang lebih kuat,

lebih juga, apa ya, secara jurnalistik itu juga bisa sangat dipertanggung jawabkan.

Tapi sayangnya itu tidak dipilih sebagai jalan.

L: Kalau dalam koteks simulator SIM tadi antar Polri dan KPK, kita kembali lagi. Dari

35 berita ini kan saya sudah simpulkan tadi mmm… berapa persen suara pro dan

netral, itu menurut bapak apa sih agenda Kompas. Apa yang ingin disampaikan

Kompas lewat berita itu?

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 109: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

I: Kompas pada dasarnya tetap ingin supaya korupsi di sini bisa diselesaikan. Polisi

juga harus mau terbuka untuk mengakui kesalahannya, gitu ya. Cuma mmm… dalam

arti ini, kemajuan yang ditunjukkan oleh Kompas tidak terlalu banyak. Kalaupun

saya memperhatikan berita-berita Kompas secara umum ya. Seringkali Kompas jatuh

hanya pada satu statement saja dari pihak A, pihak B, pihak C, dan lain-lain. Tetapi

akar permasalahannya sendiri bagaimana ini terjadi, dll seperti itu, itu yang tidak

cukup banyak ditampilkan oleh Kompas. Mmm… mereka memang sangat

berlindung kepada sumber-sumber yang resmi. Kompas memang sangat jarang atau

mungkin hampir tidak pernah menggunakan narasumber-narasumber yang

disembunyikan sehingga lalu kemudian mereka menunggu statement-statement

resmi. Sehingga kalau kadang-kadang kita memperhatikan, kadang-kadang boring

juga sih. Hanya ditunggu dari humas Kapolri bilang apa begitu, lalu kemudian humas

Polda bilang apa, humasnya dari Kepolisian Kapolda Bengkulunya gimana, dan lain

seperti itu, sehingga mmm… padahal ada hal yang bisa digali lebih jauh dengan

melihat yang sesungguhnya terjadi itu seperti apa. Nah, membongkar kejadian-

kejadian seperti itu yang agak jarang dilakukan oleh Kompas.

L: Apakah dalam hal konteks Kompas dengan simulator SIM ini, mmm… Kompas juga

berpikiran bahwa sebaiknya simulator SIM itu diserahkan ke KPK? Iya nggak, ada

kecenderungan seperti itu?

I: Iya, itu betul dan memang arahnya ke sana gitu ya. Cuma caranya untuk

menyampaikan ke sana itu dengan cara yang halus, menggunakan mulut orang lain,

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 110: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

gitu ya, dan mmm… tidak mau terlalu sangat terang-terangan untuk sampai pada

kesimpulan semacam itu. Itulah Kompas.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 111: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

LAMPIRAN VII

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber: James Luhulima

Redaktur Pelaksana Surat Kabar Harian Kompas

Lupita Wijaya (L): Pak James, berapa oplah Kompas untuk tahun ini?

James Luhulima (J): Rata-rata 500.000-an

L: Saya menemukan kesimpulan bahwa untuk kasus simulator SIM dari Agustus hingga

September itu tentang perebutan antara KPK dan Polri. Nah, saya menemukan hal unik

dari hasil temuan saya. Di judul itu 43% pro, 57% netral. Berarti lebih ke arah netral

kan Pak, sedangkan isinya itu justru lebih ke arah pro. Apakah hal ini memang wajar

bagi Kompas?

J: Hmmm…begini, sebetulnya kan kenapa begitu karena kita pikirannya gini saja, kalau

sekarang polisi yang punya salah lalu dia periksa sendiri, itu kan aneh, kan lebih bagus

kalau orang lain yang menyelidiki. Itu satu. kita untuk alasannya, mungkin bukan polisi

saja, daripada memeriksa dirinya sendiri lebih baik orang lain yang periksa institusinya.

Kedua, polisi kan masih punya PR tuh periksa rekening gendut, nah itu kan tidak

dikerjakan juga. Nah, kita (Kompas) khawatir kalau misalnya kasus ini ditangani polisi,

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 112: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

maka nasibnya akan sama seperti kasus rekening gendut itu. Makanya kita (Kompas)

bilang, “sudah kasih saja ke KPK”. Gitu loh. Jadi ini bukan dalam rangka memihak

KPK atau bukan, tapi lebih pada common sense saja. Kan lebih bagus institusi lain yang

memeriksa institusi kita daripada kita memeriksa institusi kita sendiri, kan interested-

nya gitu.

L: Tapi ketidaksamaan antara judul dan isi ini memang hal wajar buat Kompas?

J: Nah, begini, judul itu kan sesuatu yang lain juga ya. Jadi begini, memang di dalam teori

jurnalistik judul itu kan merupakan intisari dari beritanya, tapi kadang-kadang kalau di

dalam pertimbangan koran ada “judul ini laku dijual tidak?” Begitu. Kadang-kadang

judul itu terlalu mirip dengan judul kemarin, itu kan berhari-hari berjalan sehingga kita

kadang-kadang memang memberikan judul yang agak “terkesan” seperti itu, tapi

sebetulnya niatnya bukan apa, karena kalau setiap kali diberitain kan pasti judul terlalu

mirip kalau tidak “disentuh” ya.

L: Jadi memang dalam kasus ini Kompas memang memiliki maksud lebih baik KPK saja

yang menangani kasus ini?

J: Iya.

L: Sebenarnya kaitan judul yang tadi dengan isi yang berbeda, apakah itu ada kaitannya

dengan Kompas sendiri?

J: Tidak. Kalau judul ini lebih pada unsur menarik saja. Tapi isi beritanya, ya. Kalau

berita kan kita bertanggung jawab kepada isinya sesuai dengan visi Kompas. Kalau

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 113: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

judul itu ada unsur supaya menarik juga. Jadi bukan melulu isi, tapi ada unsur

menariknya.

L: Ada sekitar 35 artikel berita termasuk opini, editorial, jajak pendapat, dll yang

dikumpulkan untuk penelitian ini. Dan dari 35 artikel itu sebenarnya apakah agenda

yang ingin disampaikan oleh Kompas? Agenda setting-nya seperti apa?

J: Yang tadi itu, jadi lebih baik institusi lain yang periksa. Sebenarnya itu. Kebetulan di

sini kan KPK sehingga kita (Kompas) memusatkan lebih pro KPK ketimbang Polisi.

Tapi sebenarnya bukan institusinya, itu kebetulan saja di sini KPK dan Polisi. Tapi

semangatnya adalah lebih baik orang lain atau lembaga lain yang memeriksa apabila

suatu institusi itu bermasalah.

L: Terus…mmm…ada banyak julukan untuk Kompas sendiri. Dari misalnya Kees De

Jong mengatakan bahwa ideologi Kompas itu humanisme transendental, lalu juga pakar

media Ignatius Haryanto menyebut Kompas terkadang terlalu berhati-hati, lalu Rosihan

Anwar yang menyebut Kompas dengan “jurnalisme kepiting”. Apa tanggapan Bapak

soal ideologi ini?

J: Sebetulnya tidak ada masalah. Kalau ideologinya humanisme transendental betul. Jadi

begini, humanisme transendental itu artinya kemanusiaan yang beriman. Artinya, kita

tidak peduli agamanya, kita tidak peduli mmm…sukunya, tapi kalau manusia disakiti

maka dia akan sakit, kalau dia diperlakukan baik maka dia akan baik. Dasar kita itu,

jadi sebenarnya, kemanusiaan transendental itu. Soal “hati-hati” tadi, itu bukan

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 114: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

ideologi. Itu strategi. “Jurnalistik kepiting” itu juga strategi. Kan begini, kita mmm…

ideologi kita adalah humanisme transendental, amanat hati nurani rakyat. Humanisme

transendental itu mmm… apa ya namanya… mmm… istilah dari kemanusiaan seperti

apa yang kita anut. Kan bisa kemanusiaan menurut Kristen, kemanusiaan menurut

Islam, kan beda, ada nuansanya kan. Tapi kita (Kompas) tidak menganut itu. Jadi kita

(Kompas) kemanusiaan atas dasar manusia itu sendiri. Nah itu namanya transendental,

kemanusiaan yang beriman itu. Dalam melaksanakan ini, kita kan harus menjaga

supaya kita survive. Nah dalam melaksanakan tugas ini kalau kita tidak memihak siapa-

siapa, kadang kan bisa menjengkelkan pemerintah. Nah untuk kita perlu survive, kita

punya strategi. Jadi, menurut saya “jurnalisme kepiting” dan tadi “hati-hati” itu bukan

ideologi kita, tapi kita strategi kita dalam mencapai ideologi yang tadi. Jadi ideologi

tetap humanisme transendental yang dalam bahasa awamnya amanat hati nurani rakyat,

itu yang kita perjuangkan. Bagaimana cara berjuangnya, nah itu kita hati-hati dan

“jurnalisme kepiting”. Artinya kita (Kompas) kalau mau memukul orang nggak dari

depan. Kalau kita lemah, kita dipukul orang dari depan, kita dipukul balik, kan susah.

Kalau kita seperti kepiting kan kita gender-gender-gender pas dia lemah, kita ketok,

begitu. Jadi kita tidak dapat serangan frontal. Jadi itu strateginya. Jadi itu bukan

ideologinya. “Jurnalisme kepiting” dan yang disebut Haryanto dengan “hati-hati” itu

bukan ideologi Kompas, tapi itu strategi Kompas dalam menjalankan ideologinya.

L: Dan sampai sekarang juga masih?

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 115: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

J: Tetap, tapi yah mungkin sekarang “jurnalisme kepiting”-nya tidak, karena kan

pemerintahan sudah berganti dari Orde Lama ke Orde Baru ke Reformasi. Di reformasi

kita lebih straight forward, lebih terus terang. Bahasa Kompas juga lebih tegas tapi

tetap hati-hati. Jadi, “hati-hati” itu strategi kita sepanjang masa pokoknya. Baik dari

Orde Baru sampai sekarang kita tetap berlaku. Tapi “jurnalisme kepiting” itu hanya

pada waktu zaman Orde Baru. Jadi, waktu menghadapi Soeharto kita pakai strategi itu.

Istilahnya kalau Pak Jacob sendiri menamakannya bukan jurnalisme kepiting, tapi kita

ibarat bola, kalau lagi diinjak kita turun, begitu injakkannya kita rasa tidak ada, yah kita

bulat lagi. Kira-kira seperti itu. Itu strateginya.

L: Jadi kalau untuk strategi sendiri ini dari zaman yang dulu, Orde Baru ke zaman

Reformasi berarti ada perubahan?

J: Ada perubahan di dalam tadi. Jadi kita tidak pakai lagi “jurnalisme kepiting”, tapi kalau

“hati-hati” tetap kita pakai. Baik itu Orde Baru, maupun sekarang. Karena begini,

prinsip dasarnya adalah tidak semua hal baik kita katakan ke orang akan diterima

dengan baik karena itu kita sangat hati-hati menyampaikan. Kita tidak mau

menyinggung orang lah. Di dalam menjalankan misi, kita sebisa mungkin jangan

membuat marah orang karena itu kita hati-hati.

L: Strategi “hati-hati” ini apakah diaplikasikan saat pemberitaan simulator SIM ini?

J: Dalam semua pemberitaan. Caranya kita menguji judul. Kira-kira kalau kita tulis seperti

ini ada yang sakit hati tidak. Kalau kita tulis begini orangnya marah tidak. Kira-kira

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 116: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

menyinggung tidak atau kita pakai kata lain. Itu menjadi pertimbangan dasar dalam

bentuk punya integritas untuk berita itu keluar.

L: Itu dalam rapat atau editor yang menimbang?

J: Tidak. Itu sudah inheren. Saya pernah cerita ada desk malam. Nah, desk malam itu yang

menjaga ini. Jadi, berita kalau editor sudah buat, sebelum naik cetak diperiksa oleh desk

malam. Desk malam ini terdiri dari wartawan senior yang diandaikan sudah mengerti

mmm… Kompas seperti apa sehingga mereka punya feel. Kalau ngomong begini

sepertinya terlalu keras, nanti akan diubah. Kehati-hatian itu justru strategi bagian dari

Kompas yang sudah inheren, sudah masuk. Jadi, kita tidak perlu ngomong di rapat. Itu

berjalan saja. Nanti kalau dibaca enak yah dilepas, tapi kalau dibaca lalu dahi kita

berkernyit, nah itu berarti kita mesti mengganti, begitu.

L: Berarti yang desk malam itu berat juga yah, Pak?

J: Iya, karena mereka umumnya wartawan-wartawan senior.

L: Itu ada shift-nya tidak, Pak?

J: Tidak. Mereka kan memang tugas malam saja. Jadi setelah berita dikirim dari reporter,

naik ke editor, dari editor naik ke korektor, dari korektor kembali ke editor. Sebelum

dikirim ke cetak, lewat desk malam itu dulu. Desk malam itu adalah hati nurani Kompas

itu. Kompas-nya di situ. Dia yang menjaga. Yah, diharapkan editor juga. Cuma

umumnya kalau editor masih muda kan. Orang muda kan begitu, suka galak. Nah, ini

yang lebih tua sedikit lebih kalem, mereka yang mengendalikan itu.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013

Page 117: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/826/8/LAMPIRAN.pdfPage 1 of 3 CURRICULUM VITAE . Personal Data . Name : Lupita Wijaya . Hobby : Reading and writing

L: Sebenarnya dari dalam itu, pernah tidak Pak, ada komplain dari editor kalau judulnya

diubah?

J: Yah, pastilah ya, namanya juga anak muda. Dia mau lebih keras, tapi kita bilang

“nggak..nggak..kita memang sengaja” tapi itu garis komando kan. Kalau sudah

diputuskan di atas, dia mesti nurut. Cuma kadang-kadang dia menyampaikan kalau dia

tidak happy.

Peran Politik..., Lupita Wijaya, FIKOM UMN, 2013