writing for pr #2
TRANSCRIPT
WRITING FOR PR
Sejenak kita berkabung untuk saudara-saudara kita di Wasior, Papua Barat.
Artinya, ia harus mampu dan mau berusaha untuk memahami serta,
terkadang, bersikap toleran kepada setiap orang yang dihadapinya tanpa
harus menjadi seorang penakut atau penjilat.
Artinya, ia mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jernih, jelas dan
lugas, baik itu secara lisan maupun tertulis, atau bahkan secara visual
(misalnya melalui gambar atau foto maupun video).
Artinya, dituntut memiliki kemampuan perencanaan yang prima.
Sebagaimana bahasa membedakan manusia dari
binatang, begitu pula dengan tulisan
membedakan manusia beradab dari manusia
biadab
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan
menulis sangat dibutuhkan.
Menurut Morsey (1976 : 122) menulis dipergunakan,
melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan
maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan
mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung
pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur
kalimat.
1. Hubungan antara Menulis dan Membaca
Bagi seorang penulis mereka harus mengetahui maksud dan tujuan dari
tulisan yang hendak dibuat.
Maksud Penulis Responsi Pembaca
Memberitahukan atau mengajar Mengerti/memahami
Meyakinkan atau mendesak Percaya atau menentang
Menghibur atau menyenangkan kesenangan
Mengutarakan perasaan dan emosi Tingkah laku atau pikiran yang dikendalikan
(D’Angelo, 1980 : 26)
direncanakan untuk menolong kita untuk berpegang
teguh pada pikiran pokok yang ada dalam hati kita dan mengarahkan
responsi pembaca.
Beberapa contoh kalimat tujuan:
Tujuan Informatif
Maksud dan tujuan saya menulis adalah agar pembaca mengetahui
produk baru dari perusahaan.
Tujuan Persuasif
Maksud dan tujuan saya menulis adalah untuk meyakinkan pihak
fakultas untuk memberhentikan dosen PR Writing secepatnya.
Jujur: jangan memalsukan gagasan atau ide Anda.
Jelas: jangan membingungkan para pembaca.
Singkat: jangan memboroskan waktu pembaca.
Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat beranekaragam
dengan penuh kegembiraan. (Mc. Mahan & Day; 1960 : 6)
Mengenai tulisan yang baik, Alton C. Morris serta
rekan-rekannya mengemukakan pendapat
sebagai berikut:
“Tulisan yang baik merupakan komunikasi pikirandan perasaan yang efektif. Semua komunikasi tulisadalah efektif atau tepat guna.”
2. Hubungan Menulis dengan Berbicara
Sejumlah ahli memasukan keterampilan menulis dan berbicara ke
dalam retorik.
Retorik merupakan penggunaan bahasa secara tepat guna untuk
mengomunikasikan perasaan yang sejati dan gagasan-gagasan yang
sehat serta masuk akal. (Loban, 1969)
Wilhelm von Humbolt menyatakan bahwa “secara
intrinsik bahasa berada dalam gerak produksinya
dalam realitas; bahkan pengawetannya dalam
tulisan pun hanyalah tempat penyimpanan yang
tidak sempurna yang memerlukan rekonstruksi
lisan yang imajinatif demi pengertian sejati.”
Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Seperti hewan-hewan lainnya, manusiaberkomunikasi melalui gerak-gerik refleksyang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidakberupa bahasa. Akan tetapi, hanya manusiasajalah yang telah mengembangkan bahasa.(Webb, 1975)
1.Visual (nonverbal)
2.Oral (lisan)
3.Written (tulis)
Komunikasi lisan dan tulis sangat erat
hubungannya karena berkaitan dengan bahasa.
Pikiran
Menurunkan
gagasan
Mengubahnya ke dalam sandi lisan
Kemudian menjadi sandi tulis
Merekam
sandi tulis
Penyebarluasan
Sandi tulisan
penyandian psikomotor
Pikiran penyandian psikomotor
Memahami
gagasan
penulis
Menerjemahkan sandi dan
Menemukan gagasan
penulis
Melihat
tulisan
Hubungan antara penulis dan pembaca. (Wallen, 1969 : 3)