rangkuman psikoterapi

18
VII. Terapi Rasional-Emotif (Albert Ellis) A. Konsep Utama Pandangan terhadap manusia 1. Manusia adalah unik; memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional & irrasional 2. Hambatan/problem psikologis terjadi akibat cara berpikir yg tidak logis/tidak rasional dg indikator: merasa dikungkung oleh banyak keharusan, menenggelamkan/merendahkan diri secara berlebihan, generalisasi berlebihan Karakteritik-karakteristik Irrational Beliefs adalah: kaku Tidak konsisten dengan realitas Tidak logis Membahayakan individu untuk meraih tujuan2nya Tipe irrational beliefs Permintaan/keharusan-keharusan Keyakinan-keyakinan yang mengerikan Toleransi kegagalan yang rendah Merugikan diri, oranglain, kehidupan Tujuan terapi Membantu klien menyadari bahwa mereka dapat hidup secara lebih rasional

Upload: qimmatul-khoiroh

Post on 04-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Psikoterapi

VII. Terapi Rasional-Emotif (Albert Ellis)

A. Konsep Utama

Pandangan terhadap manusia

1. Manusia adalah unik; memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional

& irrasional

2. Hambatan/problem psikologis terjadi akibat cara berpikir yg tidak

logis/tidak rasional dg indikator: merasa dikungkung oleh banyak

keharusan, menenggelamkan/merendahkan diri secara berlebihan,

generalisasi berlebihan

Karakteritik-karakteristik Irrational Beliefs adalah:

kaku

Tidak konsisten dengan realitas

Tidak logis

Membahayakan individu untuk meraih tujuan2nya

Tipe irrational beliefs

Permintaan/keharusan-keharusan

Keyakinan-keyakinan yang mengerikan

Toleransi kegagalan yang rendah

Merugikan diri, oranglain, kehidupan

Tujuan terapi

Membantu klien menyadari bahwa mereka dapat hidup secara lebih

rasional

Membantu klien untuk menjadikan kesedihan tidak sebagai jalan untuk

“catastrophizing”

Membantu klien untuk belajar mengenali emosinya & bagaimana

emosi tsb berhub dg cara berpikirnya

Hub antara peristiwa, beliefs & reaksinya

Page 2: Rangkuman Psikoterapi

A : activating event

Ada matakuliah yang tidak lulus

B : beliefs

Kalau saya tidak lulus satu matakuliah maka berarti saya telah gagal

C : consequence

Tidak bisa konsentrasi karena cemas & sedih

Bagaimana merubahnya?

• Melatih untuk merubah dan menghapus keyakinan-keyakinan yang

mengganggu & tak rasional

• Melakukan konfrontasi dengan menyerang, menantang &

mempertanyakan keyakinan-keyakinan yang irasional dengan

menambahkan D (disputing; menantang keyakinan a rasional); apa

bukti-bukti yang mendasari keyakinannya?

Bagaimana melakukan disputing?

• Lakukan socratic dialog; socrates mendidik muridnya dengan

menanyai mereka melalui pertanyaan yang open-ended, yang disusun

untuk mendorong mereka berpikir secara kritis mengenai problem-

problem filosofis

• Dengan socratic dialog terapis tidak hanya membantu klien untuk

mempertanyakan keyakinan irasionalnya saat ini tapi juga

membantunya mengembangkan cara mempertanyakan keyakinan yg

rasional/irasioal di masa mendatang

Argumen2 untuk menantang keyakinan irasional

1. Argumen empiris; untuk mendorong klien mencari bukti2 nyata dari

keyakinannya (apakah keyakinannya sesuai dg realitas?)

2. Argumen logis; apakah keyakinannya cukup masuk akal?

3. Argumen pragmatis; apakah keyakinannya itu berguna untuk

membantunya meraih keinginan/tujuan yang ditetapkannya?

Page 3: Rangkuman Psikoterapi

Berikan socratic dialog sesuai dg respon klien

1. Ketika klien menjawab dengan benar, lakukan cek terhadap status

jawaban klien apakah karena ingin memperoleh persetujuan anda atau

jawaban yang sebenarnya

2. Ketika klien menjawab dengan salah, gunakan jawaban klien untuk

merumuskan dialog socratic yang lain

3. Ketika klien salah memahami pertanyaan & menjawab dengan

berbeda dg maksud pertanyaan; berikan perhatian secara socratic

sekalipun anda harus menjelaskan maksud pertanyaan

4. Ketika klien merubah arah pembicaraan,bisa jadi karena klien sulit

menjaga perhatiannya (mintalah izin utk memotong pengalihannya &

kembali ke pertanyaan) atau merasa terancam dengan pertanyaan

socratic anda (dorong klien untuk mentolerir rasa tak nyamannya &

kembali ke pertanyaan socratic)

B. Proses Terapeutik

C. Teknik-Teknik dan Prosedur-Prosedur Terapeutik

Page 4: Rangkuman Psikoterapi

VIII. Terapi Realitas

--Suatu sistem yang difokuskan pada tingkah laku sekarang--

--Terapis berfungsi sebagai guru dan model, serta mengonfrontasikan klien

dengan cara2 yg bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan

memenuhi kebutuhan2 dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang

lain--

--Inti terapi ini yaitu penerimaan tanggung jawab pribadi yang dipersamakan

dengan kesehatan mental--

A. Konsep Utama

Pandangan Tentang Sifat Manusia

Terapi realitas berlandaskan premis “ada suatu kebutuhan psikologis

tunggal yang hadir sepanjang hidup” yaitu kebutuhan akan identitas

yang mencakup suatu kebutuhan untuk merasakan keunikan,

keterpisahan dan ketersendirian.

Dalam pembentukan identitas, masing-masing dari kita mengembangkan

keterlibatan-keterlibatan dengan orang lain dan dengan bayangan diri,

yang dengannya kita merasa relatif berhasil atau tidak berhasil. Orang

lain memainkan peranan yang berarti dalam membantu kita menjelaskan

dan memahami identitas kita sendiri.

Menurut Glasser, basis dari terapi realitas adalah membantu para klien

dalam memenuhi kebutuhan2 dasar psikologisnya yang mencakup “

kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta kebutuhan untuk

merasakan bahwa kita berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi

orang lain”.

Pandangan tentang manusia mencakup pernyataan bahwa suatu

‘kekuatan pertumbuhan’ mendorong kita untuk berusaha mencapai suatu

identitas keberhasilan. Glasser dan Zunin menyatakan “Kami percaya

bahwa masing2 individu memiliki suatu kekuatan ke arah

kesehatan/pertumbuhan. Pada dasarnya, orang2 ingin puas hati dan

menikmati suatu identitas keberhasilan, menunjukkan tingkah laku yang

Page 5: Rangkuman Psikoterapi

bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh

makna”.

Pandangan terapi realitas menyatakan bahwa, karena individu2 bisa

mengubah cara hidup, perasaan, dan tingkah lakunya, maka mereka pun

bisa mengubah identitasnya.

Terapi realitas tidak berpijak pada filsafat deterministik, tetapi dibangun

atas asumsi bahwa manusia adalah agen yang menentukan dirinya

sendiri. Jadi prinsip ini menyiratkan bahwa masing2 orang memikul

tanggung jawab untuk menerima konsekuensi2 dari tingkah lakunya

sendiri.

Ciri Terapi Realitas

1. Menolak konsep tentang penyakit mental. Bentuk2 gangguan tingkah

laku yg spesifik adalah akibat dari ketidakbertanggungjawaban. Tidak

berurusan dengan diagnosis2 psikologis. Gangguan mental TL yg tdk

bertanggung jawab. Kesehatan mental TL yg bertanggung jawab

2. Berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan2 dan

sikap2. Menekankan pada kesadaran atas tingkah laku sekarang.

Menekankan bahwa perubahan sikap mengikuti perubahan tingkah laku.

3. Berfokus pada saat sekarang, bukan pada masa lampau. Terapis terbuka

untuk mengeksplorasi segenap aspek dari kehidupan klien sekarang,

mencakup harapan2, ketakutan2 dan nilai2nya. Terapi menekankan

kekuatan2, potensi2, keberhasilan2, dan kualitas2 yg positif dari klien,

tidak hanya memperhatikan kemalangan & gejala2nya. Klien dipandang

sebagai “pribadi dengan potensi yang luas, bukan hanya sebagai pasien

yang memiliki maalah2”. Kata Glasser, “Mengapa terlibat dengan orang2

yang dulunya tidak bertanggung jawab? Kita ingin terkibat dengan orang

yang kita tahu bisa menjadi orang yang bertanggung jawab.”

4. Menekankan pertimbangan2 nilai. Terapi realitas menempatkan pokok

kepentingannya pada peran klien dalam menilai kualitas tingkah lakunya

sendiri, dalam menentukan apa yang mendorong kegagalan yang

Page 6: Rangkuman Psikoterapi

dialaminya. Perubahan mustahil terjadi tanpa melihat tingkah laku dan

membuat beberapa ketentuan mengenai sifat2 konstruktif &

destrruktifnya.

5. Tidak menekankan transferensi. Terapi relaitas mengimbau agar para

terapis menempuh cara beradanya yang sejati, yakni bahwa mereka

menjadi diri sendiri, tidak memainkan peran sebagai ayah / ibu klien.

Terapis bisa menjadi orang yang membantu para klien dalam memenuhi

kebutuhan2 mereka sekarang dengan membanaun suatu hubungan yang

personal dan tulus.

6. Menekankan pada aspek2 kesadaran bukan ketaksadaran. Terapi realitas

menekankan pada kekeliruan yang dilakukan oleh klien, bagaimana

tingkah laku klien sekarang hingga dia tidak mendapat apa yang

diinginkannya, dan bagaimana dia bisa terlibat dalam suatu rencana bagi

tingkah laku yang berhasil yg berlandaskan tingkah laku bertanggung

jawab yang realistis. Terapis memeriksa kehidupan klien sekarang secara

rinci dan berpegang pada asumsi bahwa klien akan menemukan tingkah

laku sadar yang tidak mengarahkannya pada pemenuhan

kebutuhan2nya.

7. Menghapus hukuman. Glasser menyatakan hukuman dapat

mengakibatkan perkuatan identitas kegagalan pada klien dan perusakan

hubungan terapeutik. Glasser menganjurkan untuk membiarkan klien

mengalami konsekuensi2 yang wajar dari tingkah lakunya.

8. Menekankan tanggung jawab. Glasser mendefinisikannya sebagai

‘Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan2 sendiri dan melakukannya

dengan cara tidak mengurangi kemampuan orang lain dalam memenuhi

kebutuhan2 mereka.’ Untuk memperbaiki tingkah laku kita bila berada di

bawah standar, kita perlu mengevaluasi tingkah laku kita. Bagian yang

esensial dr terapi realitas mencakup moral, standar2, pertimbangan2

nilai, serta benar salahnya tingkah laku karena semuanya berkaitan erat

dengan pemenuhan kebutuhan akan rasa berguna.

Page 7: Rangkuman Psikoterapi

B. Proses Terapeutik

Tujuan terapi realitas

• Tujuan umum membantu seseorang mencapai otonomi (kematangan yg

diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan

lingkunan dengan dukungan internal)

• Kematangan Orang2 mmpu bertanggung jawab atas siapa mereka &

ingin menjadi apa mereka, serta mengembangkan rencana2 yg

bertanggung jawab & realistis guna mencapai tujuan2 merka.

• Membantu klien menentukan & memperjelas tujuan2 mereka

• Membantu klien menemukan alternatif2 dalam mencapai tujuan2, klien yg

menetapkan tujuan2 terapi.

Fungsi dan Peran Terapis

Tugas dasar terapis adalah melibatkan diri dengan klien dan kemudian

membuatnya menghadapi kenyataan. Tugas terapis adalah bertindak

sebagai pembimbing yg membantu klien agar bisa menilai tingkah

lakunya sendiri secara realistis.

Terapis diharapkan memberikan pujian bila klien bertindak dgn cara yg

bertanggung jawab, & menunjukkan ketidaksetujuan bila tidak bertindak

demikian.

Terapis memasang batas2 mencakup batas2 dalam situasi terapeutik

dan batas2 yg ditempatkan oleh kehidupan pada seseorang.

C. Teknik-Teknik dan Prosedur-Prosedur Terapeutik

Pengajaran

Pemfokusan & evaluasi

Humor

Confronting

Bermain peran

Langkah-langkah

Page 8: Rangkuman Psikoterapi

1. Keterlibatan terhadap klien dengan menunjukkan sikap hangat, bersifat

personal dan ramah

2. Menekankan prilaku sekarang (bertumpu pada masa lalu: hanya

menjawab bagaimana & mengapa ia merasakan, bukan bagaimana berbuat)

3. Membimbing klien untuk melakukan penilaian terhadap diri dan rencana

tindakannya

4. Merencanakan tindakan yang bertanggungjawab

5. Komitmen; rencana yang disusun harus dilaksanakan

6. Tidak menerima alasan; terapis tidak menanyakan mengapa rencana klien

tidak dilaksanakan tetapi terapis mempertahankan perjanjian yang dibuat

7. Tidak ada hukuman

Pertanyaan penting untuk klien:

Apa yang anda lakukan yang membuat anda merasa baik/buruk

mengenai diri anda sendiri?

Apabila masalahnya terkait dengan orang lain, pertanyaan pentingnya

adalah :

Apa yang dilakukan oleh X yang membuat anda merasa baik/buruk

mengenai diri anda sendiri?

Page 9: Rangkuman Psikoterapi

IX. Terapi Kognitif

A. Konsep Utama

Dasar pemikiran terapi kognitif : bahwa afek/emosi individu dan

perilakunya secara luas dipengaruhi oleh cara individu memahami

dunia (Beck, 1963)

Kognisi individu berkembang dari asumsi-asumsi atau sikap-sikap yang

berasal dari pengalaman masa lalu

Karena itu kognisi dipandang sebagai jembatan penting yang

menghubungkan kejadian-kejadian yang mengarah pada perilaku

bermasalah

Prinsip-prinsip utama terapi cognitive-behavioral

1. Kognitif memperantarai proses-proses yang terlibat dalam

pembelajaran

2. Pikiran, perasaan dan perilaku memiliki saling keterkaitan

3. Aktivitas2 kognitif seperti harapan2, berbicara pada diri sendiri,

merupakan hal penting dalam memahami dan memprediksi problem

perilaku beserta proses psikoterapiutiknya

4. Kognisi dan perilaku adalah 2 hal yang saling berhubungan: proses2

kognitif dapat diinterpretasi dalam paradigma2 perilaku, dan tehnik2

kognitif dapat dikombinasi dengan prosedur2 perilaku

5. Tugas terapi kognitif behavioral adalah bekerjasama dengan klien

untuk mengukur proses kognitif & perilaku yang bermasalah serta

menyusun pengalaman belajar baru mempelajari ulang pola2 kognisi,

emosi & perilaku yang bermasalah

Ahli-ahli terapi kognitif

Albert Ellis-rational emotive therapy

Aaron Beck-changing automatic thoughts

Meichenbaum-self talk/internal dialogue

D’Zurilla-problem solving training

Albert Bandura-social learning theory

Page 10: Rangkuman Psikoterapi

Aaron Beck

Tehnik yang digunakan adalah dengan mencermati pikiran-pikiran

negatif yang muncul dalam suatu peristiwa beserta reaksinya secara

emosi dan perilaku kemudian mencoba mengembangkan pikiran

positif terhadap peristiwa yang sama

Komponen : apa yang terjadi?; pikiran negatif yang saya miliki;

bagaimana perasaan saya; apa yang saya lakukan; penjelasan positif

yang bisa saya berikan.

Meichenbaum

Penggunaan self-talk atau dialog internal untuk mwngontrol pikiran-

pikiran negatif dalam suatu keadaan

Cara : menerima & mengakui kondisi yang tidak disukai/tidak

diinginkan/sulit, kemudian diikuti dengan kalimat yang menunjukkan

kemampuannya untuk menghadapi kondisi tersebut

B. Proses Terapeutik

C. Teknik-Teknik dan Prosedur-Prosedur Terapeutik

Page 11: Rangkuman Psikoterapi

Cognitive Behavior Therapy

Terapi kognitif merupakan usaha yang bertujuan untuk menjaga

efisiensi modifikasi prilaku dan untuk meningkatkan aktivitas-aktivitas

kognitif klien untuk menghasilkan perubahan yang terapiutik

Terapi kognitif didasarkan pada pemahaman teoritis bahwa afek dan

perilaku individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara individu

memandang dunia

dua asumsi teoritis terapi kognitif

pikiran, persepsi, dan aspek kognitif lain memperantarai kejadian-

kejadian yang diduga mempengaruhi perilaku

indvidu-individu merupakan peserta aktif dalam proses belajar mereka

Tugas dari terapis kognitif behavioral

bekerjasama dengan klien untuk mencermati&mengukur proses

kognitif dan perilaku yang mengalami distorsi serta untuk mendisain

pengalaman belajar baru untuk menata ulang kognisi-kognisi, pola-

pola prilaku dan pola-pola afeksi yang mengalami disfungsi

semua bentuk tehnik kognitif berusaha untuk menghasilkan perubahan

dengan cara mempengaruhi cara berpikir

dengan mengevaluasi ulang dan mengoreksi pikiran mereka, klien

belajar menguasai masalah dan situasi-situasi yang awalnya telah

mereka anggap tidak dapat dikuasai

Apa yang diajarkan dalam terapi kognitif?

a. memonitor pikiran-pikiran otomatis yang negatif,

b. menyusun hubungan antara kognisi, afek dan prilaku ,

c. memeriksa bukti untuk melawan pikiran-pikiran otomatis yang

terdistorsi,

d. Mengganti lebih banyak interpretasi yang berorientasi realitas

terhadap kognisi-kognisi yang mengalami bias,

Page 12: Rangkuman Psikoterapi

e. Belajar mengidentifikasi dan merubah keyakinan salah yang

memberikan kecenderungan pada pengalaman perilaku

Teknik-Teknik Terapi

SELF-INSTRUCTIONAL TRAINING

Meichenbaum awalnya mengkonsepkan kognisi sebagai sebuah

pernyataan diri yang terbuka, yakni sebuah bentuk kalimat personal

yang dapat dimodifikasi melalui pengulangan dan modeling

Tujuan SIT adalah untuk mengatur prilaku dengan merubah verbalisasi

menjadi self-talk atau percakapan diri.

Sebuah bagian penting dari self-talk adalah kebutuhan untuk bersikap

jujur dibanding membohongi diri sendiri

MERUBAH PIKIRAN-PIKIRAN OTOMATIS (BECK)

Beck mengeksplorasi sistem meaning pada klien dengan menekankan

peran pembuktian dan mendorong klien untuk keyakinan mereka

sebagai dugaan yang akan diuji

Beck mengajarkan klien untuk meraih perubahan secara sistematis

melalui metode-metode seperti monitoring, rekaman harian, self-talk,

meningkatnya kesadaran terhadap emosi, serta usaha-usaha untuk

berhenti berpikir dan merubah pikiran

Tehnik ini dilakukan dengan cara menuliskan pikiran-pikiran negatif

pada sebuah kartu atau lembar lapor diri yang berisi hal-hal di bawah

ini:

apa yang terjadi

pikiran negatif yang saya miliki

bagaimana perasaan saya terhadap pikran negatif tersebut

apa yang saya lakukan untuk menghadapinya

dapatkah saya memberikan penjelasan yang baik tentang

peristiwa tersebut?

Page 13: Rangkuman Psikoterapi

THE CONTINUUM TOOL

Tujuan dari tehnik ini adalah membantu individu memperoleh persepsi

yang lebih realistis terhadap permasalahan

memperbaiki evaluasi diri pada individu dengan mengajarkan

bagaimana menilai diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain,

dengan waktu yang lain, dengan harapan-harapan, dan dengan

komponen kemampuan yang berbeda-beda

Penilaian komparatif ini membantu individu untuk berpindah dari

penilaian "all or nothing" yang akan menyebabkan persepsi negatif

terhadap diri seseorang sebagai "nothing" atau "yang gagal" dengan

memberikan pandangan terhadap keadaan diri yang lebih baik

dibandingkan dengan orang atau kondisi yang lain

IMAGINASI

Biasanya digunakan untuk mengatasi kecemasan, rasa takut dan

bentuk-bentuk kesulitan lain dengan cara membayangkan sesuatu

yang bisa memberikan kekuatan lebih pada diri sendiri

COGNITIVE STRUCTURING

Asumsi tehnik ini adalah bahwa problem individu sering merupakan akibat

dari magical thinking atau pikiran-pikiran irasional

Langkah-langkahnya adalah:

1. memberikan konsep dasar mengenai berpikir rasional

2. mengidentifikasi pernyataan yang menyudutkan diri sendiri dan

pernyataan yang menghargai diri

3. menentang pernyataan yang menyudutkan diri secara logis melalui pola-

pola pertanyaan tertentu

4. merubah pernyataan menyudutkan diri pada pernyataan menghargai diri

PROBLEM SOLVING SKILL

Page 14: Rangkuman Psikoterapi

D’Zurilla mengembangkan latihan problem solving yang disusun untuk

menyediakan serangkaian prosedur kepada klien untuk menghadapi

situasi bermasalah dan konflik-konflik interpersonal

memfokuskan pada ketrampilan pengambilan keputusan

Ketrampilan penyelesaian masalah meliputi:

sensitivitas atau kemampuan menyadari adanya masalah,

pikran-pikiran sebab akibat yang ada dalam diri individu,

kesiapan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi perilaku,

kemampuan untuk mendata serangkaian solusi yang mungkin

kemampuan untuk menghasilkan langkah-langkah untuk meraih

tujuan tertentu