metode psikoterapi islam dalam mengelola …
TRANSCRIPT
METODE PSIKOTERAPI ISLAM DALAM MENGELOLA
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK (STUDI KASUS DI PANTI
ASUHAN MUHAMMADIYAH AISIYAH KOTA JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Dalam Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
CICI INDAH BAHARTI
NIM: UB 150084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS.Ar-Ra‟d ayat28)1
1 Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan
Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro., 2013), 252.
ABSTRAK
Nama :Cici Indah Baharti
Nim : UB. 150084
Judul: Metode Psikoterapi Islam Dalam Upaya Mengelola Perkembangan
Emosi Anak.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Metode
Psikoterapi Islam Dalam Mengelola Perkembangan Emosi Anak, sedangkan
secara khusus 1) Untuk mengetahui bagimana pelaksanaan psikoterapi Islam
dalam mengelola perkembangan emosi anak, 2) Untuk mengetahui apa saja
metode psikoterapi Islam dalam mengelola perkembangan emosi anak, 3)
Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam mengelola perkembangan emosi
anak.
Penelitian ini menggunakan metode pengamatan deskriptif kualitatif
melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan teknik deskriptif. Data yang terkumpul kemudian di
analisis dan di kelompokkan berdasarkan permasalahan pengamatan yang
ada.Sampel penelitian ini adalah Anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi. Peneliti melakukan wawancara dengan Terapis,
pengurus, dan beberapa anak panti tersebut dan semua staf yang terlibat di
dalam penelitian tersebut.
Hasil penelitian ini adalah 1) Pelaksanaan psikoterapi Islam di Panti
Asuhan Muhammadiya Aisiyah Kota Jambi terbagi menjadi 3 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Yang mana pada pelaksanaannya ada
tiga emosi yang diterapi yaitu emosi marah, sedih, dan malu. 2) Metode
Psikoterapi Islam di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah terdapat dua
metode terapi Psikoterapi Islam yaitu Metode Langsung dan Metode
akelompok dan 3) Hambatan-hambatan dalam mengelola perkembangan
emosi anak adalah, Kurangnya rasa percaya sosial, Minimnya tenaga
pengasuh, kurangnya tenaga terapis, terapis dan pembimbing yang belum
memenuhi syarat secara akademis.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT
Atas karunia dan curahan kasih serta limpahan rahmat-Nya.
Yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran dalam segala proses yang
saya jalani. Sehingga mampu menyelesaikan karya sederhana ini dengan
tepat waktu.
Shalawat serta salam saya haturkan kepada Rasulullah SAW.
Kupersembahkan sebuah karya sederhana ini ini kepada orang yang sangat
kukasihi dan kusayangi.
Kepada Bapak “Kartono” dan Ibu “Caryati” ku tercinta
yang telah membesarkan saya dengan memberikan segala kasih sayang
dorongan motivasi serta do’a yang tidak akan pernah ada habisnya
yang menjadikan saya seorang wanita yang kuat dan tidak mengeluh.
Yang hanya bisa kubalas dengan setumpuk lembaran skripsi ini.
Kakak-kakak ku tersayang
Dudi Herdawan, Eva Vironika, Siti Fitriyani, Arun Yusnadiansyah, dan
Muhammad Arif Rosiddin tiada lagi yang lebih bermakna dari
kehadiran kalian, yang selalu menjaga dan memberikan kasih sayang yang
begitu besar kepada saya
Betapa bersyukurnya saya kepada tuhan karna hadir di antara kalian.
Serta keponakan-keponakan saya yang lucu Idham Prdiansyah, Syakila
Firzanah, Chalisa Alifiya Kaylanis, Arfa Prasaja Alghifari, dan Rasiqul
Hafiz Ramadhan.
Yang selalu menjadi alasan saya tersenyum
Serta sahabat-sahabatku Masturoh, Yevit, Nopi, Titi, Lili, Mia, Hesi dan
Mulyanti Yang selalu memberikan semangat dan bantuannya serta motivasi sehingga
saya mampu melewati semua rintangan.
Dan untuk Andri Surya Bakti terimakasih sudah menemani saya dan menjadi
penyemangat.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahman dan karunia-Nya yang dilimpahkan
tercurahkan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan syariat islam kepada seluruh umat manusia. Atas rahmat Allah
SWT, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Dakwah Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN STS Jambi.
Syukur alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan berkat do‟a, dorongan,
dan juga nasihat dari beberapa pihak yang bersifat moril maupun material,
tentunya merekalah yang telah memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran akhirnya kesulitan bisa teratasi dengan baik. Dalam hal ini penulis
sangat membutuhkan bantuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam
menyelsaikan karya ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yaitu :
1. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph. D Pembimbing I dan Bapak
Massuhartono S, Pd. M, Psi Selaku Pembimbing II Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri STS Jambi.
2. Bapak Sya‟roni, S.Ag, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam dan Ibu Neneng Hasanah S.Ag. M.Pd.I., sekretaris
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri STS Jambi.
3. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph. D selaku Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri STS Jambi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
SURAT PERYATAAN ORISINIL SKRIPSI ....................................................iii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................................. 8
C. Batasan Masalah ............................................................................. 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 8
E. Kerangka Teori ............................................................................... 9
F. Metode Penelitian ......................................................................... 17
G. Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................... 21
H. Studi Relevan............................................................................ …24
BAB II GAMBARAN UMUM PANTI ASUHA MUHAMMADIYAH
AISIYAH KOTA JAMBI
A. Historis dan Letak Geografis ........................................................ 26
B. Struktur Organisasi ....................................................................... 27
C. Visi dan Misi ................................................................................ 33
D. Jumlah Pengasuh dan Anak Panti Asuhan ................................... 33
E. Kegiatan Harian Anak Panti ......................................................... 37
F. Fasilitas Panti Asuhan ................................................................ 38
G. Aturan dan Tata Tertib Panti Asuhan ......................................... 38
BAB III PELAKSANAAN DAN METODE PSIKOTERAPI ISLAM
DALAM UPAYA MENGELOLA EMOSI ANAK DI PANTI
ASUHAN MUHAMMADIYAH AISIYAH KOTA JAMBI
A. Pelaksanaan Psikoterapi Islam Dalam Upaya Mengelola
Emosi Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi ............................................................................................ 40
B. Metode Psikoterapi Islam Dalam Upaya Mengelola Emosi
Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi ...... 51
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM MENGELOLA
EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH
AISIYAH
A. Lingkungan yang Baru ................................................................. 54
B. Kurangnya Rasa Percaya Sosial ................................................... 55
C. Minimnya Tenaga Pengasuh ........................................................ 56
D. Kurangnya Tenaga Terapis dan Pembimbing .............................. 57
E. Terapis dan Pembimbing yang belum Memenuhi Syarat
Secara Akademis .......................................................................... 58
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Implikasi Penelitian ...................................................................... 62
C. Kata Penutup ................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................
CURICULUM VITAE ..............................................................................
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1: Struktur Organisasi Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi ........................................................................................... 28
TABEL 1.2: Pengurus dan Pengasuh Panti Asuhan ........................................... 33
TABEL 1.3: Nama-Nama Anak Panti Asuhan ................................................... 34
TABEL 1.4: Jumlah Anak Panti Sesuai Kelamin ............................................... 36
TABEL 1.4: Jumlah Anak Panti Sesuai Pendidikan ........................................... 36
TABEL 1.5: Jumlah Anak Panti Asuhan Sesuai Status ..................................... 36
TABEL 2.1: Jadwal Kegiatan Harian Anak Panti .............................................. 37
TABEL 2.2: Fasilitas Panti Asuhan .................................................................... 38
TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab
Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط ’ ا
ẓ ظ B ب
„ ع T ت
Gh غ Th ث
F ف J ج
ḥ ح Q ق
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dh ذ
N ن R ر
H ہ Z ز
W و S س
٫ ء Sh ش
ṣ ص Y ي
ḍ ض - -
B. Vokal dan Harkat
Arab
Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
آ
A ا Ā إی I
ٱ
U آی
Á آو Aw
آی Ū وٱ I إ
Ay
C.
Transliterasinya untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. ’ arbu t ahyang mati atau mendapat harakat sukun , maka
transliterasinya adalah /h/.
Arab
Indonesia
ةصلا Ṣ alāh
اةمر Mir‟āh
2. Ta Marbutah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.
Arab
Indonesia
لتربيةوزارةا Wizāratal-Tarbiyah
لزمناةامر Mir‟ātal-zaman
3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translit adalah /tan/tin/tun.
Contoh:
Arab
Indonesia
فجئة
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama sempurna yang menjadi panduan dalam
menjalani kehidupan, untuk senantiasa berkemampuan dalam kebaikan-
kebaikan, dan jauh dari perkara-perkara buruk yang dapat mendatangkan
dosa dan maksiat. Kandungan Islam yang sistematik telah pula
membuatnya mudah di pahami, sehingga umat dapat menjalankannya
sebaik mungkin. Ajaran Islam bermuatan berbagai dimensi kehidupan, baik
di dunia mapun di akhirat. Islam bukan saja bertauhid, beribadah, dan
berahlak. Islam bahkan adalah agama yang mensejahterakan manusia secara
zhahir dan batin. Islam juga agama spiritual yang mensinergikan aspek
fisikal dan psikologikal.2
Psikoterapi merupakan bagian dari psikologi. Psikoterapi
(psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya,
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologi.
Istilah ini mencangkup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu
individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara
memodifikasi prilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut
mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.3
Menurut corsini psikoterapi merupakan proses formal dari interaksi
antara dua pihak, setiap pihaknya biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada
kemungkinannya terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak dengan
tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari
2 Khairunnas Rajab, Rekonstruksi psikoterapi islam (Pekan Baru: Cahaya
Firdaus, 2007), 1. 3 Abdul Mujib, Nuansa-Nuansapsikologi islam ( Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2002), 27
kedua pihak karena tidak mampu atau malafungsi pada salah satu dari
bidang-bidangnya seperti fungsi kognitif.4
Psikoterapi mempunyai hubungan yang tajam dalam apapun bidang
kehidupan manusia pada zaman modern. Kemajuan modern sebenarnya
bertujuan untuk memberi kesenangan dan mempercepat aktivitas dan proses
dalam kehidupan. Kegagalan melihat fitrah manusia telah mengundang
berbagai masalah yang sebenarnya adalah dugaan dan cobaan hidup,
sehingga manusia menghadapinya dengan kebimbangan dan keresahan hati.
Di suatu tingkat kebutuhan berfikir untuk coba memahami dan mengatasi
individu mengalami kegalauan berfikir. Akhirnya individu dan masyarakat
lebih melihat dan menerima semua fenomena sebagai sesuatu yang lumrah
dalam kehidupan sehingga fitrah kemausiaan terus terabaikan.5
Psikoterapi Islam merupakan layanan terarah dari seorang
psikoterapis terhadap klien yang menghadapi masalah, sehingga mampu
menjalani hidup dengan baik dan bahagia sesuai panduan dan petunjuk al-
Qur‟an dan Sunnah. Oleh karena itu, psikoterapi islam dapat di
formulasikan sebagai upaya penyandaran individu untuk meraih
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan pennyembuhan
suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dan melalui
bimbingan al-Qur‟an dan as-Sunnah Nabi SAW. Hamdani Bakran Adz-
Dzaky mengemukakan bahwa pengertian psikoterapi islam adalah proses
pengobatan dan penyembuhan dengan melalui bimbingan al-Qur‟an dan as-
Sunnah Nabi Muhammad SAW, atau secara empirik adalah melalui
bimbingan dan pengajaran Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Nya atau
ahli waris para Nabi-Nya.6 Anshori juga mengemukakan psikoterapi Islam
adalah upaya penyembuhan jiwa (nafs) manusia secara rohaniyyah yang
4 Singgih D Gunarsa, Konseling an Psikoterapi (Jakarta: Libri, 2011), 155
5 Khairunnas Rajab, Rekonstruksi psikoterapi islam, (Pekan Baru: Cahaya
Firdaus, 2007), 4. 6 Hamdani Bakran Adz-Dzaki, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta:
Fajar Pustaka ,2004), 228
didasarkan pada tuntutan al-Qur‟an dan al-Hadis, dengan metode analisis
esensial empiris serta ma‟rifat.7 Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat al-
Israa‟ ayat 82 yang berbunyi.
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Qs. al-Israa‟
ayat 82).8
Kecemasan dan ketakukan bisa merasuki manusia, baik secara
individual dan komunal, sejak mereka memiliki kesadaran, kecuali orang-
orang yang dikasihi Allah dan di beri nikmat keimanan. Kecemasan
psikologis akan terus meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan
peradaban material serta jauhnya manusia dari pemahaman dan pengalaman
ajaran-ajaran Allah SWT.
Ketika kita membicarakan tentang ketakutan dan kecemasan, ada
baiknya kita membedakan penyakit ketakutan dan kecemasan dengan
kecemasan yang bersifat alamiah dan fisiologis. Kecemasan alamiah, dalam
beberapa keadaan sering muncul dengan mendahului, disertai, atau diikuti
oleh adanya situasi kritis yang dihadapi manusia.
Orang sering kali mengalami hambatan dalam pemuasan suatu
kebutuhan, motif, dan keinginan. Keadaan terhambat dalam mencapai suatu
tujuan dinamakan frustasi. Sedangkan stress adalah tekanan internal
maupun eksternal serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan. Setres
bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu yang dapat
berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia.
Problem-problem yang kemunculkan keadaan-keadaan diatas adalah
apabila seseorang tidak memiliki daya tahan mental dan spiritual yang
tangguh, keimanan yang lemah sangat rentan dan mudah tertimpa kedua
7 Anshori, Fuad, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2000), 242
8 Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan erjemahnya
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro., 2013), 290.
keadaan itu. Utamanya adalah kekuatan iman dan ketaqwaan pasti
menghasilkan daya tahan mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi
berbagai problem hidup dan kehidupan. Terjadinya setres dan depresi
dikarenakan manusia tidak memiliki daya tahan mental dan spiritual yang
tangguh. Baginya, keimanan merupakan basis utama untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Kuatnya keimanan akan menghasilkan daya tahan
mental yang kokoh dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan.9
Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh
manusia melalui Rasul-Nya, agama universal. Islam menekankan pada amal
perbuatan dalam tatanan kehidupan. Yang mencangkup sistem aqidah,
politik, sosial, ekonomi dan segala aspek kehidupan manusia lainnya.
Karena Islam merupakan agama yang bertumpu pada kenyataan obyektif
dalam kehidupan. Kesempurnaan dan kesungguhan ajaran Islam inilah
sehingga ia tidak sekedar sebagai tuntunan hidup yang hanya untuk
diketahui, dibicarakan dan di dengarkan tanpa adanya pengamatan. Akan
tetapi lebih dari itu untuk diamalkan dan dapat dikendalikan sikap,
tindakan, perbuatan, dan cara hidup. Islam sebagai tuntunan hidup umat
manusia memerlukan suatu kegiatan yang disebut dakwah, yang merupakan
suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar
selalu berpegang pada jalan Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat. Usaha mengajak dan mempengaruhi manusia agar
pindah dari satu situasi ke situasi yang lain yaitu dari situasi yang jauh dari
ajaran Allah SWT menuju situasi yang sesuai dengan petunjuk dan ajaran
Allah SWT adalah merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslimin dan
muslimat. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dengan metode bimbingan atau penyuluhan kepada orang yang
membutuhkan, termasuk bagi anak-anak yatim, yaitu dengan cara memberi
kasih sayang atau memberi semangat secara material dan moril. Dengan
memberi nasihat, pembimbing dapat memberikan kecerahan batinnya
9 Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Persfektif Islam dan psikologi Kontemporer (
Malang: UIN Malang press, 2009). 176
dengan melalui pendekatan-pendekatan yang tepat untuk perkembangan
emosi anak pembimbing dapat menggunakan pendekatan-pendekatan
seperti pendekatan psikologi, sosiologi juga pendekatan agama.10
Tiga ranah ini jika dilihat dari yang biasa digunakan dalam dunia
pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, emosi termasuk
kedalam ranah afektif, emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi
psikis seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu
akan mampu melakukan pengamatan atau pemikiran dengan baik jika
disertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan
tanggapan yang positif terhadap sesuatu objek manakala disertai emosi
yang positif. Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atau
tanggapan yang negative terhadap sesuatu obyek, jika disertai emosi yang
negatif terhadap obyek tersebut.11
Pola Asuh orang tua merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan
rasa, cipta dan karya anak. Namun bagaimana dengan anak kecil yang
ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sehingga menjadi yatim pada
keluarga yang tidak mampu atau sebab lain sehingga anak tidak pernah
memperoleh pendidikan, pelayanan dan sentuhan dari nilai-nilai agama
sejak kecil, sehingga dibutuhkan metode psikoterapi agama Islam terhadap
anak, karena anak merupakan generasi penerus bangsa dan agama, yang
akan meneruskan cita-cita para pendahulu.
Secara lahir maupun batin, anak yatim itu mengalami hambatan
dalam perkembangan jiwanya (emosi) untuk menyesuaikan diri
dimasyarakat apalagi mereka yang berada dalam keadaan ekonomi sangat
lemah, perasaannya akan bertambah minder dan sebagainya, mereka tidak
mempunyai sandaran dalam hidup, hanya tinggal menerima kenyataan
dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.
10
Arifin, Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden
Terayon Pers, 1994). 42. 11
Muhammad Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Teori dan Konsep,
(Yogyakarta: PT Kota Kembang, 1988), 62.
Metode psikoterapi islam dapat berguna bagi anak asuh di Panti
Asuhan Aisiyah Muhammadiyah. Adapun yang menjadi dasar agama Islam
dalam mengasuh dan melindungi serta menolong anak-anak yatim dan
terlantar merupakan suatu keharusan.
Seperti firman Allah dalam surat al-Ma‟un ayat 1-5.
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, Itulah orang yang
menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang
miskin, Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-
orang yang lalai dari shalatnya (Qs. Al-Ma‟un ayat 1-5).”12
Ayat tersebut memberikan petunjik bagi semua orang agar
mrmpertahankan keadaan anak yatim, serta mengurus mereka secara patut
seperi memberi kasih sayang, perlindungan, membantu memenuhi
kebutuhan baik secara fisik, mental maupun sosialnya, sehingga jiwanya
dapat berkemang secara wajar sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan
demikian mereka dapat menempatkan dirinya di masa yang akan datang,
mereka diharapkan memiliki perkembangan emosi yang kuat, dan menjadi
orang berguna bagi nusa dan bangsa serta menjadi teladan bagi
masyarakat.
Panti asuhan Muhammadiyah Aisiyah telanaipura Jambi ini berdiri
pada tahun 1983. Panti asuhan ini menampung anak-anak yang putus
sekolah. Hal ini dapat disebabkan oleh perceraian orang tua, salah satu atau
keduanya meninggal dan lemahnya ekonomi di keluarga. Jadi, dengan
masuknya anak ke panti asuhan anak dapat melanjutkan sekolah kejenjang
yang lebih tinggi. Anak yang masuk ke panti ini berasal dari berbagai
daerah. Dalam penerimaanya dilakukan pemeriksaan apakah anak ini benar
12
Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan erjemahnya
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro., 2013), 602.
dan sesuai dari keluarga yang keadaanya dan juga pantas untuk di
tempatkan di panti tersebut.
Tingkat pendidikan anak yang masuk ke panti asuhan pun
berbeda-beda. Yaitu SD, SMP, SMA atau sederajatnya. Anak yang tinggal
di panti ini ketika mereka dalam aktivitas sekolahnya mereka berada di luar
panti. Tetapi setelah sepulang sekolah anak-anak di bimbing untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti menjahit, tata boga,
mengoperasikan computer, perbengkelan dan kegiatan olah raga. Dengan
adanya bimbingan tersebut anak akan hidup mandiri. Adapun jumlah
keseluruhan anak panti tersebut adalah 51.
Anak masuk ke panti asuhan, pada saat itu juga keadaan jiwa anak
tersebut masih dalam keadaan yang gelisah, penuh dengan beban batin atas
apa yang sedang dihadapinya. Di panti asuhan ini terdapat konselor atau
bagian sosial serta pembimbing agama yang mengatasinya. Dalam hal ini,
terapis yang ada di panti asuhan sangat penting guna untuk membimbing
anak-anak tersebut. Dengan adanya bimbingan agama yang dirasa dapat
membawa anak ke jalan yang benar dalam artian anak dapat kembali
semangat untuk menjalani hidup ini. Terutama semangat untuk menuntut
ilmu.
Panti asuhan Aisiyah Muhammadiyah merupakan panti asuhan
yatim, yang memberikan metode pelaksanaan pengajaran keagamaan,
karena pertumbuhan anak-anak di panti asuhan tersebut masih
membutuhkan metode bimbingan agama dalam meningkatkan
perkembangan emosi anak. Maka dari itu, peneliti mencoba memfokuskan
penelitian ini yaitu pada Metode Psikoterapi Islam dalam mengelola emosi
anak-anak sejak dini itu menjadi sangat penting. Karena hal itu, penulis
tertarik untuk melaku kan penelitian tentang Metode Psikoterapi Islam
Dalam Mengelola Perkembngan Emosi Anak (Studi Kasus Di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka yang menjadi
kajian utama penelitian ini adalah: Metode Psikoterapi Islam Dalam
Mengelola Perkembngan Emosi Anak (Studi Kasus Di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi). Serta dapat di rumuskan bahwa
pokok permasalahannya adalah:
1. Bagaiman pelaksanaan psikoterapi Islam dalam mengelola
perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah
Kota Jambi.
2. Apa saja Metode Psikoterapi Islam yang digunakan dalam mengelola
perkembangan emosi anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah
Kota Jambi.
3. Apa faktor penghambat dalam pengelolaan emosi anak di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
C. Batasan Masalah
Sehubung dengan permasalahan di atas maka penelitian ini di
batasi pada lingkup bahasan yang terkait dengan Metode Psikoterapi Islam
Dalam Mengelola Perkembngan Emosi Anak (Studi Kasus Di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi).
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Psikoterapi Islam Dalam
Mengelola Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
2. Untuk Mengetahui apa saja Metode Psikoterapi Islam Yang Digunakan
Dalam Mengelola Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
3. Untuk Mengetahui Apa Faktor Penghambat Dalam Perkembangan
Emosi Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: Pertama, hasil dari
penelitian ini dengan harapan bisa menjadi bahan untuk menambah
pengetahuan masyarakat tentang bagaimana psikoterapi islam dan di
jadikan acuan dalam memberikan pendidikan terhadap anak. Kedua, bisa
menjadi masukan bagi terapis maupun calon terapis untuk meningkatkan
kualitas layanan dalam psikoterapi islam
E. Kerangka Teori
1. Psikoterapi Islam
a. Pengertian Psikoterapi islam
Psikoterapi merupakan bagian dari psikologi. Psikoterapi
(psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya,
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologi.
Istilah ini mencangkup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu
individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara
memodifikasi prilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut
mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.13
Menurut corsini psikoterapi merupakan proses formal dari interaksi
antara dua pihak, setiap pihaknya biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada
kemungkinannya terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak dengan
tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari
kedua pihak karena tidak mampu atau malafungsi pada salah satu dari
bidang-bidangnya seperti fungsi kognitif.14
Psikoterapi Islam merupakan layanan terarah dari seorang
psikoterapis terhadap klien yang menghadapi masalah, sehingga mampu
menjalani hidup dengan baik dan bahagia sesuai panduan dan petunjuk al-
Qur‟an dan Sunnah. Oleh karena itu, psikoterapi Islam dapat di
formulasikan sebagai upaya penyandaran individu untuk meraih
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.15
b. Tujuan Dan Fungsi Psikoterapi Islam
Tujuan psikoterapi adalah untuk menghilangkan gejala-gejala yang
merusak karakter atau untuk memperbaiki karakter. Corey merumuskan
13
Abdul Mujib, Nuansa-Nuansapsikologi islam,( Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2002), 207. 14
Singgih D Gunarsa, Konseling an Psikoterapi,(Jakarta: Libri, 2011), 155. 15
Anshori, Fuad, Bimbingan dan Konseling Islam,(Jakarta: Amzah, 2000), 242.
tujuan psikoterapi pada usaha memberikan rasa aman, bebas, agar klien
mengeskplorasi diri dengan nyaman, sehingga dapat mengenali hal-hal
yang mencegah pertumbuhannya dan dapat mengambil aspek-aspek pada
dirinya yang sebelumnya terhambat. Sehingga ia mampu berkembang
dengan memperkuat rasa percaya diri, menanamkan kesadaran agar tumbuh
kemauan untuk melakukan sesuatu dan meningkatkan spontanitas dan
kesegaran dalam hidup.
Psikoterapi Islam adalah ilmu yang bertujuan mencari cara yang
sistematis untuk mengetahui, menganalisis, dan memahami serta mengatasi
secara mendalam tentang gejala kehidupan manusia dalam mencari suatu
kebenaran dan pencerahan jiwa, sebagai tanda suatu keberhasilan seseorang
dalam menjalankan ritual keagamaan secara benar dan konsisten.
Secara lebih spesifik tujuan psikoterapi meliputi beberapa asfek
kehidupan manusia antara lain:
1) Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.
2) Mengurangi tekanan emosi melalui pemberian kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yang dalam.
3) Membantu klien mengembangkan potensi.
4) Mengubah kebiasaan dan membentuk tingkah laku baru.
5) Mengubah struktur kognitif.
6) Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mrengambil keputusan
secara tepat.
7) Meningkatkan pengetahuan diri dan insting.
8) Meningkatkan hubungan antar pribadi.
9) Mengubah lingkungan sosial indivudu.
10) Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit dan
meningkatkankesadaran tubuh melalui latihan-latihan fisik.
11) Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control
dan kreatifitas.
Hamdani Bakran, mengungkapkan ada beberapa fungsi Psikoterapi
islam, diantaranya:
1) Fungsi pemahaman, yaitu memberikan pemahaman dan pengertian
tentang manusia dan problematikanya dalam hidup dan kehidupan serta
bagaimanam mencari solusi dari problematika itu secara baik dan
bersumber pada al-Qur‟an dan as-Sunnah.
2) Fungsi pengendalian, memberikan potensi yang dapat mengarahkan
aktivitas hamba Allah agar tetap terjaga dalam pengendalian dan
pengawasan Allah SWT.
3) Fungsi Peramalan, dengan ilmu seseorang akan mememukan potensi
dasar untuk dapat melakukan analisa kedepan tentang segala peristiwa,
kejadian dan perjuangan.
4) Fungsi Pengembangan, pengembangan ilmu ke Islaman, khususnya
tentang manusia dan seluk beluknya baik yang berhubungan dengan
problematika ketuhanan menuju keinsanan baik yang bersifat teoritis,
amplikatif, dan empirik.
5) Fungsi pendidikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
misalnya dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik
dan dari baik menjadi lebih baik lagi. Fungsi inilah yang menjadi tugas
Nabi dan Rasul, memberikan pendidikan kepada umatnya sehingga
terwujud pribadi yang unggul dan sempurna.16
c. Obyek Psikoterapi Islam
1) Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan
atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan.
Seperti mudah lupa, malas berfikir tidak mampu berkonsentrasi,
picik, tidak dapat mengambil keputusan dengan baik dan benar,
bahkan tidak dapat membedakan antara halal dan haram, yang
bermanfaat dan yang mudharat serta yang hak dan yang batil.
2) Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh,
semangan atau jiwa, religius, yang berhubungan dengan agama,
keimanan, dan kesalehan dan menyangkut nilai-nilai
16
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, ( Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2001), 270-275.
transesndental: seperti syirik, nifak, fasik, dan kufur, lemah
keyakinan dan tertutupnya alam ruh, alam malkut dan alam gaib,
semua itu akibat dari kedurhakaan dan pengingkaran kepada
Allah.
3) Ahlak, yaitu suatu keadaan yang melekat pada manusia, yang
dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa
memalui proses pemikiran, perimbangan, sikap mental, watak
yang terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah
laku dan sebagainya sebagai ekspresi jiwa.
4) Fisik, tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan
psikoterapi Islam. Kecuali memang kalau ada izin dari Allah.
Akan tetapi ada kalanya sering dilakukan secara kombinasi
dengan terapi medis seperti lumpuh, penyakit jantung, liver,
buta, dan sebagainya.17
d. Bentuk dan teknik Psikoterapi Islam.
Psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi,
baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Pada umumnya disebutkan beberapa
bentuk psikoterapi hati itu ada lima macam yaitu membaca al-Qur‟an sambil
mencoba memahami artinya, melakukan shalat malam, bergaul dengan orang yang
baik atau saleh, puasa dan dzikir malam hari yang lama.
1) Membaca Al-Qur‟an
Al-Qur‟an dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab di
dalamnya memuat resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit
jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh
tingkat sugesti keimanan seseorang.
2) Shalat
Shalat dalam kajian islam disebutkan memiliki banyak hikmah antara
lain memiliki kpribadian sebagaimana kepribadian orang-orang salih
yang selalu dekat kepada Allah SWT, terhapus dosanya dan terhindar
17
Amiruddin, MS. Psikoterapi dalam persfektif islam, 62-64.
dari perbuatan mungkar, jiwanya selalu hidup sehingga mudah
mendapatkan ilmu dan ketentraman, bahkan Allah SWT menjanjikan
kenikmatan surga baginya, doanya diterima, sebagai ungkapan rasa
syukur terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT sebagai rasa
syukur.
3) Puasa
Puasa ada dua, puasa fisik dan puasa psikis. Puasa fisik adalah puasa
dengan menahan lapar, haus dan berhubungan seks. Sedangkan puasa
psikis adalah puasa denganmenahan hawa nafsu dari segala perbuatan
maksiat. Puasa mampu menumbuhkan efek emosional yan positif,
seperti menyadari akan kemahakuasaan Allag SWT, menumbuhkan
solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain, serta menghidupkan
nilai-nilai positif dalam dirinya untuk aktulisasi diri sebaik mungkin.
4) Dzikir
Dzikir dalam arti sempit memiliki makna menyebut asma-asma Allah
dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti luas mengingatkan
segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT yang telah diberikan,
serta dengan mana‟ati perintahnya dan menjauhi larangannya.18
2. Perkembangan emosi anak
a. Perkembangan emosi
Perkembangan menurut Muhammad adalah sebagai suatu proses
perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan karakteristik psikis yang baru.19
Emosi adalah sebuah istilah yang sudah popular, namun maknanya
secara tepat masih membingungkan, baik dikalangan ahli psikologi maupun
ahli filsafat. Oleh sebab itu kalau rumusan para psikolog tentang emosi
sangat bervariasi sesuai dengan orientasi teoritisnya yang berbeda-beda.
18
Ros Mayasari, Islam dan psikoterapi, Vol 6, No 2. 2013, 250-252. 19
Muhammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), 11.
Meskipun demikian kata chaplin terdapat penyesuaian umum bahwa
keadaan emosional merupakan suatu reaksi kompleks yang mengait satu
tingkat. Tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta
di barengi dengan perasaan yang kuat, atau disertai keadaan yang afektif.
Jadi emosi adalah sebagai afeksi atau perasaan yang melibatkan kombinasi
antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat) dan perilaku
yang tampak (seperti senyuman dan ringisan).20
Emosi memiliki beberapa bentuk seperti yang diungkakan Daniel
goleman, mengidentifikasi sejumlah emosi, diantaranya:
1) Amarah, didalamnya meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar,
tersinggung, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang,
tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
2) Kesedihan, didalamnya meliputi pedih, sedih muram, suram,
melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
3) Rasa takut, didalamnya meliputi cemas, gugup, khawatir, was-was,
sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, panic, pobia, dan trauma.
4) Kenikmatan, diantaranya meliputi bahagia, gembira, riang, puas, senang
terhibur, bangga, takjub, terpesona, girang, dan senang.21
b. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik.
1) Memperkuat semangat, apabila seseorang merasa senang atau
puas atas hasil yang dicapai.
2) Melemah sangat, apabila rasa kecewa akibat kegagalan dan
sebagai punjak dari hal ini adalah rasa putus asa.
3) Menghambat konsentrasi belajar, apa bila mengalami
ketegangan emosi dan dan dapat juga menimbulkan sifat gugup
dan gagap dalam berbicara.
4) Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan
iri hati.
20
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),
116. 21
Nurul Azmi, Potensi Emosi Remaja Dan pengembangannya, Jurnal pendidiksn
sosial. Vol 2 No 1 2015, 38.
5) Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa
kecilnya akan mempengaruhi sikapnya, baik terhadap dirinya
maupun terhadap orang lain.
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak.
1) Faktor Pematangan
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk
memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti,
memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih
lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek.
2) Faktor Belajar.
Peran belajar Perkembangan anak harus siap untuk belajar
sebelum tiba saatnya masa belajar. Sebagai contoh, bagi yang
baru lahir tidak mampu mengekspresikan kemarahan kecuali
dengan menangis. Dengan adanya pematangan sistem syaraf dan
otak, anak-anak mengembangkan potensi untuk berbagai macam
reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk
menyatakan kemarahan.
d. Macam-macam emosi anak.
1) Sedih
Sedih adalah keadaan disebabkan rasa kehilangan atau
kekosongan terhadap situasi atau hal-hal yang di hadapi orang,
biasanya dibarengi ekspresi menarik diri atau mengurung diri
dalamkamar, konsentrasi kurang hingga menjadi lamban
sehingga tidak berdaya.
2) Bahagia
Bahagia merupakan rasa positif[ terhadap sesuatu situasi atau
obyek yang dihadapi. Apa yang di hadapi dapat menimbulkan
semangat, gairah, menambah keberhasilan, memberi
ketenteraman atau ketenangan
3) Takut
Takut terjadi karena yang bersangkutan merasa lebih lemah,
tidak berani melawan terhadap sesuatu secara kongkrit
mengancam. Misalnya menghadapi banjir, binatang buas.
4) Marah
Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang
menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Biasanya
bersamaan dengan berbagai ekspresi perilaku.
5) Cemburu
Cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang
yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih
sayang. Rasa cemburu timbul dari kemarahan yang
menimbulkan sikap jengkel yang ditunjukan kepada orang lain.
6) Duka Cita
Duka cita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional
yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai
7) Kasih Sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang,
binatang, atau benda. Anak-anak cendrung paling suka kepada
anak-anak yang bersikap ramah-ramah.
e. Pengertian Anak.
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber
daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan
bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus
memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi,
selaras danseimbang.
Anak adalah seorang yang belum berusia 18 Tahun. Perlindungan
Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Emosi dominan menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
seseorang, anak tidak lahir dengan dominasi emosi yang menyenangkan
atau emosi yang tidak menyenangkan akan tetapi, emosi mempunyai
kekuatan dominan dalam kehidupan terutama bergantung pada lingkungan
tempat mereka tumbuh, hubungan mereka dengan orang-orang yang berarti
bagi kehidupan mereka dan bimbingan yang mereka terima dalam
mengendalikan emosi.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kaulitatif, yang lebih
menekankan perahatian pada proses dari pada hasil, makna merupakan hal
yang esensial, data didekati melalui instrumen manusia bukan inventaris,
memiliki latar yang alami yang bersifat diskriptif dan proses penelitian
yang bsersifat induktif. 22
Penulis mangarahkan penelitian kualitatif yang bersifat diskriptif
eksplanotaris. “Diskriptif untuk menjelaskan apa yang terjadi secara
lengkap, sedangkan eksplanotaris untuk menjawab mengapa dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi”.23
2. Setting dan Subjek Penelitian
a. Setting Penelitian
Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan
dilakukan. Pemilihan setting harus disertai pertimbangan tertentu, misalnya
22
Patilimia, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), 60. 23
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi, (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 61.
pertimbangan rasional, praktis, ataupun ekonomis.24
Peneliti mengambil
lokasi penelitian Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
Alasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah ini peneliti pilih sebagai
setting penelitian, yaitu karena berdasarkan hasil observasi peneliti, peneliti
menemukan sesuatu yang sangat unik dan menarik.
Terlebih lagi alasan yang paling mendasar kenapa peneliti ingin
sekali melakukan penelitian di Panti Asuhan ini adalah karena satu hal yaitu
membina Emosi anak sangat penting dilakukan sejak dini, apa lagi penanam
Al-Quran dan pada saat ini tidak sedik masyarakat yg kurang menyadari
Terlebih lagi tempatnya yang strategis dan ekonomis membuat peneliti bisa
mengunjungi setiap waktu, sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang
lebih akurat.
b. Subjek Penelitian
Subjek adalah responden dan imforman yang akan diminta
keterangan. Pemilihan subjek ini dilandasi teori bahwa subjek yang baik
adalah subjek yang lama terlibat aktif dalam medan dan aktivitas yang
diteliti, cukup mengetahui, memahami, atau berkepentingan dengan
aktivitas-aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki banyak waktu untuk
memberikan informasi secara benar kepada peneliti.25
Dalam menentukan
subjek penelitian ini peneliti menggunakan Tekhnik pengambilan sampel,
yaitu menggunakan Nonprobabilility Sampling yaitu tekhnik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tekhnik sampel ini
meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan
snowball.26
Dan dalam penelitian ini menggunakan tekhnik purposive
sampling yaitu tekhnik pengambilan sumber data dengan pertimbangan
24
Tim Penyusun. Panduan Penulisan karya ilmiah mahasiswa Fakultas
ushulluddin IAIN STS Jambi. (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi), 59. 25
K. Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung:Mandar Maju, 1990),
45. Sebagaimana Dikutip melalui Buku Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 64. 26
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2015), 218-219.
tertentu. pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi
sosial yang diteliti.27
Dalam penelitian ini Pengasuh adalah sebagai subjek paling
penting untuk memberikan informasi yang peneliti harapkan, sedangkan
anak-anak dan komponen lain hanya menjadi faktor pendukung untuk
menguji validitas data dan menjadi perbandingan antara jawaban Pengasuh
dan realita yang ada.
c. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. Sumber data diperoleh dalam penelitian ini yaitu manusia
(masyarakat), peristiwa (situasi) dan dokumentasi. Sumber data dari
masyarakat yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. “Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh lansung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu diperoleh dari literatur-literatur serta
sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata
lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi
serta peristiwa yang bersifat lisan dan tulisan. Data sekunder ini digunakan
sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer. Data primer
juga diartikan sebagi data pendukung penelitian.
d. Metode Pengumpulan Data
27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, 218-219.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tiga tehnik yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya
dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:
Pertama Observasi, tehnik pengamatan ini diadasrkan atau
pengamatan secara lansung.28
Pengamatan yang dilakukan peneliti
berulang-ulang tentang objek ayang akan menjadi sasaran dalam penelitian
ini. Pengamatan dipergunakan untuk mempelajari secara lansung
permasalahan yang sedang di teliti sehingga dapat diketahui secara emperis
fenomena apa yang terjadi dalam kaitannya dengan persoalan yang dikaji.
Kedua, wawancara mendalam, wawancara mendalam atau di sebut
dengan wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur bersifat
luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap
pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan pada dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-
budaya.29
Ketiga, Dokumentasi, dari asal katanya adalah kumpulan data
verbal berupa catatan transkip, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainy.
Dokumentasi yang peneliti ambil adalah yang berhubungan dengan masalah
penelitian, seperti: Letak Geografis, keadaan penduduk, sejarah, dan
sebagainya.
e. Metode/ Teknik Analisi Data
Analisis data dalam penenlitian ini dilakukan sejak pengumpulan
data secara keseluruhan. Data kemudian dicek kembali, secara berulang,
dan untuk mencocokkan data yang diperoleh, data disitematiskan dan
diinterpretasikan secara logis, sehingga data absah dan kredibel.30
Tehnik Analisis data yang digunakan adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
28
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005, 174. 29
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), 181. 30
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 6.
berfikir dengan mengemukakan permaslahan yang berangkat darai kasus-
kasus yang bersifata umum berdasarkan pengalaman nyata, untuk kemudian
kita rumuskan menjadi konsep, teori, proposisi, atau defenisi yang bersifat
umum.31
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka
peneliti melakukan tehnik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan
atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan
keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:
1. Perpanjang Keikutsertaan
Dalam artian memperpanjang waktu dilapangan sehingga
keabasahan data tercapai. Jika hal ini dilakukan maka membatasi gangguan
dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan
mengkompensasikan pengaruh dari kejadian atau peristiwa yang memiliki
pengaruh sesaat. Perpanjang waktu di lapangan akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul.32
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesenambungan terhadap faktor-
faktor yang menonjol dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya
ditelaah, sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.
Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan karakteristik
data yang benar-benar relevan dan terfokus pada objek penelitian. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kesalah responden yang memberikan data
secara tidak benar, mislanya berdusta, menipu, dan berpura-pura.
3. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan
reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan
31
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 156.
berbagai data yang diperoleh dari berbagai data yang diperoleh dari
berbagai informan. Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan
sumber, metode, penyidik, dan teori.33
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat realibilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Yaitu dengan cara-cara sebagai
berikut; Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara; Membandingkan apa yang dikatakan informan diruang umum
(publik) dengan apa yang dikatakan di ruang pribadi (privat).
Membandingkan apa yang dikatakan informan pada suatu waktu penelitian
tertentu dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu penelitian.
Membandingkan keadaan dan perspektif seorang informan dengan berbagai
atau pandangan informan lainnya, seperti dosen, mahasiswa, atau pimpinan
prodi. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait.34
Trianggulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan
keabsahan data dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas
data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat
dua cara yang dapat dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu:
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data; pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.35
Trianggulasi dengan penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui
perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil
penyelidikan pengamat lainnya. Cara ini dapat dilakukan bila penelitian
dilakukan dalam suatu kelompok, di mana masing-masing peneliti
33
Lexy Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, 303. 34
Michael Quinn Patton, Qualitative Data Analysis: A source of New Methods
(Beverly Hill: Sage Publications,1986), 331. Sebagaimana Dikutip pada buku Tim
Penyusun, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ushuluddin. (Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 65. 35
Paton, Qualitative Data Analysis, 331. Sebagaimana Dikutip pada buku Tim
Penyusun, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ushuluddin. (Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 68.
kemudian membandingkan hasil penelitiannya.36
Trianggulasi dengan teori,
yaitu pengecekan keabsahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori
yang berbicara tentang hal sama, dimaksudkan untuk mendapatkan
penjelasan banding tentang suatu hal yang diteliti.37
Penerapan teknik
tersebut, dapat dilakukan dengan memasukkan teori-teori pembanding
untuk memperkaya dan membandingkan penjelasan pada teori utama yang
digunakan dalam penelitian.
4. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar real dan bukan persepsi sepihak dari peneliti
atau informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan
sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam
meninjau keabsahan data.38
H. Studi Relevan
Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap
penelitian yang ada, baik mengenai kekurangan dan kelebihan yang ada
sebelumnya. Selain itu juga mempunyai pengaruh besar dalam rangka
mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori-teori yang
ada kaitannya dengan judul yang digunakan untuk mendapatkan landasan
teori ilmiah. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji beberapa penelitian
yang pernah diteliti oleh beberapa peneliti lain, penelitian tersebut
digunakan sebagai bahan kajian pendukung dalam penelitian ini.
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah yang
penulis angkat dalam penelitian ini antara lain. Karya Susanti “Teknik
konselor Dalam Membimbing Anak Di Panti Asuhan Yatim
36
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 178. 37
Yvonna Lincoln & Egon S Cuba, Content Anaysis: An Introduction to its
Methodology (Beverly Hills: Sage Publications,1981), 327. Sebagaimana Dikutip pada
buku Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ushuluddin.
(Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 68. 38
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi, 67-68.
Muhammadiyah Aisiyah Telanaipura Jambi” 2010, Jurusan Ushuluddin,
IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.39
Pada penelitian ini memiliki
tempat penelitian yang sama.
Selanjutnya skripsi Agustina “Penerapan Metode Bimbingan
Konseling Islam Dalam Membentuk Ahlak Karimah Siswa (Analisis di
SMA Islam Terpadu Al-Azhar Kota Jambi)” 2015, Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam, IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi,40
yang mana
pada skripsi ini membahas betapa pentingnya konseling Islam dalm
membentuk Ahlak siswa.
Selanjutnya skripsi Alimuddin Hasibuan “ Metode Bimbingan
Agama Dalam Meningkatkan Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan
Putra Muhammadiyah Cabang Medan” 2016, Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.41
yang mengatakan bahwa pentingnya bimbingan
agama dalam meningkatkan emosi anak terutama anak yatim yang dalam
perkembangannya mengalami hambatan.
39
Susanti, Teknik Konselor Dalam Membimbing Anak (Jambi: Universitas Islam
Negri Jambi, 2010), 6. 40
Agustina, Penerapan Bimbingan Konseling Islam Dalam Membentuk Ahklak
Karimah Siswa (Jambi: IAIN STS JAMBI, 2015), 7. 41
Alimudin Hasibuan, Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan
Perkembangan emosi Anak (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2016), 19
BAB II
GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH AISIYAH
KOTA JAMBI
A. Historis dan Letak Geografis
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota jambi berdiri pada
tahun 1983. Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah yang berlokasi di
jalan kapten A. Bakaruddin No. 01 Nusa Indah II Telanaipura Merupakan
salah satu amal usaha Muhammadiyah yang berada di bawah naungan
Muhammadiyah Cabang Jambi Selatan. Adapun Tokoh yang sangat berjasa
dalam usaha pendirian panti ini adalah Alm. Buya Mukhtar Rasyid, Alm.
Bapak Sofyan beserta istri, Alm. Hj. Aisyah Hamid dan Tokoh-tokoh
Muhammadiyah dan Aisiyah lainnya.
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah merupakan salah satu
panti tertua kota Jambi memenjak berdiri sampai sekarang sudah ratusan anak
yang telah di bin dan di asuh di Panti ini. Para Alumni panti ada yang bekerja
di pemerintahan (PNS), guru, polisi, swasta dan masih banyak lagi. Dalam
perkembangannya panti ini telah melakukan berbagai inovasi demi untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan baik dalam bidang sarana
maupun prasarana, jenis dan bentuk pelayanan mulai dari pelayanan fisik
maupun pelayanan mental. Tentu dipahami bahwa kemajuan dalam berbagai
bidang pada saat ini tidak lepas dari besarnya partisipasi dan dukungan dari
masyarakat dan pemerintahan.42
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah kota Jambi. Terletak di
Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kotamadya jambi. Di
Jl. Kapten A. bkharuddin No. 01, RT.32/RW.16 Nusa Indah II. Adapun jenis
layanan di Panti Asuhan ini adalah asuhan anak yatim, yatim piatu, dan
dua‟fa. Jumlah klien atau anak panti adalah 49 orang yang terdiri dari laki-laki
42
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
sebanyak 20 orang dan perempuan 29 orang. Pendidikan anak panti yang
berawal dari tingkat SD, SMP, dan SMA.
Orbitas atau jarak wilayah Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah
Aisiyah kota jambi jarak dari pusat pemerintahan kotamadya sejauh 1 Km.43
(sumber data: Dokumentasi Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah
Kota Jambi Tahun 2019).Adapun batas-batas Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah Aisiyah kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Rawasari
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Selamat
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Simpang III Sipin
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Simpang IV Sipin
Secara geografis, letak panti ini disebabkan bahwa pada gagasan awal
pendirian panti ini lokasi satu-satunya tanah wakaf yang ada adalah lokasi
yang sekarang ini. Tanah ini merupakan tanah wakaf dari salah seorang
pesirah jambi yaitu Alm. Bapak H. Jakfar yang lokasinya memang tidak
berada diwilayah Muhammadiyah cabang Jambi Selatan.44
B. Struktur Organisasi
Adanya struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
berjalan dan berhasilnya suatu pemerintahan. Selain itu, dalam suatu
organisasi agar berjalan dengan tertib dan lan lancar, maka suau organisasi
harus ada susunan pengurus secara sistematis dengan tugas-tugasnya. Ini juga
merupakan gambaran aktifitas kerja yang objektif. Organisasi yang baik akan
membawa suatu pemerintahan menjadi sukses.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tugas-tugas yang
bercangkupan dalam pemerintahan panti dapat dijelaskan di bawah ini.
43
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019. 44
Ibid
Tabel 1.1
Struktur Pengurus Panti Sosial Asuhan Yatim Muhammadiyah/Aisiyah
Kota Jambi Selatan Tahun 2018-2023.45
45
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
PENASEHAT
UNIT TRANSFORTASI
BENDAHARA
KEPALA
PANTI ASUHANN
PELINDUNG
TATA BOGA
UNIT KESEHATAN DAN
LAYANAN
KEPALA ADM
WAKIL
ANAK ASUH
UNIT PENGASUH
1. H. WARMAN SH
2. NERIZAL DRS UMAR DARIN
1. PCM JAMBI SELATAN
2. MKKM PCM JAMBI
MUHAMMAD YANI SE
1. MAHARANA (ASRAMA
PUTRI)
2. IBRAHIM (ASRAMA
PUTRI)
HENDRA SUSANTO
1. PUSKESMAS
2. PENGASUH
SYARIZAL, S.Ag
1. RAHMATUL FADILAH,
S.E.I (ASRAMA PURTI)
2. SURYADI, S.Pd (ASRAMA
PUTRA
M. YAKUB, SE
UNIT PENDIDIKAN DAN
KETERAMPILAN
1. PENGURUS
2. PCA JAMBI SELATAN
STAF ADM
1. TRI MARLINA
2. RAIME RESTI
3. EFENDI,SE
Untuk lebih jelas terkait tugas dan tanggung jawab masing-
masing unit dari struktur organisasi diatas dapat dijabarkan sebagai
berikut.46
1. Kepala
a. Bertanggung jawab, menangani segala urusan keluar khususnya yang
terkait langsung dengan pimpinan Panti Asuhan.
b. Bertanggung jawab menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja panti (RAPBP).
c. Bertanggung jawab meningkatkan dan mengembangkan amal usaha
yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan.
d. Berkewajiban melaporkan pengolahan amal usaha yang menjadi
tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan kepada
pimpinan persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia.
e. Selalu memantau dan mengawasi segala bentuk kegiatan yang
dilaksanakan dalam lingkungan panti.
f. Bersama bendahara bertanggung jawab dalam masalah keuangan (uang
masuk dan uang keluar).47
2. Wakil kepala
Wakil Kepala bertanggung jawab menangani hal-hal yang
berkaitan dengan urusan kedalam (intern) yakni antara lain:
a. Turut membantu tugas-tugas Kepala Panti Asuhan dalam keseharian
terutama tugas-tugas didalam lingkungan panti seperti memantau dan
mengawasi pelaksanaan tugas piket pengurus.
b. Bersama dengan seksi identifikasi dan pemeliharaan bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan (perawatan/renovasi).
c. Ikut bertanggung jawab terhadap segala amal usaha yang di kelola oleh
panti asuhan.48
3. Bidang / Unit Identifikasi / Pemeliharaan
46 Observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret 2019.
47 Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
48 Ibid
a. Bertanggung jawab untuk membuat/menginfentaris semua asset panti.
b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan semua asset
panti (renovasi terhadap segala fasilitas panti asuhan).
c. Bersama dengan pengurus yang lain membuat perencanaan
pengembangan semua dan prasarana bila diperlukan.
4. Kepala Tata Usaha/Staf TU
Bertanggung jawab melaksanakan administrasi/ketatausahaan yang
meliputi:
a. Mengkonsep dan membuat surat kabar keluar setelah di ACC oleh
pimpinan.
b. Memberi nomor. Menggandakan surat, menandatangani, stempel,
amplop, memberi alamat, mengirim, mengagendakan danmenyimpan
arsip surat.
c. Menerima surat masuk, memberi lembar disposisi, pimpinan
mengagendakan dan mengarsipkan surat.
d. Menyusun system kearsipan dengan teratur dan rapi.
e. Membuat bagan, struktur, gambar, plakat, pengumuman, data-data
undangan, daftar nomor dan segala macam surat menyurat yang
lainnya.
f. Menata dan mengatur segala keperluan administrasi ketatausahaan
seperti lemari, filling cabinet, meja tulis, computer, telpon, kertas,
buku tulis, buku tamu, dan segala macam kebutuhan alat teknologi
lainnya.
g. Menyusun jadwal rapat rutin, mengatur dan menyediakan kebutuhan
rapat-rapat undangan, tempat, daftar hadir, agenda rapat, menindak
lanjuti hasil rapat dan lain-lainnya.
h. Menerima tamu pengunjung, bersama-sama dengan pengurus lainnya.
i. Membuat daftar piket dan lain-lainnya.49
5. Bendahara
49
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
Bertanggung jawab melaksanakan administrasi keuangan, yang meliputi:
a. Menerima, mencatat, membuat kwitansi/tanda terima dan menyimpan
uang masuk atau barang atau material lainnya.
b. Mengeluarkan uang atau dana setelah di setujui oleh pemimpin.
c. Membuat buku kas dan segala jenis pembukuan lainnya.
d. Menyusun, membuat dan menyampaikan laporan keuangan dengan
baik sesuai dengan periodesasi (insidetil. Bulanan dan tahunan).
e. Membayar honor, telepon, air, listrik, keperluan keuangan anak asuh
dan lain-lainnya sesuai kebutuhan atau daftar yang disetujui pimpian.
f. Ikut mengupayakan pencarian dana dan kebutuhan lainnya.
6. Unit Pendidikan.
a. Tenaga Asuh bidang Pendidikan Al-Islam Muhammadiyahan.
1) Penentuan jadwal pendidikan di asrama (setiap tenaga asuh
melaksanakan pendidikan tersebut satu kali dalam satu minggu
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
2) Penentuan pengelompokan sesuai dengan klasifikasi usia dan
kemampuan anak asuh.
3) Mengatur pelaksanaan ceramah, pengajian dan lain-lainnya.
b. Tenaga Asuh Bidang Pendidikan dan Keterampilan.
1) Memasukan pendidikan formal sebagai berikut:
Memilih dan menetapkan tempat anak bersekolahnya: SD,
SMP/MTS, SMA/MAN, serta Perguruan Tinggi.
Menyediakan kebutuhan-kebutuhan sekolah seperti pakaian
sekolah, SPP, buku-buku, dan alat-alat tulis dan kebutuhan
sekolah lainya.
Transport ke sekolah50
2) Megadakan pendidikan vokasional (keterampilan sebagai bekal bagi
anak asuh) yang meliputi:
Penentuan jenis keterampilan yang sesuai dengan bakat anak
asuh.
50 Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
Mengusahakan fasilitas atau sarana yang diperlukan.
7. Unit Asuhan Pelayanan (Pembinaan).
a. Melaksanakan dan mengaturr penempatan anak-anak di dalam asrama.
b. Menginventarisir kebutuhan sehari-hari anak asuh dalam lingkungan
asrama seperti pengadaan tempat tidur, dan perlengkapan lainnya.
c. Pengaturan dan pemantauan jadwal belajar di asrama.
d. Pengaturan sholat berjam‟ah di mushola.
e. Mendampingi anak asuh bila ada undangan keluar secara bergantian
dengan pengurus lainnya.
f. Mengawasi pelaksanaan semua peraturan yang sudah disepakatidan
sekaligus memberikan sanksi yang mendidik bila diperlukan.
g. Pendidikan jasmani dan pemeliharaan kesehatan anak asuh.
h. Melaksanakan bimbingan dan konseling tentang perkembangan dan
permasalahan anak sehari-hari bersama pengasuh yang lain bila
dierlukan.
1) Mengadakan bimbingan konseling tentang perkembangan dan
permasalahan anak sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan asrama.
2) Membuat catatan tentang perkembangan mental/psikologis anak.
3) Membahas kasus-kasus anak dan mencari solusinya.
i. Penataan kebersihan, keindahan dan kerapian asrama.
8. Bidang Tata Boga (Dapur).
a. Menyiapkan makanan (termasuk pengaturan menu yang memenuhi
standar).
b. Menangani masalah konsumsi setiap adanya kegiatan di lingkungan
panti, seperti acara rapat, Hari Besar Islam, dan lain-lainnya.51
51
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
C. Visi Dan Misi
Visi:
Terselenggaranya amal usaha di bidang kesejahteraan sosial yang
berkualitas, professional dan Islami, sebagai perwujudan Rahmatan Lil
„alamin.
Misi:
o Menyelengarakan Panti sosial Islami yang professional sebagai amal
shaleh dan dakwah Islam amal Ma,ruf Nahi Mungkar.
o Menjadikan panti sosial sebagai pusat pelayanan santunan dan
perlindungan untuk anak.
o Menyelengarakan bimbingan fisik, mental, sosial dan pelatihan
keterampilan, serta pendidikan.52
D. Jumlah Pengasuh Dan Anak Panti
1. Jumlah Pengasuh
Pengasuh atau pembimbing di panti asuhan berjumlah 11 orang, yang
terdiri dari kepala panti, serta staf-staf yang ada di panti asuhan. Untuk lebih
jelasnya saya buat dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 1.2
Pengasuh Panti Asuhan53
No Nama Jenis Kelamin Jabatan
1 Syafri Sofyan SH Laki-laki Penasehat
2 Syahrial S.Ag Laki-laki Kepala Panti Asuhan
3 Drs. Umar Daren Laki-laki Bendahara
4 M yakub, se Laki-laki Kepala Bag.TU
5 Tri marlina, se Perempuan Staf TU
6 Nur halimah Perempuan Staf TU
7 Effendi , SE Laki-laki Staf TU
8 Rahmatul Fadilah,
S.E.I
Perempuan Pengasuh
9 Suryadi, S.Pd Laki-laki Pengasuh
10 Maharana Perempuan Tata Boga
11 Ibrahim Laki-laki Tata Boga
12 Asmawati Perempuan Tata Boga
13 Hendra Susanto Laki-laki Unit Transortasi
52
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019. 53
Ibid
2. Jumlah Anak Panti
Anak panti asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi ini berjumlah
50 orang. Anak-anak tersebut berasal dari berbagai macam daerah seperti
sarolangun, tebo, bungo dan lainnya. Anak-anak tersebut masuk
Tabel 1.3
Nama-nama Anak panti54
No Nama Jenis
Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Status
Pendidikan
anak
1 Putri Ayu
Purnama Pr Aceh Selatan, 25 March 2011 Yatim SD/II
2 Herna Fitriana Pr Teluk Betung, 11 October 2008 Yatim SD/IV
3 Indra Lk Sungai Ruan Ilir, 20 September
2004 Dua'fa SD/IV
4 Muhaimin Lk Muara Bantan, 7 July 2008 Yatim SD/V
5 Munawaroh Pr Sei Dingin, 9 March 2007 Yatim SD/V
6 Wahdania Etika
Marbetha Pr
Sungai Ruan Ilir, 26 February
2006 Dua'fa MTS/I
7 Suratini Pr Lubuk Gaung, 30 August 2006 Yatim MTS/I
8 Ratna Ayu
Azkia Pr Sei Dingin, 25 April 2005 Piatu MTS/I
9 Abdullah Lk Sei Dingin, 5 July 2005 Yatim MTS/I
10 Resi Marya
Saputri Pr Lubuk Bernai, 20 March 2004 Dua'fa MTS/II
11 Nur Lilah Pr Sengkati Gedang, 7 June 2006 Dua'fa MTS/II
12 Ramimah Pr Kuto Tanjung, 23 September
2004 Piatu MTS/II
13 Lilis Sumarni Pr Koto Jaya, 4 January 2004 Yatim MTS/II
14 Rama Dina Pr Jambi, 18 February 2006 Dua'fa MTS/II
15 Enjel Elga Pr Sei Ruan, 31 January 2006 Dua'fa MTS/II
16 Enggun Nariya Pr Sei Ruan Ilir, 6 October 2005 Dua'fa MTS/II
17 Aini Atun
Qori'ah Pr Tanjung Aur, 18 August 2004 Dua'fa MTS/II
18 M.Ridho
Septiawan Lk Jambi, 5 September 2005 Dua'fa MTS/II
19 Riyanto Lk Sei Dingin, 5 May 2005 Yatim MTS/II
20 Andre Saputra Lk Dusun Baru
17 November 2004 Yatim MTS/III
21 Puput
Wulandari Pr
Ds. Laman Panjang
4 March 2004 Dua'fa MTS/III
22 Muhammad
Dapit Lk Malapari, 15 September 2001 Piatu MTS/III
23 Dodi Febrian Lk Teluk Mengkuang, 22 June
2004 Dua'fa MTS/III
24 Nora Anggelia Pr Ds. Lubuk Beringin, 3 April
2004 Yatim MTS/III
25 Rizatul
Hajannah Pr Ngaol, 3 October 2004 Dua'fa MTS/III
54
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
26 Nursapita Pr Sei Dingin, 28 June 2004 Duawww'fa MTS/III
27 Nur Lestarima
Rambeh Pr Medan, 4 April 2002 Yatim MTS/III
28 Ulya Ulfa Pr Ma.Bantan, 6 October 2002 Dua'fa MTS/III
29 Muhammad
Adriansyah Lk Jakarta, 11 May 2003 Piatu MTS/III
30 Rozi Paisal Lk Merangin, 20 Mei 1999 Yatim MTS/III
31 Sukarno Lk Sei Ruan Ulu, 20 April 2003 Dua'fa MTS/III
32 Novrical
Oktarian Lk Sei Bemban, 18 October 2003 Dua'fa MTS/III
33 Fatmawati Pr Kuto Tanjung, 21 August 2002 Yatim MTS/III
34 M.Fadil Lk Sei Rengas, 10 December 2002 Yatim MTS/III
35 Lina Wati Pr Tempino, 9 August 2003 Yatim MTS/III
36 Anton Gali
Slamet Lk
Tembilahan, 10 November
2001 Yatim SMK/I
37 Mania Marjulita Pr Pasie Laweh, 7 January 2002 Dua'fa SMA/I
38 Siti Uliyah Pr Napal Sisik, 13 February 1999 Dua'fa SMK/I
39 Al Ghozali Lk Muara Bantan, 13 July 2002 Piatu MAM/I
40 Mardi Otip Lk Sungai Urang, 7 May 2002 Yatim MAM/I
41 Lina Marziyana Pr Lampung, 13 January 2002 Dua'fa SMK/I
42 Lepita Pr Sei Dingin, 15 September 2000 Dua'fa SMK/I
43 Rosi yulia
Puswari Pr Air Liki, 2 December 2001 Dua'fa MAM/I
44 Masitoh Pr Koto Jaya, 8 April 2000 Yatim MAM/I
45 Junior Lk Sungai Ruan Ilir, 15 February
2002 Dua'fa SMK/I
46 Cahyo Anugro Lk Kumpe Ulu, 19 February 2001 Dua'fa MAM/II
47 Siti roihani Pr desa baru kubul, 23 March
2001 Dua'fa MAM/II
48 M.Candra Lk Merangin, 11 Januari 1999 Yatim SMA/II
49 Sion Pr Sungai Ruan, 8 January 2000 Dua'fa SMK/II
50 Putri Ine Sintia Pr Sei Ruan Ilir, 25 September
2000 Dua'fa SMK/II
Tabel 1.4
Jumlah Anak Sesuai Jenis Kelamin55
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-laki 19 orang
2 Perempuan 31 orang
Table di atas menjelaskan bahwa jumlah anak panti yang laki-laki
berjumlah 19 orang dan yang perempuan berjumlah 31 orang.
Tabel 1.5 Jumlah Anak Sesuai Dengan pendidikan
56
No Jenis Kelamin SD MTs SMA
1 Laki-laki 2 orang 11 orang 6 orang
55
Observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret 2019. 56
Observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret 2019.
2 Perempuan 3 orang 19 orang 9 orang
Jumlah 5 orang 30 orang 15 orang
Dari table diatas, dijelaskan bahwa anak panti asuhan yang tingkat
pendidikan SD ada 5orang yang terdiri dari 2 anak laki-laki dan 3 anak
perempuan. Tingkat MTs 30 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 19
perempuan dan yang berada pada tingkat SMA sederajat 15 orang yang terdiri
dari 6 laki-laki dan 9 perempuan.
Tabel 2.1
Jumlah Anak Panti Sesuai Status57
No Jenis Kelamin Yatim Piatu Dua’fa
1 Laki-laki 9 orang 3 orang 7 orang
2 Perempuan 10 orang 2 orang 19 orang
Jumlah 19 orang 5 orang 26 orang
Dari tabel di atas dijelaskan bahwa anak panti yang bestatus yatim
berjumlah 19 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 10 orang
perempuan, dan yang berstatus piatu berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3
orang laki-laki dan 2 orang perempuan, serta yang bersetatus dua‟fa berjumlah
26 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.58
E. Kegiatan Harian Anak Panti
Kegiatan harian ini meliputi apa saja yang menjadi aktifitas anak setiap
harinya dari mulai bangun pagi hingga tidur kembali. Untuk lebih jelas penulis
buat dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 2.2
Jadwal kegiatan Harian anak panti59
No Jam Kegiatan
1 04.00 – 05.00 WIB Bangun dan sholat subuh berjama‟ah
2 05.00 – 05.30 WIB Belajar pagi
3 05.30 – 06.00 WIB Mandi dan persiapan sekolah/ piket/
sarapan pagi
4 06.00 – 06.30 WIB Berangkat sekolah
57
Ibid. 58
Ibid. 59
Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
5 07.00 – 14.00 WIB Di sekolah
6 15.00 – 17.30 WIB Kegiatan belajar / les / sholat ashar /
olah raga
7 17.30 – 18.00 WIB Mandi sore
8 18.00 – 18.30 WIB Sholat magrib
9 18.30 – 19.30 WIB Belajar al-Qur‟an, ke
Muhammadiyahan, aklak dll
10 19.30 – 20.00 WIB Sholat isya
11 20.00 – 20.30 WIB Makan malam
12 20.30 – 22.00 WIB Belajar malam
13 22.00 – 04.00 WIB Istirahat / tidur
F. Fasilitas Panti Asuhan
Panti asuhan yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi memiliki
beberapa fasilitas yang digunakan sebagai sarana dan prasarana aktifitas
keseharian. Fasilitas tersebut adalah.60
Tabel 2.3
Fasilitas Panti Asuhan61
No Nama Fasilitas Jumlah Keadaan
1 Kamar 4 Ruangan Baik
2 Dapur untuk masak 3 Ruangan Baik
3 Kantor 2 Ruangan Baik
4 WC 5 Ruangan Cukup Baik
5 Televisi 2 Unit Baik
6 Lemari kantor 5 Unit Baik
7 Meja tamu 2 Unit Baik
8 Meja kerja 3 Unit Baik
9 Telpon 1 Unit -
10 Aula 1 Ruangan Baik
11 Koperasi 1 Ruangan Cukup Baik
12 Ruang bengkel 1 Ruangan Cukup Baik
13 Mushola 1 Ruangan Amat baik
14 Lapangan volley 1 Petak Baik
15 Lapangan Bulu Tangkis 1 petak Baik
16 Tenis Meja 1 Unit Cukup Baik
17 Garasi Mobil 1 Ruangan Cukup baik
18 Mobil 2 Unit Baik
19 Perpustakaan 1 Ruangan Cukup Baik
20 Mts 1 Unit Gedung Cukup Baik
60 Observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret 2019.
61 Dokumen Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 2018/2019.
G. Aturan dan Tata Tertib Panti Asuhan
Di panti Asuhan yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi ini agar
segala sesuatu berjalan dengan lancar dan tertib, maka ada peraturan-peraturan
yang di buat oleh panti kepada anak-anak panti asuhan. Aturan dan tata tertib
tersebut yaitu.
1. Tidak boleh keluar malam tanpa alasan yang jelas.
2. Tidak boleh menginap tanpa alasan yang jelas.
3. Tidak boleh membawa HP.
4. Tidak boleh pacaran.
5. Tidak boleh mencuri
6. Wajib melakukan piket yang telah di tentukan oleh pengurus panti.62
Semua peraturan dibuat agar dapat dipahami atau mematuhinya.
Sebab apabila hal tersebut dilanggar, maka mendapat sanksi. Sanksi tersebut
bisa berakibat fatal dan akhirnya anak dapat dikeluarin dari panti tersebut.
62
Observasi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret 2019.
BAB III
PELAKSANAAN DAN METODE PSIKOTERAPI ISLAM DALAM
UPAYA MENGELOLA EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN
MUHAMMADIYAH AISIYAH KOTA JAMBI
Masa anak-anak bukan masa pemberian beban perintah dan larangan,
namun masa untuk menanamkan nilai keagamaan pelatihan, pembinaan anak
dan merupakan masa anak-anak dalam mengendalikan emosinya. Agar suatu
hari nanti pada tahapan untuk menerima beban perintah atau larangan pada
saat baligh, anak tidak mendapat kesulitan dalam menjalankan kewajiban
agama dan siap ketika anak menjamin kehidupan dengan penuh keyakinan
dan percaya diri sehingga dapat mengedalikan dan mengontrol dengan baik
emosinya.
Agar anak dapat memberikan emosi yang baik, hendaklah disiram
dengan air ibadah dengan berbagai bentuk ibadah seperti sholat, membaca al-
Qur‟an, moral maka anak akan tumbuh kuat dan tertanam dalam hati.
Sehingga akan mampu bertahan dari berbagai benturan dan badai kehidupan
yang akan datang. Ibadah mempunyai penggaruh dalam pembinaan dan
perkembang emosi anak.
A. Pelaksanaan Psikoterapi Islam Dalam Mengelola Perkembangan
Emosi Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi
Pelaksanaan psikoterapi islam di Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah memiliki tiga tahap pelaksanaan psikoterapi islam, seperti yang di
jelaskan dalam wawancara dengan Kepala Panti di Panti Asuhan
Muhammadiyah Asiyah Kota Jambi,63
berikut secara rinci beliau
mengatakan:
“[B]iasanya sebelum melaksanakan terapi kita akan
mempersiapkan apa-apa saja yang kita perlukan dan kita gunakan
63
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyak kota jambi 11 maret 2015
dalam proses melaksanakan psikoterapi, seperti sarana dan
prasarana, serta di pinta anak-anak untuk melakukan persiapan
misalnya wudhu. Dan mengumpulkan anak dalam satu tempat
setelah semua anak berkumpul baru kami laksanakan sholat, baca
al-Qur‟an dan lain-lainya. Biasanya kami melaksanakannya di
mushola serta memanfaatkan alat alat yang sudah ada disana, dan
seterusnya jika kami akan mengadakan kegiatan tersebut lagi suada
tersedia tempatnya”64
Dari hasil observasi yang penulis lakukan di Panti Asuhan Aisiyah
Muhammadiyah dalam pelaksanaan psikotrapi Islam dibagi dalam tiga
tahapan yakni:
1. Tahap Awal (Perencanaan)
Sebelum memulai sebuah terapi tentu memiliki perencanaan
terlebih dahulu agar sesuatu tujuan tercapai dengan apa yang diharapkan,
perencanaan menentukan terlaksananya terapi apakan sebuah terapi
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan sangat
dipengaruhi oleh perencanaan. Sebagaimana hasil wawancara penulis
dengan salah satu pengasuh serta terapis di Panti Asuhan Aisiyah
Muhammadiyah Kota Jambi:
“[P]erencanaan yang kami buat itu ya seperti menentukan kapan
waktunya, jamnya kapan, dan dilaksankan dimana, kalau untuk
materi ini kami sesuaikan minsalnya saat melakukan terapi sholat
yang kami bicarakan tentang sholat agar anak yang di terapi
memang dapat meresapi apa-apa yang kami sampaikan. Selanjutnya
memerintahkan anak-anak mengambil wudhu sebelum mulai
terapi.”65
Dari hasil observasi yang penulis lakukan Sebelum melakukan
terapi terlebih dahulu trapis melakukan perencanaan dan mempersiapkan
hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksaan terapis, didalam melakukan
terapi terdapat dua metode pelaksanaan yakni metode langsung dan
metode kelompok, namun persiapan antara metode terapi langsung dan
metode terapi kelompok berbeda. Dalam perencanaannya sama saja yang
64
Umar darin, Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 11 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio. 65
Rahmatul Fadilah, pengasuh di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
membedakan adalah di tahap persiapa, dimana jika metode langsung
media yang disiapkan lebih sedikit dan ruangan yang diperlukan juga
tidak sama seperti metode kelompok, namun dalam metode kelompok hal
yang dipersiapkan adalah media yang lebih banyak dan perlu
menyediakan tempat terapi yaitu berupa ruangan yang nyaman yang
disertai dengan alas dan media yang digunakan supaya dalam
penyampaian psikoterapi dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal strategi
semua metode yang dilakukan memerlukan strategi yang baik.66
Adapun
tahap-tahap yang dilakukan sebelum melaksanakan psikoterapi secara
keseluruhan adalah:
a. Menentukan waktu atau jam pelaksanaan dan mempersiapkan tempat
serta media yang akan digunakan.
b. Mengintruksikan anak untuk mengambil air wudhu sebelum
melaksanakan terapi.
c. Berpakain dengan sopan dan menutup aurat (wanita memakai
mukena, laki-laki pakai peci).
d. Memeriksa kembali persipan-persiapan yang telah di lewatkan jika
ada yang terlewatkan.67
2. Tahap Inti (pelaksanaan)
Tahap inti atau tahap pelaksaan yaitu tahap dimana terapi
dijalankan. pertama yaitu memperkenalkan Allah kepada anak-anak
karena separuh dari mereka ada yang tidak mengenal dan tidak
diperkenalkan Agama sehingga sudah menjadi tugas pembimbing untuk
memberikan pemahaman pada anak-anak. Bagaimana manusia diciptakan
apa tugas manusia di bumi, apa amalan yang harus dikerjakan lalu cara
mengingngat Allah dan mengucapkan kalimat basmallah dan
bershalawat. Sehingga, anak dapat beribadah dan lebih mengenal
keagungan dan keesaan Allah.
66
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyak kota jambi 11 maret 2015 67
Ibid
Tahap Kedua pembimbing akan memberikan penjelasan ringan
seperti siapa Allah, dan Konselor akan menunjukan bagaimana cara
melakukan terapi seperti misalnya memberikan contoh bagaimana
melakukan wudhu, gerakan-gerakan apa yang dilakukan dalam sholat
serta mengajarkan bacaan-bacaan sholat dan bagaimana tata cata serta
cara membaca al-Qur‟an yang baik dan benar. Tahap ketiga, ketika sudah
diberikan penjelasan dan diberikan contoh, selanjutnya anak akan
memperaktekan arahan yang telah diberikan.
Tahapan inti dalam pelaksanaan psikoterapi Islam diatas penulis
menemukan bahwa dilakukan adanya bentuk kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi anak-anak panti asuhan. Dengan tujuan untuk
menciptakan generasi yang santun dan terampil yang berkualitas.68
Hal
ini bisa dilihat dari hasil wawancara yang penulis lakukan bersama salah
satu anak panti mengungkapkan:
“[K]ami sangat senang, kami bisa tau tentang agama, apa saja yang
harus kami lakukan dan yang tidak boleh kami lakukan. Sangat
bermaanfaat sekali untuk kehidupan kami, kami sangat banyak
belajar hal-hal yang bermanfaat tentang agama jadi jika berbuat
sesuatu merasa mempunyai alasan misalnya mengapa Allah
melarang suatu perbuatan dan mengapa Allah memerintahkan suatu
perbuatan”69
.
Dari observasi yang penulis lakukan ungkapan-ungkapan di atas
memang tidak dapat kita lihat dengan mata karna hanya bisa dirasakan
oleh orang yang bersangkutan.
Namun dalam ilmu psikologi hal itu di kenal dengan afeksi yaitu
ungkapan perasaan senang, terharu ketika mendapat stimulus yaitu
meksanakan terapi hati dan pikiran untuk kemudian meresap kedalam
jiwa sehingga terciptalah emosi yang yang berupa rasa senang yang di
ungkapkan melalui senyuman dan ketenangan dari rona wajah yang
bahagia.
68
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015 69
Suratini, Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah , Wawancara dengan Penulis,
7 Maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
Berbicara tentang emosi ada beberapa terapi emosi yang diterapkan
di panti asuhan Muhammadiyah Aisiyah dalam pelaksaan metode emosi
yakni:
a. Terapi sedih
Sedih pada dasarnya adalah sebuah ungkapan emosional yang
ditunjukan oleh seseorang karena ada suatu hal yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Rasa sedih bisa muncul dikarenakan merasakan
kehilangan, kekecewaan tidak berdaya, atau sedang putus asa dan hal-hal
yang menyebabkan buruknya suasana hati. Sebelum melaksanakan terapi
seorang terapis harus tau dan memahami terlebih dahulu apa yang
menjadi penyebab anak menjadi sedih. Hal itu dapat membantu terapis
dalam pelaksanaan terapi sebagaimana hasil wawancara penulis dengan
terapis di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi.
“[H]al pertama yang kita lakukan untuk mengatasi anak yang
bersedih adalah dengan mencari tahu apa yang menjadi penyebab
anak bersedih. Pertama kita membuka percakapan dengan anak,
biarkan anak merasa nyaman sehingga anak bisa menceritakan
keluh kesahnnya dan menceritakan semua masalahnya. Sebagai
terapis kita harus mendengarkan dengan cermat dan terus
memberikan semangat kepada anak agar anak dapat merasa lebih
baik.”70
Berdasarkan observasi yang penulis lalukan di Panti Asuhan
Muahammadiyah Aisiyah Kota Jambi dalam melakukan terapi sedih ini
pertama terapis melakukan pendekatan agar anak dapat merasa nyaman
dengan terapis sehingga anak bisa menceritakan apa yang menyababkan
dia bersedih kemudian terapis dapat memberi masukan-masukan sebagai
langkah awal dalam melakukan terapi sedih ini.
Dalam pelaksanaan terapi sedih biasanya terapis menggunakan
beberapa cara atau beberapa metode trapis untuk mengatasi rasa sedih
70
Rahmatul Fadilah, pengasuh di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
anak sebagaimana wawancara penulis dengan terapis di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi71
“[H]al pertama sebelum kita melaksanakan terapi yaitu tadi kita
mencari penyebab kenapa anak bersedih, selanjutnya baru
melaksanakan terapi, terapi sedih yang kami terapkan adalah terapi
agama seperti sholat dan do‟a. Seperti yang kita tahu bahwa sholat
merupakan proses ibadah yang sangat banyak manfaatnya. Dari
gerakan dan semua yang terdapat didalam sholat semuanya
merupakan obat begitu juga dengan do‟a. Yang terdapat didalam
do‟a merupakan permohonan-permohonan yang di ungkapkan oleh
hamba kepada tuhannya dengan harapan dapat memberikan
pertolongan.”72
Terapi sedih yang diterapkan di Panti Asuhan Muhammadiya
Aisiyah adalah terapi agama yang terdiri dari terapi sholat dan do‟a.
Sholat adalah proses ibadah yang menuntut kita untuk konsentrasi atau
khusuk. Kekhusukan ini bisa disebut sebagai proses meditasi sehingga
memberikan ketenangan bagi orang yang mengerjakannya. Didalam
sholat banyak mengandung bacaan-bacaan yang berisi pujian dan do‟a
serta permohonan yang kita panjatkan kepada Allah. Orang yang berdo‟a
kepada Allah adalah orang yang mempunyai harapan bahwa akan Allah
akan mengabulkan harapan dan do‟anya. Agar diberikan keselamatan
didunia dan di akhirat. Hal-hal ini dapat dilakatakan bahwa proses Auto-
Sugesti yang merupakan salah satu teknik terapi kejiwaan. Dengan
mengatakan hal-hal baik juga kepada diri sendiri agar mendapatkan
ketenangan serta memiliki sifat yang baik untuk dirinya. Seperti Firman
Allah dalam QS al-Najm ayat 43.
“dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,”
(Q.S. al-Najm ayat 43)73
71
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015 72
Rahmatul Fadilah, pengasuh di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio. 73
Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan erjemahnya (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro., 2013), 527.
Sebagaimana ungkapan dari beberapa anak yang penulis
wawancara sebagai berikut:
“[K]alau kami udah sholat, kami rasa tenang hati kak, sejuk rasanya
dihati, dengan sholat kami bisa curhat apa saja yang ada dihati kami.
Kan katanya tempat yang paling tepat untuk berkeluh kesah ya
kepada Allah, ya sewaktu kita sholat.”74
“[W]aktu saya sholat, saya bisa lupa semua masalah yang ada dihati,
rasa tenang yang ada. Kalo saya sudah merasa nggak enak langsung
aja kak kami wudhu dan sholat. Itulah cara yang di anjurkan sama
terapis. Tapi emang benar lah kak, manjur.”75
b. Terapi Marah
Marah adalah perasaan negatif yang membuat ketidak nyamanan
bagi yang merasakan. Emosi muncul kerena ada perasaan ketidak adilan,
tidak mendapatkan pengakuan dan penerimaan, faktor timbulnya
kemarahan biasanya di faktori oleh faktor dari internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kemarahan diantaranya
adalah tipe kepribadian, kurangnya keterampilan, ingatan yang tidak
menyenangkan, efek harmon, kecemasan, depresi, permusuhan, tekanan
dan problem sistem syaraf dan kehadiran kondisi yang tidak
menyenangkan dapat menperkuat kondisi marah. Sedangkan faktor
eksternal meliputi, pengasuhan orang tua yang kurang baik situasi dan
faktor lingkungan, efek teman sebaya dan media, status social ekonomi,
tekanan sosial. Beberapa emosi negatif ini lah yang dapat menyebabkan
kemarahan.
Di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah ini terdapat anak-anak
yang berbagai tipe, kepribadian, daerah asal dan berbagai lantar belakang
pola asuh sebelum datang ke Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiah ini
maka tidak heran banyak anak yang tidak dapat mengontrol dirinya,
74
Rahmimmah, Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 7 Maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio. 75
Siti Roihani, Anak panti suhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, Wawancara
dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
merasa tertekan, depresi dll, sehingga timbul perasaan kecewa dan
menjadi perasaan marah.76
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah seorang terapis
yang berada di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiah sebagai berikut:
“[K]arena seperti yang diketahuikan anak-anak yang tinggal di
Panti Asuhan Aisiyah Muhamdiyah ini banyak, semua berasal dari
berbagai daerah tentu saja memiliki kepribadian, kebiasaan yang
berbeda-beda, dan juga anak-anak ini mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda sebelum mereka datang kesini, jadi disini
banyak anak yang agak susah menyesuaikan dengan lingkungan
disini karna disikan tidak bisa seperti meraka di rumah, disini semua
punya aturan, disini banyak orang tidak sedikit anak yang susah
beradaptasi dengan teman-temang sebayanya, sehingga timbul
depresi, merasa kurang diperhatikan, kurang dipedulikan jadi timbul
perasaan marah dan cendrung anak-anak disini melanggar peraturan,
nakal, sering melawan sebagai bentuk kemarahannya, dan biasanya,
untuk terapi biasanya kami mengunankan metode membaca al-
Qur‟an terus juga berwudhu, sering berzhikir”77
Dari observasi yang penulis lakukan di Panti Asuhan Aisiyah
Muhammadiyah biasanya pelaksanaan terapi marah ini di lakukan kepada
anak-anak yang mengalami depresi, tekanan, merasa tidak adanya
keadilan dll, sehingga anak-anak mengespresikannya dengan melanggar
peraturan, nakal atau seperti mencari-cari perhatian kawan-kawannya atau
pengurus, dan sering melawan sebagai bentuk marahnya.
Untuk pelaksanaan terapi marah anak-anak biasanya dikumpulkan
di suatu rungan kemudian sebelum dilakukan terapi anak-anak di
arahhkan untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu, kemudia anak-anak
diberi pengarahan sedikit kemuadian terapis mulai mengarahkan anak
untuk melakukan terapi minsalnya terapi apa yang akan terapi lakukan,
jika terapis akan melaknakan tertapis membaca al-Qur‟an maka terapis
akan meminta anak-anak untuk membaca al-Qur‟an dan terapis pun ikut
76
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015 77
Muhammad Yani, di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara
dengan penulis, 11 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
membaca al-Qur‟an, dan begitu juga jika terapis akan menggunakan terapi
zhikir maka anak-anak akan di ajak berzhikir.78
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah seorang terapis
yang berada di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiah:
“[P]ertama yang kami lakukan dalam pelaksanaan terapis yaitu
membimbing anak untuk mengambil wudhu sebelum memulai
terapi, kemudian memberi motivasi sedikit kemudian barulah kami
memulai terapi apa yang akan kami lakukan, seperti kami
melakukan terapi membaca al-Quran atau terapi zhikir”79
Dari observasi yang penulis lakukan setelah melakukan terapi
biasanya anak-anak akan merasa lebih lega, namun tidak semua anak
dapat merasakan gelegaan perasaan dalam satu kali terapi terkadang anak-
anak bisa di terapi sampai beberapa kali baru bisa merasakan sedikit
kelegaan. Seperti Firman Allah dalam QS Ali „imran ayat 134.
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (QS Ali „imran ayat 134).80
Sebagai mana hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah
satu anak di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah:
“[Y]a kakak setelah menjalankan terapi kami merasa ada kelegaan
di dalam hati karanakan di dalam terapi ini selain diajak membaca
al-Quran atau berzhikir terlebih dahulu kami diberikan arahan
motovasi oleh terapis, jadi setelah terapi kami merasa sedikit lega,
sedikit bisa memahami kondis dan mengontrol diri, namun ada juga
kawan-kawan kami terkadang belum bisa merasakan kelegaan
dalam satu kali terapi”81
78
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi 11 maret 2015 79
Suryadi di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara dengan
penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio. 80
Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan erjemahnya (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro., 2013), 20. 81
Nurlilah, Anak di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara
dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
c. Terapi malu (Kurangnya Kepercayaan Diri)
Percaya diri merupakan hal yang paling penting dalam menjalani
kehidupan. Entah itu untuk mengadapi tantangan, pengembangan bakat,
dan dalam berhubungan dengan orang lain kepercayaan diri itu mutlak
dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Terkadang rasa malu bisa
menjadi musuh dalam kehidupan yang bisa mematahkan kepercayaan diri,
apa bila rasa malu lebih besar dari kepercayaan diri maka keadaan tidak
akan bisa dikendalikan. Jadi pertama kali yang harus diatasi adalah rasa
malu. Namun rasa malu ini tidak dapat di hilangkan secara instan jadi
butuh proses dalam menghilangkan rasa malu dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah dimana terdapat anak yang
berasala dari berbagai latar belakang tidak sedikit anak-anak disana yang
mempunyai kepercayaan diri yang rendah di mana anak-anak yang tidak
memmiliki kepercayaan diri ini memjadi sulit dalam bergaul,
menyesuaikan diri dengan linggungan, dan sering membuat anak-anak ini
malamun dan lebih sering sendiri karna sulit mendapatkan teman.
Sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah
satu terapis di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah sebagai berikut.:
“[D]i dalam mengatasi rasa malu atau kurangnya kepercayaan diri
anak-anak disini biasanya kami memberikan motivasi yang lebih,
karna biasanya penyebab anak menjadi tidak percaya diri ini
terkadang memang motivasi yang kurang, motivasi dari dalam
ataupun lingkungan, kerana berasal dari keluarga yang ekonomi
rendah membuat anak menjadi tidak percaya diri, dan disebabkan
oleh kurangnya kemampuan anak, karenakan kan anak-anak
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda nah anak-anak yang
memiliki kemampuan yang di bawah rata-rata biasanya cenderung
memiliki kepercayaan diri yang rendah. Jadi dalam hal ini kami
berusaha memberikan motivasi kepada anak.”82
Dari hasil observasi yang penulis lakukan di Panti Asuhan Aisiyah
Muhamdiyah memang terdapat anak-anak yang memiliki kepercayaan diri
82
Suryadi, di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara dengan
penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
yang kurang, kebanyakan dari anak yang memiliki kepercayaan diri yang
kurang yaitu anak-anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata.
dalam pelaksanaan terapi malu atau kurang kepercayaan diri ini dilakukan
oleh seorang terapis, dengan cara anak-anak diberikan motivasi, dukungan
dalam hal pengembangan diri anak, dalam terapi malu ini kecendrungan
terapis pelaksanaannya lebih kepada pemberian motivas-motivasa yang
dapat membangun dan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak.
Namun tetap saja pemberian motivasi tidak dapat dilakukan hanya dalam
satu kali pertemuan, terapis atau pemberian motivasi ini harus dilakukan
berkali-kali.
Setelah terapi ini terapis mengharapkan anak-anak mampu untuk
beradaptasi dengan baik dan bisa menyesuaikan diri didalam linkungan.
Dan itu sedikit banyaknya mulai dirasakan oleh anak-anak yang menjalani
terapis ini, mereka mulai mampu memngembangkan dirinya.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah seorang anak
yang menjalani terapi malu atau kurangnya kepercayaan diri di Panti
Asuhan Aisiyah Muhammadiya sebagai berikut:
“[D]ulu kami sangant pemalu kakak sampai-sampai disini kami
tidak punya teman rasanya sedih sekali, pernah berfikir pengen
pulang aja ke kampong, dan juga kami tidak pintar seperti kawan-
kawan kakak jadi pertamanya kami malu mau berteman sehingga
pada akhirnya kami ikut terapi dan Alhamdulillah setelah kami ikut
terapi sedikit sedikit kami mulai merasa semakin percaya diri, kami
semakin berani untuk bermain dengan kawan-kawan kakak”83
Dari tiga tahap pelaksanaan ini tarapis selalu menanamkan dalam
diri anak pentingnya ibadah agar anak dapat memberbaiki ibadahnya,
mendekatkan diri kepada Allah agar apa yang diharapkan dapat tercapai,
dan juga terapis selalu mengarahkan kepada anak-anak agar selalu berdo‟a
dan memita kepada Allah atas apa yang diinginkan supaya anak-anak
lebih dekat kepda Allah karena segala sesuatu yang terjadi dan di alami
83
Suratini, Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah , Wawancara dengan Penulis,
7 Maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
oleh manusia yang mengatur adalah Allah. Sebelum pertemuan berakhir
konselor biasanya memberikan nasehat kepada anak-anak supaya:
1. Anak-anak dapat menjaga sholat lima waktunya.
2. Agar anak-anak selalu membaca al-Qur‟an.
3. Agar anak-anak selalu menjaga aurat dimanpun anak-anak berada.
4. Agar anak-anak dapat selalu menjaga wudhu.84
3. Tahap Akhir (Evaluasi)
Setelah melakukan perencana atau persiapan, pelaksanaan dan
kemudia terapis melakukan evaluasi terhadap perkembangan anak.
Tahapan ini akan lakukan terapi bekerja sama dengan semua pengasuh
yang ada di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah, disini terapi akan
meminta pengasuh untuk memberikan penilaian kepada anak-anak sudah
melakukan terapi bagaimana sikap dan tingkah laku anak, mulai dari
perbuatan dan ucapannya. Hal ini sangat penting karna akan menjadi tolak
ukur atau gambaran bagaimana sikap anak sebelum mengikuti terapi dan
setelah mengikuti terapi serta sebagai pedoman bagi terapis bagaimana
langkah penyembuhan selanjutnya.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah seorang
pembimbing di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah sebagai berikut:
“[T]ahap akhir dalam pelaksanaan terapi ini yaitu kami akan
melakukan evaluasi terhadap anak-anak yang mengikuti terapi,
dalam melakukan evaluasi kmi bekerja sama dengan seluruh
pengasuh yang berada di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah ini,
kami sama-sama menilai bagaimana perubahan sikap anak dari
anak-anak yang belum di terapi sampaiyang sudah diterapi. Evaluasi
ini juga kami jadikan sebatas mana keberhasilan terapi yang kami
lakukan.”85
Evaluasi ini membantu para terapis untuk mengidentifikasi masalah
serta penilaian program dan pencapaian sasaran jika proses terapi belum
membuahkan hasil maka terapis akan mengulang kembali terapinya
dengan menggunakan metode selanjutnnya.
84
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015 85
Muhammad Yani, di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara
dengan penulis, 11 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
B. Metode Psikoterapi Islam Dalam Mengelola Perkembangan Emosi
Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi
Metode merupakan cara yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan akan terlaksa dengan baik apa bila metode yang
digunakan tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan, maka metode sangat
penting dalam pelaksanaan sebuah kegiatan.
Di Panti Asuhan Aisiyah Muahammadiyah ini dalam kegiatan terapi
biasanya terapis menggunakan dua metode yaitu:
1. Metode Langsung (metode individu)
Metode langsung adalah metode yang dilaksanakan secara
perorangan dan tempat biasanya disesuaikan degan keadaan. Di Panti
Asuhan Aisiyah Muhammadiyah Kota Jambi metode langsung ini di
laksanakan di ruangan terapis. Terapi secara langsung ini biasanya
digunaka untuk anak-anak yang tidak bisa mengikuti terapi kelompok
dikarnakan berbagai hal, atau untuk anak yang masal`ahnya lebih berat
dan harus berbicara secara empat mata atau face to face. Metode langsung
yang digunakan antara terapis dan anak bisanya dilakukan dengan ajak
yang lebut dimana terapi memberikan saran, motovasi, arahan dan
bimbingan kepada anak.86
Metode perorangan ini yaitu metode yang dilakukan oleh terapis
dan bekerja sama dengan semua pengurud di Panti Asuhan Aisiyah
Muhammadiyah Kota Jambi, metode ini sangat baik digunakan untuk
anak-anak yang tidak bisa dilakukan terapi kelompok atau masalah anak-
anak lebih berat di bandingan masalah anak-anak yang lainnya, dimana
dalam metode ini anak bisa dengan leluasa menyampaikan apa yang
menjadi permasalahannya dan apa yang menjadi latar belakang masalah
itu tanpa merasa takut diketahui oleh teman-temannya.87
86
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015. 87 Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 11 maret 2015
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah seorang terapi
yang berada di Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah Kota Jambi:
“[B]iasanya terapai secara langsung ini kami lakukan kepada anak
yang istimewa, maksudnya anak yang memiliki masalah yang
berbede dengan teman atau anak yang tidak mau diterapi dengan
metode kelompok, terapi secara langsung ini bertujuan agar anak
dapat menceritakan masalah nya secara jelas dan detail tanpa kwatir
diketahui temannya, dan disini juga kami memberi motivasi dan
bimbingan kepada anak.88
2. Metode Kelompok
Metode kelompok adalah metode yang dilakukan secara bersamaan
dengan anak-anak yang lainya dan dipimpin oleh terapisnya sendiri,
biasanya terapi kelompok ini dilaksanakan di mushola Panti, dalam
metode ini terapis memberikan motivasi terlebih dahulu kepada anak
sebelum memulai terapi kemudian baru lah terapis memulai terapi. Terapi
yang biasanya dilakukan dengan metode kelompok adalah metode
membaca al-Qur‟an yakni dengan meintruksikan anak-anak terlebih
dahulu mengambil wudhu, untuk membaca al-Qur‟an dengan sama-sama
dan dipimpin oleh terapisnya sendiri, demikian juga dengan terapi do‟a
dan dzikir.
88
Suryadi, di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi, Wawancara
dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT DALAM MENGELOLA EMOSI ANAK DI
PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH AISIYAH
Dalam setiap proses suatu kegiatan pasti ada yang namanya kendala-
kendala atau hambatan yang dihadapi. Yang mengjadi penghambat jalannya
proses kegiatan tersebut. Sama halnya yang terjadi di proses pelaksanaan
psikoterapi Islam di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi ini.
“[D]alam mengasuh anak atau mendidik anak bukan lah sesuatu yang
mudah dan bisa berubah secara instan, tetapi ada tahapan-tahapan
untuk merubah emosi mereka termasuk pola piker yang buruk menjadi
perilaku yang baik, pesimis menjadi optimis, merasa minder menjadi
berani dan percaya diri. Maka dari itu perlu metode dalam
membimbingan. Mengarahkan serta membina anak agar menjadi
pribadi yang baik, begitu pula halnya dengan anak yang ada di Panti
Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota Jambi. Tentu dalam
membimbing mereka untuk meningkatkan perkembangan emosi
mereka memiliki kendala-kendala atau faktor-faktor penghambat yang
dihadapi pengasuh dalam mendidik dan ketika memberikan materi
bimbingan.”89
Adapun kendala-kendala atau hambatan dalam mengelola
perkembangan emosi anak yang akan penulis jelaskan dari hasil pengamatan
dan observasi penulis di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi
sebagai berikut:
A. Lingkungan yang baru.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
tumbuh kembangnya seorang anak. Karena hal itu perlu adanya menciptakan
sebuah lingkungan yang memberikan kenyamanan bagi anak sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Tetapi bagaimana jika
lingkungan malah menjadi salah satu faktor yang menghambat anak dalam
proses perkembangan. Seperti yang terjadi di Panti Asuhan Muhammadiyah
89
Umar Darin, Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 11 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
Aisiyah Kota Jambi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pengurus panti
yaitu dalam sebuah wawancara.
“[P]enghambat atau kendala ya.? Sebenarnya banyak sekali yang
menjadi kendala-kendala kami dalam melaksanakan psikoterapi ini.
Salah satunya mungkin lingkungan, dimana seperti yang kita tahu
bahwa anak-anak ini berasal dari tempat dan daerah yang berbeda serta
lingkungan yang berbeda sehingga kami banyak sekali mengalami
kesulitan dalam proses bimbingannya. Mungkin karena anak-anak ini
belum bisa beradaptasi dengan tempat yang baru sehingga mereka
kesulitan untuk memberikan respon yang baik. Dan juga dari latar
belakang keluarga yang berbeda-beda lingkungan keluarga yang
belum terbiasa dan cara didik yang salah dari orang tua juga menjadi
salah satu kendala kami. Tetapi karena mereka sudah masuk kepanti
ini sudah menjadi tugas kami selaku pengurus serta pengasuh di Panti
Asuhan Muhammadiyah Aisiyah ini untuk memperbaiki hal-hal
tersebut dan memberikan pembelajaran agama kepada anak. Dengan
berbekal agama saya yakin anak akan menjadi sosok yang baik dan
bertanggung jawab untuk dirinya sendiri maupun lingkuannya dimana
nanti mereka ditempatkan”90
Karena terjadinya perubahan tempat tinggal dengan suasana baru yang
sangat berbeda dari biasanya membuat anak kesulitan beradaptasi sehingga
mampu mempengaruhi setiap aktifitas anak. Jika biasanya anak bebas
bermain dan tidak banyak aturan harus mengikuti semua peraturan yang
diterapkan di panti asuhan ini. Setiap tingkah laku dan apa yang akan
diucapkan harus sesuai dengan lingkungan baru tersebut.
B. Kurangnya rasa percaya sosial.
Rasa sosial perlu dalam diri manusia, sehingga kita bisa menerima
nasehat atau arahan yang diberikan orang lain. Dengan kurangnya rasa sosial
tadi maka ini menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengembangkan
emosi anak. Anak yang memiliki rasa percaya sosial yang rendah akan sangat
berdampak pada perkembangan emosi anak. Anak tidak akan merespon setiap
pembelajaran yang diberikan.
Penyebab kurangnya rasa percaya sosial yang dialami anak yang
ringgal di panti asuhan dikarenakan kurangnya respon positif dari lingkungan,
90
Tri Marlina, Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 5 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
perilaku anak cenderung menutup diri terhadap orang lain, cenderung
memunculkan perilaku negative terhadap orang baru di lingkungannya dengan
menarik diri dan memperlihatkan sikap bermusuhan, dan juga sikap merasa
minder merasa berbeda dengan orang lain yang tidak tinggal di panti asuhan,
hal ini menyebabkan anak sulit dalam percaya sosial.
Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Aisiyah juga ada beberapa
anak yang memiliki kurangnya rasa percaya sosial seperti yang di ungkapkan
oleh salah satu staf serta pengasuh panti.
“[M]ungkin karena merasa berbeda dari yang lain, tidak seperti anak-
anak lain diluar sana yang bebas serta masih memiliki orang tua. Yang
tidak perlu terkurung di sini dengan peraturan-peraturan yang ada
membuat anak menjadi minder. Anak ini menyendiri, ketika temannya
bermain dia sibuk dengan drinya sendiri sehingga tidak banyak
memiliki teman dan kurang bergaul. Ada juga anak yang memang sulit
untuk di beri nasihat oleh orang lain. Masuk kuping kanan keluar
kuping kiri, karena tidak semua anak dapat dinasihati dan menurut
hanya dengan kata-kata tapi juga tidak bisa dengan dikeraskan.
Sehingga agak membuat kami kewalahan, yang membuat kami
sebagai staf dituntut untuk sangat ekstra sabar.”91
C. Minimnya Tenaga Pengasuh
Pengasuh sangat dibutuhkan dalam hal meningkatkan emosi anak,
sebab semua anak yang berada dipanti asuhan tentunya memiliki emosi yang
tidak stabil “bermasalah”, sehinggga dengan ketidak stabilan emosi tersebut
akan timbul rasa atau sikap yang salah, dan akan berpengaruh juga terhadap
pola pikir dan tingkah lakunya. Jika tenaga kekurangan tenaga pengasuh maka
akan menjadi penghambat juga bagi anak untuk meningkatkan emosinya.
Anak menjadi kurang pengawasan dan anak jadi kurang terkontrol karena
pengawasan pengasuh terbagi-bagi.
Dipanti asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi ini hanya ada 2
orang pengasuh. Satu pengasuh putri dan satu pengasuh putra. Dengan jumlah
anak 50 orang dan 2 pengasuh itu tidak efektif karena anak-anak kurang dari
pengawasan orang tua. Sehingga anak berlaku semaunya ketika tidak ada
91
Tri Marlina, Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 5 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
yang mengawasi. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh kepada
perkembangan emosinya. Karena emosi anak tidak stabil pendekatan dari
orang yang dewasa itu sangat penting.
D. Kurangnya Tenaga Terapis dan pembimbing.
Dilihat dari jumlah anak panti yang berjumlah 50 orang, hanya 3 orang
yang memberikan terapi, tentunya kurang memenuhi standar kuota yang
seharusnya. Sehingga proses terapi tidak bisa berjalan dengan baik dan lebih
mendalam sehingga tidak memperoleh hasil yang optimal. Karena hal itu
menyebabkan kegiatan psikoterapi Islam juga berdasarkan kebijakan ketua
dan pengurus panti.
Terapis dan pembimbing di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyah ada
yang berasal dari luar panti yaitu bukan salah satu pengurus yang telah
terstruktur tetapi guru yang di rekrut untuk mengajar di panti yang terkadang
jadwalnya tidak pas dengan kegiatan di panti serta pengujung atau penyuluh
yang sekiranya ingin dan berkenan memberikan pengajaran kepada anak maka
akan didipersilahkan. Tetapi hal itu masih membuat kewalahan sehingga,
karenanya pengasuh panti ikut serta membantu memberikan bimbingan
supaya psikoterai tetap berjalan sebagai mana mestinya.92
Hal ini di
ungkapkan oleh pengurus panti yang bernama Umar Darin dalam
wawancaranya dengan penulis:
“[K]arna pengajar Agama disini ada yang berasal dari luar yang
waktunya kadang bertabrakan dengan jadwal mereka mengajar di
tempat mereka bekerja, sehingga proses psikoterapi Islam disini
menjadi terhambat. Sedangkan kami selaku pengurus panti juga
memiliki kesibukan yang padat, bimbingan agama disini menjadi
kurang pengajar.”93
E. Terapis Dan Pembimbing Yang Belum Memenuhi Syarat Secara
Akademis
Dalam melaksanakan proses terapi, seorang konselor memiliki kode
dan sistem etika, seorang professional diharapkan menggunakan penilaian
92
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 5 maret 2015 93
Umar Darin, Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 11 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio.
yang tegas ketika masalah-masalah muncul dalam pekerjaanya.
Keprofesionalan tersebut terbukti di buktikan dari tenaga pengagalaman
lapangan dan pengalaman akademik.
Banyak terapis yang telah mampu dalam melaksanakan tugas da
kewajibanya sebagai konselor tersebut. Bahkan telah banyak pasien yang
sembuh olehnya. Hal tersebut didapat dari pembelajaran dari buku-buku
penunjang disertai pengalaman kerja. Namun hal yang belum dipenuhinya
adalah keakademikan yang masih minim lulusan S1 atau jurusan yang
berbeda. Namun hal itu ditutupi dengan keikutsertaan mereka pada
pelatihan-pelatihan terapi dan lain sebagainya.
Namun begitu dalam pengembangan administrasinya tetap saja ada
kekuranan dikarenakan keakademikan belum belum terpenuhi. Hingga
terkadang tanggung jawab beberapa konselor yang kurang karena
terkendala kesibukan pribadi, karena terapi bukan sebagai profesi utama.94
Psikoterapi Islam di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi dari observasi penulis menemukan bahwa psikoterapi Islam cukup
membuahkan hasil dalam memberikan pembekalan kepada anak sebelum
kembali ke masyarakat, meskipun anak didukung juga oleh pendidikan
lainnya, pada dasarnya psikoterapi Islam inilah yang membantu
perubahannya.
Menurut hasil dari wawancara penulis dengan pengurus Panti
Asuhan Muhammadiya Aisiyah menyatakan bahwa perilaku anak asuh
dipanti menjadi lebih baik dengan adanya bimbingan agama oleh
pembimbing dan sukarelawan. Perilaku anak yang negatif dapat teratasi
dengan adanya bimbingan keagamaan. Adapun perilaku negatif yang
penulis maksud dalam penelitian adalah perilaku negatif (buruk) anak asuh
kurang sopan santun dalam bertingkah laku, suka berbohong, membolos,
94
Observasi di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi 5 maret 2015
tidak taat peraturan, merokok (laki-lagi) dan mencuri.95
Hal ini bisa dilihat
dari ungkapan-ungkapan dalam wawancara dibawah ini
“[S]ebelum anak memasuki panti dulunya ada yang nakal dan susah di
atur itu juga saya lihat dan dari pengakuan yang mengurus anak itu,
ada yang dititipkan paman bibinya, neneknya, ada juga yang di
titipkan oleh orang tuanya karna orang tuanya tidak mampu
membiayai anaknya makanya dititipkan di panti asuhan ini.. Karna
latar belakang yang berbeda-beda inilah pengurus mengusahakan apa
yang menjadi tugas dan tujuan bahwa merubah perilaku anak
merubah perilaku anak dari kebiasaan buruk adalah poin utama, serta
memperkenalkan ajaran-ajaran Islam. Dan sekarang Alhamdulillah
anak sudah jauh berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.”96
“[A]lhamdulillah dengan adanya terapi Islam perilaku saya merubah
menjadi lebih baik lagi, dari yang tadinya saya pemalas dan tidak
disiplin, sekarang saya sudah mengetahui sebab akibat jika saya masih
berperilaku buruk. Karena saya mendapat bimbingan agama dan
nasehat-nasehat yang diberikan guru dan pengasuh di sini.”97
“[P]erubahan sikapnya anak-anak yang sekarang jadi lebih sopan dan
tidak egois. Dulu pas anak baru, awal di sini dia dikit-dikit marah tapi
Alhamdulillah setelah dibina jadi bisa semakin baik tidak seperti dulu
lagi dan lebih ramah. Ada juga yang mengaku kepada saya, pas
dirumah tidak pernah diajari sholat tapi setelah disini jadi rajin sholat,
terus ada lagi mbak yang tadinya tidak bisa baca al-Qur‟an sudah
lancar baca al-Qur‟an.”98
Tingkah lakunya mulai di atur oleh norma-norma sosial, misalnya
disekolah mengharuskan dia memakai seragam sekolahnya, berprilaku
normal dikelas dan sebagainya. Begitupun peraturan di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah kota Jambi mengharuskan bangun pagi,
mengerjakan piket, melaksanakan sholat, mengaji, dan peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pihak panti
asuhan demi keselarasan bersama.99
95
Hasil Observasi di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 5 Maret
2019. 96
Rahmatul Fadilah, Pengasuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah,
Wawancara dengan Penulis, 7 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio. 97
Rozi Paisal, Anak Asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara
dengan Penulis, 5 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio. 98
Umar darin, Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara dengan
Penulis, 11 maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi, Rekaman Audio. 99
Hasil Observasi di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi, 11 Maret
2019.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah dibahas didalam skripsi ini, akhirnya
penulis dapat mengambil kesimpulan guna memberikan pemahaman dari
uraian-uraian pada beberapa bab sebelumnya. Secara garis besar dapat
disimpulkan:
1. Pelaksanaan psikoterapi Islam memimiliki 3 (tiga) tahap dalam
pelaksanaan di antaranya
a. Tahap (awal) yaitu tahap perencanaan dan persiapan yang akan
dilakukan sebelum proses psikoterapi di mulai.
b.Tahap inti (pelaksanaan) yaitu proses berjalannya psikoterapi islam.
c. Tahap akhir (evaluasi) yaitu tahap pemberian masukan sebelum di
tutupnya proses psikoterapi.
2. Metode psikoterapi Islam di panti asuhan Muhammadiyah Aisiyah adalah
menggunakan 2 metode, yaitu:
a. Metode kelompok yang dilaksanakan dengan beberapa anak dan
konselor.
b.Metode langsung adalah metode yang dilaksanakan dengan cara
membimbing secara langsung atau perorangan yang dilakukan oleh
pembimbing dan seluruh staf panti asuhan.
3. Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam proses mengelola
perkembang emosi anak adalah:
a. Perubahan lingkungan yang baru
b.Kurangnya rasa percaya sosial
c. Minimnya jumlah pengasuh
d.Kurangnya tenaga konselor
e. Pembimbing dan Konselor yang belum memenuhi syarat secara
akademis.
f. Hasil dari Psikoterapi Islam di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota
Jambi sudah mengalami peningkatan yang sangat baik.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi dapat dirumuskan peneliti dan pembahasan mengenai
Metode Psikoterapi Islam Dalam Mengelola Perkembangan Emosi Anak Di
Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi merupakan kajian analisa
melalui Psikoterapi Islam terhadap anak dalam membantu mengelola
perkembangan emosinya supaya anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Serta, untuk dikembangkan dengan adanya media yang telah dietapkan untuk
mewujudkan program yang telah dibuat.
1. Untuk Bimbingan Penyuluhan Islam.
Peneliti tentang Metode Psikoterapi Islam Dalam Mengelola
Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi dilandasi dari studi penting dalam cabang ilmu bimbingan penyuluhan
islam dimana keilmuan yang menjadi penentuan karakter serta skil yang
dimiliki mahasiswa yang menjadi acuan mengembangkan kemampuan
mengendalikan emosi yang ada dan menjadikan perubahan untuk kedepannya
dimasa yang akan datang.
2. Untuk terapis
Bagi terapis perlu adanya pendalaman serta pemahaman yang
meningkatkan kemampun wawasan serta keterampilan dalam menjalankan
psikoterapi Islam dalam mengelola perkembangan emosi anak. Serta perlu
diadakannya pelatihan serta pengembangan khusus yang dilatih pada diri
Pembina agar dalam proses melaksanakan terapi akan lebih baik serta lebih
cepat dalam pembentukan emosi anak yang terkendali dan mampu mengatasi
setiap permasalahan-permasalahan yang dihadapinya serta mampu beradaptasi
dengan baik didalam lingkungan sekitar.
3. Untuk Anak
Anak-anak Asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi
Mampu meningkatkan dan mengendalikan emosinya. Sehingga sangat
bermanfaat bagi anak dalam kehidupan baik secara individu maupun
Lingkungan.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT yang
telah menganugrahkan rahmat serta hidayah-nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini walau dalam bentuk yang
sederhana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik
dari dari isinya maupun dari segi bahasanya. Dalam hal ini penulis selalu
berlapang dada dengan senang hati menerima tegur sapa dan krtikan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. penulis juga
mengucapkan terimkasih banyak kepada Bapak/Ibu Dosen yang Telah
berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi ini.
Jika terdapat banyak kesalahan atau kesilapan terlebih dahulu penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya, akhir kata penulis mendo‟akan semoga
kita selalu dilinddungi Allah SWT, Amin ya Robbalalamin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Tim Penerjemah dan Penafsir al_Qur‟an, al_Qur’andan
Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro., 2013)
Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2002.
Amiruddin, MS. Psikoterapi dalam persfektif islam.
Anshori, Fuad. Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta: Amzah, 2000.
Arifin, Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT
Golden Terayon Pers, 1994.
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015.
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004.
Iin Tri Rahayu. Psikoterapi Persfektif Islam dan psikologi
Kontemporer. Malang: UIN Malang press, 2009.
K. Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial Bandung:Mandar
Maju, 1990.
Khairunnas Rajab. Rekonstruksi psikoterapi islam. Pekan Baru: Cahaya
Firdaus, 2007.
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Muhammad Ali. Psikologi Remaja Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Muhammad Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Teori dan
Konsep, Yogyakarta: PT Kota Kembang, 1988.
Nurul Azmi. Potensi Emosi Remaja Dan pengembangannya. Jurnal
pendidiksn sosial. Vol 2 No 1 2015.
Patilimia, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011
Ros Mayasari. Islam dan psikoterapi. Vol 6, No 2. 2013.
Singgih D Gunarsa, Konseling an Psikoterapi. Jakarta: Libri, 2011.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,
Bandung: Alfabeta, 2015.
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi, Jambi: Fakultas Ushuluddin
IAIN STS Jambi, 2016.
Muhammad Yani, di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 11 Maret 2019, Telanaipura Kota
jambi, Rekaman Audio.
Nurlilah, Anak di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota
jambi, Rekaman Audio.
Rahmatul Fadilah, pengasuh di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah
Kota Jambi, Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019,
Telanaipura Kota jambi, Rekaman Audio.
Rahmimmah, Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah, Wawancara
dengan Penulis, 7 Maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi,
Rekaman Audio.
Rozi Paisal, Anak Asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah,
Wawancara dengan Penulis, 5 maret 2019, Telanai Pura Kota
Jambi, Rekaman Audio.
Siti Roihani, Anak panti suhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota
jambi, Rekaman Audio.
Suratini, Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah , Wawancara
dengan Penulis, 7 Maret 2019, Telanai Pura Kota Jambi,
Rekaman Audio.
Suryadi di panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah kota jambi,
Wawancara dengan penulis, 7 Maret 2019, Telanaipura Kota
jambi, Rekaman Audio.
Tri Marlina, Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah,
Wawancara dengan Penulis, 5 maret 2019, Telanai Pura Kota
Jambi, Rekaman Audio.
Umar Darin, Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah,
Wawancara dengan Penulis, 11 maret 2019, Telanai Pura Kota
Jambi, Rekaman Audio.
LAMPIRAN
Panti Asuhan Muhammadiyah Aisiyah Kota Jambi
(Foto Bersama Kepala Panti Asuhan)
(Foto Bersama Pengasuh Panti)
(Foto Bersama Salah Satu Staf Panti)
(Foto dengan Anak Panti)
(Gedung Sekretariat)
(Gedung Mts)
(Mushola)
(Perpustakaan
( Dapur dan Ruang Makan)
(Kamar Tidur
(Foto Visi dan Misi)
(Foto Struktur)
(Foto Tata Tertib)
(Jadwal Kegiatan Anak Panti)
(Foto Program)
(Foto Penghargaan Penghargaan)
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
METODE PSIKOTERAPI ISLAM DALAM MENGELOLA PERKEMBANGAN EMOSI ANAK
(STUDI KASUS DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH AISIYAH KOTA JAMBI)
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. -letak Geografis
di Panti Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota
Jambi
-Observasi
-Dokumentasi
Wawancara
- Setting
- Dokumentasi Geografis
- Pengurus/Pengasuh di
Panti Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
2 -Visi, Misi, dan
Organisasi
-Dokumentasi - Dokumentasi
visi,misi,dan tujuan
3. Struktur
Organisasi dan
Kepengurusan
-Dokumentasi - Bagian Struktur
Organisasi dan Nama-
nama Pengurus di Panti
Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
4. Sarana/Fasilitas -Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
- Keadaan Fasilitas
- Dokumen Fasilitas
- Pengurus/Pembina
5. Kegiatan di Panti
Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota
Jambi
-Dokumentasi - Dokumen program
kegiatan
7 Interaksi antar
anak panti
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
- Praktek Implementasi
- Dokumen
Implementasi
- Pengurus/pengasuh
8. Perkembangan
emosi anak di
Panti Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota
Jambi
- Obsevasi
- Dokumentasi
- Wawancara
- Wawancara dengan
Pengasuh/ terapis
Dan Anak Panti
Asuhan
9 Bagaimana proses
psikoterapi Islam
di Panti Asuhan
Muhammadiyah
Aisiyah Kota
Jambi
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
- Implikasi terhadap
bakat dan minat
mahasiswa/mahasantri
- Dokumen
- Pegurus/Terapis
A. Panduan Observasi
NO Jenis Data Objek Observasi
1 -Letak Geografis Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- -Keadaan dan letak Geografis
2 -Sarana/ Fasiliitas - -Pola yang diterapkan
3 -Interaksi antar anak panti - -Pola yang diterapkan
4 - Perkembangan emosi anak di
Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
- - Apa saja Hambatan yang
dalam perkembangannya
5 Bagaimana proses psikoterapi
Islam di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah
Kota Jambi
- Pelaksanaan dan Metode
Psikoterapi Islam di Panti
Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
B. Panduan Dokumentasi
NO Jenis Data Data Dokumentasi
1 -Letak Geografis Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- Data dokumentasi Letak
Geografis Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
2 -Visi, Misi, Tujuan Panti
Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
- Data dokumentasi tentang visi,
misi, dan tujuan
3 Struktur Organisasi dan
Kepengurusan
- Data dokumentasi tentang
Struktur Organisasi dan
Kepengurusan
- Daftar Nama Pengurus/
Pengasuh
- Daftar Riwayat
Pengurus/Pengasuh
- Data-data lain yang
membutuhkan
4 -Saran/Fasilitas - Data dokumentasi tentang
saran/Fasilitas yang dimiliki
5 -Kegiatan Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- Data dokumentasi tentang
program kegiatan yang
dilaksanakan
C. Butir-butir Wawancara
NO Jenis Data Data Dokumentasi
1 -Letak Geografis Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- Kepala Panti
- Bisa dijelaskan letak geografis
Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
2 -Saran/ Fasilitas - Kepala Panti
- Apa saja saran/ fasilitas yang
dimiliki?
3 Kegiatan Panti Asuhan - Pengasuh
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- Apa saja yang kegiatan yang
anak lakukan?
5 Perkembangan emosi anak di
Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi
- Emosi Apa saja yang di tujukan
ole anak.?
- Apa saja yang menjadi
pengghambat perkembngannya
Perubahan-perubahan sikap dan
prilku apa saja yang terlihat?
6 Bagaimana proses psikoterapi
Islam di Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisiyah Kota
Jambi
- Bagaimana pelaksanaan
psikoterapi Islam di Panti
Asuhan Muhammadiyah
Aisiyah Kota Jambi?
- Bagaimana tingkat
keberhasilannya dalam
melaksanakan terapi.?
CURRICULUM VITAE
A. Informan Diri
Nama : Cici Indah Baharti
Tempat & Tanggal Lahir : Harapan Makmur, 06 juni 1997
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : SK 08
RT/RW 006/000
Kelurahan Harapan Makmur
Kecamatan Rantau Rasau
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi
Nama Ayah : Tono Kartono
Nama Ibu : K. Caryati
Alamat Email : [email protected]
B. Riwayat Hidup
1. UIN Sulthan Thaha Saipuddin Jambi : 2015-2019
2. MAN 1 Bandar Jaya : 2012-2015
3. MTsN Bandar Jaya : 2009-2012
4. SDN 153/X Harapan Makmur : 2004-2009