psikoterapi psikoanalitik

26
BAB I PENDAHULUAN Dokter dalam menjalankan prakteknya seringkali akan menghadapi berbagai macam keluhan sebagai pernyataan penderitaannya. Keluhan tersebut timbul sebagai akibat adanya gangguan fisik, tetapi dapat pula berkaitan dengan problem emosional atau kedua-duanya dalam waktu bersamaan. Didalam kepustakaan disebutkan bahwa sekurang-kurangnya 25 – 30 % dari pasien yang berobat ke dokter datang dengan problem emosional. Disamping itu dalam menghadapi penyakitnya, akan selalu ada faktor-faktor emosional yang bekerja pada diri pasien, yang dapat mempengaruhi kondisi penyakitnya. Seperti misalnya : dari pengalaman beberapa dokter disebutkan bahwa beberapa penderita fraktur, penyakit infeksi, dan lain-lainnya lebih cepat sembuh apabila ada rasa pengharapan pada dirinya. Tetapi apabila pasien merasa sedih, putus asa, merasa gagal, merasa ditinggalkan dan dipersalahkan oleh sanak keluarganya, sehingga kesembuhannya bisa akan lambat atau bahkan tidak akan menunjukkan respon terhadap terapi walaupun pemberian obat, operasi dan lain- lainnya diberikan secara benar dan tepat. Tidak jarang pula seorang dokter akan menjumpai reaksi emosional pasien yang akan menghadapi tindakan pembedahan. Gambaran diatas menunjukkan bahwa dokter dan psikiater yang sehari-harinya memberi pertolongan pada pasiennya 1

Upload: denykycoutvito

Post on 03-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

BAB I

PENDAHULUAN

Dokter dalam menjalankan prakteknya seringkali akan menghadapi berbagai

macam keluhan sebagai pernyataan penderitaannya. Keluhan tersebut timbul sebagai

akibat adanya gangguan fisik, tetapi dapat pula berkaitan dengan problem emosional atau

kedua-duanya dalam waktu bersamaan. Didalam kepustakaan disebutkan bahwa

sekurang-kurangnya 25 – 30 % dari pasien yang berobat ke dokter datang dengan

problem emosional. Disamping itu dalam menghadapi penyakitnya, akan selalu ada

faktor-faktor emosional yang bekerja pada diri pasien, yang dapat mempengaruhi kondisi

penyakitnya. Seperti misalnya : dari pengalaman beberapa dokter disebutkan bahwa

beberapa penderita fraktur, penyakit infeksi, dan lain-lainnya lebih cepat sembuh apabila

ada rasa pengharapan pada dirinya. Tetapi apabila pasien merasa sedih, putus asa, merasa

gagal, merasa ditinggalkan dan dipersalahkan oleh sanak keluarganya, sehingga

kesembuhannya bisa akan lambat atau bahkan tidak akan menunjukkan respon terhadap

terapi walaupun pemberian obat, operasi dan lain-lainnya diberikan secara benar dan

tepat. Tidak jarang pula seorang dokter akan menjumpai reaksi emosional pasien yang

akan menghadapi tindakan pembedahan.

Gambaran diatas menunjukkan bahwa dokter dan psikiater yang sehari-harinya

memberi pertolongan pada pasiennya ternyata telah berhadapan pula baik secara sadar

maupun tidak dengan problem emosional yang ada pada diri pasien. Oleh karena itu

psikoterapi sangatlah dibutuhkan dalam penyembuhan pada orang-orang yang memiliki

masalah terutama masalah kesehatan jiwa.

Psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara

psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan

kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan,

mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang

lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-

teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.

1

Page 2: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

Psikoterapi yang dilakukan oleh dokter non psikiater itu adalah suatu metode

terapeutik yang merupakan “proper professional skill” seperti cabang ilmu kedokteran

yang lain, yang harus dipelajari secara sistematik dan ilmiah. Jadi tidak seperti yang

diduga semula, yang mengamggap bahwa psikoterapi yang mereka lakukan hanya berupa

sikap simpatik, sopan (good bedside manner), penghiburan (comfort and reassurance) dan

nasehat yang realistic serta rasional. Sikap yang disebutkan terakhir ini adalah sifat

kemanusiaan yang baik, yang umumnya efektif dalam hubungan social, dimana orang

yang terlibat dalam masalah itu masih dalam taraf “normal”. Dalam berhubungan secara

professional dengan pasien, tidak demikian halnya. Karena pasien yang dihadapi ada

dalam keadaan regresi, dimana hubungan pasien dengan dokternya bersifat dependen dan

berkualitas infantil.

Ada banyak jenis psikoterapi yang dapat diberikan untuk berbagai problem

pasien. Psikoterapi psikoanalitik adalah salah satu jenis psikoterapi, terapi ini hasil

modifikasi secara konseptual dan teknik yang didasarkan pada rumusan psikoanalisis

klasik, psikoterapi jenis ini yang akan dibahas dalam referat ini.

2

Page 3: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

BAB II

PSIKOTERAPI

2.1 Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara

psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan

kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan,

mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang

lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-

teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.

Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara

etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind”

atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau

“menagasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap

aspek kejiwaan” seseorang.

Psikoterapi adalah proses di mana para profesional kesehatan mental melihat

untuk membantu orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental dan gangguan

mental. Biasanya proses psikoterapi melibatkan banyak komunikasi verbal dan itulah

sebabnya sering juga dikenal sebagai terapi bicara.

Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang

pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam hubungan profesional secara

suka rela, dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-

gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan

kepribadian secara positif. Dalam psikoterapi, hubungan pasien-dokter serta pengenalan

pemindahan dan hambatan adalah sangat penting.

3

Page 4: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

Psikoterapi merupakan suatu seni, dan terapis yang baik dapat membuat

perbedaan yang bermakna. Secara umum, Anda harus mencari terapi yang cocok untuk

setiap pasien (yaitu, pasien akan merasa nyaman dengan suatu jenis terapi tertentu dan

juga terapisnya). Pasien-pasien menolak untuk diberi psikoterapi kecuali mereka merasa

mendapat keuntungan dan dapat melakukan toleransi terhadap hal-hal yang dilakukan;

angka gugur (drop out) dapat cukup tinggi. Terapi individual merupakan yang paling

banyak digunakan dan jenisnya sangat bervariasi; terapi kelompok, keluarga dan

perkawinan penggunaannya juga cukup luas.

Psikoterapi yang dilakukan oleh dokter non psikiater itu adalah suatu metode

terapeutik yang merupakan “proper professional skill” seperti cabang ilmu kedokteran

yang lain, yang harus dipelajari secara sistematik dan ilmiah. Jadi tidak seperti yang

diduga semula, yang mengamggap bahwa psikoterapi yang mereka lakukan hanya berupa

sikap simpatik, sopan (good bedside manner), penghiburan (comfort and reassurance) dan

nasehat yang realistic serta rasional. Sikap yang disebutkan terakhir ini adalah sifat

kemanusiaan yang baik, yang umumnya efektif dalam hubungan social, dimana orang

yang terlibat dalam masalah itu masih dalam taraf “normal”. Dalam berhubungan secara

professional dengan pasien, tidak demikian halnya. Karena pasien yang dihadapi ada

dalam keadaan regresi, dimana hubungan pasien dengan dokternya bersifat dependen dan

berkualitas infantil.

Pada zaman sekarang, semakin banyak orang yang memiliki masalah dalam

hidupnya dan diantara mereka berusaha mencari konseling dan terapi. Beberapa masalah

yang dihadapi antara lain : masalah dalam menjalin hubungan dengan orang lain, masalah

yang berhubungan dengan akademik, depresi, kecemasan, trauma, dan masalah dimasa

lalu yang mengganggu fungsi seseorang sehari – hari.

Banyak orang yang mencari psikoterapi dengan berbagai alasan, tetapi

kebanyakan dari mereka mencari psikoterapi karena mereka membutuhkan bantuan untuk

masalah – masalah yang sangat berat. Kebanyakan orang membicarakan masalahnya

kepada teman dan keluarga, tetapi itu tidak mampu memperbaiki keadaan dirinya.

Psikoterapi merupakan salah satu cara yang tepat untuk membicarakan masalah dan

mendapatkan pemecahannya. Oleh karena itu psikoterapi sangatlah dibutuhkan dalam

4

Page 5: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

penyembuhan pada orang-orang yang memiliki masalah terutama masalah kesehatan

jiwa.

Ada banyak jenis psikoterapi yang dapat diberikan untuk berbagai problem

pasien. Dengan pengecualian yang memungkinkan untuk sejumlah kecil metoda perilaku

dan kognitif perilaku tertentu, yang diterapkan untuk beberapa problem khas tertentu

pula, bukti akurat mengenai efektivitas psikoterapi belum ditemukan. Meskipun

demikian, terdapat banyak pengalaman yang sangat menarik perhatian, tetapi tidak akurat

menyatakan bahwa banyak jenis psikoterapi dapat membantu pasien; hampir semua

terapis melakukan edukasi, mengajajak pasien-pasien untuk menyatakan hal yang

menjadi perhatian mereka, mendorong mereka untuk mencoba perilaku yang baru, dsb.

sayangnya, indikasi spesifik untuk psikoterapi spesifik umumnya tidak tersedia.

2.2 Tujuan Psikoterapi

Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik

psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan

Corey (1991).

1. Menurut Corey (1991)

a) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang

tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan

terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari

konflik-konflik yang lama.

b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah secara umum untuk

menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakuakan dan mencari apa yang

dapat dilakuakn terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam

menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bias tercapai.

c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif

adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri

sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dab

5

Page 6: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif

untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.

d) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh

pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima

tanggung jawab daridorongan yang ad di dunia dalamnya yang bertentangan dengan

ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.

e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar

lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa

yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.

2. Menurut Ivey, et al (1987)

a) Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik adalah Untuk menghilangkan

kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku

yang lebih bias menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh

klien.

b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt, adalah agar seseorang lebih menyadari

mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.

c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk memenuhi kebutuhan

seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang

bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-

akibatnya.

2.3 Prinsip-prinsip Umum Psikoterapi

Seperti telah disebutkan, psikoterapi dilakukan dengan cara percakapan atau

wawancara (interview). Dalam suatu wawancara, tidak dapat dipisahkan antara sifat

terapeutik dan penegakan diagnosis. Biasanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

mengandung kedua aspek tersebut, yaitu untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal

dengan pasien (sifat terapeutik), dan untuk melengkapi data dalam usaha menegakkan

diagnosis. Dalam melakukan psikoterapi, wawancara harus lebih mengutamakan aspek

6

Page 7: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

terapeutiknya; data yang diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya

hubungan interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya, sehingga berartinya

suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis dengan pasiennya tersebut.

Dalam melakukan wawancara, hendaknya kita juga melakukan observasi secara

menyeluruh dengan teliti. Sambil mengajukan pertanyaan, kita juga mengamati dan turut

serta (sebagai participant observer) dalam proses yang sedang berlangsung pada saat dan

situasi tersebut (“the here and now”). Yang kita amati yaitu : (1). apa yang terjadi pada

pasien, (2). apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis sendiri, serta (3). apa yang

terjadi di antara terapis dan pasiennya. Dalam berhadapan dengan pasien, dokter atau

terapis mempengaruhi pasien dengan sikap dan perkataannya, dari menit ke menit, saat

ke saat. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan sebetulnya bukan hanya (a).apa yang kita

bicarakan, tetapi juga (b). bagaimana cara kita melakukannya, (c). kapan (saat atau waktu

yang tepat) kita mengungkapkan hal tertentu yang ingin kita sampaikan, serta

(d).bagaimana hubungan antara si penolong (dokter atau terapis) dan yang ditolong

(pasien) tersebut. Hal-hal tersebut dapat membuat pasien menjadi lebih tenang atau

sebaliknya menjadi tegang, lebih terbuka atau tertutup, lebih percaya atau pun curiga,

sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu ada pengaruh terapeutik maupun

kontraterapeutik, dan tidak pernah netral sama sekali, karena setiap orang mempunyai

latar belakang kepribadian dan pengalaman hidup yang berbeda-beda, yang

mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan menghayati segala sesuatu.

Hal yang sebaliknya juga perlu diingat, bahwa wawancara bukan hanya

menghasilkan pengaruh dokter atau terapis atas pasien, namun juga pengaruh pasien

terhadap dokternya. Sang dokter, sadar atau tidak, akan terpengaruh oleh sikap dan

perkataan pasien, yang akan tercermin dalam sikap, perasaan dan perilakunya sendiri.

Dipacu oleh sikap dan perilaku pasien terhadapnya (ditambah lagi dengan kehidupan

fantasinya sendiri), dokter atau terapis dapat menjadi tenang, tegang, santai, kuatir,

terbuka, tertutup, bosan, sedih, kesal, malu, terangsang, dll.; perasaan-perasaan tersebut

turut menentukan apa yang dikatakannya kepada pasien (atau tidak dikatakannya) dan

bagaimana ia mengatakannya. Untuk dapat mengatasi hal ini seorang dokter atau

terapis perlu belajar untuk memantau perasaan-perasaan reaktifnya tersebut, agar ucapan-

7

Page 8: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

ucapan dan sikapnya terhadap pasien sedapat-dapatnya beralasan profesional dan sedikit

mungkin tercampur dengan unsur-unsur yang berasal dari respons emosional

subyektifnya sendiri.

Agar tujuan terapeutik tercapai, hendaknya senantiasa diusahakan agar dokter

dapat menciptakan dan memelihara hubungan yang optimal antara dokter dan pasien.

Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pasien, senantiasa harus

dipertimbangkan bilamana dan bagaimana kita akan menanyakan hal tersebut. Bila

konteksnya kurang tepat, misalnya, pasien justru dapat merasa tersinggung atau

dipermalukan oleh pertanyaan kita (nyata atau tidak nyata), pasien mungkin akan

menolak atau menyangkal, atau akan membuat-buat jawabannya.

2.4 Jenis-Jenis Psikoterapi

Secara umum psikoterapi dibagi menjadi terapi individual, terapi kelompok,

terapi keluarga, terapi perkawinan dan terapi milieu. Selain pembagian umum seperti

diatas, psikoterapi juga dapat di bedakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,

berdasarkan dalamnya psikoterapi itu sendiri, berdasarkan teknik utama yang digunakan,

berdasarkan konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku, berdasarkan setting,

berdasarkan nama pembuat teori atau perintis metode psikoterapeutik, berdasarkan teknik

tambahan khusus yang digabung dengan psikoterapi, serta konseling, terapi interpersonal

dan intervensi krisis.

8

Page 9: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

BAB III

PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

3.1 Pengertian Psikoterapi Psikoanalitik

Psikoterapi psikoanalitik adalah terapi yang didasarkan pada rumusan

psikoanalisis yang telah dimodifikasi secara konseptual dan teknik. Tidak seperti

psikoanalisis, yang sebagian permasalahan akhirnya mengungkapkan dan bekerja

selanjutnya melalui konflik infantil saat timbul dalam neurosis transferensi, psikoterapi

psikonalitik memusatkan perhatian pada konflik pasien sekarang dan pola dinamika

sekarang yaitu, analisis masalah pasien dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri.

Juga tidak seperti psikoanalisis, yang sebagai tekniknya menggunakan asosiasi bebas dan

analisis neurosis transferensi, psikoterapi psikoanalitik ditandai dengan teknik wawancara

dan diskusi yang jarang menggunakan asosiasi bebas, Dan tidak seperti psikoanalisis,

psikoterapi psikoanalitik biasanya mcmbatasi kerjanya pada transferensi dengan suatu

diskusi reaksi pasien terhadap dokter pskiatrik dan orang lain. 

3.2 Teknik Terapi

Pada psikoterapi psikoanalitik pasien dan ahli terapi biasanya saling bertatap-

tatapan satu sama lainnya, yang membuat ahli terapi terlihat nyata dan bukan merupakan

kumpulan khayalan yang diproyeksikan. Tipe terapi ini jauh lebih fleksibel dibandingkan.

psikoanalisis, dan dapat lebih sering digunakan bersama-sama dengan medikasi

psikotropik dibandingkan psikoanalisis.

Psikoterapi psikoanalitik dapat terentang dari wawancara suportif tunggal,

memusatkan pada masalah yang sekarang dan menekan, sampai terapi selama bertahun-

tahun, dengan satu sampai tiga wawancara dalam seminggu dengan lama yang bervariasi.

Berbeda dengan psikoanalisis, psikoterapi psikoanalitik mengobati sebagian besar

gangguan yang dalam bidang psikopatologi.

9

Page 10: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

3.2.1 Psikoterapi berorientasi tilikan

Tilikan adalah pengertian pasien tentang fungsi psikologisnya dan

kepribadiannya. Untuk mencapai tilikan, klinisi harus menyebutkan bidang atau tingkat

pengertian atau pengalaman di mana pasien berada, Penekanan dokter psikiatrik pada

terapi berorientasi tilikan (juga disebut terapi ekspresif dan psikoterapi psikoanalitik

intensif) adalah pada nilai di mana pasien menggali sejumlah tilikan baru ke dalam

dinamika perasaan, respon, perilaku sekarang dan khususnya, hubungan mereka sekarang

dengan orang lain. Dalam lingkup yang lebih sempit penekanan adalah pada nilai untuk

mengembangkan tilikan ke dalam respon pasien terhadap ahli terapi dan respon pada

masa anak – anak. Terapi berorientasi tilikan adalah terapi yang terpilih untuk seorang

pasien yang meniiliki kekuatan ego yang adekuat tetapi, karena satu dan lain alasan, tidak

dapat atau tidak boleh menjalani psikoanalisis.

Efektivitas terapi tidak tergantung semata-mata pada tilikan yang dikembangkan

atau digunakan. Respon terapi pasien juga didasarkan pada faktor – faktor tertentu seperti

pengungkapan perasaaan dalam suasana yang tidak menghakimi tetapi memiliki batas-

batas, identifikasi dengan ahli terapi, dan faktor hubungan lainnya. Hubungan terapetik

tidak memerlukan suatu penerimaan tanpa pilih – pilih sama sekali terhadap apa yang

dikatakan dan dilakukan pasien. Kadang – kadang ahli terapi harus mengintervensi sisi

ego yang relatif lemah dengan memberikan bukti-bukti yang tidak dapat disanggah

sehingga pasien dapat mencoba untuk mencapai penyesuaian yang lebik baik atau dengan

menentukan batas yang realistik untuk perilaku maladaptif pasien.

3.2.2 Psikoterapi suportif

Psikoterapi suportif (juga disebut psikoterapi berorientasi hubungan) menawarkan

dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit,

kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk

memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang

telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi

pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan

10

Page 11: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu

kuat untuk dihadapi. Terapi suporttif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri

atau kombinasi, termasuk :

kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah

pemuasan kebutuhan tergantungan

mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya

membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya,

hobi)

istirahat dan penghiburan yang adekuat

menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin

perawatan di rumah sakit jika diindikasikan

medikasi untuk menghilangkan gejala

bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini

rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi,

terdorong dan tidak merasa cemas.

Psikoterapi suportif cocok untuk berbagai penyakit psikogenik.  Terapi ini dapat

dipilih jika penilaian diagnostic menyatakan bahwa proses kematangan yang bertahap

didasarkan pada perluasan sasaran baru untuk identifikasi, adalah jalan yang paling

menjanjikan untuk perbaikan. Semua  dokter  kiranya harus dapat melakukan psikoterapi

suportif jenis : katarsis, persusi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan

(konseling). Oleh karena itu, hal ini akan dibicarakan secara singkat di bawah ini.

Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.

Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang,

karena ia lalu dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu

oleh dokter dengan sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan

11

Page 12: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

terlalu banyak memotong bicaranya (menginterupsi). Yang dibicarakan ialah

kekhawatiran, impuls-impuls, kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.

Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta

baik-baiknya atau fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting

untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu dibangkitkan,

diubah atau diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau dikurangi, serta

pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat menganggu. Pasien pelan-pelan

menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.

Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien

atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang. Dokter

sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta

menunjukkan empati. Pasien percaya pada dokter sehingga kritiknya berkurang dan

emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu

dan ia mulai percaya. Bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam, maka

sugesti akan efektif, umpamanya pada reaksi konversi yang baru dan dengan konflik

yang dangkal atau pada neurosa cemas sesudah kecelakaan.

Sugesti dengan aliran listrik (faradisasi) atau dengan masasi kadang-kadang juga

menolong, tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak menjadi tetap, karena pasien

menganggap pengobatan itu datang dari luar dirinya. Jadi sugesti harus diikuti dengan

reeduksi. Anak-anak dan orang dengan inteligensi yang sedikit kurang serta pasien yang

berkepribadian tak matang atau histerik lebih mudah disugesti. Jangan memaksa-maksa

pasien dan jangan memberikan kesan bahwa dokter menganggap ia membesar-besarkan

gejalanya. Jangan menganggu rasa harga diri pasien. Pasien harus percaya bahwa gejala-

gejalanya akan hilang dan bahwa tidak terdapat kerusakan organik sebagai penyebab

gejala-gejala itu. Ia harus diyakinkan bahwa bila gejala-gejala itu hilang, hal itu terjadi

karena ia sendiri mengenal maksud gejala-gejala itu dan bahwa timbulnya gejala itu tidak

logis.

12

Page 13: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus

atau sambil lalu dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi secara

adekuat (cukup, memadai). Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau

dengan menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.

Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang praktis dan khusus (spesifik)

yang berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia lebih sanggup

mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia, cara

berkomunikasi, bekerja dan belajar, dan sebagainya.

Penyuluhan atau konseling (counseling) ialah suatu bentuk wawancara untuk

membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat mengatasi suatu

masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan diri. Konseling biasanya dilakukan sekitar

masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan pribadi.

Kerja kasus sosial (social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai

suatu proses bantuan oleh seorang yang terlatih (pekerja sosial atau social worker) kepada

seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan sosial khusus. Fokusnya ialah

pada masalah luar atau keadaan sosial dan tidak (seperti pada psikoterapi) pada gangguan

dalam individu itu sendiri. Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar

kepribadian, tujuannya ialah hanya hendak menangani masalah situasi pada tingkat

realistik (nyata).

Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun

berupa latihan kerja tertentu agar ia terapil dalam hal itu dan berguna baginya untuk

mencari nafkah kelak.

3.2.3 Pengalaman Emosional Korektif

Hubungan antara terapis dan pasien memberikan terapis kesempatan untuk

menunjukkan perilaku yang berbeda dengan perilaku yang merusak dan tidak produktif

dari orang tua pasien. Terkadang, pengalaman seperti ini tampak menetralkan atau

membalikkan beberapa pengaruh kesalahan orang tua. Jika pasien memiliki orang tua

13

Page 14: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

yang terlalu otoriter, sikap terapis ramah, fleksibel, tidak menghakimi, dan tidak otoriter

—tetapi terkadang tegas dan memiliki batasan—berarti pasien memiliki kesempatan

untuk menyesuaikan dengan , dipimpin oleh, dan menganggap sama tipe figure orang tua

baru. Franz Alexander menyebut proses tersebut pengalaman emosional korektif.

Memberikan pengalaman emosional korektif di dalam psikoterapi sesuai bagi

berbagai penyakit psikogenik. Contohnya, hal itu mungkin berguna jika pasien menolak

psikoterapi berorientasi tilikan atau dianggap terlalu terganggu emosionalnya untuk

prosedur seperti itu. Terapi suportif dapat dipilih ketika penilaian diagnostic

menunjukkan bahwa proses pematangan bertahap didasarkan pada elaborasi focus baru

identifikasi, merupakan jalur yang paling menjanjikan untuk perbaikan. Table

menguraikan perbandingan dan gambaran mengenai jenis-jenis terapi yang didiskusikan

di bagian ini.

14

Page 15: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

Psikoterapi Psikoanalitik

Ciri Psikoanalisis Cara Ekspresif Cara Suportif

Frekuensi Teratur empat hingga lima kali per minggu selama 50 menit

Teratur satu hingga tiga kali per minggu; setengah hingga satu jam

Fleksibel satu kali per minggu atau kurang; atau seperlunya, setengah hingga satu jam

Durasi Jangka panjang biasanya 3 hingga 5 tahun

Jangka pendek atau jangka panjang; beberapa sesi hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun

Jangka pendek atau jangka panjang intermiten; satu sesi hingga seumur hidup

Keadaan Pasien terutama diatas sofa dengan analis yang tidak terlihat

Pasien dan terapis berhadapan; kadang-kadang menggunakan sofa

Pasien dan terapis berhadapan; sofa dikontraindikasikan

Modus operandi Analisis sistematis dari semua transferens (positif dan negatif) serta resistensi; fokus utama pada analis dan peristiwa di dalam sesi; neurosis transferens difasilitasi; regresi didorong

Analisis parsial mengenai dinamik dan pertahanan; fokus pada peristiwa interpersonal saat ini dan transferens pada orang lain di luar sesi; analisis transferens negatif; transferens positif dibiarkan tidak digali kecuali menghambat perkembangan; regresi terbatas didorong.

Pembentukan persekutuan teurapetik serta hubungan objek yang sebenarnya; analisis transferens dikontraindikasikan dengan sedikit pengecualian; fokus pada peristiwa eksternal yang disadari; regresi dihambat

Peran ahli terapis Kenetralan total; frustasi pasien; peran cermin reflektor

Netralitas yang dimodifikasi; pemuasan implisit pada pasien serta aktivitas besar

Netralitas ditunda; pemuasan, arah, dan penguatan ekspilisit dibatasi

Agen perubahan mutatif

Tilikan mendominasi di dalam lingkungan yang relatif kurang

Tilikan di dalam lingkungan empatik; identifikasi dengan objek yang baik

Ego pengganti atau pembantu sebagai pembantu sementara; lingkungan yang merangkul; tilikan hingga derajat yang memungkinkan

Populasi pasien Neurosis; psikopatologi karakter ringan

Neurosis; psikopatologi karakter ringan hingga sedang, terutama gangguan kepribadian narsistik dan ambang

Gangguan karakter berat; psikosis laten atau nyata; krisis akut; penyakit fisik

15

Page 16: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

Syarat pasien Motivasi tinggi; kesadaran psikologis; hubungan objek yang baik sebelumnya; kemampuan untuk memperlihatkan neurosis transferens; toleransi frustasi yang baik

Motivasi yang tinggi atau sedang serta kesadaran psikologis; kemampuan untuk membentuk persekutuan terapeutik; sedikit toleransi terhadap frustasi

Beberapa derajat motivasi dan kemaampuan untuk membentuk persekutuan terapeutik

Tujuan dasar Reorganisasi struktur kepribadian; pemulihan konflik bawah sadar; tilikan pada peristiwa intrapsikik; pemulihan gejala merupakan hasil tidak langsung.

Reorganisasi parsial kepribadian dan pertahanan; pemulihan derivat konflik sadar dan prasadar, tilikan pada peristiwa interpersonal saat ini; hubungan objek yang membaik, pemulihan gejala merupakan tujuan atau awal untuk penggalian lebih lanjut

Reintegrasi diri dan kemampuan mengatasi masalah; stabilisasi atau pemulihan keseimbangan yang sebelumnya ada; penguatan pertahanan; penyesuaian atau penerimaan yang lebih baik terhadap pemulihan gejala patologis dan rekonstruksi lingkungan sebagai tujuan utama

Teknik utama Metode asosiasi bebas mendominasi; interpretasi dinamik sepenuhnya (termasuk konfrontasi, klarifikasi, dan penyelesaian), dengan penekanan rekonstruksi genetik

Asosiasi bebas terbatas; konfrontasi, klarifikasi, dan interpretasi parsial mendominasi dengan penekanan pada interpretasi saat ini serta interpretasi genetik yang terbatas

Metode asosiasi bebas dikontraindikasikan; saran (nasihat) mendominasi, abreaksi berguna; konfrontasi, klarifikasi, dan interpretasi saat ini bersifat sekunder; interpretasi genetik dikontraindikasikan

Terapi tambahan Terutama dihindari; jika diterapkan, semua makna negatif dan positif serta kaitannya dianalisis

Mungkin diperlukan (cth., obat psikotropik sebagai cara sementara); jika diterapkan, akibat negatif digali dan dicampur

Sering diperlukan (cth., obat psikotropik, terapi keluarga, terapi rehabilitasi, atau perawatan di rumah sakit), jika diterapkan, akibat positif ditekankan

16

Page 17: PSIKOTERAPI PSIKOANALITIK

BAB IV

KESIMPULAN

Psikoterapi memang merupakan ilmu dan ketrampilan tersendiri yang bermanfaat

untuk pasien-pasien dengan problem kejiwaan khususnya dan problem kesehatan pada

umumnya. Ilmu dan ketrampilan ini dapat diajarkan dan dipelajari namun memerlukan

waktu yang tidak sedikit, ketekunan serta kepribadian terapis yang juga tidak kalah

pentingnya.

Untuk dokter umum yang bertugas sebagai ujung tombak dalam sistem

pelayanan kesehatan di tanah air, psikoterapi penting untuk dipelajari, walaupun

memerlukan waktu yang khusus dan cukup lama untuk mempelajari kembali karena

terdiri atas teknik-teknik dan metode tertentu. Oleh karena itu, minimal konseling dan

psikoterapi suportif hendaknya dapat dipahami dengan baik. Psikoterapi dapat menambah

efektivitas terapi lain; bila serang dokter tidak memahaminya, bukan hanya tidak akan

menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya diharapkan dapat menghindarkan

hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.

17