radiology

Upload: soppy-saogo

Post on 15-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yyytytu

TRANSCRIPT

RADIOLOGY Rabu, 13 November 2013ANATOMI SINUS PARANASALIS Tengkorak manusia selain terdiri dari tulang tulang wajah, juga memiliki rongga rongga udara yang lebih dikenal dengan sinus paranasal. Sinus paranasal ada empat bagian , dan terdapat di tulang wajah antara lain sinus frontalis pada os frontalis, sinus ethmoidalis pada os ethmoidalis, sinus sphenoidalis pada os sphenoid dan sinus maxillaris pada os maxilla (Ballinger W Phillips 2003).Sementara itu pengertian sinus paranasal adalah ruangan atau rongga yang berada pada tulang tengkorak. Rongga ini berisi udara yang berfungsi untuk meringankan berat kepala, sehingga pada saat seseorang terserang influenza maka kepala penderita akan terasa berat karena peradangan pada rongga sinus yang berisi cairan. Fungsi lain dari sinus ini untuk memperkeras suara pembicaraan. Jalur udara pada sinus sinus tersebut akan meresonansi suara selama produksi suara berlangsung. ( Clark, 2005:275 )Selain itu, rongga rongga tersebut ikut berperan membentuk tengkorak yang berguna untuk penampilan bentuk dari wajah manusia. Terjadinya perubahan bentuk muka pada masa pubertas dipengaruhi oleh sinus sinus tersebut karena mengalami perkembangan. Sinus ini dalam keadaan normal dilapisi oleh mukosa tipis yang melekat pada dinding sinus. Semua rongga atau sinus ini berhubungan dengan saluran pernapasan.

Sinus pada fetus merupakan perkembangan dari kantung dan secara perlahan lahan akan tumbuh besar membentuk rongga rongga sehingga terbentuklah sinus sinus lainnya. Secara radiografi rongga ini tampak terisi udara pada saat lahir, dibandingkan dengan rongga lain yang lebih lama berkembang dan tidak tampak terisi udara.

Gambar 2.1 Anatomi Sinus Paranasal (http://www.google.co.id/)

Sinus paranasal terdiri dari 4 kelompok yaitu:1. Sinus Frontalis Sinus frontalis merupakan sinus terbesar kedua setelah sinus maxillaris. Sepasang sinus ini terletak antara bidang terluar dan dalam dari tulang frontalis. Sinus frontalis bentuk dan ukurannya berubah ubah dan sering memperluas diri ke daerah di luar tulang frontalis, sebagian besar sering menuju permukaan orbita. Sinus frontalis ini bentuknya tidak simetris, hal ini disebabkan karena disekitarnya terdapat macam macam septum. Dinding sinus ini ditandai oleh septum yang tidak lengkap yang akan memisahkan sinus frontalis.2. Sinus EthmoidalisSinus ethmoidalis memiliki dua labirin ethmoidale yang berada dalam masses lateral tulang ethmoidal. Labirin disusun beraneka macam air cell, dan cell pada setiap kapsul dibagi kedalam tiga kelompok yang dinamai menurut posisinya yaitu cell ethmoid anterior berjumlah 10 sampai 12 buah, cell etmoid medial berjumlah 3 sampai 4 buah, dan cell ethmoid posterior berjumlah 1 sampai 7 buah. ( Bajpai RN,1991 )3. Sinus SphenoidalisSinus sphenoidalis secara normal jumlahnya sepasang dan menempati badan tulang dari sphenoid. Sinus ini banyak mengalami perubahan dari segi ukuran dan bentuk, biasanya tidak simetris. Sinus sphenoidalis berada tepat dibawah sellatursica dan meluas sampai diantara dorsum sellae dan ethmoid air cell posterior.4. Sinus MaxillarisSinus maxillaris merupakan sinus sinus terbesar dan disebut juga antrum of highmore. Jumlahnya sepasang dan terletak pada sisi hidung di dalam tulang maxilla. Pada proyeksi lateral bentuknya segi 4 panjang tapi sebenarnya berbentuk piramid yang memiliki 3 dinding. Ukuran dari sinus maxillaris adalah : tinggi vertical 3,5 cm , ukuran transversal (lebar 2,5 cm, dan panjang anteroposterior 3,2 cm, dan kapasitas 15 ml. Sedangkan osteum atau pintu sinus terletak di meatus media rongga hidung di bagian posterior hiatus semilunaris. Pintu sinus maxillaris ini lebih dekat ke akar sinus daripada ke dasar sinus, maka terdapat gangguan alami dalam pembebasan aliran cairan sinus (Bajpai RN, 1991) Dari segi klinis, anatomi maksilaris diantaranya adalah dasar sinus maksilaris sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu premolar, molar, dan juga kadang kadang gigi taring (caninus) dan gigi molar 3, bahkan akar akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik keatas menyebabkan sinusitis. Keadaan sinus normal pada gambaran rontgen akan tampak berwarna lucent (keabu abuan) karena rongga tersebut berisi udara dan dapat diperlihatkan dengan proyeksi occipitomental. Sinus normal mempunyai translucent yang kira kira sama dengan rongga orbita. Sinus sinus tersebut dilapisi mukosa tipis sehingga sulit divisualisasikan dengan gambaran rontgen.Diposkan oleh NADYA ULFAH di 07.28 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestPATOLOGI PADA SINUS PARANASALIS

Secara umum sinus paranasal sering mengalami kelainan yang diakibatkan karena adanya peradangan. Indikasi lain dari pemeriksaan sinus paranasal adalah sinusitis yang terjadi jika pada rongga sinus terdapat cairan, trauma pada kepala bagian muka yang memungkin pendarahan dan polip pada rongga sinus, tumor dirongga sinus.Menurut rasad (1999), ada beberapa penyebab terjadinya sinusitis yaitu :a. Infeksi sinus paranasalisInfeksi pada sinus paranasal sangat sering terjadi dengan gejala klinis yang nyata. Yang paling sering adalah rhinitis dengan sinusitis sebagai komplikasi, yang terbanyak adalah sinusitis bacterial, yaitu sinusitis yang terjadi karena adanya infeksi dari sinus ke sinus yang menyebabkan ostium tersumbat yang diikuti pembentukan secret yang berlebihan. Sinusitis akut adalah peradangan akut mukosa pada sebagian atau seluruh sinus paranasal. Sedangkan sinusitis kronis adalah proses peradangan kronis pada mukosa dan dinding tulang dari sinus paranasal. Bakteri yang sering ditemukan pada sinusitis adalah streptococcus, pneumococcus, stafilococcus.b. TraumaInfeksi sinus paranasal juga sering terjadi oleh adanya trauma pada muka, yang selajuntnya harus secepat mungkin dilakukan pemeriksaan radiologi, oleh karena ada beberapa informasi yang sangat penting yang harus diketahui. Antara lain ada atau tidaknya fraktur yang menyebabkan gangguan fisilogis normal sinus, mulut, dasar hidung dan orbita.Fraktur pada tulang tulang muka dapat menyebabkan perselubungan pada sinus paranasal, hal ini karena adanya pendarahan (fraktur pada salah satu dinding sinus) atau gangguan aliran (drainase) pada daerah bagian bawah sinus.c. Kista RetensiKista retensi terbentuk dar kelenjar kelenjar mucus sekresi yang tersumbat pada mukosa yang terdapat di dinding sinus. Biasanya yang sering terserang adalah sinus maxillaris, bentuknya conveks dan homogen. Dan apabila kista ini makin lama makin besar maka akan membentuk air fluid level.d. TumorTumor pada sinus paranasal biasanya disekitar cavum nasi, ditandai dengan gejala gejala yang sesuai denga lokasi massa tersebut, antara lain penyumbatan hidung. Tumor ini sangat jarang memberikan gejala yang khas, sehingga baru dapat didiagnosis setelah tumor ini meluas kemana mana. Oleh karena itu pemeriksaan lebih awal mempunyai peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosa dini dan menentukan peta luasnya daerah yang terserang. Tanda klasi tumor ini adalah destruksi (merusak) tualng tulang yang agresif dan meliputi seluruh ruangan sinus.Diposkan oleh NADYA ULFAH di 07.25 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestKUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI Kualitas gambar dapat didefinisikan sebagai rasio antara signal dan noiseKualitas Gambar = Signal : Noisea. Signal adalah informasi yang diperlukan dari sistem pencitraan, misalnya radiografb. Signal dapat didefinisikan sebagai siza minimum objek yang harus terlihatc. Noise adalah sesuatu yang dapat mengurangi signal pada gambarand.Noise, dalam film / screen sistem konvensional, dapat didefinisikan sebagai graininess gambar Eksposi dan proses pada film akan menghasilkan derajat dan pola penghitaman film yang tergantung dari berbagai factor. Beberapa kualitas gambar yang dapat dilihat pada hasil gambaran radiografi adalaha. Densitas RadiografiMenurut Stuart dan Michael, densitas radiografi adalah keseluruhan derajat penghitaman pada film radiografi yang telah dieksposi dan mengalami proses pencucian.b. Kontras RadiografiMenurut Stuart dan Michael, kontras radiografi biasanya melukiskan jarak atau perbandingan hitam dan putih pada gambaran radiografi.c. Detail RadiografiDetail radiografi adalah hasil gambaran radiografi yang mampu memperlihatkan struktur yang kecil dari organ yang difoto.d. KetajamanKetajaman adalah hasil gambaran radiografi yang mampu memperlihatkan batas yang tegas bagian-bagian objek yang difoto sehingga struktur organ terlihat dengan baik. Adapun pembahasan tentang:a. Densitas RadiografiMenurut The Collaboration for NDT Education. 2010. Radiography Densitas film adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara teknik, hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada film berbahan dasar transparan yangdiukur sejak saat cahaya ditransmisikan melewati film. Densitas merupakanfungsi logaritma yang menjelaskan suatu perbandingan dari dua pengukuran,secara spesifik merupakan perbandingan antara intensitas cahaya yang masuk kefilm (I0) terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati film (It).D=logI0ItDensitas film diukur dengan alat yang disebut densitometer. Secara sederhana, densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric sensor) yang dapat menghitung banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati selembar film. Film diletakkan di antara sumber cahaya dengan sensor dan pembacaan densitas dilakukan oleh instrumen. b. Kontras Radiografi

Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010.Radiography Kontras radiografi merupakan derajat densitas perbedaan antara dua area pada gambar radiografi. Kontras memudahkan identifikasi ciri-ciri yang berbeda pada area inspeksi seperti goresan, patahan dan sebagainya. Gambar di bawah menunjukkan perbedaan dua film hasil radiografi dengan obyek yang sama yaitu stepwedge. Gambar radiografi yang atas memiliki kontras yang lebih tinggi, sedangkan gambar yang bawah memiliki kontras yang lebih rendah. Saat keduanya disinari pada material dengan ketebalan yang sama, gambar dengan kontras yang tinggi memberikan perubahan densitas radiografi yang mencolok. Pada kedua gambar terdapat lingkaran kecil dengan densitas yang sama. Lingkaran ini lebih mudah diamati pada gambar radiografi dengan kontras yang tinggi.

Gambar 1. Radiografi dengan kontras tinggi dan kontras rendah.Ada dua hal yang mempengaruhi kontras radiografi , yaitu subyek kontras dan detektor kontras atau film radiografi itu sendiri.1) Subjek kontrasSubyek kontras merupakan perbandingan intensitas radiasi yang ditransmisikan melewati area berbeda dari maerial yang diinspeksi. Hal ini tergantung pada kemampuan serapan material yang berbeda-beda, panjang gelombang radiasi dan intensitas radiasi serta hamburan balik radiasi (back scattering).Perbedaan material dalam menyerap radiasi, berakibat pada tingkat kontras film radiografi. Perbedaan ketebalan atau massa jenis material yang lebih besar, akan memberikan perbedaan densitas radiografi atau kontras yang semakin besar. Akan tetapi, dari satu obyek material bisa dihasilkan dua gambar radiografi dengan kontras yang berbeda. Sinar-X yang ditembakkan dengan kV yang lebih kecil akan menghasilkan gambar radiografi dengan kontras yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena energi radiasi yang rendah lebih mudah diserap oleh bahan, sehingga perbandingan foton yang ditransmisikan melewati material yang tebaldan tipis akan lebih besar dengan energi radiasi rendah.

Gambar 2. Visualisasi penyinaran radiasi stepwedge dengan kV berbedaSecara umum jika senstivitas tinggi, maka latitude akan rendah. Radiographic latitude merupakan jangkauan ketebalan material yang bias tergambar pada film. Hal ini berarti banyaknya area dari ketebalan yang berbeda akan tampak pada gambar. Gambar radiografi yang baik memiliki kontras dan latitude yang seimbang, artinya cukup kontras untuk mengidentifikasi ciri-ciri area inspeksi, tapi juga menyakinkannya dengan latitude yang baik, sehingga seluruh area dapat diinspeksi dalam satu gambar radiografi.1) Film kontrasKontras film merupakan perbedaan densitas yang dihasilkan oleh setiap tipe film radiografi yang telah melalu proses radiografi (Chris Gunn, 2002:175). Penyinaran radiasi pada film untuk mendapatkan film dengan densitas yang lebih tinggi secara umum akan meningkatkan kontras pada gambar radiografi. Kurva karakteristik film secara umum ditunjukkan padagambar di bawah. Kurva ini memberi gambaran tentang respon film terhadap jumlah penyinaran radiasi. Dari bentuk kurva dapat dilihat bahwa saat film tidak mengalami interaksi dengan foton, kurva memiliki tingkat kemiringan yangrendah. Pada daerah kurva ini, perubahan penyinaran radiasi yang besar hanya akan memberi sedikit perubahan densitas film, sehingga sensitivitas film relatif rendah.Menurut Plaast 1969, kurva karakteristik merupakan sebuah kurva yang memberikan hubungan antara nilai densitas dengan factor eksposi yang dihasilkan oleh serangkaian eksposi (Dalam Win Priantoro, 2009:7) , adapun fungsi dari kurva karakteristik yaitu:a) Untuk mengetahui besar kecilnya fog levelb) Untuk menilai kontrasc) Untuk menilai besar kecilnya nilai latituded) Untuk menilai densitas maksimume) Untuk menilai daerah solarisasif) Untuk membandingkan kecepatan filmKurva ini pertama kali ditemukan oleh Hurteen dan Drifield pada tahun 1890, maka dari itulah kurva ini biasanya disebut juga dengan kurva H dan D.

Gambar 3. Kurva KarakteristikDapat disimpulkan bahwa kontras radiografi memiliki unsur yang berbeda : Kontras Objektif, perbedaan kehitaman ada seluruh bagian citra yang dapat dilihat & dinyatakan dengan angka. Adapun penyebabnya :o Faktor radiasi Kualitas sinar primer Sinar hambur / scattero Faktor filmo Faktor processing Jenis & susunan bahan pembangkit Waktu & suhu pembangkitkan Lemahnya cairan pembangkit Agitasi film Reducer Kontras Subjektif, yaitu perbedaan terang di antara bagian film, jadi tidak dapat diukur, tergantung dari pemirsa/pengamata. KetajamanCitra-radiografi merupakan bentuk bayangan; citra yang diperoleh sebagai akibat dari sinar x melalui tubuh, mirip dengan bayangan pada tembok bila melewatkan sinar matahari pada tubuh. Bayangan yang membentuk citra radiografi haruslah dengan bentuk yang jelas dan tajam, dimana tingkat pengaburannya berkurang. Pada praktek bentuk bayangan sering diikuti oleh pengaburan, dimana tingkat pengaburan itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti:1) Faktor Geometrik; yang berhubungan dengan pembentukan citra (misal : ukuran, jarak)2) Faktor Goyang; yang berhubungan dengan penderita (pasien) dan alat3) Faktor Fotografi atau intrinsik; yang berhubungan dengan bahan perekam citra.4) Layar Pendar terdiri dari kristal fosfor yang bila terkena sinar-x akan memendarkan cahaya, ini menimbulkan ketidaktajaman bentuk.5) Efek Parallax pengamatan dari jarak tertentu dengan sudut yang berbeda.6) Emulsi film iradiation, yakni menyebar/melebarnya cahaya yang tiba pada film, menyebabkan ketidaktajaman bentuk citraKetajaman Radiografi dimaksudkan untuk membedakan detail dari struktur yang dapat terlihat pada citra radiografi. Karena itu, semu faktor mengatur kontras (perbedaan densitas) juga mempengaruhi ketajaman. Faktor ini bersifat obyektif karena dapat diukur. Ketajaman dapatr juga dipengaruhi oleh faktor yang tidak obyektif yang disebut faktor subyektif, sangat bervariasi tidak dapat diukur, termasuk hal yang berada di luar. Citra seperti kondisi dari viewer boleh dikatakan bahwa ketajaman yang dimaksud adalah kualitas visual yang lebih bersifat subyektif.Adapun faktor yang dapat mempengaruhi ketajaman, yaitu:1) Faktor Citra Radiografi, meliputi:a) Ketajaman dan kontras objektifb) Tingkat eksposiBila citra radiografi berbatas/berbentuk jelas, benda densitas masih dapat diamati, walau tingkat densitasnya sedikit (ketajaman baik walau dengan kontras yang sangat rendah). Jika citra radiografi dengan perbedaan densitas tinggi, struktur masih dapat terlihat jelas walau dengan batas yang tidak begitu tegas (ketajaman masih dapat dilihat, walaupun detail struktur tidak optimal).Pada praktek radiografi, hal itu dapat kita temukan pada x-foto abdomen untuk melihat struktur dari janin, terlihat adanya perbedaan densitas yang kecil, namun bentuk janin terlihat jelas. Juga pada x-foto abdomen anak kecil tertelan uang logam terlihat adanya perbedaan densitas yang tinggi, ketajaman uang logam masih terlihat walau bentuknya tidak tegas (uang logam bergerak). Dengan demikian, batas yang tegas dari citra radiografi tidak hanya tergantung oleh ketajaman/kontras tetapi dari keduanya. Tingkat eksposi signifikan merubah kontras yang terlihat pada citra radiografi. Bila terjadi overexposure maka densitas pada seluruh bidang film juga meningkat, tetapi kontras obyektif (overexposure tidak berlebihan) tidak berubah, karena perbedaan melewatkan cahaya dari seluruh bidang x-foto tetap ada dan dapat diukur. Karena densitas yang demikian besar, mata sudah tidak dapat lagi melihat, karena tidak ada lagi cahaya dari viewer yang dapat melaluinya. Oleh karena itu pemirsa mengatakan bahwa kontras visual berkurang karena overexposure, jadi kontras visual ini bersifat subyektif tidak dapat diukur. Pada underex posure dimana densitasnya sangat minim menyebabkan kontras obyektif dan subyektif menjadi kurang.2) Faktor Viewer/Illuiminator (alat baca x-foto)Hubungannya terhadap detail (devinition) adalah dengan contras subyektif faktor viewer dapat dilihat dari segi:a) PeneranganPenerangan lampu viewer dapat dengan berbagai warna, intensitas, dan homogenitas; diluminator yang moderen denfgan dilengkapi dengan beberapa lampu TL yang memancarkan cahaya biru cerah dan homogen, dapat meningkatkan nilai kontras kontras-fisual. X-foto yang overexposure dengan menaikan intensitas penerangan illuminator akan meningkatkan kontras subyektif, sedangkan yang underexposure intensitas cahaya diturunkan hingga kontras visual dapat tercapai. Pada umumnya viewer dilengkapi dengan alat pengatur terangnya cahaya, sesuai dengan keadaan citra radiografi yang sedang ditayangkan. Ruang baca x-foto sebaiknya ruangan redup (watt rendah) sehingga cahaya yang keluar dari viewer dapat diamati dengan baik.b) Penglihatan PemirsaKontras citra radiografi oleh mata kelihatnaya dipengaruhi oleh tingkat penerangan yang diadaptasi, dan oleh silaunya cahaya viewer. Mata yang beradaptasi dengan cahaya terang tidak dapat mengamati perbedaan densitas pada tingkat gelap, dan detail. Juga bila viewer dengan x-foto densitas sedikit, melewatkan cahaya yang menyilaukan, menyebabkan kegagalan untuk melihat detail struktur. Untuk mencegah cahaya yang menyilaukan, viewer dilengkapi dengan semacam diagfragma yang dapat membatasi luas penerangan. Spot light yang berada di luar viewer gunanya untuk mengamati bagian tertentu dari film yang densitasnya gelap.b. DistorsiMerupakan perbandingan yang salah dari struktur yang direkam, bentuk serta hubungan dengan struktur lainnya kurang betul. Hasil yang benar diperoleh bila garis tengah struktur yang akan di x-foto berada sejajar dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-x. Hal ini sering terlihat pada x-ray foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray foto gigi akan terlihat bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek.c. Ukuran Citra RadiografiKarena sinar-x yang memencar dari focus sifatnya divergen mengaklibatkan ukuran citra radiografi boleh disebut menjadi lebih besar dari ukuran sebenarnya. Adapun pembesaran yang terjadi disebabkan oleh jarak focus ke film (FFD), jarak film ke objek (FOD), garis tengah struktur sejajar film dan tegak lurus dengan pusat sinar x. Menghitung besarnya pembesaran :ukuran sebenarnya = (ukuran citra x FOD) : FFDd. Detil dan Ukuran ObjekObyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil ukuran obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan.Sebagai contoh, bila ukuran obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat diamati (tidak mengalami kekaburan), begitu pula bila ukuran obyek diperkecil, maka detil yang dihasilkan juga dapat diamati (tidak mengalami kekaburan). Jadi ketika tidak terjadi kekaburan maka baik obyek yang besar maupun yang kecil dapat kita amati. Sekarang bagaimana kalau obyek tersebut kita kaburkan?Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detil gambar.Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu:1) Kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detil anatomi obyek. Padahal hal tersebut sangat penting dalam penggambaran citra medik.2) Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik. Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah kekaburan (blurring).3)Kekaburan menurunkan karakteristik citra medik yang disebut resolusi bagian (spatial resolution). Resolusi adalah pengaruh dari kekaburan yang dapat diukur dengan mudah dan digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan karakteristik kekaburan dari system dan komponen citra medik. Resolusi digambarkan sebagai banyaknya jumlah pasang garis (LP) yang tampak dalam setiap satuan mm. Menaikkan nilai LP/mm biasanya berhubungan dengan menaikkan detil citra medik. Oleh sebab itu resolusi bagian yang tinggi (baik) menandakan kenampakan (visibility) detil anatomi yang akurat.

Diposkan oleh NADYA ULFAH di 07.19 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestSEJARAH PERKEMBANGAN CT SCAN Nama lain dari Computed Tomography yaitu : Computerized aided tomography (gambaran yang asli), Reconstructive tomography (Gambar tidak langsung jadi, harus direkonstruksi terlebih dahulu melalui komputer), Computed Transmission Tomography (eksposi dengan kV yang rendah menghasilkan gambaran yang kurang baik. Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik, sinar-X yang dihasilkan harus banyak untuk mendapatkan kV yang tinggi), Computerized Axial Tomography (biasanya dikerjakan untuk melihat potongan-potongan jaringan otak. Posisi axial merupakan posisi yang populer dan paling baik. Karena sejajar dengan basis cranii), Computerized Transverse Axial Tomography yaitu CT yang dapat memotong secara transversal.Berdasarkan perkembangan teknologi, CT mengalami beberapa perkembangan sesuai dengan kemajuan teknologi. Pesawat CT scan ditemukan pada tahun 1970 oleh Allan Carmack (fisikawan nuklir) dan Geoffrey Hounsfield (engineer). Dimana mereka menemukan dengan memproses sejumlah penyerapan sinar-X pada pertemuan baris dan kolom dari matrix jaringan tubuh, sehingga dengan teknik tersebut dapat dihasilkan citra lapisan tubuh. CT awalnya digunakan untuk pemeriksaan jaringan otak yang mengkomersilkan atau memasarkan di Atkinson Morleyss Hospital tahun 1971. CT pertama yaitu EMI CT Unit. Mempunyai ciri yaitu pemutarannya masih bersamaan dengan gantry dan meja kontrol seperti meja kontrol pada konvensional. Saat ini CT tersebut masih disimpan di Museum Jerman.

Gambar 1. CT Generasi Pertama EMI CT Unit

Dalam perkembangan waktu scanning dari CT Scan ini berkembang semakin cepat sejalan dengan perkembangan teknologi komputer yang telah ada. Dengan bertambahnya cepatnya waktu scanning, maka dikembangkan pula jumlahnya. Secara perkembangan CT dapat digambarkan sebagai berikut:1. Generasi PertamaPerintis dari CT generasi pertama yaitu EMI, London pada tahun 1977. Pada CT generasi ini digunakan berkas sinar x tipis tunggal yang disebut Pencil Beam. Berkas sinar ini bertranslasi dan berotasi (gerakan menyilang dan berputar) mengelilingi pasien sampai 180 diikuti oleh detektor tunggal pada sisi yang lain. CT generasi ini hanya untuk CT kepala, karena waktu scanning yang sangat lama. Alasan yang utama adalah karena otak merupakan organ yang relatif tidak bergerak, sehingga lebih mudah untuk difoto dalam waktu yang cukup lama. Waktu scan dari CT generasi ini adalah 4,5-5,5 menit.

Gambar 2. CT Scan Generasi Pertama

2. Generasi KeduaMerupakan pengembangan dari CT generasi pertama. Pada CT generasi kedua ini dipakai berkas sinar-X tipis yang melebar yang disebut Narrow Fan Beam. Gerakan scanning adalah sama dengan generasi sebelumnya, yaitu bertranslasi dan berotasi mengelilingi objeknya sampai 180. Detektor yang digunakan berjumlah 3-60 buah (Multy Detector) Linear Array Detector. CT pada generasi inipun masih hanya untuk scanning kepala saja, walaupun waktunya sudah semakin cepat. Waktu scanning 20 detik - 2 menit per slice.

Gambar 3. CT Scan Generasi Kedua

3. Generasi KetigaMerupakan pengembangan dari CT generasi kedua. Pada CT generasi ketiga dipakai berkas sinar-X tipis dan melebar seperti pada generasi kedua, tetapi dengan sudut yang lebih lebar hingga seluruh lingkaran tubuh pasien berada dalam berkas sinar-X tersebut. Berkas sinar-X ini biasa disebut Wide Fan beam. Karena sudut yang lebih lebar hingga seluruh tubuh pasien berada dalam berkas sinar-X tersebut, generasi ini tidak lagi diperlukan gerakan translasi seperti gerakan sebelumnya. Jadi gerakannya hanya berotasi saja. Gerakan rotasi ini diikuti oleh detektornya. Untuk menangkap berkas sinar yang semakin melebar itu, maka jumlah detektor yang dipergunakan berjumlah 10-280 (Multi Detektor) dengan Curve Array Detector. Waktu scanning yang dibutuhkan pada CT generasi ini untuk berotasi hanya 1,4-14 detik per scan slice, sehingga dapat dipakai untuk scanning seluruh organ tubuh pasien yang disebut dengan Whole Body Scanner.

Gambar 4. CT Scan Geerasi Ketiga

4. Generasi KeempatMerupakan pengembangan dari generasi ketiga. Pada CT generasi keempat dipakai berkas sinar-X tipis dan melebar seperti pada generasi ketiga. Berkas sinar-X ini biasa disebut Wide Fan Beam. CT scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin (ring) yang dinamakan Slip Ring Detector. Sehingga hanya tabungnya saja yang berputar. Detektornya statis (diam). Gerakannya biasa disebut stationary-rotate system. Detektor tersusun melingkar berbentuk lingkaran. Sekitar 424-2400 detektor (multi detektor) yang diperlukan. Tabung sinar-X berotasi mencapai 360. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali scanning selama < 10 detik. CT pada generasi keempat ini bisa dipakai untuk scanning Whole Body Scanner.

Gambar 5. CT Scan Generasi Keempat

5. Generasi KelimaMerupakan pengembangan dari CT generasi keempat. Berkas sinar-X pada generasi ini sama dengan generasi sebelumnya yaitu Wide fan Beam. Gerakannya stationary-rotate system yaitu meja bergerak dalam terowongan gantry selama scanning yang biasa disebut Spiral CT. Detektornya juga tersusun melingkar berbentuk lingkaran seperti cincin yaitu slip ring detektor. Diperlukan sekitar 424-2400 detektor (multi detektor). Berkas sinar ini berotasi mencapai 360. Keistimewaan dari CT generasi kelima yaitu : ukurannya relatif kecil dan compact,lebih tahan terhadap goncangan, memiliki kapasitas penahan panas yang tinggi, khusus untuk generasi kelima memiliki teknik memfokuskan berkas (Electron Beam Technique).

bLok 8,4_ronTgen STEP 11. Foto Rontgen : Unit yg dgunakan u/ melihat anggota tubuh dlmFoto yg mnggunakan smber sinar pegion dan bukan pegion, gel.suara, dan mahnet u/ diagnostik dan terapi2. sinar X : Macam dari sinar pegion3. Proteksi diri dari Radiasi Sinar X : Melindungi diri dari akibat pancaran radiasi sinar X4. Radiasi : Pancaran Energi dr sumbernya, brupa : photon dlm bntuk gel.radio, sinar x ato sinar gamma

STEP2 TEKNIK FOTO DAN KEHARUSAN DALAM RONTGEN GIGI TEKNIK PEMOTRETAN DALAM FOTO RONTGEN PENGGUNAAN FOTO RONTGEN DALAM KGSTEP 3RONTGEN : Unit yg dgunakan u/ melihat anggota tubuh dlm.

1. FUNGSI DAN TUJUAN : FUNGSI DAN TUJUAN : UTK MENDIAGNOSIS JAR DENTAL SKELETAL YG TDK TERLIHAT SECARA KLINIS , MENENTKAN WAKTU ERUPSI. 2. MACAM RONTGEN DALAM KG : PERI APIKAL , PANORAMIK , CHEPALO , CLOSE UP , BITE WINGS3. ALAT : LI FILM4. TEKNIK FOTO DAN INTERPRETASI :5. JENIS PEMERIKSAAN RONTGEN : DASAR : PEMERIKSAAN RONTGEN TANPA KONTRAS SEPERTI TORAKS , CRANIUM , DALAM PEMERIKSAAN RONTGEN DGN BAHAN KONTRAS SEPERTI GASTER, URINARIUMKHUSUS : PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI, DIPERLUKAN ALAT KHUSUS6. KELEBIHAN KEKURANGAN : KELEBIHAN : BISA MELIHAT ORGAN YG TDAK TERLIHAT OLEH KASAT MATAKEKURANGAN : MAHAL , BAHAYA BAGI IBU HAMIL 7. INDIKASI DALAM RONTGEN : LIRADIASI SINAR X1. DEFINISI RADIASI : Pancaran Energi dr sumbernya, brupa : photon dlm bntuk gel.radio, sinar x ato sinar gamma

2. DEFINISI SINAR X : Macam dari sinar pegion3. SIFAT RADIASI : 4. EFEK RADIASI ( JAR GIGI , JAR TUBUH , DSK ) : KANKER , DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA JAR TUBUH , KERUSAKAN GEN , 5. SIFAT SINAR X : MEMILIKI DAYA TEMBUS , MENGALAMI ETANUASI , MENIMBULKAN RADIASI SEKUNDER, MEMILIKI EFEK FOTOGRAFIS6. EFEK SINAR X : KANKER , DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA JAR TUBUH , KERUSAKAN GEN , KEMANDULAN7. PROSES TERJADINYA SINAR X : BAYU8. SUMBER RADIASI : SINAR X9. KEGUNAAN RADIASI DALAM KG : UNTUK MEMBUAT GAMBARAN GIGI, TULANG DAN JAR LUNAK, PADA FILM.10. SATUAN DALAM RADIASI : RONTGEN : (R)GRAY ( GY )BECQUEREL ( BQ )CURIEREM11. PERATURAN2 YANG BERLAKU DALAM PROTEKSI RADIASI ( OPERATOR , PASIEN , RUANGAN ) : STERIL , PSIEN TDK BOLEH MENGGUNAKAN PERHIASAN , SELAMA PEMERIKSAAN, PASIEN TDK BOLEH BERGERAK , DAN ORG DISEKITAR PASIEN TDK BOLEH DI DEKAT TEMPAT PEMERIKSAAN .

STEP 7RONTGEN1. DEFINISI : Unit yg dgunakan u/ melihat anggota tubuh dlmFoto yg mnggunakan smber sinar pegion dan bukan pegion, gel.suara, dan mahnet u/ diagnostik dan terapi

2. FUNGSI DAN TUJUAN : 1. Untuk mendeteksi lesi, dll.2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktu waktu.( Haring. 2000)

3.alat : Untukdapat menghasilkan suatu pencitraan sinar-X diperlukan beberapa instrumetasi yang bakusebagai berikut :1. Tabung sinar-XTabung sinar-X berisi filament yang jugasebagai katoda dan berisi anoda. Filamenterbuat dari tungsten, sedangkan anodaterbuat dari logam anoda (Cu, Fe atau Ni).Anoda biasanya dibuat berputar supayapermukaannya tidak lekas rusak yangdisebabkan tumbukan elektron.2. Trafo Tegangan TinggiTrafo tegangan tinggi berfungsi pelipattegangan rendah dari sumber menjaditegangan tinggi antara 30 kV sampai 100kV. Pada trafo tegangan tinggi diberiminyak sebagai media pendingin. Trafotegangan tinggi berfungsi untukmempercepat elektron di dalam tabung.3. Instrumentasi kontrolSistem kontrol berfungsi sebagai pengaturparameter pada pengoperasian pesawatsinar-X.Instrumentasi kontrol terbagi menjadi 5modul yaitu :a. modul Power supplay (Catu daya DC )b. modul pengatur tegangan (kV)c. modul pengatur arus (mA)d. modul pengatur waktu pencitraan (S)e. modul Kendali systemf. catu daya AC dari sumber PLN.

4.teknik foto dan interpretasi :Jenis-jenis Foto Rontgen GigiSecara garis besar foto Rontgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan danpenempatan film, dibagi menjadi dua: foto Rontgen Intra oral dan foto Rontgenextra oral.1 Teknik Rontgen Intra oralTeknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarsecara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untukmendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigidiperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intraoral yaitu: pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank.1997)- Teknik Rontgen PeriapikalTeknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigidan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untukmemperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan bisektris, yang seringdigunakan di RSGM adalah teknik bisektris. Untuk menentukan gigi yang tidak ada, apakah karena telah dicabut, impaksi atau agenese. Untuk menentukan posisi gigi yang belum erupsi terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan waktu erupsi, Untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi.

- Teknik Bite WingTeknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahangbawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihatpermukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknikpemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi filmdi dalam mulut.- Teknik Rontgen OklusalTeknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atasmaupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal.Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan ataumenggigit bagian dari film tersebut.

2 Teknik Rontgen Ekstra OralFoto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas padarahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. FotoRontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah fotoRontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalahfoto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri,proyeksi-Waters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring.2000)- Teknik Rontgen PanoramikFoto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkangambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksilabeserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untukmengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigigeligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan dalam satu Rontgen foto, Untuk menentukan urutan erupsi gigi, dll.

- Teknik LateralFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulangmuka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.- Teknik Postero AnteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, ataukelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapatmemberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,fossanasalis, dan orbita.- Teknik Antero PosteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depanmaksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulanghidung.- Teknik CephalometriFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibattrauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapatdigunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal danpalatum keras. foto rontgen seluruh tengkorak kepala yang diambil dari arah samping. Rotgen ini bermanfaat untuk melihat adanya permasalahan pada tulang rahang atas dan bawah, yang mungkin menyebabkan gigi tonggos atau pun cakil. Hal ini dimaksudkan sebagai pertimbangan dilakukannya terapi pada tulang rahang atas maupun bawah.

- Proyeksi WatersFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinusethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongganasal.- Proyeksi Reverse-TowneFoto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalamiperpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding posterolateral pada maksila.10- Proyeksi SubmentovertexFoto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus,sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcuszigomatikus.

Interpretasi Dasar FotoBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan interprestasi foto yaitu:1. Identitas: nama, nomor RM, tangal dan jam pembuatan foto, tindakan selanjutnya.2. Ketajaman sinar, apabila terlalu radiopaque (terlalu terang) atau terlalu gelap (radiolusen), maka foto harus diulang karena akan terjadi salah interprestasi.Dalam membaca foto rontgen, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah densitas atau derajat tebalnya bayangan hitam pada film. Para radiolog menggolongkan adanya empat densitas yaitu: gas atau udara, air, lemak dan logam. Radiograf paling baik dilihat dalam ruang agak gelap dengan sinar yangmengarah langsung ke film; semua sinar dari luar harus dihilangkan. Radiografharus dipelajari dengan kaca pembesar untuk mendeteksi perubahan mendetildensitas gambar. Berbagai intensitas sumber sinar juga harus tersedia. Hal inidapat menggantikan film overexposed atau underexposed atau film dengankesalahan proses. Banyak film dapat diselamatkan dengan cara ini, termasukmenghindari pengulangan foto dan paparan radiasi tambahan ( Goaz, 1994).

5.jenis pemeriksaan rontgen : Macam Pemeriksaan :1. Pemeriksaan Tanpa KontrasPemeriksaan ini dipakai rutin dan sebagai pendahuluan yakni pembuatan radiografi thoraks dengan proyeksi dorsoventral, ventrodorsal, dan lateral. Pemeriksaan lainnya yaitu pembuatan radilologi thoraks proyeksi oblique kanan dan kiri, dengan esofagus diisi barium, dan pemeriksaan tembus (fluoroskopi). Pemeriksaan tembus berguna untuk menilai pulsasi jantung dan gerakan diafragma. Pemeriksaan ini harus dibatasi penggunaannya karena besarnya radiasi yang dipancarkan.

2. Pemeriksaan Dengan KontrasKontras dimasukkan melalui pembuluh darah ke dalam jantung diikuti pembuatan serial radiografi. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat kelainan-kelainan yang terdapat dalam jantung seperti: dinding jantung sebelah dalam, katub jantung dan pembuluh darah besar, serta gambaran sirkulasi jantung dengan paru. Pemeriksaan ini juga berguna untuk memberikan informasi keadaan jantung dan pembuluh darah sebelum dilakukan pembedahan.

6.kelebihan kekurangan : kelebihan : bisa melihat organ yg tdak terlihat oleh kasat matakekurangan : mahal , bahaya bagi ibu hamil 7.indikasi dalam rontgen : dalam keadaan tertentu yg memerlukan pancabutan gigi.disamakan dgn tujuan

RADIASI SINAR X1. definisi radiasi : sinar X yang panjang gelombangnya range 10 sampai 0.01 nanometer.

2. definisi sinar x : macam dari sinar pegion3. sifat radiasi : 4. efek radiasi ( jar gigi , jar tubuh , dsk ) Efek deterministik didefinisikan sebagai efek somatik yang meningkat.Efek ini berasal dari dosis radiasi yang cukup besar melebihi kebutuhan dalam radiologi diagnostik, dapat timbul segera setelah paparan atau beberapa bulan atau tahun setelah paparan. Contoh efek deterministik adalah katarak, eritema kulit,fibrosis dan pertumbuhan dan perkembangan abnormal yang mengikuti paparanpada uterus.Efek stokastik didefinisikan sebagai sesuatu yang menyebabkan terjadinyakeparahan tanpa dipengaruhi oleh ambang. Efek stokastik menunjukan respon allor none, di modifikasi dengan faktor-faktor resiko individual. Efek ini dapattimbul setelah paparan dengan dosis yang relative rendah seperti yang mungkinterjadi dalam radiologi diagnostik. Kanker dan efek genetik merupakan efek stokastik (White & Pharoah 2000).

5. sifat sinar x : memiliki daya tembus , mengalami etanuasi , menimbulkan radiasi sekunder, memiliki efek fotografis6. efek sinar x : Efek yang dapat ditimbulkan adalah kematian sel2 tubuh. Pemakaian dalam jangka waktu lama dan terus menerus dapat mengakibatkan terjadi mutasi pada sel yang memicu kanker. Makanya biasanya ditetapkan rontgen ideal maksimal 3 bulan sekali. Diharapkan dalam tempo 3 bulan, sel2 tubuh yang rusak akibat sinar X terdahulu sudah regenerasi dan menjadi normal seperti sedia kala.

7. proses terjadinya sinar x : Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya electron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetic partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan. Andaikata mula-mula ada seberkas electron bergerak masuk kedalam bahan dengan energi kinetic sama, electron mungkin saja berinteraksi dengan atom bahan itu pada saat dean tempat yang berbeda-beda. Karena itu berkas electron selanjutnya biasanya terdiri dari electron yang memiliki energi kinetic berbeda-beda. Ketika pada suatu saat terjadi perlambatan dan menimbulkan sinar-X, sinar-X yang terjadi umumnya memiliki energi yang berbeda-beda sesuai dengan energi kinetik elektron pada saat terbentuknya sinar-X dan juga bergantung pada arah pancarannya. Berkas sinar-X yang terbentuk ada yang berenergi rendah sekali sesuai dengan energi elektron pada saat menimbulkan sinar-X itu, tetapi ada yang berenergi hampir sama dengan energi kinetik elektron pada saat elektron masuk kedalam bahan. Dikatakan berkas sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai spektrum energi nirfarik.

Sinar-X dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik. Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi yang berkaitan. Karena energi ini khas untuk setiap jenis atom, sinar yang terbentuk dalam proses ini disebut sinar-X karakteristik, kelompok sinar-X demikian mempunyai energi farik. sinar-X karakteristik yang timbul oleh berpindahnyaelektron dari suatu tingkat energi menuju ke lintasan k, disebut sinar-X garis K, sedangkan yang menuju ke lintasan l, dan seterusnya.

Sinar-X bremsstrahlung dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-X atau pemercepat partikel. Rangkaian dasar pesawat sinar-X terlihat pada gambar di atas.pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur.bagian pesawat sinar-X yang menjadi sumber radiasi adalah tabung sinar-X. Didalam tabung pesawat sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di panasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen If, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan waktu.

Elekitron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung.

Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere. Spektrum energi sinar-X pada pesawat sinar-X jenis ortho terlihat pada gambar dibawah. Spektrum garis yang biasanya muncul menunjukkan adanya sinar-X karakteristik. Pesawat sinar-X yang tidak dinyalakan atau tidak diberikan tegangan tinggi tidak memancarkan sinar-X. Dari uraian diatas kita ketahui bahwa bidang target dalam tabung sinar-X itulah sumber radiasi yang sebenarnya. Bidang ini disebut bidang fokus. Pada proses bremsstrahlung sinar-X mempunyai kemungkinan dipancarkan kesegala arah. Namun demikian bagian dalam tabung atau di sekitar tabung, misalnya logam penghantar anode gelas tabung dan juga rumah tabung yang biasanya terbuat dari logam berat menyerap sebagian besar sinar-X yang dipancarkan sehingga sinar-X yang keluar dari rumah tabung, kecuali yang mengarah ke jendela tabung sudah sangat sedikit. Sinar-X yang dimanfaatkan adalah berkas yang mengarah ke jendela bagian yang tipis dari tabung. Pesawat sinar-X energi tinggi (s/d tingkat MV) biasanya lebih dikenal dengan nama pemercepat partikel. Dalam pesawat ini percepatan elektron dilaksanakan bertingkat-tingkat sehingga pada waktu mencapai target mempunyai energi sangat tinggi, misalnya ada yang sampai setinggi 20 MV atau lebih. Energi sinar-X yang dipancarkan sudah tentu juga sangat tinggi. Sinar-X yang dipancarkan dari pesawat pemercepat partikel memiliki energi yang lebih seragam dibandingkan dengan yang dipancarkan melalui pesawat sinar-X energi rendah. Sasaran pada pesawat pemercepat partikel biasanya sangat tipis, karena ketika mencapai target elektron mempunyai energi yang sama, energi sinar-X yang dipancarkan juga hampir sama. Selain itu arah berkas sinar-X hampir seluruhnya kedepan.

8. sumber radiasi : Menurut Asalnya Radiasi Alam Radiasi dari luar angkasa --> Cosmogenic Radionuclide1H3, 4Be7, 11Na22, 11Na24, 6C14 Radiasi dari dalam bumi --> Primodial Radionuclide19K40, deret 92U238 dan 90Th232 Radiasi Buatan Reaktor Nuklir --> Reaksi inti tidak aktif dengan Neutron cepat Industri --> Gauging, PLTN Kesehatan --> Pesawat Sinar X* Linac, Afterloading ( Zat Radioaktif )9. kegunaan radiasi dalam kg : untuk membuat gambaran gigi, tulang dan jar lunak, pada film.10. satuan dalam radiasi : rontgen : (r)gray ( gy )becquerel ( bq )curierem

11.peraturan2 yang berlaku dalam proteksi radiasi ( operator , pasien , ruangan ) TUJUAN PROTEKSI RADIASI Mencegah penerimaan paparan radiasi baik terhaang memungkinkdap individu maupun lingkungan dalan intensitas yang memungkinkan terjadinya bahaya radiasi. Mencegah meningkatnya efek somatis non stokastik dan mengurangi frekwensi peluang timbulnya efek somatik stokastik Agar setiap pemanfaatn radiasi benar-benar dapat dipertanggung jawabkan

1. Desain dan paparan di ruangan radiasi

a. Ukuran Ruangan Radiasi Ukuran minimal ruangan radiasi sinar-x adalah panjang 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2,8 meter. Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti pasien.

b. Tebal Dinding Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm. Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm.

c. Pintu dan Jendela Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding (misal lobang stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan. Tujuannya adalah : Untuk membedakan ruangan yang mempunyai paparan bahaya radiasi dengan ruangan yang tidak mempunyai paparan bahaya radiasi. Sebagai indikator peringatan bagi orang lain selain petugas medis untuk tidak memasuki ruangan karena ada bahaya radiasi di dalam ruangan tersebut. Sebagai indikator bahwa di dalam ruangan tersebut ada pesawat rontgen sedang aktif. Diharapkan ruangan pemeriksaan rontgen selalu tertutup rapat untuk mencegah bahaya paparan radiasi terhadap orang lain di sekitar ruangan pemeriksaan rontgen.

Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika penyinaran sedang berlangsung. Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal.

d. Paparan Radiasi Besarnya paparan radiasi yang masih dianggap aman di ruangan radiasi dan daerah sekitarnya tergantung kepada pengguna ruangan tersebut. Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya paparan 100 mR/minggu. Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi besarnya paparan 10 mR/minggu.

2. Perlengkapan Proteksi Radiasi

a.Pakaian Proteksi Radiasi (APRON)Setiap ruangan radiasi disediakan pakaian proteksi radiasi dalam jumlah yang cukup dan ketebalan yang setara dengan 0,35 mm timbal.

b.Sarung tangan timbalSetiap ruangan fluoroskopi konvensional harus disediakan sarung tangan timbal.

3. Alat monitor Radiasi

a. Film Badge Setiap pekerja radiasi dan/atau pekerja lainnya yang karena bidang pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi diharuskan memakai film badge setiap memulai pekerjaannya setiap hari. Film badge dipakai pada pakaian kerja pada daerah yang diperkirakan paling banyak menerima radiasi atau pada daerah yang dianggap mewakili penerimaan dosis seluruh tubuh seperti dada bagian depan atau panggul bagian depan.

b. Survey meterDi unit radiologi harus disediakan alat survey meter yang dapat digunakan untuk mengukur paparan radiasi di ruangan serta mengukur kebocoran alat radiasi.

4. Pesawat Radiasia. Kebocoran tabungTabung pesawat rontgen (tube) harus mampu menahan radiasi sehingga radiasi yang menembusnya tidak melebihi 100 mR per jam pada jarak 1 meter dari fokus pada tegangan maksimum.

b. FilterFilter radiasi harus terpasang pada setiap tabung pesawat rontgen.

c. Diafragma berkas radiasi Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat harus berfungsi dengan baik. Ketebalan difragma minimal setara dengan 2 mm timbal. Posisi berkas sinar difragma harus berhimpit dengan berkas radiasi.

d. Peralatan Fluoroskopi Tabir flouroskopi harus mengandung gelas timbal dengan ketebalan yang setara dengan 2 mm timbal untuk pesawat rontgen berkapasitas maksimum 100 KV atau 2,5 mm timbal untuk pesawat rontgen berkapasitas maksimum 150 KV. Karet timbal yang digantungkan pada sisi tabir flouroskopi harus mempunyai ketebalan setara dengan 0,5 timbal dengan ukuran 45 x 45 cm. Tabung peswat rontgen dengan tabir flouroskopi harus dihubungkan secara permanen dengan sebuah stop kontak otomatis harus dipasang untuk mencegah beroperasinya pesawat apabila pusat berkas radiasi tidak jatuh tepat di tengah-tengah tabir flouroskopi. Semua peralatan flouroskopi harus dilengkapi dengan tombol pengatur waktu yang memberikan peringatan dengan bunyi sesudah waktu penyinaran terlampaui. Penyinaran akan berakhir jika pengatur waktu tidak di reset dalam waktu satu menit.

5. Pemeriksaan KesehatanSetiap pekerja radiasi harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala sedikitnya sekali dalam setahun.

6. Kalibrasi Pesawat RontgenPesawat rontgen harus dikalibrasi secara berkala terutama untuk memastikan penunjukkan angka-angkanya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

7. Dosis Radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi didasarkan atas rumus dosis akumulasi :D = 5 ( N - 18 ) rem

D :Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi selama masa kerjanyaN :Usia pekerja radiasi yang bersangkutan dinyatakan dalam tahun18:Usia minimum seseorang yang diizinkan bekerja dalam medan radiasi dinyatakan dalam tahun

Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 1 tahun ialah 5 rem. Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 13 minggu ialah 1,25 rem . Sedangkan untuk wanita hamil 1 rem. Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu satu minggu adalah 0,1 rem.

8. Ekstra FoodingRumah sakit berkewajiban menyediakan makanan ekstra puding yang bergizi bagi pekerja radiasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap radiasi.

9. Prosedur Kerja di Ruangan Radiasi1. Menghidupkan lampu merah yang berada di atas pintu masuk ruang pemeriksaan.2. Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain pasien yang sedang diperiksa.3. Pada waktu penyinaran berlangsung, semua yang tidak berkepentingan berada di luar ruangan pemeriksaan , sedangkan petugas berada di ruang operator. Kecuali sedang menggunakan flouroskopi maka petugas memakai pakaian proteksi radiasi.4. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.5. Tidak menyalakan flouroskopi apabila sedang ada pergantian kaset.6. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.7. Apabila perlu pada pasien dipasang gonad shield.8. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.9. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri disamping berkas utama.10. Pemeriksaan radiologi tidak boleh dilakukan tanpa permintaan dari dokter.

10. Prosedur Kerja di Ruang ICU dengan menggunakan Mobile Unit X-Ray1. Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain pasien yang sedang diperiksa.2. Pada waktu penyinaran berlangsung, semua petugas harus berada sejauh mungkin dari pasien dan memakai pakaian proteksi radiasi.3. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.4. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.5. Apabila perlu pada pasien dipasang gonad shield.6. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.7. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri disamping berkas utama.

A. Keselamatan arus listrik1. Arde listrik peralatan sinar-xArde dilakukan dengan menghubungkan permukaan metal/logam pada pesawat sinar-x ke tanah melalui konduktor tembaga. Konduktor ini bisa berupa: Satu lempeng tembaga yang ditempelkan ke permukaan metal/logam dari meja pemeriksaan, tuas penyangga tabung, tranformator dan control consoul dan menghu-bungkannya ke tanah. PERHATIKAN BETUL BAHWA LEMPENG LOGAMNYA BENAR-BENAR MENEMPEL. Satu konduktor bumi yang terdapat pada kabel utama dari pesawat sinar-x bergerak (mobile unit) yang terhubung pada bagian akhir dari rangkaian pesawat yang membutuhkan arde dan ujung yang lain pada konduktor bumi di dalam colokan listrik (pulg socket). INGAT, penggunaan kabel pe-nyambung (extention cable) atau adaptor akan meng-hambat kelancaran kerja dari konduktor bumi dan jangan digunakan, kecuali jika tidak terdapat alternatif lain. Tetapi, jika harus menggunakan kabel penyambung harap diingat ukuran dan besar kabel harus sama dengan kabel utamanya dan kedua ujung ardenya harus benar-benar tersambung dengan baik.PERIKSALAH SECARA TERATUR KABEL DAN SAMBUNGAN PADA KEDUA UJUNG dengan kondisi seperti di bawah ini: Karet pembungkus kabel. Jika terdapat potongan atau kerusakan hendaknya segera diperbaiki atau diganti. Sambungan antara ujung kabel dan colokan listrik. Karet pembungkus kabel hendaknya terlindung di dalam kotak colokan listrik. Kotak colokan listrik. Jika kotak ini retak atau pecah hendaknya segera diganti. Ujung arde yang terdapat di dalam colokan listrik hendaknya terkait dengan baik. Setiap 6 bulan teknisi listrik atau petugas yang cakap harus mengecek keadaan ini. jika colokannya putus, maka jangan dimasukkan ke dalam soket listrik sampai ia benar-benar telah diperbaiki dan aman.Catatan: Kerusakan dapat dicegah dengan penanganan yang cermat dan hati-hati terhadap peralatan sinar-x dan kabelnya. Jangan sampai kabel dalam keadaan tegang, kusut, menempel pada permukaan yang tajam saat digerakkan.

2. Sekering/FusePeralatan listrik diperlengkapi dengan sekering sebagai alat pengaman untuk mencegah arus yang tidak sesuai pada saat melewati rangkaian. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memasang sekering yang benar nilainya. Jika sekeringnya tidak berfungsi maka sebaiknya ditukar dengan yang lain pada nilai yang sama. Jika gagal lagi maka terdapat kerusakan pada rangkaian dan harus dicari sebabnya serta diperbaiki.JANGAN PERNAH menaikkan nilai sekering, karena hal ini sangat bahaya dilakukan.Beberapa model pesawat sinar-x mempunyai colokan listrik khusus, biasanya berwarna merah dan ditandai dengan hanya sinar-x. Hal ini jangan digunakan untuk pemakaian yang lain, karena ia colokan khusus tanpa sekering. Alat itu didisain khusus untuk menerima tegangan listrik pada saat eksposi yang amat sangat rendah, akan tetapi sangat berbahaya bila digunakan dengan tegangan listrik biasa yang tidak mempunyai peralatan pengaman khusus di dalam pesawat sinar-x nya.

3. Colokan dan soket listrikJika memungkinkan hendaknya semua soket listrik harus punya penghubung (switch) sehingga aliran listrik dapat diputus sebelum colokan dilepaskan.INGAT, jangan pernah mencabut colokan dengan menarik kabelnya. Dengan cara mematikan penghu-bungnya adalah lebih baik, hal itu akan menghindari terjadinya bunga api pada colokan dan soket tetap baik.Soket harus terhindar dari air atau cairan dan jangan ditempatkan pada tempat yang memungkinkan terjadinya percikan air atau air yang mengalir .Jika peralatan kamar gelap seperti tabung iluminator- membu-tuhkan penghubung listrik, maka kabelnya harus ditempatkan pada posisi yang aman dan jangan sampai tersentuh petugas yang sedang bekerja.Jika colokan atau soket sudah berumur tua atau jika sekering penghubung tidak mengait dengan baik, maka ujung logam co-lokannya atau soketnya akan menjadi panas.Kalau hal ini terjadi, hendaknya colokan atau soketnya harus diganti walaupun sebe-narnya disebabkan oleh ukuran kabel yang tidak sesuai dengan besar arus listrik yang mengalir.Atau panggillah tenaga yang berkompeten tentang listrik untuk memperbaikinya.

4. Pelindung/pembungkus peralatanPeralatan yang berisi komponen listrik harus mempunyai pelindung.Pelindung ini untuk meyakinkan bahwa tidak ada komponen yang terkelupas dan bisa tersentuh. Bagian ini dirancang terpisah dengan bagian lain dan mempunyai pembungkus. Sehingga pembungkusnya harus selalu terlindung dengan baik dan jika rusak harus dipindahkan setelah semua peralatan listrik diputus , dan periksalah semua ujung peralatan, tidak ada yang menempel pada bagian lain.Jika terdapat kerusakan pada bagian dalam dari peralatan hendaknya yang mengambil adalah teknisi listrik. Dan semua ujung peralatan harus dalam keadaan tidak ada arus listrik.INGAT, periksa sekering apakah masih melekat ketika pelindung logam sedang diperbaiki.

5. Pembersihan peralatanJangan pernah menggunakan air atau lap basah untuk membersihkan peralatan listrik. Gunakanlah krim pembersih yang tidak mudah terbakar (non-flammable) seperti krim pembersih bodi mobil yang dengan mudah dapat dibeli di pasar.

6. Perbaikan peralatanPerbaikan peralatan harus dilakukan oleh orang terlatih dan mem-punyai kecakapan untuk jenis pekerjaan tersebut.

7. Konsleting (electrical fire)Peralatan listrik karena kesalahan- bisa terjadi konsleting atau kelebihan arus listrik sehingga menjadi panas yang bisa mengakibatkan kebakaran.Jika asap atau rasa panas terasa, peralatan yang ada harus diputus dari sambungan listriknya dengan segera. Api yang timbul pada peralatan listrik biasanya tidak cepat merambat bila penghubung listriknya dimatikan, karena bahannya dibuat dari yang tidak mudah terbakar. Tetapi jika api telah menjalar hendaknya dipadamkan dengan tabung pemadam api yang berisi gas CO2 atau bubuk pemadam api.JANGAN pernah menggunakan air bila terjadi konsleting. Pasir yang kering bisa digunakan bila tidak terdapat peralatan yang lain. INGAT bila terjadi kebakaran, panggil teman untuk memindahkan setiap orang/pasien ke tempat yang aman dan dekat dengan pintu.Karena untuk mencegah bahaya kebakaran, maka segala serpihan yang mudah terbakar jangan berada dekat atau di dalam bagian yang mengandung listrik.Udara harus dapat dengan mudah bertukar pada bagian peralatan tersebut sehingga tidak terjadi peningkatan panas pada bagian itu.

B. Keselamatan peralatan mekanikBuatkanlah ruangan untuk pesawat sinar-x dan kamar gelap yang cukup besar agar tidak terjadi kecelakaan pada radiografer dan pekerja lainnya. Periksalah apakah:1. Barang-barang perabot terletak secara aman di dinding, lantai atau atap.2. Kunci dan gembok berfungsi dengan baik.3. Tombol dan pembungkus peralatan terletak dengan aman pada posisinya sehingga tidak ada jari-jari pasien atau radiografer yang tersentuh atau luka akibat keadaan tersebut. Sekrup atau mur yang lepas harus diganti dengan ukuran yang sama.4. Periksalah konus dan pembatas sinar-x, apakah tersambung dengan baik ke tabung sinar-x dan tabung sinar-x tersambung dengan baik dengan penyangganya.

C. Keselamatan radiasi1. Periksalah karet Pb. yang digunakan untuk meyakinkan tidak adanya sinar-x yang tembus ketika melakukan pemeriksaan (terutama pada eksposi yang dekat organ/daerah sensitif). Jika karet timbal yang digunakan tidak cukup tebal, maka gunakan karet timbal yang lebih tebal sehingga tidak timbul kabut pada film hasil.2. Apron/Pelindung Pb. Periksalah apron untuk meyakinkan bahwa tidak ada bagian yang rusak, ingat bahwa bila apron yang digunakan terdapat celah atau renggang yang kecil sekalipun maka tetap harus dilakukan perbaikan atau pemindahan letak bagian yang rusak tersebut. Lipatan dapat ditekan dan ditempel dengan lem perekat untuk menghindari terjadinya berbagai pecahan pada karet Pb. Jika bagian yang rusak ini telah diperbaiki, hendaknya diperiksa dengan menggunakan sinar-x apakah masih terdapat kebocoran radiasi.

D. Pengamanan cairan kimiaCairan kimia untuk pemrosesan film adalah bahan yang berbahaya karena ia dapat merusak/iritasi kulit dan menyebabkan uap yang berbahaya ketika terhirup. Oleh sebab itu ventilasi yang baik pada kamar gelap adalah kebutuhan yang mendasar dan jika ingin membuat larutan kimia hendaknya dilakukan di luar ruangan kamar gelap/udara terbuka. Perlu dingatkan juga pada petugas yang mengaduk cairan/bubuk pemroses film agar berhati-hati ketika menuangkan cairan/bubuk tersebut ke dalam air karena bisa terpercik, terhirup atau menempel pada dinding ruangan dan berakibat larutan menjadi terkontaminasi. Pakaian pelindung: sarung tangan karet, masker, apron dan kaca mata pelindung harus digunakan ketika mengaduk cairan kimia. Tangan harus selalu dicuci segera setelah bekerja dengan larutan. Jika larutan terpercik ke wajah atau mata maka harus dicuci dengan air bersih.Penggunaan larutan penetap (fixer) harus selalu hati-hati karena terdapat kandungan perak (Ag.) yang bisa menyebabkan polusi. (C)

TEKNIK,KEGAGALAN,PROTEKSI RADIASI PADA KEDOKTERAN GIGI 20.17 |

PENDAHULUANOrang yang pertama kali menggunakan radiografi adalah W.G.Morton di Amerika pada tahun 1896, kemudian C. Edmund Kells adalah dokter gigi pertama yang menganjurkan penggunaan radiografi secara rutin pada praktek dokter gigi .Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi perawatan yang telah dilakukan.Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang tidak terlihat pada pemeriksaan klinis. Kegunaan foto Rontgen gigi yaitu:1. Untuk mendeteksi lesi, dll.2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktu-waktu. ( Haring. 2000)Gambaran yang dihasilkan foto Rontgen panoramik atau periapikal seorang pasien bagi seorang dokter gigi sangat penting terutama untuk melihat adanya kelainan kelainan yang tidak tampak dapat diketahui secara jelas, sehingga akan sangat membantu seorang dokter gigi dalam hal menentukan diagnosa serta rencana perawatan.Bagian Radiologi terdiri dari dokter gigi, Radiografer,Petugas proteksi radiasi, Ahli proteksi radiasi, Pekerjaan radiasi sesuai dengan PP. NO 11,12,13 tahun 1975PERSONIL BAGIAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI (P.P. NO. 11.12,13 Tahun 1975)1. Dokter/dokter gigi ahli radiologi (radiolog/radiologist)Seorang dokter atau dokter gigi yang mempunyai spasialisasi dalam mendiagnosis dalam melakukan terapi dengan menggunakan energy radiasi.2. RadiograferOrang yang telah mendapat pendidikan formal dan mempunyai sertifikat Untuk membuat foto radigrafis3. Petugas proteksi radiasiPetugas yang ditun juk oleh penguasa instalasi atom dan instalasi yang berwenang dan dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan personal proteksi radiasi.4. Ahli proteksi radiasiSeorang yang telah mendapatkan pendidikan khusus dalam keselamatan kerja terhadap radiasi yan g menurut instalasi yang berwenang dianggap mempunyai cukup keahlian dari kemampuan untuk menyelesaikan persoalan persoalan yang berhubungan dengan proteksi radiasi.5. Pekerjaan radiasiSetiap orang yang karena jabatannya atau tugasnya selalu berhubungan dengan medan radiasi dan oleh instalasi yang berwenang senantiasa memperoleh pengamatan tentang dosis-dosis radiasi yang diterimanya.

BAB II

II.1 TEKNIK RADIOGRAFI KEDOKTERAN GIGISecara garis besar Menurut Brocklebank (1977), proyeksi radiografi yang digunakan di Kedokteran gigi yaitu foto Rontgen Intra oral dan foto Rontgen extra oralII.1.i Teknik Rontgen Intra oralTeknik Radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar Secara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu: pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank. 1997)a. Teknik Rontgen PeriapikalTeknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan bisektris, b. Teknik Bite WingTeknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat Permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut.c. Teknik Rontgen OklusalTeknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal. teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut.

II.1.ii Teknik Rontgen Ekstra OralFoto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksi-Waters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring. 2000)a. Teknik Rontgen PanoramikFoto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.b. Teknik LateralFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnose fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan mukac. Teknik Postero AnteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,fossanasalis, dan orbita.

d. Teknik Antero PosteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung.e. Tekni CephalometriFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras.f. Teknik Proyeksi WatersFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal.g. Teknik Proyeksi Reverse-TowneFoto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksilah. Proyeksi SubmentovertexFoto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus

II.2 Factor penyebab kegagalan fotografi dentalHasil foto radiografis tang baik harus memenui syarat :1. Kontras, detail dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur anatomis dapat dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,kamar pulpa, saluiran akar, lamina dura dan tulang penyangga disekitarnya serta struktur anatomis oainnya yang penting untuk diinterprestasikan2. Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada film radigrafis yang dihasilkan.3. Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan bentuk. Misalnya pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol bukal palatal atau bukal lingual terletak pada satu bidang (berhimpit)4. Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental,harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal.Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis yang baik. Factor penyebab kegagalan adalah :1. Operator/ radiographer,pasien,dokter gigi a. Dalam peraturan pemerintah no. 11 tahun 1975 tentang persyaratan suatu instalasi atom, dikatakan bahwa suatu instalasi atom harus memiliki tenaga-tenaga yang cakap dan terlatih. Oleh sebab itu operator/radiographer harus memiliki dan menguasai kemampuan teknik pemotretan yang baik juga memperoleh pendidikan resmi dari Departemen kesehatan atau BATAN tentang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi.

Kesalahan yang disebabkan oleh Operator yang akan dibahas berikut ini terutama yang disebabkan oleh kecerobohan operator pada waktu pemotretan dan teknik proses pencucian film akan dibahas tersendiri.SuperimposedGambar radiografis tumpang tindih dengan gambaran selain gigi dan struktur anatomis disekitarnya, karena kelalaian operator memeriksa kesiapan pasien sebelum melakukan pemotretan. Gambaran tumpang tindih ini antara lain dapat berupa gambaran kacamata, cengkraman gigi tiruan lepasan,gigi tiruan kerangka logam, atau kawat alat orthodonsi.Pada teknik periapikal, pasien menahan film dengan jari apabila jari pasien pada daerahyang terkena sinar- X primer selama pemotretan akan tampak gambaran radiografis tulang jari tangan.Double expose :Film yang telah dipakai, sebelum dicuci dipakai lagi untuk pemotretan pasien lain(film dipakai dua kali pemotretan), sehingga akan tampak dua gambaran radiografis pasien yang berbeda pada satu film.

Sidik jari tangan :Gambaran sidik jari ini terjadi karena operator melakukan pencucian tanpa menggunakan clip film langsung dipegang oleh operator. Sehingga pada waktu pencucian dalam developer, gambaran sidik jari operator akan tercetak pada film radiografis yang dihasilkan.b. PENDERITA/ PASIENPemotretan pada pasien anak kadang-kadang sulit dilakukan, karena ada rasa takut yang berlebihan. Pasien sering bergerak atau merontah pada waktu pemotretan. Pasien lanjut usia juga kadang kadang sulit dilakukan pemotretan, karena pasien tidak dapat diam atau tremor yang mungkin terjadi. Pada pasien-pasien ini dapat terjadi double image.

Bentuk anatomis rahang sempit dan palatum dangkal dapat menyebabkan tidak seluruh struktur yang akan diperiksa dapat terproyeksi dengan utuh (terpotong). Sedangkan gigi yang berjejal atau pada gigi impaksi dapat terjadi tumpang tindih satu gigi dengan gigi geligi disekitarnya.

Pasien dengan reflex muntah tinggi juga dapat menyulitkan pemotretan. Terutama pemotretan region posterior rahang atas dan rahang bawah.

c. DOKTER GIGI

Pengetahuan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi juga mempengaruhi foto radiografis yang dihasilkan. Kelalaian dokter gigi pada waktu menulis surat rujukan , misalnya salah menulis elemen gigi atau region, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau regio, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau tidak menulis diagnose sementara berdasarkan pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dimaksud / diharapkan.

2. BAHAN/ MATERIAL

a. Film

Beberapa hal yang harus diperharikan dalam melilai film radiografis adalah waktu kadaluarsa serta kemasan pembungkus film. Hal ini penting diperhatikan karena apabila kedua hal tersebut sudah tidak memenuhi syarat lagi, hasil foto radiografisnya tidak dapat sebaik yang diharapkan.

b. Bahan pencucian film

Developer dan fixed jenis powder yang penggunaanya harus dilarutkan terlebih dahulu, lebih baik dari pada yang sudah tersedia dalam bentuk cairan. Developer dalam bentuk cairan sering menyebabkan noda kuning pada hasil foto radiografis.

3. TEKNIK PEMOTRETANa. Pengaturan posisi kepala penderitaKesalahan pengaturan posisi kepala penderita pada teknik intra oral (terlalu menunduk atau menengadah) menyebabkan kesulitan menentukan posisi tube (penentuan sudut vertical dan horizontal) atau menyebabkan tidak tercakupnya daerah yang akan diperiksa (terpotong) pada foto radiografis yang dihasilkan.Sedangkan pada teknik ekstra oral kesalahan pengaturan posisi kepala penderita dangat berpengaruh terhadap foto radiografis yang dihasilkan. Kesalahan berupa objek yang dituju tumpang tindih dengan struktur anatomis lain sehingga tidak terproyeksi dengan baik atau terjadi gambaran radiografis yang terpotong.

b. Peletakan filmPada teknik intra oral peletakan film dalam rongga mulut harus sedemikian rupa sehingga objek yang akan diperiksa terletak di pertengahan film, untuk itu perlu diperhatikan bahwa untuk letak film di gigi anterior film diletakkan vertical dan pada gigi posterior di letakkan horizontal. Dengan demikian seluruh gigi sampai dengan daerah periapikal dapat tercakup semua dalam film. Sisakan 2-3 mm antara jarak tepi permukaan gigi dengan permukaan oklusal atau insisal.

Sekalahan yang dapat terjadi apabila tidak diperhatikan hal-hal tersebut di atas adalah terpotongnya gambar radiografis yang dihasilkan. Gambaran ini juga dapat terjadi akibat kondisi anatomis pasien berupa palatum atau dasar mulut yang dangkal.

Kesalahan peletakan cassette pada teknik ekstra oral baik teknik pemotretan yang menggunakan cassette holder atau tidak adalah terpotongnya gambaran radiografis yang dihasilkan.

C. CARA MENAHAN FILMPada teknik intraoral proyeksi periapikal yang benar adalah dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk didaerah pertemuan antara mahkota dan gusi (di daerah lehar gigi). Penekanan yangh berlebihan dan menahan film pada daerah palatum, dapat menyebabkan film tertekuk yang gambarannya akan tampak mirip kasus elongasi, ujung akar gigi tampak membengkok sedankan mahkotanya tetap pada ukuran sebenarnya. Penekukan ini dapat pula terjadi karena gigig yang akan diperiksa terletak pada sudut rahang yaitu gigi kaninus-premolaratas maupun bawah. Pada teknik ekstraoral,pemahaman film sehingga tidak berpengaruh pada foto radiografis yang dihasilkan.

D. PENENTUAN SUDUT PEMOTRETANKesalahan penentuan vertical dapat berupa :Elongasi yaitu pemanjangan gambaran radiografis gigi yang dihasilkan, akibat penentuan sudut vertical terlalu besar.Kesalahn penentuan sudut horizontal :Horizontal overlapping yaitu gambaran radiografis yang tumpang tindih antara satu gigi dengan gigig yang berdekatan, akibat sinar-X tidak sejajar dengan permukaan interproximal gigi atau tidak tegak lupus dengan sumbu gigi yang diperiksa.

Cone cutting hdala terpotongnya sebagian gambaran radiografis gigi yang dihasilkan dengan batas tepi berupa lengkungan, terjadi akibat sinar-X tidak tepat pada pertengahan film, sehingga ada sebagian film yang tidak terkena sinar-X. Kesalahn penentuan sudut pemotretan pada teknik ekstraoral dapat menyebabkan gambaran tumpang tindih (overlapping) antara objek yang diperiksa dengan struktur anatomis disekitarnya.

E. PENENTUAN KONDISI SINAR-X Kondisi sinar-X yang dihasilkan oleh statu pesawat sinar-X adalah : kV, mA, & sec. Pada umumnya pesawat sinar-X baik sudah mempunyai kV, dan mA yang sudah distandarisasi, sehinggga pada waktu melakukan pemotretan hanya diubah waktunya saja. Overexposed adalah kondisi waktu pemotertannya yang terlalu lama sehinggga gambaran radiografis yang dihasilkan akan tampak gelap/ hitam (radiolusen) secara keseluruhan. Underexposure terjadi bila waktu pemotretannya terlalu singkat dan gambaran radiografisnya yang dihasilkan akan tampak putih (radiopak) secara keseluruhan.Tidak ada gambaran sama sekali (film bening) tidak ada sinar-X yang mengenai film yang disebabkan pesawat rontgen rusak dan tidak menghasilkan sinar-X atau salah melakukan menekan tombol expose.

F. PROSESSING / PENCUCIAN FOTO RODIOGRAFIS Beberapa macam kesalahn dapat terjadi pada waktu proses pencucian film, baik intraoral maupun dalam kamar gelap, yaitu :Overdeveloped adalah kondisi waktu pencucian dalam developer yang telalu lama sehingga gambaran radiografis yang dihasilkan tampak hitam secara keseluruhan.Underdevelope adalah kondisi waktu pencucian dalam developer yang terlalu cepat.

PROTEKSI RADIASI RADIOLOGI

Usaha proteksi terhadap masyarakat disekitar instalasi radiasi merupakan satu hal yang kompleks. Karena biasanya bagian radiologi merupakan bagian dari suatu gedung, yang akan berdampingan dengan bagian-bagian lain. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mengurang radiasi terhadap masyarakat dan lingkungan disekitar instalasi radiasi:1. pembatasan penggunaan sumber-sumber radiasi untuk tujuan survey kesehatan masyarakat, kecuali bila ada kemungkinan ditemukan suatu penyakit secara pasti.2. pengawasan ketat dan persyaratan perizinan yang mutlak bagi pemakaian sumber radiasi, dan dilaksanakan dengan baik serta penjualan alat-alat yang memenuhi persyaratan.

Khusus untuk bidang kedokteran gigi usaha-usaha proteksi yang dilakukan terhadap masyarakat adalah sebagai berikut : A. Perencanaan Pembangunan1. Lokasi, tata letak dan orientasi. Bagian radiologi yang berada di dalam atau merupakan bagian dari suatu rumah sakit harus direncanakan sebaik mungkin, baik mengenai lokasi maupun tata letaknya. Sedapat mungkin, lokasi tidak bersebelahan langsung dengan bagian bagian lain (tersendiri). Selain itu pengaturan arah bekas sinar X primer diutamakan ke daerah daerah yang kosong.2. Beberapa fasilitas lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan dan sifatnya mudah pengontrolannya adalah- Instalasi listrik- Instalasi air- Saluran pembuangan

B. Bahan Proteksi1. Timbal (Pb) adalah bahan proteksi radiasi utama yang paling umum dipakai. Biasanya dibuat dalam bentuk apron, sarung tangan atau penutup gonad. Dapat juga dipakai sebagai bahan untuk melapisi dinding, lantai dan langit - langit.2. Konstruksi dinding dari beton dapat juga digunakan sebagai bahan proteksi radiasi3. Bahan bangunan biasa, dapat juga dipakai sebagai bahan proteksi radiasi. Nilai kesetaraannya adalah sebagai berikut :Tebal beton equivalen = (tebal bahan x densitas) / 2,354. Bahan bahan lain seperti baja, barium plaster, batu, keramik, bata atau kaca juga memiliki kemampuan menyerap radiasi yang dapat dihitung nilai kesetaraannya dengan Pb.

Usaha usaha lain yang dpat dilakukan adalah:1. Pemberian tanda khusus berupa symbol radiasi di daerah sumber sumber radiasi termasuk di ruangan pesawat radiodiagnostik.2. Pemeriksaan yang menggunaka sinar X di rimah sakit atau poliklinik, harus dilakukan di bagian Radiologi kecuali bila keadaan pasien tidak memungkinkan.3. Orang tua atau orang lain yang mengantar pasien harus berada jauh dari ruangan sinar X atau memakai pelindung bila berada di dalam ruangan.4. Pemakaian bahan proteksi pada dinding, lantai dan langit langit.5. Penggunaan pesawat sinar X dengan kualutas terbaik, telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan.6. Pemeriksaan periodik tentang kebocoran radiasi pada pesawat sinar X.7. Gunakan alat pengukur radiasi di ruangan, misalnya dengan survey meter.

C. Proteksi Radiasi terhadap PasienUsaha usaha proteksi terhadap pasien dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Ada dua hal yang perlu diperhatikan :1. Tidak boleh melakukan penyinaran tanpa adanya keuntungan yang jelas2. Pemeriksaan diagnostic dengan sinar X baru dilakukan bila pemeriksaan klinis mengarah pada kelainan pada struktur di daerah yang tidak dapat dilihat secara klinis.

Usaha usaha proteksi terhadap pasien dapat diuraikan sebagai berikut :1. Hilangkan tata kerja yang tidak perlu atau berlebihan2. Operator harus terlebih dahulu memeriksa identitas pasien3. Tanyakan apakah penderita pernah menerima radiasi (kapan?)4. Kurangi pemeriksaan radiografi dengan seleksi kasus5. Untuk semua wanita pada masa subur, pemeriksaan radiografi terutama rahang atas harus ditunda.6. Teknik pemotretan radiografis dan penentuan kondisi sinar X, harus betul betul telah direncanakan dengan baikTeknik pemotretan bite wing dapat memperlihatkan gigi gigi rahang atas dan bawah terlihat pada satu film. Dengan demikian dapat mengurangi pemotretan radiografis yang dilakukan, sehingga dapat mengurangi radiasi yang diterima oleh pasien.Teknik ini juga sebaiknya dipakai untuk pemotretan anak anak. Untuk pemeriksaan menyeluruh, film yang digunakan untuk teknik bite wing hanya 4 fil sedangkan pada teknik biseksi 6-8 film.7. Pengurangan film tipe high speed (sangat peka) dengan mutu terbaik. Gunakan cassette yang dilengkapi intensifying screen tipe high speed untuk mengurangi radiasi.8. Penggunaan pesawat sinar X sebaiknya menggunakan filter :Filter yang tepat, untuk menyaring radiasi tidak berguna. Filter adalah materi menyerap, biasanya lempengan aluminium (Al) yang ditempatkan di dalam tabung sinar X dan dilewati oleh berkas sinar X, berguna untuk meneyerap dan menyaring sinar X berenergi rendah yang tidak berguna dalam pembentukan gambar radiografis.Sehingga sinar X yang mencapai film lebih homogen panjang gelombangnya, dengan demikian proses ionisasi AgBr pada film akan lebih merata, dan akan memperoleh gambaran radiografis yang lebih kontras. Selain itu dosis radiasi yang diterima pasien juga akan berkurang.Tebal filter minimum, ditentukan oleh tegangan maksimal pada pesawat sinar-X. Filter untuk pesawat sinar-X diagnostic biasa, termasuk pesawat sinar-X dental harus setara dengan : 1,5 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan sampai dengan 75 kV 2 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan 75-100 kV 2,5 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan di atas 100 kV

9. Penggunaan pesawat sinar-X yang menggunakan : Cone dari logam Cone yang panjang Cone yang ujungnya terbuka10. Penggunaan diafragma/ collimeter/ shutter yang tepat untuk mebatasi ukuran lapangan (lebar berkas) penyinaran.11. Waktu pemotretan yang sesingkat-singkatnya, tetapi memberikan hasil gambaran radiografis yang terbaik.12. Pasien menggunakan apron proteksi dan gonad proteksi selama penyinaran.13. Passion harus mengikuti instruksi operator.D. Proteksi radiasi terhadap operatorPada umumnya pengurangan dosis kepada penderita akan mengakibatkan pengurangan dosis terhadap operator dan personil lainnya. Hal penting yang diperhatikan juga adalah operator harus berdiri dibelakang sinar-X primer.1. Jarak berdiri operatorBesarnya radiasi yang diterima seseorang, berbanding terbalik dengan besarnya jarak antara orang tersebut berdiri dengan sinar-X. hal ini dapat dibuktikan dengan hokum bidang (inverse law). Hokum ini menunjukkan hubungan antara besarnya radiasi yang diterima seseorang dengan besarnya jarak antara orang tersebut berdiri dan sumber sinar-X.Radiasi yang diterima operator bila berdiri pada jarak 4 feet dari sumber sinar-X dibandingkan bila berdiri pada jarak 2 feet dari sumber sinar-X adaah (1/2) : 2= (seperempat) kali jumlah yang diterima pada jarak 2 feet.Hal ini menggambarkan dengan jelas, pentingnya operator berdiri pada jarak sejauh-jauhnya dari sinar-X. untuk penggunaan pesawat sinar-x diagnostic, dianjurkan operator berdiri minimal 6 feet dari sumber sinar-X. sselain itu operator perlu memperhatikan untuk :1. Tidak memegang film di dalam mulut penderita2. Tidak memegang kaca mulut di dalam mulut penderita selama pemotretan3. Tiba memegang cone atau tube selama pemotretan4. Selalu menggunakan apron proteksi dan gonad proteksi5. Selalu menggunakan monitor radiasi berupa : film badge pocket dose meter cara pemeriksaan apron dan sarung tangan PbApron dan sarung tangan Pb harus mempunyai ketebalan minimum 0,25 mm, untuk pesawat dengan 150 kV. Sarung tangan dan apron Pb harus di periksa setahun sekali.Caranya : pada apron dan sarung tangan Pb dilakukan penyinaran dengan sinar-X pada kondisi 80 kV dengan mAs tertentu dengan jarak 1 meter. Untuk ketebalan 0,25 mm Pb dipakai mAs = 10, pada penyinaran ini apron dan sarung tangan Pb harus kedap/ tidak dapat dilewati sinar-X.

2. Posisi berdiri operatorPerlu ditekankan bahwa selama melakukan pemotretan radiografis operator juga mendapat radiasi. Oleh karena itu operator tidak diperbolehkan berdiri didaerah radiasi sinar-X primer. Untuk mengurangi dosis radiasi yang diterimanya, sebaiknya operator juga berdiri pada tempat yang aman yaitu dibalik dinding pelindung berlapis Pb dan berjarak cukup jauh dari sumber sinar-X selama melakukan pemotretan radiografis.Umumnya operator berdiri pada posisi yang membentuk sudut antara 90 dan 135 terhadap sinar-X pusat. Akan tetapi yang terbaik adalah jauh di belakang sumber sinar-X atau berlawanan arah dengan sinar-X pusat. Untuk pemotretan radiografis dental region :1. Gigi anterior, operator berdiri pada sebelah depan kanan atau sebelah depan kiri pasien.2. Gigi posterior, operator lebih baik berdiri di sebelah belakang pasien daripada sebelah depan pasien.Ada pembagian 3 daerah radiasi beserta penggolongan orang yang berada di sekitarnya :1. Controlled area (daerah I), yang berada di daerah ini termasuk :Orang-orang yang langsung menggunakan pesawat sinar-X (operator)E. Proteksi Radiasi terhadap bahaya radiasi bocor Persyaratan sarana dan fasilitas proteksi radiasi termasuk juga proteksi terhadap adanya radiasi bocor. Untuk mengetahui ada tidaknya atau besarnya radiasi bocor,perlu dilakukan pengetesan pada pesawat dengan cara mengaktifkan pesawat dalam beberapa saat. Kemudian dihitung dalam satuan R/jam. Radiasi bocor adalah radiasi yang dihasilkan dan dikeluarkan dari kepala tabung sinar-X yang tidak melalui Cone:1. untuk pesawat diagnostik, radisai bocor yang diperbolehkan maksimum 100mR/jam pada jarak 1 meter dari tabung sinar-X, pada waktu pesawat dalam kondisi katif penuh.2. untuk pesawat terapi, radiasi bocor yang diperbolehkan sebesar 100 mR/jam pada jarak 1 meter dari tabung sinar-X dan 100mR/menit pada setiap titik diatas tube housing.3. untuk pesawat telegama, sourhead dan peralatan kolimasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada jarak 1 meter dalam setiap arah dari sumber sinar dalam keadaan tertutup. Radiasi maksimum tidak boleh lebih dari 10 mR/jam dan radiasi rata-rata tidak lebih dari 2 mR/jam.PERSYARATAN PEKERJA INSTALASI RADIASI Persyaratan pekerja instalasi radiasi dalam hal ini tenaga operator merupakan masalah yang sangat penting, karena berhubungan secara langsung dengan mutu hasil foto radiografis. Selain memiliki keterampilan yang memenuhi syarat, pekerja instalasi radiasi juga memiliki dan harus memperhatikan semua faktor-faktor mengenai proteksi radiasi. Persyaratn tersebut meliputi :1. usia pekerja. Tidak semua orang dapat bekerja di daerah radiasi. Orang-oramg yang berusia di bawah 18 tahun, tidak diperbolehkan bekerja di daerah radiasi. 2. operator harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang pesawar dan teknik penggunaannya. Untuk instalasi radioterapi operator juga harus memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan radioaktif, kegunaan, aturan pemakaian, serta bahaya radiasi yang dapat ditimbulkan.3. operator harus terampil, memiliki pengetahuan dan menguasai pemotretan dengan baik. Termasuk juga penggunaan film yang baik, memilih ukuran film yang sesuai dengan kebutuhan pemotretan radiografis serta cara memberikan instruksi yang penting bagi pasien.4. di bagian Radiologi Kedokteran Gigi, operator harus menguasai teknik oral maupun ekstra oral dengan baik.5. menguasai teknik pencucian foto radiografis dengan baik. Selain itu, memahami