makalah radiology

42
Tugas Kelompok Radiologi II GAMBARAN RADIOGRAFIK KELAINAN PERIODONTAL DAN RESORBSI AKAR Oleh: Noralita Ratnasari 021311133149 Adil Rachmawan 021311133150 Erin Imaniar Basar 021311133151 ILMU RADIOLOGI II - DEPARTEMEN RADIOLOGI MULUT Fakultas Kedokteran Gigi – Universitas Airlangga

Upload: erin

Post on 22-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kelainan periodontal dan resorpsi akar

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Radiology

Tugas Kelompok Radiologi II

GAMBARAN RADIOGRAFIK KELAINAN PERIODONTAL

DAN RESORBSI AKAR

Oleh:

Noralita Ratnasari 021311133149

Adil Rachmawan 021311133150

Erin Imaniar Basar 021311133151

ILMU RADIOLOGI II - DEPARTEMEN RADIOLOGI MULUT

Fakultas Kedokteran Gigi – Universitas Airlangga

Semester Genap – 2015

Page 2: Makalah Radiology

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul : “Gambaran Radiografik

Kelainan Periodontal dan Resorbsi Akar”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dimaksudkan sebagai pemenuhan tugas

mandiri mata kuliah Radiologi II semester genap.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan makalah ini adalah karena

bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. R.P. Bambang Noerjanto, drg., MS., Sp.RKG selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga terselesaikannya makalah ini dengan baik.

2. Tim dosen mata kuliah Radiologi II Fakultas Kedokteran Gigi

3. Teman-teman Cementum 2013

4. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya

kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.

Surabaya, 26 Maret 2015

Penulis

Page 3: Makalah Radiology

DAFTAR ISI

Judul .....................................................................................................................

Kata Pengantar ......................................................................................................

Daftar Isi ...............................................................................................................

Daftar Gambar ......................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan ...............................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan .....................................................................................

1.3 Manfaat ....................................................................................................

Bab 2 Tinjauan Pustaka ...............................................................................

2.1 Radiografik Jaringan Radiografik Yang Sehat ........................................

2.2 Pengertian Penyakit Periodontal .............................................................

2.3 Klasifikasi Penyakit Periodontal..............................................................

2.3.1 Acute Periodontal Abscess..........................................................

2.3.2 Chronic Periodontitis ..................................................................

2.3.3 Early Onset Periodontitis.............................................................

2.4 Pengertian Resorbsi Akar ........................................................................

2.5 Klasifikasi Resorbsi Akar ........................................................................

2.5.1 Resorbsi Interna ..........................................................................

2.5.2 Resorbsi Eksterna ........................................................................

Bab 3 Penutup .......................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

3.2 Saran ........................................................................................................

Daftar Pustaka ......................................................................................................

Page 4: Makalah Radiology

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Fitur radiografi tulang alveolar yang sehat ...........................................................................

Gambar2. Antara gigi posterior, puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ ....

Gambar3. Gigi anterior, puncak alveolar biasanya runcing dan mungkin memiliki korteks yang

terdefinisi dengan baik ..........................................................................................................

Gambar4.

Page 5: Makalah Radiology

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling

banyak diderita manusia. Penyakit periodontal adalah penyakit inflamasi pada jaringan

pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik tertentu atau kelompok

mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan

tulang alveolar dengan pembentukan poket, resesi atau keduanya. Penyakit periodontal

terbagi atas penyakit periodontal non-destruktif (gingivitis) dan penyakit yang bersifat

lebih destruktif (periodontitis). Bakteri merupakan penyebab yang paling banyak

terjadinya penyakit periodontal. Klasifikasi Penyakit Periodontal adalah acute

Periodontal Abscess, chronic Periodal dan Early Onset Periodontitis

Resorpsi akar adalah pengerusakan atau penghancuran yang menyebabkan

hilangnya struktur gigi. Hal ini disebabkan oleh kerja sel tubuh yang menyerang bagian

dari gigi. Bila kerusakan meluas ke seluruh gigi, dinamakan resorpsi gigi. Penyebab

terjadinya resorbsi akar bermacam-macam, misalnya inflamasi, bahan kimia, tekanan,

dan lain-lain. Klasifikasi resorbsi akar dibagi menjadi dua yaitu resorbsi akar internal

(destruksi gigi yang diawali pada daerah yang berdekatan dengan pulpa pada dinding

internal dentin dan berkembang kearah luar) dan tresorbsi eksternal (odonklas meresorpsi

permukaan luar dari gigi).

Oleh karena itu, kami akan mengulas tentang gambaran radiografik penyakit

periodontal dan klasifikasinya, serta resorbsi akar dengan tujuan untuk memahami

secara jelas tentang gambaran radiografik.

Page 6: Makalah Radiology

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan gambaran radiografik periodontal sehat dan kelainan penyakit

periodontal

2. Menjelaskan gambaran radiografik resorbsi akar dan klasifikasinya

1.3 Manfaat

Mahasiswa dapat memahami gambaran radiorafik penyakit periondontal dan

resorbsi akar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Radiografik Jaringan Periodontal Yang Sehat

Periodonsium yang sehat jika tidak terdapat penyakit. Namun, kesehatan tidak

bisa dipastikan dari radiografi saja, informasi klinis juga yang dibutuhkan.

Radiografi dikatakan berhasil jika diketahui fitur radiografi jaringan sehat (belum

ada keropos tulang). Satu-satunya yang dapat diandalkan Fitur radiografi adalah

hubungan antara margin tulang crestal dan cemento-enamel junction (CEJ). Jika jarak ini

dalam biasa batas (2-3 mm) dan tidak ada tanda-tanda klinis hilangnya attachment, maka

dapat dikatakan bahwa belum adanya periodontitis. (Nanci A, dll, 2003)

Fitur radiografi tulang alveolar yang sehat meliputi: (Nanci A, dll, 2003)

1. Tipis, halus, merata corticated margin ke tulang crestal interdental di daerah posterior.

2. Tipis, adanya margin untuk interdental tulang crestal di daerah anterior.

3. Cortication di atas puncak tidak selalu jelas, terutama untuk sejumlah tulang yang

kecil antara gigi anterior.

4. Tulang crestal interdental kontinu dengan lamina dura dari gigi yang berdekatan. Itu

persimpangan dua bentuk sudut yang tajam.

5. Tipis dan lebar ke mesial, distal ruang ligamen periodontal.

6. Tidak tidak selalu jelas.

Page 7: Makalah Radiology

Kegagalan untuk melihat fitur ini mungkin karena:

1. Kesalahan Teknik

2. Overexposure

3. Variasi anatomi normal di alveolar Bentuk dan kepadatan tulang.

.

Gambar1. Fitur radiografi tulang alveolar yang sehat

Tulang alveolar normal yang mendukung gigi memiliki penampilan yang khas.

Lapisan tipis tulang kortikal yang opak sering meliputi puncak alveolar. Antara gigi posterior,

puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ yang berdekatan (gambar2).

Antara gigi anterior, puncak alveolar biasanya runcing dan mungkin memiliki korteks yang

terdefinisi dengan baik (gambar3.). Puncak alveolar berlanjut dengan lamina dura gigi yang

berdekatan. (White,2014:301)

Page 8: Makalah Radiology

Gambar2. Antara gigi posterior, puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ yang

berdekatan.

Gambar 3. Antara gigi anterior, puncak alveolar biasanya runcing dan mungkin memiliki korteks yang

terdefinisi dengan baik.

2.2 Pengertian Penyakit Periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang

alveolar. Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan

gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan gigi.

Page 9: Makalah Radiology

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakteri yang

terbentuk pada mahkota gigi dan meluas disekitarnya, lalu menerobos sulkus gingiva

yang nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.

Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi

ketika koloni mikroorganisme berkembang. (Gutman JL, 1992)

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.

Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi yang

mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,

keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak dirawat maka

proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen

periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis. Gingivitis

merupakan fenomena bifase. Pada anak-anak bersifat akut, sementara dan cenderung

mengenai papila, sedangkan pada orang dewasa bersifat kronis dan progresif. Gingiva

anak-anak terhadap gingivitis lebih cepat dan jelas bila dibandingkan dengan orang

dewasa. (Eric Waites, 2003)

2.3 Klasifikasi Penyakit Periodontal

2.3.1 Acute Periodontal Abscess

Abses periodontal merupakan suatu proses yang cepat berkembang, lesi destruktif

yang biasanya berasal dari dalam pocket jaringan lunak. Hal ini terjadi ketika bagian koronal

dari pocket menjadi tersumbat atau ketika bahan asing tersangkut antara gigi dan gingiva. Jika

lesi akut, mungkin tidak ada perubahan yang terlihat pada gambar. Namun jika lesi berlanjut

(yaitu pada abses periodontal kronis), daerah radiolusen akan tampak pada gambar, sering

tumpang tindih di atas akar gigi. Radiolusen dapat berupa area bulat yang mengalami

penipisan, dan jembatan tulang terdapat pada bagian atas aspek koronal lesi, yang terpisah dari

puncak alveolar ridge. Setelah pengobatan, beberapa tulang yang hilang dapat beregenerasi.

(Whites,2014:308)

Page 10: Makalah Radiology

Gambar4. Contoh abses periodontal kronis yang berhubungan dengan kaninus rahang atas, perhatikan area yang didefinisikan dengan hilangnya tulang yang berlebihan pada regio

pertengahan akar dan memperluas ke arah mesial terhadap gigi insisivus lateral. Tampaknya terdapat lapisan tulang (panah) yang memisahkan wilayah dari kerusakan tulang dari puncak

proses alveolar. (Whites,2014:308)

Kadang-kadang, pasien datang dengan kondisi yang parah dilokasi penyakit periodontal. Penyakit ini biasanya berasal dari jaringan yang dalam yang telah tersumbat. Diagnosis dari abses periodontal adalah adanya tanda-tanda peradangan akut, infeksi yang jelas dan tidak radiografi.

Gambar5. Secara klinis gambaran abses periodontal.

2.3.2 Periodontitis kronis

Periodontitis kronis adalah penyakit periodontal yang paling umum. Dilihat

dari segi patologis adalah : (Eric Waites, 2003)

Page 11: Makalah Radiology

a. Peradangan (biasanya perkembangan dari gingivitis kronis)

b. Penghancuran ligamen periodontal

c. Resorpsi tulang alveolar

d. Hilangnya jaringan epitel

e. Pembentukan pocket di sekitar gigi

f. Pengunduran gingiva resesi.

Periodontitis adalah resorpsi dari tulang alveolar yang menyediakan fitur

radiografi utama kronis Periodontitis, meliputi :

a. Hilangnya margin interdental, tepi tulang menjadi tidak teratur atau tumpul

b. Pelebaran ruang ligamen periodontal pada margin crestal

c. Hilangnya sudut yang biasanya tajam antaratulang crestal dan lamina dura, sudut

tulang menjadi bulat dan tidak teratur

d. Lokasi dari alveolar yang tulang pendukung

e. Hilangnya tulang horizontal atau vertikal yang mengakibatkan hilangnya tulang

atau pembentukan kerusakan intra-tulang yang kompleks.

Hilangnya tulang horisontal menggambarkan penampilan hilangnya

ketinggian tulang alveolar di mana puncak masih horizontal (sejajar dengan garis

bayangan yang bergabung dengan CEJ gigi yang berdekatan) tetapi diposisikan apikal

lebih dari beberapa milimeter dari CEJ. Kehilangan tulang horisontal mungkin ringan,

sedang, atau berat, tergantung pada luasnya. Keropos tulang ringan dapat

didefinisikan sebagai kehilangan 20%, atau sekitar 1 sampai 2 mm, dari ketinggian

tulang normal yang mendukung, dan kehilangan moderat adalah hilangnya antara

20%, atau sekitar 2 mm, dan 50% dari ketinggian tulang pendukung. Kehilangan berat

adalah terjadi bila hilangnya tulang lebih dari titik tersebut.

Sementara itu, kerusakan tulang vertikal (sudut) adalah lesi tulang yang

terlokalisasi satu gigi, meskipun seorang individu mungkin memiliki beberapa

kerusakan tulang vertikal. Kerusakan ini berkembang ketika hilangnya tulang

berlangsung turun ke akar gigi, sehingga ada pendalaman pocket periodontal secara

klinis. Ini bermanifestasi sebagai kelainan vertikal dalam alveolus yang memanjang di

sepanjang apikal akar gigi yang terkena dampak dari puncak alveolar. Dalam bentuk

awal, kerusakan vertikal muncul pelebaran yang abnormal dari ruang PDL di puncak

alveolar (gambar4)

Page 12: Makalah Radiology

Kerusakan vertikal ini sering sulit untuk dikenali pada gambaran radiografik

karena satu atau kedua plat kortikal tulang masih bertumpangan di atas defek.

Visualisasi kedalaman pocket dapat dibantu dengan memasukkan gutta-percha

sebelum membuat gambar intraoral. Gutta-percaha tampak mengikuti defek karena

gutta percha relatif tidak fleksibel dan radiopak (Gambar5). Pemeriksaan klinis dan

bedah adalah cara terbaik menentukan jumlah sisa dinding tulang. Gambaran CBCT

juga dapat membantu untuk mengkarakterisasi cacat lebih jelas.(White,2014:303)

Gambar6. (a) contoh dari perkembangan kerusakan vertikal, (b) contoh dari beberapa

kerusakan vertikal yang mempengaruho permukaan mesial dari M1 dan permukaan distal

dari kaninus

Gambar7. Gutta-percaha tampak mengikuti defek karena gutta percha relatif tidak

fleksibel dan radiopak

f. Hilangnya tulang di daerah furkasi dari gigi multirooted, ini dapat bervariasi dari

pelebaran pencabangan ligamen periodontal untuk zona besar kerusakan tulang.

Page 13: Makalah Radiology

Gambar8. Radiografi periapikal menunjukkan tipe radiografi dari tulang horizontal dalam

periodontitis yang mempengaruhi insisiv RA (a) tulang yang hilang baru sedang, (b)

tulang yang hilang sudah parah

Page 14: Makalah Radiology

Gambar9. Radiografi menunjukkan tipe radiografi dari hilangnya tulang horizontal

didalam chronic periodontitis mempengaruhi gigi posterior (a) pertama, hilangnya tulang

secara sedang yang mempengaruhi mandibular molar

(b) sedang dan bahkan parah, hilangnya tulang yang mempengaruhi molar RA, bagian

hitam diindikasi adanya calculus deposit

(c) vertikal bitewings menunjukan hilangnya tulang sudah parah, bagian hitam diindikasi

adanya clculus deposit

Page 15: Makalah Radiology

Gambar10. Radiografi periapikal menunjukkan contoh dari hilangnya tulang vertikal

dalam periodontitis khronik (a) ringan, (b) sedang, (c) akut/parah

Gambar9.

Pelebaran periodontal interdental ruang ligamen terkait dengan faktor lokal

sekunder meskipun penyebab utama penyakit periodontal adalah plak bakteri.

Beberapa faktor tersebut dapat dideteksi pada radiografi meliputi:

a. Deposito Kalkulus

b. Karies

c. Overhanging filling ledges

d. Kurangnya titik kontak

e. Kontur restorasi yang buruk

Page 16: Makalah Radiology

f. Status endodontik dalam kaitannya dengan Perio-endo lesi

g. Overerupted gigi berlawanan

h. Gigi miring

i. Akar yang berdekatan

Gambar11. Contoh dari penyebab faktor sekunder yang terlibat dalam penyakit

periodontal (a) deposit kalkulus, (b) deposit kalkulus, (c) karies, (d) Overhanging

filling ledges, (e) efek Overhanging filling ledges, (f) lubang sampai ke jaringan

periodontal

2.3.3 Awal mula periodontitis

Penyakit periodontal yang terparah berkembang pada masa remaja. Fitur radiografi

meliputi:

a. Kerusakan tulang vertikal parah yang mempengaruhi M1 atau gigi seri

(kadang-kadang)

b. Secara umum kehilangan tulang

Page 17: Makalah Radiology

c. Migrasi dari gigi seri dengan diastema

d. Formasi

e. Keropos tulang.

Gambar12. Awal mulanya periodontitis

2.4 Pengertian Resorbsi Akar 

Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah pengerusakan atau

penghancuran yang menyebabkan hilangnya struktur gigi. Hal ini disebabkan oleh kerja

sel tubuh yang menyerang bagian dari gigi. Bila kerusakan meluas ke seluruh gigi,

dinamakan resorpsi gigi. Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan sudah

mencapai pulpa, sehingga sangat sulit untuk dirawat dan biasanya memerlukan ekstraksi

gigi. Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag menjadi odontoklas yang akan

meresorpsi sementum permukaan akar serta dentin akar. Tingkat keparahannya

bervariasi dapat dilihat dari bukti-bukti berupa lubang mikroskopis yang dapat

menyebabkan kehancuran pada permukaan akar.(Fuss Z,2003) Resorpsi diklasifikasikan

sebagai internal dan eksternal atas dasar permukaan gigi yang diresorpsi.

(White&Pharaoh,2014:603)

Resorpsi eksternal mempengaruhi permukaan luar dari permukaan gigi,

sedangkan resobsi internal mempengaruhi permukaan dalam dari ruang pulpa dan kanal.

Page 18: Makalah Radiology

Ada dua tipe yang membedakannya dari gambaran radiografis dan perawatannya.

Walaupun etiologi dari lesi-lesi resorptif belum diketahui, tetapi adanya keterangan yang

menunjukkan bahwa beberapa lesi merupakan hasil dari infeksi kronis (inflamasi),

tekanan dan fungsi yang berlebihan atau faktor-faktor yang diasosiasikan dengan tumor

lokal dan kista. (White&Pharaoh,2014:603)

2.4.1 Resorbsi Internal

2.4.1.1 Definisi

Resorbsi internal adalah destruksi gigi yang diawali pada daerah yang

berdekatan dengan pulpa pada dinding internal dentin dan berkembang kearah luar,

yang akhirnya menembus permukaan eksternal dari mahkota ke akar.

(Markus,2006) Paling banyak kasus resorbsi internal tidak diketahui penyebabnya (

idiopatik ). Walaupun  faktor-faktor pendukung tidak diketahui, proses yang

terlihat dihubungkan dengan inflamasi pulpa, saat ini dipercaya bahwa resorbsi

internal disebabkan oleh pulpitis irreversible kronis. (Fuss Zet al, 2003)

Resorpsi internal dapat mempengaruhi gigi baik dalam dentin primer

atau sekunder. Hal ini terjadi paling sering pada gigi permanen, biasanya dalam

gigi seri tengah dan molar pertama dan kedua. Proses resorptif paling sering

dimulai selama dekade keempat dan kelima adalah lebih umum pada laki-laki. Jika

pulpa yang membesar melubangi dentin dan enamel, maka secara klinis pada

daerah tersebut dapat muncul yang disebut pink spot. (White&Pharaoh,2014:603)

Pada daerah resorbsi, yang tersisa hanya selapis email yang sangat tipis

dan daerah resorbsi dipenuhi dengan jaringan granulasi hipervaskular. Jika resorbsi

terjadi pada bagian korona gigi, memungkinkan darah terlihat sangat jelas, maka

pink spot akan muncul pada mahkota gigi melalui enamel yang translusen.

(Sommer RF, et al, 1962; Fuss, et al, 2003)

Page 19: Makalah Radiology

Gambar 13. Pink Spot (Sommer RF, et al, 1962)

2.4.1.2 Etiologi

a. Inflamasi

Inflamasi pulpa juga dapat menyebabkan resorpsi internal apabila

inflamasi menyebabkan kematian odontoblas sehingga peradangan terus

berlanjut ke dentin, sedangkan pulpa masih mempertahankan vitalitasnya.

Gambar14. ( a) Resorpsiakar internal yang disebabkan oleh inflamasi.

Saluran akar nekrotik dan terdapa tmikroorganisme. Rongga

resorpsimengandung sel odontoclast. b.) gambar close-up resorpsi

Sel peresorpsi dating dan berkontak dengan predentin atau dentin.

Berdasarkan beberapa penelitian mengatakan bahwa terdapat beberapa bakteri

yang mampumengaktifkan RANKL dan osteoklas. Resorpsi internal menyebar

kesegalaarah secara simetris kedalam dentin yang mengelilingi pulpa. Awal

mulainya resorpsi internal, berbentuk seperti lingkaran penuh dan terus

menyebar kearah koronal dan apical apabila inflamasi berkembang. Mikroba

merupakan stimulus yang diperlukan untuk resorpsi akar internal.

Gambaran radiografik dapat menunjukkan tanpa gejala awal dari

resorpsi internal. Lesi tampak terlokalisasi, radiolusen dan membulat, oval atau

Page 20: Makalah Radiology

memanjang dalam akar atau mahkota dan dilanjutkan dengan gambaran ruang

pulpa dan kanal. Outline biasanya tampak jelas dan halus atau agak berlekuk-

lekuk. Sehingga, akan tampak perluasan yang iregular dari kamar pulpa atau

kanal. Gambaran tersebut tampak homogen radiolusen, tanpa trabekula tulang

atau pulp stone. Namun stuktur internal dapat terlihat jelas jika permukaan

struktur gigi yang teresorpsi berbentuk sangat irregular dan berlekuk-lekuk.

Pada beberapa kasus, hampir seluruh pulpa dapat membesar di dalam gigi,

walaupun pada umumnya lesi masih terlokalisasi. (White&Pharaoh,2014:603)

Gambar15. Resorpsi Internal bisa terjadi pada bagian mahkota atau akar dari gigi. Gambaran

periapikal menunjukkan reseorpsi internal berpusat di sistem kanal akar. (White&Pharaoh,2014:604)

Gambar16. Insisif lateral maksila dengan riwayat kelainan periodontal (subluxation).

Page 21: Makalah Radiology

Membuktikan bahwa terlihat adanya resorpsi akar internal,

khususnya resorpsi inflamasi internal (panah). (Miloro, 2011:395)

b. Bahan Kimia

Internal resorpsi mungkin merupakan hasil dari stimulasi oleh kalsium

hidroksida yang sangat alkali, pada perawatan pulotomi. Sifat alkali dari

Calsium hidroksida dapat menyebabkan metaplasia dalam jaringan pulpa, yang

mengarah pada pembentukan odontoclast. (Ingle, et al.1994)

Gambar17. Resorpsi internal yang sangat besar dari molar

bawah setelah dilakukan perawatan pulpotomi. (Ingle, et al.1994)

c. Trauma

Beberapa penyelidik melaporkan bahwa trauma sering dicurigai

sebagai faktor awal resorbsi internal. Trauma dapat disebabkan oleh pukulan

suatu benda, preparasi mahkota dengan panas yang ekstrim tanpa semprotan air

yang cukup. Panas diperkirakan akan menghancurkan lapisan predentin.

Resorbsi internal dapat terbatas pada mahkota atau akar gigi.(Cohen Set al,

1984; Sommer RF, 1962)

Dalam kasus gigi trauma, perdarahan intra pulpa dapat berkembang,

bekuan darah yang terbentuk kemudian diganti dengan jaringan granular yang

menekan dinding saluran akar. Dengan aktivasi sel-sel mesenkim non-

differentiated dari jaringan pulpa maka sel-sel tersebut akan berdiferensiasi

menjadi dentinoclast, sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi jaringan keras

gigi.

Page 22: Makalah Radiology

Gambar18. Tampak gambaranr adiografik yang jelas dari resorpsi akar internal yang dapat disebut

“internal/central granuloma” setelah preparasi gigi. Batas pulpa masih mudah teridentifikasi.

(Pasler. 2007:164)

Trauma tiba-tiba pada gigi menghasilkan hemorrhage intrapulpa yang

terorganisasi (contohnya : ditempati oleh jaringan granulasi ). Proliferasi jaringan

granulasi menekan dinding dentin sehingga pembentukan predentin berhenti dan

mulai resorbsi. Berbagai aspek resorbsi internal telah banyak dipelajari, namun

mekanisme pasti masih menjadi spekulasi. Saluran akar menyediakan atmosfer

yang baik untuk pertumbuhan dari sel yang meresorbsijaringan keras, hal ini dapat

terjadi setelah proses trauma. Perubahan sirkulasi mempengaruhi metabolisme sel

menjadi derajat yang lebih luas. (Fuss Zet al, 2003)

Resorbsi akar ternyata lebih sering tejadi di dekat pembuluh darah. Hal

ini juga telah diobservasi, bahwa hiperemi aktif dan didukung tekanan oksigen

yang tinggi menyebabkan aktifitas odontoklas.(Fuss Zet al, 2003)

2.4.2 Resorbsi Eksternal

2.4.2.1 Definisi

Pada resorpsi eksternal, odontoklas meresorpsi permukaan luar dari

gigi. Resorpsi ini umumnya meliputi permukaan akar tetapi bisa juga meliputi

Page 23: Makalah Radiology

sementum dan dentin, dan pada beberapa kasus secara sedikit demi sedikit meluas

ke pulpa. (White&Pharaoh,2014:604)

Umumnya tempat bagi resorpsi akar eksternal merupakan region apikal

dan servikal. Ketika lesi mulai pada apex, umumnya menyebabkan resorpsi halus

pada struktur gigi, sehingga menumpulkan bagian apeks akar. Namun, ketika

resorpsi eksternal terjadi sebagai hasil dari lesi inflamasi periapikal, lamina dura

hilang dari sekeliling apeks. Jika resorpsi dari region apikal terjadi, kanal pulpa

tampak secara abnormal meluas pada apeks. (White&Pharaoh,2014:604)

Gambar19. Resorpsi akar eksternal menakibatkan hilangnya stuktur gigi dari apeks. Perhatikan bagian

tumpul dari apeks akar, saluran akar pulpa yang melebar, dan lamina dura yang masih utuh.

(White&Pharaoh,2014:604)

2.4.2.2 Etiologi

a. Inflamasi

Resorpsi akibat inflamasi diduga terjadi karena infeksi jaringan pulpa.

Daerah yang terinfeksi biasanya berada di sekitar forfamen apikal dan canalis

lateralis. Sementum, dentin, dan jaringan periodontal yang berdekatan juga

dapat terlibat. Pada pemeriksaan radiografi terlihat adanya gambaran radiolusen

pada daerah tersebut. Saluran akar dan tubulus dentin terinfeksi dan nekrosis,

serta respon inflamatori dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin dan tulang.

Page 24: Makalah Radiology

Pertambahan aktivitas osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan

menunjukkan pengaruh bakteri yang berada pada tubulus dentin. (Gutmann

JL,1992;Cohen S,,1984)

Gambar20.. Radiografik periapikal menggambarkan gigi 42 yang non vital, dengan

resorpsi apikal akibat chronic apical periodontitis. (Pasler. 2007:164)

b. Tekanan

Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang merusak

jaringan ikat diantara dua permukaan, tekanan dapat disebabkan karena gigi

yang erupsi atau impaksi, pergerakan orthodonti, trauma karena oklusi, atau

jaringa patologis seperti kista atau neoplasma. Resorpsi akibat tekanan misalnya

akibat perawatan ortho dapat terjadi pada apeksi gigi, dengan cedera berasal dari

tekanan pada sepertiga apeks sewaktu menggerakkan gigi.(Harokopakis, 2007)

Akibatnya dapat tekanan berlebihan selama perawatan orthodonti dapat

menyebabkan terjadinya resorpsi akar. Osteoklas dapat meluas sampai ke dentin

dan menegenai tubulus dentin tanpa adanya bakteri.(Patel S, 2009) Menurut

Newma, gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan adalah

insisivus karena gigi insisivus lebih sering digerakkan. Tekanan yang diberikan

Page 25: Makalah Radiology

dapat membangkitkan pelepeasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas

sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab tekanan dihilangkan, maka resorpsi

dapat dihentikan.(Nanci A,2003)

Gambar21. Resorpsi eksternal akar akibat tekanan gigi impaksi.

Gambar22. Resorpsi akar eksternal (distal) karena trauma selama preparasi gigi

Gamba23 . Resorpsi eksternal karena tekanan dari

gigi yang impaksi. (Pasler. 2007)

Page 26: Makalah Radiology

Gambar24. Resorpsi akar yang berbatasan dengan ameloblastoma yang radiolusen.

(White&Pharaoh,2014:369)

Gambar25. Resorpsi akar gigi eksternal akibat Osteo sarcoma (Eric

Whaites,2003:239)

c. Resorpsi Pergantian (Replacement)

Resorpsi ini dapat terjadi pada trauma yang berat, namun tidak selalu

terjadi. Salah satu contohnya, resorpsi penggantian ini dapat terjadi setelah

replantasi, terutama bila replantasi terlambat dilakukan. Cedera pada

permukaan akar biasanya berat, sehingga penyembuhan dengan sementum

tidak dapat terjadi, yang menyebabkan kontak langsung antara tulang alveolar

dan permukaan akar. Proses ini bersifat reveribel pada permukaan akar yang

terlibat kurang dari 20%. Karena osteoklas berkontak langsung dengan dentin,

maka resorpsi dapat terus berlangsung tanpa stimulasi hingga tulang alveolar

Page 27: Makalah Radiology

menggantikan dentin. Istilah ankylosis dapat digunakan karena tulang alveolar

melekat langsung ke dentin. Secara radiografis, ruang ligamen periodontal

tidak akan terlihat karena penggabungan tulang dengan dentin. Pada kasus ini,

saluran akar harus diobturasi untuk mencegah terjadinya resorpsi akar akibat

infeksi pulpa. (Harokopakis, 2007)

Gambar26. Terlihat penyatuan secara langsung antara tulang dan akar. Dengan substansi akar

yang secara bertahap digantikan oleh tulang. (Andreasen. 2007)

Menurut Hovland dan Dumsha (2000) perbedaan gambaran radiografi antara resorpsi internal

dan resorpsi eksternal adalah (Harokopakis, 2007) :

1) tepi kerusakan resorpsi internal halus dan tegas, sebaliknya tepi resorpsi eksternal

kasar, berbeda-beda kepadatannya dan mempunyai penampilan “moth

eaten”(seperti dimakan ngengat);

2) kebanyakan kerusakan resorpsi internal simetris. Resorpsi eksternal biasanya

asimetris;

3) pada resorpsi internal konfigurasi anatomi saluran akar berubah dan ukurannya

bertambah. Pada resorpsi eksternal saluran akar tidak berubah dan garis bentuknya

dapat diikuti melalui kerusakan resorpsi, kecuali apabila resorpsinya terlalu dalam

dan telah menginvasi saluran akar.

Page 28: Makalah Radiology

Gambar27. Resorpsi eksternal pada apek sdanresropsi internal (Eric

Whaites,2003:350)

Page 29: Makalah Radiology

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit periodontal adalah penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi

yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan dari ligamen

periodontal dan tulang alveolar dengan pembentukan poket. Klasifikasi Penyakit

Periodontal adalah acute Periodontal Abscess, chronic Periodal dan Early Onset

Periodontitis. Sedangkan, resorpsi akar adalah pengerusakan atau penghancuran yang

menyebabkan hilangnya struktur gigi. Penyebab terjadinya resorbsi akar bermacam-

macam, misalnya inflamasi, bahan kimia, tekanan, dan lain-lain. Klasifikasi resorbsi

akar dibagi menjadi dua yaitu resorbsi akar internal (destruksi gigi yang diawali pada

daerah yang berdekatan dengan pulpa pada dinding internal dentin dan berkembang

kearah luar) dan tresorbsi eksternal (odonklas meresorpsi permukaan luar dari gigi).

3.2 Saran

a. Jika individu mengalami tanda-tanda penyakit periodontal dan resorbsi akar

sebaiknya langsung kedokter gigi , supaya penyebaran penyakitnya tidak menyebar

luas

b. Pemerintah dan aparat kesehatan mengadakan penyuluhan tentang akibat dari

penyakit periodontal dan resorbsi agar

c. Adanya kesadaran dari individu tentang pentingnya dari kesehatan gigi dan mulut

Page 30: Makalah Radiology

DAFTAR PUSTAKA

1. Stuart C. White and Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology-Principles and

Interpretation 6th. Mosby. Page : 603-606

2. Sommer RF, et all, 1962. Clinical endodontics a manual of scientific endodontics.

2nd edition, Philadelphia : WB Saunders Company.

3. Fuss Z, Tsesis I, Lin S. Root resorption-diagnosis,classification and treatment

choices based on stimulation factors. DentTraumatol 2003.

4. Ingle and Backlan. 1994. Endodontics. 5th ed. USA: BcDeckler Inc.

5. Harokopakis-Hajishengallis E. resorpsi akar fisiologis di gigi primer:. peristiwa

molekuler dan histologis . J Oral Sci 2007; 49 . :1-12 [ PubMed ]

6. Pasler. 2007. Pocket Atlas of Dental Radiology. USA: Thieme. Pp.164

7. Andreasen. 2007. Textbook and color atlas of traumatic injuries to the teeth. 4 th

ed. Denmark: Blackwell

8. Miloro M. 2011. Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. 3th ed.

USA: PMPH. Hlm 395

9. Patel S, S Kanagasingam, Pitt Ford T. Eksternal serviks resorpsi:. Review . J

Endod 2009, 35 . :616-25[ PubMed ]

10. Markuss H, Unni E. Internal Inflammatory Root Resorption : The Unknown

Resorption of The Tooth. Endodontic Tropics 2006, 14;60-79

11. Cohen S, Burns RC, 1984. Pathways of the pulp. 8th  edition, Toronto : The CV

Mosby Company.

12. Eric Whaites. 2003. Essential of Dental Radiography and Radiology. 3thed.USA:

Churchill Livingstone. pp. 239,350

13. Nanci A, Whitson WS, Bone BP. Dalam: Histologi Oral Ten Cate:. Pembangunan,

Struktur, dan Fungsi ed 6. Nanci A, editor. St Louis: CV Mosby; 2003. hlm 122-

30.

14. Gutmann JL, et all, 1992. Problem solving in endodontics prevention,

identification, and management. 2nd edition, Toronto : Mosby Year Book.

Page 31: Makalah Radiology

LAMPIRAN

1. Pertanyaan oleh Nadira Jasmin (021311133144)

Jika resorpsi internal dapat meresorpsi dentin hingga ke permukaan luar akar, lalu apa

perbedaan resorpsi internal dan resorpsi eksternal selain dilihat dari letak terjadinya

resorpsi tersebut?

Jawab:

Resorpsi internal: biasanya simetris, batas halus dan tegas

Resorpsi eksternal: biasanya asimetris, batas kasar dan tampak seperti dimakan rayap

2. Pertanyaan oleh Fara Dwiyanti

Apa yang disebut replantasi pada replacement resorption?

Jawaban:

Replantasi adalah memasang kembali gigi yang terlepas pada waktu kecelakaan atau gigi

yang dicabut dengan suatu rencana. Ada beberapa syarat dari replantasi agar dapat

dilakukan salah satunya adaah replantasi sangat dipengaruhi oleh lamanya gigi berada

diluar soket alveolar. Sebab, ligamen periodontal dan pulpa gigi rentan terhadap

kekeringan. Jika replantasi terlambat dilakukan, maka dapat menyebabkan penyembuhan

dengan sementum tidak dapat terjadi, sehingga tulng alveolar akan terlibat kontak

langsung dengan permukaan akar. Namun, proses terjadinya replacement resorption

tersebut pada gigi tidak selalu terjadi.

3. Pertanyaan oleh Alvita Wibowo

Apa perbedaan osteosarkoma dan ameloblastoma?

Jawaban:

Untuk penjelasan mengenai perbedaan dari kedua tumor tersebut akan dielaskan leih

jelas pada presentasi kelompok berikutnya, namun dalam hal ini yang perlu diingat dan

diketahui bahwa tumor dan kista bisa saja menyebabkan resorpsi pada akar gigi.

4. Pertanyaan oleh Chairilita (021311133163)

Pada kelainan periodontal dikenal pula adanya gingivitis selain periodonititis, namun

mengapa pada presentasi tidak dijelaskan mengenai gambaran radiografik gingivitis?

Jawaban:

Sesuai namanya gingivitis berarti keradangan pada gingiva atau dengan kata lain

merupakan suatu betuk penyakit periodontal yang mempengaruhi jaringan lunak yang

mengelilingi gigi tanpa menyebabkan adanya kerusakan pada tulang alveolar. Sehingga,

karena gambaran radiografik tidak bisa menangkap gambaran jaringan lunak akibat

Page 32: Makalah Radiology

gingivitis tersebut, maka hal ini menyebabkan gingivitis tidak bisa diidentifikasi melalui

pemeriksaan radiografik.

5. Pertanyaan oleh Risma A. (021311133137)

Apa yang disebut penurunann resesi gingiva?

Jawaban:

6. Pertanyaan oleh Lidya

Bagaimana cara membedakan filling yang berlebih dengan calculus pada gambaran

radiografik?

Jawaban:

Perbedaan filling berlebih dan kalkulus pada gambaran radiografik terlihat jelas dari

warna keduanya. Filling terlihat seperti lebih radiopak daripada kalkulus dan jaringan

keras sekitar, sedangkan kalkulus terlihat radiopak dengan intensitas warna yang sama

dengan jaringan keras sekitar.