proptosis pada radiology

52
Presentasi Kasus Kepaniteraan Klinik Stase Radiologi Disusun oleh: Ivanna Octaviani 0712010021 Universitas Pelita Harapan

Upload: iphie-ivanna-octaviani

Post on 04-Feb-2016

265 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

presentasi kasus mengenai pembacaan MRI 1,5T tentang nerve sheath meningioma

TRANSCRIPT

Page 1: Proptosis pada Radiology

Presentasi KasusKepaniteraan Klinik Stase Radiologi

Disusun oleh:

Ivanna Octaviani

0712010021

Universitas Pelita Harapan

Page 2: Proptosis pada Radiology

Identitas PasienNo. MR RSUS.00-32-92-54

Nama : LTN

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 49 tahun

Status pernikahan : Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Binong, Tangerang

Page 3: Proptosis pada Radiology

Anamnesis Dilakukan secara : Autoanamnesis

Hari dan tanggal : Selasa, 21 Juli 201

Tempat : Bangsal RSUS lantai 3

Waktu : 16.45 WIB

Keluhan Utama

Penonjolan mata kanan sejak 5 tahun yang lalu dan semakin parah dalam 1 tahun terakhir sebelum masuk RS.

Keluhan Tambahan Mata kanan sudah tidak dapat melihat sama sekali

sejak kurang lebih 1,5 tahun yang lalu.

Page 4: Proptosis pada Radiology

Riwayat Penyakit Sekarang

5 tahun SMRS

Mata kanan berair dan belekan seperti orang bangun tidur

Mata kanan terasa lebih menonjol keluar dibanding mata kiri

4 tahun SMRS

Penglihatan mata kanan menurun drastis dalam 1 tahun, namun tidak mengeluhkan pandangan ganda

Pasien ke dokter terdiagnosa dengan tumor (+- berdiameter 1 cm di area belakang mata) disarankan untuk operasi pasien menolak.

Page 5: Proptosis pada Radiology

Riwayat Penyakit Sekarang

1,5 tahun SMRS

Mata kanan tidak bisa melihat sama sekali

1 tahun SMRS

Mata kanan teraba semakin menonjol secara signifikan dalam 1 tahun

Keluhan saat ini

Mata kanan menonjol dan tidak bisa melihat sama sekali

Mata merah (-), gatal (-), Nyeri (-), berdenyut (-), panas (-)

Page 6: Proptosis pada Radiology

Riwayat Penyakit Dahulu

Gangguan tajam penglihatan ( susah melihat jauh) pada 2 mata sejak +- 20 tahun SMRS tidak pernah menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Trauma (-), benturan (-), infeksi (-) pada mata kanan atau area kepala

Massa atau Cancer (-)

Penyakit sistemik : HTN(-), DM (-), TBC (-), alergi (-), gangguan tiroid (-).

Page 7: Proptosis pada Radiology

Riwayat Pengobatan

3,5 tahun SMRS

Obat tetes mata dari puskesmas (pasien tidak ingat namanya) untuk keluhan mata berarir tidak membaik setelah dipakai rutin selama 2 minggu

Pengobatan alternatif dengan ramuan herbal tidak membaik

namun keluhan membaik secara spontan dalam 1 – 2 tahun setelahnya.

Page 8: Proptosis pada Radiology

Riwayat Sosial dan Kebiasaan

Konsumsi pil KB (Nugrinon) sejak 22 tahun yang lalu secara rutin; hingga 2 tahun terakhir hanya konsumsi saat hendak berhubungan

Konsumsi obat-obatan jangka panjang yang rutin (-)

Page 9: Proptosis pada Radiology

Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi (-)

Diabetes Melitus (-)

Cancer (-)

Page 10: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan umum : Sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 130/90 mmHg Denyut nadi : 80 x/menit Pernafasan : 18 x/menit Temperatur : 36,3C

Page 11: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Status Oftalmologi

Acies Visus Okulo Dextra: NLP PH (-)

Acies Visus Okulo Sinistra: 20/60 PH (+) 20/20

Page 12: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 13: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 14: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 15: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 16: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 17: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 18: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 19: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 20: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 21: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 22: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Fisik

Page 23: Proptosis pada Radiology

Gejala Klinis Pasien

Page 24: Proptosis pada Radiology

Foto Fundus

Page 25: Proptosis pada Radiology

ResumeAnamnesis yang Mendukung

Wanita, 49 tahun datang dengan keluhan mata kanan yang semakin menonjol keluar sejak 1 tahun SMRS.

Mulai terasa menonjol sejak 5 tahun SMRS

4 tahun SMRS terdiagnosa dengan tumor berdiameter +- 1cm di belakang bola mata kanan pasien menolak operasi

Mata merah (-), gatal (-), Nyeri (-), berdenyut (-), panas (-)

Riwayat miopia ODS sejak +- 20 tahun yang lalu tidak pernah menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Penglihatan semakin buram dengan cepat hingga 1,5 tahun SMRS tidak bisa melihat sama sekali

Page 26: Proptosis pada Radiology

ResumeStatus Oftalmologi yang Bermakna

OD OS

NLP (0) Pinhole (-)

Visus 20/60 S-2.75 20/20

Gerak bola mata

Ada Proptosis Tidak ada

Ada Lagoftalmos Tidak ada

-+

5mm

PupilRefleks cahaya

langsungRefleks cahaya tidak

langsungUkuran

+-

2mm

Jernih Tidak bulat

PucatSulit dinilai

FunduskopiMedia

Bentuk papilWarna papil

CDR

JernihBulat

Oranye0,3

Page 27: Proptosis pada Radiology

Diagnosis Klinis

Atrofi papil ec kompresi nervus optikus suspek tumor orbital

Lagoftalmos OD

Miopia OS

Page 28: Proptosis pada Radiology

MRI

Page 29: Proptosis pada Radiology

MRI

Page 30: Proptosis pada Radiology

MRI

Page 31: Proptosis pada Radiology

MRI

Page 32: Proptosis pada Radiology

ResumePemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan MRI kepala dengan kontrast ditemukan:

massa tumor yang menyengat kontras di intrakanalis optikus kanan dengan ukuran +- 4 x 4 x 2,65cm yang menyelimuti nervus optikus kanan serta mendesak musculus rectus lateral – medial – superior – inferior kanan dan bulbus okuli kanan, selanjutnya mengakibatkan penonjolan bulbus okuli kanan (proptosis) sehingga memberikan saran akan adanya Intracanalicular Optic Nerve Meningioma.

Page 33: Proptosis pada Radiology

Diagnosis Kerja

Atrofi papil ec kompresi nervus optikus ec tumor orbital sugestif meningioma

Lagoftalmos OD

Miopia OS

Page 34: Proptosis pada Radiology

Tatalaksana Memperhatikan dan memperbaiki fungsi mata OS dengan

kacamata lensa cekung S-2,75 yang sudah dapat memberikan perbaikan visus menjadi 20/20

Memproteksi kornea dengan kacamata

Menjaga kelembaban bola mata dengan air mata buatan Protagenta eye drop 6 x 1 ODS

Menyarankan pemeriksaan Biopsi untuk menegakan diagnosa meningioma

Merujuk ke dokter spesialis bedah saraf dan onkologi untuk dilakukan penanganan lebih lanjut dengan kemoterapi, radioterapi ataupun operatif.

Page 35: Proptosis pada Radiology

Prognosis

Malam Quo ad visam Dubia ad bonam

Dubia ad malam Quo ad sanactionam

Dubia ad bonam

Dubia ad malam Quo ad functionam

Dubia ad bonam

Dubia ad malam Quo ad kosmetikam Dubia ad bonamQuo ad vitam : Dubia ad bonam

Page 36: Proptosis pada Radiology

Tinjauan Pustaka

Page 37: Proptosis pada Radiology

DefinisiPROPTOSIS

Proptosis atau yang kadang juga disebut juga sebagai eksoftalmos, terutama jika berkaitan dengan kelainan endokrin adalah keadaan dimana bola mata menonjol keluar dari rongga orbita1

Page 38: Proptosis pada Radiology

Anatomi Orbita

Page 39: Proptosis pada Radiology

Etiologi Inflamasi

Grave’s disease Pseudotumor

Vascular

Malformasi arteri vena Fistula arteri carotid-

sinus kavernosus Infeksi

Selulitis orbita Mucormycosis

Traumatik

Kistik

Kista dermoid

Mucocele

Meningocele

Neoplastik

Hemangioma kapiler

Hemangioma kavernosus

Lymphangioma

Rhabdomyosarcoma

Neurofibroma

Glioma saraf optikus

Tumor kelenjar lakrimal

Lymphoma

Page 40: Proptosis pada Radiology

Patofisiologi

Protusi globular merupakan manifestasi sekunder akibat bertambahnya volume di dalam rongga orbita yang fix, dan karena orbit yang paling lebar adalah di bagian anterior, maka isi-isi rongga orbita ini akan berdisplasi ke depan, menyebabkan proptosis atau eksoftalmos.

Page 41: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Darah lengkap

Free T4, T3, TSH

Kultur

Biopsi

Imaging

X-Ray

USG

CT Scan

MRI

Page 42: Proptosis pada Radiology

DefinisiOptic Nerve Meningioma

Meningioma pada nervus opticus adalah tumor jinak yang tumbuh pada jaringan pembungkus nervus optikus,

Tumor ini terdapat 10-30% dari semua meningioma orbita, dimana umumnya merupakan perluasan langsung dari meningioma intracranial1.

Page 43: Proptosis pada Radiology

Epidemiologi Menyumbang 13-19% kasus dari semua tumor

intracranial.

Meningioma nervus optikus tercatat merupakan tumor terbanyak ketiga pada nervus optikus

Biasanya terjadi pada usia dewasa (rata-rata usia 40 tahun) dan lebih banyak terdapat pada wanita1,2.

Pada 25% meningioma yang terdapat pada anak merupakan suatu bentuk tumor yang lebih agresif.

Pada pasien meningioma nervus optikus surival rate pasien 5 tahun berkisar 87% dan survival rate 10 tahunnya berkisar 58%2.

Page 44: Proptosis pada Radiology

Manifestasi Klinik1. Kehilangan penglihatan

Kehilangan penglihatan terjadi kurang lebih 95% dari seluruh kasus, tidak diawali oleh nyeri dan bersifat progresif,

kambuh selama kehamilan.

2. Proptosis

Terdapat pada 60-90 kasus, gejala bertambah sesuai dengan bertambahnya ukuran tumor, dan dapat disertai

hiperostosis.

Pola pertumbuhan yang jinak dan tidak invasive, sehingga manifestasi klinis nya cendrung menetap dan stabil, serta kurangnya respon terhadap pemberian terapi steroid sangat menunjukkan tanda-tanda meningioma

Page 45: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan Radiologi

Meningioma nervus optikus secara radiologis mempunyai karakteristik sama dengan meningioma pada umumnya. Variasi morphologi dari tumor tersebut dapat dibagi menjadi:

Tubular - 65%, ditandai dengan pelebaran yang sesuai dengan pemanjangan dari selubung saraf, yang nantinya dapat dibagi lagi menjadi diffuse expansion, ekspansi apikal mendekati apex orbital ataupun ekspansi anterior menuju ke arah globe.

Exophytic 25%

Fusiform 10%.

Page 46: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan RadiologiCT Scan

CT scan yang digunakan sebaiknya mengunakan potongan tipis (1,5-3 mm) dan harus di ambil dekat dengan pertumbuhan tumor

Pada potongan axial atau obliq sagital terdapat tumor yang hiperdence mengelilingi nervus optikus yang hipodence yang disebut tram track sign.

Pada tumor yang membesar pada rongga orbita akan mengakibatkan pelebaran rongga atau pada keadaan lain disebut hyperostosis

Page 47: Proptosis pada Radiology

Pemeriksaan RadiologiMRI

Masih menjadi modalitas pemeriksaan radiologi yang utama untuk meningioma, walaupun CT Scan dapat lebih baik dalam mendeteksi adanya kalsifikasi.

ONSM biasanya tampak sebagai gambaran yang isointense atau sedikit hipointense terhadap jaringan otak dan saraf optikus pada foto T1, dan hiperintense pada T2.

Page 48: Proptosis pada Radiology

Tatalaksana Radioterapi

Bermanfaat bagi meningioma yang agresif, ataupun juga bermanfaat dalam proses perencanaan sebelum dilakukan pembedahan dengan harapan masa tumor akan mengecil sehingga mempermudah pembedahan.

Juga bermanfaat dalam pengobatan post pembedahan yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya rekurensi.

Kemoterapi

Diperuntukan bagi meningioma yang telah di operasi, berulang atau sebelumnya telah di operasi

Alpha interferon adalah imunoterapi yang paling sering dianjurkan dan mempunyai toleransi yang baik, telah terbukti memiliki efek penghambatan pertumbuhan in vitro.

Page 49: Proptosis pada Radiology

Tatalaksana Pembedahan

Sebelum melakukan tindakan pembedahan harus dilakukan uji berikut

Tidak ada perkembangan penglihatan, yang di pantau adalah fungsi penglihatan, test pupil, test buta warna, perimetri setiap 6-12 bulan dan MRI tiap 1-2 tahun.

Apabila keadaan memburuk mungkin perlu dilakukan radioterapi pada mata pasien. Apabila mata telah buta dan tumor telah mengelilingi mata

Apabila telah buta dan terdapat gejala yang mengganggu intracrainal, eksisi tumor dan nervus. Komplikasi yang terjadi mungkin perdarahan pos operasi dan kebocoran cairan cerebrospinal.

Pemeriksaan neuro ofthalmologi perlu dilakukan dengan baik. Pemeriksaan endocrine juga diperlukan karena telah dilaporkan 22% pasien dengan meningioma pada basis cranii mengaai insufisiensi pitutiari.

Page 50: Proptosis pada Radiology

Tatalaksana Jika pandangan sudah buta dan terdapat ekstensi intrakranial, maka eksisi

pada tumor sekaligus saraf optikus itu sendiri dapat dilakukan, dengan kemungkinan dapat timbulnya kebocoran cairan CSF.

Proses pembedahan meliputi proses penentuan daerah terluar tumor, proses debulking tumor dan reconstruktif.

Langkah pertama yang kita lakukan adalah memberi akses penglihatan yang cukup luas terhadap area yang terkena. Hindari terjadinya retraksi jaringan otak, dan lakukan pencegahan terjadinya perdarahan yang biasanya berasal dari arteri etmoidal posterior, ipsilateral anterior cerebral arteri atau arteri communicating anterior yang mensuply darah ke tubercullum sella.

Kemudian kita akan mengambil jaringan tumor itu sendiri setelah menyayat kapsul arachnoid nya yang tipis.

Langkah terakhir adalah untuk melakukan rekronstruksi.

Page 51: Proptosis pada Radiology

Diagnosis Banding

Glioma

Neuritis optikus

Pseudotumor

Lymphoma

Hemangioma

Rabdomyosarcoma

Page 52: Proptosis pada Radiology