pulpitis tugas

12
BAB II PEMBAHASAN PULPITIS A. DEFINISI Menurut Henry H. Burchard (2009), pulpitis adalah fenomena peradangan dalam jaringan pulpa. Pulpitis merupakan peradangan pulpa, kelanjutan dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri yang telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibanding bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang terbanyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut (Tarigan, 2002). Peradangan merupakan reaksi jaringan ikat vaskuler yang sangat penting terhadap cedera. Reaksi pulpa sebagian disebabkan oleh lama dan intensitas rangsangnya. Rangsang yang ringan dan lama bisa menyebabkan peradangan kronik, sedangkan rangsang yang berat dan tiba-tiba besar kemungkinan mengakibatkan pulpitis akut (Walton dan Torabinejad, 2003). B. KLASIFIKASI 1. Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas: a) Pulpitis akut. Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi sel-selnya masih 1

Upload: ardi-pratama

Post on 28-Dec-2015

93 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pulpitis

TRANSCRIPT

Page 1: pulpitis tugas

BAB II

PEMBAHASAN

1. PULPITIS

A. DEFINISI

Menurut Henry H. Burchard (2009), pulpitis adalah fenomena peradangan

dalam jaringan pulpa. Pulpitis merupakan peradangan pulpa, kelanjutan dari hiperemi

pulpa, yaitu bakteri yang telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap

pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibanding bagian lain pada pulpa. Jadi, saat

melewati pembuluh saraf yang terbanyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan

awal dari pulpitis akut (Tarigan, 2002).

Peradangan merupakan reaksi jaringan ikat vaskuler yang sangat penting

terhadap cedera. Reaksi pulpa sebagian disebabkan oleh lama dan intensitas

rangsangnya. Rangsang yang ringan dan lama bisa menyebabkan peradangan kronik,

sedangkan rangsang yang berat dan tiba-tiba besar kemungkinan mengakibatkan

pulpitis akut (Walton dan Torabinejad, 2003).

B. KLASIFIKASI

1. Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas:

a) Pulpitis akut. Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi

sel-selnya masih terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut

serosa parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa di bagian kamar pulpa

saja dan pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai saluran akar.

b) Pulpitis akut fibrinosa. Banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa.

c) Pulpitis akut hemoragi. Di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit.

d) Pulpitis akut purulenta. Terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur

berubah menjadi peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa,

dapat terjadi pernanahan dalam pulpa.

1

Page 2: pulpitis tugas

2. Berdasarkan ada atau tidak adanya gejala, pulpitis terbagi atas:

a) Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan respons pe-radangan dari

jaringan pulpa terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan.

Rasa sakit timbul karena adanya peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit

ini berkisar antara ringan sampai sangat hebat dengan intensitas yang

tinggi, terus-menerus, atau berdenyut.

b) Pulpitis asimtomatis. Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai

mekanisme pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses

proliferasi berperan di sini. Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan

dan keseimbangan tekanan intrapulpa.

3. Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas:

a) Pulpitis reversibel, yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat dipertahankan

setelah perawatan endodonti.

Yang termasuk pulpitis reversibel adalah:

Peradangan pulpa stadium transisi

Atrofi pulpa

Pulpitis akut

b) Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat

dipertahankan, tetapi gigi masih dapat dipertahankan di dalam rongga

mulut setelah perawatan endodonti dilakukan.

Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:

Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis

Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis

Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis

Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis

Pulpitis kronis eksaserbasi akut.

2

Page 3: pulpitis tugas

C. ETIOLOGI

Penyebab kerusakan pulpa dapat dikelompokan sebagai berikut:

1) Fisik :

Mekanik ( trauma, atrisi, abrasi, perubahan tekanan udara ).

Termis ( preparasi cavum, tambalan yang dalam tanpa semen base ).

Elektris ( aliran listrik dari vital tester, tambalan - tambalan logam yang

berlainan).

2) Kimia :

Asam fosfat yang berasal dari silikat, AgNO3, monomeracrylic

Erosi karena asam-asam.

3) Bakterial :

Toksin yang berhubungan dengan karies

Invasi langsung kuman-kuman pada pulpa.

D. PATOFISIOLOGI

Pulpitis dapat terjadi karena adanya jejas berupa kuman beserta

produknya yaitu toksin, dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia (tanpa kuman).

Namun pada praktek sehari-hari Pulpitis biasanya terjadi diawali dengan karies yang

terbentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-

bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus mutans) yang menyebabkan

proses  demineralisasi.

Demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi. Bila karies sudah

terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses demineralisasi terus berlanjut

dan menyebabkan karies semakin meluas ke dalam gigi sehingga menembus lapisan-

lapisan email, dentin dan pada akhirnya akan mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila

karies sudah mencapai ke dalam ruang pulpa maka bakteri akan masuk kedalam

ruangan tersebut dan mengakibatkan peradangan pada jaringan pulpa. Jika

peradangan hanya sebagian (pada cavum dentis) maka kita sebut pulpitis akut parsial,

dan jika mengenai seluruh jaringan pulpa maka kita sebut pulpitis akut totalis.

E. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala pada pasien pulpitis :

3

Page 4: pulpitis tugas

1. Gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri berdenyut, terutama malam hari.

Nyeri ini mungkin menjalar sampai ke daerah sinus dan pelipis (pulpitis gigi

atas) atau ke daerah telinga (pulpitis gigi bawah).

2. Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam, manis, atau dingin akan

terasa sakit sekali. Sakit saat mengunyah menunjukkan bahwa peradangan

telah mencapai jaringan periapikal.

3. Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa terbuka.

Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena

oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angin pun

sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke

punggung

Keluhan subyektif:

Nyeri spontan dan berdenyut yang disebabkan oleh rangsangan yang

minimal dan berlangsung siang malam, sering hilang tetapi

timbul kembali.

Nyeri menyebar (tidak terlokalisir) jika pada mandibula sering terasa

ditelinga, kadang-kadang di leher. Jika pada rahang atas terasa ke

pelipis, kepala bagian depan sampai belakang. Pada permulaan, pasien

masih bisa melokalisir gigi yang sakit tetapi lama-kelamaan tidak

dapat lagi.

Perubahan suhu yang kecil pada minum, dapat menyebakan nyeri dan

peridontitis yang dapat menyebabkan nyeri pada waktu mengunyah.

Peridontitis ini disebabkan oleh hyperemia dari pulpa yang merambat

ke peridontium ke foramen apikalis.

F. DIAGNOSIS

4

Page 5: pulpitis tugas

1. Pulpitis reversibel/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa awal

sampai sedang akibat rangsangan.

Anamnesa

Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif

Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

Intra oral :

Perkusi tidak sakit

Karies mengenai dentin/karies profunda

Pulpa belum terbuka

Sondase (+)

Chlor etil (+)

2. Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga yang

sudah berlangsung lama

Pulpitis irreversibel terbagi :

a. Pulpitis irreversibel akut yaitu peradangan pulpa lama atau baru

ditandai dengan rasa nyeri  akut yang hebat.

Anamnesa

Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar

kebelakang telinga

Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif

Ekstra oral : tidak ada kelainan

Intra oral :

5

Page 6: pulpitis tugas

Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

Pulpa terbuka bisa juga tidak

Sondase (+)

Khlor ethil (+)

Perkusi bisa (+) bisa (-)

b. Pulpitis irreversibel kronis  yaitu peradangan pulpa yang berlangsung

lama

Anamnesa ;

Gigi sebelumnya pernah sakit

Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan

Nyeri tajam menyengat, bila ada rangsangan seperti; panas,

dingin, asam, manis

Penderita masih bisa menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif

Ekstra oral ; tidak ada pembengkakan

Intra oral ;

Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak

Sondase (+)

Perkusi (-)

Diagnose ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pada impeksikita dapat melihat cavum yang besar, lebar dengan suatu

masa yang lembek dankotor,cavum dentis hanya tertutup oleh lapisan

dentin yang tipis atap pulpa dapatdi tembus dengan sonde.

1) Test sondasi : nyeri pada pemeriksaan dengan sonde

2) Test thermist : air hangat /dingin menyebabkan nyeri yg hebat.

3) Test elektris : aliran listrik menyebabkan nyeri yang tdak tertahan

dan makin hebat.

4) Perkusi : arah vertical menyebkan nyeri karena ada perambatan

hyperemia  pada periodonum

5) Tekanan : saat gigi pasien mengigit, pasien akan merasa nyeri.

6) Rontgen gigi : pada pemeriksaan

rontgen akan didapatkan gambaran radiologi berupa gamabaran

radiolusent yang telah mencapai kavum pulpa. Pemeriksaan

6

Page 7: pulpitis tugas

radiologist dilakukan untuk memperkuat diagnosa dan

menunjukkan apakah peradangan sudah menyebar ke jaringan

tulang dan disekitarnya.

G. TERAPI

Berikan analgetik bila perlu :

Parasetamol 3 x 500 mg/hari pada orang dewasa.

Parasetamol 3 x 250 mg/hari pada anak-anak.

Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik selama 5 hari :

Amoksisilin : 3 x 500 mg/hari pada orang dewasa.

Amoksisilin : 3 x 250 mg/hari pada anak-anak.

Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin, maka diberikan :

Tetrasiklin 3 x 500 mg/hari selama 5 hari untuk orang dewasa.

Eritromisin 3 x 250 mg/hari selama 5 hari untuk anak-anak.

H. KOMPLIKASI

Infeksi sekuel pulpitis termasuk apical periodontitis, abses periapikal, selulitis,

dan osteomyelitis rahang. Spread dari gigi rahang atas dapat menyebabkan sinusitis

purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan thrombosis sinus. Penyebaan dari

gigi rahang bawah bisa menyebabkan angina ludwings, abses parapharyngeal,

mediastinum, perikarditis, empiema, dan tromboflebitis jugularis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tarigan R. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Edodonti). Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

7

Page 8: pulpitis tugas

2. Walton R. E. dan Torabijad M. 2003. Prinsip dan Praktik Ilmu Edodonsia. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3. http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/07/pulpitis/ (diakses 9 Juni

2014)

8