ptk pkn

50
i KARYA TULIS ILMIAH PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru Oleh: SUPARSIH NIP. 131 846 155 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG SMK NEGERI 1 LUMAJANG 2010

Upload: tof-han

Post on 06-Aug-2015

579 views

Category:

Documents


105 download

TRANSCRIPT

Page 1: ptk pkn

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG

PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru

Oleh:

SUPARSIH

NIP. 131 846 155

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG

SMK NEGERI 1 LUMAJANG

2010

Page 2: ptk pkn

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG

PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SUPARSIH, S.Pd

NIP. 131 846 155

.

Laporan Penelitian ini disahkan oleh:

Kepala

SMK Negeri 1 Lumajang

Dra. SOETATIK, M.Pd

NIP. 131 406 079

Page 3: ptk pkn

iii

LEMBAR PUBLIKASI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG

PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SUPARSIH, S.Pd

NIP. 131 846 155

.

Laporan Penelitian ini dipublikan di perpustakaan SMKN I Lumajang:

Kepala Perpustakaan

SMK Negeri 1 Lumajang

sumiyani

NIP. 131 406 079

Page 4: ptk pkn

iv

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG

PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nama : Suparsih, S.Pd NIP : 131 846 155

ABSTRAK

Penerapan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran,

dimana siswa belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud heterogen adalah terdiri dari campuran siswa, jenis kelamin, ras atau suku, kesenangan dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang latar belakangnya berbeda. Pada model pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.

Pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis dari data yang sudah didapatkan selama proses belajar mengajar yaitu pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kata kunci: kooperatif , prestasi belajar dan aktivitas siswa.

Page 5: ptk pkn

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan karya ilmiah dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1

LUMAJANG PADA POKOK BAHASAN ERA GLOBALISASI TAHUN

PELAJARAN 2009/2010”.

Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi

persyaratan kenaikan golongan profesi guru dari IVa ke IVb.

Penulis menyadari bahwa terselesainya laporan penelitian ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1 Ibu Dra. Soetatik, MPd selaku Kepala SMK Negeri I Lumajang yang

telah memberikan saran, kritik dan masukan guna penyempurnaan

penulisan.

2 Ibu Tofan Tri Oktora, S.Pd sebagai pengamat penelitian yang telah

banyak membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.

3 Ibu Dra. Oetik Retno Oetari sebagai pengamat penelitian yang telah

banyak membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.

4 Ibu Suhartin S.Pd sebagai pengamat penelitian yang telah banyak

membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.

5 Semua pihak yang telah banyak membantu, memberikan semangat,

dukungan dan do’a yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 6: ptk pkn

vi

Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih banyak kekurangan,

sehingga penulis mengharapkan pembaca memberikan saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaan naskah penelitian ini. Selain itu penulis

juga berharap semoga naskah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lumajang, Februari 2010

Penulis

Page 7: ptk pkn

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Abstrak ............................................................................................................... iii

Kata Pengantar .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 3

E. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 5

A. Pengertian Belajar .............................................................................. 5

B. Prestasi Belajar .................................................................................. 5

C. Indikator Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ............. 6

D. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 7

E. MATERI GLOBALISASI .............................................................. 10

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 15

A. Rancangan Penelitian ................................................................ 15

B. Sasaran Penelitian ..................................................................... 17

Page 8: ptk pkn

viii

C. Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian .................... 18

D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 19

E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 22

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 22

B. PEMBAHASAN ............................................................................. 31

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 36

A. Kesimpulan ............................................................................... 36

B. Saran ........................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

Lampiran

Page 9: ptk pkn

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur PTK .................................................................................. 17

Gambar 4.1. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ....................................... 32

Gambar 4.2. Distribusi Nilai Siswa ............................................................... 33

Gambar 4.3. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa ........................................ 34

Gambar 4.4. Nilai Rata-rata Kelas ................................................................. 35

Page 10: ptk pkn

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 10

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran I............................... 23

Tabel 4.2 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran I .................................... 24

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran II ............................. 26

Tabel 4.4 Selebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran II ................................ 27

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran III ........................... 29

Tabel 4.6 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran III .................................. 30

Page 11: ptk pkn

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, banyak upaya telah

dilakukan oleh pemerintah di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dirasakan

secara nasional adalah perubahan kurikulum (Parawansa, 2001). Sejak tahun 1980

hingga tahun 2000, Indonesia setidaknya tiga kali telah mengalami perubahan

kurikulum (Siskandar, 2003). Namun, patut diakui bahwa hasil-hasil pendidikan

di Indonesia masih jauh dari harapan. Lulusan sekolah di Indonesia masih sangat

rendah tingkat kompetisi dan relevansinya (Suyanto, 2001).

Rendahnya tingkat kompetisi dan relevansi lulusan tersebut dapat digunakan

alternatif refleksi bahwa tingkat kompetisi dan relevansi pembelajaran juga patut

dipikirkan. Kompetensi peserta didik sebagai produk pembelajaran sangat

menentukan tingkat kehidupannya kelak setelah mereka menjalani hidup di dunia

nyata. Kompetensi itu sangat penting bagi setiap orang dalam menghadapi

perkembangan teknologi yang begitu pesat. Lebih-lebih dalam menghadapi era

informasi, AFTA, dan perdagangan bebas di abad pengetahuan yang banyak

ditandai oleh pergeseran peran manufaktur ke sektor jasa berbasis pengetahuan,

kompetensi itu merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan kehidupan

manusia. Ketika kehidupan telah berubah menjadi semakin maju dan kompleks,

masalah kehidupan yang banyak diwarnai oleh fenomena dunia nyata diupayakan

dapat dijelaskan secara keilmuan. Berdasarkan pemilikan kompetensi keilmuan

tersebut, maka peserta didik diharapkan mampu memecahkan dan mengatasi

Page 12: ptk pkn

2

permasalahan kehidupan yang dihadapi dengan cara lebih baik, lebih cepat,

adaptif, lentur, dan versatile.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

kurangnya motivasi dan minat siswa. Semua itu pada umumnya merupakan akibat

dari pemilihan metode pembelajaran yang kurang mendukung pembelajaran

secara aktif, kreatif, menarik, dan menyenangkan. Sebagai salah satu upaya untuk

mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa adalah memilih metode

pembelajaran yang tepat.

Alternatif cara untuk mengatasi masalah yang sudah dijabarkan, penulis

mengajukan model pengajaran yang mengandung hal-hal yang tersebut di atas

adalah model pengajaran kooperatif. Menurut Nur (2004: 16), model

pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak

kompleks dan dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

berdimensi sosial. Pengajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar

kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial Vygotsky. Menurut Vygotsky

(dalam Nur, 2004: 16), ia percaya bahwa interaksi sosial dengan teman lain

memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran, dimana siswa

belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan

kemampuan yang heterogen. Maksud heterogen adalah terdiri dari campuran

siswa, jenis kelamin, ras atau suku, kesenangan dan latar belakang sosial yang

berbeda. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat

dan bekerja dengan teman yang latar belakangnya berbeda. Pada model

Page 13: ptk pkn

3

pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat

bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, dipandang perlu untuk

diadakan Penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pada Pembelajaran Kooperatif Kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang Pada

Pokok Bahasan Era Globalisasi Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

“Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa

kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang pada Pokok Bahasan Era Globalisasi

tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran pada siswa kelas

XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat

berguna bagi:

1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan

proses belajar mengajar PKn.

Page 14: ptk pkn

4

2. Meningkatkan prestasi dan motivasi pada pelajaran PKn.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn.

4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran PKn.

5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran PKn.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Metode pembelajaran kooperatif :

Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja berpasang-

pasangan dengan teman sebangku untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran.

3. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah

laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan

kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu

Page 15: ptk pkn

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan, yang

dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta

fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar

merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan

tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku

yang lebih buruk. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan

akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung

sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir

dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu,

berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak

dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang

mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang

nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam

mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.

B. Prestasi Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu

akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.

Page 16: ptk pkn

6

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu

dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar

menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus

belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang

pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan.

Kemampuan disini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.

a. Pedoman Cara Belajar

Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan

baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman

sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh

seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini

disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan,

kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.

Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus

dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor

yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk

dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan

belajar yang baik.

C. Indikator Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Indikator tingkat keberhasilan yang menunjukkan berhasil atau tidaknya

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn yang terimplementasikan

pada peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan strategi belajar

elaborasi adalah sebagai berikut:

Page 17: ptk pkn

7

a) Peningkatan Kemampuan dan Prestasi Belajar Siswa

Peningkatan kemampuan dan pemahaman pada materi pembelajaran bidang

studi PKn siswa secara kualitas terlihat dalam kemampuan melakukan kegiatan-

kegiatan praktik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn di

dalam kelas maupun di luar kelas.

Tingkat kemampuan dan pemahaman pada materi pembelajaran siswa

dalam aktifitas praktik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi

PKn memudahkan pemahaman dan penguasaan siswa.

b) Tingkat Efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Efisiensi proses interaksi antara siswa dan guru dalam Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) bidang studi PKn yang berpusat pada peningkatan prestasi

belajar dengan menggunakan strategi belajar elaborasi pada siswa ditandai dengan

adanya peningkatan frekuensi interaksi pembelajaran dalam bidang studi PKn itu

sendiri. Tingkat interaksi tersebut terimplementasikan dengan jelas pada kegiatan

praktik maupun paparan uraian materi pembelajaran yang lengkap dan mudah

dipahami oleh siswa.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Jacobsen (2009), Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative

Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang

dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan

pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu

hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan

keterampilan sosial.

Page 18: ptk pkn

8

Model pembelajaran kooperatif berlandaskan pada teori belajar Vygotsky

yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk

mendukung perkembangan kognitif (Eggen, P. & Kauchak, D. 2010). Selain itu,

Model pembelajaran kooperatif ini juga didukung oleh teori belajar information

processing dan cognitive theory of learning (Gunter, M. A. dkk. 2007). Dalam

pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses

informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi

yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif.

a. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

a) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri,

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

b) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama.

c) Para siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

d) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

e) Para siswa akan diminta mempertanggung-jawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

(Nur, M., dkk. 1996: 1)

Page 19: ptk pkn

9

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-

tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8)

sebagai berikut:

a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial,

tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas

akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur

penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil

belajar.

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif

memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi

untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan

melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk

menghargai satu sama lain.

c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini

penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam

keterampilan sosial.

Page 20: ptk pkn

10

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam model pembelajaran

kooperatif secara umum (Ibrahim, dkk, 2000:10). Keenam tahap pembelajaran

kooperatif tersebut dirangkum dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap-tahap Kegiatan Guru

Tahap – 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Tahap – 2 Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Tahap – 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transit secara efisien.

Tahap – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Tahap – 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap – 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya ataupun hasil belajar individu dan kelompok.

(Nur dkk, 2000: 8)

E. MATERI GLOBALISASI

1. Pengertian

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi

adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri

dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi

belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working

Page 21: ptk pkn

11

definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses

alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin

terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan

ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan

budaya masyarakat. (wikipedia.com, 2008)

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang

diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki

pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,

globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.

Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi

dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu

bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap

perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti

budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali

menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang

dengan globalisasi:

Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan

internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan

identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu

sama lain.

Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan

batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas

devisa, maupun migrasi.

Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin

tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman

di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi

dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga

mengglobal.

Page 22: ptk pkn

12

Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda

dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-

masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada

pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri,

bukan sekadar gabungan negara-negara. (wikipedia.com, 2008)

2. Ciri globalisasi

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya

fenomena globalisasi di dunia.

Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-

barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan

bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui

pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan

banyak hal dari budaya yang berbeda.

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi

saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan

internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan

dominasi organisasi semacam World Trade Organization(WTO).

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa

(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga

internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan

dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam

budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,

krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah

membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru

bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita

sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang

harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa

ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan

yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan

globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Page 23: ptk pkn

13

3. Teori globalisasi

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan

globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:

Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang

memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di

seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan

kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global

yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat

sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.

Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik

perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan

menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.

Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah

fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk

penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah

bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai

sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian

membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka

berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika

memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa

kapitalisme telah menjadi sebuah fenomenainternasional selama ratusan

tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap

lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.

Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan

oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh

jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini

berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat

hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan,

yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan

Page 24: ptk pkn

14

bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau,

setidaknya, dapat dikendalikan.

4. Dampak globalisasi

Dampak positif globalisasi antara lain:

Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan

Mudah melakukan komunikasi

Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)

Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran

Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:

Informasi yang tidak tersaring

Perilaku konsumtif

Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit

Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk

Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau

kebudayaan suatu negara

(Wikipedia, 2010)

Page 25: ptk pkn

15

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode yang ditempuh oleh peneliti dalam

melakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian. Metode penelitian

yang dimaksud berisi tentang rancangan penelitian, sasaran penelitian,

kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengambil data dan langkah-

langkah peneliti dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh.

Untuk lebih jelasnya, berikut dikemukakan metode pada penelitian ini:

A. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Dalam Wiriaatmadja (2005: 11), Hoopkins menjelaskan

Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang

dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk

memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan

dan perubahan. Sedangkan menurut Raka, T., & Kardiawan, T. H. (1998: 5),

Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta

memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Menurut

Arikunto (2002: 82) Penelitian Tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang

terjadi di masyarakat yang bersangkutan.

Page 26: ptk pkn

16

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu benar-

benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta

dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan

tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih

dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah

dari tindakan yang dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat

terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan

pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi

tantangan sepanjang waktu (Arikunto, 2002: 82:82)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya

adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa

Page 27: ptk pkn

17

identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas

dapat di lihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

B. Sasaran Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan pemahaman materi

Globalisasi siswa pada bidang studi PKn dengan model pembelajaran kooperatif

ini dilaksanakan di Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang. Tempat penelitian

ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada pertimbangan bahwa:

a. Siswa di kelas tersebut memiliki prestasi belajar bidang studi PKn

yang relatif kurang dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di

sekolah

b. Kondisi tingkat kemampuan dan keterampilan pemahaman dan

penguasaan materi pembelajaran bidang studi PKn siswa juga

menunjukkan tingkatan yang rendah

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Siklus Selanjutnya

Rencana awal/rancangan

Rencana yang direvisi

Page 28: ptk pkn

18

c. Peneliti merupakan salah seorang pengajar dan bertanggung jawab

penuh pada kelancaran dan hasil Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

pada sekolah tersebut sehingga merasa mempunyai tanggung jawab

secara profesional dan moral.

C. Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian

1. Perangkat Pembelajaran

a. Silabus

Silabus adalah garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-

pokok isi atau materi pengajaran.

b. Rencana Pelajaran

Rencana pelajaran adalah salah satu perangkat pengajaran yang

dibuat oleh seorang guru dalam mengajar, yang meliputi Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator hasil belajar, serta

kegiatan belajar mengajar yang berisikan pendahuluan, kegiatan inti

dan penutup.

2. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian, maka instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru, keterampilan kooperatif yang dilatihkan, skor

perkembangan siswa serta penilaian kinerja siswa selama proses

Page 29: ptk pkn

19

belajar mengajar. Yang bertindak sebagai pengamat adalah guru kelas

dan teman mahasiswa.

b. Tes

Lembar soal tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep

siswa pada materi perpindahan kalor. Bentuk tes yang digunakan

adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan 5 kemungkinan

jawaban.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini akan diperoleh tiga hal, yakni:

1. Data keaktifan siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan

pengajaran berlangsung dengan pendekatan pengajaran kooperatif pada

masing-masing putaran.

2. Data Prestasi belajar siswa diperoleh dari tes akhir masing-masing putaran

3. Data respon siswa diperoleh dari pengisian angket pada akhir penelitian

ini.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan kegiatan pembelajaran perlu diadakan

analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Page 30: ptk pkn

20

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

3. Data aktifitas siswa

Data aktifitas siswa diamati oleh dua orang pengamat sehingga skor di

ambil rata-ratanya yaitu dengan rumus:

푥̅ =푥 + 푥

2

Dimana: 푥 = skor pengamat 1

푥 = skor pengamat 2

푥̅ = skor rata-rata

4. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

NX

X

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

5. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi Belajar siswa dapat diukur dengan ketuntasan belajar siswa.

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu ketuntasan klasikal dan perorangan.

Page 31: ptk pkn

21

Berdasarkan kurikulum 2004, seseorang dapat dikatakan tuntas belajar apabila

mencapai nilai 70% atau nilai 70. Sedangkan ketuntasan Belajar klasikal

adalah jumlah daya serap materi dalam satu kelas. Suatu kelas dapat dikatakan

tuntas apabila telah mencapai 85% siswa yang tuntas didalam kelas.

Pada penelitian ini nilai ketuntasan belajar diambil dari nilai KKM

sekolah. KKM adalah kriteria ketuntasan minimum. Besarnya KKM di SMK

Negeri 1 Lumajang untuk pelajaran PKn yaitu 75.

Page 32: ptk pkn

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melalui serangkaian tahapan proses penelitian, didapatkan

seperangkat data yang dapat dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan pemahaman materi

pembelajaran Globalisasi pada siswa dalam bidang studi PKn dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif pada siswa Kelas XII Ak 3 SMK

Negeri I Lumajang.

1. Putaran I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung serta lembar pengamatan pembelajaran kooperatif .

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 6 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang

dengan jumlah siswa 38 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung

disesuaikan dengan keterampilan kooperatif. Lembar Pengamatan yang

disusun sesuai keterampian kooperatif yaitu meliputi Berfikir kritis, aktif

berpendapat, menyelesaikan tugas tepat waktunya, menghargai pendapat

Page 33: ptk pkn

23

teman, kerjasama dengan pasangan, presentasi yang baik, mampu

menghargai waktu.

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, aktifitas siswa

diamati oleh 3 orang pengamat. Masing-masing pengamat bertugas

mencatat semua kegiatan selama kegiatan belajar-mengajar berlangung.

Hasil pengamatan kepada siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilakukan pada siklus I, diperoleh dari lembar

pengamatan yaitu dituliskan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Pangamatan Putaran I

No Uraian pengamat 1

pengamat 2

pengamat 3

rata-rata

1 Berfikir kritis 1 1 1 1.00

2 Aktif berpendapat 2 2 2 2.00

3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 2 2 2 2.00

4 Menghargai pendapat teman 2 2 2 2.00

5 Kerjasama dengan pasangan 2 2 3 2.33

6 Presentasi yang baik 1 2 2 1.67

7 Mampu menghargai waktu 1 1 1 1.00

Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses kegiatan belajar

mengajar belangsung menunjukkan aktifitas siswa masih rendah.

Aktifitas siswa mendapat skor antara 1 sampai dengan 2.

c. Prestasi Belajar Siswa

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:

Page 34: ptk pkn

24

Tabel 4.2 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran I

Interval Nilai Tengah Frekuensi

50-59 55 0

60-69 65 8

70-79 75 19

80-89 85 8

90-100 95 3

Jumlah siswa 38

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 73,42 dan ketuntasan belajar mencapai 79%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 75

hanya sebesar 79% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini menunjukkan siswa masih belum

bisa menyerap materi pelajaran pada pembelajaran kooperatif .

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Perlu lebih intensif dalam pemotivasian dan penyampaian tujuan

pembelajaran.

2. Perlu lebih efektif dalam pengelolaan waktu

3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

Page 35: ptk pkn

25

e. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Putaran II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merevisi perangkat pembelajaran agar siswa

dapat menyerap materi pelajaran. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2

dan alat-alat pengajaran yang mendukung serta lembar pengamatan

pembelajaran kooperatif .

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 13 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 dengan jumlah siswa 38

Page 36: ptk pkn

26

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan

pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, diperoleh dari

lembar pengamatan aktifitas siswa yaitu:

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran II

No Uraian pengamat 1

pengamat 2

pengamat 3

rata-rata

1 Berfikir kritis 1 2 2 1.67

2 Aktif berpendapat 3 2 2 2.33

3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 3 2 2 2.33

4 Menghargai pendapat teman 4 3 3 3.33

5 Kerjasama dengan pasangan 2 3 3 2.67

6 Presentasi yang baik 3 3 2 2.67

7 Mampu menghargai waktu 2 3 2 2.33

Hasil yang diperoleh oleh pengamat selama pembelajaran

berlangsung pada Putaran II terjadi peningkatan dibandingkan dengan

kegiatan pada Putaran I. Aktifitas siswa menghargai pendapat teman

memiliki skor yang baik.

c. Prestasi Belajar

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif

II. Adapun data hasil penelitian pada Putaran II adalah sebagai berikut:

Page 37: ptk pkn

27

Tabel 4.4 Selebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran II

Interval Nilai tengah Frekuensi

50-60 55 0

60-70 65 1

70-80 75 8

80-90 85 18

90-100 95 11

Jumlah siswa 38

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 83.45 dan ketuntasan belajar mencapai 97% atau ada 37 siswa

dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

Putaran II ini ketuntasan belajar secara klasik telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari Putaran I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mengerti tujuan yang dimaksud dan diinginkan guru dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1. Memotivasi siswa

2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

Page 38: ptk pkn

28

3. Pengelolaan waktu

e. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar pada Putaran II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada Putaran II antara lain:

Guru dalam memotivasi siswa hendaknya lebih baik lagi dan lebih

bervariatif.

Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam mencari

jawaban dari masalah yang diajukan.

Guru harus menyelami dunia siswa sehingga siswa tidak merasa

sungkan dan menjadi berani berpendapat.

3. Putaran III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merevisi perangkat pembelajaran agar siswa

dapat menyerap materi pelajaran. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3

dan alat-alat pengajaran yang mendukung serta lembar pengamatan

pembelajaran kooperatif .

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Putaran III

dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 dengan

jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

Page 39: ptk pkn

29

memperhatikan revisi pada Putaran II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada Putaran II tidak terulang lagi pada Putaran III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Hasil pengamatan yang dilakukan pada Putaran III, diperoleh dari

lembar pengamatan aktifitas siswa yaitu:

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Putaran III

No Uraian pengamat 1

pengamat 2

pengamat 3

rata-rata

1 Berfikir kritis 2 2 3 2.33

2 Aktif berpendapat 3 2 3 2.67

3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 3 2 3 2.67

4 Menghargai pendapat teman 4 3 3 3.33

5 Kerjasama dengan pasangan 4 3 3 3.33

6 Presentasi yang baik 3 3 3 3.00

7 Mampu menghargai waktu 2 3 3 2.67

Hasil pengamatan diskusi diperoleh bahwa diskusi berjalan secara

baik dan lancar karena setiap siswa sudah berperan aktif untuk

berpartisipasi sehingga diskusi terasa sangat menarik dan mencapai hasil

akhir yang memuaskan.

c. Prestasi Belajar

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada Putaran III adalah

sebagai berikut:

Page 40: ptk pkn

30

Tabel 4.6 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran III

Interval Nilai tengah Frekuensi

50-60 55 0

60-70 65 0

70-80 75 0

80-90 85 9

90-100 95 29

Jumlah siswa 38

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

91.74 dan semua siswa tuntasan belajar. Hasil pada Putaran III ini

mengalami peningkatan lebih baik dari Putaran II. Adanya peningkatan

hasil belajar pada Putaran III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan

kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran melalui pembelajaran

kooperatif sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

telah diberikan.

d. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif . Dari data-data

yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

Page 41: ptk pkn

31

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar

Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

Kekurangan pada Putaran-Putaran sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

B. PEMBAHASAN

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dari

putaran I sampai putaran III dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik pada

Gambar 4.1. Warna biru menunjukkan kegiatan selama pembelajaran pada

putaran I, warna merah menujukkan kegiatan selama pembelajaran pada

putaran II dan warna hijau menunjukkan kegiatan selama pembelajaran

pada putaran III.

Page 42: ptk pkn

32

Gambar 4.1. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

Dengan melihat grafik pada Gambar 4.1, semua aktivitas siswa

selama mengikuti kegiatan belajar mengajar penunjukkan peningkatan.

Pada putaran I pertama siswa masih memiliki aktifitas yang rendah yaitu

ditunjukkan skor antara 1 sampai dengan 2. Pada putaran II dan putaran

terakhir yaitu putaran III, aktifitas siswa didalam kelas sangat bagus.

Aktifitas siswa yang menunjukkan grafik yang sangat bagus yaitu mampu

menghargai waktu. Dari uraian tersebut maka dapat ditarik suatu

kesimpulan pembelajaran dengan model kooperatif sangat mempengaruhi

terhadap aktivitas siswa.

2. Prestasi Belajar Siswa

Hasil ulangan siswa setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran

mulai dari putaran I sampai putaran III dapat dipaparkan dalam bentuk

grafik pada Gambar 4.2.

0

1

2

3

4

0 1 2 3 4 5 6 7 8

skor

pengamatan

I

II

III

Aktivitas Siswa

Page 43: ptk pkn

33

Gambar 4.2. Distribusi Nilai Siswa

Dari grafik pada Gambar 4.2, menunjukkan terjadi pergeseran

distribusi nilai siswa atau hasil belajar siswa dari putaran I sampai putaran

III. Pada putaran I masih ada 8 siswa pada interval nilai 60-70 dan

frekuensi terbesar yaitu pada rentang nilai 70-80. Pada putaran II terjadi

peningkatan prestasi belajar siswa yaitu 1 siswa pada interval nilai 60-70

dan frekuensi terbesar yaitu pada rentang nilai 70-80. Pada putaran

terakhir yaitu putaran III peningkatan prestasi belajar siswa sangat tampak

yaitu semua siswa tuntas dan frekuensi tertinggi pada interval 90-100.

Pergeseran nilai akan berakibat pada pergeseran ketuntasan belajar

siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat grafik pada Gambar 4.3.

Warna kuning menunjukkan prosentase ketuntasan belajar siswa mulai

dari kegiatan belajar mengajar putaran I sampai proses kegiatan belajar

mengajar putaran III.

05

1015202530

55 65 75 85 95

frek

uens

i

nilai tengah

Distribusi Nilai

putaran I

putaran II

putaran III

Page 44: ptk pkn

34

Gambar 4.3. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa

Sedangkan nilai rata-rata pada tiap putaran dapat dilihat pada

Gambar 4.4. Warna biru menunjukkan nilai rata-rata kelas pada kegiatan

belajar mengajar putaran I. Warna merah menunjukkan nilai rata-rata kelas

pada kegiatan belajar mengajar putaran II. Warna hijau menunjukkan nilai

rata-rata kelas pada kegiatan belajar mengajar putaran III. Dari grafik

tampak bahwa nilai rata-rata kelas terus meningkat mulai kegiatan belajar

mengajar putaran I sampai putaran III. Nilai rata-rata kelas pada kegiatan

belajar mengajar putaran I yaitu sebesar 73,42, nilai rata-rata kelas pada

kegiatan belajar mengajar putaran II yaitu sebesar 83,45. Dan yang

terakhir nilai rata-rata kelas pada kegiatan belajar mengajar putaran III

yaitu 91,74.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III

79%97% 100%

21% 3% 0%pr

osen

tase

putaran

tidak tuntas

tuntas

Ketuntasan

Page 45: ptk pkn

35

Gambar 4.4. Nilai Rata-rata Kelas

Dari uraian di atas, kegiatan belajar mengajar dengan model

kooperatif sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa atau hasil belajar yang mana

juga menunjukkan ketuntasan belajar siswa. Prestasi belajar siswa juga

ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada kegiatan

pembelajaran.

73,4283,45

91,74

I II III

putaran

NILAI RATA-RATA KELAS

Page 46: ptk pkn

36

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

telah dilakukan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn

pada siswa Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang maka dapat ditarik suatu

kesimpulan yaitu:

1. Pembelajaran dengan model kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa

pada mata pelajaran PKn.

2. Prestasi belajar siswa meningkat dengan menerapkan pembelajaran dengan

model kooperatif .

B. Saran

Berpijak pada pengalaman singkat peneliti menggunakan

pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PKn pada siswa karena

Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang peneliti memiliki sedikit

saran-saran kepada beberapa pihak, meliputi :

a) Kepada rekan-rekan sejawat yang ingin meningkatkan kemampuan

dan keterampilan serta prestasi belajar siswanya, apabila situasi

dan kondisi yang berkembang di sekolah atau lingkungan

pendidikannya relatif mempunyai kesamaan dengan apa yang ada

di sekolah peneliti, maka disarankan untuk menggunakan

pembelajaran kooperatif pada proses KBM.

Page 47: ptk pkn

37

b) Kepada kepala sekolah dan jajaran pengelola kebijakan sekolah,

disarankan agar dapat memberikan fasilitas dalam sosialisasi

implementasi metode pembelajaran ini, sejalan dengan signifikasi

hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.

c) Kepada siswa agar senantiasa tidak berhenti sampai pada tahapan

pembelajaran ini apabila menginginkan kemampuan dan

keterampilannya senantiasa terasah dengan baik.

Page 48: ptk pkn

38

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching:

An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies. Brooks, J.G. & Martin G. Brooks. 1993. In search of understanding: The case for constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Burden, P. R., & Byrd, D. M. 1996. Method for effective teaching, second edition.

Boston: Allyn and Bacon. Costa, A. L.1991. The school as a home for the mind. Palatine, Illinois: Skylight

Training and Publishing, Inc. Eggen, P. & Kauchak, D. 2010. Educational Psychology. Pearson Education,Inc.,. Gunter, M. A. dkk. 2007. Instruction: A Model Approach. Pearson

Education,Inc.,. Ibrahim, M., dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA. Jacobsen, D. A.dkk. 2009. Metode-metode pengajaran. Penerbit Pustaka Pelajar. Nur. Dkk. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Laporan Penelitian Suplemen D2. IKIP

Surabaya. Nur, M. 2004. Performance Assessment dalam Pendidikan IPA. Surabaya.

UNESA.

Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Disajikan dalam simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPS.UM. di Malang, Februari 2001.

Perkins, D. N., & Unger, C. 1999. Teaching and learning for understanding.

Dalam Reigeluth, C. M. (Ed.): Instructioal-design theories and models: A new paradigm of instruction theory, Volume II. New Jersey: Lawrence Erlboum Associates, Publisher.25 Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran matematika. Jakarta: Puskur. Balitbang. Depdiknas.

Raka, T., & Kardiawan, T. H. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.

Page 49: ptk pkn

39

Santyasa, I W. 2003(a). Pendidikan, pembelajaran, dan penilaian berbasis kompetensi. Makalah. Disajikan dalam seminar Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, 27 Februari 2003, di Singaraja.

Santyasa, I W. 2003(b). Asesmen dan kriteria penilaian hasil belajar fisika

berbasis kompetensi Makalah. Disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Bidang Peningkatan Relevansi Program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, Tanggal 15-16 Agustus 2003, di Singaraja

Santyasa, I W. 2003(c). Pembelajaran fisika berbasis keterampilan berpikir

sebagai alternatif implementasi KBK. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, 22-23 Agustus 2003, Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

Santyasa, I W., Subratha, I N., & Suwindra, I N. P. 2003. Pembelajaran fisika

berbasis model rekonstruksi pengetahuan kognitif dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Laporan penelitian. Research grant program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Lembaga Penelitian IKIP Negeri Singaraja.

Santyasa, I W. 2004. Pengaruh model dan seting pembelajaran terhadap remediasi

miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika pada siswa SMU. Disertasi (tidak diterbitkan). Program Doktor Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Santyasa, I. W. 2005. MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Makalah Dalam Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana Juni – Juli 2005, di Jembrana

Siskandar. 2003. Teknologi Pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi.

Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran pada tanggal 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna garuda Yogyakarta.

Suyanto, 2001. Formula Pendidikan Nasional era global. Makalah. Disajikan

dalam simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPS.UM. di Malang, 13 Februari 2001.

www.wikipedia.com. 2010. Globalisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi www.wikipedia.com. 2010. Pembelajaran kooperatif.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif

Page 50: ptk pkn

40

Lampiran 1