ptk pkn
TRANSCRIPT
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG
PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru
Oleh:
SUPARSIH
NIP. 131 846 155
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG
SMK NEGERI 1 LUMAJANG
2010
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG
PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
SUPARSIH, S.Pd
NIP. 131 846 155
.
Laporan Penelitian ini disahkan oleh:
Kepala
SMK Negeri 1 Lumajang
Dra. SOETATIK, M.Pd
NIP. 131 406 079
iii
LEMBAR PUBLIKASI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG
PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
SUPARSIH, S.Pd
NIP. 131 846 155
.
Laporan Penelitian ini dipublikan di perpustakaan SMKN I Lumajang:
Kepala Perpustakaan
SMK Negeri 1 Lumajang
sumiyani
NIP. 131 406 079
iv
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN PADA PEMBELAJARAN
KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1 LUMAJANG
PADA POKOK BAHASAN GLOBALISASI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nama : Suparsih, S.Pd NIP : 131 846 155
ABSTRAK
Penerapan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran,
dimana siswa belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud heterogen adalah terdiri dari campuran siswa, jenis kelamin, ras atau suku, kesenangan dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang latar belakangnya berbeda. Pada model pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.
Pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis dari data yang sudah didapatkan selama proses belajar mengajar yaitu pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kata kunci: kooperatif , prestasi belajar dan aktivitas siswa.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan karya ilmiah dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELAS XII AK 3 SMK NEGERI 1
LUMAJANG PADA POKOK BAHASAN ERA GLOBALISASI TAHUN
PELAJARAN 2009/2010”.
Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi
persyaratan kenaikan golongan profesi guru dari IVa ke IVb.
Penulis menyadari bahwa terselesainya laporan penelitian ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1 Ibu Dra. Soetatik, MPd selaku Kepala SMK Negeri I Lumajang yang
telah memberikan saran, kritik dan masukan guna penyempurnaan
penulisan.
2 Ibu Tofan Tri Oktora, S.Pd sebagai pengamat penelitian yang telah
banyak membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.
3 Ibu Dra. Oetik Retno Oetari sebagai pengamat penelitian yang telah
banyak membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.
4 Ibu Suhartin S.Pd sebagai pengamat penelitian yang telah banyak
membantu memberikan saran terhadap perencanaan pembelajaran.
5 Semua pihak yang telah banyak membantu, memberikan semangat,
dukungan dan do’a yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vi
Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih banyak kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan pembaca memberikan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan naskah penelitian ini. Selain itu penulis
juga berharap semoga naskah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Lumajang, Februari 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Abstrak ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 3
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 5
A. Pengertian Belajar .............................................................................. 5
B. Prestasi Belajar .................................................................................. 5
C. Indikator Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ............. 6
D. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 7
E. MATERI GLOBALISASI .............................................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 15
A. Rancangan Penelitian ................................................................ 15
B. Sasaran Penelitian ..................................................................... 17
viii
C. Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian .................... 18
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 19
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 22
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 22
B. PEMBAHASAN ............................................................................. 31
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 36
A. Kesimpulan ............................................................................... 36
B. Saran ........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38
Lampiran
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur PTK .................................................................................. 17
Gambar 4.1. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ....................................... 32
Gambar 4.2. Distribusi Nilai Siswa ............................................................... 33
Gambar 4.3. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa ........................................ 34
Gambar 4.4. Nilai Rata-rata Kelas ................................................................. 35
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 10
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran I............................... 23
Tabel 4.2 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran I .................................... 24
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran II ............................. 26
Tabel 4.4 Selebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran II ................................ 27
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran III ........................... 29
Tabel 4.6 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran III .................................. 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, banyak upaya telah
dilakukan oleh pemerintah di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dirasakan
secara nasional adalah perubahan kurikulum (Parawansa, 2001). Sejak tahun 1980
hingga tahun 2000, Indonesia setidaknya tiga kali telah mengalami perubahan
kurikulum (Siskandar, 2003). Namun, patut diakui bahwa hasil-hasil pendidikan
di Indonesia masih jauh dari harapan. Lulusan sekolah di Indonesia masih sangat
rendah tingkat kompetisi dan relevansinya (Suyanto, 2001).
Rendahnya tingkat kompetisi dan relevansi lulusan tersebut dapat digunakan
alternatif refleksi bahwa tingkat kompetisi dan relevansi pembelajaran juga patut
dipikirkan. Kompetensi peserta didik sebagai produk pembelajaran sangat
menentukan tingkat kehidupannya kelak setelah mereka menjalani hidup di dunia
nyata. Kompetensi itu sangat penting bagi setiap orang dalam menghadapi
perkembangan teknologi yang begitu pesat. Lebih-lebih dalam menghadapi era
informasi, AFTA, dan perdagangan bebas di abad pengetahuan yang banyak
ditandai oleh pergeseran peran manufaktur ke sektor jasa berbasis pengetahuan,
kompetensi itu merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan kehidupan
manusia. Ketika kehidupan telah berubah menjadi semakin maju dan kompleks,
masalah kehidupan yang banyak diwarnai oleh fenomena dunia nyata diupayakan
dapat dijelaskan secara keilmuan. Berdasarkan pemilikan kompetensi keilmuan
tersebut, maka peserta didik diharapkan mampu memecahkan dan mengatasi
2
permasalahan kehidupan yang dihadapi dengan cara lebih baik, lebih cepat,
adaptif, lentur, dan versatile.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
kurangnya motivasi dan minat siswa. Semua itu pada umumnya merupakan akibat
dari pemilihan metode pembelajaran yang kurang mendukung pembelajaran
secara aktif, kreatif, menarik, dan menyenangkan. Sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa adalah memilih metode
pembelajaran yang tepat.
Alternatif cara untuk mengatasi masalah yang sudah dijabarkan, penulis
mengajukan model pengajaran yang mengandung hal-hal yang tersebut di atas
adalah model pengajaran kooperatif. Menurut Nur (2004: 16), model
pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak
kompleks dan dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berdimensi sosial. Pengajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial Vygotsky. Menurut Vygotsky
(dalam Nur, 2004: 16), ia percaya bahwa interaksi sosial dengan teman lain
memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran, dimana siswa
belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan
kemampuan yang heterogen. Maksud heterogen adalah terdiri dari campuran
siswa, jenis kelamin, ras atau suku, kesenangan dan latar belakang sosial yang
berbeda. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat
dan bekerja dengan teman yang latar belakangnya berbeda. Pada model
3
pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat
bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, dipandang perlu untuk
diadakan Penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Pembelajaran Kooperatif Kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang Pada
Pokok Bahasan Era Globalisasi Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
“Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa
kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang pada Pokok Bahasan Era Globalisasi
tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran pada siswa kelas
XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
proses belajar mengajar PKn.
4
2. Meningkatkan prestasi dan motivasi pada pelajaran PKn.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn.
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran PKn.
5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran PKn.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Metode pembelajaran kooperatif :
Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja berpasang-
pasangan dengan teman sebangku untuk menetapkan tujuan bersama.
2. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
3. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan, yang
dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar
merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan
tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku
yang lebih buruk. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan
akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir
dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak
dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang
nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam
mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.
B. Prestasi Belajar
Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu
akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh
seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
6
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu
dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar
menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus
belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang
pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan.
Kemampuan disini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.
a. Pedoman Cara Belajar
Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan
baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman
sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh
seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini
disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan,
kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor
yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk
dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan
belajar yang baik.
C. Indikator Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Indikator tingkat keberhasilan yang menunjukkan berhasil atau tidaknya
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn yang terimplementasikan
pada peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan strategi belajar
elaborasi adalah sebagai berikut:
7
a) Peningkatan Kemampuan dan Prestasi Belajar Siswa
Peningkatan kemampuan dan pemahaman pada materi pembelajaran bidang
studi PKn siswa secara kualitas terlihat dalam kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan praktik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Tingkat kemampuan dan pemahaman pada materi pembelajaran siswa
dalam aktifitas praktik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi
PKn memudahkan pemahaman dan penguasaan siswa.
b) Tingkat Efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Efisiensi proses interaksi antara siswa dan guru dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) bidang studi PKn yang berpusat pada peningkatan prestasi
belajar dengan menggunakan strategi belajar elaborasi pada siswa ditandai dengan
adanya peningkatan frekuensi interaksi pembelajaran dalam bidang studi PKn itu
sendiri. Tingkat interaksi tersebut terimplementasikan dengan jelas pada kegiatan
praktik maupun paparan uraian materi pembelajaran yang lengkap dan mudah
dipahami oleh siswa.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Jacobsen (2009), Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative
Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang
dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan
pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu
hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial.
8
Model pembelajaran kooperatif berlandaskan pada teori belajar Vygotsky
yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk
mendukung perkembangan kognitif (Eggen, P. & Kauchak, D. 2010). Selain itu,
Model pembelajaran kooperatif ini juga didukung oleh teori belajar information
processing dan cognitive theory of learning (Gunter, M. A. dkk. 2007). Dalam
pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses
informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi
yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif.
a. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
a) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
b) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan
yang sama.
c) Para siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
d) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
e) Para siswa akan diminta mempertanggung-jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
(Nur, M., dkk. 1996: 1)
9
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8)
sebagai berikut:
a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial,
tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur
penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan
melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini
penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam
keterampilan sosial.
10
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam model pembelajaran
kooperatif secara umum (Ibrahim, dkk, 2000:10). Keenam tahap pembelajaran
kooperatif tersebut dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap-tahap Kegiatan Guru
Tahap – 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Tahap – 2 Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Tahap – 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transit secara efisien.
Tahap – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Tahap – 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap – 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya ataupun hasil belajar individu dan kelompok.
(Nur dkk, 2000: 8)
E. MATERI GLOBALISASI
1. Pengertian
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri
dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
11
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. (wikipedia.com, 2008)
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang
dengan globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu
sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan
batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas
devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi
dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga
mengglobal.
12
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-
masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada
pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri,
bukan sekadar gabungan negara-negara. (wikipedia.com, 2008)
2. Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization(WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita
sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang
harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa
ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan
yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
13
3. Teori globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global
yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat
sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan
menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah
fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah
bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai
sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian
membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa
kapitalisme telah menjadi sebuah fenomenainternasional selama ratusan
tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap
lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan
oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh
jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini
berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan,
yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan
14
bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau,
setidaknya, dapat dikendalikan.
4. Dampak globalisasi
Dampak positif globalisasi antara lain:
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
Mudah melakukan komunikasi
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku konsumtif
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau
kebudayaan suatu negara
(Wikipedia, 2010)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah metode yang ditempuh oleh peneliti dalam
melakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian. Metode penelitian
yang dimaksud berisi tentang rancangan penelitian, sasaran penelitian,
kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengambil data dan langkah-
langkah peneliti dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh.
Untuk lebih jelasnya, berikut dikemukakan metode pada penelitian ini:
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Dalam Wiriaatmadja (2005: 11), Hoopkins menjelaskan
Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang
dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan. Sedangkan menurut Raka, T., & Kardiawan, T. H. (1998: 5),
Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Menurut
Arikunto (2002: 82) Penelitian Tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang
terjadi di masyarakat yang bersangkutan.
16
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas harus memenuhi beberapa prinsip sebagai
berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta
dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan yang dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan
pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu (Arikunto, 2002: 82:82)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
17
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
dapat di lihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
B. Sasaran Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan pemahaman materi
Globalisasi siswa pada bidang studi PKn dengan model pembelajaran kooperatif
ini dilaksanakan di Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang. Tempat penelitian
ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada pertimbangan bahwa:
a. Siswa di kelas tersebut memiliki prestasi belajar bidang studi PKn
yang relatif kurang dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
sekolah
b. Kondisi tingkat kemampuan dan keterampilan pemahaman dan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi PKn siswa juga
menunjukkan tingkatan yang rendah
Refleksi
Tindakan/ Observasi
Siklus Selanjutnya
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
18
c. Peneliti merupakan salah seorang pengajar dan bertanggung jawab
penuh pada kelancaran dan hasil Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
pada sekolah tersebut sehingga merasa mempunyai tanggung jawab
secara profesional dan moral.
C. Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian
1. Perangkat Pembelajaran
a. Silabus
Silabus adalah garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-
pokok isi atau materi pengajaran.
b. Rencana Pelajaran
Rencana pelajaran adalah salah satu perangkat pengajaran yang
dibuat oleh seorang guru dalam mengajar, yang meliputi Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator hasil belajar, serta
kegiatan belajar mengajar yang berisikan pendahuluan, kegiatan inti
dan penutup.
2. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian, maka instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru, keterampilan kooperatif yang dilatihkan, skor
perkembangan siswa serta penilaian kinerja siswa selama proses
19
belajar mengajar. Yang bertindak sebagai pengamat adalah guru kelas
dan teman mahasiswa.
b. Tes
Lembar soal tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep
siswa pada materi perpindahan kalor. Bentuk tes yang digunakan
adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan 5 kemungkinan
jawaban.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini akan diperoleh tiga hal, yakni:
1. Data keaktifan siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan
pengajaran berlangsung dengan pendekatan pengajaran kooperatif pada
masing-masing putaran.
2. Data Prestasi belajar siswa diperoleh dari tes akhir masing-masing putaran
3. Data respon siswa diperoleh dari pengisian angket pada akhir penelitian
ini.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
20
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
3. Data aktifitas siswa
Data aktifitas siswa diamati oleh dua orang pengamat sehingga skor di
ambil rata-ratanya yaitu dengan rumus:
푥̅ =푥 + 푥
2
Dimana: 푥 = skor pengamat 1
푥 = skor pengamat 2
푥̅ = skor rata-rata
4. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
NX
X
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
5. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar siswa dapat diukur dengan ketuntasan belajar siswa.
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu ketuntasan klasikal dan perorangan.
21
Berdasarkan kurikulum 2004, seseorang dapat dikatakan tuntas belajar apabila
mencapai nilai 70% atau nilai 70. Sedangkan ketuntasan Belajar klasikal
adalah jumlah daya serap materi dalam satu kelas. Suatu kelas dapat dikatakan
tuntas apabila telah mencapai 85% siswa yang tuntas didalam kelas.
Pada penelitian ini nilai ketuntasan belajar diambil dari nilai KKM
sekolah. KKM adalah kriteria ketuntasan minimum. Besarnya KKM di SMK
Negeri 1 Lumajang untuk pelajaran PKn yaitu 75.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah melalui serangkaian tahapan proses penelitian, didapatkan
seperangkat data yang dapat dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran Globalisasi pada siswa dalam bidang studi PKn dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif pada siswa Kelas XII Ak 3 SMK
Negeri I Lumajang.
1. Putaran I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung serta lembar pengamatan pembelajaran kooperatif .
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 6 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 SMK Negeri 1 Lumajang
dengan jumlah siswa 38 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung
disesuaikan dengan keterampilan kooperatif. Lembar Pengamatan yang
disusun sesuai keterampian kooperatif yaitu meliputi Berfikir kritis, aktif
berpendapat, menyelesaikan tugas tepat waktunya, menghargai pendapat
23
teman, kerjasama dengan pasangan, presentasi yang baik, mampu
menghargai waktu.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, aktifitas siswa
diamati oleh 3 orang pengamat. Masing-masing pengamat bertugas
mencatat semua kegiatan selama kegiatan belajar-mengajar berlangung.
Hasil pengamatan kepada siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang dilakukan pada siklus I, diperoleh dari lembar
pengamatan yaitu dituliskan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Pangamatan Putaran I
No Uraian pengamat 1
pengamat 2
pengamat 3
rata-rata
1 Berfikir kritis 1 1 1 1.00
2 Aktif berpendapat 2 2 2 2.00
3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 2 2 2 2.00
4 Menghargai pendapat teman 2 2 2 2.00
5 Kerjasama dengan pasangan 2 2 3 2.33
6 Presentasi yang baik 1 2 2 1.67
7 Mampu menghargai waktu 1 1 1 1.00
Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses kegiatan belajar
mengajar belangsung menunjukkan aktifitas siswa masih rendah.
Aktifitas siswa mendapat skor antara 1 sampai dengan 2.
c. Prestasi Belajar Siswa
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut:
24
Tabel 4.2 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran I
Interval Nilai Tengah Frekuensi
50-59 55 0
60-69 65 8
70-79 75 19
80-89 85 8
90-100 95 3
Jumlah siswa 38
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 73,42 dan ketuntasan belajar mencapai 79%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 75
hanya sebesar 79% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini menunjukkan siswa masih belum
bisa menyerap materi pelajaran pada pembelajaran kooperatif .
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Perlu lebih intensif dalam pemotivasian dan penyampaian tujuan
pembelajaran.
2. Perlu lebih efektif dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
25
e. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Putaran II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merevisi perangkat pembelajaran agar siswa
dapat menyerap materi pelajaran. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2
dan alat-alat pengajaran yang mendukung serta lembar pengamatan
pembelajaran kooperatif .
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 13 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 dengan jumlah siswa 38
26
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, diperoleh dari
lembar pengamatan aktifitas siswa yaitu:
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Pangamatan pada Putaran II
No Uraian pengamat 1
pengamat 2
pengamat 3
rata-rata
1 Berfikir kritis 1 2 2 1.67
2 Aktif berpendapat 3 2 2 2.33
3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 3 2 2 2.33
4 Menghargai pendapat teman 4 3 3 3.33
5 Kerjasama dengan pasangan 2 3 3 2.67
6 Presentasi yang baik 3 3 2 2.67
7 Mampu menghargai waktu 2 3 2 2.33
Hasil yang diperoleh oleh pengamat selama pembelajaran
berlangsung pada Putaran II terjadi peningkatan dibandingkan dengan
kegiatan pada Putaran I. Aktifitas siswa menghargai pendapat teman
memiliki skor yang baik.
c. Prestasi Belajar
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif
II. Adapun data hasil penelitian pada Putaran II adalah sebagai berikut:
27
Tabel 4.4 Selebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran II
Interval Nilai tengah Frekuensi
50-60 55 0
60-70 65 1
70-80 75 8
80-90 85 18
90-100 95 11
Jumlah siswa 38
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 83.45 dan ketuntasan belajar mencapai 97% atau ada 37 siswa
dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
Putaran II ini ketuntasan belajar secara klasik telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari Putaran I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mengerti tujuan yang dimaksud dan diinginkan guru dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa
2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
28
3. Pengelolaan waktu
e. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar pada Putaran II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada Putaran II antara lain:
Guru dalam memotivasi siswa hendaknya lebih baik lagi dan lebih
bervariatif.
Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam mencari
jawaban dari masalah yang diajukan.
Guru harus menyelami dunia siswa sehingga siswa tidak merasa
sungkan dan menjadi berani berpendapat.
3. Putaran III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merevisi perangkat pembelajaran agar siswa
dapat menyerap materi pelajaran. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3
dan alat-alat pengajaran yang mendukung serta lembar pengamatan
pembelajaran kooperatif .
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Putaran III
dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 di kelas XII Ak 3 dengan
jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
29
memperhatikan revisi pada Putaran II, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada Putaran II tidak terulang lagi pada Putaran III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada Putaran III, diperoleh dari
lembar pengamatan aktifitas siswa yaitu:
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Putaran III
No Uraian pengamat 1
pengamat 2
pengamat 3
rata-rata
1 Berfikir kritis 2 2 3 2.33
2 Aktif berpendapat 3 2 3 2.67
3 Menyelesaikan tugas dengan tepat 3 2 3 2.67
4 Menghargai pendapat teman 4 3 3 3.33
5 Kerjasama dengan pasangan 4 3 3 3.33
6 Presentasi yang baik 3 3 3 3.00
7 Mampu menghargai waktu 2 3 3 2.67
Hasil pengamatan diskusi diperoleh bahwa diskusi berjalan secara
baik dan lancar karena setiap siswa sudah berperan aktif untuk
berpartisipasi sehingga diskusi terasa sangat menarik dan mencapai hasil
akhir yang memuaskan.
c. Prestasi Belajar
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada Putaran III adalah
sebagai berikut:
30
Tabel 4.6 Sebaran Hasil Tes Formatif pada Putaran III
Interval Nilai tengah Frekuensi
50-60 55 0
60-70 65 0
70-80 75 0
80-90 85 9
90-100 95 29
Jumlah siswa 38
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar
91.74 dan semua siswa tuntasan belajar. Hasil pada Putaran III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari Putaran II. Adanya peningkatan
hasil belajar pada Putaran III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran melalui pembelajaran
kooperatif sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang
telah diberikan.
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif . Dari data-data
yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
31
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
Kekurangan pada Putaran-Putaran sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
B. PEMBAHASAN
1. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dari
putaran I sampai putaran III dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik pada
Gambar 4.1. Warna biru menunjukkan kegiatan selama pembelajaran pada
putaran I, warna merah menujukkan kegiatan selama pembelajaran pada
putaran II dan warna hijau menunjukkan kegiatan selama pembelajaran
pada putaran III.
32
Gambar 4.1. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
Dengan melihat grafik pada Gambar 4.1, semua aktivitas siswa
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar penunjukkan peningkatan.
Pada putaran I pertama siswa masih memiliki aktifitas yang rendah yaitu
ditunjukkan skor antara 1 sampai dengan 2. Pada putaran II dan putaran
terakhir yaitu putaran III, aktifitas siswa didalam kelas sangat bagus.
Aktifitas siswa yang menunjukkan grafik yang sangat bagus yaitu mampu
menghargai waktu. Dari uraian tersebut maka dapat ditarik suatu
kesimpulan pembelajaran dengan model kooperatif sangat mempengaruhi
terhadap aktivitas siswa.
2. Prestasi Belajar Siswa
Hasil ulangan siswa setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran
mulai dari putaran I sampai putaran III dapat dipaparkan dalam bentuk
grafik pada Gambar 4.2.
0
1
2
3
4
0 1 2 3 4 5 6 7 8
skor
pengamatan
I
II
III
Aktivitas Siswa
33
Gambar 4.2. Distribusi Nilai Siswa
Dari grafik pada Gambar 4.2, menunjukkan terjadi pergeseran
distribusi nilai siswa atau hasil belajar siswa dari putaran I sampai putaran
III. Pada putaran I masih ada 8 siswa pada interval nilai 60-70 dan
frekuensi terbesar yaitu pada rentang nilai 70-80. Pada putaran II terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa yaitu 1 siswa pada interval nilai 60-70
dan frekuensi terbesar yaitu pada rentang nilai 70-80. Pada putaran
terakhir yaitu putaran III peningkatan prestasi belajar siswa sangat tampak
yaitu semua siswa tuntas dan frekuensi tertinggi pada interval 90-100.
Pergeseran nilai akan berakibat pada pergeseran ketuntasan belajar
siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat grafik pada Gambar 4.3.
Warna kuning menunjukkan prosentase ketuntasan belajar siswa mulai
dari kegiatan belajar mengajar putaran I sampai proses kegiatan belajar
mengajar putaran III.
05
1015202530
55 65 75 85 95
frek
uens
i
nilai tengah
Distribusi Nilai
putaran I
putaran II
putaran III
34
Gambar 4.3. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
Sedangkan nilai rata-rata pada tiap putaran dapat dilihat pada
Gambar 4.4. Warna biru menunjukkan nilai rata-rata kelas pada kegiatan
belajar mengajar putaran I. Warna merah menunjukkan nilai rata-rata kelas
pada kegiatan belajar mengajar putaran II. Warna hijau menunjukkan nilai
rata-rata kelas pada kegiatan belajar mengajar putaran III. Dari grafik
tampak bahwa nilai rata-rata kelas terus meningkat mulai kegiatan belajar
mengajar putaran I sampai putaran III. Nilai rata-rata kelas pada kegiatan
belajar mengajar putaran I yaitu sebesar 73,42, nilai rata-rata kelas pada
kegiatan belajar mengajar putaran II yaitu sebesar 83,45. Dan yang
terakhir nilai rata-rata kelas pada kegiatan belajar mengajar putaran III
yaitu 91,74.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
I II III
79%97% 100%
21% 3% 0%pr
osen
tase
putaran
tidak tuntas
tuntas
Ketuntasan
35
Gambar 4.4. Nilai Rata-rata Kelas
Dari uraian di atas, kegiatan belajar mengajar dengan model
kooperatif sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa atau hasil belajar yang mana
juga menunjukkan ketuntasan belajar siswa. Prestasi belajar siswa juga
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada kegiatan
pembelajaran.
73,4283,45
91,74
I II III
putaran
NILAI RATA-RATA KELAS
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
telah dilakukan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi PKn
pada siswa Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang maka dapat ditarik suatu
kesimpulan yaitu:
1. Pembelajaran dengan model kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa
pada mata pelajaran PKn.
2. Prestasi belajar siswa meningkat dengan menerapkan pembelajaran dengan
model kooperatif .
B. Saran
Berpijak pada pengalaman singkat peneliti menggunakan
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PKn pada siswa karena
Kelas XII Ak 3 SMK Negeri I Lumajang peneliti memiliki sedikit
saran-saran kepada beberapa pihak, meliputi :
a) Kepada rekan-rekan sejawat yang ingin meningkatkan kemampuan
dan keterampilan serta prestasi belajar siswanya, apabila situasi
dan kondisi yang berkembang di sekolah atau lingkungan
pendidikannya relatif mempunyai kesamaan dengan apa yang ada
di sekolah peneliti, maka disarankan untuk menggunakan
pembelajaran kooperatif pada proses KBM.
37
b) Kepada kepala sekolah dan jajaran pengelola kebijakan sekolah,
disarankan agar dapat memberikan fasilitas dalam sosialisasi
implementasi metode pembelajaran ini, sejalan dengan signifikasi
hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.
c) Kepada siswa agar senantiasa tidak berhenti sampai pada tahapan
pembelajaran ini apabila menginginkan kemampuan dan
keterampilannya senantiasa terasah dengan baik.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching:
An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies. Brooks, J.G. & Martin G. Brooks. 1993. In search of understanding: The case for constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Burden, P. R., & Byrd, D. M. 1996. Method for effective teaching, second edition.
Boston: Allyn and Bacon. Costa, A. L.1991. The school as a home for the mind. Palatine, Illinois: Skylight
Training and Publishing, Inc. Eggen, P. & Kauchak, D. 2010. Educational Psychology. Pearson Education,Inc.,. Gunter, M. A. dkk. 2007. Instruction: A Model Approach. Pearson
Education,Inc.,. Ibrahim, M., dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA. Jacobsen, D. A.dkk. 2009. Metode-metode pengajaran. Penerbit Pustaka Pelajar. Nur. Dkk. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Laporan Penelitian Suplemen D2. IKIP
Surabaya. Nur, M. 2004. Performance Assessment dalam Pendidikan IPA. Surabaya.
UNESA.
Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Disajikan dalam simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPS.UM. di Malang, Februari 2001.
Perkins, D. N., & Unger, C. 1999. Teaching and learning for understanding.
Dalam Reigeluth, C. M. (Ed.): Instructioal-design theories and models: A new paradigm of instruction theory, Volume II. New Jersey: Lawrence Erlboum Associates, Publisher.25 Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran matematika. Jakarta: Puskur. Balitbang. Depdiknas.
Raka, T., & Kardiawan, T. H. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.
39
Santyasa, I W. 2003(a). Pendidikan, pembelajaran, dan penilaian berbasis kompetensi. Makalah. Disajikan dalam seminar Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, 27 Februari 2003, di Singaraja.
Santyasa, I W. 2003(b). Asesmen dan kriteria penilaian hasil belajar fisika
berbasis kompetensi Makalah. Disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Bidang Peningkatan Relevansi Program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, Tanggal 15-16 Agustus 2003, di Singaraja
Santyasa, I W. 2003(c). Pembelajaran fisika berbasis keterampilan berpikir
sebagai alternatif implementasi KBK. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, 22-23 Agustus 2003, Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.
Santyasa, I W., Subratha, I N., & Suwindra, I N. P. 2003. Pembelajaran fisika
berbasis model rekonstruksi pengetahuan kognitif dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Laporan penelitian. Research grant program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Lembaga Penelitian IKIP Negeri Singaraja.
Santyasa, I W. 2004. Pengaruh model dan seting pembelajaran terhadap remediasi
miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika pada siswa SMU. Disertasi (tidak diterbitkan). Program Doktor Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Santyasa, I. W. 2005. MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Makalah Dalam Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana Juni – Juli 2005, di Jembrana
Siskandar. 2003. Teknologi Pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi.
Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran pada tanggal 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna garuda Yogyakarta.
Suyanto, 2001. Formula Pendidikan Nasional era global. Makalah. Disajikan
dalam simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPS.UM. di Malang, 13 Februari 2001.
www.wikipedia.com. 2010. Globalisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi www.wikipedia.com. 2010. Pembelajaran kooperatif.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif
40
Lampiran 1