ptk lusiana pkn
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dulu selalu dibicarakan masalah cara mengajar guru di kelas. Cara
mengajar dipakainya dengan istilah metode mengajar. Metode diartikan cara. Jika
diperhatikan berbagai metode yang dikenal dalam dunia pendidikan atau
pembelajaran dan jumlahnya makin mengembang, maka dipertanyakan apakah
metode itu. Ada beberapa jawaban untuk itu di antaranya, “Cara-cara penyajian bahan
pembelajaran”. Dalam bahasa Inggris disebut “method”. Dalam kata metode tercakup
beberapa faktor seperti, penentuan urutan bahan, penentuan tingkat kesukaran bahan,
dan suatu sistem tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Di samping istilah metode
yang diartikan sebuah “cara” ; bahkan ada yang menggunakan istilah “model”.
Pada umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di
dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar
mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata
hanya menyajikan materi ajar. lapun dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai
dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan
agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan
diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget
memandang anak-akalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara
perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Keduanya
tidak menyukai pendekatan-pendekatan psikologis yang lebih awal. Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan
yang dipelajari. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehmgga
terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif
dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan CBSA ? Konsep CBSA yang
dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu
1
pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih
rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat
melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk
dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
GBHN 1993 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk
meningkatkan kualitas manusia. Untuk itu perlu dikembangkan iklim belajar dan
mengajar yang dapat menumbuhkanrasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan
masyarakat yang pada gilirannya dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang kreatif
dan inovatif serta keinginan untuk maju. Untuk mencapai tujuan belajar tersebut
iklim belajar mengajar di SD perlu dibenahi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pembelajaran masih bersifat eksposisi yakni model pembelajaran yang berpusat pada
guru, sedangkan keberadan siswa sebagai anak yng aktif dan kreatif masih kurang
diperhatikan. Suasana saat guru mengajar anak terfokus pada guru, pasif dan susana
tenang. Materi pelajaran terpisah-pisah. Salah satu akibat dari model pembelajaran
tersebut cenderung membuat anak pasif. Guru belum mampu mengembangkan
karakteristik anak. Sehubungan dengan karakteristik anak Abimanyu (1996: 2)
menyatakan bahwa karakteristik anak SD terutama kelas rendah masih membutuhkan
sosial dan emosional seperti di lingkungan keluarganya, pengamatan, dan persepsi
yang masih global dan selalu aktif melakukan aktivitas. Selanjutnya Semiawan dan
Munandar (1987:12) menyatakan bahwa anak kecil pada dasarnya sagat kreatif
namun kenyataan meningkatnya usia anak kreativitasnya bukan meningkat tetapi
justru menurun makin lama anak duduk di sekolah makin tidak kreatif.
Pendapat di atas menimbulkan pertanyaan bagi para pendidik, bahwa sejauh
mana pendidikan formal menunjang atau menghambat kreativitas seorang anak.
Karena itu penulis tertarik untuk mengadakn penelitian tindakan di SD kelas rendah.
Penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan kreativitas siswa
dalam belajar PKn. Pendekatan pembelajaran dalam penelitian tindakan ini
menggunakan model pembelajaran terpadu, dengan asumsi bahwa pembelajaran
terpadu dapat meningkatkan siswa belajar aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran
terpadu perolehan belajar siswa lebih bermakna dan siswa terlibat secara penuh dalam
belajar. Model pembelajaran terpadu diterapkan dalam mata pelajaran PKn karena
2
mata pelajaran PKn sarat nilai dan norma sehingga ada asumsi mata pelajaran ini
kurang menarik dan sering bersifat indoktrinasi. Asumsi tersebut kurang tepat karena
mata pelajaran yang tujuannya penanaman nilai moral dapat dilakukan dengan
menarik, dan tidak membosankan, dapat membuat anak aktif dan kreatif dalam
belajar.
Dari uraian di atas, saat ini pembelajaran PKn di kelas 1 SD Negeri Cumedak
02 masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru
sehingga keaktifan dan kreatifitas siswa kurang atau bahkan tidak muncul dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana
pendekatan CBSA dapat mengaktifkan siswa serta menumbuhkan kreatifitas yang
pada akhirnya membuahkan prestasi yang maksimal dengan mengadakan penelitian
tindakan kelas yang berjudul Penerapan Pendekatan CBSA Pada Mata Pelajaran PKn
Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kreatifitas Siswa Kelas I SDN Cumedak 02
Sumberjambe Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahnnya
sebagi berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam
pembelajaran PKn pada siswa kelas 1 SD Negeri Cumedak 02 Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember ?
2. Bagaimanakah pengaruh penerapan pendekatan CBSA dalam membantu siswa
meningkatkan keaktifan dan kreatifitas dalam pembelajaran PKn siswa kelas 1 SD
Negeri Cumedak 02 Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember ?
1.3 Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana keaktifan dan kreatifitas siswa setelah diterapkannya
pendekatan CBSA dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas 1 SD Negeri
Cumedak 02 Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.
3
2. Ingin mengetahui pengaruhnya pendekatan CBSA dalam meningkatkan keaktifan
dan kreatifitas siswa setelah diterapkan dalam mata pelajaran PKn pada siswa
kelas 1 SD Cumedak 02 Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.
1.4 Manfaat Perbaikan
Adapun maksud diadakannya penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn di SD Negeri Cumedak 02
Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.
3. Menerapkan model dan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran PKn.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar-Dasar Pemikiran CBSA
Usaha penerapan dan peningkatan CBSA dalam kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) merupakan usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan
konsep CBSA yang telah ada. Untuk itu perlu dikaji alasan-alasan kebangkitan
kembali dan usaha peningkatan CBSA Dasar dan alasan usaha peningkatan CBSA
Secara rasional adalah sebagai berikut:
1. Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau
kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara
demikian pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat
diketahui bahwa baik pembelajar. materi pelajaran, cara penyajian atau disebut
juga pendekatan-pendekatan berkembang. Jadi hampir semua komponen proses
belajar mengajar mengalami perubahan. Perubahan ini mengarah ke segi-segi
positif yang harus didukung oleh tindakan secara intelektual, oleh kemauan,
kebiasaan belajar yang teratur, mempersenang diri pada waktu belajar hendaknya
tercipta baik disekolah maupun di rumah. Bukankah materi pelajaran itu banyak,
bervariasi dan ini akan memotivasi pembelajar memiliki kebiasaan belalar. Dalam
bubungannya dengan CBSA salah satu kompetensi yang dituntut ialah memiliki
kemampuan profesional, mampu memiliki strategi dengan pendekatan yang tepat.
2. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam
kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan
gairah belajar menjadi makin meningkat. Komunikasi dua arah (seperti halnya
pada teori pusara atau kumparan elektronik) menantang pembelajar
berkomunikasi searah yang kurang bisa membantu meningkatkan konsentrasi.
Sifat melit yang disebut juga ingin tahu (curionsity) pembelajar dimotivasi oleh
aktivitas yang telah dilakukan. Pengalaman belajar akan member! kesempatan
untuk rnelakukan proses belajar berikutnya dan akan menimbulkan kreativitas
sesuai deengan isi materi pelajaran.
5
3. Upaya memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak metode, media
secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara seperti itu juga akan member!
Peluang memperoleh balikan untuk menilai efektivitas pembelajar itu. Ini
dimaksud balikan tidak ditunggu sampai ujian akhir tetapi dapat diperoleh
pembelajar dengan segera. Dengan demikian kesalahan-kesalahan dan kekeliruan
dapat segera diperbaiki. Jadi alasan untuk dilaksanakan penilaian secara efektif,
secara terus-menerus melalui tes akhir tatap muka, tes formatif dan tes sumatif.
4. Dilihat dari segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di LPTK (Lembaga
Pendidikan Tenaga Pendidik) maka strategi dengan pendekatan CBSA layak
mendapat prioritas utama. Dengan wawasan pendidikan sebagai proses belajar
mengajar menggarisbawahi betapa pentingnya proses belajar mengajar yang
tanggung jawabnya diserahkan sepenuhnya kepada pembelajar. Dalam hal ini
materi pembelajar harus benar-benar dibuat sesuai dengan kemampuan berpikir
mandiri, pembentukan kemauan si pembelajar. Situasi pembelajar mampu
menumbuhkan kemampuan dalam memecahkan masalah secara abstrak, dan juga
mencari pemecahan secara praktik.
2.2 Hakikat CBSA
Hakikat CBSA adalah proses keterlibatan “intelektual emosional” peserta didik dalam
proses belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
1. Proses asimilasi dan akomodasi dalam pencapaian pengetahuan.
2. Proses perbuatan serta pengalaman langsung terhdp umpan balik dalam
pembentukkan keterampilan.
3. Proses penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan
nilai dan sikap.
2.3 Prinsip-Prinsip CBSA
Prinsip CBSA dibagi ke dalam 4 dimensi, yaitu:
1) Yang terlihat pada peserta didik (siswa):
a. Keberanian menyatakan pendapat, pikiran, perasaan, keinginan, dan dorongan
lainnya,
6
b. Keinginan dan keberanian berpartisipasi,
c. Adanya usaha dan kreativitas,
d. Dorongan ingin tahu,
e. Rasa lapang dan bebas dalam melakukan sesuatu.
2). Yang terlihat pada dimensi guru:
a. Usaha membina dan mendorong peserta didik dalam meningkatkan
kegairahan dan partisipasi siswa aktif,
b. Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai inovator dan
motivator,
c. Sikap yang tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar siswa dalam
keseluruhan proses belajar mengajar,
d. Pemberian kesempatan kepada peserta didik yang pada hakikatnya memiliki
perbedaan individual,
e. Kemampuan menggunakan bermacam strategi belajar mengajar serta
pendekatan multimedia.
3) Yang terlihat pada dimensi program;
a. Tujuan pelajaran serta konsep maupun isi pelajaran yang memenuhi
kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik,
b. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun
aktivitas peserta didik,
c. Program yang tidak kaku dalam penentuan metode dan media di mana peserta
didik memahaminya.
4) Yang terlihat pada dimensi situasi belajar mengajar:
a. Situasi belajar mengajar di mana terjelma komunikasi antara guru dan siswa
yang intim dan hangat,
b. Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar dari peserta didik.
2.4 CBSA Dalam Pembelajaran
Bertolak dari pemikiran-pemikiran yang terkandung dalam konsepsi
pendidikan seumur hidup dan konsepsi belajar serta kenyataan proses pembelajaran,
maka peningkatan penerapan CBSA merupakan kebutuhan yang harus segera
7
terpenuhi. Gur hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan
menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa. Guru hendaknya
mengajar untuk membelajarkan siswa dalam konteks belajar bagaimana belajar
mencari, menemukan dan meresap pengetahuan,keterampilan dan sikap.
Dengan penerapan CBSA,siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh,
menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di
sekitarnya, selain itu siswa lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur,
kritis, tanggap, dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil
dalam menggali, menjelajah, mencari dan mengembangkan informasi yang bermakna
baginya (Raja Joni, 1992:1 ). Pencapaian keadaan siswa yang diharapkan melalui
penerapan CBSA ini akan memungkinkan pembentukan sebagai “pengabdi abadi
pencari kebenaran ilmu”.
Di sisi yang lain, dengan penerapan CBSA, guru diharapkan bekerja secara
professional,mengajar secara sitematis berdasarkan prinsip didaktik metodik yang
berdaya guna beshasil guna ( efisien dan efektif ). Artinya guru dapat merekayasa
system pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengan pemikiran
mengapa dan bagaiamana menyelenggarakan kegiatan pembelajaran aktif ( Raka Joni
1992:11 ). Lambat laun penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru – guru
yang potensial dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam dan sosial budaya
2.5 Pembelajaran PKn di Kelas Rendah SD
Wahab (1997:24) menyatakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
SD merupakan pendidikan nilai moral yang menekankan pada aspek afektif. Dahulu
dinamakan pelajaran PMP tetapi mulai tahun 1994 di dalam kurikulum diubah
menjadi PPKn, yakni perpaduan antara Pendidikan Pancasila dan pendidikan
Kewarganegaraan. Tujuan PPKn dalam kurikulum 1994 adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan memahami, menghayati
dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
8
Tujuan pembelajaran melalui PPKn menurut Wahab (1997:24) adalah,
“Mengemukakan berbagai contoh perilaku. Mengikuti/mencontoh berbagai
perilaku. Menjelaskan dan melaksanakan perbuatan baku dalam kehidupan sehari-
hari. Melakukan berbagai hal yang dituntut oleh kepatuhan nilai moral. Menjelaskan,
mencoba, dan berupaya menyesuaikan perilaku dengan mendasar pada nilai-nilai
moral bangsa. Meyakinkan dan dapat berperilaku sesuai dengan tuntutan aturan
lembaga pemerintah.”
Pembelajaran PKn pada kelas rendah tidak sama dengan pembelajaran PKn
pada kelas tinggi, sebab usia anak berbeda. Piaget dalam Gunarsa (1989:45)
menyatakan anak seperti di kelas satu pada usia 7-10 tahun berada pada fase
operasional kongkrit. Selanjutnya Wahab (1997:75) menyatakan pembelajaran pada
usia tersebut dimulai pada yang konkrit ke abstrak. Pembelajaran pada siswa SD
kelas rendah menurut Satori (1997:5) mengarah pada proses belajar yang
menciptakan :
1) anak akan mencintai, merasa senang, dan bergairah dalam melakukan
kegiatan belajar,
2) menumbuhsuburkan dalam diri anak-anak sikap dan sifat-sifat berpikir kreatif,
dorongan ingin tahu, kerja sama, harga diri, dan kepercayaan diri.
3) mengembangkan sikap positif terhadap nilai kegiatan belajar,
4) mengembangkan afeksi dan sensitivitas anak-anak terhadap peristiwa peristiwa
yang terjadi di lingkungan sekitar.”
2.6 Belajar Aktif dan Kreatif
Meningkatkan siswa belajar aktif dan kreatif sangat perlu karena karakteristik
anak SD adalah aktif dan kreatif. Belajar aktif menurut Dimyati (1997:252) adalah,
“Anak secara langsung terlibat baik secara kuantitas maupun kualitas. Siswa terlibat
aktif untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dibutuhkan.Anak mempunyai prakarsa dan keberanian untuk menunjukkan minat,
keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya. Keingintahuan siswa
tampak pada kuantitas dan kualitas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada guru.
Keberanian untuk ikut serta dalam proses pembelajaran antara lain kesediaan dalam
9
mencari dan menyediakansumberbelajar, menemukan sumber-sumber belajar,
memecahkan masalah dan memilah cara kerja yang berbeda.”
Belajar kreatif menurut Torrance dalam Semiawan dan Munanadar (1987:35)
dinyatakan sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti. Rasa ingin tahu dan
mengetahui dalam kekaguman, ketidaklengkapan kekacauan, kerumitan, keselarasan,
ketidakteraturan dan sebagainya. Untuk menciptakan siswa belajar aktif dan kreatif
dalam pelajaran PKn beberapa hal seperti : “materi, pendekatan, metode, media, dan
sumber belajar.
10
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
berkolaboratif (collaborative classroom action research) (Baker, 2001: 2 dan
Donmoyer, 2000: 3). Meski demikian metode ini ditekankan dengan model guru
sebagai peneliti (teacher as researcher) (Johnson, 1993: 6). Model ini relevan bagi
guru dan dosen dan memiliki keunggulan, sebab efektif dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran yang dilakukannya Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas tiga langkah
yaitu : (1) diagnostik (perumusan masalah dan hipotesis tindakan), (2) terapetik
(perbaikan yang terdiri atas beberapa siklus: perencanaan à pelaksanaan à
pengamatan à refleksi); dan (3) pasca terapetik (pemantapan dan pembuatan
laporan) (Baker, 2001: 3 dan Johnson, 1993: 5).
3.2 Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan terhadap 40 siswa Kelas 1 SDN Cumedak 02 Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember.
3.3 Jadwal dan Pelaksanaan Penelitian
Tahapan-tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terjadwal sebagai
berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 sampai minggu ke-4 bulan April 2009
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009
3.4 Rancangan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mengikuti prosedur penelitian Action Research
(penelitian tindakan). Dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan empat tahap pada setiap
putarannya, yaitu:
11
3.4.1 Tahap I Perencanaan Penelitian
a. Refleksi awal, peneliti dengan kepala sekolah mengidentifikasi masalah yang
selama ini ada dalam pembelajaran PKn dengan lebih seksama.
b. Permasalahan yang telah digali dalam refleksi awal selanjutnya dirumuskan
peneliti dengan lebih operasional dan menetapkan dan merumuskan rancangan
tindakan penelitian
3.4.2 Tahap II Kegiatan dan Pengamatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran PKn
Pada kegiatan ini, metode pembelajaran demonstrasi telah direncanakan
diimplementasikan. Dalam hal ini, pembelajaran PKn dilaksanakan sesuai
dengan rencana, skenario, dan setting pembelajaran serta alokasi waktu
yang telah ditetapkan.
Untuk membantu siswa memahami masalah yang diajukan guru, siswa
diberi bimbingan untuk memahami petunjuk dalam LKS berupa
pertanyaan dan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan CBSA
Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan perangkat
penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Posttest
Posttest dilaksanakan pada akhir pembelajaran, dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
3.4.3 Tahap III Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
12
3.4.4 Tahap IV Revisi
Revisi rancangan dilakukan setelah mengetahui hasil refleksi setiap putaran,
yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
agar berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Revisi yang dilakukan sebagai
penyempurnaan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin atau harus
dicapai
3.5 Perangkat Penelitian
Perangkat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Handout Materi Pembelajaran
Handout siswa bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
materi “Hak Anak di Rumah dan di Sekolah” yang telah disampaikan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar atau nilai yang
diperoleh siswa dalam evaluasi yang diberikan guru.
b. Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan adalah gambar dan video hak-hak anak di
rumah dan sekolah yang disesuaikan dengan acuan materi dalam buku PKn.
3.6 Metode Analisa Data
Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif dilakukan secara flow analysis untuk mendeskripsikan temuan dalam
setiap siklus (Johnson, 1993: 4). Adapun teknik kuantitatif untuk menganalisis mutu
proses pembelajaran PKn dengan pendekatan CBSA dilakukan dengan weighted
mean score (Wardani, Wihardit, dan Nasoetion, 2002: 5.4 –5.6). Untuk
menganalisis mutu hasil belajar digunakan statistik deskriptif dan t-tes untuk
membandingkan keunggulan antar siklus dan membandingkan pre dan pos tes. Dari
kedua analisis tersebut diramu agar menjadi satu kesimpulan yang bermakna.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus. Tiga siklus yang digunakan
itu dikembangkan berdasarkan hasil refleksi pada setiap putaran kegiatan dan
merupakan rangkaian yang saling berhubungan. Adapun hasilnya dapat dipaparkan
sebagaimana di bawah ini.
4.1.1 Hasil Siklus Pertama
Siklus pertama ini dilaksanakan Senin, 13 April 2009 dengan menerapkan
pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan CBSA. Inti kegiatan ini yaitu
guru mengelola pembelajaran dengan memberikan perhatian yang penuh kasih
sayang terhadap anak yang nilainya rendah, kurang aktif terlibat dalam
pembelajaran, dan fasilitas pembelajarannya kurang pada mata pelajaran PKn.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I
NONILAI KET
NONILAI KET
URUT URUT
1 60 TT 21 65 T
2 40 TT 22 60 TT
3 50 TT 23 70 T
4 65 T 24 70 T
5 60 TT 25 60 TT
6 70 T 26 70 T
7 75 T 27 65 T
8 60 TT 28 60 TT
9 65 T 29 60 TT
10 70 T 30 60 TT
11 90 T 31 50 TT
12 60 TT 32 55 TT
13 50 TT 33 75 T
14 40 TT 34 70 T
15 55 TT 35 70 T
16 65 T 36 60 TT
17 50 TT 37 60 TT
18 50 TT 38 80 T
19 60 TT 39 65 T
14
20 65 T 40 35 TT
61,5SISWA TUNTAS 18
SISWA TIDAK TUNTAS 22PERSENTASE KETUNTASAN
KLASIKAL 45,00Keterangan :T : Tuntas Jumlah Siswa Tuntas = 18TT : Tidak Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 22
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
61,5018
45,00
Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menerapkan pendekatan CBSA diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 61,50 dan ketuntasan belajar mencapai 45,00 % atau ada 18 siswa dari
40 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 45,00 % lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena
siswa masih asing dengan diterapkannya pendekatan CBSA.
Dengan demikian penggunaan model ini berhasil. Hasil refleksi memberikan
makna bahwa model ini memiliki keunggulan, yaitu:
(a) siswa yang bermasalah dapat meningkat hasil belajarnya, percaya diri, dan
lebih aktif terlibat dalam pembelajaran; dan
(b) guru lebih kreatif menemukan permasalahan yang dihadapi siswa secara
individu.
Adapun kelemahannya yaitu:
(a) siswa yang tidak bermasalah cenderung ribut dan merasa sombong bahwa
dirinya pintar, dan
15
(b) waktu tersita banyak untuk membimbing anak yang bermasalah, sehingga
materi pelajaran berjalan lambat.
4.1.2 Hasil Siklus Kedua
Siklus kedua ini dilaksanakan Tanggal, 20 April 2009 menerapkan pendekatan
CBSA dengan kepedulian terhadap kelas. Kegiatan pokok yang dilakukan
guru yaitu guru mengelola kelas dengan memperhatikan keutuhan kelas
sebagai satu kesatuan pembelajaran. Guru tidak lagi khusuk secara khusus
memperhatikan secara penuh pada anak yang bermasalah .
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II
NILAI KETNO
NILAI KETURUT URUT
1 70 T 21 70 T
2 50 TT 22 70 T
3 60 TT 23 70 T
4 70 T 24 70 T
5 70 T 25 60 TT
6 80 T 26 70 T
7 80 T 27 65 T
8 70 T 28 60 TT
9 65 T 29 60 TT
10 70 T 30 60 TT
11 80 T 31 60 TT
12 70 T 32 65 T
13 60 TT 33 75 T
14 50 TT 34 70 T
15 60 TT 35 70 T
16 70 T 36 70 T
17 60 TT 37 60 TT
18 60 TT 38 80 T
19 60 TT 39 65 T
20 70 T 40 35 TTRATA-RATA 65,75
SISWA TUNTAS 24SISWA TIDAK TUNTAS 16
PERSENTASE KETUNTASAN KLASIKAL 60,00
Keterangan :T : Tuntas Jumlah Siswa Tuntas = 24TT : Tidak Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 16
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
16
No Uraian Hasil Siklus II123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
65,7524
60,00
Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 65,75 dan ketuntasan belajar mencapai 60,00 % atau ada
24 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar
siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dan menemuan keasyikan dengan
pendekatan CBSA dengan metode demontrasi. Disamping itu kemampuan
guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam metode ini juga
semakin meningkat sehingga proses belalar-mengajar semakin efektif.
Hasil refleksi memberikan makna model ini memiliki keunggulan, antara lain:
(a) murid secara keseluruhan merasa diperhatikan,
(b) murid merasa keadilan dalam pembelajaran,
(c) tujuan pembelajaran tercapai tepat waktu,
(d) kelas menjadi lebih bergairah dan utuh, dan
(e) guru lebih berfungsi sebagai fasilitator.
Adapun kelemahannya yaitu:
(a) murid yang bermasalah tidak optimal dibantu,
(b) suasana kelas nampak hanya pada mimik muka anak dan bukan pada
prestasi yang sesungguhnya,
(c) guru tidak mendalami prestasi anak yang berbeda-beda.
4.1.3 Hasil Siklus Ketiga
Siklus ketiga dilaksanakan tanggal 27 April 2009 dengan menerapkan
pendekatan CBSA dengan kepedulian terhadap kelas dan individu yang
bermasalah. Kegiatan yang dilakukan guru yaitu mengelola pembelajaran
dengan memberikan perhatian kasih sayang kepada kelas dan individu yang
bermasalah secara terpadu.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus III
17
1 80 T 21 70 T
2 60 TT 22 70 T
3 70 T 23 70 T
4 75 T 24 70 T
5 80 T 25 70 T
6 90 T 26 70 T
7 80 T 27 65 T
8 70 T 28 80 T
9 70 T 29 60 TT
10 70 T 30 70 T
11 80 T 31 60 TT
12 70 T 32 70 T
13 80 T 33 80 T
14 60 TT 34 70 T
15 70 T 35 80 T
16 70 T 36 80 T
17 70 T 37 70 T
18 70 T 38 80 T
19 60 TT 39 65 T
20 70 T 40 60 TTRATA-RATA 71,375
SISWA TUNTAS 35SISWA TIDAK TUNTAS 5
PERSENTASE KETUNTASAN KLASIKAL 87,50
Keterangan:T : TuntasTT : Tidak Tuntas
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
71,3735
87,50
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 diatas diperoleh nilai rata-rata
tes formatif sebesar 71,37 dan dari 35 siswa yang telah tuntas sebanyak 40
siswa dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87,50% (termasuk kategori
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus
19
II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh
adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang
telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode
pembelajaran ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata
dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan
dari temannya yang lebih paham tentang materi pelejaran tersebut. Juga dari
hasil pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
ini murid jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.
Dengan demikian model tiga ini berhasil. Penerapan model ketiga ini secara
kualitatif dapat meningkatkan kinerja murid dalam partisipasinya pada
pembelajaran, seperti anak menjadi percaya diri, lebih berani mengemukakan
masalahnya, mampu menemukan jalan pemecahan masalahnya sendiri, dan
turut terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas.
Model keempat ini dinilai banyak keunggulan / kemanfaatannya. Manfaat itu
antara lain: (a) siswa yang bermasalah dapat meningkat hasil belajarnya,
percaya diri, dan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran; (b) guru lebih kreatif
menemukan dan membantu permasalahan yang dihadapi murid secara
individu, (c) murid secara keseluruhan merasa diperhatikan, (d) murid merasa
terdapat keadilan dalam pembelajaran, (e) tujuan pembelajaran tercapai tepat
waktu, (f) kelas menjadi lebih bergairah dan utuh, (g) guru lebih berfungsi
sebagai pendidik, (h) murid yang bermasalah optimal dibantu, (i) murid yang
bermasalah lebih konstruktif berpartisipasi dalam pembelajaran, dan (j)
pembelajaran menjadi lebih berhasil, baik untuk kinerja guru maupun prestasi
murid.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan inovasi model pengelolaan pembelajaran yang
unggul. Dari ketiga model yang diterapkan dalam PTK ini, maka model 3
20
merupakan model yang paling unggul. Model ini mampu meningkatkan kinerja
guru dengan skor 4,20 dan mampu meningkatkan prestasi belajar murid dengan
rata-rata 7,35. Jika dibandingkan dengan target indikator keberhasilan, maka
peningkatannya cukup signifikan.
Model 3 ini lebih unggul karena merupakan hasil refleksi bersama, di mana
model ini adalah hasil modifikasi dan penyempurnaan dari model sebelumnya yang
lebih unggul. Model 3 ini lebih menekankan kepedulian terhadap murid yang
bermasalah dan kelas, sehingga pembelajarannya lebih terbimbing dan mengarah
kepada pencapaian kompetensi belajar. Menurut Hunt (2001: 209) dan Johnson
(1993: 3) model yang dimodifikasi dari model sebelumnya merupakan asset yang
bernilai tinggi bagi pencapaian kompetensi belajar. Bahkan menurut Mary (1999:
172) inovasi model pengelolaan yang dikembangkan dari model yang sudah ada
memungkinkan hasilnya lebih signifikan. Menurut Elliot (1993: 62) bahwa model
pengelolaan pembelajaran hasil PTK yang mampu meningkatkan kinerja guru dan
prestasi belajar murid, hendaknya diaplikasikan dalam pembelajaran sehari-hari.
Pendapat senada juga dikemukakan Johnson (1993: 4) bahwa guru sebagai peneliti
dalam PTK, hendaknya merasa lebih memiliki dan bangga dengan hasil temuannya
itu untuk diaplikasikan bagi peningkatan mutu pembelajaran berikutnya. Pandangan
ini memang cukup beralasan, sebab selain telah teruji dalam PTK juga secara
konseptual alur pembelajarannya cukup akrab (familier) dengan kondisi sehari-hari.
PTK ini didasarkan kepada KTSP. Hal ini terlihat dari karakteristik penerapan
model pengelolaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada: (1) berpusat
kepada murid, utamanya murid yang bermasalah; (2) mengembangkan kreativitas
murid dan guru untuk menemukan solusi yang terbaik bagi pemecahan masalah; (3)
menggunakan berbagai metode belajar (ceramah, tanya jawab, penugasan, dan
bimbingan); menekankan hubungan emosional guru dengan murid (kasih sayang,
penghargaan, penguatan, dan variasi yang mengarah kepada tercapainya
kompetensi; (4) pembelajaran didesain agar menyenangkan dan menantang; (5)
menekankan kepada standar kompetensi yang telah dibuat; (6) variasi dalam
penanaman nilai; dan (7) pelaksanaan evaluasi berbasis kelas. Karakteristik ini
sesuai dengan pembelajaran KTSP (Depdiknas, 2002: 23).
21
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran PKn dengan menggunakan pendekatan CBSA, sangat membantu
siswa dalam pembelajaran PKn. Namun demikian, pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CBSA membutuhkan persiapan mengajar dan
manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada
setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran PKn dengan pendekatan CBSA
dapat meningkatkan motivasi guru dan siswa serta mendapat repon positif dari para
siswa.
5.2 Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar Pendidikan
Kewarganegaraan ( PKn ) sebaiknya dengan menggunakan pendekatan CBSA;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televisi, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam metode
pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
23
Abimanyu, Soli. 1995. Model Pembelajaran di Kelas Awal SD. Bahan Pelatihan
Metodologi Bidang Studi. Jakarta: Dikti Depdikbud.
_____________. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pembelajaran.Jakarta; Dikti.
Depdikbud.
Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Djahir, Ach Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nili-Moral. Bandung: IKIP.
Gunarsah, D Singgih. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gunung
Agung.
Muhadjir, Noeng. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Dikti.
Semiawan, Cony. Munandar Utami. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas
Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
Wahab, Abdul Azis. 1987. Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Dikti Depdikbud.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
24
SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2009
Standar Kompetensi
4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Kompetensi Dasar
4.1 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Indikator
Melaksanakan tata-tertib di rumah dan di sekolah
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menyebutkan tata-tertib di rumah dengan benar
2. menyebutkan tata tertib di sekolah dengan benar
Materi Ajar
Tata Tertib Di Rumah dan Di Sekolah
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam, Absensi
Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang tata tertib di rumah dan di
sekolah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
25
Siswa membaca buku sumber untuk mendapatkan informasi tentang tata tertib
di rumah dandi sekolah
Siswa mencatat hal-hal yang penting
Guru memberikan tambahan penjelasan
Siswa mendiskusikan tata tertib di rumah
Siswa membacakan hasildiskusi kelompok secara bergantian
Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
Evaluasi
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum PKn Kelas I, KTSP
Buku PKn Kelas I, Pusat Perbukuan Depdiknas
Penilaian
Bentuk Penilaian.
o Skala Sikap
Instrumen Penilaian
Berilah tanda (v) pada kolom yang sesuai pendapatmu!
Sumberjambe, 13 April 2009
26
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009
Standar Kompetensi
4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Kompetensi Dasar
4.1 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Indikator
Melaksanakan tata-tertib di rumah dan di sekolah
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menyebutkan tata-tertib di rumah dengan benar
2. menyebutkan tata tertib di sekolah dengan benar
Materi Ajar
Tata Tertib Di Rumah dan Di Sekolah
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam, Absensi
Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang tata tertib di rumah dan di
sekolah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
28
Guru membacakan bacaan yang berisi kegiatan tata tertib di rumah dan di
sekolah
Siswa mengelompokkan tata tretib di rumah dan tata tertib di sekolah
Guru memberikan tambahan penjelasan
Siswa mendiskusikan tata tertib di sekolah
Siswa membacakan hasildiskusi kelompok secara bergantian
Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
Evaluasi
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum PKn Kelas I, KTSP
Buku PKn Kelas I, Pusat Perbukuan Depdiknas
Penilaian
Bentuk Penilaian.
o Tes Tulis
Instrumen Penilaian
Soal
1. Tata tertib di sekolah harus dipatuhi oleh semua…………..
2. Jam masuk sekolah dimulai pukul………………….
3. Setiap hari Senin semua siswa wajib mengikuti…………………..
4. Sebelum masuk ke dalam kelas kita harus……………………….
5. Yang membuat tata taertib di sekolah adalah…………………
Kunci Jawaban
1. warga sekolah
29
2. 07.00
3. upacara bendera
4. berbaris
5. kepala sekolah dan guru
Sumberjambe, 20 April 2009
Guru Kelas/ Peneliti
LUSIANA SARIYEM NIM. 813664433
Lampiran 2
30
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 3
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009
Standar Kompetensi
4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Kompetensi Dasar
4.1 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Indikator
Melaksanakan tata-tertib di rumah dan di sekolah
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menyebutkan tata-tertib di rumah dengan benar
2. menyebutkan tata tertib di sekolah dengan benar
Materi Ajar
Tata Tertib Di Rumah dan Di Sekolah
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam, Absensi
Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang tata tertib di rumah dan di
sekolah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
31
Guru memutarkan tayangan video tentang tata tertib di sekolah dan di rumah
Siswa mengamati tayangan video
Guru memberikan tambahan penjelasan
Siswa mendiskusikan tata tertib di rumah dan di sekolah
Siswa membacakan hasil diskusi kelompok secara bergantian
Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
Evaluasi
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum PKn Kelas I, KTSP
Buku PKn Kelas I, Pusat Perbukuan Depdiknas
Televisi, Video tata tertib
Penilaian
Bentuk Penilaian.
o Tes Tulis
Instrumen Penilaian
Soal
1. Tata tertib di rumah harus dipatuhi oleh semua…………..
2. Jika kita akan pergi bermain kita harus………………….
3. Sebelum masuk ke rumah kita sebaiknya mengucapkan…………………..
4. Tata tertib apabila dipatuhi membuat semuanya……………………….
5. Yang membuat tata taertib di rumah adalah…………………
Kunci Jawaban
1. penghuni rumah
32
2. ijin / pamit
3. salam
4. teratur.
5. orang tua
Sumberjambe, 27 April 2009
Guru Kelas/ Peneliti
LUSIANA SARIYEM NIM. 813664433
Lampiran 4
TABEL KEADAAN SISWA KELAS 1 SDN CUMEDAK 02
33
TAHUN PELAJARAN 2008-2009
NO NAMA SISWA L/P ALAMAT
1 FARIANTA NIATUL P Cumedak2 IMAM FAUSY L Cumedak3 IRA SAFIYA P Cumedak4 MOH. ABDUL HORIS L Cumedak5 M DANANG L Cumedak6 M. ZAINUR MUTHADIN L Cumedak7 OKTHIKA NURIL P Cumedak8 SUMIATIN P Cumedak9 SYAMSUL ARIFIN L Cumedak
10 VIONA ADELIA PUTRI P Cumedak11 NURDIANA P Cumedak12 AGUS RAHMAD L Cumedak13 AHMAD LUTFI L Cumedak14 ADITYA L Cumedak15 AHMAD FEBRIYANTO L Cumedak16 ANISA NUR ABIDAH P Cumedak17 BENI MULIYA L Cumedak18 FATHIR ROSI L Cumedak19 FITRI WESIATUL P Cumedak20 IKROM RAMADANI L Cumedak21 IKRIMAH P Cumedak22 JERI SUPRIYADI L Cumedak23 LITA FAIQOTUL P Cumedak24 NASITA P Cumedak25 NOERALITA WULAN P Cumedak26 MOH. AGUNG SANUSI L Cumedak27 .M. YOGA SETIAWAN L Cumedak28 RAEHAN PB L Cumedak29 SELFIATUS P Cumedak30 SITI HOLIMAH P Cumedak31 SITI NURAENI P Cumedak32 SITI KHOFIFAH P Cumedak33 SITI AISYAH FIKRY P Cumedak34 TRIO DARMA L Cumedak35 VIKO SUSANDRA L Cumedak36 YUNITA AMALIA P Cumedak37 YULINDA ASTUTIK P Cumedak38 YULIYANI LAILATUL P Cumedak39 SAMSUL ARIFIN L Cumedak40 KURNIAWAN L Cumedak
Lampiran 5
34
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA PERSIKLUS
NO NAMA SISWANILAI
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 31 FARIANTA NIATUL 60 70 802 IMAM FAUSY 40 50 603 IRA SAFIYA 50 60 704 MOH. ABDUL HORIS 65 70 755 M DANANG 60 70 806 M. ZAINUR MUTHADIN 70 80 907 OKTHIKA NURIL 75 80 808 SUMIATIN 60 70 709 SYAMSUL ARIFIN 65 65 7010 VIONA ADELIA PUTRI 70 70 7011 NURDIANA 90 80 8012 AGUS RAHMAD 60 70 7013 AHMAD LUTFI 50 60 8014 ADITYA 40 50 6015 AHMAD FEBRIYANTO 55 60 7016 ANISA NUR ABIDAH 65 70 7017 BENI MULIYA 50 60 7018 FATHIR ROSI 50 60 7019 FITRI WESIATUL 60 60 6020 IKROM RAMADANI 65 70 7021 IKRIMAH 65 70 7022 JERI SUPRIYADI 60 70 7023 LITA FAIQOTUL 70 70 7024 NASITA 70 70 7025 NOERALITA WULAN 60 60 7026 MOH. AGUNG SANUSI 70 70 7027 .M. YOGA SETIAWAN 65 65 6528 RAEHAN PB 60 60 8029 SELFIATUS 60 60 6030 SITI HOLIMAH 60 60 7031 SITI NURAENI 50 60 6032 SITI KHOFIFAH 55 65 7033 SITI AISYAH FIKRY 75 75 8034 TRIO DARMA 70 70 7035 VIKO SUSANDRA 70 70 8036 YUNITA AMALIA 60 70 8037 YULINDA ASTUTIK 60 60 7038 YULIYANI LAILATUL 80 80 8039 SAMSUL ARIFIN 65 65 6540 KURNIAWAN 35 35 60
35
RATA-RATA KELAS 61,50 65,75 71,38
Lampiran 6
Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalamPenyelenggaraan PKP
36
Kepada
Kepala UPBJJ Jember
Di Jember
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :Nama : SRI UMIYATI, S.Pd.NIP : 19610422 198201 2 003Tempat Mengajar : SDN Cumedak 02Alamat Sekolah : Sumberjambe JemberTelepon : -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : LUSIANA SARIYEMNIM : 813664433Program Studi : S1 PGSDTempat Mengajar : SDN Cumedak 02Alamat Sekolah : Sumberjambe JemberTelepon : -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jember ,6 April 2009
Mengetahui,Kepala Sekolah
MOH. ROJI, S.AgNIP. 19550907 198101 1 006
Teman Sejawat,
SRI UMIYATI, S.Pd.NIP. 19610422 198201 2 003
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN
37
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : LUSIANA SARIYEM
NIM : 813664433
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SRI UMIYATI, S.Pd.
Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 02 SUMBERJAMBE
Guru Kelas : II
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 13 April 2009
Teman Sejawat
SRI UMIYATI, S.Pd.NIP. 19610422 198201 2 003
Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
LUSIANA SARIYEM NIM. 813 664 433
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
38
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : LUSIANA SARIYEM
NIM : 813664433
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SRI UMIYATI, S.Pd.
Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 02 SUMBERJAMBE
Guru Kelas : II
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 20 April 2009
Teman Sejawat
SRI UMIYATI, S.Pd.NIP. 19610422 198201 2 003
Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
LUSIANA SARIYEM NIM. 813 664 433
Lampiran8
SURAT PERNYATAAN
39
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : LUSIANA SARIYEM
NIM : 813664433
UPBJJ-UT : JEMBER
Menyatakan bahwa:
Nama : SRI UMIYATI, S.Pd.
Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 02 SUMBERJAMBE
Guru Kelas : II
adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jember, 27 April 2009
Teman Sejawat
SRI UMIYATI, S.Pd.NIP. 19610422 198201 2 003
Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,
LUSIANA SARIYEM NIM. 813 664 433
40