ptk biologi ii
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi dan metode pembelajaran yang baik dan tepat sangat diperlukan
untuk terciptanya kegiatan belajar mengajar Biologi yang aktif yang pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas XII MAN
Keboan Jombang menunjukkan tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar masih rendah, yang ditandai dengan sedikitnya siswa yang mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat/ gagasan maupun memberikan sanggahan/
tanggapan terhadap suatu pendapat/ gagasan yakni hanya sebesar 10%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu, materi
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, masih kurang dikuasai oleh siswa.
Hal inilah yang menyebabkan materi Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
diangkat dalam penelitian ini. Pembelajaran masih banyak dilakukan dengan
metode ceramah walaupun sudah diselingi dengan metode tanya jawab,
eksperimen dan demonstrasi tetapi hasilnya masih kurang efektif dan adanya
pertimbangan waktu. Dari observasi oleh guru bidang studi di kelas XII/IPA,
kelas ini aktivitas dan hasil belajarnya Biologinya rendah dengan rerata nilai
51,25, sehingga peneliti memilih kelas tersebut sebagai setting penelitian.
1
2
Pembelajaran model Students Teams Achievement Division (STAD)
merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil dengan keberagaman tingkat kemampuan belajar. Setiap anggota
kelompok saling bekerja sama, bahu-membahu, bantu-membantu untuk
memahami suatu bahan pelajaran. Model STAD ini juga merupakan bentuk
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang dapat diterapkan pada siswa
dimana rata-rata tingkat kemampuannya rendah.
Penerapan model STAD dalam pembelajaran Biologi memberikan lebih
banyak kesempatan kepada siswa untuk dapat saling mengemukakan
pendapat/tanggapan, pertanyaan, ataupun jawaban terhadap suatu pertanyaan
mengenai materi yang sedang dibahas dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas, sehingga seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
Melalui diskusi dengan teman sekelompoknya, saling bertukar pikiran diharapkan
siswa dapat mengerti dan memahami materi. Siswa yang suka memberi komentar-
komentar di luar materi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diarahkan
untuk dapat aktif memberikan tanggapan, pertanyaan, atau jawaban. Sedangkan
siswa yang pasif diharapkan dapat terpancing untuk ikut berperan aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar,
maka diharapkan hasil belajar siswa baik pada aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang harus dimiliki siswa dapat meningkat.
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji adalah apakah pembelajaran model
STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di MAN Keboan Jombang.
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian, maka diperlukan adanya penegasan istilah
untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian.
1. Pembelajaran Model STAD
Pembelajaran model STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif
dimana dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan
anggota 4 – 5 orang, setiap kelompok harus heterogen. Anggota kelompok
menggunakan lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pembelajarannya
kemudian saling membantu satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Setiap
beberapa periode siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi
skor perkembangan (Rachmadiarti, 2003).
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu aktivitas
siswa dalam mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab pertanyaan,
melakukan kegiatan pengamatan sesuai dengan lembar kegiatan siswa,
mempresentasikan hasil pengamatan dan mencatat atau membuat resume.
4
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu perubahan menuju keadaan lebih baik yang
diperoleh melalui suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman (Sudjana, 1989).
4. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan merupakan konsep dalam
materi pembelajaran Biologi MA/SMA kelas XII yang mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya (Depdiknas, 2006).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa MAN Keboan Jombang dalam pembelajaran konsep Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi gambaran mengenai
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar melalui
pembelajaran model STAD kepada seluruh civitas akademika.
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan minat dan motivasi belajar Biologi.
b. Meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar.
5
c. Mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar.
2. Bagi Guru
a. Memberikan alternatif model pembelajaran dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar yang aktif dan efektif.
b. Menambah kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan media dan
model yang sesuai.
3. Bagi Sekolah
Memberi sumbangan bagi sekolah dalam rangka mengoptimalkan potensi
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran Biologi sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran serta Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak diamati secara
langsung, yang terjadi sebagai suatu latihan atau pengalaman
dalam interaksinya dengan lingkungan (Rumini, 1995).
Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000).
Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap
dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya.
Menurut Rumini (1995) belajar sebagai proses atau
aktivitas dipengaruhi beberapa faktor yang dapat diklasifikasikan
6
7
menjadi: faktor yang berasal dari dalam diri orang yang belajar
(internal) dan faktor dari luar (eksternal).
a. Faktor internal
Faktor internal dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1) Faktor psikis, meliputi intelejensi, aurosal, motivasi, dan
kepribadian. Intelejensi, yaitu kemampuan yang bersifat
umum dapat abstraksi, memahami, mengingat, berbahasa
untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi/
masalah. Aurosal, yaitu suatu peningkatan kesiapsiagaan
dan ketegangan otot. Individu agar dapat belajar secara
efisien harus dalam keadaan aurosal, yang artinya harus
bangun, sadar, dan memperhatikan lingkungan secara
tajam. Motivasi, yaitu kondisi psikis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, yang berarti pula
kondisi yang mendorong seseorang untuk belajar.
Kepribadian, dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang
berpengaruh pula pada hasil belajar.
2) Faktor fisik, yakni kesehatan yang meliputi kondisi indera,
organ-organ tubuh dan anggota badan.
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan sekitar, meliputi: lingkungan alam, sosial dan
social ekonomi.
2) Materi pelajaran.
8
3) Metode pembelajaran.
2. Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran STAD merupakan salah satu bentuk
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk dalam
kelompok belajar yang terdiri atas empat atau lima anggota yang
mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin
yang berbeda (Sukidin dkk, 2002).
Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
menurut Rachmadiarti (2003) kebanyakan memiliki ciri-ciri: siswa
bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya; kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
anggota kelompok yang berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda; dan penghargaan lebih berorientasi
kelompok daripada individu.
Menurut Slavin (1995) STAD terdiri atas siklus reguler
kegiatan instruksional yang meliputi:
a. Mengajar, guru menyajikan materi pelajaran.
b. Belajar dalam kelompok, siswa belajar dalam kelompok
mereka dengan panduan lembar kerja siswa untuk
penguasaan materi pelajaran.
c. Tes, siswa mengerjakan kuis atau tugas lain (misalnya essai
atau performance) secara individual.
9
d. Penghargaan kelompok, skor kelompok dihitung berdasarkan
skor peningkatan anggota kelompok. Sertifikat, berita kelas
atau papan pengumuman digunakan untuk memberikan
penghargaan/ pengakuan kepada kelompok dengan skor
tertinggi.
Menurut Rachmadiarti (2003) terdapat enam langkah
utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif. Tahap pertama dimulai dengan
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk
belajar; tahap kedua menyajikan informasi; tahap ketiga
mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar;
tahap keempat membimbing kelompok untuk bekerja dan
belajar; tahap kelima evaluasi; dan tahap keenam memberikan
penghargaan.
Model pembelajaran kooperatif menurut Lie (2002)
memiliki lima unsure yakni saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antaranggota, dan evaluasi proses kelompok. Situasi belajar
dalam kelompok kooperatif dalam jangka waktu yang cukup
lama, telah memunculkan kondisi yang kondusif untuk
berkembangnya keterampilan sosial. Dalam kelompok kooperatif
semua anggota mempunyai rasa tanggung jawab dalam tugas.
keberhasilan seorang siswa ditentukan oleh keberhasilan siswa
10
yang lain. Keadaan ini akan mendorong siswa yang lebih tahu
untuk membimbing siswa yang kurang tahu, karena kegagalan
pada siswa yang kurang tahu berarti kegagalannya sendiri.
Interaksi siswa menjadi sangat intensif. Keadaan ini akan
memberi kesempatan berkembangnya keterampilan sosial. Guru
juga membantu terciptanya iklim ini. Sebagai contoh, saat siswa
bertanya kepada guru, guru tidak langsung menjawab, tetapi
bertanya kepada siswa apakah hal tersebut sudah ditanyakan
dan didiskusikan dengan teman satu kelompoknya (Ibrahim,
2001).
Menurut Sulistyorini (1999) dalam pembelajaran kooperatif
terdapat 5 keterampilan, yaitu:
a. Berada dalam tugas, tetap berada dalam tempat kerja
kelompok, meneruskan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, dan bekerja sama dalam kelompok.
b. Mengambil giliran dan berbagi tugas, bersedia menerima
tugas dan membantu menyelesaikan tugas.
c. Mendorong partisipasi, memotivasi teman satu kelompok,
untuk memberikan kontrandasi terhadap tugas kelompok.
d. Mendengarkan dengan aktif, memperhatikan informasi yang
disampaikan teman dan menghargai pendapat teman.
11
e. Bertanya, menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut
dari teman satu kelompok, apabila tidak tahu barulah
menanyakan kepada guru.
3. Pembelajaran Konsep Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) untuk
mata pelajaran Biologi kelas XII pada konsep Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan memiliki kompetensi dasar 1.1.
Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan, 1.2. Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan tumbuhan, 1.3. Mengkomunikasikan hasil
percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tumbuhan
Karakteristik materi ini banyak melakukan kegiatan untuk
menguji alat indera manusia yang dikerjakan secara
berkelompok, sehingga apabila dikerjakan secara individual,
siswa akan mengalami kesulitan. Oleh sebab itu diperlukan
metode pembelajaran kooperatif yang terstruktur yang dapat
memberikan wadah kepada siswa untuk mendiskusikan materi
sehingga membantu siswa untuk memahami materi.
12
B. Hipotesis Tindakan
“Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar konsep Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan di MAN Keboan Jombang”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XII/IPA
MAN Keboan Jombang dengan jumlah siswa 35 orang.
Karakteristik kelas tersebut kurang aktif yang ditandai dengan
sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan, tanggapan,
maupun jawaban selama proses belajar mengajar berlangsung
yaitu kurang dari 10% dari keseluruhan siswa dan rerata hasil
belajarnya paling rendah di antara kelas-kelas lainnya yaitu
52,15.
B. Faktor-Faktor yang Diteliti
Faktor-faktor yang diteliti meliputi:
1. Faktor guru, yang diamati adalah kinerja guru dalam
menerapkan pembelajaran model STAD, apakah sudah sesuai
atau belum dengan langkah-langkah yang tertulis dalam
rencana pembelajaran.
2. Faktor siswa, yang diamati adalah aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar dan mengukur hasil
belajar siswa.
13
14
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas (action research) yang terdiri atas 3 siklus. Apabila pada siklus
ke-I indikator yang ditentukan belum tercapai maka dilakukan
siklus ke-II. Apabila pada siklus ke-II indikator yang ditentukan
belum juga tercapai maka dilakukan siklus ke-III. Masing-masing
siklus terdiri atas empat tahap yaitu: 1) perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observating), dan 4) refleksi
(reflecting). Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk
penyempurnaan tindakan pada siklus II, dan hasil refleksi siklus II
digunakan untuk penyempurnaan tindakan siklus III. Rancangan
kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan dengan
Gambar 1.
Gambar 1. Skema Rancangan Kegiatan Penelitian (Wilujeng, 2005)
Anggota tim observer adalah peneliti sendiri dengan
dibantu oleh 2 guru Biologi lainnya yang berkompeten terhadap
15
pembelajaran STAD. Untuk observasi aktivitas siswa,
observernya adalah peneliti dan guru pengampu mata pelajaran
Biologi, sedangkan untuk data hasil belajar siswa yang meliputi
aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif, observernya adalah
peneliti dan 1 guru Biologi lain yang membantu. Untuk observasi
kinerja guru, observernya adalah peneliti dan siswa.
Pembagian kelompok dalam model pembelajaran ini yaitu
secara heterogen, dimana siswa dibagi berkelompok dengan
anggota 4 – 5 orang dengan tingkat kemampuan akademik yang
berbeda dan jenis kelamin serta etnis yang seimbang.
Pembagian kelompok heterogen tersebut dilakukan dengan cara:
1. Mengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademik
(nilai Biologi) dari nilai tertinggi sampai terendah.
2. Membagi daftar siswa yang telah urut tersebut menjadi 8
bagian.
3. Mengambil 1 siswa dari setiap bagian tersebut untuk
dijadikan 1 kelompok, memastikan bahwa masing-masing
kelompok telah seimbang jenis kelamin dan etnisnya.
Penghitungan skor kelompok dalam STAD berdasarkan
pada poin peningkatan anggota kelompok dari nilai awal.
Skor kelompok didapatkan dengan menjumlahkan poin
peningkatan yang diperoleh anggota kelompok dalam
16
mengerjakan kuis dan membaginya dengan jumlah seluruh
anggota kelompok.
Tabel 1. Nilai Peningkatan Individu (Rachmadiarti, 2003)
NILAI TESNILAI PENINGKATAN
INDIVIDULebih dari 10 poin di bawah nilai awal 0
10 poin di bawah nilai awal sampai 1 poin di bawah
nilai awal 10
Nilai awal sampai 10 poin di atas nilai awal 20
Lebih dari 10 poin di atas nilai awal 30
Nilai sempurna (tanpa memperhatikan nilai awal) 30
Skor rata-rata kelompok diperoleh dengan
menjumlahkan poin peningkatan yang diperoleh setiap
anggota dan membagi jumlah tersebut dengan jumlah
anggota kelompok yang mengerjakan tes. Dari skor
kelompok tersebut, guru dapat menentukan
penghargaan yang akan diperoleh setiap kelompok.
Menurut Slavin (1995) terdapat 3 tingkat
penghargaan yang dapat dilihat dalam tabel
penghargaan kelompok berikut:
Tabel 2. Penghargaan Kelompok (Rachmadiarti, 2003)
Skor rata-rata Penghargaan
17
15 – 19 Kelompok baik (Good Team)
20 – 24 Kelompok hebat (Great Team)
≥ 25 Kelompok super (Super Team)
Pemberian penghargaan terhadap prestasi kelompok,
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, tetapi
dalam hal ini dilakukan dengan cara pemberian hadiah.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri atas
tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian.
1. Tahap persiapan
a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah dan analisis akar penyebab masalah melalui
wawancara dengan guru bidang studi Biologi dan
pengamatan terhadap proses pembelajaran Biologi.
b. Bersama dengan guru bidang studi Biologi menentukan
bentuk solusi pemecahan masalah berupa penerapan
pembelajaran model STAD.
c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RP,
dan LKS). Bentuk silabus dapat dilihat pada Lampiran 1,
sedangkan bentuk RP, dan LKS dapat dilihat pada
Lampiran 2.
18
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal tes kognitif, check
list kemampuan psikomotorik dan kuesioner ranah
afektif.
e. Menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk
mengamati jalannya proses pembelajaran. Lembar
observasi terdiri atas lembar observasi aktivitas siswa
dan kegiatan guru dalam pembelajaran.
f. Menyiapkan lembar kuesioner tanggapan siswa tentang
pembelajaran model STAD.
g. Menyiapkan lembar wawancara tanggapan guru tentang
pembelajaran model STAD.
h. Menguji coba instrumen evaluasi
Agar instrumen untuk pengambilan data hasil belajar
siswa ranah kognitif yang disusun mencerminkan
keadaan yang diukur, maka instrumen tersebut
diujicobakan untuk mengukur kualitas yang disyaratkan.
Kualitas yang disyaratkan meliputi tingkat kesukaran,
daya beda, reliabilitas, dan validitas.
Instrumen diujicoba pada siswa yang tidak dijadikan
subyek penelitian, yaitu siswa kelas IX/IPA MAN Keboan
Jombang dengan jumlah siswa 35 orang.
1) Tingkat kesukaran soal
19
Tingkat kesukaran adalah tingkat yang menunjukkan
derajat pengerjaan soal oleh peserta tes. Tingkat
kesukaran diketahui dengan membandingkan antara
jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar
dan jumlah seluruh peserta tes. Menurut Arikunto
(2002) tingkat kesukaran soal dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = banyaknya peserta tes keseluruhan
Selanjutnya nilai P diinterpretasikan dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Soal dengan P = 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
Soal dengan P = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
Hasil uji tingkat kesukaran soal yang telah
dilakukan pada siklus I, II, dan III disajikan dalam
Tabel 3. di bawah ini.
20
Tabel 3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Klasifikasi Nomor Soal
Siklus I Siklus II Siklus III Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 1, 2, 3, 9, 11, 1, 2, 3, 4, 5, 7,
8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17
15, 17 8, 9, 12, 13, 15, 19
Sedang 6, 11, 14, 18, 19, 20
4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16,
6, 10, 11, 14,
18, 19, 20 16, 17, 18, 20 Sukar - - -
2) Daya beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan
besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi
disingkat D. Menurut Arikunto (2002) daya beda
dinyatakan dengan rumus:
Keterangan:
D = indeks diskriminasi soal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang
menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
21
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang
menjawab benar
Selanjutnya indeks diskriminasi diinterpretasikan
dengan klasifikasi nilai D sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 adalah jelek
D = 0,21 – 0,40 adalah cukup
D = 0,41 – 0,70 adalah baik
D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali
Soal digunakan jika mempunyai nilai D minimal
cukup.
Hasil uji daya beda soal yang telah dilakukan
pada siklus I, II, dan III disajikan dalam Tabel 4 di
bawah ini. Soal dengan klasifikasi jelek tidak dipakai.
Tabel 4. Hasil Uji Daya Beda Soal
Klasifikasi Nomor Soal
Siklus I Siklus II Siklus III
Jelek 1, 9, 13, 14, 16 2, 11, 19 1, 6, 8
Cukup 4, 7, 8, 17 1, 12, 14, 16, 17, 20 7, 10, 12, 13,
14, 16, 17, 19
Baik 2, 3, 5, 6, 10, 11, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 2, 3, 4, 5, 8, 9,
12, 15, 18, 19, 20 13, 15, 18 11, 15, 20
22
3) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
tingkat ketetapan dan ketepatan soal dalam
mengukur kemampuan peserta tes. menurut
Arikunto (2002) reliabilitas soal diketahui dengan
menggunakan rumus KR-21 sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas
M = rata-rata skor total
k = jumlah butir tes
V1 = variasi skor total
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r
tabel product moment dengan taraf signifikan 5%.
Jika r hitung > tabel product moment maka
instrumen yang diujicobakan bersifat reliabel.
Hasil uji reliabilitas soal yang telah dilakukan
pada siklus I, II, dan III disajikan dalam Tabel 5. di
bawah ini.
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Soal
Siklus Reliabilitas Keterangan
23
Siklus I 0,816 Reliabel
Siklus II 0,830 Reliabel
Siklus III 0,831 Reliabel
Nilai-nilai reliabilitas yang diperoleh di atas setelah
dikonfirmasikan dengan r-tabel untuk N = 35, dan hasilnya
ternyata lebih besar dari r-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh nilai uji reliabilitas dapat dinyatakan reliable.
4) Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan (kesahihan) dari suatu instrumen.
Menurut Arikunto (2002) pengujian validitas
diberlakukan pada semua butir soal dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi antara skor item dengan skor
total
X = skor tiap butir soal
Y = skor total yang benar dari tiap subyek
24
N = jumlah subyek
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel
product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r
hitung > r tabel product moment maka item soal yang diuji
bersifat valid.
Hasil uji validitas soal yang telah dilakukan pada
siklus I, II, dan III disajikan dalam tabel 6. di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Soal
Klasifikasi Nomor Soal
KeteranganSiklus I Siklus II Siklus III
Tidak valid
1, 9, 13, 14, 16
2, 11, 17, 19, 20
1, 6, 12, 18, 19
Tidak dipakai
Valid 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 4, 5, 6, 2, 3, 4, 5, 7, Dipakai
7, 8, 10, 11,
12, 15, 17,
7, 8, 9, 10,
12, 13, 14,
8, 9, 10, 11,
13, 14, 15,
18, 19, 20 15, 16, 18 16, 17, 20
Dari hasil uji validitas soal, dapat disimpulkan bahwa
item-item soal yang dinyatakan tidak valid, karena nilai r
hitung < dari r-tabel, demikian sebaliknya jika r-hirung > r-
25
tabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut
valid.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pelaksanaan dalam dilakukan dalam beberapa
siklus, dalam penelitian ini direncanakan dengan 3 siklus
yang disesuaikan dengan 3 kompetensi dasar.
E. Data dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil belajar siswa pada ranah
kognitif dan psikomotorik. Data kualitatif meliputi aktivitas siswa
selama mengikuti proses pembelajaran; kinerja guru dalam
menerapkan pembelajaran model STAD; tanggapan siswa dan
guru terhadap proses pembelajaran.
Cara pengambilan data, yaitu:
1. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan
tes dan nontes. tes berupa soal pilihan ganda berjumlah 15
butir soal untuk masing-masing siklus yang digunakan untuk
mengambil data kemampuan kognitif siswa.. Nontes berupa
kuesioner sikap siswa terhadap konsep Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang digunakan untuk mengambil
data ranah afektif siswa. Nontes lainnya yaitu check list
26
kemampuan kelompok dalam praktikum Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang digunakan untuk mengambil
data kemampuan psikomotorik siswa.. Data hasil belajar siswa
untuk ranah kognitif dan afektif diambil pada tiap akhir siklus,
sedangkan untuk ranah psikomotorik diambil pada tiap
kegiatan kelompok siswa oleh tim observer.
2. Data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
diambil dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri atas 10 aspek
yang menunjang proses pembelajaran dan 2 aspek yang tidak
menunjang proses pembelajaran. Data ini diambil pada tiap
pertemuan oleh tim observer dan guru.
3. Data tentang kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran
model STAD diambil dengan menggunakan lembar observasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran yang terdiri atas 10
aspek yang diamati. Data diambil pada tiap pertemuan oleh
tim observer dan siswa.
4. Data tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran diambil
dengan menggunakan lembar kuesioner tanggapan siswa
selama mengikuti pembelajaran yang terdiri atas 6 butir
pertanyaan. Data ini diambil pada tiap akhir siklus.
5. Data tentang tanggapan guru terhadap proses pembelajaran
diambil dengan menggunakan wawancara dengan 7
27
pertanyaan kunci. Data ini diambil pada tiap akhir siklus oleh
peneliti.
F. Metode Analisis Data
Masing-masing data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis sesuai dengan jenis data yang diperoleh.
1. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan metode deskriptif
dengan membandingkan persentase nilai ketuntasan belajar
klasikal siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Ketuntasan belajar secara klasikal menurut Mulyasa (2004)
dapat dihitung dengan teknik analisis deskriptif persentase
berikut ini:
Keterangan:
P = tingkat ketuntasan belajar secara klasikal
Σn1 = jumlah siswa yang tuntas belajar secara individual (nilai
≥ 75)
Σn = jumlah total siswa
2. Data aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dianalisis
dengan metode deskriptif persentase.
3. Data kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran
model STAD dianalisis dengan metode deskriptif persentase.
28
4. Data tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran
dianalisis dengan metode deskriptif persentase.
5. Data tanggapan guru terhadap proses pembelajaran dianalisis
dengan metode deskriptif kualitatif.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
tercapainya indikator-indikator baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotorik dari Kompetensi Dasar yang telah
ditetapkan dan tercapainya peningkatan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar. Untuk ranah kognitif dan
psikomotorik, siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sekurang-
kurangnya ada 85%. Sedangkan untuk ranah afektif, siswa yang
mempunyai sikap positif dan atau sangat positif terhadap materi
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sekurang-kurangnya
ada 75%.
Meningkatnya aktivitas siswa yang berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran sekurang-kurangnya ada 75%
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siklus I, II, dan
III dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 2. Grafik Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Grafik pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa secara
berurutan ada peningkatan jumlah siswa aktif mulai dari siklus I
sampai dengan siklus III yaitu sebesar 10, 23, dan 31 siswa.
Peningkatan jumlah siswa aktif tersebut, apabila dipersentasekan
30
31
secara klasikal mulai dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu
sebesar 28,6%, 65,7%, dan 88,5%.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa ranah kognitif dalam pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siklus
I, II, dan III disajikan dalam Gambar 3. di bawah ini.
Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Gambar 3. di atas menunjukkan bahwa secara berurutan
mulai dari siklus I sampai dengan siklus III terjadi peningkatan
rerata hasil belajar ranah kognitif yaitu sebesar 63,8, 71,8, dan
80,9. Pada Gambar 4. terlihat juga adanya peningkatan
persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus I dan siklus II
sebesar 25% meningkat pada siklus III menjadi 85%.
32
Hasil belajar siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan pada
siklus I, II, dan III dapat dilihat pada Gambar 4. berikut ini.
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik
Grafik pada Gambar 4. di atas menunjukkan bahwa secara
berurutan terjadi peningkatan rerata hasil belajar siswa ranah
psikomotorik mulai dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu
sebesar 58,28, 70,95, dan 83,33. Sedangkan untuk ketuntasan
belajar klasikal secara berurutan juga terjadi peningkatan mulai
dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu sebesar 0%, 25%, dan
100%.
Hasil belajar siswa ranah afektif dalam pembelajaran
konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siklus
I, II, dan III disajikan pada Gambar 5. di bawah ini.
33
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Ranah AfektifGambar 5. di atas menunjukkan bahwa persentase hasil
belajar siswa ranah afektif untuk kriteria sangat negatif pada
siklus I, II, maupun III adalah tetap yaitu sebesar 0%. Untuk
kriteria negatif juga mengalami penurunan secara berurutan
yaitu sebesar 10%, 2,5%, dan 0%. Untuk kriteria positif secara
berurutan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami
penurunan yaitu sebesar 77,5%, 75%, dan 62,5%. Sedangkan
kriteria sangat positif secara berurutan mulai dari siklus I sampai
dengan siklus III mengalami peningkatan yaitu sebesar 12,5%,
22,5%, dan 37,5%. Dari hasil tersebut, maka persentase siswa
dengan kriteria positif dan atau sangat positif meningkat secara
berurutan dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu sebesar
90%, 97,5%, dan 100%.
3. Penghargaan kelompok
Data penghargaan kelompok dalam pembelajaran
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
34
pada siklus I, II, dan III dapat dilihat pada Gambar 6. di bawah ini.
Gambar 6. Grafik Hasil Penghargaan Kelompok
Grafik pada Gambar 6. di atas menunjukkan bahwa untuk
penghargaan Great Team dan Good Team terjadi penurunan secara
berurutan dari siklus I sebesar 62,5% dan 37,5% menurun pada
siklus II dan siklus III menjadi 50% dan 0%. Sebaliknya untuk
penghargaan Super Team terjadi peningkatan dari siklus I sebesar
0% meningkat pada siklus II dan siklus III menjadi 50%.
4. Kinerja Guru
Guru telah melaksanakan tugas-tugasnya untuk
mempersiapkan alat dan bahan untuk proses pembelajaran,
mengkomunikasikan indikator pembelajaran, membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kecil, membimbing siswa dalam
berbagi tugas, diskusi, praktikum, dan membuat simpulan, serta
meminta siswa untuk membaca buku teks tentang materi yang
akan dipelajari dan memberikan evaluasi kepada siswa dengan
baik pada setiap siklus.
5. Tanggapan Siswa terhadap Proses Pembelajaran
35
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model STAD dalam pembelajaran konsep
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siklus I, II dan
III disajikan dalam Tabel 7. di bawah ini.
Tabel 7. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model STAD
No. Pertanyaan kunci
Persentase siswa yang menjawab “Ya” (%) Siklus
I Siklus II
Siklus III
1. Siswa tertarik mengikuti pembelajan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model STAD
55 60 80
2. Siswa memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkem-bangan tumbuhan
42,5 57,5 77,5
3. Siswa menyukai kegiatan praktikum saat pembela-jaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran STAD
55 62,5 85
4. Siswa menyukai suasana kelas saat pembelajaran konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan model STAD
55 62,5 85
5. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model pembelajaran STAD
35 55 80
6. Aktivitas siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran STAD
32,5 60 87,5
Tabel 7. di atas menunjukkan bahwa mulai dari siklus I
sampai dengan siklus III, tanggapan siswa terhadap
pembelajaran model STAD yang telah dilaksanakan semakin
positif/ baik. Siswa yang tertarik mengikuti pembelajaran
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model STAD
secara berurutan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III
adalah sebesar 55%, 60%, dan 80%. siswa yang memahami
materi yang disampaikan dalam pembelajaran konsep
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mulai dari siklus I
36
sampai dengan siklus III adalah sebesar 42,5%, 57,5%, dan 77,
5%. Siswa yang menyukai kegiatan praktikum saat pembelajaran
konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan
menggunakan model pembelajaran STAD secara berurutan mulai
dari siklus I sampai dengan siklus III adalah 55%, 62,5%, dan
85%. Siswa yang menyukai suasana kelas saat pembelajaran
konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan
menggunakan model STAD secara berurutan pada siklus I, II, dan
III yaitu sebesar 55%, 62,5%, dan 85%. Siswa yang termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran konsep pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dengan model pembelajaran STAD
secara berurutan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III
adalah sebesar 35%, 55%, dan 80%. Siswa yang menjawab
bahwa aktivitas siswa meningkat dengan model penerapan
model pembelajaran STAD secara berurutan pada siklus I, II, dan
III yaitu sebesar 32,5%, 60%, dan 87,5%.
6. Tanggapan Guru terhadap Proses Pembelajaran
Hasil wawancara dengan guru pengampu mengenai
tanggapan guru terhadap pembelajaran model STAD dalam
pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan menyatakan bahwa dari siklus I sampai dengan siklus
III tanggapan guru terhadap pembelajaran model STAD semakin
positif/ baik. Kesan guru terhadap pembelajaran model STAD dari
siklus ke siklus semakin baik. Guru sempat mengalami kesulitan
37
pada awal penerapan model STAD ini, tetapi kesulitan-kesulitan
tersebut dapat diatasi pada proses pembelajaran selanjutnya.
Menurut guru, pembelajaran ini juga efektif untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga guru juga berminat
untuk menerapkan pembelajaran model STAD ini pada konsep
lain yang sesuai.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran konsep Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan , menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III secara
berurutan yaitu sebesar 25%, 57,5%, dan 77,5% seperti yang
terlihat pada Gambar 2. Indikator kinerja aktivitas siswa pada
penelitian tindakan kelas ini ditetapkan sebesar 75%.
Berdasarkan indikator kinerja tersebut, maka aktivitas siswa
tercapai pada siklus III. Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
kurang optimal. Penerapan model pembelajaran STAD ini bagi
siswa masih merupakan hal baru. Walaupun mereka sudah
pernah melakukan pembelajaran kelompok, tetapi model
pembelajaran ini berbeda bagi mereka. Penerapan pembelajaran
kooperatif model STAD yang masih merupakan hal baru bagi
siswa ini menyebabkan sebagian besar siswa masih merasa
canggung dan belum terbiasa. Pada saat diskusi dan praktikum
38
masih banyak siswa yang tidak serius atau malah memanfaatkan
kegiatan diskusi dan praktikum untuk mengobrol, bermain,
bersenda gurau, dan mengganggu teman lainnya. Hal ini
berdasarkan pada data hasil observasi aktivitas siswa yang
dilihat pada Lampiran, dimana persentase siswa yang tidak
serius dalam kegiatan pengamatan dan diskusi pada siklus I dan
siklus II adalah sebesar 55% dan 35%. Sedangkan siswa yang
melakukan kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II adalah sebesar
55% dan 30%. Masih banyaknya siswa yang tidak serius dalam
kegiatan pengamatan dan diskusi, dan bahkan melakukan
kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan
pembelajaran, dapat terjadi karena siswa merasa dengan
kegiatan tersebut peluang siswa untuk diperhatikan atau
dipantau oleh guru menjadi kecil. Mereka merasa guru hanya
akan mengira bahwa mereka sedang melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan bukannya melakukan kegiatan lain.
Siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi
pada siklus I dan siklus II masih mendominasi kegiatan siswa
dalam kelompok dan kelas, dan cenderung menjadi pemimpin
terhadap siswa yang lain. Sedangkan siswa yang memiliki
kemampuan akademik lebih rendah masih merasa kurang
percaya diri, tidak bersemangat, takut dan malu untuk
39
mengemukakan pendapat, pertanyaan, atau jawaban. Hal ini
berdasarkan pada data hasil observasi aktivitas siswa, dimana
selisih siswa yang melaksanakan aktivitas yang menunjang
pembelajaran antara kelompok atas dengan kelompok bawah
pada siklus I dan siklus II adalah sebesar 20,75% dan 17,5%
seperti yang terdapat pada Lampiran. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa kebanyakan siswa masih belum terbiasa
untuk berbagi informasi dan membangun pengetahuannya
sendiri.
Siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi, pada
pembelajaran sebelum diterapkannya STAD, sudah terbiasa aktif
bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat,
walaupun belum optimal. Dengan diterapkannya model
pembelajaran STAD yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif,
maka siswa-siswa yang berkemampuan akademik tinggi lebih
leluasa untuk membagi pengetahuannya kepada teman-
temannya. Lain halnya dengan siswa yang berkemampuan
akademik rendah. Pada model pembelajaran yang lama yang
lebih berpusat pada guru, siswa-siswa ini cenderung memiliki
kepercayaan diri yang rendah. Mereka kurang aktif berpendapat,
bertanya, atau menjawab pertanyaan karena takut salah, sebab
dalam lingkungan belajar mereka budaya untuk menghargai
pendapat orang lain masih rendah. Jika ada siswa yang salah
40
dalam mengemukakan pendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, biasanya akan ditertawakan dan diejek oleh teman-
temannya. Ejekan tersebut biasanya akan tetap berlanjut
walaupun kegiatan belajar mengajar telah selesai. Hal ini tentu
sangat mempengaruhi psikologi siswa yang berwujud pada
menurunnya rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa minder
pada siswa. Mereka menjadi enggan untuk berinteraksi, saling
bertukar pikiran dengan teman-temannya, sehingga ketika diajak
belajar dengan menggunakan pembelajaran model STAD mereka
belum siap.
Aktivitas siswa pada siklus III telah mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan. Siswa yang sebelumnya tidak mau aktif
mulai mau memberikan kontrandasinya untuk kemajuan
kelompoknya dan membangun pengetahuan bersama. Siswa
yang tidak serius dalam proses pembelajaran menurun menjadi
22,5%, sedangkan siswa yang melakukan kegiatan lain yang
tidak ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran juga
menurun menjadi 12,5%. Kepemimpinan kelompok pada siklus III
tidak lagi dipegang oleh siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang lebih tinggi, tetapi merupakan tanggung jawab
bersama. Siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah mulai
menunjukkan eksistensinya dalam kelompok dan kelas. Siswa
mulai terbiasa dihadapkan dengan kegiatan diskusi dan
41
praktikum yang menuntut peran aktif siswa secara langsung. Hal
ini berdasarkan pada data hasil observasi aktivitas siswa, dimana
selisih siswa yang melaksanakan aktivitas yang menunjang
pembelajaran antara kelompok atas dengan kelompok bawah
pada siklus III adalah sebesar 13% seperti yang terdapat pada
Lampiran.
Ciri-ciri kelompok pada pembelajaran siklus III tersebut
sesuai dengan ciri-ciri kelompok pembelajaran kooperatif
menurut Nur (1996), yaitu kepemimpinan adalah kepemimpinan
bersama, ada saling ketergantungan positif, keanggotaan
heterogen, ada tanggung jawab terhadap hasil seluruh anggota
kelompok, menekankan pada tugas dan hubungan kooperatif,
dan evaluasi dilakukan baik secara individual dan kelompok.
Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
tidak terlepas dari kinerja guru. Pada siklus I guru telah berusaha
menjadi fasilitator yang baik. Akan tetapi, siswa belum terkondisi
dengan model pembelajaran yang relatif baru bagi siswa,
sehingga dalam pertemuan selanjutnya yakni pada siklus II dan
siklus III, guru mengembangkan keterampilan baru untuk dapat
memotivasi dan membimbing siswa sesuai dengan kondisi yang
dihadapi. Guru menjelaskan kepada siswa agar menghargai
pendapat teman lain, dan memahamkan kepada siswa bahwa
tidak ada pendapat yang buruk dan jangan mersa takut salah
42
dalam mengemukakan pendapat, karena semua pendapat itu
baik benar ataupun salah pasti akan mengantarkan kita kepada
tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Malahan dengan
munculnya suatu pendapat yang tidak sesuai dengan konsep
yang benar, maka nantinya dapat diluruskan secara bersama.
Dengan berkembangnya keterampilan guru tersebut, siswa dapat
diajak untuk berpikir kritis dan kreatif, pengelolaan kelas
semakin baik, sehingga aktivitas siswa dapat meningkat.
Peningkatan aktivitas siswa tersebut juga didukung oleh
data tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran konsep
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan
menggunakan model STAD. Berdasarkan data tanggapan siswa
terhadap pembelajaran model STAD, siswa yang menyatakan
setuju bahwa aktivitas mereka meningkat dengan penerapan
model pembelajaran STAD pada siklus I, II, dan III secara
berurutan adalah sebesar 32,5%, 60%, dan 87,5% seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 7. Siswa telah membuktikan sendiri
bahwa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
model STAD, mereka terpacu untuk mengeluarkan seluruh buah
pikiran mereka, agar dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, yang merupakan suatu proses untuk dapat memahami
materi.
43
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara guru terhadap
pembelajaran model STAD, baik pada siklus I, siklus II, maupun
siklus III, guru menyatakan setuju bahwa dengan penerapan
model pembelajaran STAD pada konsep pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Guru yang juga mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar,
melihat bahwa siswanya memang lebih aktif. Sikap saling
menghargai pendapat orang lain semakin baik, sehingga baik
siswa yang berkemampuan akademik tinggi maupun rendah ikut
memberikan andil dalam usaha memahami materi pelajaran
secara bersama. Peningkatan aktivitas siswa tersebut sejalan
dengan penelitian Nastitia (2004) yang membuktikan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa kelas XII/IPA MAN Keboan pada
pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Peningkatan pada aktivitas siswa diikuti juga oleh
meningkatnya hasil belajar siswa. Rerata hasil belajar siswa
ranah kognitif secara berurutan mulai dari siklus I sampai dengan
siklus III, adalah sebesar 63,8 dengan ketuntasan belajar klasikal
2,5%, 71,8 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 25%, dan
sebesar 80,9 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3. Indikator kinerja hasil
belajar siswa ranah kognitif yang ditetapkan pada penelitian ini
44
adalah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sekurangkurangnya ada
85%. Berdasarkan indikator kinerja tersebut dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa ranah kognitif tercapai pada siklus III.
Pada siklus I, hampir seluruh siswa (92,5%) belum tuntas
belajar karena konsentrasi siswa belum sepenuhnya tertuju pada
usaha untuk memahami materi, tetapi malah kepada model
pembelajaran yang baru diterapkan oleh guru. Pada awal
pengelompokan, siswa merasa enggan untuk dapat bekerjasama
dengan seluruh anggota kelompoknya, sebab kelompok tersebut
adalah kelompok heterogen yang tidak dipilih berdasarkan
kemauan siswa, tetapi pada kemampuan akademik dengan
memperhatikan jenis kelamin dan etnis, sehingga dimungkinkan
dalam satu kelompok ada anggota yang tidak disukai oleh
anggota lainnya. Hal ini tentu akan menghambat kerja kelompok
untuk dapat bersama-sama saling membantu dalam memahami
materi.
Sebagian besar kelompok dalam mengerjakan tugas
kelompok, terjadi pembagian tugas yang tidak merata, sehingga
ada anggota yang memonopoli pekerjaan dan ada anggota yang
hanya menurut saja, tidak mau berpikir, atau malah randat
sendiri. Siswa yang cenderung menjadi pemimpin dalam
kelompok banyak yang belum memahami hakikat belajar dengan
berkelompok. Mereka pelit untuk berbagi dengan rekan kerjanya.
45
Jika mereka dapat memahami suatu materi, maka mereka
cenderung untuk menyimpannya sendiri, dan tidak mau berbagi
pemahamannya tersebut kepada seluruh anggota kelompok.
Sebagian besar kelompok anggotanya bersikap pasif yang hanya
menurut dan menyerahkan segala keputusan kepada anggota
yang cenderung menjadi pemimpin. Mereka segan untuk
memberikan kontrandasinya karena merasa tidak mampu dan
tidak menyadari bahwa sikap tersebut akan berakibat juga pada
hasil belajar mereka secara individu. Kondisi yang tidak
seimbang tersebut menghambat masing-masing individu untuk
dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi
pelajaran dan merupakan contoh ketidakmampuan siswa untuk
berbagi. Menurut Arends (1997), agar siswa yang malu,
canggung, atau tersisihkan dapat berperan serta maka guru
harus meyakinkan bahwa mereka masuk ke dalam kelompok
yang anggotanya memilki keterampilan sosial yang baik.
Menurut Lie (2004), cara yang bisa dilakukan guru untuk
mengatasinya adalah penyusunan tugas-tugas yang saling
bergantung satu sama lain, dan penggunaan lembar
perencanaan dimana berbagai tugas kelompok didaftar dengan
menampakkan tanggung jawab siswa untuk menyelesaikan
tugas.
46
Pada siklus II, siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi
25% dengan rerata nilai 71,8. Kerjasama antaranggota kelompok
terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Tugas
kelompok dapat dikerjakan bersama dengan pembagian yang
baik, sehingga masing-masing anggota dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik pula. Walaupun demikian, hasil pada
siklus II tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang telah
ditetapkan, sehingga guru terus memotivasi siswa untuk dapat
bekerjasama dengan lebih baik lagi, dengan meyakinkan siswa
bahwa keberhasilan kelompok akan membawa keberhasilan juga
bagi tiap anggota kelompoknya.
Pada akhir siklus III, kecenderungan anggota kelompok
untuk menjadi pemimpin atau sebaliknya menjadi anggota pasif
ataupun anggota pembuat kerandatan tidak terlihat lagi. Siswa
sudah mengerti manfaat dari belajar dengan model STAD dan
tertarik untuk mengkutinya. Siswa juga termotivasi dan
menyukai suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
Pada siklus ini, siswa yang tuntas belajar sebanyak 85% dengan
rerata nilai 80,9 yang berarti telah memenuhi indikator kinerja.
Rerata hasil belajar siswa ranah psikomotorik secara
berurutan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu
sebesar 58,28 dengan ketuntasan belajar klasikal 0%, 70,95
dengan ketuntasan belajar klasikal 25%, dan 83,33 dengan
47
ketuntasan belajar klasikal sebesar 100% seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 4. Indikator kinerja hasil belajar ranah
psikomotorik yang ditetapkan pada penelitian ini adalah siswa
yang mendapat nilai ≥ 75 sekurangnya-kurangnya ada 85%.
Berdasarkan indikator kinerja tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa ranah psikomotorik tercapai pada
siklus III.
Pada siklus I, dimana kerjasama siswanya masih belum
baik, sangat mempengaruhi hasil belajar siswa ranah
psikomotorik. Hasil belajar ranah psikomotorik, diukur
berdasarkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam
melaksanakan praktikum. Pada praktikum pertama yakni
mengenai sub konsep Mata, kerjasama seluruh kelompok belum
berhasil dengan ketuntasan belajar 0% dan rerata nilai 58,28.
Dalam melaksanakan praktikum, hendaknya seluruh anggota
mampu bekerjasama untuk menyelesaikannya dengan baik,
sebab kegiatan tersebut akan sulit apabila dikerjakan secara
individu. Akan tetapi pelaksanaan praktikum yang cenderung
secara individu ini masih mewarnai kegiatan praktikum pada
siklus I ini, dimana siswa pandai lebih mendominasi. Kondisi ini
mengakibatkan pengelolaan waktu yang tidak efektif, sehingga
banyak kelompok yang belum dapat menyelesaikan tugasnya
sampai jam pelajaran berakhir. Pada siklus 2, kondisi tersebut
48
dapat diminimalkan dengan adanya pembagian tugas yang lebih
terencana, walaupun peningkatan hasil belajarnya masih belum
memenuhi indikator kinerja. Pada siklus III, siswa mulai terlatih
dan terbiasa untuk menyelesaikan praktikum secara bersama
dengan pembagian tugas labih baik lagi, sehingga terjadi
peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dengan rerata
nilai 83,33 dan seluruh siswa telah tuntas belajar (100%).
Sikap siswa terhadap pembelajaran konsep Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan ini dari siklus I sampai dengan
siklus III terus mengalami peningkatan menuju ke arah yang
lebih baik. Sikap positif dan atau sangat positif secara berurutan
dari siklus I sampai dengan siklus II adalah sebesar 90%, 97,5%,
dan 100% sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5. Indikator
kinerja hasil belajar siswa ranah afektif yang ditetapkan pada
penelitian ini, adalah sebesar 75% siswa memiliki sikap positif
dan atau sangat positif terhadap pembelajaran konsep
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Berdasarkan
indikator kinerja tersebut, maka hasil belajar ranah afektif pada
seluruh siklus telah tercapai. Hasil belajar ranah afektif tersebut
dari siklus I sampai III memang sudah sangat baik, tetapi hasil
belajar lainnya tidak sebaik ini. Hal demikian dapat terjadi karena
pada dasarnya siswa menyukai mata pelajaran Biologi, tetapi
mereka tidak dapat menerima materinya dengan baik karena
49
selama ini penyampaiannya yang kurang mengena kepada siswa
sebagai pebelajar. Ketertarikan siswa pada suatu materi
ditunjang dengan cara penyampaian yang baik maka akan
menghasilkan hail belajar yang baik pula.
Peningkatan hasil belajar siswa tersebut didukung oleh
tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran model STAD
pada konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Berdasarkan data tanggapan siswa terhadap pembelajaran
model STAD persentase siswa menjawab “Ya” bahwa siswa dapat
memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan secara berurutan
mulai dari siklus I sampai dengan siklus III adalah sebesar 42,5%,
57,5%, dan 77,5% seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Sedangkan menurut hasil wawancara guru terhadap
pembelajaran model STAD, guru menyatakan bahwa hasil belajar
siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami
peningkatan. Siswa merasa lebih leluasa dan senang untuk
memecahkan suatu permasalahan karena dapat didiskusikan
bersama sehingga kesalahan konsep yang terjadi dapat
diminimalisasi sehingga siswa lebih paham.
Memilih suatu model pembelajaran untuk menyampaikan
materi tertentu harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembelajaran. Pembelajaran
50
kooperatif model STAD memungkinkan siswa untuk aktif
berperan serta dalam proses pembelajaran seperti berpendapat,
bertanya, memberikan jawaban, dan bekerja sama dalam
kelompok untuk lebih cepat memahami materi. Pembelajaran ini
juga memungkinkan interaksi yang seimbang antar siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungannya
untuk menuju terjadinya perubahan ke arah yang positif.
Pelaksanaan pembelajaran model STAD pada siklus I masih
terkesan bahwa penerapan model ini tidak berhasil. Terjadinya
kegaduhan pada saat pengorganisasian siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil sempat membuat guru frustrasi.
Kelompok yang merasa kurang mendapat perhatian dari guru
juga sering membuat kegaduhan dengan mengganggu kelompok
lainnya. Aktivitas dan hasil belajar yang kurang optimal juga
menambah pesimistis guru. Kendala-kendala tersebut pada
akhirnya dapat diatasi oleh guru setelah melakukan refleksi dan
pembenahan pada pelaksanaan siklus II dan siklus III, sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dalam mengelola kelas selama kerja
kelompok yang disampaikan Ibrahim (2000) yakni dengan
menulis langkah-langkah kunci di papan tulis, menyatakan
petunjuk dengan jelas dan meminta beberapa siswa untuk
mengulang petunjuk tersebut, dan menetapkan suatu tempat
51
untuk tiap kelompok belajar dan menandai dengan jelas tempat
tersebut.
Perbedaan kemampuan akademik antara siswa satu
dengan siswa lainnya tidak menjadi permasalahan sehingga
siswa dapat dengan leluasa, termotivasi, dan bersemangat untuk
aktif mengutarakan pendapat, mengemukakan pertanyaan, dan
menjawab pertanyaan seputar materi yang diajarkan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik yang
berkemampuan rendah maupu tinggi. Siswa berkemampuan
tinggi yang merasa rugi bila dikelompokkan dengan siswa
berkemampuan rendah diberikan pengertian bahwa dengan
seringnya mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa
lain akan menambah penguasaan siswa tersebut terhadap
pengetahuannya itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim
(2000) bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada siswa yang memiliki kemampuan
akademik tinggi maupun siswa yang memiliki kemampuan
akademik rendah.
Hal mengenai perbedaan kemampuan akademik di atas
juga diperkuat oleh pendapat Lie (2002), yang menyatakan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok
sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya yang berakibat
setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan
52
yang terbaik. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan
untuk bertemu muka dan berdiskusi, dimana inti dari sinergi ini
adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan
mengisi kekurangan masing-masing anggota. Keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.
Kurang puasnya siswa terhadap penghargaan secara
kelompok, dapat diatasi bila guru secara terbuka menjelaskan
kepada siswa bagaimanakah sebenarnya penghargaan
pembelajaran kooperatif model STAD itu, apakah manfaat dan
tujuannya bagi siswa. Siswa merasa penghargaan yang diberikan
secara kooperatif akan merugikan siswa dengan nilai yang tinggi.
Siswa perlu dijelaskan bahwa siswa yang memiliki nilai rendah
ikut juga menyumbangkan skor apabila siswa tersebut
mengalami peningkatan untuk pembelajaran-pembelajaran
selanjutnya, sehingga seluruh anggota kelompok harus bekerja
sama untuk kemajuan kelompok yang berarti juga untuk
kemajuan masing-masing anggota secara individu. Pemberian
penghargaan kelompok pada setiap akhir siklus diharapkan
dapat menumbuhkan motivasi tiap anggota kelompok untuk
terus meningkatkan prestasinya. Ibrahim (2000) menjelaskan,
jika siswa belum mempunyai pengalaman sebelumnya dengan
53
pembelajaran kooperatif, sangat penting bagi guru untuk
mengenalkan siswa dengan tugas-tugas, tujuan, dan struktur
penghargaan yang unik itu.
Kegiatan awal yang dilakukan guru pada pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran STAD adalah
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
mengkomunikasikan indikator pembelajaran, membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kecil, dan menjelaskan apa yang
diharapkan untuk dilakukan siswa. Guru melaksanakan langkah-
langkah tersebut dengan baik mulai dari siklus I sampai dengan
siklus III. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk berbagi
tugas, berdiskusi, dan melaksanakan praktikum, dan
membimbing siswa untuk membuat simpulan dari hasil diskusi
bersama. Pada siklus I, guru masih banyak berperan dalam
kegiatan belajar mengajar, karena siswa masih kesulitan untuk
berbagi tugas, berdiskusi, dan lekukan praktikum, sehingga
memerlukan bimbingan yang lebih banyak. Pada siklus II dan III,
siswa sudah lebih lancar dalam berdiskusi, sehingga guru lebih
banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih aktif
dalam kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Saptono (2000) yang menyatakan bahwa peran guru harus
bergeser dari pemberi informasi ke peran sebagai fasilitator dan
motivator. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang
54
menyenangkan yang memungkinkan siswa mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya. Peran guru tersebut juga
didukung oleh pendapat Nur (1996), yang menyatakan bahwa
peran guru dalam menggunakan pembelajaran kooperatif yakni
menunjang pembelajaran, mengarahkan kembali pertanyaan,
mengelola konflik, menumbuhkan nuansa saling membutuhkan,
membantu siswa mengevaluasi kerja kelompok,
mengembangkan perbedaan pendapat, dan menyediakan
sumber daya.
Hasil observasi tanggapan siswa terhadap pembelajaran
model STAD menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang tidak
tertarik mengikuti pembelajaran model STAD, tidak memahami
materi, tidak menyukai kegiatan praktikum, tidak menyukai
susana kelas, tidak termotivasi, dan aktivitasnya tidak
meningkat. Hal tersebut terjadi diduga karena siswa tidak
menyukai suasana yang ramai dan lebih menyukai suasana yang
tenang agar dapat berkonsentrasi. Karena tidak dapat
berkonsentrasi, maka berimbas pada kurangnya pemahaman
terhadap materi sehingga siswa tidak tertarik dan tidak
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan aktivitasnyapun
tidak meningkat. Siswa yang mengalami hal tersebut perlu
diberikan perhatian dan pengertian yang lebih dari guru agar
dapat menerima model pembelajaran STAD ini dengan baik.
55
Berdasarkan pada hasil observasi tanggapan siswa
terhadap proses pembelajaran STAD, dapat diketahui juga bahwa
sebagian besar siswa menyukai suasana kelas yang berlangsung,
dan lebih mudah memahami materi, karena mereka merasakan
bahwa proses pembelajaran terasa menyenangkan dengan
adanya kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas
dan memahami suatu materi secara bersama. Dengan demikian
mereka banyak memperoleh masukan untuk dapat memahami
materi yang sulit. Hal ini sesuai dengan pendapat Vygotsky
dalam Ibrahim (2000) bahwa interaksi sosial dengan teman lain
dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa. Sebagian besar siswa juga
menyukai kegiatan praktikum sebab kelas menjadi tidak
membosankan, menambah pengalaman dan pengetahuan siswa,
dan dapat melihat atau merasakan langsung secara praktik,
tidak hanya teori saja.
Hasil evaluasi siswa secara individu maupun kelompok
pada akhirnya akan menentukan kriteria penghargaan kelompok.
Kriteria kelompok berturutturut dari yang terendah adalah Good
Team, Great Team, dan Super Team. Seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 7. pada siklus I kelompok yang memperoleh
penghargaan Good Team sebesar 37,5%, sedangkan Great Team
yaitu 62,5%. Tidak ada kelompok yang memperoleh
56
penghargaan Super Team (0%). Pada siklus II dan III, diperoleh
persentase data yang sama yaitu Good Team 0%, Great Team
50%, dan Super Team 50%. Hal ini terjadi karena seperti yang
telah dijelaskan di atas bahwa pada siklus I kerjasama kelompok
belum baik sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa, yang
berpengaruh juga pada penghargaan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang
penerapan model pembelajaran kooperatif STAD pada konsep
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang dilaksanakan
dalam 3 siklus, terjadi perubahan dalam proses pembelajaran
dari siklus satu ke siklus berikutnya ke arah yang lebih baik. Dari
adanya perubahan tersebut, menurut Darsono (2000), siswa
mengalami suatu proses yang disebut belajar karena siswa
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, seperti: sikap,
tingkah laku, kecerdasan, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
C. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model STAD
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
proses belajar mengajar konsep Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan di MAN Keboan Jombang.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
beberapa hal dapat disarankan agar pembelajaran konsep
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model
STAD dapat berhasil, yaitu:
1. Guru harus memperhatikan alokasi waktu yang
dialokasikan.
2. Rencana pembelajaran yang dirancang harus disesuaikan
dengan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
3. Guru hendaknya memberikan bimbingan dan pengarahan
terhadap kegiatan diskusi siswa dengan tidak melupakan
perannya sebagai fasilitator dan motivator, agar
pembelajaran dapat berjalan lancar. Selain itu juga
57
58
disarankan pembelajaran kooperatif model STAD ini dapat
dicoba untuk dikembangkan pada konsep lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, I.R. 1997. Classroom Instructional and Management. New York: Mc raw-Hill Companies Inc.
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:Bumi Aksara.
Darsono, M; Sugandhi; Martensi, K. Dj;Rusda, K.T; dan Nugroho. 2001. Belajar an Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran SMP/ MTs Mata elajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.
Dewi, T.P.S. 2003. “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Students eams Achievement Division pada Konsep Sistem Saraf Kelas II SLTP N 1 Wonopringgo Pekalongan Tahun Ajaran 2002/ 2003”. Skripsi. emarang: Universitas Negeri Semarang.
Ibrahim, M. 2001. “Apa yang Dikatakan oleh Peneliti Tentang Modelling embelajaran Kooperatif?”. Malang: MIPA Tahun 30 Nomor 1.Universitas Negeri Malang.
Ibrahim, M; F. Rachmadiarti.; M. Nur; & Ismono. 2000. Pembelajaran ooperatif. Surabaya: UNESA University Press.
Lasih. 2003. “Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Students Teams chievement Division) sebagai Strategi Peningkatan Mutu Kegiatan elajar Mengajar Sistem Transportasi di SLTP IT Hidayatullah”. Skripsi. emarang: Universitas Negeri Semarang.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana ndonesia.
59
Mafasa, M. 2004. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model embelajaran STAD (Students Teams Achievemnet Division) pada onsep Invertebrata Kelas 1 SMA N 12 Semarang. Skripsi. Semarang: niversitas Negeri Semarang.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja osdakarya.
Nastitia, D. 2004. “Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Pembelajaran Fungsi lat Tubuh Tumbuhan dan Sistem Pencernaan Manusia Melalui Model embelajaran STAD di SLTP N 3 Ungaran. Skripsi. Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Nur, M. 1996. “Pembelajaran Kooperative dalam Kelas IPA”. Makalah. isampaikan dalam Penyegaran dan Pelatihan Bagi Guru Pembina KIR di MU 26 Agustus – 7 September. Surabaya: IKIP Surabaya.
Rachmadiarti, F. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen endidikan Nasional.
Rahmawati, C. 2005. Tingkat Penguasaan Materi Sistem Saraf pada Manusia engan Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Siswa Kelas IIB SMPNegeri 13 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Rohani, S. 2005. Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas I SMA Teuku mar Semarang Melalui Pembelajaran Kegiatan Laboratorium dengan tudents Teams Achievement Division (STAD) pada Pembelajaran umbuhan Paku. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Rumini, S. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta.
Saptono, S. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition. Massachussets: Allyn & Bacon.
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.
60
Sukidin; Basrowi; dan Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Penerbit Insan Cendekia.
Sukmawati, M.A. 2005. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Konsep Sistem Ekskresi Melalui Metode Eksperimen dengan Strategi STAD (Students Teams Achievement Division) di SMP N 3 Ungaran. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sulistyorini, S. 1999. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA”. Semarang: Lembaran Ilmu Pengetahuan No. 1 Tahun XXVIII 1999. IKIP Semarang.
Wilujeng, G.S. 2005. Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Sub Konsep Reproduksi dan Pemencaran Tumbuhan di SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2003/ 2004. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Lampiran 1. SILABUS
Mata Pelajaran : BiologiKonsep : Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanSatuan Pendidikan : MAN KEBOANKelas/ Semester : XII/ I
Standar Kompetensi:Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Sumber Bahan
- Merencanakanpercobaanpengaruhfaktor luarterhadappertumbuhantumbuhan- Melaksanakanpercobaanpengaruhfaktor luarterhadappertumbuhantumbuhan- Mengkomunikasikanhasilpercobaanpengaruhfaktor luarterhadappertumbuhantumbuhan
- Faktor-faktor yangmempengaruhipertumbuhan danperkembangan- Faktor luar yangmempengaruhipertumbuhan danperkembangan- Faktor dalam yangmempengaruhipertumbuhan danperkembangan
1. Diskusi dan tanya jawab membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
2. Praktik memahami pengaruh auksin dan cahaya matahari terhadap pertumbuhan batang
3. Praktik mengamati dan mengukur kecepatan tumbuh tanaman kacang hijau atau kacang merah
4. Praktik membandingkan kecepatan tumbuh tanaman di tempat-tempat yang berbeda intensitas cahayanya
5. Diskusi dan tanya jawab tentang faktor luar dan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
6. Praktik untuk mengetahui pengaruh faktor luar terhadap arah pertumbuhan
7. Praktik untuk mengetahui pengaruh hormon IAA sintetis terhadap pembentukan akar pada setek
8. Praktik menyelidiki daerah pertumbuhan akar pada kecambah kacang hijau
- Mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
- Merumuskan masalah dan membuat hipotesis tentang pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
- Merancang dan melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
- Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
Jenis:- Kuis- Tugas individu- Tugas
kelompok- Ulangan
Bentukinstrumen:- Tes tertulis PG- Tes tertulis
Uraian
20 x 45’ Buku paket
Buku referensilain
61
Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah : MAN KEBOAN JOMBANG Mata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1Pertemuan : 1, 2, dan 3Alokasi Waktu : 6 × 45 menitStandar Kompetensi: 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhanKompetensi Dasar : 1.1 Merencanakan percobaan pengaruh luar terhadap
pertumbuhan tumbuhan.Tujuan : 1. Siswa mampu memahami konsep pertumbuhan
dan faktor yang mempengaruhinya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
2. Siswa mampu menyusun rencana penelitian pengaruh faktor tertentu terhadap pertumbuhan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Karakter siswa yang diharapkan :
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi Menemukan adanya gejala pertumbuhan dan perkembangan Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan Merumuskan masalah berdasarkan gejala pertumbuhan yang
ditemukan Merumuskan hipotesis dari rumusan masalah yang sudah dirumuskan Merumuskan variabel penelitian untuk menguji hipotesis Menyusun unit-unit penelitian Membuat tabel pengamatan Menyusun rencana penelitian tertulis
II. Materi Ajar Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
1. faktor internal
62
63
2. faktor eksternal Menyusun rencana penelitian
III.Metode PembelajaranPengamatan – Diskusi – Penugasan – Presentasi
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Melengkapi peta konsep Merumuskan pengertian
pertumbuhan dan perkembangan
Mengumpulkan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Menemukan adanya gejala pertumbuhan
Merumuskan masalah Merumuskan hipotesis Menyusun variabel
penelitian Membuat rencana
penelitian tertulis
Studi membaca dan diskusi untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
Tugas kegiatan 1.1 Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Diskusi menyusun rencana penelitian
Presentasi rencana penelitian
Siswa dapat Menemukan adanya gejala pertumbuhan dan perkembangan
Siswa dapat Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
Siswa dapat Merumuskan masalah berdasarkan gejala pertumbuhan yang ditemukan
Siswa dapat Merumuskan hipotesis dari rumusan masalah yang sudah dirumuskan
Siswa dapat Merumuskan variabel penelitian untuk menguji hipotesis
Siswa dapat Menyusun unit-unit penelitian
Siswa dapat Membuat tabel pengamatan
Siswa dapat Menyususun rencana penelitian tertulis
IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan 1 (2 × 45 menit)
64
A. Kegiatan awal (10 menit) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi adanya
gejala pertumbuhan terutama pada tumbuhan. Siswa bersama guru merumuskan pengertian
pertumbuhan.B. Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa bersama guru mendiskusikan perkembangan biji dan bakal buah. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, Siswa bersama guru mendiskusikan pertumbuhan primer dan
sekunder pada tumbuhan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Siswa bersama guru mendiskusikan pengaruh beberapa faktor luar (eksternal) terhadap pertumbuhan tumbuhan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Siswa bersama guru mendiskusikan beberapa faktor dalam (internal) terhadap pertumbuhan tumbuhan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir (20 menit) Guru menanyakan kembali kepada siswa konsep pertumbuhan dan
faktor yang mempengaruhinya untuk mengambil kesimpulan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Guru menugaskan siswa untuk melaksanakan eksperimen dengan Kegiatan 1.1. Pertumbuhan dan perkembangan pada buku halaman
65
16 di rumah. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Pertemuan 2 (2 × 45 menit)A. Kegiatan awal (20 menit)
Guru menanyakan hasil penugasan dari Kegiatan 1.1. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Siswa bersama guru mendiskusikan penerapan metode ilmiah dengan menggunakan Kegiatan 1.1. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
B. Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, Guru menugaskan siswa dalam kelompok untuk membuat rencana
penelitian untuk menguji adanya pengaruh faktor tertentu terhadap pertumbuhan dengan menggunakan Proyek di buku halaman. 23. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk penyusunan rencana penelitian. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir (10 menit)
66
Guru mengecek hasil masing-masing kelompok apabila belum selesai dapat diselesaikan di luar jam pelajaran. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Guru menugaskan siswa untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusi pada pertemuan berikutnya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
A. Kegiatan awal (10 menit) Siswa dibantu guru mempersiapkan ruang kelas untuk presentasi. Guru mengatur urutan kelompok untuk presentasi.
B. Kegiatan inti (70 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Masing-masing kelompok secara bergantian melakukan presentasi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Siswa yang tidak presentasi memberikan tanggapan, saran, dan usulan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan penilaian dan saran untuk perbaikan rencana penelitian setelah satu kelompok tampil presentasi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir (10 menit)
67
Guru menugaskan siswa untuk melakukan penelitian secara mandiri sesuai dengan rencana penelitian yang sudah disepakati. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
V. Alat/ Bahan/ Sumber Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis Buku kerja siswa IIIA, Ign. Khristiyono, Esis Alat bantu presentasi
VI. Penilaian Tugas kelompok penyusunan proposal Presentasi proposal penelitian Uji kompetensi tertulis
Keboan, Juli 2011MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Dra, Hj. Tartiningsih,M.PdI Drs. Sugeng Siswanto, M.MPd.NIP : 196602011994032002 NIP. 196903192005011006
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : MAN KEBOAN JOMBANGMata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1Pertemuan : -Alokasi Waktu : 0 × 45 menitStandar Kompetensi: 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhanKompetensi Dasar : 1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan tumbuhanTujuan : Siswa mampu melaksanakan penelitian pengaruh
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, mencatat hasil, dan menyusun laporan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Karakter siswa yang diharapkan :
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi Menyiapkan alat dan bahan Memberikan perlakuan Mengukur hasil dan mencatat dalam tabel pengamatan Menganalisis data hasil pengamatan Menyimpulkan hasil penelitian Menyusun laporan tertulis hasil penelitian
II. Materi Ajar Membuat unit-unit penelitian Memberi perlakuan Mengukur kecepatan pertumbuhan Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan Mengolah data hasil pengamatan Menarik kesimpulan berdasarkan data yang diolah Melaporkan hasil penelitian
III. Metode Pembelajaran Eksperimen
69
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Pelaksanaan penelitian kelompok di luar jam pelajaran
Membuat unit-unit penelitian
Memberi perlakuan Mengukur kecepatan
pertumbuhan Mencatat hasil
pengukuran dalam tabel pengamatan
Mengolah data hasil pengamatan
Menarik kesimpulan berdasarkan data yang diolah
Melaporkan hasil penelitian
Siswa dapat Menyiapkan alat dan bahan
Siswa dapat Memberikan perlakuan
Siswa dapat Mengukur hasil dan mencatat dalam tabel pengamatan
Siswa dapat Menganalisis data hasil pengamatan
Siswa dapat Menyimpulkan hasil penelitian
Siswa dapat Menyusun laporan tertulis hasil penelitian
IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan 3 (2 × 45 menit)A. Kegiatan awal
Siswa dibantu guru mempersiapkan ruang kelas untuk presentasi. Guru mengatur urutan kelompok untuk presentasi.
B. Kegiatan inti
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, Seluruh kegiatan dilaksanakan secara mandiri oleh kelompok.
Sambil menunggu semua kelompok selesai melakukan penelitian dan mempresentasikan hasilnya kegiatan belajar dapat dilanjutkan dengan KD selanjutnya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir Guru menugaskan siswa untuk melakukan penelitian secara
mandiri sesuai dengan rencana penelitian yang sudah disepakati.
70
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
V. Alat/ Bahan/ Sumber Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis Buku kerja siswa IIIA, Ign. Khristiyono, Esis
VI. Penilaian Tugas laporan hasil penelitian
Keboan, Juli 2011MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Dra, Hj. Tartiningsih,M.PdI Drs. Sugeng Siswanto, M.MPd.NIP : 196602011994032002 NIP. 196903192005011006
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS III
Nama Sekolah : MAN KEBOAN JOMBANGMata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1Pertemuan : 4 dan 5Alokasi Waktu : 4 × 40 menitStandar Kompetensi : 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhanKompetensi Dasar : 1.3 Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh
faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhanTujuan : Siswa dapat mengkomunikasikan hasil penelitian
secara tertulis dan lisan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Karakter siswa yang diharapkan :
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi Mempresentasikan hasil penelitian secara lisan
II. Materi Ajar Tehnik presentasi
III.Metode PembelajaranPenugasan - Diskusi- Presentasi
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Presentasi laporan hasil penelitian oleh masing-masing kelompok
Menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis
Menyusun laporan penelitian untuk presentasi
Mempresentasikan hasil penelitian
Siswa dapat Mempresentasikan hasil penelitian secara lisan
72
IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan 4 (2 × 45 menit)A. Kegiatan awal (10 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru menjelaskan teknis pelaksanaan presentasi. Guru mengatur urutan presentasi tiap kelompok.
B. Kegiatan inti (70 menit)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya.
Siswa lain yang tidak presentasi memperhatikan dan memberi tanggapan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir (20 menit) Guru memberi penilaian umum pelaksanaan presentasi. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Pertemuan 5 (2 X 45 menit)A. Kegiatan awal (5 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru memberi kesempatan kelompok untuk presentasi sesuai dengan urutan yang sudah disepakati.
B. Kegiatan inti (75 menit)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya.
Siswa yang tidak presentasi memperhatikan dan memberi tanggapan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,
73
Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);
C. Kegiatan akhir (10 menit) Guru memberikan kesimpulan akhir presentasi. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
V. Alat / Bahan/ Sumber Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis Buku kerja siswa IIIA, Ign. Khristiyono, Esis Alat bantu presentasi
VI. Penilaian Presentasi
Keboan, Juli 2011MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Dra, Hj. Tartiningsih,M.PdI Drs. Sugeng Siswanto, M.MPd.NIP : 196602011994032002 NIP. 196903192005011006
74
Lampiran 3.KUESIONER PENGUKURAN RANAH AFEKTIF
SIKAP TERHADAP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Petunjuk Pengisian:Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang menurut saudara paling tepat.
1. Apakah saudara tertarik mengikuti materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat tertarik c. tidak tertarikb. tertarik d. sangat tidak tertarik
2. Apakah saudara berusaha hadir tiap materi pelajaran pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat berusaha c. tidak berusahab. berusaha d. sangat tidak berusaha
3. Apakah saudara memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru saat pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat memperhatikan c. tidak memperhatikanb. memperhatikan d. sangat tidak memperhatikan
4. Apakah saudara senang belajar materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
5. Apakah saudara menyukai kegiatan percobaan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat suka c. tidak sukab. suka d. sangat tidak suka
6. Apakah saudara menyukai kegiatan diskusi materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang telah dilakukan?
a. sangat suka c. tidak sukab. suka d. sangat tidak suka
7. Apakah saudara senang membantu teman satu kelompok saat kegiatan percobaan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
8. Apakah saudara senang membantu teman satu kelompok saat kegiatan diskusi?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
9. Apakah saudara berusaha memahami materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat berusaha c. tidak berusahab. berusaha d. sangat tidak berusaha
10. Apakah saudara senang mengkomunikasi hasil kerja kelompok ke depankelas?a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
75
11. Apakah saudara senang bertanya tentang materi Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
12. Apakah saudara senang mengemukakan pendapat atau tanggapan tentang materi Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
13. Apakah saudara senang mengerjakan soal materi Pertumbuhan danperkembangan tumbuhan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
14. Apakah saudara senang mengumpulkan tugas materi Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
a. sangat senang c. tidak senangb. senang d. sangat tidak senang
Keterangan:Skor = 4, apabila jawaban ASkor = 3, apabila jawaban BSkor = 2, apabila jawaban CSkor = 1, apabila jawaban D
Skor tertinggi = 14 butir x 4 = 56Skor terendah = 14 butir x 1 = 14
Tabel kategorisasi sikap siswa terhadap materi Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
No. Skor Siswa Kategori Sikap1. 47 – 56 Sangat positif2. 36 – 46 Positif3. 25 – 35 Negatif4. 14 – 24 Sangat negatif
(saat lembar ini dibagikan kepada siswa, keterangan tidak dicantumkan)
LEMBAR JAWABKUESIONER RANAH AFEKTIF
1. a b c d 8. a b c d 2. a b c d 9. a b c d 3. a b c d 10. a b c d 4. a b c d 11. a b c d 5. a b c d 12. a b c d 6. a b c d 13. a b c d 7. a b c d 14. a b c d
Lampiran 4.LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Petunjuk Pengisian:Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Aspek yang diamati Kelompok
I II ..... dst VIII 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A. Aspek yang menunjang proses pembelajaran
1. Melakukan kegiatan pengamatan sesuai dengan LKS
2. Berani mengemukakan pendapat dalam diskusi 3. Berani memberikan tanggapan dalam diskusi 4. Berani menyanggah pendapat teman lain saat
diskusi 5. Berani bertanya 6. Berani mempresentasikan hasil pengamatan dan
diskusi di depan kelas 7. Menghargai pendapat teman lain 8. Mendengarkan/ memperhatikan pendapat orang
lain 9. Berani menjawab pertanyaan dari guru/ teman
lain 10. Mencatat/ membuat resume B. Aspek yang tidak menunjang proses
pembelajaran 1. Tidak serius dalam kegiatan pengamatan dan
diskusi 2. Melakukan kegiatan lain yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan pembelajaran
76
77
Keterangan:Siswa aktif = * melakukan ≥ 6 aspek yang menunjang proses
pembelajaran dan tidak melakukan ≥ 1 aspek yang tidak menunjang proses pembelajaran atau
* melakukan ≥ 7 aspek yang menunjang proses pembelajaran dan melakukan ≥ 1 aspek yang tidak menunjang proses pembelajaran
Siswa tidak aktif = * melakukan < 6 aspek yang menunjang proses pembelajaran dan melakukan ≥ 1 aspek yang tidak menunjang proses pembeljaran atau
* melakukan < 6aspek yang menunjang proses pembelajaran dan tidak melakukan ≥ 1 aspek yang tidak menunjang proses pembelajaran.
78
79
Lampiran 5.LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1/ 2/ 3/ 4/5
Petunjuk Pengisian:Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia terhadap kinerja yang dilakukan oleh guru pada setiap pertemuan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
sesuai dengan jumlah masing-masing kelompok seperti yang tercantum dalam LKS
2. Mengkomunikasikan indikator pembelajaran 3. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil 4. Membimbing siswa berbagi tugas dalam mengerjakan
tugas kelompok 5. Membimbing siswa dalam kegiatan praktikum 6. Membimbing siswa dalam berdiskusi 7. Membimbing siswa dalam membuat simpulan materi 8. Membimbing siswa dalam menyajikan hasil karya 9. Meminta siswa untuk membaca buku teks tentang materi
yang akan dibahas 10. Melaksanakan evaluasi/ memberi tugas kepada siswa
Keterangan:1 = kurang baik2 = cukup3 = baik4 = baik sekali
Kriteria kinerja guru:10 – 17 = kurang baik18 – 25 = cukup baik26 – 33 = baik34 – 40 = sangat baik
Observer
…………….
80
Lampiran 8.
KUESIONER TANGGAPAN SISWA DALAM PEMBELAJARANDENGAN MODEL STAD
(Siklus ke I/ II/ III)Petunjuk Pengisian:Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda cek (√) pada kolom jawab jawaban yang menurut anda paling tepat.
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1. Apakah saudara tertarik mengikuti pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhandengan model STAD?
2. Apakah saudara memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model STAD?
3. Apakah saudara menyukai pengamatan dalam kegiatan praktikum saat pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan pembelajaran model STAD?
4. Apakah saudara menyukai suasana kelas saat pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan pembelajaran model STAD?
5. Apakah dengan model pembelajaran STAD saudara termotivasi dalam mengikuti pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ?
6. Apakah dengan model pembelajaran model STAD dapat meningkatkan keaktifan saudara di kelas?
Observer
…………….
81
Lampiran 9.LEMBAR WAWANCARA GURU
Waktu :Tempat :
No. Pertanyaan Kunci Jawaban1. Bagaimana kesan Anda terhadap
pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model STAD?
2. Apakah selama pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran model STAD?
3. Apakah terjadi peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran model STAD?
4. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran model STAD?
5. Apakah anda mengalami kesulitan pada saat menerapkan pembelajaran dengan model STAD? Apabila ada, kesulitan apakah itu?
6. Menurut anda, efektifkah kegiatan kelompok dan diskusi tersebut?
7. Apakah anda berminat untuk menerapkan pembelajaran model STAD pada materi lainnya?
Observer
…………….
82
Lampiran 10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Butir Soal
a. Siklus INo. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan 1. Tingkat
Kesukaran Sukar: 0 -Sedang: 6 6, 11, 14, 18, 19, 20 Dipakai, kecuali,
14
Mudah: 14 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, Dipakai, kecuali 13, 15, 16, 17 1, 9, 13, dan 16
2. Daya Beda Baik:11 2, 3, 5, 6, 10, 11, 12, 15, Dipakai 18, 19, 20
Cukup: 4 4, 7, 8, 17 Dipakai Jelek: 5 1, 9, 13, 14, 16 Dandaang
3. Reliabilitas 0,8164442 Reliabel 4. Validitas Valid: 15 soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, Dipakai
12, 15, 17, 18, 19, 20
Tidak Valid: 5 soal 1, 9, 13, 14, 16 Dandaang
b. Siklus IINo. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan 1. Tingkat
Kesukaran Sukar: 0 - -Sedang: 13 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, Dipakai
16, 18, 19, 20
Mudah: 7 1, 2, 3, 9, 11, 15, 17 Dipakai 2. Reliabilitas 0,8304448 Reliabel 3. Daya Beda Baik: 11 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, Dipakai
15, 18
Cukup: 6 1, 12, 14, 16, 17, 20 Dipakai Jelek: 3 2, 11, 19 Dandaang
4. Validitas Valid: 15 soal 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, Dipakai 13, 14, 15, 16, 18
Tidak Valid: 5 soal 2, 11, 17, 19, 20 Dandaang
c. Siklus IIINo. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan 1. Tingkat
Kesukaran Sukar: 0 - -Sedang: 8 6,10, 11, 14, 16, 17, 18, 20 Dipakai, kecuali 6
dan 18
Mudah: 12 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, Dipakai, kecuali 15, 19 1, 12, dan 19
2. Reliabilitas 0,8319017 Reliabel 3. Daya Beda Baik: 9 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 15, 20 Dipakai
Cukup: 8 7, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19 Dipakai, kecuali 12 dan 19
Jelek: 3 1, 6, 18 Dandaang
83
4. Validitas Valid: 15 soal 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, Dipakai 13, 14, 15, 16, 17, 20
Tidak Valid: 5 soal 1, 6, 12, 18, 19 Dandaang
Lampiran 11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam PembelajaranHasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran
Aktivitas Siswa yang Diamati Persentase Siswa (%)
Siklus I Siklus II Siklus III A. Aspek yang menunjang proses pembelajaran 1. Melakukan kegiatan pengamatan sesuai dengan LKS. 27,5 60 77,5 2. Berani mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran 22,5 65 80 3. Berani memberikan tanggapan dalam proses pembelajaran 25 65 80 4. Berani menyanggah pendapat teman lain dalam proses pembelajaran 12,5 42,5 50 5. Berani bertanya 15 27,5 45 6. Berani mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi di depan kelas 5 20 22,5 7. Menghargai pendapat guru/ teman lain 5 97,5 100 8. Memperhatikan pendapat dari guru 75 100 100 9. Berani menjawab pertanyaan dari guru/ teman lain 27,5 40 65 10. Mencatat/ membuat resume 72,5 92,5 95 B. Aspek yang tidak menunjang proses pembelajaran 1. Tidak serius dalam kegiatan pengamatan dan diskusi 55 35 22,5 2. Melakukan kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. 55 30 12,5
Rekapitulasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa yang Menunjang Proses Pembelajaran Aktivitas Siswa Persentase (%)
Siklus I Siklus II Siklus III
Total pelaksanaan aktivitas 35,75 61 71,5
Kelompok atas (siswa berkemampuan akademik tinggi) 28,25 39,25 42,25
Kelompok bawah (siswa berkemampuan akademik rendah) 7,5 21,75 29,25
Selisih kelompok atas dengan kelompok bawah 20,75 17,5 13
Rekapitulasi Siswa Aktif Siswa Aktif Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah 10 23 31 Persentase (%) 25 57,5 77,5
84
Lampiran 12. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Kelompok Sisw
a JK
Nilai Psikomotorik Ketuntasan Bljr Psikomotorik Siklus
I Siklus II
Siklus III
Siklus I Siklus II Siklus III
I
E-11 P 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-25 L 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-32 L 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-35 P 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
II
E-09 L 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-21 P 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-23 L 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-31 P 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
III
E-03 L 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-12 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-13 L 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-24 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-34 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
IV
E-04 P 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-18 P 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-26 L 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-33 L 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
V
E-06 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-14 P 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-15 P 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-28 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-30 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VI
E-07 L 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-16 L 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-20 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-22 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-29 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VII
E-01 L 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-10 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-17 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-19 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VIII
E-02 L 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-05 P 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-08 P 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-27 L 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Nilai Terendah 50 55,85 75
Nilai Tertinggi 68,75 83,77 100
Rerata 58,28125 70,945
Ketuntasan Belajar (%) 0 25
Lampiran 13. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
85
86
Kelompok Sisw
a JK
Nilai Psikomotorik Ketuntasan Bljr Psikomotorik Siklus
I Siklus II
Siklus III
Siklus I Siklus II Siklus III
I
E-11 P 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-25 L 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-32 L 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-35 P 68,75 67,54 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
II
E-09 L 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-21 P 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-23 L 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-31 P 56,25 83,77 91,75 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
III
E-03 L 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-12 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-13 L 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-24 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-34 P 50 60,39 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
IV
E-04 P 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-18 P 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-26 L 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-33 L 56,25 72,08 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
V
E-06 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-14 P 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-15 P 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-28 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-30 L 57,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VI
E-07 L 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-16 L 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-20 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-22 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-29 P 58,25 55,85 83,3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VII
E-01 L 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-10 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-17 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas E-19 P 59,25 72,08 75 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
VIII
E-02 L 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-05 P 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-08 P 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas E-27 L 60,25 83,77 100 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Nilai Terendah 50 55,85 75
Nilai Tertinggi 68,75 83,77 100
Rerata 58,28125 70,945
Ketuntasan Belajar (%) 0 25
Lampiran 14.
Hasil Wawancara Guru Tentang Pembelajaran Model STAD
87
Siklus IPeneliti : “Bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran konsep
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Pembelajaran model STAD memang baik diterapkan untuk siswa yang kurang aktif. Dengan model ini siswa dituntut untuk ikut aktif berpendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan, bekerja sama dengan teman lainnya. Siswa menjadi tidak bosan, tetapi kelas menjadi ramai dan manajemen waktu masih belum baik sehingga untuk pembelajaran selanjutnya masih perlu diperbaiki”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model STAD?”
Guru : “Ya, terjadi peningkatan keaktifan siswa karena adanya kegiatan diskusi dan praktikum”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Ya, terjadi peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajran STAD yang terlihat dari antusiasnya siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran model STAD?”
Guru : “Ya, hasil belajar siswa meningkat karena selama kegiatan belajar mengajar siswa sebelumnya sudah diberi tugas untuk membaca materi yang akan diajarkan dan siswa dapat berdiskusi dengan temannya tentang materi pembelajaran”.
Peneliti : “Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat menerapkan pembelajaran model STAD? Apabila ada, kesulitan apakah itu?”
Guru : “Ada kesulitan, yaitu pada saat mengarahkan siswa untuk berdiskusi agar tidak mengobrol atau bermain sendiri, sehingga masih perlu diadakan kontrol atau pengawasan yang lebih ketat”.
Peneliti : “Menurut Anda, efektifkah kegiatan kelompok dan diskusi tersebut?”
Guru : “Cukup efektif, karena dengan kegiatan kelompok dan diskusi siswa diarahkan untuk mencari sendiri pengetahuannya sehingga diharapkan siswa dapat benar-benar memahami, tidak sekedar menghafal materi”.
Peneliti : “Apakah Anda berminat untuk menerapkan model pembelajaran STAD pada materilainnya?”
88
Guru : “Ya, saya cukup berminat untuk menerapkannya pada materi lainnya agar keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat”.
Siklus IIPeneliti : “Bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhandengan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Setelah diterapkan pada siklus II, pembelajaran semakin terlihat menyenangkan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif, tidak pernah mengutarakan pendapat, menjadi berani. Suasana kelas juga terkesan lebih hidup, antarkelompok saling berdiskusi untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan guru”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model STAD?”
Guru : “Ya, dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I, aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II ini lebih meningkat dengan semakin banyaknya siswa yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Ya, minat dan motivasi belajar siswa semakin meningkat karena setelah siswa melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II siswa mulai merasakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran ini ternyata proses pembelajaran lebih menarik sehingga menambah minat dan motivasi siswa untuk terus belajar”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran model STAD?”
Guru : “Ya, hasil belajar siswa mengalami peningkatan karena dalam pembelajaran ini siswa dapat lebih cepat memahami materi bila dibandingkan pada saat pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah, karena sebelumnya siswa sudah membaca materi yang akan dipelajari dan siswa dapat bertanya lebih dahulu kepada teman kelompoknya bila ada permasalahan, dan bila belum dapat dipecahkan maka siswa dapat menanyakannya kepada guru atau kelompok lain untuk didiskusikan bersama”.
Peneliti : “Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat menerapkan pembelajaran model STAD? Apabila ada, kesulitan apakah itu?”
Guru : “Kesulitan yang dialami saat pembelajaran siklus II ini adalah masalah menyiasati keterbatasan waktu, karena
89
pada saat diskusi, siswa sangat bersemangat sehingga kekurangan waktu yang berdampak pada proses akhir pembelajaran dalam menyimpulkan materi yang kurang maksimal”.
Peneliti : “Menurut Anda, efektifkah kegiatan kelompok dan diskusi tersebut?”
Guru : “Cukup efektif, karena dapat menambah minat dan motivasi dan hasil belajar siswa, tetapi diperlukan persiapan dan manajemen waktu yang lebih matang”.
Peneliti : “Apakah Anda berminat untuk menerapkan model pembelajaran STAD pada materi lainnya?”
Guru : “Ya, saya berminat untuk menerapkannya pada materi lain, terlebih setelah siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran dan prestasi belajarnyapun meningkat”.
Siklus IIIPeneliti : “Bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran
konsep Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhandengan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Pada pembelajaran siklus II ini, model pembelajaran ini terbukti lebih menyenangkan dan memahamkan siswa terhadap materi pelajaran dan menjadi masukan yang sangat berarti untuk saya. Siswa dilatih untuk berani mengemukakan pendapat berani mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan di depan kelas, juga dilatih untuk bersosialisasi di kehidupan bermasyarakat nantinya”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model STAD?”
Guru : “Ya, aktivitas siswa terus meningkat sebab guru lebih memotivasi dan memfasilitasi mereka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik untuk ikut aktif berperan serta dalam berdiskusi dan praktikum. Aktivitas ini juga dipicu oleh kegiatan praktikum Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimana kegiatannya dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD?”
Guru : “Ya, minat dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD semakin meningkat karena siswa merasa senang dan nyaman dengan pembelajaran model ini. Siswa terlihat lebih bersemangat dalam berdiskusi dan praktikum”.
Peneliti : “Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran model STAD?”
90
Guru : “Ya. Dari siklus I sampai dengan siklus III hasil belajar siswa terbukti meningkat. Dalam pembelajaran ini, siswa merasa lebih leluasa dan senang untuk memecahkan suatu permasalahan maka dapat didiskusikan bersama sehingga dari sini kesalahan konsep yang terjadi dapat diminimalisasi sehingga siswa lebih paham”.
Peneliti : “Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat menerapkan pembelajaran model STAD? Apabila ada, kesulitan apakah itu?”
Guru : “Ada kesulitan. Setelah pelaksanaan siklus III, kesulitan-kesulitan yang semula ada sudah dapat diminimalisasi”.
Peneliti : “Menurut Anda, efektifkah kegiatan kelompok dan diskusi tersebut?”
Guru : “Pembelajaran model STAD ini efektif untuk diterapkan dengan melihat semakin meningkatnya siswa yang aktif dan prestasi belajar yang baik”.
Peneliti : “Apakah Anda berminat untuk menerapkan model pembelajaran STAD pada materi lainnya?”
Guru : “Ya, saya berminat untuk menerapkan model pembelajaran STAD ini pada materi lainnya sekiranya sesuai atau cocok”.
91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Silabus...................................................................................................... 53
2. RP dan LKS ............................................................................................. 55
3. Kisi-kisi dan Soal Tes Ranah Kognitif..................................................... 68
4. Kisi-kisi dan Check List Ranah Psikomotorik ......................................... 80
5. Kisi-kisi dan Kuesioner Ranah Afektif : Sikap Terhadap Materi Sistem
Indera Manusia......................................................................................... 88
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran......................... 90
7. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran............................. 92
8. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model
STAD ....................................................................................................... 93
9. Lembar Wawancara Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran Model
STAD ....................................................................................................... 94
10. Analisis Uji Coba Soal dan Contoh Perhitungannya
11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ................. 95
12. Hasil Belajar Ranah Kognitif................................................................... 96
13. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik...........................................................
14. Hasil Penghitungan Penghargaan Kelompok........................................... 106
15. Cuplikan Hasil Wawancara Guru terhadap Pembelajaran Model STAD 107