psikofarmaka fix

54
BAB I PENDAHULUAN Terapi obat dan terapi organik terhadap gangguan mental dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk memodifikasi atau mengkoreksi perilaku, pikiran, atau mood yang patologis dengan zat kimia atau cara fisik lainnya. Hubungan antara keadaan fisik dan otak (manifestasi fungsionalnya : perilaku, pikiran, dan mood) adalah sangat kompleks, tidak dimengerti seluruhnya dan di perbatasan pengetahuan biologi. Tetapi berbagai parameter perilaku normal dan abnormal seperti persepsi, afek dan kognisi mungkin dipengaruhi oleh perubahan fisik dalam sistem saraf pusat (contoh : penyakit serebrovaskular, epilepsi, obat yang legal dan obat terlarang). Obat harus digunakan dalam dosis yang efektif untuk periode waktu yang cukup. Dosis subterapeutik dan uji coba yang tidak lengkap tidak boleh dilakukan pada pasien karena terdapat masalah dalam efek samping obat. Psikofarmakologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari obat-obat yang berpengaruh terhadap fungsi mental dan perilaku yang terdiri dari alam perasaan, pikiran dan perbuatan. Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan mempunyai efek utama terhadap 1

Upload: zul-achmad-fauzan-lubis

Post on 23-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

psikofarmaka

TRANSCRIPT

Page 1: Psikofarmaka Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Terapi obat dan terapi organik terhadap gangguan mental dapat didefinisikan

sebagai suatu usaha untuk memodifikasi atau mengkoreksi perilaku, pikiran, atau mood

yang patologis dengan zat kimia atau cara fisik lainnya. Hubungan antara keadaan fisik

dan otak (manifestasi fungsionalnya : perilaku, pikiran, dan mood) adalah sangat

kompleks, tidak dimengerti seluruhnya dan di perbatasan pengetahuan biologi. Tetapi

berbagai parameter perilaku normal dan abnormal seperti persepsi, afek dan kognisi

mungkin dipengaruhi oleh perubahan fisik dalam sistem saraf pusat (contoh : penyakit

serebrovaskular, epilepsi, obat yang legal dan obat terlarang).

Obat harus digunakan dalam dosis yang efektif untuk periode waktu yang cukup.

Dosis subterapeutik dan uji coba yang tidak lengkap tidak boleh dilakukan pada pasien

karena terdapat masalah dalam efek samping obat.

Psikofarmakologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari obat-obat yang

berpengaruh terhadap fungsi mental dan perilaku yang terdiri dari alam perasaan, pikiran

dan perbuatan.

Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan

mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku yang digunakan untuk

gangguan psikiatrik.

Obat narkotik adalah obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan mempunyai

efek utama terhadap penurunan kesadaran, hilangnya rasa dan mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri.

Pada dewasa ini penggunaan obat-obat psikotropik dan narkotik sering

disalahgunakan atau digunakan secara salah oleh masyarakat sehingga menyebabkan

intoksikasi akut, ketergantungan, keadaan putus zat (withdrawl).

Gangguan psikotik yaitu gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dan

juga sindrom amnestik. Dan yang paling meresahkan adalah timbulnya masalah sosial

dalam masyarakat yaitu adanya tindak kriminal dan kenakalan remaja.

Pada referat ini akan dibahas pembagian dari psikofarmaka tersebut secara garis

besar. Golongan psikofarmaka dapat disebutkan di sini, antara lain: antipsikosis, anti

1

Page 2: Psikofarmaka Fix

depresan, anti cemas dan anti mania. Sebenarnya obat-obatan yang biasa digunakan

dalam bidang psikiatri masih lebih luas dari yang disebut di atas, misalnya: anti

parkinsonisme ataupun anti demensia, dsb. Namun, pada referat ini akan dibahas obat

psikotropik secara kelompok besar yang sering digunakan.

2

Page 3: Psikofarmaka Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH

Sejarah perkembangan terapi organik dalam psikiatri dimulai sejak pertengahan

tahun 1800-an sampai sekarang, walaupun pada tahun 1960 kumpulan obat psikiatrik

pada dasarnya adalah yang diketahui saat ini. Terapi organik seperti terapi

elektrokonvulsif (ECT) dipelopori oleh Ugo Cerletti dan Lucio Bini, terapi koma insulin

(oleh Manfred Sakel) dan psikiatri bedah, semuanya dimulai pada abad ke-10 dan disebut

sebagai revolusi biologis dalam psikiatri.

Tahun 1950, Charpentier dapat mensitesis Chlorpromazine. Chlorpromazine

terbukti dapat mengobati agitasi parah dan psikosis. Banyak obat denagn efektivitas

serupa telah disintesis saat itu termasuk Haloperidol (Haldol), suatu antipsikotik

Butirofenon oleh Paul Jansen-1958.

Pada tahun 1960 diperkenalkan Chlordiazepoxide (librium), suatu obat

antiansietas benzodiazepine yang disintesis oleh Richard Sternbach. Obat yang paling

akhir diperkenalkan adalah antagonis reseptor dopamin yang disertai sedikit efek

samping neurologis (Risperidone), untuk pengobatan demensia Alzheimer dan dua

antidepresan baru, Venlafaxine dan Nefazodone yang memiliki beberapa keuntungan.

2.2 EFEK FARMAKOLOGIS

Interaksi farmakokinetik mempelajari bagaimana tubuh menangani obat, yaitu

bagaimana efek obat terhadap konsentrasi plasma obat-obat lain. Interaksi

farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap tubuh, yaitu efek obat pada aktivitas

reseptor satu dan lainnya.

3

Page 4: Psikofarmaka Fix

Farmakokinetik

Absorpsi

Obat yang diberikan peroral harus larut dalam cairan gastrointestinal

sebelum diabsorpsi oleh tubuh. Absorpsi tergantung pada konsentrasi obat, dan

kelarutan dalam lemak dan pH setempat saluran gastrointestinal, motilitas dan

luas permukaannya. Jika faktor absorpsi baik, obat dapat mencapai konsentrasi

terapetik dalam darah.

Distribusi

Obat dapat dengan bebas larut dalam plasma darah, berikatan dengan

protein plasma terlarut (terutama albumin), atau larut dalam sel darah.

Metabolisme dan Ekskresi

Empat jalur metabolisme utama untuk obat adalah oksidasi, reduksi,

hidrolisis, dan konjugasi untuk menghasilkan metabolit yang tidak aktif. Hati

adalah tempat utama untuk metabolisme. Feses, urin adalah jalur ekskresi yang

utama. Obat psikoaktif juga diekskresikan dalam keringat, saliva, air mata, dan air

susu. Efek lintas pertama mempermasalahkan metabolisme awal yang berlebihan

dari beberapa obat di dalam sirkulasi portal hati, dengan demikian menurunkan

jumlah obat yang tidak dimetabolisme yang mencapai sirkulasi sistemik.

2.3 OBAT PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat

(SSP), yang mempunyai efek utama secara selektif terhadap aktivitas mental dan

perilaku, digunakan untuk terapi psikiatrik.

Berdasarkan penggunaan klinis, psikotropika dibagi menjadi beberapa golongan,

berdasarkan :

kesamaan efek terhadap supresi gejala sasaran

kesamaan dalam susunan kimiawi obat

kesamaan dalam mekanisme kerja obat

4

Page 5: Psikofarmaka Fix

Obat yang sudah masuk golongan tertentu, dapat juga masuk ke golongan lain

sesuai dengan efek klinisnya yang berbeda.

yaitu :

1. Antipsikosis (Major Tranquilizer, Neuroleptika)

2. Antiansietas (Minor Tranquilizer, Antineurosis)

3. Antidepresan

4. Antimania

5. Anti Insomnia

6. Anti Obsesif-Kompulsif

7. Antipanik

8. Psikotogenik (psikotomimetik, psikodisleptik,halusinogenik)

Tabel obat-obat Psikotropik

Obat Psikotropik

I.Antipsikotik

(tipical)

A. Derivat Fenotiazin 1. Senyawa

dimetilaminopropil :

- Chlorpromazin (largactil)

- Levomepromazine (Nozinan)

- Triflupromazin

2. Senyawa Piperidil

- Mepazin

- Tioridazin (Melleril)

3. Senyawa piperazin

- Asetofenazin

- Flufenazin (Anatensol)

- Perfenazin (Trilafon)

- Trifluoperazin (stelazine)

5

Page 6: Psikofarmaka Fix

B. Non Fenotiazin - Klorprotiksen, Pimozide

(Orap)

C. Butirofenon - Haloperidol (Haldol,

Serenace)

Antipsikotik

(atipical)

A. Benzamide - Sulpiride (Dogmatil)

B. Dibenzodiazepin - Clozapin (clorazil)

- Olanzapine (Zyprexa)

- Quetiapine (Seroquel)

C. Benzodiazepin - Risperdidon (Risperidal)

II. Antiansietas A. Benzodiazepine Diazepam, bromazepam,

lorazepam, klordiazepoksid,

oxasolam, alprazolam,

klorazepat, klobazam

B. Non Benzodiazepin Buspirone (Buspar, Tms-Q,

Xiety)

Sulpiride (Dogamatil-50)

Hidrozine (Iterax)

III. Antidepresi A.Tricyclic compound Amitriptylin

(Amitriptylin)

Mipramin (Tofanil)

Clomipramin (Anatranil)

Opipramol (Insidon)

Tianeptine (Stablon)

6

Page 7: Psikofarmaka Fix

B. tetracyclic compound Maprotilin (ludionil)

Miaserin (tolvon)

Amoxapin (Asendin)

C. MAOI-Reversible Moclobemide (Aurorix)

D. SSRI (selectice

serotonin reuptake

inhibitor)

sertraline (zoloft), paroxetine

(seroxat), fluvoxamine (luvox),

fluoxetine (prozac, nopres),

citalopram (cipram)

E. Atipical antidepresan Trazodone (trazone), mitrazapin

(remeron)

IV. Anti Mania Mania akut Haloperidol (Haldol, serenance)

Carbamazepin (Tegretol)

Valproic acid (depaken)

Lithium carbonate

Profilaksis Mania Lithium carbonate

V.Anti Insomnia Benzodiazepin Nitrazepam (Mogadon)

Triazolam (Halcion)

Estazolam (Esilgan)

VI. Anti Obsesif

Kompulsive

1. Tricyclic Clomipramin (Anatranil)

7

Page 8: Psikofarmaka Fix

2. SSRI Sertraline (Zoloft), Paroxetine

(Seroxat), Fluvoxamine (Luvox),

Fluoxetine (Prozac, Nopres),

Citalopram (cipram)

VII. Antipanik 1. Tricyclic Imipramin (Tofanil)

Clomipramin (Anafranil)

2. Benzodiazepin Aprazolam

3. RIMA Meclobemide (Aurorix)

4. SSRI Sertraline (Zoloft), paroxetine

(seroxat), fluvoxamine (luvox),

fluoxetine (Prozac, No Pres),

Citalopram (Cipram)

VIII. Obat

Psikotogenik

Meskalin, Dietilamid asam

lisergat, Marihuana (ganja)

2.3.1 ANTIPSIKOTIK

Obat antipsikotik dahulu sering disebut dengan neuroleptic karena memiliki

beberapa efek samping yang memberi gambaran seperti gangguan neurologis yang

disebut pseudoneurologis, atau dikenal juga istilah major tranquillizers karena adanya

efek sedasi atau mengantuk yang berat.

Obat acuan : chlorpromazine

Penggolongan :

8

Page 9: Psikofarmaka Fix

a. Phenothiazine :

Rantai aliphatic : Chlorpromazine (Largatil), levomepromazine (Nozinan)

Rantai piperazine : perphenazine (Trilafon), trifluoperazine (Stelazine),

fluphenazine (Anatensol)

Rantai piperidine : thioridazine (Melleril)

b. Butyrophenone : haloperidol (Haldol, Serenace)

c. Diphenylbutyl-piperidine : pimozide (Orap)

d. Benzamide : sulpiride (Dogmatil)

e. Dibenzodiazepine : clozapine (Clozaril)

f. Benzisoxazole : risperidone (Risperdal)

MEKANISME KERJA ANTIPSIKOTIK

a. Antipsikotik tipikal :

Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya

pada sistem limbik dan ekstrapiramidal (Dopamine antagonis)

Hanya dapat menghilangkan gejala-gejala positif seperti : waham, halusinasi.

b. Antipsikotik atipikal :

Selain memblokade dopamine, obat ini juga memblokade serotonin (serotonin

dopamin antagonis)

Dapat mengatasi gejala positif dan negatif (afek mendatar, anhedonia, abulia)

Tabel – 1

Sediaan obat anti psikosis dan dosis anjuran.

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Chlorpromazine Largactil

(Rh-poulenc)

Promactil

(Combiphar)

Meprosetil

(Meprofam)

Tab. 25 mg

100 mg

150–600 mg / h

9

Page 10: Psikofarmaka Fix

Ethibernal

(Ethica)

Amp. 25 mg / ml

2 Haloperidol Serenace

(Searle)

Haldol

(Janssen)

Govotil

(Guardian Ph)

Haldol

Decanoas

(Janssen)

Tab. 0,5 mg, 1,5

& 5 mg

Liq. 2 mg / ml

Amp. 5 mg / ml

Tab.0,5 mg,2 mg

Tab.2 mg, 5 mg

Amp. 50 mg / ml

5– 5 mg / h

50 mg/2-4 mgg

3 Perphenazine Trilafon

(Schering)

Tab.2 mg, 4 & 8 mg 12 – 24 mg / h

4 Fluphenazine

Fluphenazine-

decanoate

Anatensol

(B-M Squibb)

Modecate

(B-M Squibb)

Tab. 2,5 mg

5 mg

Vial. 25 mg / ml

10 – 15 mg / h

25 mg/2-4 mgg

5 Levomepromazin

e

Nozinan

(Rh-poulenc )

Tab. 25 mg

Amp. 25 mg / ml

25 – 50 mg / h

6 Trifluoperazine Stelazine

(Smith–Kline)

Tab.1mg , 5 mg 10 – 15 mg / h

7 Thioridazine Melleril

(Novartis)

Tab.50mg,

100mg

150–600 mg / h

8 Sulpiride Dogmatil Forte

(Delagrange)

Amp. 50 mg / ml

Tab. 200 mg

300–600 mg / h

9 Pimozide Orap

Orap Forte

(Janssen)

Tab. 1 mg

Tab. 4 mg

1–4 mg / h

10 Risperidone Risperdal Tab. 1,2,3 mg 2 – 6 mg / h

10

Page 11: Psikofarmaka Fix

(Janssen)

11 Clozapine Clozaril

(Novartis)

Tab. 25 mg,

100 mg

25–100mg/ h

12 Olanzapin

Zyprexa

(Eli Lilly)

Tab. 5mg

10mg 10-20 mg/hr

13 Quetiapin Zeroquel

(Astra-Zeneca)

Tab. 25 mg, 100 mg,

200 mg

50-400 mg/hr

INDIKASI

1. Psikosis fungsional

Skizofrenia, manik depresif, anti cemas, antiagitasi, digunakan untuk mengatasi

hendaya dalam kemampuan menilai realitas, fungsi mental dan fungsi kehidupan

sehari-hari.

2. Psikosis yang berhubungan dengan sindrom otak organik misalnya delirium

3. Gangguan non psikiatrik : anti emetik, alergi

4. Terapi gejala putus zat akibat penggunaan narkotika sebagai obat substitusi.

KONTRAINDIKASI

Penyakit Hati (hepatotoksik)

Penyakit darah (hematotoksik)

Epilepsi (menurunkan ambang kejang)

Kelainan jantung (menghambat irama jantung)

Febris yang tinggi (termoregulator di SSP)

Ketergantungan alkohol (penekanan SSP meningkat)

Penyakit SSP (parkinson, tumor otak)

EFEK SAMPING

1. Pada Otonomik :

11

Page 12: Psikofarmaka Fix

a. Hipotensi ortostatik

b. Parasimpatolitik : mulut kering, konstipasi, retensi urine,

takikardi, midriasis

c. Endokrin : penurunan libido dan gangguan menstruasi

d. Sedasi yang besar

2. Pada neurologik :

a. Parkinsonisme (tremor, wajah topeng, pelo) pada neuroleptik potensi tinggi.

b. Akathisia : gelisah, tidak dapat mempertahankan posisi dalam

waktu lama

c. Knife Phenomenon pada otot tangan

d. Fenomena krisis akulogirik: mata berputar ke atas.

3. Hematologik : dapat terjadi agranulositosis

4. Epileptogenik : menurunkan ambang kejang, sehingga pada epilepsi dan kejang

demam harus berhati-hati pemakaiannya.

5. Ikterus : terutama pada obat tipikal (largactil) bersifat hepatotoksik

6. Berat badan yang bertambah karena retensi banyak air

7. Sindrom neuroleptik maligna : akibat reaksi idiosinkrasi dapat menyebabkan kematian

8. Tardive dyskinesia : gerakan involunter berulang pada lidah, wajah, anggota gerak

yang hilang pada waktu tidur.

Efek samping ini ada yang cepat dapat ditolerir oleh pasien, ada yang lambat dan

ada yang sampai membutuhkan obat simtomatis untuk meringankan penderitaan pasien.

Jadi dalam penggunaan obat anti-psikosis yang ingin dicapai adalah "optimal

response with minimal side effects".

Efek samping yang irreversible : tardive dyskinesia (gerakan berulang involunter

pada : lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada waktu tidur gejala

tersebut menghilang).

Efek samping ini tidak berkaitan dengan dosis obat anti-psikosis. Bila terjadi efek

ini dan diberi obat reserpine 2,5 mg/h (dopamine delpleting agent), obat antiparkinson

atau I-dopa, maka dapat memperburuk keadaan. Obat pengganti anti-psikosis yang

cukup aman adalah Clozapine 50-100 mg/h; atau obat antipsikosis generasi baru lainnya.

12

Page 13: Psikofarmaka Fix

Pada penggunaan obat anti-psikosis jangka panjang, secara periodik harus

dilakukan pemeriksaan laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi

ginjal, untuk deteksi dini perubahan akibat efek samping obat.

PEMILIHAN OBAT

Dari antara obat yang sesuai terhadap diagnosis tertentu, obat spesifik harus

dipilih menurut riwayat respons obat pasien (kepatuhan, respons terapetik, dan yang

merugikan).

Pada dasarnya semua obat anti-psikosis mempunyai efek primer (efek klinis) yang

sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping).

Anti-psikosis Mg.q Dosis (mg/h) Sedasi Otono

mik

Eks.Pr

Chlorpromazine

Thioridazine

Perphenazine

Trifluoperazine

Fluphenazine

Haloperidol

Pimozide

Clozapine

Levomepromazine

Sulpiride

Risperidone

100

100

8

5

5

2

2

25

25

200

2

150

100

8

5

5

2

2

25

50

200

2

600

900

48

60

60

100

6

75

300

1600

9

+++

+++

+

+

++

+

+

++++

++++

+

+

+++

+++

+

+

+

+

+

+

++

+

+

++

+

+++

+++

+++

++++

++

-

+

+

+

Tetapi obat yang terakhir ini paling mudah menyebabkan timbulnya gejala

ekstrapiramidal, pada pasien yang rentan terhadap efek samping tersebut perlu digantikan

dengan Thioridazine (dosis ekivalen) dimana efek samping ekstrapiramidalnya sangat

ringan. Untuk pasien yang sampai timbul "tardive dyskinesia" obat antipsikosis yang

tanpa efek samping ekstrapiramidal adalah obat generasi baru/atipikal.

13

Page 14: Psikofarmaka Fix

PENGATURAN DOSIS

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :

Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x perhari)

Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek

samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu

mengganggu kualitas hidup pasien.

Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari

sampai mencapai dosis efektif (mulai timbul peredaran sindrom psikosis)

dievaluasi setiap 2 minggu dan timbul bila perlu dinaikkan dosis optimal

diturunkan setiap 2 minggu dosis maintenance dipertahankan 6 bulan sampai 2

tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu) tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4

minggu stop.

Neuroleptika dengan dosis terapetik tinggi seperti chlorpromazine, thioridazine,

perazine) lebih baik digunakan untuk : Hiperaktivitas motorik, kegelisahan; kegaduhan;

agitasi (agresif)

Neuroleptika dengan dosis terapetik rendah seperti flufenazin, trifluoperazin,

perfenazin, haloperidol, pimozid lebih manjur untuk :

Skizofrenia seperti autisme, gangguan proses pikir, gangguan afek dan emosi.

Antipsikotik spektrum luas; untuk psikotik akut termasuk : Levomepromazine,

Klorprotixen, Tioridazin, Klorpromazin

Antipsikotik jangka panjang digunakan untuk psikotik kronik termasuk :

Haloperidol, Trifluoperazin, Flufenazin

INTERAKSI ANTIPSIKOTIK

Antipsikosis + antipsikosis lain = potensiasi efek samping obat dan tidak ada bukti

lebih efektif (tidak ada efek sinergis antara dua obat anti-psikosis).

14

Page 15: Psikofarmaka Fix

Misalnya, CPZ + reserpine = potensiasi efek hipotensif.

Antipsikosis + Antidepresan Trisiklik = efek samping antikolinergik meningkat,

(hati-hati pada pasien : glaukom, hipertrofi prostat dan penyakit jantung)

Antipsikosis + anti anxietas = efek sedasi meningkat, bermanfaat untuk kasus dengan

gejala agitasi dan gaduh gelisah yang hebat.

Antipsikosis + ECT = dianjurkan tidak memberikan obat pada pagi hari sebelum

dilakukan ECT (electro convulsive therapy) oleh karena angka mortalitas yang tinggi.

Antipsikosis + anti konvulsan = ambang konvulsi menurun, lebih besar kemungkinan

serangan kejang meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih besar

(dose-related). Yang paling minimal menurunkan ambang kejang adalah obat anti-

psikosis haloperidol.

Antipsikosis + antasida = efektivitas anti psikosis menurun karena gangguan absorpsi.

CHLORPROMAZIN

Farmakodinamik :

Susunan Saraf Pusat :

Chlorpromazine (CPZ) menimbulkan efek :

1. Sedasi dan sikap acuh terhadap lingkungan. Pemakaian yang lama dapat

menimbulkan efek sedasi.

2. Antipsikosis

3. Berkurangnya kepandaian pekerjaan tangan yang memerlukan kecekatan dan

daya pemikiran yang berulang.

4. Gangguan aktivitas motorik.

5. Gejala Parkinsonisme (karena mempengaruhi ganglia basalis) efek

ekstrapiramidal.

6. Menurunnya ambang kejang. Sehingga penggunaannya pada pasien epilepsi harus

hati-hati. (Derivat piperazin dapat diberikan secara aman pada pasien epilepsi

dengan dosis bertahap dan bersama antikonvulsan.

Otot Rangka :

15

Page 16: Psikofarmaka Fix

CPZ menimbulkan relaksasi otot skelet yang dalam keadaan spastik.

Endokrin :

Menghambat ovulasi dan menstruasi.

Kardiovaskular :

Dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Farmakokinetik :

Semua fenotiazin diabsorpsi dengan baik bila diberikan peroral maupun parenteral.

Penyebaran luas ke semua jaringan dengan kadar tertinggi di paru-paru, hati, kelenjar

suprarenal dan limpa. Setelah pemeberian CPZ dosis besar, maka masih ditemukan

ekskresi CPZ atau metabolitnya selama 6-12 bulan.

Efek Samping :

Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup aman. Efek samping berupa

gejala idiosinkrasinya mungkin timbul, seperti ikterus, dermatitis, leukopenia. Semua

derivat fenotiazin menyebabkan gejala ekstrapiramidal.

OBAT ANTI PSIKOSIS LONG ACTING

Obat anti psikosis long acting yang sering digunakan adalah :

1. Fluphenazine Decanoate/ Enanthate 25 mg/cc

2. Haloperidol decanoat 50 mg/cc

Obat long acting diberikan secara intramuskular (IM) untuk 2 sampai 4 minggu.

Obat ini sangat berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat

ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral. Sebaiknya sebelum penggunaan

parenteral sebaiknya diberikan per oral dahulu beberapa minggu untuk melihat apakah

terdapat efek hipersensitivitas.

Pemberian anti psikosis "long acting" hanya untuk terapi stabilitas dan

pemeliharaan (maintenance therapy/rumatan) terhadap kasus skizofrenia.

16

Page 17: Psikofarmaka Fix

Sebanyak 15-25% kasus menunjukkan toleransi yang baik terhadap efek samping

ekstrapiramidal.

1. HALOPERIDOL

Haloperidol adalah obat antipsikosis yang kuat. Nama dagang : haldol decanoas

haloperidol 50 mg/ml. Digunakan sebagai terapi rumatan untuk psikosis. Dosis inisial

50-100 mg.

Haloperidol sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal/sindroma parkinson;

dimana gejalanya berupa :

- Wajah seperti topeng (kekakuan)

- Tremor

- Suara seperti pelo (susah didengar)

- Hipersalivasi

- Jalan seperti robot.

Tindakan untuk mengatasi dengan tablet trihexyphenidyl (artane) 3-4x2 mg/hr,

sulfas atropin 0,50-0,75, mg (IM).

Haloperidol selain antipsikotik dapat digunakan sebagai antianxietas dengan dosis

rendah dimana 100 CPZ setara dengan 1-1/2 - 2 1/2 mg haloperidol.

Rapid Neuroleptization

Haloperidol 5-10 mg (im) dapat diulangi setiap 30 menit, dosis maksimum adalah

100 mg dalam 24 jam. Biasanya dalam 6 jam sudah dapat mengatasi gejala-gejala akut

dari sindrom psikosis.

Kontra indikasi :

- Penyakit hati

- Hematologi

- Epilepsi

- Kelainan jantung

- Febris yang tinggi

- Penyakit SSP (parkinson, tumor otak)

17

Page 18: Psikofarmaka Fix

- Ketergantungan alkohol

- Kesadaran makin memburuk.

1. FLUPHENAZINE DECANOATE

Nama dagang Modecate dalam bentuk vial 25 mg/ml. Dimana dosis anjuran 25 mg/2-4

minggu.

Indikasi : untuk berbagai manifestasi skizofrenia.

Kontra indikasi : kerusakan otak subkortikal, keadaan koma, anak usia 12 tahun ke

bawah, hipersensitivitas.

Fluphenazine mempunyai 3 bentuk :

1. HCL = oral

2. Enantat (injeksi) long acting

3. Dekanoat (long acting)

ANTIPSIKOSIS ATIPIKAL

Indikasi pengobatan dari obat antipsikotik atipikal antara lain :

Sindrom psikosis

Sindrom psikosis fungsional, misalnya : skizofrenia, psikosis paranoid

Sindrom psikosis organik, misalnya : demensia, intoksikasi alkohol

Indikasi spesifik, misalnya : efektif untuk menurunkan gejala negatif skizofrenia dan

terapi pasien skizofrenia yang tidak berespons dengan obat antipsikotik konvensional.

A. CLOZAPINE

18

Page 19: Psikofarmaka Fix

Clozapine adalah obat antipsikotik dari jenis yang baru. Jarang disertai dengan

efek samping yang mirip parkinsonisme dibandingkan antipsikotik konvensional. Bekerja

terutama dengan aktivitas antagonisnya pada reseptor dopamin tipe 2 (D2). Clozapine

efektif terhadap gejala negatif skizofrenia dibandingkan antipsikotik konvensional.

Clozapine disertai agranulositosis pada kira-kira 1 sampai 2 persen dari semua pasien.

Memerlukan monitoring hematologis setiap minggu pada pasien yang diobati dengan

clozapine.

Farmakokinetik

Clozapine cepat diabsorpsi dari saluran gastrointestinal (GI). Kadar puncak dalam

plasma dicapai dalam 1 - 4 jam (rata-rata 2 jam). Clozapine dimetabolisme secara

lengkap, dengan waktu paruh antara 10 dan 16 jam (rata-rata 12 jam). Kadar stabil

dicapai dalam tiga sampai empat hari dengan dosis dua kali sehari. Metabolit diekskresi

dalam urin dan feses.

Farmakodinamik

Clozapine memiliki potensi yang jauh lebih tinggi sebagai antagonis pada resptorD1,

serotonin tipe 2 (5-HT), dan noradrenergik alfa (khususnya a1). Selain itu clozapine

memiliki aktivitas antagonis pada reseptor muskarinik dan histamin tipe 1 (H1) dan

memiliki afinitas yang tinggi untuk reseptor dopamin tipe 4 (D4).

Indikasi Terapeutik

Indikasi satu-satunya yang diusulkan oleh FDA untuk clozapine adalah sebagai terapi

untuk skizofrenia resisten terapi, Tardive dyskinesia parah atau kepekaan khusus

terhadap efek samping ekstrapiramidal dari obat antipsikotik standar. Berbeda dengan

antipsikotik konvensional clozapine dapat mengobati pergerakan, gangguan skizoafektif,

gangguan bipolar I yang parah, kepribadian ambang dan pasien dengan penyakit

parkinson.

Efek samping

19

Page 20: Psikofarmaka Fix

Ciri clozapine yang membedakannya dari antipsikotik standar adalah tidak adanya efek

merugikan ekstrapiramidal. , tidak mempengaruhi sekresi prolaktin, dan tidak

menyebabkan galaktorea.

Dua efek merugikan yang paling serius dari clozapine adalah :

- Agranulositosis

Dengan monitoring klinis yang cermat terhadap kondisi hematologis pasien yang

diobati dengan clozapine akhirnya dapat mencegah kematian dengan mengenali secara

awal gangguan hematologis dan menghentikan pemakaian clozapine. paling sering

terjadi dalam enam bulan pertama. Peningkatan usia dan jenis kelamin wanita

merupakan faktor risiko tambahan untuk perkembangan agranulositosis akibat

clozapine.

- Kejang

Terapi phenobarbital (luminal) dapat diberikan untuk mengatasi kejang dan clozapine

dapat dimulai kembali pada kira-kira 50 persen dosis sebelumnya. Selanjutnya

dinaikkan kembali secara bertahap.

Carbamazepine (Tegretol) tidak boleh digunakan dalam kombinasi dengan clozapine

karena hubungannya dengan agranulositosis.

Efek samping lainnya adalah :

- Efek Kardiovaskular

Takikardia, hipotensi, dan elektroensefalogram (EEG) berhubungan dengan terapi

clozapine menunjukkan terjadinya takikardia, karena inhibisi vagal. Keadaan ini dapat

diobati dengan antagonis adrenergik yang bekerja perifer. Efek hipotensif clozapine

cukup parah, sehingga menyebabkan episode sinkop, bilamana dosis awal melebihi 75

mg sehari.

- Sedasi, kelemahan, penambahan berat badan, berbagai gejala GI (paling sering adalah

konstipasi), efek antikolinergik, dan demam. Sedasi paling sering terjadi pada awal

terapi dan efek sedasi siang hari dapat diturunkan dengan memberikan sebagian besar

dosis clozapine pada malam hari. Obat ini dapat diekskresikan dalam air susu,

sehingga tidak boleh digunakan oleh ibu yang menyusui.

Interaksi Obat

20

Page 21: Psikofarmaka Fix

Clozapine tidak boleh digunakan dengan salah satu obat lain yang disertai dengan

perkembangan agranulositosis atau supresi sumsum tulang. Obat-obatan tersebut adalah

carbamazepine, propylthiouracil, sulfonamide dan captopril (Capoten)

Depresan sistem saraf pusat, alkohol, atau obat trisiklik yang diberikan bersama dengan

clozapine dapat meningkatkan resiko kejang, sedasi, dan efek jantung.

Pemberian bersama benzodiazepin dan clozapine dapat berhubungan dengan

peningkatann insidensi hipotensi ortostatik dan sinkop.

Titrasi dan Dosis

Clozapine tersedia dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg. Satu mg clozapin ekuivalen

dengan kira-kira 1,5 sampai 2 mg chlorpromazine.

Dosis awal biasanya 25 mg satu atau dua kali sehari. Dosis awal konservatif adalah 12,5

mg dua kali sehari. Dosis selanjutnya dapat dinaikkan bertahap (25 mg sehari tiap dua

atau tiga hari) sampai 300 mg sehari dalam dosis terbagi, biasanya dua atau tiga kali

sehari.

Peningkatan dosis secara bertahap diharuskan, terutama karena potensi perkembangan

hipotensi, sinkop, dan sedasi. Efek merugikan tersebut biasanya dapat ditoleransi oleh

pasien jika titrasi dosis dilakukan.

B. RISPERIDONE

Risperidone adalah benzisoxazole pertama yang diperkenalkan di Amerika Serikat untuk

terapi Skizofrenia. Afinitasnya bermakna untuk reseptor D2, selain itu, risperidone

merupakan antagonis yang lipoten untuk reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2)

Farmakokinetik

Risperidone diabsorpsi cepat setelah pemberian oral, mencapai kadar puncak kira-kira

satu jam setelah pemberian, dan memiliki waktu paruh plasma kira-kira 24 jam.

Farmakodinamik

21

Page 22: Psikofarmaka Fix

Risperidone memiliki afinitas yang bemakna untuk reseptor D2 dan merupakan antagonis

yang poten untuk reseptor serotonin tipe 2 (5-HT 2).

Efek pada organ dan sistem spesifik

Risperidone tidak mempunyai efek merugikan dari segi neurologis dan efek merugikan

lainnya lebih sedikit dibandingkan obat lain dalam kelas ini.

Indikasi terapeutik

Indikasi terapeutik risperidone hampir sama dengan clozapine yaitu untuk terapi

skizofrenia yang resisten terhadap terapi dengan antipsikotik konvensional.

Efek samping

Efek samping seperti sedasi, otonomik dan ekstrapiramidal pada risperidone lebih ringan

dibanding dengan obat antipsikotik konvensional lainnya.

C. OLANZAPINE

Farmakokinetik

Olanzapine mencapai level puncak di dalam plasma dalam waktu 6 jam dan waktu

paruhnya kira-kira 30 jam

Indikasi Terapeutik

Pengobatan skizofrenia yang resisten dan dapat digunakan untuk mengurangi gejala

negatif dan agitasi.

Efek Samping

Efek samping antikolinergik seperti konstipasi dan mulut kering meningkat berhubungan

erat dengan dosis yang digunakan. Tidak menyebabkan leukopeni/agranulositosis seperti

pada clozapine. Olanzapin menunjukkan peningkatan hepatik transaminase (ALT, AST,

GGT) dosis dependen dan menunjukkan gejala ekstrapiramidal.

22

Page 23: Psikofarmaka Fix

D. QUETIAPINE

Farmakokinetik

Quetiapine secara cepat diabsorbsi sesudah diminum, mencapai konsentrasi puncak di

plasma dalam waktu 1,5 jam, dimetabolisme oleh hepar. Dengan waktu paruh 6 jam yang

terdapat di dalam batas dosis klinik yang dianjurkan.

Efek Samping

Hipertensi

Quetiapine mungkin dapat menyebabkan hipertensi ortostatik dengan gejala-gejala

kedinginan, takikardi dan pada beberapa pasien terjadi sinkop, khususnya selama

periode pemberian dosis inisial.

Katarak

Liver Secara asimtomatik, trasien dan reversibel meningkatkan serum transaminase

(terutama ALT).

Efek samping lainnya adalah somnolen, gejala ekstrapiramidal, dan NMS.

V. ANTI ANSIETAS

Psycholeptics, minor tranquillizers, anxiolytics, antianxiety drugs, ansiolitika.

Obat acuan : diazepam/chlordiazepoxide.

A. BENZODIAZEPIN

Benzodiazepin yang dianjurkan sebagai antiansietas adalah : klordiazepoksid,

diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam dan halozepam.

Sedangkan klorazepam dianjurkan untuk pengobatan panic disorder.

Benzodiazepin pengaplikasiannya sangat luas, karena mempunyai efek ansiolitik,

hipnotik, sedasi, relaksasi otot, dan antikonvulsi dengan potensi yang berbeda-beda.

23

Page 24: Psikofarmaka Fix

Golongan benzodiazepin yang dianjurkan sebagai anti ansietas ialah sebagai berikut :

No. Nama generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DIAZEPIN

(kimia farma)

LOVIUM

(phapros)

MENTALIUM

(Soho)

PARALIUM

(Profa)

PROZEPAM

(Meprofarm)

SIESOLID

(Dumex)

TRANKISON

(comiphar)

VALIDEX

(Dexamedico)

VALISANBE

(Sanbe)

VALIUM

(Roche)

Tab 2-5 mg

Tab 2 – 5 mg

Tab 2–5–10 mg

Tab 2 – 5 mg

Amp 10mg/2 cc

Caplet 2-5 mg

Tab 2 – 5 mg

Amp10mg/22cc

Rectaltube5mg/12,5

cc

Tab 2-5 mg

Tab 2-5 mg

Tab 2-5 mg

Tab 2-5 mg

Amp 10mg/2 cc

Oral

10 – 30 mg/hr

2 – 3 x sehari

Parenteral :

I.V/I.M

2-10 mg perkali

setiap 3-4 jam

< 10 kg/bb= 5 mg

>10kg/bb= 10 mg

2. Chlordiazepoxi

de

CETABRIUM

(Soho)

ARSITRAN

(Meprufarm)

Drg. 5 – 10 mg

Tab 5 mg

15 – 30 mg/hr

2-3 x sehari

24

Page 25: Psikofarmaka Fix

TENSINYL

(Medicham)

Cap 5 mg

3. Lorazepam ATIVAN

(Wyeth)

RENAQUIL

(Fahrenheit)

Tab0,5–1–2 mg

Tab 1 mg

2 – 3 x 1 mg/h

4. Clobazam FRISIUM

(Hoechst)

Tab 10 mg 2 – 3 x 10 mg/h

5. Bromazepam LEXOTAN

(Roche)

Tab1,5–3–6 mg 3 x 1,5 mg/h

6. Oxazolam SERENAL–10

(Sankyo)

drg. 10 mg 2 – 3 x 10 mg/h

7. Clorazepate TRANXENE

5 – 10

(Kenrose)

Tab 5 – 10 mg 2 – 3 x 5 mg/h

8. Alprazolam XANAX

(Up John)

Tab 0,25–0,5–

1 mg

3 x 0,25 – 0,5 mg/h

9. Prazepam CAVIPAX

(Parke-Davis)

Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/h

Farmakokinetik

Benzodiazepin diabsorbsi secara lengkap dalam bentuk utuh dari saluran gastrointestinal,

kecuali clorazepate (tranxene). Onset efek yang cepat (lipid soluble) untuk menenangkan

suatu episode ledakan kecemasan atau untuk tidur dengan cepat. Rentang waktu untuk

mencapai kadar puncak plasma adalah sampai 3 jam.

Farmakodinamik

Benzodiazepin berkaitan dengan tempat spesifik pada reseptor GABA dan menyebabkan

peningkatan afinitas reseptor GABA untuk neurotransmiternya.

Indikasi

25

Page 26: Psikofarmaka Fix

1. Kecemasan

Gangguan kecemasan umum, gangguan penyesuaian dengan kecemasan dan

kecemasan patologis yang tidak semestinya berhubungan dengan peristiwa

kehidupan.

2. Insomnia

Flurazepam, temazepam, quazepam, estazolam dan triazolam adalah benzodiazepin

yang diizinkan untuk digunakan sebagai hipnotik. Flurazepam memiliki waktu paruh

terpendek, estazolam menghasilkan onset tidur yang cepat dan efek hipnotik selama

6-8 jam. Semua benzodiazepin menghasilkan penurunan sedang tidur gerakan mata

cepat (REM = Rapid Eye Movement).

3. Depresi

Alprazolam memiliki efek anti depresan yang sama dengan obat trisiklik tapi tidak

efektif untuk pasien rawat inap dengan depresi yang serius. Dosis awal : 1-1,5 mg

sehari dan harus ditingkatkan 0,5 mg sehari dengan interval tiap 3 sampai 4 hari.

Dosis maksimal 4-5 mg sehari.

4. Gangguan Panik dan fobia sosial

Untuk dua gangguan kecemasan, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia dan

fobia sosial, alprazolam dan clonazepam adalah efektif.

5. Gangguan Bipolar I

Clonazepam adalah efektif dalam penatalaksanaan episode manik.

6. Akathisia

7. Indikasi Psikiatrik Lain

Chlordiazepoxide untuk menangani gejala putus alkohol, lorazepam (IM) untuk

menangani agitasi akibat zat kecuali amfetamin.

Efek Samping

Mengantuk, rasa pusing, ataksia

Amnesia anterograd

Toksisitas

Konfusi, bicara cadel, ataksia, mengantuk, dispnea, hiporefleksia

26

Page 27: Psikofarmaka Fix

Triazolam menyebabkan perilaku agresif. Obat tersebut sebaiknya digunakan

sebagai terapi insomnia jangka pendek.

Benzodiazepin dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien dengan

penyakit paru-paru obstruksi kronis dan apnea tidur.

Benzodiazepin diberikan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat,

gangguan kongnitif, penyakit ginjal, penyakit hati, porphiria, depresi SSP dan

Miastenia gravis.

Selama kehamilan tidak dianjurkan karena bersifat teratogenik dan pemakaian

benzodiazepin pada trimester ketiga dapat mencetuskan gejala putus obat pada

neonatus.

Dosis dan Pemberian

Benzodiazepin harus dimulai pada dosis rendah, dan pasien harus diberitahukan tentang

sifat sedatif dari obat dan kemungkinan penyalahgunaannya.

Penghentian Terapi

Sindrom putus benzodiazepin dapat terjadi jika pasien menghentikan benzodiazepin

secara tiba-tiba. Sindrom putus benzodiazepin terdiri dari kecemasan, ketegangan,

diaforesis, kegelisahan, iritabilitas, kelelahan, perasaan melayang, tremor, insomnia dan

kelemahan.

B. Non Benzodiazepine

Golongan non-benzodiazepine yang dianjurkan sebagai anti ansietas adalah sebagai

berikut :

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Sulpiride DOGMATIL

(Soho)

Cap 50 mg

Cap 200 mg

100 – 200 mg/h

2 Buspirone BUSPAR Tab 10 mg 15 – 30 mg/h

27

Page 28: Psikofarmaka Fix

(Britol-Myers)

TRANS-Q

(Guardian-Ph)

Tab 10 mg

3 Hidroxyzine ITERAX

(UCB Pharma)

Cap 25 mg 3 x 25 mg/hr

Efek samping dari golongan ini berbeda dengan benzodiazepin, yaitu:

1. tidak ada gangguan memori dan psikomotor

2. tidak ada interaksi dengan alkohol

3. tidak ada potensiasi untuk penyalahgunaan

4. tidak ada laporan terjadinya ketergantungan/dependency

5. tidak ada withdrawal dan rebound anxiety

6. tidak mengganggu kognitif

7. tidak ada fenomena disinhibisi

Interaksi Obat

1.Benzodiazepine + depresi SSP (phenobarbital, alkohol, obat antipsikosis, anti depresi,

opiates) ---> potensiasi efek sedasi dan penekanan pusat nafas, risiko timbulnya

“respiratory failure”.

2.Benzodiazepine + stimulan SSP (amphetamine, caffeine, appetite suppressants) =

antagonis efek antiansietas, efek benzodiazepine menurun.

3.Benzodiazepine + neuroleptika = manfaat efek klinis dari benzodiazepine mengurangi

kebutuhan dosis neuroleptika, sehingga risiko efek samping neuroleptika berkurang.

Perhatian Khusus

I. Kontra-indikasi :

a. Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepine

b.Myasthenia gravis

c. Chronic renal or hepatic disease

II. Gejala overdosis/intoksikasi :

a. Kesadaran menurun, lemas, jarang yang sampai dengan coma

28

Page 29: Psikofarmaka Fix

b.Pernafasan, tekanan darah, denyut nadi menurun sedikit

c. Ataksia, disartria, “confusion”, reflek fisiologis menurun.

d. Terapi suportif : tata-laksana terhadap “Respiratory Depression” dan

“Shock”.

e. Terapi kausal : “Benzodiazepine antagonist”

VI. OBAT ANTI DEPRESI

Thymoleptics, psychic energizers, anti depressants, antidepresan.

Obat acuan : amitriptyline

Penggolongan :

a. Tricyclic compound : amitriptyline (amitriptyline), imipramine (tofranil),

clomipramine (anafranil), amineptine (survector), opipramol (insidon).

b. Tetracyclic compound : maprotiline (ludiomil), mianserin (tolvon), amoxapine

(asendin).

c. Mono-Amine-Oxydase Inhibitor (MAOI) : moclobemide (aurorix).

d. Selective aserotonin re-uptake inhibitor (SSRI) : sertraline (zoloft), paroxetine

(seroxat), fluvoxamine (prozac, nopres).

e. Atypical antidepresants : trazodone (trazone).

SEDIAAN OBAT ANTI-DEPRESI dan DOSIS ANJURAN

(yang beredar di Indonesia menurut IIMS Vol. 30-2001)

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Amitriptyline AMITRIPTYLINE

(Indofarma)

Drag 25 mg 75 – 150 mg/h

2. Amoxapine ASENDIN Tab 100 mg 200 – 300mg/h

29

Page 30: Psikofarmaka Fix

(Lederle)

3. Tianeptine STABLON

(Servier)

Tab 12,5 mg 25 – 50 mg/h

4. Clomipramine ANAFRANIL

(Novartis)

Tab 25 mg 75 – 10 mg/h

5. Imipramine TOFRANIL

(Novartis)

Tab 25 mg 75 – 10 mg/h

6. Moclobemide AURORIX

(Roche)

Tab 150 mg 300 – 600 mg/h

7. Maprotiline LUDIOMIL

(Novartis)

Tab 10 mg

Tab 25 mg

Tab 50 mg

Tab 75 mg

75 – 150 mg/h

8. Mianserin TOLVON

(Organon)

Tab 10 mg

Tab 30 mg

30 – 60 mg/h

9. Opipramol INSIDON

(Novartis)

Tab 50 mg 50 – 150 mg/h

10. Sertraline ZOLOFT

(Pfizer)

Tab 50 mg 50 – 100 mg/h

11. Trazodone TRAZONE

(Kalbe)

Tab 50 mg

Tab 100 mg

100 – 200 mg/h

12. Paroxetine SEROXAT

(Smith-Kline)

Tab 20 mg 20 – 40 mg/h

13. Fluvoxamine LUVOX

(Solvaly

Pharma)

Tab 50 mg 50 – 100 mg/h

30

Page 31: Psikofarmaka Fix

14. Fluoxetine PROZAC

(Ely Lily)

NOPRES

(Dexa Medica)

ANDEP

(Medikon)

ANTIPRESTIN

(Pharos)

Cap. 20 mg

Caplet 20 mg

Cap 20 mg

Cap. 10-20 mg

20 – 40 mg/h

Indikasi Penggunaan

Gejala sasaran (target syndrome) : Sindrom depresi

Butir-butir diagnostik sindrom depresi :

Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :

1. Rasa hati yang murung

2. Hilang minat dan rasa senang

3. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan

Keadaan diatas disertai gejala-gejala

1. Penurunan konesntrasi pikiran dan perhatian

2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri

3. Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi

4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan

5. Gagasan atau tindakan mencederai diri/bunuh diri

6. Gangguan tidur

7. Pengurangan nafsu makan

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala : penurunan

kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

Efek Samping

31

Page 32: Psikofarmaka Fix

- Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,

kemampuan kognitif menurun, dll).

- Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus

takikardia, dll).

- Efek anti adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)

- Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia).

Toksisitas

Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat timbul “Atropine Toxic Syndrome”

dengan gejala: eksitasi SSP, delirium, disorientation).

Tindakan untuk keadaan tersebut :

- Gastric lavage (hemodialis tidak bermanfaat oleh karena obat trisiklik bersifat “protein

binding”, forced diuresis juga tidak bermanfaat oleh karena “renal excretion of free

durg” rendah)

- Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi konvulsi

- Prostigmine 0,5-1,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik (dapat diulangi

setiap 30’-45’ sampai gejala mereka)

- Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung.

Interaksi Obat

- Trisiklik + Haloperiodol/Phenothiazine = mengurangi kecepatan eksresi dan Trisiklik

(kadar dalam plasma meningkat). Terjadi potensiasi efek antikolinergik (ileus

paralitik, disuria, gangguan absorbsi).

- SSRI/TCA + MAOI = Serotonin Malignnat Syndrom dengan gejala-gejala:

gastrointestinal distress (mual, muntah, diare), agitation (mudah-marah, ganas)

restlessness (gelisah).

- MAOI + “sympathomimetic drugs” (phenylpropanolamine, psuedoephedrine pada

obat flu/asma, noradrenalin pada anestsi lokal, derivat amfetamin, I-dopa) = efek

potensiasi yang dapat menjurus ke Krisis Hipertensi (acute paroxysmal hypertension),

dimana ada risiko terjadinya serangan stroke.

32

Page 33: Psikofarmaka Fix

- MAOI + senyawaan mengandung “tyramine” (keju, anggur, dll) = dapat terjadi krisis

Hipertensi (“Hypertensive Crisis”) dengan risiko serangan stroke pada pasien usia

lanjut.

- Obat anti-depresi + “CNS Depressnats’ (morphine, benzodiazepine, alcohol, dll) =

potensiasi efek sedasi dan penekanan terhadap pusat napas, risiko timbulnya

“respiratory failure”.

CARA PENGGUNAAN

Pemilihan Obat

Nama Obat Antikolinergik Sedasi Hipotensi Ort Ket

Amitriptyline +++ +++ +++ +++ =

Imipramine +++ ++ ++ Berat

Clomipramine ++ ++ + ++ =

Trazodone + +++ + Sedang

Mirtazapine + +++ + + =

Maprotiline + ++ + Ringan

Mianserin + ++ + +/- =

Amoxapine + + ++ Tidak ada

Tianeptine +/- +/- +/- /minimal

Moclobemide +/- +/- + sekali

Sertraline +/- +/- +/-

Paroxetine +/- +/- +/-

Fluvoxamine +/- +/- +/-

Fluoxetine +/- +/- +/-

Citalopram +/- +/- +/-

33

Page 34: Psikofarmaka Fix

- Pemilihan jenis obat anti-depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek

samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien (usia, penyakit fisik

tertentu, jenis depresi).

- Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada Sindrom Depresi Ringan

dan Sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan kesehatan umum,

pemilihan obat anti depresi sebaiknya mengikuti urutan (step care) :

Step 1 : Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline, etc)

Step 2 : Golongan Trisiklik (Amitriptyline, etc)

Step 3 : Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, etc)

Golongan “atypical” (Trazodone, etc)

Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)

Kontra Indikasi

- Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia lanjut

- Glaukoma, retensi urin, hipertrofi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi

- Pada penggunaan obat lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar thyroid

- Wanita hamil dan menyusui

VII. OBAT ANTI MANIA

Beberapa obat anti mania di bawah ini diantaranya adalah :

1. Lithium Carbonate

2. Carbamazepine (Tegretol)

3. Valproate (Depakene)

4. Benzodiazepine (Clonazepam)

5. Inhibitor Saluran Kalsium

A. LITHIUM CARBONATE

Lithium (Eskalith, Lithobid) adalah terapi profilaksis jangka pendek yang paling

sering digunakan untuk gangguan bipolar I.

34

Page 35: Psikofarmaka Fix

Lithium diabsorbsi seluruhnya oleh saluran gastrointestinal. Kadar puncak serum dicapai

dalam 1 sampai 11/2 jam untuk preparat standar dan dalam 4 sampai 41/2 jam untuk

preparat lepas lambat. Waktu paruh Lithium kira-kira 20 jam, dan keseimbangan tercapai

setelah lima sampai tujuh hari setelah asupan yang teratur. Lithium hampir seluruhnya

dieliminasi oleh ginjal.

Indikasi Terapeutik

Lithium telah terbukti efektif sebagai terapi jangka pendek dan sebagai profilaksis

gangguan bipolar I, juga harus dianggap sebagai terapi potensial pada pasien dengan

gangguan siklotimik yang parah.

Efek Samping

Efek merugikan terapi Lithium yang paling sering adalah gangguan lambung,

penambahan berat badan, tremor, kelelahan, gangguan kognitif ringan, poliuria,

menyebabkan penurunan konsentrasi hormon tiroid, efek dermatologis yang paling

banyak adalah erupsi akneiform, folikularis, dan makulopapular; ulserasi pratibialis,

pemburukan psoriasis dan alopesia.

Interaksi Obat

Lithium + diuretika Thiazide = dapat meningkatkan konsentrasi serum Lithium

sebanyak 50% resiko intoksikasi menjadi besar, sehingga dosis Lithium harus

dikurangi 50% agar tidak terjadi intoksikasi.

ACE Inhibitors + Lithium = dapat meningkatkan konsentrasi serum Lithium sehingga

menimbulkan gejala intosikasi.

Haloperidol + Lithium = efek neurotoksis bertambah (dyskinesia, ataxia), tetapi efek

neurotoksis tidak tampak pada penggunaan kombinasi Lithium dengan Haloperidol

dosis rendah (kurang dari 20 mg/h). Keadaan yang sama untuk Lithium +

Carbamazepine

NSAID (sebagai contohnya Indomethacin, Ibuprofen) + Lithium = dapat

meningkatkan konsentrasi serum Lithium, sehingga risiko intoksikasi menjadi besar.

35

Page 36: Psikofarmaka Fix

Laboratorium

Sebelum dan selama penggunaan obat anti-mania Lithium Carbonate perlu dilakukan

pemeriksaan Laboratorium secara periodic

B. CARBAMAZEPINE

Carbamazepine (Tegretol) adalah suatu obat iminodiabenzyl, dan disetujui digunakan

untuk terapi epilepsi lobus temporalis dan neuralgia trigeminalis

Indikasi Terapeutik

Carbamazepine adalah efektif dalam profilaksis episode manik maupun depresif pada

gangguan bipolar I jika digunakan untuk terapi profilaksis. Efektif pada beberapa pasien

yang tidak responsif terhadap lithium, seperti pasien dengan mania disforik, perputaran

cepat, atau riwayat gangguan suasana perasaan dalam keluarga yang negatif.

Efek Samping

Diskrasia darah, hepatitis, dan dermatitis eksfoliatif, efek gastrointestinal dan sistem saraf

pusat.

Interaksi Obat

- Pemberian bersama lithium, obat antipsikotik, verapamil (Calan), atau nifedipine

(Procardia) dapat mencetuskan efek merugikan sistem saraf pusat akibat

carbamazepine.

- Carbamazepine dapat menurunkan konsentrasi kontrasepsi oral dalam darah

Laboratorium

- Penurunan hormon tiroid (thyroxine [T4], T4 bebas, dan triiodothyronine [T3] tanpa

disertai peningkatan thyroid-stimulating hormone (TSH).

- Peningkatan kolesterol total darah

- Hasil positif palsu pada tes kehamilan.

36

Page 37: Psikofarmaka Fix

Efek samping

Agranulositosis dan anemia aplastik.

C. VALPROATE

Valproate (depakene), juga dinamakan valproic acid (karena obat dengan cepat diubah

menjadi bentuk asam di dalam lambung). Efektif dalam terapi ganguan bipolar I.

Walaupun lithium (Eskalith) masih dianggap sebagai obat pilihan pertama dalam terapi

gangguan bipolar I, banyak klinisi menganggap valproate sama dalam kemanjuran dan

keamanannya dibandingkan carbamazepine sebagai obat pilihan kedua.

Indikasi Terapetik

Valproate adalah efektif dalam terapi profilaksis episode depresif pada pasien gangguan

bipolar I.

Efek Samping

- Mual, muntah dan diare

- Penambahan berat badan

- Tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau menyusui

- Hepatotoxic

37

Page 38: Psikofarmaka Fix

BAB III

KESIMPULAN

Terapi obat didefinisikan sebagai suatu untuk mengkoreksi perilaku, pikiran, atau

mood yang patologis dengan zat kimia.

Obat harus digunakan dalam dosis efektif untuk periode waktu yang cukup.

Respon terapi dan timbulnya efek samping harus dimonitor dengan ketat. Dosis obat

harus disesuaikan, dan terapi sesuai terhadap timbulnya efek samping.

Berdasarkan penggunaan klinis, psikotropika dibagi menjadi beberapa golongan,

berdasarkan :

kesamaan efek terhadap supresi gejala sasaran

kesamaan dalam susunan kimiawi obat

kesamaan dalam mekanisme kerja obat

Obat yang sudah masuk golongan tertentu , dapat juga masuk ke golongan lain

sesuai dengan efek klinisnya yang berbeda, yaitu :

1. Antipsikosis (Major Tranquilizer, Neuroleptika)

2. Antiansietas (Minor Tranquilizer, Antineurosis)

3. Antidepresan

4. Antimania

5. Anti Insomnia

6. Anti Obsesif-Kompulsif

7. Antipanik

8. Psikotogenik (psikotomimetik, psikodisleptik,halusinogenik)

Harus diingat dan dipertimbangkan penggunaan khusus seperti pada anak-anak

dimulai dengan dosis minimal, pada pasien lanjut usia diawali dengan dosis rendah

karena metabolisme tubuh lebih lambat. Obat psikotropika tidak dapat diberikan pada

wanita hamil dan menyusui mengingat efek teratogenik dan terdapatnya zat pada ASI.

DAFTAR PUSTAKA

38

Page 39: Psikofarmaka Fix

1. Kaplan & Sadock. Sinopsis Psikiatri. edisi X. (Benjamin J. Sadock, MD, Virginia

Alcott Sadock, MD . Jakarta, 2007. Hal. 975-1117, 1318-1325

2. Rusdi Maslim, dr., Sp.KJ. Panduan Praktis Penggunaan Kinis Obat Psikotropik

(Psychotropic Medication), edisi ketiga, 2002.

3. Andreasen, Nancy C, MD, PhD. Introductory Textbook Of Psychiatry. Third edition.

London. 2001. hal 709-757

4. http://www.aafp.com/ antidepressants Update On New Agents And Indications.

5. http://www.wikipedia.com/ Chlorpromazine

6. http://www.aafp.com/ Mirtazapine A Newer Antidepressant

7. http://www.aafp.com/ Carbamazepine For Acute And Chronic Pain

8. http://www.wikipedia.com / Xanax (Aprazolam) Drug Description

9. http://www.aafp.com/ Appropriate use Of Psychotropic Drug In Nursing Homes

39