proyek komputerisasi pemilu 2004

Upload: bambang-triraharjo

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Proyek Komputerisasi Pemilu 2004

    1/3

     

    Proyek Komputerisasi

    Pemilu 2004 

    Tugas 1 MPTI C (contoh proyek TI di dunia) Helmi Setiawan (5210100159)

  • 8/17/2019 Proyek Komputerisasi Pemilu 2004

    2/3

    Komputerisasi Pemilu Tahun 2004 

    Saat ini Internet telah dikenal luas dan mendapatkan manfaat yang besar bagi banyak penguna,

    saat ini penentuan demokrasi kita yaitu Pemilu 2004 dapat ngak memanfaatkan internet, Teknologi

    informasi berperan besar dalam pemilihan umum (pemilu). Sistem komputasi suara pemilih dan

    komunikasi data telah terlihat sejak Pemilu 1982. Teknologi ini, baik dalam hal kecepatan perhitungan

    dan pengiriman informasi data maupun sistem pengamanannya, dikembangkan sesuai dengan tuntutan

    yang semakin tinggi.

      Pemilu 1987, misalnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggunakan sistem komputer 16

    megabyte. Ketika itu, suara pemilih diberikan hanya kepada tiga partai yang ada. Perolehan

    suara per partai dari tempat pemungutan suara (TPS) kemudian dikumpulkan di provinsi lalu

    diteruskan ke KPU di Jakarta.

     

    Pada Pemilu 1997, pemasukan data suara pemilih ke komputer telah dilakukan ditingkatprovinsi dan pengirimannya ke KPU dilakukan oleh PT Telkom melalui jaringan

    Telkomnet. 

      Pada Pemilu 1999-dicapai kemajuan dalam proses komputasi. Kali ini data suara dimasukkan

    dalam komputer di tingkat kabupaten. Sementara itu, pengirimannya menggunakan sarana

    komunikasi yang dimiliki Bank BRI dan Bank BNI. 

      Pada sistem komputerisasi KPU pada Pemilu 1999 digunakan konsep jaringan Sistem Komunikasi

    Haji Terpadu (Siskohat). Sistem ini bisa menangani 100.000 transaksi per hari yang file-nya lebih

    besar dibandingkan dengan file suara hasil pemilu yang hanya beberapa kilobyte. Server KPU

    ketika itu menggunakan komputer IBM AS 400 yang memiliki kapasitas hard disk 40 gigabyte

    dan ROM-nya tiga gigabyte. 

    Teknologi yang dipakai 

    Pada Pemilu 2004, hasil perolehan suara telah dapat dikirim dari komputer di tingkat kecamatan

    ke komputer server di kantor KPU Jakarta. Kemudian hasil itu ditayangkan di situs web KPU dengan

    alamat www.kpu.go.id. Dengan demikian, pemilih di tiap daerah dapat memantau perolehan suara diTPS masing- masing dengan men-download data yang dimasukkan ke dalam situs tersebut. Data yang

    ditampilkan dalam situs web bukan hanya jumlah suara di tingkat kecamatan dan kelurahan, tetapi juga

    di tiap TPS.

  • 8/17/2019 Proyek Komputerisasi Pemilu 2004

    3/3

    Kronologi 

    pertama, pada setiap kecamatan terdapat banyak operator yang bekerja dengan system shift untuk memasukkan

    semua perhitungan suara dari kelurahan di setiap TPS di kecamatan tersebut,

    Kedua, data dari kelurahan dimasukkan ke sistem di kecamatan dan langsung di kirim ke KPU pusat dengan

    menggunakan VPN. Dengan demikian, diperkirakan paling lambat dalam empat hari baru diperoleh hasil akhir

    perhitungan suara. Namun, selain data yang dikirim secara online lewat jaringan Telkom dan PSN, ada data suara

    dari kecamatan terpencil dan memiliki fasilitas komputer yang dikirim lewat darat.

    Ketiga, Komputer Pusat di KPU akan melakukan pengolahan, proses hasil akhirnya diperkirakan selesai selama 2

    minggu setelah hari H. Kita dapat melihat di kpu.go.id untuk mengetahui kemajuan perkembangan proses

    perhitungan suara dan perkembangan perolehan suara.

    Sistem Keamanan Komputerisasi 

    Untuk mengantisipasi padamnya listrik, sistem komputer dilengkapi dengan UPS (uninterrupted

    power supply).

    Pada benteng terluar terdapat empat lapis sistem firewall yang akan menganalisa paket data yang masuk

    dan keluar, menggunakan antivirus untuk mencegah masuknya varian-varian virus, serta menggunakan sistem AAA

    server untuk othentikasi dan pencatatan.

    Sistem IDS juga digunakan dan admin jaringan akan bekerja siang dan malam untuk memantau

     jaringan yang suatu saat sedang “dilihat-lihat” hacker.