prospek wisata syariah di indonesia.docx

22
PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH di INDONESIA DAN PROSPEK PARIWISATA SYARIAH KE DEPAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Ekonomi Syariah Dosen Pengampu : DR. H. Didiek Ahmad Supadie, MM Nama : Khoirul Anwar NIM : 30501202500 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN SYARIAH PRODI AHWAL SYAHSIYAH 1

Upload: khoirul-anwar

Post on 21-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Makalah ekonomi Syariah

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH di INDONESIA DAN PROSPEK PARIWISATA SYARIAH KE DEPAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Ekonomi SyariahDosen Pengampu : DR. H. Didiek Ahmad Supadie, MM

Nama: Khoirul AnwarNIM : 30501202500

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN SYARIAH PRODI AHWAL SYAHSIYAH UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015

18

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSistem Ekonomi syariah sekarang ini banyak diperbincangkan di Indonesia. Banyak kalangan masyarakat yang mendesak agar pemerintah Indonesia segera mengimplementasikan sistem ekonomi islam dalam sistem perekonomian Indonesia seiring dengan hancurnya sistem ekonomi kapitalis.Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak pula gabungan dari keduanya. Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sedngkan untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga moral. Di dalam bermuamalah, islam menganjurkan untuk mengatur muamalah diantara manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba.Seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesiayang mayoritas penduduknya muslimterhadap keharusan menggunakan dan memanfaatkan produk (barang maupun jasa) yang halal dan barokah, maka peran produsen atau perusahaan-perusahaan berbasis syariah menjadi sebuah alternative masa depan yang sangat menjanjikan. Barangkali ini dianggap terlalu optimis. Tapi itulah trend yang sekarang sedang menuju ke arah sana.

B. Pokok MasalahAda beberapa hal yang akan dibahas oleh penulis terkait perkembangan Bisnis syariah di Indonesia, yaitu:1. Apakah yang dimaksud dengan bisnis syariah?2. Apa saja ruang lingkup bisnis syariah?3. Bagaimana perkembangan bisnis syariah di indonesia di masa mendatanag?4. Bagaimana prospek bisnis wisata syariah di Indonesia?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis SyariahSecara bahasa, Syariat (al-syariah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma li al istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqm). Sedang secara istilah syariah bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui Rasulullah Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman pakaian maupun muamalah (interaksi sesama manusia dalam berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.Menurut SyafiI Antonio, syariah mempunyai keunikan tersendiri, syariah tidak saja komprehensif, tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non-Muslim.[footnoteRef:2] [2: Muhammad Syakir Sula dan Hermawan kertajaya, syariah marketing, Mizan, Bandung, 2006, Hal.169]

Dengan mengacu pada pengertian tersebut, Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing.[footnoteRef:3] Pengertian yang hari lalu cenderung normatif dan terkesan jauh dari kenyataan bisnis kini dapat dilihat dan dipraktikkan dan akan menjadi trend bisnis masa depan. [3: Ibid, Hlm. 45]

B. Ruang Lingkup Bisnis SyariahBisnis syariah mempunyai keunikan sendiri, tidak hanya bersifat konperhensif tetapi bisnis syariah juga memiliki sifat yang universal yang artinya dapat diterapkan kapan saja dan oleh siapa saja baik muslim maupun non musim. Bisnis syariah memiliki 4 prinsip dalam melakukan kegiatan ekonominya yaitu Keseimbangan atau Kesejajaran, Tanggung Jawab, Tauhid dan Kehendak Bebas.1. Keseimbangan atau KesejajaranSuatu konsep yang mengharuskan adanya keadilan social didalam jalannya bisnis yang berdasarkan syariah.2. Tanggung JawabManusia dan segala aktivitas yang dijalaninya memiliki tanggung jawab kepada Allah dan kepada sesame manusia lainnya, karena manusia tidak dapat hidup sendiri mereka hidup berdampingan dan tidak lepas dari hokum yang berlaku didunia maupun diakhirat nanti.3. TauhidManusia harus menyakini bahwa Allah lah yang menjadi pemilik mutlak dan absolute atas semua yang berada didunia ini, dari Dial ah sumbernya dan akan berakhir kepadaNya. Maka dari itu kita sebagai manusia harus mengikuti aturannya dan batas-batas yang ditetapkan.4. Kehendak BebasManusi diciptakan dengan satu potensi yaitu, mereka bebas memilih apa yang mereka mau kerjakan. Tetapi kehendak bebas yang di berikan Allah haruslah sejalan dengan prinsip dasar diciptakannya manusia dan harus sejalan dengan kepentingan individu terutama lagi kepada kepentingan umum.Jadi ruang lingkup bisnis syariah itu dapat dipelajari dalam agama karena bisnis syariah suatu ilmu bisnis yang petunjuk-petunjuknya terdapatdidalam Al-Quran.[footnoteRef:4] [4: https://adzaniahdinda.wordpress.com/2013/04/07/ruang-lingkup-bisnis-syariah/ diakses pada 31 Desember 2014, ]

Abdalla Hanafi dan Hamid Salam, Guru Besar Business Administration di Mankata State Univeristy menambahkan cakupan berupa nilai ketulusan, keikhlasan berusaha, persaudaraan dan keadilan. Sifatnya juga universal dan bisa dipraktekkan siapa saja. Etika bisnis syariah bisa diwujudkan dalam bentuk ketulusan perusahaan dengan orientasi yang tidak hanya pada keuntungan perusahaan namun juga bermanfaat bagi masyarakat dalam arti sebenarnya. Pendekatan win-win solution menjadi prioritas. Semua pihak diuntungkan sehingga tidak ada praktek culas seperti menipu masyarakat atau petugas pajak dengan laporan keuangan yang rangkap dan lain-lain. Bisnis juga merupakan wujud memperkuat persaudaraan manusia dan bukan mencari musuh. Jika dikaitkan dengan pertanyaan, apakah etika bisnis syariah juga bisa meminimalisir keuntungan atau malah merugikan ?. Jawabnya tergantung bagaimana kita melihatnya. Bisnis yang dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip etika dan syariah seperti pemborosan, manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi.Etika yang diabaikan bisa membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari masyarakat bahkan mungkin dituntut di muka hukum. Manajemen yang tidak menerapkan nilai-nilai etika dan hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu bertahan (survive) dalam jangka panjang. Jika demikian, pilihan berada di tangan kita. Apakah memilih keuntungan jangka pendek dengan mengabaikan etika atau memilih keuntungan jangka panjang dengan komit terhadap prinsip-prinsip etika dalam hal ini etika bisnis syariah.[footnoteRef:5] [5: http://reza-rahmat.blogspot.com/2012/06/ruang-lingkup-bisnis-syariah.html diakses pada 30 desember 2014, ]

C. Perkembangan Bisnis Syariah di IndonesiaPerkembangan bisnis syariah mengalami perkembangan yang pesat, bisnis dengan menggunakan label syariah ini menjadi trend yang cukup menggoda. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ragam bisnis yang saat ini diberi label syariah. Perbankan syariah mungkin dapat kita sebut sebagai pionirnya, disusul kemudian industri yang bergerak di sektor jasa keuangan lainnya, ada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), asuransi syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah dan sebagainya.Jika perkembangan bisnis syariah ini tumbuh berawal dari sektor keuangan, tentu sangat mudah utuk dipahami. Sebab, bisnis disektor keuangan merupakan bisnis yang basis penggeraknya adalah bunga. Ketika kemudian ada fatwa yang menjelaskan bahwa bunga bank adalah riba, maka tentu saja bisnis disektor ini mengalami guncangan (meski banyak juga yang masih merasa nyaman). Maka upaya-upaya untuk mensyariahkan bisnis di sektor ini terus menerus dilakukan.Melihat kenyataan yang telah disebutkan diatas, dapat dipastikan bisnis syariah akan mengalami perkembangan yang cukup pesat dan bukan tidak mungkin akan mengalahkan dominasi bisnis konvensional yang saat ini masih mendominasi bisnis Indonesia. D. Peluang Bisnis Wisata Syariah di IndonesiaNegara-negara muslim memiliki banyak potensi wisata yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah pengembangan pariwisata syariah. Trend wisata syariah semakin tinggi dan menjadi ladang bisnis bagi para pengusaha untuk menggarap keuntungan. Sejalan dengan perkembangan wisata syariah, produk halal ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh turis muslim saja, namun juga oleh turis non-muslim.Hal ini menyusul semakin sadarnya masyarakat akan manfaat konsep halal yang diterapkan Islam, baik dalam hal makanan, wisata, jasa keuangan dan lainnya.Sektor pariwisata berbasis syariah di indonesia ke depan kian terlihat menjanjikan, karena pemerintah melalui kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan dukungan penuh pada pengembangan wisata syariah di Indonesia. Dukungan formal dari pemerintah tersebut mulai digaungkan sejak era presiden SBY, hal ini terbukti dengan diselenggerakanya Konferensi Wisata Syariah Negara-negara Anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta selama dua hari pada tanggal 2-3 Juni 2014 menghasilkan 13 rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam pengembangan wisata syariah ke depan. Dalam rangka pengembngan wisata syariah ke depan, maka pada 1st Organization Islamic Conference (OIC) International Forum on Islamic Tourism menghasilkan beberapa rekomendasi :1. Perlu adanya peningkatan awareness dan penjelasan mengenai wisata syariah dan signifikansinya terhadap perekonomian yang dapat membuat hubungan sesama umat muslim dan lingkungan sekitarnya menjadi semakin erat.2. Sekretariat Jenderal OKI bersama dengan negara-negara anggota hendaknya menyelenggarakan sejumlah pertemuan lanjutan mengenai wisata syariah, termasuk dalam mengembangkan branding dan positioning pada pasar pariwisata dunia.3. Mendorong Sekretariat Jenderal dan negara anggota OKI untuk mengadakan event internasional tahunan wisata syariah.\4. Mendorong arus wisatawan antara negara-negara OKI dengan mengimplementasikan kebijakan nasional melalui fasilitasi visa, pembangunan kapasitas, dan menyediakan iklim kondusif bagi investasi wisata syariah.5. Mengimbau Statistical, Economic and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC), Islamic Centre for Development of Trade, Research Centre for Islamic History, Art and Culture (IRCICA), Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization dan Islamic Development Bank Group, memberi dukungan pembangunan kapasitas untuk pengembangan wisata syariah di negara-negara anggota OKI.6. SESRIC hendaknya dapat menyediakan studi dan riset mendetail mengenai wisata syariah, perilaku wisatawan muslim dan peluang investasi wisata syariah serta memberikan hasilnya pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.7. IRCICA juga diharapkan dapat menghasilkan studi pengembangan situs budaya dan menyediakan informasi sejarah, seni, dan ilmu pengetahuan dan Islam, dan menyerahkan hasilnya pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.8. Standard and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC) diharapkan dapat mengaktifkan kembali Komite Wisata dan membuat standar industri wisata syariah, produk dan jasanya.9. Kamar Dagang dan Industri Syariah hendaknya mendorong transaksi bisnis wisata syariah diantara negara-negara OKI.10. Meminta IDB Group membuat skema pembiayaan untuk pengembangan wisata syariah di negara-negara anggota OKI.11. Pelaku industri wisata syariah di negara-negara anggota OKI hendaknya (lanjutan dibawah) :12. Mengusulkan membentuk Working Group Wisata Syariah dan mengeksplorasi kemungkinan untuk membuat Rencana Aksi Wisata Syariah pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI.13. Laporan dan rekomendasi dari forum ini diharapkan dapat diadopsi pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.

Jauh sebelum pemerintah memberikan dukungan pada wisata syariah dengan wujud menyelenggarakan Konferensi Wisata Syariah Negara-negara Anggota Organisasi Konferensi Islam, Dewan Syariah Nasional MUI Sejak beberapa tahun terakhir ini, turut aktif mendukung pemerintah, khususnya dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, guna mengembangkan wisata syariah di Indonesia.Menurut DSN MUI, Wisata Syariah merupakan satu ruang yang sangat luas dan sangat strategis, karena ddalamnya banyak unsur-unsur yang terkait dengan upaya membangun peradaban Islam yang kaffah, dan rahmatan lil alamin. Karena faktor lingkungan, SDM, budaya, seni, dan berbagai derivatif lainnya, pasti akan menjadi komponen-komponen yang menyatu, yang tidak bisa dipisahkan. Dan semua ini sebetulnya adalah sebuah peradaban yang sejak lama didirikan oleh manusia. Ini juga tak terlepas dari upaya meningkatkan ekonomi kreatif, sehingga akan meningkatkan nilai-nilai ekonomis dari obyek-obyek wisata yang kita miliki, yang nantinya juga akan berdampak pada peningkatan nilai-nilai ekonomi, baik secara mikro maupun makro. Karena itulah, DSN MUI merasa terpanggil untuk men-support Pemerintah dalam mengembangkan wisata syariah ini.[footnoteRef:6] [6: Diolah dari wawancara mysharing.com dengan DSN MUI. http://mysharing.co/wisata-syariah/ .diakses pada 02 januari 2015]

Peran DSN MUI sangatlah vital dalam pengembangan wisata syariah ini, untuk itu DSN MUI melakukan beberapa langkah-langkah diantaranya; DSN MUI mengambil peran yang dituangkan didalam MOU bersama Kemenparekraf yang isinya : 1. DSN MUI menyusun Pedoman Umum yang menyangkut wisata syariah, dan juga pedoman-pedoman khusus yang terkait dengan elemen-elemen dari wisata syariah yang diperlukan, seperti misalnya, menyangkut perrhotelan syariah, restoran, atau rumah makan, atau hal-hal yang terkait dengan produk-produk konsumen wisata syariah.2. DSN MUI menyiapkan sertifikasi bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata syariah. DSN juga akan memberikan pelathan dan sertifikasi pula bagi para tour guide, karena posisi-posisi ini memang sangat penting.3. DSN MUI juga akan menempatkan Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada biro-biro perjalanan wisata, guna memberikan arahan, bimbingan, dan juga memberikan opini-opini syariah yang terkait dengan pengembangan wisata syariah yang berkelanjutan.4. DSN MUI juga akan memberikan fatwa-fatwa yang menjadi pedoman dasar dari wisata syariah ini.Dan tentu saja, DSN MUI juga ikut mensosialisasikan pengembagan wisata syariah di tanah air ini, bersama-sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.Dari catatan yang ada, spending muslim travel pada 2013 mencapai US$ 137 miliar. Dalam laporan berjudul State of The Global Islamic Economy 2013 Report, disebutkan jumlah ini sama dengan 12,5 persen dari keseluruhan nilai belanja pariwisata dunia.Angka itu belum termasuk belanja untuk umrah dan haji. Menurut perkiraan mereka, pada 2018 belanja muslim untuk keperluan wisata menembus US$ 181 miliar. Tingkat pertumbuhan muslim travel di dunia jauh di atas tingkat pertumbuhan wisatawan mancanegara yang lain. Sebagai catatan, wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai 8,8 juta turis, dengan total US$ 1,66 miliar.Namun, para ahli mengamati industri perjalanan dan pariwisata halal di negara-negara nonmuslim jauh lebih baik daripada di negara-negara muslim. Dewan Crescent Tours di Inggris, Elnur Seyidli berpendapat pertumbuhan pariwisata halal seperti yang terlihat di Selandia Baru dan Australia menunjukkan, negara-negara nonmuslim lebih disukai turis negara-negara muslim. Menurutnya, dunia nonmuslim mampu menggarap potensi tersebut lebih maksimal. Contohnya, Jepang yang memiliki ruang salat di bandara dan sebagian besar hotel di sana menyediakan makanan halal. Thomson Reuters baru-baru ini melaporkan, Eropa menjadi tujuan wisata terpopuler secara global pada 2012. Di bagian daftar teratas adalah Prancis dengan 83 juta kedatangan. Amerika Serikat menduduki posisi kedua dengan 67 juta kedatangan, diikuti China dan Spanyol dengan 58 juta kunjungan. Turki dan Malaysia menduduki peringkat ke-6 dan ke-10.[footnoteRef:7] [7: http://mugipanji.wordpress.com/2014/08/19/indonesia-serius-kembangkan-wisata-syariah/ diakses pada 02 januari 2015]

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata syariah mengingat sebagian besar penduduknya adalah Muslim dan adanya faktor pendukung seperti ketersediaan produk halal. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, secara alami budayanya telah menjalankan kehidupan bermasyarakat yang Islami, sehingga di sebagian besar wilayahnya yang merupakan destinasi wisata telah ramah terhadap Muslim Traveller. Terkait kebutuhan umat muslim dunia, dari 6,8 milyar lebih penduduk dunia, tercatat tidak kurang dari 1,57 milyar atau sekitar 23% adalah muslim. Bahkan di Indonesia, penganut Islam diperkirakan mencapai angka 203 juta jiwa atau sekitar 88,2% dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan potensi bagi pengembangan wisata syariah, misalnya dengan menciptakan paket-paket wisata syariah di destinasi pariwisata Indonesia.Menurut penelitian dari Crescentrating, pengeluaran wisatawan muslim dalam suatu perjalanan wisata sangat tinggi, dapat dibayangkan uang yang dihabiskan wisatawan muslim di dunia pada tahun 2011 mencapai 126 milyar dolar AS atau setara Rp 1.222,1 Triliun. Angka ini dua kali lebih besar dari seluruh uang yang dikeluarkan oleh wisatawan Cina yang mencapai 65 miliar dolar AS atau setara Rp 630 Triliun. Target kita wisatawan dari Timur Tengah, Afrika Selatan, Asia, China, India, dan Eropa.Menurut Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuti, untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah mencoba mengembangkan dan mempromosikan usaha jasa di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan wisata, dan SPA di 12 destinasi wisata syariah di Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB serta Sulawesi Selatan. Kedua belas destinasi tersebut merupakan proyek percontohan dan tidak menutup kemungkinan diperluas ke destinasi lainnya di Indonesia.Produk baru dari Kemeparekraf ini tentunya membutuhkan tenaga professional di bidang pariwisata khususnya wisata syariah. Untuk Mendukung program pemerintah tersebut, Universitas yang membuka fakultas pariwisata perlu mempersiapkan hingga melahirkan tenaga kerja profesional di bidang kepariwisataan yang berkualitas dan bersertifikat taraf internasional. Program wisata syariah yang digalakkan oleh Kemenparekraf harus sejalan dengan visi & misi fakultas pariwisata yang berdasarkan nilai-nilai Islam dalam menngembangkan dan memajukan Pariwisata Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya.Dengan nilai-nilai keislaman yang ada pada pariwisata syariah bukan hanya bermanfaat bagi industri pariwisata tapi juga bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan keimanan & menjadi manusia yang lebih baik dan mencegah terjadinya hal hal yang bersifat mudharat bagi manusia dan lingkungan. Bahkan ketua MUI sendiri menyampaikan bahwa Wisata Syariah adalah bagian dari Dakwah, Subhanallah. Selaras Sumbar sendiri wisata syariah yang menghilangkan hal hal yang tidak sesuai dengan syariah islam sangat sesuai dengan.[footnoteRef:8] [8: Riyanto Sofyan, Bisnis syariah, mengapa tidak?, jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 117]

Dengan adanya wisata Syariah ini mungkin bisa menjawab pertanyaan dari kalangan masyarakat yang insha Allah bisa mengubah stigma masyarakat tentang pariwisata di Indonesia. Produk baru Kemenparekraf ini bisa menjadi Jati Diri Pariwisata Indonesia yang bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat dan dapat menjadi insan pariwisata yang agamis dan profesional. insyaallah, wisata syariah yang paling barokah. Meski terkesan terlambat, namun pengembangkan sektor sharia tourism ini akan memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus khazanah budaya bagi Indonesia sendiri, sehingga dikenal di manca Negara, utamanya di kalangan dunia Islam. Dewasa ini konsep priwisata Islam (Islamic tourism) berkaitan pula dengan konsep wisata halal sebuah paket wisata yang sekaligus mengandung nilai-nilai dakwah, manfaat serta pengenalan tentang kebudayaan Islam (Islamic culture).Negara-negara di Timur Tengah, sudah lebih dulu mengawalinya secara professional, contoh seperti Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) , yang mengemas paket wisata mereka dengan basis syariah dari hulu ke hilir, semua unsure yang terkait dengan pariwisata dibungkus dengan nili-nilai Islami, dari bentuk pelayanan, hotel, area destinasi hingga makanan yang disajikan. Sehingga para wisatawan memandang pejalanan yang dialkukannya adalah penuh manfaat, bernilai tadabur alam serta rekreasi yang tidak sia-sia. Saat ini Sharia Tourism atau Wisata berbasis syariah sangat menarik untuk dikembangkan, setelah berbagai bisnis berbasis syariah mengemuka, yakni perbankan syariah, asuransi syariah dan lain-lain, kini bergulir ide Wisata Syariah. Melihat pada kenyataan yang dipaparkan diatas, bisnis wisata syariah akan menjadi primadona baru bagi dunia pariwisata nasional bahkan internasional.[footnoteRef:9] [9: http://mugipanji.wordpress.com/2014/08/19/indonesia-serius-kembangkan-wisata-syariah/ diakses pada 02 januari 2015]

Peluang Yang Bisa Saya AksesDengan adanya dukungan dari MUI dan pemerintah, serta kebutuhan masyarakat indonesia akan wisata halal, maka wisata syariah di indonesia akan semakin mudah berkembang. Saya melihat,Di indonesia belum banyak Jasa Tour yang memiliki konsep syariah. Kalaupun ada, baru beberapa jenis wisata yang memang dari asalnya sudah syari, seperti ziarah wali 9, atau juga Umrah. Dengan kenyataan ini tentunya wisata syariah akan menjadi lapangan bisnis yang menjanjikan. Akses untuk membuka bisnis wisata syariah di Indonesia akan lebih mudah mengingat sekarang ini belum banyak kompetitor yang dalam persaingan bisnis wisata syariah.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanHermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing.Bisnis syariah mempunyai keunikan sendiri, tidak hanya bersifat konperhensif tetapi bisnis syariah juga memiliki sifat yang universal yang artinya dapat diterapkan kapan saja dan oleh siapa saja baik muslim maupun non musim. Bisnis syariah memiliki 4 prinsip dalam melakukan kegiatan ekonominya yaitu Keseimbangan atau Kesejajaran, Tanggung Jawab, Tauhid dan Kehendak Bebas.Perkembangan bisnis syariah mengalami perkembangan yang pesat, bisnis dengan menggunakan label syariah ini menjadi trend yang cukup menggoda. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ragam bisnis yang saat ini diberi label syariah. Perbankan syariah mungkin dapat kita sebut sebagai pionirnya, disusul kemudian industri yang bergerak di sektor jasa keuangan lainnya, ada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), asuransi syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah dan sebagainya.Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata syariah mengingat sebagian besar penduduknya adalah Muslim dan adanya faktor pendukung seperti ketersediaan produk halal. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, secara alami budayanya telah menjalankan kehidupan bermasyarakat yang Islami, sehingga di sebagian besar wilayahnya yang merupakan destinasi wisata telah ramah terhadap Muslim Traveller. Terkait kebutuhan umat muslim dunia, dari 6,8 milyar lebih penduduk dunia, tercatat tidak kurang dari 1,57 milyar atau sekitar 23% adalah muslim. Bahkan di Indonesia, penganut Islam diperkirakan mencapai angka 203 juta jiwa atau sekitar 88,2% dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan potensi bagi pengembangan wisata syariah, misalnya dengan menciptakan paket-paket wisata syariah di destinasi pariwisata Indonesia.Meski terkesan terlambat, namun pengembangkan sektor sharia tourism ini akan memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus khazanah budaya bagi Indonesia sendiri, sehingga dikenal di manca Negara, utamanya di kalangan dunia Islam. Melihat pada kenyataan yang dipaparkan diatas, bisnis wisata syariah akan menjadi primadona baru bagi dunia pariwisata nasional bahkan internasional.

DAFTAR PUSTAKASyakir Sula, Muhammad, dan kertajaya, Hermawan, syariah marketing, Mizan, Bandung, 2006Sofyan, Riyanto. Bisnis syariah, mengapa tidak?, jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.https://adzaniahdinda.wordpress.com/2013/04/07/ruang-lingkup-bisnis-syariah/ diakses pada 31 Desember 2014,http://reza-rahmat.blogspot.com/2012/06/ruang-lingkup-bisnis-syariah.html diakses pada 30 desember 2014,http://mugipanji.wordpress.com/2014/08/19/indonesia-serius-kembangkan-wisata-syariah/ diakses pada 02 januari 2015wawancara mysharing.com dengan DSN MUI. http://mysharing.co/wisata-syariah/ .diakses pada 02 januari 2015