makalah geopolitik indonesia.docx

33
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dari pihak penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan membahas Geopolitik Indonesia dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen sebagai bahan pertimbangan nilai. Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunan makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih. Penyusun

Upload: khoirul-anam

Post on 01-Jan-2016

1.607 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Geopolitik INdonesia

TRANSCRIPT

Page 1: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dari pihak penyusun

dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan membahas Geopolitik

Indonesia dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu

Dosen sebagai bahan pertimbangan nilai.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah

ini dapat diselesaikan dengan baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam

penyusunan makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari berbagai

pihak akhirnya dapat teratasi.

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila

dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya. Akhir

kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah

ini. Sekian dan terima kasih.

Penyusun

Page 2: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya dengan

lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang

Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (khlifatullah) di bumi yang menerima amanatnya untuk

mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk beribadah dan

menyembah Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi,

manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan dan memanfaatkan segenap karunia

kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Kedudukan manusia tersebut

mencakup tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar

manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat

manusia religious dengan sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan kedudukan tersebut.

Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara Indonesia memiliki

unsure-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan

geografi yang strategi dan kaya akan sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada

wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu

tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara.

Dalam pelaksanannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan

lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini bangsa

Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam

memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu

pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara.

Sehingga kelompok kami menjadikan kasus Selat Malaka yang menjadi Studi kasus dalam tugas

kelompok ini.

Page 3: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa permasalahan diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik Indonesia dan wawasan Nusantara?

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi wawasan Nusantara?

3. Bagaimanakah Perkembangan wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya?

4. Apakah Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara?

5. Bagaimanakah kedudukan dan implementasi dari wawasan Nusantara?

6. Bagaimanakah hubungan wawasan Nusantara dan ketahan Nasional?

7. Apa yang menjadi salah satu studi kasus terkait tema, dimana hal itu merupakan informasi

terkini pada bangsa Indonesia?

C. Tujuan 

1. Mahasiswa mengetahui apakah arti dari Geopolitik Indonesia dan wawasan Nusantara 

2. Mahasiswa mampu menjelaskan factor apa saja yang mempengaruhi wawasan Nusantara

3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya

4. Mahasiswa mampu menjelaskan Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara

5. Mahasiswa dapat mengetahui kedudukan dan implementasi dari wawasan nusantara

6. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan wawasan Nusantara dan ketahanan Nasional

7. Mahasiawa dapat mengetahui studi kasus terkait Geopolitik Indonesia

Page 4: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. Geopolitik Indonesia

A. Pengertian Geopolitik

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud

kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik

(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial

dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak

langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung

akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada

geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan

segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.

Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhinneka, Negara Indonesia

memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan

keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya

terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam

satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini.

Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia tercermin pada

momentum sumpah pemuda tahun 1928 dan kemudian dilanjutkan dengan perjuangan

kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17

Agustus 1945.

Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai system kehidupan nasional

bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi Undang-

Undang Dasar 1945. dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh

interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun

internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai

pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk

mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah

Page 5: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan

wawasan nusantara. Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah

upaya menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek kehidupan

nasionalnya. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap

eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami

berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitik

Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis,

melainkan dalam pengertian secara keseluruhan (Suradinata; Sumiarno: 2005).

B. Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan

indrawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau

melihat, atau cara melihat.sedangkan istilah nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti

diapit diantara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah

perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudra Pasifik dan

samudra Indonesia, serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan

lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan

posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

Sedangkan wawasan nusantara memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan

lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta sesuai dengan

geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan

cita-cita nasionalnya.

Page 6: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

1. Wilayah (Geografi)

a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)

Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘Archipelagos’. Akar

katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti laut atau

wilayah lautan. Jadi, ‘Archipelago’ berarti lautan terpenting.

Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti ini

kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur lautnya sebagai akibat

penyerapan bahasa barat, sehingga Archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan

pulau.

Lahirnya asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu

dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsure perairan atau lautan antara pulau-pulau

berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah. Asas dan wawasan

kepulauan ini dijumpai dalam pengertian the Indian Archipelago. Kata Archipelago

pertama kali dipakai oleh Johan Crawford dalam bukunya the history of Indian

Archipelago (1820).

Kata Indian Archipelago diterjemahkan kedalam bahasa Belanda Indische Archipel yang

semula ditafsirkan sebagai wilayah Kepulauan Andaman sampai Marshanai.

b. Kepulauan Indonesia

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch

oostindishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah

Negara Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama

yang dipakai, yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘nusantara’. ‘indonesia’

dan ‘Hindia Belanda’ (Nederlandsch-Indie) pada masa penjajahan Belanda. Bangsa

Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya sendiri,

tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan

Indonesia.

Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau. Indonesia

mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju cita-

cita luhur, Negara kesatuan, kemerdekaan dan kebebasan.

Page 7: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

c. Konsepsi tentang Wilayah Indonesia

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai

pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

2. res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu

tidak dapat dimiliki oleh masing-m,asing Negara

3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa

4. Mare Clausum (the right and dominion of the sea), menyatakan bahwa hanya laut

sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari

darat (waktu itu kira-kira sejauh tiga mil)

5. Archipelagic State Pinciples (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar

konvensi PBB tentang hokum laut.

Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the Law of

the sea UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hokum laut

dan samudra yang dapat memudahkan komunikasi internasional dan memajukan

penggunaan laut dan samudra secara damai. Di samping itu ada keinginan pula untuk

mendayagunakan kekayaan alamnya secara adil dan efesien, konservasi dan

pengkajian hayatinya, serta perlindungan lingkungan laut.

Sesuai dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai Negara

kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan

Landasan Kontinental.

Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih

kepulauan dapat mencakup pulau-pulau lain. Pengertian kepulauan adalah gugusan

pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang

hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau perairan dan wujud

alamiah lainnya merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki,

atau yang secara histories dianggap demikian.2. laut territorial adalah salah satu

wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 nil laut diukur dari garis pangkal,

sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai, seperti yang

Page 8: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik

terluar dari dua pulau dengan batasan-batasan tertentu sesuai konvensi ini. Kedaulatan

suatu Negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan laut territorial tersebut.

3. perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari

garis pangkal.

4. zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di

dalam ZEE Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan

eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam hayati dari

perairan.

5. landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya

yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah

wilayah daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu

dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas

kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

d. Karakteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan benua

Australia dan diantara samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang terdiri dari sekitar

17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah

6.044 buah. Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai

berikut :Utara : 60 08’ LUSelatan : 110 15’ LSBarat : 940 45’ BTTimur : 1410 05’

BTJarak utara selatan sekitar 1.888 km, sedangkan jarak barat timur sekitar 5.110 km.

bila diproyeksikan pada peta benua Eropa, maka jarak barat timur tersebut sama

dengan jarak antara London dengan Ankara, Turki. Bila diproyeksikan pada peta

Amerika Serikat, maka jarak teresbut sama dengan jarak antara pantai barat dan

pantai timur Amerika Serikat.Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250

km2, yang terdiri atas daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 127.166.163 km2.

luas wilayah daratan Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara Asia

Tenggara merupakan yang terluas.

Page 9: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

3. Perkembangan wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

a. Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas hindia

belanda berdasarkan ketentuan dalam “Teritoriale Zee en Maritieme Kringen

Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial Indonesia. Ordonisasi

tahun 1939 tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorialsejauh 3 mil dari garis

pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.

Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada wilayah daratan pulau-

pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara pulau-pulau itu. Wilayah laut

territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan

sejauh 3 mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau

merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan

dan keamanan Negara Kesatuan RI.

b. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17 Februari 1969

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi jJuanda yang dinyatakan

sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :

1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat.

2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara

kepulaauan (Archipelagic State Principles)

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan

keamanan Negara Indonesia

Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi Mahkamah Internasional pada

tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dengan Norwegia.

Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan

kepulauan nusantara termasuk peraiarannyayang utuh dan bulat. Disamping itu,

berlaku pula ketentuan “point to point theory “ untuk menetapkan garis besar wilayah

antara titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar.

Page 10: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp?1960

tanggal 18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan

bentuk wialayh nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil

dari titik-titik pulau terluar yang saling dihubungkan, sehingga merupakan satu

kesatuan wilayah yang utuh dan bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau nusantara

menjadi laut territorial Indonesia. Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia

yang semula hanya sekitar 2 juta km2 kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih.

Tiga per lima wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh karena itu, Negara

Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.

Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.8

tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia, yang meliputi :

1) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,

2) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,

3) Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.

Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut,

sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan Negara.

c. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang

Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik yang

berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk

mengesahkan Wawasan Nusantara. Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk

mewujudkan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. konsekuensinya bahwa sumber kekayaan

alam dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara.

Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai

berikut :

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia

adalah milik eksklusif Negara RI

2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen

dengan Negara-negara tetangga melalui perundingan

Page 11: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik

ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara

tetangga.

4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas

kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan Pemerintah, asas-asas

pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang

Landas Kontinen Indonesia. Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi

pengaturan eksplorasi serta penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen

dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21

Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut

wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE

adalah :

1) Persediaan ikan yang semakin terbatas

2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia

3) ZEE memiliki kekuatan hokum internasional

Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya Konferensi PBB tentang

Hukum Laut II di New York 30 April 1982 menerima “The United Nation Convention

on the Law of the sea” (UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember

1982 di Montego Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi tersebut

mengakui atas asas Negara Kepualauan serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE.

Pemerintah dan DPR RI kemudian menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE,

serta UU No. 17 tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986

indonesia telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasinya.

Page 12: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

4. Unsur-Unsur Dasar wawasan Nusantara

1. Wadah

Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen yaitu:

a. Wujud wilayah

Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang didalamnya terdapat

gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun

selat serta di atasnya merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena itu nusantara

dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya. Sedangkan

secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka ke atas dengan titik puncak

kerucut dipusat bumi.

Letak geografis negara berada di posisi dunia antar dua samudera dan dua benua. Letak

geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional di Indonesia.

Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial

budaya dan pertahanan keamanan.

b. Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tat inti organiasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut

bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem

prwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan

berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut Undang-Undang. Sistem

pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan

pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia adalah negara hukum (Rechtsstaat)

bukan negara kekuasaan (machsstaat). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai

kedudukan kuat, yang tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Anggota MPR merangkap

sebagai anggota MPR.

c. Tata Kelengkapan Organisasi

Tata kelengkapan organisai adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus

Page 13: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organnisasi

masyarakat, kalangan pers serta seluruh paratur negara.

Senus lapisan masyarakat itu diharapkann dapatt mewujudkab denokrasi yang secara

konstiyusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar falsafah

Pancasila, dalam berbagai kegiatan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

2. Isi wawasan Nusantara

Isi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesian dalam

eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.

a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam pembukaab UUD 1945 yang meliputi:

1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yng bebas.

3) Pemerintaahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

bangsa dan ikutmmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh

yang meliputi:

1) Satu kesatuan wilayah Nusantra yang mencakup daratan, perairan dan digantara

secara terpadu.

2) Satu kesatuan politik, dalam arti UUD dan politik peelaksanaannyaserta satu ideologi

dan identitas nasional.

3) Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas

dasar “BhinekaTunggal Ika”, satuu tertib sosil dan satu tertib hukum.Satu kesatuan

ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekelurgaan dalam

satu sistem ekonomi kerakyatan.

4) Satu kestuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata)

5) Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

Page 14: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

c. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batinniah dan Lahiriah

a. Tata laku batiniah berdaasarkan falsafah bangsa yang membentuksikap mental

bangsa yang memilki kekuatan batin.

b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata

dan karya, keterpaduan pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.

5. Kedudukan dan Implementasi Wawasan Nusantara

A. Wawasan nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya leh seluruh rakyat

dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai

dan mewujudkan tujuan nasional. Wawasan Nusantara dalam paradigm nasional dapat

dilihat dari hierarki paradigm nasional sebagai berikut :

Pancasila, sebagai dasar Negara, merupakan landasan idiil

UUD 1945, sebagai konstitusi negara, merupakan landasan

konstitusional

Wawasan nusantara, sebagai visi bangsa, merupakan landasan visional

Ketahanan Nasional, sebagai konsepsi bangsa, merupakan landasan

konsepsional

GBHN, sebagai kebijaksanaan dasar bangsa, merupakan landasan

operasional.

Fungsi wawasan nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu

dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan dan perbuatan , baik bagi

penyelenggara Negara ditingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam

kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala

bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada

kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.

6. Hubungan wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional

Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap megarah pada pencapaian

tujuan nasiaonal diperlakuakan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi

wawasan nasional. Wawasan Nasional Indonesia menumbuhkan dorongan dan

Page 15: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

rangsangan untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.

upaya pencapaian tujuan nasional dilakukan dengan pembangunan nasional yang juga

harus berpedoman pada wawsan nasional.

Dalam proses pembangunan nasional untuk pencapaian tujuan nasional selalu

menghadapi berbagai kendala dan ancaman. Untuk mengatasi perlu dibangun suatu

kondisi kehidupan nasional yang disebut katahan nasioanl. Kenerhasilan pembangunan

akan meningkatkan kondisi dinamik kehidupan nasional dalam wujud ketahan nasional

yang tangguh. Sebaliknya, ketahan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan

nasional semakin baik.

Wawasan nasional bangsa nindonesia adalah wawasan Nusantara yang merupakan

pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan

ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian

tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu perlu adanya suatu

konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

Secara ringkas dapt dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahan nasional

merupakan konsepsi yang saling mendukung antara sebgai pedoman bagi

penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang

seterusnya.

7. Studi Kasus Terkait Geopolitik Indonesia

Kawasan Asia Tenggara merupakan empat dari sembilan choke points strategis yang tersebar

di seluruh penjuru dunia, sehingga tidak mengherankan isu-isu politik maupun keamanan

kerap mewarnai konstelasi kawasan ini. Dinamika geopolitik kawasan yang mewarnai

perjalanan negara-negara Asia Tenggara tidak terlepas dari interaksi yang dibangun

antarnegara dalam kawasan (Yudhoyono, n.d: 4). Potensi  sumber daya alam yang melimpah

ditambah posisi yang strategis membuat kawasan Asia Tenggara kerap menjadi sasaran

geostrategi aktor-aktor di dalam dan luar kawasan, bahkan tak jarang sejumlah kekuatan

eksternal berupaya menyusupi maupun menanamkan pengaruhnya di kawasan ini.

Banyaknya aktor yang terlibat kerap mengakibatkan clash of interests yang berujung pada

ketegangan. Hal ini bisa dilihat dari sengketa maritim di Laut China Selatan dan Selat

Malaka. Kedua titik ini merupakan titik maritim dan energi yang paling vital bagi sejumlah

negara. Geopolitik yang akan dibahas adalah geopolitik Indonesia, Malaysia, dan Singapura,

serta perspektif ketiga negara tersebut terhadap posisi strategis Selat Malaka.

Page 16: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Dinamika geopolitik Indonesia banyak dipengaruhi oleh dinamika kawasan. Presiden

Yudhoyono (n.d) dalam artikelnya yang bertajuk “Geopolitik Kawasan Asia Tenggara:

Perspektif Maritim” mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kepentingan geopolitik

utama untuk menjaga keutuhan dan kesatuan negara dari semua sektor, yakni politik,

ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan. Kebijakan geopolitik Indonesia ini termanifestasi

dalam Wawasan Nusantara (Yudhoyono, n.d: 18). Pada masa Orde Baru,

pengimplementasian kebijakan geopolitik mengandalkan metode diplomasi yang disebut

dengan “diplomasi pembangunan” yang bertujuan untuk “mendekati” AS, Jepang, dan mitra

dagang Indonesia demi memulihkan perekonomian domestik yang carut marut. Dapat dilihat

di sini bahwa sektor ekonomilah yang menjadi fokus utama saat itu (Universitas Indonesia,

n.d: 36).

Disepakati dan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity

and Cooperation) menunjukkan bahwa negara-negara wajib meletakkan dasar-dasar

perjanjian tersebut sebagai pedoman untuk menghindari ancaman maupun penggunaan

kekerasan (renunciation of the threat or the use of force). Dengan berpegang pada pedoman-

pedoman tersebut, diharapkan negara-negara yang terlibat perjanjian mampu menyelesaikan

setiap ketegangan atau perselisihan paham melalui langkah prosedural yang logis dan

rasional, efektif, dan fleksibel dengan mereduksi kecurigaan yang berimplikasi pada

terhambatnya kerjasama maupun perdamaian (Universitas Indonesia, n.d: 36).

Dalam mewujudkan pertahanan negara, Indonesia masih mengalami sejumlah kendala,

misalnya kebijakan dan strategi pertahanan yang belum komprehensif, partisipasi masyarakat

yang rendah dalam upaya membangun pertahanan, sarana dan prasarana yang masih minim,

masih rendahnya tingkat kesejahteraan anggota TNI, minimnya kepemilikan alutsista dan

pemeliharaan yang kurang memadai akibat anggaran pertahanan yang rendah, dan lainnya

(Universitas Indonesia, n.d: 39). Geostrategi pertahanan yang telah diupayakan Indonesia

antara lain: (1) perjanjian Military Training Area (MTA) dengan Singapura; (2) latihan

militer bersama dengan Malaysia (KEKAR MALINDO, MALINDO JAYA, ELANG

MALINDO, AMAN MALINDO, dan DARSASA); (3) Joint Commission for Bilateral

Cooperation bersama Filipina terkait masalah Moro dan isu perbatasan; (4) kerjasama dengan

Thailand untuk menangani isu separatism; (5) penguatan kerjasama pertahanan dengan

ASEAN; (6) kerjasama dengan Eropa, Australia, China, dan Rusia terkait pelatihan militer

dan fasilitas perlengkapan TNI, dan lain sebagainya (Universitas Indonesia, n.d: 40-41).

Page 17: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Geopolitik Malaysia adalah mempertahankan keutuhan wilayahnya yang dipisahkan Laut

Natuna. Wilayah semenanjung dengan wilayah Sabah dan Serawak juga dianggap menjadi

salah satu tantangan geopolitik yang harus dihadapi Malaysia di masa depan. Malaysia

memiliki sejumlah hubungan yang cukup intim dengan negara tetangganya, namun tidak bisa

dipungkiri bahwa ia masih menyimpan kecurigaan dan belum sepenuhnya percaya terhadap

negara-negara sekitarnya tersebut. Salah satu kecurigaan Malaysia dilatarbelakangi oleh

sengketa batas maritim wilayahnya dengan Singapura dan Indonesia yang hingga kini masih

belum ditemukan solusinya. Geopolitik Malaysia juga mendapat ancaman terkait The Rising

China yang mengklaim Laut China Selatan yang meliputi gugusan Spratly

Island (Yudhoyono, n.d: 4-5).

Ketiga negara di atas memiliki peranan yang cukup signifikan terhadap pengamanan Selat

Malaka. Selat Malaka yang berada diantara Samudera Hindia dan Pasifik merupakan jalur

transportasi yang vital bagi sejumlah negara di sekitarnya. Hal ini tidak mengherankan karena

hampir 72% kapal tanker seluruh dunia dan lebih dari 500 kapal berlayar melewati kawasan

ini setiap harinya (Universitas Indonesia, n.d: 42). Selat Malaka memiliki ukuran panjang

sekitar 800 km, lebar 50 hingga 320 km, dan kedalaman minimal 32 meter. Selat ini

merupakan selat terpanjang di dunia yang digunakan sebagai jalur pelayaran internasional.

Sekitar 30% dari perdagangan dunia dan 80% dari impor minyak Jepang, Korea Selatan, dan

Taiwan, melalui selat ini,  yakni sekitar 11,0 Mb/d pada tahun 2003. (Rodrigue, 2004: 13).

Posisi yang strategis ini dinilai dapat mengundang kejahatan, misalnya peredaran barang

ilegal dan aksi perompakan laut.

Sejarah mengatakan bahwa Selat Malaka yang menjadi basis perdagangan kawasan

sekitarnya telah memainkan peran signifikan dalam pembentukan kawasan pesisir seperti

Sriwijaya, Aceh, Malaka, dan Johor. Selat Malaka juga memberi andil besar terhadap

pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara pantai seperti Indonesia, Singapura,

Malaysia dan Thailand. Jika perdamaian dan stabilitas di selat ini terjaga, maka pembangunan

daerah, pasokan energi, dan perdagangan internasional antara Uni Eropa dan Asia Timur

otomatis akan mengalami peningkatan. Peran krusial Selat Malaka yang paling utama adalah

sebagai SLOC terpenting setelah Selat Hormuz, jalur perdagangan, dan jalur pergerakan

angkatan laut dari berbagai negara (Monika, 2011: 91). Menyadari akan pentingnya

keamanan Selat Malaka, ketiga negara –Indonesia, Malaysia, dan Singapura− pun sepakat

meresmikan Malsindo Trilateral Coordinated Patrol pada tanggal 20 Juli 2004 di Batam,

dimana kegiatan yang diusung adalah patroli terkoordinasi antar ketiga negara

Page 18: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Tidak hanya ketiga negara di atas saja yang memandang penting Selat Malaka. Sejumlah

kekuatan eksternal seperti AS, China, dan Jepang juga memiliki kepentingan di selat ini.

Kepentingan AS di kawasan Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka, adalah ingin

menghambat perjalanan minyak menuju China dari Timur Tengah. Kepentingan geopolitik

China berkaitan erat dengan pengamanan SLOC-nya yang terbentang dari Teluk Persia

hingga Laut China Timur, karena jalur SLOC ini merupakan jalur pengangkutan minyak

yang paling penting bagi China (Yudhoyono, n.d: 8).

Mengingat China adalah salah satu negara yang konsumsi minyaknya cukup tinggi terkait

pemenuhan kebutuhan industrinya, AS pun khawatir kelancaran sirkulasi pengangkutan

minyak akan berimplikasi terhadap meningkatnya perekonomian China. Kekhawatiran ini

bukan tidak beralasan. Ketika perekonomian China semakin masif, maka hegemoni AS di

ranah Asia Pasifik bahkan internasional ditakutkan akan menurun dan digantikan oleh China.

Upaya yang ditempuh AS selanjutnya adalah memasukkan angkatan militernya ke Selat

Malaka di bawah justifikasi penguatan Regional Maritime Security di Asia Tenggara dan

memasifkan basis militer serta latihan militer bersama, khususnya dengan Filipina, demi

memantau perkembangan dan mereduksi ancaman di Selat Malaka (Cipto, 2007:142).

Selain Selat Malaka, China juga memiliki kepentingan untuk menguasai Laut China Selatan,

termasuk Paracel dan Spratly Island. Potensi minyak dan gas bumi yang melimpah di

kawasan ini membuat China menetapkan Laut China Selatan sebagai satu dari empat core

national interest selain Taiwan, Tibet, dan Xinjiang. Oleh sebab itu, kehadiran kapal asing

−dalam hal ini kapal perang AS− di kawasan ini akan selalu memantik kegeraman dari China

(Yudhoyono, n.d: 8). China pun mengembangkan angkatan lautnya dengan cara menguatkan

armada kapal atas air dan kapal selam serta membeli kapal induk dari Rusia (Yudhoyono,

n.d: 15).

Alasan geopolitik Jepang di Selat Malaka tidak jauh berbeda China, yakni ingin

mengamankan SLOC-nya yang terbentang dari Teluk Persia hingga ke Laut Jepang.

Mengingat Jepang adalah negara yang miskin sumber daya mentah maupun energi,

pengamanan SLOC ini bertujuan untuk mengamankan pasokan energi dari Timur Tengah.

Kekhawatiran Jepang terkait keamanan SLOC-nya ini membuat Jepang mengirimkan

kapalJapan Coast Guard untuk menggelar patroli di perairan Selat Malaka secara rutin

(Yudhoyono, n.d: 9).

Page 19: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai perspektif dan geostrategi Indonesia,

Malaysia, dan Singapura terhadap Selat Malaka.

Indonesia. Selat Malaka merupakan titik penting bagi Indonesia. Bukan hanya dalam era

kekinian saja selat ini memiliki posisi penting dalam geopolitik Indonesia. Sejak ratusan

tahun silam, selat ini telah berperan terhadap pembentukan sejumlah daerah pesisir di

Sumatera, misalnya Aceh dan Sriwijaya. Sejak itu pula Selat Malaka berkontribusi besar

terhadap pembangunan ekonomi dan sosial kawasan tersebut. Posisi Indonesia yang

dipandang sebagai salah satu kawasan strategis menjadikannya sebagai jalur perpanjangan

perlintasan minyak dan komoditas lain dari Selat Malaka.

Indonesia memandang sebagian Selat Malaka sebagai ZEE Nusantara. Dalam mengamankan

Selat Malaka pun Indonesia berpedoman pada ZEE ini. Dalam artikel yang

bertajuk Singaporean Journal of International & Comparative Law (1998: 314), diketahui

bahwa Indonesia memiliki strategi jangka panjang agar tidak terlalu bergantung pada Selat

Malaka melalui pemberlakuan jalur lain, yakni Selat Sunda dan Lombok-Makassar

(Singaporean Journal of International & Comparative Law, 1998: 314).

Indonesia juga memperkuat kekuatan tempurnya di kawasan Selat Malaka melalui

penyediaan skuadron pesawat tempur F-16 blok 52 yang dilengkapi dengan senjata mutakhir

di Pangkalan Udara (lanud) TNI Angkatan Udara Roesmin Nuryadin, Pekanbaru. Mayor Sus

Filfadri selaku Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU

membeberkan bahwa dipilihnya Lanud Roesmin Nuryadin sebagai lokasi penempatan satu

skuadron pesawat tempur F-16 tersebut tidak lepas dari lokasi strategis Lanud Pekanbaru

yang secara geografis berada di kawasan Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan

Malaysia serta Singapura (metrotvnews.com, 2013).

Malaysia. Selat Malaka memiliki arti penting bagi Malaysia mengingat lebih dari setengah

kapal milik Angkatan Laut Kerajaan Malaysia ditempatkan di selat tersebut (Singapore

Journal of International & Comparative Law, 1998: 314). Malaysia mengklaim bahwa Selat

Malaka merupakan bagian dari perairannya yang berarti selat tersebut merupakan bagian dari

kedaulatannya. Berkaitan dengan Selat Malaka, Malaysia juga merespon baik adanya rencana

pembangunan jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Pulau Rupat, Indonesia, dengan

Teluk Gong, Malaysia (Kampung TKI, n.d). Dengan dibangunnya megaproyek jembatan ini,

devisa negara dipastikan akan mengalami lonjakan.

Page 20: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Kerjasama pertahanan yang digelar Malaysia untuk mengamankan Selat Malaka antara lain

(1) Malacca Strait Sea Patrol atau Masilindo TrilateralCoordinated Patrol bersama

Indonesia dan Singapura; dan (2) The Eyes in the Sky olehMalacca Strait Security

Initiative (MSSI) bersama Indonesia, Singapura dan Thailand (Vavro, 2008: 13-14).

Singapura. Mengingat Singapura merupakan negara yang “mini” dari segi luas wilayah,

maka kewaspadaannya terhadap negara lain menjadi tinggi. Namun hal inilah yang

menjadikan Singapura memiliki mentalitas baja dalam mempertahankan wilayahnya.

Sehingga tidak mengherankan jika negara ini begitu concern pada pertahanan negaranya

melalui pemberlakuan anggaran pertahanan yang sangat besar. Nilai penting Selat Malaka

bagi negara ini bisa dlihat dari segi ekonomi dan strategis, navigasi, sumber daya laut, dan

pariwisata (Singapore Journal of International & Comparative Law, 1998: 315).

Dalam mengamankan Selat Malaka, Singapura tidak mengambil langkah sendirian. Bersama

dengan Indonesia, Singapura mengadakan perjanjian mengenai Military Training

Area (MTA) pada tahun 2000 (Universitas Indonesia, n.d: 49). Masih berkaitan dengan

pengamanan Selat Malaka, keduanya juga terlibat latihan militer bersama secara rutin dimana

Singapura telah mendirikan Air Combat Maneuvering Range di Pekanbaru untuk digunakan

bersama (Universitas Indonesia, n.d: 42). Strategi pertahanan Singapura,porcupine

strategy, juga bertambah kuat karena disokong oleh aktifnya Singapura dalam dialog dan

forum internasional terkait kerjasama keamanan (Cipto, 2007: 136-7).

BAB III

PENUTUP

Page 21: makalah GEOPOLITIK INDONESIA.docx

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dinamika geopolitik ketiga negara dipengaruhi oleh dinamika kawasan Asia Tenggara. Segala macam kebijakan geopolitik yang diambil tiap negara berkaitan erat dengan fenomena-fenomena yang muncul di kawasan. Selat Malaka sebagai salah satu choke point strategis di kawasan Asia Tenggara memiliki arti penting bagi negara-negara sekitarnya, khususnya dari segi ekonomi. Tidak mengherankan jika banyak sekali aktor yang ingin menanamkan dominasinya kepada selat ini, baik aktor intra maupun ekstra kawasan. Beragamnya kepentingan yang terlibat tak pelak mengakibatkan terjadi ketegangan-ketegangan yang berujung pada konflik. Sejumlah negara yang menyadari akan potensi konflik ini berupaya melakukan tindakan preventif demi mengamankan kawasan perairan Selat Malaka, mengingat ketidakkondusifan keamanan kawasan ini akan berimbas pada konstelasi keamanan secara domestik maupun regional.

Penulis memandang bahwa konstelasi keamanan Selat Malaka masih diwarnai sejumlah konflik tapal batas dan kejahatan transnasional (terorisme, sea piracy). Seiring globalisasi, nilai Selat Malaka ini akan terus bertumbuh dengan intensitas perdagangan yang kian meningkat. Pertempuran kepentingan dan upaya perluasan sphere of influencediprediksi masih akan terjadi di selat ini, mengingat banyaknya keuntungan yang menggiurkan dari nilai strategis yang ditawarkannya. Hal ini merupakan tantangan bagi ASEAN agar semakin meningkatkan kiprahnya di kawasan. Sebagai organisasi regional, ASEAN harus menjalankan fungsinya secara maksimal dalam mereduksi setiap potensi konflik di kawasan ini agar tidak menjadi konflik terbuka.

Selain negara-negara yang berbatasan dengan Selat Malaka, banyak negara lainnya seperti

misalnya Jepang dan Cina juga memiliki kepentingan di selat yang terpendek dan termurah

ini. Beberapa permasalahan yang kerap mengganggu keamanan dan kestabilan kondisi di

Selat Malaka adalah perompakan, terorisme, intervensi asing dan masalah bilateral dari

ketiga negara sendiri. Menyikapi adanya intervensi asing di Selat Malaka, perlu diingat pula

bahwa di dalam ASEAN sendiri terdapat norma non-interference and nonintervention. Selain

itu, negara-negara di pesisir juga harus mengurangi dan menghapus konflik

regional, menahan diri dari mengundang intervensi dari kekuatan eksternal ketika terjadi

konflik, abstain dari keberpihakan militer dengan salah satu negara besar,

penghapusan bertahap pangkalan militer asing di kawasan dan pengembangan ekonomi di

tingkat nasional dan regional. Menurut penulis, dalam era globalisasi dimana liberalisasi dan

perdagangan bebas sangat didukung seperti saat ini, penggunaan dari Selat Malaka akan

semakin meningkat dan menambah kepentingan strategis dari selat ini juga.