makalah bener bahasa indonesia.docx

37
Bahasa Indonesia Penalaran dan Definisi Disusun Oleh: M Ehan 1112081000015 Muhammad Rizki 1113081000006 Rifka Indi 1113081000014 Dimas Wiranugraha 1113081000023 Debi Kurnia Sandi 1113081000037 Ramadhan Ali Nasution 1113081000041 Maya Kartika Laksmiwati 1113081000042 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen

Upload: rifkaindi

Post on 26-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Bahasa Indonesia

Penalaran dan Definisi

Disusun Oleh:

M Ehan 1112081000015

Muhammad Rizki 1113081000006

Rifka Indi 1113081000014

Dimas Wiranugraha 1113081000023

Debi Kurnia Sandi 1113081000037

Ramadhan Ali Nasution 1113081000041

Maya Kartika Laksmiwati 1113081000042

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen

Page 2: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Makalah yang berjudul “Definisi dan Penalaran” ini kami buat untuk memenuhi

kompetensi mata kuliah bahasa Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha

sekuat tenaga. Namun tentu saja, makalah ini tidaklah luput dari kesalahan. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik.

Dalam pembuatan makalah ini kami mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Untuk

itu, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Didah, selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia,

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara moril maupun materil

kepada kami, dan

3. Rekan-rekan seperjuangan, yang telah memberikan energi positifnya kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya.

Jakarta, 13 Mei 2014

Penulis

i

Page 3: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN..............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

2.1 Definisi..............................................................................................................................................3

2.1.1 Pengertian...................................................................................................................................3

2.1.2 Syarat-Syarat Definisi yang Baik................................................................................................3

2.1.3 Tujuan Pembuatan Definisi.........................................................................................................3

2.1.4 Jenis Definisi..............................................................................................................................4

2.2 Penalaran...........................................................................................................................................6

2.2.1 Pengertian...................................................................................................................................6

2.2.2 Ciri – Ciri Penalaran...................................................................................................................7

2.2.3 Preposisi dan Term.....................................................................................................................7

2.2.4 Jenis-jenis Proposisi....................................................................................................................9

2.2.5 Bentuk-bentuk Proposisi...........................................................................................................11

2.2.6 Penalaran Deduktif...................................................................................................................12

2.2.7 Penalaran Induktif.....................................................................................................................17

2.2.8 Salah Nalar...............................................................................................................................20

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................24

3.1 Simpulan..........................................................................................................................................24

3.2 Saran................................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................25

ii

Page 4: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu istilah pasti memuat suatu definisi, tetapi setiap pembaca kadang mengalami kendala dalam menarik suatu definisi. Tak sering pula salah dalam menarik suatu definisi. Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sesuai kaidah yang telah ditentukan. Definisi terbagi dalam beberapa jenis diantaranya 5 jenis definisi yang paling umum yang banyak orang tidak mengetahuinya, sehingga perlu memberikan suatu referensi untuk para pembaca.

Pencarian kesimpulan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat dijadikan 2 jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pertanyaan yang lebih umum yang dapat dilakukan secara langsung dan dapat dilakukan secara tidak langsung. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Oleh karena itu, simpulan yang diperoleh atau tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).

Selain metode dalam menarik suatu pernyataan, terdapat proposisi dan term yang perlu diperhatikan. Banyak bentuk dan jenis-jenis dari proposisi dalam membantu menarik suatu penalaran dari sebuah premis atau lebih. Dalam menarik suatu penalaran, terkadang kita mengalami kendala atau tidak disadari salah dalam menarik penalaran. Banyak juga faktor yang menyebabkan salah nalar, seperti premis yang tidak sesuai, premis yang terlalu umum, dan masih banyak lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Definisi?1.2.2 Apa Syarat-Syarat Definisi?1.2.3 Apa Tujuan Pembuatan Definisi?1.2.4 Apakah Jenis Definisi?1.2.5 Apa yang Dimaksud Proposisi dan Term?1.2.6 Bagaimana Jenis-Jenis Proposisi?1.2.7 Bagaimana Bentuk-Bentuk Proposisi?1.2.8 Apa Pengertian Penalaran?1.2.9 Apa Ciri-Ciri Penalaran?1.2.10 Apa yang Dimaksud dengan Penalaran Deduktif?1.2.11 Apa yang Dimaksud dengan Penalaran Induktif?

1

Page 5: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan Penulisan Secara Umum

1.3.1.1 Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.1.3.1.2 Menambah pengetahuan mengenai penalaran dan definisi.

1.3.2 Tujuan Penulisan Secara Khusus

1.3.2.1 Mengetahui Pengertian Definisi1.3.2.2 Dapat Menyebutkan Syarat-Syarat Definisi1.3.2.3 Dapat Menyebutkan Tujuan Pembuatan Definisi1.3.2.4 Dapat Menyebutkan Jenis Definisi1.3.2.5 Mengetahui Pengertian Proposisi dan Term1.3.2.6 Mengetahui Jenis-Jenis Proposisi1.3.2.7 Mengetahui Bentuk-Bentuk Proposisi1.3.2.8 Mengetahui Pengertian Penalaran1.3.2.9 Dapat Menyebutkan Ciri-Ciri Penalaran1.3.2.10 Mengetahui Penalaran Deduktif1.3.2.11 Mengetahui Penalaran Induktif

2

Page 6: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.1.1 Pengertian

Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya

lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Ada berbagai jenis definisi,

salah satunya yang umum adalah definisi perkataan dalam kamus (lexical definition).

Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas

dan singkat.1

2.1.2 Syarat-Syarat Definisi yang BaikDefinisi yang baik harus memenuhi syarat:

2.1.2.1 Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian

tertentu.

2.1.2.2 Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu

(tidak lebih dan tidak kurang). Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua

barang yang lain.

2.1.3 Tujuan Pembuatan Definisi

2.1.3.1 Tujuan Umum2.1.3.1.1 Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasi yang berlangsung

menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi

suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya. Contoh : WHO, singkatan

dari World Health Organization.

2.1.3.1.2 Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa.

2.1.3.1.3 Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama,

contoh : kata Bibi, dahulu didefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu

perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.

2.1.3.1.4 Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin

ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.

1 Rakhmawati Lestari, Penalaran dan Definisi, http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/, diakses 20 April 2014, jam 07.45 WIB.

3

Page 7: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

2.1.3.2 Tujuan Khusus2.1.3.2.1 Definisi yang tepat (Precising definition).

2.1.3.2.2 Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition).

2.1.4 Jenis DefinisiAda 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :

2.1.4.1 Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.2

Suatu definisi yang menetapkan arti untuk suatu kata baru, mencakup penciptaan suatu

kata baru atau pemberian suatu arti baru untuk suatu kata yang lama. Biasanya bertujuan

menggantikan suatu ungkapan yang lebih kompleks dengan ungkapan yang lebih sederhana.

Seringkali karena adanya fenomena dan perkembangan baru definisi stipulatif diperlukan.

Contoh: istilah “tigon” dipakai untuk penyebutan anak hasil perkawinan antara seekor

harimau jantan dengan seekor singa betina. Istilah “liger” dipakai untuk penyebutan anak hasil

perkawinan antara seekor singa jantan dengan seekor harimau betina.

Kemudian definisi stipulatifpun dipakai untuk menetapkan kode-kode sandi rahasia.

Contoh: istilah tora, tora dipakai selama perang dunia dua sebagai nama kode yang dikirim

oleh admiral yamamoto ke kantor pusat pengendalian perang di Tokyo, kode itu untuk

menandakan bahwa tentara Jepang tidak terhambat dalam beberapa jam sebelum pengeboman

Pearl Harbour.

2.1.4.2 Definisi Leksikal, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.

Suatu definisi leksikal dipakai untuk menyampaikan/melaporkan arti yang sudah dimiliki

oleh suatu kata dalam suatu bahasa. Definisi-definisi leksikal mempunyai tujuan lebih jauh

yaitu mengeliminasi ambiguitas yang bisa muncul jika satu dari arti yang dimaksudkan

dicampuradukan dengan arti lainnya. Contoh: definisi-definisi yang terdapat dalam kamus.

Karena suatu definisi leksikal mendaftar bermacam-macam arti yang dimiliki suatu kata,

seseorang yang berusaha merumuskan suatu definisi lebih baik siap menghindari kata-kata

ambigu yang digunakannya dan mendeteksi arti-arti lainnya.

Dalam banyak kasus, masalah terjadi bukan karena perbedaan-perbedaan yang jelas arti

kata-kata seperti tahu, kali, dan bisa tetapi karena ketidakjelasan arti akibat

pencampuradukan arti yang satu dengan arti yang lainnya. Contoh: jika seorang gadis

dikatakan baik, yang dimaksud bisa saja dia sopan, bersahaja, rendah hati, bahkan

2 Ibid.

4

Page 8: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

menyenangkan. Peran definisi leksikal akan membedakan bermacam-macam ketidakjelasan

semacam itu dan dengan demikian akan mencegah kemungkinan terjadinya menduanya arti.

2.1.4.3 Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan

definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.3

Tujuannya mengurangi ketidakjelasan arti suatu kata. Jika demikian seseorang dapat

mencapai suatu keputusan tentang berlakunya suatu kata dalam situasi tertentu. Misal telah

dikatakan bahwa kata miskin itu tidak jelas untuk menentukan siapa yang miskin dan siapa

yang tidak miskin secara tepat, maka peran suatu definisi yang tepat diperlukan. Contoh:

dalam bidang kedokteran, kata momen kematian (moment of death) didefinisikan sebagai saat

otak berhenti berfungsi yang diukur dengan suatu alat bernama electroenchephaloghraph.

2.1.4.4 Definisi Teoritis, definisi yang muncul dalam rangka mengusulkan agar teori yang

ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.

Suatu definisi yang menetapkan arti bagi suatu kata dengan mengusulkan suatu teori yang

memberikan suatu ciri tertentu bagi suatu entitas (eksistensi wujud) yang ditunjuk oleh kata

itu. Contoh : istilah panas berarti energi yang dihasilkan oleh gerakan-gerakan acak molekul-

molekul suatu substansi. Definisi diatas tidak hanya menetapkan suatu arti bagi suatu kata

tetapi memberikan penjelasan suatu cara untuk mengerti fenomena fisik yang panas.

2.1.4.5 Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran,

tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.

Definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang

membaca dan mendengarnya. Contoh: aborsi adalah pembunuhan kejam atas makhluk

manusia yang tidak bersalah.

3 Ibid.

5

Page 9: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

2.2 Penalaran

2.2.1 Pengertian

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan

data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan

dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Di sinilah letaknya kerja penalaran. Orang

akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum

jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu

simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat

dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.4

Menurut sumber lain menyebutkan, penalaran adalah proses berpikir yang

bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah

konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk

proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau

dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak

diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.5

2.2.1.1 Definisi Penalaran Menurut Para Ahli

2.2.1.1.1 Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan

menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, yang menuju kepada suatu

kesimpulan.

2.2.1.1.2 Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu

konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk

sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan

lain yang telah diketahui.6

2.2.1.1.3 Suria Sumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah

suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa

pengetahuan.

4 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2004, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, Akademika Pressindo, hlm. 137.

5 Rakhmawati Lestari, Penalaran dan Definisi, http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/definisi-dan-penalaran/, diakses 20 April 2014, jam 07.45 WIB.

6 Ibid.

6

Page 10: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

2.2.2Ciri – Ciri Penalaran

2.2.2.1 Dilakukan dengan sadar.

2.2.2.2 Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui.

2.2.2.3 Sistematis.

2.2.2.4 Terarah, bertujuan.

2.2.2.5 Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru.

2.2.2.6 Sadar tujuan.

2.2.2.7 Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh.

2.2.2.8 Pola pemikiran tertentu.

2.2.2.9 Sifat empiris rasional.7

2.2.3 Preposisi dan TermTerm adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam

sebuah kalimat preposisi.8

Contoh:

Semua tebu manis.

Semua tebuadalah term.

Manis adalah term.

Dalam sebuah kalimat Bumi adalah planet, kata bumi dan planet adalah term.Term dan proposisi mempunyai hubungan yang erat. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.

Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat. Dengan demikian, proposisi pasti berbentuk kalimat, tetapi tidak setiap kalimat dapat digolongkan ke dalam proposisis. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inverse tidak dapat disebut proposisi. Kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.9

Kalimat berikut ini bukan proposisi:

7 Ibid.8 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2004, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta,

Akademika Pressindo, hlm. 137.9 Ibid, hlm. 138.

7

Page 11: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

a. Bangsa burungkah ayam?b. Mudah-mudahan Indonesia menjadi Negara makmur.c. Berdirilah kamu di pinggir pantai.

Kalimat-kalimat itu dapat diubah menjadi proposisi sebagai berikut.

a. Ayam adalah burung.b. Indonesia menjadi negara makmur.c. Kamu berdiri di pinggir pantai.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa proposisi itu harus terdiri dari subjek dan predikat yang masing-masing dapat diwujudkan dalam kelompoknya sehingga dapat dilihat hubungan sekelompok subjek dan kelompok predikat.10

Dalam hal berhubungan kelompok subjek dan kelompok predikat dalam proposisi, seorang ahli logika bangsa Swiss, Euler, yang hidup pada abad XVIII mengemukakan konsepnya dengan 4 jenis proposisi dengan 5 macam posisi lingkaran. Lingkaran itu disebut Lingkaran Euler.

Keempat jenis proposisi itu adalah sebagai berikut.

2.2.3.1 Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.

Semua S adalah semua P.Semua sehat adalah semua tidak sehat.

2.2.3.2 Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat

Semua S adalah P.Semua sepeda beroda.

Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat subjek

Sebagian S adalah P.Sebagian binatang adalah kera.

2.2.3.3 Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.11

Tidak satu pun S adalah P.Tidak seorang pun manusia adalah binatang.

2.2.3.4 Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat

10 Ibid, hlm. 138.11 Ibid, hlm. 139.

8

Page 12: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Sebagian S tidaklah P.

Sebagian kaca tidaklah bening.

2.2.4 Jenis-jenis ProposisiProposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan bentuknya, sifatnya,

kualitasnya, dan kuantitasnya. Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengandung satu pernyataan.12

Contoh:

Semua petani harus bekerja keras.

Setiap pemuda adalah calon pemimpin.

Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.

Contoh:

Semua petani harus bekerja keras dan hemat.

Proposisi majemuk ini sebenarnya terdiri dari proposisi, yaitu

Semua petani harus bekerja keras.

Dan

Semua petani harus hemat.

Berdasarkan sifatnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi kategorial dan proposisi kondisional. Dalam proposisi kategorial, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa syarat.

Contoh:

Semua bemo beroda tiga.

Sebagian binatang tidak berekor.

Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi atau diingat sebelum peristiwa dapat berlangsung.

Contoh:

Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.

12 Ibid, hlm. 140.

9

Page 13: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Proposisi ini terdiri dari atas dua bagian, yaitu bagian sebab dan bagian akibat. Unsur sebab atau anteseden ialah jika air tidak ada air dan unsur akibat atau konsekuen ialah manusia akan kehausan. Antaseden sebuah proposisi harus selalu mendahului konsekuen. Proposisi kondisional seperti adi atas disebut proposisi kondisional hipotesis. Di samping itu, ada pula proposisi kondisional disjungtif yang mengemukakan suatu alternatif atau pilihan.

Contoh:

Amir Hamzah adalah seorang sastrawan atau pahlawan.

Berdasarkan kualitas, proposisi dapat dibagi atas proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negatif. Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.13

Contoh:

Semua dokter adalah orang pintar.

Sebagian manusia adalah bersifat sosial.

Proposisi negatif adalah proposisi subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan. Dengan kata lain, proposisi negatif meniadakan hubungan antara subjek dan predikat.

Contoh:

Semua harimau bukanlah singa.Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.

Dalam proposisi kondisional hipotesis, pokok persoalan terletak pada unsur konsekuennya. Kalau konsekuennya positif, proposisi itu juga positif dan kebalikannya. Unsur anteseden tidak memberi pengaruh pada kualitas proposisi. Kalau konsekuennya negatif, proposisi itu juga negatif. Unsur anteseden tidak memberi pengaruh pada kualitas proposisi.14

Contoh:

Jika hari panas, petani tidaklah bekerja. (negatif).Jika hari tidak panas, petani menjadi menang.(positif, afirmatif).

Berdasatkan kuantitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi universal (umum) dan proposisi khusus. Pada proposisi universal (umum), predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya.

Contoh:

13 Ibid, hlm. 141.14 Ibid, hlm. 142.

10

Page 14: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Semua dokter adalah orang pintar.

Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.

Semua gajah bukanlah kera.

Tidak seekor gajah pun adalah kera.

Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi unversal ini ialah

a) unversal afirmatif: semua, setiap, tiap, masing-masing, apapun.

b) universal negatif: tidak satu pun, takseorang pun.

Pada proposisi khusus, predikat hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.

Contoh:

Sebagian mahasiswa gemar olahraga.

Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.

Sebagian Pulau Jawa adalah Jawa Barat.

Tidak semua Pulau Jawa adalah Jawa Barat.

Kata-kata yang dapat membantu menciptakan prorposisi khusus ialah kata sebagian, banyak, beberapa, sering, kadang-kadang, dalam keadaan tertentu.15

2.2.5 Bentuk-bentuk Proposisi

Berdasarkan 2 jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas (positif dan negatif) dan berdasarkan kuantitas (umum dan khusus) ditemukan 4 macam proposisi, yaitu

2.2.5.1 Proposisi umum-positif (proposisi A).2.2.5.2 Proposisi umum-negatif (proposisi E).2.2.5.3 Proposisi khusus-positif (proposisi I).2.2.5.4 Proposisi khusus-negatif (proposisi O).

2.2.5.1 Proposisi umum-positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan objek. (A)

Contoh:Semua mahasiswa adalah lulusan SMTA.Semua karya ilmiah mempunyai daftar pusaka.

15 Ibid, hlm. 143.

11

Page 15: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

2.2.5.2 Proposisi umum-negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari keseluruhan objek. (E)

Contoh:Tidak seorang mahasiswa pun lulusan SMTP.Tidak seekor gajah pun berekor enam.

2.2.5.3 Proposisi khusus-positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan sebagian objek. (I)

Contoh:Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh yayasan.

2.2.5.4 Proposisi khusus-negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian objek. (O)16

Contoh:Sebagian mahasiswa tidak mempunyai mobil.Sebagian perguruan tinggi tidak dikelola oleh yayasan.

2.2.6 Penalaran Deduktif

Pernalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik kesimpulan itu disebut premis.

Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.

2.2.6.1Menarik Simpulan secara Langsung

Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut tak langsung.

Misalnya:

1. Semua S adalah P. (premis)Sebagian P adalah S. (simpulan)Contoh:Semua ikan berdarah dingin.(premis)Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan.(simpulan)

2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)

16 Ibid, hlm. 144.

12

Page 16: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)Contoh:Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)

3. Semua S adalah P. (premis)Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)Contoh:Semua rudal adalahsenjata berbahaya. (premis)Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya.(simpulan)

4. Tidak satu pun S adalah P. (premis)Semua S adalah tak-P. (simpulan)Contoh:Tidak seekor pun harimau adalah singa.(premis)Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)

5. Semua S adalah P. (premis)Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)17

Contoh:Semua gajah adalah berbelalai. (premis)Tidak satu pun gajah adalah tak berbelalai. (simpulan)Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah. (simpulan)

2.2.6.2 Menarik Simpulan secara Tidak Langsung

Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut.

Beberapa jenis pernalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.

2.2.6.2.1 Silogisme Kategorial

17 Ibid, hlm. 145.

13

Page 17: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Yang dimaksud dengan silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.18

Contoh:

Semua manusia bijaksana (premis mayor)

Semua polisi adalah manusia (premis minor)

Jadi, semua polisi bijaksana

term minor term mayor

Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah pada silogisme di atas ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

Contoh:Semua manusia tidak bijaksana.Semua kera bukan manusia.Jadi, (tidak ada simpulan).

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.

1. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan term penengah.Contoh:Semua atlet harus giat berlatih.Dimas adalah seorang atlet.Dimas harus giat berlatih.Term mayor: Dimas.Term minor: harus giat berlatih.Term menengah: atlet.Jika lebih dari tiga term, simpulan akan menjadi salah.Contoh:Gambar itu menempel di dinding.Dinding itu menempel di tiang.Dalam premis ini terdapat empat term yaitu gambar, menempel di dinding, dinding, dan menempel di tiang.

18 Ibid, hlm. 146.

14

Page 18: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Oleh sebab itu, di sini tidak dapat ditarik kesimpulan.2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan simpulan.19

3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.Contoh:Semua semut bukan ulat.Tidak seekor ulat pun adalah manusia.

4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.Contoh:Tidak seekor gajah pun adalah singa.Semua gajah berbelalai.Jadi, tidak seekor singapun berbelalai.

5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh:Sebagian orang jujur adalah petani.Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

7. Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.Contoh:Sebagian mahasiswa adalah lulusan SLTA.Sebagian pemuda adalah mahasiswa.Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SLTA.

8. Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.Contoh:Beberapa manusia adalah bijaksana.Tidak seekor bintang pun adalah manusia.Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

2.2.6.2.2 Silogisme HipotesisSilogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi

kondisional hipotesis.20 Jika premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.Contoh:Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.Besi dipanaskan.Jadi, besi memuai.

19 Ibid, hlm. 147.20 Ibid, hlm. 148.

15

Page 19: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.Besi tidak dipanaskan.Jadi, besi tidak akan memujai.

2.2.6.2.3 Silogisme AlternatifSilogisme alternatif adalah silogisme nyang terdiri atas premis mayor berupa proposisi

alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.21

Contoh:

Dia adalah seorang kiai atau professor.Dia seorang kiai.Jadi, dia bukan seorang professor.

Dia adalah seorang kiai atau professor.Dia bukan seorang kiai.Jadi, dia seorang professor.

2.2.6.2.4 Entimen

Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dal;am kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang belum dikemukakakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:Semua sarjana adalah orang cerdas.Ali adalah seorang sarjana.Jadi, Ali adalah orang cerdas.

Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas karena dia seorang sarjana”. Beberapa contoh entimen:Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

Dengan demikian, silogisme dapat dijadikan entinem. Sebaliknya, sebuah entimen dapat diubah menjadi silogisme.

2.2.7Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari

pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata

lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).22

21 Ibid, hlm. 149.22 Ibid, hlm. 150.

16

Page 20: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk

menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang

bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.

Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif:

1. Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis

2. Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik

secara induktif maupun deduktif.

2.2.7.1 Jenis-Jenis Penalaran Induktif

2.2.7.1.1 GeneralisasiGeneralisasi adalah pernalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang

mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa

gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal

ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran

seperti itu.23

Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai.

Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal yang berikut.

1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin benar simpulan yang diperoleh.

2. Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.

3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunayai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

2.2.7.1.2 AnalogiAnalogi adalah cara penarikan pernalaran dengan membandingkan dua hal yang

mempunyai sifat yang sama.24

Contoh:

Nina adalah lulusan akademi A.

23 Ibid, hlm. 15124 Ibid, hlm. 151.

17

Page 21: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ali adalah lulusan akademi A.

Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Tujuan pernalaran dengan analogi adalah sebagai berikut.

1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.

2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.

3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

2.2.7.1.3 Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling

berhubungan.25 Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita

sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia

kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan

kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:

2.2.7.1.3.1 Sebab Akibat

Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat pula

berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang

dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.

Dalam kaitannya dengan hubungan kasual ini, diperlukan kemampuan penalaran

sesorang untuk mendapatkan kesimpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu

penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji

buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan

penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan

mungkin pula dilempari oleh anak-anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu yang

menjadi penyebabnya.

Andaikata angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan yang tiba-tiba turun (B), ternyata

tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya

buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).

Pola seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.

Angin hujan lemparan mangga jatuh.25 Ibid, hlm. 152.

18

Page 22: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

(A) (B) (C) (D)

Angin, hujan mangga tidak jatuh

(A) (B) (D)

Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.

(C) (E)

Pola-pola seperti itu sesuai pula dengan metode agreement yang berbunyi sebagai

berikut. Jika dua kasus atau lebih dalam satu gejala mempunyai satu dan hanya satu

kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu, kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab

sesuatu tersebut.26

Teh, gula, garam menyebabkan kedatangan semut.

(P) (Q) (R) (Y)

Gula, lada, bawang menyebabkan kedatangan semut.

(Q) (S) (U) (Y)

Jadi, gula menyebabkan kedatangan semut.

(Q) (Y)

2.2.7.1.3.2 Akibat-Sebab

Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter.Ke

dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen.Akan

tetapi, dalam pernalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

2.2.7.1.3.3 Akibat-Akibat

Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa

“akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai

berikut.27

Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung

menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu

penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.

Hujan menyebabkan tanah becek.

26 Ibid, hlm. 153.27 Ibid, hlm. 153.

19

Page 23: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

(A) (B)

Hujan menyebabkan kain jemuran basah.

(A) (C)

Dalam proses pernalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan

data, dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan simpulan.

Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.

(B) (C)

2.2.8 Salah NalarGagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah

nalar.28 Salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

Apabila kita perhatikan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia secara cermat, kadang-

kadang kita temukan beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat yang

seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar.Kalau kita pilah-pilah beberapa bentuk salah

nalar itu, kita dapat membagi salah nalar itu dalam beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

2.2.8.1 Deduksi yang Salah

Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang amat

sering dilakukan orang. Hal ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu

silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat.

Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.

1. Pak Ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.

2. Bunga Anggrek sebetulnya tidak perlu dipelihara karena bunga anggrek banyak

ditemukan dalam hutan.

3. Dia pasti cepat mati karena dia menderita penyakit jantung.

2.2.8.2 Generalisasi Terlalu Luas

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak

seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.29

Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.

a. Gadis Bandung cantik-cantik.

28 Ibid, hlm. 154.29 Ibid, hlm. 155.

20

Page 24: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

b. Kuli pelabuhan jiwanya kasar.

c. Orang Makasar pandai berdayung.

2.2.8.3 Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif

Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan

“itu” atau “ini”. Beberapa pernalaran yang salah seperti itu adalah sebagai berikut.

a. Engkau harus mengikuti kehendak ayah, atau engkau harus berangkat dari rumah ini.

b. Dia membakar rumahnya agar kejahatannya tidak diketahui orang.

c. Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba kekurangan dan hidup di

kampung dengan menanggung malu.

2.2.8.4 Penyebab yang Salah Nalar

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga

mengakibatkan terjadi pergeseran maksud. Orang tidak menyadari bahwa yang dikatakannya

itu adalah salah.Beberapa salah nalar yang termasuk jenis ini adalah sebagai berikut.

a. Matanya buta sejak beberapa waktu yang lalu. Itu tandanya dia melihat gerhana matahari

total.

b. Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para leluhurnya, di hamil.

c. Kalau ingin dikenal orang, kita harus memakai kacamata.

2.2.8.5 Analogi yang Salah

Salah nalar dapat terjadi apabila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain

dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi

yang lain.30 Beberapa jenis salah nalar seperti ini adalah sebagai berikut.

1. Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia, dapat menyelesaikan tugasnya dengan

baik. Oleh sebab itu, Tata, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat

menyelesaikan tugasnya.

2. Pada hari Senin, langit di sebelah barat menghitam, angin bertiup kencang, dan tidak lama

kemudian turun hujan. Pada hari Selasa, langit sebelah barat menghitam, angin bertiup

kencang, dan tidak lama kemudian turun hujan. Pada hari Rabu, langit sebelah barat

30 Ibid, hlm. 156.

21

Page 25: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

menghitam, angin bertiup kencang. Hal ini menandakan bahwa tidak lama lagi akan turun

hujan.

2.2.8.6 Argumentasi Bidik Orang

Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang disebabkan oleh sikap menghubungkan

sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Dengan kata lain, sesuatu itu selalu

dihubungkan dengan orangnya. Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.

1. Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas keluarga

berencana itu mempunyai anak enam orang.

2. Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua Verdo itu bekas penjahat.

3. Dapatkah dia memimpin kita kalau dia sendiri belum lama ini bercerai dengan istrinya?

2.2.8.7 Meniru-niru yang Sudah Ada

Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan anggapan bahwa

sesuatu itu dapat kita lakuakn kalau atasan kita melakukan hal itu.Beberapa salah nalar jenis

ini adalah sebagai berikut.

1. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang

menghadiri acara pembukaanpun sudah pulang semua.

2. Siswa SMA seharusnya dibenarkan mempergunakan kalkulator ketika menyelesaikan

soal matematika sebab professor pun menggunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal

matematika.

2.2.8.8 Penyamarataan Para Ahli

Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan

pandangan yang sama.31 Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil simpulan.

Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.

1. Perkembangan sistem pelayaran kita dapat dibahas secara panjang lebar oleh Ahmad

Panu, seorang tukang kayu yang terkenal itu.

2. Pembangunan pasar swalayan itu sesuai saran Toto, seorang ahli di bidang perikanan.

31 Ibid, hlm. 157.

22

Page 26: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanDefinisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih

kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Terdapat lima jenis definisi dilihat dari tujuannya, yaitu definisi persuasif, teoritis, ketepatan, leksikal, dan stipulatif.

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.Terdapat dua jenis metode dalam menalar yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

3.2 Saran3.2.1 Penalaran penting bagi mahasiswa dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan

sehari-hari.

3.2.2 Mengetahui cara membuat definisi yang baik dan benar sangat penting bagi mahasiswa agar tidak mengalami kesalahan yang sama kedepannya.

3.2.3 Penting memahami faktor-faktor yang menyebabkan salah nalar terjadi agar dapat menghindari hal-hal tersebut ketika menarik suatu penalaran.

23

Page 27: Makalah Bener Bahasa Indonesia.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2004. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Akademika Pressindo.

Lestari, Rakhmawati. 2013. Penalaran dan Definisi. http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/ definisi-dan-penalaran/. 20 April 2014, 07.45.

24