prosiding - simdos.unud.ac.id · presentasi oral: bidang biodiversitas, lingkungan, ... pertumbuhan...

12

Upload: phamdat

Post on 10-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu
Page 2: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | iii

UDAYANA UNIVERSITY PRESS2014

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar, 18 - 19 September 2014

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 3: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

iv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014

“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungandalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar, 18 - 19 September 2014

EditorProf. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP.

Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Si.Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Budiasa Suyasa, M.Si. Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H., MP.

Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MT., Ph.D.Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA.

Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., M.S. Prof. Dr. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc

Diterbitkan Oleh:Udayana University Press

Kampus Universitas Udayana Denpasar

2014, xxviii + 1032 halaman, 21 x 29,7 cm

Page 4: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

xxiv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, DAN SUMBER DAYA ALAM

1. PENAMPILAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PESANGGARAN DENPASAR-BALI Tirta A.IN., AA.Oka, Gd.Suranjaya, NLP.Sriyani ................................................................. 635

2. ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PONTIANAK Josua P. Hutajulu, Marisi Aritonang ...................................................................................... 640

3. APLIKASI ORYZALIN DAN SINAR GAMMA PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina, L.) Made Ria Defi ani dan Ni Wayan Sudatri ............................................................................... 647

4. FOTODEGRADASI ZAT WARNA TEKSTIL METHYLENE BLUE DAN CONGO RED MENGGUNAKAN KOMPOSIT ZnO-AA DAN SINAR UV Ni Putu Diantariani, Iryanti Eka Suprihatin dan Ida Ayu Gede Widihati .............................. 652

5. POTENSI MANGROVE DALAM IMMOBILISASI TIMBAL Iryanti Eka Suprihatin ........................................................................................................... 660

6. KERAGAMAN LEBAH TRIGONA SEBAGAI SALAH SATU PLASMA NUTFAH DI BALI SELATAN Ni Luh Watiniasih, Ni Made Suartini .................................................................................... 665

7. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ida Ayu Raka Astiti Asih, Ni Made Puspawati, Wiwik Susanah Rita, Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi .............................................................................................. 671

8. KAJIAN RE-DESAIN PERAIRAN TELUK BENOA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN I GedeHendrawan .................................................................................................................. 679

9. STRUKTUR GENETIK BRAHMANA SIWA DAN BHUDA DI BALI BERDASARKAN DNA MIKROSATELIT KROMOSOM –Y I Ketut Junitha, Ni Luh Watiniasih, I A Manik Damayanti .................................................. 688

10. DIVERSITAS GENETIK MONYET EKOR PANJANG MENGGUNAKAN MARKA D-LOOP REGION mtDNA DI KAWASAN BALI UTARA I Nengah Wandia, I GA. Arta Putra, I Gede Soma ................................................................ 696

11. POTENSI EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f ) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus fl avus SECARA INVITRO Ni Putu Adriani Astiti dan Sang Ketut Sudirga ..................................................................... 704

12. PEMBANGUNAN DANPELESTARIAN SUMBER DAYA HUTAN DI SEKITAR KAWASAN BEDUGUL BALI (Studi Kasus Rencana Pembangunan PLTP Bedugul (Geothermal) Mutria Farhaeni, I Putu Gede Ardhana .................................................................................. 712

Page 5: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

704 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

POTENSI EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f ) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR

Aspergillus fl avus SECARA INVITRO

Ni Putu Adriani Astiti1) dan Sang Ketut Sudirga2).1)Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, F MIPA .UNUD [email protected]

2)Laboratorium Biokimia F MIPA UNUD

Abstrak

Aspergillus fl avus merupakan spesies dominan yang bertanggung jawab atas kontaminasi afl atoksin pada produk pertanian sebelum dipanen maupun selama penyimpanan. Afl atoksin merupakan mikotoksin dengan sifat beracun dan karsinogenik tinggi yang dihasilkan dari beberapa strain Aspergillus fl avus . Afl atoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus fl avus merupakan metabolit fungi yang terjadi secara alami dan telah lama dikenal sebagai kontaminan lingkungan. . Jamur ini merupakan jamur kontaminan yang sangat berbahaya bagi kesehatan.Penelitian dilakukan dengan mengamati efektivitas penghambatan ekstrak daun jati terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus fl avus. Daun Jati diekstraksi dengan menggunakan metanol dan dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator. Aktivitas antijamur dari ekstrak daun Jati diuji dengan menggunakan metode sumuran (well diffusion) pada media potato dextrose agar (PDA). Konsentrasi ekstrak daun yang diujikan adalah 0,5 %, 1 %, 2 % dan 4 % (w/v). Air steril yang mengandung 0,2 % Tween-80% digunakan sebagai pelarut dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun Jati pada konsentrasi 0,5 % secara nyata mampu menekan pertumbuhan jamur A. fl avus sebesar 75,05 % dengan diameter hambatan sebesar 21,2 mm, dengan minimum inhibitory concentration (MIC) pada 0,1 % (w/v). Ekstrak daun jati secara nyata menghambat pertumbuhan koloni, pembentukan spora dan biomassa dari jamur Aspergilus fl avus

Kata kunci :Aktifi tas antijamur, Ekstrak daun jati, Asperggilus fl avus.

Abstract

Aspergillus fl avus is dominant species responsible for afl atoxin contamination in agricultural products before harvest or during storage. Afl atoxin is carcinogenic and high of toxic that resulting from some of Aspergillus fl avus strain. Afl atoxin is natural product that produced by Aspergillus fl avus. Its caused environmental pollution and health problems .In this study, the antifungal activity of teak leaf extract was tested agains A. fl avus. .The extract of higher tropical plants were proven by previous workers to possess antimicrobial activities against plant pathogenic fungi. In this study, the antifungal activity of teak leaf extract was tested against A.fl avus , the cause of damage to agricultural products. The air-dried leaves of teak, Tectona grandis were extracted with methanol and evaporated in a rotary evaporator. Antifungal activity of the leaf extract was tested based on well diffusion method on potato dextrose agar (PDA). Leaf extracts,0.5 %, 1 %, 2 % and 4 % (w/v) were tested in this study. Sterile distilled water containing 0.2% Tween-80 was used as solvent and control. The results of this study showed that the teak leaf extract at a concentration as low as 0.5% (w/v) suppressed signifi cantly the growth of A.fl avus by 75,05 % , with inhibitory radial growth 21,2 mm and minimum inhibitory concentration (MIC) of 0.1 % (w/v). The leaf extract inhibited signifi cantly the fungal radial growth, total biomass and sporulation.

Keywords: antifungal activity, Teak leaf extract, Aspergillus fl avus

1. PENDAHULUAN

Aspergillus fl avus adalah jamur kontaminan yang banyak merusak makanan dan produk pertanian. Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi afl atoksin, yaitu suatu senyawa beracun dan bersifat karsinogenik. Menurut Kasno (2004), afl atoksin diketahui sangat toksik dan bersifat karsinogenik, hepatotoksik dan mutagenik bagi mamalia dan unggas. Aspergillus fl avus juga merupakan penyebab aspergillosis pada manusia. Pasien yang terinfeksi A. fl avus dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh.

Page 6: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 705

Penggunaan bahan kimia sebagai pestisida belakangan ini sangat marak. ada kekhawatiran akan adanya pencemaran lingkungan dari sisa – sisa bahan yang tidak terpakai, disamping itu bahan yang tersisa pada perkakas rumah tangga atau lingkungan juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Seiring dengan perkembangan penggunaan bahan kimia, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap dampak bahan kimia terhadap kesehatan dan lingkungan semakin tinggi. Sehingga tidak sedikit bahan yang kemudian dibatasi/dilarang penggunaannya

Eksplorasi bahan alam yang dimiliki oleh tanaman Jati (Tectona grandis L.f) menjadi salah satu alternatif dalam pemanfaatannya sebagai fungisida nabati. Adapun yang melandasi pemikiran ini adalah karena Jati merupakan tanaman penghasil kayu yang sangat berkualitas di dunia , karena struktur kayunya yang sangat keras dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jati dapat menghasilkan bahan aktif yang merupakan produk metabolisme sekunder yang mengandung senyawa – senyawa fenolik yang bersifat sebagai fi toaleksin. Bagi tanaman yang menghasilkan senyawa metabolit sekunder misalnya fenol, peranan senyawa tersebut adalah sebagai salah satu alat untuk mempertahankan diri dari gangguan hama dan penyakit, sedangkan bagi tanaman atau organisme yang lain dapat menghambat pertumbuhan (Drost and Doll, 1980).

Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut berbeda jumlah dan posisinya. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan komponen polifenol yang berbeda pula. Sifat antijamur yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tersebut juga berbeda (Pambayun dkk, 2007).

Astiti (1998) melaporkan daun jati yang diekstraksi dengan air mampu menghambat pertumbuhan jamur Monilia sp. salah satu jamur penyebab kerusakan permukaan kayu jati pada penyimpanan. Hambatan pertumbuhan ditentukan oleh umur daun, waktu dekomposisi dan konsentrasi. Hambatan terbesar ditunjukkan oleh daun tua yang telah mengalami dekomposisi selama satu minggu dengan konsentrasi 2 % dan 5 %, daun gugur yang telah terdekomposisi selama satu minggu dengan konsentrasi 2 % dan daun gugur yang telah terdekomposisi selama tiga minggu dengan konsentrasi 5 % dan 10 %. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut terutama untuk melihat potensi ekstrak daun jati sebagai fungisida nabati.

Hasil penelitian Astiti dan Suprapta (2012) menunjukkan bahwa konsentrasi 0,5 % (b/w) ekstrak methanol daun Jati mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur A.phaeospermum salah satu jamur penyebab kerusakan pada kayu Sengon, sebesar 81,4 % dengan MIC pada 0,4 % (w/v). ).

Sejumlah senyawa aktif telah diidentifi kasi dari sejumlah tanaman keras sebagai anti rayap dan anti jamur (Sharma and Gupta. 2009; Reddy et al., 2009). Senyawa tersebut berupa zat ekstraktif yaitu suatu senyawa yang mengisi rongga sel kayu dan terdapat hanya dalam jumlah kecil saja (Findlay,1978).

Identifi kasi senyawa yang terkandung di dalam ekstrak daun jati merupakan hal yang sangat penting , untuk mengetahui jenis senyawa yang berperan dalam aktivitas sebagai fungisida nabati. terutama senyawa polifenol yang bersifat sebagai anti mikroba. Konsentrasi dan komposisi senyawa polifenol yang terdapat pada ekstrak menentukan aktivitas antijamur. Sebagai contoh dalam kayu jati terdapat senyawa tektoquinon yang diekstrak dengan campuran aseton, heksan dan air mengandung senyawa 7-methyl juglone sebagai anti rayap (Carter et al, 1978).

2. BAHAN DAN METODE

Pengumpulan Sample dan EkstraksiDaun Jati dewasa diambil dari Bukit, Jimbaran. Denpasar Bali. Daun di cuci bersih dengan air.

Daun dipotong menjadi potongan kecil – kecil kemudian dikeringkan selama tiga hari dengan temperature kamar (28 + 20C). Daun selanjutnya dihancurkan dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk, selanjutnya diekstraksi dengan menggunakan methanol. Perendaman dilakukan selama 48 jam dalam temperature kamar (28 + 20C. Filtrat diperoleh dengan penyaringan melalui 2 lapis kain kasa dan kertas

Page 7: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

706 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

saring Whatman No. 1, kemudian diuapkan dengan menggunakan vaccum rotary evaporator pada suhu 400C, sehingga diperoleh ekstrak kasar (crude exstract). Ekstrak kasar ini kemudian digunakan untuk pengujian antijamur untuk melawan jamur A. fl avus..

Penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC)Petri yang telah berisi 10 ml media PDA dan 200 μl suspense isolate jamur r yang mengandung

mycelia dan spora dibiarkan memadat. Setelah padat dibuat sumur difusi (well diffusion) masing – masing sebanyak 2 buah pada setiap petri dengan menggunakan cork borer dengan diameter 5 mm. Ke dalam setiap sumuran dimasukkan 20 μl crude ekstrak daun Jati masing – masing dengan konsentrasi 0.1%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0.5%, 1%, 2% dan 4% (w/v). dengan menggunakan pipet mikro. Untuk kontrol digunakan air yang mengandung 0,2 % Tween 80. Kultur di inkubasi selama 48 jam di dalam gelap pada temperature kamar. Pembentukan zona hambatan di sekitar sumuran menunjukkan adanya aktivitas antijamur. Konsentrasi terendah yang dapat menimbulkan zona hambatan adalah minimum inhibitory concentration (MIC).

Pengaruh Ekstrak terhadap Pertumbuhan Koloni Ekstrak dengan berbagai konsentrasi (0.5%, 1%, 2% and 4%, w/v) dimasukkan ke dalam petridish

yang sudah berisi 10 ml media cair PDA. Sebagai control digunakan air yang mengandung 20 % Tween 80. Selanjutnya petri digoyang – goyangkan sampai ekstrak merata pada seluruh media. Setelah media padat, miselia jamur A. fl avus diambil dari kultur yang berumur 3 hari dengan menggunakan cork borer dengan diameter 5 mm. dan diletakkan di tengah – tengah media PDA. Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 7 hari dalam gelap pada temperature kamar. Zona hambatan yang ditimbulkan akibat aktivitas antijamur dari ekstrak dihitung dengan menggunakan rumus menurut Pinto et al., 1998

IR (%) = dc –dt x 100 dc

dimana: IR = Daya hambat pertumbuhan koloni (%)dc = Diameter koloni kontroldt = diameter koloni perlakuan

Pengaruh Ekstrak pada pembentukan sporaSuspensi jamur disaring dengan kertas saring Whatman No. 2 , sehingga spora akan lolos saringan

dan ditampung dalam Beaker glass. Pengujian pembentukan spora dilakukan dengan menginokulasikan 200 μl suspensi spora (106 spora/ml) pada 10 ml media PDB (Potato Dextrose Broth), kemudian masing – masing ditambahkan dengan ekstrak daun Jati, dengan konsentrasi akhir 0 %, 0,5 %, 1 %, 2 %, dan 4 % . Percobaan ini dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (konsentrasi ekstrak) dan 5 kali ulangan. Setelah diinkubasi selama lima hari pada suhu kamar, dilakukan penghitungan jumlah spora yang terbentuk di bawah mikroskop dengan menggunakan haemositometer. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan Analisis of Variance . Nilai beda antar perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5% . Daya hambat pembentukan spora dihitung dengan rumus :

IS (%) = dc –dt x 100 dc

dimana IS (%) = Daya hambat pembentukan spora dc = Kerapatan spora control dt = Kerapatan spora perlakuan

Page 8: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 707

Pengaruh Ekstrak Terhadap Biomasa JamurMekanisme penghambatan biomasa jamur oleh ekstrak daun Jati diuji dengan menumbuhkan

spora pada media potato-dextrose broth ( PDB) . Suspensi jamur disaring dengan kertas saring Whatman No. 2, sehingga hanya spora yang lolos saringan dan ditampung dalam beaker glass.

Satu milliliter suspensi spora jamur , serta ekstrak daun jati dimasukkan ke dalam 100 ml media PDB di dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan ekstrak dengan konsentrasi akhir 0 %, 0,5 %, 1 %, 2%, dan 4 % (w/v). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali.

Inkubasi dilakukan selama delapan hari pada suhu kamar. Suspensi jamur kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Pelet yang diperoleh dikeringkan pada suhu 600C pada kertas saring gelas sampai berat konstan. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan Analisis of Variance, dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5% .

Daya hambat pembentukan biomasa dihitung dengan menggunakan rumus

IB (%) = WC –WT x 100 WC

dimana:IB ( % ) = Daya hambat pembentukan biomasa WC = Berat biomasa controlWT = berat biomasa perlakuan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak daun Jati secara nyata (signifi kan) mampu menekan pertumbuhan A. fl avus pada media PDA dengan minimum inhibitory concentration (MIC) pada konsentrasi 0,1 %. Data ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jati cukup efektif menghambat pertumbuhan jamur A. fl avus dengan MIC lebih kecil dari 0,5%. Berdasarkan nilai MIC mengindikasikan bahwa jamur Aspergillus fl avus sangat sensitif terhadap ekstrak daun jati. Perlakuan ekstrak daun jati dengan konsentrasi 0,5 % mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur A. fl avus sebesar 75,05%, sementara perlakuan dengan konsentrasi 4% mampu menghambat pertumbuhan jamur sebesar 100% atau tidak terjadi pertumbuhan koloni jamur (table 1.)

Tabel 1.Daya hambat ekstrak daun jati terhadap diameter koloni jamur A. fl avus pada hari ke 7 pada media PDA

Konsentrasi Ekstrak Diameter Koloni Prosentase hambatan ( %, w/v ) (mm) ( % ) 0 85a 0 0,5 21,2b 75,05 1 8,0c 90,59 2 2,8d 96,70 4 0e 100

Ket : : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5%

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Naryaningsih (1998) menunjukkan ekstrak alkaloid daun tapak dara juga dapat menghambat pertumbuhan jamur A. fl avus dan konsentrasi ekstrak alkaloid daun tapak dara yang paling besar hambatannya terhadap pertumbuhan jamur A. fl avus adalah konsentrasi ekstrak alkaloid 0,6% (b/v).

Page 9: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

708 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

Sumartini dan Yusnawan (2005) melaporkan bahwa pencucian kacang tanah dengan ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 10% dapat menghambat perkembangan A. fl avus hingga 39%. Ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 10% pada medium potato dextrose agar (PDA) dapat menghambat pertumbuhan koloni A. fl avus hingga 97% dibandingkan dengan tanpa bahan nabati. Besarnya hambatan yang ditimbulkan oleh aktivitas ekstrak daun Jati, menunjukkan bahwa ekstrak daun jati mengandung senyawa yang bersifat antijamur. Kerusakan yang ditimbulkan oleh senyawa antijamur ini dapat bersifat fungisidal atau kerusakan yang bersifat tetap dan fungistatik atau kerusakan sementara yang dapat kembali. Menurut Ardiansyah (2005) , suatu komponen akan bersifat fungisidal atau fungistatik tergantung pada konsentrasi dan kultur yang digunakan.

Perlakuan ekstrak daun jati pada konsentrasi 0,5%-4% secara nyata (P<0,05) menghambat pembentukan spora jamur A. fl avus. Perlakuan ekstrak pada konsentrasi 0,5% mampu menghambat pembentukan spora sebesar 31,44%, sementara perlakuan ekstrak pada konsentrasi 4% menghambat pembentukan spora sebesar 89,85% (table 2.).

Tabel 2. Daya hambat ekstrak daun jati terhadap pembentukan spora

Konsentrasi Jumlah spora/ml Prosentase hambatan ( %, w/v ) (x106spora) ( % )

0 38,80a 0 0,5 26,60b 31,44 1 21,75c 43,94 2 18,15d 53,22 4 9,8e 89,85

Ket : : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5%

Suprapta dan Ohsawa (2007) melaporkan ekstrak kasar dari P. betle mampu mengurangi pembentukan spora Fusarium oxysporum f.sp. vanillae pada media PDB (Potato Dextrosa Broth) . Pembentukan spora dihambat oleh ekstrak kasar P. betle pada konsentrasi 0,1% (b / v) dengan aktivitas penghambatan 84,41%. Konsentrasi hambat minimum (MIC)) ekstrak ini adalah 0,15% (b / v). Produksi spora serta pertumbuhan radial dari F. oxysporum f.sp. vanillae benar-benar terhambat dari konsentrasi 0,3% sampai 0,5%. Ekstrak kasar P. betle ditambahkan pada media PDA. Aktivitas hambatan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak yang diujikan.

Spora pada jamur berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif dan perkembangbiakan secara generatif. Menurut Agrios (1988), spora yang berkecambah akan membentuk tabung kecambah, yaitu bagian pertama dari miselium yang dapat melakukan penetrasi terhadap inang. Spora dapat berkecambah dengan segera setelah masak dan lepas. Dengan demikian penghambatan pembentukan spora merupakan salah satu mekanisme penghambatan perkembang biakan jamur. Penelitian lain yang menggunakan ekstrak dari kulit batang tanaman Leptadenia lancifolia dengan konsentrasi 50 mg/ml mampu menghambat perkecambabahan spora dari Cryptococcus neoformans dan Penicillium notatum ( Daughari dan Obidah,2008) . Aktivitas antifungal ekstrak daun segar dari 40 jenis tanaman dengan methanol sebagai pelarut, menunjukkan hanya ekstrak daun dari Digitalis lanata Ehrh, Origanum manjorona L, Plantago lanceolata Hook dan Stevia rebaudiana (Bertoni) Bertoni, yang berpotensi menghambat perkecambahan spora dari Colletotrichum gloeosporioides pada konsentrasi ekstrak 25 % dan ekstrak yang paling aktif adalah Origanum manjorona L dengan persentase hambatan 96 % ( Silva et al, 2008).

Ekstrak daun jati yang diberikan pada konsentrasi 0,5%-4% secara nyata (P<0,05) menghambat pertumbuhan biomassa jamur A. fl avus pada media PDB . Daya hambat ekstrak lebih tinggi pada konsentrasi yang lebih tinggi. Perlakuan ekstrak pada konsentrasi 0,5% mampu menghambat pertumbuhan biomassa

Page 10: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 709

jamur A. fl avus sebesar 38,97%, sedangkan perlakuan pada konsentrasi 4% menghasilkan daya hambat sebesar 95% (table .3)

Tabel .3. Daya hambat ekstrak daun jati terhadap biomasa Konsentrasi Berat Kering Biomasa Prosentase hambatan ( %, w/v ) (mg/100 ml) ( % )

0 85,2a 0 0,5 52b 38,97 1 31c 63,62 2 23d 73 4 4,6d 95

Ket : : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5%

Astiti dan Suprapta (2012) melaporkan hasil pengujian ekstrak daun Jati terhadap jamur Arthrinium phaeospermum, salah satu jamur yang menyebabkan kerusakkan pada kayu Albizia falcataria (L.) Fosberg, menunjukkan ekstrak methanol daun jati pada konsentrasi 0.5% (w/v) secara signifi kan mampu menekan pertumbuhan A.phaeospermum sebesar 81.4%, dengan minimum inhibitory concentration (MIC) pada konsentrasi 0.4 % (w/v).

Manoharachary dan Gourinath (1988) telah menguji efektivitas beberapa ekstrak tanaman tropis terhadap empat jamur patogen, yaitu Curvularia lunata, Cylindrocarpon lichenicola, Fusarium solani dan Myrothecium leuchotrichum. Tanaman yang diuji adalah Calatropis, Datura, Ocimum, Ricinus dan Thidax. Di antara bagian tanaman yang diuji, ekstrak akar dan bunga ditemukan efektif dalam menghambat pertumbuhan dan sporulasi jamur. Bandara dkk. (1989) menguji ekstrak kasar dari rimpang Acorus Calamus (Araceae) dan Zingiber zerumbet (Zingiberaceae) terhadap pertumbuhan dan pembentukan spora beberapa jamur patogen. Ekstrak tanaman secara signifi kan menghambat pertumbuhan Cladosporium sp, Btryodiplodia theobromae, Fusarium solani, Phythophthora infestans, Phythium sp, dan Pyricularia oryzae. Daya hambatan ekstrak A. calamus terhadap pertumbuhan F. solani lebih baik dari Carbendazim, salah satu jenis fungisida sintetis.

Terhambatnya pertumbuhan jamur oleh ekstrak daun Jati disebabkan oleh kandungan senyawa aktif dalam ekstrak daun jati yang bersifat fungisida sehingga menyebabkan terganggunya permeabilitas membrane sel jamur. Menurut Semangun (2006) gangguan pada permeabilitas sel jamur dapat menyebabkan hambatan pada produksi dan sekresi enzim ekstraseluler oleh jamur. Fungisida yang merupakan produk metabolit sekunder dapat bereaksi dengan gugusan amino, karboksil, hidroksil, sulfi hidril sehingga menyebabkan in aktifnya enzim tertentu, mengakibatkan tertutupnya jalur biokimia pada jamur. Kemungkinan mekanisme kerja produk metabolit sekunder dari ekstrak daun tumbuhan dalam mengendalikan pertumbuhan jamur adalah dengan mempengaruhi protein dan enzim. Metabolit sekunder menjadi efektif karena berpengaruh terhadap protein termasuk terhadap enzim. Adanya titik reaktif pada enzim menyebabkan tertutupnya alur biokimia pada jamur. Keadaan ini akan mempengaruhi permeabilitas membran. Terganggunya permeabilitas membran dapat menghambat sekresi enzim ekstraseluler dan juga akan mempengaruhi sintesis dinding sel dan pembelahan sel.

4. KESIMPULAN

Ekstrak methanol dari daun Jati secara nyata (signifi kan) mampu menghambat pertumbuhan koloni, pembentukan spora dan biomasa dari jamur A. fl avus. Ekstrak daun Jati pada konsentrasi 0,5 % mampu menekan pertumbuhan jamur A. fl avus sebesar 75,05 % dengan diameter hambatan sebesar 21,2 mm,

Page 11: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

710 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

dengan minimum inhibitory concentration (MIC) pada 0,1 % (w/v)., sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai biopestisida.

UCAPAN TERIMA KASIHKami mengucapkan terima kasih kepada DIKTI yang telah mendanai penelitian ini melalui

program Penelitian Desentralisasi .

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G.N. (1988). Plant Pathology. Third Edition. Academic Press Inc. London.803Ardiansyah. (2005). Daun Beluntas sebagai Bahan Anti Bakteri dan Antioksidan. Available from :http://www.berita_iptek.com/cetak_beritahp?kat=berita&id=33 (Diakses 27 Oktober

2007 )Astiti, N.P.A. (1998(. Efektivitas “Hambatan Perasan Daun Jati ( Tectona grandis L.f )Terhadap

Pertumbuhn Jamur Monilia sp”. Jurnal Biologi Udayana 2 (1) : pp. 1-12.Astiti, N.P.A and Suprapta, D.N. (2012). Antifungal Activity of Teak (Tectona grandis L.F) Leaf Extract

against Arthrinium phaeospermum (Corda) M.B. Ellis. The cause of Wood Decay on Albizia falcataria (L.) Fosberg . J. ISSAAS . 18 ( 1) : pp 62-69

Bandara, B.M.R., Kumar, N.S. and , Samaranayake, K.M.S. (1989). “ An antifungal constituent from the stem bark of Butea monosperm.” Journal of Ethnopharmacology 25: pp 73-75.

Carter, F. L., Carlo, A.M. and Stanley, J.B. (1978). “Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros Virginia”. Journal Agriculture Food Chemistry 26(4): pp 869-873.

Daughari, J.H and Obidah J.S. (2008). “In vitro Antifungal Activity of Stem Bark Extract of Leptadenia lancifolia “. International Journal of Integrative Biology. 3 (2) : pp 111-117

Drost,C. and Doll, D.J. (1980). “The Allelopaty Effect of Yellow Nutsedge (Cyperus esculentus ) on Corn and Soybean ( Glycine max )” . Weed Sci. 28 :pp 223 – 229

Findlay, W.P.K. (1978). Timber Properties and Uses. London. Granuda Publishing.Kasno, A. (2004). “Pencegahan Infeksi Aspergillus fl avus dan Kontaminasi18 Afl atoksin padaKacang

Tanah.”. J. Litbang Pertanian 23(3) : pp 75-81Manoharachary, C. and Gourinath, A. (1988). Effects of plant extracts on four pathogenic fungi. In abstracts

of papers 5th International Congress of Plant Pathology,Kyoto, Japan.Naryaningsih, A. (1998). Pengaruh ekstrak alkaloid daun tapak dara (Catharanthusaspergillus roseus (L)

(Don) terhadap pertumbuhan Aspergillus fl avus Link.(Thesis). Semarang. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro.

Pambayun, R., M. Gardjito., S. Sudarmadji dan K. R. Kuswanto. (2007). “Kandungan Fenol dan Sifat Antibakteri dari berbagai jenis Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb)”. Majalah Farmasi Indonesia 18 (3): pp 141 – 146.

Pinto, C.M.F., Maffi a, L.A., Casali,V.W.D. and Cardoso, A.A .(1998). “ In vitro effect of plant Leaf extracts on mycelial growth and sclerotial germination of Sclerotium cepivorum”. Journal of Phytopathology 146: pp 421-425

Reddy, R.G., Nirmala, R.S. and Ramanamma, C.H. (2009). “Effi cacy of phytoextracts and oils Of certain medicinal plants against Cercospora moricolaCooke., incitant of mulberry (Morus albaL.) leaf spot”. Journal of Biopesticides 2: pp 77-83.

Semangun, H. (2006). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah MadaUniversity Press. Sharma, A.and Gupta, R. (2009). “ Biological activity of some plant extracts against Pieris brassicae

(Linn.). Journal of Biopesticides 2(1): pp 26-31.

Page 12: PROSIDING - simdos.unud.ac.id · PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, ... Pertumbuhan jamur ini pada makanan sering menyebabkan kontaminasi a ß atoksin, yaitu suatu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”

Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 711

Silva, P.A., Oliveira, D.F., N.R. Taironi de Prado.,D. Antonio de Carvalho., G. Aparecida de Carvalho. (2008). Evaluation of The Antifungal Activity by Plant Extracts Agains Colletotrichum gloeosporioides Penz. Agrotec., Lavras 32 (2) :pp 420- 428

Sumartini dan Yusnawan, E. (2005). “Upaya Menghambat Perkembangan Aspergillus fl avus pada Kacang Tanah. Jurnal Litbang Pertanian, 24(3):pp 109-112.

Suprapta, D.N. and Ohsawa, K. (2007).”Fungicidal activity of Piper betleextract against Fusarium oxysporumf.sp. vanillae.’ Journal of ISSAAS 13: pp 40-46.