proses pengolahan “orthodox rotorvane dan oksidasi … · 2020. 1. 6. · proses pengolahan...

80
PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANEDAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK TEH KEBUN JOLOTIGO PEKALONGAN, JAWA TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh: Vinsensius Pratantya Excel Bara Nugraha NIM : 16.I1.0067 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“

DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK TEH

KEBUN JOLOTIGO PEKALONGAN, JAWA TENGAH

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

Vinsensius Pratantya Excel Bara Nugraha

NIM : 16.I1.0067

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

i

Page 3: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan lindunganNya penulis dapat

menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Proses Pengolahan “Orthodox

Rotorvane“ Dan Oksidasi Enzimatis Teh Hitam Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik

Teh Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa Tengah” dengan lancar dan tepat waktu. Laporan

kerja praktek ini dibuat sebagai bentuk akhir kegiatan kerja praktek yang telah

dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa

Tengah pada 9 Januari – 2 Februari 2019, laporan kerja praktek ini juga dibuat sebagai

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang. Pembuatan laporan yang dapat selesai tepat waktu ini berkat

adanya doa, semangat, masukan, serta bimbingan dari banyaknya pihak. Penulis ingin

mengucapkan terimakasih atas segala dukungan kepada :

Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan perlindunganNya selama pelaksanaan kerja

praktek dan pembuatan laporan sehingga dapat selesai tepat waktu.

Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP.,MSc. sebagai Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Program Studi Teknologi Pangan yang sudah membantu dan memberikan

penulis kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.

Dr. Ir. Lindayani, MP. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, waktu, pikiran, dan masukan sebelum pelaksanaan kerja praktek hingga

penyusunan laporan akhir.

Direksi PT Perkebunan Nusantara IX yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan kerja praktek.

Bapak T. M Sitinjak, SP, selaku Manajer PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa Tengah dan staff kantor induk yang telah

mengijinkan penulis melaksanakan kerja praktek di perusahaan tersebut.

Bapak Gefri Brahmanto, ST, selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan dan

asisten teknik pengolahan beserta staff dan mandor teknik.

Bapak Kustoyo, selaku wakil asisten teknik yang telah mendampingi penulis selama

kegiatan kerja praktek.

Page 4: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

iii

Bapak Kamijo, selaku mandor penggilingan yang telah memberikan masukan dan

saran selama kegiatan kerja praktek.

Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan semangat

sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.

Rekan – rekan seperjuangan dari UNIKA (Andre, Antonio), UKWM (Vidje, Kenya,

Christine), UB (Iip, Amel, Aini), UNIMUS (Ahmad), dan UNSOED (Nino) yang

telah membantu dan memberikan semangat pada penulis selama kegiatan Praktek

Kerja Lapangan berlangsung.

Karyawan pabrik dan perkebunan serta semua pihak – pihak yang telah membantu

baik dalam bentuk doa, dukungan, dan semangat penulis baik selama melakukan

kerja praktek maupun penyusunan laporan kerja praktek yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan kerja praktek ini

dikarenakan keterbatasan penulis. Maka dari itu penulis berharap adanya kritik maupun

saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga

laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuian bagi para

pembaca dan juga semua yang membutuhkan.

Semarang, 22 Mei 2019

Penulis

Page 5: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. viii

1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ............................................................................ 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek.......................................................................................... 2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan......................................................................... 3

1.4. Metode Kerja Praktek ......................................................................................... 3

2. PROFIL PERUSAHAAN ...................................................................................... 4

2.1. Gambaran Umum ............................................................................................... 4

2.1.1. Sejarah Perusahaan ................................................................................. 4

2.1.2. Identitas Perusahaan ............................................................................... 5

2.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 6

2.2. Lokasi Perusahaan .............................................................................................. 7

2.2.1. Topografi dan Iklim Kebun Jolotigo ...................................................... 7

2.3. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 8

2.3.1. Klasifikasi Tenaga Kerja ........................................................................ 8

2.3.2. Sistem Kompensasi ................................................................................ 9

2.3.3. Tunjangan Tenaga Kerja ...................................................................... 10

2.3.4. Jam Kerja .............................................................................................. 12

2.3.5. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja .......................................................... 12

2.4. Struktur Organisasi ........................................................................................... 13

2.5. Sistem Pemasaran dan Distribusi Produk ......................................................... 13

3. SPESIFIKASI PRODUK ..................................................................................... 15

4. TUGAS KHUSUS : PROSES PENGOLAHAN “ ORTHODOX

ROTORVANE “ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT

PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK TEH KEBUN

JOLOTIGO PEKALONGAN, JAWA TENGAH ...................................... 16

4.1. Latar Belakang ................................................................................................. 16

4.2. Tujuan ............................................................................................................... 16

4.3. Metode .............................................................................................................. 17

4.3.1. Pemerolehan Bahan Baku Utama ......................................................... 17

4.3.2. Proses Produksi .................................................................................... 20

4.4. Pembahasan ...................................................................................................... 44

4.4.1. Pemetikan dan Penerimaan Pucuk Daun Teh ....................................... 45

4.4.2. Pelayuan Pucuk Daun Teh .................................................................... 47

4.4.3. Proses Penggilingan dan Oksidasi Enzimatis ....................................... 49

4.4.4. Pengeringan Bubuk Teh ....................................................................... 51

4.4.5. Sortasi Bubuk Teh Kering .................................................................... 52

Page 6: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

v

4.4.6. Pengepakan Bubuk Teh ........................................................................ 54

5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 55

5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 55

5.2. Saran ................................................................................................................. 55

6. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56

7. DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 57

Page 7: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Spesifikasi Produk Teh Hitam ........................................................................... 15

Tabel 2. Data Perhitungan Analisa Pucuk Tanggal 11 Januari 2019 .............................. 25

Page 8: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT Perkebunan Nusantara IX ................................................................. 6

Gambar 2. Klasifikasi Pemetikan di PT Perkebunan Nusantara IX ................................ 18

Pabrik Teh Kebun Jolotigo .............................................................................................. 18

Gambar 3. Cara Pemetikan Daun Teh dengan MenggunakanMesin (a); dan Secara

Manual (b) .................................................................................................. 18

Gambar 4. Proses Penimbangan Pucuk Daun Teh Setelah Dipetik ................................ 20

Gambar 5. Diagram Alir Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara

IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo ................................................................... 21

Gambar 6. Diagram Alir Penerimaan Pucuk ................................................................... 22

Gambar 7.Alat Jembatan Timbang Untuk Menimbang Berat Truk dan Sampel (a)

dan Saat Penimbangan Truk dan Sampel di atas Jembatan Timbang (b). . 23

Gambar 8.Waring Diturunkan Oleh Petugas Menuju Withering Trough ........................ 23

Gambar 9. Kotak Analisa Pucuk ..................................................................................... 25

Gambar 10.Petugas Sedang Menganalisa Pucukdengan Cara Menimbang Pucuk yang

telah Dikelompokkan. ................................................................................ 26

Gambar 11. Diagram Alir Proses Pelayuan Pucuk .......................................................... 27

Gambar 12. Pucuk yang Dihamparkan pada Withering Trough (a) dan Heater yang

Digunakan pada Proses Pelayuan (b) ......................................................... 28

Gambar 13.Penimbangan Pucuk untuk Memastikan Kadar Air Konsisten Beratnya ..... 29

Gambar 14. Diagram Alir Proses Penggilingan dan Sortasi Basah ................................. 31

Gambar 15.Mesin Open Top Roller (OTR) ..................................................................... 32

Gambar 16.Mesin Rotary Roll Breaker (a); dan Mesin Press Cup Roller (b) ................ 32

Gambar 17.Mesin Rotorvane (RV) ................................................................................. 33

Gambar 18. Baki Fermentasi (a); dan Rak Fermentasi (b) .............................................. 33

Gambar 19. Diagram Alir Proses Pengeringan Bubuk Teh............................................. 34

Gambar 20. Petugas Membakar Kayu sebagai Sumber Panas pada Heater. .................. 35

Gambar 21. Mesin Pengering Kapasitas Sedang (150 kg)(a);dan Kapasitas Besar

(300 kg)(b). ................................................................................................. 35

Gambar 22. Ruangan Produksi Proses Sortasi Bubuk Teh Kering. ................................ 36

Gambar 23. Skema Proses Sortasi Bubuk Teh Kering .................................................... 38

Gambar 24. Hopper 1 (a); dan Hopper II (b) .................................................................. 39

Gambar 25. Mesin Bubble Tray (a); Mesin Vibro Blank/Vibro Screen (b); dan Mesin

Drug Roll (c) .............................................................................................. 40

Gambar 26. Mesin Mini Picker (a); dan Mesin Chota Shifter (b) ................................... 40

Gambar 27. Mesin Winnower .......................................................................................... 41

Gambar 28. Mesin Crusher ............................................................................................. 42

Gambar 29. Diagram Alir Proses Pengepakan ................................................................ 42

Gambar 30. Pengemasan Produk Ekspor (a); dan Pengemasan Produk Lokal (b).......... 43

Gambar 31. Tea Bulker untuk Menampung Bubuk Teh Sebelum Di Packing ............... 43

Gambar 32. Timbangan yang Digunakan Dalam Proses Pengepakan (a); Ketentuan

Berat Bersih (kg) Tiap Jenis Teh yang Dikemas (b); dan Pallet Untuk

Alas Produk (c) ........................................................................................... 44

Page 9: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Lokasi Pabrik dan Emplasmen PT Perkebunan Nusantara IX

Pabrik Teh Kebun Jolotigo ......................................................................... 57

Lampiran 2. Peta Lokasi Afdeling Udoro ........................................................................ 58

Lampiran 3. Peta Lokasi Afdeling Selatan....................................................................... 59

Lampiran 4. Peta Lokasi Afdeling Tombo-Wonodadi ..................................................... 60

Lampiran 5.Bagan Struktur PT Perkebunan Nasional IX Kebun Jolotigo ...................... 61

Lampiran 6. Penjabaran Tugas dan Wewenang Anggota pada Struktur Organisasi PT

Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo .............................. 62

Lampiran 7. Laporan Plagiasi Unicheck.......................................................................... 68

Lampiran 8. Absensi Kerja Praktek ................................................................................. 69

Page 10: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Teh merupakan komoditas ekspor yang penting bagi perekonomian Indonesia, selain

sebagai salah satu sumber devisa bagi negara juga menyediakan lapangan pekerjaan.

Perkebunan teh sendiri merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang

menguntungkan.Teh juga merupakan minuman penyegar yang digemari hampir semua

masyarakat. Hal ini dibuktikan dari minuman teh yang sudah banyak sekali dijadikan

sebagai minuman keseharian. Di pasar internasional, dikenal tiga jenis teh berdasarkan

perbedaan cara pengolahannya yaitu teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), dan teh

oolong (oolong tea). Produk teh di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu teh hitam dan

teh hijau. Perbedaan kedua macam teh tersebut disebabkan oleh perbedaan cara

pengolahan dan mesin atau peralatan yang digunakan. Dalam proses pengolahan teh

hitam memerlukan proses fermentasi (oksidasi enzimatis) yang cukup dimana proses

fermentasi tidak boleh melebihi waktu selama 3 jam setelah pucuk daun teh masuk ke

dalam proses penggilingan, sedangkan teh hijau tidak memerlukan sama sekali.

Peristiwa oksidasi enzimatis dalam proses pengolahan teh hitam dimulai pada awal

penggilingan. Oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa katekin dengan

bantuan enzim polifenol oksidase.

Perkembangan pengolahan teh hitam senantiasa mengikuti perkembangan pasar atau

konsumen. Beberapa tahun terakhir konsumen cenderung menghendaki teh dengan

ukuran partikel yang lebih kecil (broken tea) dan cepat seduh (quick brewing). Untuk itu

pada proses pengolahan teh hitam khususnya pada tahap penggilingan memerlukan

tekanan yang lebih besar. Oleh karena itu, pengolahan teh hitam yang semula hanya

dikenal sistem orthodox murni, kini berkembang menjadi sistem orthodox rotorvane.

Penambahan alat rotorvane dimaksudkan agar proses penggilingan lebih intensif

sehingga diperoleh teh dengan ukuran partikel kecil lebih banyak. Penggilingan

merupakan proses pengolahan pucuk teh untuk merusak sel–sel daun teh agar terjadi

reaksi kimia antara cairan sel dengan oksigen sehingga didapatkan karakteristik teh

sesuai standar mutu yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk menghancurkan sel–sel

Page 11: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

2

daun teh, dan memberikan kesempatan reaksi oksidasi enzimatis sampai tahapan

tertentu. Proses ini juga bertujuan untuk memotong, merobek, dan menggulung daun teh

sehingga diperoleh partikel yang dikehendaki oleh produsen. PT Perkebunan Nusantara

IX merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komoditi unggulan berupa

teh, kopi, dan kakao. Proses pengolahan teh menggunakan sistem orthodox rotorvane.

Produk teh yang dihasilkan merupakan produk teh kualitas ekspor, sehingga

pengawasan disetiap proses pengolahannya sangat diperhatikan.

Kerja praktek memberikan manfaat serta pembelajaran mengenai yang terjadi pada

dunia kerja, sehingga diperoleh pengalaman praktek di lapangan selain teori yang

didapatkan selama proses perkuliahan. Kerja praktek bertujuan untuk melengkapi serta

mengaplikasikan berbagai teori yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, serta

mempersiapkan para mahasiswa untuk siap masuk kedalam dunia kerja usai menempuh

jalur pendidikan. Oleh karena itu penulis memilih tempat kerja praktek di PT

Perkebunan Nusantara IX khususnya pada Pabrik Teh Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa

Tengah, guna mengetahui langkah–langkah proses produk teh hitam yang dilakukan

khususnya pada bagian penggilingan dan oksidasi enzimatis.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari dilakukannya Kerja Praktek pada PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa Tengah adalah :

Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses produksi teh hitam (Camelia

sinensis L.)

Mengetahui proses pengawasan mutu dalam pembuatan teh hitam.

Menerapkan teori secara nyata yang didapatkan selama perkuliahan pada lapangan.

Menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan bidang pangan dan

bagaimana sebuah sistem dalam industri dijalankan.

Mendapatkan gambaran mengenai dunia kerja di industri pangan.

Mengetahui berbagai permasalahan yang timbul di lapangan dan memberikan

solusi atas permasalahan tersebut.

Page 12: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

3

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktek dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

Pekalongan selama 21 hari kerja dan dimulai pada 9 Januari 2019 dan berakhir pada 1

Februari 2019.

1.4. Metode Kerja Praktek

Kerja praktek yang dilakukan menerapkan metode dengan cara mengamati langsung

kegiatan para pekerja yang dilakukan selama di perkebunan maupun di pabrik, diskusi

dengan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik terkait denan topik laporan,

wawancara, dan melalui studi pustaka yang memiliki keterkaitan dengan kerja praktek.

Kegiatan yang telah dilakukan selama melakukan kerja praktek diantaranya:

Orientasi pabrik, tenaga kerja yang bertugas, dan mandor tiap divisi produksi teh

hitam.

Pengantar resmi perusahaan berkaitan dengan tata tertib dan hal–hal yang berkaitan

dengan kerja praktek.

Pengamatan langsung pada tiap–tiap tahap pembibitan dan pemetikan pucuk daun

teh.

Pengamatan langsung pada tiap–tiap tahap produksi teh hitam.

Wawancara dengan para mandor tiap divisi produksi teh hitam mengenai informasi

terkait produksi teh hitam.

Dokumentasi mesin dan data pendukung untuk mendukung penulisan laporan.

Studi pustaka dengan cara pengumpulan literatur–literatur terkait untuk melengkapi

data yang diperoleh selama melakukan kerja praktek.

Page 13: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

4

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum

2.1.1. Sejarah Perusahaan

Perkebunan Jolotigo pada awalnya adalah merupakan penggabungan dari 2 unit kebun

bekas kepemilikian sebuah kongsi NV Belanda, yang terdiri atas :

Nama Kebun: Jolotigo

Nama Pemilik: NV. Watering Loebber

Lokasi:

- Kecamatan Talun: 482,75 Ha

- Kecamatan Doro: 139,68 Ha

- Jumlah Luas: 622,43 Ha

Wilayah: Kabupaten Pekalongan

Nama Kebun: Tombo-Wonodadi

Nama Pemilik: NV. Landbouw Onderneming

Lokasi:

- Kecamatan Bandar: 282,64 Ha

- Kecamatan Wonotunggal : 246,80 Ha

- Jumlah Luas: 529.44 Ha

Wilayah: Kabupaten Batang

Jumlah Keseluruhan: 1.151,87 Ha

Perkebunan Jolotigo pertama kali didirikan pada tahun 1875 oleh Johanes van Hall,

dengan budidaya tanaman kopi, karet, teh, dan kina. Perkebunan Jolotigo dikelola oleh

pemerintahan Belanda hingga tahun 1942. Pada waktu Belanda dipukul mundur oleh

Jepang pada tahun 1942–1947 Perkebunan Jolotigo mulai dikelola oleh pemerintah

Jepang hingga Jepang kalah perang dengan sekutu pengelolaan Kebun Jolotigo diambil

kembali oleh pemerintahan Belanda. Hal ini tidak lama hingga tahun 1957 pengelolaan

Kebun Jolotigo diambil Pemerintah Republik Indonesia yang dikenal dengan istilah

Page 14: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

5

Nasionalisas dengan Administratur pertama Bapak R. Soemardjo.Pada tahun 1961-1962

perkebunan berubah status menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Baru Unit

Jawa Tengah IV dan menerima penyerahan Kebun Tombo-Wonodadi dari Pemerintah

Daerah Tingkat II Pekalongan.Pada tahun 1963-1968 perkebunan dikelompokan

kedalam PPN Aneka Tanaman XI, dengan menerima penggabungan Kebun Doro dari

Kebun Blimbing.Pada tahun 1973 status PPN berubah menjadi PTP XVIII (Persero)

Kebun Jolotigo/Tombo-Wonodadi/Doro. Tahun 1995 Kebun Jolotigo digabung dengan

Kebun Blimbing sehingga menjadi Kebun Blimbing/Jolotigo dengan kedudukan

Administratur berada di Kebun Blimbing. Tahun 1996 melalui Restrukturisasi

Perkebunan-Perkebunan Negara yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14

tahun 1996, pengelolaan Kebun Blimbing/Jolotigo yang semula di bawah naungan PTP

XVIII (Persero) dirubah menjadi PTPN IX (Persero) dimana kedudukan Direksi berada

di Surakarta. Hingga tahun 1999 Kebun Jolotigo kembali dipisah dengan Kebun

Blimbing dengan kedudukan Administratur serta Sinder Kepala di masing-masing

kebun dan Direksi berada di Semarang. Tahun 2014 Kebun Jolotigo tetap dikelola

PTPN IX dibawah Holding Perkebunan dengan Induk PTPN III (Persero) hingga

sekarang.

2.1.2. Identitas Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Jolotigo merupakan salah satu kebun yang dimiliki

oleh PT Perkebunan Nusantara IX yang merupakan kebun hasil pemisahan dengan

Kebun Blimbing. Logo PT Perkebunan Nusantara dpat dilihat pada Gambar 1. Identitas

dari PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Jolotigo adalah:

1. Nama Perusahaan: PT Perkebunan Nusantara IX

2. Status Perusahaan: BUMN

3. Alamat Perusahaan:

Pusat: Jln. Mugas Dalam (Atas) Semarang

No. Telp. 024 - 8414635

No. Fax. 024 - 8415408

Perwakilan/Kebun: Jolotigo

No. Telp. 0851 – 0093 – 9070

Page 15: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

6

4. Nama Kebun: Jolotigo

5. Lokasi Kebun: Kabupaten Pekalongan

Desa: Jolotigo

Kecamatan: Talun

Kabupaten: Pekalongan

6. Izin Tetap Usaha Perkebunan (SIUP): 199-08/11.16/PB/X/1996

Izin Usaha Perkebunan (IUP)

- Nomor: 199-08/11.16/PB/X/1996

- Tanggal: 11 Oktober 1996

TDP: 11216100008

NPWP: 01 – 001 – 647 – 5 – 502 – 003

Gambar 1.Logo PT Perkebunan Nusantara IX

2.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara IX adalah: Menjadi perusahaan agrobisnis

yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra.

Misi PT Perkebunan Nusantara IX adalah:

1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, gula dan tetes ke pasar

domestik Internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba

(profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.

2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk hilir,

wisata agro, dan usaha lainnya untuk mendukung kinerja perusahaan.

Page 16: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

7

3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan

usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

2.2. Lokasi Perusahaan

Letak geografis Kebun Jolotigo terletak di dua daerah Kabupaten yaitu Kabupaten

Pekalongan dan Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. Kebun Jolotigo memiliki tiga

kebun yang terdiri atas Afdeling Udoro, Afdeling Selatan, Afdeling Tombo dan

Wonodadi yang satu sama lain letaknya terpencar dan berpusat di Jolotigo sebagai

Emplasmen induk. Denah lokasi pabrik dan emplasmen PT Perkebunan Nusantara

Kebun Jolotigo dapat dilihat di Lampiran 1.

2.2.1. Topografi dan Iklim Kebun Jolotigo

Kebun Jolotigo/Tombo-Wonodadi/Doro terletak di dua daerah kabupaten yaitu

Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.

a. Afdeling Udoro

Afdeling Udoro memiliki luas sebesar 349,62 Ha dengan komoditi utama berupa

karet. Afdeling ini terletak ke dalam empat desa, yaitu Desa Jolotigo, Desa Mesoyi,

Desa Dowomangun Kecamatan Talun, serta Desa Doro Kecamatan Doro. Afdeling

Udoro terletak pada ketinggian 200-600 dpl, dengan keadaan kondisi lahan landai

sampai bergelombang/berbukit.Afdeling Udoro memiliki tanah berjenis latosol dan

andosol, bertekstur lempung, berbatu, daya sanggah tanah terhadap air rendah

sehingga pada musim hujan cepat jenuh dan lengket, dan bila musim kemarau cepat

kering dan tanah pecah.Tipe iklim Afdeling Udoro adalah tipe B mengarah ke C

(menurut Teori Smith Verguson) dengan kesuburan tanah sedang. Peta lokasi

Afdeling Udoro dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Afdeling Selatan

Afdeling Selatan memiliki luas sebesar 272,81 Ha dengan komidi utama berupa teh.

Afdeling ini terletak ke dalam dua desa yaitu Desa Jolotigo dan Desa Sengare

Page 17: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

8

Kecamatan Talun.Afdeling Selatan terletak pada ketinggian 500-1.200 dpl, dengan

kondisi lahan bergelombang/terjal sampai berbukit.Afdeling Selatan memiliki jenis

tanah andosol dengan tekstur tanah yang lempung, berbatu, daya sanggah terhadap

air rendah sehingga pada musim hujan cepat jenuh dan lengket, dan bila musim

kemarau cepat kering dan tanah pecah.Tipe iklim Afdeling Selatan adalah tipe B

(menurut Teori Smith Verguson) dengan kesuburan tanah sedang. Peta lokasi

AfdelingSelatan dapat dilihat pada Lampiran 3.

c. Afdeling Tombo/Wonodadi

Afdeling Tombo/Wonodadi memiliki luas sebesar 529,44 Ha dengan komoditi

utama berupa teh dan karet. Afdeling ini terletak ke dalam empat desa yaitu Desa

Tombo, Desa Wonomerto, Desa Wonodadi, dan Desa Pesalakan Kecamatan

Bandar.Afdeling Tombo dan Wonodadi berjarak sekitar 35 km dari Ibukota

Kabupaten Batang.Afdeling Tombo/Wonodadi terletak pada ketinggian 400-1.250

dpl, dengan kondisi lahan landai dan berbukit terjal.Afdeling Tombo/Wonodadi

memiliki tanah dengan jenis latosol dan andosol yang bertekstur lempung, berbatu,

daya sanggah terhadap air rendah sehingga pada musim hujan cepat jenuh dan

lengket, dan bila musim kemarau cepat kering dan tanah pecah.Tipe iklim Afdeling

Tombo/Wonodadi adalah tipe B (menurut Teori Smith Verguson) dengan

kesuburan tanah sedang. Peta lokasi AfdelingTombo/Wonodadi dapat dilihat pada

Lampiran 4.

2.3. Ketenagakerjaan

2.3.1. Klasifikasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo terdiri dari

tiga jenis karyawan yaitu karyawan tetap, karyawan tidak tetap, dan karyawan honorair.

Karyawan tetap meliputi pimpinan, karyawan staf (pelaksana dan pembantu pelaksana).

Karyawan tidak tetap terdiri dari karyawan harian (borong) yaitu borong tetap (misalnya

pemetik) dan borong lepas (misalnya pengangkut kayu), dan terakhir karyawan honor

seperti sopir. Tenaga Kerja/Karyawan yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX

Page 18: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

9

Pabrik Teh Kebun Jolotigo secara keseluruhan berjumlah 515 orang yang terdiri atas 8

orang karyawan pimpinan, 58 karyawan pelaksana, 82 karyawan pembantu pelaksana,

273 karyawan harian lepas teratur (HLT), 93 karyawan harian lepas skill (HLS), dan 1

karyawan honor. Sebagian besar merupakan masyarakat sekitar lokasi kebun maupun di

sekitar Desa Jolotigo.

2.3.2. Sistem Kompensasi

Sistem kompensasi ditujukan untuk memberikan timbal balik atas kinerja yang telah

diberikan tenaga kerja bagi perusahaan. Sistem kompensasi bermanfaat dalam menjaga

eksistensi tenaga kerja agar tenaga kerja tidak keluar dari perusahaan. Penentuan sistem

kompensasi harus sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) dan kesesuaian

dengan anggaran biaya perusahaan. Terdapat perbedaan besar kompensasi antar satu

pekerja dengan pekerjaan lain dikarenakan faktor–faktor yang mempengaruhi antara

lain posisi atau jabatan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.

a. Gaji

Gaji merupakan kompensasi yang diberikan untuk tiap bulannya dan dibayar pada

akhir bulan yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan. Biasanya yang mendapatkan

gaji ini adalah tenaga kerja bulanan (karyawan tetap) dan karyawan honorair yang

ditetapkan oleh direksi dengan besar gaji berdasarkan suratkeputusan dari Direksi

dengan disesuaikan terhadap jabatan dan karyawan golongan masing-masing.

b. Upah Borongan

Upah borongan dibayarkan tiap dua minggu sekali. Upah ini diberikan kepada

tenaga kerja borongan tetap maupun lepas sesuai produktivitas masing–masing

tenaga kerja, seperti tenaga kerja pemetik, pemotong kayu, dan penyemprot

tanaman.

Page 19: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

10

2.3.3. Tunjangan Tenaga Kerja

Tunjangan merupakan kompensasi tambahan yang bertujuan untuk memotivasi tenaga

kerja agar tetap bekerja dengan baik. Tujuan utama dari tunjangan kerja untuk membuat

tenaga kerja mengabdikan hidupnya pada organisasi dalam jangka panjang. Perusahaan

harus menanggapi kebutuhan dari keinginan tenaga kerja sehingga di dalam perusahaan

tercipta kondisi dimana kesejahteraan tenaga kerja terjamin secara serius sehingga

memberikan motivasi baik tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas dan

kemampuan bekerja. PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

memberikan tunjangan kepada karyawannya berupa:

1. Tunjangan Kesehatan

Tunjangan ini diberikan kepada seluruh karyawan tetap dengan mendapatkan

pengobatan gratis sampai sembuh selama mengikuti prosedur yang berlaku.

Jaminan ini ditangani langsung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan.

2. Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa yaitu berupa asuransi yang diperuntukkan bagi tenaga kerja jika

tenaga kerja meninggal dunia. Asuransi tersebut akan diberikan kepada keluarga

yang bersangkutan.

3. Bonus

Bonus diberikan kepada seluruh karyawan borongan jika mereka bekerja selama 23

hari dalam satu bulan. Besarnya bonus yang diberikan tergantung laba perusahaan,

biasanya bonus diberikan maksimum 5 kali gaji danakan diakumulasi setiap tahun.

4. Tunjangan Jabatan

Karyawan yang karena jabatan dan statusnya dalam organisasi perusahaan serta

diberikan wewenang untuk melaksanakan kebijakan perusahaan, kepadanya

diberikan tunjangan jabatan yang besarnya diatur dan ditetapkan oleh perusahaan.

5. Tunjangan Struktural

Karyawan yang memangku jabatan puncak (Sekretaris Perusahaan, Kepala SP,

Kepala Baigan, dan Manager) diberi tunjangan struktural yang besarnya ditetapkan

dan diatur oleh perusahaan.

Page 20: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

11

6. Tunjangan Kompensasi

Kepada karyawan yang tidak dapat naik golongan karena strata maupun Masa

Kerja Golongan (MKG) dalam strata tertentu kepadanya diberikan tunjangan

kompensasi yang diatur dan ditetapkan oleh perusahaan.

7. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan yang diberikan kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali.Besarnya

THR adalah minimal satu bulan gaji disesuaikan dengan golongannya masing –

masing.

8. Jaminan Hari Tua (JHT)

Jaminan Hari Tuamerupakan suatu program yang ditujukan sebagai pengganti

terputusnya penghasilan tenaga kerja dikarenakan meninggal dunia, cacat, atau

umur yang mencapai 56 tahun. Program ini dilaksanakan dengan sistem tabungan

hari tua. JHT memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada

saat tenaga kerja mencapai usia 56 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

Iuran program JHT ditanggung 3,7% oleh perusahaan dan 2% ditanggung oleh

tenaga kerja.

Selain tunjangan kerja (1 sd. 8), PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun

Jolotigo juga menyediakan beberapa fasilitas guna meningkatkan produktivitas para

karyawan serta kesejahteraan keluarga karyawan antara lain:

1. Penyediaan sarana perumahan untuk karyawan pendatang yang belum memiliki

rumah.

2. Penyediaan sarana peribadatan berupa Masjid serta koperasi dan sarana olahraga.

3. Penyediaan listrik dan air.

4. Pemberian pakaian kerja 1 setel per tahun sesuai dengan kondisi perusahaan.

5. Santunan kematian, apabila ada karyawan dan keluarganya meninggal.

6. Transportasi bagi karyawan dan keluarga berupa truk dan mobil jeep untuk

mengantar dan menjemput anak sekolah.

Page 21: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

12

2.3.4. Jam Kerja

Pengaturan waktu kerja yang diterapkan di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo meliputi tiga bagian sebagai berikut:

1. Pekerja Bagian Kantor

Jam kerja yang diberlakukan untuk tenaga kerja bagian kantor adalah 8 jam yaitu

dari pukul 07.00 hingga 15.00 selama 6 hari kerja (Senin hingga Sabtu).

2. Pekerja Bagian Pabrik

Jadwal kerja yang diberlakukan untuk tenaga kerja bagian pabrik adalah 6 hari

kerja dengan jam yang berbeda-beda sesuai masing-masing divisi. Divisi

Penerimaan Pucuk memiliki jadwal Senin hingga Sabtu pukul 13.00-18.00. Divisi

Pelayuan memiliki jadwal Senin hingga Sabtu pukul 20.00-04.00. Divisi

Penggilingan dan Pengeringan memiliki jadwal Selasa hingga Minggu pukul 04.00-

11.00. Divisi Sortasi dan Pengepakan memiliki jadwal Selasa hingga Minggu pukul

06.00-14.00.

3. Pekerja Bagian Kebun

Jadwal pemetikan pucuk daun teh yang ditetapkan oleh perusahaan adalah pada

waktu pagi hari pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB hari Senin hingga Minggu.

Kemudian proses penimbangan dan pengangkutan pucuk teh ke pabrik dilakukan

pada pukul 13.00 WIB.

2.3.5. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja

PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo dalam melakukan perekrutan

tenaga kerja melalui dua sistem, yaitu diadakan langsung oleh pabrik, untuk mencari

tenaga kerja borongan dengan cara mandor dari masing-masing bagian mencari pekerja

sesuai dengan kebutuhan. Kedua diadakan oleh Direksi melalui website resmi PTPN IX

untuk mencari tenaga kerja di bagian produksi. Perekrutannya dengan cara pelamar

kerja mengajukan lamaran berdasarkan informasi lowongan pekerjaan. Setiap tenaga

kerja baru selalu diberikan pelatihan. Pelatihan tersebut dapat langsung dilakukan pihak

perusahaan seperti dengan pembimbingan oleh masing-masing mandor maupun asisten.

Pelatihan tenaga kerja juga dilakukan oleh tenaga ahli dan pakar tanaman teh. Selain itu

Page 22: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

13

pihak perusahaan juga melakukan studi banding di perusahaan lain dan selanjutnya

pengetahuan yang diperoleh diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo.

2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting di PT

Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo. Adanya struktur organisasi yang

jelas dapat memudahkan komunikasi dan koordinasi antara karyawan pimpinan,

pelaksana, pembantu pelaksana, lepas teratur, dan honorair sehingga akan membantu

tercapainya tujuan perusahaan. Bagan struktur organisasi yang diterapkan oleh

perusahaan dapat dilihat pada Lampiran5. PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo menggunakan struktur organisasi bertipe fungsional dimana wewenang

pemimpin tertinggi dilimpahkan kepada bagian yang memiliki jabatan fungsional untuk

dikerjakan kepada para pelaksana yang memiliki keahlian khusus. Asisten Kepala

memberikan instruksi atau perintah secara teknis kepada masing-masing asisten di tiap-

tiap bagian, setelah asistendi tiap bagian menerima instruksi dari Asisten Kepala maka

akan diteruskan kepada beberapa mandor dan karyawan yang berada

dibawahnya.Penjabaran tugas dan wewenang dari masing-masing anggota pada struktur

organisasi di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo dapat dilihat

pada Lampiran 6.

2.5. Sistem Pemasaran dan Distribusi Produk

Sistem pemasaran yang ada di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

menggunakan sistem lelang dan sistem order. Pabrik mendistribusikan produk ke

gedung PT Perkebunan Nusantara IX pusat yaitu di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.

Kemudian produk didistribusikan lewat distributor Kantor Pemasaran Bersama (KPB)

yang berlokasi di Jakarta.PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara merupakan satu-

satunya perusahaan yang melaksanakan penjualan komoditas perkebunan seperti

minyak sawit mentah, karet, teh, kopi, kakao, dan tetes melalui sistem lelang. Kantor

KPB merupakan tempat berkumpulnya penjualan dalam hal ini PT Perkebunan

Page 23: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

14

Nusantara penghasil komoditas teh seluruh Indonesia dan pembeli baik perusahaan

asing maupun lokal.

Produk yang telah disepakati antara kedua belah pihak selanjutnya dikirim ke gudang

PT Perkebunan Nusantara yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok untuk kemudian

dikirim ke perusahaan yang dituju. Produk mutu III dijual ke perusahaan lokal, yaitu

perusahaan tersebut langsung membeli ke PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh

Kebun Jolotigo dengan membawa surat pengantar Drop Order (DO). Perusahaan asing

yang biasa membeli untuk kualitas ekspor yaitu mutu I dan II meliputi Unilever Asia,

LELINKS, SURUCHI, BGH/C, Finly, dan Lipton.

Page 24: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

15

3. SPESIFIKASI PRODUK

PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo memproduksi bubuk teh hitam

kering dengan proses pengolahan sistem orthodox rotorvane. Bubuk teh hitam mutu I

dan II pemasarannya diekspor keluar negeri. Sedangkan mutu III, untuk pemasaran

dalam negeri (lokal), perkebunan menjual dalam bentuk teh celup. Spesifikasi produk

teh hitam yang diproduksi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Produk Teh Hitam

JENIS TEH UKURAN TEH (MESH)

Mutu I

Broken Orange Pekoe (BOP) 12

Broken Orange Pekoe Fann (BOPF) 14

Pekoe Fann (PF) 18

DUST 22-60

Broken Pekoe (BP) 12/14

Broken Tea (BT) 12/14

Mutu II

Pekoe Fann II (PF II) 18

Broken Pekoe II (BP II) 12

Fanning II (FANN II) 18

DUST II 22/60

DUST III 60

Mutu III

Serat Daun (BM) Sisa

Tangkai Daun (KAWUL) Sisa

Page 25: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

16

4. TUGAS KHUSUS : PROSES PENGOLAHAN “ ORTHODOX ROTORVANE

“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN

NUSANTARA IX PABRIK TEH KEBUN JOLOTIGO PEKALONGAN,

JAWA TENGAH

4.1. Latar Belakang

Teh hitam merupakan teh yang membutuhkan proses fermentasi dalam proses

pengolahannya. Fermentasi dalam produksi dan pengolahan teh hitam tidak

menggunakan mikroba sebagai sumber enzim melainkan enzim fenolase yang terdapat

pada pucuk daun teh itu sendiri dan enzim tersebut akan mengoksidasi sebagian besar

katekin menjadi teaflavin dan tearubigin (senyawa antioksidan yang tidak sekuat

katekin) (Rohdiana, 2015).

Proses pengolahan teh hitam dapat dibedakan menjadi dua yaitu menggunakan sistem

orthodox dan sistem Crushing-Tearing-Curling (CTC) (Rohdiana, 2015). Sistem

orthodox sendiri dibedakan lagi menjadi dua yaitu orthodox murni dan orthodox

rotorvane, dimana yang umum digunakan di Indonesia adalah orthodox rotorvane.

Perbedaan kedua sistem orthodoxtersebut terdapat pada mesin yang digunakan, dimana

pada sistem orthodox rotorvane menggunakan mesin rotorvane pada proses

penggilingan sehingga bubuk teh hitam yang dihasilkan akan lebih halus daripada yang

dihasilkan oleh orthodoxmurni. Proses pengolahan teh hitam memerlukan proses

fermentasi yang melibatkan enzim fenolase yang terdapat didalam pucuk daun teh.

Enzim fenolase berperan dalam mengoksidasi sebagian besar katekin menjadi teaflavin

dan tearubigin.

4.2. Tujuan

Untuk mengetahui sistem produksi dan penggilingan teh hitam khususnya secara

orthodox rotorvane serta peran oksidasi enzimatis dalam pengolahan bubuk teh hitam.

Page 26: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

17

4.3. Metode

4.3.1. Pemerolehan Bahan Baku Utama

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan teh hitam di PT Perkebunan Nusantara

IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo adalah pucuk daun teh yang berjenis hibrida sinensis dan

assamika yang diperoleh dengan cara pemetikan. Pucuk daun teh yang digunakan

sebagai bahan baku secara keseluruhan berasal dari kebun sendiri dengan luas area

perkebunan teh 802,25 Ha dari dua Afdeling (Tombo-Wonodadi & Selatan). Produksi

pucuk segar yang dihasilkan setiap harinya dari kedua Afdeling mempunyai rata-rata

sebesar 10.000 kg (10 ton).

Pucuk teh dipetik pada pagi hari sekitar jam 06.00 WIB sampai selesai oleh para

pemetik dengan di bawah pengawasan mandor. Pemetikan dilakukan pada pagi hari

bertujuan untuk menjaga kualitas pucuk teh, selain itu produk teh hitam yang memiliki

kualitas yang baik berasal dari pucuk teh yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas

pucuk teh yang baik ditandai dengan bentuknya yang tidak memar, tidak menggulung,

warnanya tidak layu, dan tidak terkena hama atau penyakit. Oleh karena itu penanganan

pucuk daun teh harus dilakukan dengan benar mulai dari kebun hingga pucuk daun teh

sampai di pabrik.

Penanganan bahan baku teh hitam meliputi pemetikan, pengumpulan, pengangkutan,

penimbangan, penjerengan, dan analisa pucuk. Pemetikan dilakukan di dua Afdeling,

yaitu Afdeling Selatan, dan Afdeling Tombo-Wonodadi. Di PT Perkebunan Nusantara

IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo sendiri, proses pemetikan dibagi menjadi tiga macam;

yaitu berdasarkan cara, ukuran, dan perawatan. Pembagian pemetikan ini dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 27: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

18

Gambar 2. Klasifikasi Pemetikan di PT Perkebunan Nusantara IX

Pabrik Teh Kebun Jolotigo

Berdasarkan caranya, pemetikan dibagi menjadi:pemetikan manual (pemetikan dengan

gunting) dan pemetikan dengan mesin. Pemetikan manual memiliki tingkat

produktivitas yang rendah namun mutu pucuk yang dihasilkan lebih baik daripada

pemetikan gunting dan pemetikan mesin. Hal ini dikarenakan proses pemetikan manual

memiliki tingkat selektivitas yang tinggi terhadap pucuk daun teh yang akan dipetik.

Proses pemetikan pucuk dengan metode mesin dan manual dapat dilihat pada Gambar 3

(a dan b).

Pemetikan

Cara

Manual, Gunting, dan

Mesin

Ukuran

Menggunakan Rumus Petik

Perawatan

Jendangan, Produksi, dan

Gendesan

Gambar 3. Cara Pemetikan Daun Teh dengan MenggunakanMesin (a);

dan Secara Manual (b)

a b

Page 28: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

19

Pemetikan pucuk dilakukan menurut rumus petik yaitu :

Petikan imperial, dimana hanya kuncup peko (p) yang dipetik (p + 0),

Petikan pucuk pentil, peko + satu daun di bawahnya (p + 1m),

Petikan halus, dimana terdapat peko + satu/dua lembar daun muda/burung dengan

satu lembar daun muda (p + 2m, b + 1m),

Petikan medium, meliputi peko + dua/tiga lembar daun muda/burung dengan dua /

tiga lembar daun muda (p + 2m, p + 3m, b + 1m, b + 2m, b + 3m ),

Petikan kasar, meliputi peko + tiga/empat lembar daun tua/burung dengan satu/dua

lembar daun tua (p + 3, p + 4, b + 1t, b + 2t, b + 3t),

Petikan kepel, dimana daun yang tinggal pada perdu hanya kepel (p + n/k, b + n/k)

Keterangan :

p: peko, merupakan kuncup paling ujung/atas pada tanaman teh.

m: muda, dimana hanya bagian kuncup muda saja yang dipetik.

b: burung, merupakan percabangan tangkai kuncup pada tanaman teh.

t: tua, dimana bagian kuncup tua pada tanaman teh yang dipetik.

n: nagog, merupakan pucuk yang tumbuh dari pucuk burung.

k: kepel, merupakan pucuk teh yang belum mekar.

Selain jenis petikan berdasarkan ukuran pucuknya, terdapat juga jenis petikan

berdasarkan perawatan atau pemangkasan tanaman yaitu pemetikan jendangan,

produksi, dan gendesan. Pemetikan jendangan merupakan jenis petikan yang dilakukan

apabila kurang lebih 25 % area blok yang dipangkas telah bertunas dengan ketinggian

10 sampai 15 cm dari luka pangkas. Tujuan dari pemetikan jendangan ini adalah

mengatur ketinggian tanaman teh supaya tidak terlalu tinggi untuk dilakukan pemetikan.

Sedangkan pemetikan produksi merupakan jenis yang dilakukan setelah lepas

pemetikan jendangan sampai menjelang gendesan dan pucuk yang diambil sesuai

dengan rumus petikan medium. Pemetikan gendesan merupakan pemetikan yang

dilakukan menjelang pemangkasan dengan mengambil semua pucuk yang ada.

Pucuk teh yang telah dipetik selanjutnya ditampung di dalam waring dan kemudian

dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) untuk ditimbang memakai

timbangan gantung. Proses penimbangan pucuk yang telah dipetik dapat dilihat pada

Gambar 4. Tujuan penimbangan dilakukan supaya berat pucuk yang diperoleh tiap

Page 29: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

20

pemetik dapat diketahui sehingga dapat ditentukan besar upah yang diterima oleh

pemetik. Setelah penimbangan selesai, pucuk teh dimasukkan kedalam truk untuk

diangkut menuju pabrik. Truk pengangkut dilengkapi dengan penutup dari terpal supaya

pucuk terhindar dari sinar matahari langsung sehingga pucuk tidak kering atau

berwarna merah kecoklatan. Selain itu terpal juga melindungi pucuk daun teh dari cuaca

hujan sehingga pucuk tidak mengalami basah.

4.3.2. Proses Produksi

Kegiatan produksi teh hitam yang berlangsung di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik

Teh Kebun Jolotigo diawali dengan proses penerimaan pucuk, dimana merupakan

kegiatan menerima pucuk daun teh yang telah dipetik dari perkebunan diterima oleh

pabrik untuk diketahui berat total yang diperoleh. Selanjutnya, dilakukan proses

pelayuan pucuk. Setelah proses pelayuan, pucuk daun teh yang telah layu masuk

menuju tahap penggilingan dan enzimatis. Pada tahap penggilingan akan dihasilkan 5

bubuk teh basah berupa bubuk I, bubuk II, bubuk III, bubuk IV, dan bubuk badag.

Bubuk basah yang dihasilkan selanjutnya akan masuk pada proses pengeringan. Bubuk

teh yang sudah dikeringkan kemudian disortasi dan dilakukan pengepakan sesuai mutu

yang telah ditetapkan. Diagram alir produksi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Proses Penimbangan Pucuk Daun Teh Setelah Dipetik

Page 30: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

21

Gambar 5. Diagram Alir Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

Tempat Pembuangan Sementara

Tungku

Dryer

Tungku

Heater

Proses Penggilingan dan Enzimatis

Page 31: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

22

a. Penerimaan Pucuk

Penerimaan pucuk merupakan proses awal yang dilakukan setelah pemetikan daun

teh yang ada di perkebunan diangkut menuju pabrik dengan menggunakan truk.

Waktu penerimaan pucuk biasanya berlangsung pukul 13.00 sampai selesai.

Biasanya truk melintasi kebun per mandor untuk mengambil hasil petikan yang

telah ditumpuk oleh para pemetik. Pucuk daun teh yang telah dipetik sebelum

diangkut kedalam truk menuju pabrik harus dimasukan ke dalam waring yang

berbentuk jaring-jaring yang berkapasitas 18-25 kg. Truk dapat mengangkut hingga

90-100 waring atau total kapasitas 2,5 ton. Penerimaan pucuk diawali dengan

menimbang berat total truk pada jembatan timbang. Selanjutnya, muatan pucuk

daun teh yang telah dipetik diturunkan pada Withering Trough. Kemudian, truk

yang telah kosong ditimbang untuk dihitung beratnya beserta waring kosong yang

digunakan. Setiap nilai yang didapat lalu dimasukan pada rumus untuk dihitung

nilai produksi berat basah yang diperoleh. Metode penerimaan pucuk di PT

Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Alir Penerimaan Pucuk

Penimbangan Berat Total Truk

Penurunan Muatan pada Withering Trough

Penimbangan Berat Truk Kosong & Waring

Dihitung Nilai Produksi Berat Basah dengan Rumus

Page 32: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

23

Setelah seluruh waring diambil, muatan truk ditutup menggunakan terpal supaya

pucuk yang telah dipetik didalam truk terlindungi dari hujan dan sinar matahari.

Sebelum memasuki pabrik, truk ditimbang terlebih dahulu dengan menggunakan

jembatan timbang untuk diketahui berat kotor (bruto) muatan. Alat ukur jembatan

timbang yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 7 (a dan b).

Selanjutnya, waring diturunkan oleh beberapa petugas dengan menggunakan

monorail untuk mempermudah proses penurunan waring. Dapat dilihat proses

penurunan waring oleh petugas pada Gambar 8.

Waring tidak boleh dibanting ke lantai karena dapat menyebabkan petikan daun teh

menjadi memar. Isi waring kemudian diletakan ke dalam Withering Trough secara

merata dengan ketebalan hamparan 30 cm dan diletakan dengan cara berlawanan

Gambar 8.Waring Diturunkan Oleh Petugas Menuju Withering Trough

Gambar 7.Alat Jembatan Timbang Untuk Menimbang Berat Truk dan Sampel (a)

dan Saat Penimbangan Truk dan Sampel di atas Jembatan Timbang (b).

a b

Page 33: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

24

arah dengan kipas Withering Trough. Petikan daun teh yang tercecer di lantai harus

segera dibersihkan dan dimasukkan ke dalam WitheringTrough. Setelah seluruh

muatan diturunkan, truk yang sudah kosong ditimbang lagi untuk diketahui berat

kosongnya. Lalu, waring yang digunakan untuk memuat hasil petikan dikumpulkan

untuk ditimbang. Setelah itu didapatkan berat bersih hasil petikan atau produsi

basah. Nilai produksi basah dapat diketahui melalui rumus:

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ

= ( 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑟𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 ) − ( 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑟𝑢𝑘 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 )

− ( 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 )

Kegiatan penerimaan pucuk ini dilakukan oleh mandor penerima pucuk dan

segenap karyawan yang bertugas.

b. Analisa Pucuk

Hasil petikan yang telah diterima kemudian dilakukan analisa untuk:

1. Menentukan target produksi mutu 1 melalui nilai Mutu Standart (MS) yang

dihasilkan.

2. Menentukan upah para pemetik tiap kemandoran melalui nilai Mutu Standart

(MS) yang dihasilkan.

3. Menentukan hasil petikan apakah halus (MS > 60 %), medium (MS 55 – 60%),

atau kasar ( MS < 55 % ) berdasarkan nilai MS yang dihasilkan

Kegiatan analisa pucuk diawali dengan mengambil sampel petikan daun teh

sepanjang Withering Trough secara acak sebanyak 1 kg. Pengambilan sampel

petikan daun teh tidak boleh hanya mengambil petikan daun teh dipermukaan

Withering Trough melainkan dari dalam atau dasar hamparan Withering Trough.

Selanjutnya, dari 1 kg sampel yang diambil diacak dan diambil sebanyak 200 gram

untuk dianalisa.

Page 34: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

25

Analisa dilakukan dengan cara mengelompokkan daun ke dalam tiap kategori yang

terdapat dalam kotak analisayang dapat dilihat pada Gambar 9. Adapun tiap

kategori dalam kotak analisa meliputi Pucuk Muda, Pucuk Tua, Lembar Muda,

Lembar Tua, Rusak Muda, Rusak Tua, Tangkai, dan Daun Berpenyakit dapat

dilihat pada Tabel 2.

Keterangan:

1: Pucuk Muda

2: Rusak Muda

3: Pucuk Tua

4: Hama dan Penyakit

5: Pucuk Tua

6: Rusak Tua

7: Lembar Tua

8: Tangkai

Tabel 2. Data Perhitungan Analisa Pucuk Tanggal 11 Januari 2019

No Jenis Pucuk Berat gram % Keterangan

1 Bagian pucuk muda 72 36 Bagian pucuk dalam

keadaan basah

2 Bagian pucuk tua 30 15 -

3 RM (Rusak muda) 25 12.5 Kondisi daun berlubang

dan memar

4 RT (Rusak Tua) 20 10 Kondisi daun berlubang

dan memar

5 LM (Lembar Muda) 25 12.5 -

6 LT (Lembar Tua) 20 10 -

Dll (tangkai) 8 4 -

Jumlah 200 100 Keterangan: - (kondisi daun baik)

Gambar 9.Kotak Analisa Pucuk

1 2 3 4

5 6 7 8

Page 35: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

26

Setelah itu, daun-daun muda (pucuk muda, lembar muda, rusak muda) ditimbang

terlebih dahulu dengan timbangan dan dicatat jumlahnya. Lalu, dimasukkan daun,

pucuk, dan tangkai lain ke dalam timbangan untuk didapatkan berat totalnya.

Setelah itu dilakukan perhitungan nilai Mutu Standart (MS). Adapaun rumus

analisa pucuk untuk mendapatkan nilai adalah:

𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘 𝑀𝑢𝑑𝑎 = 𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠 − 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑀𝑢𝑑𝑎 − 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑢𝑑𝑎

𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑎

= 𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘 𝑀𝑢𝑑𝑎 + 𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘 𝑇𝑢𝑎 + 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖 + 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑀𝑢𝑑𝑎

+ 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑎 + 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑢𝑑𝑎 + 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖 − 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 ( 200 )

𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑃𝑢𝑐𝑢𝑘 = 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑀𝑢𝑑𝑎 + 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑎

𝑀𝑢𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑢𝑛 𝑀𝑢𝑑𝑎

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ( 200 𝑔 ) 𝑥 100 %

Nilai mutu standart yang dihasilkan ini berguna bagi pabrik apakah pucuk yang

diterima dari kebun berupa pucuk halus, medium, atau kasar. Selain itu, nilai MS

yang dihasilkan akan dijadikan acuan target produksi mutu 1 teh hitam dengan

penambahan nilai 10 % dari nilai mutu standart yang dihasilkan. Kegiatan analisa

pucuk dilakukan oleh seorang petugas analisa pucuk, dimana dapat dilihat pada

Gambar 10.

Gambar 10.Petugas Sedang Menganalisa Pucukdengan Cara

Menimbang Pucuk yang telah Dikelompokkan.

Page 36: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

27

Pengisian Withering Through

Penghembusan Udara dari Heater

Pembalikan Hamparan

Penimbangan Keranjang

c. Pelayuan Pucuk

Pelayuan pucuk akan berlangsung setelah seluruh pucuk dari kebun diterima dan

selesai dianalisa. Proses pelayuan pucuk biasanya memakan waktu 10-17 jam

bergantung juga dari kondisi pucuk yang diterima, dan cuaca disekitar pabrik.

Tujuan dari pelayuan pucuk ini adalah menurunkan kadar air pucuk yang diterima

hingga berkisar 49-50 % dan membuat daun menjadi elastis sehingga memudahkan

proses penggilingan (bentuk daun menjadi keriting, tidak pecah, dan pipih). Pada

proses pelayuan ini juga terjadi fermentasi tahap awal sehingga dapat memperoleh

hasil akhir yang baik. Proses pelayuan ini menggunakan aliran udara biasa atau

udara segar yang dialirkan dengan memakai fan dan udara panas yang berasal dari

heater, lalu dialirkan dengan fan ke bawah Withering Trough. Metode proses

pelayuan pucuk dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Alir Proses Pelayuan Pucuk

Page 37: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

28

Dalam proses pelayuan, Withering Trough memiliki kapasitas 1,5 ton dalam

menampung pucuk daun teh. Proses pelayuan pucuk dapat dimulai setelah trough

sudah terisi penuh dengan pucuk teh, dimana dapat dilihat pada Gambar 12a. Udara

panas dapat digunakan untuk proses pelayuan saat selisih suhu dry dan wet kurang

dari 4°C, dan biasanya udara panas dialirkan selama 4-6 jam bergantung dari

keadaan cuaca saat pelayuan. Udara panas ini berasal dari heater yang dapat dilihat

pada Gambar 12b. Suhu udara panas yang mengalir dibawah trough harus

berkisarantara 25-30°C dan harus digunakan seminimal mungkin apabila cuaca

kering.

Udara yang dialirkan juga tidak boleh mengandung asap debu dan kotoran lainnya.

Pada proses pelayuan pucuk, dilakukan pembalikan hamparan daun setiap 3 jam

sekali dan pembalikan dilakukan dari barat ke timur through. Pembalikan hamparan

daun juga harus melihat kondisi bagian bawah hamparan apakah sudah layu atau

belum. Pada saat pembalikan hamparan daun, daun yang tercecer dibawah through

harus segera dibersihkan. Pembalikan hamparan ini bertujuan supaya proses

pelayuan pucuk dapat terjadi secara merata terhadap seluruh pucuk dan proses

pelayuan dapat terjadi secara optimal sehingga dapat menghasilkan teh dengan

mutu dan kualitas yang baik.

Gambar 12. Pucuk yang Dihamparkan pada Withering Trough (a) dan

Heater yang Digunakan pada Proses Pelayuan (b)

a b

Page 38: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

29

Saat proses pelayuan pucuk sedang dilakukan, untuk memastikan apakah

kandungan kadar air pada daun sudah sesuai dengan persentase yang ada pada

instruksi kerja dapat menggunakan analisa kadar air. Analisa kadar air pada

pelayuan pucuk dilakukan dengan mengisi keranjang besi pada through dengan

pucuk hingga mencapai berat 9 kg. keranjang besi ini dimasukkan kedalam wadah

yang sudah tersedia pada through berupa tancapan besi sehingga keranjang besi ini

akan ikut mengalami proses pelayuan. Untuk memastikan kadar air sudah turun

hingga 49-50 % maka keranjang besi berisi pucuk ini ditimbang kembali hingga

beratnya mencapai 4,5 kg. Jika beratnya sudah mencapai 4,5 kg, maka pucuk

tersebut siap untuk dilakukan pengolahan selanjutnya (Gambar 13).

Pucuk yang belum layu dengan baik akan menganggu proses penggilingan dan

fermentasi karena daun yang masih basah menyebabkan udara yang masuk untuk

mengoksidasi zat-zat yang dioksidasi menjadi terhambat sehingga proses pelayuan

adalah proses yang paling menentukan hasil akhir. Oleh karena itu, pucuk yang

sudah layu dengan baik akan menghasilkan hasil fermentasi yang baik. Selain itu,

pelayuan yang baik juga tergantung dari mutu petikan dan kondisi pucuk. Beberapa

faktor yang mempengaruhi proses pelayuan diantaranya adalah adanya pucuk yang

rusak, kondisi pucuk saat datang, tipe daun pucuk teh, lama waktu pelayuan,

ketebalan hamparan dalam trough, dan keadaan udara. Jika ada pucuk yang rusak

Gambar 13.Penimbangan Pucuk untuk Memastikan Kadar Air Konsisten Beratnya

Page 39: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

30

dan basah didalam trough selama proses pelayuan dapat menyebabkan penurunan

kualitas. Tipe daun pucuk teh akan mempengaruhi lama waktu pelayuan yang

dibutuhkan. Semakin banyak pucuk daun muda maka proses pelayuan akan lebih

cepat daripada pucuk daun tua. Hal ini disebabkan karena kandungan air pada

pucuk daun tua terletak pada tulang daun sehingga lebih sulit dilayukan.Selain itu,

kondisi udara sekitar juga mempengaruhi lama waktu pelayuan pucuk.

Jika cuaca sedang hujan disekitar pabrik maka proses pelayuan akan semakin lama,

sehingga saat musim hujan digunakan heater untuk proses pelayuan. Setelah proses

pelayuan selesai dan hasil analisa kadar air menunjukkan persentase layu yang

diharapkan yaitu 49-50%, maka pucuk-pucuk daun didalam Trough dapat

dimasukkan ke dalam waring dan dinaikkan ke conveyor untuk dimasukkan ke

Open Top Roller (OTR), sebagai awal proses fermentasi. Pada proses pelayuan

dilaksanakan oleh mandor pelayuan dan karyawan yang bertugas.

d. Proses Penggilingan Pucuk dan Sortasi Basah

Penggilingan pucuk teh sering disamakan dengan penggulungan. Hal ini

kemungkinan karena mesin untuk menggiling pucuk teh terlihat seperti

menggulung pucuk teh.Penggulungan dan sortasi basah dimulai pada pukul 04.00

hinga selesai yaitu saat pucuk daun sudah layu dengan baik yaitu memiliki

kandungan air sekitar 49-50%. Tujuan dari proses penggilingan ini diantaranya

adalah :

Mengecilkan pucuk menjadi gulungan partikel yang dikehendaki.

Mendapatkan bubuk basah sebanyak-banyaknya.

Memecahkan dinding sel daun agar terjadi pertemuan antara substrat dan

enzim oksidasi.

Sebagai dasar oksidasi enzimatis.

Saat proses penggilingan pucuk dan enzimatis berlangsung, kondisi ruang kerja saat

beroperasi harus memiliki suhu berkisar 19-30°C dengan kelembapan 80-95%.

Oleh karena itu, ruang kerja disini dilengkapi dengan thermohygrometer untuk

mengetahui kisaran nilai suhu dan kelembapan dan humidifier untuk mengatur

Page 40: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

31

tingkat kelembapan ruang kerja. Proses penggilingan dilaksanakan pada pagi hari

dikarenakan suhu dan kelembapan udara masih terjaga dan karakter teh hitam

akansemakin bagus apabila penggilingan dilakukan pagi hari. Secara singkatnya,

proses penggilingan melibatkan empat mesin yang digunakan yaitu: Open Top

Roller(OTR), Press Cup Roller (PCR), Rotary Roll Breaker (RRB), dan Rotorvane

(RV). Bubuk basah dihasilkan dari tiap proses pengayakan pada mesin RRB,

dimana pada proses penggilingan dan sortasi basah dihasilkan lima bubuk berbeda

yaitu: bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4, dan badag. Metode penggilingan pucuk

dan sortasi basah ini dapat dilihat pada Gambar 14.

Proses penggilingan atau pengolahan basah diawali dengan menimbang pucuk layu

sesuai dengan kapasitas yaitu sebesar 350-375 kg. Setelah dilakukan penimbangan,

pucuk layu dimasukkan ke dalam mesin Open Top Roller (OTR). Mesin OTR dapat

Keterangan :

OTR = Open Top

Roller

PCR = Press Cup

Roller

RV = Rotorvane

RRB = Rotary Roll

Breaker

Gambar 14. Diagram Alir Proses Penggilingan dan Sortasi Basah

Page 41: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

32

dilihat pada Gambar 15. Fungsi dari mesin OTR ini adalah untuk menggulung

pucuk sehingga pucuk akan terperas, terpotong, dan tergulung.

Pucuk layu akan mengalami penggilingan di mesin OTR selama 50 menit. Setelah

mengalami penggilingan di mesin OTR, pucuk yang telah menjadi bubuk basah lalu

diayak dengan mesin Rotary Roll Breaker 1 ( RRB ) dengan ukuran mesh 6, 6, 7.

Mesin RRB dapat dilihat pada Gambar 16(a). Pada proses pengayakan, bubuk

basah yang lolos mesh 6, 6, 7 disebut dengan bubuk 1, sedangkan bubuk basah

yang tidak lolos meshakan diolah pada mesin penggilingan selanjutnya. Bubuk

yang tidak lolos ini kemudian dipotong di mesin Press Cup Roller (PCR) (Gambar

16.b) dan digiling selama 30 menit.Fungsi dari mesin PCR ini adalah untuk

memperkecil partikel teh serta memunculkan aroma dan rasa dari bubuk teh.

Gambar 15.Mesin Open Top Roller (OTR)

Gambar 16.Mesin Rotary Roll Breaker (a); dan Mesin Press Cup Roller (b)

a b

Page 42: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

33

Penggunaan mesin PCR dapat digantikan dengan mesin Rotorvane (RV) apabila

mesin PCR mengalami kerusakan (Gambar 17). Setelah proses pengecilan ukuran

bubuk teh selesai dengan mesin PCR atau RV, bubuk teh kemudian diayak dengan

mesin RRB 2 yang akan menghasilkan bubuk 2, dimana bubuk 2 ini merupakan

bubuk yang lolos dari mesh 6, 6, 7 sedangkan bubuk yang tidak lolos mesh akan

masuk ke mesin RV untuk dikecilkan ukurannya kembali.

Bubuk yang telah diperkecil kemudian diayak kembali dengan mesin RRB 3 untuk

menghasilkan bubuk 3. Bubuk 3 ini merupakan bubuk yang lolos mesh 6, 6, 7 dari

mesin RRB 3, sedangkan bubuk yang tidak lolos mesh akan dikecilkan kembali

ukurannya dengan mesin RV. Bubuk yang telah dikecilkan akan mengalami proses

ayakan akhir di mesin RRB 4. Di RRB 4, bubuk yang lolos mesh 6, 6, 7 disebut

dengan bubuk 4 sedangkan bubuk yang tidak lolos mesh disebut badag. Seluruh

bubuk yang dihasilkan mulai dari bubuk 1, 2, 3, 4, dan badag ini lalu ditempatkan

di baki fermentasidan disusun rapi pada rak fermentasi untuk dilanjutkan ke proses

oksidasi enzimatis (Gambar 18a & b). Penempatan bubuk pada baki fermentasi

haruslah memiliki ketebalan antara 3-12 cm.Proses penggilingan dilaksanakan oleh

karyawan yang bertugas dibawah pengawasan mandor penggilingan.

Gambar 17.Mesin Rotorvane (RV)

Gambar 18. Baki Fermentasi (a); dan Rak Fermentasi (b)

a b

Page 43: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

34

e. Pengeringan Bubuk Teh

Proses pengeringan dilaksanakan dengan tujuan menghentikan proses fermentasi

bubuk teh yang terjadi pada oksidasi enzimatis, menurunkan kadar air bubuk teh

hingga 2,5-3%, dan mendapatkan teh kering yang tahan lama, mudah diangkut, dan

memenuhi persyaratan kualitas. Metode proses pengeringan dapat dilihat pada

Gambar 19.

Proses pengeringan menggunakan udara panas yang berasal dari udara panas yang

dihasilkan dari pembakaran kayu kering didalam tungku pada Gambar 20.Saat api

membakar kayu maka energi panas yang dihasilkan akan memanaskan pamphlet-

pamphlet besi dan panas tersebut akan dialirkan ke mesin pengering sebagai

sumber panas. Suhu inlet mesin harus terjaga pada kisaran 90-100°C dan suhu

outletnya harus berkisar 40-55°C. Lama proses pengeringan juga berkisar 24-30

menit. Asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu didalam tungku tidak boleh ikut

Bubuk pada rak dikirim ke ruangan

Dimasukkan pada mesin pengering

Bubuk teh kering melalui conveyor

Bubuk teh kering masuk hopper

Gambar 19. Diagram Alir Proses Pengeringan Bubuk Teh

Page 44: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

35

masuk kedalam alat pengering sehingga asap harus dialirkan keluar. Asap yang

masuk kedalam mesin pengering akan menghasilkan teh dengan aroma smoky.

Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo Pekalongan, Jawa

Tengah terdapat 2 mesin pengering dengan kapasitas sedang yaitu 150 kg, dan

kapasitas besar sebesar 300 kg (Gambar 21 a & b). Seluruh mesin pengering ini

bermerk SIROCCO buatan India. Mesin pengering kapasitas sedang digunakan

untuk mengeringkan bubuk 1,2, dan 3 dengan ketebalan bubuk pada trays pada

skala 2-4 untuk bubuk 1 dan 2, sedangkan pengeringan untuk bubuk 3 dan 4

menggunakan skala 1-3 pada ketebalan bubuk pada trays. Mesin pengering

kapasitas besar digunakan untuk mengeringkan bubuk 4 dan badag. Pengeringan

bubuk badag menggunakan skala 4-7 pada ketebalan bubuk pada trays.

Gambar 20. Petugas Membakar Kayu sebagai Sumber Panas pada Heater.

Gambar 21. Mesin Pengering Kapasitas Sedang (150 kg)(a);dan Kapasitas

Besar (300 kg)(b).

a b

Page 45: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

36

Pengaturan skala ini digunakan karena setiap bubuk basah yang dihasilkan dari

proses penggilingan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Selain itu, penggunaan

skala juga bertujuan untuk menghasilkan bubuk dengan kadar air yang tepat dan

sesuai. Pada nyatanya di lapangan, penggunaan mesin pengering tidak selalu bubuk

1, 2, dan 3 dikeringkan dalam mesin pengering secara bersamaan pada mesin

pengering yang sama. Tahap pengeringan dapat dilakukan pada bubuk 1 dan

badag.Hal ini dilakukan bergantung dari bubuk teh yang dihasilkan yang berasal

dari pucuk yang dipetik. Proses pengeringan dimulai setelah proses fermentasi

selesai, dengan keadaan bubuk teh pada baki fermentasi bersuhu 28-30°C. Bubuk 1,

2, 3, 4, dan badag yang merupakan bubuk hasil fermentasi pada pengeringan harus

dikeringkan secara satu-persatu dan tidak boleh dicampurkan. Hasil dari proses

pengeringan juga dipisahkan yaitu hasil pengeringan bubuk 1, 2, dan 3 masuk ke

hopper 1 dan bubuk 4, dan badag masuk ke hopper 2. Pembedaan hopper ini

bertujuan untuk memudahkan proses sortasi kering pada tahap selanjutnya. Selain

itu, setiap seri dari hasil masing-masing bubuk setelah pengeringan diambil sampel

secara acak untuk diukur kandungan airnya didalam laboratorium.

f. Sortasi Bubuk Teh Kering

Sortasi bubuk teh kering merupakan proses yang dilakukan setelah proses

pengeringan selesai. Tujuan dari sortasi ini adalah untuk membersihkan teh kering

dari pengotor serta memisahkan teh berdasarkan mutu dan jenisnya. Proses sortasi

kering dilakukan di ruang produksi dapat dilihat pada Gambar 22.

Proses sortasi dilakukan sebanyak 2 tahap. Pada tahap pertama, sortasi dilakukan

untuk menghasilkan bubuk teh mutu I. Sedangkan, pada tahap kedua sortasi

Gambar 22. Ruangan Produksi Proses Sortasi Bubuk Teh Kering.

Page 46: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

37

dilakukan untuk menghasilkan bubuk teh mutu II. Pada proses sortasi di PT

Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo, dilakukan pada tiga lane

yang memiliki fungsi sortasi yang berbeda. Lane pertama digunakan untuk

mensortasi bubuk teh I, II, dan III. Lane kedua digunakan untuk mensrotasi bubuk

teh IV, dan badag karena ukuran bubuk tehnya lebih besar daripada bubuk teh pada

lane I. Sedangkan, lane III digunakan untuk menyempurnakan bubuk hasil sortasi

pada lane I dan lane II. Dalam proses penyempurnaan bubuk teh pula, biasa

dilakukan lebih dari sekali bahkan lebih supaya didapatkan bubuk yang semakin

murni dan bebas kontaminasi fisik: seperti adanya batu, serpihan kaca, dan lain

lain. Semakin banyak proses pemurnian bubuk pada lane III dilakukan, maka

bubuk teh yang disortasi yang dihasilkan akan semakin murni. Skema proses sortasi

dapat dilihat pada Gambar 23.

Page 47: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

38

Gambar 23. Skema Proses Sortasi Bubuk Teh Kering

Keterangan :

: Mesin Sortasi

: Bubuk Teh

: Alur Proses

: Sortasi Ulang Bubuk

Page 48: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

39

Proses sortasi melibatkan bubuk teh yang telah tertampung pada hopper 1 dan

hopper 2. (Gambar 24 a & b).

Pada hopper 1 yang berisi bubuk teh 1, 2, dan 3 dari hasil proses pengeringan

dilakukan sortasi terlebih dahulu. Bubuk teh 1, 2, dan 3 dari hopper mula-mula

diproses dalam mesin bubble tray pada Gambar 25a. Partikel yang berukuran

kecil/halus akan lolos dalam mesin bubble tray, sedangkan partikel yang berukuran

besar/kasar akan keluar sebagai hasil samping. Bubuk yang lolos mesin bubble tray

lalu akan melewati mesin vibro blank/vibro screenpada Gambar 25b. Partikel yang

berukuran besar dan kasar seperti tangkai atau serat daun akan tertangkap sehingga

partikel yang berukuran kecil dan halus akan lolos dari mesin vibro blank/vibro

screen. Partikel besar dan kasar yang tertangkap tadi akan keluar sebagai hasil

samping, sedangkan partikel yang lolos akan masuk pada mesin drug roll yang

dapat dilihat pada Gambar 25c.

Gambar 24. Hopper 1 (a); dan Hopper II (b)

a b

Page 49: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

40

Di mesin drug roll, partikel digilas dengan tabung besi sehingga ukuran partikel

diperkecil kembali. Setelah partikel diperkecil di mesin drug roll, bubuk teh akan

melewati mesin mini picker pada Gambar 26(a),dimana bubuk teh dipisahkan

dengan serat atau tangkai daun yang kasar dan besar yang lolos dari mesin vibro

screen. Kemudian, bubuk masuk ke dalam mesin chota shifter pada Gambar 26(b).

Di dalam mesin chota shifter terdapat 5 mesh dengan ukuran yang berbeda – beda

(12, 14, 18, 24, dan 60), dimana bubuk teh akan melewati setiap mesh tersebut dan

bubuk yang tertahan di setiap mesh akan dihasilkan bubuk yang sudah

dikategorikan oleh PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo.

Bubuk teh yang tertahan di mesh 12 akan kembali dikecilkan kembali ukurannya di

mesin drug roll. Bubuk teh yang lolos di mesh 12 dan tertahan di mesh 14 akan

keluar menjadi bubuk teh BOP/BP. Bubuk teh yang lolos di mesh 14 dan tertahan

di mesh 18 akan keluar menjadi bubuk teh BOPF/BT. Bubuk teh yang lolos di mesh

18 dan tertahan di mesh 24 akan keluar menjadi bubuk teh PF. Bubuk teh yang

Gambar 26. Mesin Mini Picker (a); dan Mesin Chota Shifter (b)

Gambar 25. Mesin Bubble Tray (a); Mesin Vibro Blank/Vibro Screen (b); dan

Mesin Drug Roll (c)

a b c

a b

Page 50: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

41

lolos di mesh 24 dan tertahan di mesh 60 akan keluar menjadi bubuk teh DUST,

sedangkan bubuk teh yang lolos mesh 60 akan keluar menjadi debu teh dan

digunakan sebagai campuran pada bubuk teh mutu II. Proses sortasi ini merupakan

bagian dari alur pertama. Pada alur kedua, hasil bubuk teh dari alur pertama

kembali disortasi dengan tujuan mendapatkan bubuk teh dengan kemurnian tinggi

sebelum bubuk teh masuk ke dalam mesin winnower pada Gambar 27. Setelah

proses sortasi pada alur kedua selesai, bubuk teh masuk ke dalam mesin winnower

untuk dipisahkan berdasarkan berat jenisnya dan membersihkan bubuk teh dari

pengotor seperti kerikil dan lain – lain.

Selanjutnya, bubuk teh dalam hopper 2 akan masuk dalam proses sortasi. Yang

membedakan adalah pada bubuk teh di hopper 2, bubuk teh harus diperkecil dahulu

dengan mesin drug roll dikarenakan ukuran bubuk teh yang lebih besar dan kasar

daripada bubuk teh di hopper 1 sebelum dilakukan proses sortasi yang sama pada

tahap sebelumnya. Hasil samping yang dihasilkan pada proses sortasi akan

dikecilkan dengan mesin crusher (Gambar 28)untuk disortasi kembali dengan

proses yang sama seperti pada alur pertama dan alur kedua sortasi. Hasil sortasi

yang dihasilkan dari bubuk teh hasil samping ini merupakan bubuk teh mutu II,

sedangkan hasil samping dari bubuk teh mutu II, dimana bubuk yang keluar atau

tidak lolos dari mesin bubble tray dan vibro blank/vibro screen akan menjadi bubuk

teh mutu III.

Gambar 27. Mesin Winnower

Page 51: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

42

g. Pengepakan Bubuk Teh

Proses pengepakan bubuk teh merupakan tahap terakhir dari kegiatan produksi teh

hitam di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo. Proses

pengepakan bertujuan memudahkan produk untuk dilakukan pengiriman,

penyimpanan di dalam gudang, dan mencegah produk dalam kenaikan kadar air.

Metode pengepakan bubuk teh dapat dilihat pada Gambar 29.

Bubuk teh pada peti miring disiapkan

Ditampung dengan Tea Bulker

Pengemasan oleh petugas

Penimbangan kemasan beserta isi.

Gambar 28. Mesin Crusher

Gambar 29. Diagram Alir Proses Pengepakan

Page 52: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

43

Bubuk teh mutu I dan II dikemas menggunakan papersack karena memenuhi

kebutuhan ekspor (Gambar 30a), sedangkan bubuk teh lokal hanya dikemas

menggunakan karung putih (Gambar 30b).

Proses pengepakan dimulai saat bubuk teh yang sudah disortasi dan masuk ke

dalam peti miring dan jumlahnya sudah mencukupi untuk mengisi 1 chop (20

papersack). Bubuk teh tersebut dikeluarkan dari peti miring melalui conveyor dan

masuk kedalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran dalam 1 jenis teh.Didalam

tea bulker(Gambar 31), bubuk teh kemudian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam

papersack.

Papersack yang digunakan terdapat label, jenis teh, berat total, nomor urut, nomor

chop, dan identitas kebun serta terdapat 4 lapisan dimana lapisan dalam merupakan

lapisan aluminium foil. Tujuannya supaya produk tercegah dari peningkatan kadar

air serta tahan benturan. Setelah papersack terisi penuh, dilakukan

Gambar 30. Pengemasan Produk Ekspor (a); dan Pengemasan Produk Lokal (b)

Gambar 31. Tea Bulker untuk Menampung Bubuk Teh Sebelum Di Packing

a b

Page 53: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

44

penimbangandengan alat timbang (Gambar 32a) untuk mengetahui kesesuaian berat

dengan jumlah yang tertera pada papersack tersebut. Berat bersih papersack harus

sesuai syarat tertera padaGambar 32b dimana setiap jenis teh memiliki berat

bersihnya sendiri.Setelah beratnya sesuai, papersack ditumpuk diatas palet pada

Gambar 32cdengan ketinggian susunan papersack masing-masing palet setinggi

maksimal 2,1 meter. Hal ini dilakukan supaya susunan produk pada palet dapat

masuk ke dalam kontainer pengangkut.

4.4. Pembahasan

Di Indonesia pengolahan teh hitam umumnya dikenal dengan tiga macam cara, yaitu

orthodox murni, orthodox rotorvane, dan Crushing, Tearing, Curling (CTC). Menurut

Setyamidjaja (2000) dalam Anggraini (2017), sistem orthodox rotorvane lebih umum

digunakan di Indonesia Ketiga proses pengolahan ini memiliki perbedaan mendasar

dalam prosesnya. Pengolahan teh hitam orthodox murni dengan orthodox rotorvane

memiliki perbedaan dalam penggunaan mesin rotorvane dalam proses penggilingan.

Sedangkan proses pengolahan CTC dilaksanakan secara otomatis dari awal sampai

akhir dengan memakai conveyor. Hasil akhir produk teh hitam yang dihasilkan dari

proses orthodox murni menghasilkan teh hitam dengan jenis leafy (daun). Pada proses

orthodox rotorvane dihasilkan teh hitam dengan jenis broken. Sedangkan pada proses

CTC menghasilkan teh hitam dengan bentuk lebih curly (keriting) dan berukuran kecil.

Menurut Setyamidjaja (2000) dalam Anggraini (2017), proses orthodox rotorvane

Gambar 32. Timbangan yang Digunakan Dalam Proses Pengepakan (a);

Ketentuan Berat Bersih (kg) Tiap Jenis Teh yang Dikemas (b); dan

Pallet Untuk Alas Produk (c)

a b c

Page 54: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

45

memiliki ciri-ciri dalam kebutuhan tingkat layu yang berat dimana penurunan kadar air

daun menjadi 52-58%, serta penggulungan daun yang lebih ringan daripada proses

CTC. Hasil teh hitam yang menggunakan proses pengolahan orthodox rotorvane

memiliki memiliki kualitas dan flavor yang lebih baik dibandingkan proses CTC. Proses

pengolahan teh hitam secara orthodox rotorvane menurut Rohdiana (2015) meliputi

pemetikan, pelayuan, penggilingan dan oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi, dan

pengepakan.

4.4.1. Pemetikan dan Penerimaan Pucuk Daun Teh

Proses pemetikan pucuk daun teh bertujuan mendapatkan bahan baku utama untuk

selanjutnya dibawa menuju pabrik untuk diolah menjadi produk teh hitam. Menurut

Anna dan Angga (2017), pemetikan juga berfungsi supaya pucuk tanaman teh dapat

memenuhi syarat-syarat pengolahan dimana tanaman mampu membentuk kondisi yang

berproduksi secara berlanjut. Aspek-aspek pemetikan yang meliputi jenis pemetikan,

jenis petikan, daun petik, areal petik, tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan

dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan tunas baru dimana bergantung dari tebal

lapisan daun pendukung pertumbuhan tunas sebesar 15-20 cm. Selain itu, cara

pemetikan selain mempengaruhi jumlah hasil teh yang diproduksi juga sangat

menentukan mutu teh yang dihasilkannya.

Pemetikan yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

dilakukan dengan tiga metode yaitu: pemetikan manual, pemetikan dengan gunting, dan

pemetikan dengan mesin. Pemetikan manual memiliki produktivitas pucuk yang rendah

dikarenakan dipekerjakan secara individu, namun memiliki tingkat kontrol yang lebih

tinggi serta tanaman gulma yang tidak ikut terpetik. Hal ini sesuai dengan Ghani (2002),

dimana pemetikan manual mampu menghasilkan mutu pucuk daun yang relatif bisa

terkontrol serta gulma tanaman tidak terlalu tertekan. Pemetikan dengan gunting

ataupun mesin memiliki tujuan meningkatkan produktivitas pucuk daun teh yang

dihasilkan apabila dibandingkan dengan pemetikan manual disamping mengatasi

kelangkaan tenaga pemetik. Menurut Astina (2003) dalam Anna dan Angga (2017),

Page 55: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

46

pemetikan dengan alat berupa gunting maupun mesin mampu menggali potensi hasil di

lapangan secara optimal dibandingkan dengan pemetikan manual.

Pemetikan daun teh merupakan pekerjaan penting dan membutuhkan biaya serta tenaga

kerja paling banyak meskipun sistem petik dan pengelolaan pemetikan yang baik belum

banyak diketahui. Menurut Sukasman (1989) dalam Anna dan Angga (2017), pemetikan

yang baik memerlukan tenaga pemetik minimal 70% dari seluruh kebutuhan atau

mencapai 30% dari biaya produksi. Hasil produksi juga dipengaruhi oleh berbagai

faktor dalam proses pemetikan salah satunya tenaga panen. Tenaga panen memiliki

peran dalam penentuan mutu dan kualitas pucuk daun teh. Kurangnya ketelitian atau

keterampilan tenaga kerja dalam memetik pucuk teh yang berakibat pada tidak

masuknya mutu pada pabrik atau dibawah standar yaitu mutu < 50% sehingga pucuk teh

yang tidak masuk atau tidak sesuai standar tidak dapat diolah dan akan mengurangi

produksi.

Hasil pemetikan manual lebih rendah karena keterampilan pemetik untuk mendapat

pucuk yang bermutu sangat kurang. Hal ini disebabkan karena tenaga pemetik hanya

berfokus pada kuantitas kilogram untuk mendapatkan upah yang besar dalam satu hari

kerja, dan hal ini berdampak pada banyak pucuk teh yang tidak masuk kedalam mutu

dan tidak dapat diolah, sehingga mengurangi jumlah produksi pucuk teh. Menurut

pendapat Setyamidjaja (2000) dalam Anggraini (2017), dalam hubungan pemetikan

menggunakan tenaga pemetik, diperlukan perhitungan jumlah tenaga yang tersedia dan

ketrampilannya dalam pelaksanaan kegiatan pemetikan. Hal ini menunjukkan,

dimungkinkan juga karyawan panen masih terbawa kebiasaan belum memperhatikan

mutu pucuk yang dihasilkan dan hanya berpaku pada banyaknya pucuk yang dipetik

dalam satuan berat (kg) untuk mendapatkan upah yang besar, sehingga diperlukan

pembinaan dan pendampingan dalam penerapan pemetikan yang lebih baik.

Pengolahan pasca panen setelah kegiatan pemetikan sangatlah penting dalam

menghasilkan teh yang bermutu tinggi. Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan

tanaman semuanya bertujuan untuk menghasilkan kualitas katekin dan kafein yang

tinggi karena kedua senyawa ini berperan dalam rasa, warna, dan aroma pada teh yang

Page 56: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

47

dihasilkan (Anna dan Angga, 2017). Sesuai dengan instruksi kerja pada PT Perkebunan

Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo, penanganan pucuk setelah proses pemetikan

sudah sesuai yang diungkapkan oleh Anna dan Angga (2017) diantaranya: pucuk tidak

boleh disiram air, jumlah pucuk dalam waring tidak boleh terlalu padat, isi waring

maksimal tidak boleh lebih dari 20 kg. Perlakuan truk pengangkut dengan penutup

terpal dapat menghindari pucuk daun teh dari ancaman hujan dan sinar matahari

sehingga pucuk daun teh kondisinya dapat dijaga dalam perjalanan menuju pabrik.

Pengisian waring yang tidak boleh terlalu tebal juga mempertahankan kualitas pucuk

daun teh supaya tidak cepat layu akibat tekanan. Sama halnya penurunan waring pada

pabrik tidak boleh langsung dibanting melainkan harus diletakkan secara hati – hati

supaya pucuk daun teh tidak rusak.

4.4.2. Pelayuan Pucuk Daun Teh

Menurut Muthumani dan Senthil (2006), pelayuan pucuk daun teh merupakan langkah

pertama dan terpenting dalam pengolahan teh hitam. Proses pelayuan adalah proses

dimana air yang terkandung didalam daun teh diuapkan dikarenakan perbedaan tekanan

antara air dalam daun dan bagian permukaan daun teh. Dalam pengolahan teh hitam,

proses pelayuan sendiri bertujuan menguapkan kandungan air pada pucuk daun teh

menjadi 49-50% dan membuat daun menjadi elastis sehingga proses penggilingan dapat

berjalan dengan mudah (bentuk daun menjadi keriting, tidak pecah, dan pipih).

Setyamidjaja (2000) dalam Anggraini (2017) mengatakan selama proses pelayuan

sendiri terjadi beberapa perubahan seperti : melemasnya daun (pucuk menjadi layu),

perubahan warna, dan perubahan senyawa dalam pucuk teh sehingga muncul aroma.

Menurut Kunarto (2005), sebagian besar proses penguapan air selama pelayuan terjadi

melalui stomata daun sehingga bagian pucuk daun teh lebih cepat layu daripada tangkai

daun.

Penurunan kadar air selama proses pelayuan juga diikuti dengan peningkatan

permeabilitas membran sel yang menyebabkan senyawa – senyawa polifenol kontak

dengan enzim–enzimnya. Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo,

proses pelayuan dilakukan didalam Withering Trough yang bagian bawahnya dialiri

Page 57: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

48

dengan udara panas. Hal ini sesuai dengan Kementerian Pertanian (2017) dimana dalam

sistem orthodox proses pelayuan menggunakan Withering Trough. Proses pelayuan juga

termasuk dalam bagian fermentasi awal sehingga dapat memperoleh hasil akhir yang

baik. Lama waktu pelayuan berkisar antara 10-20 jam, dimana hal ini bergantung dari

keadaan cuaca (hujan/panas) dan kondisi pucuk daun teh yang diterima (terlalu

basah/kering). Hal ini sesuai dengan Kementerian Pertanian (2017) dimana proses

pelayuan dilakukan selama 14-18 jam dan hasil daun akan menunjukkan warna hijau

kekuningan, tidak mengering, tangkai mudanya lentur, terasa lembut dan tidak akan

buyar ketika dilemparkan serta beraroma khas seperti buah masak. Jika kelembapan

udara melebihi 75% dapat diturunkan dengan menghembuskan udara panas.

Kelembapan udara yang tinggi dapat menghambat proses pelayuan sehingga

mengakibatkan mutu produk jadi yang diinginkan tidak tercapai ( Ho et al., 2008 ).

Menurut Kunarto (2015), warna pucuk daun teh yang berubah pada saat proses

pelayuan diakibatkan perubahan klorofil menjadi feoforbid. Proses pelayuan

menggunakan suhu sebesar 25–28oC dengan selisih suhu antara wet dan dry adalah 4oC.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kunarto (2015) dimana suhu yang

digunakan untuk pelayuan pucuk daun teh berkisar antara 25-27oC dengan selisih suhu

wet dan dry sebesar 3-4oC. Setelah kurang lebih proses pelayuan berjalan setengah

waktu dari mulai pelayuan, dilakukan pemeriksaan kondisi pucuk dengan cara

menimbang pucuk ke dalam keranjang besi. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah

pucuk sudah memenuhi syarat dimana memastikan kondisi pucuk sudah layu atau

belum. Pemeriksaaan dilakukan dengan cara meremas pucuk layu menjadi gumpalan

dan bila dibiarkan tidak langsung terurai, pucuk menjadi lentur, dan beraroma wangi.

Jika sudah layu dapat dilakukan pembalikan pucuk supaya proses pelayuan berjalan

merata. Proses pelayuan dikatakan optimal apabila dapat menurunkan kadar air pucuk

hingga 49-50% dan tingkat kelayuannya dapat ditentukan dengan persentase kelayuan.

Hal ini sesuai dengan teori oleh Rohdiana (2015), dimana tingkat kelayuan pucuk dapat

ditentukan dengan persentase layu dan pelayuan yang optimal adalah dapat menurunkan

kadar air hingga 49–52%. Perhitungan persentase layu yang dilakukan dengan cara

menimbang berat pucuk layu yang sudah berada di keranjang besi sebelumnya yang

Page 58: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

49

telah ditimbang seberat 9 kg. Proses penimbangan ini harus menunjukkan berat sebesar

4,5 kg pucuk layu sehingga dapat dikatakan kadar air telah turun 50%.

4.4.3. Proses Penggilingan dan Oksidasi Enzimatis

Menurut Loo (1983) dalam Anggraini (2017), proses penggilingan befungsi

mengeluarkan cairan sel ke permukaan pucuk layu sehingga senyawa polifenol mampu

bereaksi dengan oksigen atau disebut dengan oksidasi enzimatis. Proses penggilingan

dan oksidasi enzimatis ini merupakan proses paling kritis dalam produksi teh hitam

karena disinilah mutu dan kualitas teh hitam yang dihasilkan bergantung pada proses

ini. Proses oksidasi enzimatis dimulai sejak awal penggilingan, sehingga perhitungan

waktu oksidasi enzimatis dihitung sejak awal proses penggilingan sampai dengan proses

pengeringan. Proses penggilingan yang sudah berjalan dengan baik atau belum dapat

dilihat dari perubahan warna bubuk, dimana bubuk yang berubah menjadi kehitaman

akan menunjukkan bahwa daun tersebut sudah overfermented. Bubuk yang masih

berwarna kehijauan menunjukkan bahwa fermentasi belum masak. Dalam proses

oksidasi, faktor kelembapan haruslah dijaga keadaannya. Proses oksidasi berjalan ideal

dengan kelembapan udara 80-95% dan suhu bubuk pada baki fermentasi haruslah

terjaga pada kisaran 28-30oC. Hal ini sesuai dengan teori Kunarto (2015) dimana

fermentasi dilakukan dalam kondisi suhu 20-27oC dengan kelembapan 90-95% selama

110-250 menit.

Beberapa mesin yang digunakan dalam fermentasi secara orthodox diantaranya: Open

Top Roller (OTR), Press Cup Roller (PCR), Rotary Roll Breaker (RRB), dan Rotorvane

(RV). Menurut Kunarto (2015), mesin OTR berfungsi untuk menggiling, memeras, dan

memotong daun. Mesin RRB memiliki fungsi untuk mengayak hasil proses dari mesin

OTR dan mengelompokkan menjadi beberapa bubuk. Mesin PCR berfungsi untuk

menekan, sehingga menimbulkan cita rasa dan aroma khas teh dan memperkecil ukuran

bubuk. Mesin PCR dalam kerjanya memiliki prinsip untuk melakukan pengepresan

selama 7 menit dan istirahat selama 3 menit, dan hal ini dilakukan berulang selama 30

menit. Mesin RV berfungsi untuk memperkecil partikel teh dengan cara bubuk teh

dipotong dengan gir yang berputar (Kunarto, 2015). Hal ini sesuai dengan Kementerian

Page 59: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

50

Pertanian (2017) dan Kunarto (2015) dimana alat yang digunakan dalam proses

penggilingan dan oksidasi enzimatis pucuk daun teh adalah OTR, PCR, RV, dan RRB

dan penggunaan baki fermentasi untuk mengoptimalkan proses oksidasi dengan cara

disimpan hingga proses oksidasi berjalan sempurna.

Oksidasi enzimatis umumnya dilakukan selama 90-120 menit bergantung dari kondisi

pabrik. Proses penggilingan dalam mesin OTR juga merupakan proses awal dari

oksidasi enzimatis dimana senyawa polifenol bertemu dengan enzim polifenol oksidase

dengan bantuan oksigen akibat memar dan rusaknya dinding sel selama penggilingan

pucuk daun teh (Kementerian Pertanian, 2017). Selama proses oksidasi enzimatis

berlangsung, sebagian senyawa katekin akan diubah menjadi teaflavin dan tearubigin;

dimana kedua senyawa ini mempengaruhi warna, rasa, dan aroma seduhan dari teh

hitam nantinya (Kementerian Pertanian, 2017). Senyawa teaflavin memiliki peran

dalam penampakan air seduhan teh (kecerahan dan kesegaran), sedangkan senyawa

tearubigin berperan dalam kemantapan seduah dan warna air seduhan. Aroma khas yang

ditimbulkan dari oksidasi enzimatis menurut Kunarto (2015) merupakan senyawa

volatile yang dihasilkan dari senyawa aldehid hasil oksidasi senyawa-senyawa asam

amino. Perbandingan teaflavin dan tearubigin yang baik akan membentuk air seduhan

yang baik, dimana air seduhan menjadi berwarna coklat kemerah-merahan, serta

terdapat rasa segar. Adapun faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses

oksidasi enzimatis supaya bubuk yang dihasilkan dapat memiliki perbandingan teaflavin

dan tearubigin yang sesuai diantaranya adalah :

Kelembapan Udara

Kelembapan udara yang tinggi akan mencegah air menguap dari bubuk teh basah.

Proses penguapan air ini tidak boleh terjadi dikarenakan dapat menghambat

aktivitas enzim polifenol oksidase. Kelembapan udara yang semakin tinggi dapat

mempercepat waktu oksidase enzimatis, sedangkan kelembapan udara yang terlalu

rendah dapat memperpanjang waktu oksidasi enzimatis.

Lama Proses Oksidasi Enzimatis

Waktu oksidasi enzimati terhitung sejak terjadinya kontak antara senyawa

polifenol, enzim, dan oksigen. Sejak pucuk daun teh masuk proses penggilingan di

Page 60: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

51

mesin OTR waktu oksidasi enzimatis ini sudah terhitung hingga masuk proses

pengeringan di Dryer. Waktu oksidasi akan berpengaruh terhadap bubuk teh dan

sifat seduhan yang dikehendaki. Semakin lama waktunya bubuk yang dihasilkan

justru semakin hambar, sedangkan waktu yang telalu cepat membuat bubuk teh

memiliki rasa pahit bukan sepet.

Kadar Air Dalam Bahan

Kadar air dalam pucuk layu berkaitan dengan proses pelayuan yang ringan dan

yang berat. Semakin ringan proses pelayuan maka proses oksidasi enzimatis akan

berjalan lama, sedangkan pelayuan yang berat akan mempercepat proses oksidasi

enzimatis.

Ketebalan Hamparan

Ketebalan hamparan yang dibutuhkan selama proses oksidasi enzimatis adalah 5-

7cm. Tujuan pengaturan ketebalan hamparan ini supaya siklus udara cukup dan

mencegah peningkatan suhu yang membuat enzim inaktif, sehingga dapat

menghambat oksidasi enzimtis.

4.4.4. Pengeringan Bubuk Teh

Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air ke udara dengan memakai panas.

Pada pengolahan teh hitam, bubuk basah yang berasal dari proses oksidasi enzimatis

dikeringan dengan udara yang dipanaskan dengan tungku (pemanasan tidak langsung)

lalu dihembuskan ke permukaan teh. Selain bertujuan menekan kadar air, pengeringan

pada pengolahan teh hitam juga berfungsi menghentikan proses oksidasi enzimatis

(Setyamidjaja, 2000). Mesin pengering yang digunakan di PT Perkebenunan Nusantara

IX Kebun Jolotigo berupa dua mesin pengering berkapasitas 150 kg dan 300 kg dengan

suhu inlet 90-100oC dan suhu outlet sebesar 45-50oC dengan waktu waktu pengeringan

selama 25-30 menit. Hal ini sesuai dengan teori dari Nazarudin et al., (1993) dalam

Anggraini (2017), dimana proses pengeringan teh hitam memerlukan suhu inlet sebesar

90-98oC dan suhu outlet sebesar 45-50oC dengan waktu pengeringan selama 20-30

menit. Perlunya dilakukan analisa kadar air bubuk hasil pengeringan untuk memastikan

Page 61: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

52

apakah kadar air bubuk sudah sesuai standard yang ditetapkan (kadar air 2,5-3%) atau

belum (Kunarto, 2015). Sampel dari bubuk hasil pengeringan diambil secara acak per

jenis bubuk dan analisa kadar air dilakukan di laboratorium.

4.4.5. Sortasi Bubuk Teh Kering

Ukuran dan bentuk teh yang dihasilkan dari mesin pengering masih sangat beragam

(heterogen) sehingga diperlukan sortasi atau pemisahan. Sortasi dilakukan dengan cara

memisahkan partikel teh berdasarkan bentuk, ukuran, berat, warna dan kotoran. Tujuan

sortasi sendiri untuk membuat bntuk teh lebih seragam atau sesuai standard sehingga

produk dapat diterima di pasaran. Bubuk hasil pengeringan harus segera masuk ke

ruangan sortasi untuk menghindari kenaikan kadar air sehingga hasil akhir bubuk tetap

memiliki kadar air kurang dari 4%. Pada pelaksanaan sortasi dibutuhkan beberapa alat

mesin sortasi yang memiliki prinsip dan cara kerja yang berbeda-beda sesuai fungsinya

masing – masing. Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo terdapat

alat mesin hoper, bubble tray, vibro blank/vibro screen, crusher, drug roll, chota

shifter, dan winnower. Hopper berfungsi menampung bubuk hasil pengeringan sebelum

proses sortasi berjalan. Bubble tray berfungsi mengayak bubuk sehingga mendapatkan

ukuran partikel yang seragam (Kunarto, 2015). Vibro blank/vibro screen digunakan

dalam pengangkatan serat – serat daun seperti rambut/fiber atau benda-benda asing

didalam bubuk dengan memakai magnet yang berputar sehingga bubuk yang dihasilkan

berkualitas bagus (Kunarto, 2015).

Crusher berfungsi untuk memperkecil ukuran bubuk teh (Kunarto, 2015). Chota shifter

bertujuan untuk mengelompokan jenis-jenis teh berdasarkan ukuran mesh yang berbeda-

beda (Kunarto, 2015). Winnower berfungsi untuk mengelompokan jenis bubuk teh

menurut berat jenisnya (Kunarto, 2015). Prinsip utama dalam pelaksanaan sortasi pada

bubuk teh adalah meminimalkan singgungan antara mesin dengan bubuk teh yang

disortir. Singgungan yang terlalu sering dan bahkan cenderung keras antara bubuk teh

dengan mesin dapat menyebabkan warna bubuk teh menjadi kusam (abu-abu) dan

bentuk partikel menjadi hancur. Warna pada bubuk teh hitam sangatlah mempengaruhi

harga jual produk, apabila warnanya menjadi abu-abu maka harga jualnya menjadi turun

Page 62: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

53

selain itu, menurut Rohdiana (2015), bubuk teh hitam yang rendah juga dipengaruhi

banyaknya tulang daun keras (stelky) yang berwarna merah yang masih banyak ikut

tercampur didalamnya. Hal ini menyebabkan rasa bubuk teh menjadi semakin pahit

karena kandungan tanin yang tinggi pada tulang daun. Hal yang harus dipertimbangkan

sebelum proses sortasi dilakukan adalah :

Jenis teh yang akan disortir seperti : teh orthodox atau CTC

Kapasitas mesin sortasi

Jenis dan karakter alat

Ketersediaan alat

Beberapa jenis bubuk teh hasil sortasi menurut Kunarto ( 2015 ) diantaranya adalah :

Broken Orange Pekoe(BOP):Merupakan bubuk teh yang berwarna hitam pekat,

banyak mengandung tip keemasan, berasal dari daun – daun muda yang tergulung

sempurna dan memiliki bentuk keriting pendek – kecil.

Broken Orange Pekoe Fannings(BOPF):Merupakan bubuk yang berasal dari daun

muda dan tangkai muda yang tergulung dan pecah, dan bentuknya lebih kecil dari

bubuk teh BOP.

Pekoe Fannings(PF):Merupakan bubuk teh yang berwarna hitam, berbentuk

keriting dan sedikit tip.

DUST:Merupakan bubuk teh yang berwarna hitam dan berukuran kecil seperti

debu.

PF II:Bubuk teh yang dimana serat dan tangkainya lebih banyak daripada PF dan

warnanya kemerahan.

DUST II:Bubuk teh yang berukuran sama dengan DUST, hanya warnanya lebih

kemerahan akibat dari daun dan tangkai yang pecah.

DUST III:Bubuk teh yang warnanya kelabun dan berukuran sama dengan bubuk

teh DUST II.

Kawul:Bubuk yang berasal dari serabut kulit tangkai yang berwarna coklat

kekuningan dan lembaran daun kecil yang tidak tergulung.

Page 63: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

54

4.4.6. Pengepakan Bubuk Teh

Proses pengepakan bertujuan untuk memudahkan produk dalam proses pengiriman,

penggudangan atau penyimpanan dan menekan kenaikan kadar air (Kunarto, 2015).

Setelah proses sortasi kering selesai dilakukan maka partikel teh yang sudah dipisahkan

berdasarkan grade nya disimpan didalam peti miring sesuai dengan grade nya masing-

masing. Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum bubuk teh di

packing, karena roses pengepakan baru dapat dilaksanakan setelah jumlah masing-

masing grade memenuhi jumlah tertentu atau biasa disebut dengan 1 (satu) chop.

jumlah 1 chop masing-masing grade berbeda, bergantung pada ketetapan perusahaan

atau kemauan pasar.

Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo, penentuan 1 chop

sebanyak 20 papersack, dengan isian menyesuaikan masing – masing grade. Adapun

bahan kemasan juga bergantung dari kualitas bubuk tehnya. Bubuk teh kualitas ekspor

dikemas dengan papersack dan bagian dalamnya dilapisi aluminium foil, sedangkan

bubuk teh kualitas lokal dikemas dengan karung putih menurut Kementerian Pertanian

(2017), pengemasan bubuk teh haruslah memegang prinsip dengan pemakaian wadah

pengemas yang tertutup, bersih, dan kering, sehingga tidak mempengaruhi bubuk teh

selama penyimpanan dan transportasi.

Hasil pengepakan yang dilakukan haruslah menghasilkan produk yang seragam, oleh

karena itu pada proses pengepakan dilakukan pencampuran terlebih dahulu. Proses

pencampuran dilakukan dengan mesin tea bulker untuk dapat menghasilkan bubuk teh

yang homogen. Teh yang selesai di packing disusun rapi menurut nomorchop di gudang

penyimpanan.Proses penyimpanan haruslah pula menjaga kualitas produk dimana

diberlakukan sirkulasi udara di gudang yang lancar dan tidak lembab. Sirkulasi udara

yang lembab dapat menyebabkan kadar air pada produk meningkat sehingga

menurunkan mutu bubuk teh hitam. Produk yang telah di packing juga tidak boleh

menyentuh lantai secara langsung dn harus diberi alas papan berupa palet supaya

papersack tidak bersinggungan langsung dengan lantai gudang yang lembab.

Page 64: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

55

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tahap produksi teh hitam secara orthodox rotorvane meliputi; penerimaan pucuk,

pelayuan pucuk, penggilingan pucuk menjadi bubuk teh dan, pengeringan bubuk

teh, sortasi kering, dan pengepakan.

Proses produksi secara orthodox rotorvane dikarenakan menggunakan mesin

rotorvane pada tahap penggilingan pucuk dimana bubuk teh yang dihasilkan

memiliki ukuran yang lebih kecil.

Oksidasi enzimatis berperan mengubah senyawa katekin menjadi senyawa

tearubigin dan teaflavin dalam pengolahan bubuk teh hitam, dimana kedua senyawa

ini mempengaruhi rasa, warna, dan aroma seduhan teh hitam yang dihasilkan.

5.2. Saran

Pentingnya melakukan setiap proses sesuai dengan instruksi kerja yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi

dan mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa karyawan yang kurang disiplin

khususnya dalam mengenakan alat perlindungan diri (sarung tangan, sepatu pelindung)

yang sudah diatur pada instruksi kerja pada saat bekerja sehingga berpengaruh terhadap

keamanan karyawan itu sendiri. Beberapa mesin kerja yang rusak dan sudah tidak

optimal lagi harus diganti supaya hasil output yang dihasilkan perusahaan dapat

memenuhi target dan kualitas yang ditetapkan. Pentingnya dalam penanganan bahan

baku pasca pemetikan dimana seringkali karyawan menempatkan pucuk teh ke dalam

waring yang sudah melebihi kapasitas sehinggaperlumenambahkanwaring supaya pucuk

teh yang sudah dipetik tidak rusak dalam perjalanan menuju pabrik.

Page 65: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

56

6. DAFTAR PUSTAKA

Anggarini, Tuty. 2017. Proses dan Manfaat Teh. Padang: Penerbit Erka.

http://carano.pustaka.unand.ac.id/index.php/car/catalog/download/41/38/126-

1?inline=1

Anna Kusumawati & Angga T W. 2017. Perbandingan Penggunaan Mesin Petik Dan

Petik Tangan Terhadap Hasil Produksi Pucuk Teh (Camelia sinensis (L.) O.

Kuntze) Di Perkebunan Kayu Aro PTPN VI Kabupaten Kerinci. Jurnal

Agroteknose. Volume VIII No

II.http://36.82.106.238:8885/jurnal/index.php/ATS/article/viewFile/130/129

Ghani,M. 2002. Dasar-Dasar Budidaya Teh: Buku Pintar Mandor. Jakarta: Penebar

Surabaya.http://onesearch.id/Record/IOS6.INLIS000000000002892

Ho CT, Lin JK, Shahidi F. 2008. Tea and Tea Products, Chemistry and Health

Promoting Properties. London: CRC

Press.https://books.google.co.id/books/about/Tea_and_Tea_Products.html?id=q

YwbBxD6jh0C&redir_esc=y

Kementerian Pertanian. (2017). Pedoman Penanganan Pascapanen Tanaman Teh.

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

353/Kpts/HK.130/12/2015. Kantor Pusat Kementerian Pertanian.

Jakarta.https://www.scribd.com/document/377988463/ditjenbun-pertanian

Kunarto,B. (2005). Teknologi Pengolahan Teh Hitam (Camellia sinensis L. kuntze)

SistemOrthodox. Semarang: Semarang University Press.

http://repository.usm.ac.id/files/bookusm/D013/20171109110730-Teknologi-

Pengolahan-Teh-Hitam-(Camellia-Sinensis-L.-Kuntze)-Sistem-Orthodox.pdf

Muthumani, T. Kumar dan R. S. Senthil. 2006. Studies on Freeze-withering in Black

Tea Manufacturing. Journal of Food Chemistry.Science Direct.Elsevier.

Vol.101:103 – 106.

https://www.researchgate.net/publication/248510570_Studies_on_freeze-

withering_in_black_tea_manufacturing

Rohdiana,D. (2015). Teh:Proses, Karakteristik & Komponen Fungsionalnya. Food

ReviewIndonesiaVolXNo.8.https://www.researchgate.net/publication/28646023

5_Teh_Proses_Karakteristik_Komponen_Fungsionalnya

Zhen Y, Chen Z, Chen M. 2002.Tea Bioactivity and Tehrapeutic Potencial. London:

Taylor and Francis.https://the-

eye.eu/public/concen.org/Medicinal%20and%20Aromatic%20Plants%20%28In

dustrial%20Profiles%29%20eBooks%20Collection%20%5BPDF%5D/Taylor%

20%26%20Francis%20Group%20Tea%2C%20Bioactivity%20and%20Therape

utic%20Potential%20%282002%29.pdf

Page 66: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

57

7. DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Lokasi Pabrik dan Emplasmen PT Perkebunan Nusantara IX

Pabrik Teh Kebun Jolotigo

Page 67: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

58

Lampiran 2. Peta Lokasi Afdeling Udoro

Page 68: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

59

Lampiran 3. Peta Lokasi AfdelingSelatan

Page 69: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

60

Lampiran 4. Peta Lokasi Afdeling Tombo-Wonodadi

Page 70: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

61

Asisten Kepala

Wakil Asisten

SDM Juru Tulis

Produksi

Kantor Induk

Bag. Pembelian

Barang

MANAGER

Auditor

Internal

Juru

Tulis

Tehnik

Mandor

Kendaraan

Mandor

Tehnik

Tea

Tester

Mandor

Sortasi

Pengepak

an

Mandor

Driyer

Mandor

Gilingan

Mandor

Pelayuan Mandor

Terima

Pucuk/Analisa

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Tim QC Asisten Kebun Asisten Kantor Asisten Tehnik/

Pengolahan

Lampiran 5.Bagan Struktur PT Perkebunan Nasional IX Kebun Jolotigo

Page 71: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

62

Lampiran 6. Penjabaran Tugas dan Wewenang Anggota pada Struktur Organisasi

PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun Jolotigo

1. Manager

Manager merupakan kepala perkebunan yang bertanggung jawab secara langsung

kepada Direksi PTPN. Syarat menjadi manager adalah minimal lulusan SLTA,

karyawan minimal golongan IV B, dan mengetahui tentang manajemen perusahaan.

Tugas, tanggung jawab dan wewenang seorang Manager adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Memastikan proses menghasilkan keluaran sesuai dengan

sistemmanajemenmutu.

c. Memastikan promosi untuk fokus pada pelanggan ke seluruh organisasi.

d. Penyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), penyediaan

pendayagunaan pengembangan SDM, pengamanan pemeliharaan harta

perusahaan, kegiatan tata usaha kantor, tanaman, pabrik, lingkungan yang

berhubungan dengan kebun.

e. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, pembinaan wilayah,

pencapaian kualitas dan kuantitas produksi serta pembuatan laporan kebun

sesuai periode waktu yang telah ditentukan.

f. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah lingkungan yang timbul

di lingkup perusahaan.

g. Mengabil tindakan darurat dalam hal terjadinya musibah atau bencana yang

akan berakibat fatal terhadap kerugian perusahaan.

h. Menetapkan sasaran termasuk komitmen dan kebijakan sistem manajemen

lingkungan.

i. Menetapkan struktur organisasi tanggung jawab dan hubungan antar personil

diperusahaan.

j. Menyediakan sumber daya manusia yang akan diferifikasi.

k. Menetapkan Tim ISO

l. Menetapkan Auditor Internal.

m. Memastikan keutuhan sistem manajemen mutu dipelihara apabila perubahan

pada sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan.

2. Asisten Kepala

Tugas, tanggung jawab dan wewenang seorang Asisten Kepala adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Memastikan proses menghasilkan keluaran sesuai dengan sistem manajemen

mutu dan menyampaikan perbaikannya kepada Manager.

c. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu ke manajemen puncak dan

peluang untuk peningkatan, khususnya kepada Manager.

d. Memastikan keutuhan sistem manajemen mutu dipelihara apabila perubahan

pada sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan

e. Bertanggung jawab atas tercapainya target, volume dan mutu pekerjaan, serta

terwujudnya lingkungan yang sesuai dengan standar.

f. Bertanggung jawab terhadap tercapainya kualitas dan kuantitas produksi.

Page 72: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

63

g. Menyusun laporan operasional kegiatan pekerjaan di bidang tanaman, produksi

dan lingkungan.

3. Asisten Kantor

Asisten Kantor bertugas mengatur kegiatan administrasi keuangan dan umum

kebun, penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta

pengendaliannya. Syarat menjadi Asisten Kantor adalah lulusan minimal SMA dan

karyawan minimal golongan III A. tugas, wewenang dan tanggung jawab seorang

Asisten Kantor adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015

b. Memastikan proses menghasilkan keluaran sesuai dengan

sistemmanajemenmutu dan menyampaikan perbaikannyakepadaAsisten

Kepala.

c. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu ke manajemen puncak dan

peluang untuk peningkatan, khususnya kepada Asisten Kepala.

d. Memastikan keutuhan sistem manajemen mutu dipelihara apabila perubahan

pada sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan

e. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) ditingkat unit

pelaksanaan perusahaan untuk satu tahun periode anggaran.

f. Menyusun dan membuat kompilasi RKAP bagian kebun, teknik dan kantor

sebagai Rencana Kerja Perusahaan.

g. Membuat alokasi biaya kegiatan kerja, dan membuat laporan hasil analisa dan

pengawasan terhadap pelaksanaan RKAP.

h. Memeliharan kerjasama dan efisiensi kerja dan memperhatikan hak-hak

karyawan, serta menjaga keselamatan dan keamanan kas perusahaan, surat

berharga dan dokumen lainnya.

i. Memberikan bimbingan dan pengawasan administrasi persediaan kantor.

j. Memberikan data, informasi atau bahan pertimbangan lain baik kepada

Manager.

4. Asisten Teknik / Pengolahan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab seorang Asisten Teknik / Pengolahan

adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Memastikan proses menghasilkan keluaran sesuai dengan

sistemmanajemenmutu dan menyampaikan perbaikannyakepadaAsisten

Kepala.

c. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu ke manajemen puncak dan

peluang untuk peningkatan, khususnya kepada Asisten Kepala.

d. Memastikan keutuhan sistem manajemen mutu dipelihara apabila perubahan

pada sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan

e. Menyusun RKAP Bagian Teknik untuk satu tahun periode, dan melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan RKAP yang telah disyahkan di bidang

pekerjaan pemeliharaan, rehabilitasi, dan pembangunan gedung/bangunan

perusahaan, alat pengangkutan, jalan, jembatan, mesin dan instalasi listrik,

pengolahan, sortasi dan pengiriman produksi.

Page 73: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

64

f. Meningkatkan efisiensi dengan menciptakan metode kerja yang praktis, dan

mencegah terjadinya pemborosan dalam bentuk uang, barang, waktu dan

tenaga tempat dan ruang.

g. Memeliharan kerjasama yang baik, tenang dan memperhatikan hak-hak

karyawan Teknik dan petugas bawahannya di bagian Teknik.

h. Menentukan prosedur proses, inspeksi dan pengajuan baik bahan baku proses

dan produk jadi dan dampak lingkungan dan keadaan darurat.

i. Bertanggung jawab terhadap setiap prosedur, verifikasi dibidang pengolahan

dan lingkungan serta terhadap penanganan seluruh limbah dari proses

pengolahan.

j. Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap pembantu Asisten Teknik,

dan petugas dibawahnya.

k. Memberikan data informasi atau bahan pertimbangan lain kepada pimpinan

diatasnya.

5. Asisten Kebun

Asisten Kebun bertugas untuk mengatur kualitas dan kuantitas bahan baku teh yang

akan diolah di pabrik dan bertanggung jawab atas tersedianya bahan baku teh untuk

diolah sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan. Syarat menjadi Asisten Kebun

adalah lulusan minimal SMA dan karyawan minimal golongan III A.

6. Wakil Asisten Teknik

Tugas, wewenang dan tanggung jawab seorang Wakil Asisten Teknik adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Mengawasi semua proses produksi dan penerapan sistem manajemen mutu

maupun lingkungan dan pemantauan terhadap setiap kejadian yang terjadi

dalam pabrik.

c. Membantu Sinder Teknik dalam prosedur pengendalian proses sistem

manajemen mutu yang diterapkan oleh perusahaan.

d. Menganalisa kebutuhan yang diperlukan oleh teknik/teknologi dan

menganalisa setiap dampak lingkungan yang timbul serta keadaan darurat.

7. Mandor Terima Pucuk

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Terima Pucuk adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan dan mencatat pelaksanaan penerimaan pucuk.

c. Membuat laporan penerimaan pucuk.

d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan.

Adapun syarat menjadi Mandor Terima Pucuk adalah karyawan minimal golongan

I B, pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

8. Mandor Pelayuan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Pelayuan adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

Page 74: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

65

b. Melaksanakan pekerjaan pelayuan pucuk.

c. Mencatat data-data mengenai pelayuan.

d. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan.

e. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kerja pelayuan dengan tercapainya

kualitas yang baik

Adapun syarat menjadi Mandor Pelayuan adalah karyawan minimal golongan I B,

pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

9. Mandor Penggilingan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Penggilingan adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan proses penggilingan.

c. Mencatat laporan-laporan tentang hasil, temperatur ruang penggilingan.

d. Melakukan pengawasan dan mengevaluasi hasil pekerjaan.

e. Melaksanakan kebersihan alat-alat dan ruangan setelah selesai pengolahan.

Adapun syarat menjadi Mandor Penggilingan adalah karyawan minimal golongan I

B, pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

10. Mandor Dryer

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Dryeradalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan proses pengeringan.

c. Membuat laporan hasil pengeringan dan pemakaian bahan bakar.

d. Melakukan pengawasan dan mengevaluasi pekerjaan.

e. Mencatat dan mengamatitemperatur pada ruang pengeringan.

f. Membuat catatan untuk laporan kepada atasannya.

g. Bertanggungjawab atas kebenaran laporan.

h. Melaksanakan kebersihan ruang pengeringan.

Adapun syarat menjadi Mandor Dryer adalah karyawan minimal golongan I B,

pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

11. Mandor Sortasi

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Sortasi adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan identifikasi sarana sortasi dan dampak lingkungan dari proses

sortasi.

c. Mengidentifikasi produk sesuai dengan kualitas yang telah tetapkan dari

perusahaan.

d. Melaksanakan inspeksi terhadap hasil sortasi, dan dampak lingkungan.

e. Melaksanakan pengujian dan pengendalian selama pelaksanaan sortasi dan

pengepakan serta melakukan pengendalian dampak lingkungan yang

ditimbulkan dari proses sortir.

f. Melaksanakan pencatatan jumlah yang disortasi serta dampak lingkungan yang

ditimbulkan.

g. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan.

Page 75: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

66

Adapun syarat menjadi Mandor Sortasi adalah karyawan minimal golongan I B,

pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

12. Mandor Pengepakan dan Gudang Barang Jadi

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Pengepakan dan Gudang Barang

Jadi adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan identifikasi sarana pengepakan dan gdang barang jadi beserta

dampak lingkungan dari proses.

c. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pengepakan dan gudang barang jadi.

d. Melaksanakan stok produksi.

e. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan.

Adapun syarat menjadi Mandor Sortasi adalah karyawan minimal golongan I B,

pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5 tahun.

13. Mandor Kendaraan Teknik

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Kendaraan Teknik adalah:

a. Bertanggung jawab dalam pengendalian gas buang di mesin genset dan

penanganan B3

b. Mengidentifikasi operasional mesin, listrik, dan pemeliharaan bangunan.

c. Menetapkan jadwal perawatan dan pengecekan mesin dan listrik.

d. Membuat jadwal dan pengecekan peralatan keselamatan kerja.

e. Bertugas memelihara peralatan dan bertanggung jawab memperbaiki semua

peralatan yang mengalami gangguan atau kerusakan.

f. Melaksanakan proses maintenance secara benar dengan melihat dampak

lingkungan yang ditimbulkan dari proses tersebut

g. Bertanggung jawab dalam pengendalian angkutan produksi dan penumpang

h. Membuat dan Menetapkan jadwal kegiatan oprasional kendaraan angkutan

i. Bertugas memelihara dan bertanggung jawab memperbaiki semua angkutan

kendaraan.

j. Melaksanakan proses maintenance secara benar dengan melihat dampak

lingkungan yang ditimbulkan dari proses tersebut.

Adapun syarat menjadi Mandor Kendaraan Teknik adalah karyawan minimal

golongan I B, pendidikan minimal SLTA, dan memiliki pengalaman minimal 5

tahun.

14. Mandor Bangunan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Mandor Bangunan adalah:

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Merencanakan dan membuat bangunan yng dibutuhkan perusahaan.

c. Memelihara dan memperbaiki bangunan perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan.

15. Juru Tulis

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Juru Tulis adalah:

Page 76: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

67

a. Memastikan sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan SNI ISO

9001:2015.

b. Melaksanakan pekerjaan administrasi, produksi, barang bahan, dan laporan-

laporan lainnya.

c. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan administrasi.

Adapun syarat menjadi Juru Tulis adalah karyawan golongan minimal I A.

16. Tim Audit

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Tim Audit adalah:

a. Bertanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan pelaksanaan audit

tentang ruang lingkup audit, jadwal audit, standar dan cara audit.

b. Menjelaskan setiap temuan ketidaksesuaian serta menyerahkan salinan laporan

audit.

c. Mengevaluasi hasil peneriksaan, menyusulkan untuk melakukan perbaikan atas

temuan ketidaksesuaian, dan menutup laporan hasil audit dianggap setelah ada

tindakan perbaikan dan pencegahan setelah ada pengesahan.

Page 77: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

68

Lampiran 7. Laporan Plagiasi Unicheck

Page 78: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

69

Lampiran 8. Absensi Kerja Praktek

Page 79: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

70

Page 80: PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE DAN OKSIDASI … · 2020. 1. 6. · PROSES PENGOLAHAN “ORTHODOX ROTORVANE“ DAN OKSIDASI ENZIMATIS TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA

71