proposal spa

Upload: sandi-surapati-surana

Post on 15-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PEMBANGUNAN GYM CENTER MAKASSAR

(PROPOSAL PROYEK)

diajukan oleh :

M. SANDI SURAPATI SD51110287

Kepada :JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

LEMBAR PERSETUJUAN Proposal Proyek dengan judul :

PEMBANGUNAN GYM CENTER MAKASSAR

yang diajukan oleh :

ILHAM RIDWAND51110269

telah disetujui oleh Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin Makassar dengan dosen pembimbing:

1.2. .

.

Makassar, tanggal Ketua Jurusan Teknik Arsitektur

Prof. Dr. Ir. MUh. Ramli M.Eng.

PERPUSTAKAAN TERAPUNG MAKASSAR

1. LATAR BELAKANGPeran perpustakaan sebagai sumber belajar (learning resources) berarti bahwa perpustakaan menyediakan koleksi yang menjadi sumber materi pelajaran, baik koleksi cetakan maupun bukan cetakan. Dalam hal ini koleksi perpustakaan harus menunjang halhal yang dibutuhkan oleh masyarakat yang akan menggunakannya. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan harus memenuhi kebutuhan masyarakat umum untuk dapat diterapkan secara langsung maupun sebagai bahan ide yang akan dikembangkan kelak ditengah-tengah lingkungan masing-masing. Koleksi merupakan cerminan kebutuhan pemakai perpustakaan yang harus diperhatikan, baik dari segi jumlah maupun mutunya.

Pada tahun 1930-an Ranganathan menyampaikan lima hukum ilmu perpustakaan (five laws of library science), yaitu : 1. Books are for use (buku untuk dimanfaatkan) 2. Every reader his book (setiap pembaca terdapat bukunya) 3. Every book its reader (setiap buku terdapat pembacanya) 4. Save the time of the reader (hemat waktu pembaca) 5. A library is a growing organism (perpustakaan bagai organisme yang sedang tumbuh) Lima hukum tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan berperanan sangat penting dalam pemanfaatan buku, pelayanan, dan pengembangan pemakainya. Selain itu, perpustakaan merupakan lembaga yang terus tumbuh dan berkembang, baik dari segi koleksi, SDM, maupun sarananya. Kehidupan nelayan jika ditelusuri lebih mendalam akan ditemukan bentuk kehidupan yang begitu kompleks, baik berbentuk fisik maupun nonfisik yang meliputi perkembangan intelektual dan perkembangan kepribadian diri.

Kita sama-sama tahu bahwa nelayan utamanya masyarakat pesisir saat ini terjebak dalam lingkaran setan kehidupan. Ditengah kuatnya pengaruh globalisasi ekonomi yang melanda dunia mereka harus berhadapan dengan kenyataan bahwa semakin menipisnya sumberdaya laut akibat kegiatan over fishing yang tidak mengenal waktu dan bentuk pelestarian yang seharusnya dilakukan. Nelayan patutnya bisa melawan segal ketidak adilan ini. Melawan segenap penderitaan yang selalu mengores kesabaran-kesabaran mereka dalam menjalani lika-liku kehidupan. Sesaat mungkin kita akan bertanya, kemanakah para nelayan yang pandai itu, yang kata orang, bahwa orang pesisir itu pintar-pintar karena sering memakan ikan seperti orang-orang jepang yang sering memakan ikan dan orang-orang pesisirnya pintar-pintar dan cerdas-cerdas karena sering memakan ikan yang biasa disebut dengan sushi , kenapa nelayan kita termasuk dalam masyarakat yang menempati urutan teragung dalam rangking kemiskinan?. Pertanyaan besar yang butuh kecerdasan bersama untuk mengoyak segala sematan itu. Berbicara mengenai sumberdaya manusia kita akan berbicara mengenai nilai intelektualitas individu dan kemampuan membangun komunitas yang cerdas dan mencerdaskan. Berbicara mengenai nilai kecerdasan akan sangat berkaitan dengan kemampuan daya serap materi atau pembelajaran yang diberikan, pada akhirnya membaca adalah suatu modal dasar seseorang untuk dapat meningkatkan nilai intelektualitasnya dan daya nalarnya dalam mencerna apa yang terjadi di sekitarnya. Kemampuan membaca antar individu berbeda-beda, tergantung lingkungan dan kemauan yang timbul dari dalam dirinya. Maka, dibutuhkan suatu pengkondisian yang baik dalam suatu lingkungan agar nilai minat membaca dan mengambil pelajaran dari apa yang dibaca dapat memberikan hasil yang maksimal dan mampu meningkatkan nilai individu manusia tersebut.

2. TUJUAN DAN SASARAN Untuk membangun suatu keadaan tertentu dalam lingkungan dibutuhkan pembangunan yang berasal dari lingkungan itu sendiri, dengan adanya upaya memanfaatkan segala apa yang ada di lingkungan tersebut untuk memajukan lingkungan itu sendiri berarti kita telah berupaya memberikan suatu solusi terbaik dan mempermudah proses kelancaran pembangunan itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk, memberikan gambaran tentang pentingnya minat baca dan kemampuan baca masyarakat dalam proses peningkatan nilai intelektualitas yang akan memberikan suatu nilai tersendiri yang baik untuk lingkungan tempat tinggal masingmasing. Selain itu tujuan tulisan ini adalah membuka pikiran baru tentang upaya memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan dan sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat nelayan pada khususnya, yang dengan memanfaatkan sumberdaya tersebut, maka tercapailah tujuan dari meningkatnya tingkat sumber daya manusia yang ada di masyarakat pesisir/nelayan, dalam hal ini kami memperkenalkan, yaitu penggunaan perahu yang biasa dipergunakan nelayan, menjadi perahu yang merupakan sumber ilmu pengetahuan dengan merubahnya menjadi perpustakaan yang kami beri nama dengan Perpustakaan Apung, dengan mengenalkan konsep ini, diharapkan mampu memenuhi tujuan yaitu meningkatnya peran perpustakaan dalam pembangunan nasional untuk proses pencerdasan masyarakat Inodonesia.

3. LINGKUP PERMASALAHAN Tingkat sumberdaya manusia nelayan Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama dari bawah, kenapa hal ini terjadi?, jika dibandingkan dengan Negara-negara luar seperti Jepang, kita akan mendapati bahwa masyarakat pesisir mereka/nelayan memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata, hal ini disebabkan karena mereka gemar makan ikan. Lalu kenapa dengan nelayan di Indonesia yang pada kehidupan sehariharinya memakan ikan sebagai makanan pokok sehari-hari.

Apakah ikan di Indonesia nilai gizinya tidak bagus? Atau mengandung unsure-unsur yang dapat mencipkan kebodohan bagi orang yang memakannya?. Padahal jika dikaji lebih mendalam ikan Indonesia memiliki nilai gizi lebih tinggi daripada negara-negara lainnya di Dunia, ini dapat dilihat dari keberagaman jenis ikannya dan kondisi lingkungan perairan yang masih memenuhi standar kehidupan yang layak bagi ikan tumbuh dan berkembang. Jika diteliti lebih mendalam, kita akan memperoleh pokok permasalahan utama yang mempengaruhi tingkat sumberdaya manusia masyarakat pesisir/nelayan. Yang utama adalah belum adanya pengkondisian lingkungan yang mengarah pada suatu upaya membentuk lingkungan yang tepat dalam proses transfer ilmu pengetahuan dengan menggunakan segala sumberdaya yang ada di lingkungan tempat tinggal nelayan tersebut. Masalah ini perlu untuk dituntaskan dan ditemukan solusi terbaik agar nelayan tidak menjadi korban proses pembangunan tetapi menjadi motivator pembangunan megeri ini.

4. METODE DAN SISTEMATIKA y Melakukan Pendekatan Kultural

Dalam membangun sebuah pembaharuan dalam kehidupan bermasyarakat maka diperlukan proses mencari hal-hal yang diperlukan untuk mendukung hal-hal baru tersebut. Pendekatan cultural disini, diperlukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang pentingnya pembangunan Perpustakaan Apung untuk membantu masyarakat mencerdaskan kehidupannya secara disiplin dan bermula dari kesadaran dan fikiran untuk maju. Pendekatan semacam ini dilakukan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat di dalamnya. y Membentuk Satuan Masyarakat Pendukung

Dengan adanya satu ikatan yang kuat maka untuk membuat suatu yang baru tidaklah akan sukar. Dengan adanya satuan masyarakat pendukung dari masyarakat yang ada

diwilayah tempat tersebut maka akan mempermudah dalam pembagian tugas yang akan sangat berarti saat akan membangun infrastruktur sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung terwujudnya Perpustakaan Apun ini nantinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk panitia kepengurusan pengelolaan perpustakaan yang resmi dan disetujui oleh segenap masyarakat. y Penguatan Pengkaderan Kepengurusan

Hal ini sangat diperlukan mengingat pentingnya proses regenerasi dalam suatu struktur kepengurusan suatu pelayanan masyarakat. Dengan adanya proses pengkaderan ini diharapkan akan selalu ada Sumber Daya Manusia yang tersedia untuk mengelola dan memaksimalkan perpustakaan Apung sebagai wadah pembelajaran dan penggalian informasi yang penting bagi masyarakat pesisir/ anak-anak nelayan. Diutamakan dalam proses pengkaderan berasal dari anak-anak masyarakat wilayah tersebut yang lebih mengetahui keadaan masyarakat dan lingkungannya sendiri.