ed spa 550 - pihak berelasi

25

Click here to load reader

Upload: dwipradnyaa

Post on 23-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SPA

TRANSCRIPT

  • EXPOSURE DRAFT

    STANDAR PERIKATAN AUDIT (SPA) 550 PIHAK BERELASI

    Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 20 Mei 2012 ke Sekretariat IAPI Jl. Kapten P. Tendean No. 1 Lt. 1 Jakarta 12710 atau melalui fax (021) 2525-175 atau email ke [email protected] atau [email protected]

    EXPO

    SU

    RE D

    RA

    FT

    INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    Indonesian Institute of Certified Public Accountants

  • INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    DEWAN STANDAR PROFESI

    2008 2012

    Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua

    Handri Tjendra Wakil Ketua

    Dedy Sukrisnadi Anggota

    Fahmi Anggota

    Godang Parulian Panjaitan Anggota

    Johannes Emile Runtuwene Anggota

    Lolita R. Siregar Anggota

    Renie Feriana Anggota

    Yusron Fauzan Anggota

  • STANDAR PERIKATAN AUDIT 550

    PIHAK BERELASI

    (Berlaku efektif bagi audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai dari atau setelah

    tanggal 1 Januari 2013)

    DAFTAR ISI

    Paragraf

    Pendahuluan

    Ruang Lingkup SPA Ini ....... 1

    Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi ... 2

    Tanggung Jawab Auditor ...... 3-7

    Tanggal Efektif .... 8

    Tujuan ........ 9

    Definisi ....... 10

    Ketentuan

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait .... 11-17

    Identifikasi dan Penilaian atas Risiko Kesalahan Penyajian Material Berkaitan dengan

    Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi ... 18-19

    Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Berkaitan dengan

    Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi ........ 20-24

    Pengevaluasian terhadap Akuntansi untuk dan Pengungkapan tentang

    Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Diidentifikasi .. 25

    Representasi Tertulis ........ 26

    Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola .. 27

    Dokumentasi .......... 28

  • Materi Penerapan dan Penjelas Lain

    Tanggung Jawab Auditor ..... A1-A3

    Definisi Pihak Berelasi ....... A4-A7

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait .. A8-A28

    Identifikasi dan Penilaian atas Risiko Kesalahan Penyajian Material

    Berkaitan dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi .. A29-A30

    Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material Berkaitan dengan

    Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi ... A31-A45

    Pengevaluasian terhadap Akuntansi untuk dan Pengungkapan tentang

    Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Diidentifikasi . A46-A47

    Representasi Tertulis ........ A48-A49

    Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola A50

    Standar Perikatan Audit (SPA 550), Pihak Berelasi harus dibaca bersamaan dengan SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Perikatan Audit. _____________________________________________________________________

  • Pendahuluan Ruang Lingkup SPA Ini 1. Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas

    hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam suatu audit atas laporan keuangan. Terutama, SPA ini memperluas bagaimana SPA 315,1 SPA 330,2 dan SPA 2403 diterapkan dalam hubungannya dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi.

    Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi 2. Banyak transaksi pihak berelasi merupakan hal yang normal dalam bisnis. Dalam keadaan

    seperti itu, transaksi tersebut kemungkinan tidak membawa risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan keuangan daripada transaksi sama dengan pihak tidak-berelasi. Namun, sifat hubungan dan transaksi pihak berelasi, dalam beberapa keadaan, menimbulkan risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan keuangan daripada transaksi dengan pihak tidak-berelasi. Sebagai contoh:

    Pihak-pihak berelasi dapat beroperasi melalui suatu hubungan dan struktur yang luas dan kompleks, dengan suatu peningkatan yang sejalan dalam kompleksitas transaksi pihak berelasi.

    Sistem informasi kemungkinan tidak efektif untuk mengidentifikasi atau meringkas transaksi dan saldo yang belum diselesaikan antara suatu entitas dengan pihak-pihak berelasinya.

    Transaksi pihak berelasi kemungkinan tidak dilaksanakan berdasarkan syarat dan kondisi pasar normal; sebagai contoh, beberapa transaksi pihak berelasi dilaksanakan tanpa pertimbangan pertukaran

    Tanggung Jawab Auditor 3. Oleh karena pihak berelasi tidak independen satu dengan lainnya, banyak kerangka

    pelaporan keuangan yang menetapkan ketentuan akuntansi dan pengungkapan spesifik untuk hubungan, transaksi, dan saldo pihak berelasi untuk memungkinkan pemakai laporan keuangan memahami sifat dan dampak aktual atau potensial terhadap laporan keuangan. Bila kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan seperti itu, auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian material yang timbul dari kegagalan entitas untuk secara tepat mencatat atau mengungkapkan hubungan, transaksi, atau saldo pihak berelasi sesuai dengan ketentuan kerangka tersebut.

    4. Bahkan jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan minimal atau tanpa ketentuan

    pihak berelasi, auditor perlu memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas untuk dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan transaksi tersebut: (Ref: Para. A1) (a) Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau (ref. Para. A2) (b) Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan). (Ref: Para. A3)

    1 SPA 315, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya.

    2 SPA 330, Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai.

    3 SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan.

  • 5. Di samping itu, suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas adalah relevan untuk pengevaluasian auditor terhadap apakah terdapat satu atau lebih risiko kecurangan sebagaimana disyaratkan oleh SPA 240,4 karena kecurangan dapat lebih mudah dilakukan melalui pihak berelasi.

    6. Oleh karena keterbatasan inheren suatu audit, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari

    bahwa beberapa kesalahan penyajian material laporan keuangan kemungkinan tidak dapat dideteksi, meskipun audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan layak berdasarkan SPA-SPA.5 Dalam konteks pihak berelasi, dampak potensial keterbatasan inheren terhadap kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar berdasarkan alasan berikut:

    Manajemen mungkin tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi pihak berelasi, khususnya jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi.

    Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih besar untuk kolusi, penyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen.

    7. Perencanaan dan pelaksanaan audit dengan skeptisisme profesional diharuskan oleh SPA 200,6 oleh karena itu terutama penting dalam konteks ini, jika terdapat hubungan dan transaksi pihak berelasi yang tidak diungkapkan. Ketentuan dalam SPA ini dirancang untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan dalam merancang prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan tersebut.

    Tanggal Berlaku Efektif 8. SPA ini efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode dimulai pada atau setelah

    tanggal 1 Januari 2013. Tujuan 9. Tujuan auditor adalah:

    (a) Terlepas apakah kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi, memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi untuk dapat: (i) Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan, jika ada, yang timbul dari

    hubungan dan transaksi pihak berelasi yang relevan dengan pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan; dan

    (ii) Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah laporan keuangan, sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut: o Mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar); atau o Tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan); dan

    (b) Di samping itu, jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan pihak berelasi, memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi telah dengan tepat diidentifikasi, dipertanggungjawabkan, dan diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut.

    4 SPA 240, paragraf 24

    5 SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan Standar Perikatan Audit,

    paragraf A52. 6 SPA 200, paragraf 15.

  • Definisi

    10. Untuk tujuan SPA ini, istilah berikut memiliki makna seperti di bawah ini: (a) Transaksi wajar (arms length transactionSuatu transaksi yang dilaksanakan

    berdasarkan syarat-syarat dan kondisi antara seorang pembeli yang bersedia dan seorang penjual yang bersedia yang tidak berhubungan dan yang bertindak secara independen satu dengan lainnya serta berusaha untuk mewujudkan kepentingan terbaik mereka masing-masing.

    (b) Pihak berelasiSuatu pihak yang berupa: (Ref: Para. A4-A7) (i) Suatu pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam kerangka pelaporan

    keuangan yang berlaku; atau (ii) Bilamana kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan minimal atau

    tidak ada ketentuan pihak berelasi: a. Seorang individu atau entitas lain yang memiliki pengendalian atau pengaruh

    signifikan, secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau beberapa perantara, terhadap entitas pelapor.

    b. Entitas lain yang terhadapnya entitas pelapor memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara; atau

    c. Entitas lain yang berada di bawah pengendalian bersama dengan entitas pelapor melalui pemilikan: i. Kepemilikan pengendalian bersama, ii. Pemilik yang merupakan anggota keluarga dekat; iii. Manajemen kunci bersama.

    Namun, entitas yang berada di bawah pengendalian bersama oleh negara (yaitu pusat, provinsi, atau kabupaten) tidak dipandang berelasi kecuali jika mereka melaksanakan transaksi signifikan atau berbagi sumber daya sedemikian luas satu dengan lainnya.

    Ketentuan

    Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait

    11. Sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait yang SPA 315 dan SPA 240 mengharuskan auditor untuk melaksanakannya selama audit,7 auditor harus melaksanakan prosedur audit dan aktivitas terkait yang ditetapkan dalam paragraf 12-17 untuk memperoleh informasi relevan guna mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. (Ref: Para. A8)

    Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas

    12. Pembahasan tim perikatan yang disyaratkan oleh SPA 315 dan SPA 2408 harus mencakup pertimbangan spesifik tentang kerentanan laporan keuangan terhadap kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan yang dapat timbul dari hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas. (Ref: Para. A9-A10).

    13. Audior harus meminta keterangan dari manajemen tentang:

    7 SPA 315, paragraf 5; SPA 240, paragraf 16.

    8 SPA 315, paragraf 10; SPA 240, paragraf 15

  • (a) Identitas pihak berelasi entitas, termasuk perubahan dari periode sebelumnya; (Ref: Para. A11-A14)

    (b) Sifat hubungan antara entitas dan pihak berelasi tersebut; dan (c) Apakah entitas melakukan transaksi dengan pihak berelasi ini selama periode tersebut

    dan, jika demikian, jenis dan tujuan transaksi tersebut.

    14. Auditor harus meminta keterangan dari manajemen dan pihak lain dalam entitas, dan melaksanakan prosedur penilaian risiko lainnya yang dipandang tepat, untuk memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian, jika ada, bahwa manajemen telah menetapkan untuk: (Ref: Para. A15-A20) (a) Mengidentifikasi, mencatat, dan mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak

    berelasi sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; (b) Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan dengan pihak

    berelasi. (c) Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan di luar bisnis normal.

    Menjaga Kewaspadaan Terhadap Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Mereviu Catatan atau Dokumen 15. Selama audit, auditor harus tetap waspada, saat menginspeksi catatan atau dokumen,

    untuk pengaturan atau informasi lain yang dapat menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor. (Ref: Para. A22-A23)

    Khususnya, auditor harus menginspeksi indikasi berikut tentang keberadaan hubungan atau transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor : (a) Konfirmasi bank dan hukum yang diperoleh sebagai bagian prosedur auditor; (b) Risalah rapat pemegang saham dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola;

    dan (c) Catatan atau dokumen lain yang auditor memandang perlu sesuai dengan keadaan

    entitas.

    16. Jika auditor mengidentifikasi transaksi signifikan di luar bisnis normal entitas ketika melaksanakan prosedur audit yang dituntut oleh paragraf 15 atau melalui prosedur audit lain, auditor harus meminta keterangan dari manajemen tentang: (Ref: Para. A24-A25) (a) Sifat transaksi tersebut; dan (Ref: Para. A26) (b) Apakah melibatkan pihak berelasi. (Ref: Para. A27)

    Berbagi Informasi Tentang Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan 17. Auditor harus berbagi informasi relevan yang diperoleh tentang pihak berelasi entitas

    dengan anggota lain tim perikatan. (Ref: Para. A28).

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berkaitan

    dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi

    18. Dalam memenuhi ketentuan SPA 315 untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material,9 auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian

    9 SPA 315, paragraf 25.

  • material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi dan menentukan apakah di antara risiko tersebut merupakan risiko signifikan. Dalam membuat penentuan ini, auditor harus memperlakukan transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan normal bisnis entitas menimbulkan risiko signifikan.

    19. Jika auditor mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan (termasuk keadaan yang berhubungan dengan adanya suatu pihak berelasi dengan pengaruh yang dominan) pada waktu melaksanakan proses penilaian risiko dan aktivitas yang berkaitan dalam hubungannya dengan pihak berelasi, auditor harus mempertimbangkan informasi tersebut pada waktu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan berdasarkan SPA 240. (Ref: Para. A6 dan A29-A30)

    Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berhubungan dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi 20. Sebagai bagian dari ketentuan SPA 330 bahwa auditor merespons terhadap risiko yang

    telah dinilai,10 auditor merancang dan melaksanakan prosedur audit lanjutan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Prosedur audit ini harus mencakup prosedur yang disyaratkan oleh paragraf 21-24. (Ref: Para. A31-34).

    Pengidentikasian Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Signifikan 21. Jika auditor mengidentifikasi pengaturan atau informasi yang menunjukkan adanya

    hubungan atau transaksi pihak berelasi yang oleh manajemen tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya kepada auditor, auditor harus menentukan apakah keadaan yang mendasarinya menegaskan adanya hubungan atau transaksi tersebut.

    22. Jika auditor mengidentifikasi pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak yang memiliki

    hubungan istimewa yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor, auditor harus: (a) Segera mengkomunikasikan informasi relevan tersebut kepada anggota lain tim

    perikatan; (Ref: Para. A35) (b) Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi:

    (i) Meminta kepada manajemen untuk mengidentifikasi semua transaksi dengan pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut untuk dievaluasi lebih lanjut oleh auditor; dan

    (ii) Meminta keterangan tentang mengapa pengendalian entitas terhadap transaksi pihak berelasi gagal untuk memungkinkan pengidentifikasian atau pengungkapan hubungan atau transaksi pihak berelasi.

    (c) Melaksanakan prosedur audit substantif yang tepat terhadap pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut atau transaksi pihak berelasi yang signifikan; (Ref: Para. A36)

    (d) Mempertimbangkan kembali risiko bahwa pihak berelasi atau transaksi pihak berelasi signifikan lainnya kemungkinan ada yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada auditor, dan melaksanakan prosedur audit tambahan yang diperlukan; dan

    10

    SPA 330, paragraf 5-6

  • (e) Jika tidak adanya pengungkapan tersebut tampak disengaja oleh manajemen (dan oleh karena itu merupakan indikasi suatu risiko kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kecurangan), mengevaluasi implikasinya terhadap audit. (Ref: Para. A37)

    Transaksi Pihak Berelasi Signifikan Di Luar Kegiatan Normal Bisnis Entitas yang Teridentifikasi 23. Untuk transaksi pihak berelasi signifikan di luar kegiatan normal bisnis entitas yang

    teridentifikasi, auditor harus: (a) Menginspeksi kontrak atau perjanjian yang melandasi, jika ada, dan mengevaluasi

    apakah: (i) Alasan bisnis (atau tidak ada alasan) transaksi tersebut menunjukkan bahwa

    mereka melakukan pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan atau untuk menyembunyikan penyalahgunaan aset.11 (Ref: Para. A38-A39)

    (ii) Syarat-syarat transaksi adalah konsisten dengan penjelasan manajemen; dan (iii) Transaksi tersebut telah dipertanggungjawabkan secara semestinya dan

    diungkapkan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (b) Memperoleh bukti audit bahwa transaksi tersebut telah diotorisasi dan disetujui dengan

    tepat. (Ref: Para. A40-A41)) Asersi bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilaksanakan atas Syarat-syarat yang Sama dengan Transaksi Wajar 24. Jika manajemen telah membuat suatu asersi dalam laporan keuangan bahwa suatu

    transaksi pihak berelasi dilaksanakan dengan syarat-syarat yang sama dengan syarat-syarat yang berlaku dalam transaksi yang wajar, auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang asersi tersebut. (Ref: Para. A42-A45)

    Pengevaluasian terhadap Akuntansi untuk dan Pengungkapan tentang Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi yang Teridentifikasi 25. Dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan SPA 700,12 auditor

    harus mengevaluasi: (Ref: Para. A46) (a) Apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi telah dicatat dan

    diungkapkan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (Ref: Para. A47)

    (b) Apakah dampak hubungan dan transaksi pihak berelasi: (i) Mencegah laporan keuangan dari pencapaian penyajian wajar (untuk kerangka

    penyajian wajar); atau (ii) Menyebabkan laporan keuangan menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan).

    Representasi Tertulis 26. Jika kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan pihak berelasi, auditor harus

    memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa: (Ref: Para. A48-A49) (a) Mereka telah mengungkapkan kepada auditor identitas pihak berelasi entitas dan

    semua hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut, yang mereka ketahui; dan (b) Mereka telah mencatat dan mengungkapkan hubungan dan transaksi tersebut secara

    tepat sesuai dengan ketentuan kerangka yang berlaku.

    11

    SPA 240, paragraf 32(c) 12

    SPA 700, Pembentukan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan, paragraf 10-15.

  • Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola 27. Kecuali semua yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan

    entitas,13 auditor harus mengomunikasikan hal-hal signifikan yang timbul selama audit yang berkaitan dengan pihak berelasi entitas kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. (Ref: Para. A50).

    Dokumentasi 28. Auditor harus mencantumkan dalam dokumentasi auditnya nama pihak berelasi yang

    teridentifikasi dan sifat hubungan pihak berelasi tersebut.14

    Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Tanggung Jawab Auditor

    Kerangka Pelaporan Keuangan yang Menetapkan Ketentuan Minimal Pihak Berelasi (Ref: Para. 4) A1 Suatu kerangka pelaporan kuangan yang berlaku yang menetapkan ketentuan minimal

    pihak berelasi adalah kerangka yang mendefinsikan makna pihak berelasi namun memiliki ruang lingkup yang sebenarnya lebih sempit daripada definisi yang ditetapkan dalam paragraf 10 (b) (ii) SPA ini, sehingga ketentuan dalam kerangka tersebut untuk mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi akan berlaku untuk hubungan dan transaksi pihak berelasi secara substansial lebih sedikit.

    Kerangka Penyajian Wajar (Ref: Para. 4 (a)) A2. Dalam konteks kerangka pelaporan wajar,15 hubungan dan transaksi pihak berelasi dapat

    menyebabkan laporan keuangan gagal mencapai penyajian wajar jika, sebagai contoh,

    realitas ekonomi hubungan dan transaksi tersebut tidak secara tepat tercermin dalam

    laporan keuangan. Sebagai contoh, penyajian wajar kemungkinan tidak dicapai jika

    penjualan suatu properti oleh entitas kepada pemegang saham pengendali pada suatu

    harga di atas atau di bawah nilai pasar wajar telah dicatat sebagai suatu transaksi yang

    memengaruhi laba atau rugi bagi entitas bila hal itu merupakan suatu kontribusi atau

    pengembalian modal atau pembayaran suatu dividen.

    Kerangka Kepatuhan (Ref: Para. 4b) A3. Dalam konteks suatu kerangka kepatuhan, apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi

    menyebabkan laporan keuangan menyesatkan sebagaimana dibahas dalam SPA 700

    tergantung pada keadaan tertentu perikatan. Sebagai contoh, bahkan jika tidak adanya

    pengungkapan transaksi pihak berelasi dalam laporan keuangan adalah mematuhi

    kerangka tersebut dan peraturan perundang-undangan, laporan keuangan dapat

    menyesatkan jika entitas tersebut memperoleh bagian sangat besar pendapatannya dari

    transaksi dengan pihak berelasi, dan bahwa kenyataan tersebut tidak diungkapkan.

    13

    SPA 260, Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola, paragraf 13. 14

    SPA 230, Dokumentasi Audit, paragraf 8-11, dan paragraf A6 15

    SPA 200, paragraf 13(a), mendefinisikan makna kerangka penyajian wajar dan kepatuhan.

  • Namun, ini akan merupakan hal sangat jarang bagi auditor untuk mempertimbangkan

    laporan keuangan yang disusun dan disajikan sesuai dengan suatu kerangka kepatuhan

    menjadi menyesatkan jika berdasarkan SPA 21016 auditor menentukan bahwa kerangka

    tersebut adalah dapat diterima.17

    Definisi Suatu Pihak Berelasi (Ref: Para. 10b) A4. Banyak kerangka pelaporan keuangan membahas konsep pengendalian dan pengaruh

    signifikan. Meskipun kerangka-kerangka tersebut dapat membahas konsep ini dengan

    menggunakan istilah berbeda, kerangka-kerangka tersebut umumnya menjelaskan

    bahwa:

    (a) Pengendalian adalah kekuasaan untuk menentukan kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas sedemikian rupa untuk memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut; dan

    (b) Pengaruh signifikan (yang dapat diperoleh melalui kepemilikan saham, statuta, atau perjanjian) adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas, namun tidak mengendalikan kebijakan tersebut.

    A5. Keberadaan hubungan berikut dapat menunjukkan adanya pengendalian atau pengaruh

    signifikan:

    (a) Memiliki ekuitas langsung atau tidak langsung atau kepentingan keuangan lain dalam entitas.

    (b) Entitas memiliki secara langsung atau tidak langsung ekuitas atau kepentingan keuangan lain dalam entitas lain,

    (c) Menjadi bagian yang bertanggung jawab atas tata kelola atau manajemen kunci (yaitu anggota manajemen yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan aktivitas entitas tersebut).

    (d) Merupakan anggota keluarga dekat individu yang disebut dalam subparagraf (c). (e) Memiliki suatu hubungan bisnis signifikan dengan individu yang disebutkan dalam

    subparagraf (c).

    Pihak Berelasi dengan Pengaruh Dominan A6 Pihak berelasi, karena kemampuannya untuk melakukan pengendalian atau pengaruh

    signifikan, mungkin dalam suatu posisi untuk melakukan pengaruh dominan terhadap

    entitas atau manajemen entitas tersebut. Pertimbangan atas perilaku tersebut adalah

    relevan pada waktu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material

    karena kecurangan, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam paragraf A29-A30).

    Entitas Bertujuan Khusus sebagai Pihak Berelasi A7. Dalam beberapa keadaan, suatu entitas bertujuan khusus18 dapat merupakan suatu pihak

    berelasi entitas karena entitas tersebut pada kenyataannya mengendalikan entitas bertujuan khusus tersebut, bahkan jika entitas tersebut memiliki dalam jumlah kecil atau sama sekali tidak memiliki ekuitas entitas bertujuan khusus tersebut.

    16 SPA 210, Menyepakati Syarat-syarat Perikatan Audit, paragraf 6(a).

    17 SPA 700, paragraf A12.

    18 SPA 315, paragraf A26-A27, menyediakan panduan tentang sifat suatu entitas bertujuan khusus.

  • Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas yang Berkaitan

    Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berkaitan dengan Hubungan dan Transaksi Pihak

    Berelasi (Ref: Para. 11)

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik A8. Tanggung jawab auditor sektor publik tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi

    dapat dipengaruhi oleh mandat audit, atau oleh kewajiban atas entitas sektor publik yang timbul dari peraturan perundang-undangan atau otoritas lainnya. Sebagai konsekuensinya, tanggung jawab auditor sektor publik kemungkinkan tidak dibatasi pada risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, namun dapat juga mencakup suatu tanggung jawab yang lebih luas ke risiko ketidakpatuhan dengan peraturan perundang-undangan dan otoritas lain yang mengatur institusi sektor publik yang menetapkan ketentuan spesifik dalam melaksanakan bisnis dengan pihak berelasi. Di samping itu, auditor sektor publik kemungkinan perlu memperhatikan ketentuan pelaporan keuangan sektor publik untuk hubungan dan transaksi pihak berelasi yang kemungkinan berbeda dari yang berlaku di sektor swasta.

    Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas

    Diskusi di Antara Tim Perikatan (Ref: Para. 12) A9. Hal-hal yang dapat dituju dalam pembahasan di antara tim perikatan mencakup:

    Sifat dan luas hubungan dan transaksi entitas dengan pihak berelasi (sebagai contoh, mengunakan catatan auditor tentang pihak berelasi yang teridentifikasi yang dimutakhirkan setelah setiap audit).

    Suatu penekanan atas pentingnya bagi auditor untuk mempertahankan skeptisisme profesional selama audit tentang potensi kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi.

    Keadaan atau kondisi entitas yang mungkin mengindikasikan adanya hubungan dan transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi atau diungkapkan oleh manajemen kepada auditor (sebagai contoh, suatu struktur organisasi yang kompleks, penggunaan entitas bertujuan khusus untuk transaksi tidak tercatat dalam laporan keuangan (off-balance sheet transaction), atau sistem informasi yang tidak memadai).

    Catatan atau dokumen yang mungkin menunjukkan adanya hubungan dan transaksi pihak berelasi.

    Pentingnya bahwa manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola berkaitan dengan identifikasi, ketepatan akuntansi tentang, dan pengungkapan hubungan dan transaksi pihak berelasi (jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan peryaratan pihak berelasi), dan risiko terkait dengan manajemen mengabaikan pengendalian yang relevan.

    A10. Di samping itu, pembahasan dalam konteks kecurangan dapat mencakup pertimbangan

    spesifik tentang bagaimana pihak berelasi dapat terlibat dalam kecurangan. Sebagai

    contoh:

    Bagaimana entitas bertujuan khusus dikendalikan oleh manajemen untuk digunakan dalam memudahkan manajemen laba.

    Bagaimana transaksi antara entitas dan seorang rekan bisnis yang dikenal dapat diatur untuk memfasilitasi penyalahgunaan aset entitas.

  • Identitas Pihak Berelasi Entitas (Ref: Para. 13(a)) A11. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi,

    informasi tentang identitas pihak berelasi kemungkinan tersedia dengan segera bagi manajemen karena sistem informasi akan perlu mencatat, memroses, dan meringkas hubungan dan transaksi pihak berelasi untuk memampukan entitas memenuhi ketentuan akuntansi dan pengungkapan kerangka tersebut. Oleh karena itu, manajemen kemungkinan memiliki suatu daftar komprehensif pihak berelasi dan perubahannya dari periode ke periode. Untuk perikatan yang berulang, permintaan keterangan dapat menyediakan suatu basis untuk membandingkan informasi yang disediakan oleh manajemen dengan catatan auditor yang berkaitan dengan pihak berelasi yang diidentifikasi dalam audit sebelumnya.

    A12. Namun, jika kerangka tidak menetapkan ketentuan pihak berelasi, entitas kemungkinan

    tidak memiliki sistem informasi semacam itu. Dalam keadaan seperti itu, mungkin

    manajemen tidak menyadari tentang keberadaan semua pihak berelasi. Meskipun

    demikian, ketentuan untuk meminta keterangan yang disebutkan oleh paragraf 13 tetap

    berlaku karena manajemen kemungkinan menyadari adanya pihak-pihak yang memenuhi

    definisi pihak berelasi yang ditetapkan dalam SPA ini. Namun dalam kasus ini, permintaan

    keterangan auditor tentang identitas pihak berelasi entitas kemungkinan besar merupakan

    bagian prosedur dalam membentuk penilaian risiko auditor dan aktivitas yang terkait yang

    dilaksanakan berdasarkan SPA 315 untuk memperoleh informasi tentang:

    Struktur kepemilikan dan tata kelola entitas;

    Jenis investasi yang dilakukan atau direncanakan akan dilakukan oleh entitas; dan

    struktur entitas dan struktur pendanaannya dibangun

    Dalam kasus tertentu tentang hubungan pengendalian bersama, karena manajemen kemungkinan besar menyadari hubungan tersebut jika mereka memiliki signifikansi ekonomi bagi entitas, permintaan keterangan auditor kemungkinan lebih efektif jika difokuskan pada apakah pihak-pihak yang melakukan transaksi signifikan dengan entitas, atau berbagi sumber daya secara signifikan, merupakan pihak berelasi.

    A13. Dalam konteks audit suatu grup, SPA 600 mengharuskan tim perikatan grup untuk

    menyediakan setiap auditor komponen dengan daftar pihak berelasi yang disusun oleh manajemen grup dan pihak berelasi lainnya yang diketahui oleh tim perikatan grup.19 Jika entitas merupakan suatu komponen dalam suatu grup, informasi ini menyediakan suatu basis yang bermanfaat bagi permintaan keterangan auditor dari manajemen tentang identitas pihak berelasi entitas.

    A14. Auditor dapat juga memperoleh beberapa informasi tentang identitas pihak berelasi entitas

    melalui permintaan keterangan dari manajemen selama proses penerimaan atau keberlanjutan perikatan.

    Pengendalian Entitas terhadap Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. 14)

    19

    SPA 600, Pertimbangan KhususAudit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen), paragraf 40(e).

  • A15. Personel lain dalam entitas adalah individu yang mungkin dianggap memiliki pengetahuan

    tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas, dan pengendalian entitas terhadap

    hubungan dan transaksi tersebut. Personel tersebut dapat mencakup, sepanjang mereka

    bukan bagian dari manajemen:

    Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola;

    Personel yang menduduki suatu posisi untuk memulai, mengolah, atau mencatat baik transaksi signifikan maupun transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas, serta pihak yang mengawasi atau memantau personel tersebut;

    Auditor internal;

    Penasihat hukum internal; dan

    Direktur etika, atau individu yang setara.

    A16. Audit yang dilaksanakan dengan anggapan bahwa manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah menyadari dan memahami bahwa mereka bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan penyajian wajar, serta atas pengendalian internal yang bersangkutan yang menurut manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.20 Dengan demikian dalam hal kerangka pelaporan keuangan menetapkan ketentuan mengenai pihak berelasi, penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian yang memadai atas hubungan dan transaksi pihak berelasi sedemikian rupa sehingga hubungan dan transaksi tersebut dapat diidentifikasi, dicatat dan diungkapkan dengan tepat sesuai dengan kerangka tersebut. Dalam peranannya sebagai pengawas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola memantau bagaimana manajemen mempertanggungjawabkan pengendalian tersebut. Terlepas dari adanya ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dalam peranannya sebagai pengawas, dapat memperoleh informasi dari manajemen untuk memungkinkan mereka memahami sifat dan alasan bisnis tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas.

    A17. Dalam memenuhi ketentuan SPA 315 untuk memperoleh suatu pemahaman tentang

    lingkungan pengendalian,21 auditor dapat mempertimbangkan fitur lingkungan

    pengendalian yang relevan untuk memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang

    berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, seperti:

    Kode etik internal, yang telah dikomunikasikan dengan tepat kepada personel entitas dan berlaku, mengatur keadaan dimana entitas dapat melakukan transaksi pihak berelasi secara spesifik.

    Kebijakan dan prosedur tentang pengungkapan yang terbuka dan tepat waktu mengenai kepentingan yang dimiliki oleh manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam transaksi pihak berelasi.

    20

    SPA 200, paragraf A2. 21

    SPA 315, paragraf 14

  • Pengaturan tanggung jawab dalam entitas untuk mengidentifikasi, mencatat, meringkas, dan mengungkapkan transaksi pihak berelasi.

    Pengungkapan dan pembahasan tepat waktu antara manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas, termasuk apakah pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola telah mengkritisi dengan tepat alasan bisnis transaksi tersebut (misalnya, dengan mencari advis dari konsultan profesional eksternal)

    Panduan yang jelas untuk mendapatkan persetujuan atas transaksi pihak berelasi yang mungkin atau benar-benar melibatkan benturan kepentingan, misalnya persetujuan tersebut diberikan oleh suatu subkomite pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola yang terdiri dari individu yang independen dari manajemen.

    Reviu secara periodik oleh auditor internal, jika relevan.

    Tindakan proaktif yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan isu pengungkapan pihak berelasi, seperti dengan mencari advis dari auditor atau penasihat hukum eksternal.

    Adanya kebijakan dan prosedur pengaduan pelanggaran (whistle-blowing), jika relevan.

    A18. Pengendalian terhadap hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam beberapa entitas

    mungkin defisien atau tidak ada karena beberapa alasan, seperti:

    Pentingnya untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak berelasi dipandang rendah oleh manajemen.

    Kurangnya pengawasan layak oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Suatu pengabaian yang disengaja terhadap suatu pengendalian karena pengungkapan pihak berelasi dapat membuka informasi yang dipandang sensitif oleh manajemen, sebagai contoh, adanya transaksi yang melibatkan anggota keluarga manajemen.

    Kurangnya pemahaman manajemen tentang ketentuan pihak berelasi dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Tidak adanya ketentuan pengungkapan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Jika pengendalian seperti itu tidak efektif atau tidak ada, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi. Bila ini terjadi, berdasarkan SPA 705,22 auditor akan memertimbangkan implikasinya terhadap audit, termasuk opini dalam laporan auditor.

    A19. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan seringkali karena pengabaian

    pengendalian oleh manajemen yang dalam keadaan lain beroperasi secara efektif.23

    Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen lebih tinggi jika manajemen memiliki

    hubungan yang melibatkan pengendalian atau pengaruh signifikan dengan pihak yang

    melakukan transaksi dengan entitas karena hubungan ini dapat memberikan insentif dan

    peluang lebih besar bagi manajemen untuk melakukan kecurangan. Sebagai contoh,

    kepentingan keuangan manajemen dalam pihak berelasi dapat memberikan insentif bagi

    manajemen untuk pengabaian pengendalian oleh manajemen dengan (a) mengarahkan

    22

    SPA 705, Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen. 23

    SPA 240, paragraf 31 dan A4.

  • entitas, yang bertentangan dengan kepentingan bisnisnya, untuk menyelesaikan transaksi

    yang memberikan manfaat bagi pihak-pihak berelasi, atau (b) bersekongkol dengan pihak-

    pihak berelasi tersebut atau mengendalikan kegiatan mereka. Contoh tentang kecurangan

    mungkin mencakup:

    Menciptakan syarat-syarat fiktif transaksi dengan pihak berelasi yang dirancang untuk memberikan gambaran yang salah atas alasan bisnis transaksi tersebut.

    Secara curang mengorganisasi transfer aset dari atau kepada manajemen atau kepada pihak lain pada jumlah yang secara signifikan di atas atau di bawah nilai pasar.

    Melakukan transaksi yang kompleks dengan pihak berelasi, seperti entitas bertujuan khusus, yang strukturnya dibangun untuk menyesatkan posisi keuangan atau hasil usaha keuangan entitas.

    Pertimbangan Spesifik Terhadap Entitas yang Lebih Kecil A20. Aktivitas pengendalian dalam entitas yang relatif kecil kemungkinan kurang formal dan

    entitas yang relatif kecil kemungkinan tidak memiliki proses yang didokumentasikan berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Seorang pengelola-pemilik dapat memitigasi risiko yang timbul dari transaksi pihak berelasi, atau berpotensi meningkatkan risiko transaksi pihak berelasi melalui keterlibatan langsung dalam semua aspek utama transaksi tersebut. Untuk entitas seperti ini, auditor dapat memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan pengendalian yang mungkin ada atas hubungan dan transaksi pihak berelasi tersebut, melalui permintaan keterangan dari manajemen yang dikombinasikan dengan prosedur lain, seperti observasi terhadap aktivitas pengawasan dan reviu yang dilakukan oleh manajemen, dan inspeksi atas dokumentasi relevan yang tersedia.

    Otorisasi dan pengesahan untuk transaksi dan pengaturan signifikan (Ref: Para. 14(b)) A21. Otorisasi mencakup pemberian izin oleh suatu pihak atau beberapa pihak yang memiliki

    wewenang tepat (baik oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,

    atau pemegang saham entitas) di suatu entitas untuk melakukan transaksi spesifik sesuai

    dengan kriteria yang ditentukan sebelumnya, baik yang membutuhkan pertimbangan atau

    tidak. Pengesahan mencakup penerimaan oleh pihak-pihak tersebut di atas berkaitan

    dengan transaksi yang dilakukan oleh entitas setelah memenuhi kriteria yang menjadi

    basis pemberian otorisasi. Contoh pengendalian yang entitas mungkin telah tetapkan

    untuk mengotorisasi dan mengesahkan transaksi dan pengaturan signifikan dengan pihak

    berelasi atau transaksi dan pengaturan signifikan di luar kegiatan bisnis normal mencakup:

    Pemantauan pengendalian untuk mengidentifikasi transaksi dan pengaturan tersebut sebelum dilakukan otorisasi dan pengesahan.

    Pengesahan syarat-syarat dan kondisi transaksi dan pengaturan tersebut oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atau, jika relevan, pemegang saham.

    Menjaga Kewaspadaan atas Informasi Pihak Berelasi Pada Waktu Menelaah Catatan atau Dokumen

  • Catatan atau Dokumen yang Dapat Diinspeksi oleh Auditor (Ref: Para. 15) A22. Selama audit, auditor dapat menginspeksi catatan atau dokumen yang mungkin

    memberikan informasi tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi sebagai contoh:

    Konfirmasi dari pihak ketiga yang diperoleh oleh auditor (sebagai tambahan konfirmasi hukum dan bank).

    Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan entitas.

    Informasi yang diberikan oleh entitas kepada otoritas pengatur.

    Daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama entitas.

    Pernyataan benturan kepentingan dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Catatan atas investasi entitas dan investasi dana pensiun.

    Kontrak dan perjanjian dengan manajemen kunci atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Kontrak dan perjanjian signifikan yang tidak berkaitan dengan kegiatan bisnis utama entitas.

    Faktur dan korespondensi spesifik dari penasihat profesional entitas.

    Kebijakan asuransi jiwa yang dibeli entitas.

    Kontrak signifikan yang dinegosiasikan kembali oleh entitas selama periode laporan keuangan yang diaudit.

    Laporan auditor internal.

    Dokumen yang diserahkan oleh entitas kepada badan pengatur sekuritas (sebagai contoh, prospektus).

    Pengaturan yang Mungkin Menunjukkan Adanya Hubungan atau Transaksi Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Diungkapkan (Ref: Para. 15) A23. Suatu pengaturan yang melibatkan suatu perjanjian formal atau tidak formal antara entitas

    dan satu atau lebih entitas lain untuk tujuan seperti:

    Pembentukan suatu hubungan bisnis melalui entitas atau struktur yang tepat.

    Tata cara pelaksanaan transaksi tertentu berdasarkan persyaratan dan kondisi spesifik.

    Aturan mengenai penyediaan jasa atau dukungan keuangan.

    Contoh pengaturan yang dapat menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak

    berelasi yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan sebelumnya oleh manajemen kepada

    auditor mencakup:

    Partisipasi dalam persekutuan tidak terbatas (unincorporated partnership) dengan pihak lain.

    Perjanjian untuk menyediakan jasa kepada pihak tertentu di bawah syarat-syarat dan kondisi di luar kegiatan bisnis normal entitas.

    Hubungan antara penjamin dan pihak yang dijamin.

    Identifikasi Transaksi Signifikan Di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. 16) A24. Pemerolehan informasi lebih lanjut tentang transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis

    normal entitas memungkinkan auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat faktor-faktor risiko kecurangan, jika ada, dan, untuk mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian

  • material jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan ketentuan pihak berelasi.

    A25. Contoh transaksi di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat mencakup:

    Transaksi ekuitas yang kompleks, seperti restrukturisasi korporat atau akuisi.

    Transaksi dengan entitas luar negeri yang berada dalam yurisdiksi undang-undang korporasi yang lemah.

    Sewa tempat usaha atau penyediaan jasa manajemen oleh suatu entitas ke pihak lain tanpa adanya kompensasi.

    Transaksi penjualan dengan diskon atau retur yang luar biasa besar.

    Transaksi dengan pengaturan rumit, sebagai contoh, penjualan dengan komitmen untuk membeli kembali.

    Transaksi berdasarkan kontrak yang syarat-syaratnya di ubah sebelum masa kontrak berakhir.

    Pemahaman atas Sifat Transaksi Signifikan Di Luar Kegiatan Bisnis Normal (Ref: Para. 16a) A26. Permintaan keterangan tentang sifat transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal

    entitas melibatkan pemerolehan suatu pemahaman atas alasan bisnis transaksi tersebut, dan syarat dan kondisi yang mendasari dilakukannya transaksi tersebut oleh entitas.

    Permintaan Keterangan untuk Mengetahui Adanya Keterlibatan Pihak Berelasi (Ref: Para. 16(b)) A27. Keterlibatan pihak berelasi dalam suatu transaksi signifikan di luar kegiatan bisnis normal

    entitas dapat terjadi tidak hanya melalui keterlibatan langsung sebagai pihak yang memengaruhi transaksi, namun dapat juga secara tidak langsung memengaruhi transaksi tersebut sebagai perantara. Pengaruh tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu faktor risiko kecurangan.

    Berbagi Informasi Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan (Ref: Para. 17) A28. Informasi pihak berelasi yang relevan yang dapat dibagi di antara anggota tim perikatan

    mencakup, sebagai contoh:

    Identitas pihak berelasi entitas.

    Sifat transaksi dan hubungan pihak berelasi.

    Hubungan atau transaksi pihak berelasi yang kompleks atau signifikan yang mungkin mengharuskan pertimbangan audit khusus, terutama transaksi dimana manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat secara finansial.

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berkaitan

    dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi

    Faktor-faktor Risiko Kecurangan yang Berkaitan dengan Suatu Pihak Berelasi yang memiliki

    Pengaruh Dominan (Ref: Para. 19)

  • A29. Dominasi manajemen oleh suatu individu atau kelompok kecil tanpa adanya pengendalian

    yang berkaitan dengan dominasi tersebut merupakan suatu faktor risiko kecurangan.24

    Indikator pengaruh dominan dilaksanakan oleh pihak berelasi mencakup:

    Pihak berelasi telah menolak (veto) keputusan bisnis signifikan yang diambil oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Transaksi signifikan diserahkan kepada pihak berelasi untuk pengesahan final.

    Hanya terdapat sedikit atau tidak ada perdebatan antara manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola sehubungan dengan usulan bisnis yang diajukan oleh pihak berelasi.

    Transaksi yang melibatkan pihak berelasi (atau seorang anggota keluarga dekat pihak berelasi) jarang ditelaah dan disahkan secara independen.

    Pengaruh dominan dapat juga terjadi dalam beberapa kasus jika pihak berelasi

    mempunyai peran besar pada saat pendirian entitas dan peran tersebut terus berlanjut

    dalam pengelolaan entitas.

    A30. Dalam keadaan adanya faktor risiko lain, adanya pihak berelasi dengan pengaruh

    dominan dapat menunjukkan risiko kesalahan penyajian material yang signifikan karena

    kecurangan. Sebagai contoh:

    Suatu perputaran manajemen senior atau penasihat profesional yang luar biasa tinggi dapat mencerminkan praktik bisnis curang atau tidak etis untuk memenuhi tujuan pihak berelasi.

    Penggunaan perantara bisnis yang tidak memiliki justifikasi bisnis yang jelas untuk transaksi signifikan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya kepentingan pihak berelasi dalam transaksi tersebut melalui pengendalian perantara tersebut untuk tujuan kecurangan.

    Bukti partisipasi atau mencampuri terlalu berlebihan dalam pemilihan kebijakan akuntansi atau penentuan estimasi signifikan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan.

    Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Berkaitan dengan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. 20) A31. Sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut yang dapat dipilih oleh auditor untuk

    merespons risiko kesalahan penyajian material yang telah ditetapkan berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi tergantung pada sifat risiko tersebut dan kondisi entitas yang bersangkutan.25

    A32. Contoh prosedur audit substantif yang kemungkinan dilaksanakan oleh auditor pada waktu

    auditor menentukan suatu risiko signifikan bahwa manajemen tidak mencatat atau

    mengungkapkan secara semestinya transaksi signifikan pihak berelasi sesuai dengan

    kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (apakah karena kecurangan atau kekeliruan)

    mencakup:

    24

    SPA 240, Lampiran 1. 25

    SPA 330 memberikan panduan lebih lanjut tentang pertimbangan atas sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut. SPA 240 menetapkan ketentuan dan memberikan panduan tentang respons yang tepat terhadap risiko kesalahan penyajian material karena

    kecurangan yang telah ditetapkan

  • Mengonfirmasi atau membahas aspek spesifik transaksi tersebut melalui perantara seperti bank, kantor penasehat hukum, penjamin, atau agen, jika praktis dan tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan atau aturan etika.

    Mengonfirmasi tujuan, syarat-syarat spesifik, atau jumlah transaksi dengan pihak berelasi (prosedur audit ini mungkin kurang efektif jika auditor mempertimbangkan kemungkinan entitas memengaruhi pihak berelasi dalam memberikan respons kepada auditor).

    Jika relevan, membaca laporan keuangan atau informasi keuangan lain pihak berelasi yang relevan, untuk bukti perlakuan akuntansi transaksi tersebut dalam catatan akuntansi pihak berelasi, jika tersedia.

    A33. Sebagai tambahan terhadap ketentuan umum SPA 240, jika auditor telah menentukan

    suatu risiko signifikan kesalahan penyajian material karena kecurangan sebagai akibat

    adanya pihak berelasi dengan pengaruh dominan, auditor dapat melaksanakan prosedur

    audit berikut ini untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hubungan bisnis pihak

    berelasi yang telah dibangun secara langsung atau tidak langsung dengan entitas dan

    untuk menentukan perlunya prosedur audit substantif lebih lanjut yang tepat:

    Meminta keterangan dan melakukan pembahasan dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Meminta keterangan tentang pihak berelasi.

    Melakukan inspeksi atas kontrak signifikan dengan pihak berelasi.

    Melakukan riset latar belakang yang tepat, seperti melalui internet atau database informasi bisnis eksternal yang spesifik.

    Mereviu laporan pengaduan (whistle-blowing reports) karyawan jika tersedia.

    A34. Tergantung pada hasil prosedur penilaian risiko auditor, auditor dapat mempertimbangkan untuk memperoleh bukti audit tanpa pengujian terhadap pengendalian entitas atas hubungan dan transaksi pihak berelasi. Namun, dalam beberapa kondisi, auditor mungkin tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat dari prosedur audit substantif saja dalam kaitannya dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi. Sebagai contoh, jika transaksi antar grup antara entitas dan komponennya banyak sekali dan jumlah signifikan informasi atas transaksi antar grup ini dimulai, dicatat, diproses, atau dilaporkan secara elektronik dalam suatu sistem yang terintegrasi, auditor dapat menentukan bahwa tidaklah mungkin untuk merancang prosedur audit substansif yang efektif untuk menurunkan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan transaksi ini ke tingkat rendah yang dapat diterima. Dalam hal ini, untuk memenuhi ketentuan SPA 330 untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian relevan,26 auditor diharuskan untuk menguji pengendalian entitas terhadap kelengkapan dan akurasi pencatatan hubungan dan transaksi pihak berelasi.

    Identifikasi Pihak Berelasi yang Sebelumnya Tidak Teridentifikasi atau Tidak Terungkap atau

    Transaksi Signifikan Pihak Berelasi

    Pengomunikasian Informasi tentang Pihak Berelasi yang Baru Teridentifikasi kepada Tim Perikatan (Ref: Para. 22a)

    26

    SPA 330, paragraf 8(b)

  • A35. Pengomunikasian dengan segera pihak berelasi yang baru teridentifikasi kepada anggota tim perikatan yang lain membantu mereka dalam menentukan apakah informasi ini berdampak terhadap hasil tentang dan kesimpulan yang ditarik dari prosedur penilaian risiko yang telah dilakukan, termasuk apakah risiko kesalahan penyajian material perlu dinilai kembali.

    Prosedur Substantif yang Berkaitan dengan Pihak Berelasi atau Transaksi Pihak Berelasi yang Baru Teridentifikasi (Ref: Para. 22(c)) A36. Contoh prosedur audit substantif yang dapat dilakukan oleh auditor berkaitan dengan

    pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak berelasi yang baru teridentifikasi mencakup:

    Meminta keterangan tentang sifat hubungan entitas dengan pihak berelasi yang baru teridentifikasi, termasuk (jika relevan dan tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan atau aturan etika) meminta keterangan dari pihak di luar entitas yang dipandang memiliki pengetahuan signifikan tentang entitas dan bisnisnya, seperti penasihat hukum, agen utama, perwakilan utama, konsultan, penjamin, atau rekan bisnis dekat yang lain.

    Melaksanakan analisis catatan akuntansi untuk transaksi dengan pihak berelasi yang baru teridentifikasi. Analisis ini dapat difasilitasi dengan menggunakan teknik audit berbantuan komputer.

    Memverifikasi syarat dan kondisi transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi, dan mengevaluasi apakah transaksi tersebut telah dicatat dan diungkapkan secara tepat sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Tanpa Pengungkapan yang Disengaja oleh Manajemen (Ref: Para. 22(e)) A37. Ketentuan dan panduan dalam SPA 240 tentang tanggung jawab auditor berkaitan dengan

    kecurangan dalam suatu audit atas laporan keuangan adalah relevan jika manajemen diduga secara sengaja tidak mengungkapkan kepada auditor tentang pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak berelasi. Auditor dapat juga mempertimbangkan apakah perlu untuk mengevaluasi kembali keandalan respons manajemen terhadap permintaan keterangan auditor dan representasi manajemen kepada auditor.

    Transaksi Signifikan Pihak Berelasi yang Teridentifikasi Di Luar Kegiatan Bisnis Normal Entitas

    Pengevaluasian Alasan Bisnis Transaksi Pihak Berelasi (Ref: Para. 23) A38. Dalam mengevaluasi alasan bisnis suatu transaksi pihak berelasi di luar kegiatan bisnis

    normal entitas, auditor dapat mempertimbangkan hal berikut:

    Apakah transaksi tersebut: o Sangat kompleks (sebagai contoh, transaksi tersebut dapat melibatkan banyak

    pihak berelasi dalam satu grup yang terkonsolidasi) o Memiliki syarat perdagangan yang tidak biasa, seperti harga, tarif bunga, syarat

    penjaminan dan pembayaran kembali yang tidak biasa. o Tidak memiliki alasan bisnis logis yang jelas atas transaksi tersebut. o Melibatkan pihak berelasi yang tidak teridentifikasi sebelumnya. o Diproses dengan cara yang tidak biasa.

    Apakah manajemen telah membahas sifat dari dan akuntansi untuk transaksi tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Apakah manajemen lebih menekankan suatu perlakukan akuntansi tertentu daripada substansi ekonomi transaksi tersebut.

  • Berdasarkan SPA 500,27 jika penjelasan manajemen secara material tidak konsisten dengan syarat-syarat transaksi pihak berelasi, auditor diharuskan untuk mempertimbangkan keandalan penjelasan dan representasi manajemen tentang hal-hal signifikan lain.

    A39. Auditor juga dapat mencari pemahaman tentang alasan bisnis suatu transaksi dari

    perspektif pihak berelasi, karena hal ini dapat membantu auditor untuk memahami lebih baik realitas ekonomi transaksi tersebut dan mengapa transaksi tersebut dilaksanakan. Suatu alasan bisnis dari perspektif pihak berelasi yang tampak tidak konsisten dengan sifat bisnis dapat mencerminkan suatu faktor risiko kecurangan.

    Otorisasi dan Pengesahan Transaksi Signifikan Pihak Berelasi (Ref: Para. 23(b)) A40. Otorisasi dan pengesahan oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata

    kelola, atau, jika relevan, pemegang saham atas transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas dapat memberikan bukti audit bahwa transaksi pihak berelasi tersebut telah dipertimbangkan pada jenjang yang tepat dalam entitas dan syarat dan kondisi transaksi tersebut telah dicerminkan dengan tepat dalam laporan keuangan. Dalam keadaan tidak adanya penjelasan yang wajar berdasarkan pembahasan dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, adanya transaksi signifikan pihak berelasi yang tidak memerlukan otorisasi dan pengesahan seperti tersebut di atas dapat menunjukkan risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan. Dalam keadaan ini, auditor mungkin perlu waspada untuk transaksi lain dengan sifat yang sama. Namun, otorisasi dan pengesahan saja mungkin tidak cukup untuk menyimpulkan apakah risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan tidak ada karena otorisasi dan pengesahan kemungkinan tidak efektif jika terdapat kolusi antara pihak berelasi atau jika entitas terkena pengaruh dominan suatu pihak berelasi.

    Pertimbangan Spesifik Terhadap Entitas yang Lebih Kecil A41. Suatu entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki pengendalian otoritas berjenjang

    yang sama dengan perusahaan yang relatif besar dan tidak memiliki proses pengesahan yang mungkin ada dalam entitas yang lebih besar. Oleh karena itu, ketika melakukan audit untuk entitas yang relatif kecil, auditor dapat mengandalkan otorisasi dan pengesahan yang derajatnya lebih rendah untuk bukti audit berkaitan dengan validitas transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan bisnis normal entitas. Sebagai gantinya, auditor dapat mempertimbangkan pelaksanaan prosedur audit lain seperti menginspeksi dokumen relevan, mengonfirmasi aspek spesifik transaksi dengan pihak relevan, atau mengobservasi keterlibatan manajer pemilik dengan transaksi.

    Asersi Bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilaksanakan dengan Syarat-syarat yang Sama dengan Transaksi Wajar (Ref: Para. 24) A42. Meskipun mungkin terdapat bukti audit tentang bagaimana harga suatu transaksi pihak

    berelasi dibandingkan dengan harga transaksi yang wajar, biasanya terdapat kesulitan praktis yang membatasi kemampuan auditor untuk memperoleh bukti audit bahwa semua aspek lain transaksi tersebut sama dengan transaksi wajar. Sebagai contoh meskipun auditor mungkin dapat mengonfirmasi bahwa transaksi pihak berelasi telah dilakukan pada suatu harga pasar, mungkin tidak praktis untuk mengonfimasi apakah syarat dan kondisi lain transaksi tersebut (seperti syarat kredit, kontijensi, dan beban spesifik) adalah

    27

    SPA 500, Bukti Audit, paragraf 11.

  • sama dengan transaksi yang biasanya disepakati antar pihak yang independen. Oleh karena itu, kemungkinan terdapat suatu risiko kesalahan penyajian material atas asersi manajemen tentang transaksi pihak berelasi dilakukan dengan syarat-syarat yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar.

    A43.Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk menguatkan suatu asersi

    yang berkaitan dengan suatu transaksi pihak berelasi dilaksanakan atas syarat-syarat

    yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar. Dukungan manajemen untuk

    asersi tersebut mencakup:

    Membandingkan syarat-syarat transaksi pihak berelasi dengan syarat-syarat suatu transaksi yang sama atau serupa dengan satu atau lebih pihak tidak berelasi.

    Membuat perikatan dengan pakar eksternal untuk menentukan suatu nilai pasar dan mengonfirmasi syarat-syarat dan kondisi pasar untuk transaksi tersebut.

    Membandingkan syarat-syarat transaksi tersebut dengan syarat-syarat pasar yang diketahui untuk transaksi yang secara luas sama di pasar terbuka.

    A44. Evaluasi atas dukungan manajemen untuk asersi ini dapat melibatkan satu atau lebih hal

    berikut ini:

    Mempertimbangkan ketepatan proses manajemen untuk mendukung asersi tersebut.

    Memverifikasi sumber data internal atau eksternal yang mendukung asersi tersebut, dan menguji data tersebut untuk menentukan akurasi, kelengkapan, dan relevansinya.

    Mengevaluasi kewajaran asumsi signifikan yang menjadi basis asersi.

    A45. Beberapa kerangka pelaporan keuangan mengharuskan pengungkapan transaksi pihak berelasi tidak dilaksanakan atas syarat-syarat yang sama dengan yang berlaku dalam transaksi wajar. Dalam keadaan seperti ini, jika manajemen tidak mengungkapkan suatu transaksi pihak berelasi dalam laporan keuangan, terdapat suatu asersi implisit bahwa transaksi tersebut dilaksanakan atas syarat-syarat yang sama dengan syarat-syarat yang berlaku dalam transaksi wajar.

    Evaluasi atas Akuntansi dan Pengungkapan Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi

    yang Teridentifikasi

    Pertimbangan Materialitas dalam Mengevaluasi Kesalahan penyajian (Ref: Para. 25) A46. SPA 450 mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan baik ukuran maupun sifat suatu

    kesalahan penyajian, dan keadaan tertentu terjadinya, pada waktu mengevaluasi apakah kesalahan penyajian adalah material.28 Signifikansi transaksi tersebut terhadap pemakai laporan keuangan tidak tergantung hanya pada jumlah yang tercatat transaksi tersebut namun juga atas faktor-faktor relevan spesifik lain, seperti sifat hubungan pihak berelasi.

    Pengevaluasian atas Pengungkapan Pihak Berelasi (Ref: Para. 25(a)) A47. Pengevaluasian atas pengungkapan pihak berelasi dalam konteks ketentuan

    pengungkapan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku berarti mempertimbangkan

    apakah fakta dan keadaan hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas telah diringkas

    28

    SPA 450, Pengevaluasian atas Kesalahan penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit, paragraf 11(a). Paragraf A16 dari SPA 450 memberikan panduan mengenai keadaan yang dapat memengaruhi evaluasi atas kesalahan penyajian.

  • dan disajikan dengan tepat sehingga pengungkapannya dapat dipahami. Pengungkapan

    transaksi pihak berelasi mungkin tidak dapat dipahami jika:

    a. Alasan bisnis dan dampak transaksi atas laporan keuangan tidak jelas atau disajikan salah; atau

    b. Istilah, kondisi, atau elemen penting lain transaksi yang diperlukan untuk memahami transaksi tersebut tidak diungkapkan secara tepat.

    Representasi Tertulis (Ref: Para. 26) A48. Keadaan yang mungkin tepat bagi auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari

    pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mencakup:

    Bila mereka telah mengesahkan transaksi spesifik pihak berelasi yang (a) berdampak material terhadap laporan keuangan, atau (b) melibatkan manajemen.

    Bila mereka telah membuat representasi lisan spesifik kepada auditor tentang rincian transaksi pihak berelasi tertentu.

    Bila mereka memiliki kepentingan keuangan atau kepentingan lain dalam pihak berelasi atau transaksi pihak berelasi.

    A49. Auditor dapat juga memutuskan untuk memperoleh representasi tertulis tentang asersi spesifik yang dibuat oleh manajemen, misalnya suatu representasi bahwa transaksi pihak berelasi tertentu tidak mempunyai perjanjian tambahan lain yang belum diungkapkan.

    Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola (Ref: Para. 27) A50. Pengomunikasian hal-hal signifikan yang timbul selama audit29 dalam hubungannya

    dengan pihak berelasi entitas membantu auditor untuk menetapkan suatu pemahaman

    umum dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang sifat dan

    penyelesaian hal-hal tersebut. Contoh hal-hal signifikan pihak berelasi mencakup:

    Tidak diungkapkannya (apakah dengan sengaja atau tidak) pihak berelasi atau transaksi signifikan pihak berelasi oleh manajemen kepada auditor, yang mungkin menjadi perhatian pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terhadap hubungan dan transaksi signifikan pihak berelasi yang sebelumnya tidak mereka ketahui.

    Pengidentifikasian transaksi signifikan pihak berelasi yang belum diotorisasi dan disahkan secara semestinya, yang dapat menimbulkan kecurigaan adanya kecurangan.

    Ketidaksepakatan dengan manajemen berkaitan dengan akuntansi untuk dan pengungkapan atas transaksi pihak berelasi signifikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Ketidakpatuhan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang melarang atau membatasi jenis transaksi tertentu dengan pihak berelasi.

    Kesulitan dalam mengidentifikasi pihak pengendali akhir atas entitas.

    29

    SPA 230, paragraf A8, memberikan panduan lebih lanjut tentang sifat hal signifikan yang timbul selama audit.