proposal penelitian tbo-ut (1)

Upload: jack-man

Post on 13-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

Efektivitas Model Distribusi Bahan Ajar Berbasis Online (Kasus Pemanfaatan Toko Buku Online Pada Mahasiswa UT di UPBJJ SurabayaOlehPardamean Daulay

PUSAT PENELITIAN KELEMBAGAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS TERBUKA

2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Universitas Terbuka (UT) sebagai penyelenggara PTJJ di Indonesia memiliki mahasiswa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan infrastruktur daerah yang tidak merata. Kondisi ini menjadi hambatan dalam menentukan media dan sumber belajar yang akan digunakan. Karena itu bahan ajar tercetak masih menjadi komponen utama dalam proses belajar mengajar di UT, meskipun sebagian telah disertai dengan suplemen yang berbentuk bahan ajar multi media, seperti: kaset audio, video, atau disket maupun compact disk (CD) yang memuat materi berbantuan komputer dan berbasis internet (e-learning). Dengan demikian, ketersediaan bahan ajar (modul) dan ketepatan waktu penerimaannya perlu diperhitungkan agar mahasiswa mempunyai waktu yang cukup untuk mempelajarinya.

Kondisi geografis Indonesia yang 70% merupakan lautan dan 30% daratan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, mengakibatkan distribusi bahan ajar bagi mahasiswa bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Kendala utama yang dihadapi adalah domisili mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sementara transportasi darat, laut, dan udara belum dapat diandalkan untuk menyampaikan bahan ajar dengan cepat ke alamat mahasiswa. Berbagai kendala tersebut, UT secara terus menerus mengembangkan berbagai model pendistribusian bahan ajar. Pada tahun pertama beroperasi, UT hampir tidak mengalami banyak hambatan dalam pendistribusian bahan ajar, karena model yang digunakan adalah mengirimkan bahan ajar langsung ke alamat mahasiswa yang bekerjasama dengan PT. Pos. Model distribusi bahan ajar seperti ini dapat terlaksana karena sistem registrasi mata kuliah yang diterapkan UT masih menggunakan sistem paket. Namun, seiring dengan perubahan sistem registrasi, terjadi pula perubahan model pendistribusian bahan ajar, dimana bahan ajar dapat dibeli di UPBJJ setempat. Namur, layanan pendistribusian bahan ajar di UPBJJ ternyata memiliki beberapa kendala, diantaranya dapat dilihat dari hasil penelitian Soelaiman (2005) tentang analisis ketersediaan bahan ajar di UPBJJ yang menunjukkan bahwa UPBJJ mengalami kesulitan dalam melakukan prediksi kebutuhan bahan ajar, terjadi kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan bahan ajar untuk mata kuliah tertentu sehingga tingkat efisiensi dari sistem penyediaan bahan ajar sangat rendah. Sementara itu, hasil penelitian Haryanto (2001) juga menunjukkan bahwa permintaan bahan ajar oleh UPBJJ tidak memiliki hubungan dengan bahan ajar yang akan dibutuhkan oleh mahasiswa. Disamping itu, Putra (2007) menemukan bahwa mahasiswa yang berdomisili jauh dari UPBJJ, mengalami kendala dalam memperoleh bahan ajar karena kesulitan transportasi dan banyak dijumpai mahasiswa yang kesulitan mendapatkan bahan ajar karena kehabisan stok.

Merujuk kepada berbagai temuan di atas, UT telah melakukan pengembangan model distribusi bahan ajar berbasis online (e-bookstore) yang diterapkan sejak tahun 2008 sesuai dengan pengumuman Rektor Nomor 6045.J31/LL/2007 tertanggal 16 April 2007 dan Surat PR III Nomor 6092/J31/LL/2007 tertanggal 17 April 2008 (Suparman, 2008). Melalui pengembangan model distribusi bahan ajar berbasis online, mahasiswa tidak harus datang ke UPBJJ untuk membeli bahan ajar, tetapi dapat memesan melalui internet dan bahan ajar dapat diterima di alamat atau unit jasa layanan terdekat. Dengan demikian, mahasiswa dapat memperoleh bahan ajar lebih cepat, akurat dan efisien serta mampu menjamin kualitas pendistribusian bahan ajar.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap model distribusi bahan ajar melalui Toko Buku Online Universitas Terbuka (TBO-UT) ternyata bermanfaat bagi mahasiswa UT, khususnya mahasiswa yang bekerja full time, yaitu dengan adanya kemudahan memperoleh bahan ajar tanpa harus datang ke kantor UPBJJ. Kemudahan tersebut menjadi motivasi mahasiswa untuk meneruskan kuliahnya yang selama ini sering terbengkalai, akibat bahan ajar (modul) yang dibutuhkan tidak tersedia di UPBJJ, padahal beberapa diantara mereka telah memesan cukup lama. Hal ini mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan tidak mempelajari bahan ajar mata kuliah yang diregistrasinya pada saat pelaksanaan UAS.

Namun, berdasarkan temuan awal tersebut masih dirasakan pula bahwa keberadaan toko buku online belum dirasakan maksimal terutama kesiapan mahasiswa dalam pemanfaatannya dan kesiapan petugas UT dalam melayani pengiriman bahan ajar sesuai pesanan. Indikasi ini dapat dilihat dari, pertama, ketidaktahuan mahasiswa menggunakan fasilitas toko buku online yang disebabkan sebagian besar mahasiswa belum mampu mengakses internet, kedua, belum tersedia fasilitas internet di daerah, ketiga, harga modul semakin naik karena harus membayar biaya (ongkos) kirim, keempat, pemesanan bahan ajar yang belum berjalan lancar, kelima, lamanya pengiriman bahan ajar dari waktu pemesanan, dan keenam, partisipasi mahasiswa yang belum maksimal dalam memanfaatkan toko buku online, sehingga hanya mahasiswa tertentu saja yang telah memanfaatkannya.

Berdasarkan beberapa temuan awal yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan model distribusi bahan ajar melalui TBO-UT, yang dilihat dari aspek; kesediaan dan persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan TBO-UT, aksebilitas mahasiswa UT dalam memanfaatkan fasilitas TBO-UT, partisipasi mahasiswa dalam memanfaatkan TBO-UT, karakteristik mahasiswa UT yang telah memanfaatkan TBO-UT, dan kendala-kendala apa yang dihadapi mahasiswa UT dalam pemanfaatan TBO-UT.1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan signifikansi penelitian ini sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut;

1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang telah menggunakan TBO-UT?

1. Bagaimana aksebilitas dan kendala mahasiswa dalam pemanfaatan TBO-UT?

2. Bagaimana persepsi mahasiswa UT terhadap TBO-UT?3. Bagaimana partisipasi mahasiswa UT dalam pemanfaatan TBO-UT?4. Bagaimana efektifitas model distribusi bahan ajar melalui TBO-UT?1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang pemanfaatan TBO-UT pada mahasiswa UT. Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. mengidentifikasi karakteristik mahasiswa yang telah menggunakan TBO-UT.

2. mendeskripsikan aksebilitas dan kendala mahasiswa UT dalam pemanfaatan TBO-UT dalam pendistribusia bahan ajar.

3. mendeskripsikan persepsi mahasiswa UT terhadap model distribusi bahan ajar melalui pemanfaatan TBO-UT.

4. mendeskripsikan partisipasi mahasiswa dalam pemanfaatan TBO-UT.5. mendeskripsikan efektifitas model distribusi bahan ajar melalui TBO-UT.1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoretis, jika model distribusi bahan ajar melalui pemanfaatan TBO-UT memiliki pengaruh terhadap peningkatan kualitas pengelolaan pendistribusian bahan ajar kepada mahasiswa, maka hasil penelitian ini mendukung teori E-commerce yang memandang bahwa proses distribusi bahan ajar dapat dilakukan melalui pemanfaatan internet.

Selain itu, temuan penelitian ini juga memberikan informasi untuk menjadi dasar pengembangan bagi perbaikan dan penyempurnaan model distribusi bahan ajar berbasis online di masa yang akan datang. Dengan demikian, hasil penelitian ini berguna bagi UT untuk memperluas kerjasama, pengalaman, dan meningkatkan keterampilan, serta dapat digunakan sebagai acuan alternatif dalam mencari dan memperbaiki model pendistribusian bahan ajar yang ideal agar mahasiswa dapat memperoleh bahan ajar tepat waktu sesuai dengan mata kuliah yang ditempuhnya. Secara praktis, pengembangan model distribusi bahan ajar berbasis online dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh bahan ajar dari mana saja tanpa harus datang ke UPBJJ, tetapi dapat memesan melalui internet dan bahan ajar dapat diterima di alamat masing-masing sehingga bahan ajar yang dibutuhkan dapat diterima lebih cepat, tepat, akurat dan praktis serta mampu menjamin pendistribusian bahan ajar yang berkualitas. Keberhasilan mahasiswa dalam memperoleh bahan ajar tepat waktu dapat memperpanjang waktu untuk mempelajari bahan ajar sehingga akan berdampak positif bagi hasil belajar mahasisiwa dan tingkat kelulusan dalam ujian akhir semester. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedudukan Bahan Ajar dalam Institusi PTJJ

Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ) merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan bagi masyarakat luas. Sistem pendidikan ini memiliki karakteristik yang unik sekaligus membedakannya dengan universitas konvensional. Berbagai ahli telah menjelaskan pengertian dan karakteristik pendidikan jarak jauh (PJJ) sesuai dengan sudut pandang masing-masing, diantaranya Keegan (1984), Holmberg (1977), dan Moore (1973). Walaupun agak sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima oleh semua pakar PJJ, namun karakteristik PJJ yang dikemukakan oleh Keegan (1984) dapat dipakai sebagai acuan dasar untuk pembahasan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah karakteristik PJJ yang dikemukakan oleh Keegan (1984). adanya keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau dosen) dari peserta ajar (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan;

ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya dengan studi pribadi;

pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar;

penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta ajar dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.

Kemungkinan pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pengajaran dan sosialisasi;

Partisiapsi dalam bentuk industrialisasi pendidikan.

Berdasarkan uraian karakteristik PJJ tersebut dapat disimpulkan sedikitnya dua karakteristik PJJ. Pertama, adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik, baik ditinjau dari jarak, ruang maupun waktu. Kedua, adanya penggunaan media. Keterpisahan antara pengajar dan peserta didik terlihat sebagai elemen utama yang menjadi karakterisitk dasar pendidikan jarak jauh, sementara penggunaan media, merupakan dampak dari adanya keterpisahan. Adanya keterpisahan jarak baik dalam arti fisik maupun non-fisik menyebabkan kegiatan pembelajaran tatap muka terjadi dalam frekuensi yang rendah. Sebagai penggantinya, pembelajaran disampaikan melalui beragam media baik cetak maupun noncetak. Media telah dimengerti sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, maka dapat diartikan bahwa media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi yang dimaksudkan untuk pembelajaran. Media pembelajaran selain digunakan untuk menghantarkan kegiatan pembelajaran secara utuh juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan penguatan maupun motivasi. Kehadiran media pembelajaran menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara PTJJ, sementara salah satu yang membedakan diantara institusi PTJJ adalah jenis media yang digunakan. Variasi penggunaan media antar institusi PTJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan, mulai dari media yang paling sederhana sampai pada yang paling canggih. Media pembelajaran dalam PTJJ dapat dikatakan sumber belajar yang direncanakan. Rowntree (1994) mengelompokkan media SPJJ dalam empat kategori, yaitu cetak, audio-visual, praktikum, dan interaktif.

Media cetak digolongkan sebagai teknologi generasi pertama dalam sistem pendidikan jarak jauh. Hampir semua institusi pendidikan jarak jauh di dunia memanfaatkan media cetak sebagai media utama untuk menyampaikan materi ajar. Kenyataan yang demikian menempatkan media cetak dalam posisi primadona dalam PTJJ. Kondisi tersebut tentu saja tidak hanya didasarkan pada masalah biaya pengembangan dan pengadaan yang dapat dikategorikan lebih murah dibanding dengan media lain. Fleksibilitas sebagai keunggulan media cetak yang tidak dimiliki oleh media lain ternyata juga menjadi faktor pendorong atau faktor yang menentukaan pemanfaatan media cetak pada PTJJ. Fleksibilitas media cetak mencakup fleksibilitas tempat (dapat digunakan di mana saja), waktu (kapan saja), wujud (buku materi pokok, buku kerja, panduan belajar, pamphlet, brosur, peta, chart), jenis cetakan (tulisan, gambar, foto, grafik, tabel), serta kemampuannya untuk dipadukan dengan media lain. Disamping itu, fleksibilitas lain dari media cetak yang sangat menonjol dalam pemanfaatannya dalam PTJJ adalah kemampuannya untuk disajikan dalam format moduler. Pemanfaatan sistem moduler mempunyai makna bahwa materi ajar dapat dipelajari bagian per bagian secara runtut dan berkesinambungan. Dengan cara ini pengguna diharapkan akan mampu memahami materi ajar secara menyeluruh. Institusi PTJJ yang berbasis pada media cetak (print based), umumnya memanfaatkan sistem moduler dalam menyampaikan bahan ajar.

Lewis (1986) serta Yunus & Panen (2004) mencatat beberapa keunggulan bahan ajar cetak dalam program belajar jarak jauh, antara lain:

1. Bahan ajar cetak merupakan medium instruksional yang terekam secara permanen dan tidak asing lagi bagi peserta didik.

2. Mudah menggunakannya dan dapat didistribusikan secara langsung.

3. Mudah diperbaharui dalam bentuk-bentuk tertentu, misalnya sebagai lembaran-lembaran lepas atau dalam jilid berlingkaran.

4. Dengan menggunakan word-procesor, membuat modifikasi terhadap teks dapat dilakukan dengan mudah.

2.2 Pendistribusian Bahan Ajar pada Institusi PTJJ

Penyelenggaraan PTJJ bergantung kepada sistem yang menghasilkan tiga keluaran yaitu: bahan ajar yang baik, pelayanan kepada mahasiswa yang efektif, dan penggunaan sumberdaya yang efisien (Daniels, 1996). Ketiga keluaran di atas berpengaruh terhadap pengelolaan bahan ajar. Para mahasiswa sudah harus dapat mempelajari materi ajar begitu mereka selesai registrasi matakuliah, karena itu bahan ajar harus selalu tersedia di tempat penjualannya. Sebagai suatu bentuk industri pembelajaran, PTJJ secara struktural berbeda dengan pendidikan tatap muka. Perbedaan mendasar dapat ditemui pada proses pengadaan, pendistribusian, dan penjualan bahan ajar kepada mahasiswa yang melibatkan banyak pihak. Keterlibatan banyak pihak ini membutuhkan suatu pengadministrasian yang baik sehingga secara keseluruhan sistem ini dapat dilaksanakan secara efisien (Peters & Keegan, 1994). Selain dari sisi efisiensi, penyediaan bahan ajar merupakan salah satu jenis pelayanan kepada mahasiswa sehingga mereka dapat memperoleh bahan ajar tepat waktu dan mempersiapkan diri lebih awal sebelum mereka mengikuti ujian. Model pendistribusian bahan ajar sangat signifikan dalam pendidikan jarak jauh. Tersedianya model pendistribusian bahan ajar yang cepat, tepat dan mudah diakses dapat memberikan motivasi pada mahasiswa untuk menyelesaikan studinya tepat waktu. Rowntree (1994) dan Bates (1995) menyatakan bahwa pendistribusian bahan ajar dalam pendidikan jarak jauh perlu memperhatikan paling tidak dua faktor, yaitu sasaran didik dan lokasi dimana peserta didik menerima layanan bahan ajar. Disamping itu, dari segi geografi, demografi, jadwal pengelolaan bahan ajar, keakuratan data dan tujuan pengiriman perlu dipertimbangkan (Soelaiman, 2005).

2.3 Internet Sebagai Media Transaksi (E-Commerce)

Dalam puncak era informasi saat ini, perkembangan teknologi informasi apapun tidak bisa dilepaskan dari peran jaringan komputer yang mengglobal atau lazim disebut internet. Dengan kelebihannya yang selalu real time, lambat laun intenet merupakan sarana untuk mencapai informasi yang selalu siap setiap saat jika dibutuhkan oleh masyarakat. Kelebihan internet selain terletak pada informasinya yang selalu diperbaharui setiap saat, juga kemampuan komuniksinya yang dua arah. Jika pada media massa konvensional seperti radio, koran atau televisi komunikasi hanya sanggup tersampaikan secara searah, tetapi melalui internet dapat dilakukan dalam bentuk banyak ke banyak. Dengan kelebihan tersebut, muncullah tuntutan pasar agar internet dengan segala kelebihan yang ditawarkannya sanggup untuk melayani masyarakat atau individu secara mobile dan praktis. Saat ini semua kehidupan manusia telah beralih ke era digital dengan tambahan E di depan namanya atau awalan cyber seperti E-book, E-card, E-mony, E-chek, E-bank, E-payment, serta Cyber sex, Cyber law, Cyber crime, Cyber Culture, Cyber religion, Cyber Economic, dan Cyber organism. Piliang (2005), menyebut fenomena ini sebagai migrasi kemanusiaan secara besar-besaran. Jika pada permulaan era kolonialisme dan merkantilisme, bangsa Eropa mencari daerah jajahan baru dan bermigrasi ke daerah lain, maka pada saat ini umat manusia sedang mengalami migrasi menuju dunia maya atau cyber yang dibangun lewat internet. Salah satu aspek kehidupan manusia yang telah bermigrasi ke arah cyberspace adalah perdagangan atau jual beli barang atau jasa yang dilakukan lewat intenet, atau yang lazim disebut E-commerce. E-commerce memiliki banyak sebutan yang dipakai oleh setiap orang agar memudahkan mereka untuk mengucapkannya, yaitu Internet Commerce atau Ecom atau Immerce yang pada dasarnya semua sebutan tersebut mempunyai makna yang sama. Istilah-istilah tersebut berarti membeli atau menjual secara elektronik dan kegiatan ini dilakukan pada jaringan Internet. E-Commerce juga dapat berarti pemasangan iklan, penjualan, dan pelayanan terbaik dengan menggunakan sebuah web-shop bagi seluruh pelanggannya (Wahana, 2006). Lebih lanjut, Wen (2003) menjelaskan bahwa E-Commerce, sebagai suatu fenomena yang menjual mimpi dan idealisme. E-Commerce sangat memudahkan ketika seseorang yang ingin membeli suatu produk, namun tidak mengetahui informasi tentang produk yang akan dibelinya untuk mencari informasinya di Internet. Beberapa waktu yang lalu pada era sebelum internet, ketika seseorang ingin membeli barang elektronik seperti kamera, radio, televisi, kalkulator, dan sebagainya, maka orang tersebut harus mendatangi satu per satu toko yang menjual barang-barang tersebut, meminta informasi dan harga serta membandingkan antara satu toko dengan toko lainnya.

Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa E-commerce adalah transaksi yang mencakup penjualan atau pembelian barang yang dilakukan secara elektronik ldengan menggunakan internet. Lebih dari menjual ataupun membeli barang, E-commerce juga mencakup pemasagnan iklan, penjualan dan dukungan dan pelayanan selama 24 jam lewat toko digital (web shop) bagi seluruh pelanggannya di seluh dunia. Individu yang ingin mencari barang elektronik tinggal menghidupkan komputer yang terkoneksi dengan internet lalu mengetikkan kata kunci pencariannya di seaerch engine, jika individu tersebut mencari komputer maka tinggal mengetikkan k o m p u t e r di seaerch engine maka ribuan toko penjual komputer online di seluruh nusantara bahkan seluruh dunia sedang berada di ujung jarinya. Konsumen yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan shopping cart untuk menyimpan data tentang barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep shopping cart ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan untuk berbelanja di pasar swalayan. Shopping cart biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart masih bisa dihapus, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut. Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa E-commerce telah mengusahakan agar pengiriman data-data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar security tertentu. Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pos langsung ke rumah pembeli, sehingga pembeli tidak perlu lagi datang ke tempat penjualan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan E-commerce menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, pihak produsen dan penjual (retailer). Bagi pihak penjual (retailer) dapat memudahkan pemasaran barang-barang yang akan dijual serta mempermudah proses penjualan. Sementara itu, pihak konsumen, E-commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat, karena tidak perlu lagi mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang yang dijual melalui E-commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.

Teknologi E-commerce memang sesuatu yang sangat kompleks, tergantung dari sisi mana memandangnya. Seorang individu yang bergelut dalam bidang teknologi informasi (TI) dan ilmu komputer tentu menganggap hal itu merupakan objek kajian mereka, namun dari sisi ilmu sosial seperti sosiologi juga turut mengkajinya dari paradigma masing-masing ilmu. Menurut sudut pandang sosiologi, tentu saja perdagangan di Internet masih dipandang sebagai sebuah nilai dan pola perilaku baru yang muncul sebagai akibat perubahan sosial budaya yang berpangkal pada perubahan teknologi informasi. Penyelenggara PTJJ, memandang bahwa dari beberapa kemudahan E-Commerce, dapat dimanfaatkan untuk menjual (mendidstribusikan bahan ajar kepada mahasiswa), di samping ajang promosi seluas-luasnya tanpa adanya proteksi dari pemerintah atau pihak lain yang mengatur mekanisme jual beli (Pangaribuan, 2005). Adapun produk utama yang perlu dijual oleh PTJJ adalah bahan ajar (modul, kaset, CD, dan lainnya) yang selama ini hanya dapat diperoleh mahasiswa dengan membeli di tempat penjualan yang telah ditetapkan. Karena itu, UT telah melakukan pengembangan model distribusi bahan ajar berbasis online (e-bookstore) sejak tahun 2008. Penggunaan E-commerce di UT dapat dijadikan solusi dalam menjembatani kendala ruang, jarak dan akses mahasiswa memperoleh bahan ajar sehingga mahasiswa dapat memesan bahan ajar tanpa harus membeli buku di UPBJJ. 2.4 Efektivitas Model Distribusi Bahan Ajar Berbasis OnlineEfektivitas dapat diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran (Etzioni, 1964). Tetapi, efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya, dan bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1997). Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan dalam mencapai sasarannya atau tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Berkenaan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, Technology Acceptance Model yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis (dalam Miller, Rainer & Corley, 2003) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan teknologi adalah manfaat yang akan diperoleh dan kemudahan dalam penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh dan kemudahan dalam penggunaan keduanya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan jumlah waktu yang digunakan oleh mahasiswa dalam belajar online. Apabila mahasiswa kurang memiliki rasa keperdulian dan kemampuan serta aksebilitas untuk dapat melaksanakan inovasi tersebut, maka inovasi tersebut tidak akan dapat diterapkan dengan optimal.

Disamping itu, tingkat keperdulian dan tingkat rasa mampu diri (self-efficacy) seseorang dalam memanfaatkan e-learning dalam pembelajaran turut berpengaruh terhadap upaya pemanfaatan e-learning dalam proses belajar. Hasil penelitian Padmo dan Julaeha (2007) tentang tingkat keperdulian dan self efficacy mahasiswa Universitas Terbuka terhadap e-learning menunjukkan bahwa tingkat penilaian mahasiswa terhadap kemampuannya (rasa mampu diri/self-efficacy) dalam menggunakan jaringan internet memiliki hubungan positif yang signifikan dengan tingkat kepedulian mahasiswa terhadap e-learning. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi penilaian mahasiswa terhadap kemampuan dirinya dalam menggunakan jaringan internet, semakin tinggi pula tingkat keperdulian mereka dalam memanfaatkan e-learning.

Secara psikologis, seorang individu memandang suatu inovasi memiliki manfaat apabila inovasi tersebut dapat membantu mereka untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Dengan melihat manfaat tersebut, individu akan terdorong untuk terlibat dalam penerapan inovasi tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Sementara itu, kemudahan dalam penggunaan suatu inovasi dapat dilihat dari sedikitnya upaya yang dilakukan atau hambatan yang dihadapi pengguna dalam menerapkan inovasi. Hal ini sangat berkaitan dengan persepsi pengguna terhadap kemampuan dirinya dalam menerapkan inovasi yang ada.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif yang bertujuan memberikan gambaran atau persepsi mahasiswa terhadap efektivitas Toko Buku Online Universitas Terbuka (TBO-UT), terutama tentang persepsi dan kepuasan mahasiswa dalam memanfaatkan layanan TBO-UT yang selama ini belum dikuantifikasi. Inilah hipotesis utama yang akan diuji melalui penelitian ini.

3.2 Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UT program non pendas yang ada di UPBJJ-UT Surabaya. Penentuan mahasiswa non pendas sebagai populasi penelitian adalah karena saat ini TBO-UT hanya diperuntukkan bagi mahasiswa program non pendas.

Teknik penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pembatasan sampel dengan memilih unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah:

a. mahasiswa UT program non pendas,

b. pernah membali bahan ajar melalui TBO-UT.

Berdasarkan laporan pemesanan dan penjualan bahan ajar dari bulan Januari Juni 2009, diketahui bahwa jumlah mahasiswa UT dari UPBJJ-UT Surabaya yang sudah memesan bahan ajar adalah 170 orang. Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil adalah seluruh anggota sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Singarimbun (1992) bahwa dalam prosedur penentuan sampel, jika kriteria sampel yang ditetapkan berukuran kecil, sebaiknya dilakukan total sampling dengan melibatkan semua anggota ke dalam sampel penelitian sehingga tercapai tingkat representasi sempurna.

3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian

Untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman dalam memahami konsep dan variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan variabel serta instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian adalah :

1. Efektivitas pemanfaatan TBO-UT adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data mengenai kelemahan dan keterbatasan model distribusi bahan ajar berbasis online yang telah diterapkan di UT. Hal ini dapat dilihat dari persepsi atau sikap dan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa UT. Informasi ini akan dijaring melalui kuesioner dan wawancara terbatas kepada mahasiswa UT.

2. Aksesibilitas adalah keterpaan atau kemudahan mahasiswa memperoleh dan memanfaatankan model distribusi bahan ajar berbasis online. Aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan kemudahan mahasiswa menjangkau warnet, cara memesan bahan ajar melalui TBO-UT, lama waktu pemesanan, dan berbagai kemudaha-kemudahan lain yang diperoleh mahasiswa dalam memperoleh bahan ajar.

3. Partisipasi adalah kesediaan mahasiswa untuk memanfaatkan toko buku online dalam proses pendistribusian bahan ajar, yang diukur dari frekuensi mahasiswa memesan dan membeli bahan ajar melalui TBO-UT.

4. Karakteristik mahasiswa UT adalah gambaran umum mahasiswa sebagai pengguna TBO-UT. Karakteristik mahasiswa yang akan diamati dalam penelitian ini adalah; jenis kelamin, program studi, usia, pekerjaan, dan asal daerah. Asal daerah mahasiswa, dibagi dalam empat wilayah, yaitu ring A (Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto), ring B (Kab Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo), ring C (Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro), dan ring D (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep).Untuk lebih memperjelas defenisi operasional variabel penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, maka operasionalisasi variebel disusun dalam bentuk kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian

VariabelDimensiIndikator-indikatorNomor Item Kuesioner

Efektivitas

1. persepsi1. layanan TBO-UT sesuai dengan kebutuhan mahasiswa

2. Kemampuan akses internet memotivasi mahasiswa memanfaatankan TBO-UT

3. pemanfaatan TBO-UT sesuai dengan perkembangan zaman

4. layanan TBO-UT sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang bekerja32, 24, 36, 37

2. kepuasaan1. pemesanan melalui TBO-UT lebih efisien dan ekonomis

2. bahan ajar yang dipesan lebih cepat diperoleh mahasiswa

3. masih ada bahan ajar yang tidak terlayani dengan baik

4. waktu pemesanan cukup lama

5. harga bahan ajar makin mahal25, 26, 27, 28, 33, 34, 35

Aksebilitas1. Fasilitas dan akses internet1. tempat akses internet

2. ketersediaan akses internet

3. jarak tempuh sarana internet

4. biaya akses internet 11,12, 13,14

2. tempat pembayaran 1. ketersediaan Bank Mandiri

2. jarak ke Bank Mandiri 22,23

Partisipasi1. sumber informasi TBO-UT1. pernah memanfaatkan TBO-UT

2. sumber informasi penggunaan TBO-UT9,10, 29

2. pemesanan bahan ajar1. berapa kali membeli bahan ajar lewat TBO-UT

2. jumlah bahan ajar yang dibeli

3. lama waktu pemesanan

4. kesulitan menggunakan TBO-UT

5. cara mengatasi kesulitan15,16, 17,18, 19,20, 21

Karakteristik mahasiswaKarakteristik mahasiswa1. jenis kelamin

2. umur

3. program studi

4. semester

5. tahun registrasi pertama

6. pekerjaan1,2,3,4,

5,6,7,8

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu mahasiswa UT. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara;

a. penyebaran angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis kepada informan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang karakteristik mahasiswa, aksebilitas, dan kendala-kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam pemanfaatan TBO-UT. b. Wawancara terbatas kepada mahasiswa. Data ini dipergunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan persepsi mahasiswa terhadap efektivitas model distribusi bahan ajar melalui TBO-UT. Dalam hal ini peneliti langsung mewawancarai mahasiswa dan petugas layanan bahan ajar yang secara khusus bertanggungjawab memberikan layanan bahan ajar bagi mahasiswa. Keselurahan hasil wawancara ditulis dalam catatan harian dan dipergunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner.

Sementara, data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mencari, membaca, mencatat, dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang terdapat dalam perpustakaan, media cetak, internet serta data-data lain yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data-data ini digunakan untuk kepentingan pembuatan laporan penelitian sehingga terarah dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Seluruh data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Tahapan yang dilakukan dalam analisa data kuantittaif, antara lain : (1) melakukan coding data, memeriksa kebenaran isian data yang ada dalam kuesioner, (2) mengentry data, dengan menggunakan bantuan SPSS versi 10.1, dan (3) analisa menggunakan metode statistik deskriptif.

DAFTAR PUSTAKA

Bandalaria, M.dP. (2003). Shifting to online tutorial support system: A syntesis of experience. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 4 (1), 32 41.

Bates, T. (1995). Technology, open learning and distance education. New York: Routledge.

Bungin, Burhan (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakata, Kencana, Jakarta.

Buku Rencana Strategis (RENSTRA) UT 2005 2020, Universitas Terbuka, 2004.

Daniel, J.S. (1997). Mega Universities and knowledge media. Technology strategies for higher education, Great Nritain: Kogan Page.

Daryanto. (2005). Memahami Kerja Internet, Bandung, Yrama Media.

Haryanto, (2001). Pelayanan Modul dan Berkas registrasi Kepada Mahasiswa Program D-2 PGSD Beasiswa Pemda Daerah Tingkat I di Seluruh Indonesia, Laporan Penelitian, LPPM Universitas Terbuka, Jakarta.

Heinich, R., Molenda, M. & Russell, J. D. (1996). Instructional media and technologies for learning. New Jersey: Prentice Hall.

Iriyani, Dwi. (2008). Implemantasi Total Quality Management dalam Sistem Layanan Akademik di UPBJJ-UT Surabaya, Laporan Penelitian, LPPM Universitas Terbuka, Jakarta.

Indrajit, Richardus, Eko. (2001). E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, PT. Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Jung, Insung. 2005. Quality Assurance Survey of Mega Universities, dalam McIntosh, Ch. Ed. Perspectives on Distance Education: Lifelong Learning & Distance Higher Education. Canada-France: Commonwealth of Learning / UNESCO Publishing.

Kai-Ming Cheng. 2008. World Class University Are Not Build Overnight. Diunduh dari http://www.dikti.go.id., 21 April 2008.

Koul, Badri N. (2006). Towards a Culture of Quality in Open Distance Learning: Current Practices, dalam Koul, Badri N. & Kanwar, Asha. Eds. 2006. Perspectives on Distance Education: Towards a Culture of Quality. Vancouver. Commonwealth of Learning.

Koentjaraningrat, (2003). Pengantar Antropologi I, Rineka Cipta, Jakarta.

Keegan, (1991). Foundations Of Distance Education, Biddles Ltd. Great Britain.

Katalog Universitas Terbuka 2009, Jakarta

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, (1992). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan dari Analyzing Qualitative Data : A Source Book for New Methods. UI Press, Jakarta.

Moore, M.G. (1989). Three types of interaction. The American Journal of Distance Education I (2), 1 -5.

Ramanujam, P.R. Agust (2001). Distance Open Learning in the Devoloping Asian Countries: Problems and passible Solutions. ZIFF. Papiere 117, Fern Universitat, Hagen.

Neuman, Lawrence, W. (2000). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, Allyn and Bacon, 4 ed,

Padmo, Dewi & Mohamad Toha Anggoro, (2003). Aksesibilitas dan Kendala Pemanfaatan Media Belajar di Indonesia, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 4 no. 2 September 2003.

Padmo, Dewi & Julaeha, Siti, (2007). Tingkat Kepedulian dan Self Efficacy Mahasiswa Universitas Terbuka Terhadap E-Learning, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8 no. 1 Maret 2007.Putra, Anang, Agung, M. Sastrawan. (2007). Perkembangan Layanan Bahan Ajar, dalam Said, Ansnah et. Perkembangan Universitas Terbuka :Perjalanan Mencari Jati Diri Menuju PTJJ Unggulan, hal. 182 208, Universitas Terbuka, 2007.

Pangaribuan, Nurmala, (2007). Resensi Buku : E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 6 no. 2 September 2005.

Piliang, Yasraf Amir. (2004). Posrelitas: Realitas Kebudayaan Dalam Era Posmetafisika, Jalasutra, Yogyakarta.

Rowntree, D. 1994. Exploring open and distance learning. London: Kogan Page.

Ritzer, George (2004). Teori Sosial Posmodern, Kreasi Wacana, Yogyakarta

Soelaiman, Nuraini dan Listyarini, Sri, (2004). Pengelolaan Distribusi Bahan Ajar di Universitas Terbuka, Makalah tidak diterbitkan.

Soelaiman, Nuraini, (2005). Analisis Ketersediaan Bahan Ajar di UPBJJ, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 6 no. 2 September 2005.

Singarimbun, Masri., dan Sofyan Effendi (ed). (1989). Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.

Suparma, Atwi, M. (2008). Pidato Rektor UT Pengantar Kebijakan Pengembangan Universitas Terbuka : Catatan Pengantar Rektor Untuk Membangun UT Masa Depan, disampaikan pada Kegiatan Rakornas UT 2008.

Sewart, D. (ed). (1988). Distance Education International Perspectives, New York: Routledge.

Singgih Santoso, 2001, SPSS versi 10, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Yunus, Muhammad & Panen, Paulina, (2004). Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Jarak Jauh, Makalah tidak diterbitkan.

Wen, Sayling. (2003). Future of E-Commerce: Menciptakan Kekayaan di Zaman Jaringan. Lucky Publisher, Batam Centre.

Wahana, K. (2006). Apa dan Bagaimana E-Commerce, Andi Offset, Yogyakarta.

Lampiran 1.

ANGKET PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN TOKO BUKU ONLINE

Petunjuk : Berikan jawaban Anda pada pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara membubuhkan tanda check (() atau mengisi titik-titik pada kolom yang telah disediakan sehubungan dengan pemanfaatan toko buku online.

Keterangan :

SS= Sangat Setuju

S= Setuju

TS= Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak Setuju

I. Data Pribadi Mahasiswa

01. Nama:

02. Jenis Kelamin:( Laki-laki

( Perempuan

03. Umur:

04. Program Studi:

05. Semester :

06. Tahun Registrasi Pertama:

07. Pekerjaan

08. Alamat Kantor:

Alamat Rumah:

II. Pemanfaatan Toko Buku Online

NoPertanyaan

09Apakah Anda sudah pernah memanfaatkan toko buku online?

( Ya

( Tidak

10Jika Ya, darimana Anda mengetahui informasi cara penggunaan toko buku online?

( Katalog UT

( website UT

( Pegawai UPBJJ-UT Surabaya

( Teman

( Lainnya ____________________________

11Untuk melakukan pemesanan bahan ajar melalui toko buku online, dimana Anda mengakses internet?

( Warnet

( Rumah

( Kantor (tempat kerja)

( Kantor UPBJJ-UT Surabaya

( Lainnya _____________________________

12Berapa jarak tempuh ke tempat akses internet?

________________________________________________

13Apakah fasilitas internet tersedia di tempat Anda?

( Ya

( Tidak

14Berapa biaya akses internet yang Anda keluarkan per jam?

Rp.____________________

15Sudah berapa kali Anda membeli bahan ajar melalui toko buku online?

_______________________________________________

16Berapa jumlah bahan ajar yang Anda beli?

_______________________________

17Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam membeli bahan ajar melalui toko buku online?

( Ya

( Tidak

18Jika Ya, masalah apa yang pernah Anda alami?

_____________________________________________________

19Bagaimana Anda mencari solusi terhadap masalah terebut?

( menelpon langsung Karunika UT

( melalui email

( menghubungi UPBJJ-UT Surabaya

( Teman sesama mahasiswa UT

( Lainnya ________________________

20Apakah pihak yang Anda hubungi memberikan feedback atas masalah yang Anda sampaikan?

( Ya

( Tidak

21Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pemesanan bahan ajar melalui toko buku online sampai pada alamat yang ditentukan?

_______________________________________________________

22Apakah di tempat Anda sudah ada Bank Mandiri?

( Ya

( Tidak

23Berapa jarak Bank Mandiri dari tempat Anda?

____________________________

III. Penilaian Anda terhadap Efektivitas Toko Buku Online

NoPertanyaanPilihan Jawaban

SSSTSSTS

24Kemampuan menggunakan internet memotivasi saya memanfaatkan toko buku online.

25Pembelian bahan ajar lewat toko buku online lebih efisien dan ekonomis dari pada membeli di UPBJJ.

26Bahan ajar yang dipesan melalui toko buku online lebih cepat diperoleh mahasiswa.

27Layanan pembelian bahan ajar melalui toko buku online belum terlayani dengan baik.

28Masih ada pesanan bahan ajar melalui toko buku online yang tidak terlayani (stock habis).

29Cara permanfaatan toko buku online diinformasikan oleh UPBJJ secara baik.

30Pernahkah Anda memanfaatkan fasilitas toko buku online dalam memperoleh bahan ajar

31Saya tidak memiliki kendala dalam melakukan pemesanan bahan ajar melalui toko buku online

32Fasilitas toko buku online sesuai dengan kebutuhan yang saya harapkan selama ini.

33Waktu pemesanan bahan ajar dengan penerimaan bahan ajar cukup lama.

34Akses terhadap website UT lama, sehingga mengganggu pemesanan bahan ajar.

35Harga bahan ajar makin mahal

36Layanan TBO-UT sesuai dengan perkembangan zaman

37Layanan TBO-UT sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang bekerja

Terimakasih Atas peran serta Anda

dalam menjawab seluruh pertanyaan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Universitas Terbuka (UT) kepada mahasiswa, kami memerlukan informasi Anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan toko buku online sebagai model pendistribusian bahan ajar. Untuk itu kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini.

Kerahasian identitas Anda, kami jamin dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai UAS Anda, maka dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban, sesuai dengan kondisi yang Anda rasakan.

Atas partisipasi Anda dalam mengisi kuesioner ini kami sampaikan terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Peneliti

Tuliskan komentar dan masukan Anda untuk perbaikan pemanfaatan toko buku online dimasa yang akan datang

PAGE 24