proposal penelitian dbd greik k

40
Proposal Penelitian Hubungan pembasmian Sarang Nyamuk dengan insiden Terjadinya Demam Berdarah Dengue di kecamatan Tarik,Kabupaten Sidoarjo Oleh : BagianIlmuKedokteranKomunitas FakultasKedokteran UniversitasWijayaKusuma Surabaya

Upload: perpesanan

Post on 21-Jan-2016

136 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Proposal Penelitian

Hubungan pembasmian Sarang Nyamuk dengan insiden Terjadinya Demam Berdarah Dengue di kecamatan

Tarik,Kabupaten Sidoarjo

Oleh :

BagianIlmuKedokteranKomunitas

FakultasKedokteran

UniversitasWijayaKusuma Surabaya

Surabaya

2013

Page 2: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Daftar Isi

Daftar Isi............................................................................................................................ii

I. Pendahuluan........................................................................................................1

A. LatarBelakangPenelitian............................................................................1

B. Identifikasi, Rumusan, danBatasanMasalah..............................................4

C. TujuanUmumdanKhususPenelitian...........................................................4

D. ManfaatPenelitian......................................................................................5

II. TinjauanPustaka...............................................................................................6

III. KerangkaKonsepdanHipotesisPenelitian.........................................................9

A. KerangkaKonsep.......................................................................................9

B. HipotesisPenelitian..................................................................................10

IV. MetodePenelitian...........................................................................................11

A. JenisPenelitian.........................................................................................11

B. LokasidanWaktuPenelitian......................................................................11

C. PopulasidanSampel..................................................................................11

D. Variabel...................................................................................................12

E. DefinisiOperasional.................................................................................12

F. TeknikPengumpulan Data.......................................................................13

G. PengolahandanAnalisis Data...................................................................13

DaftarPustaka...................................................................................................................15

Page 3: Proposal Penelitian Dbd Greik K

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

Penyakit demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis

nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di

tempat-tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter diatas permukaan

laut (Isminah, 2004).

Penyakit demam berdarah dengue menjadi momok tiap tahun.

Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-

1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejasian Luar Biasa hingga 35 per

100.000 penduduk pada tahun 1998(IPD,2007), hingga medio 2005 masih

ada daerah berstatus Kejadian Luar Biasa, sampai mei tahun 2005 di

seluruh Indonesia tercatat 28.224 kasus dengan jumlah kematian 348

orang, hingga awal oktober 2005 kasus demam berdarah dengue di 33

propinsi tercatat 50.196 kasus dengan 701 diantaranya meninggal. Dari

data di atas menunjukkan peningkatan hampir 2 kali lipat dari mei hingga

awal oktober 2005(Sisilia,2005). Beerdasarkan data dari Dinkes Jawa

Timur hingga 20 oktober 2005 sebanyak 8.619 kasus dari jumlah tersebut

Page 4: Proposal Penelitian Dbd Greik K

meninggal 131 orang dan pada tahun 2006 ada 20.420 penderita dan

menyebabkan kematian 233 jiwa, pada tahun 2007 sampai juli yakni

102.175 penderita dengan kematian 1.098 jiwa (Dinkom,2007).

Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha

untuk mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan

tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vector, tetapi hasilnya

belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai

penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi

penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector. Untuk

pengendalian vector dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan

pengelolaan lingkungan , salah satunya dengan Pemberantasan Sarang

Nyamuk. Pengendalian vector dengan cara kimia hanya membebankan

perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan

dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana

yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negative terhadap lingkungan.

Untuk itu diperlukan cara lain yang tidak menggunakan bahan kimia

diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk

pengendalian vector dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(Indra, 2003).

B. Identifikasi, Rumusan, dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka

dapat diberikan rumusan masalahnya adalah hubungan usaha pembasmian

sarang nyamuk dengan insiden terjadinya Demam Berdarah Dengue.

Page 5: Proposal Penelitian Dbd Greik K

C. Tujuan Umum dan Khusus Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan usaha pembasmian sarang nyamuk dengan

insiden terjadinya Demam Berdarah Dengue

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan

kejadian Demam Berdarah Dengue

b. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang

pemberantasan sarang nyamuk

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemberantasan

sarang nyamuk

b. Dapat digunakan sebagai inforamsi dalam memberikan motivasi

kepada masyarakat guna mencegah terjadinya Demam Berdarah

Dengue

2. Penelitian

Page 6: Proposal Penelitian Dbd Greik K

a. Sebagai salah satu kewajiban di Fakultas Kedokteran, yaitu dalam

bidang penelitian, disamping menambah pengalaman dalam bidang

penelitian.

b. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti mengenai hubungan

pemberantasan sarang nyamuk dengan tingginya angka kejadian

Demam Berdarah Dengue kejadian.

3. Instansi Terkait

a. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabuapten Sidoarjo

dalam melakukan intervensi selanjutnya dalam program pemberantasan

Demam Berdarah Dengue.

Page 7: Proposal Penelitian Dbd Greik K

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Demam Berdarah Dengue

1. Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat terjadi pada

semua kelompok umur terutama pada anak-anak

2. Proses Timbulnya

a. Demam Dengue

Demam dengue adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari

dengan dua atau lebih manifestasi gejala, seperti : nyeri kepala,

nyeri retro-orbital, mialgia, ruam pada kulit, manifestasi

perdarahan, dan leukopenia serta di tunjang dengan

pemeriksaan laboratorium serologis IgM dan IgG.

b. Demam Berdarah Dengue

Gejala yang di timbulkan antara lain demam yang tinggi (380C

– 40oC), manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-

tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan ( sindrom

renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang

dapat menyebabkan kematian. Trombositopenia dengan

Page 8: Proposal Penelitian Dbd Greik K

hemokonsetrasi secara bersamaan adalah temuan laboratorium

klinis khusus dari DBD.

c. Dengue Sock Syndrome

Dengue shock syndrom merupakan suatu keadaan yang sangat

buruk, penderita DBD dalam keadaan apapun perlu

mendapatkan perawatan dan pemantauan yang serius, terutama

jika demam mendadak turun. Selain menjadi indikasi

kesembuhan, penurunan suhu tubuh sering menjadi gejala awal

penderita memasuki tahap dengue shock syndrome.Tanda khas

dari dengue shock syndrome antara lain kulit menjadi dingin,

kongesti, sianosis, nadi cepat, letargi kemudian menjadi gelisah

dan dengan cepat memasuki tahap kritis dari shock. Gejala

yang sering sebelum shock adalah nyeri perut akut. Pasien yang

shock dalam bahaya kematian bila pengobatan yang tepat tidak

segera diberikan. Penderita akan sembuh dengan cepat setelah

terapi penggantian volume yang tepat.

3. Agen Infeksius dan Vektor Penularan DBD

a. Agen Infeksius

Agent Infeksius DBD adalah virus Dengue yang merupakan

bagian dari famili flaviviridae. Keempat serotipe virus Dengue

(DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4) dapat dibedakan dengan

metode serologi. Infeksi pada manusia oleh salah satu serotipe

menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang

Page 9: Proposal Penelitian Dbd Greik K

oleh serotipe yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan

sementara terhadap serotipe yang lain.3 Seseorang akan kebal

seumur hidup terhadap serotip yang menyerang pertama kali,

namun hanya akan kebal dalam waktu 6 bulan - 5 tahun

terhadap serotipe virus Dengue lain. Virus Dengue tipe 3

merupakan serotipe yang terbanyak berhasil diisolasi, disusul

berturut-turut virus dengue tipe 1, virus dengue tipe 2 dan virus

dengue tipe 4. Virus dengue tipe 2 dan tipe 3 secara bergantian

merupakan serotipe yang dominan, namun virus dengue tipe 3

sangat berkaitan dengan kasus DBD berat (DBD derajat IV,

DBD disertai ensefalopati, DBD disertai hematemesis dan

melena,dan DBD yang meninggal).

b. Vektor Penularan

Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor

penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain

melalui gigitan. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor

penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan di

pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies nyamuk Aedes

tersebut berperan dalam penularan. Namun Aedes Aegypti

berkembang biak di tempat lembab dan genangan air bersih.

Sedangkan Aedes albopictus berkembang biak di lubang-

lubang pohon, dalam potongan bambu dan genangan air

lainnya.

Page 10: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti :

Telur→ Jentik→ Kepompong→Nyamuk dewasa

Pertumbuhan dan perkembangan telur sampai nyamuk dewasa

memerlukan waktu kurang lebih 7-14 hari.

4. Cara Penularan DBD

Virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti, nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat mengandung

virus Dengue pada saat menggigit manusia yang sedang

mengalami Viremi. Kemudian virus yang berada di kelenjer liur

akan berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation

period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada

gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus membutuhkan waktu

masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum

menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk

hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang

mengalami viremi.

5. Gejala Klinis DBD

Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari.

Gejala DBD sangat bervariasi, WHO 1997 membagi 4 derajat:

Derajat I : Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan

manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet

positif.

Page 11: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Derajat II : Gejala –gejala derajat I, disertai gejala-gejala

perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih

berat.

Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan

lemah, hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulitdingin dan lembab,

gelisah,

Derajat IV: Shock berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah

tidak terukur.

6. Beberapa Faktor yang mempengaruhi Kejadian DBD

Menurut Jhon Gordon terjadinya suatu penyakit disebabkan oleh

lebih dari satu faktor (Multiple Causal). Faktor-faktor tersebut

adalah agent, pejamu (host), dan lingkungan ( environment).

a. Faktor Agent

Faktor agent adalah penyebab terjadinya suatu penyakit, dalam

hal ini yang menjadi agent adalah virus Dengue. Virus Dengue

termasuk kelompok Arbovirus tergolong dalam genus

Flaviviridae dan dikenal 4 serotipe. Dengue 1 dan 2 ditemukan

di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II., sedangkan

Dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun

1953-1954. Virus Dengue berbentuk batang, bersifat

termolabil, sensitive terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan

natrium dioksisiklat, stabil pada suhu 700C. Keempat serotipe

Page 12: Proposal Penelitian Dbd Greik K

telah ditemukan pada pasien di Indonesia dengan Dengue 3

merupakan serotipe yang paling banyak beredar.

b. Faktor Penjamu (host)

Pejamu yang dimaksud adalah manusia yang kemungkinan

menderita DBD. Faktor manusia erat kaitannya dengan

perilaku serta peran dalam kegiatan pemberantasan vektor

dimasyarakat. Mobilitas penduduk yang tinggi akan

memudahkan penularan virus dengue dari satu tempat ke

tempat lain. Faktor lainnya adalah umur dan kondisi individu

masing-masing dalam mempertahankan daya tahan tubuh dari

serangan penyakit. Selain itu faktor pendidikan juga

mempengarguhi cara berfikir dalam penerimaan penyuluhan

yang diberikan dan cara mengatasi DBD.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah termasuk segala sesuatu yang berada

diluar agent dan pejamu, antara lain :

1) Kualitas pemukiman dan sanitasi lingkungan yang kurang

baik merupaka kondisi ideal untuk perkembangbiakan

nyamuk vektor penyakit dan penularan penyakit.

2) Ketinggian tempat berpengaruh terhadap perkembangbiakan

nyamuk Aedes aegypti. Pada daerah ketinggian di atas 1000

meter dari permukaan laut tidak ditemukan vektor penular

penyakit.

Page 13: Proposal Penelitian Dbd Greik K

3) Curah hujan akan menambah genangan air sebagai tempat

perindukan dan menambah kelembapan udara. Temperatur

dan kelembapan selama musim hujan sangat kondusif untuk

kelangsungan hidup nyamuk.

4) Iklim dan temperatur, virus dengue hanya endemis

diwilayah tropis dimana iklim dan temperatur

memungkinkan untuk perkembangbiakan nyamuk.

5) Kepadatan penduduk akan memudahkan penularan DBD

karena berkaitan dengan jarak terbang nyamuk aedes

aegypti.

7. Pencegahan DBD

Hingga saat ini pemberantasan nyamuk Aedes aegypti merupakan

cara utama yang dilakukan untuk memberantas DBD, karena

vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum

ada

a. Pencegahan Primer

Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum

mulai (pada periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak

terjadi proses penyakit.

1. Host ( Manusia)

Dapat dilakukan dengan cara membangun tubuh agar memiliki

daya tahan yang kuat, sekalipun terajangkit virus Dengue

penyakitnya tidak terlalu berat. Tidak ada diet atau makanan

Page 14: Proposal Penelitian Dbd Greik K

khusus yang bisa mencegah tubuh terhadap ancaman virus

Dengue, makanan bergizi khususnya yang berpotensi tinggi

baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh , istirahat, olahraga

dan mencegah gigitan nyamuk juga penting untuk dilakukan.

2. Agent

Belum ada obat yang dapat membunuh virus Dengue, virus

Dengue belum dapat dibasmi. Maka satu-satunya cara dengan

memotong rantai penularan penyakit DBD, dengan membasmi

vektornya. Virus Dengue berada dalam tubuh nyamuk

sepanjang hidup nyamuk, jika nyamuk mati dengan sendirinya

virus Dengue akan ikut mati. Sekalipun mungkin virusnya

masih bisa hidup, diluar tubuh nyamuk bukanlah habitat virus

Dengue sehingga virus dapat bertahan hidup.

3. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut

antara lain dengan pemberantasan nyamuk dewasa dan jentik

nyamuk.

1) Pemberantasan Nyamuk Dewasa

Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan

cara penyemprotan ( pengasapan) dengan insektisida.

Penyemprotan tidak di lakukan di dinding seperti pada

pemberantasan nyamuk penular malaria, tetapi pada benda-

Page 15: Proposal Penelitian Dbd Greik K

benda yang bergantungan karna nyamuk mempunyai

kebiasaan hinggap pada benda-benda bergantungan.

2) Pemberantasan Jentik

Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal

dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara:

a) Fisik

Cara ini dikenal dengan kegitan 3M yaitu: Menguras

bak mandi, bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat

penampungan air rumah tangga; serta Mengubur

barang-barang bekas yang menampung air

b) Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan

menggunakan insektisida pembasmi jentik ini antara

lain dikenal dengan istilah larvasidasi

c) Biologi

Misalnya memelihara ikan pemakan jentik, seprti ikan

kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo dan lain-

lain.

b. Pencegahan Sekunder

Page 16: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit

belangsung (awal periode potogenesis) dengan tujuan proses

penyakit yang tidak berlanjut, pencegahan sekunder meliputi :

Diagnosis dini dan pengobatan segera

1) Diagnosis Dini

Diagnosa demam berdarah dengue ditegakkan dari gejala

klinis dan hasil pemeriksaan darah (laboratorium).

Gejala Klinis :

a) Demam tinggi mendadak bersifat akut 2-7 hari

b) Manifestasi hemoragi (sedikitnya tes tourniket positif)

c) Hepatomegali

d) Shock

Temuan laboratorium :

a) Trombositopenia (100.000/μl atau kurang), nilai

trombosit normal 150.000/μl – 450.000/μl.

b) Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit sedikitnya

20% diatas rata-rata), persentase hematokrit normal 37%

- 47%.

Dua dari observasi klinis, ditambah satu temuan

laboratorium atau sedikitnya peningkatan hematokrit,

cukup untuk menentukan diagnosa DBD. Bila patokan

Page 17: Proposal Penelitian Dbd Greik K

hemokonsentrasi dan trombositopeni menurut kriteria

WHO dipakai secara murni maka banyak penderita DBD

yang tidak terjaring dan luput dari pengawasan. Dalam

kenyataan di klinik tidak mungkin mengukur kenaikan

hemokosentrasi pada saat penderita pertama kali datang

sehingga nilai hematokritlah yang dapat dipakai sebagai

pegangan. Penelitian pada penderita DBD berkesimpulan

nilai hematokrit ≥ 40% dapat dipakai sebagai petunjuk

adanya hemokosentrasi dan selanjutnya diperhatikan

kenaikannya selama pengawasan.

2) Pengobaan Segera

Terhadap virus Dengue tidak ada obat yang spesifik untuk

memberantasnya pengobatan ditujukan untuk mengatasi

akibat perdarahan atau shock dan untuk meningkatkan daya

tahan tubuh penderita serta terapi simtomatik untuk

mengurangi gejala dan keluhan penderita.

Keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian

mendeteksi secara dini fase kritis yaitu saat suhu turun yang

merupakan fase awal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan

melakukan observasi klinis disertai pemantauan

perembesan plasma dan gangguan hemostasis. Fase kritis

umumnya terjadi pada hari ketiga sakit. Pada dasarnya

pengobatan DBD bersifat simtomatik dan suportif. Tujuan

Page 18: Proposal Penelitian Dbd Greik K

pengobatan itu sendiri adalah untuk mengganti cairan

intravaskuler (volume plasma) yang hilang dalam

memperbaiki keadaan umum penderita, jenis tindakan

pengobatan yang harus segera dilakukan adalah penggatian

cairan tubuh, dengan cara :

Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter air

dalam 24 jam. Air yang dapat diberikan antara lain teh

manis, sirup, air gula, air buah dan oralit.

B. Pemberantasan Sarang Nyamuk

1. Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah

kegiatan mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk

penular Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti) di tempat –

tempat perkembengbiakannya.(Depkes,RI,2005).

2. Tujuan

Mengendalikan populsi nyamuk aedes aegypti, sehingga penularan

DBD  dapat dicegah atau dikurangi.(Depkes,RI,2005)

3. Sasaran

Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yaitu semua tempat

perkembangbiakan nyamuk penular DBD, antara lain:

a. Tempat penampunga air (TPA) untuk keperluan sehari – hari.

b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari – hari.

Page 19: Proposal Penelitian Dbd Greik K

c. Tempat penampung air alamiah. (Depkes,RI,2005)

4. Ukuran Keberhasilan

Keberhasailan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan

Angka Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95

% di harapkan penularan DBD dapat di cegah atau di kurangi.

(Depkes RI, 2005).

5. Cara Melakukan

a. PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ , yaitu :

1) Menguras dan menyikat tempat – tempat penampungan air,

seperti bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).

2) Menutup rapat – rapat tempat penampungan air, seperti

gentong air/tempayan, dll (M2).

3) Mengubur dan menyingkirkan barang – barang bekas yang

dapat menampung air hujan (M3).

b. Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

1) Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat

lainnya yang sejenis seminggu sekali.

2) Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.

3) Menutup lubang – lubang pada potongan bambu /pohon, dll.

Page 20: Proposal Penelitian Dbd Greik K

4) Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat – tempat

yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.

5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak – bak

penampung air.

6) Memasang kawat kasa.

7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

8) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang

memadai.

9) Menggunakan kelambu.

10) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

Keseluruhan cara tersebut di atas di kenal dengan istilah  “3M

Plus”.(Depkes RI, 2005).

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan PSN DBD menurut Depkes RI (2005), yaitu:

a) Di rumah

Dilaksanakan oleh anggota keluarga

b) Tempat – tempat umum

Page 21: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Dilaksanakan oleh petugas yang di tunjuk oleh pimpinan atau

pengelola tempat – tempat umum, seperti:

1) kantor oleh petugas kebersihan kantor

2) sekolah oleh petugas sekolah

3) pasar oleh petugas kebersihan pasar, dll.(Depkes RI,2005).

Page 22: Proposal Penelitian Dbd Greik K

BAB III

Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian

A. Kerangka Konsep

Page 23: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Keterangan:

= Variabel yang akan diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Page 24: Proposal Penelitian Dbd Greik K

B. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara pemberantasan sarang nyamuk dengan

tingginya angka kejadian DBD

2. Ada hubungan antara perilaku dan kebiasaan masyarakat

dengan tingginya angka kejadian DBD

3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan

tingginya angka kejadian DBD

4. Ada hubungan antara kebersihan lingkungan dengan

tingginya angka kejadian DBD

BAB IV

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Page 25: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Jenis Penelitian Observasional cross-sectional analitik. Dalam

penelitian ini akan mencari hubungan pemberantasan sarang nyamuk

dengan tingginya angka kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Tarik

Kabupaten Sidoarjo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Tarik Kabupaten

Sidoarjo pada bulan oktober 2013.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah di Wilayah kerja Puskesmas

Tarik Kabupaten Sidoarjo. Sampel yang digunakan sebanyak .. orang.

D. Variabel

A. Dependent

Tingginya angka kejadian DBD

B. Independent

Pemberantasan sarang nyamuk

E. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Alat

ukur

Metode

ukur

Skala

Ukur

Hasil

Ukur

1. Pemberantasan Kuisioner

dan

Survey

Page 26: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Sarang

Nyamuk

data

puskesmas

2. Tingginya

Angka

Kejadian

DBD

Kuisioner

dan

Survey

data

puskesmas

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan teknik wawancara menggunakan

kuisioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari data Puskesmas Tarik Kabupaten

Sidoarjo.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Editing Data

Page 27: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Meneliti lengkap tidaknya kuesioner yang sudah terisi tentang

kejelasan jawaban dan kesesuaian serta relevansi dari jawaban

tersebut.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya

c. Tabulasi Data

Memasukkan data yang terkumpul dalam tabel sehingga

menghasilkan table distribusi frekuensi dan tabel silang.

d. Cleaning

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.

Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokan dan tabulasi data

dengan program SPSS 16

Daftar Pustaka

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta:

Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Page 28: Proposal Penelitian Dbd Greik K

Soegijanto S. 2004. Demam Berdarah Dengue. Universitas Airlangga Surabaya.

Soedarmo SSP. 2005. Demam Berdarah Dengue Pada Anak. UI Press. Jakarta

WHO (2000). Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

Dengue. Terjemahan dari WHO Regional Publication SEARO No. 29 :

Prevention Control Of Dengue and Dengue Hemorargik Fever. Jakarta: Depkes

RI.

http://www.litbang.depkes.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm