proposal penelitian asi

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asi (Air Susu Ibu ) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan , hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang antara satu dengan yang lainnya. Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna . ASI mampu memberikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga merangsang sisitem kekebalan bayi itu sendiri. Dengan adanya zat kekebalan ini bayi ASI eksklusif akan terhindar dari berbagai macam infeksi atau penyakit. Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh untuk mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 – 4 bulan. Bayi 1

Upload: rio-van-der-sar

Post on 22-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asi (Air Susu Ibu ) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi

serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan

bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI

mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok antara lain zat putih telur,

lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan , hormon, enzim,

zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional

dan seimbang antara satu dengan yang lainnya.

Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum

dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna . ASI mampu

memberikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja

menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga

merangsang sisitem kekebalan bayi itu sendiri. Dengan adanya zat kekebalan

ini bayi ASI eksklusif akan terhindar dari berbagai macam infeksi atau

penyakit.

Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh

untuk mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 – 4

bulan. Bayi manusia sendiri termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir

masih sangat belum matang sehingga tergantung penuh pada orang tua.

Untuk perawatan serta untuk kelangsungan hidupnya diperlukan waktu

sekitar 4 – 4,5 bulan agar berat badan dapat digandakan 2 kali berat lahirnya.

Ini merupakan salah satu alasan mengapa ASI eksklusif harus diberikan pada

bayi usia 0 – 4 bulan, bahkan pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9

tahun, UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) memberikan

klarifikasi tentang rekomendasi, bahwa ASI eksklusif dapat diberikan sampai

usia 6 bulan (Utami Roesli, 2000;3).

Pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan,

dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995), diperoleh fakta

bahwa yang memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%,

1

padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga

didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan

informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar

informasi tentang ASI eksklusif (Utami Roesli, 2000;2). Di Puskesmas

Nglegok Kabupaten Blitar jumlah ibu menyusui pada tahun 2000 sebanyak

5329 orang, tetapi yang memberikan ASI Eksklusif hanya 792 orang.

Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan

cara pemberian makan bayi yang alamiah, dan ini oleh ibu-ibu dianggap hal

biasa yang tidak perlu diketahui atau dipelajari, padahal ASI khususnya ASI

eksklusif adalah suatu ilmu yang relatif baru, sehingga masih harus dipelajari

dan dikembangkan. Kurangnya informasi dan bahkan seringkali ibu-ibu

mendapatkan informasi yang salah tentang pemberian ASI eksklusif

mengakibatkan muncul berbagai macam persepsi, hal ini akan lebih

menambah kompleks permasalahan penggalakan ASI eksklusif. Persepsi

yang salah tentunya akan berefek terhadap perilaku yang salah pula.

Berdasar permasalahan diatas diprioritaskan program Peningkatan

Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) , karena dampaknya yang luas terhadap

status gizi dan kesehatan Balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan

dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990

tentang perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI.

Disepakati pula untuk pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun

2000. Konferensi Tingkat Tinggi tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah

satu kesepakatannya adalah semua keluarga mengetahui arti penting

mendukung wanita dalam tugas pemberian ASI saja untuk 4 – 6 bulan

pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia

muda pada tahun-tahun rawan (Utami Roesli, 2000;4). Pada peringatan Pekan

ASI sedunia tahun 1999, telah dicanangkan kembali Gerakan Masyarakat

peduli ASI pada tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI.

Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah memang

sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan ASI Eksklusif, hal

ini dilakukan karena masih banyak persepsi-persepsi yang cenderung keliru

tentang pemberian ASI eksklusif, menyadari akan hal ini maka perlu

2

dilakukan penelitian tentang bagaimana persepsi ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif, sehingga hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan

sebagai bahan kajian untuk para perawat dalam meningkatkan Asuhan

keperawatan pada ibu menyusui terutama dalam hal meluruskan persepsi

yang salah tersebut.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif ?

2) Apakah faktor usia berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian

ASI Eksklusif ?

3) Apakah faktor pendidikan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang

pemberian ASI Eksklusif ?

4) Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang

pemberian ASI Eksklusif ?

C. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

2) Tujuan Khusus

(1) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh usia berpengaruh terhadap

persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

(2) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh pendidikan berpengaruh

terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

(3) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh lingkungan berpengaruh

terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

D. Manfaat Penelitian

1) Dapat digunakan untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian

ASI Eksklusif.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meluruskan

persepsi ibu yang salah dalam pemberian ASI Eksklusif.

3) Dapat memberi informasi bagi peneliti berikutnya.

4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk menyusun strategi yang tepat dalam

pelaksanaan penggalaan pemberian ASI Eksklusif.

E. Relevansi

3

Menyusui adalah suatu proses alamiah, yang sudah dilakukan oleh

ibu-ibu sejak jaman dahulu. Namun demikian menyusui khususnya yang secara

eksklusif seringkali kurang mendapat perhatian, Hal ini disebabkan kurang

adanya informasi, bahkan ibu-ibu sering mendapatkan informasi yang salah

tentang manfaat ASI Eksklusif. Informasi yang salah akan menimbulkan

persepsi yang bermacam-macam. Oleh karena itu perawat harus berusaha

meluruskan berbagai macam persepsi ini melalui Asuhan Keperawatan Ibu

Menyusui, sehingga timbul persepsi yang sama dan tentunya dengan persepsi

yang sama diharapkan akan merubah perilaku ibu tentang pemberian ASI

Ekslusif.

4

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar persepsi, ASI Eksklusif

dan kerangka konseptual. Konsep dasar persepsi meliputi pengertian persepsi,

proses terjadinya persepsi, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi,

salah persepsi dan bentuknya. Konsep dasar ASI Eksklusif meliputi pengertian

ASI Eksklusif, tujuan pemberian ASI Eksklusif, prosedur pemberian ASI

Eksklusif, dan manfaat ASI Eksklusif.

1.1. Konsep dasar persepsi

1) Pengertian persepsi

Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri

manusia yang akan menunjukkan bagaiman kita melihat, mendengar,

merasakan, memberi,serta meraba sesuatu yang ada disekitar kita

( Widayatun, 1999;110).

Wiliam James mengatakan, persepsi adalah suatu pengalaman yang

terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra , hasil

pengolahan otak dan ingatan.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan (Rakhmat,2000;51).

2) Proses terjadinya persepsi (Widayatun, 1999;111)

Adanya obyek/stimulus yang ditangkap oleh panca indra, kemudian

stimulus/obyek tadi dibawa ke otak, dari otak muncul respon yang akan

dikembalikan ke indra dan muncul sebagai persepsi/tanggapan.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Widayatun, 1999;115)

(1) Cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan pendidikan

(2) Faktor Ipoleksosbud Hankam

(3) Faktor usia

(4) Faktor kematangan

(5) Faktor lingkungan sekitar

(6) Faktor pembawaan

5

(7) Faktor fisik dan kesehatan

(8) Faktor proses mental

4) Salah persepsi dan bentuk-bentuknya

(1) Ilusi : ada obyek tapi dikualifikasi salah

(2) Halusinasi adalah kondisi persepsi dengan tidak adanya obyek

(salah persepsi terhadap obyek)

(3) Delusi adalah adanya obyek disekitar individu tapi ditanggap salah

(4) Osilasi adalah salah persepsi karena perhatian yang beralih baik

dengan ada obyek maupun tidak.

(5) Stereotipy adalah persepsi yang salah karena praduga yang miring

atau buruk terhadap individu yang lebih sering diambil secara

umum.

1.2. Konsep dasar ASI Eksklusif

1) Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah

bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan, tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,

bubur nasi, dan nasi tim (Utami Roesli, 2000;3).

ASI Eksklusif adalah bahwa hanya ASI saja makanan yang diberikan

pada bayi usia 0 – 4 bulan (Suryanah,1996;61).

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Suryanah, 1996;67).

(1) Tata laksana menyusui yang benar

(2) Psikologi ibu

(3) Kelainan anatomi

(4) Hormonal dan kesehatan ibu

(5) Gizi ibu

3) Komposisi ASI (Roesli, 2000;25-32)

(1)Kolostrum

Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 atau ke-

7, berwarna kuning atau dapat pula jernih lebih menyerupai darah

daripada susu,mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah

6

putih yang dapat membunuh kuman penyakit, juga merupakan

pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai

dari usus bayi yang baru lahir.

(2)ASI transisi/peralihan

ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14,

kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak makin meningkat, volume juga semakin meningkat.

(3) ASI matang / mature

ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya, komposisi

relatif konstan.

(4) Lemak ASI

Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-

6, DHA, arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang

merupakan komponen penting untuk myelinisasi. Myelinisasi

adalah pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut

syaraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat.

Lemak berikutnya adalah kolesterol. Kolesterol juga meningkatkan

pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol ASI tergolong tinggi

. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI

eksklusif akan mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi. Pada

saat pertumbuhan otak yang cepat diperlukan kadar kolesterol yang

tinggi . Selain itu kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam

pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan

mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat

mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia muda.

(5) Karbohidrat ASI

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula), laktosa diperlukan

untuk pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium,

meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu

Lactobacillus bifidus, laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi

asam laktat yang akan memberikan suasana asam pada usus bayi

yang akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.

7

(6) Protein ASI

ASI mengandung alfa-laktalbumin yang tidak menyebabkan alergi,

mengandung taurin yang diperlukan untuk: pertumbuhan

otak,susunan syaraf, dan retina, lactoferrin untuk: mengangkut zat

besi dari ASI kedarah, pembunuh bakteri yang jahat, lysosyme

sebagai antibiotik alami di dalam ASI.

(7) Faktor pelindung

ASI mengandung sel darah putih: sebagai fagositosit,membuat C3

dan C4, laktoferin, SIgA , dan juga mengandung imunoglobulin

yang melindungi tubuh terhadap infeksi.

(8) Vitamin, mineral dan zat besi

ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski kadar

mineral ASI relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6

bulan.

4) Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI (Depkes RI, 1992 ; 26)

(1) Makanan ibu

Untuk membantu produksi ASI makan ibu harus memenuhi jumlah

kalori, protein,lemak, vitamin dan mineral yang cukup. Ibu

dianjurkan minum lebih banyak 8 – 12 gelas /hari.

(2) Ketenangan jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang

selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan

berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume

ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali.

(3) Penggunaan alat kontrasepsi

Alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

(4) Perawatan payudara

Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa kehamilan

dan pada saat menyusui.

5) Prosedur menyusui bayi

Prosedur menyusui bayi (Suryanah, 1996;66)

8

(1) Cara memegang bayi: Cara biasa dengan bantal, Foot ball potition,

Kombinasi lainnya

(2) Lama menyusui bayi: Menetek tidak terjadwal (on demand),

Payudara disusukan secara bergantian, Lama menyusui tergantung

pada kemauan bayi, Patokan minimal 10 menit payudara sebelah kiri

dan 10 menit payudara sebelah kanan, Menyusui satu payudara

sampai kosong.

Prosedur pemberian ASI (Depkes RI, 1992;20).

(1) Jarak menyusui tiap 3 jam

(2) Cara menyusui bayi:

- Duduk dengan posisi santai dan tegak

- Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi

ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada di

siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi pada ibu, letakkan

lengan bayi diseputar punggung ibu dan tangan kiri ibu

memegang bokong bayi (bila dimulai dengan payudara kiri)

- Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas basah

- Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan ke-4 jari dan ibu

jari menekan payudara bagian atas aerola.

- Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara, tunggu sampai

mulut bayi membuka lebar.

- Masukkan secepatnya seluruh puting payudara sampai areola

kedalam mulut bayi hingga terletak antara lidah dan langit-langit.

- Dekap bayi ketubuh ibu dengan lengan kiri, hingga ujung hidung

bayi menyentuh payudara , tekan sedikit payudara bagian atas

dengan tangan kanan hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi

dapat bernafas dengan baik.

- Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali

menarik puting susu secara tiba-tiba, tetapi dengan cara tekanlah

dagu bayi atau pijitlah hidungnya dan paling baik dengan

kelingking ibu yang bersih masukkan kedalam sudut mulut bayi.

9

- Sebelum disusukan pada payudara sebelahnya, sendawakan

dahulu bayi agar tidak muntah.

- Setiap kali menetek sebaiknya ditetekkan pada ke dua payudara

bergantian, mulailah menyusui dengan payudara yang terakhir

diberikan tadi. Lama menyusui untuk payudara pertama 10

menit, kedua 20 menit.

6) Manfaat ASI (Roesli, 2000;6)

(1) Bagi Bayi

- ASI sebagai nutrisi

- ASI meningkatkan daya tahan tubuh

- ASI meningkatkan kecerdasan

- Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

(2) Bagi ibu

- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

- Mengurangi terjadinya anemia

- Menjarangkan kehamilan

- Mengecilkan rahim

- Lebih cepat langsing kembali

- Mengurangi kemungkinan menderita kanker

- Lebih ekonomis dan murah

- Tidak merepotkan dan hemat waktu

- Portable dan praktis

- Memberi kepuasan bagi ibu

(3) Bagi negara

- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan

menyusui, serta biaya menyiapkan menyusui.

- Penghematan untuk biaya sakit terutama muntaber dan infeksi

saluran nafas.

- Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan

- Menciptakan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas

untuk membangun negara

(4) Bagi lingkungan

10

Bertambahnya sampah dan polusi di Indonesia akibat kaleng susu,

karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet.

1.3. Kerangka Konseptual

Input Persepsi ibu

tentang Pemberian ASI Eksklusif

Perilaku ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Faktor yang mempengaruhi persepsi:- Usia- Pendidikan- Lingkungan sekitar

Prosedur : Lama Cara Frekuensi Manfaat

- Cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan , wawasan

- Kematangan- Pembawaan- Fisik dan kesehatan- proses mental

11

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses . Berdasar tujuan penelitian desain penelitian yang

digunakan : Diskriptif cross sectional ,yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,

dimana tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subyek pada saat

pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa subyek diamati pada waktu yang

sama (Notoatmodjo, 1993;142).

2.2. Kerangka Kerja

Ibudengan bayi usia 4 bl – 1 th

Persepsi ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif

Perilaku ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Faktor yang mempengaruhi persepsi:- Usia- Pendidikan- Lingkungan sekitar

Prosedur : Lama Cara Frekuensi Manfaat

- Cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan , wawasan

- Kematangan- Pembawaan- Fisik dan kesehatan- proses mental

Keterangan: Tidak diteliti

Diteliti

12

2.3. Identifikasi Variabel

2.3.1. Variabel Independent

Variabel yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi

diantaranya adalah:

1) Usia Klien

- 20 tahun

- 21 – 30 tahun

- 31 – 40 tahun

- 40 tahun

2) Pendidikan

- Tidak tamat SD

- SD

- SMP

- SMA

- PT

3) Lingkungan

- Kebiasaan masyarakat sekitar

- Informasi yang tersedia

- Dukungan suami

2.3.2. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel-variabel bebas atau independent (Notoatmodjo, 1993).

Variabel dependennya adalah:

Persepsi ibu tentang pemberianASI Eksklusif:

(1) Prosedur Pemberian

- Cara pemberian

- Lama pemberian

- Frekuensi pemberian

(2) Manfaat ASI Eksklusif

13

2.4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

1.Independent: - Usia

- Pendidikan

Usia Ibu saat ini

Pendidikan formal yang ditempuh

- 20 th- 21 – 30 th- 31 – 40 th- 40 th

- Tidak tamat SD- SD- SMP- SMA- AKademi/PT

Kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Ordinal

- 20 th skor 1- 21 – 30 th skor 2- 31 – 40 th skor 3- 40 th skor 4

- Tidak tamat SD skor 1- SD skor 2- SMP skor 3- SMA skor 4- AKademi/PT skor 5

- Lingkungan sekitar

Kondisi lingkungan/budaya yang mempengaruhi persepsi ibu

- Kebiasaan/ adat masyarakat sekitar

- Dukungan suami/ keluarga

- Informasi yang tersedia

Kuesioner Ordinal - Skor 3 Baik- Skor 2 cukup baik- Skor 1 buruk

2.Dependent variabel

- Persepsi Ibu tentang ASI

Eksklusif

Tanggapan Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif tentang Prosedur dan manfaatnya

- Persepsi terhadap prosedur pemberian

- Persepsi tentang manfaat pemberian

Kuesioner Ordinal

Diuji dengan skor- TPersepsi T Md TPersepsi T < Md T

14

2.5. Sampling desain

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 1993:35).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang

berkunjung ke Puskesmas Nglegok Blitar.

2) Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993). Sehubungan

dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki , kami mengambil

sampel dalam penelitian ini 30 orang.

Kriteria inklusi:

(1) Ibu menyusui yang bersedia diteliti

(2) Ibu menyusui usia bayi 4 bulan sampai 1 tahun

Kriteria eksklusi:

(1) Ibu menyusui yang tidak bersedia diteliti

(2) Ibu menyusui usia bayi < 4 bulan dan > 1 tahun

(3) Ibu tidak menyusui karena alasan medis/sakit

3) Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

(Burns & Grove, 1991;37).

Penelitian ini menggunakan menggunakan “consecutive sampling”. Pada

sampling ini setiap klien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan

dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah responden

terpenuhi (Chandra, 1995;84).

2.6. Pengumpulan Data

1) Instrument

Instrumen untuk pengumpulan data berupa kuesioner dengan pertanyaan

tertutup. Untuk mengukur persepsi digunakan skala Likert, responden

ditanya untuk mengidentifikasi apakah sangat tidak setuju, tidak setuju,

setuju, sangat setuju ( skor 0 – 3 ) dengan pernyataan yang diajukan.

2) Tempat dan Waktu

15

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar.

Waktu: ?

2.7. Analisa Data

Dari hasil pengisian kuesioner, akan dijelaskan secara diskriptif dengan

menggunakan tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase

dan narasi.

Untuk mengetahui persepsi dari responden dengan menggunakan skor – T:

Rumus skor – T = 50 +10 X – X

SD

Keterangan : X = Skore responden

X = Nilai rata-rata kelompok

SD = Standart Deviasi (simpangan baku kelompok)

Kemudian untuk mengetahui kategori persepsi responden dicari median nilai

T ( Md T) dalam kelompok, maka akan didapat :

Persepsi responden positif, bila nilai T Md T

Persepsi responden negatif, bila nilai T < Md T

(Azwar, 1998).

Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, dan lingkungan terhadap

persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, dilakukan dengan uji Chi-

Square dengan derajat kemaknaan p 0,05 artinya ada hubungan yang

bermakna antara 2 variabel, maka Ho ditolak.

2.8. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari FK

Unair dan permintaan ijin ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang

tembusannya disampaikan ke Kepala Puskesmas Nglegok Blitar. Setelah

mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika yang meliputi:

1) Informed consent

Informed consent atau lembar persetujuan diberikan pada subyek yang

akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksu dan tujuan riset yang dilakukan

dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

16

Jika Ibu menyusui bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan tersebut. Jika ibu menyusui menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

2) Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan ibu menyusui, peneliti tidak mencantumkan

nama koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi ibu menyusui dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset.

2.9. Keterbatasan

Dalam penelitian ini , keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1) Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa

melakukan uji coba, oleh karena itu validitas dan reliabilitasnya masih

perlu diuji coba, dan pengumpulan data dengan kuesioner ini jawaban

lebih banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi yang

bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

2) Waktu penelitian, kemampuan peneliti, ketersediaan subyek, terbatas

sehinggahasilnya kurang sempurna dan kurang memuaskan.

BAB IV

PENUTUP

17

1) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan, dan dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan

faktor lingkungan.

2) ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah

bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,

bubur nasi, dan nasi tim ( Roesli, 2000;3).

DAFTAR PUSTAKA

18

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). PT. Rineka

Cipta. Jakarta.

Alkatiri, S. (1996). Kajian Imunoglobulin di dalam ASI. Airlangga University

Press. Surabaya.

Akre, J. (1994). Pemberian Makanan Untuk Bayi (Dasar-dasar Fisiologis), alih

bahasa Sri Durjati Boedihardjo. Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Jakarta.

Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi. Interaksara, alih bahasa Dr. Widjaya

Kusuma. Batam Centre.

Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Abraham, C. & Shanley, E. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat, alih bahasa

Leoni Sally M. EGC. Jakarta.

Brockopp, D.Y. & Hasting-Tolsma, M.T. (1995). Dasar-dasar Riset Keperawatan

alih bahasa Yasmin Asih, Aniek Maryunani. EGC. Jakarta.

Depkes RI. (1992). Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Proyek

Perbaikan Gizi. Jatim.

Depkes RI. (1993). Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.

Pusdiknakes. Jakarata.

Hamid, Achir Y.S. (1999). Buku Ajar Riset Keperawatan I. Widya Medika.

Jakarta.

19

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. CV. Mandar Maju. Bandung.

King, F.S. (1993). Menolong Ibu Menyusui. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Muchtadi, D. (1996). Gizi Untuk Bayi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, & Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset

Keperawatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.

Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1991). Nursing Research. Principles and Methods.

4th. Ed. J.B. Lippincott Co. Philadelphia.

Purwanto, H. (1995). Pengantar Statistik Keperawatan. EGC. Jakarta.

Riadi, S. & Tjokronegoro, A. (1992). Apa Yang Ingin Anda Ketahui Tentang ASI.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Rachmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Suryanah. (1996). Keperawatan Anak. EGC.jakarta.

Suharyono, Suradi, R. & Firmansyah, A. (1989). Air Susu Ibui Tinjauan Dari

Beberapa Aspek. FKUI. Jakarta.

20

Suhardjo. (1992). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Kanisius.

Yogyakarta.

Widayatun, T.R. (1999). Ilmu Perilaku. CV. Sagung Seto. Jakarta.

WHO. (199$). Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui,

diterjemahkan oleh Chalik, dkk. Jakarta.

21