program upsus peningkatan produksi padi, jagung dan...

13
Oleh : Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id Program UPSUS Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai

Upload: buidat

Post on 13-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh :

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Kementerian Pertanian

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

Program UPSUS

Peningkatan Produksi

Padi, Jagung dan Kedelai

LANDASAN UTAMA KEBIJAKAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI

Kabinet Kerja telah menetapkan Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai dicapai dalam waktu 3 tahun,

disusul Gula dan Daging 1. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 2. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan. 3. UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. 4. UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani. Dokumen Pedukung Lainnya MoU antara Mentan dan Kepala Staf AD No. 01/MoU/RC.120/M/1/2015 untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan

I. PENDAHULUAN

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

KONDISI UMUM NASIONAL

(Hasil audit Kementan 2012 dan ARAM II BPS 2014)

1. Luas baku sawah 8.132.346 Ha.

2. Indeks Pertanaman rata-rata Nasional 1,4.

3. Produktivitas rata-rata Nasional Padi 5,13 Ton/Ha, Jagung

4,93 Ton/Ha, dan Kedelai 1,51 Ton/Ha.

4. Tingkat kerusakan jaringan irigasi primer dan sekunder

sekitar 52%.

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

II. PERMASALAHAN SUBSTANTIF

Permasalahan substantif dalam percepatan pencapaian

swasembada pangan antara lain :

• Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi.

• Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai

rekomendasi spesifik lokasi dan belum memenuhi 6T.

• Semakin berkurang dan mahalnya tenaga kerja

pertanian.

• Keterbatasan peralatan mekanisasi pertanian.

• Masih tingginya susut hasil (losses).

• Lemahnya permodalan petani.

• Terbatasnya jumlah tenaga penyuluh dan petugas

lapang.

• Harga komoditas pangan yang fluktuatif serta sulit

memasarkan hasil pada saat panen raya.

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

BENIH/BIBIT Benih bersertifikat diserap

20% = 1 ton/ha x 6 jt ha(80%)

= 6 jt ton GKG KEHILANGAN PELUANG PRODUKSI 20 Juta Ton

GKG ALSINTAN

Kehilangan pra panen dan panen

= 3,5 jt ton GKG

PENYULUHAN Kurang Penyuluh

= 30 % x 70.000 Desa = 21 rb = Kehilangan 3 jt ton GKG

IRIGASI 3 jt ha x 0.3 IP x 5.1 ton/ha

= 4.5 jt ton GKG

PUPUK Terlambat 1-2 minggu

= hilang 0.5 ton/ha x 6 jt ha = 3 jt ton GKG

Kehilangan Peluang Produksi Padi

Kebijakan dan Program

Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada Pangan

Melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier dan kegiatan

pendukung lainnya, antara lain :

• Pengembangan Jaringan Irigasi

• Optimasi Lahan

• Pengembangan System of Rice Intensification (SRI)

• Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)

• Optimasi Perluasan areal Tanaman Kedelai melalui peningkatan Indeksi

Pertanaman (PAT-PIP Kedelai)

• Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung)

• Penyediaan Sarana & Prasarana (benih, pupuk, pestisida, alsin)

• Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim

• Asuransi Pertanian

• Pengawalan/Pendampingan

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

1. Penetapan CPCL kegiatan harus tepat sesuai dengan sasaran dan tujuan kegiatan

(sesuai Pedum):

Revitalisasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) harus mampu meningkatkan IP

minimum 0,5 dan produktivitas minimum 0,3 ton/ha GKP

Optimasi lahan harus mampu meningkatkan IP minimum 0,5 dan produktivitas

minimum 0,3 ton/ha GKP

GP-PTT harus mampu meningkatkan produktivitas minimum 0,3 ton/ha GKP

Alsin harus mempertimbangkan tingkat kejenuhan dan target dampak dalam

mempercepat olah tanah, pengairan/pompa, percepatan tanam (rice

transplanter), percepatan panen (combine harvester, tresher), pengeringan

(dryer).

3. Pelaksanaan kegiatan tepat waktu agar berdampak terhadap peningkatan

produksi 2015 (APBN kontigensi harus selesai bulan April, APBN-P harus selesai

bulan September 2015), bila tanam lewat bulan September 2015 maka

produksinya tidak dipanen tahun 2015.

4. Pendataan, pencatatan, pelaporan tepat waktu dan berkala

5. Pendampingan, pengawalan, pengendalian, dan evaluasi secara terpadu

2. Tidak tumpang tindih antar kegiatan

TITIK KRITIS PELAKSANAAN UPSUS YANG PERLU DIPERHATIKAN

6. Memastikan lokasi kegiatan tepat sasaran agar dapat berdampak optimal

7. Bantuan alsin dikelola untuk gerakan pengolahan lahan,

dimanfaatkan/dimobilisasi untuk wilayah desa/kecamatan/kabupaten

(bukan sebatas luasan wilayah kelompok penerima saja) untuk itu perlu

anggaran mobilisasi gerakan alsintan)

8. Melakukan pembibitan 3 minggu sebelum panen, sehingga setelah

panen selesai lahan langsung dapat diolah dan ditanam kembali

8

9. Pembinaan/pengawalan secara terpadu oleh PPL/POPT/KCD/Babinsa/

Mahasiswa agar petani melakukan budidaya secara benar

10.Format laporan harus disertai data luas tanam/panen sejak bulan

Januari, Februari yang ditanam Oktober dan November 2014

(Lanjutan)

PENGAWALAN, PENDAMPINGAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

A. Pengawalan dan Pendampingan

Pengawalan dan pendampingan mencakup tingkat desa, tingkat

kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan

tingkat pusat.

Pengawasan dan Pengendalian, mencakup :

a. Kesesuaian pemanfaatan sumberdaya dengan sasaran yang ingin

dicapai dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

b. Kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang berlaku/ditetapkan.

c. Akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

fungsi.

Pengendalian, mencakup :

Supervisi, pembinaan, bimbingan, monitoring, evaluasi sebagai kontrol

berjalannya kegiatan di lapangan.

Alokasi dukungan Pemerintah Pusat :

1. Dana Kontingensi 2014 Rp. 23.198.115.000,- Meliputi : Bantuan benih,

Pupuk (Urea, NPK), Alsintan (Traktor, Pompa Air, Rice Transplanter)

2. Dana Refokusing 2015 Rp. 36.187.159.000,- Meliputi : Optimasi Lahan

dan Pengembangan Jaringan Irigasi

3. APBN 2015 Meliputi Alsintan (Traktor Roda 2, Pompa Air), Revitalisasi

RMU,dan GP – PTT.

4. APBNP 2015 total Rp 118.130.785.000,00 (Pengembangan Jaringan

Irigasi, Optimasi Lahan, SRI, Pupuk, Benih, Alsintan, RMU)

UPSUS SWASEMBADA PANGAN DI PROVINSI BANTEN

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN TERPADU PENYULUH, MAHASISWA DAN BABINSA

DALAM RANGKA UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PJK

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

NO PENYULUH MAHASISWA/ALUMNI BABINSA

1 Melaksanakan

pengawalan dan

pendampingan

Pelaksanaan GP-PTT,

POL , RJIT dan

Demfarm.

Membantu penyuluh

dalam pengawalan dan

pendampingan

Pelaksanaan GP-PTT, POL

, RJIT dan Demfarm.

Menggerakkan dan memotivasi

petani untuk melaksanakan :

(a) Tanam Serentak, (b)

perbaikan dan pemeliharaan

jaringan irigasi, (c) Gerakan

Pengendalian OPT dan Panen.

2 Meningkatkan

kemampuan

kelembagaan petani

(Poktan, Gapoktan, P3A

dan GP3A).

Membantu penyuluh

dalam pengembangan

kelembagaan petani.

Melaksanakan pengamanan :

(a) penyaluran benih, pupuk

dan alsintan, (b) insfrastruktur

jaringan irigasi.

3 Mengembangkan

jejaring dan kemitraan

dengan pelaku usaha.

Membantu penyuluh

dalam mengembangkan

jejaring dan kemitraan

dengan pelaku usaha.

Melakukan pengawasan

terhadap pemberkasan

administrasi dan penyaluran

bantuan kepada penerima

manfaat

4 Mengembangkan model

pemberdayaan petani.

TUGAS PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Ditjen PPHP http://pphp.deptan.go.id