evaluasi pelaksanaan program upsus pajale di …repository.unja.ac.id/3687/1/jurnal.pdf · evaluasi...

12
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM UPSUS PAJALE DI DESA SRI AGUNG KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ANAS WINARSO 1) , YANUAR FITRI 2) , FENDRIA SATIVA 2) 1) Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program UPSUS PAJALE (padi dan jagung) hubungan antara tingkat pelaksanaan program terhadap keberhasilan program UPSUS PAJALE (padi dan jagung). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah responden 41 orang petani dan menggunakan analisis chi square. Dari hasil penelitian menunjukkan produktifitas komoditi padi dan jagung meningkat, sedangkan untuk Indeks Pertanaman (IP) tidak mengalami peningkatan. Pelaksanaan program UPSUS PAJALE yang meliputi pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, penyediaan bantuan pupuk, bantuan benih jagung, penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian, optimasi perluasan areal tanam dan pelaksanaan Gerakan Penerapan Pengolahan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi dan jagung sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur dilihat dari aspek-aspek tersebut. Hasil analisis Chi-Square untuk komoditi padi dan jagung menunjukan nilai x 2 hit yang lebih besar dari nilai x 2 tab yang artinya terdapat hubungan antara pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung. Nilai r padi = 0,500 dan r jagung =0,435 artinya keeratan hubungan antara pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung tergolong kuat. Untuk komoditi padi dan jagung memiliki nilai T hit yang lebih besar dari T tab artinya terdapat hubungan yang nyata pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung. Kata Kunci : UPSUS PAJALE, Indeks Pertanaman, Produktifitas Abstract This research aims to discover the implementation of UPSUS PAJALE (paddy and corn) program the relationship between program implementation level to the success of UPSUS PAJALE program (rice and corn). This research was conducted in Desa Sri Agung Batang Asam District, Tanjung Jabung Barat with 41 respondents from farmers and using chi square analysis. From the research result showed the productivity of paddy and corn commodities increased, while for Index of Planting (IP) did not increase. Implementation of UPSUS PAJALE program covering irrigation network development, land optimization, fertilizer supply, corn seed assistance, supply of agricultural equipment and machinery, optimization of planting area expansion and implementation of Integrated Crops Implementation Movement (GP-PTT) of rice and corn have been implemented with both and in accordance with the procedure seen from these aspects. The result of Chi Square analysis for rice and corn shows that the value of x 2 hit is bigger than x 2 tab which means there is a relation between the implementation of UPSUS PAJALE program with the escalation of rice and corn productions. The value of r padi =0,500 dan r jagung =0,435 which means that the closeness of the relation between the implementation of UPSUS PAJALE program and the escalation of rice and corn productions is strong. For rice and corn commodity has a bigger value of T hit than the T tab which means that there is a real relation between the implementation of UPSUS PAJALE program with the escalation of rice and corn productions. Key words: UPSUS PAJALE, Crop Index, Productivity

Upload: phamque

Post on 04-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM UPSUS PAJALE DI DESA SRI AGUNG KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

ANAS WINARSO1), YANUAR FITRI2), FENDRIA SATIVA2)

1) Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program UPSUS PAJALE (padi dan jagung) hubungan antara tingkat pelaksanaan program terhadap keberhasilan program UPSUS PAJALE (padi dan jagung). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah responden 41 orang petani dan menggunakan analisis chi square. Dari hasil penelitian menunjukkan produktifitas komoditi padi dan jagung meningkat, sedangkan untuk Indeks Pertanaman (IP) tidak mengalami peningkatan. Pelaksanaan program UPSUS PAJALE yang meliputi pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, penyediaan bantuan pupuk, bantuan benih jagung, penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian, optimasi perluasan areal tanam dan pelaksanaan Gerakan Penerapan Pengolahan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi dan jagung sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur dilihat dari aspek-aspek tersebut. Hasil analisis Chi-Square untuk komoditi padi dan jagung menunjukan nilai x2

hit yang lebih besar dari nilai x2

tab yang artinya terdapat hubungan antara pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung. Nilai rpadi = 0,500 dan rjagung=0,435 artinya keeratan hubungan antara pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung tergolong kuat. Untuk komoditi padi dan jagung memiliki nilai Thit yang lebih besar dari Ttab artinya terdapat hubungan yang nyata pelaksanaan program UPSUS PAJA dengan peningkatan produksi padi dan jagung.

Kata Kunci : UPSUS PAJALE, Indeks Pertanaman, Produktifitas

Abstract

This research aims to discover the implementation of UPSUS PAJALE (paddy and corn) program the relationship between program implementation level to the success of UPSUS PAJALE program (rice and corn). This research was conducted in Desa Sri Agung Batang Asam District, Tanjung Jabung Barat with 41 respondents from farmers and using chi square analysis. From the research result showed the productivity of paddy and corn commodities increased, while for Index of Planting (IP) did not increase. Implementation of UPSUS PAJALE program covering irrigation network development, land optimization, fertilizer supply, corn seed assistance, supply of agricultural equipment and machinery, optimization of planting area expansion and implementation of Integrated Crops Implementation Movement (GP-PTT) of rice and corn have been implemented with both and in accordance with the procedure seen from these aspects. The result of Chi Square analysis for rice and corn shows that the value of x2

hit is bigger than x2tab which means there is a relation

between the implementation of UPSUS PAJALE program with the escalation of rice and corn productions. The value of rpadi=0,500 dan rjagung =0,435 which means that the closeness of the relation between the implementation of UPSUS PAJALE program and the escalation of rice and corn productions is strong. For rice and corn commodity has a bigger value of Thit than the Ttab which means that there is a real relation between the implementation of UPSUS PAJALE program with the escalation of rice and corn productions. Key words: UPSUS PAJALE, Crop Index, Productivity

PENDAHULUAN

Kabinet kerja pemerintah tahun 2014 telah menetapkan swasembada berkelanjutan padi dan Jagung serta swasembada kedelai harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Dalam rangka mencapai ketahanan pangan, negara harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan kebijakan pangannya sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementerian Pertanian menjabarkan melalui kebijakan pembangunan pertanian dengan tujuan swasembada padi, jagung dan kedelai yang dilaksanakan dalam Program Upaya Khusus peningkatan produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS PAJALE). Program tersebut mematok target swasembada tiga komoditas pangan tercapai pada tahun 2017 (Permentan, 2015).

Provinsi Jambi merupakan salah satu tempat dimana dilaksanakannya program UPSUS PAJALE. Tanaman padi dan jagung merupakan komoditi pertanian yang penting dalam kehidupan penduduk Indonesia. Selain itu, sektor pertanian khususnya komoditas padi memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang mana juga diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas andalan penyumbang devisa negara dari sektor non-migas. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. 95 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini. Beras mampu mencukupi 63 persen total kecukupan energi dan 37 persen protein. Kandungan gizi dari beras tersebut menjadikan komoditas padi sangat penting untuk kebutuhan pangan sehingga menjadi perhatian di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras (Norsalis, 2011). Begitu juga dengan tanaman jagung merupakan komoditi pertanian yang penting dalam kehidupan penduduk Indonesia.

Pada tahun 2015, program UPSUS PAJALE telah dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam guna untuk meningkatkan produksi padi sawah dan jagung. Petani yang berhak mengikuti Program UPSUS PAJALE adalah petani yang telah terdaftar dalam kelompok tani yang aktif yang ditunjukan dinas pertanian. Keikutsertaan petani dalam mengikuti program UPSUS PAJALE karena mendapat kemudahan dalam melakukan usahatani khususnya usahatani padi sawah dan jagung. Pemberian bantuan kepada petani berupa penambahan wawasan pengetahuan petani, optimalisasi lahan, benih, pupuk, perbaikan irigasi, alat dan mesin pertanian. Meskipun dengan pemberian bantuan yang telah pemerintah berikan kepada petani, akan tetapi ada petani yang tidak bersedia melakukan program tersebut.

Melalui Program UPSUS PAJALE upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran petani akan kepentingan pemerintah dan untuk menunjang produksi yang akan dihasilkan khususnya pada usahatani padi sawah dan jagung yang ada di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah program UPSUS PAJALE sudah berjalan dilokasi peenelitian, serta untuk mengetahui hubungan pelaksanaan program UPSUS PAJALE terhadap peningkatan produktifitas padi dan jagung. Dari penelitian ini diperoleh hipotesa bahwa adanya hubungan yang nyata antara pelaksanaan program UPSUS PAJALE (padi dan jagung) terhadap peningkatan produktifitas padi dan jagung di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Sri Agung merupakan salah satu desa yang melakukan penanaman jagung dan padi dalam 1 (satu) lahan yang mana sesuai dengan aturan dalam upsus guna meningkatkan dan mengoptimalkan lahan yang ada, selain itu produksi yang dihasilkan di desa tersebut juga tinggi tepat jika ingin mengevaluasi keberhasilan dalam program. Dan juga Desa Sri Agung memiliki jumlah kelomok tani yang banyak ikut dalam program. Penentuan populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan ketentuan sampel adalah petani yang melaksanaa kegiatan upsus dan tergabung dalam kelompok tani. Jumlah populasi petani di Desa Sri Agung atau di daerah penelitian adalah 404 orang (BP3K Kecamatan Batang Asam, 2016). Maka dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus dari Slovin dalam Ridwan sehingga didapat jumlah responden sebanyak 41 petani. Untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan program upsus terhadap keberhasilan program diawali dengan mengolah data dengan cara tabulasi dan dilanjutkan analisis secara deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi, selanjutnya dianalisis menggunakan statistik non parametrik melalui uji Chisquare (x2). Menurut Riduwan dan Akdon (2009) uji Chi square kooefisien kontingensi (c) 2x2 dengan N ada diantara 20 sampai 40 atau lebih dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila sel berisi frekuensi ≥5, maka rumus yang digunakan:

x2=

Sedangkan bila terdapat sel yang berisi frekuensi < 5 digunakan rumus sebagai berikut :

x2= [

]

Sedangkan bila terdapat sel yang berisi frekuensi 0 digunakan Tes Fisher dengan rumus

sebagai berikut :

p=

Keterangan : N = Jumlah sampel

Tabel 3. Uji Chi Square Koefisiensi Kontingensi (C) 2x2.

Pelaksanaan

Program

Tujuan Program

Jumlah Tinggi Rendah

Tinggi A B A+B

Rendah C D C+D

Jumlah A+C B+D N

Nilai (X2) pada tabel derajat bebas (Db) = 1 pada tingkat kepercayaan 85% adalah 3,84 dapat dibandingkan antara x2 hitung dengan x2 tabel dengan keputusan sebagai berikut :

1. Jika x2 hitung [ ≤ x2 = 5 % db = (b – 1) (k-1) ] terima H0 2. Jika x2 hitung [ ≤ x2 = 5 % db = (b – 1) (k-1) ] tolak H0

Dimana : H0 = Tidak terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan teknologi

budidaya kedelai.

H1 = Terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan teknologi budidaya kedelai.

Selanjutnya untuk mengukur keeratan hubungan digunakan formulasi :

r =

Cmax = √

Chit = √

Keterangan : r = Koefisien keeratan hubungan x2 = Nilai uji Chi-square N = Jumlah sampel m = Jumlah kolom/baris pada tabulasi silang.

Dengan kategori :

a. Hubungan digolongkan lemah apabila nilai terletak antara 0 – 0,353 b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353 – 0,70

Selanjutnya untuk menguji apakah keeratan hubungan tersebut secara nyata atau tidak dilakukan pengujian sebagai berikut:

thit = √

dimana : H0 : r = 0 H1 : r 0 Jika t hitung ( ≤ t tabel = ( Terima H0 Jika t hitung ( > t tabel = ( Tolak H0

HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan Program Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai

Program Upsus Pajale merupakan program yang direncanakan pemerintah dalam tujuan untuk dapat menunjang produksi padi, jagung, dan kedelai hingga Indonesia mampu swasembada pangan pada tahun 2017. Keberhasilan program upaya khusus padi dan jagung dilihat dari aspek diantaranya Peningkatan indeks pertanaman meliputi dari meningkatnya sebesar 0,5, Peningkatan produktifitas padi sebesar 0,3 ton/ha, Peningkatan produktifitas sebesar 1,5 ton/ha (Pedoman Umum Upsus Pajale, 2015). Berdasarkan hasil penelitian,

frekuensi dan persentase pada keberhasilan program upsus pajale dapat dilihat pada Tabel 20 berikut : Tabel 15. Frekuensi dan Persentase Kategori Keberhasilan Program Upsus Padi di Daerah

Penelitian Tahun 2016.

No Padi 2015 2016 keterangan kategori

1 IP 2 2 Tidak tercapai TB

2 Produktifitas 6,5 ton 7,5 ton Tercapai B

Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2017. Tabel 15 memperlihatkan bahwa Indeks Pertanaman padi tidak mengalami

perubahan akan tetapi indeks tersebut masih dalam kategori tinggi. Pada peningkatan produktifitas di daerah penelitian sudah mengalami peningkatan yang jelas yaitu sebesar 1 ton/ha. Kondisi ini terjadi karena petani program upsus pajale yang mengikuti kegiatan program telah melakukan dan melaksanakan anjuran yang telah disampaikan penyuuh terhadap, hal ini terlihat bagus karna antara penyuuh dan petai mempunyai hubungan yang sangat bagus sehingga penyuluh tidak mengalami hambatan dalam melakukan tugasnya. Tabel 16. Frekuensi dan Persentase Kategori Keberhasilan Program Upsus Jagung di Daerah

Penelitian Tahun 2016.

No Jagung 2015 2016 Keterangan Kategori

1 IP 1 1 Tidak tercapai TB

2 Produktifitas 3.5 ton/ha 5.1 ton/ha Tercapai B

Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2017. Tabel 16 memperlihatkan bahwa Indeks Pertanaman jagung tidak mengalami

perubahan berdasarkan hasil dilapangan program upsus Pajale sudah berjalan sesuai dengan anjuran dan sesuai aturan, petani menanam jagung 1 kali dalam 1 tahun karena untuk mengantikan tanan dilahan dan menghindari hama yang ada pada tanaman padi, sehingga indeks pertanaman jagung di daerah penelitian tidak meningkat. Pada peningkatan produktifitas di daerah penelitian mengalami peningkatan yang sangat jelas yaitu sebesar 1.5 ton/ha. Hal ini menunjukan bahwa telah tersalurkan nya bantuan yang telah dicanangkan telah tepat sasaran.

Kondisi Indeks Pertanaman (IP)

IP (Index Pertanaman) adalah rata-rata masa tanam dalam setahun. (Barizi Y,2017). Tujuan dari program UPSUS PAJALE untuk meningkatkan IP sebesar 0.5 belum terealisasi. Petani di lokasi penelitian sudah sejak beberapa tahun terakhir memiliki IP 3 dan berlangsung hingga saat ini. Waktu tanam padi adalah 4 bulan mulai dari pengolahan lahan hingga pasca panen, dengan frekuensi 2 kali dala setahun. Sedangkan, untuk jagung waktu tanam sama dengan masa tanam padi yaitu sekitar 4 bulan dengan frekuensi tanam sekali dalam setahun. Dengan demikian Desa Sri Agung sudah memiliki IP 3 yaitu 2x menanam padi dan 1x menanam jagung. Pelaksanaan Program UPSUS PADI Pengembangan Jaringan Irigasi Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Untuk melihat pelaksanaan pengembangan jarinagn irigasi yang dilakukan pemerintah dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 17 sebagai berikut :

Tabel 17. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Pengebangan Jaringan Irigasi

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 18-30 Tinggi 41 100

2 5-17 Rendah 0 0

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 17 menunjukan bahwa 41 orang petani atau 100 % petani telah melakukan dan mengikuti proses Pengembangan jaringan irigasi untuk lahan sesuai dengan anjuran PPL maupun pemerintah yaitu dengan melakukan pengembangan jarinagn irigasi secara bergotong royong. Optimasi Lahan Optimasi lahan sawah merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi padi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi (pupuk) dan bantuan pengolahan tanah. Untuk melihat pelaksanaan optiasi lahan yang dilakukan oleh petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 18 sebagai berikut :

Tabel 18. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Optimasi Lahan

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 18-30 Tinggi 38 92,68 2 5-17 Rendah 3 7,31

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 18 menunjukan bahwa terdapat 38 orang petani atau 92,68% petani telah melakukan optimasi lahan sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 3 orang petani atau 7,31% petani memberikan skor rendah. Penyediaan Bantuan Pupuk Pupuk adalah material yang ditambahkan pada tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.

Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Untuk melihat penyaluran bantuan pupuk yang dilakukan pemerintah untuk petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 19 sebagai berikut :

Tabel 19. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Bantuan Pupuk

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 14-20 Tinggi 35 85,37

2 5-13 Rendah 6 14,63

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 19 menunjukan bahwa terdapat 35 orang petani atau 85,37 % petani telah mendapatkan bantuan pupuk dari dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 6 orang petani atau 14,63% petani memberikan skor rendah.

Penyediaan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Alat dan mesin pertanian (Alsintan) adalah peralatan yang dioperasikan tanpa atau dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan,panen, pasca panen, dan pengolahan hasil pertanian. Untuk melihat penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian yang dilakukan pemerintah untuk petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 20 sebagai berikut :

Tabel 20. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Penyediaan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 15-25 Tinggi 30 73,17

2 5-14 Rendah 11 26,83

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 20 menunjukan bahwa terdapat 30 orang petani atau 73,17% petani telah meendapatkan bantuan alsintan sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 11 orang petani atau 26,83% petani memberikan skor rendah. Penyediaan alsintan ini masih belum mencukupi karena di Desa Sri Agung terdiri dari 11 poktan. Gerakan Penerapan Pengolahan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Padi Gerakan penerapan pengolahan tanaman terpadu (GP-PTT) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi padi dan jagung melalui pendekatan gerakan atau anjuran secara massal kepada petani atau kelompok tani untuk melaksanakan PTT dalam mengelola usaha tani Padi. Untuk melihat penerapan GP-PTT yang dilakukan petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 21 sebagai berikut :

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Gerakan penerapan pengolahan tanaman terpadu (GP-PTT)

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 17-30 Tinggi 34 82,93

2 5-16 Rendah 7 17,07

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 21 menunjukan bahwa terdapat 34 orang petani atau 82,93% petani telah melakukan Gerakan GP-PTT sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 7 orang petani atau 17,07% petani memberikan skor rendah. Optimasi Perluasan Areal Tanam Perluasan areal tanam (PAT) yang ada di Desa ini adalah PAT jagung dan sawah. Saat ini sedang dilakukan penanaman padi sawah dikarenakan curah hujan. Bantuan pupuk belum diketahui secara rinci karena belum diterima oleh Gapoktan/ Poktan. Untuk melihat perluasan areal tanam yang dilakukan petani seperti dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 22 sebagai berikut :

Tabel 22. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Optimasi Perluasan Areal tanam

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 14-20 Tinggi 32 78,05 2 5-13 Rendah 9 21,95

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 22 menunjukan bahwa terdapat 32 orang petani atau 78,05% petani telah melakukan Perluasan lahan sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 9 orang petani atau 21.95% petani memberikan skor rendah. Hubungan Pelaksanaan Program Upaya Khusus Padi dengan Peningkatan Produksi Padi di Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai Analisis hubungan pelaksanaan kegiatan program UPSUS Padi dengan tujuan program UPSUS PAJALE menggunakan tabel kontingensi 2x2 dapat dilihat pada tabel 23 berikut.

Tabel 23. Uji Statistik Chi-Square Hubungan Pelaksanaan Program Upaya Khusus Padi dengan Tujuan Peningkatan Produksi Padi

Pelaksanaan program Tujuan Program

Jumlah Tinggi Rendah

Tinggi 25 5 30

Rendah 5 6 11

Jumlah 30 11 41

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 23 diatas, uji statistik Chi-Square (lampiran , hal) diperoleh nilai

hitung adalah 5,88 lebih besar dari nilai tabel yaitu 3,84 maka terima H1 dan tolak H0, artinya terdapat hubungan pelaksanaan kegiaatan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajele. Sementara nilai r = 0,500. Artinya hubungan antara pelaksanaan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajale termasuk kategori kuat karena nilai r = 0,500 berada pada rentang 0,353 – 0,707. Langkah selanjutnya dilakukan uji Thit untuk mengetahui signifikan pelaksanaan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajale. Hasil uji Thit diperoleh nilai Thit = 3,60, sementara nilai ttabel (

a/2 = 5%, db = N – 2 = 39) = 1,684, dimana Thit = 3,60 > dari Ttab = 1,684 Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan maka tolak H0 dan terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan kegiatan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajale yaitu kenaikan produktifitas padi.

Pelaksanaan Program UPSUS JAGUNG Pengembangan Jaringan Irigasi Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Untuk melihat pelaksanaan pengembangan jarinagn irigasi yang dilakukan pemerintah dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 24 sebagai berikut :

Tabel 24. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Pengebangan Jaringan Irigasi

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 18-30 Tinggi 41 100

2 5-17 Rendah 0 0

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 24 menunjukan bahwa 41 orang petani atau 100 % petani telah melakukan dan mengikuti proses Pengembangan jaringan irigasi untuk lahan sesuai dengan anjuran PPL maupun pemerintah yaitu dengan melakukan pengembangan jarinagn irigasi secara bergotong royong. Optimasi Lahan Optimasi lahan merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi (pupuk) dan bantuan pengolahan tanah. Untuk melihat pelaksanaan optiasi lahan yang dilakukan oleh petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 25 sebagai berikut :

Tabel 25. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Optimasi Lahan

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 18-30 Tinggi 33 80,48 2 5-17 Rendah 8 19,52

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 25 menunjukan bahwa terdapat 33 orang petani atau 80,48% petani telah melakukan optimasi lahan sawah menjadi lahan jagung sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 8 orang petani atau 19,52% petani memberikan skor rendah. Bantuan Benih Jagung Bantuan benih sebaiknya adalah benih yang merupakan varietas unggul bersertifikasi. Benih merupakan faktor penentu kunci keberhasilan yang paling utama dalam bertani maka bantuan benih ini harus dilakukan dengan cermat, tepat, cepat agar menghasilkan produksi tinggi. Untuk melihat penyaluran bantuan benih yang dilakukan pemerintah untuk petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 26 sebagai berikut :

Tabel 26. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Bantuan Benih

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 14-20 Tinggi 37 90,24

2 5-13 Rendah 4 9,76

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 26 menunjukan 37 petani atau 90,24% berada dikategori tinggi dan 4 petani atau 9,76% berada dikategori rendah, hal ini menunjukan bahwa petani telah mengdapatkan bantuan benih unggul dalam kegiatan upsus jagung ini.

Penyediaan Bantuan Pupuk Pupuk adalah material yang ditambahkan pada tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.

Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Untuk melihat penyaluran bantuan pupuk yang dilakukan pemerintah untuk petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 27 sebagai berikut :

Tabel 27. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Bantuan Pupuk

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 14-20 Tinggi 36 87,80

2 5-13 Rendah 5 12,20

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 27 menunjukan bahwa terdapat 36 orang petani atau 87,80 % petani telah mendapatkan bantuan pupuk dari dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 5 orang petani atau 12,20% petani memberikan skor rendah. Penyediaan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Alat dan mesin pertanian (Alsintan) adalah peralatan yang dioperasikan tanpa atau dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan,panen, pasca panen, dan pengolahan hasil pertanian. Untuk melihat penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian jagung yang diberikan pemerintah untuk petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 28 sebagai berikut :

Tabel 28. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Penyediaan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 15-25 Tinggi 36 87,80

2 5-14 Rendah 5 12,20

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 28 menunjukan bahwa terdapat 36 orang petani atau 87,80% petani telah mendapatkan bantuan alsintan sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 5 orang petani atau 12,20% petani memberikan skor rendah. Penyediaan alsintan ini masih belum mencukupi karena di Desa Sri Agung terdiri dari 11 poktan. Gerakan Penerapan Pengolahan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Jagung Gerakan penerapan pengolahan tanaman terpadu (GP-PTT) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi padi dan jagung melalui pendekatan gerakan atau anjuran secara massal kepada petani atau kelompok tani untuk melaksanakan PTT dalam mengelola usaha tani Pajale. Untuk melihat penerapan GP-PTT yang dilakukan oleh petani dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 29 sebagai berikut :

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Gerakan penerapan pengolahan tanaman terpadu (GP-PTT)

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 17-30 Tinggi 38 92,69

2 5-16 Rendah 3 7,31

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 29 menunjukan bahwa terdapat 38 orang petani atau 92,69% petani telah melakukan Gerakan GP-PTT sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 3 orang petani atau 7,31% petani memberikan skor rendah. Optimasi Perluasan Areal Tanam Perluasan areal tanam (PAT) yang ada di Desa ini adalah PAT jagung dan sawah. Untuk melihat perluasan areal tanam yang dilakukan petani seperti dalam program upsus dapat di lihat pada tabel 30 sebagai berikut :

Tabel 30. Distribusi Petani Berdasarkan Pelaksanaan Optimasi Perluasan Areal tanam

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 14-20 Tinggi 31 75,61 2 5-13 Rendah 10 24,39

Jumlah 41 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Tabel 30 menunjukan bahwa terdapat 31 orang petani atau 75,61% petani telah melakukan Perluasan lahan sesuai dengan yang tertera dalam pelaksanaan program upsus. Selain itu terdapat 10 orang petani atau 24.39% petani memberikan skor rendah. Hubungan Pelaksanaan Program Upaya Khusus Jagung dengan Peningkatan produksi jagung di Program Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai Analisis hubungan pelaksanaan kegiatan program UPSUS Jagung dengan tujuan program UPSUS PAJALE menggunakan tabel kontingensi 2x2 dapat dilihat pada tabel 31 berikut.

Tabel 31. Uji Statistik Chi-Square Hubungan Pelaksanaan Program Upaya Khusus jagung dengan Peningkatan Produksi jagung

Pelaksanaan program Tujuan Program

Jumlah Tinggi Rendah

Tinggi 22 6 28

Rendah 6 7 13

Jumlah 28 13 41

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 31 diatas, uji statistik Chi-Square (lampiran , hal) diperoleh nilai

hitung adalah 4,30 lebih besar dari nilai tabel yaitu 3,84 maka terima H1 dan tolak H0, artinya terdapat hubungan pelaksanaan kegiaatan program upsus jagung dengan tujuan program upsus pajele. Sementara nilai r = 0,435. Artinya hubungan antara pelaksanaan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajale termasuk kategori kuat karena nilai r = 0,435 berada pada rentang 0,353 – 0,707. Langkah selanjutnya dilakukan uji Thit untuk mengetahui signifikan pelaksanaan program upsus jagung dengan tujuan program upsus pajale. Hasil uji Thit diperoleh nilai Thit = 3,01, sementara nilai ttabel (

a/2 = 5%, db = N – 2

= 39) = 1,684, dimana Thit = 3,01 > dari Ttab = 1,684 Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan maka tolak H0 dan terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan kegiatan program upsus padi dengan tujuan program upsus pajale yaitu kenaikan produksi jagung.

Impact atau Dampak Program Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai terhadap produksi Padi dan Jagung

Sejak diadakan program UPSUS PAJALE, UPSUS PAJALE memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan dan peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung. Kondisi ini dibuktikan dengan sebanyak 60,97 % petani responden mengalami peningkatan produksi dan produktivitas padi setelah diadakannya program UPSUS PAJALE. Sedangkan untuk komoditi jagung, sebesar 53,65 % dari petani resonden mengalami peningkatan dibandingkan sebelum melaksanakan program UPSUS PAJALE. Perbedaan peningkatan produksi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, luas lahan, tingkat penerapan program, pendampingan, perawatan, dan lain-lain. Peningkatan pada kedua komoditi ini menunjukkan bahwa program UPSUS PAJALE memberikan dampak yang baik pada produksi dan produktivitas di daerah penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Pelaksanan kegiatan program UPSUS PAJALE di Desa Sri Agung ini sudah berjalan dengan baik, itu dibuktikan dengan produksi dari padi dan jagung yang tinggi, dari 41 responden petani padi dan jagung, 60,97 % petani responden mengalami peningkatan produksi dan produktivitas padi dan 53,65 % untuk petani jagung. Akan tetapi peningkatan Indeks Pertanaman (IP) di Desa Sri Agung tidak mengalami peningkatan Karena dengan indeks pertanaman 3x setahun sudah tergolong tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pelaksanaan tergolong sedang. 2) Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan kegiatan program UPSUS PAJALE dengan tujuan program UPSUS PAJALE yang dilaksanakan oleh petani padi dan jagung di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik non-parametrik Chi-Square dimana nilai Thit = 3,60 untuk upsus padi dan Thit = 3,01 untuk upsus jagung.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat disarankan sebagai berikut : 1) Perlunya meningkatan pendampingan kepada petani agar pelaksanaan program bisa lebih maksimal untuk mencapai tujuan. 2) Perlunya peranan aktif petani dalam pelaksanaan program UPSUS PAJALE yang danjurkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). 3) Perlu menggelorakan semangat petani secara terus menerus tanpa harus selalu tergantung akan bantuan pemerintah dengan merintis usaha baru terutama bagi petani yang memiliki kelompok tani. 4) Perlu menambah masa program yang semula 3 tahun, karena program UPSUS PAJALE ini memberi dampak yang bagus bagi petani dari segi ekonomi dan pertanian.