program studi psikologi jurusan psikologi … · wawancara semi terstruktur terhadap tiga responden...
TRANSCRIPT
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI
UNTUK MELAKUKAN POLIGAMI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Bayu Mahendra
NIM : 119114081
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
untuk
Ibu Lusia Pratidarmanastiti & Ibuku Bernadeta Sudaryati
serta seluruh wanita yang ada didunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Always remember that the most
important thing in a good marriage
is not happiness, but stability.”
Gabriel García Márquez - Love in the Time of
Cholera
"All happy families are alike; each
unhappy family is unhappy in its
own way."
Leo Tolstoy - Anna Karenina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI UNTUK
MELAKUKAN POLIGAMI
Bayu Mahendra
ABSTRAK
Poligami menjadi salah satu ancaman bagi sebuah keluarga. Meskipun dampaknya bisa
diduga dengan mudah, namun fenomena poligami cenderung meningkat. Lewat metode kualitatif
naratif, penelitian ini tertarik untuk menyelidiki proses seorang suami yang dengan sengaja dan
sadar membuat keputusan untuk melakukan poligami. Pengambilan data dilakukan lewat
wawancara semi terstruktur terhadap tiga responden yang melakukan poligami. Verifikasi data
dilakukan dengan model triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga responden melalui
kelima tahapan proses pengambilan keputusan secara berurutan. Penelitian ini menemukan bahwa
keputusan poligami berawal dari kondisi rumah tangga yang bermasalah, yang kemudian menjadi
awal terjadinya proses pengambilan keputusan untuk poligami. Dalam prosesnya ketiga responden
mengalami dinamika psikologis yang berbeda, di mana ada yang menyesali dan ada yang tidak
menyesali keputusannya. Secara ironis, poligami yang diharapkan bisa mengatasi konflik dalam
keluarga, justru menjadi sumber konflik yang baru.
Kata kunci: Poligami, Pengambilan Keputusan, Narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DECISION MAKING PROCESS OF A HUSBAND TO DO POLYGAMY
Bayu Mahendra
ABSTRACT
Polygamy became one of threats to a family. Although the impact can be predicted easily,
but the phenomenon of polygamy tends to increase. Through narrative qualitative methods, this
research interest to investigate the process of a husband who deliberately and consciously made
the decision to commit polygamy. Data were collected through semi-structured interviews to three
informants who practice polygamy. Data verification is done by triangulation models. The results
showed that the three respondents through the five stages of the decision-making process in
sequence. This research found that the decision of polygamy originated from a troubled household
conditions, which later became the beginning of the decision-making process to polygamy. The
three respondents had experienced different psychological dynamics on its processes, either
regretted or not. Instead resolve the conflict in the family, ironically, polygamy becomes a new
source of conflict.
Keywords: Polygamy, Decision Making, Narrative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Poligami merupakan fenomena yang sangat dekat dengan masyarakat
Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya praktik poligami yang terjadi
dikalangan masyarakat Indonesia, contoh yang mudah kita lihat adalah berbagai
kasus yang terjadi dikalangan public figure. Seringkali kita melihat berita
ditelevisi mengenai seorang tokoh masyarakat yang menikah lagi dengan wanita
lain padahal dirinya masih terikat pernikahan sah dengan istri pertama. Meskipun
kehadirannya telah diatur dalam undang-undang perkawinan, namun seringkali
terjadi penyimpangan dalam praktik poligami. Langkah para pelaku poligami
tampaknya dipermudah dengan adanya pernikahan siri (sah secara Agama Islam).
Sebuah pernikahan yang tidak diakui legalitasnya secara hukum. Namun
pernikahan ini tidaklah memerlukan banyak persyaratan seperti yang tercantum
dalam undang-undang, sehingga tidak jarang praktik pernikahan poligami terjadi
tanpa sepengetahuan istri sebelumnya. Hal inilah yang nanti akan menimbulkan
adanya beberapa pihak yang dirugikan, baik itu istri pertama, istri kedua dan
seterusnya maupun anak.
Temuan inilah yang kemudian memunculkan rasa keprihatinan sekaligus
ketertarikan pada penulis untuk melakukan sebuah penelitian sederhana terhadap
fenomena poligami. Berbagai perihal mengenai poligami akan tertuang dalam
tulisan ini, yang bersumber dari penuturan dari para pelaku sendiri. Selain karena
keprihatinan pribadi penulis, tulisan ini juga dibuat dengan alasan untuk diajukan
sebagai salah satu sayarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat
memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu Psikologi terutama dalam ranah
pernikahan dan keluarga. Meski penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tidak
akan serta-merta membuat para laki-laki menjadi tidak akan poligami, namun
setidaknya hasil dari penelitian ini dapat membuat para laki-laki berpikir seribu
kali jika ingin melakukan poligami.
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian
ini. Penulis akan dengan lapang dada menerima kritik dan saran guna membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
penelitian ini menjadi lebih baik. Penelitian ini juga tidak akan selesai jika tidak
ada bantuan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehingga, pada kesempatan kali ini dengan setulus hati penulis ingin
menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
kelancaran terwujudnya penelitian ini. Ucapan terimakasih peneliti haturkan
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasa-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Mereka yang penuh cinta, Bapakku Edi Jaeludin, Ibuku Bernadeta
Sudaryati, dan Adikku Yobo Aji Hantara
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S. yang telah menemani dan
membimbing penulis menyusun penelitian ini dari awal hingga akhir.
4. Dr. YB Cahya Widiyanto, M.Si. yang telah meluangkan banyak waktu
dan telah memberikan berbagai pencerahan kepada peneliti untuk
menyelesaikan tulisan ini.
5. Ibu Debri Pristinella, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma atas pelayanan dan pembelajarannya selama ini.
7. Ketiga responden penelitian YD, WR dan TT atas kesediaanya untuk
membagi cerita dan pengalamanya kepada peneliti secara terbuka.
8. Om Yohanes Wasisa Kusnandar yang telah memberikan banyak
bantuan selama proses pengambilan data.
9. Teruntuk mereka yang hangat dan tak pernah dingin, Chrisna Yudha,
Kenang Satyadharma, Bonivasios Dwi, Theodosius Kristianto, Septian
Panji, Randy Leo Kemi, Vico Pradipta, David Kuncoro, Alexander
Widyawan, David Gracenda, Vianey Yona, Adhi Nugroho, Albertus
Hari Novianto, Gregorius Dwi, Beni Wicaksana, Adolfus Aditya, Arga
Yudha, Guritno Kuntoroyakti, Abraham B.I, Awang Adhi, Daniel
Rizky, Ivander Harlison, Rhisang Sadewa, Mandana Bintang, Endah
Febiana, Raysa Bestari, Suci Setyowati, Bernadeta Aponari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Teman-teman ITJAS (Ikatan Tjatjat Asmara) A. Harimurti, Aditya
Hari Saputra, Timotius Aditya, Galih Pambudi, Wahjoe Kristianto,
Dyan Martikatama.
11. Para “Kebo Wesi” yang selalu menjadi penghiburan bagi peneliti
ketika dirundung duka nestapa.
12. Untuk mereka yang membuat peneliti seringkali bermimpi menjadi
musisi, Elvis Presley, Frank Sinatra, Johnny Cash, John Lennon,
ABBA, Bob Marley, Green Day, Sore, Silampukau, Leonardo Ringo,
White Shoes and the Couples Company.
13. Semua pihak yang terlibat yang tidak mampu penulis sebutkan satu per
satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 6
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 6
D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................ 6
1. Manfaat Praktis ............................................................................ 6
2. Manfaat Teoretis .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PERNIKAHAN POLIGAMI ............................................................. 8
1. Perniikahan .................................................................................. 8
2. Poligami ..................................................................................... 10
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN .................................................... 19
1. Definisi Pengambilan Keputusan ............................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................. 20
C. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI
UNTUK MELAKUKAN POLIGAMI ............................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ............................................ 28
B. RESPONDEN PENELITIAN .......................................................... 29
C. FOKUS PENELITIAN .................................................................... 29
D. METODE PENGAMBILAN DATA ............................................... 29
E. ANALISIS DATA ........................................................................... 30
F. KREDIBILITAS PENELITIAN ...................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENELITIAN ................................................................... 34
B. PROFIL RESPONDEN ................................................................... 35
C. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 42
1. Keadaan Sebelum Proses Pengambilan Keptusan ..................... 42
2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................. 47
3. Keadaan Sesudah Proses Pengambilan Keputusan .................... 56
D. PEMBAHASAN .............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ................................................................................ 75
B. SARAN ............................................................................................ 76
1. Bagi Institusi Pernikahan di Indonesia ....................................... 76
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel 3.1 Tabel Pedoman Wawancara ......................................................... 32
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Wawancaa dengan Ketiga Responden ........ 34
Tabel Kategorisasi Data ............................................................................. 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN RESPONDEN YD ................................................................. 81
LAMPIRAN RESPONDEN WR ............................................................... 100
LAMPIRAN RESPONDEN TT ................................................................ 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Gambar 2.1 SKEMA KERANGKA TEORI ................................................ 27
Gambar 4.1 SKEMA HASIL ANALISIS DATA ........................................ 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
“Mencintai seseorang bukanlah sekadar perasaan yang kuat”, tulis
Erich Fromm, “itu adalah sebuah keputusan, penilaian, dan janji.” Ada dua
kata menarik dalam The Art of Loving (Fromm, 1956) tersebut, yaitu cinta
dan janji. Dari kedua kata tersebut, terciptalah istilah janji
perkawinan/pernikahan, di mana dua insan mengikat cintanya dalam sebuah
janji pernikahan. Pernikahan sendiri dapat diartikan sebagai ikatan janji setia
oleh seorang suami dan istri yang mengandung tanggungjawab pada kedua
belah pihak (Kertamuda, 2009).
Pernikahan memiliki beberapa bentuk, antara lain pernikahan
monogami, poliandri, dan poligami/polyginy. Monogami merupakan
pernikahan pada seorang laki-laki dan seorang perempuan, monogami
merupakan bentuk norma pernikahan yang umum berkembang di masyarakat
(Papalia, 2005). Bentuk pernikahan yang lain adalah poliandri, yaitu seorang
wanita yang memiliki beberapa orang suami (Gardiner & Kosmitzki, 2005;
Kottak dalam Papalia,2005). Selanjutnya adalah poligami/polyginy yaitu
pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan dua perempuan atau
lebih (Kertamuda, 2009). Bentuk pernikahan ini lebih familiar daripada
pernikahan poliandri. Hal ini dikarenakan poligami merupakan fenomena
yang dekat dengan masyarakat Indonesia. Sebuah fenomena yang seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi perbincangan menarik dikalangan keluarga Indonesia. Hal ini
terbukti beberapa media massa seringkali mengangkat berita mengenai
beberapa selebritis yang melakukan poligami seperti Mamik, Eyang Subur,
Pak Tarno, Kiwil, Komar dan Ajis Gagap (“Artis Poligami, dari Eyang Subur,
Pak Tarno hingga Ajis Gagap”, 2013).
Poligami atau sering juga disebut polyginy memang biasanya banyak
terjadi di negara-negara Islam, masyarakat Afrika dan beberapa negara di
Asia (Papalia, 2005). Dalam praktiknya sebuah pernikahan poligami dibatasi
oleh berbagai persyaratan yang cukup ketat dari undang-undang yang berlaku
di setiap negara, salah satunya di Indonesia.
Mulia (2009) menjabarkan mengenai undang-undang pernikahan di
Indonesia yang mengatur pernikahan poligami, yaitu undang-undang nomor 1
tahun 1974. Pada pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa seorang suami
diperbolehkan beristri lebih dari satu apabila, istri tidak dapat menjalankan
kewajibannya, istri mengalami cacat atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan istri tidak dapat memiliki keturunan. Sedangkan pasal 5
juga menambahkan bahwa pengajuan permohonan harus memenuhi syarat
adanya persetujuan dari istri, adanya jaminan suami harus mampu memenuhi
kebutuhan istri dan anak-anaknya, dan ada jaminan bahwa suami akan
berlaku adil pada istri-istri dan anak-anaknya. Melihat rincian undang-undang
tersebut tampaknya melakukan pernikahan poligami memang melalui
persyaratan yang cukup ketat, sehingga bagi seorang pria yang hendak
melakukan poligami akan mengalami kesulitan untuk menempuh proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pernikahan yang sah di mata hukum apabila sang istri masih mampu
menjalankan kewajibannya dan memiliki keadaan fisik yang sehat, serta
mampu memiliki keturunan.
Seseorang yang hendak poligami entah disadari atau tidak akan
melalui berbagai persyaratan dan konsekuensi atas keputusan yang hendak
diambilnya. Karena jika beberapa hal ini tidak diperhatikan, nantinya hanya
akan menimbulkan masalah bagi para pelakunya (Kertamuda, 2009). Para
pelaku poligami juga hendaknya sudah mampu dalam hal ilmu, materi dan
kemampuan bertindak adil pada istri-istri dan anak-anaknya, karena apabila
para pelaku poligami tidak memiliki kemampuan tersebut hanya akan
memunculkan potensi timbulnya konflik dalam rumah tangga (Yulianti,
2008). Pemicu konflik pada sebuah pernikahan poligami salah satunya adalah
ketidakterbukaan suami dan ketidakadilan suami (Yulianti, 2008).
Selain itu, Haryadi (2009) menemukan bahwa dalam sebuah
pernikahan poligami terdapat banyak perasaan negatif yang muncul, tidak
hanya pada istri tapi juga pada suami. Pernikahan poligami juga
menimbulkan berbagai masalah dalam diri anak seperti rasa tidak percaya
pada sosok ayah, perasaan bahwa sosok ayah tidak adil pada istri dan anak,
serta merasa kurang perhatian (Alawiyah & Kumolohadi, 2007). Haryadi,
(2009) juga mengungkapkan bahwa seorang suami pelaku poligami biasanya
dianggap sebagai pihak yang diuntungkan ternyata juga merasakan berbagai
perasaan negatif dalam dirinya. Lebih lanjut Haryadi (2009) menambahkan
bahwa para pelaku poligami menganggap poligami merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengalaman yang berat dan menghadapinya dengan kepasrahan. (Haryadi,
2009), melihat beberapa temuan diatas dapat dikatakan bahwa pernikahan
poligami merupakan sesuatu yang berpotensi menimbulkan banyak
permasalahan dalam keluarga.
Di samping adanya berbagai berbagai potensi masalah yang
mengancam dan persyaratannya yang cukup ketat, praktik pernikahan
poligami sebenarnya memiliki kendala yang lebih esensial yaitu adanya
kenyataan bahwa tidak semua perempuan bersedia untuk membagi suami
berikut cintanya dengan wanita lain (Kertamuda, 2009). Sehingga terdapat
beberapa pelaku poligami yang mengambil jalan pintas dengan melakukan
kawin siri.
Kawin siri yaitu sebuah pernikahan yang sah secara agama (agama
Islam) namun tidak memiliki catatan administratif dan tidak memiliki
legalitas secara hukum dan undang-undang sehingga dapat dikatakan illegal
secara hukum (Kertamuda, 2009). Pernikahan siri juga dianggap akan
merugikan salah satu pihak, terutama wanita, karena ketidakjelasan statusnya
dalam pernikahan ini, selain itu anak dari hasil pernikahan ini akan mendapat
masalah mengenai status, legalitas dan pembagian ahli waris. Beberapa hal
ini tentunya harus diperhatikan oleh pelaku poligami karena kehadiran istri
dan anak dari pernikahannya yang kedua dan seterusnya akan sulit diterima
oleh istri dan anaknya yang sah (Kertamuda, 2009).
Sebuah data dari Woman Crisis Centre yang dilansir oleh
Yulianingsih (2012) dalam republika.com menunjukkan bahwa pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siri setiap tahunnya mengalami peningkatan setidaknya dari tahun 2010-
2012. Pada tahun 2010 angka mencapai 216 kasus, tahun 2011 mencapai 235
kasus dan taun 2012 mencapai 239 kasus dan sebagian besar disebabkan oleh
pernikahan poligami tanpa seijin istri pertama. Data peningkatan tersebut
mengindikasikan bahwa pernikahan siri tampaknya membuat aturan dalam
praktik poligami menjadi lebih rawan untuk dilanggar, sebab para pelaku
tidak terbebani persyaratan apaun dalam pernikahan siri.
Apabila melihat data yang dilansir oleh Yulianingsih (2012) dalam
republika.com dan mengamati UU perkawinan yang berlaku, adanya praktik
pernikahan siri menimbulkan adanya kemudahan secara normatif bagi para
suami yang ingin menikah lagi. Selain itu data peningkatan kasus poligami di
atas menjadi indikasi bahwa pada masa ini, semakin banyak suami yang
membuat keputusan untuk melakukan pernikahan poligami.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tuapattinaya dan Hartati,
(2014) menemukan bahwa keputusan untuk menikah terjadi karena adanya
faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi motif, kognisi, sikap dan
harapan, sedangkan faktor eksternal adalah dukungan sosial, lebih khusus
dukungan dari orangtua. Hal ini membuktikan bahwa dalam melakukan
pengambilan keputusan untuk menikah, seseorang mengalami proses
psikologis yang sangat kompleks, terlebih lagi dalam hal ini adalah
pernikahan poligami yang membawa berbagai dampak dirasakan secara
langsung oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya seperti yang
diungkapkan dalam temuan dari beberapa penelitian sebelumnya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
poligami merupakan keputusan yang membawa berbagai dampak bagi istri,
anak dan sang suami atau pengambil keputusan itu sendiri. Sehingga sebuah
studi mengenai poligami, terutama dalam aspek proses pengambilan
keputusan menjadi hal yang menarik dan perlu untuk dilakukan, mengingat
keputusan yang diambil adalah keputusan yang membawa berbagai dampak
bagi dirinya sendiri dan orang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang, maka pertanyaan dalam penelitian
ini adalah: bagaiamana proses pengambilan keputusan untuk melakukan
poligami?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan
keputusan seorang suami untuk melakukan poligami.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi ilmu psikologi
khususnya terkait dengan studi mengenai konsep pengambilan keputusan
dan kajian fenomena poligami pada masyarakat Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasangan suami-istri di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pasangan
suami-istri untuk memahami bagaimana keputusan poligami menjadi
problematis karena menimbulkan masalah baru dalam rumah tangga.
b. Bagi responden penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
mengenai pola bagaimana para responden melakukan pengambilan
keputusan yang berakhir pada sebuah situasi yang problematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan Poligami
1. Pernikahan
Dalam diri seorang manusia terdapat berbagai kebutuhan-
kebutuhan yang menjadi pendorong/latar belakang seseorang dalam
bertindak untuk mencapai tujuan (Walgito, 2009). Termasuk dalam
tindakan untuk menikah. Walgito (2009) mengungkapkan bahwa
terdapat empat kebutuhan yang menjadi latar belakang/pendorong
terjadinya sebuah pernikahan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
psikologis, dan kebutuhan religius.
Kebutuhan fisiologis tentunya terkait dengan kebutuhan
seksual individu baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun
hubungan seksual dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar
hubungan pernikahan. Namun, di Indonesia hubungan seksual di luar
pernikahan dianggap hal aib dan tidak bisa diterima secara normatif.
Sehingga dapat dikatakan pernikahan terjadi karena dilatar belakangi
oleh pemenuhan kebutuhan seksual yang dapat diterima oleh norma
masyarakat. Kedua adalah kebutuhan psikologis, seiring bertambahnya
usia seorang individu akan mulai merasa tertarik dengan lawan jenis
dan menjalin sebuah hubungan yang intens. Dalam prosesnya akan
muncul rasa saling membutuhkan, rasa kasih sayang, perhatian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dihargai dan perlindungan sekaligus rasa aman. Sehingga dengan
adanya perkawinan aka nada pasangan hidup yang selalu memberikan
pemenuhan kebutuhan psikologis. Ketiga adalah kebutuhan sosial,
yaitu sebuah pernikahan terjadi karena adanya norma-norma dalam
masyarakat. Dalam masyarakat Indonesia seseorang yang tidak
menikah akan mendapat sorotan dari masyarakat, begitu pula orang
yang berpasangan namun tidak menikah, atau orang yang terlambat
menikah. Terkadang keadaan seperti itu kurang bisa diterima oleh
masyarakat. Terakhir adalah kebutuhan religius, dalam hal ini sebuah
pernikahan berlangsung karena didorong oleh ajaran dari kepercayaan
tertentu, dimana jika dirinya menikah maka ada sebuah tatanan dalam
agama yang dianut telah berhasil dipenuhi oleh seorang individu.
Terlepas dari berbagai latar belakang terjadinya sebuah
pernikahan, sesungguhnya pernikahan adalah sebuah tindakan
sepasang individu yang bertujuan untuk untuk membentuk keluarga
yang bahagia berdasarkan asas ke-Tuhan-nan (Wantjik, 1976 dalam
Walgito 1984). Sepasang individu tersebut diikat dalam suatu
perjanjian atau aqad yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
yang berisi ikatan lahir dan batin kedua belah pihak yang diresmikan
sesuai syariat hukum (Suprapto, 1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dalam praktiknya sebuah pernikahan ternyata memiliki beberapa
bentuk antara lain monogami yaitu pernikahan seorang laki-laki dan
seorang perempuan (Zeitzen, 2008). Monogami merupakan bentuk
norma pernikahan yang umum berkembang dimasyarakat
(Papalia,2005). Bentuk pernikahan yang lain adalah pernikahan
poligami yang merupakan sebuah pernikahan seseorang dengan lebih
dari satu orang, sehingga pelaku memiliki beberapa pasangan,
poligami sendiri memiliki dua bentuk yaitu polyginy dan poliandri
(Zeitzen, 2008).
2. Poligami
Kata poligami berasal dari istilah Yunani yaitu “Poly” (banyak)
dan “Gamein” (kawin) yang jika digabungkan berarti kawin banyak
atau jika diartikan lebih lanjut, poligami merupakan fenomena dimana
seseorang menikah dengan lebih dari satu orang, sehingga memiliki
beberapa pasangan (Zeitzen, 2008). Poligami biasanya banyak terjadi
di negara-negara islam, masyarakat Afrika dan beberapa negara di
Asia (Papalia, 2005). Zeitzen (2008) membagi poligami menjadi 3
bentuk, yaitu polyginy, poliandri dan group marriage (gabungan dari
polyginy dan poliandri).
Polyginy diartikan sebagai seorang pria yang memiliki beberapa
isri disaat yang bersamaan, namun istilah polyginy saat ini sudah tidak
lagi digunakan dan menjadi istilah di kalangan antropolog saja, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
masyarakat umum terlebih Indonesia menyebut fenomena ini dengan
istilah poligami, sedangkan poliandri adalah seorang wanita yang
memiliki beberapa suami dan group marriage merupakan beberapa
suami yang menikah dengan beberapa istri.
Pengertian umum yang berkembang di masyarakat Indonesia,
poligami dipahami sebagai fenomena ketika seorang laki-laki yang
kawin dengan banyak wanita (Suprapto, 1990). Kertamuda (2009)
mengartikan poligami atau polyginy sebagai sebuah pernikahan yang
dilakukan seorang laki-laki dengan dua perempuan atau lebih.
Pengertian/definisi poligami yang lain dikemukakan oleh Mulia (2007)
yaitu suatu ikatan pernikahan dimana seorang suami menikahi lebih
dari satu istri dalam waktu bersamaan.
Praktik poligami sendiri biasanya diawali dengan seorang laki-
laki menikah dengan seorang istri kemudian setelah berumah tangga,
beberapa waktu kemudian sang suami menikah lagi dengan istri-istri
berikutnya, jarang terjadi seorang suami langsung menikahi beberapa
istri dalam satu upacara pernikahan. Menurut syariat islam, seorang
laki-laki dapat berpoligami hingga memiliki empat istri, tidak lebih
(Suprapto, 1990).
Jika disimpulkan atau dirangkum, poligami merupakan
hubungan pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan
beberapa wanita tanpa menceraikan pasangan sebelumnya, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
laki-laki tersebut merupakan seorang suami yang memiliki istri lebih
dari satu.
Pada praktiknya di Indonesia pernikahan poligami dapat
ditempuh dengan dua cara yang berbeda yaitu secara sah menurut
hukum Undang-Undang dan ada pula yang hanya sah secara agama
atau disebut pernikahan siri (Kertamuda, 2009). Poligami yang hendak
dilangsungkan secara resmi, pelaksanaannya diatur oleh Undang-
Undang Pernikahan nomor 1 tahun 1974 (Pramita, Mufattanah,
Zulkaida, 2012). Pada pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa seorang suami
diperbolehkan beristri lebih dari satu apabila;
1) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya.
2) Istri mengalami cacat atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan.
3) Istri tidak dapat memiliki keturunan.
Sedangkan pasal 5 juga menambahkan bahwa pengajuan
permohonan harus memenuhi syarat bahwa;
1) Adanya persetujuan dari istri.
2) Adanya jaminan bahwa suami harus mampu memenuhi
kebutuhan istri dan anak-anaknya.
3) Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil pada istri-
istri dan anak-anaknya.
Namun undang-undang perkawinan tersebut tampaknya dapat
disiasati dengan adanya praktik pernikahan siri. Pernikahan siri yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sebuah pernikahan yang dinyatakan sah secara agama (agama Islam)
namun tidak memiliki catatan administratif dan tidak memiliki
legalitas secara hukum dan undang-undang, sehingga dapat dikatakan
illegal secara hukum (Kertamuda, 2009). Dalam Syari‟at Islam,
poligami dapat ditempuh dengan sebuah pernikahan siri dan
pernikahan tersebut dianggap sah menurut Syari‟at Islam (Suprapto,
1990), namun dalam praktiknya pernikahan siri justru terlihat
digunakan sebagai celah bagi para pelaku poligami untuk menyiasati
undang-undang perkawinan di Indonesia yang cukup ketat untuk para
pria yang hendak berpoligami. Hal ini menunjukkan adanya upaya
sang suami untuk menghindari ketidaksetujuan istri/istri-istri
sebelumnya untuk mengijinkan mereka berpoligami.
Pernikahan siri sesungguhnya justru akan merugikan beberapa
pihak, terutama wanita, karena ketidakjelasan statusnya dalam
pernikahan ini, selain itu anak dari hasil pernikahan ini akan mendapat
masalah yang sama mengenai status, legalitas dan pembagian ahli
waris (Kertamuda, 2009). Hal ini dikarenakan pernikahan poligami
secara siri tidak memiliki keabsahan hukum perundang-undangan atau
dapat dikatakan ilegal dan tidak sah secara hukum (Suprapto, 1990).
Beberapa hal ini tentunya harus diperhatikan oleh pelaku
poligami yang menikah siri, karena jika tidak, akan timbul berbagai
permasalahan bagi istri dan anak dari pernikahannya tersebut.
(Kertamuda, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Seorang suami yang melakukan poligami, baik itu secara siri
maupun secara resmi tentunya memiliki motivasi yang bermacam-
macam. Suprapto (1990) menjabarkan beberapa motivasi seorang
suami untuk berpoligami, diantaranya adalah motivasi seksual
motivasi regenerasi motivasi agama/kepercayaan, motivasi
kebanggaan, motivasi ekonomi, motivasi politik, dan motivasi
perjuangan.
Motivasi seksual adalah poligami yang semata-mata dilakukan
untuk kepuasan seksual. Biasanya hal ini disebabkan karena rasa jenuh
suami dalam berhubungan seksual dengan istri sebelumnya. Motivasi
berikutnya terdengar cukup populer, yaitu motivasi regenerasi, yaitu
poligami yang dilakukan karena istri pertama tidak mampu
memberikan keturunan, maka suami memutuskan untuk mencari istri
lagi yang mampu memberikan keturunan. Selanjutnya adalah motivasi
agama/kepercayaan, poligami dilakukan karena menaati atau
melaksanakan apa yang diperintahkan oleh agama, apa yang boleh
dilakukakan oleh agama, apa yang diajarkan dalam agama atau
mengikuti apa yang dilakukan oleh tokoh dalam kitab agamanya.
Terdapat pula motivasi ekonomi yaitu poligami yang terjadi karena
pelaku beranggapan bahwa dengan menambah istri maka
pendapatannya akan bertambah pula. Istri barunya akan menambah
penghasilannya dengan membantunya bekerja. Selanjutnya ada pula
motivasi kebanggaan, dimana poligami dilakukan karena pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
memang merasa mampu dan memiliki modal untuk berpoligami.
Pelaku merasa bahwa poligami merupakan sesuatu yang tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang, dan menjadi suatu kebanggaan
tersendiri bila bisa melakukannya. Kemudian beberapa motivasi yang
cukup unik dan jarang ditemui adalah motivasi perjuangan dan
motivasi politik. Motivasi politik adalah poligami yang terjadi karena
kepentingan politik seperti kekuasaan dan perluasan wilayah politik
dan pemerintahan (biasanya ditemui di wilayah negara yang bersifat
kerajaan). Sedangkan motivasi perjuangan adalah poligami yang
dilakukan karena seseorang berasumsi bahwa dengan berpoligami
maka hal itu akan membantu tujuannya atau kepentingannya segera
tercapai.
Beberapa motivasi tersebutlah yang kemudian membentuk
bermacam-macam alasan seseorang untuk melakukan poligami. Mulia
(2007) menjabarkan mengenai berbagai alasan-alasan seseorang
melakukan poligami. Seringkali poligami dikaitkan dengan alasan
teologis, yaitu menambah jumlah istri merupkan sesuatu yang mubbah
(diperbolehkan oleh Allah) dan perbuatan yang sunnah atau
berdasarkan keseluruhan perilaku dalam kehidupan Nabi. Poligami
menjadi salah satunya. Sunnah Nabi seharusnya terlaksana dengan
sebuah komitmen penuh dengan menjunjung keadilan dan kedamaian.
Namun tampaknya saat ini dengan adanya praktik poligami secara siri
justru mencerminkan kebalikannya. Alasan selanjutnya adalah alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keturunan, dimana sang istri dianggap tidak mampu memberikan
keturunan bagi sang suami. Alasan ini seringkali dianggap sebagai
alasan yang kuat bagi seorang sumai untuk melakukan poligami.
Namun setidaknya dalam kasus seperti ini haruslah dilakukan
pemeriksaan medis yang benar-benar akurat untuk melihat dari pihak
manakah sesungguhnya yang tidak mampu memberikan keturunan.
Selanjutnya poligami juga dilakukan dengan alasan untuk menghindari
selingkuh, zinah atau pelacuran, Seperti yang dikatakan Walgito
(2009) bahwa sebuah pernikah terjadi karena dilatarbelakangi oleh
kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Dalam hal ini
kebutuhan seksual. Alasan poligami karena menghindari zinah
menandakan bahwa seorang suami tidak merasa puas dalam hal
seksualitas dengan istri sebelumnya maka mereka ingin memuaskan
kebutuhan seksualnya dengan wanita lain. Namun karena hubungan
diluar pernikahan merupakan hal yang tidak normatif dan
bertentangan dengan nilai agama maka terjadilah sebuah pernikahan
poligami dengan alasan menghindari zinah.
Dalam keberadaannya, terutama di Indonesia poligami selalu
identik dengan Islam dan Islam selalu mengkaitkan poligami dengan
keadilan. Namun keadilan tersebut adalah keadilan yang seperti apa ?
Diponegoro (2014) menyebutkan bahwa keadilan dalam poligami
berdasarkan fiqih (ilmu yang berfokus pada syariat Islam) meliputi dua
hal, yaitu qashata dan adala. Qashata adalah keadilan secara material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sedangkan adala menekankan pada keadilan dalam hal cinta dan
compassion. Meskipun seseorang mampu untuk bertindak adil, hal
tersebut juga tidak akan menjadi jaminan bahwa dirinya akan terbebas
dari dampak-dampak yang muncul setelah dirinya melakukan poligami
(Kertamuda, 2009)
Sama seperti alasan-alasan mengapa seseorang melakukan
poligami, dampak yang ditimbulkan dari keputusan untuk melakukan
poligami juga berbeda-beda. Kertamuda (2009) memaparkan
bermacam-macam dampak yang muncul dalam kehidupan keluarga
poligami. Dampak-dampak tersebut antara lain adalah dampak
psikologi yang biasanya berupa perasaan inferior pada istri yang
menyalahkan diri sendiri karena ketidakmampuannya memberikan
kepuasan pada suaminya. Penelitian sebelumnya juga menemukan
terdapat dampak psikologis anak dalam pernikahan poligami, yaitu
timbul rasa tidak percaya pada sosok ayah, perasaan bahwa sosok ayah
tidak adil pada istri dan anak, serta merasa kurang perhatian (Alawiyah
& Kumolohadi, 2007). Selain itu penelitian Haryadi (2009) juga
menemukan bahwa si pelaku sendiri juga tidak luput dari dampak
psikologis seperti, merasa kesulitan membagi waktu, dan muncul
berbagai perasaan-perasaan negatif dalam dirinya.
Di samping dampak psikologis yang terpapar dalam penelitian-
penelitian sebelumnya, Suprapto (1990) menjabarkan beberapa
dampak yang timbul dalam sebuah pernikahan poligami, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dampak ekonomi yaitu istri yang kesulitan memenuhi kebutuhannya
sehari-hari, karena sang suami juga kesulitan membagi keuangan untuk
istri-istrinya karena ada kecenderungan suami akan menelantarkan istri
dan anaknya yang terdahulu. Poligami juga membawa dampak yang
lebih memprihatinkan yaitu dampak kekerasan, bentuk kekerasan yang
muncul dapat berupa kekerasan fisik, psikologis, maupun seksual.
Selain itu terkait dengan praktiknya ternyata poligami juga
membawa dampak dalam ranah hokum, hal ini di karenakan adanya
persyaratan yang ketat tentang pernikahan poligami, menjadikan
praktik menikah siri (sah secara syariat agama namun tidak resmi
secara hukum) yang lebih mudah persyaratannya menjadi mengalami
peningkatan. Terkait dengan kesehatan ternyata poligami juga dapat
membawa dampak yang negatif dalam hal kesehatan yaitu anggota
keluarga bias saja saling tertular penyakit kelamin bahkan HIV/AIDS
karena suami yang berganti-ganti pasangan.
Poligami ternyata memang membawa berbagai dampak yang
dinilai negatif. Penelitian Nevo dan Krenawi (2006) juga menemukan
bahwa kehidupan kelarga poligami merupakan kehidupan yang
menyakitkan terutama bagi istri dan anak. Bagi istri dan anak dalam
sebuah pernikahan poligami, rata-rata memiliki keinginan untuk
kembali menjadi keluarga monogami. Agar dalam prosesnya sebuah
keluarga dalam pernikahan poligami tetap mampu berfungsi dengan
baik (fully fungtioning) diperlukan penerimaan bahwa poligami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
merupakan takdir yang digariskan oleh Tuhan, sebab poligami
seringkali terkait dengan alasan-alasan teologis, kemudian diperlukan
juga perlakuan adil dari suami untuk para istri dan anak-anaknya,
selain itu tidak membuat istri tinggal serumah juga mampu
mengurangi hadirnya konflik, ditambah dengan memelihara rasa saling
menghormati dan menerapkan pola komunikasi yang terbuka antara
para istri dan anak-anak.
Namun kenyataannya sebaik apapun keadaan sebuah keluarga
poligami, tetap saja akan mengalami kondisi emosional yang sulit, rasa
cemburu, rasa amarah, perasaan dikhianati dan sebuah pertengkaran
tetap saja menjadi sesuatu yang lazim dan tidak terhindarkan (Nevo
dan Krenawi, 2006).
B. Pengambilan keputusan
1. Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses memilih atau
menentukan berbagai kemungkinan di antara berbagai situasi, di mana
seseorang diminta untuk membuat prediksi, memilih salah satu dari
beberapa pilihan, dan membuat estimasi (Suharnan 2005).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan sengaja, dan tidak secara
kebetulan, serta tidak boleh sembarangan, masalah harus dipahami dan
dirumuskan dengan jelas, sehingga ditemukan alternatif pemecahan
yang tepat (Syamsi, 1989). Pengambilan keputusan juga dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sebagai seleksi atau evaluasi sebuah pilihan atau kesempatan-
kesempatan. Syamsi (1989) juga mengatakan bahwa ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain
memperhitungkan segala sesuatunya, mampu berpikir secara rasional,
tidak terlalu emosional, dan tidak hanya berorientasi pada kepentingan
pribadi.
Dalam sudut pandang psikologi, pengambilan keputusan
seorang individu, cenderung memiliki tujuan untuk mencari rasa
senang dan menghindari rasa sakit. Sehingga dapat dikatakan
keputusan yang diambil memaksimalkan rasa senang dan
meminimalkan rasa sakit (Sternberg, 2008). Newell, Lagnado, dan
Shanks (2007) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai sebuah
komitmen dalam melakukan tindakan.
Newell dkk (2007) mengungkapkan bahwa terdapat tiga aspek
utama dalam pengambilan keputusan, yaitu kemungkinan, hasil, dan
nilai/manfaat. Berbagai informasi yang ada ketika melakukan
pengambilan keputusan mendatangkan berbagai kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi. Berbagai kemungkinan-kemungkinan
tersebut akan membawa hasil yang berbeda baik itu menguntungkan
maupun merugikan. Hal inilah yang yang menjadi penentu sebuah
keputusan dikatakan baik atau buruk, namun sesungguhnya keputusan
yang baik adalah keputusan yang mendatangkan rasa bahagia setelah
membuat keputusan ataupun ketika sedang membuat keputusan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
akhirnya, setiap keputusan yang dibuat seseorang akan akan
mendatangkan berbagai pengaruh bagi individu tersebut baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Dari berbagai pengertian mengenai pengambilan keputusan
tersebut, maka dapat disimpulkan pengambilan keputusan merupakan
sebuah proses yang disadari individu untuk memilih salah satu dari
berbagai kemungkinan dari sebuah situasi yang sedang dihadapi
dengan berbagai pertimbangan yang bersifat subjektif.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Janis and Mann (1977), menjelaskan bahwa pengambilan
keputusan merupakan sebuah proses dimana seseorang melakukan
pemilihan berbagai alternatif dan yang dianggap terbaik nantinya akan
ditetapkan menjadi pilihan guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebuah proses pengambilan keputusan terbagi menjadi
beberapa tahapan-tahapan. Janis & Mann (1977) membaginya menjadi
5 tahapan, yaitu:
a. Menilai Masalah
Ketika dihadapkan dengan sebuah permasalahan, seseorang tidak
akan langsung melakukan tindakan, namun seseorang akan melihat
informasi mengenai berbagai ancaman atau peluang yang dapat
ditimbulkan dari masalah tersebut. Hal inilah yang mengawali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sebuah pengambilan keputusan. Biasanya dalam tahap ini
seseorang merasakan keragu-raguan.
b. Meninjau Alternatif
Ketika seseorang telah mendapatkan pemahaman yang baik
mengenai masalah yang sedang dihadapai, seseorang mulai fokus
terhadap satu atau beberapa alternatif pilihan. Dalam tahap ini
biasanya seseorang akan mencari saran atau informasi dari individu
lain yang kompeten terhadap sesuatu yang sedang seseorang
hadapi. Pada akhir tahap ini seseorang akan mulai melakukan
seleksi terhadap alternatif pilihan yang dianggap tidak berguna dan
membawa ancaman dan resiko.
c. Menimbang Alternatif
Dalam tahap ini seseorang akan mulai melakukan evaluasi
mengenai berbagai pilihan-pilihannya. Seseorang
mempertimbangkan berbagai keuntungan dan kerugian dari tiap
alternatif pilihan. Pembuat keputusan akan sangat berhati-hati
dalam hal ini, terutama mengenai penilaian terhadap untung dan
rugi dari tiap alternatif pilihan.
d. Mempertimbangkan Komitmen
Dalam tahap ini pengambil keputusan secara hati-hati mulai
menetapkan pilihannya, dan mulai menerapkan salah satu alternatif
yang menjadi pilihannya dalam kehidupan.
e. Bersiap Menerima Feedback/Respon Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ketika seseorang telah membuat keputusan dan telah merasa
keputusannya adalah sesuatu yang tepat, terkadang seseorang
mendapat respon/feedback negatif dari orang lain mengenai
keputusannya. Dalam tahap ini seseorang diharapkan mampu
bertahan, karena jika tidak dia akan merasa tidak nyaman terhadap
keputusan yang dijalaninya, dan akan mencari alternatif
penyelesaian dan dia akan kembali ke tahap pertama.
C. Proses Pengambilan Keputusan Pada Seorang Suami yang
Melakukan Poligami
Banyak alasan mengapa seorang suami melakukan poligami, dari
mulai karena ingin memiliki keturunan hingga karena dalih untuk
menghindari zinah, tentunya masing-masing pelaku poligami akan
memliki alasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Namun sebelum melakukan poligami mereka hendaknya sudah memiliki
berbagai kesiapan. Berbagai kesiapan tersebut antara lain adalah kesiapan
ilmu, materi dan kemampuan bertindak adil bagi istri-istri dan anak-
anaknya, agar nantinya dapat lebih terhindar dari konflik (Yulianti,
Abidin, dan Setyaningsih, 2008).
Kenyataannya saat ini justru banyak pelaku poligami belum
memiliki berbagai kesiapan tersebut namun sudah memutuskan untuk
melakukan poligami. Hal ini terbukti dengan peningkatan praktik nikah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siri yang kebanyakan dilakukan oleh para pelaku poligami (republika.co.id
, 2012), jika mengingat bahwa poligami secara siri tidak memerlukan ijin
dari istri sebelumnya, maka dapat disimpulkan orang yang akan poligami
memiliki anggapan bahwa istri mereka tidak akan menyetujui keputusan
mereka untuk melakukan poligami. Kertamuda (2009) juga pernah
menyatakan bahwa tidak semua perempuan bersedia untuk membagi
suami berikut cintanya dengan wanita lain. Sehingga tindakan meminta
ijin kepada istri dianggap sebagai tindakan “beresiko” yang dapat
mengancam tidak terwujudnya keinginan mereka untuk melakukan
poligami. Padahal ketidakterbukaan suami nantinya hanya akan
menimbulkan konflik dalam kehidupan rumah tangga (Kertamuda, 2009).
Konflik tersebut sebagai dampak atau konsekuensi dari keputusan seorang
suami yang melakukan poligami. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa poligami memang sebuah keputusan yang berpotensi
menuai berbagai dampak kedepannya, dampak bagi istri, anak maupun
dirinya sendiri (Kertamuda, 2009).
Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat beberapa dampak-
dampak yang timbul dalam kehidupan rumah tangga sebagai akibat dari
tindakan suami yang melakukan poligami, dampak-dampak tersebut antara
lain adalah munculnya perasaan-perasaan cemburu, dikhianati dan rasa
amarah yang dirasakan oleh istri (Nevo & Krenawi, 2006) bahkan sang
suami sendiri juga tak luput dari berbagai perasaan negative yang muncul
aki bat keputusannya sendiri (Haryadi, 2009). Selain itu, juga timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berbagai persepsi yang buruk bagi pelakunya dimata anak mereka
(Alawiyah & Kumolohadi R, 2007).
Sehingga dapat dikatakan keputusan untuk melakukan poligami
adalah keputusan yang mengancam kehidupan rumah tangga mereka
sendiri. Padahal penuturan Janis and Mann (1977) mengenai pengambilan
keputusan adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan pemilihan
berbagai alternatif yang dianggap terbaik nantinya dan ditetapkan menjadi
pilihan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga mengkaji proses
pengambilan keputusan poligami dengan menggunakan teori Janis and
Mann menjadi menarik bagi peneliti. Secara teoritis keputusan yang
diambil seseorang adalah pilihan yang dianggap terbaik namun
kenyataannya dalam poligami justru terkesan sebaliknya, pilihannya ini
justru membawa berbagai perasaan negatif bagi para pengambil keputusan
poligami (Haryadi, 2009). Proses pengambilan keputusan dibagi oleh Janis
& Mann (1977) menjadi beberapa tahapan-tahapan. membagi pengambilan
keputusan menjadi 5 tahapan, yaitu menilai masalah, meninjau alternatif,
menimbang alternatif, mempertimbangkan komitmen dan menerima
feedback. Berdasarkan kelima tahapan tersebut peneliti ingin mengungkap
berbagai dinamika psikologis yang dialami oleh seseorang yang hendak
melakukan pernikahan poligami. Penelitian dari Tuapattinaya dan Hartati
(2014) menemukan bahwa keputusan untuk menikah terjadi karena adanya
faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi motif, kognisi, sikap
dan harapan, sedangkan faktor eksternal adalah dukungan sosial, lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
khusus dukungan dari orangtua. Hal ini menjadi penguat bahwa dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk menikah, seseorang mengalami
proses psikologis yang sangat kompleks ketika memutuskan untuk
melakukan sebuah pernikahan, terlebih lagi dalam hal ini pernikahan
poligami yang dianggap sebagai cukup beresiko menimbulkan berbagai
masalah dalam kehidupan rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Gambar 2.1
Gambar 2.1 Skema kerangka teoritis
Poligami
Fenomena
peningkatan kasus
poligami
Proses Pengambilan
Keputusan untuk
Melakukan
Poligami ?
Berdampak bagi :
Istri, Anak, Diri
Sendiri
Keputusan untuk
poligami meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti merupakan metode
kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data yang bersifat deskriptif,
yang diperoleh dari data tertulis atau lisan dari subjek, selain itu juga dari
perilaku subjek yang dapat diamati. Pendekatan tersebut memudahkan
peneliti menafsirkan fenomena yang terjadi secara lebih alamiah (Denzin
& Lincoln, 1987 dalam Moleong, 2006).
Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif juga
dikarenakan penelitian kualitatif mampu mengungkap secara mendalam
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek dan mampu
menelaah mengenai motivasi, peranan, nilai, sikap dan persepsi subjek.
Penelitian kualitatif juga mampu melihat sebuah fenomena dari segi
prosesnya (Moleong, 2006).
Dalam hal ini, pendekatan kualitatif dianggap sangat sesuai dengan
tujuan penelitian ini, yaitu melihat proses pengambilan keputusan seorang
suami untuk melakukan poligami. Poligami yang merupakan salah satu
pengalaman individu yang menjadi isu sensitif dimasyarakat dan sangat
cocok ditinjau dengan metode kualitatif yang mampu mengungkap isu-isu
rumit suatu proses, situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
(Moleong, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini sudah ditentukan kriterianya
terlebih dahulu oleh peneliti agar sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam hal ini responden penelitian yang ditentukan oleh peneliti
adalah:
1. Seorang suami yang poligami (memiliki lebih dari satu istri).
2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
Kedua kriteria tersebut dianggap mampu merepresentasikan tujuan
dari penelitian ini, yaitu melihat proses pengambilan keputusan seorang
suami untuk melakukan poligami.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan
seorang suami untuk melakukan poligami yang didasarkan pada teori Janis
& Mann (1997).
D. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara semi terstruktur. Metode wawancara ini merupakan gabungan
dari metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti sudah
memiliki pedoman wawancara sebelumnya, namun tidak menutup
kemungkinan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan disaat
wawancara berlangsung. Sehingga dengan metode ini, peneliti dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan fleksibel mengembangkan pertanyaan-pertanyaan baru yang
relevan dengan pedoman-pedoman wawancara yang sudah dibuat
sebelumnya.
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
narasi. Analisis narasi dapat diartikan sebagai interpretasi yang terorganisir
terhadap serangkaian kejadian (Smith,2006). Analisis narasi digunakan
dalam pemahaman mengenai problem sehari-hari seperti problema pribadi,
problema keluarga, problema keuangan dan lain-lain (Becker, 1997 dalam
Smith, 2006) sehingga hal tersebut sesuai dengan fokus penelitian ini,
yaitu fenomena poligami yang menjadi problem dalam kehidupan
berkeluarga. Sebuah studi narasi diawali dengan pengumpulan data dengan
wawancara atau percakapan mengenai sebuah pengalaman personal
seseorang yang kemudian data tersebutlah yang akan dianalisis (Cresswell,
2007). Analisis narasi pada praktiknya memiliki tiga komponen penting
yaitu awal, tengah dan akhir (Smith,2006) sehingga dianggap cocok untuk
menganalisis sebuah proses, yang mana dalam penelitian ini merupakan
proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami.
Ketika menganailis uraian narasi yang disampaikan oleh subjek,
peneliti akan melewati dua fase utama yaitu (Smith, 2013) :
1. Fase deskriptif : Pada fase deskiptif peneliti membaca
keseluruhan narasi yang kemudian akan membiasakan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan alurnya. Kemudian mulai mengidentifikasi komponen
pokoknya yaitu awal, tengah dan akhir. Peneliti juga berusaha
untuk mulai menyoroti persoalan-persoalan yang ada dan
mencerna narasi secara meluas serta mengembangkan kerangka
pengkodean guna menangkap makna dari keseluruhan narasi.
2. Fase interpretatif : Dalam fase ini peneliti mengkaitkan teks
narasi dengan literatur teoritis yang sudah ditentukan
sebelumnya guna meninterpretasi cerita narasi subjek. Fase ini
mengarah pada pelabelan teoritis terhadap penuturan-penuturan
subjek. Pelabelan teoritis dilakukan dengan cara theory-led
thematic analysis. Dimana fenomena yang diteliti akan
dikontraskan dengan teori yang digunakan oleh peneliti. Tema-
tema yang dibahas telah ditentukan terlebih dahulu menurut
teori yang digunakan. Panduan pertanyaan juga mengacu pada
teori yang ada dalam BAB II. Teknik analisis dengan bentuk
Theory-Led dianggap peneliti dapat memudahkan untuk
menemukan keberaturan dan merangkai sebuah proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.1 Tabel Pedoman Wawancara
No Tahapan
Pengambilan
Keputusan
Daftar Pertanyaan
1 Menilai Masalah Ceritakan, bagaimana awalnya anda bertemu
dengan istri anda yang kedua? Pada saat itu
apa yang anda rasakan?
Apa yang anda lakukan setelah merasakan
hal itu?
2 Meninjau Berbagai
Alternatif
Setelah anda melakukan hal tersebut, apa
yang anda pikirkan?
Apakah anda membicarakan hal ini dengan
oranglain? Bagaimana tanggapan orang lain?
Bagaimana perasaan anda terhadap
tanggapan orang-orang tersebut?
3 Menimbang Alternatif Ceritakan mengenai berbagai pertimbangan
anda ketika hendak melakukan poligami?
Apa saja yang mendukung dan apa saja yang
menghalangi?
Bagaimana perasaan anda saat itu?
4 Mempertimbangkan
Komitmen
Apa akhirnya yang membuat anda yakin
untuk poligami?
Setelah akhirnya anda memilih untuk
poligami, bagaiman perasaan anda saat itu?
(D2)
5 Menerima
feedback/Respon
Apa saja dampak yang timbul setelah anda
memutuskan untuk berpoligami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
negatif Bagaimana anda menanggapi/menyikapi
berbagai dampak tersebut?
Apa yang anda rasakan ketika
menanggapi/menyikapi berbagai dampak
tersebut?
F. Kredibilitas Penelitian
Dalam Penelitian kualitatif, kredibilitas merupakan penggati istilah
validitas dalam penelitian kuantitatif. Kredibilitas penelitian kualitatif
dilihat dari seberapa keberhasilan penelitian tersebut dalam mengesplorasi
masalah, proses, setting dan pola interaksi. Selain itu, penelitian yang
dilakukan telah mampu memberikan deskripsi mendalam mengenai
keterkaitan berbagai aspek yang terlibat, serta mampu mengidentifikasi
dan mendeskripsikan subjek secara tepat (Poerwandari, 2005).
Dalam penelitian ini, pencapaian kredibilitas dilakukan dengan
dengan cara mengkomparasi dan mendiskusikankan koding dengan
peneliti ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing, agar meningkatkan
ketepatan dalam melihat ide dari beragam sudut pandang. Kemudian
dilanjutkan dengan mengkonfirmasikan kembali hasil data dengan
responden penelitian, sehingga peneliti mendapatkan kesempatan untuk
melakukan pengecekan kembali melalui feedback dari responden
penelitian (Smith, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Penelitian
1. Peneliti memilih responden penelitian dengan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya, yaitu seorang suami yang melakukan poligami
dan bersedia membagikan pengalamannya kepada peneliti melalui proses
wawancara.
2. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang sesuai dengan masalah
yang menjadi topik penelitian. Pedoman wawancara inilah yang nantinya
digunakan untuk pengambilan data.
3. Peneliti melakukan pertemuan awal dengan responden yang berjumlah
tiga orang, untuk membangun rapport segaligus menentukan waktu
wawancara.
4. Pelaksanaan wawancara dengan ketiga responden.
Tabel 4.1.
Jadwal Pelaksanaan Wawancara dengan Ketiga Responden
Responden Tempat Tanggal Jam Keterangan
YD Kantor
Responden
27 Januari
2016
16.00-17.00 Rapport &
Mengatur
waktu
wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Profil Responden
1. Responden 1
a. Identitas Responden
Rumah
Makan
Lestari,
Tangerang
31 Januari
2016
10.00-12.00 Wawancara
Latar
Belakang &
Wawancara 1
- 8 April
2016
20.00-21.00 Wawancara 2
(Via
Telepon)
WR Kantor
Responden
27 Januari
2016
16.00-17.00 Rapport &
Mengatur
waktu
wawancara
Rumah
Makan
Lestari,
Tangerang
30 Januari
2016
13.00-15.00 Wawancara
Latar
Belakang &
Wawancara 1
- 9 April
2016
11.00-12.00 Wawancara 2
(Via
Telepon)
TT Kantor
Responden
28 Januari
2016
12.00-13.00 Rapport &
Mengatur
waktu
wawancara
Rumah
Makan
Lestari,
Tangerang
31 Januari
2016
10.00-12.00 Wawancara
Latar
Belakang &
Wawancara 1
- 10 April
2016
19.00-20.00 Wawancara 2
(Via
Telepon)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Inisial : YD
Usia : 33
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
b. Latar Belakang Responden
Responden adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Responden lahir dan besar di kota Tangerang. Keluarga besar
responden adalah suku betawi asli. Responden tinggal bersama
orangtuanya sejak kecil sampai responden menikah. Kedua orangtua
responden adalah pribadi yang keras dalam mendidik anak, selain itu
orangtua responden juga mengajarkan untuk selalu bersikap sederhana
dan selalu berusaha. Semasa responden bersekolah di jenjang SD-
SMP, responden merupakan siswa biasa dan tidak menonjol. Namun
ketika berada di SMA responden termasuk siswa yang berprestasi,
terutama dalam bidang matematika.
Ketika masa sekolah responden mulai mengenal dan berteman
dengan teman wanita saat duduk di Sekolah Menengah Atas.
Responden mengaku dirinya mulai tertarik dengan wanita saat kelas 2
SMA. Responden sempat beberapa kali berpacaran sebelum bekerja,
namun dirinya mengaku tidak terlalu sering bergonta-ganti pasangan.
Responden menuturkan dirinya termasuk orang yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
komitmen dalam sebuah hubungan. Setelah lulus SMA responden
langsung bekerja di salah satu perusahaan maskapai penerbangan.
Setelah beberapa tahun bekerja, responden menikah dengan
istri pertamanya. Istri pertama responden merupakan teman yang
dikenalnya sejak kecil, namun baru tertarik setelah sama-sama
dewasa, sekitar tahun 2005. Responden menjalin hubungan pacaran
dengan istri pertamanya hingga satu tahun, kemudian mereka
menikah. Seiring berjalannya waktu, 7 tahun kemudian responden
mengenal wanita lain yaitu istri keduanya, menjalin hubungan
berpacaran pada akhir 2013 dan menikah pada pertengahan 2014,
setelah enam bulan berpacaran.
Saat ini responden bekerja sebagai porter disebuah perusahaan
logistik di Kota Tangerang. Selain itu responden juga membuka usaha
warung kelontong di rumahnya yang dikelola oleh istri pertamanya.
Responden juga menjadi staf desa ditempat tinggalnya. Kedua istri
responden tinggal di tempat yang terpisah, istri pertama bersama
responden di rumah dan istri keduanya dirumah orangtuanya sendiri.
Pernikahan pertama responden telah dikaruniai seorang anak laki-laki
yang masih berusia sekolah dasar. Sedangkan pernikahan keduanya
belum dikaruniai keturunan.
Responden termasuk pribadi yang santai, mudah bergaul dan
ramah. Responden juga selalu berpenampilan rapi, selain itu
responden termasuk pribadi yang cukup terbuka. Responden juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengungkapkan bahwa dirinya tinggal dilingkungan betawi asli,
dimana poligami dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Beberapa
orang ditempat tinggal responden merupakan pelaku poligami, bahkan
beberapa tokoh masyarakat disana juga menjadi salah satunya. Ayah
responden sendiri juga seorang pelaku poligami.
2. Responden 2
a. Identitas Responden
Inisial : WR
Usia : 32
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMK
b. Latar Belakang Responden
Responden adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Responden lahir dan besar di kota Tangerang. Sejak kecil hingga
SMK responden tinggal bersama kedua orangtuanya. Responden
mengaku sejak kecil dididik untuk menjadi anak yang berprestasi,
maka saat bersekolah responden selalu berada di peringkat lima besar.
Ketika bersekolah responden mengaku tidak pernah berteman dekat
dengan wanita, hal ini dikarenakan responden tidak diperbolehkan
untuk berpacaran oleh orangtuanya sebelum responden mampu
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Seusai tamat pendidikan SMK responden masuk menjadi
pekerja di Bandara. Ketika itu responden mulai berpacaran. Pacar
pertama responden adalah teman SMK-nya. Seiring berjalannya waktu
responden sering bergonta-ganti pacar, responden menuturkan usia
hubungan pacarannya di masa lalu tidaklah lama, hanya beberapa
bulan dan tidak ada yang mengarah pada hubungan serius. Namun,
pada tahun 2007 responden pernah menjalin hubungan serius dengan
seorang wanita hingga sempat akan menikah, namun pernikahannya
gagal karena pertengkaran dengan keluarga calon mempelai wanita.
Tiba-tiba mempelai wanita dilarang oleh keluarganya untuk menikah
dengan responden, dengan alasan responden dianggap kurang pantas
untuk wanita tersebut. Responden ingin menikahi wanita tersebut pada
7 Agustus 2007, namun batal pada bulan April 2007.
Tiga tahun kemudian (2010) responden dikenalkan oleh
sepupunya dengan seorang wanita yang saat ini menjadi istri
pertamanya. Setelah tiga bulan menjalin hubungan, responden melihat
kesiapan wanita tersebut, sehingga responden mengajaknya untuk
menikah. Setelah menikah responden tinggal di rumah keluarga istri
pertamanya dan membuka usaha warung kelontong. Responden
meninggalkan pekerjaannya dan beralih menjadi wiraswasta
sedangkan istri pertamanya bekerja sebagai guru. Istri pertama
responden lebih tua 4 tahun dari dirinya. Hal ini membuat responden
merasa bahwa istrinya akan mampu mengatur kehidupannya, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
seiring berjalannya waktu responden justru merasa terkekang dan
membuatnya mencari pelarian dengan mengenal teman kerjanya yang
saat ini menjadi istri keduanya. Selama 4 tahun menikah dengan istri
pertama responden tak kunjung memiliki keturunan, setelah dua tahun
menikah lagi akhirnya responden memiliki seorang anak dengan istri
keduanya.
Responden sendiri mengaku sebagai orang yang serius namun
santai dan senang bercanda. Responden senang bersosialisasi dengan
teman melalui aktivitas olahraga dan memancing. Responden juga
merupakan pribadi yang cuek dan tidak suka dikekang. Saat ini
responden tinggal di rumah kontrakan dengan istri keduanya,
sedangkan istri pertamanya tinggal bersama keluarganya, namun
keduanya masih tinggal di kota yang sama yaitu Tangerang, Jawa
Barat. Saat ini responden bekerja sebagai porter di perusaaan logistik,
dan istri keduanya membuka usaha warung kelontong di rumah
kontrakannya. Responden saat ini lebih sering menghabiskan waktu di
rumah istri keduanya karena mereka memiliki bayi yang baru berusia
satu bulan, dan membuat responden saat ini fokus untuk merawat
anaknya.
3. Responden 3
a. Identitas Responden
Inisial : TT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Usia : 32 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
b. Latar Belakang Responden
Responden adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Responden hidup dan tinggal di lingkungan Suku Betawi di kota
Tangerang. Sejak kecil responden tinggal di kota Tangerang bersama
kedua orangtuanya. Setelah lulus sekolah dan mampu bekerja,
akhirnya responden mampu memiliki tempat tinggal sendiri yang juga
di kota Tangerang.
Responden mengaku bahwa dirinya adalah orang yang senang
berbagi dan mandiri. Responden juga mengatakan bahwa dirinya
senang menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru. Responden
mengungkapkan bahwa dirinya memiliki banyak teman wanita sejak
bersekolah hingga saat ini. Responden juga termasuk orang yang
religius, karena dirinya mengaku sangat memperhatikan aturan-aturan
dalam agama yang dianutnya.
Semenjak lulus Sekolah Menengah Atas, responden langsung
bekerja sebagai supir untuk perusahaan logistik. Di samping bekerja
sebagai supir, responden juga memiliki bisnis sebagai pemasok kikil
di beberapa rumah makan di dekat tempat tinggalnya. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
beberapa tahun bekerja akhirnya responden menikah untuk pertama
kalinya. Beberapa tahun kemudian setelah responden tahu istrinya
berselingkuh, dia menikah lagi untuk kedua kalinya. Satu tahun
kemudian responden menikah lagi untuk ketiga kalinya. Saat ini
responden tinggal dengan istri ketiganya. Sedangkan istri keduanya
berada di Indramayu. Istri pertama responden sendiri masih berada di
Tangerang. Secara bergantian responden mengunjungi ketiga istrinya,
namun karena responden tinggal bersama istri ketiga, maka dirinya
lebis sering menghabiskan waktu bersama istri ketiganya. Responden
juga selalu membagi nafkahnya secara adil kepada ketiga istrinya.
Dalam keluarga responden dirinya adalah satu-satunya anggota
keluarga yang poligami. Lingkungan tempat tinggal responden juga
tidak ada yang poligami. Sehingga seringkali responden mendengar
berita-berita negatif yang ditujukan pada dirinya.
C. Hasil Penelitian
1. Keadaan Sebelum Proses Pengambilan Keputusan
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa sebelum terjadinya proses
pengambilan keputusan, ketiga responden memiliki kondisi rumah tangga
yang bermasalah. Namun masalah yang mereka hadapi berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Responden YD merasa kurang komunikasi
dengan istrinya, responden WR merasa tidak suka dengan sikap istrinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang posesif dan sikap mertuanya yang senang mengatur, sedangkan
responden TT mendapati istrinya telah berselingkuh.
Responden YD dan responden WR, keduanya merasa perlu
mencari hiburan karena kondisi rumah tangga mereka yang bermasalah.
Berbeda dengan YD dan WR, responden TT yang mendapati istrinya
telah berselingkuh, dirinya menjadi merasa sakit hati dengan sosok
perempuan dan tidak berpikir untuk mencari hiburtan seperti kedua
responden yang lain.
“akhirnya yang saya nggak suka itu, ya ibaratnya istri saya
ini kurang komunikasi sama saya gitu”(538-540)
“ya dulu istilahnya saya juga pengen cari penghiburan karena
pas itu saya sering ada masalah dengan istri, kemudian saya
mau” (526-529)(YD)
“Ya pelarian karena istri dan mertua mas, saya dulu kan
tinggal sama mertua. orangnya posesif banget, keluar malem
jam 10 pulangnya dikunciin gak bisa masuk rumah saya,
padahal saya kan seneng main orangnya, nggak bisa saya
digituin mas, dia ini suka ngatur mas, Saya bangun siang juga
sering dimarahin sama mertua, dulu kan saya masih kerja
dirumah buka usaha mas jam tujuh belum bangun udah
dimarahin aja, katanya ini rumah dia aturan dia, makanya
saya pengen cari hiburan cari pelarian gitu mas” (344-345)
(348-353) (356-362) (WR)
“Ya itu mas rasa sakit hati saya diselingkuhin sama yang
pertama. Kan saya bilang dulu saya maunya punya istri satu
seumur hidup tapi ternyata istri saya yang pertama ini malah
nyelingkuhin saya makanya ya saya terus sakit hati sama
perempuan”, (208-214)(TT)
Ketika rumah tangganya sedang dilanda permasalahan, istri
responden YD seringkali justru pulang ke rumah orangtuanya. Hal ini
membuat responden YD merasa kurang komunikasi dengan istrinya dan
membuat dirinya seringkali bercerita kepada teman. Kemudian karena
sering bercerita/curhat, istri teman responden YD memberikan tawaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kepada YD untuk berkenalan dengan teman kerjanya yaitu FW (istri
kedua YD). Karena responden YD merasa butuh hiburan maka
responden YD mengiyakan tawaran tersebut.
“curhat masalah rumah tangga, lanjutnya saya kenal sama
istrinya, eh entah kenapa istrinya ini menawakan
perempuan yaitu istri kedua ini, ya dulu istilahnya saya
juga pengen cari penghiburan karena pas itu saya sering
ada masalah dengan istri, kemudian saya mau” (523-529)
Setelah bertemu dengan wanita tersebut (FW) responden YD
merasa tertarik karena fisik dan penampilan FW yang solekhah, dan
responden terkesan dengan perilaku FW yang selalu cium tangan bila
bertemu dengan responden YD. Setelah merasa tertarik responden
menjalin hubungan pacaran dengan FW. Selain itu lama-kelamaan
responden YD menjadi suka dan cinta pada FW karena lebih perhatian
jika dibandingkan istri pertamanya.
“kawan saya ini punya istri kerja disatu perusahaan
namanya Panaruh didaerah tangerang setelah itu istrinya
ini mengenalkan saya sama istri saya yang kedua sekarang
ini lanjutnya saya ngobrol ngobrol diperkenalkan gitu ada
rasa tertarik lanjutnya saya jalan sama itu setelah saya
jalan saya ada hubungan sama dia, biasalah kayak anak
muda seperti itu pacaran gitu lanjutnya setelah itu saya
sempatkan jalan berdua gitu ya itu timbul hubungan yaitu
pacaran gitu” (6-16)
“Tertariknya dulu karena fisik ya, fisiknya tu kayanya
solekhah gitu karena perempuan itu kan berkerudung jadi
diliatnya itu solekhah kayanya kayanya ada rasa pas kalo
menjalani hubungan dengan itu menjalani rumah tangga
ya itu dari tampang dia, fisik dia, wajahnya dia,
kesolekhahannya dia begitu, masalahnya kan kalo ketemu
dia selalu nyium tangan” (19-26)
“Jadi saya ada terasa suka, cinta sama dia, karena, maaf ya
istri saya yang pertama kan intinya kurang memperhatikan
entah dari kebutuhan saya sehari hari entah ibaratnya cara
berpakaian saya sehari hari, makan saya kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
diperhatikan dan kenapa saya ketemu orang ini selalu
diperhatikan dari a sampai z itu diperhatikan, setiap
ketemu juga Tanya udah makan apa belum, terus juga
kerjanya gimana, itu awal pertamanya” (29-38)
Sedangkan responden WR mengalami kondisi di mana istrinya
tidak mampu memberikan keturunan, hal ini membuatnya menyesali
pernikahannya yang membuat responden gagal menjadi seorang bapak.
Selain itu hal ini juga membuat responden merasa pernikahannya tidak
sesuai dengan tujuan, yaitu tujuan untuk mendapatkan keturunan.
Responden juga merasa minder karena belum memiliki keturunan.
“jadi kan istri saya yang pertama belum bisa kasih saya
keturunan sampai sekarang udah nikah 4 tahun” (5-7)
“Pas tau istri saya ternyata gak normal itu perasaan saya
nyesel mas, nyesel dalam artian saya salah nikah”, (383-
385)
“tujuan saya nikah itu kan nggak hanya jadi suami istri
tapi juga jadi bapak, saya nyesel mas, karena nggak bisa
jadi bapak”(385-388)
“Iya soalnya kan kita nikah tujuannya mempunyai
keturunan” (26-27)
“kalo ngumpul sama temen-temen ada acara nikahan,
reunian, orang yang ditanya apa sih pertamabukan harta
punya mobil berapa kan bukan to, yang ditanya lu punya
anak berapa itu saya minder” (84-91)
Istri dari responden WR juga seringkali tidak memenuhi keinginan
responden untuk berhubungan intim dengan alasan kelelahan bekerja.
Hal ini membuat responden WR menjadi merasa tidak respect dengan
istri.
“Satu dia kerja super sibuk juga kadang waktu buat saya
juga nggak ada saya ngajak dia buat hubungan aja dia
nolak katanya capek katanya abis ujian, koreksian banyak
punyak anak-anak, banyak alesan” (40-44)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“padahal kan harusnya istri kalo suami minta kan harus
dikasih itu dari situ saya berpikir aduh istri saya nggak
bener nih kalo begini saya kan laki-laki” (45-49)
Selain itu responden juga menjadi tidak suka dengan sikap istri
pertama dan mertuanya, sehingga responden mencari pelarian dengan
mengenal dan menjalin hubungan dengan SC. SC sendiri adalah mantan
teman kerja responden, namun sejak dulu sering memberikan perhatian
pada responden WR. Bentuk perhatian tersebut seperti SC yang sering
menanyakan kabar, menanyakan pekerjaan dan sering melakukan
perbincangan melalui media sosial.
“Istilahnya saya juga cuma cari buat pelarian aja, kenal
ngajak jalan” (7-9)
“Ya pelarian karena istri dan mertua mas, saya dulu kan
tinggal sama mertua. makanya saya pengen cari hiburan
cari pelarian gitu mas”, (344-345) (361-362)
“temen kerja tapi perhatian gitu sering kontak-kontakan
terus yang kedua ini kontak lagi lewat facebook “(364-
367)
Responden TT mengalami kondisi awal yang sedikit berbeda. Istri
Pertama responden TT terlibat perselingkuhan. Setelah mengetahui
istrinya terlibat perselingkuhan kemudian responden merasa sakit hati
dengan sosok perempuan. Keinginan responden untuk memiliki satu istri
pun menjadi hilang setelah mengetahui istrinya berselingkuh.
“Ya itu mas rasa sakit hati saya diselingkuhin sama yang
pertama. Kan saya bilang dulu saya maunya punya istri
satu seumur hidup tapi ternyata istri saya yang pertama ini
malah nyelingkuhin saya makanya ya saya terus sakit hati
sama perempuan”, (208-214)
Ketiga responden dapat dikatakan sama-sama memiliki kondisi
rumah tangga yang bermasalah sebelum terjadinya proses pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
keputusan. Masalah-masalah inilah yang kemudian melatarbelakangi
proses pengambilan keputusan ketiga responden untuk melakukan
poligami.
2. Proses Pengambilan Keputusan
a. Menilai Masalah
Dalam tahap ini, ketika menilai masalah kedua responden YD
dan WR sama-sama merasakan keragu-raguan. Responden YD merasa
kasihan dengan FW jika hubungan mereka hanya sebatas pacaran,
karena responden YD sudah merasa suka dan cinta pada FW, sehingga
muncul keinginan dalam diri responden YD untuk menikahi FW,
namun di sisi lain YD sadar bahwa dirinya sudah berkeluarga dan YD
menganggap istrinya tidak akan memberikan ijin kepadanya untuk
poligami dan kemungkinan istrinya justru akan meminta cerai.
“ada rasa kasian jadi kalo cuma hubungan pacaran,
sempet saya ada pikiran saya kan punya istri punya
anak saya bilang lah saya bilang pacaran aja jangan
sampai menikah” (53-57) (YD)
“istri mana yang mau mengijinkan yang ada juga nanti
dia malah yang minta cerai duluan” (397-399)
Sedangkan, responden WR yang awalnya merasa tidak ingin menjalin
hubungan yang serius dengan SC menjadi ada keinginan untuk
menikahi SC. Hal ini dikarenakan responden WR memandang SC
mau menerima dirinya apa adanya dan merasa SC menyayanginya,
ditambah WR juga sudah tidak sabar ingin mempunyai keturunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
namun di sisi lain responden WR juga tidak ingin mengkhianati
pernikahannya dengan melakukan poligami.
“saya belum kepikir poligami, saya masih mikir cari
hiburan aja tapi eh tau-taunya dia ini kayaknya bener-
bener sayang mau nerima saya apa adanya yaudah terus
ngalir aja, akhirnya saya bilang saya itu udah punya
istri ini gimana terus dia malah bilang mau nerima saya
apa adanya” (372-379)
“tujuannya kan pengen main-main aja tapi dia udah
sayang banget sama saya jadi yaudah apa saya nikahin
siri aja gitu” (13-19)
“Sebetulnya dulu saya dilemma juga sih, satu saya
menghianati pernikahan ya makanya dilemma, cuma
saya pertimbangkan lagi mau sampai kapan saya
begini” (94-98)
Responden WR juga menjadi terpikir untuk poligami karena ada saran
dari teman-temannya. Mereka menyarankan WR untuk poligami agar
dirinya segera mendapatkan keturunan.
“Karena ada saran dari beberapa orang temen udah lu
poligami aja saya jadi tersugesti untuk poligami mas
mereka bilang udah lu daripada kagak punya-punya
anak mending lu kawin lagi aja” (393-397)
Ketika menilai masalah yang terjadi, yaitu perselingkuhan istrinya,
responden TT langsung berpikir bahwa dirinya harus membalas
perbuatan istri pertamanya dengan melakukan perbuatan yang serupa,
yaitu berselingkuh.. Namun responden sendiri tidak ingin dirinya
terlibat dalam zinah dan pelacuran, dan merasa lebih baik menikahi
wanita yang disukainya nanti.
“kalo ada perempuan mau sama saya saya juga mau
asalkan itu satu nikah soalnya saya nggak mau yang
zinah-zinah” (65-66, 70)
“kalo suka sama perempuan lebih baik langsung nikah,
gausah jajan” (76-77)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Meninjau Alternatif
Semua responden melibatkan orang lain untuk meninjau
keinginanya untuk menikah lagi/poligami. Ketiga responden meminta
saran dan persetujuan dari orang-orang di sekitar mereka. Namun
ketiga subjek memilih orang yang berbeda-beda, Responden YD
meminta saran pada tokoh masyarakat dan paranormal, responden WR
meminta pendapat dan persetujuan pada keluarga calon istri kedua
(SC), sedangkan TT meminta pendapat pada orangtuanya sendiri.
Mereka memilih orang-orang tersebut dengan alasan-alasan tertentu.
Responden YD memilih bercerita pada orang-orang di
sekitarnya yang dapat dipercaya sekaligus dianggapnya paham tentang
poligami. Selain itu responden YD juga meminta saran dari
paranormal untuk memastikan bahwa dirinya cocok dengan calon istri
keduanya (FW).
“saya dengan pak Jarwo dengan pak RT lanjutnya saya
diskusi dengan itu apa saya pantes enggak buat
poligami terus buat menjalani kehidupan (93-96)
saya sharing sama anggaplah orang tua angkat atau
ibarat ini sesepuh lah nama saya sama nama dia pas
enggak gitu apabila kita menjalin hubungan kalau
menikah ternyata saya MY dengan dia FW lanjutnya
ternyata cocok” (70-75)
Hampir sama dengan responden YD, responden WR juga bercerita
pada sahabat-sahabatnya. Namun responden WR justru meminta
pendapat langsung pada orangtuanya dan keluarga istri keduanya. Hal
ini dilakukan oleh responden WR karena dirinya ingin keluarga istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keduanya mengerti keadaannya dan agar dirinya tidak dipandang
negatif oleh keluarga istri keduanya.
“saya cerita sama orangtua apa adanya, orangtua
mendukung juga biarpun itu perbuatan jelek tapi kan
tujuanya bener “(60-62)
“Ya positif karena kan saya membaur sama keluarga
dia jadi pas di certain saya sudah menikah kakaknya
sama orangtuanya Cuma bilang ya nggak papa“(138-
142)
Berbeda dengan kedua responden sebelumnya responden TT adalah
satu-satunya responden yang meminta ijin pada istrinya untuk
melakukan poligami. Hal ini didorong karena keinginan untuk
membalas perbuatan istri responden yang telah berselingkuh.
“lu bisa begini gua juga bisa begini, terus gua bilang
kalo gua mau nikah lagi lu boleh enggak, terus dia
ngebolehin,” (34-37)
Selain itu responden TT juga secara langsung meminta ijin pada
orangtuanya. Orangtua responden TT pun tidak melarang keinginan
responden untuk melakukan poligami, asalkan biaya menikah
ditanggungnya sendiri karena orangtua TT hanya merasa
bertanggungjawab untuk menikahkan anaknya satu kali.
“saya ngomong ke orangtua kalo saya mau kawin lagi
dulu orangtua bilang kalo mereka ngawinin anak cuma
sekali kalo anak mau kawin lagi mereka bilang terserah
pake uang saya punya uang yaudahlah kita nikah”
(120-127)
c. Menimbang Alternatif
Ketika hendak memutuskan untuk poligami, ketiga responden
memiliki pertimbangan yang beragam. Ketiganya memiliki lebih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
satu pertimbangan. Terutama responden YD dan WR. Responden YD
memiliki pertimbangan jika dirinya menikahi FW maka akan ada
kemungkinan dirinya mampu membantu merubah keadaan FW dan
keluarganya menjadi lebih baik. Pertimbangannya ini muncul karena
adanya perasaan iba pada diri responden YD terhadap keadaan FW
yang berstatus anak yatim.
“saya ada niatan untuk membahagiakan dia
membahagiakan orangtuanya seperti itu dikarenakan
kan dia anak yatim saya kan juga ada keinginan kalo
seumpama dia ini berumahtangga saya ada milik rejeki
saya lancar insyaallah saya bahagiakan” (173-179)
Meski begitu responden YD juga merasa berat hati untuk melakukan
poligami karena dirinya sudah memiliki anak dari pernikahannya yang
pertama, responden YD tidak mau suatu saat nanti anaknya juga
poligami seperti dirinya.
“saya ada pikirannya ntar alo anak ini udah dewasa
takutnya ini dia mengikuti jejak saya “(364-365)
Selain pertimbangan mengenai anak, responden YD juga merasa jika
dirinya nanti poligami maka akan timbul konflik antara dirinya
dengan istri pertama dan keluarga istri pertama. Responden YD
sendiri takut jika konflik itu terjadi.
“Ya itu kalo kita ketauan yang ada abis digebukin istri
tua, kalo saya ketakutannya ya itu ribut besar, sama
orangtuanya, kakaknya, saudaranya.” (544-550)
Senada dengan YD, responden WR pun menganggap poligami adalah
keputusan yang berpotensi merusak hubungan antara dirinya dengan
istri pertama dan keluarga dari istri pertama. Selain itu responden WR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
juga memiliki anggapan bahwa poligami adalah tindakan yang kurang
baik, dan membuat dirinya berdosa.
“saya dulu takut dosa sebenernya, yang menghalangi
saya itu mas takut dosa, kedua saya takut hubungan
saya dengan istri saya jadi buruk terus sama kakak ipar
sama mertua” (144-150)
Maka hal ini membuat responden WR sempat memiliki pertimbangan
untuk menceraikan istri pertamanyanya terlebih dahulu. Namun
dirinya beranggapan bahwa pernikahan keduanya dengan SC juga
belum tentu menghasilkan keturunan, maka dirinya tidak mau
mempertaruhkan pernikahannya yang pertama. Maka jika dirinya
nanti poligami responden WR akan merahasiakannya dari istri
pertamnya.
“Sebenernya saya ingin menceraikan dia dulu, cuma
kan satu tujuan saya sama dia dulu nikah apa sih, kan
pengen punya keturunan juga makanya saya
pertahanin” (224-230)
“toh saya saya kan juga coba-coba mas, kalo punya
anak kan saya nggak salah sama dia, siapa tau bisa
punya anak” (401-406)
Berbeda dengan kedua responden sebelumnya, dapat dikatakan
responden TT memiliki pertimbangan yang lebih mantap, dirinya
terlihat sudah yakin untuk berpoligami, mengingat bahwa responden
TT adalah satu-satunya responden yang meminta ijin pada istrinya
untuk melakukan poligami. Sehingga dapat dikatakan responden TT
tidak perlu untuk menyembunyikan keinginannya untuk poligami
seperti kedua responden yang lain. Responden TT merasa, jika sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mendapatkan ijin dari istrinya dan wanita yang akan dinikahi sudah
bersedia, maka responden merasa pertimbangannya sudah cukup.
“kalo saya sih yang penting istri udah ngijinin, dan
yang penting si wanitanya ini mau menerima saya”
(301-303)
d. Mempertimbangkan Komitmen
Setelah melakukan berbagai pertimbangan. Ketiga responden
akhirnya memilih untuk poligami. Berbagai hal membuat mereka pada
akhirnya memilih untuk poligami. Kedua responden YD dan WR
memiliki kesamaan bahwa keduanya merasa yakin untuk poligami
karena ada dukungan dari orang lain.
Meski awalnya merasa takut, responden WR akhirnya berani
untuk berpoligami dengan adanya banyak dukungan dari orang
sekitar. Mengingat responden WR juga memiliki tujuan untuk
mendapat keturunan dengan poligami, maka dirinya akhirnya
memutuskan untuk poligami.
“Perasaan saya takut saya kan cuma makin disaring
makin disaring cerita sama orang, mereka mendukung
semua, jadi mau sampai kapan begini kan tujuan
menikah itu punya keturunan makanya saya makin kuat
main berani” (152-158)
Responden YD yang juga menerima banyak dukungan. Dukungan-
dukungan itu muncul dari orang di sekitar responden yang juga
menjadi pelaku poligami. Hal inilah yang membuat tekadnya untuk
poligami menjadi semakin kuat. Meski di sisi lain poligami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
diyakininya akan membawa dampak yang negatif berupa konflik,
namun responden YD bertekad akan menghadapi apapun yang akan
diterimanya nanti.
“[Y]a namanya ada keinginan membeludak dan ada
orang sekitar yang mendukung maka terjadilah
pernikahan poligami itu” (218-221)
“intinya yang penting kan saya punya keinginan saya
mau menikah dulu dengan si perempuan itu, setelah
menikah nanti kan apa kejadiannya kan nanti saya akan
pikul sendiri seperti itu” (163-167)
Sedangkan responden TT yang juga menerima dukungan dari orang
sekitar, termasuk istrinya sendiri, hal ini membuatnya menjadi merasa
gila perempuan dan senang menikah. Tidak adanya larangan untuk
menikah lagi membuat responden menjadi merasa senang menikah
lagi, selagi dirinya masih mampu menafkahi.
“mau dikata apa lakinya emang begini tapi lama-lama
namanya kita gila perempuan ya susah” (289-291)
“lu nggak bisa nentang gua, gua wataknya udah kaya
gini kalo emang gua gak sanggup nafkain lu lu boleh
nentang nah ini gua sanggup ngapain lu tentang”, (283-
287)
Setiap kali responden TT merasa tertarik dengan wanita, dirinya
langsung mendekati wanita tersebut dan mengajaknya untuk menikah.
Setelah mendapatkan ijin dari istri pertama responden mendekati IA
(istri kedua) dan setelah menjalin hubungan dan merasa sama-sama
suka mereka melangsungkan pernikahan.
“lama-lama dia ngomong saya juga ngomong saya
ngomong suka sama” (144-146)
“dia juga udah lama nggak sama laki yaudah saya
maunya ajakin nikah” (48-50)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ketika hendak menikah ketiga kali dengan BD (istri ketiga) responden
sempat menerima penolakan dari istri keduanya, namun hal ini tidak
membuat responden mengurungkan niat. Dirinya menganggap istri-
istrinya harus mampu menerima karena hal ini sudah menjadi
konsekuensi ketika menikah dengan orang sepertinya, yang senang
menikah.
“dia pertamanya nentang kan, saya jawab aja, lu kan
tau sendiri gua kaya gimana, sebelum nikah sama lu
gua gimana, kalo lu nggak yaudah lu jangan sama gua
dulu elu bilang oke yaudah itu bukan salah gua” (268-
275)
e. Menerima feedback/respon negatif
Responden YD dan WR, keduanya sama-sama menerima
respon/feedback negatif dari istri pertama mereka. Bagi responden YD
respon negatif dari istri pertamanya ini seringkali menimbulkan
konflik dalam rumahtangganya sehingga memunculkan rasa
penyesalan pada diri responden karena telah melakukan poligami.
Bahkan karena ada rasa penyesalan dalam dirinya responden YD
terkadang ingin menceraikan istri keduanya agar hidupnya kembali
normal.
“jadi kalo yang saya bilang tadi intinya kita nafsu
sesaat setelah kita menjalani atau mengalami setap
hari yang ada cuma terasanya itu penyesalan” (500-
503)
Sedangkan responden WR, meskipun dirinya juga mendapat respon
negatif dari istri pertamanya namun responden WR mampu bertahan
dengan keputusannya. Responden WR mampu bertahan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
adanya bantuan dari istri kedua ketika menghadapi konflik yang
menimpa dirinya.
“cuma untungnya saya punya istri kedua ini dia bener-
bener sayang sama saya, jadi dia mengerti yaudah dia
nyuruh saya kesana dulu baru nanti diatur-atur” (162-
167)
Sementara itu, TT merasa orang disekitarnya sering membicarakan hal
negatif tentang dirinya pada istri ketiganya. Sehingga istri ketiganya
menjadi terpengaruh dan muncul konflik dalam hubungannya dengan
istri ketiga. Responden TT juga menganggap bahwa rumah tangganya
akan aman-aman saja jika tidak ada omongan-omongan yang
mempengaruhi istri ketiganya. Responden TT menilai istri ketiganya
memang orang yag bersifat cemburuan dan mudah terpengaruh.
“sebenernya rumah tangga saya kalo nggak
dilingkungan itu aman-aman aja, emang lingkungan
saya itu mulutnya ember, dan istri saya yang ketiga ini
gampang kepengaruh” (446-451)
Meskipun sering terlibat masalah dengan istri ketiganya dan hal
tersebuat membuatnya merasa susah, namun responden TT tidak
menyesali keputusannya dan bertahan untuk poligami.
3. Keadaan Setelah Proses Pengambilan Keputusan
Setelah memutuskan untuk poligami, ketiga responden justru
menjadi banyak mengalami konflik rumah tangga. Namun konflik yang
terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pemaparan
responden YD dan responden WR keduannya memiliki kesamaan, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
terlibat konflik dengan istri mereka yang pertama. Responden YD yang
memiliki dua istri dan satu anak dari pernikahan pertamanya, mengaku
kesulitan untuk membagi waktu. Hal ini dikarenakan istri keduanya
seringkali meminta responden YD untuk selalu menemaninya setiap saat.
“ya namanaya saya juga punya istri lain punya anak juga
kan harus bagi waktu dengan istri tua saya tapi sementara
ini dia pingin keseluruhan waktu ini kepada dia” (260-
264)
Hal inilah yang menjadi pemicu munculnya konflik antara responden
dengan kedua istrinya. Saat terjadi konflik sebisa mungkin responden
berusaha meredam konflik yang terjadi, biasanya responden bersikap
sabar agar tidak terjadi perceraian dengan istri pertamanya.
“kalau saya tidak sabar dengan kehidupan saya sehari hari
ini khususnya dengan istri tua saya, otomatis kan pasti
timbulnya perceraian” (287-291)
Meskipun responden YD berusaha bersikap sabar, namun dirinya
menganggap hal ini sebagai pengalaman yang berat, maka responden
terkadang merasa ingin berpisah dengan istri keduanya, agar
kehidupannya kembalai normal. Perasaan responden ini seringkali muncul
karena istri keduanya mengajukan banyak tuntutan kepada dirinya, antara
lain masalah pembagian waktu dan masalah ekonomi.
“pengalaman berat yang saya alami itu ya ini si istri muda
ini pengennya dalam satu minggu itu saya selalu ada
dirumah dia sedangkan saya punya kerjaan dan dirumah
juga masih punya istri sama punya anak punya warung”
(468-475)
“rasanya tu saya ada rasa ingin bercerai begitu dengan istri
yang mudajadi saya pengen kehidupan normal lagi seperti
semula “(492-494)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“saya kadang ada keinginan mulangin istri kedua ini ke
orangtuanya lagi masalahnya dia ini tuntutannya udah
melampaui banyak tuntutan dia untuk saya ini banyak
antara lain ya itu ekonomi” (253-257)
Setelah rumah tangganya dilanda banyak konflik, responden menjadi
menyesal telah poligami, dirinya menganggap poligami terjadi hanya
karena nafsu sesaat sebab kondisinya saat ini tidak sesuai dengan harapan.
“jadi kalo yang saya bilang tadi intinya kita nafsu sesaat
setelah kita menjalani atau mengalami setap hari yang ada
cuma terasanya itu penyesalan” (500-503)
Sedangkan konflik yang terjadi pada responden WR hampir sama, dirinya
terlibat konflik setelah istri pertamanya tau bahwa dirinya poligami.
Dirinya juga merasa kesulitan membagi waktu dan keuangan untuk kedua
istrinya.
“Wooo kalo dampak itu bener bener ruwet sebenernya,
bagi waktu, bagi duit” (202-203)
Saat istri pertama responden WR tau dirinya poligami, kemudian istrinya
pergi ke rumah keluarganya dan meninggalkan responden unntuk
sementara waktu. Namun tindakan istri responden ini justru membuat
hubungan responden WR dengan istri keduanya menjadi semakin intens.
“jadi pas kita berantem terus dia pulang juga saya justru
makin intens ke istri ke dua” (293-295)
Di sisi lain hubungannya dengan istri pertamanya juga mengalami
penurunan intensitas. Responden juga menganggap bahwa dirinya
dimusuhi oleh keluarga dari istri pertamanya.
“ya, dibilang jarang kerumahnya lah istri juga sering cerita
ke ipar-ipar lah kayanya saya agak dimusuhin” (224-228)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Namun ketika menghadapi berbagai masalah yang menimpanya,
responden dibantu oleh istri keduanya, sehingga meskipun banyak
tertimpa konflik responden tetap merasa dirinya lebih bahagia setelah
poligami.
“bingung membagi waktunya, bingung membagi
keuangan nya cuma untungnya saya punya istri kedua ini
dia bener-bener sayang sama saya, jadi dia mengerti
yaudah dia nyuruh saya kesana dulu baru nanti diatur-
atur” (162-167)
Selain itu yang membuat responden merasa bahagia setelah poligami
yaitu dirinya berhasil mendapatkan keturunan dari istri keduanya. Hal ini
membuat istri pertamanya menjadi menerima keputusan responden meski
dengan berat hati. Tidak seperti responden YD, responden WR tidak
menyesali keputusannya untuk poligami karena tujuan dan harapannya
berhasil tercapai yaitu memiliki keturunan.
“Yang jelas nggak menyesal mas, sebab hasilnya bagus
saya seneng sebab akhirnya saya jadi bapak” (242-245)
Konflik yang dialami oleh responden TT sedikit berbeda dengan kedua
responden sebelumnya, responden TT justru seringkali terlibat konflik
dengan istri ketiganya. Konflik yang terjadi seringkali disebabkan oleh
istri ketiga responden yang seringkali curiga dan cemburu pada responden
TT.
“masalahnya yang ketiga ini cemburuan bang, apalagi
saya kerjanya kan nyupir jamnya beda-beda kadang temen
saya udah pulang saya belum dia langsung sms” (417-420)
Meski responden merasa hubungannya dengan istri pertama dan kedua
baik-baik saja. Namun konflik yang terjadi antara dirinya dengan istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
ketiga tersebut, seringkali membuat responden merasa susah memiliki
tiga orang istri.
“namanya kita punya istri tiga ya, kadang rasanya susah
juga ya, apalagi sama yang ketiga ini” (404-406)
“kalo yang pertama kedua ini sama aman enjoy yang
ketiga ini pusing saya bang”(422-424)
Tidak seperti kedua responden sebelumnya, responden TT merasa tidak
pernah kesulitan dalam hal ekonomi. Responden TT mengaku dirinya
memiliki kondisi ekonomi yang cukup, sehingga hal ini membuat
responden terhindar dari konflik dalam hal ekonomi, seperti orang
berumahtangga pada umumnya.
“Tapi untung ekonomi saya cukup bang jadi nggak pernah
rebut masalah duit, biasanya orang rumah tangga kan
rebut masalah duit bang “(162-166)
D. Pembahasan
Dalam penelitian ini, ketiga responden dihadapkan pada dua buah
pilihan, yaitu poligami atau tidak poligami. Sebagai seorang pengambilan
keputusan, individu dituntut memilih salah satu dari beberapa pilihan
(Suharnan, 2005). Dari ketiga responden, semuanya memilih untuk
melakukan poligami. Kisah proses pengambilan keputusan untuk poligami
dari ketiga responden memiliki alur/struktur yang berbeda. Responden YD
menunjukkan alur regresif dimana dirinya merasa menyesal telah poligami
dan ingin menceraikan istri keduanya pada akhir cerita. Sedangkan responden
WR dan TT menunjukan alur progersif. Kedua responden tersebut mampu
bertahan dan tidak menyesali keputusannya. Responden WR merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kehidupannya lebih baik setelah poligami, dan responden TT merasa
terpuaskan karena mampu melakukan poligami.
Pada awal sebelum terjadinya proses pengambilan keputusan, tiap
responden mengalami masalah yang menjadi latar belakang terjadinya
pengambilan keputusan. Masalah tersebut terjadi dalam kehidupan rumah
tangga masing-masing responden. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Janis & Mann (1977) pengambilan keputusan terjadi karena adanya masalah
yang sedang dihadapi oleh individu. Dalam hal ini adalah masalah rumah
tangga. Masalah yang terjadi antara lain adalah, kurangnya perhatian dan
komunikasi dari istri yang menyebabkan cek-cok pada rumah tangga
responden YD. Masalah responden WR adalah ketidaknyamanan karena
mertua yang senang mengatur, istri yang posesif dan tidak bisa memberinya
keturunan. Masalah responden TT yaitu, dirinya tau bahwa ia telah
diselingkuhi oleh istrinya. Merasa tidak nyaman dengan kondisi rumah
tangganya, YD dan WR mencari hiburan dengan melakukan perselingkuhan.
Ketiga masalah tersebut membuat masing-masing responden masuk
pada tahap menilai masalah. Janis and Mann (1977) menyatakan bahwa
tahapan menilai masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan
keputusan. Dalam tahap ini kedua responden YD dan WR keduanya merasa
ragu-ragu. Keduanya merasa sudah terlanjur tertarik dan hubungan
perselingkuhannya sudah terlalu jauh dan merasa kasihan pada pihak wanita
jika hubungan mereka hanya sebatas main-main. Responden YD sudah
terlanjur tertarik dan suka pada FW (calon istri kedua) karena fisik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
perhatian lebih yang diberikan FW kepadanya membuat dirinya merasa
kasihan sehingga perlu menikahi FW. Responden YD melihat ada
keistimewaan dalam diri FW yang tidak dimiliki oleh istrinya, terutama sikap
perhatian FW. Keistimewaan wanita lain terkadang menjadi alasan mengapa
seseorang ingin melakukan poligami. (Muthbaqoni, 2005). Hal yang serupa
juga dirasakan dan dialami oleh WR bahwa dirinya merasa SC (calon istri
kedua) juga lebih perhatian dibandingkan istrinya. Selain itu responden WR
juga memiliki harapan dapat memperoleh keturunan dari calon pasangannya
yang kedua ini. Menurut Mulia, (2007) kondisi istri yang tidak mampu
menmberi keturunan seringkali menjadi alasan seorang suami untuk poligami.
Mengingat bahwa pernikahan bukan semata-mata untuk meresmikan
hubungan seksual pria dan wanita, namun untuk melangsungkan keturunan
(Hannah & Stone, 1968 dalam Walgito, 1990). Maka tidak heran apabila WR
sangat ingin memiliki keturunan. Namun di sisi lain kedua responden merasa
jika mereka melakukan poligami, maka akan ada konflik yang menanti
mereka dikemudian hari karena mereka memiliki anggapan bahwa istri
pertama mereka tidak akan mengijinkan mereka untuk melakukan poligami.
Pemikiran mereka ini membuktikan ungkapan Kertamuda, (2009) bahwa
tidak semua perempuan bersedia untuk membagi suami berikut cintanya
dengan wanita lain. Dapat dikatakan kedua responden sama-sama masih
merasa ragu untuk poligami. Lain halnya responden TT, dirinya tidak
merasakan keraguan dalam tahap ini. Berawal dari perasaan sakit hati karena
diselingkuhi istrinya, responden akhirnya ingin membalas perbuatan istrinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan melakukan hal yang serupa. Responden TT ingin membalas sakit hati
yang telah diperbuat istrinya dengan perbuatan yang serupa. Namun karena
responden tidak mau terlibat zinah karena berselingkuh, maka responden
terpikir untuk poligami. Alasan responden TT ini membuktikan bahwa,
seringkali poligami memang dijadikan alasan untuk menghindari zinah atau
menghindari nafsu yang diumbar-umbar (Mulia, 2007).
Dengan melihat fakta bahwa ketiga responden mengalami masalah dan
kemudian mencari pelarian dengan wanita lain, terlihat bahwa ketiga
responden mengalami ketidakmampuan dalam menerima keadaan yang
sedang dihadapi. Ketidakmampuan mereka dalam menerima keadaan ini
membuat mereka mencari hiburan/pelarian dengan menjalin hubungan
dengan wanita lain. Selain itu, ketiga responden yang merasa bahwa ada
kebutuhan yang tidak mampu terpenuhi oleh istrinya, menjadikan munculnya
keingianan untuk mencari pemenuhan kebutuahan melalui wanita lain
(berselingkuh). Kemudian karena merasa kebutuhannya terpenuhi maka
ketiga responden mulai muncul keinginan untuk menikah lagi dengan wanita
lain. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Walgito (1984)
bahwa sebuah pernikahan terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan dalam
diri individu. Situasi tersebut menjadikan ketiga responden mulai memiliki
keinginan untuk melakukan poligami.
Selanjutnya masuk kepada tahap meninjau alternatif, dalam tahap ini
semua responden mulai fokus pada satu alternatif pilihan, yaitu poligami dan
mereka juga mulai membicarakan keingiananya untuk poligami dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lain. Dari ketiga responden, hanya responden TT yang berani meminta
pendapat pada istrinya bahwa dirinya akan melakukan poligami.
Keberaniannya ini didorong oleh rasa sakit hati dan keinginan balas dendam
atas perbuatan istrinya. Ternyata istri responden TT mengijinkan. Hal ini
menjadi salah satu temuan yang menarik dalam penelitian ini, karena ternyata
terdapat alasan menarik seorang suami melakukan poligami, yaitu untuk balas
dendam pada istri yang membuatnya sakit hati. Temuan tersebut dikatakan
menarik bagi peneliti karena peneliti tidak menemukan hal tersebut selama
proses kajian literatur.
Setelah meminta pendapat pada istri responden meminta pendapat
kepada orang tua. Sejalan dengan responden TT, kedua responden yang
lainnya yaitu YD dan WR keduanya juga meminta pendapat pada orang tua
mereka masing-masing. Disamping itu responden WR juga meminta pendapat
pada keluarga SC agar tidak timbul prasangka negatif antara keluarga SC
kepada dirinya. Pendapat orangtua sangatlah penting bagi ketiga responden,
karenahal ini menyangkut restu/ijin dari orangtua. Adiprasetio (2015)
menyatakan bahwa di Jawa orangtua memiliki pengaruh besar dalam hal
keputusan cinta, bahkan keputusan dari orangtua akan lebih mendominasi.
Mulia, (2007) juga menyebutkan bahwa tidak menghiraukan kehendak
orangtua merupakan tindakan yang durhaka.
Responden YD juga meminta pendapat kepada beberapa orang di
lingkungannya yang telah berpoligami sebelumnya. Dalam tahap meninjau
alternatif memang biasanya seseorang akan meminta saran atau informasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
orang lain yang lebih berpengalaman (Janis & Mann 1977). Responden YD
juga menuturkan bahwa lingkungan tempat tinggalnya banyak yang menjadi
pelaaku poligami. Sehingga keingainannya untuk melakukan poligami
mendapatkan respon positif dari beberapa orang dilingkungannya. Sama
halnya dengan responden YD, responden WR juga memininta pendapat pada
beberapa teman dan sahabatnya, mereka menyarankan responden WR
sebaiknya untuk poligami agar segera mendapatkan keturunan.
Setelah mendapatkan saran dan pendapat dari orang lain, ketiga
responden masuk kedalam tahap menimbang alternatif, berdasarkan hasil
penelitian, tiap responden mampu membuat pertimbangan mengenai berbagai
untuk dan rugi dari alternatif pilihan mereka. Responden WR melihat bahwa
dengan poligami dirinya mungkin akan memiliki keturunan, responden TT
melihat bahwa dengan poligami dirinya mungkin dapat membantu kehidupan
FW agar menjadi lebih baik. Namun kedua responden tersebut juga melihat
bahwa jika mereka poligami maka akan timbul konflik dalam keluarga
mereka. Terutama dengan istri dan keluarga istri. Pemikiran mereka ini benar
adanya, bahwasannya memang benar bahwa poligami akan membawa
berbagai problema baru dalam rumah tangga baik yang terang-terangan
maupun yang sembunyi-sembunyi (Suprapto, 1988). Responden WR bahkan
sempat berpikir untuk menceraikan istri pertamanya terlebih dahulu, namun
responden WR sempat memiliki pertimbangan untuk menceraikan istri
pertamanyanya terlebih dahulu namun dirinya beranggapan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pernikahan keduanya dengan SC juga belum tentu menghasilkan keturunan,
maka dirinya tidak mau mempertaruhkan pernikahannya yang pertama.
Responden YD juga memiliki anggapan bahwa jika dirinya poligami
maka timbul kecemasan jika suatu saat nanti anaknya akan meniru
perbuatannya sebagai pelaku poligami. Hal ini menunjukan bahwa responden
YD menilai poligami sebagai sesuatu yang tidak patut dicontoh. Dari uraian
diatas terlihat bahwa kedua responden YD dan WR menyadari poligami
merupkan sesuatu yang membawa keuntungan dan kerugian yang tentu akan
menjadi tanggungan mereka. Namun hal itu tidak berlaku bagi responden TT,
dirinya tidak melihat untung dan rugi dari keinginannya untuk poligami,
karena dirinya menganggap jika sudah mendapat ijin dari istri dan orang tua
maka pertimbangannya dirasa sudah cukup. Jika melihat undang-undang
penikahan undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 5 ayat 1 dimana seorang
suami diperkenankan untuk poligami jika ada ijin dari pihak istri. Tampaknya
responden TT sudah memenuhi salah satu syarat dalam undang-undang
tersebut. Selain itu tampaknya rasa bersalah membuat istri responden TT
mengijinkannya untuk poligami. Sehingga dapat dikatakan tindakan „balas
dendam‟ responden hampir berhasil. Meski demikian tindakan balas dendam
untuk menanggapi perselingkuhan bukanlah hal baik justru akan mengancam
keberlangsungan rumah tangga para pelakunya (Kertamuda, 2009). Jika telah
berpoligami responden TT merasa tidak ingin memiliki anak dari
pernikahannya yang ke dua dan seterusnya. Karena dirinya hanya ingin fokus
untuk mengurus anak dari istrinya yang pertama. Agaknya karena telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
diberikan ijin oleh istri untuk melakukan poligami responden TT menjadi
tidak banyak memikirkan mengenai kerugian-kerugian yang mungkin muncul
jika dirinya melakukan poligami.
Setelah membuat berbagai pertimbangan mengenai untung dan rugi jika
dirinya poligami, ketiga responden akhirnya menetapkan pilihan untuk
poligami. Hal ini membuat mereka masuk kedalam tahap mempertimbangkan
komitmen. Responden YD dan responden WR akhirnya menikah dengan
masing-masing calon. Keduanya akhirnya melangsungkan pernikahan yang
kedua secara siri atau poligami secara siri. Pernikahan siri menjadi pilihan
mereka dikarenakan keduanya tidak meminta persetujuan istri pertama.
Mengingat sebuah pernikahan poligam secara resmi memang harus diikuti
dengan persetujuan istri. Ketakutan akan konflik menjadi faktor utama
mereka untuk menenyembunyikan pernikahannya yang kedua. Pernikahan
siri sendiri sesungguhnya justru akan merugikan beberapa pihak, terutama
wanita, karena ketidakjelasan statusnya dalam pernikahan ini, selain itu anak
dari hasil pernikahan ini akan mendapat masalah yang sama mengenai status,
legalitas dan pembagian ahli waris (Kertamuda, 2009). Maka dapat dikatakan
pernikahan siri adalah solusi yang menimbulkan masalah baru.
Kedua responden tersebut yang awalnya masih merasa ragu unntuk
poligami akhirnya merasa yakin untuk melakukan poligami karena adanya
dukungan dari orang sekitar. Hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Widyastuti dan Pratiwi, (2013) bahwa dukungan sosial
memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
adalah keputusan untuk poligami. Selain itu keputusan mereka juga
dipengaruhi oleh alsan-alasan pribadi seperti responden WR yang ingin
memiliki keturunan dan responden YD yang menemukan keistimewaan
dalam sosok istri keduanya. Responden TT menjadi satu-satunya responden
yang mendapat dukungan dari istri untuk melakukan poligami. Hal tersebut
membuat TT merasa menjadi gila wanita dan tidak pernah puas. Suprapto. B,
(1988) juga membenarkan bahwa seorang laki-laki sesungguhnya memiliki
sifat yang tidak pernah puas. Setiap kali terjadi suka sama-suka antara
responden dengan seorang wanita dalam hal ini (IA dan BD) responden
langsung mengajak menikah. Ketiga responden juga memiliki kesamaan yaitu
sama-sama memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan poligami, hal ini
pula yang mendorong terjadinya keputusan untuk melakukan poligami.
Responden TT dan YD juga sama-sama tidak menghiraukan saran negatif
(disarankan untuk tidak poligami) yang mereka terima.
Dengan berbagai alasan yang bersifat subjektif, ketiga responden pada
akhirnya membuat keputusan untuk melakukan poligami. Keputusan mereka
ini mendatangkan berbagai respon dari orang di sekitar mereka. Sebuah
keputusan memang terkadang mendatangkan respon negatif bagi para
pembuat keputusan (Janis and Mann, 1977). Terutama dari para istri,
responden YD dan responden WR yang pada mulanya menyembunyikan
keputusan mereka, akhirnya terbongkar juga. Keduanya mengaku terjadi
konflik yang besar dalam rumah tangganya ketika istrinya tau bahwa mereka
berdua telah melakukan poligami. Bagi responden WR dirinya mengaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dapat mengatasi konflik tersebut karena dirinya merasa memiliki alasan yang
kuat, yaitu dirinya berhasil mendapat keturunan setelah poligami. Hal ini
sangat membantu responden untuk membuat istrinya mampu menerima
keputusan responden.
Poligami sesungguhnya adalah sebuah perselingkuhan yang dilegalkan,
karena sesungguhnya poligami jauh lebih membuat sakit hati seorang istri
dibandingkan sekedar perselingkuhan (Mulia, 2007). Sehingga tidak heran
apabila pada akhirnya kedua responden YD dan WR mengalami konflik
dengan istrinya. Responden YD yang saat ini masih sering mengalami konflik
merasakan penyesalan dalam dirinya. Dirinya merasa menyesal telah
berpoligami. Kehidupan responden YD setelah berpoligami ternyata tidak
sesuai harapan. Responden YD memandang bahwa keputusannya untuk
poligami hanyalah sekedar nafsu sesaat. Seringkali responden YD ingin
menyudahi poligaminya agar hidupnya kembali normal. Responden WR juga
mengalami konflik yang hampir serupa dengan istri pertamanya, namun
responden WR mampu bertahan karena dirinya merasa tujuannya tercapai,
yaitu memiliki keturunan. Selain itu ketika menghadapi konflik dan respon
negatif responden dibantu oleh SC (istri kedua). Sedangkan responden TT
yang seringkali juga mendapat respon negatif dari orang sekitar membuat
kehidupan rumah tangganya seringkali terkena konflik. Terutama dengan istri
ketiga yang bersifat cemburuan. Namun hal ini tidak membuat responden
menyesali keputusan yang telah dibuatnya. Beberapa uraian diatas adalah
uraian mengenai tahap akhir dalam proses pengambilan keputusan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Janis & Mann, (1977) yaitu menerima feedback/respon negatif, dimana
seorang pembuat keputusan diharapkan untuk mampu bertahan dengan
respon negatif yang diterimanya agar tidak kembali ke tahap pertama. Dari
ketiga responden hanya responden YD yang tampak mungkin tidak bertahan.
Hal ini dibuktikan oleh penuturan responden yang ingin bercerai dengan istri
kedua agar kehidupannya kembali normal. Maka hal ini pula yang membuat
peneliti menyatakan bahwa alur narasi responden YD bersifat regresif.
Keputusan responden YD juga dapat dikatakan sebagai keputusan yang
kurang baik, sebab responden YD justru merasa tidak bahgia setelah
poligami. Seperti yang diutarakan oleh Newell, Lagnado, and Shanks, (2007)
bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang mendatangkan rasa
bahagia setelah membuat keputusan.
Pengambilan keputusan memang membawa dampak bagi para
pelakunya baik itu jangka pendek maupun jangka panjang (Newell, Lagnado,
& Shanks, 2007). Dalam hal ini, keputusan mereka untuk melakukan
poligami juga membawa berbagai dampak yang mereka rasakan secara
langsung. Dampak tersebut adalah konflik-konflik yang muncul dalam
kehidupan mereka sehari-hari setelah melakukan poligami. Saat ini kehidupan
ketiga responden masih dilanda berbagai konflik. Responden YD dan WR
memiliki kesamaan bahwa mereka berdua terlibat konflik dengan istri
pertama. Responden YD bahkan sadar jika dirinya telah mengecewakan istri
dan anaknya. Pada umumnya perempuan memang akan merasa kecewa dan
tersakiti saat suaminya menikah lagi (Mulia, 2007). Tidak hanya dengan istri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
bahkan responden WR juga merasa dimusuhi oleh keluarga dari istrinya yang
pertamanya. Responden TT juga merasakan hal yang sama, namun dirinya
justru sering terlibat konflik dengan istrinya yang ketiga, karena istrinya yang
ketiga memiliki sifat pencemburu.
Keduanya juga merasakan bahwa setelah poligami mereka mengalami
kesulitan dalam hal membagi waktu dan keuangan. Kedua hal tersebut adalah
dampak umum yang sering terjadi pada pelaku poligami. Berbagai konflik
dan kesulitan yang dirasakan dan dihadapi oleh kedua responden tersebut
mendukung temuan dari penelitian Haryadi (2009) bahwa nyatanya para
pelaku poligami juga merasakan berbagai perasaan negatif. Meskipun
demikian responden WR dan responden TT merasa lebih senang setelah
poligami, dimana tujuan mereka berhasil tercapai, responden WR berhasil
memperoleh keturunan dan responden TT berhasil balas dendam pada istri
pertamanya.
Keputusan untuk poligami sesungguhnya dapat dikatakan sebangai
sesuatu yang ironis. Karena mengingat pada keadaan awal dan keadaan
setelah pengambilan keputusan ketiga responden tetap saja mengalami
masalah. Dalam hal ini masalah rumah tangga. Meskipun hingga saat ini
ketiga responden masih mampu mengatasi masalah yang terjadi, namun
hadirnya konflik rumah tangga merupakan suatu masalah yang tidak
terhindarkan. Selain itu pada praktiknya, ketika melakukan pengambilan
keputusan para pelaku poligami ternyata tidak terlalu memperhatikan
saran/pendapat dari oranglain yang menentang keputusannya. Sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dikatakan pada tahapan meninjau alternatif seorang pelaku poligami
cenderung lebih mencari dukungan daripada mencari saran. Hal ini
menandakan sepanjang proses pengambilan keputusan para pelaku poligami
sesungguhnya sudah memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan
poligami hingga tidak terlalu menghiraukan saran dan resiko yang akan
terjadi nantinya dan terkesan impulsif. Bagi responden YD dan WR
keputusan untuk poligami juga tampak bukan sekedar reaksi terhadap
hadirnya masalah, namun juga sebagai bentuk reaksi atas adanya peluang
untuk melakukan poligami sebab keinginan poligami ini muncul setelah
kedua responden tersebut mengenal pihak ke-3.
Keputusan ketiga responden untuk melakukan poligami juga tidak serta
merta muncul begitu saja, sebab pilihan untuk poligami pada diri seorang
laki-laki ternyata cukup kompleks dalam proses kemunculannya. Berawal
dari rasa kurang perhatian dan merasa kurang nyaman serta kurang terpenuhi
kebutuhan seksualnya menjadikan para responden, terutama YD dan WR
berusaha mencari apa yang tidak didapatkannya dari istri mereka melalui
orang lain, dalam hal ini adalah para WIL (Wanita Idaman Lain) yang
kemudian menjadi istri kedua. Kehadiran WIL tampaknya memang selalu
merajuk pada sebuah perselingkuhan (Kertamuda, 2009) sehingga bagi para
pria yang menganggap bahwa perselingkuhan adalah sebuah perbuatan yang
berdosa maka pilihan untuk poligami akan muncul dalam dirinya, seperti
yang dikatakan oleh Mulia (2009) bahwa sesungguhnya poligami adalah
perselingkuhan yang dilegalkan. Dalam kasus ini memang ketiga responden,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
terutama TT yang menganggap bahwa poligami jauh lebih baik dari
perselingkuhan. Maka temuan ini membenarkan pernyataan Walgito (2009)
bahwa sebuah pernikahan timbul karena didorong oleh kebutuhan yang harus
dipenuhi dan juga adanya tuntutan normatif. Namun di sisi lain temuan dalam
penelitian ini juga menjadi kontradiksi dari pernyataan Walgito, bahwa
ternyata sebuah ikatan pernikahan juga tidak menjadi jaminan terpenuhinya
kebutuhan fisiologis dan psikologis. Selanjutnya, adanya perasaan bahwa
keluarganya bukanlah keluarga yang ideal ternyata juga mempengaruhi
munculnya pilihan untuk poligami, seperti yang terjadi pada WR yang merasa
dirinya tidak akan bahagia apabila tidak memiliki keturunan. Beberapa
pemaparan diatas tampaknya juga mendukung pernyataan Suprapto (1990)
bahwa pada dasarnya laki-laki memang memiliki sifat dasar tidak pernah
merasa puas, ingin melakukan pembaruan-pembaruan dan mudah dilanda
kejenuhan Sehingga tidak heran jika berbagai kekurangan yang ada dalam
rumah tangganya dianggap sebagai sebuah masalah yang akhirnya berujung
pada munculnya pilihan untuk melakukan poligami. Suprapto (2009) juga
menegaskan bahwa sesungguhnya laki-laki adalah makhluk yang poligamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
E. Skema Hasil Penelitian
Gambar 4.1 Gambar Skema Hasil Penelitian
Masalah Rumah Tangga
Melakukan Perselingkuhan
Tidak mampu menerima
keadaan
Merasa ada kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Membuat keputusan untuk
melakukan Poligami
Kecemburuan istri
Kesulitan membagi
waktu dan keuangan
Konflik dengan keluarga
istri 1
Masalah Rumah Tangga
Hubungan perselingkuhan
menjadi semakin serius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ketiga
responden melewati seluruh tahapan dalam proses pengambilan keputusan.
Proses tersebut ialah menilai masalah, meninjau alternatif, menimbang
alternatif, mempertimbangkan komitmen, dan menerima feedback/respon
negatif. Rangkaian proses tersebut adalah rangkaian proses pengambilan
keputusan yang dikemukakan oleh Janis and Mann, (1977), yang memang
sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti sebagai acuan utama dalam proses
pengambilan dan analisis data dalam penelitian ini yang memang bersifat
Theory-Led.
Keputusan para responden untuk melakukan poligami ternyata
dilatarbelakangi oleh kondisi rumah tangga yang bermasalah dan adanya
perasaan tidak puas dalam diri sang suami. Kondisi inilah yang kemudian
memunculkan berbagai motivasi untuk melakukan poligami. Keputusan
ketiga responden untuk poligami ternyata membawa berbagai dampak berupa
konflik rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian, konflik lebih banyak
terjadi pada para pelaku yang memutuskan poligami tanpa seijin istri
pertama/istri sebelumnya. Sedangkan pelaku yang meminta ijin pada istri saat
membuat keputusan untuk poligami akan lebih sedikit mengalami konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Keputusan ketiga responden untuk poligami sesungguhnya dapat
dikatakan sebangai sesuatu yang ironis. Karena mengingat pada keadaan awal
dan keadaan setelah pengambilan keputusan ketiga responden tetap
mengalami masalah. Pada praktiknya, ketika melakukan pengambilan
keputusan ternyata mereka tidak terlalu memperhatikan saran/pendapat dari
oranglain yang menentang keputusannya maka dapat dikatakan seseorang
yang melakukan poligami cenderung mencari dukungan daripada mencari
saran. Hal ini menandakan orang yang hendak memutuskan untuk poligami
sesungguhnya sudah memiliki keinginan yang kuat, hingga tidak terlalu
menghiraukan saran dan resiko yang akan terjadi nantinya, sehingga terkesan
impulsive dan tidak objektif. Keputusan untuk poligami juga terkesan
menjadi bukan sekedar reaksi terhadi hadirnya masalah, namun juga karena
adanya peluang untuk melakukan poligami.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pernikahan di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian ini, 2 dari 3 responden ternyata
membuat keputusan untuk poligami tanpa seijin istri pertamanya. Hal ini
dikarenakan mereka mengambil alternatif menikah secara siri yang tidak
memerlukan ijin dari istri sebelumnya. Kemudian ketika istri pertamanya
tahu bahwa suaminya telah menikah lagi, hal ini menimbulkan rasa
kecewa dan rasa tidak terima dalam diri sang istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dengan melihat fakta tersebut pihak institusi terkait menjadi perlu
untuk melakukan perubahan mengenai berbagai kebijakan praktik
poligami di Indonesia, sebab fakta di atas memunculkan pertanyaan
apakah peraturan praktik poligami di Indonesia sudah benar-benar
mempertimbangkan keadilan bagi diri seorang istri.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Karena penelitian ini lebih fokus pada proses pengambilan
keputusan untuk poligami, pemicu munculnya pilihan untuk poligami,
dan dampak dari keputusan poligami, maka bagi para peneliti selanjutnya
yang memiliki juga berminat pada fenomena poligami, hendaknya lebih
mengeksplorasi mengenai berbagai gejala psikologis seperti motif-motif
dan faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya pilihan untuk
poligami.. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian
dengan topik yang sama dengan variasi responden yang berbeda seperti
status sosial, ekonomi dan agama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Adiprasetio, J. (2015). Sejarah poligami. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Alawiyah & Kumolohadi, R.(2007).Perilaku Coping Remaja Dengan Ayah
Poligami. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Indonesia, Jakarta.
Cresswell, J.W. (2007).Qualitative inquiry and research design : choosing among
five approaches (2nd Edition). Thousand Oaks : Sage.
Diponegoro, A.M. (2014, 6 Februari). Polygamous Marriage in Java and Marriage
Law : Psychological Perspective. dx.doi.org. Diunduh dari
http://dx.doi.org/10.15242/ICEHM.ED061402 7.
Fromm, Erich.(1956). The art of loving. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Haryadi, T. (2009). Pengalaman Suami dan Para Istri Pada Pernikahan Poligami
(Studi Fenomenologis Pada Sebuah Keluarga Poligami). Thesis Magister.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta.
Yulianingsih. (2012, 12 Oktober). WCC kasus nikah siri dan perselingkuhan di
Yogyakarta tinggi. Republika.co.id. Diunduh dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-
nasional/12/12/10/met2ik-wcc-kasus-nikah-siri-dan-perselingkuhan-di-
yogyakarta-tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Nevo, V.S., & Krenali, A.Al. Sucsses and Failure Among Polygamous Family.
Journal Family Process. Vol 45. No 3.
Widyastuti, R.J., Pratiwi, T.I., (2013). Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan
Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir
Siswa. Jurnal BK UNESA. Vol 03. No 01.
Kertamuda, E.F., (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta
: Salemba Humanika.
Tuapattinaya, Y.I.F., & Hartati, S. (2014). Pengambilan Keputusan Remaja Untuk
Menikah Beda Etnis : Studi Fenomenologis pada Perempuan Jawa. Jurnal
Psikologi Undip. Vol 13. No 1.
Moleong, L.J. (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mulia, S.M. (2007). Islam menggugat poligami. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
MS, Suharnan. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya : Srikandi.
Newell, B.R., Lagnado, David A.Sh., David, R. Straight choices : the psychology
of decision making. New York : Psychology Press.
Santrock, W., John. (2002).Life-span development (ed. Ke-5). Jakarta : Erlangga.
Smith, Jonathan., A. (2013). Dasar-dasar psikologi kualitatif. Bandung : Penerbit
Nusa Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Steinberg, Robert., J. (2008). Psikologi kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suprapto, Bibit. (1990). Lika-liku poligami. Yogyakarta : Al-Kautzar.
Syamsi, Ibnu. (1989). Pengambilan keputusan (Decision making). Jakarta : Bina
Aksara.
Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi.
Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3).
Pramitha S., Dhini. Mufattahah, Siti., Zulkaida, Anita. (2012). Penerimaan Diri
Istri Pertama Pada Pernikahan Poligami. Jurnal. Diunduh dari
http://hdl.handle.net/123456789/1834.
Smith, Jonathan A. (2013). Dasar-dasar psikologi kualitatif : pedoman praktis
metode penelitian. Bandung : Nusa Media.
Smith, Jonathan A. (2008). Qualitative psychology. London : Sage Publishing.
Yulianti, F., Abidin, Z., & Setyaningsih, R.(2008). Konflik Marital Pada
Perempuan Dalam Pernikahan Poligami yang Dilakukan Karena Alasan
Agama. Jurnal Psikologi. Vol 1. No 2.
Walgito, B. (1990). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta : Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Zeitzen, Miriam Koktvedgaard. (2008). Polygamy : a cross cultural analysis.
New York : Berg Publisher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN RESPONDEN YD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
INFORMED CONSENT
Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata
Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul :
Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami
Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan
keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden
penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga
nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang
akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses
pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya
akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan
dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit.
Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan
dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak
nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini.
Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen
pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan
dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian
ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara
suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu
keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden Peneliti
(.................) (Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No Verbatim Kode Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Awalnya mas ini ketemu istrinya yang kedua
ini seperti apa?
Jadi gini awalnya nih saya kerja kan ya,saya
kerja ditempat perusahaan saya kerja
sekarang lanjutnya kan saya punya kawan
kawan saya ini punya istri kerja disatu
perusahaan namanya Panaruh didaerah
tangerang setelah itu istrinya ini mengenalkan
saya sama istri saya yang kedua sekarang ini
lanjutnya saya ngobrol ngobrol diperkenalkan
gitu ada rasa tertarik lanjutnya saya jalan
sama itu setelah saya jalan saya ada hubungan
sama dia, biasalah kayak anak muda seperti
itu pacaran gitu lanjutnya setelah itu saya
sempatkan jalan berdua gitu ya itu timbul
hubungan yaitu pacaran gitu
Rasa tertarik itu dulu munculnya karena apa
mas?
Tertariknya dulu karena fisik ya, fisiknya tu
kayanya solekhah gitu karena perempuan itu
kan berkerudung jadi diliatnya itu solekhah
kayanya kayanya ada rasa pas kalo menjalani
hubungan dengan itu menjalani rumah tangga
ya itu dari tampang dia, fisik dia, wajahnya
dia, kesolekhahannya dia begitu, masalahnya
kan kalo ketemu dia selalu nyium tangan
Oh jadi gitu, lalu setelah melihat hal itu yang
perasaan mas seperti apa?
Jadi saya ada terasa suka, cinta sama dia,
karena, maaf ya istri saya yang pertama kan
intinya kurang memperhatikan entah dari
kebutuhan saya sehari hari entah ibaratnya
Responden
dikenalkan dengan
FW oleh istri
teman, kemudian
merasa tertarik dan
menjalin hubungan
pacaran (6-16)
Responden tertarik
pada FW karena
fisiknya yang
menarik,
berkerudung, dan
solekhah karena
jika bertemu selalu
cium tangan (19-
26)
Subjek merasa suka
dan cinta pada FW
karena
FW lebih
Keadaan sebelum
pengambilan
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
cara berpakaian saya sehari hari, makan saya
kurang diperhatikan dan kenapa saya ketemu
orang ini selalu diperhatikan dari a sampai z
itu diperhatikan, setiap ketemu juga Tanya
udah makan apa belum, terus juga kerjanya
gimana, itu awal pertamanya
Terus setelah merasa tertarik tadi yang
dilakukan apa mas?
Ya itu saya menjalani hubungan berpacaran
sama dia lalu hubungan saya sama dia ada
kisaran 6 bulan dia kerja saya jemput lalu dia
ada kebutuhan aa seperti kondangan terus dia
jua ada kebutuhan sepertinya dia mau main
kerumah saudaranya atau sama temennya
saya anterin, seperti itu karena dari satu sisi
itu dia perhatian gitu sama saya itu simpati
saya sama dia seperti itu he‟e
Setelah mas ini merasa dekat dan
hubungannya juga semakin erat apa yang
dipikirkan mas saat itu?
Jadi saya ada rasa kasian jadi kalo Cuma
hubungan pacaran, sempet saya ada pikiran
saya kan punya istri punya anak saya bilang
lah saya bilang pacaran aja jangan sampai
menikah soalnya kan saya sudah punya anak
seperti itu, tapi lanjutnya saya jalan kesininya
saya sambil berpikir ahh apa saya menikah
aja sama dia soalnya saya ada rasa kasihan,
kayanya sih saya harus menikahi dia seperti
itu masalahnya saya gimana ya udah ada rasa
kasihan dihati saya gitu kayanya kalo Cuma
buat hubungan main-main aja kayanya si
orang itu kayanya kasian ada rasa kasihan
memperhatikan
dirinya
dibandingkan istri
pertamanya (29-38)
Karena responden
berpacaran dengan
FW, sehingga
sering
menghabiskan
waktu bersama (41-
49)
Responden merasa
kasihan pada FW
jika hubungannya
hanya sekedar
pacaran dan
responden ingin
menikahi FW,
namun reponden
sadar bahwa sudah
memiliki anak dan
istri (53-64)
Menilai masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
akhirnya saya lihat dari keluarganya dia kan
statusnya anak yatim punya iu doang dia kan
anak terakhir anak bontot kalo orang betawi
bicaranya yaudahlah saya kan anak pertama
lanjutnya kan saya sharing sama anggaplah
orang tua angkat atau ibarat ini sesepuh lah
nama saya sama nama dia pas enggak gitu
apabila kita menjalin hubungan kalau
menikah ternyata saya MY dengan dia FW
lanjutnya ternyata cocok ada kecocokan
ternyata alhamdulilah yang saya jalanin
sampai saat ini saya menikah alhamdulilah
milik rejeki ya kita dari manapun ada gitu
Selain yang tadi yang membuat mas ini apa
lagi?
Ya itu dari faktor dia kan orang sederhana
dan faktor perhatiannya sama saya juga
berlebihan jadi ada rasa simpati saya sama dia
seperti itu fisik juga kan Bangkok hahahaha
tau sendiri panarub mah kalo yang bagus
bagus mah pasti masuk aja.
Pas itu mas mendiskusikan atau menta
pertimbangan oranglain gak?
Iya betul, yang saya ajak diskusi pas saya
mau nikah lagi itu ya itu ada si Jarwo Amin
didaerah saya Jarwo itu mandor saya kan
kebetulan staff di desa juga kan, nahh kerja di
desa lah saya saya dengan pak Jarwo dengan
pak RT lanjutnya saya diskusi dengan itu apa
saya pantes enggak buat poligami terus buat
menjalani kehidupan karena kan ibaratnya
kalo kita buka Pos 2 kan kita pastinya
antisipasi masalah ekonomi juga kan begitu
Responden
menemui sesepuh
(paranormal) untuk
melihat apakah ada
kecocokan jika
menikahi FW dan
ternyata cocok (70-
74)
Reponden tertarik
pada FW karena
penuh perhatian,
sederhana dan
fisiknya menarik
(81-86)
Subjek menemui
beberapa tokoh
masyarakat untuk
mendiskusikan
masalahnya
(keinginan
poligami),
termasuk masalah
ekonomi jika
dirinya poligami
Meninjau
Alternatif
Keadaan sebelum
pengambilan
keputusan
Meninjau
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
hehehehe kalo belum kuat ngapain dipaksain
kan gitu lanjtnya saya setelah sharing sharing
udah jalanin dulu aja nanti berumahtangga
menikah ok menikah lanjutnya gua waliin lu
menikah sama si FW itu dan saya saat itu
alhamdulilah ada kecocokan sampai sekarang
udah saya jalanin
Selain itu ada lagi?
Ada itu si RT ojang si RT sama istrinya itu
dulu sama saya enam mata soalnya dulu soal
bawa uang seserahan istri RT juga terlibat ya
buat bawa uang seserahan lah gitu
Kok yang dipilih orang-orang itu tadi emang
kenapa mas?
Ya karena dari beberapa kawan dan beberapa
teman yang saya lihat atau saya pandang
cuma dia orang ini yang bisa saya percaya
waktu dulu itu, kan saya kan sudah punya istri
kan kalo ibaratnya orang ini kita percaya ee
intinya kao orang ini yang kita percaya itu
boceng atau keluar omongan keluar omongan
ke yang lain otomatis kan ketauan,
Kalo sama keluarga mas?
Kalo sebelum menikah sih saya sudah sharing
udah bicara juga cuma dengan adik saya adik
saya kan kerja di tiga raksa saya bicara
dengan dia sempet dia bicara kakak kalau
kira-kira belum kuat nggak usah poligami
masalahnya kenapa nanti kaka juga yang
pusing apalagi kalo kata adik saya kan kalo
PNS nggak boleh berpoligami kalo bisa mah
udah sempet saya disaranin jangan
berpoligami gitu, tapi namanya ya kita udah
(94-98)
Responden hanya
meminta pendapat
pada orang yang
dipercaya karena
responden tidak
ingin istrinya tau
jika dirinya akan
poligami (114-120)
Responden pernah
disarankan untuk
Meninjau
Alternatif
Mempertimbang
kan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
ada rasa dengan si perempuan itu otomatis
kan keinginan kita ini nggak bisa dicegah lagi
hehehehehe
Lalu kalau mas menilai tanggapan-
tanggapan orang-orang itu gimana mas?
Ya kalo tanggapan saya sih yak arena diakan
melihat saya kan sebenernya tipenya nggak
terlalu macem-macem makanya orang kan
tanggapannya positif ya karenakan yaudah di
kalo lo mau nikah lagi silahkan gua bantu tapi
dalam catatan jangan isinya istri tua sama istri
muda rebut mulu ya ntarkan takutnya
imbasnya ke mereka orang-orang itu tapi
tanggapannya si positif mau membatu saya
lah intnya seperti itu mau bantu saya nikah
lagi
Kok dulu nggak minta pertimbangan orang
yang lebih dekat mas? Kaya orangtua atau
istri pertama mungkin
Waduh, itu namanya kalo kaya kata orang
betawi lalet nyari ke gebuk hehehehe
perempuan mana masa yang mau
mengijinkan suaminya menikah lagi yang ada
bukannya kita diijinin yang ada golok atau
pacul lari ke kepala kan seperti itu
Berarti penilaian mas dulu ke istri?
Iya jelas dulu nggak mengijinkan menolak dia
Kaitannya dengan penolakan itu mas lalu
gimana?
Yang namanya laki laki ya, walau orang tua
sama istri menolak namanya laki laki kan ya
bisa menutupi kan seperti itu , intinya yang
penting kan saya punya keinginan saya mau
tidak poligami
namun subjek tidak
menghiraukan
(130-134)
Subjek mendapat
dukungan orang-
orang sekitar
subjek untuk
poligami asalkan
setelah poligami
tidak seringg
terlibat konflik
(139-147)
Responden merasa
istrinya tidak akan
mengijinkan
dirinya untuk
poligami (153-156)
(158)
Responden tetap
ingin menikah dan
Meninjau
Alternatif
Menilai Masalah
Mempertimbang
kan Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
menikah dulu dengan si perempuan itu,
setelah menikah nanti kan apa kejadiannya
kan nanti saya akan pikul sendiri seperti itu,
Dulu emang pertimbangannya yang dari
dalam diri mas sendiri apa mas?
Ee, gini ya kalo yang namanya kita
berpoligami keinginan saya tu karena saya
ada rasa kasian terus juga ada rasa ini nih
anak ini rencana saya kan saya ada niatan
untuk membahagiakan dia membahagiakan
orangtuanya seperti itu dikarenakan kan dia
anak yatim saya kan juga ada keinginan kalo
seumpama dia ini berumahtangga saya ada
milik rejeki saya lancar insyaallah saya
bahagiakan tapi kalo saya bermahtangga sama
dia ternyata usaha saya begini begini aja ya
berarti ya gimana kan ya yang namanya jodoh
kita nggak bisa maksain
Emang dulu tanggapannya orangtua istri
kedua kaya gimana mas?
Kalo dia sih begini kalo namanya dia ya udah
tua sih orangnya kisaran umur tujuhpuluhan
tahun lah dia sih tanggapannya begini karena
si anak itu kan anak terakhir anak bontot lah
kata orang betawi mah, jadi ya keinginan
anaknya itu, ya mau gimana sedangkan si
orangtua kan tinggal sebelah doang tiggal
perempuan, dia juga melihat saya ini ada rasa
kayanya orang ini bertanggungjawab untuk
jadi suami anak saya seperti itu padahal itu ya
namanya orang hehehehe, pandangan si
ibunya itu orangtuanya itu selanjutnya kalo
saya bicara dengan orangtuanya kan enak-
jika ada masalah
akan
ditanggungnya
sendiri (161-167)
Selain merasa
kasihan, responden
juga ingin
membahagiakan
FW dan orangtua
FW setelah
menikah jika
keadaan
ekonominya lancar
(172-182)
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
enak aja karena kan dia menyetujui sudah
setujulah itungannya dengan saya
Emang dulu lengkapnya gimanana mas soal
yang mendukung dan menghalangi?
Kalo yang mendukung itu ya itu istrinya
kawan saya, yang ngenalin saya tadi itu dia
yang mendukung soalnya dari sisi lain juga
kalo saya jalan dengan istri saya yang kedua
tadi itu kayanya bisa dibilang cocok pas gitu
katanya serasi lah katanya kalo mau yang
dulu menghalangi ya dari keluarga istri saya
dari istri saya sendiri yang menghalangi
Kalo yang dari dalam diri mas sendiri?
Ya saya dari sisi lain kan begini namanya
saya kan orang tua anggaplah saya kan udah
punya anak jadi kan saya udah jadi orangtua
atau seorang ayah gitu itu emang dalam diri
saya rasanya berat karena ada seorang anak
dari dalam diri saya sendiri anggaplah dari
hati yang dalam itu yang berat anak
berpoliami itu yang berat anak lanjutnya ya
namanya ada keinginan membeludak dan ada
orang sekitar yang mendukung maka
terjadilah pernikahan poligami itu
Ohh jadi kaya dilemma juga ya mas,
menghadapinya ?
Iya dilemma mas , jadi saya sempet itu ya jam
berapa gitu jam setenah tiga saya sampe
sholat dhuha intinya an saya mau mengarungi
kehidupan rumah tangga ini antara lain kan
saya disisi lain saya udah punya istri dengan
anak disisi lain kan otomatis saya mau
berumah tangga lagi dari nol lagi sama yang
Responden merasa
berat untuk
poligami karena
sudah memiliki
anak (212-218)
Responden
poligami karena
ada keinginan yang
besar dan merasa
ada dukungan (218-
221)
Responden sholat
ketika menghadapi
dilema saat hendak
memutuskan untuk
poligami (225-233)
Menimbang
Alternatif
Mempertimbang
kan Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
baru ini saya merasa dilemma itu sampai saya
sholat tahajud mas,apa ini jalan kehidupan
saya ini harus poligami kawin lagi tapi didiri
saya itu ya itu saya ingin ibaratnya intinya
gimana ya poligami tu sebenernya hanya ini
sesaat tapi ya betul yang saya rasain sekarang
mah betul ada mah penyesalan gitu hehe,
hanya gimana ya hanya ini sesaat setiap
berpoligami itu namanya setiap laki laki wah
gua pengen kawin lagi pengen
berumahtangga lagi apalagi ini ceweknya
montok bahenol kayanya bagus nih dibawa
kemana-mana dibawa kemana mana nggak
mau maluin padahal kan kalo udah kita
jalanin ya saya udah jalannin sekitaran satu
tahun lebih lah sama istri kedua yah ada sih
betul penyesalan gitu
Tapi sebelum sebelumnya mas?
Belum itu mah sesudah poligami
penyesalannya yang sekarang saya jalani itu
mah, sebernya perasaan saya ini nih
sebenernya saya kadang ada keinginan
mulangin istri kedua ini ke orangtuanya lagi
masalahnya dia ini tuntutannya udah
melampaui banyak tuntutan dia untuk saya ini
banyak antara lain ya itu ekonomi dia mah
kasarnya cuma mau enaknya aja kan, yah
namanya dia kan istri kedua terus yang kedua
masalah waktu ya namanaya saya juga punya
istri lain punya anak juga kan harus bagi
waktu dengan istri tua saya tapi sementara ini
dia pingin keseluruhan waktu ini selama
seminggu satu bulan ini kepada dia itu
Saat ini responden
merasa menyesal
poligami (235-237)
(246-248)
Subjek merasa
setiap laki-laki
akan poligami jika
bertemu wanita
yang menarik (240-
245)
Responden ingin
berpisah dengan
istri ke duanya
karena menuntut
banyak hal, salah
satunya ekonomi
(253-258)
Istri kedua
responden selalu
ingin ditemani,
sehingga responden
merasa kesulitan
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Menimbang
Alternatif
Keadaan setelah
pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
kemana mana pinginnya sama dia tidur juga
pinginnya bareng saya dia terus belanja juga
apalagi di waktu libur seperti itu jadi kan saya
disisi lain padahal punya anak istri begitu
hehehehe.
Emang dulu yang bikin yakin mas buat
poligami apa mas?
Ya itu yang saya bilang keyakinan ya Cuma
keyakinan sesaat sebetulnya kalo intinya mah
kita bilang kayanya wah gua pengen poligami
sama dia gua pengen hidup gua tenang
pengen punya apa-apa dulu kan dia ada juga
kan walaupun dia sederhana anggaplah
peninggalan orangtuanya ini dia ada gitu
hartanya jadinya intinya kan saya pengen
usaha buka usaha apa punya modal gitu
setelah kita jalainin bener dia orang kan
punya keluarga punya kakak punya apa
ternyata dari angan-angan saya nol,
Kalo sekarang dampaknya mas karena
poligami apa aja mas?
Banyak mah dampaknya mulai dari keretakan
eh maksudnya kalau saya tidak sabar dengan
kehidupan saya sehari hari ini khususnya
dengan istri tua saya gitu istri saya yang
pertama, otomatis kan pasti timbulnya
perceraian cuma kan saya ambil hikmahnya
aja masalahnya kan setiap manusia bikin api
bikin bara otomatis kan harus siap terbakar
kan gitu ya jadi saya ambil hikmahnya saya
yang membakar saya yang membuat api
otomatis saya yang membuat masalah saya
harus siap menerima ya intinya kedua belah
membagi waktu
untuk istri pertama
dan anaknya (260-
269)
Keadaan responden
setelah poligami
ternyata tidak
sesuai dengan
harapan (275-283)
Responden
bersikap sabar agar
tidak terjadi
perceraian dengan
istri pertama (287-
291)
Responden merasa
semua masalah
yang muncul harus
diterimanya (286-
297)
keputusan
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Bersiap menerima
feedback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
pihak ini seperti istri tua istri muda kan
intinya pengennya pertengkaran terus cuman
kan saya mereka menggebu gebu pengen
bertengkar terus saya yang mendinginkan
kalo enggak saya tinggal seperti itu kalo saya
sama-sama keras ya itu ya udah timbunya
rebut ama pertengkaran mulu dalam
rumahtangga emang yang menyabari saya
kebetulan kalo saya timpalin kan yang
namanya perempuankan mulutnya dua
hahaha, kalo saya timpalin yaudah jangankan
itu mulut apa ini itu piring ama gelas juga
bisa pada pecah
Kalo orang-orang sekitarnya mas emang
pada gimana ?
Mereka sih kasih respon positif ya
masalahnya saya kan yang udah terjadi
pernikahan poligami seperti ini responnya
positif masalahnya ketika rumahtangga pun
nggak ada pertengkaran nggak ada keributan
Cuma sekarang-sekarang ini aja saya pas saya
poligami ama istri tua juga rebut saya sama
istri muda juga kadang baru pulang ke sana
juga udah diprengutin rebut juga, tapi kalo
orang sekitar mah nggak ada respon negative
mereka respon positif semua yang penting
kan elu bisa elu jalanin elu nggak bisa
terserah elu,
Kalo gitu mas menyikapinya gimana?
Pergaulan itu kan saya sehari-hari kalo
menyikapinya ya namanya saya di desa juga
kerja jadi positif masalahnya gimana ya dia-
dia orang itu kan juga orang-orang tempat
Responden
berusaha
meredakan konflik
yang terjadi antara
istri pertama dan
kedua (FW) (297-
310)
Responden sering
ribut dengan kedua
istrinya (318-321)
Keputusan
responden untuk
poligami mendapat
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Bersiap menerima
feedback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
saya bergaul itu juga orang orang yang
berpoligami semua bukan saya doang, kalo
gitu mah dulu jejak rosul juga dia pun gitu
saya pun juga mengikuti jejak dia jadi apalagi
yang namanya mandor, jarwo, juru tulis, staff
desa, otomatis kan poligami lurah juga
poligami nah lurahnya aja poligami
Pernah ada respon negatif mas?
Ya ada pernah ya namanya orang rumah
tangga pas ribut gitu, entah dari istri entah
dari anak, kalo kita berumah tangga kan ada
anak, kadang anak tu bandel nggak mandi aja
kita suruh mandi awalnya nih ya bandel terus
kita nyap nyep gini istri kita nyautin terus kan
kita ribut tuh sebetulnya kan
permasalahannya sepele terus kemudian
ributnya lari ke permasalahan kita terus yang
pertama biasanya bilang emang sekarang
udah berubah udah punya istri lagi ya itu kan
yang bikin kadang orang sekitar bilang noh si
itu ribut mulu tapi kita menyikapinya ya kan
yang menjalani rumah tangga itu kan kita
orang ada sih ya namanya manusia ya atau
tetangga ya pasti ada yang menyikapi negatif
tu pasti ada baru kaya segitu aja baru punya
harta segitu aja udah kawin lagi ngomong
kasarnya seperti itu, ada ya ada
Tadi kan mas sempet bilang yang berat itu
anak, emang gimana mas?
Itu iya bener takutnya ini dia mengikuti jejak
saya, saya kan ayah saya juga berpoligami
takutnya antisipasi saya seperti itu ya
alamdulilahnya anak saya ini laki-laki Cuma
tanggapan positif
karena beberapa
orang dilingkungan
nya juga pelaku
poligami (322-323)
(328-337)
Seringkali istri
pertama
mempermasalahkan
responden yang
telah poligami
(345-349)
Responden merasa
ada respon negatif
dari orang sekitar
ketika ada konflik
(349-356)
Subjek tidak ingin
anaknya poligami
seperti subjek (360-
368)
Bersiap menerima
feedback
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
292
393
394
395
396
saya ada pikirannya ntar alo anak ini udah
dewasa saya pun sebetulnya punya keturunan
dari orangtua dari kakek nenek saya
berpoligami orangtua saya bapak saya
berpoligami mangkanya saya takutnya
efeksnya kesitu
Pernikahan mas ini kan siri ya? Emang
kenapa mas?
Jadi kan begini kalo saya kan tetangga
kampong dia kan satu kecamatan yang
namanya satu kecamatan itu kan KUAnya
satu disamping kecamatan kalo saya itu
dikecamatan datanya ada dua otomatis kan
nggak bisa apa artinya nggak bisa di data
Negara itu pernikahan saya dua kali jadi
takutnya kan berarti bermasalah yaitu
makanya saya pilih pernikah siri jadi intinya
pernikahan siri itu seandainya saya mau
bercerai pun tidak ada tuntutan tidak ada
ancaman apa-apa kalo yang namanya
berpoligami atau menikah di KUA kalo
enggak di pemerintahan kan otomatis saya
punya surat nikah misalnya saya mau cerai
pun malah jadi boomerang buat saya
hehehehe
Mas tadi awalnya kenapa sih nyembunyiin
dari istri pertama?
Ya namanya kita kan berpoligami jarang
bukan jarang lagi mungkin Cuma satu dua
yang mengijinkan buat berumah tangga lagi
khususnya ya kawin lagi gitu ya kasarnya itu
seribu satu orang kali ya yang bisa ngijinin
kaya gitu kalo saya terus minta ijin sama istri
Pernikahan siri
dipilih subjek agar
tidak ada ancaman
dan tuntutan jika
bercerai (374-387)
Jika responden
Mempertimbang
kan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
otomatis kan istri mana yang mau
mengijinkan yang ada juga nanti dia malah
yang minta cerai duluan sebelum saya jadi
pernikahan yang sekarang ini kan seperti itu
hehehehe anggap kalu kaya orang betawi tu
lalet nyari ke gebuk berarti kan lu mau bkin
masalah sebelum jadi bikin masalah udah
dimasalahin duluan ya itu ngomong kasarnya
Kalo dulu pikiran mas soal keluarga yang
pertama gimana sih mas?
Iya gini kan yang pasti untuk istri dan anak
saya ini kan pasti jadi untuk istri ini pasti ada
kekecewaan atau ibaratnya ngambek itu juga
udah pasti saya dari anak saya pun walau
anak saya masih kecil ini siapa sih yang mau
ayahnya kawin lagi kan masalahnya seperti
itu pasti saya ada pikiran kesitu walaupun
anak saya masih kecil masih sekolah SD kelas
2 kan udah ngerti kenapa sih ayah nggak
pulang pulang dan pasti ada omongan dari
luar ini ayah lo kawin lagi gini gini, takutnya
nanti ini yang negatif masuk ke otak dia itu
yang jadi pikiran saya ke anak sama istri yang
pertama
Kalo sekarang sama dulu pas masih istri satu
perbedaannya apa mas?
Ya kalo perbedaannya baru istri satu itu ya
walaupun berumah tangga itu biasa biasa aja
maksudnya itu ahh suami saya nggak kawin
lagi nggak cari perempuan lagi makanya
nggak di perhatiin jadi ga masalah awalnya
pun saya itu sebelum berpoligami makan itu
saya nyari sendiri ya, ya yang namanya punya
meminta ijin untuk
poligami pada istri
pertamanya maka
istrinya justru
meminta cerai
(396-399)
Subjek merasa istri
dan anaknya
kecewa (407-409)
Subjek khawatir
jika anaknya
mendengar sesuatu
yang negatif
tentang dirinya
(410-420)
Setelah poligami
subjek merasa
diperhatikan oleh
kedua istrinya
(425-433)
Menilai Masalah
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
warung, kan istri saya yang pertama buka
warung jadi kadang saya makannya indomie
terus tapi setelah saya berpoligami ini dua
duanya memperhatikan saya entah makannya
pakaiannya penampilannya kehiduan saya,
kadang juga nanya udah minum obat belum
kadang begitu udah makan udah ngopi usah
sarapan belum itu sampai sangat diperhatikan
dulunya sebelum saya poligami nggak
diperhatikan, saya mau minum mau ngopi
juga nyeduh sendiri makan pun saya ngambil
sendiri itulah perbedaannya lebih
diperhatikan lah,
Dulu yang bikin istri keduannya mau apa sih
mas?
Ini kali ya dia kan ngeliat saya sabar dari saya
bicara terus juga dari tingkah laku saya sehari
hari terus kedua juga pasti dia kan juga Tanya
e temennya istri saya yang kedua yag
ngenalin saya karakter dia di kerjaan seperti
apa seperti apa lanjutnya kan yang masuk ke
dia kan positif semua jadi kan mungkin dia
mulai ada feeling buat mikir yang kaya gini
yang dia cari buat berumah tangga jadi
timbulnya kan positif dia mlihat saya karena
kan yang masuk ini omongan positif terus ke
otak dia seperti itu makanya kan kalo kadang
beginikalo yang namanya istri muda kalo
asupan pembicaraannya itu positif pasti
masuknya ke kita positif nah kalo yang
masuknya itu negatf kaya dia tu orangnya
suka mabok kan pasti tanggapannya negatif
ahh nggak mau lah berumah ytangga sam dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
ntar yang ada dia nyusahin mulu makannya
dia kan timbulnya positif denagn saya
akhirnya rasa cinta yang timbul,
Kalo yang bikin nggak enak ati ada mas?
Pengalaman berat sih ya itu saya bermah
tangga sekarang ini pengalaman berat yang
saya alami itu ya ini si istri muda ini
pengennya dalam satu minggu itu saya selalu
ada dirumah dia sedangkan saya punya
kerjaan dan dirumah juga masih punya istri
sama punya anak punya warung jaga warung
tapi dia ini pengennya seluruh waktu saya
tertumpah untuk dia itu rasa berat saya
apalagi kalo saya mau kerumah dia tuh
misalnya kan malam kamis malam minggu
nih kerumah dia terus kadang anak nggak
mau di tinggal kadang ank saya juga ada rasa
gimana ya kalo hati mah ada rasa gimana
seumpama mau di tinggal anggaplah jalan
belagu lah ke rumah istri muda dia ka nada
rasa nggak ngijinin dia kan pengen main
pengen di gendong-gendong penegen
diboncengin naik motor muter muter itu yang
rasa berat saya kadang saya akirnya lupa ke
rumah dia terus besoknya dia nbgambek
marah itu yang biasanya bikin nggak enak ati
bikin berat istri sama anak yang dirumah,
Kalo pas kaya gitu perasaannya gimana
mas?
Iya rasanya tu saya ada rasa ingin bercerai
begitu dengan istri yang mudajadi saya
pengen kehidupan normal lagi seperti semula
ya cuma kan itu yang saya pikirkan dia mau
Responden
menganggap
kesulitan membagi
waktu antara kedua
istri, anak dan
pekerjaannya
adalah pengalaman
yang berat (468-
473)
Anak seringkali
membuat
responden merasa
berat untuk pergi
kerumah istri ke 2
(475-486)
Responden
seringkali bercerai
dengan istri ke 2
agar hidupnya
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
521
522
523
524
525
526
527
nerima enggak, pengennya saya serahin lagi
sama orangtuanya mau nerima enggak
hehehehe,
Ohh jadi kadang ada rasa menyesal ya mas?
Iya betul, betul itu jadi kalo yang saya bilang
tadi intinya kita nafsu sesaat setelah kita
menjalani atau mengalami setap hari yang ada
cuma terasanya itu penyesalan karena cuma
sesaat dulu, tapi ya namanya hubungannya
nafsu dengan hubungan intim, Cuma ya kita
balik lagi aja namanya tu anak sampe
segitunya kalo kita mau tinggal apalagi ini nih
malam minggu kita mau tinggal dia nih ada
rasa gimana gitu terus kata dia papa jangan
kemana-mana papa ini ama ebi aja di sini ebi
nggak ada temennya padahal ada mamanya
ya ebi kangen disini aja papa kan kadang saya
juga jarang dirumah kalo pas libur saya juga
kadang bantuin ngukur tanah, bisnis juga jual
beli tanah makanya jarang dirumah makanya
anak dirumah gitu, sebetulnya kalo masalah
servis mah hubungan intim dia bagus karena
dia Bangkok orang dia sama saya segini
Itu dulu kan istri teman mas kan sudah tau
kalau mas punya istri tapi kok malah
mengenalkan mas dengan wanita lain kenapa
mas?
Awalnya itu jadi emang saya sama kawan itu
sering curhat masalah rumah tangga,
lanjutnya saya kenal sama istrinya, eh entah
kenapa istrinya ini menawakan perempuan
yaitu istri kedua ini, ya dulu istilahnya saya
juga pengen cari penghiburan karena pas itu
kembali normal
(492-494)
Responden merasa
poligami hanya
nafsu sesaat yang
disesalinya (500-
505)
Karena sering
curhat maka
responden
dikenalkan dengan
FW oleh istri teman
responden (523-
525)
Responden
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
Keadaan sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
saya sering ada masalah dengan istri,
kemudian saya mau dan lanjutnya saya diajak
ketemu setelah ketemuan eh ternyata dia ada
respon sama saya
Memang dulu kenapa sering curhat mas?
Ya begini masalah rumah tangga kadang cek-
cok, terus dia ini kalo ribut malah pulang ke
orangtuanya, jadi misalkan ada masalah kan
harusnya dibicarain berdua dicari jalan
keluarnya dia mah enggak malah pulang ke
orangtuanya, akhirnya yang saya nggak suka
itu, ya ibaratnya istri saya ini kurang
komunikasi sama saya gitu
Oh iya dulu yang membuat mas ini
mennyembunyikan perniakahan pertamanya
karena apa mas?
Ya itu kalo kita ketauan yang ada abis
digebukin istri tua, kalo saya ketakutannya ya
itu ribut besar, resikonya besar, takut masalah
sama mertua orangtuanya dia takut sama
kakaknya saudaranya. Tapi sekarang
alhamdulilah sedikit-sedikit saya ngobrol
saya bicara istri pertama ini mau nerima.
mengenal FW
untuk hiburan
karena responden
sering bermasalah
dengan istrinya
(526-529)
Responden merasa
kurang komunikasi
dengan istri
pertamanya saat
terjadi konflik dan
hal ini membuat
responden sering
curhat dengan
teman (534-540)
Responden
merahasiakan
pernikahan
keduanya karena
takut timbul konflik
besar dengan istri
pertama dan
keluaga istri
pertamanya (544-
550)
pengambilan
keputusan
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN RESPONDEN WR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
INFORMED CONSENT
Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata
Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul :
Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami
Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan
keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden
penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga
nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang
akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses
pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya
akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan
dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit.
Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan
dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak
nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini.
Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen
pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan
dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian
ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara
suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu
keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden Peneliti
(.................) (Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No Verbatim Kode Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Langsung saja mas mungkin bisa
diceritakan awal mula mas ketemu
dengan istri kedua ini seperti apa?
Kalo awal ketemu sebenernya dari kerja,
jadi kan istri saya yang pertama belum
bisa kasih saya keturunan sampai
sekarang udah nikah 4 tahun. Istilahnya
saya juga Cuma cari buat pelarian aja,
kenal ngajak jalan sama istri ke dua ini,
tapi saya jujur sama dia, saya udah punya
istri tapi dia nggak bisa ngasih keturunan
akhirnya dia bisa terima saya apa adanya
dia sayang banget sama saya. Tapi saya
ngeliat dia kasihan juga, saya ngeliat dia
ini anak yang bener karena awalnya saya
tujuannya kan nggak bener tujuannya kan
pengen main-main aja tapi dia udah
sayang banget sama saya jadi yaudah apa
saya nikahin siri aja gitu
Emang yang bikin tertarik dulu apa sih
mas?
Perhatian, kasih sayang yang nggak saya
dapet dari istri yang kedua saya juga
berharap dia bisa ngasih saya keturunan
Oo, jadi soal keturunan ya mas?
Iya soalnya kan kita nikah tujuannya
mempunyai keturunan, selain itu ada
kekosongan juga, jadi tujuannya saya cari
uang itu untuk apa sih kalo Cuma buat
istri saya aja kan toh istri saya kerja, yang
kedua ini juga kerja cuma kan tujuan saya
satu untuk anak, itu aja alas an utama saya
Istri responden tidak
mampu memberi
keturunan (5-7)
Responden mengenal
SC sebagai pelarian
(7-9)
SC menerima
keadaan responden
yang sudah beristri
(10-13)
Awalnya responden
tidak berniat menjalin
hubungan serius
namun karena SC
menyayanginya maka
responden ingin
menikahi SC (13-19)
Responden berharap
poligami mebuatnya
mendapat perhatian,
kasih sayang dan
keturunan (22-24)
Responden
menganggap tujuan
menikah adalah untuk
memiliki keturunan
(26-27)
Responden ingin
mencari uang untuk
anak (28-32)
Keadaan awal
sebelum
mengambil
keputusan
Menilai masalah
Menilai Masalah
Menilai Masalah
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Setelah itu yang dirasakan mas?
Yang dirasakan dulu lupa sama istri
pertama mas, kaya pacaran baru lagi jadi
bener-bener sumringah lah liat dia, kalo
istri pertama mah udah nggak begini
respek sama dia
Nggak respek gimana mas?
Satu dia kerja super sibuk juga kadang
waktu buat saya juga nggak ada saya
ngajak dia buat hubungan aja dia nolak
katanya capek katanya abis ujian,
koreksian banyak punyak anak-anak,
banyak alesan padahal kan harusnya istri
kalo suami minta kan harus dikasih itu
dari situ saya berpikir aduh istri saya
nggak bener nih kalo begini saya kan laki-
laki
Lalu yang dilakukan mas?
Yang dilakukan sih diem-diem saya udah
nikah lagi Cuma lama-lama karena istri
kedua udah hasil jadi saya bilang apa
adanya sama istri pertama saya cerita
awalnya kenal dia, kesan saya sama dia,
akhirnya karena istri pertama saya
mengerti kekurangannya dia menerima
Waktu itu mas cerita sama orang lain
nggak mas?
Oh banyak saya cerita sama orangtua apa
adanya, orangtua mendukung juga biarpun
itu perbuatan jelek tapi kan tujuanya bener
istilahnya kan orangtua juga pengen
punya cucu emang saya dua tahun tiga
tahun itu udah ditanyain terus kapan sih
Responden lupa
dengan istri pertama
setelah mengenal SC
(34-38)
Responden menjadi
tidak respect dengan
istri pertama karena
sering ditolak untuk
berhubungan intim
karena kelelahan
bekerja(40-44)
Responden merasa
istrinya bersalah
karena tidak
memenuhi
permintaannya (45-
49)
Responden tidak lagi
merahasiakan
pernikahan keduanya,
setelah mendapat
keturunan, dan hal ini
membuat istri
pertama responden
menjadi menerima
keputusannya (51-57)
Responden mendapat
dukungan dari
orangtua dan sahabat
karena tujuannya
poligami untuk
mendapat keturunan
Keadaan awal
sebelum
mengambil
keputusan
Mempertimbangk
an komitmen
Meninjau
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
bisa momong cucu dari situ saya critain
juga saya udah dapet lagi yang baru saya
minta restunya aja sama temen-temen
sama sahabat saya cerita, tapi kalo sama
istri dan keluarga istri saya nggak cerita
dulu saya ada bukti saya dapet keturunan
dari yang kedua ini saya baru cerita
Yang bikin mas nggak cerita apa mas?
Satu itu intinya kan hal yang kurang baik
ya, kalau untuk selingkuh lah ibaratnya
Cuma saya pengen nunjukin benernya
saya yaitu hasil saya punya anak, dari situ
kan makanya istri saya bisa terima karena
dia si istri pertama ini ada kekurangan
kurangnya dia kan nggak bisa kasih saya
keturunan
Setelah cerita sama beberapa orang
perasaannya gimana mas?
Bangga mas, saya punya anak sebab saya
kalo ngumpul sama temen-temen ada
acara nikahan, reunian, orang yang
ditanya apa sih pertamabukan harta punya
mobil berapa kan bukan to, yang ditanya
lu punya anak berapa itu saya minder
disitu awalnya, lalu setelah saya punya
saya cerita saya bangga
Dulu emang pertimbangannya apa aja
mas pas mau poligami?
Sebetulnya dulu saya dilemma juga sih,
satu saya menghianati pernikahan ya
makanya dilemma, Cuma saya
pertimbangkan lagi mau sampai kapan
saya begini istilahnya saya kerja istri kerja
dinilai benar (61-69)
Pernikahan keduanya
dirahasiakan pada
istri pertama dan
keluarga istri pertama
sampai mendapat
keturunan dari istri
kedua(69-72)
Responden menilai
pologami adalah hal
yang kurang baik
namun akan menjadi
hal benar jika dirinya
berhasil mendapat
keturunan (74-81)
Responden merasa
minder sebelum
memiliki keturunan
Responden bangga
setelah memiliki
keturunan (84-91)
Responden tidak
ingin menghianati
pernikahannya
dengan poligami,
namun responden
Mempertimbangk
an komitmen
Menimbang
Alternatif
Keadaan sebelum
mengambil
keputusan
Keadaan setelah
mengambil
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
uang itu untuk apa kalo cuama buat
lewatan aja, harusnya kan itu untuk
memperjuangkan anak nantinya,
pertimbangannya disitu saya, sempet juga
rebut sama istri buat apa saya capek capek
kerja saya kadang juga pengen berhenti
cuma saya piker lagi ini mungkin belum
waktunya Tuhan ngasih tapi ujung-
ujungnya saya jalanin lagi setahun dua
tahun tapi hasilnya kaya gitu juga ya saya
berontak
Yang membuat mas yakin apa mas?
Yang buat saya yakin saya udah cek
dokter saya normal, masalahnya ada di
istri say, dia kan juga lebih tua dari saya,
dari situ saya berpikir, saya nggak akan
punya keturunan dari istri saya yang
pertama dari konsultasi dokter itu katanya
sperma saya sehat Cuma masalah
kandungan istri yang agak jaug terus
salurannya kecil kata dokter. Dari situ istri
saya udah ketakutan aja minta maaf takut
saya cari istri lagi
Lainnya mas?
Satu lagi tu faktor kasih sayang dari istri
itu juga rasanya kurang, makanya saya
cari yang lebih menyayangi saya ee, awal
kenal mah ya Cuma namanya rekan satu
kerja ya makan bareng, ada problem
kerjaan kita frustasi bareng jadi ya dari
situ suka dan saya cerita apa adanya sama
dia dan dia mau juga, dia malah makin
sayang sama saya
juga ingin segera
mendapat keturunan
(94-108)
Responden ke Dokter
untuk memastikan
dirinya atau istri
pertamanya yang
tidak normal, dan
ternyata istrinya yang
tidak normal (111-
121)
Karena istri pertama
kurang perhatian
maka responden
mencari wanita lain
yang lebih
menyayanginya, yaitu
SC (123-131)
Menilai masalah
Menilai masalah
Keadaan sebelum
mengambil
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
Yang bikin mas memilih istrinya ini apa
sih mas?
Itu satu dia saying banget sama saya
kedua dia terima saya apa adanya ketiga
dia bangga ngenalin saya ke keluarganya
Oo repon keluarganya mas?
Ya positif karena kan saya membaur sama
keluarga dia jadi pas di certain saya sudah
menikah kakaknya sama orangtuanya
Cuma bilang ya nggak papa kalo jodo
mah nggak akan kemana
Kalo dulu yang jadi penghalang apa mas?
Pengalaman saya dulu takut dosa
sebenernya, yang menghalangi saya itu
mas takut dosa, kedua saya takut
hubungan saya dengan istri saya jadi
buruk terus sama kakak ipar sama mertua
takutnya persepsi mereka ke keluarga saya
jadi jelek
Pas itu perasaannya gimana mas?
Perasaan saya takut saya kan dulu nggak
pernah sama sekali selingkuh-selingkuh
Cuma makin disaring makin disaring
cerita sama orang, mereka mendukung
semua, jadi mau sampai kapan begini kan
tujuan menikah itu punya keturunan
makanya saya makin kuat main berani
Ketika sudah memutuskan poligami yang
dirasakan apa mas?
Yang saya rasakan bingung mas bingung
takut istri tau, bingung membagi
waktunya, bingung membagi keuangan
nya cuma untungnya saya punya istri
Responden menikahi
SC karena
SCmenyayangi dan
menerima responden
apa adanya, dan
bangga pada
responden (134-136)
Responden mendapat
respon positif dari
kakak dan orangtua
SC (138-142)
Responden takut
poligami akan
membuatnya berdosa
dan merusak
hubungannya dengan
istri pertama dan
keluarga istri pertama
(144-150)
Meski awalnya
merasa takut namun
karena mendapat
dukungan akhirnya
responden berani
untuk poligami (152-
158)
Responden merasa
takut jika istri
pertama tau dirinya
poligami (161-162)
Mempertimbangk
an Komitmen
Meninjau
alternatif
Menimbang
alternatif
Mempertimbangk
an komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
kedua ini dia bener-bener sayang sama
saya, jadi dia mengerti yaudah dia nyuruh
saya kesana dulu baru nanti diatur-atur
waktu saya kesini ketempat dia, cuma
walau dia ada perasaan pengen sama saya
terus tapi kan dia tau keadaan saya yaitu
makanya saya bersyukur punya istri kedua
yang bener-bener ngerti saya
Dulu mengatasi kebingungannya di awal
itu gimana mas?
Yaitu saya curhat sama dia sama istri saya
yang kedua ini gimana kalau dilanjutin
terus karena kan takutnya nasi udah
menjadi bubur kan, yaudah dia cerita
membantu saya begini cari solusi yaudah
coba aja dulu sebulan ini kita ketemu kalo
dikantor aja kita nggak ketemu diluar
kelihatannya punya suami tapi kok
suaminya jarang dirumah kan nggak enak
saya bagi-bagi waktunya untung dia ngerti
banget kalo saya malem nggak ada ya
dibilang kerja masuk malem sama
tetangga-tetangga, bener-bener sayang dia
sama saya
Itu mas menanggapi hal-hal sepeerti itu
gimana ?
Nah itu saya sikapi dengan cerita sama
keluarga dia, supaya image saya
dikeluarga dia itu juga nggak buruk
takutnya kan kawin lagi sama orang lain
kan buruk banget bahasanya ditetangga
makanya saya selalu cerita apa adanya
pada keluarga dia, jadi dia selalu bantu
Responden dibantu
istri keduanya ketika
bingung membagi
waktu dan keuangan
(162-172)
Istri kedua membantu
responden
menanggapi respon
orang sekitar
(182-188)
Responden jujur pada
keluarga istri kedua
agar tidak membuat
dirinya dipandang
buruk (191-199)
Keadaan Setelah
Mengambil
Keputusan
Bersiap Menerima
feedback
Meninjau
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
saya lah biar gak ada persepsi buruk buat
saya
Kalo dampak akibat mas poligami apa aja
mas?
Wooo kalo dampak itu bener bener ruwet
sebenernya , bagi waktu, bagi duit, terus
pikiran kita kan kadang ya namanya baru
nikah lagi pengennya kan sama dia yang
baru jadi sama istri pertanma tu makin
hari makin nggak intens lah jadi istri juga
melai tahu gelagat saya kok nggak pernah
betah dirumah ya begitulah dilemma
banget sebetulnya
Ketika menghadapi itu yang dirasakan
apa mas?
Ketika menghadapai dilemma itu ya kalo
kita bawa enjoy ya susah karena menutupi
perasaan susah bagi saya tapi ya saya
berpikir kalo udah ada hasil saya akan
cerita sama istri saya yang pertama itu aja
yang terus saya pikirin jadi ini nggak
salah langkah saya bilang kalo saya kawin
lagi dan saya punya keturunan itu kan
nggak salah langkah tujuannya kan nanti
jadi alibi kuat buat alesan ke istri pertama
Selain itu mas?
Dampak yang lain paling dari istri
pertama ama ipar istri pertama ya,
dibilang jarang kerumahnya lah istri juga
sering cerita ke ipar-ipar lah kayanya saya
agak dimusuhin, Sebenernya saya ingin
menceraikan dia dulu sebab saya nilai istri
saya yang pertama itu kurang banget
Setelah poligami
responden kesulitan
membagi waktu dan
keuangan, selain itu
hubungannya dengan
istri pertama juga
menjadi tidak intens
lagi (202-210)
Memiliki keturunan
akan menjadi alasan
kuat bagi responden
responden untuk jujur
pada istri pertamanya
bahwa dirinya telah
poligami (215-222)
Responden merasa
dimusuhi oleh
keluarga istri pertama
(224-228)
Awalnya responden
ingin menceraikan
istri pertamanya
karena kurang
Keadaan setelah
mengambil
keputusan
Bersiap Menerima
feedback
Keadaan setelah
mengambil
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
sayangnya sama saya yang kedua itu
justru sangat perhatian ngerti saya gitu
tujuan saya kan ingin dimengerti juga kan,
tapi istri pertama gitu cuek dia orangnya
pengen berontak pengen cerai dulu, cuma
kan satu tujuan saya sama dia dulu nikah
apa sih, kan pengen punya keturunan juga
makanya saya pertahanin saya jalanin
dulu aja saya diem-diem
Setelah poligami perasaannya gimana
mas?
Yang jelas nggak menyesal mas, sebab
hasilnya bagus saya seneng sebab
akhirnya saya jadi bapak,
Kalo istri pertama ke anak mas
hubungannya?
Dia nggak mau tau dia tau saya punya istri
lagi tapi dia nggak mau tau urusan saya
sama dia yang penting hubungan saya
sama dia baik baik aja ama keluarganya
baik-baik aja tapi saya juga pernah
bialang sama dia kalo dia punya lelaki lain
yang lebih saying dari saya ya silahkan
jadi saya nggak berat untuk melepas
Mas ini kan katanya tadi punya alasan
kuat untuk poligami, tapi kok nggak
dinikah resmi kenapa mas?
Satu resmi itu surat-suratnya ya agak sulit
yang kedua juga itu kan perlu persetujuan
istri pertama dan istri pertama saya nggak
akan setuju itu makanya saya cerita apa
adanya sama mertua istri kedua tu
dibilang jalanin dulu aja siapa tau nanti
mengerti dan
menyayanginya jika
dibandingkan SC
(224-235)
Responden menikah
lagi karena ingin
mendapat keturunan
maka responden
mempertahankan
pernikahan
pertamanya (235-
239)
Responden tidak
menyesali
keputusannya karena
berhasilmendapat
keturunan (242-245)
Responden memilih
menikah siri karena
tidak meminta
persetujuan istri
pertamanya (259-
262)
Menimbang
Alternatif
Menimbang
Alternatif
Keadaan setelah
mengambil
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
jalan kedepannya bener emang ini
nantinya untuk anak juga pasti akan
kesulitan, tapi kalo dipikir istri saya yang
pertama ini udah nggak peduli
sih,sekarang makanya taun ini pengennya
saya mau menikah resmi dengan istri
kedua saya satu anak kan sekarang udah
mulai besar kan kasian juga
Memangnya dulu penolakannya seperti
apa mas?
Wa udah kaya perang dunia ke dua itu
mas bener itu, jadi bener-bener saya
ditinggal dia berantem rebut gede di
rumah kan, ya tapi saya dengan jantan lah
istilahnya saya dateng kerumah mertua
saya certain gini-gini saya takut juga itu,
tapi saya beneran cerita apa adanya saya
certain kekurangan istri saya yang
pertama ke orangtua dia, itu bener-bener
takut saya sebab secara dikeluarga saya
track recordnya nggak ada yang poligami
ya karena ada faktor istri saya yang
pertama nggak bisa kasih saya keturunan
maka ada alasan kuat dan membuat yakin
dan akhirnya hasilnya ada jadi saya yakin
Ketika mengadapi penolakan itu gimana
mas?
Ya emang perasaan saya ke dia juga uda
rada kurang ya, jadi pas kita berantem
terus dia pulang juga saya justru makin
intens ke istri ke dua jadi larinya saya
nggak peduliin dia saya lanjutnya datang
kedia saya jelasin semua sama keluarga
Responden
mengalami konflik
ketika istri dan
mertuanya tau dirinya
poligami (275-285)
Faktor utama yang
membuat responden
poligami adalah ingin
mendapat keturunan
(286-289)
Saat mengalami
konflik dengan istri
pertama responden
justru semakin intens
dengan istri kedua
(293-296)
Mempertimbangk
an komitmen
Keaadaan setelah
pengambilan
keputusan
Mempertimbangk
an komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
dia yaudah dia tetep disana dan dengan
berat hati terima apa adanya cuma intinya
dia bilang jangan ditinggalin dia, satu dia
kan usianya juga udah tua, empat tahun
lebih tua dari istri saya dan yang kedua
kalau istilahnya kawin cerai dikampung
dia itu jadi jelek imagenya makanya dia
mau mempertahankan pernikahannya
makanya tahun ini saya mau
memberanikan diri mu menikah resmi
dengan istri saya yang kedua
Yang bikin takut apa emang mas?
Yang bikin takut satu sebenernya biaya
sih, ibaratnya kan saya gaji pas-pasan dan
menikah itu biayanya nggak sedikit kita
juga perlu bikin undangan sebar luas
kemana-mana turus jadi omongan juga,
makanya saya lebih suka istilahnya
sesama keluarga aja, agak tertutup dulu
tapi dibantu sama keluarga dia si istri
kedua dan dijaga agar diluar gak ada
omongan apa-apa
Sesudah poligami bedanya apa mas?
Bedanya ya saya sekarang seneng ya ada
yang perhatiian saya, cari duit buat anak
seperti yang saya bilang, istilahnya juga
kelakuan saya sekarang lebih focus ke
anak gak kaya dulu pas sama istri pertama
belum punya anak pulang kerja main
keruma temen jarang dirumah apalagi
kalo udah ada rebut ada masalah saya
larinya judi mabuk lah jadi sekarang judi
sama mabuk udah ilang ganti buat anak.
Dengan berat hati
akhirnya istri pertama
menerima keputusan
responden dan
meminta untuk tidak
meninggalkannya
(296-305)
Responden ingin
menutupi pernikahan
keduanya terlebih
dahulu agar tidak ada
omongan dari orang
lain (315-319)
Responden merasa
hidupnya lebih baik
setelah poligami
(321-330)
Keadaan setelah
poligami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
Jadi bener bener perasaan saya seneng
sekarang biarpun sekarang punya istri
dua, soalnya kalo bicara konflik lebih
ketika saya beristri satu sebab dia kan
cuek dan sekarang dia terima saya apa
adanya dan sebenernya sama istri pertama
sekarang udah kaya sahabat aja jadi temen
curhat kalo konflik ya pas dulu punya istri
satu itu konflik lebih banyak, sekarang
mah lebih baik keadaaannya walau secara
materi kurang karena dibagi dua.
Yang dimaksud pelarian tadi pelarian
dari gimana mas?
Ya pelarian karena istri dan mertua mas,
saya dulu kan tinggal sama mertua.
Dulunya saya kan kenal istri saya ini
Cuma tiga bulan terus nikah, makanya
abis nikah baru ketauan ternyata orangnya
posesif banget, keluar malem jam 10
pulangnya dikunciin gak bisa masuk
rumah saya, padahal saya kan seneng
main orangnya, nggak bisa saya digituin
mas, dia ini suka ngatur mas, suka
kelewatan yang ngatur keuangan dia kan,
saya dijatah tiap hari, jatahnya udah kaya
ngasih uang anak SD aja. Saya bangun
siang juga sering dimarahin sama mertua,
dulu kan saya masih kerja dirumah buka
usaha mas jam tujuh belum bangun udah
dimarahin aja, katanya ini rumah dia
aturan dia, makanya saya pengen cari
hiburan cari pelarian gitu mas, akhirnya
ini dulunya kan yang kedua ini matan
Responden merasa
lebih banyak konflik
sebelum poligami
(331-341)
Karena tidak suka
dengan sikap mertua
dan istri pertamanya,
kemudian responden
mencari pelarian
(344-345) (348-353)
(356-362)
Keadaan setelah
poligami
Keadaan Sebelum
Pengambilan
Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
temen kerja tapi perhatian gitu sering
kontak-kontakan
terus yang kedua ini kontak lagi lewat
facebook tanya udah punya anak belum,
terus saya bilang belum, dari situ mungkin
dia merasa kasihan, dia juga bilang pingin
bikin aku bahagia, katanya juga saya
orang bener nggak banyak cowok kaya
saya katanya, tapi saya belum kepikir
poligami, saya masih mikir cari hiburan
aja tapi eh tau-taunya dia ini kayaknya
bener-bener sayang mau nerima saya apa
adanya yaudah terus ngalir aja, akhirnya
saya bilang saya itu udah punya istri ini
gimana terus dia malah bilang mau nerima
saya apa adanya
Waktu itu yang dirasakan ketika istri
divonis kandungannnya tidak normal
bagaimana mas?
Pas tau istri saya ternyata gak normal itu
perasaan saya nyesel mas, nyesel dalam
artian saya salah nikah, karena tujuan saya
nikah itu kan nggak hanya jadi suami istri
tapi juga jadi bapak, saya nyesel mas,
karena nggak bisa jadi bapak
Kok dulu mas ini nggak menceraikan
istrinya dulu dan memilih poligami
gimana mas?
Awalnya nggak kepikiran mas, tapi
karena ada saran dari beberapa orang
temen udah lu poligami aja saya jadi
tersugesti untuk poligami mas, mereka
bilang udah lu daripada kagak punya-
Saat tau istrinya
tidak mampu
memberinya
keturunan, responden
menyesali
pernikahannya (383-
385)
Responden menyesali
pernikahannya karena
tidak bisa
membuatnya menjadi
seorang bapak (385-
388)
Teman responden
menyarankan untuk
poligami karena
Keadaan Sebelum
Proses
Pengambilan
Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
397
398
399
400
401
402
403
403
404
405
406
407
408
409
410
411
punya anak mending lu kawin lagi aja cari
sono udah empat taun nunggu juga kan lo
Kok tidak menceraikan istrinya dulu
kenapa mas?
Ya itu mas saya menyesal juga itu ya saya
kan pinginnya punya anak, ya takut ada
pertengkaran sebetulnya mas sama dia
sama orangtuanya, kedua misal saya cerai
dengan istri pertama dulu kan nanti saya
ada kekosongan mas, saya nggak mau,
kalau menduda dulu, toh saya saya kan
juga coba-coba mas, kalo punya anak kan
saya nggak salah sama dia, siapa tau bisa
punya anak , soalnya kalo didaerah tempat
tinggal istri saya yang pertama itu bercerai
itu dicap jelek,
responden tak
kunjung punya
keturunan (392-395)
Responden tidak mau
mempertaruhkan
pernikahan
pertamanya karena
pernikahan keduanya
juga belum pasti
membuahkan
keturunan (403-409)
Menilai Masalah
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN RESPONDEN TT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
INFORMED CONSENT
Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata
Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul :
Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami
Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan
keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden
penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga
nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang
akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses
pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya
akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan
dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit.
Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan
dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak
nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini.
Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen
pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan
dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian
ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara
suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu
keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden Peneliti
(.................) (Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Verbatim Descriptive Label Analitical Label
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Silahkan mas mungkin bisa langsung
bercerita
Jadi saya bilang nikah lagi itu nggak buat
main-main, ibaratnya kalau saya misal ada
cewek yang mau terus saya juga mau
yaudalah kita nikah aja daripada kita
berbuat yang enggak-enggak jadi saya gitu
bang, gak mau sama kaya orang-orang lah,
saya mending nikah aja seandainya punya
duit sejuta dua juta yaudah langsung nikah,
tapi nikahnya ya begitu
Kalau dulu pertama ketemu istri kedua
gimana ceritanya mas?
Dulu saya bareng disatu perusahaan saya
kenal terus nikah juga nikah dua tahun
yang lalu terus yang ketiga ini setahun lalu
tapi istri saya yang kedua ini di Indramayu.
Tapi saya juga masih sering kontak , saya
juga masih sering ke Indramayu. Saya kalu
sama istri nggak ada bekasnya mas, uang
juga masih lanjut saya kasih, tapi sama
yang kedua ini saya nggak punya anak.
Kalo awalnya dulu kenapa sih mas ini
poligami?
Itu dulu sih karena istri pertama saya
selingkuh awalnya sih saya pengennya
juga bener-bener istri satu buat seumur
hidup kan, saya kan dulu kerja pulang
malem mulu, istri pertama kerja juga,
lama-lama kok jadi beda ya namanya
orang kaya gini kan pasti ketauan juga kan,
setelah saya cek ternyata bener dia pacaran
Jika sudah sama-
sama tertarik,
responden langsung
mengajak menikah
untuk menghindari
hal yang tidak-tidak
(4-11)
Sebelum istrinya
berselingkuh,
responden hanya
ingin memiliki satu
istri dan tidak pernah
terpikir untuk
poligami (25-28)
Setelah tau istrinya
selingkuh, responden
Menimbang
Alternatif
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
lagi sama supir taksi bang, dari situ gua
bilang sama dia lu bisa begini gua juga
bisa begini, terus gua bilang kalo gua mau
nikah lagi lu boleh enggak, terus dia
ngebolehin, dan dia jadi nggak lanjut sama
si supir taksi itu, itu bang karena dia
ketauan itu jadi saya sekarang nikah-nikah
lagi tapi dulu saya nggak kepikiran buat
nikah lagi sebelum itu
Dulu pas itu yang dirasain apa mas?
Ya saya sebagai laki mah gini aja, lu boleh
selingkuh asal jangan didepan gua, kalo
gua mau bales gua bakal bisa lebih dari
elu. Nah setelah itu saya kan kerja dijalan
bang, sopir, sering nongkrong diwarung
nah ada perempuan, dia juga udah lama
nggak sama laki yaudah saya maunya
ajakin nikah tapi maunya buat bertahan
lama kan, tapi selang dua tahun eh saya
nikah lagi.
Dulu yang bikin tertarik sama yang kedua
apa mas?
Ya namanya perempuan bisa dibilang kalo
cuma buat hubungan kaya gitu (sex) sih
sama aja ya, Cuma kan sebenernya beda-
beda, yang pertama, kedua ketiga semua
beda gaya-gayanya. Orang kawin itu kan
sama aja tapi sebenernya beda-beda juga,
saya paling seneng mah sama yang
ketiga.sekarang mah saya ada calon lagi,
makanya saya sering dipanggil jablay, saya
kan emang prinsipnya kalo ada perempuan
mau sama saya saya juga mau asalkan itu
meminta ijin istri
pertamanya untuk
poligami, dan
istrinya
memperbolehkan
(30-41)
Responden ingin
membalas istrinya
dengan perbuatan
serupa (34-35)
Untuk membalas
perselingkuhan istri
pertama, responden
mendekati
perempuan diwarung
yang sering ia
datangi (44-50)
Responden poligami
karena menghindari
zinah (63-70) (75-
Menilai Masalah
Meninjau
Alternatif
Menilai Masalah
Menilai Masalah
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
satu nikah. Saya tapi nggak ada niatan
maini perempuan, saya jujur lu mau nikah
sama gua penghasilan saya segini istri gua
banyak jadi lo harus mau bagi-bagi,
soalnya saya nggak mau yang zinah-zinah
bang, biar saya kaya begini juga saya
belum pernah pergi ke tempat-tempat
prostitisi, saya nggak pernah, makanya
sering orang bialang lu ini orang jalan tapi
nggak tau tempat begituan, soalnya prinsip
saya itu kalo suka sama perempuan lebih
baik langsung nikah, gausah jajan biar kata
istri banyak tapi itu semua kan milik gua
biar duit abis juga yang penting nikah.
Saya ini sebenernya nggak perlu istri
cantik yang penting kan perhatian,
namanya saya orang kerja pengennya kan
ditanyain kerjanya gimana terus kalo
pulang pakaiannya dicuciin, saya sama
istri nggak pernah neko neko bang, makan
aja saya nggak nuntut, malah saya sering
makan diluar, makanya sering orangtua
bilang elu sama istri yang tegas tapi saya
bilang saya kalo butuh apa tinggal bilang
nggak perlu nuntut.
Kalo istri kedua ini dulu yang menarik
apanya mas?
Ya yang kedua itu kalo sama saya awalnya
dulu perhatian, tapi ya saya dulu nikahnya
tiba-tiba gitu aja sih dia minta saya nikahin
yaudah saya cerita saya udah punya istri
kan, tapi dia tetep mau sama saya
yaudahlah yang penting nikah jangan
79)
Jika responden suka
dengan seorang
wanita, lebih baik
menikahinya (75-77)
Responden lebih
memilih punya
banyak istri daripada
jajan (melacur (77-
79)
Responden tertarik
dengan IA (istri
kedua) karena
perhatian dan
kepeduliannya
terhadap orang
Menimbang
Alternatif
Menilai Masalah
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
ibaratnya dia sama saya itu zinah sampe
dulu saya gade motor juga, awalnya dulu
saya liat dia itu orangnya peduli sama
orang-orang disekitarnya setiapa ada orang
kesusahan dia nyumbang saya dulu
pertamanya seneng karena itu jadi dia itu
nggak pernah perhitungan kalo ngebantu
orang biar tua juga saya seneng, iya bang
tua dia, dulu saya kan supir bang dia buka
warteg saya sering mangkal disitu terus dia
nanyain saya kok mangkalnya disini teus
sih mas yak an saya pingin makan gitu
saya jawabnya ya kalo sebenernya sih saya
disitu karena ada rasa suka, ya gimana sih
bang namanya laki-laki kalo ada maunya
pasti dateng terus, eh nggak taunya lama-
lama dia ngomong saya juga ngomong
saya ngomong suka sama dia tapi saya
juga jujur saya bilang punya istri, nggak
mau bohong saya, yah namanya laki kalo
udah suka ya apa aja dikorbanin kan
yaudah terus saya ngomong ke orangtua
kalo saya mau kawin lagi, dulu orangtua
bilang kalo mereka ngawinin anak cuma
sekali kalo anak mau kawin lagi mereka
bilang terserah saya pake uang saya orang
tua udah ngomong gitu yaudah saya punya
uang yaudahlah kita nikah mau dikata apa
lagi
Kalo dibandingin istri satu sama dua
gimana mas?
Ya kan gini ya namanya lelaki itu nggak
ada puasnya walaupun entah barang entah
disekitar (93-94)
(100-106)
Karena merasa suka,
responden sering
mendatangi warung
IA (istri kedua)
(111-114)
Setelah IA
menyatakan dirinya
tertarik, Responden
jujur bahwa dirinya
sudah memiliki istri
(114-119)
Saat hendak
menikah kedua kali
responden datang
meminta ijin pada
orangtuanya (120-
127)
Responden merasa
selalu ada wanita
Menilai Masalah
Menilai Masalah
Meninjau
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
perempuan itu sama aja tapi kan ternyata
sebenernya ada bedanya, yang pertama
gini yang kedua gini
Nggak puasnya itu gimana mas?
Ya walaupun bini kita udah cakep eh
dijalan ada yang lebih cakep eh tapi setelah
kita rasin ternyata sama aja, ibaratnya jadi
cuma ya nafsu doang bang, padahal
sebenernya wanita itu sama aja tapi
ternyata beda-beda juga, yang ketiga ini
apalagi saya yang paling seneng yang ini
bang
Kalo sama yang ketiga ini walnya ketemu
dulu gimana mas?
Ya namanya saya hidup dijalan dulu saya
nyawer dia bang, dia kan biduan nyanyi
saya sering nyawer-nyawer ya namanya
dihiburan ya, habis dia nyanyi saya nyawer
saya minta nomor HP habis itu saya jadi
AJP Antar jemput pribadi dia manggung
dimana saya yang nganter, pulang kerja
saya langsung nganter dia kalo manggung
nah dari situ setelah antar jemput saya ada
rasa kan, dia juga dulu bilang bukannya
elu udah punya bini banyak lagi masih
kurang aja lu say tinggal balik aja bang, itu
lu tau bini gua banyak kenapa lu juga mau
sama gua, yaudah akhirnya dia kena juga
sama saya namanya perempuan kalo kita
usaha pasti maul ah bang, kalo dia yang
penting dia dikasih nafkah. Tapi untung
ekonomi saya cukup bang jadi nggak
pernah rebut masalah duit, biasanya orang
yang lebih cantik
dari istrinya, dan hal
ini membuatnya
merasa nafsunya
tidak pernah puas
(130-134) (136-139)
Setelah sering
nyawer responden
jadi sering
menghabiskan waktu
untuk mengantar-
jemput BD (istri
ketiga)
(146-154)
Responden terhindar
dari masalah
keuangan karena
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
rumah tangga kan rebut masalah duit
bang.saya kalo urusan duit juga jujur sama
perempuan makanya banyak perempuan
yang mau sama saya bang, makanya sampe
sekarang saya punya bini tiga nggak
pernah puyeng bang sampe sekarang
Dulu yang ketiga ini yang menarik apanya
mas?
Ya namanya dia kan biduan, saya padahal
dulu nggak seneng nyawer gitu bang, tapi
karena liat dia ini saya jadi doyan nyawer
tapi dia doang, setiap ada dia manggung
saya dateng buat nyawer namanya laki ya
langsung ngluarin hp deketin terus antar
jemput bang, saya seneng dia ini karena
putih bang terus dia tertarik sama saya
katanya saya kaya orang lampung, dan
dulu saya kan bawa motor gede bang ya
nggak tau ya kalo kata orang dia matre
Cuma pengen motor saya, tapi enggak
nbang dia nggak pernah nuntut duait apa-
apa dari saya malah sekarang saya yang
kadang minta duit. Sekarang dia tapi udah
nggak jadi biduan lagi bang stelah nikah
ama saya istri saya yang ketiga ini
perawakannya tinggi kaya saya bang jadi
itu saya senengnya dulu sama dia dia putih
juga, itu kalo awalnya dulu saya karena
seneng penampilannya, perawakannya
kalo yang satu dua nggak seimbang sama
saya malah mereka umurnya lebih tua dari
saya, nah yang ini lebih muda bang,
makanya sama yang satu dua sering diatur
responden memiliki
kondisi ekonomi
yang cukup, (162-
170)
Responden jadi
sering nyawer untuk
mendekati BD (173-
180)
Responden tertarik
dengan BD fisik dan
penampilan BD
(189-193)
Responden tertarik
dengan BD karena
lebih muda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
saya kalo sama yang ini enggak selain itu
dia dulu perhatian juga sama orang tua
saya, saya juga kalo lagi deketin
perempuan saya deketin dulu orangtuanya,
orangtua saya makanya juga bilang elu
mau punya bini berapa juga peduli amat
yang penting elu mampu dan alhamdulilah
saya mampu
Emang yang awalnya bikin mas ini
menikahi banyak wanita apa sih mas?
Ya itu mas rasa sakit hati saya
diselingkuhin sama yang pertama. Kan
saya bilang dulu saya maunya punya istri
satu seumur hidup tapi ternyata istri saya
yang pertama ini malah nyelingkuhin saya
makanya ya saya terus sakit hati sama
perempuan, tapi sakit hati saya ini bukan
berarti mau mainin, coba istri pertama ini
kalo saya nikah lagi gimana, tapi kalo
sama perempuan mah saya nikah judulnya.
Nggak pernah main-main, sekarang pun
kalo saya mau nikah lagi juga bisa, saya
juga binging ini kok pada mau sama gua
padahal gaji saya gak seberapa, tapi
alhamdulilah bisa nyenengin istri semua
saya bikinin rumah, kalo nggak punya bini
banyak saya mah udah jadi orang kaya
bang, makanya banyak orang bilang elu
kalo kagak doyan kawin jadi orang kaya
lu, ya saya nyadar kalo sanya istrinya satu
saya duitnya banyak bang. Missal nanti
pisah juga saya nggak minta lagi apa yang
saya kasih nggak kaya laki yang lain putus
perhatian pada
orangtua responden
(196-200)
Orangtua responden
mengijinkan
responden untuk
poligami asalkan
mampu secara
ekonomi (202-205)
Karena pernah
diselingkuhi istri
pertama responden
menjadi sakit hati
dengan sosok
perempuan (208-
214)
Responden merasa
akan menjadi orang
kaya jika tidak
poligami (223-228)
Keadaan Sebelum
Pengambilan
Keputusan
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
dari bininya mana harta gua bagi dua, itu
lelaki apaan,
Pas mau nikah lagi mas minta pendapat
orang lain ngggak?
saya juga kalo mau kawin lagi nggak cerita
sama sama siapa2 sama diri sendiri aja ntar
kalo sama temen malah dia yang masuk
lagi, kalo saya mah misalnya udah mantep
pikiran udah yakin yaudah, nikah kan
ibaratnya setaun belum keliatan sifat dia
dua tahun tiga tahun, ntar kan keliatan dia
ngabisin duit kita kagak missal baru kenal
berapa bulan kalo udah sreg ya udah kita
jalanin tapi alhamdulilah ketiga istri saya
bisa nyimpen duit semua jadi waktu saya
nggak punya duit say minta mereka ada,
makanya temn sering Tanya lu kok bisa sih
blay, bini tiga, gua bini satu aja ributnya
duit mulu itu karena elu nggak punya
catetan, kata saya gitu, jadi rumah tangga
itu harus ada catatan soal duit buat A,B,C
segini sisanya buat gua nah itu harus jelas
Kalau mau nikah lagi mas atanya sama
istri nggak ?
iya, malah sama yang ketiga ini lu kalo
mau kawin lagi lu, terus saya jawab lu
gimana sih, kalo elu bener gua ya bener,
kalo lo nggak bener ya udah gua bilang
kan gua nggak ketakutan sama yang
namanya perempuan kenek gua aja tau
ditiap kampong gua ada cewek, kalo dulu
sih istri pertama Cuma bilang sanggup
nggak lu nafkahin gua, gitu doang, biar lu
Responden merasa
mantap dengan
pertimbangan yang
dibuat tanpa perlu
pertimbangan orang
lain (235-245)
Responden diijinkan
untuk poligami oleh
istri pertama asalkan
Meninjau
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
kata mau kawin seribu kali juga gakpapa
kalo lu mampu nafkahin, kan nggak dosa
juga kan kalo yang kedua sih bigitu juga
Cuma dia pertamanya nentang kan dia
dulu nentangnya tanya sama saya kamu itu
a‟ udah punya istri dua kenapa pengen
kawin lagi, semua wanita itu sama kata
dia, saya jawab aja, lu kan tau sendiri gua
kaya gimana, sebelum nikah sama lu gua
gimana, sebelumnya saya kan udah bilang
sama elu, lu nikah sama gua sanggup
enggak gua dimana-mana ada ceweknya,
kalo lu nggak kuat iman cemburuan
gampang kepengaruh kata orang yaudah lu
jangan sama gua dulu elu bilang oke
yaudah itu bukan salah gua, kalo lu nggak
sanggup yaudah pisah aja sama gua.
Pertamanya pas ditentang sih kaya enggak-
enggak gitu, tapi saya bilang lu nggak bisa
nentang gua , gua wataknya udah kaya gini
kalo emang gua gak sanggup nafkain lu lu
boleh nentang nah ini gua sanggup ngapain
lu tentang, kalo lu nggak sanggup kita
pisah aja, daripada dipaksain, tapi
lanjutnya dia ya Cuma pasrah, mau dikata
pa lakinya emang begini tapi lama-lama
namanya kita gila perempuan ya susah
saya ibaratnya kaya ABG, nyuri-nyuri dia
tidur kita kabur, HP dua, tapi pas udah
nikah yaudah toh gua emang doyan nikah
doyan kawin, kalo yang pertam sih saya
seneng dia kan ngebolehin aja yang
penting bisa nafkahin
masih mampu
menafkahinya (262-
267)
Responden tidak
menerima penolakan
istri keduanya
karena menganggap
istri ke duanya sudah
tahu dirinya punya
banyak wanita lain
(268-275)
Jika istrinya
cemburuan dan
mudah terpengaruh
orang lain,
responden lebih
memilih berpisah
dengan istrinya
(283-289)
Responden merasa
sudah gila wanita
dan tidak bisa untuk
ditentang, selama
dirinya masih
mampu menafkahi
(283-291)
Meninjau
Alternatif
Menimbang
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
Kalo mau nikah lagi pertimbangannya mas
ini apa aja?
Kalo pertimbangan saya sih kalo saya sih
yang penting istri udah ngijinin, dan yang
penting si wanitanya ini mau menerima
saya yang penting lu mau ngurusin gua
mau sayang sama gua udah itu aja gak ada
pertimbangan lain, harta juga enggak, dia
mau kaya mau enggak nggak masalah
temen juga banyak yang nyaranin cari bini
itu yang kaya tapi gua nggak peduliin
Yang bikin mas ini nggak banyak
pertimbangan ?
Ya gini ya, saya orangnya langsung aja
gitu kalo saya sreg dia sreg langsung aja
mah, langsung aja cari duit, gade apa kek
gade motor kek udah gitu aja, biasanya
kalo orang nikah mah kan dipertimbangan
istri satu dua gimana tapi kalo saya ya
langsung aja, kalo udah nikah kan ntar
keliatan
Kalo setelah menikah lagi perasaannya
gimana mas?
Ya kalo habis nikah itu ya ada kan pikiran
sama istri kedua pertama kan, tapi
namanya nikah ya pasti seneng gak ada
beban pikiran tapi nanti lama-lama ntar
ada pikiran kaya sekarang kan saya udah
punya istri tiga cewek rasanya gini-gini
aja, kalo mau nikah lagi juga mikir lagi
ahh kayanya perempuan itu udah cantik
tapi kalo keluar rumah ada lagi yang lebih
cantik, namanya nafsu mah emang susah,
Jika sudah mendapat
ijin dari istri dan
wanitanya sudah
mau responden
merasa
pertimbangannya
sudah cukup (300-
305)
Ketika sudah yakin
untuk menikah
responden segera
mencari modal untuk
menikah (311-317)
Responden merasa
dirinya penuh hawa
nafsu karena selalu
merasa wanita lain
lebih cantik dari
Menimbang
Alternatif
Mempertimbang
kan Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
lelaki mah nafsu doang, tapi ya
alhamdulilah saya kalo mau nikah lagi
nggak ada yang namanya ini-ini, saya kan
orangnya sendiri-sendiri aja, paling kalo
mau nikah ya tinggal bawa berapa orang
buat wali sama saksi, nikah-nikah aja
nggak pernah ada halangan, ya lancer
terus, karena kan kalo mau nikah saya
udah ada uang langsung jadi, saya juga
kalo bawa uang kaya orang perawan juga,
5 juta 10 juta, kalo kata temen lu goblok lu
penya uang ya buat usaha apa gitu, kawin
aja lu,
Kalo mas ini emang nikahnya siri atau
resmi?
Yang ketiga ini nikahnya bener, kalo yang
kedua ini siri karena dia masih ada
sangkutan sama suaminya makanya saya
siri, sebenernya dulu mau saya ajak bener
cuma katanya dia masih ada proses sama
suaminya makanya siri aja biar gak susah,
kita mah tergantung wanitanya ya kalo dia
mau bener ya kita bener kalo dia mau siri
yaudah siri, tapi kan kalo siri itu gini
istilahnya kalo gua udah gak mau sama lu,
gua bias aja nendang lu, tapi kalo nikah
bener lu bisa nuntut hak elu sama gua,
malah saya ajarin. Kadang saya juga
ngajarin sama cewek atau janda yang saya
kenal, kalo lu cari laki jangan yang punya
istri kalo yang puna istri berarti lu cari
masalah sama istrinya kasian elu ntar
lakinya udah bosen elu ditendang lewat
istri-istrinya (326-
331)
Responden selalu
menyarankan calon
istrinya untuk
menikah secara
resmi agar dapat
menuntut haknya
(352-358)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
sms juga jadi saya mah kasihan sama
perempuannya kalo siri, yang ketiga ini
makanya bener-bener, makanya saya itu
yang penting nikah, kalo saya suruh milih
ya enakan nikah siri semua laki-laki juga
pengennya nikah siri, tapi kan dia nggak
punya hak apa-apa kalo siri, saya mah
yang penting ceweknya mau siri oke mau
bener juga siap.gak kaya temen saya pada
takut uangnya abis, kalo saya mah uang
habis gakpapa yang penting heppi. Saya
udah demen punya bini, susah kalo udah
demen punya bini mah.
Kalo dulu anaknya pas tau mas mau punya
istri lagi gimana mas?
Kan anak saya masih bocah belom tau
bapaknya gimana, tapi ya ntar kalo udah
besar pasti tau lah bapaknya gimana kalo
saya prinsipnya boleh kawin lagi yang
penting nggak punya anak kalo mau punya
anak ya sama istri pertama aja, kalo sama
kedua ketiga jangan sampe lah, jadi biar
fokus, saya dulu juga bilang kalo lu nikah
sama gua jangan sampe punya anak, kalo
punya anak lu gua tinggalin, padahal yang
kedua sama ketiga ini bilangnya pengen
punya anak dari saya. Kalo saya mikirnya
gini anak dari istri pertama aja udah jadi
pikiran saya juga kasian nanti sama anak
dari istri kedua ketiga kalo sampe punya
anak, saya sih mending dari istri pertama
aja biar fokus ngurusinnya. Kadang temen
juga nanya elu bini banyak punya anak
Karena senang
menikah lagi,
responden rela
menghabiskan
uangnya untuk
menikah lagi (373-
376)
Responden hanya
ingin memiliki anak
dari istri pertama
agar bisa fokus
untuk mengurusnya
(382-386)
Jika istri kedua dan
ketiganya memiliki
anak responden akan
meninggalkannya
(387-390)
Menilai Masalah
Menimbang
alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
juga itu bagi duitnya gimana, ya saya
jawab saya kan duit nggak Cuma dari satu
kerjaan saya juga punya usaha kikil ama
kerupuk itulah yang bikin saya punya duit,
terus makanya kawin-kawin lagi
Kalo dampaknya poligami dalam hidup
mas ini apa aja sih?
Ya namanya kita punya istri tiga ya,
kadang rasanya susah juga ya, apalagi
sama yang ketiga ini dia kan masih bocah
istilahnya jadi kita harus ngedidik dia,
rebutnya ya sama yang ketiga ini biasanya
jadi kalo saya rebut saya diem, murung
gitu sampe anak-anak kadang nanyain lu
rebut ama bini ya, yang ketiga ini soalnya
saya emang harus bener-bener ngajarin,
sampe capek saya,sampe kadang saya
pengen nglepas, tapi ya namanya bocah
harus dididik pelan-pelan, saya itu kalo
istri nggak bias diatur lebih baik udahan
aja, masalahnya yang ketiga ini cemburuan
bang, apalagi saya kerjanya kan nyupir
jamnya beda-beda kadang temen saya udah
pulang saya belum dia langsung sms dia
itu soalnya masih gampang percaya sama
orang lain, kalo yang pertama kedua ini
sama aman enjoy yang ketiga ini pusing
saya bang, yang ketiga ini sering bilang lu
cewek lu banyak mau kawin lagi lu, saya
bilang saya nggak mau kawin lagi saya
cukup lu terakhir kalo lu bener sama gua,
kalo lu nggak bener gua kawin lagi, dia
malah bilang kalo mau kawin lagi kawin
Responden merasa
susah karena beristri
tiga terutama karena
seringkali terlibat
konflik dengan istri
ketiganya (404-408)
Istri ketiga
responden sering
cemburu dan
menuduh responden
berselingkuh ketika
pulang terlambat
(417-425)
Responden
seringkali terpikir
Keadaan setelah
pengambilan
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
lagi aja sono, nah dari situ saya malah jadi
ada pikiran buat kawin lagi wah ada
peluang lagi nih, kadang saya sampe
bilang a, lu perempuan bego lu kenapa lu
gak nasihatin gua malah nyuruh kawin lagi
nah gua ntar makin jadi, tapi ya setelah
beristri tiga ini saya gak seneng juga,
pikiran tu ada aja tapi sebisa mungkin saya
bawa enjoy bang saya nikmatin aja, yang
jadi pikiran tu biasanya saya pulang kerja
itu pengenya enak tapi yang ada malah istri
saya itu ngomong yang enggak-enggak,
sampe rumah saya ditanyain kok baru
pulang kemana lu, dia ini masih percaya
omongan orang, kalo gua pulang tu yaudah
pulang jangan ngomong gua ke ruamah
janda ke rumah cewek, padahal sebenernya
rumah tangga saya kalo nggak
dilingkungan itu aman-aman aja, emang
lingkungan saya itu mulutnya ember, dan
istri saya yang ketiga ini gampang
kepengaruh, saya jadi mikir bini saya kok
gak berubah berubah, tapi untung sekarang
dia udah agak mendingan gak begitu
cemburuan lagi, saya enjoy juga
sebenernya karena gak ada beban ekonomi
aja, semuanya bias cukup jadi gak ada
beban lain lagi.
untuk menikah lagi
karena istrinya
memperbolehkan
(428-435)
Responden merasa
lingkungan menjadi
sumber konflik
keluarganya (446-
451)
Menerima feedback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tabel Kategorisasi Data
A. Sebelum Proses Pengambilan Keputusan
Keadaan Sebelum
Proses
Pengambilan
Keputusan
Responden 1 (YD) Responden 2 (WR) Responden 3 (TT)
1. Responden merasa kurang
komunikasi dengan istri
pertamanya saat terjadi konflik
dan hal ini membuat
responden sering curhat
dengan teman (534-540)
2. Karena sering curhat maka
responden dikenalkan dengan
FW oleh istri teman responden
(523-525)
3. Responden mengenal FW
untuk hiburan karena
responden sering bermasalah
dengan istrinya (526-529)
4. Responden dikenalkan dengan
FW oleh istri teman, kemudian
merasa tertarik dan menjalin
1. Istri responden tidak mampu
memberi keturunan (5-7)
2. Responden ke Dokter untuk
memastikan dirinya atau istri
pertamanya yang tidak normal,
dan ternyata istrinya yang
tidak normal (111-121)
3. Saat tau istrinya tidak mampu
memberinya keturunan,
responden menyesali
pernikahannya (383-385)
4. Responden menyesali
pernikahannya karena tidak
bisa membuatnya menjadi
seorang bapak (385-388)
5. Responden menganggap
tujuan menikah adalah untuk
1. Karena pernah diselingkuhi
istri pertama responden
menjadi sakit hati dengan
sosok perempuan (208-214)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
hubungan pacaran (6-16)
5. Karena responden berpacaran
dengan FW, sehingga sering
menghabiskan waktu bersama
(41-49)
6. Responden tertarik pada FW
karena fisiknya yang menarik,
berkerudung, dan solekhah
karena jika bertemu selalu
cium tangan (19-26) (81-86)
7. Responden merasa suka dan
cinta pada FW karena FW
lebih memperhatikan dirinya
dibandingkan istri pertamanya
(29-38)
memiliki keturunan (26-27)
6. Responden ingin mencari uang
untuk anak (28-32)
7. Responden merasa minder
sebelum memiliki keturunan
(84-91)
8. Responden menjadi tidak
respect dengan istri pertama
karena sering ditolak untuk
berhubungan intim karena
kelelahan bekerja (40-44)
9. Responden merasa istrinya
bersalah karena tidak
memenuhi permintaannya (51-
57)
10. Karena tidak suka dengan
sikap mertua dan istri
pertamanya, kemudian
responden mencari pelarian
(344-345) (348-353) (356-362)
11. Responden mengenal SC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
sebagai pelarian (7-9)
B. Proses Pengambilan Keputusan
Proses Responden 1 (YD) Responden 2 (WR) Responden 3 (TT)
Menilai Masalah 1. Responden merasa kasihan
pada FW jika hubungannya
hanya sekedar pacaran dan
responden ingin menikahi FW,
namun reponden sadar bahwa
sudah memiliki anak dan istri
(53-64)
2. Responden merasa istrinya
tidak akan mengijinkan dirinya
untuk poligami (153-156)
(158)
3. Jika responden meminta ijin
untuk poligami pada istri
pertamanya maka istrinya
justru meminta cerai (396-399)
1. SC menerima keadaan
responden yang sudah beristri
(10-13)
2. Awalnya responden tidak
berniat menjalin hubungan
serius namun karena SC
menyayanginya maka
responden ingin menikahi SC
(13-19) (372-379)
3. Teman responden
menyarankan untuk poligami
karena responden tak kunjung
punya keturunan (392-395)
4. Responden tidak ingin
menghianati pernikahannya
dengan melakukan poligami,
namun responden juga ingin
1. Responden ingin membalas
istrinya dengan perbuatan
serupa (34-35)
2. Sebelum istrinya
berselingkuh, responden
hanya ingin memiliki satu
istri dan tidak pernah
terpikir untuk poligami (25-
28)
3. Setelah tau istrinya
selingkuh, responden
meminta ijin istri
pertamanya untuk poligami,
(30-41)
4. Responden lebih memilih
punya banyak istri daripada
jajan melacur (77-79)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
segera mendapat keturunan
(94-108)
5. Responden poligami karena
menghindari zinah (63-70)
(75-79)
Meninjau Alternatif 1. Responden meminta pendapat
pada orang yang dipercaya
karena responden tidak ingin
istrinya tau jika dirinya akan
poligami (114-120)
2. Responden menemui beberapa
tokoh masyarakat untuk
mendiskusikan masalahnya
(keinginan poligami),
termasuk masalah ekonomi
jika dirinya poligami (94-98)
3. Responden mendapat
dukungan orang-orang sekitar
responden untuk poligami
asalkan setelah poligami tidak
sering terlibat konflik (139-
147)
4. Responden menemui sesepuh
1. Responden jujur pada keluarga
istri kedua (SC) agar tidak
membuat dirinya dipandang
buruk (191-199)
2. Responden mendapat respon
positif dari kakak dan orangtua
SC (138-142)
3. Responden mendapat
dukungan dari orangtua dan
sahabat karena tujuannya
poligami untuk mendapat
keturunan dinilai benar (61-69)
1. Saat hendak menikah kedua
kali responden datang
meminta ijin pada
orangtuanya (120-127)
2. Orangtua responden
mengijinkan responden
untuk poligami asalkan
mampu secara ekonomi
(202-205)
3. Responden merasa mantap
dengan pertimbangan yang
dibuat tanpa perlu
pertimbangan orang lain
(235-245)
4. Responden meminta ijin
istri pertamanya untuk
poligami, dan istrinya
memperbolehkan (30-41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
(paranormal) untuk melihat
apakah ada kecocokan jika
menikahi FW dan ternyata
cocok (70-74)
5. Jika sudah mendapat ijin
dari istri responden merasa
pertimbangannya sudah
cukup (300-305)
Menimbang
Alternatif
1. Responden merasa setiap laki-
laki akan poligami jika
bertemu wanita yang menarik
(240-245)
2. Selain merasa kasihan,
responden juga ingin
membahagiakan FW dan
orangtua FW setelah menikah
jika keadaan ekonominya
lancar (172-182)
3. Responden merasa berat untuk
poligami karena sudah
memiliki anak (212-218)
4. Responden tidak ingin
anaknya poligami seperti
responden (360-368)
5. Responden akan
1. Responden tidak mau
mempertaruhkan pernikahan
pertamanya karena pernikahan
keduanya juga belum pasti
membuahkan keturunan (401-
406)
2. Responden menilai poligami
adalah hal yang kurang baik
namun akan menjadi hal benar
jika dirinya berhasil mendapat
keturunan (74-81)
3. Responden takut poligami
akan membuatnya berdosa dan
merusak hubungannya dengan
istri pertama dan keluarga istri
pertama (144-150)
4. Awalnya responden ingin
1. Jika responden suka dengan
seorang wanita, lebih baik
menikahinya (75-77)
2. Jika sudah sama-sama
tertarik, responden langsung
mengajak menikah untuk
menghindari hal yang tidak-
tidak (3-11)
3. Responden merasa akan
menjadi orang kaya jika
tidak poligami (223-228)
4. Karena senang menikah
lagi, responden rela
menghabiskan uangnya
untuk menikah lagi (373-
376)
5. Jika sudah mendapat ijin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
merahasiakan pernikahan
keduanya karena takut timbul
konflik besar dengan istri
pertama dan keluaga istri
pertamanya (544-550)
menceraikan istri pertamanya
karena kurang mengerti dan
menyayanginya jika
dibandingkan SC (224-235)
5. Responden menikah lagi
karena ingin mendapat
keturunan maka responden
memilih mempertahankan
pernikahan pertamanya (235-
239)
6. Pernikahan keduanya
dirahasiakan pada istri pertama
dan keluarga istri pertama
sampai mendapat keturunan
dari istri kedua(69-72)
dari istri dan wanitanya
sudah mau responden
merasa pertimbangannya
sudah cukup (300-305)
Mempertimbangkan
Komitmen
1. Responden poligami karena
ada keinginan yang besar dan
merasa ada dukungan (218-
221)
2. Responden sholat ketika
menghadapi dilema saat
1. Meski awalnya merasa takut
namun karena mendapat
dukungan akhirnya responden
berani untuk poligami (152-
158)
2. Faktor utama yang membuat
1. Responden merasa sudah
gila wanita dan tidak bisa
untuk ditentang, selama
dirinya masih mampu
menafkahi (283-291)
2. Ketika sudah yakin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
hendak memutuskan untuk
poligami (225-233)
3. Responden pernah disarankan
untuk tidak poligami namun
responden tidak menghiraukan
(130-134)
4. Responden tetap ingin
menikah dan jika ada masalah
akan ditanggungnya sendiri
(161-167)
5. Pernikahan siri dipilih
responden agar tidak ada
ancaman dan tuntutan jika
bercerai (374-387)
responden poligami adalah
ingin mendapat keturunan
(286-289)
3. Responden menikahi SC
karena SC menyayangi dan
menerima responden apa
adanya, dan bangga pada
responden (134-136)
4. Responden memilih menikah
siri karena tidak meminta
persetujuan istri pertamanya
(259-262)
menikah responden segera
mencari modal untuk
menikah (311-317)
Bersiap menerima
feedback
1. Seringkali istri pertama
mempermasalahkan responden
yang telah poligami (345-349)
2. Responden merasa ada respon
negatif dari orang sekitar
ketika ada konflik (349-356)
3. Responden merasa semua
1. Responden mengalami konflik
ketika istri dan mertuanya tau
dirinya poligami (275-285)
2. Responden ingin menutupi
pernikahan keduanya terlebih
dahulu agar tidak ada
omongan dari orang lain (315-
1. Responden merasa
lingkungan menjadi sumber
konflik keluarganya (446-
451)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
masalah yang muncul harus
diterimanya (286-297)
4. Saat ini responden merasa
menyesal poligami (235-237)
(243-246)
5. Responden seringkali bercerai
dengan istri ke 2 agar
hidupnya kembali normal
(492-494)
319)
3. Istri kedua membantu
responden menanggapi respon
orang sekitar (182-188)
4. Memiliki keturunan akan
menjadi alasan kuat bagi
responden responden untuk
jujur pada istri pertamanya
bahwa dirinya telah poligami
(215-222)
C. Setelah Proses Pengambilan Keputusan
Responden 1 (YD) Responden 2 (WR) Responden 3 (TT)
1. Keadaan responden setelah
poligami ternyata tidak sesuai
dengan harapan (275-283)
2. Saat ini responden merasa
menyesal poligami (235-237)
(243-246)
3. Responden merasa poligami
1. Responden mengalami konflik
ketika istri dan mertuanya tau
dirinya poligami (275-285)
2. Responden merasa dimusuhi
oleh keluarga istri pertama
(224-228)
3. Saat mengalami konflik
1. Jika istri kedua dan
ketiganya memiliki anak
responden akan
meninggalkannya (387-390)
2. Responden hanya ingin
memiliki anak dari istri
pertama agar bisa fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Keadaan Setelah
Pengambilan
Keputusan
hanya nafsu sesaat yang
disesalinya (500-505)
4. Responden sering ribut dengan
kedua istrinya (318-321)
5. Responden bersikap sabar agar
tidak terjadi perceraian dengan
istri pertama (287-291)
6. Responden berusaha
meredakan konflik yang terjadi
antara istri pertama dan kedua
(FW) (297-310)
7. Responden ingin berpisah
dengan istri ke duanya karena
menuntut banyak hal, salah
satunya ekonomi (253-258)
8. Istri kedua responden selalu
ingin ditemani, sehingga
responden merasa kesulitan
membagi waktu untuk istri
pertama dan anaknya (260-
269)
dengan istri pertama responden
justru semakin intens dengan
istri kedua (293-296)
4. Dengan berat hati akhirnya
istri pertama menerima
keputusan responden dan
meminta untuk tidak
meninggalkannya (296-305)
5. Responden bangga setelah
memiliki keturunan (84-91)
6. Setelah poligami responden
kesulitan membagi waktu dan
keuangan, selain itu
hubungannya dengan istri
pertama juga menjadi tidak
intens lagi (202-210)
7. Responden dibantu istri
keduanya ketika bingung
membagi waktu dan keuangan
(162-172)
8. Responden tidak menyesali
untuk mengurusnya (382-
386)
3. Responden merasa susah
karena beristri tiga terutama
karena seringkali terlibat
konflik dengan istri
ketiganya (404-408)
4. Istri ketiga responden sering
cemburu dan menuduh
responden berselingkuh
ketika responden pulang
terlambat (417-425)
5. Responden terhindar dari
masalah keuangan karena
responden memiliki kondisi
ekonomi yang cukup, (162-
170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
9. Responden seringkali bercerai
dengan istri ke 2 agar
hidupnya kembali normal
(492-494)
10. Anak seringkali membuat
responden merasa berat untuk
pergi kerumah istri ke 2 (475-
486)
11. Responden menganggap
kesulitan membagi waktu
antara kedua istri, anak dan
pekerjaannya adalah
pengalaman yang berat (468-
473)
keputusannya karena berhasil
mendapat keturunan (242-245)
9. Responden merasa hidupnya
lebih baik setelah poligami
(321-330)
10. Responden merasa lebih
banyak konflik sebelum
poligami (331-341)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI