praktik poligami dalam komunitas poligami indonesia

16
Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021 ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 282 PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA PERSPEKTIF CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women) Putri Jannatur Rahmah 1 , Ikke Pradima Sari 2 , Muhammad Roy Purwanto 3 1 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia Email: [email protected] 2 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia Email: [email protected] 3 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Pro dan kontra mengenai praktik poligami menjadi pembahasan yang tak akan surut diperdebatkan oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Terlepas dari kontroversi mengenai isu poligami, penulis menjumpai sebuah situs media online yang justru gencar mempropagandakan praktik poligami, mereka menyebutnya dengan Komunitas Poligami, komunitas ini berekspansi tak hanya melalui aktivitas offline diberbagai daerah, akan tetapi juga kerap eksis menyuarakan pemahamannya menggunakan media online. Dalam penelitian ini penulis akan mengupas mengenai motif dari Komunitas Poligami di Indonesia serta mengeksplorasi praktiknya ditinjau dari perspektif CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women). CEDAW atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan konvensi penghapusan seluruh bentuk kekerasan terhadap wanita, memiliki prinsip yang sejalan dengan nilai nilai yang dijunjung tinggi oleh Islam, yakni prinsip kesetaraan ( equality), keadilan (equity), serta sikap nondiskriminasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan library research yang didukung dengan pengambilan data primer melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa motif dari terciptanya Komunitas Poligami di Indonesia adalah merupakan kepentingan keagamaan, mereka beranggapan bahwa syariat poligami adalah hal yang seharusnya tidak dianggap tabu dan hina, karena terdapat banyak hal positif yang tercipta dari keluarga poligami, diantaranya meminimalisir kasus perselingkuhan, jajan diluar, dan mempersempit penularan HIV. Lalu pertanyaannya adalah apakah motif tersebut murni untuk keperluan agama dan sarana menjadi Muslim yang kaffah (seutuhnya), ataukah terdapat motif lain yang terselubung?. Hal ini akan menjadi isu yang selalu menarik untuk diberbincangkan dan menghadirkan pemahaman serta wawasan baru yang lebih luas terhadap peneliti. Keywords : Komunitas Poligami, Poligami, CEDAW. A. PENDAHULUAN Indonesia dengan populasi penduduk yang mayoritas menganut agama Islam, istilah poligami adalah hal yang sangat dikenal dan akrab dikalangan masyarakatnya. Poligami merupakan isu sosial klasik yang selalu menarik untuk diperbincangkan dan diperdebatkan bahkan di kalangan muslim seluruh belahan dunia, baik dari segi motif poligami, hukum praktek poligami, hingga dampak dampak yang akan terjadi ketika berpoligami.

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 282

PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI

INDONESIA PERSPEKTIF CEDAW

(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women)

Putri Jannatur Rahmah1, Ikke Pradima Sari2, Muhammad Roy Purwanto3

1 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia

Email: [email protected] 2 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia

Email: [email protected]

3 Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pro dan kontra mengenai praktik poligami menjadi pembahasan yang tak akan

surut diperdebatkan oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Terlepas dari kontroversi

mengenai isu poligami, penulis menjumpai sebuah situs media online yang justru gencar

mempropagandakan praktik poligami, mereka menyebutnya dengan Komunitas

Poligami, komunitas ini berekspansi tak hanya melalui aktivitas offline diberbagai

daerah, akan tetapi juga kerap eksis menyuarakan pemahamannya menggunakan media

online. Dalam penelitian ini penulis akan mengupas mengenai motif dari Komunitas

Poligami di Indonesia serta mengeksplorasi praktiknya ditinjau dari perspektif CEDAW

(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women).

CEDAW atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan konvensi penghapusan

seluruh bentuk kekerasan terhadap wanita, memiliki prinsip yang sejalan dengan nilai –

nilai yang dijunjung tinggi oleh Islam, yakni prinsip kesetaraan (equality), keadilan

(equity), serta sikap nondiskriminasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan library

research yang didukung dengan pengambilan data primer melalui wawancara. Hasil dari

penelitian ini mengungkapkan bahwa motif dari terciptanya Komunitas Poligami di

Indonesia adalah merupakan kepentingan keagamaan, mereka beranggapan bahwa

syariat poligami adalah hal yang seharusnya tidak dianggap tabu dan hina, karena

terdapat banyak hal positif yang tercipta dari keluarga poligami, diantaranya

meminimalisir kasus perselingkuhan, jajan diluar, dan mempersempit penularan HIV.

Lalu pertanyaannya adalah apakah motif tersebut murni untuk keperluan agama dan

sarana menjadi Muslim yang kaffah (seutuhnya), ataukah terdapat motif lain yang

terselubung?. Hal ini akan menjadi isu yang selalu menarik untuk diberbincangkan dan

menghadirkan pemahaman serta wawasan baru yang lebih luas terhadap peneliti.

Keywords : Komunitas Poligami, Poligami, CEDAW.

A. PENDAHULUAN

Indonesia dengan populasi penduduk yang mayoritas menganut agama Islam,

istilah poligami adalah hal yang sangat dikenal dan akrab dikalangan masyarakatnya.

Poligami merupakan isu sosial klasik yang selalu menarik untuk diperbincangkan dan

diperdebatkan bahkan di kalangan muslim seluruh belahan dunia, baik dari segi motif

poligami, hukum praktek poligami, hingga dampak – dampak yang akan terjadi ketika

berpoligami.

Page 2: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 283

Pandangan yang variatif terhadap praktik dan isu poligami menjadi hal yang

selalu menarik untuk ditelaah dan dikaji lebih jauh, karena di dalamnya memperlihatkan

sebuah dinamika pemikiran yang terus menerus berkembang dan sengaja dikembangkan.

Perkembangan pemikiran ini menunjukkan bahwa para pemikir isu poligami (baik yang

pro maupun yang kontra/anti poligami) tengah menghadapi dan sekaligus bergumul

dengan perubahan-perubahan sosial yang terus bergerak di era sekarang ini.1

Sebelum menilik jauh mengenai poligami dalam islam, perlu diperhatikan bahwa

tujuan utama perkawinan dalam islam adalah terciptanya keluarga yang tenang dan

tentram antar berbagai pihak yakni dari sisi suami, istri, dan anak. Oleh karena itu, tak

heran jika islam menghendaki poligami dengan beberapa persyaratan ketat dan penuh

dengan kehati - hatian. Al Quran yang diyakini telah mengesahkan praktik poligami

mengatakan dengan tegas dalam surah An Nisa ayat 3 :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan

yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain)

yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan

dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu

miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.2

Ayat diatas dijadikan sebagai landasan bagi para praktisi poligami untuk

mempertegas argumen mereka mengenai kebolehan berpoligami, akan tetapi perlu

diperhatikan bahwa dalam memahami dan menafsirkan suatu nash baik Al Quran

ataupun Hadis perlu kiranya untuk mempertimbangkan dan menelaah dari berbagai

aspek baik dari segi asbabun nuzul (latar belakang turunnya sebuah ayat), makna

implisit kata, tatanan bahasa dan sosio historisnya. Siti Musdah Mulia menjelaskan

bahwa dalil pembolehan praktik poligami yang terdapat dalam surah an-Nisa ayat 3

jika ditelusuri asbabun nuzul-nya ayat tersebut jelas tidak berbicara dalam konteks

anjuran perkawinan lebih dari seorang istri, melainkan dalam konteks pembicaraan

anak yatim.3 Allah swt ingin menyelamatkan anak yatim dari orang - orang yang

1 Mansur, Dekonstruksi Tafsir Poligami: Mengurai Dialektika Teks dan Konteks. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2016, hlm 31–64. Retrieved from http://ejournal.uin-

suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/01103 2 Tafsirweb, “Quran Surat An Nisa ayat 3”, dikutip dari https://tafsirweb.com/1535-quran-surat-an-

nisa-ayat-3.html, di akses pada tanggal 31 Juli 2020 Pukul 22.00 WIB 3 Setiyanto, D. A, Poligami Dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam (Kritik Terhadap Hukum

Perkawinan Di Indonesia). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 10(1), 49.

https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10105

Page 3: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 284

berkedok perkawinan untuk menguasai harta mereka, serta untuk menghindari

perlakuan tidak adil terhadap anak yatim. Maka Allah memberikan solusi agar

mengawini perempuan lain yang disukainya sebanyak dua, tiga, atau empat. Itupun

jika sanggup berbuat adil -kalau tidak- cukup satu.4

Belakangan ini komunitas poligami Indonesia semakin percaya diri dan berani

menampakkan eksistensinya dikalangan masyarakat, Komunitas – komunitas poligami

ini biasanya sering mencuat dan melancarkan kampanye poligaminya diberbagai

platform sosial media dan website, bahkan terdapat satu komunitas yang mendesain

sebuah aplikasi khusus pagi para pegiat poligami. Anggota dari komunitas – komunitas

poligami ini berasal dari berbagai penjuru dikawasan Indonesia, dan tak jarang mereka

mengadakan silatur rahmi/ pertemuan dan acara khusus di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu acara yang menjadi aktivitas rutin komunitas – komunitas poligami ini adalah

seminar dan kelas poligami dengan menyajikan tema – tema yang menarik perhatian para

kaum adam, tema yang pernah disuguhkan misalnya tentang “Cara kilat Mendapat Istri

Empat” dan tentunya dengan HTM (Harga Tiket Masuk) yang cukup terbiang tinggi.

Hal yang tak kalah menarik dalam komunitas poligami ini, bahwa rangkaian

aktivitas yang diadakan oleh forum pegiat poligami juga tak jarang dihadiri oleh kaum

wanita, yang pada umumnya praktik poligami ini sangat dijauhi dan dihindari oleh kaum

hawa tersebut. Lazimnya para istri sangat tidak menginginkan jika suami mereka

mempraktekkan poligami atau menjadi korban dari praktek poligami, akan tetapi berbeda

dengan wanita yang hadir dalam komunitas poligami ini, mereka para istri/ kaum hawa

justru ingin mendedikasikan dirinya untuk suami/lelaki yang ingin berpoligami dan

bahkan mendukung suaminya untuk menjalankan praktik poligami.

Membahas mengenai perspektif CEDAW (Convention on the Elimination of All

Forms of Discrimination against Women) yang merupakan produk konvensi dari PBB

(Perserikatan Bangsa – Bangsa). Dalam hal ini pemerintah Indonesia telah meratifikasi

CEDAW melalui terbentuknya Undang – Undang No. 7 Tahun 1984 tentang pengesahan

konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita. CEDAW

yang telah disetujui oleh pemerintah Indonesia merupakan suatu upaya dalam

membentuk peran sosial yang anti diskriminasi dan ketidakadilan. Ratifikasi CEDAW

4 Suriansyah, E. Merombak Struktur, Membentuk Kultur (Studi Pemikiran Siti Musdah Mulia).

Psikologi Perkembangan, 2019, hlm 1–224. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Page 4: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 285

disusun sesuai dengan kebutuhan zaman dan didorong oleh kondisi sosial dan kultural di

Indonesia yang telah mengubah segala bentuk relasi laki - laki dan perempuan. Paradigma

pemikiran CEDAW menekankan pada Equality (kesetaraan) dan Equity (keadilan) yang

mana dalam hal ini antara laki – laki dan perempuan memiliki peluang serta porsi peran

yang sama dalam menjalankan aktivitas kehidupannya baik dalam ranah domestik

maupun publik. Sumber konsep pemikiran CEDAW adalah pikiran atau rasionalitas dan

perasaan, sehingga konsep CEDAW terbilang cukup maslahah dan adil.

Dalam penelitian ini penulis tidak akan membahas mengenai hukum atau

kebolehan praktek poligami, karena perdebatan tentang hukum poligami telah dipetakan

menjadi 3 golongan/ pandangan yakni pertama, kelompok yang membolehkan poligami

tanpa syarat. Kedua, Golongan yang membenarkan praktik poligami dengan persyaratan

yang sangat ketat dan tegas. Dan pendapat ketiga, yakni kubu yang menentang poligami

bahkan mengharamkannya (Haram li ghairihi) dengan dalil dan rumusannya masing –

masing. Akan tetapi fokus penulis yakni ingin menilik lebih jauh mengenai motif dari

forum/komunitas poligami Indonesia dalam menunaikan poligami serta corak forum

tersebut dalam mengkampanyekan praktek poligami, penulis juga akan mengeksplor

terkait implementasi praktik poligami yang diwujudkan dalam komunitas poligami

Indonesia serta bagaimana praktek poligami dalam komunitas poligami Indonesia jika

ditinjau dari perspektif CEDAW.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dan

didukung dengan sample dari pengambilan data melalui wawancara baik secara online

maupun face to face kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

memahami dan menggambarkan feomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti

secara holistic ( menyeluruh).

Adapun cara kerja teknis metode penelitian ini dengan menggunakan sumber data

yang dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Data Primer

Page 5: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 286

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian

sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer juga disebut dengan istilah data

asli. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Komunitas Poligami Indonesia

sebagai subyek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan dapat diperoleh

dari luar objek penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala

data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan

melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang

berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan

objek penelitian.

Dalam penelitian ini, karena jenis penelitiannya menggunakan library research

dan sample, maka metode pengumpulan datanya dilakukan melalui :

a. Wawancara baik online maupun face to face, yang dilakukan dengan praktisi

komunitas poligami Indonesia.

b. Observasi, dilakukan dengan mengamati, mencermati dan menganalisis hasil dari

wawancara dengan komunitas poligami Indonesia.

c. Sample, dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan terkait untuk kepentingan

penelitian kepada inisiator atau sebagian anggota komunitas poligami Indonesia.

C. HASIL PENELITIAN

1. Komunitas Poligami Indonesia dan Motif yang Mendasarinya

a. Sekilas Mengenai Komunitas Poligami

Komunitas Poligami adalah sebuah forum yang didedikasikan untuk

mengkampanyekan poligami muslim di Indonesia, dalam forum tersebut acap kali

mengadakan sebuah kajian atau seminar dengan tajuk yang menggiurkan dimata kaum

adam, misal seminar dengan tema “Cara Cepat Dapat Istri Empat”. Sejauh ini, walaupun

mayoritas Muslim di Indonesia tidak dapat menerima gagasan poligami, akan tetapi

komunitas - komunitas yang menyuarakan dan melanggengkan poligami termasuk

kelompok yang mendapatkan dukungan kuat di beberapa kalangan masyarakat. MUI

(Majelis Ulama Indonesia) sebagai lembaga pemerintah yang merepresentasikan dan

menyampaikan aspirasi Muslim di Indonesia, sejauh ini tidak mengecam forum – forum

Page 6: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 287

sejenis kampanye poligami, selama belum ada masyarakat yang melontarkan protes.5

Aminuddin Yaqub selaku anggota MUI menyatakan bahwa :

“Poligami tidak diwajibkan, tidak direkomendasikan, tidak dikecam dan tidak

dilarang, tetapi bisa jadi haram atau dilarang jika praktik ini akan merusak

keluarga” (dilansir pada laman “Matamata Politik”).

Komunitas – Komunitas yang menyemarakkan praktik poligami di Indonesia

terbilang relativ banyak, dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Komunitas ini tak

hanya eksis diranah offline, akan tetapi juga melancarkan gerakannya melalui media –

media daring seperti dalam laman facebook, website, dan saluran lainnya. Pada laman

akun facebook Komunitas Poligami, memposting sebuah narasi asumsi yang dengan

tegas menyatakan bahwa “Negara beserta aparaturnya menjadi kaki tangan umat yahudi

dalam menjalankan misinya untuk membentuk tatanan dunia baru dibawah kekuasaan

mereka. Salah satu jalannya adalah larangan poligami, sebab mereka merasa terancam

jika populasi umat Islam lebih besar dari mereka”. Berikut adalah bukti screenshot

halaman facebook akun Komunitas Poligami Syar’i dengan jumlah pengikut sebanyak

9.777 anggota.

Gambar.1 Halaman facebook akun Komunitas Poligami Syar’i

Dilansir dari youtube channel (saluran) Vice Indonesia yang menampilkan

5Farid M. Ibrahim Dan Holly Robertson, “Forum Poligami Indonesia Adakan Kelas Cara Kilat

Dapat Istri Empat”, Dikutip Dari Https://Www.Matamatapolitik.Com/News-Forum-Poligami-

Indonesia-Dirikan-Kelas-Cara-Kilat-Dapat-Istri-Empat/

Page 7: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 288

sebuah interview jurnalis dengan sosok pelopor sekaligus pendiri Komunitas Poligami

didaerah Bekasi, menegaskan bahwa salah satu harapan dari terlahirnya Komunitas

Poligami adalah mematahkan stigma masyarakat yang cenderung menganggap bahwa

praktik poligami adalah hal yang hina, dan keluarga yang berpoligami tidak akan pernah

mengalami ketentraman dan akur. Riski Ramdani sebagai CEO Komunitas Poligami

dalam sebuah wawancara yang diselenggarakan oleh Vice Indonesia menyatakan bahwa

:

“Rasa cemburu adalah bagian dari bumbu poligami bahwa bukan berarti mereka

para wanita yang ada pada lingkaran poligami fitrahnya sebagai perempuan lantas

mati begitu saja, tentu tidak. Rasa cemburu tetap ada akan tetapi bedanya mereka

sanggup memanage. Karena biasanya dibenak masyarakat berasumsi bahwa

poligami itu tidak akur, antar istri saling berkompetisi, saling membenci. Dan hal –

hal seperti itulah yang ingin kita lawan. Waktu akan menunjukkan bahwa poligami

yang akur dan tentram bukanlah sesuatu yang mustahil”6

Mencuatnya Komunitas Poligami di Indonesia diberbagai media publik

menimbulkan oknum – oknum yang pro dan kontra, setiap masing – masing dari

pilihan mereka untuk setuju ataupun mengecam keras praktik poligami mempunyai

argumentnya tersendiri dari sisi yang berbeda – beda.

b. Motif yang Mendasari Terbentuknya Komunitas Poligami

Sejatinya praktik poligami adalah sebuah bentuk pernikahan yang pernah

diterapkan oleh baginda Rasulullah SAW pada masa kenabian. Dalam Al – Quran pun

terdapat ayat (An – Nisa’ ayat :3) yang secara tekstual mengesahkan praktik poligami.

Akan tetapi, di era saat ini penerapan poligami menjadi suatu isu yang kontroversial dan

menjadi topik yang selalu menarik untuk diperbincangkan agar terjadi sebuah ekspansi

wawasan serta perkembangan ilmu dan agar tidak mudah memandang suatu isu hanya

dari sudut pandang tertentu.

Dalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Poligami,

peserta memberikan pernyataannya mengenai motifnya dalam berpoligami, ia

menuturkan bahwa :

“Sebaik – baiknya lelaki adalah ia yang memiliki istri banyak, oleh karenanya saya

bercita – cita memiliki istri 4”.(dikutip dari channel youtube Vice Indonesia)

Peserta tersebut beranggapan bahwa untuk menjadi muslim kaffah ia harus

memiliki istri lebih dari satu, karena dirasa hal tersebut adalah syari’at Islam sebagai

6Vice Indonesia. (2018). Heaven and Hell: Indonesia’s Battle Over Polygamy. Indonesia:

www.youtube.com. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=d3_hPhIX_Js

Page 8: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 289

penunjang untuk menjadi Muslim seutuhnya.

Tak jauh berbeda dari tanggapan peserta diatas, anggota diskusi lainnya dalam

sebuah forum tersebut menerangkan bahwa motifasinya dalam mengikuti rangkaian

acara kampanye poligami adalah ingin menyelamatkan akidah wanita ditengah derasnya

arus globalisasi dan era digital yang dengan sangat mudah menebarkan virus – virus

fitnah. “Sejatinya fitnah paling besar adalah perempuan” (tutur salah satu anggota

seminar poligami).

“Adanya program KB (Keluarga Berencana) adalah ajaran dari orang diluar Islam

agar generasi umat Islam semakin sedikit, oleh karenanya kita lawan dengan

penerapan poligami untuk memperbanyak populasi umat Islam”

Pendapat diatas adalah argument dari salah satu peserta forum poligami yang

dengan tegas menunjukkan bahwa adanya praktik poligami adalah salah satu media

untuk memperbanyak populasi umat Islam, karena semakin banyak ia menikahi

perempuan maka menurutnya generasi – generasi Muslim akan tumbuh berkembang

secara pesat.

CEO Komunitas Poligami dalam interviewnya menjelaskan bahwa “menyalurkan

nafsu kepada istri adalah hal yang bernilai ibadah, yang asalnya hanya satu ibadah

disatu titik,menjadi dua ibadah dititik lainnya, kurang lebih logika matematisnya seperti

itu” (tuturnya pada jurnalis Vice Indonesia).

Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh jurnalis Vice Indonesia kepada CEO

Komunitas Poligami adalah bahwa poligami ini termasuk salah satu bentuk kekerasan

terhadap perempuan,karena secara tidak langsung walaupun seorang istri mengizinkan

suaminya berpoligami akan tetapi batinnya dan perasaannya akan terusik, hal tersebut

dapat saja dikategorikan sebagai bentuk kekerasan psikis. Dengan mantap dan tanpa

berfikir panjang, Ia menjawab bahwa :

“Poligami ini adalah sebuah bentuk syariat yang memposisikan perempuan sebagai

makhluk yang berharga, bukan hanya sebatas “dipakai” lalu ditinggalkan begitu

saja. Jika anda mencintai seorang perempuan maka hormatilah dan muliakan

perempuan tersebut dengan jalan menikahinya, lalu disisi lain mengapa

perselingkuhan , praktik prostisusi dan lokalisasi oleh kaum feminis tidak dianggap

sebagai bentuk penindasan dan perendahan terhadap harkat dan derajat

perempuan?”7

Forum diskusi yang diadakan oleh Komunitas Poligami ini sangatlah ramai

7 Vice Indonesia. (2018). Heaven and Hell: Indonesia’s Battle Over Polygamy. Indonesia:

www.youtube.com. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=d3_hPhIX_Js

Page 9: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 290

dikunjungi tak hanya oleh kaum adam saja, tak sedikit perempuan – perempuan yang

ikut serta menjalankan dan menyimak rangkaian forum diskusi tersebut. Poligami yang

pada umumnya menjadi hal yang sangat dimusuhi oleh kaum perempuan, berbalik

menjadi hal yang diidamkan. Mereka cenderung mendukung suami untuk menikahi

perempuan lainnya (lagi). Salah satu alasan dasar seorang perempuan yang

menginginkan suaminya menikah lagi adalah dalih pahala, tak jarang perempuan rela

mengorbankan perasaannya untuk mendapatkan pahala dengan cara mengizinkan bahkan

mendukung suaminya untuk memiliki istri lebih dari satu.

Dalam channel youtube Vice Indonesia, sosok perempuan yag menjadi salah satu

peserta diskusi poligami menuturkan bahwa tekadnya dalam mengikuti forum diskusi ini

adalah untuk mencarikan madu/istri (lagi) untuk suaminya. Peserta perempuan lainnya

menegaskan bahwa tujuan hadirnya dalam seminar ini adalah untuk memperkenalkan

pada anak – anaknya agar mereka tidak kaget jika mengetahui bahwa ibunya dipoligami.

Dalam keseruan rangkaian acara tersebut, tak jarang ditemui perempuan – perempuan

yang menawaran dirinya untuk dipoligami dan diperistri.

Menurut para praktisi poligami dari kalangan perempuan menyampaikan bahwa

poligami bukan merupakan suatu hal yang hina, perempuan dengan sangat mudah

mendapatkan pahala hanya dengan secara rela dan lapang dada mengizinkan suaminya

untuk menikah lebih dari satu. Sosok perempuan yang dipoligami oleh suaminya

mengutarakan pendapat bahwa :

“Allah menetapkan rasa cemburu bagi perempuan dan itu adalah fitrahnya, barang

siapa yang bersabar karena mengharap ridha Allah SWT maka akan mendapat

pahala syahid (surga), perempuan dengan begitu mudah mendapatkan pahala

syahid hanya karena menahan kecemburuannya, akan tetapi lelaki untuk

mendapatkan pahala syahid harus berperang dahulu”8

Dalam curahannya kepada jurnalis Vice Indonesia, ia menceritakan banyak dari

teman perempuannya mengadu bahwa suaminya melakukan perselingkuhan, sering

jajan, dll. Sehingga hal tersebut akan menimbulkan dampak negative yang salah satunya

berupa penularan penyakit HIV/AIDS. Jika mengikuti jalur yang telah ditetapkan oleh

Allah SWT (poligami), maka kerusakan rumah tangga dan kasus – kasus buruk lainnya

tidak akan terjadi karena kita melakukan sesuatunya atas dasar ridha Allah SWT.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hal yang mendasari dari terbentuknya

8 Wawancara dengan Istri dari CEO Komunitas Poligami di daerah Bekasi oleh Jurnalis Vice

Indonesia

Page 10: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 291

Komunitas Poligami adalah berawal dari kesadaran personal dari para anggotanya yang

beranggapan bahwa poligami adalah sebuah praktik yang dianjurkan oleh Islam guna

mendapatkan gelar muslim yang kaffah (sempurna/ seutuhnya). Dan akan memperoleh

bonus pahala bagi siapapun yang dengan lapang dada mendedikasikan dirinya untuk

menjalani praktik pernikahan jenis poligami. Motif – motif yang diungkapkan oleh para

peserta forum diskusi diatas menggambarkan bahwa dukungannya terhadap praktik

poligami adalah atas dasar kepentingan keagamaan, meningkatkan kualitas relasi vertikal

antara hamba dengan tuhannya, dan juga demi kemashlahatan umat Islam agar generasi

Muslim lestari diatas bumi ini. Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah motif - motif

tersebut murni tanpa adanya intervensi atau aspek lain yang mempengaruhinya?

2. Praktik Poligami dalam Komunitas Poligami Indonesia

Wawancara yang dilakukan oleh jurnalis Vice Indonesia terhadap respondennya

yakni Riski Ramdani (RR)9, menampilakan sebuah sudut pandang para aktivis poligami

yang menyemarakkan praktik poligami. RR merupakan wajah modern poligami

Indonesia, dengan modal ekonomi yang mumpuni dan Pendidikan yang relative tinggi Ia

menjadi sosok dibalik kampanye praktik perkawinan yang banyak orang Indonesia

anggap tabu. Tak hanya itu, ia secara masif mendukung gerakan poligami sekaligus

sebagai lelaki yang mengimplementasikan poligami dan memiliki 2 sosok istri. RR

menciptakan sebuah aplikasi yang didesain khusus untuk seseorang yang bertekad

menerapkan poligami.

Dalam wawancara yang diselenggarakan oleh team Vice Indonesia, Riski

Ramdani yang berkedudukan sebagai CEO Komunitas Poligami menjelaskan bahwa:

“ Allah mendesain laki – laki untuk menyukai/ tertarik kepada lebih dari satu orang

wanita, Islam memberikan solusi yang legal dan tepat yakni dengan disyariatkannya

poligami (menikahi lebih dari satu perempuan), hal ini (praktik poligami) tentu

dengan tujuan menghindari kasus perselingkuhan didalam rumah tangga, atau agar

suami tidak mudah “ jajan” diluar rumah” (ungkapnya pada jurnalis Vice

Indonesia).10

Dalam Al – Quran (QS. An – Nisa (4) :3) Allah berfirman, yang arti tekstualnya

berbunyi :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan

yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain)

9 CEO Komunitas Poligami Wilayah Bekasi 10Arzia Tivany, “Berikut Catatanku Setelah Ikut Kopdar Pegiat Poligami Garis Keras”, dikutip dari

Https://Www.Vice.Com/Id_Id/Article/Yw4gyv/Berikut-Catatanku-Setelah-Ikut-Kopdar-

PegiatPoligami-Garis-Keras, diakses pada hari Jumat tanggal 31 Juli 2020 pada pukul 14.00 WIB.

Page 11: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 292

yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan

dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu

miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.11

Dilihat dari tekstualitas ayat diatas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa

syarat ketat yang harus dipenuhi dalam praktik poligami adalah adanya sifat adil. RR

yang merupakan CEO Komunitas Poligami mendeskripsikan kata adil dalam ayat Al-

Quran sebagai berikut :

“Setiap manusia berpotensi menerapkan praktik poligami dengan syarat adil.

Persoalan adil ini Allah tidak menuntut untuk adil dari segi perasaan, karena

perasaan tidak bisa dihitung, Ia tak dapat dikuantifikasi. Adil yang dituntut oleh

Islam dalam konteks poligami ini adalah pada hal yang dapat dikuantifikasi, misal

dalam pembagian jumlah malam, pendistribusian nafkah, dll”.(Vice Indonesia,

2018)

Gambar 2.

Wawancara Media Vice Indonesia bersama CEO Komunitas Poligami

Para praktisi poligami yang menciptakan komunitas poligami dengan nama

Forum Poligami Indonesia (FP Indonesia) menyelenggarakan sebuah seminar dengan

tujuan mempersiapkan klien mereka dalam menjalani praktik poligami, seminar ini

memanfaatkan minat diantara pria Muslim yang ingin menikah dengan lebih dari satu

perempuan dan dengan pungutan biaya sekitar Rp. 3.500.000 untuk peserta laki –

laki, dan diskon sebesar 50% untuk kaum perempuan, dicantumkannya diskon adalah

11 Ayat tentang Poligami, dikutip pada https://tafsirweb.com/40604-ayat-tentang-poligami.html,

diakses pada hari Kamis tanggal 30 Juli 2020 pada pukul 2.50 WIB.

Page 12: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 293

dalam rangka menarik lebih banyak klien dari pihak perempuan.12

Dari beberapa klien yang telah siap mengamalkan poligami, sebagai program

lanjutan seminar tersebut, maka akan didampingi secara langsung oleh konsultan

selama kurang lebih 6 bulan, dimulai dari proses ta’aruf, nadzor,khitbah, lalu akad

nikah.

Menurut seorang penyelenggara dari FP Indonesia yakni Vicky Abu Syamil,

seminar ini diadakan dengan tujuan membimbing dan mendidik kaum Muslim yang

benar – benar ingin serius memasuki dunia poligami, agar mudah mendapatkan

pasangan dan tercipta keluarga poligami yang langgeng, tentram dan anti

diskriminasi.13

Deskripsi dari praktik poligami yang diterapkan oleh Komunitas Poligami di

Indonesia adalah berupa persiapan pra poligami dan juga aktivitas – aktivitas yang

diselenggarakan untuk menguatkan dan memantapkan diri agar tertarik untuk

berpoligami dan melanggengkannya. Segala rangkaian aktivitas yang diadakan oleh

Komunitas Poligami menjuru sebagai propaganda yang menyerukan bahwa poligami

adalah hal yang disyari’atkan dalam agama dengan dibaluti argument yang

sedemikian rupa dan sebagai perwujudan terciptanya rumah tangga poligami yang

tentram, dan berkeadilan.

3. Komunitas Poligami Indonesia Perspektif CEDAW (Convention on the

Elimination of All Forms of Discrimination against Women)

CEDAW atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Konvensi Penghapusan

Terhadap Segala Bentuk Kejahatan Terhadap Perempuan merupakan konvensi yang

diciptakan oleh PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) sebagai sebuah bentuk kesadaran

terhadap nilai memuliakan perempuan. Cedaw menekankan pada sebuah bentuk

kesetaraan dan keadilan antara laki – laki dan perempuan. Bahwa keduanya memiliki

kesempatan yang sama disegala lini kehidupan baik domestic maupun publik.14

12 Jawapos, “Kelas Poligami Ajarkan Cara Kilat 4 Istri”, dikutip dari https://www.jawapos.com/internasional/dw/06/04/2019/kelas-poligami-ajarkan-cara-kilat-dapat-

4-istri/, diakses pada hari kamis tanggal 29 Juli 2020 pukul 15.00 WIB. 13 Law Justice, “Kelas Poligami Ajarkan Cara Gaet Istri Hingga Empat”, dikutip dari

https://www.google.com/amp/s/www.law-justice.co/amp/63100/kelas-poligami-ajarkan-cara-gaet-istri-hingga-empat-orang---/, diakses pada hari Jum’at tanggal 31 Juli 2020 pukul 16.00 WIB. 14 Qurratul, Ainiyah, Prinsip Pernikahan dalam Cedaw Perspektif Hukum Islam, STIT al Urwatul

Wutsqo Jombang, 2017, hlm 21–42.

Page 13: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 294

Konvensi ini mengakui adanya:

1. Perbedaan biologis atau kodrati antara laki-laki dan perempuan.

2. Perbedaan perlakuan terhadap perempuan yang berbasis jender yang mengakibatkan

kerugian pada perempuan, yang menyebabkan adanya pembatasan kemampuan

dalammemanfaatkan peluang yang ada yang sejalan dengan potensi yang dimiliknya.

3. Perbedaan kondisi dan posisi laki-laki dan perempuan, di mana perempuan menempati

posisi yang lebih lemah karena mengalami diskriminasi.

Dari segi prinsip, CEDAW menawaran sebuah value / nilai – nilai yang selaras

dengan ajaran Islam, meliputi nondiskriminasi, kesetaraan, dan kadilan, khususnya yang

ditujukan kepada kaum perempuan. Prinsip – prinsip tersebut idealnya harus

diimplementasikan diwujudkan dalam ranah privat maupun publik.15

Prinsip yang ditawarkan oleh CEDAW jika direlasikan dengan praktek poligami

dalam Komunitas Poligami di Indonesia, secara langsung terlihat bertentangan dengan

nilai – nilai luhur untuk menyetarakan martabat wanita, akan tetapi tidak dapat dipungkiri

bahwa wanita – wanita yang ikut aktif berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan

Komunitas Poligami justru menyuarakan kehendaknya dan dedikasinya menjalankan

rumah tangga jenis poligami yang mana hal tersebut merupakan sebuah kebahagiaan

tersendiri, dan termasuk salah satu bentuk ibadahnya terhadap sang Maha Pencipta.

Para perempuan dalam Komunitas Poligami ini dengan bangga dan tak bermuka

sedih bersedia untuk mencarikan suaminya pendamping hidup baru yang akan menemani

pengabdiannya terhadap sosok suami. Menurut kebanyakan perempuan, poligami adalah

sebuah praktik yang menyakiti hatinya, mengorbankan perasaan dan tak jarang menjadi

akar perlakuan segala bentuk kekerasan, akan tetapi lain halnya menurut para perempuan

yang tampil di Komunitas Poligami. Mereka mempunyai pandangan yang bertolak

belakang dari asumsi perempuan pada umumnya. Kaum perempuan yang aktiv dalam

Komunitas ini beranggapan bahwa poligami termasuk cara yang legal dan diperbolehkan

dalam Al – Quran, tak hanya itu, sering kali argument yang mereka lontarkan sebagai

pendukung opininya bahwa dengan berpoligami mereka merasa suami aman tidak mudah

jajan diluar, dan hal ini merupakan salah satu cara solutif untuk mempersempit

penyebaran HIV.

15 Niswah, E. M. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Perspektif CEDAW. Jurnal Al-Ahwal, Vol.

5(No 2), 2012, hlm 18–42.

Page 14: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 295

Hal yang tak kalah menariknya lagi bahwa mereka berpendapat poligami

termasuk salah satu jalan yang dibenarkan oleh Allah untuk membantu perekonomian

keluarga pihak istri, seorang perempuan yang dinikahi oleh pria mapan dari segi ekonomi

(walaupun telah memiliki istri) keluarganya dan dirinya akan mendapatkan kemakmuran

dari segi ekonomi dan mampu memenuhi kebutuhan primer, bahkan sekunder.

Wanita yang melakukan pernikahan poligami memiliki pengalaman berbeda yang

bisa memperkaya mereka, dari pada wanita yang mempraktikkan monogami bahwa ada

lebih banyak kerugian bagi wanita yang berada dalam pernikahan poligami daripada

mereka yang menjalani hubungan monogami. Praktik poligami adalah sebuah

konsekuensi logis bagi yang menunjukkan bahwa struktur kekuasaan patriarki

tampaknya memainkan peran yang kuat dan efektif dalam pernikahan poligami di

masyarakat kita. Namun, ada juga kesadaran bahwa banyak orang yang berada dalam

lingkup poligami lebih menjadi bahagia.16

D. KESIMPULAN

Komunitas Poligami beranggapan bahwa poligami adalah hal yang vital dalam

mencapai puncak kesolihan, sebaliknya pengkritik menegaskan bahwa poligami adalah

sebuah bentuk kekerasan terhadap perempuan. Suatu praktek yang turut melanggengkan

ketimpangan gender dalam masyarakat. Setelah mendengarkan opini korban / penyintas

sulit untuk tidak setuju dengan perspektifnya, namun sulit juga mengabaikan argument

puluhan perempuan lain yang berpartisipasi aktif dalam perjodohan poligami. Seiring

poligami bergerak keranah mainstream, perdebatan seputar poligami justru akan semakin

sengit.

Bentuk kekerasan yang jarang disadari oleh perempuan dalam praktik poligami

adalah rasa cemburu (kecemburuan), cemburu atau pengorbanan perasaan adalah sebuah

bentuk kekerasan psikologis, konstruksi budaya patriarkal sangat menyudutkan

perempuan. Sebuah wujud dari masih mengakarnya budaya patriarkis di Indonesia adalah

sebuah asumsi bahwa jika perempuan mengizinkan suaminya berpoligami maka akan

masuk surga, padahal janji surga untuk orang yang berpoligami tidak ada dalam Al

Quran, karena apapun yang benar pasti nyaman dihati, jika Allah maha adil maka

16 Thobejane, T. D., & Flora, T. An exploration of polygamous marriages: A worldview. Mediterranean Journal of Social Sciences, 5(27), 2014, hlm 1058–1066.

https://doi.org/10.5901/mjss.2014.v5n27p1058

Page 15: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 296

sangatlah tidak mungkin Ia menurunkan ayat – ayat yang mendukung ketidak adilan,

yang salah bukan Al Qurannya akan tetapi cara membaca atau menginterpretasikan ayat

al -Quran tersebut.

Mengacu pada analogi poligami menurut bapak Quraish Shihab bahwa poligami

bagaikan pintu darurat yang terletak dalam pesawat, ia hanya akan dibuka dalam keadaan

genting. Akan tetapi, pintu tersebut akan selamanya tertutup jika keadaan berjalan dengan

selayaknya. Analogi lain mengenai poligami yakni poligami diibaratkan seperti sebuah

fentilasi kecil yang diperlukan ketika sebuah pintu ruangan tertutup rapat. Pandangan lain

mengenai poligami yang dilontarkan oleh KHR. Ach Azaim Ibrahimy (Pengasuh PP

Salafiyah Syafiiyah) berpendapat bahwa poligami bukanlah syariat, yang menjadi syariat

adalah membatasinya. Jika kita melihat dari perspektif umumnya perempuan, mereka

menyatakan bahwa poligami memang disahkan dalam al – Quran (secara tekstual), tetapi

tidak sah menurut perasaan mayoritas kaum perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur, M. (2016). Dekonstruksi Tafsir Poligami: Mengurai Dialektika Teks dan

Konteks. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1(1), 31–64. Retrieved from

http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/01103

Niswah, E. M. (2012). Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Perspektif CEDAW.

Jurnal Al-Ahwal, Vol. 5(No 2), 18–42.

Setiyanto, D. A. (2017). Poligami Dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam (Kritik

Terhadap Hukum Perkawinan Di Indonesia). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga

Islam, 10(1), 49. https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10105

Suriansyah, E. (2019). Merombak Struktur, Membentuk Kultur (Studi Pemikiran Siti

Musdah Mulia). Psikologi Perkembangan, 13(October 2013), 1–224.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Thobejane, T. D., & Flora, T. (2014). An exploration of polygamous marriages: A

worldview. Mediterranean Journal of Social Sciences, 5(27), 1058–1066.

https://doi.org/10.5901/mjss.2014.v5n27p1058

Vice Indonesia. (2018). Heaven and Hell: Indonesia’s Battle Over Polygamy. Indonesia:

www.youtube.com. Retrieved from

https://www.youtube.com/watch?v=d3_hPhIX_Js

Wutsqo, U. (n.d.). Prinsip Pernikahan dalam Cedaw Perspektif Hukum Islam Qurrotul

Ainiyah, 21–42.

Farid M. Ibrahim Dan Holly Robertson, “Forum Poligami Indonesia Adakan Kelas Cara

Kilat Dapat Istri Empat”, Dikutip Dari Https://Www.Matamatapolitik.Com/News-

Forum-Poligami-Indonesia-Dirikan-Kelas-Cara-Kilat-Dapat-Istri-Empat/,

Diakses Pada Hari Jum’at Tanggal 31 Juli 2020 Jam 12.01 WIB. Wawancara

dengan Istri dari CEO Komunitas Poligami di daerah Bekasi oleh Jurnalis Vice

Indonesia

Arzia Tivany, “Berikut Catatanku Setelah Ikut Kopdar Pegiat Poligami

Garis Keras”, dikutip dari

Page 16: PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA

Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.2, Nomor 1, September-Januari, 2021

ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681 297

Https://Www.Vice.Com/Id_Id/Article/Yw4gyv/Berikut-Catatanku-Setelah-

Ikut-Kopdar-PegiatPoligami-Garis-Keras, diakses pada hari Jumat tanggal

31 Juli 2020 pada pukul 14.00 WIB.

Ayat tentang Poligami, dikutip dari https://tafsirweb.com/40604-ayat-tentang-

poligami.html, diakses pada hari Kamis tanggal 30 Juli 2020 pada pukul 2.50

WIB.

Jawapos, “Kelas Poligami Ajarkan Cara Kilat 4 Istri”, dikutip dari

https://www.jawapos.com/internasional/dw/06/04/2019/kelas-poligami-ajarkan-

cara-kilat-dapat-4-istri/, diakses pada hari kamis tanggal 29 Juli 2020 pukul

15.00 WIB.

Law Justice, “Kelas Poligami Ajarkan Cara Gaet Istri Hingga Empat”, dikutip dari

https://www.google.com/amp/s/www.law-justice.co/amp/63100/kelas-poligami-

ajarkan-cara-gaet-istri-hingga-empat-orang---/, diakses pada hari Jum’at

tanggal 31 Juli 2020 pukul 16.00 WIB.