makalah filsafat sains (poligami)

23
TUGAS MAKALAH FILSAFAT SAINS POLIGAMI PRO ATAU KONTRA? oleh Mardhika Surachman I2E O12 017

Upload: dhica-mardhica

Post on 07-Dec-2014

144 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

TUGAS MAKALAH FILSAFAT SAINS

POLIGAMIPRO ATAU KONTRA?

oleh

Mardhika Surachman I2E O12 017

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013

Page 2: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Poligami bukanlah sesuatu yang asing lagi untuk diperdengarkan. Poligami telah

menjadi fenomena yang marak dibicarakan khususnya oleh masyarakat Indonesia. Banyak

kalangan masyarakat dan para tokoh terkenal di Indonesia yang melakukan poligami

termasuk public figure, ini menyebabkan fenomena ini semakin menarik untuk

dibicarakan.

Poligami di Indonesia telah marak terjadi baik yang dilakukan secara terang-

terangan dan dilegalkan lewat lembaga perkawinan (KUA) maupun yang dilakukan secara

sembunyi-sembunyi (sirri) dibawah tangan. Sudah banyak para kyai (tokoh agama)

dan tokoh masyarakat yang melakukan praktik poligami ini dengan maksud dan

motivasi yang bervariasi.

Setiap apapun perbuatan pasti memiliki dampak bagi pelakunya, begitu pun dengan

poligami. Poligami membawa dampak tersendiri bagi orang yang berpoligami baik positif

maupun negatif. Maka tidak heran hingga saat ini poligami menuai pro dan kontra dari

masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih dalam mengenai poligami ditinjau dari

berbagai aspek kehidupan sehingga pada akhirnya kita dapat menyimpulkan apakah

poligami boleh atau tidak.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat diajukan dalam makalah ini antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan poligami?

2. Apa saja fakta-fakta/peristiwa tentang poligami?

3. Apa saja alasan melakukan poligami?

4. Bagaimanakah poligami ditinjau dari berbagai aspek kehidupan?

5. Apa saja dampak poligami?

6. Bagaimana hasil analisa pemikiran penulis tentang poligami?

Page 3: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain untuk:

1. Mengetahui definisi poligami;

2. Mengetahui beberapa peristiwa poligami;

3. Mengetahui alasan melakukan poligami;

4. Mengetahui poligami ditinjau dari berbagai aspek kehidupan;

5. Mengetahui dampak poligami; dan

6. Mengetahui hasil analisa pemikiran penulis tentang poligami.

D. MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain untuk:

1. Sebagai tambahan informasi bagi pembaca mengenai poligami;

2. Sebagai sumber rujukan tentang poligami.

Page 4: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI POLIGAMI

Poligami berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan penggalan kata poli atau

polus yang artinya banyak, dan kata gamein atau gamos, yang artinya kawin atau

perkawinan. Maka, ketika kedua kata ini digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang

banyak (Collins, dalam Soewondo, 2011). Dalam antropologi sosial, poligami merupakan

praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin

orang bersangkutan). Hal ini berlawanan dengan praktik monogami yang hanya memiliki

satu suami atau istri.

Terdapat tiga bentuk poligami, antara lain:

a. Poligini, adalah suatu sistem perkawinan dimana suami mengawini lebih dari satu istri

pada waktu bersamaan, artinya istri-istri tersebut masih dalam tanggungan suami tidak

diceraikan tetapi masih sah menjadi istrinya.

b. Poliandri, adalah suatu sistem perkawinan dimana istri mengawini lebih dari satu istri

pada waktu bersamaan

c. Pernikahan kelompok (group marriage/poliginandri), yaitu perkawinan dua orang pria

atau lebih dengan dua orang wanita atu lebih pada waktu yang sama (Seccombe &

Warner, 2004; Fisher & Goodwin dalam Regan, 2003).

Ketiga bentuk poligami tersebut ditemukan dalam sejarah, namum poligini merupakan

bentuk yang paling umum terjadi. Jika dibandingkan dengan poliandri, lebih banyak orang

yang mempraktekkan poligini. Dalam prakteknya, poligini lebih umum dikenal oleh

masyarakat dengan poligami sehingga dalam makalah ini istilah poligini akan disebut

sebagai poligami.

2.2 PERISTIWA POLIGAMI

Berikut adalah beberapa keluarga poligami yang terkenal di seluruh dunia :

a) Keluarga Ziona Chana (India)

Page 5: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

Ziona Chana, seorang tukang kayu berusia 67 tahun memiliki sebuah keluarga

yang sangat besar. Tak tanggung-tanggung, 39 wanita dia peristri. Dari hasil

perkawinan itu, dia memiliki 94 anak dan 33 cucu. Jumlah keluarga itu masih ditambah

dengan kehadiran 14 putri tiri yang dibawa oleh beberapa istrinya. Maka bila keluarga

ini kumpul semua mencapai 181 orang jumlah yang luar biasa untuk sebuah keluarga.

Bersama semua istri dan keturunannya, ia tinggal di sebuah gedung bertingkat empat

dengan 100 kamar, di Mizoram, negara bagian India. Keluarga ini menerapkan disiplin

mirip militer, dengan istri tertua, Zathiangi mengorganisir para anggota keluarga untuk

melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan, mencuci dan menyiapkan

makanan. Dalam satu makan malam, mereka bisa menghabiskan 30 ayam, 60 kg

kentang dan menanak sampai 100 kg beras. Menurut Ziona, alasannya melakukan

poligami adalah untuk menyelamatkan perekonomian wanita miskin.

b) Keluarga Bello Maasaba (Nigeria)

Page 6: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

Bello Maasaba, seorang pria berusia 87 tahun memiliki istri sebanyak 107 orang.

Saat ini dia tinggal bersama 87 orang istrinya. sementara 9 orang istrinya sudah

meninggal dan 12 diantaranya sudah bercerai. Dari para istrinya, ia mendapatkan

185 anak, 133 diantaranya masih hidup. Anak bungsunya baru berusia sebulan.

Jika dikumpulkan, kerabatnya ipar, sepupu, keponakan, jumlahnya sekitar 5.000

orang. Dalam masyarakat yang membolehkan poligami, mereka bahkan

menganggap tindak tanduk Bello Masaba sudah kelewatan. Ia tetap nekat, meski

pemerintah Nigeria tak senang dengan tindakannya, demikian juga dengan otoritas

Islam setempat. Menurut pengakuannya, alasan dia melakukan polgami adalah

karena dia dikunjungi malaikat Jibril dalam mimpinya. Ia menyatakan bahwa jibril

menyuruhnya untuk terus menikah, sehingga ia terus-menerus melakukan

pernikahan hampir sebulan sekali.

c) Keluarga Asentus Ogwella Akuku (Kenya)

Seorang Pria Kenya bernama Asentus Ogwella Akuku memegang rekor sebagai

pria terbanyak menikah dengan 130 kali menikah dan memiliki 210 anak. Pria ini

dianggap menjadi simbol poligami di kenya dan dijuluki sebagai “danger” atau

pria berbahaya karena kemampuannya menggoda wanita. Namun dari 130 kali

pernikahannya hanya 40 pernikahan yang diakui oleh pemerintah kenya

dikarenakan hukum di sana. Akuku meninggal pada Oktober 2010 karena penyakit

diabetes yang dideritanya. Kematiannya meninggalkan kisah salah seorang pelaku

poligami terbesar yang tercatat sejarah. Salah satu cucunya, Maureen Ochido

Page 7: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

menyebut, “Kakekku seorang yang sangat bersahabat dan penyayang yang sering

disalahpahami.” Dan keluarganya berbaris memenuhi pemakamannya.

d) Keluarga Aa Gym (Indonesia)

Yan Gymnastiar (50 tahun) atau lebih dikenal sebagai Abdullah Gymnastiar

atau Aa Gym adalah seorang pendakwah yang populer karena mengenalkan cara

berdakwah yang unik dengan gaya teatrikal dengan pesan-pesan dakwah Islami

yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari, citranya pun

didaulat menjadi “ustad keluarga bahagia.” Hal ini menjadi kontroversial ketika

terdapat kutipan dakwah Aa Gym yang tidak menganjurkan poligami, namun sang

pendakwah malah melakukan sebaliknya. Aa Gym berpoligami dan menikah lagi

dengan janda beranak 3, Alfarini Eridani "Teh Rini" pada bulan Desember 2006,

saat itu istri pertamanya adalah Hj Ninih Muthmainnah atau dikenal juga dengan

sebutan "Teh Ninih", yang telah menjadi istrinya sejak tahun 1988 dan selama

menikah dengannya telah dikaruniai 7 anak. Banyak penggemarnya kecewa dan

mengirim SMS berantai, menulis di blog dan Surat Pembaca, menelepon ke stasiun

TV, berhenti berkunjung ke Daarut Tauhid, hingga ikut turun jalan dan berdemo

menentang poligami. Hal ini berdampak buruk pada kepopulerannya dan bisnisnya.

Alasannya melakukan poligami adalah karena factor kesibukan Aa Gym

berdakwah di berbagai daerah yang notabene membutuhkan tenaga pendamping

yang bisa memberikan pelayanan lahir dan batin secara halal dan untuk

Page 8: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

memperbaiki citra buruk poligami karena ia ingin membangun keluarga poligami

yang sakinah mawadah warohmah dan alasan lainnya tentunya karena factor

internal yang sifatnya sangat pribadi bagi Aa Gym.

2.3 ALASAN MELAKUKAN POLIGAMI

Terdapat beberapa alasan yang melandasi seseorang untuk melakukan polgami. Mulia

(2004) mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan poligami yaitu adanya

keyakinan bahwa poligami merupakan suatu hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW dan patut untuk diteladani. Alasan kedua adalah karena istri memiliki cacat atau

tidak dapat memiliki keturunan atau mengidap penyakit kronis yang sulit untuk

disembuhkan. Tutik dan Trianto (2007) mengemukakan bahwa factor perbedaan kapasitas

seksual laki-laki dan perempuan juga berperan. Dijelaskan bahwa pada perempuan

terdapat beberapa hambatan yang menghalangi mereka untuk melakukan hubungan

seksual seperti menstruasi, mengandung, dan melahirkan. Sedangkan umumnya bagi laki-

laki tidak terdapat hambatan. Bahkan pria juga cenderung untuk cukup kuat untuk

melakukan hubungan seksual hingga usia lanjut.

Soewondo (2001) juga mengemukakan factor-faktor yang mendasari seseorang

melakukan pologami, antara lain:

1. Untuk mencari variasi pengalaman seksual

2. Mencari kepuasan emosional yang tidak terpenuhi dalam perkawinannya

3. Agar mempunyai hubungan persahabatan dengan seseorang di luar perkawinan yang

kemudian berkembang menjadi hubungan seksual.

4. Karena muncul perasaan bosan dalam hubungan suami istri

5. Ingin membuktikan bahwa mereka masih muda dan menarik

6. Karena semata-mata untuk mendapatkan kesenangan

7. Perkawinan yang tidak harmonis

8. Untuk mendapatkan rasa aman, afeksi, afiliasi, dan prestise

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Al-Krenawi (1999) pada

masyarakat Bedouin-Arab ditemukan bahwa yang menjadi penyebab seseorang

berpoligami adalah karena alasan cinta. Hal tersebut dikarenakan perkawinan pertama

Page 9: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

merupakan perjodohan yang diatur oleh orang tua. Alasan cinta juga yang melandasi

perempuan Bedouin-Arab bersedia menjadi istri muda. Meski demikian, pada dasarnya

perempuan tidak menginginkan menjadi istri muda (Slonim-Nevo & Al-Krenawi, 2006).

2.4 POLIGAMI DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

A. Poligami Menurut Hukum

Di Indonesia, ketentuan tentang poligami ini diatur oleh Undang-undang No. 1

tahun 1974 tentang perkawinan khususnya bab 1 pasal 3 sampai dengan pasal 5 dan

peraturan pemerintah tentang pelaksanaannya termaktub dalam Peraturan pemerintah

No. 9 tahun 1975, bab VII, pasal 40 sampai dengan pasal 44, yang mana kesemuanya

itu mengacu pada tujuan menjaga kehormatan wanita agar tidak terjadi adanya

tindakan diluar ketentuan hukum, dengan jelas bahwa didalam pasal 3 Undang-undang

Perkawinan tahun 1974 termaktub dengan bunyi:

“Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai

seorang istri, seorang wanita hanya boleh memiliki seorang suami.”

Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang

tercantum dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) yang

menyatakan bahwa asas perkawinan adalah monogami, dan poligami diperbolehkan

dengan alasan, syarat, dan prosedur tertentu tidak bertentangan dengan ajaran islam

dan hak untuk membentuk keluarga, hak untuk bebas memeluk agama dan beribadat

menurut agamanya, dan hak untuk bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif.

Pasal dalam undang-undang yang menerangkan tentang poligami yaitu:

1. Pasal 40

Apabila seorang suami bermaksud untuk beristeri lebih dari seorang, maka ia wajib

mengajukan permohonan secara tertulis ke Pengadilan (Pengadilan Agama/Pengadilan

Negeri).

2. Pasal 41

Pengadilan selanjutnya berkewajiban memeriksa mengenai beberapa hal yang terkait

dengan pemberian izin bagi suami untuk menikah lagi (poligami), hal-hal antara lain:

a. Ada tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami kawin lagi, ialah:

Page 10: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

bahwa isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

bahwa isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;

bahwa isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

b. Ada atau tidaknya persetujuan dari isteri, baik persetujuan lisan maupun tertulis,

apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan, persetujuan itu harus diucapkan di

depan Sidang Pengadilan.

c. Ada atau tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup isteri-isteri

dan anak-anak

d. Ada atau tidak adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak mereka dengan pernyataan atau janji dari suami yang dibuat dalam bentuk

yang ditetapkan untuk itu.

3. Pasal 42

a. Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada pasal 40 dan 41, Pengadilan

harus memanggil dan mendengar isteri yang bersangkutan.

b. Pemeriksaan Pengadilan untuk itu dilakukan oleh hakim selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan beserta lampiran-lampirannya.

4. Pasal 43

Apabila pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan bagi pemohon (suami) untuk beristeri

lebih dari seorang, maka pengadilan memberikan putusannya yang berupa izin untuk

beristeri lebih dari seorang.

5. Pasal 44

Pegawai pencatat dilarang untuk melakukan pencatatan perkawinan seorang suami yang

akan beristeri lebih dari seorang sebelum adanya izin pengadilan seperti yang dimaksud

dalam pasal 43.

B. Poligami Menurut Agama

1. Hindu

Baik poligini maupun poliandri dilakukan oleh sekalangan masyarakat Hindu pada

zaman dulu. Hinduisme tidak melarang maupun menyarankan poligami. Pada

praktiknya dalam sejarah, hanya raja dan kasta tertentu yang melakukan poligami.

Page 11: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

2. Buddhisme

Dalam Agama Buddha pandangan terhadap Poligami adalah suatu bentuk keserakahan

(Lobha) sehingga poligami tidak diperbolehkan.

3. Yudaisme

Walaupun kitab-kitab kuno agama Yahudi menandakan bahwa poligami diizinkan,

berbagai kalangan Yahudi kini melarang poligami.

4. Kristen

Gereja-gereja Kristen umumnya, (Protestan, Katolik, Ortodoks, dan lain-lain)

menentang praktik poligami. Namun beberapa gereja memperbolehkan poligami

berdasarkan kitab-kitab kuna agama Yahudi. Gereja Katolik merevisi pandangannya

sejak masa Paus Leo XIII pada tahun 1866 yakni dengan melarang poligami yang

berlaku hingga sekarang.

5. Mormonisme

Penganut Mormonisme pimpinan Joseph Smith di Amerika Serikat sejak tahun 1840-

an hingga sekarang mempraktikkan, bahkan hampir mewajibkan poligami. Tahun 1882

penganut Mormon memprotes keras undang-undang anti-poligami yang dibuat

pemerintah Amerika Serikat. Namun praktik ini resmi dihapuskan ketika Utah memilih

untuk bergabung dengan Amerika Serikat. Sejumlah gerakan sempalan Mormon

sampai kini masih mempraktekkan poligami.

6. Islam

Poligami dalam Islam merupakan praktik yang diperbolehkan (mubah, tidak larang

namun tidak dianjurkan). Islam memperbolehkan seorang pria beristri hingga empat

orang istri dengan syarat sang suami harus dapat berbuat adil terhadap seluruh istrinya

(Surat an-Nisa ayat 3 4:3). Dalam kitab Ibn al-Atsir, sikap beristeri lebih dari satu

wanita yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah upaya transformasi social,

yaitu untuk meningkatkan kedudukan perempuan dalam tradisi feodal Arab pada abad

ke-7 Masehi. Saat itu, nilai sosial seorang perempuan dan janda sedemikian rendah

sehingga seorang laki-laki dapat beristri sebanyak mereka suka. Sebaliknya, Nabi

membatasi praktik poligami, mengkritik perilaku sewenang-wenang, dan menegaskan

keharusan berlaku adil dalam beristeri lebih dari satu wanita. Ketika Nabi melihat

sebagian sahabat telah mengawini delapan sampai sepuluh perempuan, mereka diminta

Page 12: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

menceraikan dan menyisakan hanya empat. Itulah yang dilakukan Nabi kepada Ghilan

bin Salamah ats-Tsaqafi RA, Wahb al-Asadi, dan Qais bin al-Harits. Dan, inilah

pernyataan eksplisit dalam pembatasan terhadap kebiasan poligami yang awalnya

tanpa batas sama sekali.

Apabila seorang lelaki akan berpoligami, hendaklah dia memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut;

1. Membatasi jumlah isteri yang akan dinikahinya

2. Diharamkan bagi suami mengumpulkan wanita-wanita yang masih ada tali

persaudaraan menjadi isterinya

3. Disyaratkan pula berlaku adil, baik terhadap diri sendiri, terhadap istri, maupun

terhadap anak-anak. Adil terhadap istri meliputi adil dalam memberi nafkah,

menyediakan tempat tinggal, dan adil dalam giliran. Anak-anak juga mempunyai

hak untuk mendapatkan perlindungan, pemeliharaan serta kasih sayang yang adil

dari seorang ayah.

4. Tidak menimbulkan huru-hara di kalangan isteri maupun anak-anak

5. Berkuasa menanggung nafkah

C. Poligami Menurut Kesehatan

Dari segi kesehatan, poligami tidak diperbolehkan karena dengan berganti-ganti pasangan

seksual akan berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yakni beresiko terhadap

penularan penyakit kelamin antara lain:

1. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks)

Berganti-ganti pasangan seksual, suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan

seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah

dengan wanita yang menderita kanker serviks.

2. Siphilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman gonokokus yang sangat

menular dan ditularkan lewat hubungan seksual.

3. Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae

yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian

putih mata (konjungtiva). Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Page 13: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

4. HIV-AIDS, disebabkan oleh virus yang menyerang leukosit sehingga jumlah leukosit

berkurang dan peran leukosit sebagai system imun tubuh mengalami penurunan, akibatnya

tubuh dengan mudah terjangkit penyakit. Penyakit HIV-AIDS kini berada pada posisi

pertama di kalangan ibu rumah tangga. Melampaui angka kejadian pada PSK.

5. Genital herpes hanya dapat ditularkan langsung melalui kontak seksual, termasuk ke-

genital-genital, mulut-ke-genital, atau kontak dengan partner yang terinfeksi. Sesekali,

kontak oral-genital herpes mulut dapat menyebar ke alat kelamin (dan sebaliknya).

Individu dengan herpes aktif atau luka di sekitar mulut mereka atau di alat kelamin mereka

hanya terlibat dalam seks, melalui vagina atau anus.

6. Condyloma Acuminata atau dalam bahasa awam dikenal dengan nama Kutil di daerah

sekitar kelamin dan atau biasa disebut juga Jengger Ayam semakin mudah ditemui dalam

kehidupan sehari - hari. Condyloma Acuminata ini biasa dikaitkan dengan STD / PMS

(Sexual Transmited Diseases / Penyakit Menular Seksual) disebabkan oleh virus DNA

golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV).

2.5 DAMPAK POLIGAMI

a. Dampak Positif

Dampak Positif poligami, antara lain:

1. Mencegah perzinahan

2. Mencegah pelacuran

3. Mencegah kemiskinan

4. Meningkatkan ekonomi keluarga.

b. Dampak Negatif

Dampak negatif poligami antara lain:

1. Dampak psikologis: timbul perasaan dalam diri menyalahkan diri sendiri, istri merasa

tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi

kebutuhan biologis suaminya.

2. Dampak Ekonomi: Ketergantungan secara ekonomi kepada suami. Walaupun ada

beberapa suami memang dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya, tetapi dalam

prakteknya, suami lebih mementingkan istri muda dan menelantarkan istri dan anak-

Page 14: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

anaknya terdahulu. Akibatnya istri yang tidak memiliki pekerjaan akan sangat

kesulitan menutupi kebutuhan sehari-hari.

3. Dampak Hukum: Seringnya terjadi nikah di bawah tangan (perkawinan yang tidak

dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil atau Kantor Urusan Agama), sehingga

perkawinan dianggap tidak sah oleh negara, walaupun perkawinan tersebut sah

menurut agama. Pihak perempuan akan dirugikan karena konsekuensinya suatu

perkawinan dianggap tidak ada, seperti hak waris dan sebagainya.

4. Kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, ekonomi, seksual maupun

psikologis.

5. Dampak Kesehatan: kebiasaan berganti-ganti pasangan menyebabkan suami/istri

menjadi rentan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan bahkan rentan terjangkit

virus HIV/AIDS.

6. Para suami bebas berselingkuh, berpindah ke lain hati. Jika jatuh cinta lagi ke pada

WIL (Wanita Idaman Lain) bisa dikawini. Jika sudah bosan dengan istri pertama, cari

istri kedua dst. Akhirnya terjadi penurunan moral suami, keluarga yang berantakan,

penurunan kesejahteraan keluarga.

7. Para muslim berlomba-lomba cari istri tambahan, kawin lagi karena terinspirasi contoh

nabi dan para tokoh ulama (Aa Gymm, Hamzah Haz, Rhoma, dst.) yang berpoligami,

para muslim berangan-angan cari wanita lain yang lebih dari istri sebelumnya

8. Terjadi pertikaian dan perpecahan dalam rumah tangga

Istri pertama, kedua, dan anak-anak mereka saling berebut kasih sayang, saling

cemburu, saling curiga dan membenci.

Page 15: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan ini berisi hasil analisa pemikiran penulis setelah meninjau poligami dari

berbagai aspek kehidupan baik hukum, agama, social budaya maupun kesehatan serta

meninjau dari dampak positif maupun negatifnya.

Dari tinjauan diatas, menurut saya poligami bukanlah suatu hal yang harus dilarang, bukan

pula suatu hal yang dianjurkan. Poligami itu boleh-boleh saja dilakukan asal memenuhi dua

syarat :

1. Ada alasan yang sangat mendesak dimana poligami adalah satu-satumya jalan terbaik

untuk menyelesaikannya;

2. Pria yang melakukan poligami haruslah mempunyai sifat yang secara akumulatif dan

konferehensif seperti Rasulullah SAW, yakni dapat berperilaku adil.

Namun bila kedua atau salah satu syarat diatas tidak terpenuhi, maka menurut saya

poligami hanya akan membawa mudharat terutama bagi kaum perempuan. Bukankah lebih

baik beristri satu daripada banyak, karena akan menciptakan keluarga yang lebih harmonis,

sehat jasmani dan rohani.

Page 16: Makalah Filsafat Sains (Poligami)

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, 2011. Wanita, Poligami dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Reproduksi. (Online): http://curhatnisa.blogspot.com/2011/01/wanita-poligami-dan-pengaruhnya-bagi.html. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Anonim, 2012. Syarat-Syarat Poligami Dalam Islam. (Online): http://dokterbantal.tripod.com/f_artikel_islam/syarat-syarat%20poligami%20dalam%20 islam.htm. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Anonim, 2012. Inilah Raja Poligami di Dunia. (Online): http://kabartop.com/wow-inilah-para-raja-poligami-di-dunia/. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Wikipedia. 2012. Poligami. (Online): http://id.wikipedia.org/wiki/Poligami. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Wikipedia. 2012. Poligami Dalam Islam. (Online): http://id.wikipedia.org/wiki/Poligami_dalam_Islam 2012. Diakses tanggal 5 Januari 2013.