program pascasarjana universitas …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfaktivitas belajar...

141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pendidikan Sains Oleh TARTI HARJANI S831002062 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TEAMS

GAMES TOURNAMENT DITINJAU DARI

AKTIVITAS BELAJAR DAN

KEMAMPUAN MEMORI

(Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X

Semester 2 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Pendidikan Sains

Oleh

TARTI HARJANI

S831002062

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TEAMS

GAMES TOURNAMENT DITINJAU DARI

AKTIVITAS BELAJAR DAN

KEMAMPUAN MEMORI

(Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X

Semester 2 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Pendidikan Sains

Oleh

TARTI HARJANI

S831002062

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 4: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 5: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Tarti Harjani

NIM : S831002062

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul: Pembelajaran

Kimia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Teams

Games Tournament Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

(Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester 2 SMA

Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah betul-betul karya

saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tesebut.

Surakarta, Juli 2011

Yang membuat pernyataan

Tarti Harjani

Page 6: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

(Ar Ra’d: 11)

PERSEMBAHAN

Tesis ini penyusun persembahkan kepada

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa serta dukungan selama ini

2. Keluarga tercinta, kakak dan saudara-saudaraku

3. Teman-teman Pendidikan Sains yang selalu memberi semangat dan batuannya

Page 7: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul PEMBELAJARAN KIMIA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DITINJAU DARI

AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (studi Kasus

Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 2

Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011). Laporan penelitian ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister pada Program Studi

Pendidikan Sains minat utama Kimia Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penelitian ini disusun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1 Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang telah memberikan sarana,

fasilitas dan kelancaran dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains yang telah memberikan pengarahan dan semangat.

Page 8: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing I yang dengan kesabarannya telah

memberikan bimbingan ,pengarahan dan motivasi selama penyusunan

laporan penelitian ini.

4. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D. selaku pembimbing II yang dengan kesabarannya

telah memberikan bimbingan ,pengarahan dan motivasi selama penyusunan

laporan penelitian ini.

5. Segenap Dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

6. Drs.H.Yatimun selaku kepala SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang pascasarjana.

7. Semua karyawan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan demi kelancaran tugas-tugas penulis.

8. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Sains Kimia Program Pascasarjana atas

kerja sama dan dorongan semangatnya sehingga dapat terselesaikan laporan

penelitian ini

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang

lebih baik di sisi Allah SWT.Karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam penelitian

ini. Akhirnya, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya pendidikan kimia.

Page 9: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Surakarta, Juli 2011

Penulis

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv

HALAMAN MOTTO &PERSEMBAHAN ........................... ................. v

KATA PENGANTAR................................................................................ vi

DAFTAR ISI.............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv

ABSTRAK ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1

B. Identifikasi Masalah........................................................ 5

C. Pembatasan Masalah…................................................... 7

D. Perumusan Masalah........................................................ 7

E. Tujuan Penelitian............................................................. 8

F. Manfaat Penelitian........................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................................................. 11

A. Kajian Teori ............................................................. 11

1. Hakikat Pembelajaran............................................... 11

2. Teori-teori belajar..................................................... 11

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS……………...... 18

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT......................... 20

Page 10: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

5. Aktivitas belajar........................................................ 23

6. Kemampuan memori................................................. 25

7. Prestasi Belajar.......................................................... 28

8. Materi hidrokarbon.................................................... 32

B. Penelitian yang Relevan………………………...……... 44

C. Kerangka Berpikir.......................................................... 46

D. Perumusan Hipotesis…………....................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. 55

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................... 55

B. Metode Penelitian ........................................................... 55

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 56

D. Variabel Penelitian.......................................................... 57

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 59

F. Instrumen Penelitian........................................................ 63

G. Uji Coba Instrumen......................................................... 64

H. Teknik Analisis Data....................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 76

A. Deskripsi Data ................................................................. 76

B. Uji Prasyarat Analisis ...................................................... 92

C. Pengujian Hipotesis ......................................................... 95

D. Pembahasan Hasil Analisis ............................................. 104

E. Keterbatasan Penelitian .................................................... 115

BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN ...................... 116

A. Kesimpulan ..................................................................... 116

B. Implikasi .......................................................................... 119

C. Saran ................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA. ........................................................... 113

LAMPIRAN...........................................................................

. 126

Page 11: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 : Suku-suku Alkana .................................................. 35

Tabel 2.2 : Beberapa Sifat Fisik Alkana .................................. 37

Tabel 2.3 : Beberapa Sifat Fisik Alkena .................................. 41

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ................................................... 55

Tabel 3.2 : Desain Faktorial ..................................................... 56

Tabel 3.3 : Nilai P-value Uji t Dua Pihak (2 sample t) ............ 57

Tabel 3.4 : Skoring pada skala Aktivitas Belajar ..................... 62

Tabel 3.5 : Rangkuman Validitas Soal angket aktivitas .........

66

Tabel 3.6 : Rangkuman Validitas Soal Tes Kemampuan Memori...................................................................

66

Tabel 3.7 : Rangkuman Validitas Soal Tes Prestasi Kognitif 67

Tabel 3.8 : Tabel 3.8. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Prestasi Afektif .........................................

67

Tabel 3.9 : Rangkuman Uji Reliabilitas ................................... 69

Tabel 3.10 : Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Memori ......... 69

Tabel 3.11 : Indeks Kesukaran Tes Prestasi Kognitif ................. 70

Tabel 3.12 : Kesimpulan Daya Pembeda Soal tes kemampuan memori .................................................................. 71

Tabel 3.13 : Kesimpulan Daya Pembeda Soal tes prestasi kognitif ...................................................................

72

Tabel 4.1 : Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa … 77

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Kelas TPS .............................................................

77

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Prestasi belajar kognitif 78

Page 12: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Kelas TGT .............................................................

Tabel 4.4 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Aktivitas Belajar

Tinggi dan Rendah pada TPS …………................ 79

Tabel 4.5 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TGT ……...……

79

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Aktvitas Belajar Tinggi dan Rendah ................................................

80

Tabel 4.7 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS ..................

80

Tabel 4.8 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT ..................

80

Tabel 4.9 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah ..................................

81

Tabel 4.10 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada Aktivitas Belajar Tinggi …………........................................

81

Tabel 4.11

:

Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada Aktivitas Belajar Rendah .......................................................

82

Tabel 4.12 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS danAktivitas Belajar Tinggi ...................................

82

Tabel 4.13 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS danAktivitas Belajar Rendah .................................

83

Tabel 4.14 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT danAktivitas Belajar Tinggi ..................................

83

Tabel 4.15 : Deskripsi Data Prestasi Kognitif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT danAktivitas Belajar Rendah .................................

83

Page 13: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 4.16 : Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa ….. 85

Tabel 4.17 : Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas TPS ..............................................................

85

Tabel 4.18 : Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Afektif Kelas TGT.........................................................................

85

Tabel 4.19 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TPS ................................

87

Tabel 4.20 : Deskripsi Data Prestasi Afektif pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TGT ...................

87

Tabel 4.21 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Aktvitas Belajar Tinggi dan Rendah …………………………...….

87

Tabel 4.22 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS ..................

88

Tabel 4.23 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT .................

88

Tabel 4.24 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah ...................................

89

Tabel 4.25 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada Aktivitas Belajar Tinggi ……………………………………

89

Tabel 4.26 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada Aktivitas Belajar Rendah ………………………………..….

90

Tabel 4.27 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS dan Aktivitas Belajar Tinggi .........................................

90

Tabel 4.28 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS dan Aktivitas Belajar Rendah .......................................

91

Tabel 4.29 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT da nAktivitas Belajar Tinggi .......................................

91

Tabel 4.30 : Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT dan Aktivitas Belajar Rendah .......................................

92

Page 14: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 4.31 : Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar kogniti dan Afektif Masing-masing Kelompok …………..…..

93

Tabel 4.32 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ranah Kognitif ..........................................

96

Tabel 4.33 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ranah Afektif ............................................

95

Tabel 4.34 : Hasil GLM untuk Prestasi Belajar Kognitif ditinjau dari model Pembelajaran (TPS dan TGT), Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

96

Tabel 4.35 : Hasil GLM untuk Prestasi Belajar Afektif ditinjau dari model Pembelajaran (TPS dan TGT), Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori .........

99

Page 15: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 : Alur Penempatan Peserta Turnamen ...................... 22

Gambar 2.2 : Diagram Klasifikasi hidrokarbon ........................... 34

Gambar 4.1 : Dstribusi prestasi belajar kognitif kelas TPS ….… 78

Gambar 4.2 : Dstribusi prestasi belajar kognitif kelas TGT ….... 78

Gambar 4.3 : Distribusi Prestasi Belajar Afektif kelas TPS …… 86

Gambar 4.4 : Distribusi Prestasi Belajar Afektif kelas TGT …... 86

Gambar 4.5 : Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan TGT …....

100

Gambar 4.6 : Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah .................................................

101

Gambar 4.7 : Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah .................................

101

Gambar 4.8 : Uji Lanjut Anava Kognitif pada Sel Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar (AB) ..............

102

Gambar 4.9 : Grafik Model Pembelajaran Kooperatif (A) .......... 102

Gambar 4.10 : Grafik Aktivitas Belajar (B) .................................. 103

Gambar 4.11 : Grafik Kemampuan Memori (C) .......................... 103

Gambar 4.12 : Grafik Interaksi Model Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar ...................................................

104

Page 16: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 : Silabus............................................................................... 127

Lampiran 2 : Rencana Program Pembelajaran (RPP) TPS……………. 130

Lampiran 3 : Rencana Program Pembelajaran (RPP) TGT….………... 137

Lampiran 4 : Tata cara Permainan ......................................................... 146

Lampiran 5 : LKS .................................................................................. 148

Lampiran 6 : Kartu permainan TGT ..................................................... 159

Lampiran 7 : Kunci Kartu Permainan TGT .......................................... 165

Lampiran 8 : Lembar Nilai Permainan .................................................. 169

Lampiran 9 : Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar.................................... 170

Lampiran 10 : Lembar Soal Angket Aktivitas Belajar ............................ 171

Lampiran 11 : Kisi-kisi Tes Kemampuan memori .................................. 176

Lampiran 12 : Lembar Soal Tes Kemampuan memori ............................ 177

Lampiran 13 : Kunci Tes Kemampuan memori ...................................... 181

Lampiran 14 : Kisi-kisi Tes Prestasi Kognitif ......................................... 184

Lampiran 15 : Lembar Soal Tes Prestasi Kognitif .................................. 188

Lampiran 16 : Kunci Tes Prestasi Kognitif ............................................. 201

Lampiran 17 : Kisi- kisi Angket Prestasi Afektif .................................... 202

Lampiran 18 : Pedoman Penilaian Afektif .............................................. 203

Lampiran 19 : Lembar Soal Angket Prestasi Afektif ............................. 204

Lampiran 20 : Uji normalitas, uji homogenitas dan uji t penentuan sampel ..............................................................................

210

Lampiran 21 : Daftar Nama Siswa Kelas eksperimen I dan II ................ 113

Lampiran 22 : Daftar Nama Kelompok Kelas eksperimen I dan II ......... 215

Lampiran 23 : Data Induk Penelitian ....................................................... 217

Lampiran 24 : Analisis Validitas,Reliabilitas,Derajat kesukaran dan Daya Pembeda Tes Prestasi Kognitif................................

220

Lampiran 25 : Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Prestasi Afektif .............................................................................. 224

Lampiran 26 : Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Aktivitas Belajar Siswa .................................................................... 228

Page 17: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 27 : Analisis Validitas,Reliabilitas,Derajat kesukaran dan Daya Pembeda Tes Kemampuan Memori Siswa .............

231

Lampiran 28 : Deskripsi data Prestasi Kognitif ....................................... 234

Lampiran 29 : Distribusi Frekuensi dan Histogram Prestasi Kognitif ..... 236

Lampiran 30 : Uji normalitas dan Homogenitas Prestasi Kognitif ......... 239

Lampiran 31 : Anava Tiga Jalan dan Uji Lanjut Prestasi Kognitif ........ 245

Lampiran 32 : Deskripsi Data Prestasi Afektif ........................................ 251

Lampiran 33 : Distribusi Frekuensi dan Histogram Prestasi Afektif ....... 253

Lampiran 34 : Uji normalitas dan Homogenitas Prestasi Afektif ........... 257

Lampiran 35 : Anava Tiga Jalan Prestasi Afektif ................................... 263

Lampiran 36 : Foto-foto Penelitian .......................................................... 264

Page 18: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

Tarti Harjani. S831002062, 2011 ”Pembelajaran Kimia Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Teams Games Tournament Ditinjau Dari Aktivias Belajar dan Kemampuan Memori”( Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011) Tesis : Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I Prof. Dr. H. Ashadi, dan Pembimbing II Dra. Suparmi, M.A.,Ph.D.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT, aktivitas belajar, kemampuan memori terhadap prestasi belajar, serta interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT dengan aktivitas belajar, interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT dengan kemampuan memori, interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori, interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT, aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sebanyak tiga kelas. Sampel diambil secara cluster random sampling sejumlah dua kelas dari tiga kelas. Teknik pengumpulan data untuk kemampuan memori dan prestasi belajar ranah kognitif digunakan metode tes, metode angket untuk prestasi belajar ranah afektif dan aktivitas belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi kognitif tetapi tidak untuk afektif. Prestasi kognitif yang diberikan dengan TGT lebih tinggi dari pada dengan TPS. Ada pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi kognitif tetapi tidak untuk afektif. Prestasi kognitif siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dari pada yang beraktivitas belajar rendah. Ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi kognitif tetapi tidak untuk afektif. Prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih baik dari pada yang berkemampuan rendah. Ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi kognitif tetapi tidak untuk afektif. Prestasi kognitif siswa yang beraktivitas belajar tinggi selalu tinggi bila diberikan TGT atau TPS. Sedangkan prestasi kognitif siswa yang beraktivitas belajar rendah akan tinggi bila dengan TGT dan rendah dengan TPS. Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT dengan kemampuan memori siswa, tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dengan kemampuan memori,tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT, aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi kognitif maupun afektif. Kata kunci: TPS danTGT, Aktivitas belajar, Kemampuan memori, Hidrokarbon ,

Kognitif dan afektif.

Page 19: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Tarti Harjani .S831002062, 2011 “Chemistry Learning using Cooperative Learning Model through Think Pair Share and Teams Games Tournament type overviewed from learning activities and memory capability” (A case study on competencies of Hidrocarbon for Grade 10th students semester 2 The Muhammadiyah Senior High School 2 Surakarta, Academic Year 2010/2011) Thesis: Science education Program, Post-graduate program, Sebelas Maret University Surakarta. 1st advisor : Prof. Dr. H. Ashadi, 2nd : Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

The aims of this research were to find out: The effect of TPS dan TGT type of Cooperative learning model, learning activities, memory capability toward student’s achievement and the interaction between cooperative learning model with learning activities, the interaction between cooperative learning model with memory capability toward, the interaction between learning activities and memory capability, the interaction between cooperative learning, learning activities and memory capability toward student’s achievement. The research used experimental method. The population was all of Grade 10th students in Muhammadiyah senior high school 2 for three class . The sample was taken using cluster random sampling technique and consisted of two class of the three class. Memory capability and cognitive student’s achievement were collected by test method, while the affective student’s achievement and student’s learning activities were collected by questioner method. ANOVA three ways with unequal cell was used to analyze the hypotheses. Based on the results of the research can be concluded that : There was the effect of TPS dan TGT type of Cooperative learning model toward cognitive achievement but not for affective. Cognitive achievement is given by TGT is higher than that with TPS, there was the effect of the learning activities toward cognitive achievement but not for affective. Cognitive achievement of students who have a high learning activity is better than a low learning activities, there was the effect of memory capability toward cognitive achievement but not for affective. Cognitive achievement of students who have a high memory capability is better than a low memory capability, there was the interaction between cooperative learning model with learning activities model toward cognitive achievement but not for affective. Cognitive achievement of students who have a high learning activity is always high when administered TGT or TPS. While the cognitive achievement of students who have a low learning activity will be high when administered the TGT and low when administered TPS, there was not any interaction between cooperative learning model with memory capability, there was not any interaction between learning activities and memory capability, there was not any interaction between cooperative learning, learning activities and memory capability toward cognitive or affective achievement. Keyword: TPS and TGT, Learning activities, Memory capability, Hydrocarbon, Cognitive and affective,

Page 20: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah satu-satunya makhluk Tuhan yang diberikan kelebihan

berupa akal pikiran. Untuk mengolah akal pikiran itu diperlukan pola pendidikan

melalui proses belajar. Apabila akal pikiran terolah dengan baik maka manusia

bisa mengemban tugas dengan baik dari Sang Kholiq. Pengolahan akal pikiran itu

harus melalui pendidikan. Oleh karena itulah maka manusia tidak boleh berhenti

berusaha untuk mendapatkan pendidikan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional pada Bab I, pasal 1 disebutkan

bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar berarti sebelum

melakukan proses pembelajaran, harus diperhitungkan faktor-faktor pendukung

proses itu dengan baik.Faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah guru,

siswa , strategi pembelajaran dan materi pembelajaran. Guru mempunyai peranan

yang sangat penting. Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistim pendidikan nasional pada Bab XI pasal 39 ayat 1 disebutkan bahwa,

‘Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan’ . Dari Undang-undang tersebut bisa diketahui

Page 21: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bahwa salah satu tugas tenaga kependidikan dalam hal ini guru adalah mengelola

proses pendidikan. Mengelola proses pendidikan itu meliputi merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran. Sebagai

perancang pembelajaran guru harus memiliki strategi dalam proses belajar

mengajar, agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam

strategi proses belajar mengajar guru harus menguasai model-model

pembelajaran. Guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan bisa memilih

model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sehingga

model pembelajaran tidak monoton tetapi bervariasi.

Data prestasi untuk pokok bahasan hidrokarbon selama 2 tahun terakhir di

SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai berikut: pada tahun pelajaran

2008/2009 dengan KKM 63, siswa yang mempunyai nilai lebih tinggi dari KKM

40% dan siswa yang mempunyai nilai lebih rendah dari KKM 60%. Sedangkan

pada tahun pelajaran 2009/2010 siswa yang mempunyai nilai lebih tinggi dari

KKM 45% dan siswa yang mempunyai nilai lebih rendah dari KKM 55%..

Sehingga banyak siswa yang harus mengikuti program remidial untuk dapat

mencapai KKM seperti yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kondisi ini memang

harus diperbaiki, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi dan kondisi siswa. Dominasi metode ceramah harus dikurangi.

Model pembelajaran yang monoton akan membuat siswa bosan dan tidak

bergairah untuk belajar. Kebosanan siswa mungkin juga disebabkan karena

selama ini guru menjadi pusat pada waktu pembelajaran. Kebosanan siswa ini

berdampak prestasi belajar yang rendah. Pembelajaran yang berpusat pada siswa

akan membuat siswa lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Page 22: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Prestasi belajar dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal dari dalam diri siswa diantaranya aktivitas belajar dan kemampuan

memori, kreativitas, motivasi, kemampuan awal dan lain-lain. Sedangkan faktor

eksternal diantaranya model pembelajaran yang digunakan, sarana prasarana dan

lain-lain. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat

penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2010: 99) bahwa: dalam

belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak

mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar

merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir,

membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi

belajar. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas

pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan pemikirannya, baik untuk

menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang dipelajari.

Memori adalah sebuah sistem penyimpanan informasi pada diri

manusia yang berkaitan dengan masa lalu. Memori memiliki fungsi yang penting

bagi manusia. Pada materi hidrokarbon yang memiliki banyak konsep sangat

membutuhkan kemampuan memori yang baik. Jika kita lakukan aktivitas berpikir

maupun menalar, maka sebahagian besar kita menggunakan fakta dari memori

atau ingatan kita. Model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran

yang dapat mengaktifkan siswa. Semakin aktif siswa maka kemampuan

memorinya akan semakin tinggi. Semakin tinggi kemampuan memori siswa

maka hasil belajar akan semakin baik. Materi hidrokarbon mengandung banyak

Page 23: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

konsep yang abstrak dan kompleks. Contoh keabstrakkan pada materi

hidrokarbon adalah pada ikatan – ikatan yang terjadi antara atom-atom yang

terlibat ikatan, rantai karbon, reaksi-reaksi hidrokarbon dan lain-lain.

Sedangkan contoh kekompleksannya terletak pada penamaan senyawa

hidrokarbon. Karakteristik materi hirokarbon yang demikian sangat

memerlukan kemampuan memori yang tinggi. Siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi akan lebih mudah dalam mempelajarinya.

Ada beberapa model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran

konstektual, model pembelajaran direct instruction, model pembelajaran berbasis

masalah, model pembelajaran kooperatif dan lain-lain. Pada penelitian ini

digunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

mempunyai karakter: positif interdepedence , interaction face to face, adanya

tanggungjawab pribadi materi pelajaran dalam anggota kelompok, membutuhkan

keluwesan dan memelihara hubungan kerja yang efektif, serta bekerjasama dalam

memecahkan masalah. Model ini bisa digunakan untuk menyampaikan materi

hidrokarbon. Pada model pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe diantaranya

jigsaw, GI, STAD, TPS , TGT dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT).

Pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) guru menyampaikan

pelajaran pada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-

masing. Guru memberikan pertanyaan pada siswa. Siswa diminta untuk

memikirkan sebuah jawaban secara mandiri, lalu berpasangan dengan

pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya

Page 24: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati

dengan seluruh kelas.(Slavin : 2008,257). Model pembelajaran tipe ini adalah

suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mendorong siswa memiliki

kepekaan terhadap pentingnya bekerja sama. Keunggulan dari metode TPS

diantaranya adalah :Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dan

belajar dari siswa lain., Sedangkan kelemahan dari TPS (Think-Pair-Share) antara

lain: Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas,

membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, peralihan dari

seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran.

Model pembelajaran tipe TGT merupakan model pembelajaran yang

menggunakan permainan. Adanya permainan inilah maka siswa akan terpancing

motivasi belajarnya. Kelebihan metode TGT (Teams Games Tournament) :

Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi, suasana belajar

nyaman, menyenangkan dan kondusif, tercipta suasana kompetisi antara kelompok

diskus. kelemahan metode TGT (Teams Games Tournament): tidak efisien waktu,

sering mengakibatkan terjadinya kegaduhan sehingga mengganggu kelas lain.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran

tipe TPS dan TGT pada pokok bahasan hidrokarbon ditinjau dari aktivitas

belajar dan kemampuan memori.

B. IDENTIFIKASI MASALAH.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka ada

beberapa hal yang menjadi masalah, diantaranya sebagai berikut ini.

Page 25: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Pengajaran kimia di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta berjalan satu arah dan

berpusat pada guru.

2. Metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar mengajar, padahal

berbagai metode telah dikembangkan seperti eksperiment, demontrasi,proyek

dan lain-lain.

3. Belum diterapkannya model pembelajaran yang variatif dan inovatif, padahal

berbagai model pembelajaran telah dikembangkan seperti pembelajaran

kooperatif, CTL, PBL, DI dan lain-lain.

4. Belum banyak guru yang menggunakan tipe pembelajaran kooperatif yang

variatif seperti TGT, TPS, jigsaw, NHT dan lain-lain.

5. Guru belum banyak memperhatikan faktor-faktor internal yang dimiliki siswa

seperti aktivitas belajar, kemampuan memori, kemampuan awal, kreatifitas

siswa dan lain-lain

6. Aktivitas belajar siswa bervariasi ada yang rendah sedang dan tinggi. Tapi hal

itu belum diperhatikan.

7. Kemampuan memori siswa bervariasi ada yang rendah sedang dan tinggi.

Tapi hal itu belum diperhatikan.

8. Nilai rata-rata mata pelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selama ini yang selalu

diperhatikan adalah kebanyakkan adalah aspek kognitif sedangkan aspek

afektif jarang.

9. Materi kimia yang disajikan pada kelas X adalah struktur atom, Ikatan kimia,

tatanama senyawa ,perhitungan kimia, hidrokarbon belum diajarkan sesuai

dengan karakteristik siswa.

Page 26: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka agar penelitian ini bisa mencapai

sasaran dengan baik, untuk itu penulis memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) dan teams Games Tournament (TGT).

2. Tingkat aktivitas siswa dikatagorikan tinggi dan rendah.

3. Tingkat kemampuan memori siswa dikatagorikan tinggi dan rendah

4. Prestasi belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif dan afektif.

5. Materi yang diteliti adalah materi hidrokarbon

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah , maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada penggaruh model pembelajaran pembelajaran tipe Think Pair

Share (TPS) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi

belajar?

2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar?

3. Apakah ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar?

4. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar

siswa terhadap prestasi belajar?

Page 27: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar?

6. Apakah ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar siswa?

7. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS)

dan tipe Teams Games Tournament (TGT) aktivitas belajar dan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Penggaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar?

2. Pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar

4. Interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe

Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

5. Interaksi model pembelajaran kooperatf tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe

Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar

6. Interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar siswa

Page 28: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

7. Interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dan tipe Teams Games Tournament (TGT), aktivitas belajar dan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar.

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, khususnya bagi guru dan

siswa. Adapun manfaat itu adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap

prestasi belajar ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan memori

siswa.

b. Hasil penelitian bisa digunakan sebagai acuan bagi guru maupun tenaga

kependidikan dalam mengembangkan model pembelajaran sehingga

tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

c. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik

Melalui penelitian ini diharapkan siswa mempunyai aktivitas yang tinggi,

dengan aktivitas yang tinggi maka kemampuan memori mereka akan

semakin tajam, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar .

b. Bagi guru

Memberi masukan bagi guru melakukan inovasi pada model pembelajaran

yang dipakai, sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan

efisien, berhasil guna dan berdaya guna untuk kemajuan pendidikan .

Page 29: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Bagi sekolah

Memberi sumbangan pada sekolah dalam rangka meningkatkan kemajuan

pendidikan dalam sekolah.

Page 30: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Pembelajaran

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistim Pendidikan Nasional: ’ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.’

Pembelajaran bisa juga diartikan sebagai berikut :

Pembelajaran adalah suatu proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas dari peserta didik (pelajar) dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Pembelajaran adalah mendapatkan informasi .Pembelajaran sebagai proses mendapatkan fakta-fakta, keterampilan, dan metode-metode yang bisa dikuasai dan digunakan sesuai kebutuhan. Pembelajaran sebagai proses memahami atau mengabstraksikan makna. Pembelajaran melibatkan bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain dengan subyek permasalahan dan dengan dunia nyata. (Mark K. Smith, 2009: 30)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Pada

penelitian ini pembelajaran yang akan dilakukan adalah pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

tipe Teams Games Tournament (TGT),

2. Teori Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha secara bertahap yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh pengetahuan secara konstruktif sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Page 31: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Teori Belajar Kognitif

1). Teori Belajar Piaget

Pendapat Piaget dalam Daryanto ( 2009: 12-13) mengenai perkembangan

proses belajar pada anak-anak diantara adalah anak mempunyai struktur mental

yang berbeda dengan orang dewasa jadi memerlukan pelayanan tersendiri dalam

belajar, perkembangan mental anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu

urutan yang sama bagi semua anak, perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu

dan tahap ketahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak, perkembangan

anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: kematangan, pengalaman, interaksi sosial,

equilibration. Ada 3 tahap perkembangan yaitu: berpikir secara intuitif ± 4 tahun,

beroperasi secara kongkret ± 7 tahun, beroperasi secara formal ± 11 tahun. Dalam

perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat,

menyentuh, menyebut nama dan adaptasi dengan dunia sekitar.

Menurut Piaget dalam Ratna Willis ( 1989 : 150-151) salah satu dasar

perkembangan intelektual adalah adaptasi. Adaptasi adalah penyesuaian diri pada

lingkungan. Cara adaptasi antara organisme yang satu dengan yang lain berbeda.

Adaptasi dilakukan dengan dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam

proses asimilasi seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada

untuk menanggapi masalah yang dihadapinya dalam lingkungannya. Dalam proses

akomodasi seseorang memerlukan modifikasi struktur mental yang ada dalam

mengadakan respons terhadap tantangan lingkungannya. Sedangkan ekuilibrasi

(penyeimbangan), yaitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan

Page 32: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

akomodasi. Adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan

akomodasi. Andaikata dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan

adaptasi pada lingkungannya, terjadilah ketidakseimbangan. Akibat

ketidakseimbangan ini terjadilah akomodasi, dan struktur yang ada mengalami

perubahan atau struktur baru timbul.

Keterkaitan antara teori Piaget dan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Siswa SMA masuk pada tahap perkembangan operasional formal, yang berarti

kemampuan untuk berpikir abstrak sudah ada. Dengan demikian siswa SMA sudah

bisa diajak mempelajarai materi hidrokarbon yang bersifat abstrak. Siswa juga

seharusnya bisa melakukan diskusi dengan teman sebayanya ketika diberi

pembelajaran dengan model pembelajaran tipe TPS maupun TGT. Dengan model

pembelajaran tipe TPS dan TGT siswa mendapatkan informasi baru,

mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan baru tersebut ketika mereka

berdiskusi dengan teman dalam kelompok maupun antar kelompok.

2). Teori Gagne

Menurut teori Gagne dalam Ratna Wilis (1989: 85-86) belajar konsep merupakan

satu bagian dari suatu hierarki dari delapan bentuk belajar. Dalam hierarki ini,

setiap tingkat belajar tergantung pada tingkat-tingkat sebelumnya. Delapan

hierarki belajar itu terdiri dari belajar tanda, belajar stimulus dan respon,

Chaining, asosiasi vebal, belajar diskriminasi, belajar konsep konkret, konsep

terdifinisi, aturan dan pemecahan masalah. Dalam belajar konsep harus

menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Bisa dikatakan

Page 33: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

bahwa hierarki belajar adalah belajar dari materi yang sederhana menuju ke materi

yang kompleks. Menurut Gagne dalam Mark (2009 : 119-120) menunjukkan

bahwa sebuah tugas akan dipelajari dengan cara terbaik oleh rangkaian sembilan

peritiwa berikut ini: (a) menarik perhatian; (b) menginformasikan pembelajaran

sasaran yang akan dituju; (c) menstimulasi atau memanggil terlebih dahulu

informasi yang telah diperoleh; (d) memyajikan isi pembelajaran; (e) memberikan

panduan pembelajaran; (f) memberi kesempatan untuk latihan; (g) memberikan

umpan balik tentang yang benar; (h) melakukan penilaian; (i) memperluas ingatan

dan memori.

Keterkaitan antara teori Gagne dan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Untuk mempelajari konsep baru pada materi hidrokarbon diperlukan pemahaman

konsep-konsep sebelumnya. Untuk menguasai banyaknya konsep dalam materi

hidrokarbon bisa dengan model pembelajaran TPS dan TGT. Model

pembelajaran TPS dan TGT siswa dapat digunakan untuk mempelajari materi

hidrokarbon dengan baik karena pada model pembelajaran ini terdapat sembilan

peristiwa yang merupakan tahapan dalam sebuah proses pembelajaran. Sehingga

model pembelajaran tipe TPS dan TGT ini bisa digunakan untuk pembelajaran

materi hidrokarbon.

3).Teori Belajar Ausubel

Kontribusi Ausubel yang patut dipertimbangkan adalah gagasan tentang

”pengatur maju”. Menurut Ausubel dalam Mark ( 2009 : 118-119) pengatur maju

adalah sebuah alat atau bantuan pembelajaran mental untuk membantu kita

Page 34: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

“mendapat pegangan” terhadap informasi baru atau sebuah alat mempersiapkan

struktur kognitif pembelajar bagi pengalaman pembelajaran yang berlangsung.

Kontribusi yang lain adalah penekanan pada hakikat aktif dalam pembelajaran

resepsi sebermakna mungkin. Belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu

pokok bahasan ke dalam sistem yang dimilikinya untuk kemudian menjadi

milikinya dan berguna baginya. Teori Ausubel dalam Ratna Willis (1989, 111-116)

belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada

konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Faktor-

faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur kognitif yang

ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan

pada waktu tertentu.

Keterkaitan antara teori Ausubel dan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Materi hidrokarbon adalah materi yang mengandung banyak konsep. Untuk

mengerti konsep baru, siswa harus bisa mengkaitkan konsep baru itu dengan

konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif yang sudah dimiliki

siswa. Dalam model pembelajaran TPS dan TGT menggunakan diskusi. Diskusi

inilah yang akan membuat siswa terbiasa dengan belajar bermakna. Karena dalam

diskusi siswa dituntut untuk berargumen. Oleh karena itu siswa harus bisa

mengkaitkan antara konsep baru dengan konsep-konsep yang telah dimilikinya.

b. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut para penganut konstruktif dalam Ella (2004: 54 ) pengetahuan

dibina secara aktif oleh seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap

pengetahuan dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru atau

Page 35: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan dan pengalaman yang

telah dmlikinya melalui berinteraksi sosial dengan peserta lain maupun dengan

gurunya. Driver dan Bell dalam Isjodi (2010 :34) mengemukakan prinsip-prinsip

dalam konstruktivisme dalam pembelajaran diantaranya adalah hasil pembelajaran

tergantung pada pengetahuan pelajar sebelumnya, pembelajaran adalah

pengkonstruksi konsep-konsep, pengkonstruksi konsep adalah proses aktif dalam

diri pelajar, konsep-konsep yang telah dikonstruksi akan dievaluasi yang

selanjutnya konsep tersebut akan diterima atau ditolak.

Kaitannya teori belajar konstruktivisme dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kerjasama. Melalui kerjasama inilah

siswa dapat membangun suatu pengetahuan baru atau pengetahuan yang

disampaikan guru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dmlikinya.

Dengan kata lain siswa bisa mengkonstruksi konsep-konsep dengan baik karena

adanya diskusi dalam kerjasama itu.

c. Teori Belajar Sosial

Menurut Bandura dalam Ratna willis (1989, 27- 29) manusia itu tidak

didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak ”dipukul” oleh

stimulus-stimulus lngkungan. Teori belajar Bandura adalah teori belajar sosial atau

kognitif sosial serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati

dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan

perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang

berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

Page 36: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Vygotsky dalam Isjoni (2010, 39-40) pembelajaran adalah konsep

zona perkembangan proximal. Pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona

perkembangan proximal. Zona perkembangan proximal adalah tingkat

perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potesial. Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah dibawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu. Menurut Vygotsky bahwa ada hubungan langsung antara domain kognitif

dengan sosial budaya. Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam kelas, sedangkan

aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama dengan teman sebaya

dibawah bimbingan orang dewasa yaitu guru.

Keterkaitan teori sosial dengan penelitian ini adalah model pembelajaran

yang digunakan pada penelitian ini menekankan pada kerjasama. Kerja sama

dengan teman sebaya yang lebih mampu dengan bimbingan guru membuat siswa

lebih mudah memecahkan permasalahan. Antara anggota satu dengan yang lain

akan saling membantu dalam menyelesaian masalah. Mereka saling mendukung

untuk berhasil dan bukannya untuk gagal. Keterlibatan dengan orang lain

membuka kesempatan bagi mereka untuk mengevaluasi dan memperbaiki

pemhaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan

mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik.

Page 37: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Menurut Isjodi (2010: 42-43). Model pembelajaran kooperatif mempunyai

karakter: a positif interdepedence yaitu hubungan timbal balik yang didasari

adanya kepentingan yang sama atau persamaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan sesorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya, b.

interaction face to face yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa

adanya perantara, c. adanya tanggungjawab pribadi materi pelajaran dalam anggota

kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, d. membutuhkan

keluwesan yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan

kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja yang efektif, e.

bekerjasama dalam memecahkan masalah. Menurut Akinbobola (2009: 1) bahwa

“cooperative learning strategy was the most effective in facilitating students'

attitude towards physics”. Karena karakter mata pelajaran fisika dan kimia sama

yaitu sama-sama banyak mengandung konsep. Maka dari iitu pembelajaran

kooperatif bisa juga diterapkan dalam mata pelajaran kimia. Menurut Gisbert

(2008: 481) bahwa ” using curricular competence improvement as a control,

show an increase in self-concept as a writer for all students who were given

the opportunity to act as tutors; either in fixed or in reciprocal role tutoring.

Only fixed tutees, but not reciprocal tutees, feel more satisfied with their peer

tutors than with the teacher's help”. Dari pernyataan itu dapat diambil

kesimpulan bahwa peranan tutor teman sebaya sangat berarti dalam

meningkatkan prestasi belajar. Adanya tutor teman sebaya ini dapat dijumpai

dalam model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa tipe pada model

pembelajaran kooperatif diantaranya TPS dan TGT.

Page 38: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pertama kali

dikembangkan oleh Lyman pada tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran TPS

relatif rendah dan struktur pembelajaran kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal

bagi guru dan siswa yang baru belajar kolaboratif. TPS merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Menurut

Slavin dalam agus sintak dari metode ini adalah: Thinking (Berpikir), Guru

mengajukan pertanyaan untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi

kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya secara perorangan.

Pairing(Berpasangan), Guru meminta kepada siswa untuk berpasang-pasangan.

Pasangan siswa itu diberi kesempatan untuk berdiskusi. Sharing (berbagi), Hasil

diskusi dari tiap-tiap pasangan tadi dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas.

Keunggulan dari TPS ini adalah :Siswa tidak terlalu menggantungkan

guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,

menemukan informasi dan belajar dari siswa lain., mengembangkan kemampuan

dalam mengungkapkan ide atau gagasan kemudian membandingkannya dengan

orang lain, membantu siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain membantu

siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya, meningkatkan

motivasi dan ransangan untuk berfikir, meningkatkan prestasi akademik serta

kemampuan sosialnya, optimaliasasi partisipasi siswa lebih tinggi. Sedangkan

kelemahan dari TPS antara lain: Suasana kurang rileks, Kadang siswa

mengantungkan pada teman pasangannya, anggota kelompoknya sedikit,

membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, membutuhkan

Page 39: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, peralihan dari seluruh kelas ke

kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran.

Untuk mempelajarai materi hidrokarbon yang bersifat abstrak. Untuk

mendalami materi itu siswa bisa melakukan diskusi dengan teman sebayanya

melalui model pembelajaran tipe TPS. Dalam model TPS siswa dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi, belajar dari

siswa lain, mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan

kemudian membandingkannya dengan orang lain, membantu siswa untuk lebih

bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya serta optimalisasi partisipasi

siswa lebih tinggi. Dengan karateristik tersebut maka model TPS mampu

mengantarkan siswa pada pemahaman materi hidrokarbon dengan baik.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games-Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (2008: 163-170). Teams Games-Tournaments (TGT) pada

mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para

siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang

heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka

untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Secara

umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri

atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament

dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.

Ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu: Penyajian kelas, pada awal

pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya

dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang

dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar

Page 40: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan

membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game

karena skor game akan menentukan skor kelompok. Team (kelompok), kelompok

biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa.Fungsi kelompok

adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan

optimal pada saat game. Game, game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan

belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana

bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan

yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan

mendapatkan skor. Menurut Fengfeng (2007: 1) ” gameplaying was more effective

than drills in promoting maths performance, and cooperative gameplaying was

most effective for promoting positive maths attitudes regardless of students'

individual differences”. Dari kalimat diatas bahwa game lebih efektif dari pada

latihan dalam meningkatkan prestasi matematika. Mata pelajaran kimia dan

matematika mempunyai persamaan karakter, dengan demikian berarti penggunaan

game bisa juga diterapkan dalam mempelajari kimia. Turnamen, biasanya

turnamen diselenggarakan akhir minggu, setelah guru membuat presentasi kelas

dan kelompok-kelompok mempraktikan tugas-tugasnya. Untuk turnamen

pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan serupa yang mewakili

tiap timnya. Kompetisi ini juga memungkinkan bagi siswa dari semua level di

penampilan sebelumnya untuk memaksimalkan nilai kelompok mereka menjadi

Page 41: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

terbaik. Alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin (2008: 86) dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram Alur Penempatan Peserta Turnamen

Penghargaan kelompok (team recognise), Guru kemudian mengumumkan

kelompok yang menang,masing-masing team akan mendapat sertifikat atau

hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Penghargaan

kelompok dapat berupa hadiah, sertifikat, dan sebagainya. Kelebihan TGT

(Teams Games Tournament) : Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

diskusi, suasana belajar nyaman, menyenangkan dan kondusif, tercipta suasana

kompetisi antara kelompok diskus. kelemahan TGT: tidak efisien waktu, sering

mengakibatkan terjadinya kegaduhan sehingga mengganggu kelas lain.

Untuk mempelajarai materi hidrokarbon yang bersifat abstrak. Untuk

mendalami materi itu siswa bisa melakukan diskusi dengan teman sebayanya

melalui model pembelajaran tipe TGT. Model pembelajaran tipe TGT mempunyai

A1 A2 A3 A4 TINGGI RATA-RATA RATA-RATA RENDAH

GRUP 1

B1 B2 B3 B4 TINGGI RATA RATA RENDAH RATA RATA

C1 C2 C3 C4 TINGGI RATA RATA RENDAH RATA RATA

GRUP 2 GRUP 3 GRUP 41

Page 42: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

banyak kelebihan yang dapat membuat anak lebih mudah untuk mempelajari

materi hidrokarbon.

5. Aktivitas Belajar.

Menurut Sardiman (2004, 100) aktivitas belajar adalah keterkaiatan antara

dua aktivitas yang bersifat fisik dan mental dalaam kegiatan belajar. Prinsip-

prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang

perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan

seseorang subjek belajar/subjek didik, dapat diketahui bagaimana prinsip aktivitas

yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka

sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi

yang melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yakni siswa dan guru. Menurut

Sardiman (2001:93). “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar

jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat

penting dalam interaksi belajar mengajar”. Dalam aktivitas belajar ada beberapa

prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa

lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh

guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh

siswa.

Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2010:101) membuat suatu daftar yang

berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai

berikut : (1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; (2) Oral

activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, discusi, interupsi; (3) Listening

Page 43: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato; (4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin. (5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,

peta, diagram; (6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain

melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak;. (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan;

(8) Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Kaitan pengambilan variabel moderator aktivitas belajar pada penelitian ini

adalah karena keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang

dilakukannya selama proses pembelajaran. Model pembelajaran pada penelitian ini

adalah kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama dan

interaksi dengan teman sebaya. Interaksi dengan teman inilah yang akan menuntut

siswa harus aktif. Aktivitas belajar siswa akan mengakibatkan perubahan dalam

dirinya, berupa perubahan pengetahuan. Aktivitas belajar semakin tinggi maka

perubahan pengetahuan akan semakin tinggi sehingga prestasi belajar akan

semakin tinggi.

6. Kemampuan Memori

Kemampuan memori adalah kemampuan untuk menyimpan dan

memamfaatkan informasi. Pada manusia, fungsinya lebih luas lagi mencakup

perbendaharaan kata, pengetahuan bahasa, semua informasi yang telah kita

pelajari, pengalaman hidup pribadi, segala kemahiran yang telah dipelajari dari

mulai berjalan, berbicara hingga prestasi musik dan olahraga. Memori

Page 44: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

diklasifikasikan berdasarkan tempat menyimpan data , maka ada tiga katagori,

yaitu memori sensori, memori kerja atau memori jangka pendek,. memori jangka

panjang (Yovan 2010 : 32). Memori kerja adalah istilah umum untuk sistem yang

lebih besar dimana memori kerja adalah bagiannya. (Susan 2009:13). Semua

bentuk input sensorik berupa stimulus yang ditangkap melalui panca indra pertama

kali akan melewati jenis memori sensori.

Memori kerja adalah istilah yang digunakan para psikolog untuk

menyatakan kemampuan yang kita miliki untuk menyimpan dan memanfaatkan

informasi di dalam pikiran dalam jangka waktu singkat. Memori kerja memberikan

ruang kerja mental atau buku catatan yang digunakan untuk menyimpan informasi

penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh kegiatan yang

menggunakan memori kerja adalah "perhitungan di dalam hati". Bayangkan bahwa

kita sedang berusaha mengalikan bilangan 43 dan 67 dalam situasi di mana kita

tidak dapat menggunakan kalkulator atau mesin hitung lainnya ( pena dan kertas ).

Untuk melakukan ini, kita terlebih dahulu harus menyimpan kedua bilangan

tersebut di dalam memori kerja. Langkah berikutnya adalah menggunakan kaedah

perkalian yang telah kita pelajari untuk memprosesnya di dalam memori kerja

sehingga diperoleh suatu hasil akhir.

Banyaknya informasi yang dapat disimpan dalam memori kerja untuk jangka

waktu singkat sekalipun sangat terbatas dan bila batas dilampaui, kita akan lupa

setidaknya pada bagian yang kita ingat. Misalnya , mengalikan bilangan yang lebih

besar dari 542 dan 891, bagi kebayakan orang hal ini sangat sulit. Kesulitan ini

disebabkan karena perhitungan ini memerlukan penyimpanan informasi yang lebih

besar dibanndingkan dengan kapasitas yang dapat disimpan dalam memori kerja.

Page 45: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Memori kerja sebenarnya merupakan suatu sistim komponen –komponen memori

yang saling berkaitan yang terletak dibagian-bagian otak yang berbeda. Sebagian

dari komponen ini digunakan untuk menyimpan informasi tertentu, ini sering

dinamakan memori jangka pendek. Memori jangka pendek dibagi menjadi dua

yaitu memori lisan jangka pendek dan memori visuo-spasial jangka pendek.

Memori lisan jangka pendek menyimpan memori yang dapat dinyatakan dalam

bahasa lisan, seperti bilangan, kata, dan kalimat. Bagian dari memori kerja ini

terletak di bagian samping belahan kiri otak. Memori visuo-spasial jangka pendek

dapat menyimpan bayangan, gambar dan informasi mengenai lokasi. Bagian dari

memori kerja ini terletak dibagian belahan otak kanan.Bagian terakhir dari memori

kerja adalah komponen yang mengatur perhatian dan terlibat dalam koordinasi

proses mental tingkat tinggi, yang dinamakan ‘eksekutif sentral’. Misalnya

kegiatan berhitung dalam hati akan melibatkan eksekutif sentral dan memori lisan

jangka pendek. Menentukan lokasi rumah akan melibatkan eksekutif sentral dan

memori visuo-spasial jangka pendek. Eksekutif sentral ini terletak dibagian depan

belahan otak kiri dan otak kanan. (Susan,2009 :1-12).

Memori jangka panjang dibagi menjadi dua yaitu memori deklaratif

(eksplisit) dan memori non deklaratif (implisit/prosedural). Memori

deklaratif/eksplisit adalah memori yang dimaksud seperti kebanyakan orang

dengan memori. Memori deklaratif/eksplisit disimpan di dalam korteks serebral

tepatnya di hipokampus. Memori deklaratif/eksplisit dibagi lagi menjadi dua, yaitu

memori episodik dan memori semantik. Memori episodik adalah memori tentang

pengalaman-pengalaman anda sendiri yang biasanya berhubungan dengan riwayat

hidup. Memori semantik berisikan jumlah total pengetahuan yang anda miliki

Page 46: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

seperti perbendaharaan kata, pemahaman matematika dan segala fakta yang kita

ketahui. Proses mengingat informasi oleh otak diawali dari informasi yang

mengenai pancaindra (input sensorik) disimpan dalam memori sensori. Setelah itu

melakukan attensi dan informasi disimpan dalam memori pendek kemudian

melakukan latihan akan disimpan dalam memori panjang. (yovan , 2010:33).

Kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Model

pembelajaran pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif. Dimana

model ini menekankan pada kerja sama dan interaksi sosial. Maka model ini bisa

digunakan untuk pembelajaran kimia dengan materi hidrokarbon. Hal ini karena

pada materi hidrokarbon mengandung banyak konsep. Adanya banyak konsep ini

maka diperlukan adanya interaksi sosial dan kerja sama antara siswa satu dengan

siswa yang lain untuk memecahkan masalah. Dan materi yang mengandung

banyak konsep juga memerlukan kemampuan memori yang tinggi untuk

menguasainya. Kemampuan memori bisa diukur dengan menggunakan tes

kemampuan memori.

7. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu

setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi

belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam

suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan. Dalam

proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar

mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku

yang dapat diukur dengan tes tertentu. Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah

kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas

Page 47: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

selama mengikuti pelajaran yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang

dilambangkan dalam bentuk nilai

Benjamin S. Bloom dalam Ella (2004: 59) mengklasifikasi hasil belajar

dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective

domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Hasil belajar dalam ranah

kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berkenaan dengan sikap

yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar yang

diidentifikasi dalam tulisan ini mengacu pada ranah kognitif dan ranah afektif. Hal

ini karena meteri hidrokarbon banyak mengandung konsep, sehingga ranah

psikomotor bukan sebagai acuan.

Pada ranah kognitif yang terkait dengan kemampuan mengetahui (C1) dapat

ditunjukkan melalui mengemukakan arti, memberi nama, membuat daftar,

menentukan lokasi tempat, mendeskripsikan sesuatu, menceritakan sesuatu yang

terjadi dan menguraikan sesuatu yang terjadi. Kemampuan memahami (C2)

artinya kemampuan mengerti tentang hubungan antar faktor, antar konsep, antar

prinsip, antar data, hubungan sebab akibat dan penarikan kesimpulan. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan mengungkapkan gagasan, membedakan, membandingkan,

menginterprestasikan data, menjelaskan gagasan pokok dan menceritakan kembali

dengan kata-kata sendiri.

Page 48: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pada ranah kognitif, kemampuan mengaplikasikan (C3) sesuatu artinya

menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar dapat

ditunjukkan melalui: menghitung, melakukan percobaan, membuat model, dan

merancang strategi penyelesaian masalah. Kemampuan menganalisis (C4) artinya

menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan penyelesaian atau gagasan serta

menunjukkan hubungan antar bagian itu. Dalam pembelajaran dapat ditunjukkan

melalui : mengidentifikasi faktor penyebab, merumuskan masalah, mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh informasi, membuat grafik dan mengaji ulang.

Kemampuan sintesis (C5) artinya menggabungkan berbagai informasi menjadi satu

kesimpulan atau konsep, meramu atau merangkai berbagai gagasan menjadi

sesuatu yang baru. Dalam pembelajaran dapat ditunjukkan melalui desain,

menemukan penyelesaian atau solusi masalah, memprediksi, merancang model

produk tertentu dan menciptakan produk tertentu. Kemampuan melakukan evaluasi

(C6) artnya mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk, bermanfaat

tak bermanfaat. Dalam pembelajaran dapat ditunjukkan melalui : mempertahankan

pendapat, beradu argumentasi, menulis laporan, membahas suatu kasus dan

memilih solusi terbaik. Pada penelitian ini dalam penyusunan perangkat tes akan

digunakan jenjang C1, C2, C3, C4 yang sesuai untuk anak SMA.

Ranah afektif yang terkait dengan kemampuan menerima, merespons,

menilai, mengorganisasi dan memiliki karakter. Kemampuan menerima yaitu

kemampuan menerima fenomena (gejala atau sesuatu yang dapat disaksikan

dengan pancaindra) dan stimulus (rangsangan). Dalam kegiatan belajar dapat

Page 49: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ditunjukkan dengan adanya kesenangan pada diri siswa yang terkait dengan

belajar. Kemampuan merespons, dalam arti kemampuan melakukan sesuatu dan

kemampuan menanggapi. Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan dengan

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan mentaati peraturan.

Kemampuan menilai artinya menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung

nilai, dalam kegiatan belajarnya dapat ditunjukkan melalui : mengapresiasi,

menghargai peran, menunjukkan rasa empati dan simpati kepada orang lain.

Kemampuan mengorganisasi, dalam arti mengorganisasi nilai-nilai yang relevan

ke dalam suatu sistim. Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan antara lain

menerima kelebihan dan kekerangan diri, merefleksikan pengalaman pada suatu

hal, bertanggung jawab terhadap perilaku. Kemampuan memiliki karakter, artinya

suatu nilai telah menjadi karakternya. Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan

melalui, rajin, tepat waktu, disiplin, mandiri, obyektif dalam melihat dan

memecahkan masalah.

Dalam Depdiknas ( 2008, 5) ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang

penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 1) Sikap, merupakan

suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu

objek. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengethui sikap

peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan

sebagainya. 2) Minat, menurut Getzel dalam Depdiknas, minat adalah suatu

disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk

memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan

perhatian atau pencapaian. Jadi minat atau keinginan adalah kecenderungan hati

Page 50: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang tinggi terhadap sesuatu. 3) Konsep Diri. Menurut Smith, konsep diri adalah

evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang

dimiliki. 4) Nilai, Nilai menurut Rokeach dalam Depdiknas merupakan suatu

keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan

yang dianggap buruk. 5) Moral, berkaitan dengan perasaan salah atau benar

terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan

diri sendiri. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Suharsimi (2009:177) menyatakan bahwa pengukuran ranah afektif

tidaklah semudah mengukur ranah kognitif, tidak dapat dilakukan setiap saat

(dalam arti formal) karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah

sewaktu-waktu. Jadi pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif

lama. Demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai.

Pada penelitian ini penelitian ranah afektif meliputi aspek sikap, minat, nilai,

konsep diri dan moral, yang didiukur menggunakan skala Likert. Skala ini disusun

dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh 4 respon yang menunjukkan

tingkatan, yaitu : Selalu, Sering , Jarang, Tidak pernah atau Setuju sekali, Setuju,

Tidak setuju dan Tidak setuju sekali.

8. Materi Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling

sederhana.Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya

tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Adanya atom C dan H dalam

senyawa dapat ditujukkan dengan uji pembakaran. Pada pembakaran sempurna,

Page 51: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

carbon berubah menjadi CO2 yang dapat dikenali karena mengeruhkan air kapur,

sedangkan hidrogen menjjadi H2O, yang dapat mengubah kertas kobal yang

berwarna biru menjadi merah jambu. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita

temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan

lain-lain.

a. Kekhasan atom karbon

1).Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen

Karbon adalah unsur non logam yang di lambangkan dengan huruf C. Karbon

terletak di periode 2 dan golongan IVA. Sesuai dengan nomor golongannya,

karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu untuk mencapai konfigurasi

oktet, karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen. Selain itu, atom karbon

mempunyai kemampuan membentuk rantai.

2). Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil

Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron

ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa

adanya pasangan elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat

stabil

3). Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap

Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat

membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga.

Contoh :

CH3 - CH2 - CH2 - CH3 CH2 = CH - CH2 - CH3

CH º C - CH2 - CH3

Page 52: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4). Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang

Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan

membentuk rantai yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon

tersebut dapat lurus dan bercabang.

Contoh :

CH2 - CH2 CH = CH CH = C - CH3

ï ï ï ï ï ï CH2 - CH2 CH2 CH2 CH2 - CH2

ï ï CH2 ─ CH2

b. Kedudukan Atom Karbon

Dalam senyawa organik kedudukari atom karbon dibedakan menjadi atom C

primer, bila mengikat langsung 1 atom C lain. Atom C sekunder, bila mengikat

langsung 2 atom C lain. Atom C tersier, bila mengikat langsung 3 atom C lain.

Atom C kuarterner, bila mengikat langsung 4 atom C lain.

c. Klasifikasi hidrokarbon

Hidrokarbon Alifatik Alkana

Alkena

Alkuna

Siklik Alisiklik

Aromatik

Gambar 2.2 Diagram Klasifikasi hidrokarbon

Page 53: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Senyawa Alifatik

Senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak

jenuh (ikatan rangkap) disebut senyawa alifatik.

Senyawa Siklik

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan

lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.

1). Alkana

Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh.

Tabel 2.1 Suku-suku Alkana

n = jumlah atom C (suku ke)

Rumus Molekul

Nama Alkana

1 CH4 metana 2 C2H6 etana 3 C3H8 propana 4 C4H10 butana 5 C

5H12 pentana 6 C6H14 heksana 7 C7H16 heptana 8 C8H18 oktana 9 C9H20 nonana

10 C10H22 dekana 11 C11H24 undekana 12 C12H26 dodekana

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa satu golongan senyawa yang suku-sukunya

berturutan berbeda CH2 . Satu golongan itu disebut deret homolog. Deret homolog

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : rumus umum sama yaitu CnH2n+2., sifat

kimia mirip, suku-suku berturutan berbeda CH2, perbedaan M, antara dua suku

berturutan sebesar 14, makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didih.

Gugus Alkil

Page 54: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus alkil

mempunyai rumus umum Cn H2n + 1

a). Tatanama alkana

(1). Cari rantai C yang terpanjang sebagai Rantai Utama. Bila terdapat dua atau

lebih rantai terpanjang harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.

(2). Lingkari cabang-cabang yang terikat pada rantai utama sebagai alkil (metil;

etil; propil) dan seterusnya dengan simbol R.

(3). Atom C ujung yang paling dekat alkil diberi nomor unit 1, 2,3 dan seterusnya.

(4). Jika penomoran sama dari kedua ujung rantai utama, maka harus dipilih

sehingga cabang/alkil yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor

terkecil.

(5). Jika terdapat 2 atau lebih alkil yang sama, cukup ditulis satu kali dengan diberi

awalan (di = 2; tri = 3, tetra = 4, penta = 5 dan seterusnya).

(6). Alkil-alkil ditulis menurut urutan alfabetik (etil - butil - isobutil - isopropil -

metil - propil - sekunderbutil - tersierbutil)

(7). Penulisan nama alkana

(Posisi + nama cabang/alkil) + nama rantai utama

Contoh :

Cara penulisan nama IUPAC suatu senyawa alkali

CH3 - CH - CH2 - CH - CH3 ï ï CH3 CH2 ï CH3 2,4-trimetil heksana

Page 55: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

CH3 - CH2 - CH - CH3 - CH2 - CH2- CH3 ï ï CH3 CH2- CH3 4-etil-3-metilheksana

b). Isomeri pada alkana

Isomeri : senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul (jumlah atom C)

sama tetapi berbeda rumus struktur.

Contoh:

pentana (C5H12) mempunyai 3 isomer

CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3

n-pentana

CH3 - CH - CH2 - CH3 ï CH3

isopentana

(2 metil butana)

CH3 ï CH3 -- C -- CH3 ï CH3

Neopentana

(2,2 dimetil butana)

c). Sifat-sifat alkana

(1). Sifat fisis

Page 56: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga

suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat. Semakin banyak

atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C

sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.

Tabel 2.2 Beberapa sifat fisik alkana

Nama alkanaRumus molekul

Mr Titik leleh (oC)

Titik didih (0C)

Kerapatan (g/Cm3) Fase pada

250C

Metana CH4 16 -182 -162 0,423 Gas

Etana C2H6 30 -183 -89 0,545 Gas

Propana C3H8 44 -188 -42 0,501 Gas

Butana C4H10 58 -138 -0. 5 0,573 Gas

Pentana C5H12 72 -130 36 0,526 Cair

Heksana C6H14 86 -95 69 0,655 Cair

Heptana C7H16 100 -91 99 0,684 Cair

... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ...

Heptadekana C17H36 240 22 302 0,778 cair

Oktadekana C18H38 254 28 316 0,789 padat

Nonadekana C19H40 268 32 330 0,789 padat Iikosana C20H42 282 37 343 0,789 padat

(2). Sifat kimia

Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin, artinya

afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah

(a) Reaksi oksidasi

Reaksi oksidasi dapat dicontohkan reaksi pada pembakaran.Pembakaran

sempurna alkana menghasilkan CO2 dan H2O

Page 57: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Contoh : C3H8 + 5O2 —> 3CO2 + 4H2O Pembakaran tak sempurna

menghasilkan CO dan H2O atau jelaga (C).

(b) Substitusi atau penggantian

Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain atau halogen.

Penggantian atom H oleh atom halogen disebut reaksi substitusi

( Halogenasi).

2) Alkena

Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap dua

(- C = C —). Kelompok alkena mempunyai rumus umum CnH2n.

a). Tatanama Alkena

(1). Nama alkena diumumkan dari nama alkana dengan jumlah atom C sama

dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

(2). utama dipilih rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

(3). Atom C ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap diberi nomor unit 1, 2,

3 dan seterusnya.

(4). Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan angka di depan rantai alkena.

(5). Penulisan cabang/alkil sama seperti alkana.

(6). Penulisan nama alkena:

(posisi + nama alkil (urut abjad)) + posisi ikatan rangkap + nama alkena.)

Page 58: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Contoh CH3

I CH2 — CH — CH — CH2 —CH = CH2 I | CH3 CH3

4,5-dimetil-1-heptena

C2H5

I CH3 — CH — C — CH2 — CH=CH —CH2 —CH3

I I CH3 CH3

6-etil-6,7-dimetil-3-oktena b).Isomer pada alkena

Isomeri alkena terdiri dari isomeri yang berkaitan dengan struktur rantai

atom karbon ( isomeri rantai dan isomeri posisi) dan isomeri yang berkaitan

dengan atom atau gugus didalam ruangan (isomeri geometri)

(1) Isomer Rantai

Isomer Rantai atau isomer kerangka rantai karbon adalah isomer yang disebabkan

adanya perbedaan rantai atau kerangka atom karbon.

Contoh

CH2 = CH — CH2 — CH3 1 –butena

CH2 = C — CH3 2-metil-propena │ CH3

Page 59: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(2).Isomeri posisi

Rantai posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak cabang atau

posisi letak ikatan rangkapnya.

Contoh :

CH2 = CH — CH2 — CH3 1 –butena

CH3 —CH = CH — CH3 2-butena

(3). Isomeri geometri Isomeri geometri merupakan isomeri yang terjadi karena perbedaan letak

suatu gugus dalam ruangan.

c). Sifat-sifat alkena

(1) Sifat fisis

Alkena mempunyai titik didih dan titik leleh yang hampir sama dengan alkana

yang sesuai. Pada suhu kamar alkena suku-suku rendah (C1-C4) berwujud gas,

suku-suku sedang (C5-C17) berwujud cair, sedangkan suku-suku tinggi (C18>)

berwujud padat.

Page 60: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 2.3 Beberapa sifat fisik alkena

Nama alkena Rumus molekul

Mr Titik leleh (oC)

Titik didih (0C)

Kerapatan (g/Cm3)

Fase pada 250C

Etena C2H4 28 -169 -104 0,568 Gas

Propena C3H6 42 -185 -48 0,614 Gas

1-Butena C4H8 56 -185 -6 0,630 Gas

1-Pentena C5H10 70 -165 30 0,643 Cair

1-Heksena C6H12 84 -140 63 0,675 Cair

1-Heptena C7H14 98 -120 94 0,698 Cair

1-Oktena C8H16 112 -102 122 0,716 Cair

1-Nonesa C9H18 126 -81 147 0,731 Cair

1-Dekena C10H20 140 -66 171 0,743 Cair

(2) Sifat kimia

(a). Reaksi Adisi

Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua

atau rangkap tiga, senyawa alkena atau senyaw alkuna, termasuk ikatan rangkap

karbon dengan atom lain,

Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap

menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan

tunggal.Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan

rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu

atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya.

Page 61: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(b). Reaksi Eliminasi

Pada reaksi eliminasi, molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi

senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil. Jadi, eliminasi

merupakan kebalikan dari adisi.

Contoh:

Eliminasi air (dehidrasi) dari alkohol. Apabila dipanaskan dengan asam sulfat

pekat pada suhu sekitar 1800C, alkohol dapat mengalami dehidrasi membentuk

alkena.

(c). Reaksi Oksidasi

Seperti alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka,

alkena menghasilkan jelaga lebih banyak dari pada alkana. Hal itu terjadi

karena alkena mempunyai kadar karbon yang tinggi, sehingga

pembakarannya memerlukan banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena

menghasilkan gas CO2 dan uap air.

Sebagai contoh:

C2H4 + 3O2 —> 2CO2 + 2H2O

Page 62: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3).Alkuna

Alkuna merapakan hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan

rangkap tiga (— C º C —). Alkuna mempunyai rumus umum : CnH2n-2

Tata nama alkuna

Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti

akhiran "ana" menjadi "una".

a). Tatanama

(1). Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti

akhiran ana menjadi una.

(2). Tatanama alkuna bercabang sama seperti pemberian nama alkena.

(b). Isomeri pada Alkuna

Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan

keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris.

Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer.

Isomeri alkuna dimulai dari (butuna) n = 4 yang mempunyai 2 isomer.

CH º C – CH2 – H3 CH3 – C º C – H3

1-butana 2 butuna

(c). Sifat-sifat Alkuna

Sifat fisis alkuna hampir sama dengan alkana dan alkena, sedangkan sifat

kimia alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan rangkap alkuna

dibutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan alkena

Page 63: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Penelitian yang dilakukan oleh Micheal M van Wyk pada tahun 2011 dengan

judul “The Effects Of Teams-Games-Tournaments On Achievement, Retention,

And Attitudes Of Economics Education Students”. Dari penelitian itu dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara variabel terikat (prestasi

dan retensi) antara metode-metode pengajaran yang digunakan. Tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam sikap mahasiswa terhadap metode pengajaran.

Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menyoroti

tentang TGT dan prestasi belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fatchur Rochman pada tahun 2009 dengan judul

“Pembelajaran Biologi Tipe Group Investigation dan Tipe Think-Pair-Share

Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP”. Kesimpulan dari penelitian ini antara

lain: a.Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe

TPS terhadap prestasi belajar biologi siswa. b.Ada pengaruh aktivitas belajar tinggi

,sedang dan rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa. c. Ada pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe TPS dengan aktivitas

belajar biologi siswa. Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah

sama-sama menyoroti tentang TPS yang ditinjau dari aktivitas. Perbedaannya

adalah metode yang peneliti digunakan adalah metode TPS yang ditinjau aktivitas

belajar dan kemampuan memori

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Nurmalasari pada tahun 2009 dengan judul

“Pembelajaran Kimia dengan Strategi Pembelajaran PQ4R dan Concept Mapping

ditinjau dari Kemampuan Memori dan Kreativitas Siswa ( Studi Kasus Bahasan

Hidrokarbon Pada Siswa Kelas X Semester SMA Negeri 1 Ngawi Tahun

Page 64: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Akademik 2008/2009). Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: a.Siswa yang

mempunyai kemampuan memori tinggi mencapai prestasi belajar lebih tinggi

dibanding siswa yang memiliki kemampuan memori rendah. b.Terdapat

perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran dengan kemampuan memori.

c. Tidak terdapat interaksi antara kemampuan memori dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa. d.Tidak terdapat interaksi antara strategi

pembelajaran, kemampuan memori dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar

siswa . Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama

menyoroti tentang kemampuan memori. Perbedaannya adalah metode yang

peneliti digunakan adalah metode TPS dan TGT yang ditinjau aktivitas belajar dan

kemampuan memori.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Prihatin pada tahun 2009 dengan judul

“Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division ( STAD) dan

Think Pair Share (TPS) pada Pembelajaran Biologi ditinjau dari Kemampuan

Memori Siswa. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: a. Model pembelajaran

TPS lebih berperan dalam mempengaruhi prestasi belajar biologi dari pada model

pembelajaran STAD. b. Kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama

menyoroti tentang metode TPS yang ditinjau dari kemampuan memori.

Perbedaannya adalah metode yang peneliti digunakan adalah metode TPS yang

ditinjau aktivitas belajar dan kemampuan memori

5. Penelitian yang dilakukan oleh N. A. Nik Azlina pada tahun 2010 dengan

judul “CETLs • Supporting Collaborative Activities Among Students and

Teachers Through the Use of Think- Pair-Share Techniques”. Kesimpulan

Page 65: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS mampu

memudahkan proses kolaborasi antara guru dan siswa. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menyoroti model

pembelajaran TPS.

C. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan kajian diatas dapat dikemukakan bahwa prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah metode pembelajaran,

aktivitas siswa dan kemampuan memori siswa.

1. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar siswa.

Hidrokarbon adalah materi yang bersifat abstrak, konseptual dan merupakan

materi yang baru bagi siswa kelas X SMA. Dalam mempelajari materi ini

dibutuhkan kerjasama antara siswa satu dengan siswa yang lain. Hal ini sesuai

dengan teori belajar vygotsky yaitu pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam

zona perkembangan proximal. Zona perkembangan proximal adalah jarak antara

tingkat perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial.

Tingkat perkembangan sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah

secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah kemampuan

pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan

teman sebaya yang lebih mampu. Adanya hubungan timbal balik yang didasari

adanya kepentingan yang sama atau persamaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan sesorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya,

adanya interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara, adanya

Page 66: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bekerjasama dalam memecahkan masalah adalah karater dari model pembelajaran

kooperatif. Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran tipe TPS dan TGT.

Hal ini karena Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT adalah model

pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerjasama dengan

siswa lain dalam mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur dengan kemampuan

maksimal.

Karakter dari TPS adalah siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan

tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan

informasi dan belajar dari siswa lain., mengembangkan kemampuan dalam

mengungkapkan ide atau gagasan kemudian membandingkannya dengan orang.

Kelemahan dari TPS diantaranya suasana kurang rileks, kadang siswa

mengantungkan pada teman pasangannya, anggota kelompok sedikit. Sedangkan

karakter dari TGT adalah melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

diskusi, suasana belajar nyaman, menyenangkan , tercipta suasana kompetisi

antara kelompok diskus. Adanya suasana yang menyenangkan dan adanya

kompetisi inilah yang membuat siswa termotivasi untuk bisa menguasai materi

pelajaran itu. Disamping itu anggota kelompok pada TGT lebih banyak dari TPS,

sehingga semakin banyak anggota dalam kelompok belajar maka bantuan dari

teman sebaya dalam menyelesaikan masalah akan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga kemungkinan ada pengaruh model

pembelajaran tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar siswa. Model

pembelajaran tipe TGT akan lebih unggul dari tipe TPS. Hal ini dikarenakan pada

tipe TGT, suasana belajarnya nyaman, adanya kompetisi memberikan motivasi

Page 67: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pada siswa. Anggota kelompok banyak maka bantuan dari teman sebaya dalam

menyelesaikan masalah akan semakin tinggi.

2. Pengaruh tingkat aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas

secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam

dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung

pada sedikit banyaknya perubahan. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung

pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Menurut para

penganut konstruktif, pengetahuan dibina secara aktif oleh seseorang yang

berpikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif.

Materi hidrokarbon adalah materi yang baru bagi siswa dan materi yang

mengandung banyak konsep. Materi yang mengandung banyak konsep

mengharuskan siswa banyak latihan dan banyak aktivitas. Menurut Driver dan Bell

dalam teori belajar konstruktivisme, pengkonstruksi konsep adalah proses aktif

dalam diri pelajar, konsep-konsep yang telah dikonstruksi akan dievaluasi yang

selanjutnya konsep tersebut akan diterima atau ditolak. Siswa yang memiliki

aktivitas belajar tinggi cenderung lebih mandiri, berpikir secara rinci .Sifat-sifat

itulah yang sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar pada materi

hidrokarbon. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi akan mempunyai

prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar

rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga kemungkinan ada pengaruh

ativitas belajar kimia tinggi dan aktivitas belajar kimia rendah terhadap prestasi

Page 68: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

belajar siswa. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi akan mempunyai prestasi yang

tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

3. Pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar.

Kemampuan memori adalah kemampuan yang kita miliki untuk

menyimpan dan memanfaatkan informasi di dalam pikiran. Materi hidrokarbon

adalah materi yang baru bagi siswa dan materi yang mengandung banyak konsep.

Apabila kemampuan memori tinggi maka siswa akan lebih mudah untuk

merangkai konsep maupun pengalamanya yang sudah dimilikinya untuk

membentuk konsep baru. Pada materi hidrokarbon siswa dituntut untuk

menghapalkan banyak nama-nama senyawa. Sehingga pada materi hidrokarbon

dibutuhkan kemampuan memori yang tinggi untuk menguasainya. Hal ini sesuai

dengan pendapat para penganut teori kognitif yang memandang belajar sebagai

pelibatan pengguasaan atau penataan kembali struktur kognitif dimana seseorang

memproses dan menyimpan informasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

diduga kemungkinan ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar. Siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi akan

mempunyai prestasi yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah.

Page 69: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4. Interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas belajar siswa.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa tidak terlalu

menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan

berfikir sendiri, menemukan informasi dan belajar dari siswa lain.,

mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan kemudian

membandingkannya dengan orang lain, membantu siswa untuk dapat bekerjasama

dengan orang lain membantu siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam

melaksanakan tugasnya, meningkatkan motivasi dan ransangan untuk berfikir,

meningkatkan prestasi akademik serta kemampuan sosialnya, optimaliasasi

partisipasi siswa lebih tinggi. Sedangkan pada tipe TGT melatih siswa untuk

bekerjasama dalam kelompok diskusi, suasana belajar nyaman, menyenangkan

dan kondusif, tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskus. Aktivitas

belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang

dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa

perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit

banyaknya perubahan. Materi hidrokarbon adalah materi yang baru bagi siswa

dan materi yang mengandung banyak konsep. Menurut teori belajar Ausubel

belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu pokok bahasan ke dalam sistem

yang dimilikinya untuk kemudian menjadi milikinya dan berguna baginya. (Mark,

2009 : 118-119).

Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT sangat

dipengaruhi oleh aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai aktivitas tinggi akan

Page 70: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

mempunyai prestasi yang tinggi bila menggunakan tipe TPS maupun tipe TGT.

Sedangkan siswa yang mempunyai aktivitas rendah akan mempunyai prestasi

yang tinggi bila menggunakan tipe TGT dan prestasi yang rendah bila

menggunakan TPS. Hal ini karena pada tipe TGT lebih banyak anggotanya

dibanding dengan tipe TPS. Jadi walaupun siswa itu punya aktivitas rendah masih

bisa terbantukan dengan keberadaan teman-teman yang lebih banyak dalam

memahami materi pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diduga

kemungkinan ada interaksi model pembelajaran TPS dan TGT terhadap aktivitas

belajar.

5. Interaksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan memori siswa.

Kemampuan memori adalah kemampuan yang kita miliki untuk

menyimpan dan memanfaatkan informasi di dalam pikiran. Materi hidrokarbon

adalah materi yang baru bagi siswa dan materi yang mengandung banyak konsep.

Sehingga pada materi ini dibutuhkan adanya kemampuan memori untuk merangkai

konsep maupun pengalamanya yang sudah dimilikinya untuk membentuk konsep

baru. Pada tipe TPS ada tahap think dimana siswa harus berfikir sendiri untuk

menemukan informasi sebelum bergabung dengan teman lain. Sedangkan pada

tipe TGT langsung berkelompok dengan teman yang lain. Siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi bila

menggunakan tipe TPS maupun TGT. Hal ini karena kedua tipe ini melibatkan

kemampuan memori. Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan memori

rendah akan mempunyai prestasi yang tinggi bila menggunakan tipe TGT

Page 71: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dibandingkan bila menggunakan tipe TPS. Hal ini karena tipe TPS ada tahap think

dimana tahap ini memerlukan kemampuan memori yang tinggi. Dengan demikian

dapat diduga kemungkinan ada interaksi model pembelajaran TPS dan TGT

terhadap kemampuan memori.

6. Interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar siswa.

Aktivitas dan kemampuan memori adalah faktor intern siswa. Pada materi

hidrokarbon adalah materi pelajaran yang mengandung banyak konsep.

Karakteristik materi ini memerlukan kemampuan memori dan aktivitas. Siswa

yang mempunyai aktivitas tinggi pada kemampuan memori tinggi maupun rendah

akan memperoleh prestasi yang tinggi pula. Dan siswa yang mempunyai aktivitas

rendah dan kemampuan memori tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi tapi

untuk siswa yang mempunyai aktivitas rendah dan kemampuan memori juga

rendah maka prestasinyapun akan rendah.. Sehingga diduga ada interaksi antara

aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa.

7. Interaksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas belajar dan

kemampuan memori siswa

Dari hipotesis pertama sampai ketiga dapat diketahui bahwa siswa yang

diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki

prestasi belajar yang lebih baik dari pada diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS, dan juga siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dan

kemampuan memori tinggi akan mememiliki prestasi belajar yang lebih baik dari

Page 72: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah maupun kemampuan memori

rendah, jadi faktor aktivitas belajar dan kemampuan memori mempunyai peran

yang sama dalam proses belajar mengajar tersebut.

Diduga ada interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas. Interaksi

antara model pembelajaran dengan kemampuan memori serta interaksi antara

aktivitas belajar dengan kemampuan memori. Dengan demikian dapat diduga ada

kemungkinan terdapat Interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT

terhadap aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa.

D. PERUMUSAN HIPOTESIS

1. Ada penggaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar.

2. Ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

3. Ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar

4. Ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

5. Ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar

6. Ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar siswa

Page 73: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

7. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas belajar dan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar.

Page 74: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1.Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta

Jalan Yosodipuro no 95 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap

pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan

Bulan

Sep’

10

Okt

’10

Nop

’10

Des

’10

Jan’

11

Peb’

11

Mar

et’1

1

Apr

il’11

Mei

’11

Juni

’11

Juli’

11

Proposal penelitian

Permohonan ijin Pembuatan dan uji instrumen

Pengambilan data penelitian

Penyusunan laporan & konsultasi

Ujian

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dengan menggunakan anava tiga jalan dengan rancangan faktorial 2x2x2. Faktor

pertama adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Page 75: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Teams Games Tournament (TGT). Faktor kedua adalah aktivitas belajar siswa

yang dikategorikan kedalam aktivitas belajar tinggi dan rendah. Faktor ketiga

kemampuan memori siswa yang dibagi menjadi kemampuan memori tinggi dan

rendah. Desain faktorial ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3.2 Desain Faktorial

Model Pembelajaran Kooperatif (A) TPS (A1) TGT (A2)

Aktivitas belajar (B)

Aktivitas belajar Tinggi (B1)

Aktivitas belajar Rendah (B2)

Kemampuan memori

(C)

Kemampuan memori Tinggi (C1)

Kemampuan memori Rendah (C2)

Keterangan :

A. : Model Pembelajaran Kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran kimia

pada pokok bahasan hidrokarbon

A1 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

A2 : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

B : Aktivitas belajar siswa

B1 : Aktivitas belajar siswa tinggi

B2 : Aktivitas belajar siswa rendah

C : Kemampuan memori siswa

C1 : Kemampuan memori siswa tinggi

C2 : Kemampuan memori siswa rendah

Page 76: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

C. PENETAPAN POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2

Surakarta .

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dari perhitungan Uji t Dua Pihak (2 sample t) didapatkan nilai P-value

sebagai berikut:

Tabel 3.3 nilai P-value Uji t Dua Pihak (2 sample t)

No. Kelas P-Value 1. X1 dan X2 0.410

2. X1 dan X3 0.136

3. X2 dan X3 0.668

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa seluruh kelas mempunyai P-value >

0,05. Oleh sebab itu, Ho diterima. Maksudnya, nilai rata-rata semester satu ketiga

kelas yaitu X1, X2 dan X3 sama. Dari uji normalitas, terlihat bahwa data nilai

semester satu ketiga kelas adalah normal, dimana harga P-value > 0,05 sehingga

Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal. Begitu pula dengan uji

homogenitas, dengan harga P > 0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti data nilai

semester satu ketiga kelas homogen. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa ketiga kelas tersebut dapat digunakan sebagai sampel dengan teknik cluster

random sampling.atau sampel acak dengan cara undian kelas. Dalam penelitian

ini sebagai sampel diambil 2 kelas dari 3 kelas X yang ada di SMA

Muhammadiyah 2 Surakarta. Dengan cara ini diperoleh sampel penelitian yaitu 1

kelas sebagai kelompok eksperimen pertama (kelas X-3 ), dikenai model

pembelajaran kooperatif TPS dan 1 kelas sebagai kelompok eksperimen kedua

(kelas X-2), dikenai model pembelajaran kooperatif TGT.

Page 77: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

D. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yaitu model pembelajaran

kooperatif, aktivitas belajar siswa dan kemampuan memori siswa. Kemudian

sebagai variabel terikat yaitu prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

1) Model Pembelajaran

TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling

membantu dalam kelompok kecil. Menurut Slavin dalam agus sintak dari metode

ini adalah:Thinking (Berpikir) yaitu Guru mengajukan pertanyaan untuk

dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka untuk

memikirkan jawabannya secara perorangan. Pairing ( Berpasangan) yaitu Guru

meminta kepada siswa untuk berpasang-pasangan. Pasangan siswa itu diberi

kesempatan untuk berdiskusi. Sharing (berbagi) Hasil diskusi dari tiap-tiap

pasangan tadi dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas.

Metode TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif

yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status. Model ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur

permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung

reinforcement. Sintak dari metode ini adalah: Penyajian kelas, Kelompok ( team )

Game, Turnamen Penghargaan kelompok (team recognise)

2). Aktivitas Belajar Siswa

Page 78: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani

atau rohani. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas

secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam

dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung

pada sedikit banyaknya perubahan. Aktivitas relajar diukur dengan metode angket.

3). Kemampuan memori Siswa

Kemampuan memori adalah kemampuan yang kita miliki untuk menyimpan dan

memanfaatkan informasi di dalam pikiran. Kemampuan memori diukur dengan tes

kemampuan memori.

b. Variabel terikat

Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah kecakapan aktual (actual

ability) yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti pelajaran

kimia pokok bahasan hidrokarbon yang mengakibatkan perubahan dalam diri

siswa yang dilambangkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa yang diukur

dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Moderator Penelitian

Variabel aktivitas belajar siswa dan kemampuan memori siswa berskala

pengukuran ordinal yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah.

Perbedaan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan

perolehan skor sama dan diatas skor rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi,

sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah skor rata-rata dimasukkan dalam

kategori rendah.

Page 79: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode angket dan tes. Metode angket untuk mengumpulkan data aktivitas dan

prestasi belajar afektif. Metode tes untuk mengumpulkan data kemampuan

memori dan prestasi belajar kognitif.

1. Metode Angket

a. Pengertian Angket

Untuk mendapatkan data kualitatif aktivitas belajar siswa dilakukan dengan

menggunakan angket. Angket atau kuesioner merupakan suatu tehnik atau cara

pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab

dengan responden). Dalam angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan

yang harus diawab atau direspon oleh responden. ( Nana, 2007 : 219)

Angket ini digunakan peneliti untuk mengetahui kategori aktivasi belajar

siswa dan prestasi belajar (afektif). Dipandang dari cara menjawab, angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup, karena jawabannya sudah

disediakan dan responden tinggal memilihnya. Dipandang dari prosedurnya,

angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung, karena

angket ini langsung diberikan kepada responden dan dijawab oleh responden.

Kelebihan kuesioner sebagai berikut:1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti,

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden, 3) Dapat dijawab oleh

responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang

responden, 4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak

malu-malu menjawab, 5) Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden

dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Kelemahan kuesioner adalah

Page 80: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sebagai berikut:1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan

kembali padanya,2) Seringkali sukar dicari validitasnya, 3) Walaupun dibuat

anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul

atau tidak jujur, 4) Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat

rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan tertutama jika dikirim

lewat pos menurut penelitian, 5) Waktu pengembaliannya tidak sama-sama,

bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

b. Langkah-langkah Menyusun Angket

Dalam hal ini angket yang diberikan diharapkan dapat memperoleh data

yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu perlu dibuat

kisi-kisi angket yang didasarkan pada kajian teori yang telah dikemukakan

dimuka.

Adapun lagkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah: 1)

Membuat konsep dasar. Sebagai konsep dasarnya penulis mengambil pengertian

dari aktivitas belajar, 2) Menentukan aspek yang perlu diidentifikasi dan diukur,

3) Mencari indikator dari tiap aspek, 4) Menjabarkan indikator kedalam item-item

angket, 5) Melaksanakan uji coba angket

Penelitian ini menggunakan skala aktivitas belajar dengan empat alternatif

jawaban. Alasan peneliti menggunakan empat alternatif jawaban yaitu, untuk

menghindari jawaban yang memberikan makna ambigu dan untuk menghindari

responden yang pasif serta cenderung memilih posisi aman tanpa memberi

Page 81: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

jawaban yang pasti, karena respon yang kita inginkan adalah respon yang

diyakini oleh subjek

Dalam pemberian skor, setiap respon positif terhadap item Favoriabel

(memihak) akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respon negatif yaitu dari

empat sampai dengan satu, Sebaliknya untuk item unavoriabel( tidak memihak)

respon positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah dari respon negatif,

yaitu satu sampai dengan empat. Setiap jenis respon mendapat nilai sesuai

dengan arah pernyataan yang bersangkutan. Pilihan alternatif jawaban dan

skoring setiap item pernyataan dalam skala aktivitas belajar dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3.4 Skoring pada skala Aktivitas Belajar

No Jawaban Skor + -

1.

2.

3.

4.

Sangat sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

4

3

2

1

1

2

3

4

2. Metode Tes

a. Pengertian Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan

tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau menggungkap aspek tertentu

dari orang yang dikenai tes. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan memori dan tes prestasi (kognitif). Materi tes kemampuan memori

adalah berupa mengingatan kata-kata dan simbol yang dikaitkan dengan materi

hidrokarbon. Banyaknya soal tes adalah 30 soal pilihan ganda. Materi tes prestasi

(kognitif) adalah materi hidrokarbon. Sedangkan banyaknya soal tes adalah 30

Page 82: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

soal pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini skor terhadap jawaban

setiap soal atau item hanya terdiri atas angka 1 dan 0.

b. Syarat-syarat Tes

Syarat-syarat tes yang baik adalah:

1). Tes harus valid artinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur,

2). Tes harus reliabel artinya mempunyai nilai yang sama walaupun dikerjakan

oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja,

3). Tes harus distandarisasikan artinya tes yang bertujuan supaya setiap testee

yang dites dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang benar-benar sama,

4). Tes harus obyektif artinya pemberian skor tidak terpengaruh oleh pandangan

dan prasangka pribadi,

5). Tes harus diskriminatif artinya mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan

yang kecil mengenai sifat tertentu pada individu-individu yang berbeda-beda,

6). Tes harus komprehensif artinya dapat mengungkap pengetahuan testee

mengenai segala hal yang harus dipelajari,

7). Tes harus mudah digunakan artinya tes tersebut harus disusun sedemikian rupa

sehingga mudah digunakan.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Instrumen dalam Pelaksanaan Pembelajaran

a. Silabus, Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi (lampiran 1)

Page 83: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rancangan

pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas (lampiran 2),

c. Lembar Kerja Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu

alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu

peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari

melalui kegiatan belajar secara sistematis (lampiran 3).

2. Instrumen dalam Pengambilan Data

a. Instrumen pengambilan data pokok

1). Angket aktivitas belajar (lampiran 10),

2). Angket prestasi belajar ranah afektif (lampiran 18),

3). Tes prestasi belajar ranah kognitif (lampiran 15)

4). Tes kemampuan memori (lampiran 12)

b. Instrumen dalam pengambilan data pendukung,

1). Tugas kelompok proses diskusi,

2). Tugas individu (PR),

3). Kuis dalam tiap sub pokok bahasan.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes prestasi

belajar ranah kognitif, tes kemampuan memori, angket aktivasi belajar dan angket

prestasi belajar ranah afektif diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui

apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik,

diantaranya instrumen yang valid dan reliabel, serta untuk mengetahui kualitas

instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran dan

daya pembeda.

Page 84: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

G. UJI COBA INSTRUMEN

Sebelum melakukan eksperimen yang sebenarnya perlu terlebih dulu dilakukan

pengujian terhadap instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Uji

coba instrumen ini dilaksanakan pada kelas yang mempunyai level yang sama dengan

kelas yang digunakan sebagai obyek penelitian. Tujuan uji coba ini adalah untuk

mengetahui apakah instrumen yang akan kita gunakan benar-benar valid dan reliabel

atau tidak. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui derajat kesukaran dan indeks

daya pembeda, serta waktu yang dibutuhkan.

1.Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen

bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Sebuah instrumen akan

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Teknik yang

digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah menggunakan teknik

korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut :

rxy = ( )( )

( ){ } ( ){ }2222 Y - YN X - XN

YX - XYN

ååååååå

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas), X : skor butir item

nomor tertentu, Y : skor total, N : jumlah subjek. Kriteria pengujian: Kriteria item

dinyatakan valid jika, rxy > rtabel. Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤

rtabel. Kriteria validitas suatu tes (rxy) adalah sebagai berikut: 0,800 – 1,00: Sangat

Tinggi (ST), 0,600 – 0,800 : Tinggi (T), 0,400 – 0,600: Cukup (C), 0,200 – 0,40:

Rendah (R), 0,000 – 0,200 : Sangat Rendah (SR) (Suharsimi Arikunto, 2009:

72-78).

Page 85: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Hasil perhitungan uji validitas angket aktivitas setelah dikonsultasikan

dengan rtabel hasil korelasi product moment dengan N=24 dan taraf signifikansi 5%

ternyata hasil rtabel adalah 0,404. Soal yang valid adalah soal yang harga rxy lebih

besar dari rtabel (0,404). Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal yang harga

rxy lebih kecil dari rtabel (0,404). Hasil Kesimpulan validitas angket aktivitas bisa

dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rangkuman Validitas Soal angket aktivitas

No Soal Kesimpulan Jumlah Soal

Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14,

15, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

Dipakai 25

Soal Tidak Valid 7, 11, 16, 21, 23. Diperbaiki 5 Jumlah total 30

Jumlah seluruh soal ada 30 butir soal. Soal yang valid berjumlah 25 butir soal dan

soal yang tidak valid berjumlah 5 butir soal. Soal yang valid dipakai dan soal

yang tidak valid diperbaiki. Untuk selengkapnya merujuk pada lampiran 26

Hasil perhitungan uji validitas soal uji tes kemampuan memori setelah

dikonsultasikan dengan rtabel hasil korelasi product moment dengan N=24 dan

taraf signifikansi 5% ternyata hasil r tabel adalah 0,404. Soal yang valid adalah

soal yang harga rxy lebih besar dari rtabel (0,404). Soal yang tidak valid adalah soal

yang yang harga rxy lebih kecil dari rtabel (0,404). Hasil Kesimpulan validitas soal

tes kemampuan memori bisa dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rangkuman Validitas Soal Tes Kemampuan Memori

No Soal Kesimpulan Jumlah Soal

Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 29, 30.

Dipakai 24

Soal Tidak Valid 12,13,21,23,27,28.

Tidak dipakai

6

Jumlah total 30

Page 86: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Jumlah seluruh soal ada 30 butir soal. Soal yang valid berjumlah 24 butir soal

sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 6 butir soal. Soal-soal yang valid

dipakai dan soal yang tidak valid tidak dipakai. Untuk selengkapnya merujuk pada

lampiran 27.

Hasil perhitungan uji validitas soal uji coba tes prestasi kognitif setelah

dikonsultasikan dengan rtabel hasil korelasi product moment dengan N=24 dan

taraf signifikansi 5% ternyata hasil rtabel adalah 0,404. Soal yang valid adalah soal

yang harga rxy lebih besar dari rtabel (0,404). Sedangkan soal yang tidak valid

adalah soal yang harga rxy lebih kecil dari rtabel (0,404). Hasil Kesimpulan

validitas soal tes prestasi kognitif bisa dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Rangkuman Validitas Soal Tes Prestasi Kognitif

No Soal Kesimpulan Jumlah Soal

Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13 ,14,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 33, 35, 36, 37, 39

Dipakai 31

Soal Tidak Valid 8, 15, 24, 31, 32, 34, 38, 40. Tidak dipakai 8

32 Diperbaiki 1 Jumlah total 40

Jumlah seluruh soal ada 40 butir soal. Soal yang valid berjumlah 31 butir soal

sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 9 butir soal. Soal-soal yang valid

dipakai dan soal yang tidak valid tidak dipakai dan ada yang diperbaiki. Karena

soal no 32 indeks kesukarannya kriterianya sedang maka memperbaiki soalnya

dengan memperjelas soal. Untuk selengkapnya merujuk pada lampiran 24.

Hasil perhitungan uji validitas angket afektif setelah dikonsultasikan

dengan rtabel hasil korelasi product moment dengan N=24 dan taraf signifikansi 5%

ternyata hasil rtabel adalah 0,404. Soal yang valid adalah soal yang harga rxy lebih

besar dari rtabel (0,404). Soal yang tidak valid adalah soal yang harga rxy lebih kecil

Page 87: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dari rtabel (0,404). Hasil Kesimpulan validitas soal tes prestasi afektif bisa dilihat

pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Rangkuman Validitas Soal Angket Prestasi Afektif

No Soal Kesimpulan Jumlah Soal

Soal Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40.

Dipakai

35

Soal Tidak Valid 16, 21, 26 Tidak dipakai 3

14,30 Diperbaiki 2 Jumlah total 40

Jumlah seluruh soal ada 40 butir soal. Soal yang valid berjumlah 35 butir soal

sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 5 butir soal. Soal-soal yang valid

dipakai dan soal yang tidak valid tidak dipakai dan ada yang diperbaiki. Untuk

selengkapnya merujuk pada lampiran 25.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara

konsisten sasaran yang diukur. Sebuah instrumen dinyatakan reliabel bila

memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada

subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Salah satu cara yang digunakan untuk

pengujian reliabilitas ini dapat digunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20)

sebagai berikut :

r11 = úúû

ù

êêë

é å-úûù

êëé

- 2

2

S

pqS

1nn

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan, p = proporsi subyek yang menjawab item

dengan benar, q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah, q = 1 – p,

Page 88: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

åpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q, n = banyaknya item, S = standar

deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari varian). Tes dikatakan reliabel

jika r11 > rtabel . Kriteria reliabilitas suatu tes (rxy) adalah sebagai berikut: 0,800 –

1,00: Sangat Tinggi (ST), 0,600 – 0,800 : Tinggi (T), 0,400 – 0,600: Cukup (C),

0,200 – 0,40: Rendah (R), 0,000 – 0,200 : Sangat Rendah (SR).

(Suharsimi Arikunto, 2009: 75-101). Hasil analisis reliabilitas uji coba instrumen dapat

ditunjukkan pada tabel 3.9. Dari table 3.9 dapat diketahui bahwa angket maupun tes

mempunyai reliabilitas lebih besar dari r table. Jadi baik angket maupun tes bisa

dikatakan reliabel. Reliabilitas dari angket dan tes termasuk sangat tinggi.

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Reliabilitas

Tes Kemampuan memori

Angket

Aktivitas belajar Tes Kognitif Angket

Afektif

rtabel 0,404 0,404 0,404 0,404

r11 0,858 0856 0,907 0,911

3. Uji Derajat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Indeks Kesukaran ini menunjukkan derajat kesukaran

soal. Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :

JSB

P =

Keterangan :

P= indeks kesukaran, B= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan

betul, JS= jumlah seluruh siswa peserta tes. Klasifikasi indeks kesukaran adalah

Page 89: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sebagai berikut : 0,71 – 1,00 = Mudah; 0,31 – 0,70 = Sedang; 0,00 – 0,30 = Sukar.

Dengan ketentuan bila jawaban betul skornya adalah 1 dan bila jawaban salah

skornya adalah 0 (Suharsimi Arikunto, 2001: 207-210). Kesimpulan indeks

kesukaran tes kemampuan memori digambarkan dalam tabel 3.10

Tabel 3.10 Rangkuman Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Memori

Klasifikasi Keterangan No Soal Jumlah soal 0,71 - 1,00 Mudah 3, 4, 17, 18, 22, 25, 27. 7

0,31 - 0,70 Sedang/Cukup 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11 12, 13, 15, 16, 19, 20, 21, 24, 26, 28.

18

0,00 - 0,30 Sukar 6,14, 23, 29, 30 5 Jumlah total soal 30

Jumlah seluruh soal ada 30 butir soal. Soal dengan katagori mudah berjumlah 7

butir soal, soal dengan katagori sedang berjumlah 18 butir soal sedangkan soal

dengan katagori sukar 5 soal. Untuk selengkapnya merujuk pada lampiran 27.

Kesimpulan indeks kesukaran tes prestasi kognitif digambarkan dalam

tabel 3.11

Tabel 3.11 Rangkuman Indeks Kesukaran Tes Prestasi Kognitif

Klasifikasi Keterangan No Soal Jumlah soal 0,71 - 1,00 Mudah 2, 4, 7, 15, 17, 20, 36. 7

0,31 - 0,70 Sedang/Cukup

1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 37,

39

27

0,00 - 0,30 Sukar 19, 24, 30, 33, 38, 40. 6 Jumlah soal 40

Jumlah seluruh soal ada 40 butir soal. Soal dengan katagori mudah berjumlah 7

butir soal, soal dengan katagori sedang berjumlah 27 butir soal sedangkan soal

dengan katagori sukar 6 soal. Untuk selengkapnya merujuk pada lampiran 24.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

BAB

B

A

A PPJB

JB

D -=-=

Page 90: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(berkemampuan rendah) Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D) (Suharsimi Arikunto, 2009: 211).

Keterangan :

D = indeks diskriminasi, JA = banyaknya peserta kelompok atas, JB= banyaknya

peserta kelompok bawah, BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

soal itu dengan benar, BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

soal itu dengan benar, PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal

itu dengan benar (P sebagai indeks kesukaran), PB = proporsi peserta kelompok

bawah yang menjawab benar(Suharsimi Arikunto, 2009: 213-214)

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : 0,71 – 1,00 = baik sekali

(exellent); 0,41 – 0,70 = baik (good); 0,21 – 0,40 = cukup (satisfactory); 0,00 –

0,20 = jelek (poor); Negatif = tidak baik (butir soal dibuang). (Suharsimi

Arikunto, 2001: 218). Semakin baik suatu soal maka daya pembedanya semakin

tinggi. Hasil perhitungan uji daya pembeda soal tes kemampuan memori

ditunjukkan dalam tabel 3.12.

Tabel 3.12 Rangkuman Daya Pembeda Soal tes kemampuan memori

Klasifikasi Keterangan No Soal Jumlah soal

0,71 – 1,00 Baik sekali - 0

0,41 – 0,70 Baik 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 24, 25, 29, 30.

20

0,21 – 0,40 Cukup 4, 6, 22, 26. 4 0,00 – 0,20 Jelek 12, 13, 21, 27 4

negatif Sangat jelek 23, 28. 2

Jumlah total soal 40

Jumlah seluruh soal ada 40 butir soal. Soal yang mempunyai daya pembeda

dengan katagori baik sekali tidak ada. Soal yang mempunyai daya pembeda

Page 91: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dengan katagori baik berjumlah 20 butir soal, soal yang mempunyai daya

pembeda dengan katagori cukup 4 butir soal, soal yang mempunyai daya pembeda

dengan katagori jelek 4 soal sedangkan soal yang mempunyai daya pembeda

dengan katagori sangat jelek 2 soal. Soal yang mempunyai daya pembeda dengan

katagori jelek dan sangat jelek didrop. Untuk selengkapnya merujuk pada

lampiran 27.

Hasil perhitungan uji daya pembeda soal tes prestasi kognitif ditunjukkan

dalam tabel 3.13.

Tabel 3.13 Rangkuman Daya Pembeda Soal tes prestasi kognitif Klasifikasi Keterangan No Soal Jumlah soal

0,71 – 1,00 Baik sekali - 0

0,41 – 0,70 Baik 1, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 25, 26, 27, 30,

36, 37.

20

0,21 – 0,40 Cukup 2, 7, 10, 11, 20, 22, 23, 28, 29,

33, 35, 39. 12

0,00 – 0,20 Jelek 24, 32, 40 3 negatif Sangat jelek 8, 15, 31, 34, 38 5

Jumlah total soal 40

Jumlah seluruh soal ada 40 butir soal. Soal yang mempunyai daya pembeda

dengan katagori baik sekali tidak ada. Soal yang mempunyai daya pembeda

dengan katagori baik berjumlah 20 butir soal, soal yang mempunyai daya

pembeda dengan katagori cukup 12 butir soal, soal yang mempunyai daya

pembeda dengan katagori jelek 3 soal sedangkan soal yang mempunyai daya

pembeda dengan katagori sangat jelek 5 soal. Soal yang mempunyai daya

pembeda dengan katagori jelek dan sangat jelek didrop. Untuk selengkapnya

merujuk pada lampiran 24.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Prasyarat Analisis

Page 92: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji kesamaan rata-rata, normalitas,

dan homogensitas. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang terdistribusi normal atau tidak, uji normalitas ini dihitung

menggunakan software minitab 15.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 = data tidak terdistribusi normal; H1 = data terdistribusi normal.

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan-Joiners.

Ketentuan pengambilan kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika p-Value < 0,05 selain

itu H1 akan ditolak. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

b.Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi – variansi

dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji normalitas ini dihitung menggunakan

minitab 15.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 = data tidak homogen; H1 = data homogen

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan test for equal variances. Ketentuan pengambilan

kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika p-Value < 0,05 selain itu H1 akan ditolak.

Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

Page 93: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi

efek tiga varibel bebas terhadap satu variabel terikat dan interaksi ketiga variabel

bebas terhadap variabel terikat.

1) Uji Hipotesis:

a) H0A: Tidak ada penggaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi

belajar.

b) H1A : Ada penggaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap

prestasi belajar.

c) H0B : Tidak ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar.

d) H1B : Ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar.

e) H0C : Tidak ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar

f) H1C : Ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar.

g) H0AB : Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

Page 94: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

h) H1AB : Ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

i) H0AC : Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar

j) H1AC : Ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar

k) H0BC : Tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar siswa

l) H1BC : Ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar siswa

m) H0ABC : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas

belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

n) H1ABC : Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas belajar

dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar.

2). Statistik Uji

Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika p-Value < 0,05 selain itu H1 akan

diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

Page 95: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi, apabila hasil

analisis variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Jadi bila H0 ditolak,

yang berarti H1 diterima, maka perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui

tingkat pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Uji lanjut dalam

penelitian ini dilakukan dengan One way anom (Analysis of Mean) menggunakan

program Minitab 15.

Page 96: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang telah

dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Adapun hasil penelitian yang

akan disajikan adalah deskripsi data, pengujian syarat analisis, pengujian hipotesis

dan pembahasan hasil penelitian.

A. DESKRIPSI DATA

Berkaitan dengan hipotesis yang ada pada Bab III serta diperolehnya data

hasil penelitian, maka pada Bab IV ini disajikan deskripsi data yang berasal dari

data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Data yang dimaksud adalah terdiri

dari: (1) data prestasi belajar siswa yang meliputi aspek kognitif dan afektif ; (2)

data nilai kemampuan memori siswa; (3) data nilai aktivitas belajar siswa. Data

tersebut diambil dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu kelas X-2 dan kelas X-3.

Sebagai kelas eksperimen I adalah kelas X-3 dengan jumlah 27 siswa dan sebagai

kelas eksperimen II adalah kelas X- 2 dengan jumlah 24 siswa. Data-data tersebut

dapat dideskripsikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Data Prestasi Belajar Kognitif

a. Data Prestasi Belajar Kognitif pada Model Pembelajaran

Data prestasi belajar dalam penelitin ini dibagi menjadi dua yaitu prestasi

belajar kognitif dan prestasi belajar afektif. Data prestasi belajar diambil setelah

siswa menerima materi hidrokarbon dan dikenai model pembelajaran. Model

pembelajaran tipe TPS untuk kelas X-3 (sebagai eksperimen 1) dan model

Page 97: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pembelajaran tipe TGT untuk kelas X-2 (sebagai eksperimen 2). Data prestasi

belajar kognitif kelas eksperimen I (kelas X-3) dan kelas eksperimen II (X-2)

dideskripsikan sebagai berikut: Untuk prestasi belajar kimia aspek kognitif pada

kelas eksperimen I (kelas X-3) yang dikenai model pembelajaran tipe TPS nilai

tertingginya adalah 88,00 nilai terendahnya 61,00 nilai rata-ratanya 72,11 serta

standar deviasinya adalah 7,25. Sedangkan untuk prestasi belajar kimia aspek

kognitif kelas eksperimen II (kelas X-2) yang dikenal model pembelajaran tipe

TGT nilai tertingginya adalah 91,00 nilai terendahnya 64,00 , nilai rata-ratanya

77,88 serta standar deviasinya adalah 7,39. Rangkuman deskripsi datanya

ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Siswa

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

TPS 27 72,11 7,25 52,54 88,00 61,00

TGT 24 77,88 7,39 54,61 91,00 64,00

Distribusi frekuensi dan data prestasi belajar kimia aspek kognitif kelas

eksperimen I (kelas X-3) dan kelas eksperimen II (kelas X-2) ditunjukkan pada

tabel 4.2 dan 4.3 serta untuk memperjelas kedua distribusi frekuensi prestasi

belajar tersebut disajikan histogram dan masing-masing distribusi prestasi pada

gambar 4.1 dan 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas TPS

Interval Tengah Frekuensi % frekuensi Interval 0 (%)

61 - 65 63.0 5 18.52 66 - 70 68.0 7 25.93 71 - 75 73.0 6 22.22 76 - 80 78.0 5 18.52 81 - 85 83.0 3 11.11 86 - 90 88.0 1 3.70

Jumlah 27 100.00

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas TGT

Page 98: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Interval Tengah Frekuensi % frekuensi Interval 0 (%)

64 - 68 66.0 3 12.50 69 - 73 71.0 4 16.67 74 - 78 76.0 6 25.00 79 - 83 81.0 5 20.83 84 - 88 86.0 4 16.67 89 - 93 91.0 2 8.33

Jumlah 24 100.00

8 88 37 87 36 86 3

8

7

6

5

4

3

2

1

0

K o g A 1

Fre

qu

en

cy

M e a n 7 2 .3 3S tD e v 7 . 1 2 5N 2 7

H i s t o g r a m o f K o g A 1N o r m a l

Gambar 4.1 Dstribusi Prestasi Belajar Kognitif Kelas TPS

9 18 68 17 67 16 6

7

6

5

4

3

2

1

0

K o g A 2

Fre

qu

en

cy

M e a n 7 8S tD e v 7 .69 5N 2 4

H i s to g r a m o f K o g A 2N o r m a l

Gambar 4.2 Dstribusi Prestasi Belajar Kognitif Kelas TGT

b. Data Prestasi Belajar Kognitif pada Aktivitas Belajar

Page 99: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Data aktivitas belajar diperoleh setelah dilakukan pemberian angket

aktivitas belajar. Data tentang aktivitas belajar dapat dikategorikan dalam dua

tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Aktivitas belajar tinggi jika nilai angket

aktivitas belajar diatas rata-rata nilai gabungan. Aktivitas belajar rendah jika nilai

angket aktivitas belajar dibawah rata-rata nilai gabungan. Deskripsi data akivitas

belajar ditunjukkan tabel 4.4 dan tabel 4.5.

Tabel 4.4 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TPS

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 77.25 6,33 40,02 88,00 67,00

Rendah 15 68,40 5,05 25,54 76,00 61,00

Tabel 4.5 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TGT

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 78,75 9,35 87,48 91,00 64,00

Rendah 12 77,25 5,93 35,11 88,00 67,00

Dari deskripsi data aktivitas belajar pada tiap-tiap model pembelajaran yang

terdapat pada tabel 4.4 dan 4,5 dapat digambarkan bahwa aktivitas belajar siswa

pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dominan rendah.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe ini 12 orang (44 %)

mempunyai aktivitas belajar tinggi dengan nilai rata –rata 77,25 dan 15 orang

(56%) mempunyai aktivitas belajar rendah dengan nilai rata-rata 68,40.

Sedangkan untuk kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT

aktivitas belajar antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dan yang

mempunyai aktivitas rendah jumlahnya sama. Pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe ini 12 orang (50 %) mempunyai aktivitas belajar

tinggi dengan nilai rata-rata 78,75 dan 12 orang (50%) mempunyai aktivitas

belajar rendah dengan nilai rata-rata 77,25.

Page 100: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 4.6 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Aktvitas Belajar Tinggi dan Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 24 78, 00 7, 85 61,57 91,00 64,00

Rendah 27 72,33 6, 98 48,69 88,00 61,00

Dari deskripsi data aktivitas belajar tinggi dan rendah pada tabel 4.6 dapat

diketahui bahwa dari 24 siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki

nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 78, 00. Sedangkan 27 siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif

rata-rata 72,33.

c. Data Prestasi Belajar Kognitif pada Kemampuan Memori

Data kemampuan memori diperoleh setelah dilakukan pemberian tes

kemampuan memori. Data tentang kemampuan memori dapat dikategorikan

dalam dua tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Kemampuan memori tinggi jika nilai

hasil tes kemampuan memori diatas rata-rata nilai gabungan. Kemampuan

memori rendah jika nilai hasil tes kemampuan memori dibawah rata-rata nilai

gabungan. Deskripsi data kemampuan memori ditunjukkan tabel 4.7 dan 4.8

Tabel 4.7 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 13 75,31 6,84 46,73 88,00 64,00

Rendah 14 69,57 6,43 41,34 82,00 61,00 Tabel 4.8 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 13 80,38 7,41 54,92 91,00 70,00

Rendah 11 75,18 7,36 54,16 88,00 64,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.7 dan 4.8 dapat digambarkan

bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dominan rendah. Pada kelas yang dikenai model

Page 101: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

pembelajaran kooperatif tipe ini 13 orang (48 %) mempunyai kemampuan

memori tinggi dengan nilai rata-rata 75,31 dan 14 orang (52 %) mempunyai

kemampuan memori rendah dengan nilai rata-rata 69,57. Sedangkan untuk kelas

yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT kemampuan memorinya

dominan tinggi . Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe ini

13 orang (58%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

80,38 dan 11 orang (42%) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

rata-rata 75,18.

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 26 77,85 7,45 55,50 91,00 64,00

Rendah 25 72,04 7,28 53,04 88,00 61,00

Dari deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada tabel 4.9 dapat

diketahui bahwa dari 26 siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 77,85. Sedangkan 25 siswa

yang mempunyai kemampuan memori rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah

kognitif rata-rata 72,04.

Tabel 4.10 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada Aktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 82,00 6,65 44,18 91,00 73,00

Rendah 12 74,00 7,05 49,64 88,00 64,00

Adapun deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada

aktivitas belajar tinggi dan rendah disajikan dalam tabel 4.10 dan 4.11.

Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada Aktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 14 74,29 6,31 39,76 88,00 64,00

Page 102: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Rendah 13 70,23 7,29 53,19 82,00 61,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.10 dan 4.11 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai aktivitas

belajar tinggi jumlahnya sama. Pada kelas yang dikenai aktivitas belajar tinggi 12

orang (50 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata 82,00

dan 12 orang (50 %) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai rata-

rata 74,00. Sedangkan untuk kelas yang dikenai aktivitas belajar rendah

kemampuan memorinya dominan tinggi . Pada kelas yang dikenai aktivitas belajar

rendah 14 orang (52%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-

rata 74,29 dan 13 orang (48%) mempunyai kemampuan memori rendah dengan

nilai rata-rata 70,23. Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada

model pembelajaran TPS dan aktivitas belajar tinggi dan rendah disajikan dalam

tabel 4.12 dan 4.13

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada TPS danAktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 5 81,40 5,77 33,30 88,00 73,00

Rendah 7 74,29 5,15 26,57 82,00 67,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.12 dan 4.13 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan aktivitas belajar tinggi dominan rendah.

Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada TPS danAktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 8 71,50 4,24 18,00 76,00 64,00

Rendah 7 64,86 3,34 11,14 70,00 61,00

Page 103: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dan aktivitas

tinggi ini 5 orang (42 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai

rata-rata 81,40 dan 7 orang (58 %) mempunyai kemampuan memori rendah

dengan nilai rata-rata74,29. Sedangkan untuk kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan aktivitas belajar rendah kemampuan

memorinya dominan tinggi . Pada kelas yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan aktivitas belajar rendah ini 8 orang (53%) mempunyai

kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata 71,50 dan 7 orang (47%)

mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai rata-rata 64,86. Deskripsi

data kemampuan memori tinggi dan rendah pada model pembelajaran TGT dan

aktivitas belajar tinggi dan rendah disajikan dalam tabel 4.14 dan 4.15

Tabel 4.14 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada TGT danAktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 7 82,43 7,63 58,29 91,00 73,00

Rendah 5 73,60 9,81 96,30 88,00 64,00

Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Kognitif pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

pada TGT dan Aktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 6 78,00 7,01 49,20 88,00 70,00

Rendah 6 76,50 5,17 26,70 82,00 67,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.14 dan 4.15 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan aktivitas belajar tinggi dominan tinggi.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif TGT dan aktivitas tinggi

ini 7 orang (58 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

Page 104: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

82,43 dan 5 orang (42 %) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

rata-rata73,60. Sedangkan untuk kelas yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan aktivitas belajar rendah kemampuan memorinya sama.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan aktivitas

belajar rendah ini 6 orang (50%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan

nilai rata-rata 78,00 dan 6 orang (50%) mempunyai kemampuan memori rendah

dengan nilai rata-rata 76,50.

2 . Data Prestasi Belajar Afektif

a. Data Prestasi Belajar Afektif pada Model Pembelajaran

Data prestasi belajar afektif kelas eksperimen I (kelas X-3) dan kelas

eksperimen II (X-2) dideskripsikan sebagai berikut: Untuk prestasi belajar kimia

aspek afektif pada kelas eksperimen I (kelas X-3) yang dikenai model

pembelajaran tipe TPS nilai tertingginya adalah 87,00 nilai terendahnya 62,00

nilai rata-ratanya 76,04 serta standar deviasinya adalah 7,12. Sedangkan untuk

prestasi belajar kimia aspek afektif kelas eksperimen II (kelas X-2) yang dikenai

model pembelajaran tipe TGT nilai tertingginya adalah 86,00 nilai terendahnya

60,00 , nilai rata-ratanya 74,58 serta standar deviasinya adalah 7,39. Rangkuman

deskripsi datanya ditunjukkan pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

TPS 27 76,04 7,12 50,65 87,00 62,00

TGT 24 74,58 7,31 53,47 86,00 60,00

Distribusi frekuensi dan data prestasi belajar kimia aspek afektif kelas eksperimen

I (kelas X-3) dan kelas eksperimen II (kelas X-2) ditunjukkan pada tabel 4.17 dan

4.18 serta untuk memperjelas kedua distribusi frekuensi prestasi belajar tersebut

Page 105: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

disajikan histogram dan masing-masing distribusi prestasi pada gambar 4.3 dan

4.6.

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas TPS

Interval Tengah Frekuensi % frekuensi Interval 0 (%)

62 - 66 64.0 4 14.81 67 - 71 69.0 2 7.41 72 - 76 74.0 7 25.93 77 - 81 79.0 8 29.63 82 - 86 84.0 5 18.52 87 - 91 89.0 1 3.70

Jumlah 27 100.00

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Afektif Kelas TGT

Interval Tengah Frekuensi % frekuensi Interval 0 (%)

60 - 64 62.0 3 12.50 65 - 69 67.0 2 8.33 70 - 74 72.0 7 29.17 75 - 79 77.0 5 20.83 80 - 84 82.0 5 20.83 85 - 89 87.0 2 8.33

Jumlah 24 100.00

8 98 47 97 46 96 4

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

A f k A 1

Fre

qu

ency

M e a n 7 6 . 0 4S t D e v 7 . 1 1 7N 2 7

H i s t o g r a m o f A f k A 1N o r m a l

Gambar 4.3 Dstribusi Prestasi Belajar Afettif Kelas TPS

Page 106: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

8 78 27 77 26 76 2

7

6

5

4

3

2

1

0

A f k A 2

Fre

qu

en

cyM e a n 7 4 . 5 8S t D e v 7 . 3 1 2N 2 4

H i s t o g r a m o f A f k A 2N o r m a l

Gambar 4.4 Dstribusi Prestasi Belajar Afektif Kelas TGT

b. Data Prestasi Belajar Afektif pada Aktivitas Belajar

Data aktivitas belajar diperoleh setelah dilakukan pemberian angket

aktivitas belajar. Data tentang aktivitas belajar dapat dikategorikan dalam dua

tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Aktivitas belajar tinggi jika nilai angket

aktivitas belajar diatas rata-rata nilai gabungan. Aktivitas belajar rendah jika nilai

angket aktivitas belajar dibawah rata-rata nilai gabungan. Deskripsi data akivitas

belajar ditunjukkan tabel 4.19 dan tabel 4.20.

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Afektif Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada TPS

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 75,00 7,57 57,27 86,00 62,00

Rendah 15 76,87 6,89 47,41 87,00 63,00

Tabel 4.20 Deskripsi Data Prestasi Afektif pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah pada

TGT

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 76,25 7,48 56,02 86,00 60,00

Rendah 12 72,92 7,05 49,72 86,00 62,00

Page 107: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Dari deskripsi data aktivitas belajar pada tiap-tiap model pembelajaran yang

terdapat pada tabel 4.19 dan 4,20 dapat digambarkan bahwa aktivitas belajar

siswa pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dominan

rendah. Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe ini 12 orang

(44 %) mempunyai aktivitas belajar tinggi dengan nilai rata –rata 75,00 dan 15

orang (56%) mempunyai aktivitas belajar rendah dengan nilai rata-rata 76,87.

Sedangkan untuk kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT

aktivitas belajar antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dan yang

mempunyai aktivitas rendah jumlahnya sama. Pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe ini 12 orang (50 %) mempunyai aktivitas belajar

tinggi dengan nilai rata-rata 76,25 dan 12 orang (50%) mempunyai aktivitas

belajar rendah dengan nilai rata-rata 72,92.

Tabel 4.21 Deskripsi Data Prestasi Afektif Aktvitas Belajar Tinggi dan Rendah

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 24 75,63 7,39 54,59 86,00 60,00

Rendah 27 75,11 7,11 50,56 87,00 62,00

Dari deskripsi data aktivitas belajar tinggi dan rendah pada tabel 4.21

dapat diketahui bahwa dari 24 siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

memiliki nilai prestasi belajar Afekti rata-rata 75,63. Sedangkan 27 siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah memiliki nilai prestasi belajar afektif rata-rata

75,11.

c. Data Prestasi Belajar Afektif pada Kemampuan Memori

Data kemampuan memori diperoleh setelah dilakukan pemberian tes

kemampuan memori. Data tentang kemampuan memori dapat dikategorikan

Page 108: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dalam dua tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Kemampuan memori tinggi jika nilai

hasil tes kemampuan memori diatas rata-rata nilai gabungan. Kemampuan

memori rendah jika nilai hasil tes kemampuan memori dibawah rata-rata nilai

gabungan. Deskripsi data kemampuan memori ditunjukkan tabel 4.22 dan 4.23

Tabel 4.22 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS

Kelompok Jumlah data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 13 77,31 7,58 57,40 87,00 62,00

Rendah 14 74,86 6,72 45,21 86,00 63,00

Tabel 4.23 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 13 76,62 6,29 39,59 86,00 62,00

Rendah 11 72,18 7,99 63,76 86,00 60,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.22 dan 4.23 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dominan rendah. Pada kelas yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe ini 13 orang (48 %) mempunyai kemampuan

memori tinggi dengan nilai rata-rata 77,31 dan 14 orang (52 %) mempunyai

kemampuan memori rendah dengan nilai rata-rata 74,86. Sedangkan untuk kelas

yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT kemampuan memorinya

dominan tinggi . Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe ini

13 orang (58%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

76,62 dan 11 orang (42%) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

rata-rata 72,18.

Tabel 4.24 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

Page 109: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 26 76,95 6,83 46,68 87,00 62,00

Rendah 25 73,68 7,27 52,89 86,00 69,00

Dari deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada tabel 4.24

dapat diketahui bahwa dari 26 siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

memiliki nilai prestasi belajar ranah afektif rata-rata 76,95. Sedangkan 25 siswa

yang mempunyai kemampuan memori rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah

afektif rata-rata 73,68.

Adapun deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada aktivitas

belajar tinggi dan rendah disajikan dalam tabel 4.25 dan 4.26.

Tabel 4.25 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada

Aktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 12 76,33 7,08 50,06 84,00 62,00

Rendah 12 74,92 7,94 52,99 86,00 60,00

Tabel 4.26 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada

Aktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah data

Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 14 77,50 6,84 46,73 87,00 62,00

Rendah 13 72,54 6,72 45,10 85,00 62,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.25 dan 4.26 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai aktivitas

belajar tinggi jumlahnya sama . Pada kelas yang dikenai aktivitas belajar tinggi

Page 110: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

12 orang (50 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

76,33 dan 12 orang (50 %) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

rata-rata 74,92. Sedangkan untuk kelas yang dikenai aktivitas belajar rendah

kemampuan memorinya dominan tinggi . Pada kelas yang dikenai aktivitas belajar

rendah 14 orang (52%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-

rata 77,50 dan 13 orang (48%) mempunyai kemampuan memori rendah dengan

nilai rata-rata 72,54. Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada

model pembelajaran TPS dan aktivitas belajar tinggi dan rendah disajikan dalam

tabel 4.27 dan 4.28

Tabel 4.27 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS dan

Aktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 5 73,60 9,53 90,80 83,00 62,00

Rendah 7 76,00 6,45 41,67 86,00 66,00

Tabel 4.28 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TPS dan

Aktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 8 79,63 5,53 30,55 87,00 72,00

Rendah 7 73,71 7,30 53,24 85,00 53,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.27 dan 4..28 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan aktivitas belajar tinggi dominan rendah.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dan aktivitas tinggi

ini 5 orang (42 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

Page 111: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

73,60 dan 7 orang (58 %) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

rata-rata 76,00. Sedangkan untuk kelas yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan aktivitas belajar rendah kemampuan memorinya dominan

tinggi . Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan

aktivitas belajar rendah ini 8 orang (53%) mempunyai kemampuan memori tinggi

dengan nilai rata-rata 79,63 dan 7 orang (47%) mempunyai kemampuan memori

rendah dengan nilai rata-rata 73,71. Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan

rendah pada model pembelajaran TGT dan aktivitas belajar tinggi dan rendah

disajikan dalam tabel 4.29 dan 4.30

Tabel 4.29 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT dan

Aktivitas Belajar Tinggi

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 7 78,29 4,54 20,57 84,00 71,00

Rendah 5 73,40 10,29 105,80 85,00 50,00

Tabel 4.30 Deskripsi Data Prestasi Afektif Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah pada TGT dan

Aktivitas Belajar Rendah

Kelompok Jumlah

data Mean SD Varian Maksimum Minimum

Tinggi 6 74,67 7,87 61,87 86,00 62,00

Rendah 6 71,17 6,34 40,17 81,00 62,00

Dari deskripsi data kemampuan memori pada tabel 4.29 dan 4.30 dapat

digambarkan bahwa kemampuan memori siswa pada kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan aktivitas belajar tinggi dominan tinggi.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif TGT dan aktivitas tinggi

ini 7 orang (58 %) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan nilai rata-rata

78,29 dan 5 orang (42 %) mempunyai kemampuan memori rendah dengan nilai

Page 112: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

rata-rata73,40. Sedangkan untuk kelas yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan aktivitas belajar rendah kemampuan memorinya sama.

Pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan aktivitas

belajar rendah ini 6 orang (50%) mempunyai kemampuan memori tinggi dengan

nilai rata-rata 74,67 dan 6 orang (50%) mempunyai kemampuan memori rendah

dengan nilai rata-rata 71,17.

B. UJI PRASYARAT ANALISIS

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data

penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu

dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi

normalitas sebaran. Uji normalitas ini menggunakan taraf signifikansi (a) = 0,05

dimana apabila harga P-value data yang diperoleh lebih besar atau sama dengan a

= 0,05 maka H0 diterima atau dapat dikatakan bahwa data tersebut berasal dari

populasi normal. Apabila uji normalitas ini sudah terpenuhi, maka analisis

selanjutnya yaitu uji homogenitas dapat dilakukan. Uji normalitas yang digunakan

pada penelitian ini adalah Ryan-Joiner Normality test, dengan taraf signifikansi

0,05. Adapun hasil uji normalitas untuk dalam penelitian ini disajikan pada tabel

4.31 berikut ini:

Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Prestasi Kognitif dan Afektif Masing-masing Kelompok

No Kriteria kelompok P-value P-value

Kesimpulan Kognitif Afektif

1 Prestasi belajar TPS >0,100 >0,100 Normal 2 Prestasi belajar TGT >0,100 >0,100 Normal 3 Prestasi belajar Aktivitas belajar (B) tinggi >0,100 >0,100 Normal 4 Prestasi belajar Aktivitas belajar (B) rendah >0,100 >0,100 Normal 5 Prestasi belajar Kemampuan memori (C) tinggi >0,100 >0,100 Normal 6 Prestasi belajar Kemampuan memori (C) rendah >0,100 >0,100 Normal

Page 113: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

7 Prestasi belajar TPS*B tinggi *C tinggi >0,100 >0,100 Normal 8 Prestasi belajar TPS*B tinggi *C rendah >0,100 >0,100 Normal 9 Prestasi belajar TPS*B rendah *C tinggi >0,100 >0,100 Normal

10 Prestasi belajar TPS*B rendah *C rendah >0,100 >0,100 Normal 11 Prestasi belajar TGT*B tinggi *C tinggi >0,100 >0,100 Normal 12 Prestasi belajar TGT*B tinggi *C rendah >0,100 >0,100 Normal 13 Prestasi belajar TGT*B rendah *C tinggi >0,100 >0,100 Normal 14 Prestasi belajar TGT*B rendah *Crendah >0,100 >0,100 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.31 menunjukkan bahwa p

value dari prestasi belajar ranah kognitif maupun afektif diatas taraf signifikan

0,05 (p value > 0,100). Karena nilai p-value diatas taraf signifikansi, maka H0

diterima atau dapat dikatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi normal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok-kelompok tersebut berasal dari

populasi yang terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau

lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang

sama (homogen). Uji homogenitas yang digunakan bantuan program Minitab15.

Taraf signiflkansi (a) yang digunakan dalam uji homogenitas ini adalah 0,05,

apabila harga P-value lebih besar atau sama dengan a, maka H0 diterima atau

dapat dikatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai

penyebaran yang homogen. Apabila uji homogenitas ini terpenuhi. maka uji

analisis variansi (anava) dapat dilakukan. Pada penelitian dibandingkan variansi

kelompok sampel yatu: 1). Sampel yang diberi dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan tipe TGT. 2). Sampel dengan katagori aktivitas tinggi dan

rendah. 3). Sampel dengan katagori kemampuan memori tinggi dan rendah. 4).

Variansi antar sel dalam desain faktorial. Adapun hasil uji homogenitas dari

Page 114: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

prestasi belajar dalam penelitian ini disajikan pada tabel 4.32 untuk ranah kognitif

dan tabel 4.33 untuk ranah afektif.

Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ranah Kognitif

No Kelompok N F-test P value Keputusan

uji Kesimpulan

1 Model Pembelajaran TPS (A) 27

0,86 0,70 H0 diterima Homogen Model Pembelajaran TGT (A) 24

2 Aktivitas Belajar (B) tinggi 24

1,26 0,56 H0 diterima Homogen Aktivitas Belajar (B) rendah 27

3 Kemampuan Memori (C) tinggi

26 1,05 0,914 H0 diterima Homogen

Kemampuan Memori(C) tinggi 25

4

Antar sel : TPS*B tinggi 12

7,97

0,335

(Uji Bartlett’s

Test)

H0 diterima Homogen

TPS*B rendah 15 TPS*C tinggi 13 TPS* Crendah 14 TGT*B tinggi 12 TGT*B rendah 12 TGT*C tinggi 13 TGT*C rendah 11

Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ranah Afektif

No Kelompok N F-test P value Keputusan uji

Kesimpulan

1 Model Pembelajaran TPS (A) 27

0,95 0,888 H0 diterima Homogen Model Pembelajaran TGT (A) 24

2 Aktivitas Belajar (B) tinggi 24

1,08 0,845 H0 diterima Homogen Aktivitas Belajar (B) rendah 27

3 Kemampuan Memori (C) tinggi 26

0,88 0,757 H0 diterima Homogen Kemampuan Memori(C) tinggi 25

4

Antar sel : TPS*B tinggi 12

4,84

0,679

(Uji Bartlett’s

Test)

H0 diterima Homogen

TPS*B rendah 15

TPS*C tinggi 13

TPS* Crendah 14

TGT*B tinggi 12

TGT*B rendah 12

TGT*C tinggi 13

TGT*C rendah 11

Data pada tabel 4.32 dan tabel 4.33 untuk no 1, 2 dan3 mempunyai F tabel : 4,03

dan tampak bahwa semua F test lebih kecil dari F tabel, hal ini dipertegas dengan

Page 115: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

informasi P-value > 0,05, yang berarti semua H0 diterima . Maka dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi belajar ranah kognitif maupun ranah afektif pada

materi hidrokarbon untuk faktor-faktor model pembelajaran , aktivitas belajar dan

kemampuan memori berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama

(homogen). Untuk no 4 bisa dilihat dari tabel juga mempunyai P-value > 0,05, hal

ini berarti bahwa varian tiap sel dari data prestasi ranah kognitif maupun ranah

afektif yang ditinjau dari model pembelajaran, aktivitas belajar dan kemampuan

memori berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen)

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Uji Analisis Varians Tiga Jalan Sel Tak Sama

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

dan interaksi antara model pembelajaran (TPS dan TGT), aktivitas belajar, serta

kemampuan memori terhadap prestasi belajar. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan anava tiga jalan (2x2x2) dengan sel tak sama. Uji

anava ini memakai bantuan MINITAB 15 menggunakan GLM (General Linier

Model), dilanjutkan uji lanjut untuk H0 yang ditolak. Hasil pengolahan data pada

ranah kognitif melalui bantuan so/iware minitab 15 dapat dilihat pada tabel 4.34

berikut mi

Tabel 4.34 Hasil GLM untuk Prestasi Belajar Kognitif ditinjau dari model Pembelajaran (TPS dan TGT), Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Model Pembelajaran (A) 1 408,00 265,54 265,54 7,14 0,011 Aktivitas belajar (B) 1 365,05 338,04 338,04 9,09 0,004 Kemampuan memori (C) 1 398,92 450,79 450,79 12,12 0,001 Model pembelajaran* B 1 228,89 246,20 246,20 6,62 0,014 Model pembelajaran* C 1 9,45 9,13 9,13 0,25 0,623 B* Kemampuan memori 1 43,25 47,28 47,28 1,27 0,266 ModelPembelajaran* B * C 1 36,54 36,54 36,54 0,98 0,327

Page 116: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi

belajar adalah 0,011 atau lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikansi) berarti H0 yang

menyatakan “ tidak ada penggaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar”

ditolak. Kesimpulan yang diperoleh dari ditolaknya H0 ini adalah ada penggaruh

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar.

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa adalah 0,004 atau lebih kecil dari 0,05 (taraf

signifikansi) berarti H0 yang menyatakan “ tidak ada pengaruh aktivitas belajar

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar” ditolak . Kesimpulan yang diperoleh

dari ditolaknya H0 ini adalah ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar.

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar siswa adalah 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 (taraf

signifikansi) berarti H0 yang menyatakan “ tidak ada pengaruh tingkat kemampuan

memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar” ditolak . Kesimpulan yang

diperoleh dari ditolaknya H0 ini adalah ada pengaruh tingkat kemampuan memori

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar .

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk interaksi model

pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa adalah

0,014 atau lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikansi) berarti H0 yang menyatakan “

Page 117: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi

belajar” ditolak . Kesimpulan yang diperoleh dari ditolaknya H0 ini adalah ada

interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams

Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk interaksi model

pembelajaran dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa

adalah 0,623 atau lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) berarti H0 yang

menyatakan “ tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar” diterima . Kesimpulan yang diperoleh dari

diterimanya H0 ini adalah tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar.

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk interaksi aktivitas

belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa adalah

0,266 atau lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) berarti H0 yang menyatakan “

tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar siswa” diterima . Kesimpulan yang diperoleh dari diterimanya H0

ini adalah tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar siswa.

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa P value untuk interaksi antara model

pembelajaran, aktivitas belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar siswa adalah 0,327 atau lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi)

Page 118: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

berarti H0 yang menyatakan “ tidak ada interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT),

aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar” diterima

. Kesimpulan yang diperoleh dari diterimanya H0 ini adalah tidak ada interaksi

antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams

Games Tournament (TGT), aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar. Hasil pengolahan data pada ranah kognitif melalui

bantuan so/iware minitab 15 dapat dilihat pada tabel 4.35 berikut ini,

Tabel 4.35 Hasil GLM untuk Prestasi Belajar Afektif ditinjau dari Model pembelajaran

(TPS dan TGT), Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Model Pembelajaran (A) 1 26,85 22,83 22,83 0,45 0,508

Aktivitas belajar (B) 1 4,51 3,47 3,47 0,07 0,796 Kemampuan memori (C) 1 146,36 109,97 109,97 2,15 0,150 Model pembelajaran* B 1 65,19 71,49 71,49 1,40 0,244 Model pembelajaran* C 1 11,51 18,47 18,47 0,36 0,551 B* Kemampuan memori 1 42,87 37,26 37,26 0,73 0,398

ModelPembelajaran* B * C 1 73,06 73,06 73,06 1,43 0,239

Dari tabel 4.35 dapat dilihat bahwa P value untuk semua sumber lebih besar

dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti H0 diterima. Karena H0 diterima maka

dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada penggaruh penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar, tidak ada pengaruh aktivitas belajar

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, tidak ada pengaruh tingkat kemampuan

memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, tidak ada interaksi model

Page 119: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar, tidak

ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar, tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar siswa, dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT),

aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar.

2. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel

bebas terhadap variahel terikat. Nilai P-value yang lebih kecil dari 0,05

menunjukkan H0 ditolak, sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan dengan One

Way Anom (Analysis of Mean). Hasil anava yang perlu diuji lanjut adalah ada

penggaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams

Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar (hipotesis pertama), ada

pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar (hipotesis

kedua), ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar (hipotesis ketiga), ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar (hipotesis keempat). Sedangkan hipotesis

kelima, keenam dan ke tujuh tidak perlu diuji lanjut. Hal ini karena P value dari

ketiga hipotesis terakhir itu lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima. Adapun

hasil uji lanjut anava bisa dilihat dari gambar –gambar berikut ini.

Page 120: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

21

7 9

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

7 1

M . P e m b e l ( A )

Mea

n

7 2 . 4 6 5

7 7 . 5 3 5

7 5

U j i L a n ju t A n a v a K o g n i t i f P a d a M . P e m b e l a ja r a nA lp h a = 0 . 0 5

Gambar 4.5 Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan

TGT

Dari gambar 4.5 terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan

antara model pembelajaran tipe TPS (1) dan pembelajaran dengan TGT (2).

Siswa yang diberikan pembelajaran tipe TGT mempunyai rerata prestasi yang

lebih baik dibanding dengan siswa yang diberikan pembelajaran dengan tipe TPS.

21

7 9

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

7 1

A k t . B e la ja r ( B )

Mea

n

7 2 . 7 4 7

7 7 . 2 5 3

7 5

U j i L a n ju t A n a v a K o g n i t i f P a d a A k t i v i t a s B e l a ja rA lp h a = 0 . 0 5

Gambar 4. 6 Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Aktivitas Belajar Tinggi dan Rendah

Dari gambar 4.6 terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan

antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi (1) dengan siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah (2). Siswa yang mempunyai aktivitas belajar

Page 121: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

tinggi mempunyai rerata prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah

21

7 9

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

7 1

K . M e m o r i ( C )

Mea

n

7 2 . 5 7 3

7 7 . 4 2 7

7 5

U j i L a n ju t A n a v a K o g n i t i f P a d a K e m a m p u a n M e m o r iA lp h a = 0 . 0 5

Gambar 4.7 Uji Lanjut Anava Kognitif Pada Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah

Dari gambar 4.7 terlihat bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan

antara siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi (1) dengan siswa yang

mempunyai kemampuan memori rendah (2). Siswa yang mempunyai kemampuan

memori tinggi mempunyai rerata prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa

yang mempunyai kemampuan memori rendah.

2 22 11 21 1

8 2

8 0

7 8

7 6

7 4

7 2

7 0

6 8

6 6

A B

Mea

n

7 0 . 5 8

7 9 . 4 2

7 5

U ji L a n ju t A n a v a K o g n i t i f P a d a S e l A BA lp h a = 0 .0 5

Gambar 4.8 Uji Lanjut Anava Kognitif pada Sel AB

Dari gambar 4.8 terlihat bahwa hanya A1B2 (model pembelajaran kooperatif tipe

TPS dengan aktivitas belajar rendah) mempunyai perbedaan rerata yang

Page 122: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

signifikan dengan yang lainnya. Karena A1B2 mempunyai prestasi yang jauh

lebih rendah dibanding yang lainnya. Dengan kata lain A1B2 mempunyai prestasi

yang paling rendah di bawah rata-rata.

Plot Rata-rata (Untuk analisis hipotesis)

21

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

M . P e m b e l ( A )

Me

an

M a i n E f f e c ts P l o t f o r K . K o g n i t i fD a ta M e a n s

Gambar 4.9 Grafik Model Pembelajaran Kooperatif (A)

Gambar 4.9 ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan TGT (2) mempunyai

prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan Pembelajaran dengan TPS (1).

21

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

A k t . B e la ja r ( B )

Me

an

M a i n E f f e c ts P l o t f o r K . K o g n i t i fD a ta M e a n s

Gambar 4.10 Grafik Aktivitas Belajar (B)

Page 123: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 4,10 ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai aktivitas belajar

tinggi (1) mempunyai prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah (2).

21

7 8

7 7

7 6

7 5

7 4

7 3

7 2

K . M e m o r i ( C )

Me

an

M a i n E f f e c t s P l o t f o r K . K o g n i t i fD a t a M e a n s

Gambar 4.11 Grafik Kemampuan Memori (C)

Gambar 4.11 ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan

memori tinggi (1) mempunyai prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa

yang mempunyai kemampuan memori rendah (2).

218 0 . 0

7 7 . 5

7 5 . 0

7 2 . 5

7 0 . 0

21

8 0 . 0

7 7 . 5

7 5 . 0

7 2 . 5

7 0 . 0

M . P e m b e l ( A )

A k t . B e la j a r ( B )

12

( A )M . P e m b e l

12

( B )B e la j a r

A k t .

I n t e r a c t i o n P l o t f o r K . K o g n i t i fD a ta M e a n s

Gambar 4.12 Grafik Interaksi Model Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar

Dari gambar 4.12 terlihat bahwa siswa yang diberi pembelajaran dengan

pembelajaran TGT(2) akan selalu mempunyai prestasi yang lebih baik walaupun

aktivitas belajarnya rendah. Siswa yang diberi pembelajaran dengan tipe TPS (1)

Page 124: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

akan mempunyai prestasi yang lebih baik jika aktivitas belajar tinggi, tetapi jika

aktivitas belajarnya rendah akan mempunyai prestasi yang kurang baik. Dari

gambar 4.12 juga bisa dilihat adanya interaksi antara model pembelajaran dengan

aktivitas belajar.Walaupun pada grafik tidak berpotongan tapi bila di

interpolasikan maka grafik akan berpotongan.

D. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

1. Hipotesis Pertama

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis pertama yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,011, karena P value < 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh penggunaan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TGT terhadap prestasi belajar kognitif

ditolak, Hal ini berarti H1 diterima, yaitu terdapat pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didasarkan pada teori

belajar konstruktif. Dimana untuk membangun suatu pengetahuan baru atau

pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan dan pengalaman yang

telah dmlikinya melalui berinteraksi sosial dengan peserta lain maupun dengan

gurunya. (Ella, 2004: 54 ).

Keunggulan dari model pembelajaran TPS adalah: Siswa tidak terlalu

menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan

berfikir sendiri, menemukan informasi dan belajar dari siswa lain.,

mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan kemudian

membandingkannya dengan orang lain, membantu siswa untuk dapat bekerjasama

Page 125: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dengan orang lain membantu siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam

melaksanakan tugasnya, meningkatkan motivasi dan ransangan untuk berfikir,

meningkatkan prestasi akademik serta kemampuan sosialnya, optimaliasasi

partisipasi siswa lebih tinggi. Sedangkan kelemahan dari TPS (Think-Pair-Share)

antara lain: Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas,

membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, peralihan dari

seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran. Sedangkan

kelebihan metode TGT (Teams Games Tournament) : Melatih siswa untuk

bekerjasama dalam kelompok diskusi, suasana belajar nyaman, menyenangkan dan

kondusif, tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusi. kelemahan metode

TGT (Teams Games Tournament): tidak efisien waktu, sering mengakibatkan

terjadinya kegaduhan sehingga mengganggu kelas lain.

Berdasarkan tabel 4.1 (Deskripsi data prestasi belajar kognitif siswa) maka

dapat dilihat bahwa nilai rata –rata prestasi siswa ranah kognitif untuk siswa yang

dikenai model pembelajaran tipe TPS adalah 72,11 dan siswa yang dikenai model

pembelajaran tipe TGT adalah 77,88, dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT

terhadap prestasi belajar siswa dan nilai rata-rata prestasi belajar ranah kognitif

untuk siswa yang dikenai TGT lebih tinggi dari pada siswa yang dikenai TPS. Hal

ini dikarenakan pada tipe TGT, suasana belajarnya nyaman, menyenangkan ,

tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusi. Disamping itu anggota

kelompok pada TGT lebih banyak dari TPS, sehingga semakin banyak anggota

dalam kelompok belajar maka bantuan dari teman sebaya dalam menyelesaikan

masalah akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori belajar vygotsky yaitu

pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona perkembangan proximal. Zona

Page 126: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

perkembangan proximal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial.

Sedangkan untuk prestasi afektif tidak terdapat pengaruh penggunaan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TGT terhadap prestasi

belajar afektif. Suharsimi (2009:177) menyatakan bahwa pengukuran ranah

afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif, tidak dapat dilakukan setiap

saat karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu atau

bisa dikatakan perubahan afektif terjadi dalam waktu yang lama. Model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT adalah baru bagi siswa yang menjadi

sampel pada penelitian ini, karena model pembelajaran itu belum lama diberikan

maka tidak ada pengaruh antara model pembelajaran tipe TPS dan TGT terhadap

prestasi belajar ranah afektif.

2. Hipotesis Kedua

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis kedua yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,004, karena P value < 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar kognitif ditolak. Hal ini berarti H1 diterima yaitu ada

pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif.

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau

rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikatornya adalah keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar adalah

segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang

yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau

kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.”

Page 127: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Dari deskripsi data aktivitas belajar tinggi dan rendah pada tabel 4.6 dapat

diketahui bahwa dari 24 siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki

nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 78, 00. Sedangkan 27 siswa yang

mempunyai aktivitas belajar rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif

rata-rata 72,33. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar dan nilai rata-rata

untuk siswa yang mempunyai aktivitas tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang

mempunyai aktivitas rendah. Hal ini karena aktivitas belajar siswa akan

mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan.

Aktivitas belajar semakin tinggi maka perubahan pengetahuan akan semakin tinggi

sehingga prestasi belajar akan semakin tinggi. Jadi ada pengaruh aktivitas belajar

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk prestasi afektif

tidak ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

afektif. Dalam Depdiknas ( 2008, 5) ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang

penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Karakter- karakter

tersebut tidak tergantung pada aktivitas. Jadi tidak ada pengaruh aktivitas tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar ranah afektif.

3. Hipotesis Ketiga

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis ketiga yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,001, karena P value < 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar kognitif ditolak. Hal ini berarti H1 diterima yaitu

ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar kognitif. Memori diklasifikasikan berdasarkan tempat menyimpan data ,

Page 128: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

maka ada tiga katagori, yaitu memori sensori., memori kerja atau memori jangka

pendek, memori jangka panjang Proses mengingat informasi oleh otak diawali dari

informasi yang mengenai pancaindra (input sensorik) disimpan dalam memori

sensori. Setelah itu melakukan attensi dan informasi disimpan dalam memori

pendek kemudian melakukan latihan akan disimpan dalam memori panjang.

(Yovan 2010 : 32 -33)

Dari deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada tabel 4.9

dapat diketahui bahwa dari 26 siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 77,85. Sedangkan 25 siswa

yang mempunyai kemampuan memori rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah

kognitif rata-rata 72,04. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

dan nilai rata-rata untuk siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih

tinggi dari pada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah. Hal ini

karena semakin tinggi kemampuan memori seseorang berarti semakin tinggi pula

kemampuan untuk menyimpan informasi akibatnya prestasi belajarnya juga akan

tinggi. Sedangkan untuk prestasi afektif tidak ada pengaruh tingkat kemampuan

memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini karena karakter

dari afektif tidak tergantung pada kemampuan memori.

4. Hipotesis Keempat

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis keempat yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,014, karena P value < 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar

Page 129: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

siswa terhadap prestasi belajar kognitif ditolak. Hal ini berarti H1 diterima yaitu

ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi

belajar kognitif. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika

tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat

penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). . Menurut Slavin

dalam agus sintak dari metode ini adalah: Thinking (Berpikir), Guru mengajukan

pertanyaan untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada

mereka untuk memikirkan jawabannya secara perorangan. Pairing(Berpasangan),

Guru meminta kepada siswa untuk berpasang-pasangan. Pasangan siswa itu diberi

kesempatan untuk berdiskusi. Sharing (berbagi), Hasil diskusi dari tiap-tiap

pasangan tadi dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas.

Menurut slavin ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu: Penyajian

kelas, pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi. Team (kelompok),

kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa.Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya.

Game, game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Turnamen, setelah guru membuat presentasi kelas dan kelompok-kelompok

mempraktikan tugas-tugasnya. Penghargaan kelompok (team recognise), Guru

kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan

mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan.

Page 130: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Pada kedua tipe model pembelajaran diatas melibatkan aktivitas –aktivitas

siswa karena aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara

jasmani atau rohani. Dari deskripsi data aktivitas belajar pada tiap-tiap model

pembelajaran yang terdapat pada tabel 4.4 dan 4,5 terlihat bahwa nilai rata-rata

prestasi belajar siswa dengan Aktivitas belajar tinggi berturut-turut adalah 77, 25

untuk TPS; 78,75 untuk TGT; sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa

dengan aktivitas belajar rendah berturut-turut adalah 68,40 untuk TPS; 77,25

untuk TGT. Siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran TGT akan

selalu mempunyai prestasi yang lebih baik walaupun aktivitas belajarnya rendah.

Siswa yang diberi pembelajaran dengan tipe TPS akan mempunyai prestasi yang

lebih baik jika aktivitas belajar tinggi, tetapi jika aktivitas belajarnya rendah akan

mempunyai prestasi yang kurang baik. Hal ini karena pada pembelajaran TPS ada

tahap think dimana tahap ini siswa dituntut mandiri.

Jadi bagi siswa yang mempunyai aktivitas rendah prestasi belajarnya juga

akan rendah. Tetapi untuk siswa yang dikenai TGT walaupun dia mempunyai

aktivitas rendah prestasinya tetap akan baik, karena siswa akan langsung

terbantukan dalam memahami materi pelajaran oleh teman-temannya ketika

masuk pada tahap team. Jadi bisa disimpulkan bahwa ada interaksi model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar

kognitif. Sedangkan untuk prestasi afektif tidak ada interaksi model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT)

dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini karena tidak

Page 131: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

ada pengaruh model pembelajaran maupun aktivitas dengan prestasi belajar ranah

afektif.

5. Hipotesis Kelima

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis kelima yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,623, karena P value > 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif diterima. Hal ini berarti H1 ditolak.

Dari tabel 4.7 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada TPS)

dan 4.8 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada TGT ) dapat

dilihat bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan kemampuan memori

tinggi berturut-turut adalah 75,31 untuk TPS; 80,38 untuk TGT; sedangkan nilai

rata-rata prestasi belajar siswa dengan kemampuan memori rendah berturut-turut

adalah 69,57 untuk TPS; 75,18 untuk TGT.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa apapun model pembelajaran

yang dipakai, siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi tetap akan

mempunyai prestasi yang tinggi. Sedangkan apapun modelnya yang dipakai untuk

kemampuan memori rendah akan menghasilkan prestasi rendah bila dibanding

dengan prestasi pada siswa berkemampuan memori tinggi. Dari data tabel 4,7 dan

4,8 juga bisa dikatakan bahwa kemampuan memori untuk segala katagori baik

tinggi atau rendah yang dikenai model pembelajaran TGT relatif mempunyai nilai

prestasi yang lebih tinggi dibanding bila dikenai model pembelajaran TPS. Hal ini

karena model pembelajaran TGT anggotanya kelompoknya lebih banyak dari

pada TPS, sehingga siswa bisa lebih terbantukan teman-temannya dalam

Page 132: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

memahami materi pelajaran. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan

Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar. Hal yang sama juga terjadi pada prestasi belajar afektif atau bisa

dikatakan tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini karena tidak ada pengaruh model

pembelajaran maupun kemampuan memori. dengan prestasi belajar ranah afektif.

6. Hipotesis Keenam

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis keenam yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,226, karena P value > 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar kognitif siswa diterima. Hal ini berarti H1 ditolak.

Dari tabel 4.10 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada

aktivitas belajar tinggi) dan 4.11 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan

rendah pada aktivitas belajar rendah) didapatkan bahwa nilai rata-rata prestasi

belajar siswa dengan kemampuan memori tinggi berturut-turut adalah 82,00 untuk

aktivitas belajar tinggi; 74,29 untuk aktivitas rendah; sedangkan nilai rata-rata

prestasi belajar siswa dengan kemampuan memori rendah berturut-turut adalah

74,00 untuk aktivitas belajar tinggi; 70,23 untuk aktivitas rendah. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk segala katagori aktivitas belajar baik

tinggi maupun rendah yang terjadi pada siswa dengan kemampuan memori tinggi

akan mempunyai nilai prestasi yang baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai kemampuan memori yang rendah. Dari dari data diatas bisa

Page 133: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar kognitf siswa. Hal yang sama juga terjadi pada

prestasi afektif atau bisa dikatakan tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar afektif. Hal ini karena tidak ada

pengaruh aktivitas belajar maupun kemampuan memori. dengan prestasi belajar

ranah afektif.

7. Hipotesis Ketujuh

Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis keenam yang

ditunjukkan pada tabel 4.34 adalah P value = 0,327, karena P value > 0,05 maka

H0 yang menyatakan tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas belajar

dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif diterima. Hal ini

berarti H1 ditolak. Ini dapat dijelaskan dengan melihat tabel 4.12 (Deskripsi data

kemampuan memori tinggi dan rendah pada TPS danAktivitas belajar tinggi),

tabel 4.13 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi dan rendah pada TPS dan

aktivitas belajar rendah), tabel 4.14 (Deskripsi data kemampuan memori tinggi

dan rendah pada TGT dan aktivitas belajar tinggi) tabel 4.15 (Deskripsi data

kemampuan memori tinggi dan rendah pada TGT dan aktivitas belajar rendah).

Dari data tersebut bisa diketahui bahwa apapun model pembelajaran yang dipakai

dan berapapun tingkat aktivitasnya, maka siswa yang mempunyai kemampuan

memori tinggi akan memiliki prestasi yang tinggi. Dan siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah akan memiliki prestasi rendah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe

Page 134: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas belajar

dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Untuk prestasi

afektif juga demikian atau bisa dikatakan tidak ada interaksi antara model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games

Tournament (TGT), aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar afektif. Hal ini karena tidak ada pengaruh model pembelajaran,

aktivitas belajar maupun kemampuan memori. dengan prestasi belajar ranah

afektif.

E. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian yang telah dilakukan ini tidak terlepas dan keterbatasannya

walaupun sudah direncanakan dan melalui proses evaluasi sebelum dilaksanakan.

Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-

Share) dan tipe TGT (Teams Games Tournament) dianggap sebagai hal baru

terutama bagi siswa sehingga proses belajar mengajar yang terjadi tidak dapat

berjalan secara maksimal saat awal pembelajaran.

2. Karena pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT

memerlukan penataan meja dan tempat duduk yang berbeda maka meja dan

tempat duduk harus ditata siswa terlebih dahulu sebelum dan sesudah

pembelajaran, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya waktu pembelajaran.

Page 135: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian statistic untuk hipótesis pertama yaitu ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar kognitif

siswa. Jadi prestasi belajar ranah kognitif untuk siswa yang dikenai TGT lebih

tinggi dari pada siswa yang dikenai TPS. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata

–rata prestasi siswa ranah kognitif untuk siswa yang dikenai model

pembelajaran tipe TPS adalah 72,11 dan siswa yang dikenai model

pembelajaran tipe TGT adalah 77,88. Tidak ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan TGT terhadap prestasi belajar afektif siswa.

2. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis kedua dapat

diketahui bahwa ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar konitif. Untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

mempunyai prestasi lebih baik dari pada siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah. Hal ini ditunjukan dengan data seperti berikut. Dari 24 siswa

yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki nilai prestasi belajar ranah

kognitif rata-rata 78, 00. Sedangkan 27 siswa yang mempunyai aktivitas

belajar rendah memiliki nilai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 72,33.

Tidak ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

afektif siswa.

Page 136: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

3. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis ketiga dapat

diketahui bahwa ada pengaruh tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar kognitif. Untuk siswa yang mempunyai kemampuan

memori tinggi mempunyai prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yang

mempunyai kemampuan memori rendah. Hal ini ditunjukan dengan data

seperti berikut. Dari 26 siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

memiliki nil ai prestasi belajar ranah kognitif rata-rata 77,85. Sedangkan 25

siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah memiliki nilai prestasi

belajar ranah kognitif rata-rata 72,04.

4. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis keempat dapat

diketahui bahwa ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas belajar

siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Siswa yang diberi pembelajaran

dengan pembelajaran TGT akan selalu mempunyai prestasi yang lebih baik

walaupun aktivitas belajarnya rendah. Siswa yang diberi pembelajaran dengan

tipe TPS (1) akan mempunyai prestasi yang lebih baik jika aktivitas belajar

tinggi, tetapi jika aktivitas belajarnya rendah akan mempunyai prestasi yang

kurang baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa

dengan aktivitas belajar tinggi berturut-turut adalah 77,25 untuk TPS; 78,75

untuk TGT; sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan

kemampuan memori rendah berturut-turut adalah 68,40 untuk TPS; 77,25

untuk TGT. Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan aktivitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif.

Page 137: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

5. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis kelima dapat

diketahui bahwa tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Jadi apapun model

pembelajaran yang dipakai, siswa yang mempunyai kemampuan memori

tinggi tetap akan mempunyai prestasi yang tinggi. Sedangkan apapun

modelnya yang dipakai untuk kemampuan memori rendah akan menghasilkan

prestasi rendah bila dibanding dengan prestasi pada siswa berkemampuan

memori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata prestasi belajar

kognitif siswa dengan kemampuan memori tinggi berturut-turut adalah 75,31

untuk TPS; 80,38 untuk TGT; sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa

dengan kemampuan memori rendah berturut-turut adalah 69,57 untuk TPS;

75,18 untuk TGT. Tidak ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar afektif.

6. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis keenam dapat

diketahui bahwa tidak ada interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Jadi untuk segala katagori

aktivitas belajar baik tinggi maupun rendah yang terjadi pada siswa dengan

kemampuan memori tinggi akan mempunyai nilai prestasi yang baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan memori yang

rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa

dengan kemampuan memori tinggi berturut-turut adalah 82,00 untuk aktivitas

belajar tinggi; 74,29 untuk aktivitas rendah; sedangkan nilai rata-rata prestasi

Page 138: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

belajar siswa dengan kemampuan memori rendah berturut-turut adalah 74,00

untuk aktivitas belajar tinggi; 70,23 untuk aktivitas rendah. Tidak ada interaksi

antara aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar

afektif siswa

7. Hasil analisis General Linier Model (GLM) untuk hipótesis ketuju dapat

diketahui bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT), aktivitas

belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Jadi

apapun model pembelajaran yang dipakai dan berapapun tingkat aktivitasnya,

maka siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi akan memiliki

prestasi yang tinggi. Dan siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah

akan memiliki prestasi rendah. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT),

aktivitas belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

afektif.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi teoritis

Implikasi teoritis dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) lebih

efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Think Pair Share (TPS) untuk pembelajaran kimia materi

hidrokarbon, sehingga model pembelajaran TGT dapat dijadikan model

pembelajaran alternatif dalam meningkatkan prestasi siswa pada materi

hidrokarbon.

Page 139: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

b. Aktivitas belajar siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa. Siswa yang mempunyai aktivitas yang tinggi mempunyai

prestasi yang tinggi. Oleh karena itu dalam pembelajaran aktivitas belajar

harus diperhatikan.

c. Kemampuan memori juga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dengan

kemampuan memori yang tinggi maka prestasi belajar kimia pada materi

hidrokarbon juga tinggi, oleh karena itu faktor internal ini perlu

mendapatkan perhatian.

d. Dalam peningkatan pengguasaan materi hidrokarbon perlu diperhatikan

model pembelajaran dan faktor internal. Pembelajaran dengan model

pembelajaran TPS ataupun TGT untuk siswa yang aktivitas belajarnya

tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan aktivitas belajarnya rendah. sehingga untuk meningkatkan prestasi

belajar pada kedua model pembelajaran TPS dan TGT dapat dilakukan

dengan meningkatkan aktivitas belajar.

2. Implikasi Praktis

a. Model pembelajaran tipe TGT lebih efektif kita gunakan sebagai model

pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dikelas.

b. Untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi bisa diajarkan dengan

model pembelajaran tipe TGT maupun tipe TPS, sedangkan untuk siswa

yang mempunyai aktivitas belajar rendah sebaiknya diajarkan dengan

model pembelajaran tipe TGT.

Page 140: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

c. Untuk siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi bisa diajarkan

dengan model pembelajaran tipe TGT maupun tipe TPS, sedangkan untuk

siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah sebaiknya diajarkan

dengan model pembelajaran tipe TGT.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dan hasil penelitian di atas, maka

dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Apabila guru sudah mengumumkan akan menggunakan model

pembelajaran tipe TGT atau TPS pada suatu pembelajaran, siswa

sebaiknya harus menyesuaikan dengan baik, dengan menata meja kursi

sebelum pembelajaran dimulai dan berkumpul dengan teman

kelompoknya sesuai dengan kelompok masing-nasing tanpa disuruh guru.

Karena apabila menunggu perintah dari guru akan menyita banyak waktu.

b. Ketika didalam kelas siswa harus aktif melakukan diskusi baik dengan

siswa lain atau guru untuk lebih mempermudah menangkap materi yang

diberikan guru. Untuk itu membekali dulu dari rumah dengan belajar

selain dari buku paket juga bisa dari internet atau referensi lain yang

sesuai.

2. Bagi Guru

a. Bila mau menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT atau TPS

maka sebelum kegiatan belajar mengajar guru harus mengatur pembagian

kelompok, pengelompokkan dilakukan oleh guru agar diperoleh anggota

yang heterogen, demikian juga untuk penentuan ketua kelompoknya.

Page 141: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS …eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdfAKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI (Studi Kasus Kompetensi Hidrokarbon pada Siswa kelas X Semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

b. Setelah diadakan penelitian ternyata aktivitas belajar sangat mempengaruhi

prestasi belajar. Jadi perlu dilakukan aktivitas belajar seperti diskusi,

presentasi, permaianan dan lain-lain.

3. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran tipe TGT maupun TPS hendaknya diterapkan lebih

dahulu pada sampel yang akan diteliti sebelum penelitian. Hal ini untuk

menghindari adanya gendala yang berhubugan dengan model

pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk meneliti

penelitian yang sejenis atau dengan tinjauan variabel moderator yang lain.

c. Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan angket sebaiknya kros cek

dengan wawancara.