profilaksis pasca paparan hiv pada petugas kesehatan alvina widhani... · •hasil pemeriksaan...
TRANSCRIPT
PROFILAKSIS PASCA PAPARAN HIV PADA PETUGAS KESEHATAN
ALVINA WIDHANIDIVISI ALERGI IMUNOLOGI KLINIK
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RSUPN DR CIPTOMANGUNKUSUMO---RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
Kasus 1Dr.R, 29 tahun
PPDS
• Melapor krn tertusuk jarum infus bekas pasien 12 jam lalu
• Pasien pria usia 50 tahun dengan diagnosis CHF dan DM tipe 2,
menyangkal riwayat seksual bebas/penggunaan narkoba
• PPDS pria, sudah pernah vaksin Hep B
PEMERIKSAAN YANG PERLU DILAKUKAN PADA DOKTER R?
A. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan karena paparan tidak berisiko
B. anti-HCV, anti-HIV
C. Anti-HBs, HBsAg, anti-HCV
D. anti-HBs, HBsAg, anti-HCV, anti-HIV
Kasus 1Dr.R, 29 tahun
PPDS
PEMERIKSAAN YANG PERLU DILAKUKAN PADA DOKTER R?
A. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan karena paparan tidak berisiko
B. anti-HCV, anti-HIV
C. Anti-HBs, HBsAg, anti-HCV
D. anti-HBs, HBsAg, anti-HCV, anti-HIV
Kasus 1Dr.R, 29 tahun
PPDS
DOKTER, PERAWAT, RESIDEN, MAHASISWA, RADIOGRAFER, FISIOTERAPIS, ANALIS
LABORATORIUM, NUTRISIONIS
CLEANING SERVICE, PEMBEDAH MAYAT, CARE GIVER DAN SEMUA ORANG YANG MUNGKIN TERKENA DARAH/CAIRAN TUBUH PASIEN
OCCUPATIONAL EXPOSURE
CAIRAN TUBUH INFEKSIUS HIV
INFEKSIUS
• DARAH
• CAIRAN MANI
• CAIRAN VAGINA
• ASI
OPIM (OTHER POTENTIALLY INFECTIOUS MATERIAL)
• Cairan pleura
• Cairan perikard
• Cairan sinovial
• Cairan serebrospinal
Cairan asites
cairan serviks
jaringan
Urin, feses, sputum, air mata, keringat, dst tidak infeksius, kecuali TERLIHAT DARAH KASAT MATA
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
• Hasil laboratorium pasien: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif
• Hasil laboratorium dokter: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs 30
Bagaimana langkah berikutnya?
A. Ulang pemeriksaan laboratorium pasien 1 bulan lagi
B. Berikan profilaksis Duviral (AZT+3TC) untuk dokter
C. Berikan profilaksis TDF, 3TC, EFV (dalam bentuk KDT) 1 x 1
untuk dokter
D. Tidak perlu diberikan profilaksis
• Hasil laboratorium pasien: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif
• Hasil laboratorium dokter: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs 30
Bagaimana langkah berikutnya?
A. Ulang pemeriksaan laboratorium pasien 1 bulan lagi
B. Berikan profilaksis Duviral (AZT+3TC) untuk dokter
C. Berikan profilaksis TDF, 3TC, EFV (dalam bentuk KDT) 1 x 1
untuk dokter
D. Tidak perlu diberikan profilaksis
Profilaksis tidak diberikan pada
• petugas yang sudah mengalami infeksiHIV, HBV, HCV
• sumber paparan sudah diketahui HIV, HBV, HCV negatif
Jika tidak dibutuhkan PPP, petugas kesehatanharus diberikan edukasi untuk mengurangirisiko paparan di kemudian hari
Kasus 2Tn. M, 23 tahun
Pekarya
• Melapor krn tertusuk jarum ketika akan membuang jarum bekas 2 hariyang lalu
• Hasil pemeriksaan laboratorium Tn M: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs negatif
PADUAN OBAT APA YANG DAPAT DIBERIKAN PADA Tn M?
A. Duviral (zidovudin+lamivudin) 2x1
B. TDF, 3TC, EFV (dalam bentuk KDT) 1 x 1
C. TDF (tenofovir) + FTC (emtricitabine) 1 x 1
D. Tidak perlu profilaksis karena status sumber tidak diketahui
• Hasil pemeriksaan laboratorium Tn M: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs negatif
PADUAN OBAT APA YANG DAPAT DIBERIKAN PADA Tn M?
A. Duviral (zidovudin+lamivudin) 2x1
B. TDF, 3TC, EFV (dalam bentuk KDT) 1 x 1
C. TDF (tenofovir) + FTC (emtricitabine) 1 x 1
D. Tidak perlu profilaksis karena status sumber tidak diketahui
JENIS PAPARAN
perkutan
• Tertusuk jarum
• Tergores skalpel
Membran mukosa
• Terciprat di mata, lubang hidung dan mukosa lain
• Tertelan
• Paparan kulit tidak intak
Paparan dengan kulit intak tidak berisiko
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
PrEP
(pre-exposure prophylaxis)
PEP
(post-exposure prophylaxis)
HIV exposure
• PEMBERIAN ARV PADA BAYI LAHIR DARI IBU HIV
• OKUPASIONAL • NON-OKUPASIONAL
Faktor Risiko Penularan paparan perkutan
Cardo, et al. N Engl J Med 1997; 337:1485–90
Jumlah paparan: hollow bore needle, superfisial abrasionJumlah virus (viral load) sumber paparan
Faktor Risiko Penularanpaparan membran mukosa
• volume cairan: sedikit atau banyak
• Lamanya kontak dengan cairan
Cardo, et al. N Engl J Med 1997; 337:1485–90
Jumlah paparanJumlah virus (viral load) sumber paparan
DO encourage bleeding with gentle pressure
DO wash with soap and water
DO 2 minute rinse with clean water/saline for mucous
membrane
DO 2 minute flush eye with water/saline
DO NOT scrub the affected area
DO NOT aspirate or wound incision
DO NOT suck the area to remove blood
1. CLEAN it
2. REPORT it
3. TREAT it
What to do?
JENIS PAPARAN
perkutan
• Tertusuk jarum
• Tergores skalpel
Membran mukosa
• Terciprat di mata, lubang hidung dan mukosa lain
• Tertelan
• Paparan kulit tidak intak
Paparan dengan kulit intak tidak berisiko
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
Status sumber dan petugaskesehatan
Sumber Petugaskesehatan
Anti-HIV ✅ ✅
Anti-HCV ✅ ✅
HBsAg ✅ ✅
Anti-HBs ✅
3 LANGKAH PASCA LAPORAN PAPARAN
3 LANGKAH PASCA LAPORAN PAPARAN
Perlu/tidak PPP
Risiko penularan PPP
Tidak ada/sangat rendah ❌
ada ✅
Tidak bisa ditentukan ✅
3 LANGKAH PASCA LAPORAN PAPARAN
ARV UTK PPP
Penelitian pada binatang
• Pemberian AZT selama 28 hari segera
setelah paparan infeksi HIV dapat
mengurangi risiko penularan hingga
81% (OR 0.19)
• < 72 jam setelah paparan
Penelitian pada manusia
• Studi kasus kontrol pada petugas
kesehatan
• Pengurangan risiko pasca pemberian
AZT 81% (OR 0.19 [95% CI 0.06–0.52])
Tsai, et al. Science. 1995;270:1197–9.Black, et al. Am J Med. 1997;102:39–44
Cardo, et al. N Engl J Med 1997; 337:1485–90
Paduan ARV untuk PPP
Paduan
Pilihan TDF + 3TC/FTC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC/FTC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
AZT + 3TC + EFV
Pedoman nasional ARV 2014 dan draft PNPK HIV 2018
• Harus menggunakan 3 obat• Diberikan full 1 bulan• Diselaraskan dengan pedoman
nasional ARV
Paduan ART lini 1 pada dewasa
Mulai dengan salah satu paduan
Pilihan TDF + 3TC + EFV (kombinasi dosis tetap/KDT)
alternatif
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
AZT + 3TC + EFV
AZT + 3TC + NVP
AZT + 3TC + EFV400a
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV400a
a Belum direkomendasikan pada pengguna rifampisin dan ibu hamil
Paduan ART lini 2 pada dewasa dan remaja
Regimen lini pertama yang digunakan
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
AZT + 3TC + EFV
AZT + 3TC + NVP
d4T + 3TC + EFV
d4T + 3TC + NVP
Pilihan regimen lini ke-2Pilihan regimen lini ke-2
AZT + 3TC + LPV/r
VHB AZT + 3TC + TDF + LPV/r
TB AZT + 3TC + LPV/r dosis ganda
TDF + 3TC (atau FTC) + LPV/r
VHB AZT + 3TC + TDF + LPV/r
TB TDF + 3TC (atau FTC) + LPV/r dosis ganda
PNPK HIV 2019
Hari ke-10
• Datang lagi karena gatal dan kemerahan di ekstremitas dan sebagian lehersejak 2 hari
• Obat ARV diteruskan, hanya menambahkan prednisone 1 tablet dan cetirizine. Tidak ada perbaikan
BAGAIMANA RENCANA TATA LAKSANA SELANJUTNYA?
A. Ganti dengan Duviral (AZT,3TC) 2x1 dan EFV 1x1 hingga 28 hari
B. Gunakan TDF+FTC 1 x 1 hingga 28 hari
C. Teruskan pengobatan TDF, 3TC, EFV hingga 28 hari
D. Gunakan TDF+FTC 1 x 1 dan LPV/r (Alluvia) 2x2 hingga 28 hari
Hari ke-10
• Datang lagi karena gatal dan kemerahan di ekstremitas dan sebagian lehersejak 2 hari
• Obat ARV diteruskan, hanya menambahkan prednisone 1 tablet dan cetirizine. Tidak ada perbaikan
BAGAIMANA RENCANA TATA LAKSANA SELANJUTNYA?
A. Ganti dengan Duviral (AZT,3TC) 2x1 dan EFV 1x1 hingga 28 hari
B. Gunakan TDF+FTC 1 x 1 hingga 28 hari
C. Teruskan pengobatan TDF, 3TC, EFV hingga 28 hari
D. Gunakan TDF+FTC 1 x 1 dan LPV/r (Alluvia) 2x2 hingga 28 hari
FOLLOW UP PASCA PAPARAN
Anti-HIV awal
Anti-HIV Anti-HIV
Gejala dan tanda infeksi HIV akutEfek samping pengobatanKunjungan:• minggu 1-2• Bulan 2-3• Bulan 6, jika perlu
Tes viral load (jika diperlukan)
0-3 bulan 4-6 bln 6-12 bln >12 bln
AZT Anemia, mualmuntah
Hiperpigmentasi kuku Hiperpigmentasi kuku, lipodistrofi
TDF Gangguan tubulus ginjalosteopenia
NVP Alergi, hepatotoksik hepatotoksik
EFV Alergi, hepatotoksikToksisitas SSP
hepatotoksikToksisitas SSP
Toksisitas SSP Toksisitas SSPginekomastia
LPV/r diare Lipodistrofi,dislipidemia
Lipodistrofi, dislipidemia
Waktu efek samping obat ARV
Kasus 3Ny. M, 23 tahun
Perawat
• Melapor krn tertusuk jarum insulin dari pasien HIV positif yang belummendapat terapi ARV 2 jam yang lalu
• Perawat sedang menyusui bayi 8 bulan
BAGAIMANA LANGKAH SELANJUTNYA?
A. Pemberian profilaksis dengan Duviral (zidovudin+lamivudin)
B. Pemberian profilaksis dengan TDF (tenofovir) + FTC
(emtricitabine)+LPV/r (lopinavir/ritonavir)
C. Pemberian profilaksis dengan TDF (tenofovir) + FTC
(emtricitabine)
D. Tidak dapat diberikan profilaksis karena Ny M sedang
menyusui
• Hasil laboratorium pasien: HBsAg dan anti HCV non reaktif, anti HBs negatif
• Hasil laboratorium perawat: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs 10
BAGAIMANA LANGKAH SELANJUTNYA?
A. Pemberian profilaksis dengan Duviral (zidovudin+lamivudin)
B. Pemberian profilaksis dengan TDF (tenofovir) + FTC
(emtricitabine)+LPV/r (lopinavir/ritonavir)
C. Pemberian profilaksis dengan TDF (tenofovir) + FTC
(emtricitabine)
D. Tidak dapat diberikan profilaksis karena Ny M sedang
menyusui
• Hasil laboratorium pasien: HBsAg dan anti HCV non reaktif, anti HBs 10
• Hasil laboratorium perawat: HBsAg, anti HCV dan anti HIV non reaktif, anti HBs 10
CAIRAN TUBUH INFEKSIUS HIV
INFEKSIUS
• DARAH
• CAIRAN MANI
• CAIRAN VAGINA
• ASI
OPIM (OTHER POTENTIALLY INFECTIOUS MATERIAL)
• Cairan pleura
• Cairan perikard
• Cairan sinovial
• Cairan serebrospinal
Cairan asites
cairan serviks
jaringan
Urin, feses, sputum, air mata, keringat, dst tidak infeksius, kecuali TERLIHAT DARAH KASAT MATA
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
JENIS PAPARAN
perkutan
• Tertusuk jarum
• Tergores skalpel
Membran mukosa
• Terciprat di mata, lubang hidung dan mukosa lain
• Tertelan
• Paparan kulit tidak intak
Paparan dengan kulit intak tidak berisiko
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
Paduan ARV untuk PPP
Paduan
Pilihan TDF + 3TC/FTC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC/FTC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
AZT + 3TC + EFV
Pedoman nasional ARV 2014 dan draft PNPK HIV 2018
• Harus menggunakan 3 obat• Diberikan full 1 bulan• Diselaraskan dengan pedoman
nasional ARV
Datang 1 bulan kemudianMengaku tidak menyelesaikan pengobatan ARV selama 28 hari. Berhentipada hari ke-10 karena mual-mual hingga tidak bisa bekerjaPasien sudah stop pemberian ASIIngin tahu apakah tertular HIV saat ini
Kasus 3Ny. M, 23 tahun
Perawat
BAGAIMANA SARAN PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN SAAT INI?
A. Tes anti-HIV ELISA
B. Tes anti-HIV rapid
C. Tes viral load (PCR HIV)
D. Tes Western Blot
Datang 1 bulan kemudianMengaku tidak menyelesaikan pengobatan ARV selama 28 hari. Berhentipada hari ke-10 karena mual-mual hingga tidak bisa bekerjaPasien sudah stop pemberian ASIIngin tahu apakah tertular HIV saat ini
Kasus 3Ny. M, 23 tahun
Perawat
BAGAIMANA SARAN PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN SAAT INI?
A. Tes anti-HIV ELISA
B. Tes anti-HIV rapid
C. Tes viral load (PCR HIV)
D. Tes Western Blot
Adherens ARV pada PPP
berdasarkanregimen
pada manusia
Irvine, et al. Clin Infect Dis. 2015;60(S3):S165–9
Perlumendapat PPP
Memulai ARVMenyelesaikan
28 hari
Tes follow up15,8%
18,5% tidak
memulai
40% tidakmenyelesai kan
28 hari
84,2% tidak tesfollow up
Ratih DM. Tesis Dept IPD FKUI, 2018 (occupational PEP)
Ford N. AIDS 2014, 28:2721–2727 (all type PEP)
HIV PEP should be offered and initiated as early as possible in all individuals with an exposure that has the potential for HIV transmission, and ideally within 72 hours.a
Eligibility assessment should be based on the HIV status of the source whenever possible and may include consideration of background prevalence and local epidemiological patterns.b
Exposures that may warrant HIV PEP include: ○ Bodily fluids: blood, blood-stained saliva, breast milk, genital secretions; cerebrospinal, amniotic, peritoneal, synovial, pericardial, or pleural fluids. ○ Mucous membrane: sexual exposure; splashes to eye, nose, or oral cavity. ○ Parenteral exposures.
Exposures that do not require HIV PEP include: ○ When the exposed individual is HIV already positive. ○ When the source is established to be HIV negative. ○ Exposures to bodily fluids that do not pose a significant risk, ie, tears, non-blood-stained saliva, urine, and sweat.
In cases that do not require PEP, the exposed person should be counseled about limiting future exposure risk. Although HIV testing is not required, it may be provided if desired by the exposed person.
Practical Guidance for Assessing Postexposure Prophylaxis Eligibility
World Health Organization. Guidelines on post exposure prophylaxis for HIV. Recommendations for a public health approach. 2014.
Integrasi pelaksanaan PPP
50
• Cairan tubuh
• Jenis Pajanan
Pajanan
• Sumber
• Petugas
Laboratorium• Mulai pajanan -
pelaporan
Pelaporan
• ARV
• Vaksinasi/HBIG
PPP• HIV
• Hepatitis B
• Hepatitis C
Followup
51
• Cairan tubuh
• Jenis Pajanan
Pajanan
• Sumber
• Petugas
Laboratorium• Mulai pajanan
- pelaporan
Pelaporan
• ARV
• Vaksinasi/HBIG
PPP• HIV
• Hepatitis B
• Hepatitis C
Followup
DPJP,petugaskhusus
SOP
SOPPembiayaanHasil cepat
SOPDPJP, Petugas khusus
KonselingPemeriksaan lab
SOPObat
DPJP,petugaskhusus,farmasi
Konseling
Sistem terintegrasi
SOPDPJP, Petugas khusus
Pemeriksaan labLaporan akhir
SOSIALISASIPPP