problem based learning blok 9 (wahyu)

Upload: wahyu-purbo-pangesti

Post on 29-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROBLEM BASED LEARNINGLangkah 1.

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

1. Sklera ikterik adalah suatu keadaan di mata terlihat kuning2. Gamma GT adalah 3. Bilirubin direk adalah bilirubin yang sudah terkonjugasi di dalam hatiLangkah 2.

Rumusan Masalah

1. Keluhan mual dan Buang Air Kecil berwarna coklat dengan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium yang abnormal.

Langkah 3.

Analisis masalah

Gambaran mind mapping

Langkah 4

Hipotesis

1. Mual dan BAK warna coklat bisa disebabkan karena gangguan saluran pencernaan.

Langkah 5

Menentukan sasaran pembelanjaran (pembahasan)

I. Struktur Makrokospis dan Mikrokospis Saluran Pencernaan

Organ-organ Saluran pencernaan mulai dari bibir sampai anus mencakup1. Cavum oris

2. Pharynx

3. Oesophagus

4. Tractus gastero intestinalis, ialah:a. Gaster (lambung)b. Intestinum tenue (usus kecil)

c. Intestinum crassum (usus besar)

d. Rectum dan Anus

Dalam sistem pencernaan ini termasuk juga kelenjar-kelenjar pencernaan, yaitu :

1. Kelenjar-kelenjar ludah;

a. Glandula parotis

b. Glandula submandibularis

c. Glandula sublingualis

2. Hepar

3. Pancreas

A. Struktur Makroskopis

1. Cavum Oris (Rongga Mulut)

Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium.

Ronnga Mulut dibagi dalam:

a. Vestibulum oris

Yaitu : daerah diantara bibir dan pipi disebelah luar dan gigi-geligi dengan processus alveolarisnya di sebelah dalam.

Bibir(labium): di sudut mulut kiri-kanan saling berhubungan pada angulus oris Sulcus Nasolabialis : alur diantara sudut bibir atas dengan hidung (nasus). Sulcus Mentolabialis: alur diantara bibir bawah dengan dagu (mentum) Philtrum : lekuk diatas pertengahan bibir atas

Diantara kulit dan mucosa terletak otot-otot wajah, anatar lan: m. buccinators dan m. orbicularis oris.

Pipi (bucca): daerah diantara angulus oris sampai tepi depan m. masseter b. Cavum oris proprium

Batas-batas:

Depan dan samping ; arcus dentalis dan processus alveolarisnya

Atas ; palatum durum et molle

Bawah ; diaphragma oris

Belakang ; isthmus faucium

Isi ; lidah

Gigi-geligi

Gigi geligi terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lender(=gingiva). Setiap orang memiliki16 gigi rahang atas maupun rahang bawah, yang terdiri atas; 2 gigi seri(dens incisivus), 1 gigi taring (dens caninus), 2 geraham depan (dens premolaris), 3 geraham belakang (dens molaris), dan biasa ditulis dengan formula sebagai berikut;MPCI ICPM atau 3212 2123 atau 87654321 12345678

MPCI ICPM 3212 2123 87654321 12345678

Pada gigi dapat di bedakan ; corona (tajuk), Collum (leher), radix(akar). Di dalam gigi terdapat suatu rongga yang melalui canalis radicis berhubungan dengan dunia luar.Permukaan gigi dinamakan sesuai arah yang dihadapinya :

Ke arah bibir

= fscies labialis

Ke arah lateral

= fascies buccalis

Ke arah lidah

= fascies lingualis

Gigi sebelah depannya/proximal

= fascies mesialis

Gigi sebelah depannya/distal

= fascies distalis

Gigi-geligi rahang yang berlawanan= facies masticatoria

Palatum

Palatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot).

Palatum durum ; adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus paltinus ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palati.Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi beberapa otot. Ke arah posterior ia melengkung ke bawah seperti suatu tirai dan di pertengahan tepi posterior tergantung uvula ini terdapat suatu lengkung, ialah arcus palatoglossus, yang di dekat lidah melebar menjadi plica triangularis. Diaphragma oris adalah dasar mukul yang dibentuk oleh 3 otot: m. digastricus venter anterior,m. mylohyoideus, M. geniohyoideus. Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Batas-batas; tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dorsum linguae. Lidah adalah suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila berbicara. Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut.2. PharynxPharynx adalah suatu pipa musculo-facial yang contractile. Ia terbentang diantara basis crania sebelah cranial dan berakhir pada oesophagus disebelah kaudal setinggi vertebra cervicalis ke-6. Pharynx terbagi menjadi tiga bagian; nasopharynx, oropharynx, laryngopharynx.3. Oesophagus

Oesophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago vertebra cervical 6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra thoracal 10-11. Selama crocoidea setinggi perjalanannya ke distal mengikuti lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak di belakangnya. Pada oesophagus dapat dibedakan 3 bagian :

a. Pars Cervicalis (C6-7)

Bagian ini turun lurus di bidang median, kemudian melengkung sedikit ke kiri di bagian akhir. Batas-batasnya :

Anterior

: Trachea dan glandula thyreoidea

Posterior

: Corpora vertebra C6-7

Lateral kanan: Aa.carotis communis dan nn.recurrens/laryngea inferior

Lateral kiri: A.subclavia dan ductus thoracicusb. Pars Thoracalis (Th1-10)

Oesophagus masuk mediastinum superius, kemudian melalui mediastinum posterius. Perjalananya dari sisi kiri garis median membelok ke tengah setinggi vertebra thoracal 5 kemudian membelok ke depan dan kiri sampai hiatus oesophagus diaphragmatis setinggi thoracal 10 di depan aorta descendens. Batas-batasnya :

Anterior: - Trachea dan bronchus principalis sinistra

- Pericardium parietale dan atrium sinistra

- Diaphragma (bagian otot)

Posterior: - Corpora vertebra Th1-10

- Ductus thoracicus

- Vena azygos

- Aorta descendens/aorta thoracalis

Lateral kanan : - Pleura mediastinalis dextra

-Vena azygos

Lateral kiri : - Arcus aortae dengan n,recurrens sinistra

- Arteri subclavia sinistra

- Ductus thoracicus

- Pleura mediastinalis sinistrac. Pars Abdominalis

Setelah melalui hiatus oesophagus diapragmatis sampai di cavum abdominalis pada facies posterior lobus sinister hepatis 9di tempat mana akan terbentuk jejasnya disebut impessio oesophagea) dan diliputi oleh peritoneum dari omentum majus pada sisi depan dan kiri. 4. Gaster

Nama lain dari gaster adalah lambung atau ventriculus. Lambung atau berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Bentuknya seperti huruf J pada proyeksi supine (telentang). Struktur anatomis gaster :a. Mempunyai 2 muara

Cardia: Oesophagus ( gaster

Pylorus: Gaster ( duodenum

b. Mempunyai 2 tepi

Curvatura minor: cekung ke kanan atas

Curvatura major: cembung ke kiric. Mempunyai 2 permukaan

Facies Anterior

Facies Posteriord. Mempunyai 2 lekukan

Incisura cardiaca : peralihan oeosphagus pada curvatura major

Incisura angularis : batas bagian vertikal dan horizontal pada curvatura minor

Bagian-bagian dari gaster :

Fundus

Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian lambung yang berbatasan dengan diaphragma. Puncak fundus terletak di sela iga 5 di bawah apex cordis.

Corpus

Cardia

Cardia terletak 3cm di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra thoracal 10, di belakang tulang rawan iga 7.

Pylorus

Pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum, Proyeksi pilorus terletak setinggi L1 kira-kira 21/2cm sebelah kanan garis tengah dan terletak dalam bidang transpyloric.5. Intestinum Tenue (Usus Kecil)

Intestinum Tenue memiliki panjang 8-8 meter, terdiri dari :

2/5 bagian Jejenum

3/5 bagian Ileum

Intestinum Tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejenum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan Ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan Ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada coecum.6. Intestinum Crassum (Usus Besar)

Intestinum Crassum berbentuk hiruf U terbalik, Intestinum Crassum terdiri atas :

Coecum

Colon ascendens

Flexura coli dextra/haepatica

Colon transversum

Flexura coli sinistra/lienalis

Colon descendens

Colon sigmoideum Rectum & anus17. Rektum & AnusRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.2Selain alat-alat pencernaan di atas, dalam sistem pencernaan terdapat pula kelenjar-kelenjar, hepar dan pankreas :

1a. Kelenjar Parotis

Glandula parotis berbentuk piramid dan terletak di fossa retromandibulare antara os.mandibula dan m.sternocleidomastoideus. Di dalam kelenjar ini terletak (dari lateral ke medial) N.facialis (N.VII), v.facialis posterior dan a.carotis externa.

1b. Kelenjar Submandibularis

Pada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian : yang dangkal dan yang dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m.mylohyoideus antara m.stylohyoideus, m.digastricus dan mandibula. Pada permukaannya terdapat beberapa nodi lymphatici submandibulares. Sedangkan bagian yang dalam terletak di antara mandibula dan m.hyoglossus dan bersentuhan dengan glandula sublingualis.

1c. Kelenjar Sublingualis

Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut dekat frenulum linguae, di antara m.geniohyoideus dan m.genioglossus sebelah medial dan m.hyoglossus di sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulkan suatu lipat pada selaput lendir di atasnya, yang disebut plica sublingualis. Bagian depannya terletak di fossa sublingualis dan bagian belakangnya menyentuh glandula submandibularis dan dilalui oleh n.lingualis dan n.hypoglossus.2. Hati/Hepar

Hepar menempati sebagian besar rongga bdomen kanan atas, tepatnya di bawah diafragma. Berat hati bervariasi rata-rata 11/2 kg.Hepar dilapisi peritoneum, kecuali bagian belakang yang langsung menempel pada diaphragma yang disebut bare area. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan anomia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedut . Empedu mengandung kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.

3. Pankreas

Terdiri dari 2 jaringan dasar:

o asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

o Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum. Colon(usus besar). Usus besar terdiri dari: colon asendens (kanan), colon transversum, colon desendens (kiri) dancolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.3B. Struktur Mikroskopis

1. Cavum Oris secara histologi (mikroskopis) terdapat bagian-bagian

a. Labium Oris dapat dibagi dalam 3 area:

Area Cutanea : struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa terdapat. Area bibir merah (area Intermedia); Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, epitelnya transpran (jernih) karena mengandung butir-butir eleiden , papilla jaringan ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler.

Area Oral Mukosa: bagian ini mempunyai struktur histologist yang sama dengan pipi, epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, lamina propianya agak kompak, pada tumika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus. Dibawah mukosa di dapati otot lurik.(m. orbicularis oris).b. Lingua

Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papil-papil lidah, Epitelnya berlapis gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. Papilla linguae di 2/3 bagian anterior lidah terdiri dari :

Papilla filiformis; papil terbanyak tersebar diseluruh permukan dorsal lidah 2/3 anterior lidah, epitelnya berlapis gepeng bertanduk, bentuknya runcing, tidak ada taste buds, modifikasi papilla ini disebut papilla cuneiform (papilla conica). Papilla fungiformis; tersebar diantara papilla filiformis, epitelnya berlapis gepeng tidak/ sedikit bertanduk. Permukaannya lebih besar dari dasarnya, ada papilla sekunder , ada taste buds, modifikasi papilla ini disebut papilla lentiformis. Papila Foliata; beberapa tatse buds terdapat di dinding sumur, terdapat 2 atau lebih sumur parallel, pada manusia tidak berkembang baik, berkembang baik pada kelinci.

Papilla circumvallata; epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk, bentuk menyerupai papilla fungiformis, bagian dasar lebih kecil dari permukaan bebas. Ada sulcus sircular(cryptus). Pada sisi lateral terdapat taste buds(tunas kecap). Ductus eksretoriusnya kelenjar von ebner bermuara ke cryptus.

Taste buds; letaknya di jaringan epitel, ada taste pore yang merupakan canal kedunia luar. Dengan mikroskop cahaya dapat dibedakan 3 macam sel; yaitu:

-sel reseptor (intinya muda)

-sel sustentacular (intinya tua)

-sel basal yang kecil-kecil(stemcell) tersebar di daerah basal dan lateral taste buds.

Dengan M.E. dapat dibedakan sel type I,II, III,dan IV. Penggantian sel dalam kuncup kecap 10 hari.

c. Gigi

Dentin

Membentuk bagian besar gigi, sudah mengalami mineralisasi seperti tulang, berasal dari mesoderm, kadar garam Ca nya 80%, zat organiknya 20% (serat kolagen , fofsfoprotein, glikoprotein dan glikosaminoglikan). Dibentuk oleh odontoblas. Zat antar sel yang belum mengalami mineralisasi membentuk predentin(dentin muda)

Dentinogenesis; pembentukan dentin mendahului pembentukan email, odontoblasnya berjalan mundur, processus odontoblasticnya(dentinal fibers of tomes) terdapat dalam dentinal tubules. Matriks dentin yang membatasi tubulus dentin yang berwarna lebih gelap dan disebut selubung Neumann. Pembentukan dentin terjadi sepanjang hidup. Terdapat spatium interglobularis/dentin interglobularis sebenarnya artefak, karena kurangnya proses kalsifikasi. Dentin interglobularis didaerah corona dentis dinamakan spatium interglobularis owen dan di daerah radix gigi disebut sebagai stratum glanularis tomes. Email

Berasal dari ektoderm, merupakan bahan terkeras pada tubuh. Teridiri dari 99% anorganik, terutama Ca, fosfat dalam bentuk Kristal apatit, bahan organiknya hanya 1%.TIdak mengandung kolagen, kaya enamelin yaitu suatu protein yang kaya prolin. Dibentuk oleh ameloblas. Amelogenesis; pada amelogenesis terdapat 2 proses yaitu pembentukan matriks email dan mineralisasi email, sekresi matriks oleh ameloblast dimulai setelah terbentuknya dentin, tonjolan sitoplasma ameloblast disebut processus times, dibentuk secara ritmis di ikuti perkapuran sehingga terbentuk email yang berupa batang-batang (prisma) yang bersegmen-segmen, Di antara prisma-prisma email terdapat substansia interprismatika. Apabila gigi dibelah secara memanjang akan tampak garis-garis hunter schreger, selain itu terdapat garis-garis lain yang di namakan garis-garis retzius, garis-garis retzius membentuk lengkungan yang terputus di permukaan gigi, garis-garis yang terputus ini akan menimbulkan alur-alur yang di sebut perikymata. Perikymata berjalan horizontal. Gigi terdiri dari : Mahkota gigi

akar gigi

leher gigi/serviks

Jaringan penyokong gigi (periodontium) terdiri atas :

Sementum: adalah lapisan tipis yang meliputi dentin akar gigi, mulai dari leher sampai ujung bawahnya. Berfungsi untuk mengikat gigi pada membrane periodontal, secara histology serupa dengan tulang, terdiri dari matriks serabut kasar, mengalami klasifikasi

Pulpa gigi: jaringan ikat longgar dengan fibroblast, kolagen, substansi dasar, saraf pembuluh darah, terdapat pada permukaan epitel odontoblas hingga ke dentin. Pada embrio, pulpa gigi merupakan jaringan ikat mukosa.

Membran (ligamentum periodontal): terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa khusus mengandung glikosaminoglikan, fibroblas, osteoblas, pembuluh darah, limf, dan saraf. Merupakan penyangga yang mengikat gigi ke tulang.

Gusi (ginggiva): adalah membrane mukosa yang meliputi periosteum tulsng alveolar dan melekat pada atas leher gigi, membrane mukosa gusi; epitel berlapis gepeng dan lapisan tanduk, lamina proprianya membentujk papil tinggi dan ramping dan banyak kapiler sehingga tampak merah muda.42. Pharynx

Adalah ruangan yang menghubungkan antara traktus digestivus dan traktus repiratorius. Yang termasuk bagian pharynx:

a. Naso farings

Epitelnya, epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet, pada lamina propria terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea, yang pada anak-anak sering membesar dan meradang disebut adenoiditis. Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan telinga tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva, sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid yang disebut tonsila tuba.b. Orofarings , epitelnya berlapis gepeng, terletak dibelakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah

c. Laringofarings, epitelnya bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.53. Oesophagus

Tunika mukosa ;

Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada tunika muskularis mukosa hanya satu lapis longitudinal. Pada lamina propria di dapati kelenjar mucus tubulosa kompleks (kelenjar superfisial) yang merupakan perluasan kelenjar kardia.

Tunika Sub mukosa;

Terdapat kelenjar mucus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukusa atau oesophangeal glands. Tunika muskularis ;

Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik , 1/3 tengah terdiri darii campuran otot polos dan lurik, 1/3 distal seluruhnya otot polos.

4. Gaster

Seluruh pemukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastric, epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet, terdapat 3 daerah; cardia, fundus dan pylorus, lapisan otot tebal untuk menggiling atau mencampur makanan, mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan, dindingnya sangat berlipat disebut rugae. Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen , intinya oval. Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pylorus. Kelenjar mulai dari dasar gastric pits meluas kearah tunika muskularis mukosa. Kelenjar kardia dan pylorus; tubulosa simpleks, mucus, jumlahnya hanya sedikit, kelenjar pylorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang . Mukus dari kelenjar kelenjar adalah melindungi lambung dari audigestion.

Kelenjar fundus (kelenjar gaster); simpleks tubulosa bercabang, di mulai dasar gastric pits ke seluruh lamina propria sampai dengan tunika muskularis mukosa, kelenjar tebagi atas bagian leher korpus dan fundus.

Pada Kelnjar fundus terdapat 4 macam sel :

Chief cell/pepsinogen cell (zimogenic cell);

Merupakansel terbanyak Berbentuk pyramid, inti di basal, oval, kromatin agak padat

Pada bagian apical sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung pepsinogen.

Parietal cell/oxyntic cell/HCL cell

Menghasilakan HCl dan faktor intrinsic lambung

Bentuk oval/ polygonal Banyak terdapat pada korpus kelenjar

Inti bundar, 1-2

Sitoplasma asidofil

Mucous Neck Cell

Bentuk sel kubus atau torak rendah

Sitoplasma, bergranula halus pucat (mengandung musigen)

Lebih pucat dari Chief Cell

Mucigennya: acid mucopolisacharide Mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan tergoling neutral ploysacharida

Argentafin cell/enterochromafin cell/ enteroendocrine cell

Dapat dilihat dengan perwarnaan perak atau garam chromium (berwarna kuning kecoklatan) Di gaster terdapat beberapa sel enterendokrin yang mensekresi serotonin, histamine, gastrin dan enterroglukagon.

5. Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu ; duodenum, jejunum dan ileum. Epitelnya terdiri dari selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/ mikrovii, yang memiliki fungsi untuk memperluas permukaan absortif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan (alkaline fosfatase, maltase dll). Sel goblet panjang membran mukusa terdapat granula intestinalis (cryptus lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili intestisnalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Duodenum; Ciri khasnya, terdapat kelenjar brunner, kompleks tubulosa bercabang mucus.

Jejunum; tidak terdapat kelenjar brunner ataupun agmina peyeri, plika sirkularis kerckringi tinggi-tinggi.

Ileum; terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ plaque peyeri di lamina propria meluas ke tunika sub mukosa.6. Colon

Tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal. Sel goblet banyak diantara sel epitel. Terdapat Cryptus lieberkuhn, sl paneth dan sel agrentafin sedikit sekali, terdapat limfonodus solitaries. Tunia muskularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang disebut taenia coli.

7. Appendix

Evaginasi dari usus besar, panjangnya 2 18 cm. lumen sempit, sering berisi debris, banyak volikel lymphoid di submukosa. Strukturnya menyerupai usus besar tetapi tidak memiliki taeniae coli.

8. Rectum

Bagian sebelah bawah disebut juga anal canal, mukosanya mempunyai liputan longitudinal rectal collumn (anal column, collum morgagni) berakhir kira-kira inci dari orrificium anal,Epitel selapis torak, terdapat cryptus. Pertemuan rectum dengan anus disebut linea pectinata.

9. Anus

Tunika mukosa mengandung banyak Pulau darah, saraf dan badan vater pacini. Pembuluh- pembulh vena membentuk plexus hemmoroid.

Tunika muskularis mukosa lapisan longitudinal membentuk muskulus dilatators ani internus. Tunika muskulus sirkular menebal pada ujungnya membentuk muskulus sphincter ani internus . Diluar lapisan otot ini terdapat jaringan otot lurik M. sphincter ani externus.Anus di bagi dalam 3 segmen:

Zona collumnaris (epitel berlapis kubus, terdapat kelenjar circumanalis)

Zona Intermedia (epitel berlapis gepeng tidak bertanduk)

Zona Cutanea (berupa kulit biasa).

10. Kelenjar-kelenjar pencernaan terdiri dari :

a. Kelenjar air liur, yang besar ada tiga bagian:

Kelenjar Parotis adalah kelenjar liur terbesar , 100% serous. Tersusun dalam sistem lobuler, jaringan ikat interlobular dan intralobuler. Epitel duktus ekskretoriusnya bervariasi dari berlapis gepeng, bertingkat torak, selapis torak. Duktus sektretoriusnya disebut juga pars striata, epitelnya torak rendah kubus. Duktus interkalarisnya (isthmus) mengalirkan secret dari pars terminal yang serous, epitelnya selapis gepeng sampai kubis rendah. Kelenjar submandibular adalah kelenjar dengan tipe tubuloalveolar kompleks, merokrin, mukoserous, pars terminalisnya yang serous lebih banyak dari pada yang mucous. Duktus eksretoriusnya dikelilingi jaringan ikat longgar.

Kelenjar sublingualis, tubuloalveolar kompleks, merokrin, seromukous, terdapat bulan sabit gianuzzi lebih banyak dan besar-besar. Inti sel yang mucous tidak selalu gepeng adakalanya bundar, aspek sitoplasma sel yang serous kemerah-merahan dan pada bagian apikalnya mengandung granula zymogen. Aspek sitoplasma sel yang mucous pucat, bervakuole. Pada pars tyerminalis terdapat sel myoepitel. Isthmus kelenjar sublingualis sangat pendek, sehingga sukar dilihat.4b. Pankreas

Pankreas adalah organ memanjang, lunak, yang letaknya posterior terhadap lambung. Kaput pankreas terletak dilengkung duodenum dan kaudanya menjurus ke limpa. Pankreas mengandung sel-sel eksokrin dan endokrin. Sebagian besar pankreas adalah kelenjar eksokrin tubuloasioner kompleks. Unit sekresi eksokrin adalah sel-sel asinar berbentuk piramid berisi granul sekresi, yang merupakan perkusor enzim pencernaan pankreas yang disekresikan kedalam duktus ekskretorius dalam bentuk tidak aktif. Asini sekretoris dibagi dalam lobuli dan digabungkan oleh jaringan ikat longgar. Duktus ekskretorius pada pancreas eksokrin berawal dari pusat setiap asini sebagai sel sentroasinar dan berlanjut sebagai duktus interkalaris pendek. Duktus pendek ini bergabung menjadi duktus interlobular di dalam jaringan ikat, yang pada gilirannya bergabung membentuk duktus interlobular yang lebih besar, dan bermuara keduktus pankreatikus utama. Bagian endokrin pankreas tersebar diantara asini eksokrin, yang disebut pulau pankreas (langerhans). Setiap pulau dikelilingi serat jaringan ikat reticular.c. Hepar

Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di setiap pusat lobulus, terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta atau daerah porta, tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur disinusoid hepar saat mengalir kearah vena sentral. Dari sini, darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatica. Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang pesrisinusoidal (dari disse). Akibatnya zat makanan yang mengalir didalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel yang tidak utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hal ini memperlancar perpindahan zat antara darah dan hepatosit. Hepatosit menyekresi empedu kedalam saluran saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak di antara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul ditepi setiap lobulus di daerah porta sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar yang membawa empedu keluar dari hepar. Didalam lobulus hati, empedu mengalir didalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral. Jadi empedu dan darah tidak bercampur.

d. Kandung Empedu

Kandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah hepar. Emepdu dari hati di simpan didalam kandung empedu. Emepedu keluar dari kandung empedu melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melalui duktus koledokus.6II. Fungsi Saluran Pencernaan Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanisme-mekanisme hormon dan saraf otonom (baik intrisik maupun ekstrinsik) ayng sinergistik. Pengaturan ini memastikan bahwa makanan yang masuk disajkan secara maksimal pada tubuh untuk digunakan sebagai bahan baku atau untuk menghasilkan energy. Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinu yang berjalan dari mulut sampai anus, dengan modifikasi lokal yang mencerminkan spesialisasi regional untuk menjalakan fungsi pencernaan. Lumen saluran pencernaan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, sehingga isinya secara teknis berada diluar tubuh; susunan semacam ini memungkinkan tubuh mencerna makanan tanpa mencerna dirinya sendiri.

Mulut, faring dan esophagus

Makanan memasuki sistem pencernaan melalui mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur untuk mempermudah proses menelan. Enzim liur, amylase, memulai pencernaan polisakarida, suatu proses yang berlanjut dilambung setelah makanan ditelan sampai amylase akhirnya di inaktifkan oleh getah lambung yang asam. Dibandingkan dengan fungsi pencernaannya yang sekedarnya, air liur lebih penting untuk mempermudah kita berbicara dan berperan kunci dalam kesehatan gigi. Sekresi air liur dikontrol oleh pusat saliva di medula, diperantarai oleh persarafan otonom kekelenjar liur.

Setelah dikunyah, bolus makanan didorong oleh lidah kebagian belakang tenggorokan, yang memicu refleks menelan. Pusat menelan di medula mengkoordi- nasikan sekelompok aktivitas yang menyebabkan penutupan saluran pernapasan dan terdorongnya makanan melalui faring dan esophagus kedalam lambung. Sekresi esophagus, mucus bersifat protektif. Di mulut, faring, dan esophagus tidak terjadi penyerapan zat gizi.

Lambung

Lambung suatu struktur berbentuk seperti kantung yang terletak antara esophagus dan usus halus, menyimpan makanan yang masuk dalam waktu yang bervariasi sampai usus halus siap mengolahnya lebih lanjut untuk kemudian diserap. Empat aspek pada motilitas lambung adalah pengisian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan lambung. Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseptif oto lambung yang diperantarai oleh saraf vagus. Penyimpanan makanan di lambung berlangsung didaerah korpus, tempat kontraksi peristaltik yang sedemikian lemah untuk mencampur makanan karena tipisnya lapisan otot. Pencampuran makanan berlangsung di antrum yang berotot tebal akibat kontraksi peristaltik yang kuat. Pengosongan lambung di pengaruhi oleh faktor-faktor di lambung maupun duo denum. Peningkatan volume dan fluiditas kimus dalam lambung cenderung mempercepat pengosongan isi lambung. Faktor duodenum, yaitu faktor dominan yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung menunda pengosongan isi lambung sampai duodenum siap untuk menerima dan mengolah kimus. Faktor-faktor spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lambung dengan menghambat aktivitas peristaltik lambung adalah lemak, asam, hipertonitas, dan peregangan.

Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung dibawah pengaruh amylase liur yang ikut tertelan; pencernaan protein dimulai di antrum lambung, tempat peristaltik yang kuat mencampur aduk makanan dengan getah lambung. Campuran makanan dan getah lambung tersebut berupa cairan kental yang disebut kimus. Sekresi lambung kedalam lumen lambung mencakup; HCl, yang mengaktifkan pepsinogen, menyebabkan denaturasi protein, dan mematikan bakteri. Pepsinogen, yang jika telah diaktifkan, memulai pencernaan protein. Mukus, yang membentuk lapisan pelindung untuk membantu sawar mukosa lambung, sehingga lambung mampu menampung isi lumennya yang keras tanpa ia sendiri ikut tercerna, dan faktor intrinsik yang berperan penting dalam penyerapan vitamin B12 suatu konstituen essential untuk membentuk sel darah merah. Lambung juga mengeluarkan hormon gastrin ke dalam darah, yang berperan dominan dalam mengatur sekresi lambung. Histamin , suatu stimulan lambung yang kuat dan secara normal tidak disekresikan, dilepaskan ke dalam lambung sewaktu terjadi pembentukan ulkus.Baik motilitas maupun sekresi lambung berada di bawah mekanisme control yang kompleks, yang melibatkan tidak saja gastrin tetapi juga respons vagus dan saraf intrinsik serta hormon enterogastron (sekretin, kolesistokinin, dan gastric inhibitory peptide) yang disekresikan oleh mukosa usus halus. Pengaturan lambung ditujukan untuk menyeimbangkan aktivitas lambung dengan kemampuan usus halus dalam mengatasi datangnya isi lambung yang asam dan penuh lemak. Di lambung tidak terjadi penyerapan zat gizi apapun.Sekresi Pankreas dan Empedu

Baik sekresi pankreas eksokrin maupun emepdu dari hati masuk ke lumen duodenum. Sekresi pankreas terdiri dari enzim-enzim pencernaan poten dari sel-sel asinus, yang mencena ketiga golongan makanan (karbohidrat, protein, lemak), dan larutan NaHCO3 encer dari sel-sel duktus, yang menetralkan cairan asamm yang datang dari lambung. Netralisasi ini penting untuk melindungi duodenum dari kerusakan oleh asam dan agar enzim-enzim pankreas, yang akan menjadi inaktif bila ada asam, melaksanakan tugas pencernaan mereka. Sekresi pankreas terutama berada dibawah control hormon, yang mencocokan komposisi getah pankreas dengan kebutuhan di lumen duodenum.

Hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, melaksanakan bermacam fungsi. Kontribusinya untuk pencernaan adalah sekresi empedu, yang mengandung garam-garam empedu. Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjen mereka dan mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel yang larut-air, yang dapat mengangkut produk pencernaan lemak ke tempat penyerapan. Diantara waktu makan, empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu, yang selama pencernaan makanan dirangsang secara hormonal untuk berkontraksi dan mengalirkan empedu keduodenum. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak, garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan melalui sistem porta hepatis ke hati, tempat mereka tidak saja disekresi kembali, tetapi juga berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi lebih banyak empedu. Empedu juga mengandung bilirubin, suatu turunan hasil penguraian (degradasi) hemoglobin, yang merupakan produk ekskretorik utama dalam feses.

Usus Halus

Usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan. Segmentasi motilitas usus halus yang utama, secara merata mencampur makanan dengan getah pankreas, empedu dan usus halus untuk mempermudah pencernaan; motilitas tersebut juga memajankan produk pencernaan ke permukaan absortif. Diantara waktu makan, terjadi kom pleks motilitas migratif yang menyapu lumen menjadi bersih. Getah yang dikeluarkan oleh usus halus tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Enzim-enzim yang disintesis oleh usus halus bekerja secara intraseldi dalam membran Brush border sel epitel. Enzim-enzim menyelesaikan pencernaan karbohidrat dan protein sebelum kedua jenis zat gizi tersebut masuk kedalam darah. Proses penyerapan Na+ yang bergantung pada energi menghasilkan gaya yang mendorong penyerapan Cl-, air glukosa, dan asam amino. Pencernaan lemak seluruhnya dilaksanakan di lumen usus halus oleh lipase pankreas. Karena tidak larut air, produk-produk pencernaan lemak harus menjalani serangkaian transformasi yang memungkinkan mereka untuk diserap secara pasif dan akhirnya masuk ke limfe. Usus halus menyerap hampir semua yang disajikan kepadanya, dari makanan yang masuk ke sekresi pencernaan sampai sel-sel epitel yang terlepas. Hanya sejumlah kecil cairan dan residu makanan yang tidak dapat di cerna yang mengalir ke usus besar.Lapisan dalam usus halus memiliki adaptasi tinggi terhadap fungsi pencernaan dan penyerapan. Lapisan ini membentuk lipatan-lipatan yang mengandung banyak tonjolan yang berbentuk jari, vilus, yang juga dilengkapi oleh sejumlah besar tonjolan berbentuk rambut yang lebih halus, mikrovilus. Secara keseluruhan, modifikasi-modifikasi permukaan ini sangat meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk menyimpan enzim-enzim dan untuk melaksanakan penyerapan aktif dan pasif. Lapisan dalam yang luar biasa ini diganti setiap sekitar tiga hari untuk memastikan adanya sel-sel epitel yang sehat dan fungsional walaupun kondisi didalam lumen sangatkeras.

Usus Besar

Kolon terutama berfungsi untuk memekatkan dan menyimpan residu makanan yang tidak dicerna dan produk sisa empedu sampai mereka dapat dieliminasi dari tubuh sebagai feses. Dikolon tidak terjadi sekresi enzim pencernaan atau penyerapan zat gizi, pencernaan dan penyerapan semua zat gizi sudah selesai diusus halus. Kontraksi haustra secara lambat mengaduk-aduk isi kolon maju mundur untuk menyelesaikan penyerapan sisa cairan atau elektrolit. Gerakan massa terjadi beberapa kali sehari, biasanya setelah makan, yang mendorong feses dalam jarak yang jauh. Datangnya feses kedalam rektum memicu refleks defekasi, yang dapat secara sengaja di hentikan dengan kontraksi sfingter anus eksternus apabila saat untuk mengeluarkan feses tidak memungkinkan. Sekresi mukus yang bersifat basa dari usus besar terutama berfungsi sebagai pelindung alamiah.7III. Pemeriksaan Fisik dan penunjang saluran pencernaanA. Pemeriksaan fisik saluran pencernaan Pada pemeriksaan fisik abdomen kita harus merasakan/meraba beberapa struktur organ normal yang terletak dalam rongga abdomen. Untuk memudahkan pemeriksaan, abdomen sering kali dibagi menjadi beberapa bagian dengan suatu garis imaginerbyang melewati umbilikus ditengah dan dari kiri ke kanan, menjadi kuadran kanan atas, kudaran kiri atas, kuadaran kanan bawah, dan kuadran kiri bawah. Pemeriksaan fisik abdomen meliputi :

1. Inspeksi

Mulailah pemeriksaan dengan memeriksa permukaan, countour dan pergerakan abdomen :

a. Kulit

Jaringan parut, catat letaknya di mana

Striae, berwarna perak atau stretch marks yang normal

Pelebaran vena, bila besar dijumpai cirrhosis hepatic atau obstruksi vena cava inferior

b. Umbilikus, perhatikan contur dan lokasi dan adanya penonjolan inflamasi/penonjolan

Hernia umbilikalis, yaitu penonjolan pada bagian lemah dari cincin umbilikus

Hernia insisional, yaitu penonjolan melalui bekas operasi

Hernia epigastrik, yaitu penonjolan kecil pada garis tengah melaui defek pada linea alba, timbul antara prosesus xifoideus dan umbilikus

Diastasis recti, yaitu pemisahan antara kedua otot rektus abdominis

Lipoma, yaitu tumor jinak jaringan lemak, timbul di daerah subkutan di seluruh bagian tubuh

c. Bentuk atau contur dari abdomen, apakah datar, bulat, menonjol, atau cekung.

Fat atau lemak menyebabkan menonjolnya abdomen

Tumor, tumor besar dan solid biasanya berasal dari rongga pelvis, dull bila di perkusi

Udara, distensi abdomen karena adanya udara yang terlokalisasi, dan menyebabkan timpani bila di perkusi

Kehamilan, penyebab umum dari adanya massa pelvis pada wanita

Asites berada ada tempat paling bawah abdomen, menyebabkan penonjolan yang dull bila di perkusi2. Palpasi

a. Palpasi ringan, berguna untuk mengidentifikasi kekakuan inding abdomen, resistensi otot dan beberapa organ dan massa yang terletak superficial. Rasakan relaksasi otot abdomen pada saat exhalasi.

b. Palpasi dalam, untuk menemukan adanya massa abdominal, rabalah secara acak pada ke empat kuadaran abdomen3. Perkusi

a. Pemeriksaan perkusi dapat membantu adanya udara yang berlebihan dalam rongga abdomen untuk mengidentifikasi massa yang solid atai cair

b. Perut yang membuncit dan hampir seluruhnya timpani, mungkin disebabkan oleh obstruksi intestinal atau peristalsis usus

c. Setiap area yang dull mengindikasikan adanya massa atau organ yang membesar seperti uterus dalam kehamilan, tumor ovarium, kandung kemih yang penuh, hati yang membesar4. Auskultasi

a. Pemeriksaan auskultasi memberikan gambaran penting mengenai motilitas usus. Auskultasi abdomen tersebut untuk mendengar suara usus, vaskuler. Pada auskultasi abdomen bedakan suara bruit, suara usus atau suara vaskuler.

b. Bila ditemukan suara bruit pada oklusi parsial arteri renalis menerangkan terjadinya stenosis renalis dan suara bruit hepatic menerangkan adanya karsinima hepatic

c. Bunyi venosus hum atau berdenging ini jarang terjadi. Bila berdenging pada saat sistol dan diastol mengindikasikan adanya peningkatan sirkulasi koleteral antara vena porta dan sistem vena sistemik pada sirosis hati

d. Bunyi friction rubs juga jarang terjadi, bunyi ini berupa suara gesekan, Bila terjadi kemungkinan terjadinya karsinoma hati8B. PENUNJANG

a. Radiologi

1. RontgenFoto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita.

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).2. Sinar X pada AbdomenSinar X pada abdomen berguna untuk mendeteksi ukuran, struktur, dan jaringan tubuh yang abnormal. Dalam pemeriksaan ini, prosedur yang harus dijalankan, antara lain: Asupan makanan dan cairan biasa tidak dibatasi. Pakaian dilepaskan dan pasien hanya menggunakan gaun kertas atau kain.Pasien berbaring pada posisi terlentang dengan lengan terlentang di atas meja sinar X yang telah dimiringkan.3. CT scan abdomenCT abdomen berguna untuk mendiagnosis tumor, obstruksi, kista, hematoma, dan kondisi lainnya yang terjadi pada abdomen. Zat pewarna kontras per IV dapat digunakan unutk meningkatkan visualisasi. Ginjal dan aliran urin mudah terlihat dengan zat kontras.4. USG PerutUSG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.

b. Laboratorium

1. Pemeriksaan Lipase (serum)Nilai normal: Dewasa : 114-286 U/l Anak : 20-136 IU/lTujuan : mengetahui keberadaan pancreatitis akut atau gangguan pankreatitik lainnya.Prosedur : Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis. Pasien dianjurkan untuk puasa, kecuali tetap diperbolehkan minum air selama 8-12 jam.2. Pemeriksaan Amilase (serum)Nilai normal: Dewasa : 30-170 U/I Hamil : Sedikit meningkat Anak : tidak dapat dilakukanTujuan : membantu dalam mendiagnosis pancreatitis akut dan masalah kesehatan lainnya.Prosedur : Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah Pasien dianjurkan tidak makan dalam waktu 1-2 jam sebelum pemeriksaan.

3. Pemeriksaan Pepsinogen (serum)Nilai normal: Dewasa : 124-142 ng/mlTujuan : menentukan penyebab gangguan lambungProsedur : Pasien harus berpuasa selama 8-12 jam sebelum uji dilakukan. Kumpulkan 5-7 ml vena dalam tabuh tertutup merah.

4. Pemeriksaan Urobilinogen (feses)Tujuan : membantu dalam menentukan kerusakan hati.Pada keadaam normal bilirubin tidak ada pada feses, kecuali pada bayi yang baru lahir. Keadaan abnormal jika terjadi diare berat.5. Pemeriksaan Bilirubin (urine)Tujuan : untuk mendeteksi kelainan pada hatiProsedur : Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman Lakukan uji bilirubin urine dalam 1 jam. Jauhkan urine dari sinar ultraviolet.6. Pemeriksaan Makroskopis Tinja Jumlah : 100-200gr/ hari Frekuensi : 1-2 kali/hari Warna : Kuning tua atau coklat Konsistensi : berbentuk dan lunak Tidak mengandung lendir, darah, dan pus

7. Pemeriksaan Mikroskopis Tinja Eritrosit : normal ada di dalam feses Leukosit : normal tidak ada Sisa makanan : serat daging, tumbuhan, butir lemak Kristal : normal (calcium oksalat, tripel fosfat), abnormal (hematoidin, kristal Charcoat Leyden) Makrofag : ukuran lebih besar dari leukosit, berinti satu, daya fagositosis9

DAFTAR PUSTAKA1. Winami W, W dr. M. Biomed, dr.K. Kindangen,dr. Y. Inggriani, Buku Ajar Traktus Digestivus, Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2009 Edisi1.2. http://www.medicastore.com/nutracare/isi_enzym.php?isi_enzym=fisio_cerna, diunduh pada tanggal 23-juli-2009

3. http://bhebeth89.files.wordpress.com/2008/06/3.pdf4. Mexcorry S, Erma Ssi. M. Biomed, Wong Winami Wati dr., M.Biomed, Kristina Kindangen, dr., PAK, Y. Inggriani Kasim,dr., Winarsih,dr.,Sp. Bkm.,Jimmy Lumanau, dr.et.al, Bahan Kuliah Blok 9 Digestivus-1, Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, 20095. Wibawani, Ninik,dr., Johannes Goenawan,dr., Adelina Simamora, SSi.,MS.,Elly Husin, Dra.,Mirza I Satriabudi, dr.,Herawati Sudono, dr., et. al. Bahan Kuliah Blok 7 Sistem Respirasi 1, Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, 20096. Eroschenko P.Victor. Atlas Histologi Edisi 9. Penerjemah: Jan Tambayong. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2003.

7. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC 20018. Kurnia Nah, Yasavati dr., MS., Mardi Santoso, Dr.dr.,DTM&H.,SpPD.,KEMD, Wong Winami Wati,dr.,MBiomed., Indriani K Sumadikarya,dr.,MS, Buku Panduan Ketrampilan Medik (SKILL-LAB) Semester 2, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 20099. Lee, JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku EGC 2008.

MAKALAH KELOMPOK PBL BLOK 9

SISTEM DIGESTIVEKELOMPOK C 3 :

Nur Atikah Binti Azmi

: 102008306

Juan Rollin Manu

: 102008017

Wahyu Purbo Pangesti

: 102008030

Sucitra Setiawan

: 102008042

Samuel Amosilo Santoso Kesek

: 102008060

Sutanti

: 102008077

Stefany

: 102008111

Wignyo Wicaksono

: 102008128

Ritan Yapnita

: 102008163

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

2009

Saluran pencernaan

Pemeriksaan

Mual dan BAK warna coklat

radiologi

Laboratorium

Makrokospis

Mikrokospis

Penunjang

Fisik

Struktur

Fungsi