print bahan tut restorasi rigid.doc

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown/ mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1) Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1) Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki beberapa kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan penenlitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis. Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih baik dari restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen. (Putri Sari H. USU. 2006: 1) Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die 1

Upload: hanny-honeyy

Post on 21-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: print bahan tut restorasi rigid.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown/ mahkota.

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay

merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota

adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin

komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil

yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki

masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan

kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih

mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. (Putri

Sari H. USU. 2006: 1)

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki beberapa

kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan penenlitian Scheibenbogen-

Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas

marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.

Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih

baik dari restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan restorasi dengan

integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium.

Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen. (Putri Sari H. USU.

2006: 1)

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik

semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin

komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum

dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali

kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan

menggunakan model dari kavitas gigi yg dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan

berulang. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur yang lebih

mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi rigid teknik indirect,

celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum

penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan

menaikkan panas dan tekanan. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)

Macam- macam Restorasi Rigid

1. Inlay

Inlay adalah tumpatan rigid yg ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/

cusp.

1

Page 2: print bahan tut restorasi rigid.doc

Indikasi :

1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal

atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.

3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya

karies sekunder

Kontraindikasi :

1. frekuensi karies tinggi

2. OH pasien jelek

Gambar Outline Form

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit

1. Preparasi Kavitas

membuang semua jaringan karies atau

bahan tumpatan yang lama

preparasi dengan membentuk dinding

kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal

seluruh dinding kavitas dihaluskan

dengan dasar kavitas, semua sudut

kavitas dibuat membulat

tidak dilakukan pembuatan bevel pada

permukaan oklusal

dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm

agar di dapat kekuatan dari bahan

komposit

2. Pembuatan Inlay

secara direct

secara indirect

3. Insersi Inlay Komposit

4. Teknik Sementasi

persiapan inlay

persiapan kavitas

aplikasi semen resin

5. Penyelesaian dan Pemolesan

(http://www.researchgate.net/publication/

42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)

2. Onlay

Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.

Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau

penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan

suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD

merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi :

1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.

2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.

3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

2

Page 3: print bahan tut restorasi rigid.doc

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap fraktur

tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi

dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak. Juga

berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama

dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan

gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum,

Lloyd dkk. 1997 : 544)

Gambar Outline Form

Keterangan :

Desain kavitas (outline form)

ditentukan oleh ukuran lesi karies

oklusal.

A dan B, lesi yg besarnya kecil atau

sedang dpt ditambal dgn hanya

melakukan akses.

C, lokasi tepat mengakhiri tepi pd

lingual.

D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. tidak sesuai krn email akan mudah pecah.

E, pandangan lingual dari molar kanan atas.

F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.

G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.

H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.

I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. tidak sesuai krn tepi email cenderung hancur dan fraktur.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

Pemasangan isolator karet.

Akses ke karies

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah bur

fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.

Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kav. bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat.

Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan

terhadap kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat

dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu

gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar

sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat

3

Page 4: print bahan tut restorasi rigid.doc

keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya

sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

Pembuatan boks aproksimal

Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara

yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada

pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding

email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong

tepi gingiva. Preparasi dibuat miring 10o thd sumbu gigi dg bur fisur tunsten carbide kec. tinggi.

Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran medium

(ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk

memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dg

semen pelapik pd tahap preparasi berikutnya shg preparasi punya kemiringan yg dikehendaki.

Pembuatan bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan

rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan

di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan

dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi

retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk

preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian

restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,

mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan

tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson

halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan

mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

3. Mahkota (pasak)

Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan. Rekonstruksi kembali

gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.

Indikasi:

1. Gigi vital/ non vital

2. Sudah tidak bisa ditambal lagi

3. Karies luas smpe menghilangkan cusp gigi

4. Jaringan periodontal sehat

5. Tidak alergi pada bahan mahkota pasak

6. Gigi antagonisnya masih bagus shg tidak

menjadi iritasi pd bag mukosa palatal.

7. Retensi gigi baik -- mampu menerima

beban mahkota pasak itu sendiri

8. Akar gigi masih bagus.

Kontraindikasi:

1. Karies masih pit dan fissure

2. periodontitis kronis

3. Tidak adanya gigi antagonis

4. Gigi masih vital.4

Page 5: print bahan tut restorasi rigid.doc

5. Kondisi gigi pada lengkung rahang

Gambar Outline Form

Gambar 1.1

Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum

membuat mahkota pasak

a. Inti komposit yang ditahan dengan

pasak dentin pada gigi masih vital

b. Pasak cor dan inti

c. Pasak kawat wiptam dan inti cor

d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton

e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer

Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum

pemasangan mahkota.

Gambar 1.2 (a dan b permukaan M-D, c permukaan buko lingual)

Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dgn inti

pada gigi yg sudah dirawat saluran akar:

A preparasi saluran akar

B preparasi permukaan akar

C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti

Tahapan Preparasi Pasak :

- Pemilihan desain pasak

Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya. Dokter

gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada

gigi yang dirawat.

- Preparasi pasak

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen pada

saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar gigi,

bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk

saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan

kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan panjang

yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar untuk

ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak

akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi

saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti

mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan

konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih

dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah

terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging

(peregangan) dan fraktur akar.

- Pengambilan gutta percha5

Page 6: print bahan tut restorasi rigid.doc

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi masih ingat

betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan gutta

percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang yang

ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa

digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun

penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan

menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran

akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol adalah

kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.

- Penyelesaian ruang pasak

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe pasak

yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam pembentukannya.

Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk preparasinya,

tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-benar dan semen juga

tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila

sudah berkontak dengan pasak.

Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi

1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan

kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.

2. Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email tidak mendapat

dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

3. Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan restorasi dengan

retensi intraradikuler (pasak).

Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya

Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi restorasi mahkota.

1. Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan patah akar. Tekanan

yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.

2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota) tekanan yang diterima

akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.

3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur. Preparasi yang terlalu

lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering

mengakibatkan fraktur akar.

4. Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya dank

arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.

Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak

Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena ukurannnya yang

panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang memungkinkan

dilakukannya pencetakan saluran akar dengan panjang yang maksimum dan tepat.

1. Endopost 6

Page 7: print bahan tut restorasi rigid.doc

Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik dari ukuran

70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.

2. Endowel

Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat pada

malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang

dapat dituang dengan logam.

Macam- macam Bahan Restorasi Rigid

1. Logam Tuang

Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang logam campur

(alloy).

Indikasi:

1. Karies dalam dan besar

2. Penyangga suatu jembatan

3. Abrasi yang luas

4. Tekanan oklusal besar

5. Untuk perlindungan jaringan

periodontal

Kontraindikasi:

1. Frekuensi karies tinggi

2. Usia muda

3. Oral higien buruk

Teknik Preparasi :

- Model mlm

penuangan

Penanaman

Bumbung tuang

Bahan tanam

Logam

Api

Hasil tuangan

Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang

# Direk

- preparasi

- malam dicetakkan langsung

- pada kavitas gigi dlm mulut

- dibentuk

- ditanam

- dicor

- dicoba, poles, semen

# Indirek

- preparasi

- cetak”double impression” pd

preparasi kavitas

- model kerja “die”

- model malam

- ditanam, dicor, dituang

- dicocokkan pd model kerja

- pada px, sedikit dikoreksi saja

- baik untuk kompleks kavitas

Restorasi Tuang Inlay Direk

Indikasi:

- baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar

- untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan

- inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan

- kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam

Restorasi Tuang Onlay

Indikasi:

- preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm

- gigi post endo

- slicing pada bidang proksimal

7

Page 8: print bahan tut restorasi rigid.doc

Indikasi MOD onlay:

- kerusakan restorasi amalgam

- restorasi proksimal gigi post (kav M dan D)

- restorasi gigi post (tekanan oklusal yg

berat)

- bila restorasi perlu memasukkan bag B dan

Li

Dua macam restorasi tuang :

1. Intra koronal: Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas

2. Ektra koronal: Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)

Macam restorasi intra koronal:

Rstrsi tuang inlay→ Tek direk / ind

Restorasi tuang onlay → teknik ind

Inlay porselen → teknik indirek

Veneer → teknik indirek

Syarat Preparasi:

- Umum:

1. Outline form

2. Retention form

3. Resistence form

- Khusus:

1. Dinding kav. tegak atau divergen 3-5°

2. Tidak ada undercut

3. Bevel pada cavosurface Angle → agar

inlay dapat diburnish, mendapatkan

adaptasi yang baik

Retensi

- Utama:

Frictional retention

di dapat gesekan antara dinding kavitas.

gesekan yang besar, bias memberikan

retensi yang besar

- Tambahan:

Line Angle tajam pada alas kavitas

outline form kavitas yang sempit dan

bersudut tajam

pinhole

semen

reserve bevel di gingivo axial line angle

bevel (short) pada cavo surface line

angle

(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?

option=com_journal_review&id=5055&task=view)

2. Resin Komposit

Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan yang dipilih

tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang mengandung partikel

filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil. Penelitian membuktikan bahwa komposit

hibrida partikel sedang dengan kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun

bertahan lebih lama dari mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan

estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.

Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil sebelumnya. Komposit

mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer , dan restorasi crown penuh.

Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:

8

Page 9: print bahan tut restorasi rigid.doc

1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi. Kemudian

tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.

2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.

4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver

5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional juga mencegah

tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.

6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.

7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran metakrilat untuk

meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa silane untuk permukaan

restorasi dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix tofflemire pada gigi yang dipreparasi

untuk memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.

8. Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik, cuci selama 5 detik

dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang adekuat.

9. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.

10. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.

11. Matrix tofflemire dipindahkan

12. Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi yang tidak

disinari sebelum penempatan restorasi

13. Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan

permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.

15. Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal dan

interproksimal

16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara perlahan

17. Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.

18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik pada

setiap permukaan proksimal.

19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.

20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside

22. Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.

3. Porselen

Langkah preparasi restorasi rigid porselen:

Kunjungan Pertama

1. Tumpatan amalgam dibongkar

2. Kavitas dibersihkan

3. Preparasi kavitas

Akses Ke Karies9

Page 10: print bahan tut restorasi rigid.doc

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan

bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur

kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.

Menentukan Luas Karies

Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai

pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.

Desain Preparasi Kavitas

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama

yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal

masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada berada

pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih

dari 100, retensinya bermasalah.

Keyway

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan

dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan

daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies

aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas

dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya

sedikit membuka dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka

ketidaktepatan itu harus diperbaiki.

Boks Aproksimal

Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di

dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan

membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada

pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat

pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur

runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari

kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan

keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya

mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya

saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam

arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang

dengan bur fisur kecepatan tinggi.

Pembuangan Karies Dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,

periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut padadaerah pertautan

email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding

aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup

dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai

kemiringan yang dikehendaki.10

Page 11: print bahan tut restorasi rigid.doc

Bevel

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk

memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat

di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil

tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.

Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan

berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian

restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak

dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar

tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva

dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan

tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

4. Pola Malam

Pola malam dibuat secara:

- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.

- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali

kunjungan

5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti zinc

oksid eugenol.

Kunjungan Kedua

6. Tumpatan rigid sementara dibongkar

7. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating medium

(cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau cincin

penahan untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.

8. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk

menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.

9. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien

10. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.

11. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator

sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi

restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama

jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta

pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai

sikat.

4. Porselen Fuse to Metal

Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau sewarna dengan gigi

tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan restorasi metal restorasi cendrung kuat

namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior karena

11

Page 12: print bahan tut restorasi rigid.doc

pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik restorasi memiliki kekuatan

yanga baik dan penampilan yang diharapkan.

(gambar: mahkota porselen fuse to metal)

(gambar: onlay menggunakan porselen fuse to metal)

Perlekatan Logam pada Porselen

Dua jenis ikatan utama:

a) Chemical bonding b) Mechanical interlocking

Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal

a) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan

Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder

Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment

b) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mapping

3.2 Diagnosa Penyakit dari Pasien

Pada skenario pasien mengeluhkan gigi ngilu terkena

makanan manis dan dingin. Pemeriksaan klinis didapatkan

karies pada permukaan oklusal melibatkan pit dan fisur

meluas ke arah mesial dan kehilangan cusp buko mesial.

Dari anamnesa dan pemeriksaan

klinis disimpulkan bahwa pasien

menderita pulpitis reversible

dengan karies kelas II. Perawatan

yang akan dilakukan adalah onlay

dengan bahan porselen fuse to

metal.

Gambar. Bentuk preparasi kavitas kelas II

3.3 Definisi

Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan

gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown.

Inlay adalah restorasi porselen atau emas yang dibuat dengan proses pengecoran agar diperoleh bentuk

yang pas dengan preparasi gigi dan disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara cusp. Onlay

adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi permukaan oklusal dan atau

12

Page 13: print bahan tut restorasi rigid.doc

permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas daripada inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp. Crown

adalah penggantian sebagian atau sebagaian mahkota klinis yang disemenkan. Bisa terbuat dari logam,

plastik, porselen, atau kombinasinya.

3.4 Indikasi dan Kontraindikasi

3.4.1 Inlay

Indikasi Inlay

- Pilihan pasien.

- Sebagai perawatan utama jika emas atau

keramik pilihan restorasi dominan.

- Sebagai sandaran gigi tiruan lepasan.

- Kavitas kecil dan karies proksimal.

Kontraindikasi Inlay

- Mahal

- Adanya penyakit periodonsium

- Ada karies yg banyak dan tekanan besar

- Pada karies yg besar yang mengenai cusp

3.4.2 Onlay

Indikasi Onlay

- Abrasi gigi posterior yang luas

- Kerusakan gigi post dg tekanan yg besar

- Telah dirawat endodontik

- Memperbaiki fungsi oklusi

- Lebar isthmus > 1/3 jarak antar cusp

- Kemungkinan bisa terjadi fraktur cusp

- Pengganti restorasi amalgam yang rusak

- Restorasi gigi posterior menerima

tekanan oklusal yang kuat.

Kontraindikasi Onlay

- Karies yang sangat luas melibatkan bukal,

palatal, lingual dan oklusal.

- Mahkota klinis gigi pendek pada gigi vital

-

3.4.3 Mahkota Pasak

Indikasi Mahkota Pasak

- Gigi non vital

- Fraktur melebihi setengah mahkota klinis

- Restorasi setelah endodonti

- Kerusakan mahkota lebih dari sepertiga

bagian

- Fraktur belum sampai akar

Kontraindikasi Mahkota Pasak

- Akar terlalu pendek

- Fraktur sampai akar

- Dinding saluran akar tipis

- OH buruk

- Jaringan pendukung gigi buruk

3.5 Prinsip Preparasi

Untuk restorasi rigid prinsip preparasi idealnya :

- Melakukan preparasi, dindingnya tegak

sejajar

- Jangan sampai ada undercut

Agar tercipta kavitas yang diinginkan maka harus meminimalkan kemiringan dinding tersebut dan sudut

kemiringan diantara 2 dinding tegak berhadapan 6°. Setiap dinding tegak membuat sudut 3° dengan

aksis gigi. Jika sulit membuat sudut 3°, bisa ditoleransi hingga 5°. Namun, semakin besar sudutnya,

retensi makin kecil.

3.6 Tahapan Inlay dan Onlay

Kunjungan 113

Page 14: print bahan tut restorasi rigid.doc

- Tumpatan amalgam dibongkar

- Kavitas dibersihkan

- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay

a. Membuat outline form

b. Mengakses karies

Tahap pertama preparasi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunakan

bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup

dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.

c. Menentukan luas karies

Jika akses diperoleh, kavitas bila dilebarkan ke arah buko-palatal sampai dicapai pertautan

enamel-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah buko-palatal.

d. Keyway atau Dovetail.

Pembuatan suatu keyway merupakan hal yang lazim, karena tidak saja fisur sering perlu

diikutkan karena pertimbangan adanya karies atau tumpatan lama, melainkan juga karena

keyway memberi sumbangan besar terhadap retensi inlay dan ketahanan terhadap

kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat

dengan kemiringan minimal 10 memakai fisur bur

kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu

gigi. Lebar keyway diantara cusp merupakan daerah yang

paling sempit dan melebar ke arah yang berlawanan

dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya shingga terbentuk

seperti ekor burung dara.

e. Boks aproksimal

Kini perhatian dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus didalamkan

memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan cara preparasi untuk

amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin (DEJ).

Preparasi dibuat miring sebesar 10° dengan bur fisur kuncup tungsten carbide highspeed. Gigi

tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena

bur. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan DEJ

dari karies. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur

kecepatan tinggi.

f. Pembuangan karies dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran

medium dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah terbuang, periksalah kemungkinan

daerah undercut. Undercut pada DEJ harusnya sudah dibersihkan. Jika masih terdapat

undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut ditutup dengan pelapik semen pada

tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi memiliki kemiringan yang dikehendaki.

g. Bevel14

Page 15: print bahan tut restorasi rigid.doc

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan

rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Hal ini memungkinkan

diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang

dinilai kritis.

Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan

seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.

Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut.

- Pelapikan

Meletakkan pelapik semen pada kavitas. Semen yang biasa digunakan adalah OCE, GIC, Zinc Fosfat,

Zinc Karboksilat. Sejumlah kecil semen diambil dengan ujung sonde dan diletakkan di dinding

aksial kavitas. Semen kemudian dipadatkan pada dinding. Kelebihan semen dibuang dengan

eskavator tajam sebelum mengeras.

- Pola malam

Pembuatan pola malam terdiri dari dua cara yaitu :

a. Direct : dibuat langsung di rongga mulut pasien

Ujung malam inlay dipanaskan perlahan-lahan diatas lampu bunsen. Ketika malam

melunak, malam dimanipulasi oleh jari operator. Ujung malam dipotong dengan pengukir

Le Cron dan diletakkan diatas jari operator dan silewatkan sebentar diatas nyala api

sebelum dibawa ke mulut pasien. Malam akan mengeras karena mendingin dengan cepat.

Andaikata malam tidak mengisi seluruh kavitas, pola malam harus diangkat semuanya dan

diganti baru.

b. Indirect : dibuat di laboratorium

- Restorasi rigid sementara

Selama menunggu selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang dengan tujuan untuk

mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi. Bahan untuk restorasi sementara

hendaknya mudah digunakan, efektif, tidak iritan, dan murah harganya. Bahan yang banyak

dipakai adalah Protemp, suatu bahan resin bis-akril.

Kunjungan 2

- Restorasi rigid sementara dibongkar

- Trial Onlay atau Inlay

Pada tahap ini, pas tidaknya restorasi harus dinilai; kalau banyak kekurangan maka inlay atau

onlay perlu diulang. Sedangkan hasil tuangan yang berlebih dapat dipotong dan disesuaikan.

Pemeriksaan oklusi harus mencakup keprematuran dalam oklusi antar cusp. Setiap keprematuran

harus dibuang karena walaupun pada tahap laboratorium telah dilakukan dengan benar tetapi

biasanya masih ada penyesuaian klinik yang minimal.

- Penyemenan

Permukaan dalam inlay atau onlay dibersihkan dari bubuk poles atau debris lainnya kemudian

dikeringkan. Semen perekat dituangkan ke atas kaca pengaduk dan dicampur sesuai aturan

15

Page 16: print bahan tut restorasi rigid.doc

pabriknya. Campuran semen dilapiskan ke permukaan dalam inlay atau inlay lalu ke dinding-

dinding kavitas.

- Aplikasi Inlay atau Onlay

Inlay atau onlay kemudian diaplikasikan dan tekan menggunakan burnisher. Kelebihan semen

dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dan dibersihkan dengan escavator.

- Finishing dan Polishing

Permukaan oklusal kemudian dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat,

akhirnya dengan menggunakan whiting pada bur karet supaya kilatnya sempurna. Tepi-tepi

restorasi dipernish kembali.

a. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid secara umum:

Indikasi :

o Kegagalan pada restorasi plastis sebelumnya

o Jika jaringan yang sehat tersisa sedikit

o Bila gigi tsb akan jd abutment suatu jembatan

o Mahkota klinis pendek

o Tekanan oklusal besar

Kontraindikasi :

o Tingkat karies yang tinggi

o Oral hygine pasien buruk

Indikasi inlay:

o Kavitas di antara tonjol gigi

Indikasi onlay:

o Kavitas melibatkan lebih dari 1 tonjol gigi

b. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid logam:

Indikasi :

o Kavitas besar

o Apabila gigi tsb akan jadi rest seat gigi tiruan

o Pasien mampu secara sosial ekonomi

Kontraindikasi:

o OH pasien jelek

o Gigi sekitarnya dan gigi antagonisnya juga

menggunakan logam (efek galvanis)

c. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid porselen:

Indikasi :

o Px utamakan estetika

o Kelas IV black

o Pasien mampu secara sosial ekonomi

Kontraindikasi :

o OH buruk

o Tingkat karies yang tinggi

o Pasien dengan kebiasaan bruksism

d. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid komposit:

Indikasi :

o Untuk kavitas yang tidak luas

o Kelas IV black

o Px mau murah dgn estetik yang baik

Kontraindikasi:

o OH jelek

o Tingkat Karies tinggi

16

Page 17: print bahan tut restorasi rigid.doc

e. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid porselen fused to metal:

Indikasi:

o Pasien menginginkan restorasi yang kuat

namun estetik yang baik

o Beban kunyak besar

Kontraindikasi:

o Pasien dengan alergi logam

o Pasien bruxism

o OH hygine jelek

Kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan restorasi rigid :

a. Logam

Kelebihan: murah, kekuatan tarik dan kekuatan tekan besar, tidak mudah retak.

Kekurangan: estetika kurang karena tidak sewarna dengan gigi

b. Porselen

Kelebihan : estetik bagus (sewarna dengan gigi), toleransi terhadap jaringan lunak bagus, tidak

korosi, tidak larus dalam saliva, kekuatan tekan tinggi.

Kekurangan :

o Biaya mahal

o Kekuatan tarik jelek

c. Komposit

Kelebihan: adaptasi marginal tinggi (meminimalisir kebocoran tepi), lebih murah daripada inlay

porselen, estetik baik, kekuatan baik.

Kekurangan : kekuatan tekan rendah, tidak cocok untuk kavitas yang besar.

d. Porselen fused to metal

Kelebihan : kekuatan baik dan estetik bagus,

Kekurangan : biaya mahal, menimbulkan reaksi alergi, reaksi mekanis

Tahapan perawatan tumpatan inlay secara umum:

Teknik direct:

Kunjungan pertama:

1. membongkar tumpatan amalgam pasien

2. membersihkan karies permukaan,

3. melakukan preparasi,

4. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,

5. mencetak pasien dengan malam inlay,

6. memberi tumpatan sementara pada kavitas,

7. pasien diinstruksikan pulang dan kembali lagi

untuk pemasangan inlay.

8. tahap laboratoris

Kunjungan kedua:

1. tumpatan sementara dibuka,

2. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,

3. uji coba inlay ke pasien (memperhatikan adaptasi

[adaptasi kerapatan tepi antara jaringan gigi

dengan inlay] , kontak premature, dll),

4. jika sudah pas, dilakukan penyemenan,

5. inlay diletakkan di kavitas,

6. membersihkan sisa semen yang berlebih,

7. finishing dan polishing.

Teknik indirect:

Kunjungan pertama:

1. membongkar tumpatan amalgam pasien,

2. membersihkan karies permukaan,

3. melakukan preparasi,

17

Page 18: print bahan tut restorasi rigid.doc

4. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,

5. mencetak pasien dengan double impresion,

6. membuat model kerja,

7. mencetak px dg malam inlay pada model kerja,

8. memberi tumpatan sementara pada pasien,

9. pasien diinstruksikan pulang dan kembali lagi

untuk pemasangan inlay.

10. tahap laboratoris

Kunjungan kedua:

1. tumpatan sementara dibuka,

2. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,

3. uji coba inlay ke pasien (memperhatikan adaptasi

[adaptasi kerapatan tepi antara jaringan gigi

dengan inlay] , kontak premature, dll),

4. jika sudah pas, dilakukan penyemenan,

5. inlay diletakkan di kavitas,

6. membersihkan sisa semen yang berlebih,

7. finishing dan polishing.

ADA Council on Scientific Affairs. Direct and indirect restorative materials. JADA. 2003 ; 134 : 463-73.

Harty F, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit EGC, 1993:

81-2, 216.

18