print bahan tut restorasi rigid.doc
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown/ mahkota.
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay
merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota
adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin
komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil
yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki
masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan
kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih
mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. (Putri
Sari H. USU. 2006: 1)
Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki beberapa
kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan penenlitian Scheibenbogen-
Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas
marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.
Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih
baik dari restorasi plastis komposit. Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan restorasi dengan
integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium.
Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen. (Putri Sari H. USU.
2006: 1)
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik
semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin
komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum
dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali
kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.
Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan
menggunakan model dari kavitas gigi yg dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan
berulang. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur yang lebih
mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi rigid teknik indirect,
celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum
penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan
menaikkan panas dan tekanan. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)
Macam- macam Restorasi Rigid
1. Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yg ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/
cusp.
1
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay bukal
atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya
karies sekunder
Kontraindikasi :
1. frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
Gambar Outline Form
Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit
1. Preparasi Kavitas
membuang semua jaringan karies atau
bahan tumpatan yang lama
preparasi dengan membentuk dinding
kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal
seluruh dinding kavitas dihaluskan
dengan dasar kavitas, semua sudut
kavitas dibuat membulat
tidak dilakukan pembuatan bevel pada
permukaan oklusal
dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm
agar di dapat kekuatan dari bahan
komposit
2. Pembuatan Inlay
secara direct
secara indirect
3. Insersi Inlay Komposit
4. Teknik Sementasi
persiapan inlay
persiapan kavitas
aplikasi semen resin
5. Penyelesaian dan Pemolesan
(http://www.researchgate.net/publication/
42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)
2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau
penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan
suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD
merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
2
Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap fraktur
tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi
dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak. Juga
berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal. Ciri-ciri utama
dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan
gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum,
Lloyd dkk. 1997 : 544)
Gambar Outline Form
Keterangan :
Desain kavitas (outline form)
ditentukan oleh ukuran lesi karies
oklusal.
A dan B, lesi yg besarnya kecil atau
sedang dpt ditambal dgn hanya
melakukan akses.
C, lokasi tepat mengakhiri tepi pd
lingual.
D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. tidak sesuai krn email akan mudah pecah.
E, pandangan lingual dari molar kanan atas.
F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.
G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.
H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.
I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. tidak sesuai krn tepi email cenderung hancur dan fraktur.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
Tahapan Preparasi Onlay:
Langkah-langkah preparasi onlay adalah:
Pemasangan isolator karet.
Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.
Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kav. bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat.
Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan
terhadap kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat
dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu
gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar
sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat
3
keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya
sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada
pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong
tepi gingiva. Preparasi dibuat miring 10o thd sumbu gigi dg bur fisur tunsten carbide kec. tinggi.
Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran medium
(ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk
memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dg
semen pelapik pd tahap preparasi berikutnya shg preparasi punya kemiringan yg dikehendaki.
Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan
rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan
di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan
dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi
retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk
preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian
restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,
mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan
tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson
halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan
mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
3. Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan. Rekonstruksi kembali
gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies luas smpe menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus shg tidak
menjadi iritasi pd bag mukosa palatal.
7. Retensi gigi baik -- mampu menerima
beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:
1. Karies masih pit dan fissure
2. periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis
4. Gigi masih vital.4
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang
Gambar Outline Form
Gambar 1.1
Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum
membuat mahkota pasak
a. Inti komposit yang ditahan dengan
pasak dentin pada gigi masih vital
b. Pasak cor dan inti
c. Pasak kawat wiptam dan inti cor
d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton
e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer
Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum
pemasangan mahkota.
Gambar 1.2 (a dan b permukaan M-D, c permukaan buko lingual)
Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dgn inti
pada gigi yg sudah dirawat saluran akar:
A preparasi saluran akar
B preparasi permukaan akar
C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti
Tahapan Preparasi Pasak :
- Pemilihan desain pasak
Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya. Dokter
gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada
gigi yang dirawat.
- Preparasi pasak
Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen pada
saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar gigi,
bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan bentuk
saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai dengan
kebutuhan retensi inti.
Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan panjang
yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar untuk
ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak
akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi
saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti
mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan
konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih
dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah
terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging
(peregangan) dan fraktur akar.
- Pengambilan gutta percha5
Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi masih ingat
betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.
Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan gutta
percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang yang
ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa
digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun
penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan
menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran
akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau eucaliptol adalah
kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.
- Penyelesaian ruang pasak
Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe pasak
yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam pembentukannya.
Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk preparasinya,
tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-benar dan semen juga
tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila
sudah berkontak dengan pasak.
Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi
1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan
kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.
2. Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email tidak mendapat
dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.
3. Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan restorasi dengan
retensi intraradikuler (pasak).
Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya
Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi restorasi mahkota.
1. Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan patah akar. Tekanan
yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.
2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota) tekanan yang diterima
akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.
3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur. Preparasi yang terlalu
lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering
mengakibatkan fraktur akar.
4. Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya dank
arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.
Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak
Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena ukurannnya yang
panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang memungkinkan
dilakukannya pencetakan saluran akar dengan panjang yang maksimum dan tepat.
1. Endopost 6
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik dari ukuran
70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.
2. Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat pada
malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang
dapat dituang dengan logam.
Macam- macam Bahan Restorasi Rigid
1. Logam Tuang
Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang logam campur
(alloy).
Indikasi:
1. Karies dalam dan besar
2. Penyangga suatu jembatan
3. Abrasi yang luas
4. Tekanan oklusal besar
5. Untuk perlindungan jaringan
periodontal
Kontraindikasi:
1. Frekuensi karies tinggi
2. Usia muda
3. Oral higien buruk
Teknik Preparasi :
- Model mlm
penuangan
Penanaman
Bumbung tuang
Bahan tanam
Logam
Api
Hasil tuangan
Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang
# Direk
- preparasi
- malam dicetakkan langsung
- pada kavitas gigi dlm mulut
- dibentuk
- ditanam
- dicor
- dicoba, poles, semen
# Indirek
- preparasi
- cetak”double impression” pd
preparasi kavitas
- model kerja “die”
- model malam
- ditanam, dicor, dituang
- dicocokkan pd model kerja
- pada px, sedikit dikoreksi saja
- baik untuk kompleks kavitas
Restorasi Tuang Inlay Direk
Indikasi:
- baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar
- untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan
- inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan
- kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam
Restorasi Tuang Onlay
Indikasi:
- preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm
- gigi post endo
- slicing pada bidang proksimal
7
Indikasi MOD onlay:
- kerusakan restorasi amalgam
- restorasi proksimal gigi post (kav M dan D)
- restorasi gigi post (tekanan oklusal yg
berat)
- bila restorasi perlu memasukkan bag B dan
Li
Dua macam restorasi tuang :
1. Intra koronal: Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas
2. Ektra koronal: Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)
Macam restorasi intra koronal:
Rstrsi tuang inlay→ Tek direk / ind
Restorasi tuang onlay → teknik ind
Inlay porselen → teknik indirek
Veneer → teknik indirek
Syarat Preparasi:
- Umum:
1. Outline form
2. Retention form
3. Resistence form
- Khusus:
1. Dinding kav. tegak atau divergen 3-5°
2. Tidak ada undercut
3. Bevel pada cavosurface Angle → agar
inlay dapat diburnish, mendapatkan
adaptasi yang baik
Retensi
- Utama:
Frictional retention
di dapat gesekan antara dinding kavitas.
gesekan yang besar, bias memberikan
retensi yang besar
- Tambahan:
Line Angle tajam pada alas kavitas
outline form kavitas yang sempit dan
bersudut tajam
pinhole
semen
reserve bevel di gingivo axial line angle
bevel (short) pada cavo surface line
angle
(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?
option=com_journal_review&id=5055&task=view)
2. Resin Komposit
Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid
Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan yang dipilih
tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.
Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang mengandung partikel
filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil. Penelitian membuktikan bahwa komposit
hibrida partikel sedang dengan kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun
bertahan lebih lama dari mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan
estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.
Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil sebelumnya. Komposit
mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer , dan restorasi crown penuh.
Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit
Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:
8
1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi. Kemudian
tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.
3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.
4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver
5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional juga mencegah
tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.
6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.
7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran metakrilat untuk
meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa silane untuk permukaan
restorasi dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix tofflemire pada gigi yang dipreparasi
untuk memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.
8. Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik, cuci selama 5 detik
dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang adekuat.
9. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
10. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
11. Matrix tofflemire dipindahkan
12. Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi yang tidak
disinari sebelum penempatan restorasi
13. Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan
permukaan dalam restorasi dengan srynge.
14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.
15. Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal dan
interproksimal
16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara perlahan
17. Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.
18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik pada
setiap permukaan proksimal.
19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.
20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.
21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside
22. Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.
3. Porselen
Langkah preparasi restorasi rigid porselen:
Kunjungan Pertama
1. Tumpatan amalgam dibongkar
2. Kavitas dibersihkan
3. Preparasi kavitas
Akses Ke Karies9
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan
bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur
kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai
pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.
Desain Preparasi Kavitas
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama
yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal
masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada berada
pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih
dari 100, retensinya bermasalah.
Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan
dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan
daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies
aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas
dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya
sedikit membuka dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka
ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di
dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan
membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada
pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat
pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari
kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan
keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya
mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya
saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam
arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang
dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Pembuangan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,
periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut padadaerah pertautan
email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding
aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup
dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai
kemiringan yang dikehendaki.10
Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk
memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat
di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil
tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.
Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan
berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian
restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak
dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar
tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva
dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan
tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
4. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali
kunjungan
5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti zinc
oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
6. Tumpatan rigid sementara dibongkar
7. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating medium
(cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau cincin
penahan untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
8. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk
menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.
9. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
10. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.
11. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator
sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi
restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama
jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta
pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai
sikat.
4. Porselen Fuse to Metal
Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau sewarna dengan gigi
tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan restorasi metal restorasi cendrung kuat
namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior karena
11
pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik restorasi memiliki kekuatan
yanga baik dan penampilan yang diharapkan.
(gambar: mahkota porselen fuse to metal)
(gambar: onlay menggunakan porselen fuse to metal)
Perlekatan Logam pada Porselen
Dua jenis ikatan utama:
a) Chemical bonding b) Mechanical interlocking
Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal
a) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan
Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder
Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment
b) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mapping
3.2 Diagnosa Penyakit dari Pasien
Pada skenario pasien mengeluhkan gigi ngilu terkena
makanan manis dan dingin. Pemeriksaan klinis didapatkan
karies pada permukaan oklusal melibatkan pit dan fisur
meluas ke arah mesial dan kehilangan cusp buko mesial.
Dari anamnesa dan pemeriksaan
klinis disimpulkan bahwa pasien
menderita pulpitis reversible
dengan karies kelas II. Perawatan
yang akan dilakukan adalah onlay
dengan bahan porselen fuse to
metal.
Gambar. Bentuk preparasi kavitas kelas II
3.3 Definisi
Restorasi Rigid adalah restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan
gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown.
Inlay adalah restorasi porselen atau emas yang dibuat dengan proses pengecoran agar diperoleh bentuk
yang pas dengan preparasi gigi dan disemenkan ke dalam kavitas dan ditempatkan diantara cusp. Onlay
adalah tuangan logam atau akrilik yang dirancang untuk menutupi permukaan oklusal dan atau
12
permukaan gigi. Rekonstruksi gigi lebih luas daripada inlay, yaitu meliputi 2 atau lebih cusp. Crown
adalah penggantian sebagian atau sebagaian mahkota klinis yang disemenkan. Bisa terbuat dari logam,
plastik, porselen, atau kombinasinya.
3.4 Indikasi dan Kontraindikasi
3.4.1 Inlay
Indikasi Inlay
- Pilihan pasien.
- Sebagai perawatan utama jika emas atau
keramik pilihan restorasi dominan.
- Sebagai sandaran gigi tiruan lepasan.
- Kavitas kecil dan karies proksimal.
Kontraindikasi Inlay
- Mahal
- Adanya penyakit periodonsium
- Ada karies yg banyak dan tekanan besar
- Pada karies yg besar yang mengenai cusp
3.4.2 Onlay
Indikasi Onlay
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Kerusakan gigi post dg tekanan yg besar
- Telah dirawat endodontik
- Memperbaiki fungsi oklusi
- Lebar isthmus > 1/3 jarak antar cusp
- Kemungkinan bisa terjadi fraktur cusp
- Pengganti restorasi amalgam yang rusak
- Restorasi gigi posterior menerima
tekanan oklusal yang kuat.
Kontraindikasi Onlay
- Karies yang sangat luas melibatkan bukal,
palatal, lingual dan oklusal.
- Mahkota klinis gigi pendek pada gigi vital
-
3.4.3 Mahkota Pasak
Indikasi Mahkota Pasak
- Gigi non vital
- Fraktur melebihi setengah mahkota klinis
- Restorasi setelah endodonti
- Kerusakan mahkota lebih dari sepertiga
bagian
- Fraktur belum sampai akar
Kontraindikasi Mahkota Pasak
- Akar terlalu pendek
- Fraktur sampai akar
- Dinding saluran akar tipis
- OH buruk
- Jaringan pendukung gigi buruk
3.5 Prinsip Preparasi
Untuk restorasi rigid prinsip preparasi idealnya :
- Melakukan preparasi, dindingnya tegak
sejajar
- Jangan sampai ada undercut
Agar tercipta kavitas yang diinginkan maka harus meminimalkan kemiringan dinding tersebut dan sudut
kemiringan diantara 2 dinding tegak berhadapan 6°. Setiap dinding tegak membuat sudut 3° dengan
aksis gigi. Jika sulit membuat sudut 3°, bisa ditoleransi hingga 5°. Namun, semakin besar sudutnya,
retensi makin kecil.
3.6 Tahapan Inlay dan Onlay
Kunjungan 113
- Tumpatan amalgam dibongkar
- Kavitas dibersihkan
- Preparasi untuk tempat inlay atau onlay
a. Membuat outline form
b. Mengakses karies
Tahap pertama preparasi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunakan
bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup
dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
c. Menentukan luas karies
Jika akses diperoleh, kavitas bila dilebarkan ke arah buko-palatal sampai dicapai pertautan
enamel-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah buko-palatal.
d. Keyway atau Dovetail.
Pembuatan suatu keyway merupakan hal yang lazim, karena tidak saja fisur sering perlu
diikutkan karena pertimbangan adanya karies atau tumpatan lama, melainkan juga karena
keyway memberi sumbangan besar terhadap retensi inlay dan ketahanan terhadap
kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat
dengan kemiringan minimal 10 memakai fisur bur
kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu
gigi. Lebar keyway diantara cusp merupakan daerah yang
paling sempit dan melebar ke arah yang berlawanan
dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya shingga terbentuk
seperti ekor burung dara.
e. Boks aproksimal
Kini perhatian dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus didalamkan
memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan cara preparasi untuk
amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin (DEJ).
Preparasi dibuat miring sebesar 10° dengan bur fisur kuncup tungsten carbide highspeed. Gigi
tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena
bur. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan DEJ
dari karies. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur
kecepatan tinggi.
f. Pembuangan karies dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran
medium dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah terbuang, periksalah kemungkinan
daerah undercut. Undercut pada DEJ harusnya sudah dibersihkan. Jika masih terdapat
undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut ditutup dengan pelapik semen pada
tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi memiliki kemiringan yang dikehendaki.
g. Bevel14
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan
rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Hal ini memungkinkan
diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang
dinilai kritis.
Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan
seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.
Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut.
- Pelapikan
Meletakkan pelapik semen pada kavitas. Semen yang biasa digunakan adalah OCE, GIC, Zinc Fosfat,
Zinc Karboksilat. Sejumlah kecil semen diambil dengan ujung sonde dan diletakkan di dinding
aksial kavitas. Semen kemudian dipadatkan pada dinding. Kelebihan semen dibuang dengan
eskavator tajam sebelum mengeras.
- Pola malam
Pembuatan pola malam terdiri dari dua cara yaitu :
a. Direct : dibuat langsung di rongga mulut pasien
Ujung malam inlay dipanaskan perlahan-lahan diatas lampu bunsen. Ketika malam
melunak, malam dimanipulasi oleh jari operator. Ujung malam dipotong dengan pengukir
Le Cron dan diletakkan diatas jari operator dan silewatkan sebentar diatas nyala api
sebelum dibawa ke mulut pasien. Malam akan mengeras karena mendingin dengan cepat.
Andaikata malam tidak mengisi seluruh kavitas, pola malam harus diangkat semuanya dan
diganti baru.
b. Indirect : dibuat di laboratorium
- Restorasi rigid sementara
Selama menunggu selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang dengan tujuan untuk
mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi. Bahan untuk restorasi sementara
hendaknya mudah digunakan, efektif, tidak iritan, dan murah harganya. Bahan yang banyak
dipakai adalah Protemp, suatu bahan resin bis-akril.
Kunjungan 2
- Restorasi rigid sementara dibongkar
- Trial Onlay atau Inlay
Pada tahap ini, pas tidaknya restorasi harus dinilai; kalau banyak kekurangan maka inlay atau
onlay perlu diulang. Sedangkan hasil tuangan yang berlebih dapat dipotong dan disesuaikan.
Pemeriksaan oklusi harus mencakup keprematuran dalam oklusi antar cusp. Setiap keprematuran
harus dibuang karena walaupun pada tahap laboratorium telah dilakukan dengan benar tetapi
biasanya masih ada penyesuaian klinik yang minimal.
- Penyemenan
Permukaan dalam inlay atau onlay dibersihkan dari bubuk poles atau debris lainnya kemudian
dikeringkan. Semen perekat dituangkan ke atas kaca pengaduk dan dicampur sesuai aturan
15
pabriknya. Campuran semen dilapiskan ke permukaan dalam inlay atau inlay lalu ke dinding-
dinding kavitas.
- Aplikasi Inlay atau Onlay
Inlay atau onlay kemudian diaplikasikan dan tekan menggunakan burnisher. Kelebihan semen
dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dan dibersihkan dengan escavator.
- Finishing dan Polishing
Permukaan oklusal kemudian dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat,
akhirnya dengan menggunakan whiting pada bur karet supaya kilatnya sempurna. Tepi-tepi
restorasi dipernish kembali.
a. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid secara umum:
Indikasi :
o Kegagalan pada restorasi plastis sebelumnya
o Jika jaringan yang sehat tersisa sedikit
o Bila gigi tsb akan jd abutment suatu jembatan
o Mahkota klinis pendek
o Tekanan oklusal besar
Kontraindikasi :
o Tingkat karies yang tinggi
o Oral hygine pasien buruk
Indikasi inlay:
o Kavitas di antara tonjol gigi
Indikasi onlay:
o Kavitas melibatkan lebih dari 1 tonjol gigi
b. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid logam:
Indikasi :
o Kavitas besar
o Apabila gigi tsb akan jadi rest seat gigi tiruan
o Pasien mampu secara sosial ekonomi
Kontraindikasi:
o OH pasien jelek
o Gigi sekitarnya dan gigi antagonisnya juga
menggunakan logam (efek galvanis)
c. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid porselen:
Indikasi :
o Px utamakan estetika
o Kelas IV black
o Pasien mampu secara sosial ekonomi
Kontraindikasi :
o OH buruk
o Tingkat karies yang tinggi
o Pasien dengan kebiasaan bruksism
d. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid komposit:
Indikasi :
o Untuk kavitas yang tidak luas
o Kelas IV black
o Px mau murah dgn estetik yang baik
Kontraindikasi:
o OH jelek
o Tingkat Karies tinggi
16
e. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid porselen fused to metal:
Indikasi:
o Pasien menginginkan restorasi yang kuat
namun estetik yang baik
o Beban kunyak besar
Kontraindikasi:
o Pasien dengan alergi logam
o Pasien bruxism
o OH hygine jelek
Kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan restorasi rigid :
a. Logam
Kelebihan: murah, kekuatan tarik dan kekuatan tekan besar, tidak mudah retak.
Kekurangan: estetika kurang karena tidak sewarna dengan gigi
b. Porselen
Kelebihan : estetik bagus (sewarna dengan gigi), toleransi terhadap jaringan lunak bagus, tidak
korosi, tidak larus dalam saliva, kekuatan tekan tinggi.
Kekurangan :
o Biaya mahal
o Kekuatan tarik jelek
c. Komposit
Kelebihan: adaptasi marginal tinggi (meminimalisir kebocoran tepi), lebih murah daripada inlay
porselen, estetik baik, kekuatan baik.
Kekurangan : kekuatan tekan rendah, tidak cocok untuk kavitas yang besar.
d. Porselen fused to metal
Kelebihan : kekuatan baik dan estetik bagus,
Kekurangan : biaya mahal, menimbulkan reaksi alergi, reaksi mekanis
Tahapan perawatan tumpatan inlay secara umum:
Teknik direct:
Kunjungan pertama:
1. membongkar tumpatan amalgam pasien
2. membersihkan karies permukaan,
3. melakukan preparasi,
4. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,
5. mencetak pasien dengan malam inlay,
6. memberi tumpatan sementara pada kavitas,
7. pasien diinstruksikan pulang dan kembali lagi
untuk pemasangan inlay.
8. tahap laboratoris
Kunjungan kedua:
1. tumpatan sementara dibuka,
2. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,
3. uji coba inlay ke pasien (memperhatikan adaptasi
[adaptasi kerapatan tepi antara jaringan gigi
dengan inlay] , kontak premature, dll),
4. jika sudah pas, dilakukan penyemenan,
5. inlay diletakkan di kavitas,
6. membersihkan sisa semen yang berlebih,
7. finishing dan polishing.
Teknik indirect:
Kunjungan pertama:
1. membongkar tumpatan amalgam pasien,
2. membersihkan karies permukaan,
3. melakukan preparasi,
17
4. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,
5. mencetak pasien dengan double impresion,
6. membuat model kerja,
7. mencetak px dg malam inlay pada model kerja,
8. memberi tumpatan sementara pada pasien,
9. pasien diinstruksikan pulang dan kembali lagi
untuk pemasangan inlay.
10. tahap laboratoris
Kunjungan kedua:
1. tumpatan sementara dibuka,
2. membersihkan kavitas dan mengeringkannya,
3. uji coba inlay ke pasien (memperhatikan adaptasi
[adaptasi kerapatan tepi antara jaringan gigi
dengan inlay] , kontak premature, dll),
4. jika sudah pas, dilakukan penyemenan,
5. inlay diletakkan di kavitas,
6. membersihkan sisa semen yang berlebih,
7. finishing dan polishing.
ADA Council on Scientific Affairs. Direct and indirect restorative materials. JADA. 2003 ; 134 : 463-73.
Harty F, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit EGC, 1993:
81-2, 216.
18