restorasi rcr

22
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TEORI SINGKAT Resin Komposit adalah bahan restorasi yang mengandung 3 komponen utama, yaitu matriks organik, partikel pengisi (filler), dan coupling agent, dengan komponen tambahan lainnya seperti inisiator-akselerator dan pigmen. Resin komposit merupakan gabungan material organik dan anorganik. Sifat-sifat Resin Komposit Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain: 1. Warna Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin. 2. Strength Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda. 3. Setting

Upload: achmadarifin

Post on 29-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fsfdggregdfgndfdfggrdghrsdgdfgdfgdfgdgddsdfgdhdhffdfg sfgfdg dfgsdrgrrsg sahaad

TRANSCRIPT

Page 1: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TEORI SINGKAT

Resin Komposit adalah bahan restorasi yang mengandung 3 komponen utama, yaitu

matriks organik, partikel pengisi (filler), dan coupling agent, dengan komponen tambahan

lainnya seperti inisiator-akselerator dan pigmen. Resin komposit merupakan gabungan

material organik dan anorganik.

Sifat-sifat Resin Komposit

Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga

memiliki sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:

1. Warna

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi

tetapi sensitive pada penodaan. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit

kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat

menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan

warna email dan dentin.

2. Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal

ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.

Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.

3. Setting

Page 2: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 2

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu

yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured

dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yangdiaktifkan secara

kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.

Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam

tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.

4. Adhesi

Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak

disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.Resin ko

mposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara.

Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa.

Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta

retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan

antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan

resin komposit tersebut (dentin bonding agent).

5. Kekuatan dan keausan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan

resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya

digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.Akan tetapi memiliki derajat

keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga

akhirnya filler lepas.

6. Knop hardness

Page 3: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 3

Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin

komposit memiliki knop hardness 22-80 kg/mm2. Dimana lebih rendah dibandingkan email

343 kg/mm2 dan amalgam 110 kg/mm2.

Keuntungan dan kerugian resin komposit

Keuntungan

1) Mempunyai estetik yang baik

2) Mempunyai konduktivitas termal yang rendah

3) Tidak menimbulkan reaksi galvanism

4) Melindungi struktur gigi yang tersisa

5) Sebagai alternative bagi yang alergi terhadap amalgam

Kerugian

1) Polymerization shrinkage

2) Menyerap air

3) Marginal leakage

Komposisi

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama

yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut,

beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan.

Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi

anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukanuntuk polimerisasi resin.

Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra

violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon).

Page 4: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 4

Komponen-komponen tersebut diantaranya:

Resin Matriks, Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan

diakrilat aromatik atau alipatik.Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane

Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan

Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit

Gambar 1.Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA

digunakan sebagai pengencer.

Page 5: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 5

Partikel Bahan Pengisi (filler), Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks

secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah

resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan

sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor

penting lainnya Yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan

pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.

Bahan Pengikat (coupling agent), Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel

bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat

mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan

ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan

pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi

silane) (Gambar 2).Zirconates dan titanates juga sering digunakan.

Gambar 2.3-methacryloxypropyltrimethoxysilane.

Fungsi bagi coupling agent adalah:

Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin

Page 6: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 6

Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin

Gambar 3. Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent.

Bahan Penghambat Polimerisasi, Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi

dini.Monomer dimethacrylate dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan

bahan penghambat (inhibitor).Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi

bahan yang sering digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone.

Pigmen Warna, Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat

warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan

lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black

memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.

Klasifikasi Resin komposit berdasarkan:

a) Unsur/material penyusun :

Fiber Composite (Komposit Serat) : Serat didalam sebuah matrik

Particulate composite (Komposit Partikel) : Partikel didalam sebuah komposit

Flake composite (Komposit Serpihan): Serpihan dalam matrik

Page 7: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 7

Filled composite : matrik lembaran diisi dengan material kedua

Laminar composite : terdiri dari berlapis-lapis unsur penyusun

b) Distribusi unsur/material penyusun :

Unidirectional continuous: serat panjang searah/dalam satu arah

Bidirectional continuous : serat panjang dalam dua arah biasanya tegak lurus satu

sama lain.

Unidirectional discontinuous: serat pendek searah/dalam satu arah

Random discontinuous: serat pendek dengan arah acak.

c) Matriks yang digunakan:

MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)

CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic)

PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)

Berdasarkan Strukturnya:

a) Laminate

b) Sandwich

Page 8: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 8

Berdasarkan jenis penguat:

Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel

Fibre composite, penguatnya berbentuk serat

Structural composite, cara penggabungan material komposit

Berdasarkan proses polimerisasi: Chemical cured, Light cured

Berdasarkan ukuran partikel

Page 9: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 9

a. Tradisional (konvensional), Komposit ini terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran

rata-rata 10-20µm dan ukuran partikelterbesar adalah 40µm. Terdapat kekurangan pada

komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna yang pudar

disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti terlihat pada gambar.

Gambar: Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan.

a) Resin komposit microfiller, Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir

tahun 1970, yang mengandung colloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel

0.02µm dan antara ukuran 0.01-0.05µm. Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan

agar komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat licin. Ukuran

Page 10: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 10

partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan luas permukaan

filler yang besar dalam kontak dengan resin.

c) Resin komposit hybrid, Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar

dengan rata-rata berukuran 15-20µm dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal

silica, dengan ukuran partikel 0.01-0.05µm seperti terlihat pada gambar 3. Perlu

diketahui bahawa semua komposit pada masa sekarang mengandung sedikit jumlah

colloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari komposit itu.

Gambar 1.5.7.Struktur komposit hybrid

d) Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil, Untuk mendapatkan ukuran partikel

yang lebih kecil daripada sebelumnya telah dilakukan perbaikan metode dengan

cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada pengenalan komposit yang mempunyai

Page 11: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 11

partikel filler dengan ukuran partikel kurang dari 1µm, dan biasanya berukuran 0.1-

1.0µm seperti terlihat pada gambar 4, yang biasanya dikombinasi dengan colloidal

silica. Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish

permukaannya sehingga menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar.

Komposit ini dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan

kasar yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari part ikel filler.

Gambar: resin komposit partikel hybrid ukuran kecil

Page 12: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 12

Gambar 1.5.7. Perbandingan ukuran filler

Page 13: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 13

Page 14: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 14

Table Perbedaan jenis komposit

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM

2.1 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi

Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan

Komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen.Ikatan adhesive

yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat

merupakan ikatan kovalen atau ion.

Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau

retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik

oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yangmelibatkan penggunaan

skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan

gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.

Page 15: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 15

a) Teknik Etsa Asam

Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akanditambal

diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut

berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan

bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori

kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam

kavitas.

Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan

dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti

bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan

kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa

meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin

yang sederhana.

b) Bahan Bonding

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga

membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin

dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin

bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik.

Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab,

sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.

c) Bahan bonding email

Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email

terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusundari jutaan

Page 16: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 16

kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat

sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik.

Pada peisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 µm. Krital

hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak

memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air

dan material organik.Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA

yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi).

Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi

email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang

dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan

kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung

meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email.

Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama

seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding

simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

d) Bahan bonding dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh

panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks

dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air.

Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel

jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.Jumlah tubuli dentin sekitar

15-20 ribu /mm2didekat dentino enamel junction dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan

pulpa.

Page 17: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 17

Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau

kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.

Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada

dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa.

e) Perkembangan Etsa dan Bonding:

1st Generation:

Surface-active comonomer

N-phenylglycine glycidyl methacrylate (NPG-GMA)

Berkhelasi dengan kalsium gigi -> ikatan kimia tahan air

Bond strength 2-3 MPa

2st Generation :

Clearfill bond system

Material phosphate-ester

Interaksi antara gugus phosphate dengan kalsium pada smear layer

3rd Generation :

Phosphoric acid etch before phosphate ester bonding

Kekurangan : bila bonding tidak mengandung komponen hidrofilik -> bond strength

rendah dan inflamasi pulpa.

4th Generation :

Smear layer harus dihilangkan

Gel etsa yang nantinya dibilas

Page 18: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 18

Fluid bonding agent

Larutan primer yang mengandung monomer hidrofilik dalam ethanol/acethone/air

5th Generation :

Lebih sederhana

Kombinasi primer-bonding, tapi etsa tetap dipisah

2.2 Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit

Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi.

Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme

pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari

aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi

penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini

akan dibahas.

a) Tahap polimerisasi

1) Aktivator : memproduksi radikal bebas

2) Inisiasi : kombinasi radikal bebas dengan unit monomer untuk menciptakan

awal dari rantai.

3) Propagasi : penambahan unit monomer yang terus berlangsung

4) Terminasi : penghentian pertumbuhan rantai.

b) Resin Komposit yang diaktifkan dengan sinar

Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk

merangsang radikal bebas.Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet

Page 19: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 19

telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina.Sehingga diganti dengan sinar

yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru).Yang secara nyata meningkatkan kemampuan

berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.

Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam

satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator

amin, yang terdapat dalam pasta ini.Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar,

komponen tersebut tidak bereaksi.Namun, pemamparan terhadapsinar dengan panjang

gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan

amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan Fotoinisiator

yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400

dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada

dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok

untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 %

berat, yang ada dalam pasta.

Aturan Penyinaran:

Sumber sinar harus lebih besar dari pada objek yang disinari

Sinar sedekat mungkin dengan objek yang disinari

Penumpatan secara incremental

Dengan ketebalan 2mm

Page 20: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 20

1.2 TUJUAN

1. Mengerti, memahami dan bisa melakukan Restorasi Resin Komposit

2. Memahami material dan teknologi dalam restorasi resin komposit

1.3 ALAT DAN BAHAN

1. ALAT: Plastis Instrument, burnisher, Alat-Alat Standar, Model Gigi, Mikrobrush,

Three way shrynge, Alat-alat Preparasi (Contraangle Handpiece, Bur set), Visible

Light, Spuit.

2. BAHAN: Etching, Bonding, Resin Komposit (Light Cured)

1.4 PROSEDUR KERJA

1. Preparasi Kavitas Kelas I

Tentukan Out Line Form ( Kelas I Black)

Pembuangan karies menggunakan round bur kecil, dasar kavitas

melengkung sesuai dengan bentuk pulpa.

Retensi dibuat dengan membuat alur retensi di seluruh dentin sepanjang

dinding gingival menggunakan bur bulat kecil atau inverted bur dengan

kecepatan rendah.

Page 21: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 21

Semua jaringan karies di buang dan sedikit jaringan sehat, selanjutnya

kavitas dirapikan, sudut-sudut preparasi dihaluskan.

Irigasi kavitas dan kavitas siap untuk di tumpat.

Aplikasikan Etching dimulai pada permukaan enamel (pada bevel) selama

10 detik selanjutnya pada kavitas/dentin selama 10 detik ( total etching 20

detik )

Kavitas di irigasi dengan aquades selama selama 10 detik

Kavitas di kering-lembabkan (moist)

Aplikasikan bonding agent pada kavitas lalu di sinar selama 20 detik

Kavitas siap untuk ditumpat

2. Aplikasi Composite Resin

Aplikasikan Composite Resin selapis demi selapis (incremental) diikuti

dengan penyinaran selama 20 detik. Lalu bentuk anatomis dari gigi yang

ditumpat.

Permukaan tumpatan diolesi dengan vaselin, selanjutnya penghalusan

dengan bur polish.

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM

2.1 PEMBAHASAN

Page 22: restorasi RCR

Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

LAPORAN PRAKTIKUM RESTORASI COMPOSITE RESIN 22

2.2 HASIL PRAKTIKUM

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN