DESCRIPTION
jhTRANSCRIPT
Resorbsi akar patologik
1) Resorbsi interna
Resorbsi akar patologik interna merupakan indikasi adanya peradangan pada pulpa vital yang
disebabkan oleh pulpitis kronis. Resorbsi ini terjadi di dalam saluran akar dan dapat terjadi
akibat adanya trauma, karies, atau prosedur iatrogenik seperti preparasi yang salah.
2) Resorbsi eksterna
Resorbsi akar patologik eksterna terjadi di sekitar apeks gigi dan merupakan indikasi pulpa
non vital dengan peradangan yang meluas berlanjut resorbsi tulang di sekitarnya.
3) Resorbsi permukaan
Resorbsi yang terjadi secara patologis pada permukaan akar karena aktivitas osteoklas
terhadap respon dari injuri ligamen periodontal atau sementum.
4) Resorbsi akibat inflamasi
Karena infeksi jaringan pulpa yang akan merangsang aktivitas osteoklas.
5) Resorbsi akibat tekanan
Resorbsi ini terjadi misalnya pada perawatan orthodonti. Rangsangan terhadap aktivitas
osteoklas akibat tekanan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya resorbsi, tekanan
tersebut membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas dan
terbentuklah resorbsi.
6) Resorbsi sistemik
Resorbsi akibat gangguan sistemik seperti gangguan endokrin.
7) Resorbsi idiopatik
Resorbsi ini terjadi pada satu gigi atau beberapa gigi dan resorbsinya lambat, biasanya
bertahun-tahun, dan bisa terjadi cepat dan agresif melibatkan jaringan dengan jumlah besar.
b. Pulpitis
1) Pulpitis reversible
Rasa sakit yang dirasakan bila ada suatu rangsangan, dan rasa sakit itu akan hilang bila
rangsangan dihilangkan. Kondisi inflamasi pulpa dari ringan sampai sedang yang disebabkan
oleh rangsangan tetapi pulpa mampu kembali setelah rangsangan hilang.
2) Pulpitis irreversible
Nyeri spontan yang dirasakan tanpa adanya suatu rangsangan .Kondisi peradangan pulpa
yang persisten sehingga pulpa tidak bisa kembali normal. Pulpitis irreversible dibagi menjadi
3 yaitu :
§ Akut
§ Kronis
§ Eksaserbasi akut
2. Perawatan saluran akar pada pulpa gigi anak
a. Pulpotomi
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian yaitu : (1) pulpotomi vital, (2) pulpotomi devital/
mumifikasi (devitalized pulp amputatio), dan (3) pulpotomi non vital/ amputasi mortal.
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian
koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan
medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi
vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung
umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy,
1992).
Pulpotomi devital atau mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam
kamar pulpa yang sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta anti septik,
jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi
sulung dipakai pasta para formaldehid (Tarigan, 1994).
Pulpotomi non vital (mortal) adalah amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital
dan memberikan medikamen/ pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan
aseptik. Tujuan dari pulpotomi non vital adalah untuk mempertahankan gigi sulung non vital
untuk space maintainer (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992).
Kontraindikasi Pulpotomi
Secara umum kontraindikasi pulpotomi adalah sakit spontan, sakit pada amlam hari, sakit
pada perkusi, adanya pembengkakan, fistula, mobilitas patologis, resorpsi akar eksternal
patologis yang luas, resorpsi internal dalam saluran akar, radiolusensi di daerah periapikal
dan interradikular, kalsifikasi pulpa, terdapat pus atau eksudat serosa pada tempat perforasi,
dan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong (Budiyanti, 2006).
Selain itu, kontraindikasinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit
jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk,
kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi (Kennedy, 1992; Andlaw dan Rock,
1993).
Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.
a. Pulpotomi Vital
Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami infeksi namun
tetap meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar yang sehat dan vital dengan
melakukan anastesi kemudian memberikan medikamen diatas pulpa yang diamputasi
agar pulpa bagian radikuler tetap vital. Indikasi dilakukannya pulpotomi vital adalah :
a) Gigi masih didukung 2/3 akar
b) Terbukanya pulpa karena factor mekanis selama preparasi
c) Pulpa masih vital dan bebas dari supurasi atau tanda-tanda lain dari nekrosis
d) Pulpa terbuka oleh faktor mekanis atau trauma preparasi selama preparasi kavitas
yang kurang hati-hati
e) Tidak ada inflamasi pada kamar pulpa
f) Tidak ada fistula
g) Tidak ada kalsifikasi pulpa
Sedangkan untuk kontraindikasi pulpotomi vital adalah :
a) Gigi yang non vital
b) Terdapat resorbsi interna dan eksterna (apabila ada kehilangan tulang pada apeks
dan intraradikuler)
c) Dijumpai rasa sakit yang spontan atau terus menerus
d) Adanya supurasi atau tanda-tanda lain dari nekrosis
e) Sakit bila di perkusi atau dipalpasi
f) Adanya radiolusen pada daerah periapikal
g) Perdarahan yg berlebihan setelah amputasi pulpa
h) Adanya pembengkakan
Cara melakukan pulpotomi vital :
§ Melakukan anastesi
§ Jar pulpa dalam ruang pulpa diambil
§ Luka pulpa ditekan menggunakan kapas larutan formokresol krg lebih 3-5 menit
§ Diberikan pasta formokresol
§ Diberikan basis
§ Restorasi tetap menggunakan SSC ( stailess steel crown)
Dalam melakukan pulpotomi vital digunakan bahan-bahan seperti berikut :
· Decidui digunakan formokresol untuk mendisinfeksi dan mengfiksasi jaringan
pulpa. Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa akan membentuk area yang
terfiksasi dan pulpa dibawahnya tetap dalam keadaan vital.
Formula buckley (formokresol)
Bahannya : formaldehid 19 %, cresol 35%, gliserin 15%, dan aquades 100%
Formokresol berfungsi untuk membentuk zona fiksasi yg bersifat keras, tahan
terhadap autolisis, dan tahan terhadap barier
· Permanen muda menggunakan kalsium hidroksit karena bila pada decidui akan
menyebabkan resorbsi interna. Kalsium hidroksit termasuk bahan yang meningkatkan
penyembuhan pulpa. Selain kalsium hidroksit, ada juga zinc oksida eugenol
menyebabkan suatu reaksi inflammatory kronis yang resisten bila diaplikasikan pada
pulpa.
b. Pulpotomi Devital
Pengambilan jaringan pulpa yang terdapat di saluran akar yang sebelumnya
telah didevitalisasi kemudian diberi obat-obatan agar saluran akar dalam keadaan
steril.
Indikasi pulpotomi devital antara lain :
a) Gigi decidui dengan pulpa vital yang terbuka karena karies atau trauma
b) Pasien yang tidak dapat dilakukan anastesi
c) Pasien yang mengalami perdarahan abnormal seperti hemofili
Untuk kontraindikasinya adalah :
a) Infeksi periapikal
b) Apeks yang masih terbuka
Cara melakukan pulpotomi devital :
§ Pada kunjungan I
· Rontgen foto
· Karies dihilangkan
· Pasta devital paraformaldehid dengan cotton pellet diletakkan diatas pulpa
· Tutup dengan tambalan sementara
· Hindarkan tekanan pd pulpa
· Orang tua diberi tahu untuk memberikan analgesik jika timbul rasa sakit pada
malam harinya
§ Kunjungan II (Kunjungan kedua setelah 7 sampai 10 hari setelah kunjungan I)
· Tambalan sementara dibuka
· Kapas dan pasta dihilangkan
· Membuka atap pulpa
· Tutup bagian pulpa dengan campuran ZOE dan formokresol dengan perbandingan
· Tutup ruang pulpa dengan semen
· Restorasi
Bahan pengisi pulpotomi devital adalah pasta paraformaldehid.
c. Pulpotomi non vital
Amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan
medikamen atau pasta antiseptic untuk mengawetkan dalam keadaan yang aseptic.
Indikasi pulpotomi non vital hanya untuk gigi desidui yang mengalami resorbsi 1/3
akar dan gigi desidui resorbsi patologik karena abses akut
Cara melakukan pulpotomi non vital adalah :
Kunjungan I :
§ Rontgen foto di area kerja
§ Buka atap pulpa
§ Hilangkan isi ruang pulpa dengan ekscavator atau round bur yang besar sejauh
mungkin dalam sal akar
§ Bersihkan dengan aquades dan keringkan dengan kapas
§ Formokresol yang telah diencerkan atau CHKM diletakkan dengan kapas kedalam
ruang pulpa kemudian ditambal sementara
Kunjungan II (setelah 2-10 hari)
§ Periksa gigi sampai tdk ada tanda2 sakit dan infeksi
§ Buka tumpatan sementara
§ Bersihkan kavitas dankeringkan
§ Letakkan pasta ZOE dengan formokresol 1:1 dalam kamar pulpa
§ Tekan agar pasta sejauh mungkin masuk dalam saluran akar
Prosedur Perawatan Pulpotomi
Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona gigi dengan pulpa
terbuka karena karies yang sebagaian meradang, diikuti dengan peletakkan obat-obatan tepat
di atas pulpa yang terpotong. Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan
penumpatan permanen. Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan (Budiyanti, 2006).
Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan jika dibantu
dengan penggunaan anastesi lokal. Dalam hal ini tekniknya merupakan amputasi pulpa vital
(Kennedy, 1992). Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital
adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,
menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang
tersisa di saluran akar (Mathewson & Primosch,1995).
Gambar 1. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1).
Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan
ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, (5).
Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc
oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi
Sumber: Curzon et al.,1996
Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada keluhan,
tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+) dan pada gambaran radiografik
lebih baik dibandingkan dengan foto awal. Tanda pertama kegagalan perawatan adalah
terjadinya resorpsi internal pada akar yang berdekatan dengan tempat pemberian obat. Pada
keadaan lanjut diikuti dengan resorpsi eksternal (Budiyanti, 2006).
Pada molar sulung, radiolusensi berkembang di daerah apeks bifurkasi atau trifurkasi,
sedangkan pada gigi anterior di daerah apeks atau di sebelah lateral akar (Camp et al., 2002).
Apabila infeki pulpa sampai melibatkan benih gigi pengganti, atau gigi mengalami resopsi
internal atau eksternal yang luas, maka sebaiknya dicabut (Whitworth & Nunn, 1997).
Langkah – langkah pulpotomi
Pulpotomi merupakan pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di kamar pulpa dan
bagian corona meninggalkan jaringan pulpa di bagian radikuler dengan cara bedah, biasanya
diikuti dengan obat-obatan pada orifis vital. Pulpotomi dilakukan untuk menghilangkan
semua jaringan pulpa yang terinfeksi. Ada 3 macam pulpotomi, yaitu :
a. Pulpotomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan untuk
gigi sulung 4,5 :
1. Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit
saat perawatan
2. Isolasi gigi :Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi
dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.
3. Preparasi kavitas : Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh
permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.
4. Ekskavasi karies yang dalam.
5. Buang atap pulpa : Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece
berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial
dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.
6. Buang pulpa bagian korona : Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator
besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.
7. Cuci dan keringkan kamar pulpa : Semprot kamar pulpa dengan air atau saline
steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan
sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas
steril.
8. Aplikasikan formokresol. : Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol,
buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar
pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.
9. Berikan bahan antiseptik : Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol
dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang
mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di
bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya.
Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.
10. Restorasi gigi : Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal
dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota
stainless steel.
b. Pulpotomi Non Vital
Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah
untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,
menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri
yang tersisa di saluran akar8. Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa
non vital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi devital)4.
Pulpotomi mortal adalah teknik perawatan endodontik dengan cara mengamputasi
pulpa nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan penutupan saluran
akar.
Langkah-langkah perawatan pulpotomi devital :
Kunjungan pertama:
1. Siapkan instrumen dan bahan.
2. Isolasi gigi dengan rubber dam.
3. Preparasi kavitas.
4. Ekskavasi karies yang dalam.
5. Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan rendah.
6. Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar.
7. Cuci dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum
steril.
8. Letakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari kavitas.
9. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
10. Bila memakai arsen instruksikan pasien untuk kembali 1 sampai dengan 3 hari,
sedangkan jika memakai euparal instruksikan pasien untuk kembali setelah 1 minggu
Kunjungan kedua :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara : Lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital.
Bila masih vital lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa
sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya.
3. Berikan bahan antiseptik : Tekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran
akar dengan cotton pellet.
4. Aplikasi semen zinc oxide eugenol.
5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
Keuntungan dari pulpotomi
1) Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.
2) Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena
pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit.
3) Iritasi obat – obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada.
4) Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi.
Pulpa capping
Penempatan suatu material pada pulpa yang terbuka dan berdiameter kurang dari 1 mm.
Ada 2 macam pulpa capping :
1) Direct
Pemilihan bahan pada pulpa yang sudah terbuka
Indikasi :
Pulpa vital terbuka kecil seujung jarum karena kesalahan preparasi kavitas
Kontraindikasi :
Adanya rasa sakit spontan
Tanda2 kondisi patologi klinis maupun radiografis
2) Indirect
Pemberian bahan terapetik pada kavitas dalam, pulpa belum terbuka.
Tujuan : Mempertahankan pulpa tetap vital dengan membentuk dentin reparative.
Indikasi :
Karies dalam
Tanpa adanya gejala inflamasi
Kontraindikasi :
Adanya rasa sakit spontan
Pulpektomi
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.
Indikasi :
1) Gigi vital atau non vital
2) Ada tanda-tanda inflamasi
3) Pada foto rontgen akar masih utuh
4) Saluran akar terlihat jelas
5) Akar tidak membengkok
Kontra indikasi
1) Bila kelainan sudah mengenai periapikal.
2) Resorpsi akar gigi yang meluas.
3) Kesehatan umu tidak baik.
4) Pasien tidak koperatif.
5) Gigi goyang disebabkan keadaan patologis
Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya telah
mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika dibiarkan
dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi / nekrose yang akan menimbulkan
tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi masih dapat
dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi pulpa bertambah
luas.
Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor – faktor lainnya
seperti :
• Berapa lama gigi masih ada di mulut.
• Kepentingan gigi di dalam mulut (space maintainer).
• Apakah gigi masih dapat direstorasi.
• Kondisi jaringan apikal.
Teknik pulpektomi disebut partial atau total tergantung penetrasi instrumen saluran
akar.
Bahan pengisi saluran akar :
• ZnO eugenol
• Kalsium hidroksid
Syarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :
• Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.
• Tidak merusak jaringan periapikal.
• Dapat diresorpsi bila overfilling.
• Bersifat antiseptik.
• Bersifat hermetis dan radiopak.
• Mengeras dalam waktu yang lama.
• Tidak menyebabkan diskolorasi.
Hal – hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi :
• Diutamakan memakai file daripada reamer.
• Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan
(overfilling).
• Diutamakan sterilisasi dengan obat – o
Ada 3 bagian :
1) Pulpektomi vital
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.
Indikasi
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti – bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3
Teknik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies (Gambar 3-A).
4) Untuk mengangkat sisa –sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai bur besar dan
bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat
5) Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulent
6) Irigasi saluran akar dengan bahan H O 3%. Keringkan dengan gulungan
kapas kecil dan paper point. Jangan sekali – kali mengalirkan udara langsung ke saluran akar
7) Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar
diisi dngan semen zink oksid eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier dan
masukkan ke dalam ruang pulpa.
8) Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk
memadatkan semen zink oksid eugenol.
9)Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis zink okside
eugenol pada file atau paper point dan menempatkannya pada saluran akar.
Bentuklah campuran tebal zink oksid eugenol seperti cone dan padatkan pada saluran akar
dengan menggunakan gulungan kapas lembab sebagai kondensor.
10)Roentgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan zink oksid
eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, zink oksid eugenol tidak mencapai
apeks gigi, tetapi gigi - geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar permanen
pertama erupsi.
2) Pulpektomi devital
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih
dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi
- Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis
atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan
terhadap anestesi.
- Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar
– benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontra
indikasinya.
Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi yang
mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain – lain.
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Karies diangkat dengan ekskavitas atau bur dengan kecepatan rendah.
3) Letakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambalkan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari) :
1) Tambalan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar
dengan file Hedstrom pemakaian Reamer tidak dianjurkan.
2) Irigasi dengan H O 3% keringkan dengan kapas.
3) Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan ditambal sementara.
Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari) :
1) Buka tambalan sementara jika tidak ada tanda – tanda dapat dilakukan
pengisian saluran akar dengan salah satu bahan sebagai berikut :
- ZnO dan formokresol eugenol (1:1) atau ZnO formokresol, atau pasta ZnO
eugenol.
3) Pulpektomi non vital
Indikasi
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.
2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal.
3) Belum terlihat adanya fistel.
4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi-geligi
sulung.
5) Kondisi pasien baik.
6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik.
Kontra indikasi
1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes,
TBC dan lain-lain.
3) Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar
dibersihkan.
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat
dengan file Hedstrom.
5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi
tambalan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :
1) Buka tambaln sementara.
2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol
formokresol (1:1) atau ZnO dan formokresol.
3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap.
Jumlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen
dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran sakar diisi
setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang.
Tanda – tanda perawatan yang gagal
1. Resorpsi interna dari dentin
Merupakan tanda kegagalan yang sering ditemukan, hal ini
disebabkan oleh aktifitas osteoblas pada daerah amputasi pulpa yang meradang
2. Abses alveolar
Terjadi beberapa bulan setelah perawatan dan penderita tidak
menyadari hal tersebut. Karena tidak ada gejala infeksi.
3. Gigi terlalu cepat atau terlambat tanggal
Gigi infeksi kronis dapat menyebabkan gigi tanggal lebih cepat karena gigi
mengalami resorpsi tidak normal. Kemungkinan juga tanggalnya gigi
menjadi terlambat sehingga mengganggu erupsi gigi permanen
Apeksogenesis
Perawatan gigi vital dalam masa pertumbuhan untuk mendapatkan pertumbuhan selanjutnya
dan penutupan foramen apikal.
Indikasi apeksogenesis :
1) Gigi dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikalis belum sempurna tertutup
2) Pulpa bag koronal rusak tp bag radikuler masih vital
3) Korona masih dalam keadaan baik dan dapat direstorasi
Kontraindikasi apeksogenesis :
1) Ankilosis
2) Fraktur vertikal dan horizontal pada gigi
3) Gigi avulsi, replantasi, mobility tinggi
4) Karies tidak dapat ditumpat lagi
1.
DAFTAR PUSTAKA1. Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Diterjemahkan dari Handbook of Clinical Endodontics oleh E. H. Sundoro. Jakarta : Penerbit UI.2. Harty, F. J. 1993. Endodonti Klinis. Edisi Ketiga. Diterjemahkan dari Endodontics in Clinical Practice oleh L. Yuwono. Jakarta : Hipokrates.3. Welbury, R. R. 2001. Paediatric Dentistry. 2nd edition. New York : Oxford UniversityPress.4. Andlaw, R. J., dan W. P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd edition. New York : Churchill Livingstone.5. Kennedy, D. B. 1992. Konservasi Gigi Anak. Diterjemahkan dari Paediatric Operative
Dentistry oleh N. Sumawinata dan S. H. Sumartono. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.6. Curzon, M. E. J., J. F. Roberts., dan D. B. Kennedy. 1996. Kennedy’s Paediatric Operative Dentistry. 4th edition. London : Wright.7. Finn, S. B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th edition. Philadelphia : W. B. Saunders.8. Mathewson, R. J., dan R. E. Primosch. 1995. Fundamentals of Pediatric Dentistry;. 3rd edition. Chicago : Quintessence Publishing.