print

23
Resorbsi akar patologik 1) Resorbsi interna Resorbsi akar patologik interna merupakan indikasi adanya peradangan pada pulpa vital yang disebabkan oleh pulpitis kronis. Resorbsi ini terjadi di dalam saluran akar dan dapat terjadi akibat adanya trauma, karies, atau prosedur iatrogenik seperti preparasi yang salah. 2) Resorbsi eksterna Resorbsi akar patologik eksterna terjadi di sekitar apeks gigi dan merupakan indikasi pulpa non vital dengan peradangan yang meluas berlanjut resorbsi tulang di sekitarnya. 3) Resorbsi permukaan Resorbsi yang terjadi secara patologis pada permukaan akar karena aktivitas osteoklas terhadap respon dari injuri ligamen periodontal atau sementum. 4) Resorbsi akibat inflamasi Karena infeksi jaringan pulpa yang akan merangsang aktivitas osteoklas. 5) Resorbsi akibat tekanan Resorbsi ini terjadi misalnya pada perawatan orthodonti. Rangsangan terhadap aktivitas osteoklas akibat tekanan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya resorbsi, tekanan tersebut membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas dan terbentuklah resorbsi. 6) Resorbsi sistemik Resorbsi akibat gangguan sistemik seperti gangguan endokrin. 7) Resorbsi idiopatik

Upload: mila-aditya-zeni

Post on 09-Feb-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jh

TRANSCRIPT

Page 1: Print

Resorbsi akar patologik

1)      Resorbsi interna

Resorbsi akar patologik interna merupakan indikasi adanya peradangan pada pulpa vital yang

disebabkan oleh pulpitis kronis. Resorbsi ini terjadi di dalam saluran akar dan dapat terjadi

akibat adanya trauma, karies, atau prosedur iatrogenik seperti preparasi yang salah.

2)      Resorbsi eksterna

Resorbsi akar patologik eksterna terjadi di sekitar apeks gigi dan merupakan indikasi pulpa

non vital dengan  peradangan yang meluas berlanjut resorbsi tulang di sekitarnya.

3)      Resorbsi permukaan

Resorbsi yang terjadi secara patologis pada permukaan akar karena aktivitas osteoklas

terhadap respon dari injuri ligamen periodontal atau sementum.

4)      Resorbsi akibat inflamasi

Karena infeksi jaringan pulpa yang akan merangsang aktivitas osteoklas.

5)      Resorbsi akibat tekanan

Resorbsi ini terjadi misalnya pada perawatan orthodonti. Rangsangan terhadap aktivitas

osteoklas akibat tekanan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya resorbsi, tekanan

tersebut membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas dan

terbentuklah resorbsi.

6)      Resorbsi sistemik

Resorbsi akibat gangguan sistemik seperti gangguan endokrin.

7)      Resorbsi idiopatik

Resorbsi ini terjadi pada satu gigi atau beberapa gigi dan resorbsinya lambat, biasanya

bertahun-tahun, dan bisa terjadi cepat dan agresif melibatkan jaringan dengan jumlah besar.

b.      Pulpitis

1)      Pulpitis reversible

Rasa sakit yang dirasakan bila ada suatu rangsangan, dan rasa sakit itu akan hilang bila

rangsangan dihilangkan. Kondisi inflamasi pulpa dari ringan sampai sedang yang disebabkan

oleh rangsangan tetapi pulpa mampu kembali setelah rangsangan hilang.

2)      Pulpitis irreversible

Nyeri spontan yang dirasakan tanpa adanya suatu rangsangan .Kondisi peradangan pulpa

yang persisten sehingga pulpa tidak bisa kembali normal. Pulpitis irreversible dibagi menjadi

3 yaitu :

§   Akut

Page 2: Print

§   Kronis

§   Eksaserbasi akut

2.      Perawatan saluran akar pada pulpa gigi anak

a.       Pulpotomi

Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian yaitu : (1) pulpotomi vital, (2) pulpotomi devital/

mumifikasi (devitalized pulp amputatio), dan (3) pulpotomi non vital/ amputasi mortal.

Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian

koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan

medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi

vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung

umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy,

1992).

Pulpotomi devital atau mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam

kamar pulpa yang sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta anti septik,

jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi

sulung dipakai pasta para formaldehid (Tarigan, 1994).

Pulpotomi non vital (mortal) adalah amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital

dan memberikan medikamen/ pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan

aseptik. Tujuan dari pulpotomi non vital adalah untuk mempertahankan gigi sulung non vital

untuk space maintainer (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992).

Kontraindikasi Pulpotomi

Secara umum kontraindikasi pulpotomi adalah sakit spontan, sakit pada amlam hari, sakit

pada perkusi, adanya pembengkakan, fistula, mobilitas patologis, resorpsi akar eksternal

patologis yang luas, resorpsi internal dalam saluran akar, radiolusensi di daerah periapikal

dan interradikular, kalsifikasi pulpa, terdapat pus atau eksudat serosa pada tempat perforasi,

dan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong (Budiyanti, 2006).

Selain itu, kontraindikasinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit

jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk,

Page 3: Print

kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi (Kennedy, 1992; Andlaw dan Rock,

1993).

Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.

a. Pulpotomi Vital

Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami infeksi namun

tetap meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar yang sehat dan vital dengan

melakukan anastesi kemudian memberikan medikamen diatas pulpa yang diamputasi

agar pulpa bagian radikuler tetap vital. Indikasi dilakukannya pulpotomi vital adalah :

a)      Gigi masih didukung 2/3 akar

b)      Terbukanya pulpa karena factor mekanis selama preparasi

c)      Pulpa masih vital dan bebas dari supurasi atau tanda-tanda lain dari nekrosis

d)     Pulpa terbuka oleh faktor mekanis atau trauma preparasi selama preparasi kavitas

yang kurang hati-hati

e)      Tidak ada inflamasi pada kamar pulpa

f)       Tidak ada fistula

g)      Tidak ada kalsifikasi pulpa

Sedangkan untuk kontraindikasi pulpotomi vital adalah :

a)      Gigi yang non vital

b)      Terdapat resorbsi interna dan eksterna (apabila ada kehilangan tulang pada apeks

dan intraradikuler)

c)      Dijumpai rasa sakit yang spontan atau terus menerus

d)     Adanya supurasi atau tanda-tanda lain dari nekrosis

e)      Sakit bila di perkusi atau dipalpasi

f)       Adanya radiolusen pada daerah periapikal

g)      Perdarahan yg berlebihan setelah amputasi pulpa

h)      Adanya pembengkakan

Cara melakukan pulpotomi vital :

§  Melakukan anastesi

§  Jar pulpa dalam ruang pulpa diambil

Page 4: Print

§  Luka pulpa ditekan menggunakan kapas larutan formokresol krg lebih 3-5 menit

§  Diberikan pasta formokresol

§  Diberikan basis

§  Restorasi tetap menggunakan SSC ( stailess steel crown)

Dalam melakukan pulpotomi vital digunakan bahan-bahan seperti berikut :

·         Decidui digunakan formokresol untuk mendisinfeksi dan mengfiksasi jaringan

pulpa. Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa akan membentuk area yang

terfiksasi dan pulpa dibawahnya tetap dalam keadaan vital.

Formula buckley (formokresol)

Bahannya : formaldehid 19 %, cresol 35%, gliserin 15%, dan aquades 100%

Formokresol berfungsi untuk membentuk zona fiksasi yg bersifat keras, tahan

terhadap autolisis, dan tahan terhadap barier

·         Permanen muda menggunakan kalsium hidroksit karena bila pada decidui akan

menyebabkan resorbsi interna. Kalsium hidroksit termasuk bahan yang meningkatkan

penyembuhan pulpa. Selain kalsium hidroksit, ada juga zinc oksida eugenol

menyebabkan suatu reaksi inflammatory kronis yang resisten bila diaplikasikan pada

pulpa.

b. Pulpotomi Devital

Pengambilan jaringan pulpa yang terdapat di saluran akar yang sebelumnya

telah didevitalisasi kemudian diberi obat-obatan agar saluran akar dalam keadaan

steril.

Indikasi pulpotomi devital antara lain :

a)      Gigi decidui dengan pulpa vital yang terbuka karena karies atau trauma

b)      Pasien yang tidak dapat dilakukan anastesi

c)      Pasien yang mengalami perdarahan abnormal seperti hemofili

Untuk kontraindikasinya adalah :

a)      Infeksi periapikal

Page 5: Print

b)      Apeks yang masih terbuka

Cara melakukan pulpotomi devital :

§  Pada kunjungan I

·         Rontgen foto

·         Karies dihilangkan

·         Pasta devital paraformaldehid dengan cotton pellet diletakkan diatas pulpa

·         Tutup dengan tambalan sementara

·         Hindarkan tekanan pd pulpa

·         Orang tua diberi tahu untuk memberikan analgesik jika timbul rasa sakit pada

malam harinya

§  Kunjungan II (Kunjungan kedua setelah 7 sampai 10 hari setelah kunjungan I)

·         Tambalan sementara dibuka

·         Kapas dan pasta dihilangkan

·         Membuka atap pulpa

·         Tutup bagian pulpa dengan campuran ZOE dan formokresol dengan perbandingan

·         Tutup ruang pulpa dengan semen

·         Restorasi

Bahan pengisi pulpotomi devital adalah pasta paraformaldehid.

c. Pulpotomi non vital

Amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan

medikamen atau pasta antiseptic untuk mengawetkan dalam keadaan yang aseptic.

Indikasi pulpotomi non vital hanya untuk gigi desidui yang mengalami resorbsi 1/3

akar dan gigi desidui resorbsi patologik karena abses akut

Cara melakukan pulpotomi non vital adalah :

Kunjungan I :

§  Rontgen foto di area kerja

§  Buka atap pulpa

§  Hilangkan isi ruang pulpa dengan ekscavator atau round bur yang besar sejauh

mungkin dalam sal akar

§  Bersihkan dengan aquades dan keringkan dengan kapas

§  Formokresol yang telah diencerkan atau CHKM diletakkan dengan kapas kedalam

ruang pulpa kemudian ditambal sementara

Kunjungan II (setelah 2-10 hari)

Page 6: Print

§  Periksa gigi sampai tdk ada tanda2 sakit dan infeksi

§  Buka tumpatan sementara

§  Bersihkan kavitas dankeringkan

§  Letakkan pasta ZOE dengan formokresol 1:1 dalam kamar pulpa

§  Tekan agar pasta sejauh mungkin masuk dalam saluran akar

Prosedur Perawatan Pulpotomi

Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona gigi dengan pulpa

terbuka karena karies yang sebagaian meradang, diikuti dengan peletakkan obat-obatan tepat

di atas pulpa yang terpotong. Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan

penumpatan permanen. Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali

kunjungan (Budiyanti, 2006).

Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan jika dibantu

dengan penggunaan anastesi lokal. Dalam hal ini tekniknya merupakan amputasi pulpa vital

(Kennedy, 1992). Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital

adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,

menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang

tersisa di saluran akar (Mathewson & Primosch,1995).

Gambar 1. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1).

Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan

ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, (5).

Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc

oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi

Sumber: Curzon et al.,1996

Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada keluhan,

tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+) dan pada gambaran radiografik

lebih baik dibandingkan dengan foto awal. Tanda pertama kegagalan perawatan adalah

Page 7: Print

terjadinya resorpsi internal pada akar yang berdekatan dengan tempat pemberian obat. Pada

keadaan lanjut diikuti dengan resorpsi eksternal (Budiyanti, 2006).

Pada molar sulung, radiolusensi berkembang di daerah apeks bifurkasi atau trifurkasi,

sedangkan pada gigi anterior di daerah apeks atau di sebelah lateral akar (Camp et al., 2002).

Apabila infeki pulpa sampai melibatkan benih gigi pengganti, atau gigi mengalami resopsi

internal atau eksternal yang luas, maka sebaiknya dicabut (Whitworth & Nunn, 1997).

Langkah – langkah pulpotomi

Pulpotomi merupakan pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di kamar pulpa dan

bagian corona meninggalkan jaringan pulpa di bagian radikuler dengan cara bedah, biasanya

diikuti dengan obat-obatan pada orifis vital. Pulpotomi dilakukan untuk menghilangkan

semua jaringan pulpa yang terinfeksi. Ada 3 macam pulpotomi, yaitu :

a. Pulpotomi Vital

Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan untuk

gigi sulung 4,5 :

1. Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit

saat perawatan

2. Isolasi gigi :Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi

dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.

3. Preparasi kavitas : Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh

permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.

4. Ekskavasi karies yang dalam.

5. Buang atap pulpa : Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece

berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial

dan distal seperlunya     untuk membuang atap kamar pulpa.

6. Buang pulpa bagian korona : Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator

besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.

7. Cuci dan keringkan kamar pulpa : Semprot kamar pulpa dengan air atau saline

steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan

sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas

steril.

Page 8: Print

8. Aplikasikan formokresol. : Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol,

buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar

pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.

9. Berikan bahan antiseptik : Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol

dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang

mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di

bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya.

Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.

10. Restorasi gigi : Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal

dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota

stainless steel.

b. Pulpotomi Non Vital

Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah

untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,

menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri

yang tersisa di saluran akar8. Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa

non vital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi devital)4.

Pulpotomi mortal adalah teknik perawatan endodontik dengan cara mengamputasi

pulpa nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan penutupan saluran

akar.

Langkah-langkah perawatan pulpotomi devital :

Kunjungan pertama:

1. Siapkan instrumen dan bahan.

2. Isolasi gigi dengan rubber dam.

3. Preparasi kavitas.

4. Ekskavasi karies yang dalam.

5. Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan rendah.

6. Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar.

Page 9: Print

7. Cuci dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum

steril.

8. Letakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari kavitas.

9. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.

10. Bila memakai arsen instruksikan pasien untuk kembali 1 sampai dengan 3 hari,

sedangkan jika memakai euparal instruksikan pasien untuk kembali setelah 1 minggu

Kunjungan kedua :

1. Isolasi gigi dengan rubber dam.

2. Buang tambalan sementara : Lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital.

Bila masih vital lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa

sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya.

3. Berikan bahan antiseptik : Tekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran

akar dengan cotton pellet.

4. Aplikasi semen zinc oxide eugenol.

5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.

Keuntungan dari pulpotomi

1) Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.

2) Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena

pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit.

3) Iritasi obat – obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada.

4) Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi.

Pulpa capping

Penempatan suatu material pada pulpa yang terbuka dan berdiameter kurang dari        1 mm.

Ada 2 macam pulpa capping :

1)      Direct

Pemilihan bahan pada pulpa yang sudah terbuka

Indikasi :

Pulpa vital terbuka kecil seujung jarum karena kesalahan preparasi kavitas

Page 10: Print

Kontraindikasi :

Adanya rasa sakit spontan

Tanda2 kondisi patologi klinis maupun radiografis

2)      Indirect

Pemberian bahan terapetik pada kavitas dalam, pulpa belum terbuka.

Tujuan : Mempertahankan pulpa tetap vital dengan membentuk dentin reparative.

Indikasi :

Karies dalam

Tanpa adanya gejala inflamasi

Kontraindikasi :

Adanya rasa sakit spontan

Pulpektomi

Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.

Indikasi :

1)      Gigi vital atau non vital

2)      Ada tanda-tanda inflamasi

3)      Pada foto rontgen akar masih utuh

4)      Saluran akar terlihat jelas

5)      Akar tidak membengkok

Kontra indikasi

1) Bila kelainan sudah mengenai periapikal.

2) Resorpsi akar gigi yang meluas.

3) Kesehatan umu tidak baik.

4) Pasien tidak koperatif.

5) Gigi goyang disebabkan keadaan patologis

Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya telah

mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika dibiarkan

dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi / nekrose yang akan menimbulkan

tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi masih dapat

Page 11: Print

dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi pulpa bertambah

luas.

Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor – faktor lainnya

seperti :

• Berapa lama gigi masih ada di mulut.

• Kepentingan gigi di dalam mulut (space maintainer).

• Apakah gigi masih dapat direstorasi.

• Kondisi jaringan apikal.

Teknik pulpektomi disebut partial atau total tergantung penetrasi instrumen saluran

akar.

Bahan pengisi saluran akar :

• ZnO eugenol

• Kalsium hidroksid

Syarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :

• Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.

• Tidak merusak jaringan periapikal.

• Dapat diresorpsi bila overfilling.

• Bersifat antiseptik.

• Bersifat hermetis dan radiopak.

• Mengeras dalam waktu yang lama.

• Tidak menyebabkan diskolorasi.

Hal – hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi :

• Diutamakan memakai file daripada reamer.

• Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan

(overfilling).

• Diutamakan sterilisasi dengan obat – o

Ada 3 bagian :

1) Pulpektomi vital

Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.

Page 12: Print

Indikasi

1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.

2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.

3) Tidak ada bukti – bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3

Teknik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :

1) Ro-foto.

2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.

3) Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies (Gambar 3-A).

4) Untuk mengangkat sisa –sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai bur besar dan

bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat

5) Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulent

6) Irigasi saluran akar dengan bahan H O 3%. Keringkan dengan gulungan

kapas kecil dan paper point. Jangan sekali – kali mengalirkan udara langsung ke saluran akar

7) Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar

diisi dngan semen zink oksid eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier dan

masukkan ke dalam ruang pulpa.

8) Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk

memadatkan semen zink oksid eugenol.

9)Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis zink okside

eugenol pada file atau paper point dan menempatkannya pada saluran akar.

Bentuklah campuran tebal zink oksid eugenol seperti cone dan padatkan pada saluran akar

dengan menggunakan gulungan kapas lembab sebagai kondensor.

10)Roentgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan zink oksid

eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, zink oksid eugenol tidak mencapai

apeks gigi, tetapi gigi - geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar permanen

pertama erupsi.

2)      Pulpektomi devital

Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih

dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.

Page 13: Print

Indikasi

- Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis

atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan

terhadap anestesi.

- Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar

– benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontra

indikasinya.

Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi yang

mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain – lain.

Kunjungan pertama :

1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.

2) Karies diangkat dengan ekskavitas atau bur dengan kecepatan rendah.

3) Letakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambalkan sementara.

Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari) :

1) Tambalan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar

dengan file Hedstrom pemakaian Reamer tidak dianjurkan.

2) Irigasi dengan H O 3% keringkan dengan kapas.

3) Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan ditambal sementara.

Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari) :

1) Buka tambalan sementara jika tidak ada tanda – tanda dapat dilakukan

pengisian saluran akar dengan salah satu bahan sebagai berikut :

- ZnO dan formokresol eugenol (1:1) atau ZnO formokresol, atau pasta ZnO

eugenol.

3)      Pulpektomi non vital

Indikasi

1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.

2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal.

3) Belum terlihat adanya fistel.

Page 14: Print

4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi-geligi

sulung.

5) Kondisi pasien baik.

6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik.

Kontra indikasi

1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.

2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes,

TBC dan lain-lain.

3) Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar

dibersihkan.

Kunjungan pertama :

1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.

2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat

dengan file Hedstrom.

5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi

tambalan sementara.

Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :

1) Buka tambaln sementara.

2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol

formokresol (1:1) atau ZnO dan formokresol.

3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap.

Jumlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen

dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran sakar diisi

setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang.

Tanda – tanda perawatan yang gagal

1. Resorpsi interna dari dentin

Merupakan tanda kegagalan yang sering ditemukan, hal ini

disebabkan oleh aktifitas osteoblas pada daerah amputasi pulpa yang meradang

Page 15: Print

2. Abses alveolar

Terjadi beberapa bulan setelah perawatan dan penderita tidak

menyadari hal tersebut. Karena tidak ada gejala infeksi.

3. Gigi terlalu cepat atau terlambat tanggal

Gigi infeksi kronis dapat menyebabkan gigi tanggal lebih cepat karena gigi

mengalami resorpsi tidak normal. Kemungkinan juga tanggalnya gigi

menjadi terlambat sehingga mengganggu erupsi gigi permanen

Apeksogenesis

Perawatan gigi vital dalam masa pertumbuhan untuk mendapatkan pertumbuhan selanjutnya

dan penutupan foramen apikal.

Indikasi apeksogenesis :

1)      Gigi dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikalis belum sempurna tertutup

2)      Pulpa bag koronal rusak tp bag radikuler masih vital

3)      Korona masih dalam keadaan baik dan dapat direstorasi

Kontraindikasi apeksogenesis :

1)      Ankilosis

2)      Fraktur vertikal dan horizontal pada gigi

3)      Gigi avulsi, replantasi, mobility tinggi

4)      Karies tidak dapat ditumpat lagi

1.

DAFTAR PUSTAKA1. Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Diterjemahkan dari Handbook of Clinical Endodontics oleh E. H. Sundoro. Jakarta : Penerbit UI.2. Harty, F. J. 1993. Endodonti Klinis. Edisi Ketiga. Diterjemahkan dari Endodontics in Clinical Practice oleh L. Yuwono. Jakarta : Hipokrates.3. Welbury, R. R. 2001. Paediatric Dentistry. 2nd edition. New York : Oxford UniversityPress.4. Andlaw, R. J., dan W. P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd edition. New York : Churchill Livingstone.5. Kennedy, D. B. 1992. Konservasi Gigi Anak. Diterjemahkan dari Paediatric Operative

Page 16: Print

Dentistry oleh N. Sumawinata dan S. H. Sumartono. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.6. Curzon, M. E. J., J. F. Roberts., dan D. B. Kennedy. 1996. Kennedy’s Paediatric Operative Dentistry. 4th edition. London : Wright.7. Finn, S. B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th edition. Philadelphia : W. B. Saunders.8. Mathewson, R. J., dan R. E. Primosch. 1995. Fundamentals of Pediatric Dentistry;. 3rd edition. Chicago : Quintessence Publishing.