prinsip dukungan nutrisi di klinik

54
Prinsip Terapi Gizi Prinsip Terapi Gizi By : By : Dr.dr.Delmi sulastri, MSc, Dr.dr.Delmi sulastri, MSc, SpGk SpGk

Upload: vukhuong

Post on 14-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Prinsip Terapi GiziPrinsip Terapi Gizi

By :By :Dr.dr.Delmi sulastri, MSc, SpGkDr.dr.Delmi sulastri, MSc, SpGk

Page 2: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Hospital malnutritionHospital malnutritionCritical EvidenceCritical Evidence

Etio Malnutrisi di RS :Etio Malnutrisi di RS :– 56% kasus tidak mencatat TB56% kasus tidak mencatat TB– 23% kasus tidak mendapat BB23% kasus tidak mendapat BB– 61% kasus kehilangan BB > 6 kg61% kasus kehilangan BB > 6 kg– 37% dgn albumin < 3,0 g/dL37% dgn albumin < 3,0 g/dL

“ “ iatrogenic malnutrition has become a iatrogenic malnutrition has become a significant factor in determining significant factor in determining disesaes outcomes in many patiens”disesaes outcomes in many patiens”

Page 3: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Prevalence Malnutrisi di RSPrevalence Malnutrisi di RSBeberapa penelitian telah Beberapa penelitian telah dipublikasikandipublikasikanPrevalence malnutrisi di U.S 35% to Prevalence malnutrisi di U.S 35% to 55%55%Status gizi menurun seiring dengan Status gizi menurun seiring dengan lamanya perawatanlamanya perawatanHampir 50% pasien mengalami Hampir 50% pasien mengalami malnutrisi selama perawatanmalnutrisi selama perawatan

Page 4: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Prevalence malnutrition di RSPrevalence malnutrition di RS

-69% status gizi normal-21% malnutrisi sedang-10% malnutrisi berat

Page 5: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Prevalence malnutrition di RSPrevalence malnutrition di RSBritish study :British study :– 46% patien umum46% patien umum– 45% gangguan respirasi45% gangguan respirasi– 27% pasien bedah27% pasien bedah– 43% lansia43% lansia

Percentage of malnourished patients et Percentage of malnourished patients et time of admissiontime of admission

Page 6: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Hospital malnutrition di BrazilHospital malnutrition di BrazilStudy thd 4.000 patients di 25 RS untuk Study thd 4.000 patients di 25 RS untuk mengevaluasi prevalence malnutrisimengevaluasi prevalence malnutrisiditemukan :ditemukan :– 12,6% severe malnutrition12,6% severe malnutrition– 35,5% moderate malnutrition35,5% moderate malnutrition– Prolonged length of stay directly linked to Prolonged length of stay directly linked to

malnutritionmalnutrition

Page 7: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Canadian Study: 200 pasien: 31% Canadian Study: 200 pasien: 31% seriously malnourished, 38% in seriously malnourished, 38% in general admission patientsgeneral admission patientsThe Latin-American Nutrition Study : The Latin-American Nutrition Study : 9.360 subjects in 13 countries :9.360 subjects in 13 countries :– 50,1% malnourished50,1% malnourished– 12,6% seriously malnourished12,6% seriously malnourished

Page 8: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Hospital malnutrition in IndonesiaHospital malnutrition in IndonesiaUnclearUnclearAt RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, At RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta: 37% digestive surgery with Jakarta: 37% digestive surgery with malnourishedmalnourished

Page 9: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Malnutrisi dan konsekuensiMalnutrisi dan konsekuensiPerubahan barier intestinal Perubahan barier intestinal Filtrasi glomerular menurunFiltrasi glomerular menurunPerubahan fungsi jantungPerubahan fungsi jantungPerubahan farmakokinetik obatPerubahan farmakokinetik obatKehilangan BBKehilangan BBProses penyembuhan luka lamaProses penyembuhan luka lamaMemburuk immunitasMemburuk immunitasOngkos perawatan meningkatOngkos perawatan meningkatMortaliti meningkatMortaliti meningkat

Page 10: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Malnutrition and increased Malnutrition and increased complicationcomplication

42% of severely malnourished patients 42% of severely malnourished patients suffer major complicationssuffer major complications9% of moderately malnourished patients 9% of moderately malnourished patients suffer major complicationssuffer major complicationsSeverely malnourished patients are four Severely malnourished patients are four times more likely to suffer post operative times more likely to suffer post operative complication than well-nourished patienscomplication than well-nourished patiensPatients “at risk for malnutrition” were :Patients “at risk for malnutrition” were :– 2,6 times more likely to suffer complications2,6 times more likely to suffer complications– 3,4 times more likely to suffer major 3,4 times more likely to suffer major

complications than persons not at risk complications than persons not at risk malnutritionmalnutrition

Page 11: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Malnutrtion and slow wound Malnutrtion and slow wound healinghealing

Foot amputationFoot amputation– 86% of well-nourished patients healed 86% of well-nourished patients healed

without problemswithout problems– Only 20% of malnourished patiens Only 20% of malnourished patiens

healed succesfullyhealed succesfully

Page 12: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

KEP di rumah sakitKEP di rumah sakitMerupakan masalah yang komplek dan Merupakan masalah yang komplek dan dinamikdinamik

Keterpaduan disiplin ilmu dan Keterpaduan disiplin ilmu dan perawatanperawatan IGK yang mempunyai dasar ilmu IGK yang mempunyai dasar ilmu pengetahuan :- Dx dan terapipengetahuan :- Dx dan terapi - -

makanan makanan dan bhn dan bhn makananmakanan

Page 13: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Prinsip Terapi GiziPrinsip Terapi GiziPenentuan diagnosis antropometri

Penentuan derajat stress metabolisme

Hitung kebutuhan nutrisi, tentukanKomposisi nutrisi dan cara pemberian

Monitoring dan evaluasi

Page 14: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

I. Penentuan status gizi individuI. Penentuan status gizi individuAnamnesis Anamnesis – Penurunan BB, asupan makanan tidak Penurunan BB, asupan makanan tidak

cukupcukupKlinisKlinis– Tanda-tanda kwashioskor-marasmusTanda-tanda kwashioskor-marasmusAntropometriAntropometri– BB/TB, LILA, lingkar pinggang/panggul/perutBB/TB, LILA, lingkar pinggang/panggul/perutLaboratoriumLaboratorium– Imbang nitrogen, Albumin, Transferin, RBP, Imbang nitrogen, Albumin, Transferin, RBP,

CHI, HBCHI, HB

Page 15: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Status imunitasStatus imunitas– TLC, skin testTLC, skin testAnalisis komposisi tubuhAnalisis komposisi tubuh

Diagnosis gizi : 1. Klinis 2. Status gizi 3. Status metabolisme

Page 16: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

II.Penilaian stres metabolik II.Penilaian stres metabolik UmumUmum– Bila organ metabolisme masih berfungsi Bila organ metabolisme masih berfungsi

dengan baikdengan baikKhususKhusus– Terdapat gangguan pada organ Terdapat gangguan pada organ

metabolikmetabolikOrgan metablolikOrgan metablolik– Ditigestion, absorpsion, degradation, Ditigestion, absorpsion, degradation,

utilization, exretionutilization, exretion

Page 17: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Status metabolismeStatus metabolismeStatus metabolisme seorang pasien Status metabolisme seorang pasien berkaitan dengan penyakitnyaberkaitan dengan penyakitnyaPada penyakit berat / keadaan-Pada penyakit berat / keadaan-keadaan tertentu keadaan tertentu ⇨⇨ akan akan mengakibatkan terjadinya stres mengakibatkan terjadinya stres metabolismemetabolismeStres metabolisme adalah stres yang Stres metabolisme adalah stres yang berkaitan dengan keadaan berkaitan dengan keadaan hipermetabolisme hipermetabolisme

Page 18: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Stres metabolismeStres metabolismeDerajat stres (stress level) sesuai Derajat stres (stress level) sesuai dengan beratnya penyakit/kelainandengan beratnya penyakit/kelainanPenentuan derajat stres berguna Penentuan derajat stres berguna untuk perhitungan kebutuhan nutrisiuntuk perhitungan kebutuhan nutrisiPerubahan-perubahan akibat stres Perubahan-perubahan akibat stres metabolisme :metabolisme :– HipermetabolismeHipermetabolisme– Perubahan konsumsi oksigenPerubahan konsumsi oksigen

Page 19: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Perubahan respiratory quotient (RQ)Perubahan respiratory quotient (RQ)Respon hormonalRespon hormonalPerubahan metabolisme nutrien :Perubahan metabolisme nutrien :– KarbohidratKarbohidrat– ProteinProtein– LemakLemak– Trace mineralTrace mineralRespon katabolisme mediator sitokinRespon katabolisme mediator sitokin

Page 20: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

I. HipermetabolismeI. HipermetabolismeMetabolisme basal (BMR/BEE) Metabolisme basal (BMR/BEE) ↑ ↑ ⇨⇨ konsumsi O2 ↑konsumsi O2 ↑Derajat hipermetabolisme sesuai dengan luas Derajat hipermetabolisme sesuai dengan luas dan beratnya trauma atau infeksidan beratnya trauma atau infeksi0 – 5% Elective surgery, postoperative0 – 5% Elective surgery, postoperative10-15% Soft tissue trauma10-15% Soft tissue trauma15-20% Peritonitis15-20% Peritonitis20-25% Fracture20-25% Fracture

Page 21: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

20-50% Multi-system trauma20-50% Multi-system trauma0-20% Mild infection0-20% Mild infection20-40% Moderate infection20-40% Moderate infection40-60% Severe infection40-60% Severe infection10-25% Burn 10%10-25% Burn 10%25-50% Burn 25%25-50% Burn 25%50-100% Burn 50%50-100% Burn 50%10-30% Head injury alone10-30% Head injury alone20-50% Head injury with 20-50% Head injury with posturingposturing

Page 22: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

II.Respiratory Quotient (RQ)II.Respiratory Quotient (RQ)RQ = RQ = Volume CO2 yang diproduksiVolume CO2 yang diproduksi

Volume O2 yang dikonsumsiVolume O2 yang dikonsumsi

III. Respon HormonalInsulin, glukagon, katekolamin, Glukokortikoid,Hormon pertumbuhan(Gambar 1)

Page 23: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 1. Respon hormonal pada traumaTabel 1. Respon hormonal pada trauma

HormonHormon Fase ebbFase ebb Fase FlowFase FlowInsulinInsulinGlukagonGlukagonKatekolaminKatekolaminGlukokortikoiGlukokortikoiddHormon Hormon pertumbuhanpertumbuhan

↓↓↑↑↑↑↑↑↑↑

↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑

Page 24: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 2. Respon hormonal pada sepsisTabel 2. Respon hormonal pada sepsis

HormonHormon Fase ebb Fase ebb Fase flowFase flowInsulinInsulinGlukagonGlukagonKatekolaminKatekolaminGlukokortikoiGlukokortikoiddHormon Hormon pertumbuhanpertumbuhan

↑↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑

↑↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑

Page 25: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 2. Respon hormonal pada sepsisTabel 2. Respon hormonal pada sepsis

HormonHormon Fase ebb Fase ebb Fase flowFase flowInsulinInsulinGlukagonGlukagonKatekolaminKatekolaminGlukokortikoiGlukokortikoiddHormon Hormon pertumbuhanpertumbuhan

↑↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑

↑↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑ ↑

Page 26: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Perubahan metabolisme zat giziPerubahan metabolisme zat giziMetabolisme glukosaMetabolisme glukosa– Sekresi dan kerja insulin dihambat oleh Sekresi dan kerja insulin dihambat oleh

epinefrinepinefrin– Sekresi glukagon Sekresi glukagon ↑ ↑ ⇨⇨ Glukoneogenesis ↑ Glukoneogenesis ↑– Resistensi insulinResistensi insulin

Hiperglikemia dan keadaan pseudo-Hiperglikemia dan keadaan pseudo- diabetic diabetic ⇨⇨ “Diabetes stress” “Diabetes stress”

Page 27: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Pada jaringan tubuh yang cidera : Pada jaringan tubuh yang cidera : penggunaan glukosa penggunaan glukosa ↑ ↑ ⇨⇨ glikolisis glikolisis anaerob oleh sel-sel fibroblas, magrofag, anaerob oleh sel-sel fibroblas, magrofag, leukosit leukosit ⇨⇨ laktat ↑ laktat ↑Kadar asam laktat dalam darah ↑Kadar asam laktat dalam darah ↑

Page 28: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Metabolisme proteinMetabolisme proteinEksresi nitrogen (N) urin Eksresi nitrogen (N) urin ↑ akibat ↑ akibat katabolisme/pemecahan protein (Proteolisis) katabolisme/pemecahan protein (Proteolisis) otot ↑otot ↑Urea =bagian terbesar dari N dalam urinUrea =bagian terbesar dari N dalam urinNitrogen urea urin (NUU) : kira-kira 80% dari Nitrogen urea urin (NUU) : kira-kira 80% dari N total urinN total urinPada cedera (injury) berat dan sepsis : NUU ↑↑Pada cedera (injury) berat dan sepsis : NUU ↑↑

Page 29: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Imbang nitrogen (Nitrogen Balance)Imbang nitrogen (Nitrogen Balance)

Imbang nitrogen = Imbang nitrogen = Asupan protein (g/hari)Asupan protein (g/hari) – [ NUU (g) + 4] – [ NUU (g) + 4] 6,256,25

Protein (g) = N (g) x 6,25Protein (g) = N (g) x 6,25

* * Pada stres metabolik : imbang Pada stres metabolik : imbang nitrogen negatifnitrogen negatif

Page 30: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Metabolisme asam aminoMetabolisme asam aminoGlukokortikoid (kortisol) Glukokortikoid (kortisol) ↑ ↑ ⇨⇨ Mobilisasi Mobilisasi asam amino amino otot skelet asam amino amino otot skelet ⇨⇨ prekursor untuk prekursor untuk sintesis glukosa dan Acute-Phase Protein di hatisintesis glukosa dan Acute-Phase Protein di hatiOksidasi asam-asam amino rantai cabang Oksidasi asam-asam amino rantai cabang (AARC) : valin, leusin dan isoleusin oleh otot (AARC) : valin, leusin dan isoleusin oleh otot skelet ↑ skelet ↑ ⇨⇨ kadar AARC dalam darah ↓ kadar AARC dalam darah ↓Sintesis dan pelepasan Alanin dan glutamin oleh Sintesis dan pelepasan Alanin dan glutamin oleh otot skelet ↑otot skelet ↑

Page 31: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Alanin Alanin ⇨⇨ untuk sintesis - untuk sintesis - glukosa glukosa (glukoneogenesis)(glukoneogenesis)

- urea (ureagenesis)- urea (ureagenesis)Glutamin Glutamin – Substrat untuk pembentukan amonium di ginjal Substrat untuk pembentukan amonium di ginjal ⇨⇨

mencegah asidosis (lactic acidosis)mencegah asidosis (lactic acidosis)– Nutrien untuk sel-sel mukosa ususNutrien untuk sel-sel mukosa usus

Page 32: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Metabolisme lemakMetabolisme lemakMetabolisme cadangan trigliseridaMetabolisme cadangan trigliseridaLipolisis meningkat, oksidasi dan Lipolisis meningkat, oksidasi dan penggunaan asam lemak bebas penggunaan asam lemak bebas ↑↑Kadar Tg dalam darah bisa N/ ↑ (tabel 3)Kadar Tg dalam darah bisa N/ ↑ (tabel 3)

Page 33: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 3. Gambaran stress metabolik pada Tabel 3. Gambaran stress metabolik pada trauma (Fase Flow)trauma (Fase Flow)

HormonHormon Substrat ESubstrat E Proses aktifProses aktifGluikagonGluikagonKatekolaminKatekolaminGlukokortikoiGlukokortikoidd

↑ ↑ glukosaglukosa↓ ↓ TGTG↑ ↑ Alanin, glutaminAlanin, glutamin↑ ↑ ALB, < benda ALB, < benda ketonketon↑ ↑ asam laktatasam laktat

GlukoneogenesiGlukoneogenesissProteolisisProteolisisLipolisisLipolisisUreagenesisUreagenesis

Page 34: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 3. Gambaran stress metabolik pd sepsisTabel 3. Gambaran stress metabolik pd sepsis(Fase Flow)(Fase Flow)

HormonHormon Substrat ESubstrat E Proses aktifProses aktifGluikagonGluikagonKatekolaminKatekolaminGlukokortikoiGlukokortikoidd

↑ ↑ GlukosaGlukosa ↑ ↑ TGTG↑ ↑ Alanin, glutaminAlanin, glutamin ALBALB↑ ↑ BOHB, AcAcBOHB, AcAc↑ ↑ asam laktatasam laktat

GlukoneogenesiGlukoneogenesissProteolisisProteolisisLipolisisLipolisisUreagenesisUreagenesisKetogenesisKetogenesis

Page 35: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Tabel 4. Klasifikasi stresTabel 4. Klasifikasi stres

00 11 22 33NUU (g/hr)NUU (g/hr)GlukosaGlukosaIK O2IK O2LaktatLaktatRe.InsulinRe.InsulinGlukagonGlukagonRasio G/IRasio G/IRQRQ

<5<5100100++20209090++1010100100++55--20202,02,0++0,50,50,70,7

5-105-10150150++2525130130++6612001200++200200--5050++992,52,5++0,80,80,850,85

10-1510-15150150++2525140140++6612001200++200200-/+-/+120120++40403,03,0++0,70,70,850,85

>15>15250250++5050160160++101025002500++500500++500500++50508,08,0++1,51,50,85 awal0,85 awal1,0 lanjut1,0 lanjut

Page 36: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Metabolisme trace mineralMetabolisme trace mineralZink (Zn) Zink (Zn) ⇨⇨ sekresi Zink sekresi Zink ↑ dalam urin ↑ dalam urin (zinkuria)(zinkuria)Tembaga (Cu) Tembaga (Cu) ⇨⇨ Cu plasma ↑ disebabkan Cu plasma ↑ disebabkan peningkatan pembentukan seruloplasmin oleh peningkatan pembentukan seruloplasmin oleh hatihati(tabel 4)(tabel 4)

Page 37: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

III.Penentuan Kebutuhan nutrisiIII.Penentuan Kebutuhan nutrisiDasar penentuan kebutuhan zat gizi Dasar penentuan kebutuhan zat gizi psps– Diagnosis klinisDiagnosis klinis– Status gizi psStatus gizi ps– Status metabolisme / derajat stresStatus metabolisme / derajat stres– Umur dan jenis kelaminUmur dan jenis kelamin

Page 38: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Stress MetabolikStress MetabolikFase EbbFase Ebb– HipovolemiaHipovolemia– Pengeluaran energiPengeluaran energi– Ektremitas dinginEktremitas dingin– Curah jantung Curah jantung ↓↓– Suhu menurunSuhu menurun– Produksi glukosa NProduksi glukosa N– Gula darah meningkatGula darah meningkat– Katekolamin meningkatKatekolamin meningkat– Glukagon meningkatGlukagon meningkat– Insulin menurunInsulin menurun

Fase FlowFase Flow– HipermetabolikHipermetabolik– Pemgeluaran energiPemgeluaran energi– Ektremitas hangatEktremitas hangat– Curah jantungCurah jantung– Temperatur naikTemperatur naik– Produksi glukosa Produksi glukosa – Gula darah N/naikGula darah N/naik– KatekolaminKatekolamin– GlukagonGlukagon– insulininsulin

Page 39: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Penilaian stress metabolikPenilaian stress metabolikIndeks katabolik (Catabolic Index = CI)Indeks katabolik (Catabolic Index = CI)CI = urinary urea nitrogen (g) CI = urinary urea nitrogen (g)

– – Dietary N (g)Dietary N (g) + 3 + 3 22

CI < 0 : tidak ada stressCI < 0 : tidak ada stressCI 0 – 5 : stress sedangCI 0 – 5 : stress sedangCI > 5 : stress beratCI > 5 : stress berat

Page 40: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Faktor stres :Faktor stres :– Stres ringanStres ringan :20%:20%– Stres sedangStres sedang : 30%: 30%– Stres beratStres berat : 50%: 50%– KankerKanker : 60%: 60%– BurnBurn

10 – 25%10 – 25% : burn 10%: burn 10%25 – 50%25 – 50% : burn 25%: burn 25%50 – 100%50 – 100% : burn 50%: burn 50%

Trauma jaringan lunak : Trauma jaringan lunak : 10 – 15%10 – 15%

Elective surgery : 0 – 5%Elective surgery : 0 – 5%Peritonitis : 15 – 20%Peritonitis : 15 – 20%Fraktur : 20 – 25%Fraktur : 20 – 25%InfeksiInfeksi– Ringan : 0 – 20%Ringan : 0 – 20%– Sedang: 20 – 40%Sedang: 20 – 40%– BeratBerat : 40 – 60%: 40 – 60%

Page 41: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Penentuan kebutuhan nutrisiPenentuan kebutuhan nutrisiKebutuhan kaloriKebutuhan kalori– Anggapan sakit/operasi Anggapan sakit/operasi ⇨⇨ butuh energi butuh energi

tinggi tinggi ⇨⇨ hiperalimentasi hiperalimentasi– Tidk benarTidk benar

Asupan E > Asupan E > ⇨⇨ Katekolamin Katekolamin ↑↑ ⇨ ⇨ stres & stres & katabolisme ↑katabolisme ↑Wasteful of resourse and moneyWasteful of resourse and moneyHypercaloric feeding Hypercaloric feeding ⇨⇨ ventilatory demand ↑, pada ventilatory demand ↑, pada pasien dengan fs pernafasan menurun akan terancam pasien dengan fs pernafasan menurun akan terancam gagal nafas atau bila sudah dlm ventilator sukar untuk gagal nafas atau bila sudah dlm ventilator sukar untuk weaningweaning

Page 42: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Kebutuhan zat giziKebutuhan zat giziKebutuhan makronutrienKebutuhan makronutrien– KarbohidratKarbohidrat– LemakLemak– proteinproteinKebutuhan mikronutrienKebutuhan mikronutrien– VitaminVitamin– MineralMineralAirAir

Page 43: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Kebutuhan kaloriKebutuhan kaloriKebutuhan kalori/energi ps dlm keadaan Kebutuhan kalori/energi ps dlm keadaan metabolic balance = energy expenditure metabolic balance = energy expenditure terdiri dari :terdiri dari :1.Kebutuhan kalori basal = basal energy 1.Kebutuhan kalori basal = basal energy

expenditure (BEE) = kebutuhan energi untuk expenditure (BEE) = kebutuhan energi untuk kerja organ dalam dan mempertahan hidupkerja organ dalam dan mempertahan hidup

2.Kebutuhan kalori untuk :2.Kebutuhan kalori untuk :Proses asimilasi nutrienProses asimilasi nutrienKerja fisik/aktivitasKerja fisik/aktivitaspemulihanpemulihan

Page 44: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Diukur dengan kalorimeter Diukur dengan kalorimeter direk, direk, mengukur panas yang mengukur panas yang dikeluarkan dikeluarkan tubuh dalam 24 tubuh dalam 24 jam (tidak praktis jam (tidak praktis dan dan mahal)mahal)

Page 45: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

1. BEE / REE dapat diukur :1. BEE / REE dapat diukur :KalorimetriKalorimetri– DirekDirek– IndirekIndirek

Kalorimetri indirek dirancang khusus, Kalorimetri indirek dirancang khusus, menentukan kebutuhan energi di klinik menentukan kebutuhan energi di klinik dengan mengukur volume penggunaan O2 dengan mengukur volume penggunaan O2 (VO2) dan produksi CO2 (VCO2)(VO2) dan produksi CO2 (VCO2)REE ini termasuk DIT dan FS. Cara ini lebih REE ini termasuk DIT dan FS. Cara ini lebih akurat untuk digunakan di klinik akurat untuk digunakan di klinik REE : VO2L/mnt x 5 Kkal/L x 60mnt/J x 24J/hrREE : VO2L/mnt x 5 Kkal/L x 60mnt/J x 24J/hr

Page 46: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

– Rumus Fick (akurasi 15%)Rumus Fick (akurasi 15%)VO2 = CO x perbedaan AVO2VO2 = CO x perbedaan AVO2

– AVO2 = kandungan O2 arteri –O2 venaAVO2 = kandungan O2 arteri –O2 vena– Kand O2 arteri = Hb x sat O2 arteri x 1,36Kand O2 arteri = Hb x sat O2 arteri x 1,36– Kand O2 vena = Hb sat x sat O2 vena x 1,36Kand O2 vena = Hb sat x sat O2 vena x 1,36

Page 47: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Estimasi Estimasi Normogram Normogram– Tinggi badan Tinggi badan – Berat badanBerat badan– Luas permukaan tubuh Luas permukaan tubuh lihat normogramlihat normogramEstimasi berdasarkan rumus empirisEstimasi berdasarkan rumus empiris– (BB x 30 kkal) – 25(BB x 30 kkal) – 25– Rumus Harris Benedict (6% - 15% Rumus Harris Benedict (6% - 15%

overestimate)overestimate)– DLLDLL

Page 48: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

2. Kebutuhan kalori total2. Kebutuhan kalori totalMenentukan kebutuhan kalori total Menentukan kebutuhan kalori total di klinik ada bbrp cara :di klinik ada bbrp cara :

1.1. Berdasarkan perkiraan ; pasien operasi Berdasarkan perkiraan ; pasien operasi 40 Kcal/kgBB/ hari40 Kcal/kgBB/ hari

2.2. Menghitung BEE menggunakan rumus Menghitung BEE menggunakan rumus Harris BenedictHarris Benedict1.1. TEE = BEE + DIT + AEE + Faktor stresTEE = BEE + DIT + AEE + Faktor stres2.2. Lebih akuratLebih akurat3.3. Masalah : ps sangat kurus/obesitas/edemaMasalah : ps sangat kurus/obesitas/edema

Page 49: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Kebutuhan energi totalKebutuhan energi totalKebutuhan energi total diperkirakan Kebutuhan energi total diperkirakan sama dengan keluaran energi/ total sama dengan keluaran energi/ total energy expenditure (TEE)energy expenditure (TEE)

Page 50: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Menghitung keluaran kalori total di Menghitung keluaran kalori total di klinik meliputi :klinik meliputi :– Basal metabolisme rate (BMR) = Basal metabolisme rate (BMR) =

kebutuhan basal yang diukur pada saat kebutuhan basal yang diukur pada saat subuh dimana pasien masih tidur subuh dimana pasien masih tidur nyenyak, keadaan ini sulit ditemukan nyenyak, keadaan ini sulit ditemukan dalam klinik dalam klinik ⇨⇨ BEEBEE

– Resting metabolic expenditure (RME) = Resting metabolic expenditure (RME) = Diukur pada ps puasa, 1,5 jam istirahat Diukur pada ps puasa, 1,5 jam istirahat dan berada dalam lingkungan thermo dan berada dalam lingkungan thermo neutral neutral ⇨⇨ ++ 5 – 10 > BMR 5 – 10 > BMR

Page 51: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Resting Energy Expenditure (REE) Resting Energy Expenditure (REE) ⇨⇨ hampir sama dgn RME, disini ps hampir sama dgn RME, disini ps masih dapat nutrisi enteral atau masih dapat nutrisi enteral atau parenteral = parenteral = ++ 10% > RME 10% > RMEDiet Induce Thermogenesis (DIT) = Diet Induce Thermogenesis (DIT) = Specific dinamic action (SDA) = Specific dinamic action (SDA) = energi yang dibutuhkan untuk energi yang dibutuhkan untuk asimilasi nutrien (oral, parenteral dan asimilasi nutrien (oral, parenteral dan enteral). Makan oral enteral). Makan oral ++ 10% dari RME 10% dari RME

Page 52: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

Activity energy expenditure (AEE) = Activity energy expenditure (AEE) = tergantung pada aktivitas atau kerja tergantung pada aktivitas atau kerja fisik ps (kerja ringan sampai berat) ; fisik ps (kerja ringan sampai berat) ; dalam perawatan dalam perawatan ++ 10% dari RME , 10% dari RME , rawat jalan = = rawat jalan = = ++ 20% RME 20% RMEFaktor stres : pada keadaan sakit Faktor stres : pada keadaan sakit umumnya kebutuhan energi umumnya kebutuhan energi meningkat 5-10%, bahkan dapat meningkat 5-10%, bahkan dapat sampai 100%sampai 100%

Page 53: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

IV. Komposisi zat giziIV. Komposisi zat giziMakronutrienMakronutrien– Karbohidrat : 50 – 60% dari KKTKarbohidrat : 50 – 60% dari KKT– Fat : 25 - < 30% dari KKTFat : 25 - < 30% dari KKT– Protein : 15 – 20%Protein : 15 – 20%

MikronutrienMikronutrien– Vitamin dan mineralVitamin dan mineral

Page 54: Prinsip Dukungan Nutrisi di Klinik

V. Cara pemberianV. Cara pemberianOralOralEnteralEnteralparenteralparenteral

VI. Monitoring dan evaluasi