presus jantung - sm danaf
DESCRIPTION
tentang stenosisTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
MITRAL STENOSIS et ATRIAL FIBRILASI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tentara Tingkat II Dokter Soedjono
Pembimbing :
Letkol (CKM) dr. Bambang Pamungkas, Sp.JP
Disusun oleh :
HUDZA RABBANI
1410221034
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
2015
1
LAPORAN KASUS
MITRAL STENOSIS et ATRIAL FIBRILASI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang
Oleh :
HUDZA RABBANI
1410221034
Magelang, Oktober 2015
Telah dibimbing dan disahkan oleh,
Dokter pembimbing
Letkol (CKM) dr. Bambang Pamungkas, Sp.JP
2
BAB 1
LATAR BELAKANG
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 26 April 1954 / 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Pandansari, RT 05, RW 09, Sumberejo, Mertoyudan
Tanggal Masuk Ruangan : 17 Agustus 2015 Pukul 11:57 WIB (ICU)
22 Agustus 2015 Pukul 10:00 WIB (R.B)
Tanggal Keluar : 24 Agustus 2015 Pukul 12.00 WIB
Subjektif
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis terhadap keluarga pasien pada tanggal 22 Agustus
2015 Pukul 10:00 WIB,di ruang Bougenvil RST dr. Soedjono.
Keluhan Utama : Pusing sebelah kanan
Keluhan Tambahan : Disertai lemas dan pingsan ± 10menit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Ketika pasien datang ke ke UGD RST TK. II dr. Soedjono pasien mengeluhkan lemas sejak
kemarin siang disertai pusing cekot cekot sebelah kanan dan bicara tidak jelas serta pelo.
Selain itu terdapat kelemahan anggota gerak sebelah kiri. GDS = 95.
Mual (-), Muntah (-), Nafsu makan menurun. Setelah itu pasien masuk ruang ICU untuk
menjalani perawatan selama 6 hari. Setelahnya pasien datang ke ruang rawat R. Bougenvil
RST dr. Soedjono pada tanggal 22 Agustus 2015, pukul 10.00.
Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga pasien, Ny. R pernah mengalami Stroke Non Hemoragic yang pertama pada
bulan Mei 2014, riawayat jantung AF (+); RBBB (+), HT (-), DM (-), Kolesterol (-)
3
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami gejala seperti itu. HT (-), DM (-), AF (-), RBBB (-)
Riwayat Pengobatan
Pasien sering melaukukan kontrol ke Poli Jantung dan Poli Saraf
Riwayat alergi :
Tidak ada alergi obat
Objektif
Pemeriksaan Fisik pada tanggal 22 Agustus 2015
Keadaan Umum : Tampak sakit berat Kesadaran : -
GCS (Glaw Coma Scale)
Eyes : 3
Motorik : 6
Verbal : Afasia
Tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 84 x/menit,irreguler
Suhu : 36,00C
Respirasi : 24 x/menit
Kepala & Leher :
• Konjungtiva anemis -/-
• Sklera ikterik -/-
• Pupil anisokor
• Tidak ada pembesaran KGB leher
• JVP ↑
• Mulut
4
• Gigi geligi
M3 M2 M1 P2 P1 C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2 M3
M3 M2 M1 P2 P1 C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2 M3
Ket : xxx tanggal; xxx karies dentis
Thorax :
• Cor
Inspeksi : Simetris bagian dada kanan dan kiri
Palpasi : Kuat angkat simetris, teraba Ictus cordis di linea midclavicularis
ICS VII
Perkusi : Batas jantung kanan di linea parasternal kanan ICS VIII, batas
jantung kiri di linea axilaris anterior kiri ICS VII
Auskultasi : Bunyi jantung I/II irreguler , mur-mur (-), S3(+) S4 (samar)
• Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Vocal fremitus simetris
Perkusi : Terdengar sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan Epigastrium dan Umbilikus (+), Hepar Lien
tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Edema -/-/-/-
Sianosis -/-/-/-
Clubbing finger (-)
Hemiparese ekstremitas kiri
Akral pucat
Capillary refill >2”
5
Status Neurologis
Nervus Cranialis
NI. Olfactorius DBN
NII Optikus DBN
NIII Occulomotorius Hemiparese
NIV Throclearis Hemiparese
NV Trigeminal Hemiparese
NVI Abdusen DBN
N VII Facialis Hemiparese Sinistra
N VII Vestibulococlear Tidak bisa dilakukan
N IX Glossopharyngeus DBN
N X Vagus Tidak bisa dilakukan
N XI Accecorius DBN
N XII Hypoglosus DBN
Gejala Rangsang Meningeal : Negatif
Fungsi Motorik
5555 1111
5555 3334
Refleks
Fisiologis :
Patologis : Babinski (-/+)
Fungsi Luhur : Tidak Bisa Dilakukan
6
+ ++
++ ++
Pemeriksaan Penunjang Saat Masuk ICU (17 Agustus – 21
Agustus 2015)
Hasil Lab Tanggal 17 Agustus 2015
JENIS PEMERIKSAAN
HASIL NILAI REFERENSI
SATUAN
HEMATOLOGI Eritrosit 3,92 L 4,00-6,20 M/µL
Hemoglobin 11,7 11.7 – 15.5 g/dLLeukosit 11,6 (H) 3.6 – 11 ribu/µLHematokrit 35,9 35 – 47 %TrombositMCVMCHMCHCMPVPCTPDW
2679029,833,17,20.19 (L)15,3
150 – 45080-10026-3431-35.57-110.20-0.5010-18
ribu/µLflmgg/dlfl%%
HITUNG JENIS LYM#MID#GRA#LimfositMonositGranulosit
KIMIA DARAH
0,8 (L)0.610,2 (H)6,9 (L)4,988,2 (H)
1-50.1-1.0<2.0-8.020 – 40< 850-80
K/uLK/uLK/uL%%%
Ureum 24 8-50 mg/dLCreatinineSGOTSGPTGlukosa
0,91612172
0-1.33-358-4170-110
mg/dLU/LU/Lmg/dL
7
Hasil Pemeriksaan EKG (17 Agustus 2015)
Hasil
1. Atrial Flutter 2. RAD 3. Stenosis Mitral
8
Hasil Pemeriksaan Elektrografi (18 Agustus 2015)
Hasil
1. LA, RA, dan RV dilatasi2. LV dilatasi, fungsi stenosis 3. Terdapat Lasec
9
Hasil Rontgen Thorax AP View (18 Agustus 2015)
Kesan :
1. Bronchitis 2. Cardiomegaly (pembesaran atrium kiri dan ventrikel kiri)3. Aortosklerosis 4. Scoliotic thoracalis
10
Hasil Pemeriksaan Head CT Scan Axial Slice, Tanpa dan Dengan Kontras (18 Agustus 2015)
Diagnosa Klinis: CVA Infarc
Kesan
1. Infarc serebri Lobus Parietal Dextra (Sline 8-11. Soliter, UK LK. 35x37 mm)
2. Tak tampak gambaran perdarahan / massa 3. Lain lain dalam batas normal
Hasil GDS
18 Agustus 2015
Jam 01.30 = 112
Jam 05.30 = 123
Jam 09.30 = 136
Jam 13.30 = 207
Jam 22.00 = 190
19 Agustus 2015
Jam 06.00 = 134
Jam 18.00 = 168
11
Hasil Lab Tanggal 22 Agustus 2015
KIMIA DARAH Ureum 39 17-43 mg/dL
CreatinineKolesterol TGA
0,9206 (H)179 (H)
0-1.30-2000-150
mg/dLmg/dLU/L
Daftar Masalah
Dari anamnesis
1. Pusing sebelah kanan
2. Lemas dan pingsan 10mnt
3. Pusing cekot cekot
sebelah kanan
4. Bicara tidak jelas serta
pelo.
5. Selain itu terdapat
kelemahan anggota gerak
sebelah kiri.
6. Nafsu makan menurun
7. Riwayat Stroke Non
Hemoragic yang pertama
pada bulan Mei 2014,
riawayat jantung
8. Riwayat AF (+)
9. Riwayat RBBB (+)
Dari Pemeriksaan Fisik
A. GCS = E3 M6 Vafasia
B. TD: 100/60 mmHg
C. JVP ↑
D. Beberapa gigi tanggal
dan karies dentis (+)
E. Ictus Cordis Teraba
F. Batas jantung melebar
G. BJ S3(+), S4 (samar)
H. Nyeri tekan
Epigastrium dan
Umbilikus (+)
I. CRT >2”
J. Parese N. Cranialis =
N, III, IV,V,VII
K. Fungsi motorik ↓
L. Fungsi refleks
fisiologis ↑
M. Fungsi refleks
patologis (-/+)
Dari Pemeriksaan
Penunjang
i. Leukosit 11,6 H
ii. PCT 0,19 L
iii. LYM# 0,8 L
iv. GRA# 10,2 H
v. Limfosit 6,9 L
vi. Granulosit 88,2 H
vii. Glukosa 172 H
viii. Kolesterol 206 H
ix. TGA 179 H
x. Kelainan pada
pemeriksaan
Echocardiografi
(SM)
xi. EKG: Atrial
Flutter,RAD,
Stenosis Mitral
xii. Rontgen : Bronkitis,
Kardiomegali,
Aortosklerosis
xiii. Scoliotic thoracalis
CT-Scan : CVA Infark
12
13
Assesment sementara
1. CVA Infark
2. Stenosis Mitral
3. Atrial Fibrilasi
4. RAD
5. Diabetes Melitus
6. Bronkitis kronis
7. Hiperkolesterolemia
Planning Diagnostik
1. EKG
2. Rontgen Thorax
3. Darah lengkap:Glukosa,Diff count
4. Kimia darah : Ureum,Kreatinin,SGOT,SGPT,Kolesterol,TGA
5. Echocardiograph
6. CT-Scan kepala
Diagnosis
1. Stenosis mitral berat
2. Right Atrial Trombus
3. Atrial fibrilasi
4. Diabetes melitus
5. CVA Infark
14
Planning Terapi
Terapi IGD 17 Agustus
Inf D10% 10tpm
Inj Lapibal 2x1 dalam 8cc aqua
Inj Extrace 2x 500
Inj Benocetam 4x500
Inj Bralin 4x500
Inj Pycin 3x1 bila termo 370 C
Inj Norages 3x1
Bila masih tidak sadar pasang NGT
Rinclo tab 1x1
Neofer tab 3x1
Tonicard tab 3x1
Terapi Ruangan Saat Follow Up
22 Agustus 2015
Inj Lapibal 2x1
Inj Extrace 2x1
Inj Pycin 3x1
Inj Norages 3x1
Inj Lasix 4x1/2
Rinclo tab 1x1
Neofer tab 3x1
Tonicard tab 3x1
Neulin PS tab 2x1
Gotropil tab 1,2mg 2x2
Planning Monitor 1. Monitor KU dan TTV 2. Pasang kanul O2
3. Monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan (urin) Kateter 4. Edukasi posisi setengah miring kanan dan miring kiri 5. Minum obat setiap hari secara teratur
15
Follow Up Ruangan
Hari/Tanggal/Jam
Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter
Sabtu22 Agustus 201510.00
S: keluarga pasien mengatakan mual mual, belum bisa BAB, sesak nafas, sulit bicara
O: KU/KS : tampak sakit BeratGCS E4 M5 Vafasia VS : TD : 90/60 mmHg N : 56 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,2o C
Kepala : normochepal Mata : CA –/– SI –/–, anisokor Leher: KGB (–) membesar, JVP ↑Gigi : Karies dentis dan bebeerapa
tanggal Thorax : Simetris, statis & dinamis, teraba ictus cordis Pulmo : Suara nafas ronkhi +/+, Cor : BJ I–II irregular, murmur (–),
S3(+), S4 (samar), perkusi batas jantung melebar
Abdomen: BU (+) normal, Ekstremitas : edema -/-, CRT >2”, hemparese ekstremitas kiri
Status Neurologis Hemiparese N. III, IV, V, VII, Kelemahan Motorik
5555 1111
5555 3334
Ref Fisio
Ref Pato: Babinski (-/+)A :
1. Stenosis mitral berat 2. Right Atrial Trombus 3. Atrial fibrilasi 4. Diabetes melitus 5. CVA Infark
Therapy:
1. Inf Asering + Dopamin 3 amp2. Inj Lapibal 2x13. Inj Extrace 2x14. Inj Pycin 3x1 5. Inj Norages 3x1 6. Inj Lasix 4x1/27. D10 DS 3x18. Rinclo tab 1x19. Neofer tab 3x1 10. Tonicard tab 3x111. Neulin PS tab 2x1 12. Gotropil tab 1,2mg 2x2
Planning:1. Pasien dalam posisi ½ duduk2. Monitor output urin3. Beri O2 sesuai program
Hari/Tanggal/ Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter
16
+ ++
++ ++
JamMinggu23 Agustus 201514.00
S: keluarga pasien mengatakan mual mual, belum bisa BAB, sesak nafas, sulit bicara/bicara pelo
O: KU/KS : tampak sakit BeratGCS E4 M6 Vafasia VS : TD : 130/70 mmHg N : 76 x/menit R : 20 x/menit S : 36,1o CKepala : normochepal Mata : CA –/– SI –/–, anisokor Leher: KGB (–) membesar, JVP ↑Gigi : Karies dentis dan bebeerapa
tanggal Thorax : Simetris, statis & dinamis, teraba ictus cordis Pulmo : Suara nafas ronkhi +/+, Cor : BJ I–II irregular, murmur (–),
S3(+), S4 (samar), perkusi batas jantung melebar
Abdomen: BU (+) normal, Ekstremitas : edema -/-, CRT >2”, hemparese ekstremitas kiri
Status Neurologis Hemiparese N. III, IV, V, VII, Kelemahan Motorik
5555 2222
5555 3334
Ref Fisio
Ref Pato: Babinski (-/+)A :
1. Stenosis mitral berat 2. Right Atrial Trombus 3. Atrial fibrilasi 4. Diabetes melitus 5. CVA Infark
Therapy:1. Inf Asering + Dopamin 3 amp2. Inj Lapibal 2x13. Inj Extrace 2x14. Inj Pycin 3x1 5. Inj Norages 3x1 6. Inj Lasix 4x1/27. D10 DS 3x18. Rinclo tab 1x19. Neofer tab 3x1 10. Tonicard tab 3x111. Neulin PS tab 2x1 12. Gotropil tab 1,2mg 2x2
Planning:1. Pasien dalam posisi ½ duduk2. Monitor output urin3. Beri O2 sesuai program
17
+ ++
++ ++
Hari/Tanggal/Jam
Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter
Senin24 Agustus 201510.00
S: keluarga pasien mengatakan mual mual, belum bisa BAB, sesak nafas, sulit bicara
O: KU/KS : tampak sakit BeratGCS E4 M5 Vafasia VS : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,5o C
Kepala : normochepal Mata : CA –/– SI –/–, anisokor Leher: KGB (–) membesar, JVP ↑Gigi : Karies dentis dan bebeerapa
tanggal Thorax : Simetris, statis & dinamis, teraba ictus cordis Pulmo : Suara nafas ronkhi +/+, Cor : BJ I–II irregular, murmur (–),
S3(+), S4 (samar), perkusi batas jantung melebar
Abdomen: BU (+) normal, Ekstremitas : edema -/-, CRT >2”, hemparese ekstremitas kiri
Status Neurologis Hemiparese N. III, IV, V, VII, Kelemahan Motorik
5555 2222
5555 3334
Ref Fisio
Ref Pato: Babinski (-/+)A :
1. Stenosis mitral berat 2. Right Atrial Trombus 3. Atrial fibrilasi 4. Diabetes melitus 5. CVA Infark
Therapy:
1. Inf Asering + Dopamin 3 amp2. Inj Lapibal 2x13. Inj Extrace 2x14. Inj Pycin 3x1 5. Inj Norages 3x1 6. Inj Lasix 4x1/27. D10 DS 3x18. Rinclo tab 1x19. Neofer tab 3x1 10. Tonicard tab 3x111. Neulin PS tab 2x1 12. Gotropil tab 1,2mg 2x2
Planning:1. Pasien dalam posisi ½ duduk2. Monitor output urin3. Beri O2 sesuai program 4. Rujuk ke Rumah Sakit TK. 1,
Jogjakata, RS.Sardjito
18
+ ++
++ ++
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stenosis mitral Definisi dan etiologi stenosis mitral
Mitral Stenosis adalah suatu penyakit jantung, dimana katup atau pintu yang menghubungkan ruang atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung bagian kiri mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari (4cm2)Tabel 2 Etiologi stenosis mitral
Demam Rematik Karditis dengan kerusakan katup mitral (>95%).
Kongenital Hipoplasia atau fusi dari muskulus papilaris, pemendekan dan penebalan dari korda.
Metabolik Penyakit whipple Mucopolysaccharidosis Penyakit Fabry Carcinoid Terapi Methysergide
2.1.3 Patofisiologi stenosis mitral Orang dewasa normal orifisium katup mitral adalah 4 sampai 6 cm2. Adanya
obstruksi yang signifikan, misalnya, jika orifisium kurang lebih kurang dari 2 cm2, darah dapat mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri hanya jika didorong oleh gradien tekanan atrioventrikel kiri yang meningkat secara abnormal, tanda hemodinamik stenosis mitral. Apabila orifisium katup mitral berkurang sampai 1 cm2, tekanan atrium kiri kurang lebih 25 mmHg diperlukan untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output) yang normal. Tekanan atrium kiri yang meningkat, selanjutnya, meningkatkan tekanan vena dan kapiler pulmonalis, yang mengurangi daya kembang (compliance) paru dan menyebabkan dispnea pada waktu pengerahan tenaga (exertional dyspnea, dyspnea d’ effort). Serangan pertama dispnea biasanya dicetuskan oleh kejadian klinis yang meningkatkan kecepatan aliran darah melalui orifisium mitral, yang selanjutnya mengakibatkan elevasi tekanan atrium kiri. Untuk menilai beratnya obstruksi, penting untuk mengukur gradien tekanan transvalvuler maupun kecepatan aliran. Gradien tekanan bergantung tidak hanya pada curah jantung tapi juga denyut jantung. Kenaikan denyut jantung memperpendek diastolik secara proporsional lebih daripada sistolik dan mengurangi waktu yang tersedia untuk aliran yang melalui katup mitral.
19
Oleh karena itu, pada setiap tingkat curah jantung tertentu, takikardia menambah tekanan gradien transvalvuler dan selanjutnya meningkatkan tekanan atrium kiri.
Tekanan diastolik ventrikel kiri normal pada stenosis mitral saja; penyakit katup aorta, hipertensi sistemik, regurgitasi mitral, penyakit jantung iskemik yang terjadi secara bersamaan dan mungkin kerusakan sisa yang ditimbulkan oleh miokarditis reumatik kadang-kadang bertanggung jawab terhadap kenaikan yang menunjukan fungsi ventrikel kiri yang terganggu dan/atau menurunkan daya kembang ventrikel kiri. Disfungsi ventrikel kiri, seperti yang ditunjukan dalam berkurangnya fraksi ejeksi dan kecepatan memendek serabut yang mengelilingi, terjadi pada sekitar seperempat pasien dengan stenosis mitral berat, sebagai akibat berkurangnya preload kronik dan luasnya jaringan parut dari katup ke dalam miokardium yang berdekatan.
Klasifikasi stenosis mitral
20
Stenosis mitral diklasifikasikan menjadi tiga kelas dari ringan hingga berat sesuai dengan mitral valve area (MVA). Klasifikasi stenosis mitralKlasifikasi Mitral Valve Area (MVA) dalam
cm2 Ringan >1,5 cm2 Sedang 1,0-1,5 cm2 Berat <1,0 cm2
Gejala dan tanda stenosis mitral Gejala yang lazim dirasakan oleh pasien dengan stenosis mitral adalah cepat lelah,
sesak nafas bila aktivitas (dyspnea d’ effort) yang makin lama makin berat. Pada stenosis mitral yang berat, keluhan sesak nafas dapat timbul saat tidur malam (nocturnal dyspnea), bahkan dalam keadaan istirahat sambil berbaring (orthopnea).
Tabel 4. Gejala stenosis mitral8 Gejala stenosis mitral Dispnea, Kelelahan Keterbatasan aktivitas Palpitasi Sinkop Paroxysmal nocturnal dyspnea Orthopnea Hemoptisis Suara serak (sindrom ortner)
Penatalaksanaan
Indikasi untuk dilakukannya operasi adalah sebagai berikut:
1. Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (<1,7 cm) dan keluhan,
2. Stenosis mitral dengan hipertensi pulmonal,
3. Stenosis mitral dengan resiko tinggi terhadap timbulnya emboli, seperti:
1. Usia tua dengan fibrilasi atrium,2. Pernah mengalami emboli sistemik,3. Pembesaran yang nyata dari appendage atrium kiri.
Jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Closed mitral commissurotomy, yaitu pada pasien tanpa komplikasi,
21
2. Open commissurotomy (open mitral valvotomy), dipilih apabila ingin dilihat dengan jelas keadaan katup mitral dan apabila diduga adanya trombus di dalam atrium,
3. Mitral valve replacement, biasa dilakukan apabila stenosis mitral disertai regurgitasi dan klasifikasi katup mitral yang jelas.
Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium (atrial fibrillation) adalah kondisi di mana ruang atas jantung (atrium) berdenyut terlalu cepat dan irreguler. Karena darah tidak sepenuhnya dipompa ke ventrikel, ruang jantung atas dan bawah tidak bekerja sama dengan baik, mengakibatkan detak jantung secara keseluruhan menjadi tidak teratur. Fibrilasi atrium juga dikenal sebagai aritmia supraventrikel karena merupakan aritmia yang berasal dari atas ventrikel.
Fibrilasi atrium dapat tanpa gejala. Bila ada, penderita mungkin mengalami palpitasi, nyeri dada, pusing atau pingsan. Fibrilasi atrium dapat tetap tidak terdeteksi untuk waktu yang lama. Jika tidak diobati, komplikasi bisa berupa stroke dan serangan jantung.
Jika Jantung terjadi fibrilasi atrium Anda mungkin mengalami gejala yang berbahaya dan menakutkan. AFib dapat menyebabkan gejala seperti:
pusing Perasaan berdebar-debar Sesak napas nyeri dada Kelelahan atau Tidak dapat melakukan olah raga
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo. 1995. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. EGC : Jakarta
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Joanne C. McCloskey. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby-Year Book
Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC
Outcomes. Upper Saddle River: New Jersey
———–. Acute Miocard Infark. down load from http://www.healthatoz.com/ 12 September 2007
22
Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach.Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa :
Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997
Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa :
Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing. 8th
Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U.Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli
diterbitkan tahun 1996)
23