preskas dakriosititis

6
BAB I. PENDAHULUAN Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem sekresi yang berupa kelenjar lakrimal dan sistem ekskresi yang terdiri dari punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, dan meatus inferior. 8 Sistem eksresi lakrimal cenderung mudah terjadi infeksi dan inflamasi karena berbagai sebab. Membran mukosa pada saluran ini terdiri dari dua permukaan yang saling bersinggungan, yaitu mukosa konjungtiva dan mukosa nasal, di mana pada keadaan normal pun sudah terdapat koloni bakteri. Tujuan fungsional dari sistem ekskresi lakrimal adalah mengalirkan air mata dari kelenjar air mata menuju ke cavum nasal. Tersumbatnya aliran air mata secara patologis menyebabkan terjadinya peradangan pada sakus lakrimal yang biasa disebut dengan dakriosistitis. 6 Dakriosistitis dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Dakriosistitis akut ditandai dengan nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan kemerahan pada regio kantus medial, sedangkan pada inflamasi maupun infeksi kronis dari sakus lakrimal ditandai dengan adanya epifora, yaitu rasa nyeri yang hebat di bagian sakus lakrimal dan disertai dengan demam. Selain dakriosistitis akut dan kronis, ada juga dakriosistitis kongenital yang merupakan bentuk khusus dari dakriosistitis. Awal terjadinya dakriosistitis adalah adanya obstruksi pada duktus nasolakrimalis. Obstruksi duktus nasolakrimalis pada anak-anak biasanya akibat tidak terbukanya membran nasolakrimal, sedangkan pada orang dewasa akibat adanya penekanan pada salurannya, misal adanya polip hidung. 6,8

Upload: nisrina-fariha

Post on 19-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: preskas dakriosititis

BAB I. PENDAHULUAN

Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem sekresi yang berupa kelenjar

lakrimal dan sistem ekskresi yang terdiri dari punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal, duktus nasolakrimal, dan meatus inferior.8 Sistem eksresi lakrimal cenderung mudah

terjadi infeksi dan inflamasi karena berbagai sebab. Membran mukosa pada saluran ini terdiri

dari dua permukaan yang saling bersinggungan, yaitu mukosa konjungtiva dan mukosa nasal,

di mana pada keadaan normal pun sudah terdapat koloni bakteri. Tujuan fungsional dari

sistem ekskresi lakrimal adalah mengalirkan air mata dari kelenjar air mata menuju ke cavum

nasal. Tersumbatnya aliran air mata secara patologis menyebabkan terjadinya peradangan

pada sakus lakrimal yang biasa disebut dengan dakriosistitis.6

Dakriosistitis dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Dakriosistitis akut

ditandai dengan nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan kemerahan pada regio kantus medial,

sedangkan pada inflamasi maupun infeksi kronis dari sakus lakrimal ditandai dengan adanya

epifora, yaitu rasa nyeri yang hebat di bagian sakus lakrimal dan disertai dengan demam.

Selain dakriosistitis akut dan kronis, ada juga dakriosistitis kongenital yang merupakan

bentuk khusus dari dakriosistitis. Awal terjadinya dakriosistitis adalah adanya obstruksi pada

duktus nasolakrimalis. Obstruksi duktus nasolakrimalis pada anak-anak biasanya akibat tidak

terbukanya membran nasolakrimal, sedangkan pada orang dewasa akibat adanya penekanan

pada salurannya, misal adanya polip hidung.6,8

Dakriosistitis umumnya terjadi pada dua kategori usia, yaitu anak-anak dan orang

dewasa di atas 40 tahun dengan puncak insidensi pada usia 60 hingga 70 tahun. Dakriosistitis

pada bayi yang baru lahir jarang terjadi, hanya sekitar 1% dari jumlah kelahiran yang ada.

Kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa sekitar 70-83% kasus dakriosistitis dialami oleh

wanita, sedangkan pada dakriosistitis kongenital jumlahnya hampir sama antara laki-laki dan

perempuan.6

Pengobatan dakriosistitis pada anak (neonatus) dapat dilakukan dengan masase kantong air

mata ke arah pangkal hidung dan juga antibiotik.

Pada orang dewasa, dakriosistitis akut dapat diterapi dengan melakukan kompres

hangat pada daerah sakus yang terkena dalam frekuensi yang cukup sering 8,17.Untuk

mengatasi nyeri dan radang, dapat diberikan analgesik oral (acetaminofen

atau ibuprofen), Bila terjadi abses dapat dilakukan insisi dan drainase.

Dakriosistitis kronis pada orang dewasa dapat diterapi dengan cara

Page 2: preskas dakriosititis

melakukan irigasi dengan antibiotik serta pembedahan yang bertujuan

untuk mengurangi angka rekurensi. 8

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Syifa

Usia : 4 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Rawa lumbung

Tgl. Masuk RS : 19 Juni 2014

Tgl. Keluar RS : 19 Juni 2014

II. ANAMNESIS

Diambil dari : Aloanamnesis

Tanggal : 19 Juni 2014

Keluhan Utama : Mata kiri terus berair

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan ibunya ke rumah sakit. Ibu pasien mengatakan bahwa

mata pasien terus menerus berair. Keluhan dirasakan sejak pasien baru lahir (± 4

bulan SMRS). Awalnya mata pasien hanya mengeluarkan cairan dari mata yang

berwarna jernih akan tetapi ± 2 bulan SMRS cairan yang keluar dari mata

berwarna kekuningan. Sebelumnya pasien telah ke dokter mata akan tetapi belum

ada perubahan yang berarti pada keadaan pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Menurut ketrangan orang tua pasien, pasien sebelumnya pernah di rawat di

rumah sakit karena demam pada usia 2 bulan. Riwayat alergi tidak diketahui.

Riwayat Penyakit Keluarga:

Orang tua pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga lainnya yang pernah

mengalami sakit seperti ini.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Page 3: preskas dakriosititis

OD PEMERIKSAAN OS

Tidak dilakukan Visus Tidak dilakukan

Gerak bola mata normal

Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)

Bulbus oculi Gerak bola mata normal

Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)

Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (+)

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Ektropion (-)

Entropion (-)

Palpebra Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (+)

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Ektropion (-)

Entropion (-)

Edema (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Papil (-)

Kemosis (-)

Sekret purulen (+)

Konjungtiva Edema (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Papil (-)

Kemosis (-)

Sekret purulen (+)

Normal, berwarna putih Sklera Normal, berwarna putih

Bulat, jernih

Edema (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)

Kornea Bulat, jernih

Edema (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)

Tidak dilakukan COA Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Iris Tidak dilakukan

Bulat, Isokor

Reflek cahaya :

lgsg (+)

tdk lgsg (+)

Pupil Bulat, Isokor

Reflek cahaya :

lgsg (+)

tdk lgsg (+)

Tidak dilakukan Lensa Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

Normal per palpasi TIO Normal per palpasi

Page 4: preskas dakriosititis

IV. RESUME

V. DIAGNOSIS KLINIS

Dakriosistitis kongenital OS

VI. DIAGNOSIS BANDING

Selulitis orbita

Hordeolum

VII. RENCANA PEMERIKSAAN

Fluorescein clearance test

Jones dye test

VIII. RENCANA PENATALAKSANAAN

Masase

Kompres air hangat

Amoxicillin sirup 3x1

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam