preskas 29 des-4 jan 14

18
BAB I STATUS PASIEN A. ANAMNESIS I. Identitas Pasien Nama : Tn. RW Umur :23 Tahun Jenis kelamin : Laki - Laki Agama :Islam Alamat : Njl!ng "us"rengg# musuk - !$lali N. R% : &'-2(-)2-*& Tanggal %asuk : &3 Agustus 2&') Tanggal Periksa : 2+ ,esem!er 2&') A. Keluhan Utama Luka !akar listrik B. Riwayat Penyakit Sekarang 2-) hari %R "asien !ekerja di !engkel las dan terkena setrum ka!el listrik. Pingsan -/# luka listrik masuk dari kedua tangan de luka keluar dari kaki kanan. 0leh "enlng "asien di!a1a ke R U, "andan arang !$lali# "asien diin us dan di injeksi !at anestesi# 4ek la!rat dan de!ridement 25 di kamar "erasi. diren4anakan "erasi am"utasi tangankanan ta"imenlak.Pasien dirujuk ke R ,% dengan diagnsis 4m!uti. C. Riwayat Penyakit Dahulu Ri1a$at alergi !at : -/ Ri1a$at hi"ertensi : disangkal Ri1a$at sakit gula : disangkal Ri1a$at "en$akit jantung : disangkal Ri1a$at trauma se!elumn$a : disangkal Ri1a$at mndk se!elumn$a: disangkal D. Riwayat Penyakit Keluarga Ri1a$at sakit seru"a : -/ Ri1a$at hi"ertensi : -/ Ri1a$at sakit gula : -/ 1

Upload: scribdkiky

Post on 08-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjhjgfvgfhj njghjfvghfvgh nbgjhggvghvjkvhkg vgjhggfgfhjg nhjgjhgfgjfjgfyhkjhjgfjh gjhfhghfjghbnmgfygjhgh gjhgjhgjgjhg

TRANSCRIPT

BAB I

STATUS PASIEN

A. ANAMNESIS

I. Identitas Pasien

Nama

: Tn. RWUmur

: 23 Tahun

Jenis kelamin

: Laki - Laki

Agama

: Islam

Alamat

: Njlobong pusporenggo, musuk - boyolali

No. RM

: 01-26-42-70Tanggal Masuk

: 03 Agustus 2014Tanggal Periksa

: 29 Desember 2014

A. Keluhan Utama

Luka bakar listrikB. Riwayat Penyakit Sekarang

2-4 hari SMRS pasien bekerja di bengkel las dan terkena setrum kabel listrik. Pingsan (-), luka listrik masuk dari kedua tangan dengan luka keluar dari kaki kanan. Oleh penolong pasien dibawa ke RSUD pandan arang boyolali, pasien diinfus dan di injeksi obat obatan anestesi, cek laborat dan debridement 2x di kamar operasi. Pasien direncanakan operasi amputasi tangan kanan tapi menolak. Pasien dirujuk ke RSDM dengan diagnosis combutio.C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi obat

: (-)

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat trauma sebelumnya : disangkal

Riwayat mondok sebelumnya: disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa: (-)

Riwayat hipertensi

: (-)

Riwayat sakit gula

: (-)

Riwayat penyakit jantung: (-)

Riwayat sakit ginjal

: (-)

Riwayat alergi

: (-)

E. Riwayat Gizi dan Kebiasaan

Sehari-harinya penderita makan 3 kali sehari, dengan lauk-pauk, ikan, telur, sayur. Nafsu makan sehari-hari baik. Pasien berobat menggunakan fasilitas BPJS.

Riwayat merokok: (-)

Riwayat olahraga: (-)

Minum obat bebas: (-)Minum alkohol: (-)

II. PEMERIKSAAN FISIKA. Primary Survey

a. Airway:bebas

b. Breathing:frekuensi pernafasan 18 x/menit

c. Circulation:tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 76 x/menit

d. Disability:GCS E4V5M6, reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm)

e. Exposure:suhu 36,4C, jejas (+) lihat status lokalis

B. Secondary SurveyKepala: tidak ada kelainanMata: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), hematom periorbita (-/-), diplopia (-/-).Hidung: bentuk asimetris, napas cuping hidung (-), secret (-), keluar darah (-)Telinga: tidak ada kelainan, tragus pain (-/-)

Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)

Leher: Bentuk normocolli, KGB tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar, kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-)

Thorak :

Cor: Inspeksi : iktus kordis tidak tampak Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkatPerkusi : batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Pulmo: Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiriPalpasi: Fremitus raba dada kanan = kiriPerkusi: Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+)

Suara tambahan (-/-)Abdomen: Inspeksi: Perut distended (-), jejas (+) status lokalisAuskultasi: Bising usus (+) normalPerkusi

: TimpaniPalpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak terabaEkstremitas: jejas (+) status lokalis Akral dingin

Oedem

C. Status Lokalis

Regio Wrist + Manus dekstraInspeksi: jaringan nekrotik sirkuler (+), escar (+), pus (+), tampak kehitaman (+), ukuran 4%Palpasi: teraba dingin (+), SpO2 digiti I-V 0%Regio Wrist + Manus sinistraInspeksi: jaringan nekrotik sirkuler (+), escar (+), pus (-), ukuran 2%, oedem digiti I-VPalpasi: teraba hangat (+), SpO2 digiti I-V 97%Regio AbdomenInspeksi: tampak jaringan epithelisasi ukuran 4%

Regio Femur dekstraInspeksi: tampak jaringan epithelisasi ukuran 9%

Regio Femur sinistraInspeksi: tampak jaringan epithelisasi ukuran 1%

Regio Cruris dekstraInspeksi: tampak jaringan nekrotik(+), escar (+), pus (+)

III. DIAGNOSIS

Combutio listrik post debridement grade II-III 25%

Dead limb region manus dekstraIV. PLANNING1. Pasang infus RL 20 tpm.2. Injeksi novalgin 1 amp/8 jam3. Cek balance cairan4. EKG monitor5. Rawat luka6. MRS RGB7. Injeksi analgetikBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

2. ETIOLOGI

Luka bakar berdasarkan penyebab dibedakan atas:

a. Luka bakar karena api

b. Luka bakar karena air panas

c. Luka bakar karena listrik dan petir

d. Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam atau basa kuat )

e. Luka bakar karena radiasi

f. Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite )

Kerusakan jaringan disebabkan oleh api lebih berat dibandingkan dengan air panas; kerusakan jaringan akibat bahan yang bersifat koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Luka bakar akibat ledakan juga menyebabkan kerusakan organ dalam akibat daya ledak (eksplosif). Luka bakar karena bahan kimia menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan yaitu diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan. Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald).3. PATOFISIOLOGI

a. Zona Kerusakan Jaringan

1) Zona Koagulasi

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh panas.

2) Zona Statis

Daerah yang berada langsung di luar zona koagulasi, terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

3) Zona Hiperemi

Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler.

b. Fase Luka Bakar

Dalam perjalanan penyakit dibedakan 3 fase pada luka bakar, yaitu :

1) Fase awal, fase akut, fase syokPada fase ini problem yang berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini juga terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat sistemik.

2) Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut

Fase ini berlangsung setelah syok berakhir / dapat di atasi. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) dapat menimbulkan masalah, yaitu :

a) Proses inflamasi

Proses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat elektif; proses inflamasi di sini terjadi lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein. Pada saat ini terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepaskannya zat-zat yang berhubungan dengan proses immunologik, yaitu kompleks lipoprotein (lipid protein complex, burn-toxin) yang menginduksi respon inflamasi sistemik (SIRS = Systemic Inflammation Response syndrome).

b) Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis

c) c. Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi (evaporative heat loss) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.

3) Fase lanjut

Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ-organ stuktural, misalnya bouttonirre deformity.4. KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Klasifikasi luka bakar dibagi atas berdasarkan penyebab/ etiologi (seperti dijelaskan diatas) dan kedalaman luka bakar.a. Klasifikasi berdasarkan penyebab

Luka bakar karena api

Luka bakar karena air panas

Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat)

Luka bakar karena listrik dan petir

Luka bakar karena radiasi

Cedera akibat suhu sangat rendah (frost bite)

B. Klasifikasi Luka Bakar berdasarkan kedalaman luka2.5.1Derajat Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia, petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan - jaringan yang lebih dalam.1 Membedakan luka bakar ringan dengan luka bakar yang lebih serius tergantung dari tingkat kerusakan jaringan tubuh. Adapun derajat luka bakar meliputi :a. Derajat 1

Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar paling ringan, hanya mengenai lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit biasanya memerah, bengkak dan mungkin terasa sakit. Lapisan luar kulit tidak terbakar semua. Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperfisial), kulit hiperemik berupa eritem, tidakdijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

Gambar 1 Luka bakar derajat 1

b. Derajat 2

Luka bakar ini disebut juga partial thickness burn (luka bakar parsial), artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit (epidermis dan sebagian dermis). Ditandai dengan munculnya lepuhan dan kulit langsung menjadi merah dan muncul bercak - bercak. Rasa nyeri hebat dan terjadi pembengkakan merupakan tanda dan gejala lainnya.Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proseseksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi, dibedakan atas 2 (dua) bagian:a) Derajat II dangkal (superfisial)

kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis

apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh

penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.b) Derajat II dalam (deep)

kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis

apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih utuh.

Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanyaterjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

Gambar 2 Luka bakar derajat 2

c. Derajat 3

Luka bakar ini disebut juga full thickness burn, yang mengenai seluruh ketebalan kulit (epidermis dan dermis, lebih dalam hingga mencapai subkutan). Luka bakar ini yang paling serius. Pada luka bakar tingkat tiga biasanya terdapat bagian yang hitam seperti arang. Orang tersebut akan mengalami rasa sakit yang hebat atau apabila terjadi kerusakan saraf yang luas, ia cuma merasa sedikit sakit atau tidak sakit sama sekali. Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga. Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia. Mungkin akan tampak berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal.

Gambar 3 Luka bakar derajat 3Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi. Selama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit untuk membedakan luka bakar derajat dua atau tiga, tetapi pada minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar di mana tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat tiga. Setelah eschar diangkat, sisa jaringan dibawahnya (biasanya lapisan subkutan) akan membentuk jaringan granulasi, suatu massa yang terdiri dari sel-sel fibroblas dan jaringan penyambung yang kaya pembuluh darah kapiler. Permukaan jaringan granulasi yang berwarna merah tua itu terbentuk setelah 21 hari, dan dalam waktu 1 sampai 2 minggu kemudian sebaiknya dilakukan skin graft.

KlasifikasiPenyebabPenampakan luarSensasiWaktu penyembuhanJaringan parut

Luka bakar dangkal (superficial burn) Sinar UV, paparan nyala apiKering dan merah; memucat dengan penekananNyeri3 6 hari Tidak terjadi jaringan parut

Luka bakar sebagian dangkal (superficial partial-thickness burn) Cairan atau uap panas (tumpahan atau percikan), paparan nyala apiGelembung berisi cairan, berkeringat, merah; memucat dengan penekananNyeri bila

terpapar udara dan panas7-20 hariUmumnya tidak terjadi jaringan parut; potensial untuk perubahan pigmen

Luka bakar sebagian dalam (deep partial-thickness burn) Cairan atau uap panas (tumpahan), api, minyak panasGelemb-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1ptung berisi cairan (rapuh); basah atau kering berminyak, berwarna dari putih sampai merah; tidak memucat dengan penekananTerasa dengan penekanan saja>21 hariHipertrofi, berisiko untuk kontraktur (kekakuan akibat jaringan parut yang berlebih)

Luka bakar seluruh lapisan (full thickness burn) Cairan atau uap panas, api, minyak, bahan kimia, listrik tegangan tinggiPutih berminyak sampai abu-abu dan kehitaman; kering dan tidak elastis; tidak memucat dengan penekananTerasa hanya dengan penekanan yang kuatTidak dapat sembuh (jika luka bakar mengenai >2% dari TBSA)Risiko sangat tinggi untuk terjadi kontraktur

Tabel 2 Klasifikasi kedalaman luka bakar

5. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR 2.5.2Luas Area

Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:21) Kepala dan leher : 9%

2) Lengan masing-masing 9% : 18%

3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%

4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%

5) Genetalia/perineum : 1%

Gambar 5. Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine oleh Wallace

Untuk area luka bakar yang tersebar kita dapat memperkirakan persentasenya dengan menggunakan tangan dengan jari-jari pasien, dimana jari-jari dalam keadaan abduksi, dimana sama dengan kurang lebih 1 persen dari total luas permukaan tubuh pasien.2.2Definisi Luka Bakar Listrik

Luka listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi energi panas.

Pada umumnya tanda utama trauma listrik adalah luka bakar pada kulit. Gambaran makroskopis kerusakan kulit yang kontak langsung dengan sumber listrik bertegangan rendah disebut electrical mark. Dalam studi kasus kematian, hanya sekitar 55% yang menunjukan electrical mark. Luka listrik biasanya dapat diamati di titik masuk (entry point) maupun titik keluar (exit point).2.3Etiologi

Trauma listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada dekat dengan sumber listrik. Secara umum ada 2 jenis tenaga listrik, yaitu :1.Tenaga listrik alam, seperti petir

2.Tenaga listrik buatan, seperti arus listrik searah (DC) contohnya baterai dan arus listrik bolak balik (AC) contonya listrik PLN di rumah atau pabrik

2.4Patofisiologi

Elektron mengalir dalam tubuh secara abnormal sehingga menghasilkan cedera atau kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama elektrik pada jantung dan otak atau menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun eksternal melalui panas dan pembentukan pori di membran sel.

Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan penurunan kesadaran segera karena depolarisasi saraf otak. Arus bolak balik (AC) dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika jalurnya melalui dada.Aliran listrik yang lama mengakibatkan kerusakan iskemik otak yang diikuti dengan gangguan nafas.

Faktor - faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh, yaitu :1. Jenis dan tegangan aliran listrik

Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama.

DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus. AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat.

Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut. Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal. Arus bolak-balik lebih dapat menyebabkan aritmia jantung dibanding arus searah. Arus dari AC pada 100 mA dalam seperlima detik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel dan henti jantung.

Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).2. Tahanan/ResistensiResistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran listrik. Tahanan tubuh bervariasi di masing - masing jaringan, yang ditentukan oleh perbedaan kandungan air di masing - masing jaringan. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata - rata 500 - 10.000 ohm.

Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar < 1,000 ohm.Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan produksi keringat meningkat. Pertimbangkan tentang transitional resistance, yaitu suatu tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain.3. Adanya hubungan dengan bumi

Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.4. Lamanya waktu kontak dengan konduktor

Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah harus yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar dan luas. Dengan tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumberlistrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.5. Aliran arus listrik

Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk sampai meninggalkan tubuh. Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) dan letak titik keluar bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagian tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik,alas kaki dapat berfungsi sebagai isolator, terutama yang terbuat dari karet.

1.6 Gejala

Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik. Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam.

Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal.

Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang sifatnya sementara, yangi biasanya akan menghilang dalam beberapa jam atau beberapa hari. Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-paru).

Trauma listrik melibatkan trauma langsung dan tidak langsung. Trauma listrik langsung disebabkan oleh efek arus listrik pada tubuh dan trauma listrik tidak langsung oleh konversi listrik menjadi energi termal yang bertanggung jawab untuk berbagai jenis luka bakar. Luka tidak langsung cenderung hasil dari kontraksi otot yang parah disebabkan oleh trauma listrik.2,3,4 Terdapat kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera. Sebab kematian karena arus listrik yaitu :1. Fibrilasi ventrikel

Bergantung pada ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.

2. Paralisis respiratorik

Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen, spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA.

3. Paralisis pusat nafas

Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek hipertermias. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus listrik.

4. Luka bakar

Paparan arus yang dihasilkan oleh sumber tegangan rendah (termasuk sumber listrik rumah tangga) dapat menyebabkan luka bakar di tisu cutaneus disebabkan transformasi energi listrik kepada energi termal. Luka bakar dapat berupa eritema lokal sehingga luka bakar derajat berat. Tingkat keparahan luka bakar tergantung pada intensitas arus, permukaan daerah, dan durasi paparan.

-+--

+---

1