pre eklamsi berat

5
PRE-EKLAMSIA BERAT Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana penyakit ini terjadi. Pada primigravida frekuensi lebih tinggi dibandingkan dengan multigravida terutama pada primigravida muda. Diabetes melitus, mola hidantidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 thn dan obesitas merupakan faktor predisposisi pre-eklamsia. Pre-eklamsia adalah penyakit-penyakit dengan tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada kehamilan mola hidantidosa. Biasanya tanda-tanda pre- eklamsia timbulnya berurutan, mulai dari berat badan naik, edema, hipertensi, akhirnya proteinuria. Pada pre-eklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, doplopia, penglihatan kabur, nyeri epigastrium, mual muntah. Gejala-gejala ini ditemukan pada pre-eklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsi akan muncul. Hipertensi mempunyai kriteria kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasa ditemukan, atau ≥ 140 mmHg. Kenaikan tekanan sistolik 15 mmHg atau menjadi ≥ 90 mmHg. Pada edema bila terjadi peningkatan berat badan 1 kg seminggu dalam beberapa kali maka dapat

Upload: wendy-setiawan

Post on 12-May-2017

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pre Eklamsi Berat

PRE-EKLAMSIA BERAT

Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan

oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana penyakit ini terjadi.

Pada primigravida frekuensi lebih tinggi dibandingkan dengan multigravida

terutama pada primigravida muda. Diabetes melitus, mola hidantidosa, kehamilan ganda,

hidrops fetalis, umur lebih dari 35 thn dan obesitas merupakan faktor predisposisi pre-

eklamsia.

Pre-eklamsia adalah penyakit-penyakit dengan tanda hipertensi, edema dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan

ke-3 kehamilan tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada kehamilan mola

hidantidosa. Biasanya tanda-tanda pre-eklamsia timbulnya berurutan, mulai dari berat

badan naik, edema, hipertensi, akhirnya proteinuria. Pada pre-eklamsia berat didapatkan

sakit kepala di daerah frontal, skotoma, doplopia, penglihatan kabur, nyeri epigastrium,

mual muntah. Gejala-gejala ini ditemukan pada pre-eklamsia yang meningkat dan

merupakan petunjuk bahwa eklamsi akan muncul.

Hipertensi mempunyai kriteria kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di

atas tekanan yang biasa ditemukan, atau ≥ 140 mmHg. Kenaikan tekanan sistolik 15

mmHg atau menjadi ≥ 90 mmHg. Pada edema bila terjadi peningkatan berat badan 1 kg

seminggu dalam beberapa kali maka dapat diwaspadai suatu pre-eklamsia. Proteinuria

berarti konsistensi protein dalam air kencing melebihi 0,3 kg per liter atau pemeriksaan

kualitatif menunjukan 1 atau 2+ atau ≥ 1 g/liter air kencing yang dikeluarkan dengan

kateter atau midsterm yang diambil minimal 2x dalam jarak waktu 6 jam.

Pre-eklamsia dikatakan berat jika didapati satu atau lebih dari gejala-gejala dibawah

ini:

1. tekanan sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.

2. proteinuria ≥ 5 gr dalam 24 jam; 3 atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.

3. oligouria, air kencing ≤ 400 ml dalam 24 jam.

4. keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium.

5. edema paru-paru atau sianosis.

Page 2: Pre Eklamsi Berat

Pemeriksaan yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-

eklamsia dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya.

Jenis penanganan pada preeklamsia berat yaitu:

1. aktif: kehamilan segera diakhiri bersamaan dengan pemberian medisinal.

a. Indikasi

Perawatan aktiv bila didapatkan 1 atau lebih dari keadaan:

- Ibu : kehamilan lebih dari 37 minggu, tanda-tanda gejala

impending eklamsi,kegagalan erawatan konservatif.

- Janin : tanda-tanda fetal distres, tanda-tanda IUGR.

- Laboratorik : HELLP syndrome

b. Pengobatan medisinal

1) Segera MRS

2) Tirai baring miring ke satu sisi

3) Infus dextrose 5%, tiap liter di selingi dengan infs RL 500 cc.

4) Antasida.

5) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

6) Pemberian obat anti kejang : MgSO4.

7) Diuretik bila ada edema paru, payah jantung kongestif, edema

anasarka.

8) Antihipertensi

9) Kardiotonika

c. Pengobatan obstetrik

- Belum inpartu

induksi persalinan dan jika gagal lakukan SC.

- Sudah inpartu

Kala I :

Amniotomi, bila gagal lakukan SC

Page 3: Pre Eklamsi Berat

Kala II:

Pada persalinan pervaginam, maka diselesaikan

dengan partus buatan. Amniotomi dan oksitoksin drip

dilakukan sekurang-kurangnya 15 menit setelah

pemberian pengobatan medisinal.

a. Konservatif

a. Indikasi : kehamilan preterm tanda-tanda impending eklamsi dengan keadaan

janin gawat.

b. Pengobatan medisinal:sama dengan pengobatan aktiv hanya cara pemberian

beda.

c. Pengobatan obstetrik :

selama perawatan konservatif, observasi dan evaluasi sama seperti

pengobatan aktiv tapi tidak ada terminasi kehamilan.

Sulfas magnesium dihentikan bila mencapai tanda-tanda preeklamsi. Bila

gagal maka harus diterminasi

Referensi

1) Rachimhadi T. Pre-eklamsia dan Eklamsia. Dalam: wiknjosastro H. Prof. Dr. Ilmu Kebidanan.

Edisi Ke-III. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohajo. 1999. hal 281-300

2) Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi. Bagian obstetri FK UNSRAT.