praktikum pengetahuan bahan pangan hasil perkebunan

Upload: nadya-dwi-anugrah

Post on 02-Jun-2018

278 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    1/22

    LAPORAN PRAKTIKUMPENGETAHUAN BAHAN PANGAN

    HASIL PERKEBUNAN

    Oleh : Nama : Nadya Dwi Anugrah NRP : 123020068Kelompok : CAsisten : Wida Ratna Sari, STTanggal Percobaan : 15 Oktober 2014

    LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG2014

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    2/22

    I. PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

    Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

    1.1. Latar Belakang Percobaan

    Perkebunan adalah salah satu usaha pertanian yang luas, biasanya terletak

    di daerah tropis atau subtropis yang digunakan untuk menghasilkan komoditi

    perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh,

    bukan momposisi lokal (Windy, 2013)

    Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

    dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi

    dunia mencapai 70% berasal dari spesie kopi arabika dan 26 % berasar dari

    spesies robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.

    Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut

    dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yunani di bagisan selatan Arab,

    melalui saudagar arab (Raharjo, 2012).

    Kakao merupakan tumbuhan tahunan ( perennial ) berbentuk pohon, di alam

    dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan

    tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang

    meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao,

    sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang

    (cauliflorous ). (Anonim, 2014)

    Teh ( Camellia sinensis ) merupakan salah satu komoditi andalan provinsi

    Jawa Barat yang dikenal sejak zaman Hindia Belanda (tahun 1860). Daun teh

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pohonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tajukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bungahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sterculiaceaehttp://id.wikipedia.org/wiki/Batanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Batanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sterculiaceaehttp://id.wikipedia.org/wiki/Bungahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tajukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pohon
  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    3/22

    digunakan terutama untuk membuat teh hitam dan teh hijau. Perbedaan kedua

    jenis teh tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang bebeda. Mutu teh sangat

    ditentukan oleh macam daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda akan

    memberikan mutu teh yang lebih baik dari pada daun tua (Muchtadi, 2010).

    1.2. Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan struktur dan sifat fisik umbi-umbian adalah untuk

    mengetahui struktur dan sifat fisik hasil perkebunan.

    Tujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar kafein

    pada hasil perkebunan.

    Tujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui kadar

    sari dalam bahan pangan sehingga dapat diketahui mutu organoleptik dan seduhan

    bahan pangan tersebut.

    Tujuan dari percobaan penrntuan kadar tanin adalah untuk mengatahui

    kadar tanin dalam teh.

    1.3. Prinsip Percobaan

    Prinsip dari percobaan strktur dan sifat fisik umbi-umbian, yaitu

    berdararkan karekteristik fisik dari hasil perkebunan sehingga diketahui bentuk,

    warna, struktur, biji, dan aroma.

    Prinsip dari percobaan analisi kafein, yaitu berdasarkan kafein yang bersifat

    basa monoacidic lemah yang terpisah dengan penguapan air serta penambahan

    asam dan basa, sehingga membentuk garam yang stabil.

    Prinsip dari percobaan penentuan kadar sari, yaitu berdasarkan jumlah

    bahan yang larut apabila bahan tersebut diekstrak dengan panas.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    4/22

    Prinsip dari percobaan penentuan kadar tanin, yaitu berdasarkan

    pengoksidasian oleh KMnO 4.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    5/22

    II. METODOLOGI PERCOBAAN

    Bab ini menguraikan mengenai: (1) Bahan-Bahan yang Digunakan, (2)

    Alat-Alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

    2.1. Bahan-Bahan yang digunakan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pengamatan struktur dan sifat

    fisik hasil perkebunan, yaitu Buak Coklat (Cacao)

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan analisi kafein, yaitu teh C,

    MgO, aquadest, H 2SO 4, KOH, dan kloroform.

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan penentuan kadar sari, yaitu

    teh C dan aquadest.

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan penentuan kadar tanin, yaitu

    arabica B, aquadest, gelatin, NaCl, serbuk kaolin, dan indigo.

    2.2. Alat-Alat yang Digunakan

    Alat-Alat yang digunakan pada percobaan pengamatan struktur dan sifat

    fisik hasil perkebunan, yaitu pisau, talenan, jangka sorong dan penggaris.

    Alat-Alat yang digunakan pada percobaan analisis kafein, yaitu gelas kimia,

    erlenmeyer, kompor, oven, corong pisah, cawan porselen corong, dan timbangan.

    Alat-Alat yang digunakan pada percobaan penentuan kadar sari, yaitu

    erlenmeyer, kompor, cawan porselen, corong, oven, dan timbangan.

    Alat-Alat yang digunakan pada percobaan penentuan kadar tanin, yaitu

    erlenmeyer, kompor, labu takar, corong, timbangan, biuret, dan kertas saring.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    6/22

    2.3. Metode Percobaan

    1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

    Hasil Perkebunan

    Ukuran Bentuk Warna Biji Struktur Aroma

    Melintang Membujur

    Gambar 1. Metode Pengamatan Struktur Dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

    Pertama tama sampel (buah coklat) diambil, di gambar bentuk buah

    coklat. Diukur panjang dan diameter buah coklat dengan menggunakan penggaris

    atau jangka sorong. Dicatat warna buah coklat. Gambar struktur melintang dan

    membujur buah ciklat yang telah di belah dua dan dipotong. Dan terakhir cium

    aroma biji buah coklat.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    7/22

    2. Analisi Kafein

    Didihkan sampai volume 50mL

    Cairan bagian bawah dikeluarkan danditampung di erlenmeyer

    Toven t= 100 0C

    Timbang kafein kering

    Kloroform 25mL, 20mL, 15mL

    Gambar 2. Metode Analisis Pati

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    8/22

    Pertama tama timbang 2-3 gram sampel lalu masukkan kedalam

    erlenmeyer dan tambahkan 5 gram MgO dan aquadest 200mL. Didihkan perlahan

    selama 75 menit dengan ditutup pendingin terbalik. Setelah dingin, encerkan

    dengan aquadest dalam labu takar volume 500mL, kemudian disaring. Ambil

    filtrat sebanyak 150 mL kemudian masukkan kedalam corong pisah. Tambahkan

    5mL H 2SO 4 (1:9) kemudian kocok hingga tidak ada gas dan cairan terpisah.

    Cairan dibagian bawah dikeluarkan dan ditampung denga gelas kimia kecil.

    Tambahkan lagi kloroform 2mL kocok dan biarkan mengendap lalu tampung lagi

    bagian bawah ke dalam gelas kimia sebelumnya. Uapkan residu dengan oven pada

    suhu 100 0C, sebelumnya timbang berast sampel dan cawan porselen. Setelah

    dioven timbang berat kafein kering.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    9/22

    3. Penentuan Kadar Sari

    Timbang

    Gambar 3. Metode Penentuan Kadar Sari

    Pertama-tama timbang sampel sebanyak 5 gram masukkan kedalam

    erlenmeyer lalu tambahkan 100mL aquadest, kemudian ditimbang. Didihkan

    sampel di dalam erlenmeyer selama 45 menit. Setelah 45 menit tutup erlenmeyer

    dengan cawan porselen selama 5 menit. Setelah itu dinginkan sampel dan

    ditambahkan aquadest sampai beratnya sama dengan berat sebelum dipanaskan.

    Saring ampas dengan kertas saring hingga di dapat filtratnya. Ambil filtral 25mL

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    10/22

    masukkan kedalam cawan porselen konstan lalu timbang beratnya, setelah itu

    panaskan di oven selama 1 jam hingga kering. Setelah kering timbang beratnya.

    4. Penentuan Kadar Tanin

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    11/22

    Gamabr 4. Metode Penentuan Kadar Tanin

    Pertama-tama 2-3 gram sampel dirtimbang dan ditambahkan dengan 20mL

    aquadest masukkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan diatas kompor. Setelah

    itu dicairkan pada labu takar 250mL. Dipipet filtrat sebanyak 10mL, ditambah

    dengan 5mL gelatin, 10 mL NaCl, dan 1 gram serbuk kaolin. Tandabataskan

    denga labu takar. Disading denga kertas saring, lalu dipipet filtrat sebanyak 10 mL

    lalu ditambahkan 50mL aquadest dan 5mL indigo. Titrasi campuran terakhir

    dengan larutan standar KMnO 4 sampai TAT berwarna merah muda atau kuning

    muda.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    12/22

    III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan meguraikan mengenai: (1) Hasil Pengamatan, dan (2)

    Pembahasan.

    3.1. Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan sturuktur dan sifat fisik hasil pertanian, analisis kafein,

    penentuan kadar sari, dan penentuan kadar tanin.

    Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

    Sampel : Buah Coklat Warna : Kuning Orange

    Bentuk : Struktur :

    - Melintang :

    - Membujur :

    Ukuran :

    - Diameter : 6,78 cm

    - Panjang : 13,9 cm

    Aroma : khas coklat

    (Sumber: Kelompok C, Meja 2, 2014)

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    13/22

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Analisis Kafein

    Sampel Teh C

    Berat gelas kimia 117,8 gram

    Berat gelas kimia + sampel 120,8 gram

    Berat sampel 3 gram

    Berat kafein 0,1 gram

    Kadar kafein 19,24 %

    (Sumber: Kelompok C, Meja 2, 2014)

    Tabel 3. Hasil Penentuan Kadar Sari

    Sampel Teh C

    Berat sampel + aquadest + erlenmeyer 213,17 gram

    Berat cawan 46,1 gram

    Berat sampel 5 gram

    Berat cawan + sampel (sebelum dikeringkan) 71,00 gram

    Berat cawan + sampel (setelah dikeringkan) 46,2 gram

    Berat residu 0,1 gram

    Kadar sari 8 %

    (Sumber: Kelompok C, Meja 2, 2014)

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    14/22

    Tabel 4. Hasil Penentuan Kadar Tanin

    Sampel Arabica B

    Berat sampel 2,0 gram

    N KMnO 4 0,01 N

    Volume KMnO 4 pertama (a) 1,6 mL

    Volume KMnO 4 kedua (b) 1,5 mL

    Kadar tanin 8,06 %

    (Sumber: Kelompok C, Meja 2, 2014)

    3.2. Pembahasan

    Berdasarkan percobaan struktur dan sifat fisik hasil pertanian dengan

    sampel buah ciklat didapat hasi bahwa kulitn buah coklat berwarna kuning

    orange, bijinya berwarna ungu, diameter 7,78 cm, panjang 13,9 cm. Sementara

    pada analisi kadar kafein dengan sampel teh C mengandung kafein sebesar 19,24

    %. Pada penentuan kadar sari dengan sampel teh C, jumlah padatan yang terlarut

    ketika diseduh dengan air panas (kadar sari) sebesar 8%. Dan pada penentuan

    kadar tanin dengan sampel arabica B mengandung tanin sebesar 8,06 %.

    1. Analisi Kafein

    Pada penentuan kadar kafein sampel yang digunakan adalah Teh C. Daun

    teh pada umumnya digunakan untuk pembuatan teh hitam dan teh hijau.

    Perbedaan keduanya macam teh tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang

    berbeda. Mutu teh sangat ditentukan oleh macam daun teh yang dipetik. Kuncup

    atau peko dan daun muda akan memberikan mutu teh yang lebih baik dari pada

    daun tua. Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    15/22

    Sistem pemetikan P+1, berarti pucuk yang dipetik terdiri dari pucuk peko dan

    sebuah daun sebelumnya (Muchtadi, 2010).

    Tabel 5. Komposisi Kimia Daun Teh Segar

    Zat % Kering

    Selulosa dan serat kasar

    Protein

    Klorofi dan pigmen

    Tanin

    Pati

    Kafein

    Asam amino

    Gula

    Abu

    34

    17

    1,5

    25

    0,5

    4

    8

    3

    5,5

    Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam makanan,

    contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah cola, dan mate. Teh ada;ah sumber

    kafein yang yang lain dan mengandung hampir setengan dari kafein pada kopi.

    Teh mngandung sedikit jumlah teombromine dan sedikitnya lagi theophyline dari

    kopi. (Jurnal Sumatra Utara)

    Kafein merupakan alkoloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine

    besama sama senyawa tefilin dan teobromin , berlaku sebagai perangsang sistem

    safar pusat. Pada keadaan aslinya, kafein berbentuk serbuk putih yang pahit

    dengan rumus kimianya C 6H10O2 dan struktur kimianya 1,3,7-trimetilxiantin .

    (Jurnal Universitas Sumatra Utara)

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    16/22

    Tabel 6. Kandungan Kafein dalam Makanan dan Minuman

    Produk Kandungan kafein

    Secangkir kopi

    Secangkir teh

    Sebotol coca-cola

    Minuman berenergi (kratingdaeng,

    M150, alim burgar dll)

    85 mg

    35 mg

    35 mg

    50 mg

    (Sumber: Jurnal Universitas sumatra Utara)

    Pada penentuan kadar kafein, dilakukan refliks yang bertujuan untuk

    menghomogenkan sampel tanpa mengurangi jumlah volume sampel. Larutan

    MgO berfungsi untuk membentuk garam yang stabil, H 2SO 4 berfungsi dalam

    mempertahankan pH dan menghidrolisis kafein (H 2SO 4 bisa diganti dengan Pb

    Asetat). KOH berfungsi untuk mengikat kafein. Kloroform berfungsi sebagai

    pelarut organik. Pada saat ekstraksi penambahan kloroform dilakukan dalam tida

    tahap, yang bertujuan utnuk mendapatkan hasil kafein yang optimal. (Asisten

    Laboratorium Pengetahuan Bahan Pangan).

    Aplikasi analisis yang biasa digunakan dalam bidang pangan adalah untuk

    mengatahi banyaknya kadar kafein di dalam kopi, teh, dan lain sebagainya.

    2. Kadar Sari

    Kadar ari (water extract) atau kadar seduhan adalah jumlah bahan yang larut

    apabila bahan tersebit diekstrak dengan air panas. Kadar sari ini penting untuk

    produk pangan penyegar seperti kopi, teh, dan coklat yang dikonsumsi dalam

    bentuk seduhan. Kadar sari produk menentukan mutu organoleptik seduhan yang

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    17/22

    meliputi citarasa, warna, aroma, dan kesegaran. Kadar sari produk menentukan

    mutu organoleptik deduhan yang meliputi citarasa, warna, aroma, dan kesegaran

    (Muchtadi, 2010).

    Pada percobaan penentuan kadar sari, pada 54 menit awal pemanasan

    dilakukan tanpa penutupan, lalu 5 mneit terakhir dilakukan penutupan agar tidak

    ada kandungan lain (selain air) yang menguap (Aisten Lab Pengetahuan Bahan

    Pangan).

    Pada percobaan penentuan kadar sari, sampel yang digunakan adalah Teh

    C. Di indonesia dikenal dua macam pengolahan teh, yaitu teh hitam dan teh

    hijau. Disamping itu dikenal juga pengolahan teh oolong, dimana pengolahan teh

    ini hanya dilakukan di taiwan. Bada beberapa cara pengolahan daun teh yang

    biasa dilakukan, yaitu :

    Teh Hitam, daun teh dilayukan pada suhu 35 0C selama 10-20 jam atau pada

    suhu 54,4 0C selama 3-4 jam. Selanjutnya dilakukan penggulungan

    menggunakan mesin penggulung. Bgaian-bagian pucuk yang telah di gulung

    dan telah memlalui saringan langsung dibawa keruang fermentasi selama

    2,5-3 jam dengan suhu ruang fermentasi sekitar 26 0C. Kemudian bubuk teh

    dikeringkan dengan sisten counter current dengan udara panas. Pengeringan

    dilakukan sampai kadar air bubuk teh mencapai 3% (Muchtadi, 2010).

    Teh hujai, proses pembuatan teh hijau hampir sama dengan proses pembuatan

    teh hitam, hanya saja pada teh hijau tidak dilakukan fermentasi. Proses

    pengolahannya yaitu melayukan daun teh dengan cara menjemurnya sampai

    daun melayu. Selamjutnya dilakukan penggulungan dengan cara menggilas

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    18/22

    daun teh diatas nampan menggunakan tangan atau kaki hingga sebagian besar

    cairan sel terperas keluar. Lalu dikeringkan samoai kadar airnya cukup rendah

    (Muchtadi, 2010).

    Teh oolong, pelayuan teh oolong dilakukan sekitar suhu 30 0C selama 5-6

    jam. Pemanasan dilakukan pada sushu tinggi selama 10 menit. Selama

    pemanasan dilakukan pengadukan agar daun teh tidak hangus, selanjutnya

    dilakukan penggulungan. Pencucian dilakukan dengan tangan dalam air yang

    mengalir. Pencucian dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan

    daun. Selanjutnya daun teh tersebut dijemur diatas tikar (Muchtadi, 2010).

    Aplikasi penentuan kadar sari dalam bidang pangan yaitu untuk

    menenntukan jumlah bahan yang larut ketika diseduh dengan air panas, seperti

    teh, kopi, coklat dalam bentuk sachet yang diseduh.

    3. Penentuan Kadar Tanin

    Tanin merupakan komponen penting pada teh dalam menentukan cita rasa

    dan warna seduhan teh. Dalam analisi ini tanin dioksidasi oleh KmnO 4 dan jumlah

    tanin dihitung berdasarkan kesetaraan 1mL larutan asam oksalat 0,1N setara

    dengan 0,0046 gram tanin (Muchtadi, 2010).

    Pada pecobaan penentuan kadar tanin, dilakukan pemanasan yang bertujuan

    untuk mengekstrak tanin. Ditandabataskan berfungsi untuk melakukan

    pengenceran agar tidak terlalu pekat. Penyaringan berfungsi untuk memisahkan

    filtrat dari ampas. Gelatin berfungsi untuk mengikat tanin. NaCl asam berfungsi

    sebagai penstabil dan untuk melindungi larutnya gelatin yang berlebih dalam air.

    Serbuk kaolin berfungsi untuk mengikat senyawa selain tanin. Indigo berfungsi

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    19/22

    sebgai indikator warna untuk melihat TAT. Kloroform digunakan sebagai

    mentiter yang akan mengoksidasi tanin. (Asisten Lab Pengetahuan Bahan

    Panggan).

    Indikasi TAT dapat terjadi pada dua hasil yaitu TAT merah muda atau TAT

    kunign muda, karena apabila larutan yang akan dititrasi berwarna jernih tidak

    ditambahkan indigp sehingga TAT yang dihasilkan berwarna merah muda.

    Sedangkan jika larutan yang dititrasi berwarna keruh maka ditambahkan indigo

    sehingga TAT yang dihasilkan berwarna kuning muda (Asisten Lab Pengetahuan

    Bahan Pangan).

    Larutan KmnO 4 standar dibuat dengan melarutkan sebanyak 1,333 gram

    dalam 1 lite aquadest. Larutan ini distrandarisasi dengan larutan asam oksalat

    0,1N (Muchtadi, 2010).

    Larutan indigo dibuat dengan melarutkan sodium indigotindisulfonat

    sebanyak 6 gram dalam aquadest 500mL dan diencerkan dengan aquades sampai

    volumenya 1 liter, kemudian disaring (Muchtadi, 2010).

    Larutan gelatin dibuat dengan cara merendam gelatin sebanyak 25 gram

    selama 1 jam dalam larutan NaCl jenuh. Dilakukan pemanasan untuk melarutkan

    gelatinnya dan setelah dingin diencerkan dengan larutan NaCl jenuh sampai

    volumenya 1 liter (Muchtadi, 2010).

    Larutan NaCl asam dibuat dengan cara menambahkan H 2SO 4 sebanyak

    25mL pada larutan NaCl jenuh sebanyak 975mL (Muchtadi, 2010).

    Aplikasi dalam bidang pangannya, yaitu untuk mennentukan kadar tanin

    yang terkandung di dalam teh.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    20/22

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

    4.1. Kesimpulan

    Kesimpulan dari percobaan struktur dan sifat fisik hasil perkebunan yaitu

    pada sampel buah coklat, kulitnya berwarna kuning orange, bijinya berwarna

    ungu, diameter 7,78 cm, panjang 13,9 cm. Sementara pada analisi kadar kafein

    dengan sampel teh C mengandung kafein sebesar 19,24 %. Pada penentuan kadar

    sari dengan sampel teh C, jumlah padatan yang terlarut ketika diseduh dengan air

    panas (kadar sari) sebesar 8%. Dan pada penentuan kadar tanin dengan sampel

    arabica B mengandung tanin sebesar 8,06 %.

    4.2. Saran

    Setelah melakukan praktikum, praktikan menyarankan kepada praktikan

    yang lain untuk memahami prosedur percobaan, jangan lupa untuk

    mengkonstannya cawan porselen, menimbang berat cawan posrelen, dan

    mengkontrol sam[el yang dipanaskan agar tidak mengering.

  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    21/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. (2014). Kakao . http://id.wikipedia.org. Diakses: 10 Oktober 2014.

    Asisten Laboratorium Pengetahuan Bahan Pangan. (2014). Praktikum Bahan

    Pangan Hasil Perkebunan . Laboratorium Pengetahuan Bahan Pangan,

    Universitas Pasundan, Bandung.

    Jurnal Unversitas Sumatra Utara . Kafein. http://repository.usu.ac.id. Diakses: 16

    Oktober 2014.

    Muchtadi, R, Tien. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan . Penerbit:

    Alfabeta, Bandung.

    Raharjo. (2012). Hasil Perkebunan Kopi . http://repository.unhas.ac.id. Diakses:

    17 oktober 2014.

    Windi. (2013). Observasi Timbulan Sampak Perkebunan Kakao .

    http://www.slideshare.net. Diakses: 16 oktober 2014.

    http://id.wikipedia.org/http://repository.usu.ac.id/http://repository.unhas.ac.id/http://www.slideshare.net/http://www.slideshare.net/http://repository.unhas.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://id.wikipedia.org/
  • 8/10/2019 Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

    22/22

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan Analisi Kafein

    = = 19,24 %

    2. Perhitungan Kadar Sari

    Kadar sari =

    = 8 %

    3. Perhitungan Kadar Tanin

    Kadar Tanin

    =( ) ( ) ( )

    = 8,06 %