praktikum ii repaired

25
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi tidak sepenuhnya menimbulkan dampak negatif bagi generasi saat ini. Sebagai salah satu bidang ilmu, biologi memiliki cabang ilmu yang mempelajari secara mendetail suatu bidang, salah satunya adalah Mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala macam makhluk hidup yang kecil. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani, yakni micros yang berarti kecil, bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu/pengetahuan. Jadi, dapat dideskripsikan bahwa Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala makhluk hidup yang kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan mikroskop. Mikroorganisme ini terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat. Bahkan benda-benda, air minum dan makanan kita sehari-hari yang kita anggap telah steril dan bersih, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut lagi ternyata masih banyak mikroorganisme di dalamnya. Keberadaaan mikroorganisme ini tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang tidak. Penggunaan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajari mikroorganisme serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula serta teknik/cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan praktikum tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan keberlangsungan suatu praktikum.

Upload: mulkyadam

Post on 01-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tdtydy

TRANSCRIPT

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kemajuan teknologi tidak sepenuhnya menimbulkan dampak negatif

    bagi generasi saat ini. Sebagai salah satu bidang ilmu, biologi memiliki

    cabang ilmu yang mempelajari secara mendetail suatu bidang, salah satunya

    adalah Mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari

    segala macam makhluk hidup yang kecil. Mikrobiologi berasal dari bahasa

    yunani, yakni micros yang berarti kecil, bios yang berarti hidup dan logos

    yang berarti ilmu/pengetahuan. Jadi, dapat dideskripsikan bahwa

    Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala makhluk hidup yang

    kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan mikroskop.

    Mikroorganisme ini terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat.

    Bahkan benda-benda, air minum dan makanan kita sehari-hari yang kita

    anggap telah steril dan bersih, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut lagi

    ternyata masih banyak mikroorganisme di dalamnya. Keberadaaan

    mikroorganisme ini tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang

    tidak. Penggunaan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajari

    mikroorganisme serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti

    mikroorganisme baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula serta

    teknik/cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan praktikum

    tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan keberlangsungan suatu

    praktikum.

  • Salah satu alat yang sangat erat kaitannya dalam pekerjaan

    Mikrobiologi khususnya adalah mikroskop. Mikroskop merupakan instrumen

    yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium

    mikrobiologi mengingat mikroba yang akan diamati mempunyai ukuran yang

    sangat kecil. Menggunakan mikroskop dapat diperoleh perbesaran sehingga

    memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak

    dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran

    luas dari seratus kali sampai ratusan ribu kali. Berdasarkan penjelasan dan

    uraian diatas, maka dianggap penting untuk melakukan praktikum Pengenalan

    dan Pengamatan Mikroorganisme dengan Mikroskop.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?

    2. Bagaimana mengenal beberapa contoh mikroorganisme?

    3. Bagaimana melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik

    dengan baik dan benar?

    4. Bagaimana memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah

    selesai digunakan?

    C. Tujuan Praktikum

    Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.

    2. Untuk mengetahui beberapa contoh mikroorganisme.

  • 3. Untuk mengetahui cara melakukan penyiapan preparasi pengamatan

    mikroskopik dengan baik dan benar.

    4. Untuk mengetahui cara memahami penanganan dan perawatan mikroskop

    setelah selesai digunakan.

    D. Manfaat Praktikum

    Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1. Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.

    2. Dapat mengenal beberapa contoh mikroorganisme.

    3. Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan

    baik dan benar.

    4. Dapat memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah

    selesai digunakan.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Mikrobiologi

    Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi

    adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung

    kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari

    biokimia. Dalam Mikrobiologidasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah

    penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan

    fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan

    faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.

    Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu

    virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,

    mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik

    secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya (Sumarsih, 2003).

    B. Mikroskop

    Mikroskop dalam bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein =

    melihat adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat

    dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan

    alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak

    mudah terlihat oleh mata. Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun

    mikroskop, yaitu Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan

    lensa okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,

  • diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan

    sumber cahaya (Pramudita, 2012).

    Antony van Leeuwenhoek (1632 1723) sebenarnya bukan peneliti

    atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai wine

    terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk

    mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam

    penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam

    semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Mikrobiologi

    berasal dari bahasa Yunani, mikros artinya kecil, bios artinya hidup dan logos

    artinya ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme muncul kurang

    lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau

    mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi.

    Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan

    nenk moyang dari semua makhluk hidup (Priyani, 2003).

    C. Mikroorganisme

    Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat

    kecil yaitu dalam skala micrometer atau micron () atau sepersejuta meter dan

    tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau

    untuk kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba

    atau kuman. Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi

    mikroskopik dan biakan atau pure culture. Termasuk dalam golongan

    mikroorganisme adalah bakteri (eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts,

    molds), protozoa, microscopic algae dan virus serta beberapa macam cacing

  • (helmints). Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.

    Ilmu mikrobiologi kedokteran mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab

    penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan dan

    pengendalian infeksi (Nurtjahyani, 2011).

    Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air,

    udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi,

    protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan

    menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan. Laboratorium

    MIPA Pusat, khususnya Sub-lab Biologi, banyak digunakan untuk penelitian

    mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman dan mikologi.

    Selama ini kendala yang umum dihadapi para peneliti adalah tingginya

    kontaminasi kultur in vitro. Pada penelitian mikologi, tingkat kontaminasi

    dapat mencapai 100%. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pengendalian.

    Langkah awal usaha ini adalah identifikasi jenis-jenis mikroorganisme sumber

    kontaminasi dan mengetahui jenis paling dominan (Susilowati dan

    Listyawaty, 2001).

    D. Bakteri

    Setiap jenis bakteri dibatasi oleh lingkungan yang sangat sempit.

    Factor-faktor lingkungan yang sesuai dengan keberadaannya antara lain

    kelembaban, ada tidaknya udara (aerobik/anaerobik). pH lingkungan, tekanan

    osmotik, suhu, kandungan bahan makanan dan kandungan bahan-bahan yang

    merusaknya. Dalam kondisi lingkungan yang memenuhi persyaratan yang

    diperlukan, bakteri dapat berkembang dengan cepat sekali (berpoliferasi)

  • dimana dalam satu jam, satu bakteri dapat memperbanyak diri dan menjadi

    beribu-ribu. Jika lingkungan tidak memenuhi persyaratan hidup yang

    diperlukan oleh bakteri, tidak berarti bakteri itu akan mati, tetapi

    pertumbuhannya terhambat (Tranggoro dan Latifah, 2007).

    E. Fungi

    Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang

    termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme dilingkungan terutama di

    perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam

    merombak senyawa organic komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat

    dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah

    menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam

    organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini

    dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi

    organisme lain terutama manusia. Beberapa contoh kapang dan khamir

    penyebab penyakit yang dapat ditemukan di perairan, baik pada kolam,

    sungai, danau maupun laut adalah Aspergillus sp, Penicillium sp, Pythiopsis,

    Saprolegnia parasitica,Isoachlya, Leptolegnia, Candida spp, dan

    Rhodotorulla spp. (Noverita 2009).

    F. Protozoa

    Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-

    kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan

    Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme

    mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau

  • Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil,

    tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk

    berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien

    komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam

    filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang

    tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma.

    Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas

    antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena

    ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari

    algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak

    aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak

    dapat membentuk badan buah (Niswati dan Arif, 2008).

  • III. METODE PRAKTIKUM

    A. Waktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Maret 2015,

    pukul 13.00 - 15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Unit Mikrobiologi,

    Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Universitas Halu Oleo, Kendari.

    B. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Alat dan kegunaan pada ini

    No Nama Alat Kegunaan

    1 2 3

    1. Mikroskop Melihat morfologi mikroorganisme

    2. Kaca objek dan

    kaca penutup Tempat membuat preparat mikroorganisme

    3. Botol semprot Membersihkan kaca objek.

    4. Jarum inokulasi

    (Ose) Membiakan dan mengambil mikroorganisme

    5. Alat tulis Menulis hasil pengamatan

    6. Kamera Mengambil gambar hasil pengamatan

    Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum ini

    No Nama Bahan Kegunaan

    1 2 3

    1.

    Roti, tape, kelapa,

    biji coklat dan

    tomat yang telah

    ditumbuhi jamur

    Substrat tumbuh mikroorganisme yang akan

    diamati.

    2 Air laut dan air

    sungai

    Bahan untuk mengamati protozoa

    2. Tissue Membersihkan kaca objek dan kaca penutup

    3. Alkohol 70% Mensterilkan kaca objek dan kaca penutup

  • C. Prosedur kerja

    Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai

    berikut :

    1. Pengamatan Mikroskop

    a. Meletakkan mikroskop diatas meja.

    b. Menyalakan sumber cahaya pada mikroskop.

    c. Mengambil preparat yang telah disediakan dan meletakannya diatas

    meja preparat.

    d. Membuka penuh diafragma iris dan menaikan kondensor sampaisama

    tinggi dengan meja.

    e. Mengatur lesa objektif berkekuatan rendah (10x), setelah objektif

    diletakkan pada posisi kerja dengan tombol pengatur kasar, merendah

    lensa tersebut atau menaikkan pengatur sampai lensa objektif terletak

    5-6 mm dari preparat yang diamati.

    f. Mengatur letak lensa okuler dan memutar pengatur sumber cahaya

    dengan memutar filter kerapatan netral sehingga frosted lense

    terpasang pada tempatnya.

    g. Memfokuskan preparat dibawah kedua lensa agar sel pada preparat

    terllihat.

    h. Menggerakkan pengatur pentas mekanis sampai preparat terletak

    ditengah-tengah.

    i. Memindahkan ke lensa dengan perbesaran 40x dan setelah itu ke lensa

    dengan perbesaran 100x bantuan dengan minyak emersi.

  • j. Mengatur tubus dengan tombol pengatur focus halus sehingga

    diperoleh bayangan yang jelas. Lensa objektif dibersihkan dengan

    kapas yang dibasahi xylol setelah pemakaian minyak emersi.

    k. Memotret preparat yang terlihat dan mencatat perbasaran yang

    digunakan.

    2. Pengamatan Mikroorganisme

    a. Menyiapkan substrat tumbuh mikroorganisme yang akan diamati

    seperti roti, tape, kelapa, dan tomat yang telah ditumbuhi jamur serta

    air laut dan air sungai.

    b. Mengambil bahan yang telah disediakan, kemudian melarutkannya

    dengan aquades hingga homogen.

    c. Mensterilkan kaca objek dan kaca penutup dengan alkohol.

    d. Melakukan teknik sterilisasi jarum inokulasi, kemudian itu jarum

    inokulasi didiamkan beberapa saat sampai jarum inokulasi tidak

    terlalu panas.

    e. Mengambil sampel yang telah dilarutkan.

    f. Meletakkan diatas kaca objek dan menutupnya dengan kaca penutup.

    g. Mengamati dibawah mikroskop cahaya.

    h. Mendokumentasikan dengan menggunakan kamera.

    i. Mencatat hasil pengamatan.

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Mikroskop

    Hasil pengamatan mikroskop dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Hasil pengamatan mikroskop

    No. Gambar Keterangan Fungsi

    1 2 3 4

    1 1. Lensa okuler 2. Tubus 3. Soket

    penghubung

    ke PC

    4. Pengatur kasar

    5. Pengatur halus

    6. Tombol power

    7. Colokan

    1. Membentuk bayangan maya,

    nyata dan

    diperbesar

    2. Penyangga lensa objektif

    3. Menghubungkan mikroskop ke PC

    4. Memperjelas objek pengamatan

    5. Memperjelas objek pengamatan

    6. Meng-on/off kan mikroskop

    7. Penghubung ke sumber listrik

    2

    8. Revolver 9. Lensa objektif 10. Diafragma 11. Kondensor 12. Flourescene 13. Penjepit

    preparat

    14. Meja preparat 15. Sekrup

    pengerak

    8. Mengatur pembesaran lensa

    9. Memperbesar objek

    10. Mengatur pencahayaan

    11. Sumber cahaya 12. Pencahayaan

    khusus

    13. Menjepit kaca preparat

    14. Meletakkan preparat

    15. Mengerakkan meja objek

    1 2

    3

    4

    5 6 7

    8

    9

    10

    11

    12

    13 14

    15

  • 14

    2

    1

    4

    2 2

    1

    4

    2

    3

    1

    4

    2

    4

    1

    4

    2 5

    1

    4

    2

    B. Mikroorganisme

    Hasil pengamatan mikroorganisme dapat dilihat pada pada Tabel 4.

    Tabel 4. Hasil pengamatan Mikroorganisme

    No. Nama Bahan Gambar Keterangan

    1 2 3 4

    1 Roti berjamur

    (Aspergillus sp.)

    1. Konidia 2. Vesikel 3. Sterigma 4. Konidiofor 5. Stolon

    2 Tape ketan

    (Sacharomyces

    cereviciae)

    1. Khamir

    3 Kelapa berjamur

    (Mucor sp.)

    1. Sporangium 2. Sporangiofor 3. Stolon

    4

    5

    1

    2

    3

  • 1

    1

    3

    1

    1

    3

    1

    1

    1 2 3 4. 4 Biji coklat berjamur

    (Rhizopus sp.)

    1. Sporangium 2. Sporangiofor 3. Rhizoid 4. Stolon

    5 Air laut

    (Ditylum brightwelii)

    1. Dinding sel

    Air sungai

    (Rhizosolenia sp.)

    1. Dinding sel

    6 Tomat

    1. Bakteri

    1. khamir

    Tabel 4 (Lanjutan)

    1

    2

    3

    4

    1

  • C. Pembahasan

    Mikroskop adalah alat yang digunakan dalam melihat objek yang

    kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata. Antony Van Leuwenhoek adalah

    ilmuan yang pertama kali menggunakan mikroskop untuk mengamati

    mikroorganisme. Pada prinsipnya, mikroskop memiliki sifat memperbesar

    bayangan benda dengan menggunakan lensa, bersifat maya, dan terbalik.

    Selain itu, mikroskop ini secara khusus hanya untuk mengamati suatu objek

    dengan ukuran 1 mm.

    Pengamatan mikroorganisme dilakukan dengan menggunakan

    mikroskop fase kontras yang memiliki beberapa komponen penting,

    diantaranya adalah lensa okuler dan lensa objektif. Lensa objektif berperan

    dalam memperbesar bayangan objek, lensa okuler berperan dalam

    meneruskan bayangan dari lensa objektif sehingga bisa dilihat oleh mata. Hal-

    hal yang harus diperhatikan dalam mikroorganisme dengan menggunakan

    mikroskop, diantaranya adalah jumlah perbesaran pada lensa objektif harus

    sama dengan perbesaran pada pengatur cahayanya (kondensor), melihat

    mikroorganisme dengan menggunakan dua bola mata, dan mencegah kaca

    lensa mengenai objek yang diamati.

    Mikroorganisme di dunia ini secara umum, dapat digolongkan dalam

    lima kelompok, yakni virus, bakteri, archaebakteri, protozoa, dan fungi.

    Kelima kelompok mikroorganisme tersebut memiliki karakteristik yang

    berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan mikroorganisme tersebut dapat dikenali

    dengan melihat morfologi dari mikroorganisme tersebut, tentunya dengan

  • menggunakan alat bantu mikroskop. Hal ini adalah metode pertama dalam

    mengenali mikroorganisme, cara perkembangbiakan dari mikroorganisme

    dapat menjadi metode dalam membedakan masing-masing mikroorganisme.

    Berdasarkan kompleksitas sel, maka bakteri dan archae termasuk

    dalam kelompok sel prokariot, sedangkan protozoa dan fungi termasuk dalam

    sel prokariot. Sel eukaraiot adalah sel yang memiliki membran inti yang

    membatasi nukleus dan sitoplasma, sedangkan sel prokariot adalah sel yang

    tidak memiliki membran inti. Virus termasuk dalam mikroorganisme aseluler

    yang membutuhkan sel inang sebagai temapt hidup untuk memperbanyak

    diri.

    Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini terlihat ada tiga

    kelompok organisme, yakni protozoa fungi dan bakteri. ketiga jenis

    mikroorganisme ini memiliki karakteristik morfologi yang berbeda. Fungi

    merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal,

    multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel

    tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat

    khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa

    organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). alat

    reproduksi berupa gametysogium penghasil gamet jantan dan betina,

    sporangium penghasil spora seksual dan spora aseksual. cara reproduksi

    generatif dengan peleburan dua buah gamet vegetative, spora vegetatif,

    fragmentasi (pemisahan), membelah diri dan tunas (budding). Fungi dibagi

  • lagi dalam dua kelompok, yakni khamir (uniseluller) dan kapang

    (multiseluller).

    Pengamatan pada beberapa sampel, diperoleh bebrapa jenis jamur dan

    bakteri. Pada pengamatan roti terdapat khamir jenis Aspergillus sp. Ciri-ciri

    pada fungi Aspergillus sp yaitu memiliki konidia, vesikel, sterigma, kondiofor

    dan stolon. Konidia adalah ujung-ujung hifa jamur yang menjadi bentuk bulat

    atau empat persegi panjang dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan

    secara aseksual. Konidiaspora adalah hifa yang terspesialisasi menghasilkan

    konidia. Fungi ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan

    alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat,

    dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin

    maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang

    disebarkan oleh angin.

    Fungi pada tape ketan berupa khamir jenis Sacharomyces cereviciae.

    Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak

    jenis ragi. Saccharomyces cerevisiae berasal dari bahasa latin yang berarti

    gula jamur. Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Sel-

    sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel

    yang mempunyai rantai hifa atau hifa semu. Tubuhnya terdiri atas sel bulat

    atau oval.

    Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam

    produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae, yang

    digunakan dalam pembuatan anggur, roti dan bir. Ketidakmampuan untuk

  • memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk memfermentasi karbohidrat

    adalah karakteristik khas dari Saccharomyces cerevisiae. Blastoconidia (sel

    tunas sisi) yang diamati adalah uniseluler, bundar dan elipsoid untuk

    memperpanjang bentuk. Multilateral (multipolar) budding adalah cirri khas

    dari jamur ini.

    Jenis fungi yang diamati pada kelapa berjamur yaitu Mucor sp. Ciri

    dari fungi jenis ini yaitu memiliki sporangium, sprorangiofor dan stolon. hifa

    pada Mucor sp. seperti benang putih, bagian tertentu tampak sporangium dan

    sporangiofor berupa titik-titik hitam seperti jarum pentul. Ciri mikroskopis

    yaitu hifa tanpa sekat, terdapat sporangium dan sporangio- spora.

    Mucor sp. adalah kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada

    suhu kamar sekitar 25-30 0C. Kapang ini juga bersifat aerobik yaitu

    membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan mucor dapat

    tumbuh pada kisaran pH yang luas yaitu 2-8,5 tapi biasanya pertumbuhannya

    akan lebih pada kondisi pH (asam rendah). Kapang ini termasuk fungi

    multiselular yang mempunyai filament, yang pertumbuhannya pada makanan

    mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.

    Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah

    timbul akan terbentuk warna hitam. Kapang ini terdiri dari satu thallus yang

    tersusun dari filament yang bercabang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak =

    hyphae). Kumpulan dari hifa ini disebut miselium (tunggal = mycelium,

    jamak = mycelia). Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinasi

    membentuk suatu tuba grem, dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk

  • filament yang panjang dan bercabang disebut hifa, kemudian seterusnya akan

    membentuk suatu masa hifa yang disebut miselium.

    Pengamatan pada biji coklat berjamur ditemukan fungi jenis kapang

    yaitu Rhizopus sp yang memiliki ciri-ciri bentuk yaitu adanya sporangium,

    sporangiofor, rhizoid serta stolon. Rhizopus sp. yaitu koloni berwarna putih

    berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak

    berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan

    mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5

    sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang

    sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding

    berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam

    bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau

    sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu

    optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C.

    Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba

    heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet, 1989).

    Pengamatan selanjutnya pada air laut ditemukan protozoa jenis

    Dtylum brightwelli. Protozoa jenis ini berbebntuk lempengan datar dan

    memiliki pembatas pada bagian tubuhnya. Kedua ujungnya runcing serta

    memiliki dinding sel. Sedangkan pada air sungai ditemukan protozoa jenis

    Rhizosolenia sp yang memiliki ciri-ciri sel silinder, sering kali dalam bentuk

    rantai. Stont A menunjuk tepi terminal organisme. Dorsal venture datar.

    Apikal dan sedikit menekuk ke dalam.

  • Pengamatan pada tomat busuk terdapat bakteri, akan tetapi tidak

    diketahui jenis bakterinya. Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik

    uniselular, termasuk kelas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual

    dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang

    bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik,

    saprofitik, pathogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar

    luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam

    lumpur, dan di laut.

    Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk

    bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu.

    Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan

    faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi

    bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-

    macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang

    sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 .

    Selain pada bakteri khamir juga ditemukan pada tomat busuk, namun

    khamir yang terdapat pada tomat ini tidak diketahui jenisnya. Khamir

    merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua

    jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara

    bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan

    tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini

    didasarkan atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora

    yang dihasilkan setiap askus, bentuk sel dan cara perbanyakan sel seperti

  • pertunasan multipolar atau bipolar, pembentukan pseodomiselium dan

    berbagai ragam uji biokimia dan fisiologis seperti fermentasi gula dan

    asimilasi serta penggunaan nitrogen. Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas,

    para ahli taksonomi khamir mengenal sekitar 40 genus khamir yang terdiri

    dari sekitar 400 spesies yang berbeda.

    Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5

    dan 20 mikro. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri.

    Beberapa jenis spesies umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi

    minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar.

    Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada

    juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.

  • V. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pengamatan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Penggunaan mikroskop yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara

    berupa melihat objek dimulai dengan perbesaran kecil, dengan posisi

    tangan berada pada makro dan mikro focus sambil melihat objek pada

    lensa okuler dengan dua bola mata.

    2. Mikroorganisme yang berhasil diidentifikasi dari pengamatan ini adalah

    Golongan Jamur (Kapang dan khamir) dan bakteri.

    3. Penyiapan preparasi yang baik dan benar akan sangat membantu dalam

    proses pengamatan terutama pada saat pengamatan. Penyiapan preparasi

    mikroskop dilakukan secara teratur, teliti dan hati-hati sesuai dengan

    prosedur kerja, dimulai dari menyiapkan bahan hingga membersihkannya

    kembali setelah digunakan.

    4. Penanganan dan perawatan mikroskop dapat dilakukan dengan cara

    mengembalikan perbesaran paling kecil pada lensa objektif, begitu pula

    pada pengatur cahayanya. Setelah itu, membersihakan bagian-bagian

    mikroskop misalnya pada meja preparatnya, dan membungkus kembali

    mikroskop agar terlindung dari debu dan kotoran-kotaran lain.

  • B. Saran

    Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya

    masing-masing praktikan memperhatikan tata cara penyiapan preparat agar

    tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Noverita, 2009, Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia

    Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber

    Air Sekitarnya, Jurnal Vis Vitalis, 2(2), 12-22

    Nurtjahyani, 2011, Mikrobiologi Kedokteran, Universitas Sultan Agung,

    Semarang

    Pramudita, S. D., 2012, Pengenalan Mikroskop, FKIP UHAMKA, Bengkulu.

    Priyani, N., 2003, Sejarah Penemuan Mikroba, Usu Digital Library, FMIPA USU,

    Medan.

    Sumarsih, S., 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian Upn

    Veteran, Yogyakarta.

    Susilowati, A., dan Listyawati, S., 2001, Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme

    Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium

    MIPA Pusat UNS. Jurnal Biodiversitas, 2(1), 110-11

    Tranggono, R. I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

    Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Niswati, A, Dermiyati, dan Arif. M. A. S., 2008, Perubahan Populasi Protozoa

    dan Alga Dominan pada Air Genangan Tanah Padi Sawah yang Diberi

    Bokashi Berkelanjutan, Jurnal Tanah Trop, 13(3), 225-231

  • LAPORAN MIKROBIOLOGI

    PRAKTIKUM II

    PENGENALAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME

    DENGAN MIKROSKOP

    OLEH:

    NAMA : HASRUL SANI

    STAMBUK : F1D1 12 060

    KELOMPOK : IV (EMPAT)

    ASISTEN PEMBIMBING : NUR ASNI

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2015