praktikum 4- mikrobiologi udara

13
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TERAPAN OLEH : Kelompok : 3 (tiga) Nama : 1. Wulandari Saputri (342008130) 2. Sri rizki Agustini (342008141) 3. Mira (342008101) 4. Jumiati (342008107) 5. Khasma Botik (342008115) 6. Eka Septa. W (342007117) Kelas : V C Prodi : Pend. Biologi Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: wulandari-saputri

Post on 27-Jun-2015

1.091 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI TERAPAN

OLEH :

Kelompok : 3 (tiga)

Nama : 1. Wulandari Saputri (342008130)

2. Sri rizki Agustini (342008141)

3. Mira (342008101)

4. Jumiati (342008107)

5. Khasma Botik (342008115)

6. Eka Septa. W (342007117)

Kelas : V C

Prodi : Pend. Biologi

Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

A. PRAKTIKUM KE : IV (Empat)

B. JUDUL : Mikrobiologi di Udara

C. TUJUAN :

1. Untuk mengetahui keberadaan mikroba di udara

2. Untuk mengetahui kualitas di Udara

D. DASAR TEORI :

Flora mikrobe di udara bersifat sementara dan beragam. Udara

bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi

merupakan pembawa bahan partikulat, debu, dan tetesan cairan,

yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikrobe. Jumlah dan tipe

mikroorganisme udara yang mencemari udara ditentukan oleh sumber

pencemaran di dalam lingkungan; misalnya, dari saluran pernapasan

manusia disemprotkan batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu

dari permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara. Mikroorganisme

asal udara dapat terbawa oleh partikel debu, dalam tetesan-tetesan

cairan berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebantar, dan

dalam ini tetesan, yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil

meguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh

beberapa meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam

beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama

berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Nasib akhir

mikroorganisme asal udara di atur oleh seperangkat rumit keadaan

sekelilingnya, termsuk keadaan atmosfer, kelembapan, cahaya

matahari, dan suhu; ukuran partikel yang membawa mikroorganisme

itu; serta ciri-ciri mikroorganismenya, terutama kerentanannya

terhadap keadaan fisik di atmosfer.

Kandungan mikrobe di dalam udara

Meskipun tidak ada mikroorganisme yang mempunyai habitat asli

udara, tetapi udara di sekeliling kita sampai beberapa kilometer di atas

permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis mikrobe

dalam jumlah yang beragam.

Udara di dalam ruangan. Tingkat pencemaran udara di dalam

ruangan oleh mikrobe dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju

ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang-orang

yang menempati ruangan tersebut.

Udara di luar (atmosfer). Permukaan bumi, yaitu daratan dan

lautan merupakan sumber kebanyakan mikroorganisme yang ada

dalam atmosfer. Angin menimbulkan debu dari tanah; partikel-partikel

debu tersebut membawa mikroorganisme yang menghuni tanah.

E. ALAT dan BAHAN :

Alat : Cawan petri, auto clave, thermometer, AC, incubator.

Bahan : Media MH, Kertas pembungkus

F. CARA KERJA :

a. Ruangan ber AC

1. Buka tutup cawan petri letakkan di dalam ruangan ber AC

selama 5 menit, setelah 5 menit tutup cawan petri, bungkus

dengan kertas secara terbalik, masukkan cawan petri dalam

incubator, di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

2. Setelah inkubasi 24 jam amati koloni yang terbentuk.

3. Catat suhu AC dengan thermometer.

b. Ruangan non AC

1. Buka tutup cawan petri letakkan di dalam ruangan non-AC

selama 5 menit, setelah 5 menit tutup cawan petri, bungkus

dengan kertas secara terbalik, masukkan cawan petri dalam

incubator, di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

2. Setelah inkubasi 24 jam amati koloni yang terbentuk.

3. Catat suhu non- AC dengan thermometer.

c. Di ruangan terbuka/ Alam terbuka

1. Buka tutup cawan petri letakkan di ruangan terbuka selama 5

menit, setelah 5 menit tutup cawan petri, bungkus dengan

kertas secara terbalik, masukkan cawan petri dalam incubator,

di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

2. Setelah inkubasi 24 jam amati koloni yang terbentuk.

3. Catat suhu di ruangan terbuka dengan termometer.

d. Bandingkan dari ketiga ruangan tersebut ruangan mana yang

mikrobanya lebih banyak dan ruangan mana mikroorganisme yang

paling sedikit.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL

Gambar 4.1 Biakan Mikroba Udara Ruangan AC

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010

2. PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel perbandingan jumlah mikroba udara di ruangan

AC, Non-AC, dan Terbuka tersebut terlihat jelas perbedaan jumlah

mikroba pada masing-masing tempat.

Pada praktikum kali ini kami mendapat kesempatan untuk mencari

tahu tentang jumlah mikroba di ruang AC, dalam hal ini adalah

perpustakaan. Ruangan tersebut memiliki suhu 25°C, ruangannya

juga tidak begitu luas, dan jumlah pengunjung tiap hari bisa dikatakan

cukup banyak. Kami meletakkan media MH di dalam ruangan tersebut

selama 5 menit. Dan akhirnya setelah diinkubasi dalam auto clave

selama 24 jam, didapat data bahwa dalam ruang AC terdapat cukup

banyak mikroba dengan morfologinya masing-masing. Bahkan ada

koloni yang blooming, sehingga tidak dapat diamati lagi koloninya.

Selanjutnya adalah ruangan non-AC, berdasarkan data yang kami

dapatkan dari kelompok 5, ruangan non-AC, yang dalam hal ini adalah

ruang kelas memiliki suhu 28°C, ruangannya lebih luas dari pada

perpustakaan, dan hampir tiap hari dipakai untuk belajar oleh banyak

siswa yang saling berinteraksi satu sama lain, banyak sekali terdapat

mikroba dengan morfologi yang bermacam-macam. Tingkat

pencemaran yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan

orang-orang yang menempati ruangan tersebut.

Dan terakhir adalah ruangan terbuka, berdasarkan data yang kami

dapatkan dari kelompok 9, ruangan terbuka yang dalam hal ini adalah

halaman depan fakultas memiliki suhu 28°C, luasnya sudah pasti lebih

dari luas dari ruangan AC dan non-AC, serta hampir tiap hari banyak

orang dan kendaraan yang berlalu lalang, ditemukan sedikit saja

mikroba. Dan ketika praktikum ini dilakukan pada ruangan terbuka

tersebut memang cukup sepi dari orang-orang dan kendaraan. Selain

itu, sinar matahari langsung pada umumnya dapat merusak mikroba.

Sinar dengan gelombang pendek akan berpengaruh buruk terhadap

mikroba.

H. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Mikroba udara lebih banyak ditemukan pada ruangan non-AC

daripada ruangan AC dan ruangan terbuka.

2. Jumlah dan tipe mikroba yang mencemari udara ditentukan oleh

sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya: dari saluran

pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin dan

dari partikel-partikel debu dari permukaan bumi diedarkan oleh

aliran udara.

3. Selain itu, suhu juga turut mempengaruhi keberadaan mikroba di

suatu tempat. Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun

dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim.

4. Dan pada umumnya mikroba rusak akibat cahaya, terutama pada

mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan

gelombang pendek akan berpengaruh buruk terhadap mikroba.

I. DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, J. Michael., dan Chan, E.C.S. 2008. Dasar-Dasar

Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press: Jakarta

http://elqar09humbel.blogspot.com/pengaruh-faktor-lingkungan-

terhadap. (diakses pada 05 Januari 2011)

http://ekmon-saurus.blogspot.com/bab-7-faktor-lingkungan- (diakses

pada 5 Januari 2011)

J. LAMPIRAN

Gambar 4.2. Alat dan Bahan

Gambar 4.2-1. Media MH Gambar 4.2-2. Kertas Label Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2010 Sumber: Dokumnetasi Pribadi, 2010

Gambar 4.2-3. Biakan Mikroba Udara Ruan AC Gambar 4.2-4. Sprayer Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2010

Gambar 4.2-5. Bunsen Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010