praksig bag.2

16

Click here to load reader

Upload: anitadwi

Post on 16-Jun-2015

369 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praksig Bag.2

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

JUDUL WILAYAH KESESUAIAN

UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.

OLEH :ANITA DWI PUSPITASARI

0706265200

DEPARTEMEN GEOGRAFIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA2009

Page 2: Praksig Bag.2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin

protein. Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil.

Penyebarannya hampir ke seluruh dunia antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan

Tiongkok. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal dengan wilayah

pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.

Ubi kayu dapat tumbuh pada berbagai kondisi iklim dan tanah yang cukup

bervariasi. Untuk mengetahui kondisi iklim yang sesuai untuk tanaman ubi kayu,

diperlukan kesesuaian iklim (agroklimat) untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

optimum sebagai berikut :

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman singkong antara 1.500-2.500 mm/tahun.

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman singkong antara 10–700 m dpl,

sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl.

Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning,

mediteran, grumosol dan andosol.

Di Indonesia, ubi kayu atau sering kita sebut sebagai singkong merupakan bahan

pangan pokok setelah beras dan jagung. Indonesia termasuk sebagai negara penghasil ubi

kayu terbesar ketiga setelah Brazil, Thailand yaitu 13.300.000 ton dari total produksi

dunia sebesar 122.134.000 ton per tahun (Bigcassava.com, 2007). Berdasarkan kontribusi

terhadap produksi nasional terdapat sepuluh propinsi utama penghasil singkong yaitu

Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku,

Sumatera Selatan dan Yogyakarta yang menyumbang sebesar 89,47 % dari produksi

Nasional sedangkan produksi propinsi lainnya sekitar 11-12 % (Agrica, 2007). Jadi dapat

diketahui bahwa Propinsi Lampung memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di atas

(CH, ketinggian, dan jenis tanah) untuk dijadikan sebagai wilayah pengembangan

tanaman ubi kayu. Pada tahun 2004, Lampung memroduksi 4,67 juta ton singkong,

kemudian menjadi 4,76 juta ton (2005) dan 5,47 juta ton tahun 2006. Sejak tahun 2004

lalu, rata-rata 26 % produksi ubi kayu nasional berasal Lampung. Badan Perencanaan

Page 3: Praksig Bag.2

Pembangunan (Bappeda) Provinsi Lampung belum lama ini menyebutkan bahwa

pengembangan pertanian tanaman pangan ubi kayu, secara kemitraan dengan petani

merupakan peluang investasi yang telah dikembangkan di Lampung.

Salah satu daerah di Lampung yang menjadi wilayah untuk penanaman ubi kayu

tersebut adalah Kabupaten Lampung Tengah. Dengan dijadikannya Lampung Tengah

menjadi wilayah penanaman tanaman ubi kayu diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas ubi kayu di Propinsi Lampung agar dapat memenuhi kebutuhan daerahnya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapatkah Kabupaten Lampung Tengah memenuhi kebutuhan akan ubi kayu yang

didasarkan pada wilayah kesesuaian tanaman ubi kayu di Kabupaten tersebut?

2. Seberapa banyakkah wilayah kesesuaian untuk budidaya tanaman ubi kayu di

Kabupaten Lampung Tengah?

Page 4: Praksig Bag.2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari Benua

Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain

Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun

1852. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal dengan wilayah

pertaniannya. Nama lain untuk tanaman ubi kayu sangat beragam diseluruh Indonesia.

Diantaranya, ketila, keutila ubi kayee (Aceh), ubi parancih (minangkabau), ubi singkung

(Jakarta), batata kayu (Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral,

Kasapen, sampeu, ubi kayu (Sunda), bolet, kasawe, kaspa, kaspe, katela budin, katela

jendral, katela kaspe, kaspa, kaspe, katela budin, katela jendral, katela kaspe, katela

mantri, katela marikan, katela menyog, katela poung, katela prasman, katela sabekong,

katela sarmunah, katela tapah, katela cengkol, ubi kayu, tela pohung (Jawa), Blandong,

manggala menyok, puhung, pohung, sabhrang balandha, sawe, sawi, tela balandha,

tengsag (Madura), kesawi, ketela kayu, sabrang sawi (Bali), kasubi (Gorontalo, Baree,

Padu), Lame kayu (Makasar), lame aju (Bugis Majene), kasibi (Ternate, Tidore).

Ubi kayu dikenal dengan nama Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi

dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela

bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa).

Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : –

Kalori 146 kal – Protein 1,2 gram – Lemak 0,3 gram – Hidrat arang 34,7 gram – Kalsium

33 mg – Fosfor 40 mg – Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : –

Vitamin B1 0,06 mg – Vitamin C 30 mg – dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun

ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : – Vitamin A 11000 SI – Vitamin C 275 mg –

Vitamin B1 0,12 mg – Kalsium 165 mg – Kalori 73 kal – Fosfor 54 mg – Protein 6,8

gram – Lemak 1,2 gram – Hidrat arang 13 gram – Zat besi 2 mg – dan 87 % bagian daun

dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida

dan kalsium oksalat.

Page 5: Praksig Bag.2

Hama penting yang sering menyerang tanaman singkong adalah: tungau dan

merah (Tetranychus bimaculatus Harv.), uret (Xylothropus spp), anai-anai (Macrotermes

gilvus Hag.), dan kutu sisik (Pseudaulacapsis sp.). Patogen-patogen penyebab penyakit

yang sering menyerang tanaman singkong adalah cendawan dan bakteri Xanthomonas

spp dan  Pseudomonas. pengendalian dapat dilakukan secara terpadu dengan

memusnahkan semua tanaman yan sudah terserang penyakit atau menanam klon yang

tahan akan penyakit tersebut serta dapat juga dengan menggunkan pestisida.

2.2 Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu

Klasifikasi botani dari ubi kayu adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Malphigiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta L.

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Kayu

A. Iklim

Faktor iklim yang penting dalam evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman

pertanian adalah jumlah curah hujan dan penyebarannya serta suhu rata-rata tahunan.

Curah hujan memegang peranan pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Hal ini

disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan dilanjutkan ke

bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun jika 30% kandungan air dalam daun

hilang, kemudian proses fotosintesis akan berhenti jika kehilangan air mencapai 60%

(Griffiths, 1976). Selain itu, jumlah dan penyebaran curah hujan berkaitan dengan

ketersediaan air untuk evapotranspirasi tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif,

tanaman memerlukan air lebih banyak dibandingkan masa pembungaan dan fase

pemasakan biji/buah.

Page 6: Praksig Bag.2

Singkong dapat tumbuh pada berbagai kondisi iklim dan tanah yang cukup

bervariasi. Umumnya, para peneliti yakin dengan suhu tanah rata-rata di atas 18 0C.

Sedangkan kebutuhan curah hujan minimum harus di atas 1000 mm/tahun. Meskipun

demikian ada juga yang berpendapat bahwa singkong dapat tumbuh dengan baik pada

lahan bercurah hujan lebih rendah dari 1000 mm/tahun asalkan dua bulan pertama dari

penanaman tidak mengalami kekurangan air. Untuk mengetahui kondisi iklim yang

sesuai untuk tanaman singkong, diperlukan kesesuaian iklim (agroklimat) untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang optimum sebagai berikut :

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman singkong antara 1.500-2.500 mm/tahun.

Suhu udara minimal bagi tumbuhnya singkong sekitar 10 0C. Bila suhunya < 10 0C

menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena

pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.

Kelembaban udara optimal untuk tanaman singkong antara 60-65%.

Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman singkong sekitar 10 jam/hari terutama

untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

B. Ketinggian

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman singkong antara 10–700 m dpl,

sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis singkong tertentu dapat ditanam

pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

C. Jenis Tanah

Apabila kita mengkaji dari sisi selain agroklimat, tanaman singkong

membutuhkan drainase tanah yang baik seperti tanah bertekstur lempung berpasir sampai

lempung berliat. Akan tetapi beberapa data menunjukkan bahwa tanaman singkong masih

dapat berkembang baik pada tanah dengan kandungan liat yang tinggi. Jenis tanah yang

sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan

andosol.

Page 7: Praksig Bag.2

2.3. Manfaat Tanaman Ubi Kayu Di Indonesia

A. Sebagai Bahan Baku Kebutuhan Industri

Sebagai Raw Material ( Bahan Mentah ) singkong dibutuhkan oleh berbagai

industri, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri dengan tujuan eksport Uni Eropa,

Jepang, Korea, China dan Amerika Serikat.Misalnya untuk Industri pengolahan Tepung

tapioca dan produk turunannya yang disebut POLYOL, termasuk SORBITOL,

MALTITOL, DEXTROSE MONOHYDRATE, MALTOSE SYRUP, SORBITOL

BUBUK DAN MALTODEXTRINE.

Produk ini banyak digunakan dalam industri produk konsumen dan farmasi di seluruh

dunia sebagai bahan baku utama pembuatan pasta gigi, produk kosmetik, vitamin C dan

produk makanan.

Sebagai bahan baku industri non pangan

a. Perekat

b. Pemutih Kertas

c. Campuran Bubur Kertas

d. Plastik Laminasi

e. Pakan Ternak

B. Sebagai Hasil Olahan Pangan Berbasis Ubi Kayu

Ubi kayu atau singkong dapat bersaing dengan gandum sebagai bahan dasar

pembuatan makanan. Tepung singkong atau tepung tapioka mempunyai potensi sebagai

bahan pengganti karena kemudahan dalam penanaman bahan baku, pengolahan serta

harga yang relatif murah. Ekspor singkong Indonesia dalam bentuk gaplek (keratan ubi

singkong yang dikeringkan), tepung, gula tepung dan gula cair ( Fruktosa & Glukosa ),

tapai, Cassava Chips dll.

B. Sebagai Bahan Baku Biofuel

Gasohol adalah salah satu alternatif yang memungkinkan transisi ke arah

implementasi energi alternatif berjalan dengan mulus. Dari sisi teknik pembangkitan daya

dan emisi gas buang, ethanol (dalam bentuk murni ataupun campuran) relatif superior

terhadap gasolin.

Page 8: Praksig Bag.2

Namun, bila diimplementasikan dari hasil panen masing-masing jenis tanaman maka

tanaman yang menghasilkan etanol dengan produktivitas tertinggi adalah tebu disusul

dengan ubi kayu.

Page 9: Praksig Bag.2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi

Suatu penelitian memerlukan lokasi yang dijadikan objek penelitian untuk

memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk

keperluan penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Lampung Tengah.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenisnya

maupun dalam tingkatannya (Sutrisno, 2000 ; 224).

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan antara lain :

1. Iklim (Curah Hujan)

2. Ketinggian

3. Jenis Tanah

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data variabel yang digunakan dalam penelitian daerah

pertanian yang potensial untuk tanaman padi adalah data sekunder. Untuk data sekunder

diperoleh melalui survei institusioanal dan studi pustaka.

Survei Institusional

Survei institusional dilakukan dengan mengadakan kunjungan untuk memperoleh

data ke instansi yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan, adapun instansi

yang di tuju antara lain Bappeda (Kota dan Propinsi), Dinas Perikanan dan

Kelautan, Ditjen Geologi dan Tata Lingkungan, BPN, Desperindag, BPS, Kantor

Kecamatan, dan Kantor Kelurahan setempat.

Studi Literatur

Studi literatur atau studi pustaka yang dilakukan berkaitan dengan konsep

permodelan penentuan pemanfaatan ruang dengan sistem informasi geografis, dan

konsep analisis spasial sistem informasi geografis. Kajian dapat dilakukan melalui

Page 10: Praksig Bag.2

buku-buku terkait, jurnal, artikel-artikel ataupun penelusuran melalui internet,

sehingga peneliti memperoleh materi pembahasan yang lebih luas.

Penulisan ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan produktivitas ubi kayu

berdasarkan wilayah kesesuaiannya. Peta yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peta ketinggian, peta lereng, peta jenis tanah, dan peta curah hujan sedangkan data table

yang digunakan adalah data produktivitas ubi kayu di daerah Kabupaten Lampung

Tengah.

3.4 Analisis

Proses tahapan overlay adalah input data, pengolahan data, dan out put data yang

berupa peta wilayah potensial.

INPUT

1. Peta Jenis Tanah

2. Peta Ketinggian

3. Peta Iklim (Curah Hujan)

PENGOLAHAN

Menggunakan analisis overlay yaitu menampalkan peta ketinggian dengan peta jenis tanah dan peta iklim (curah hujan)

OUT PUT

Out put yang dihasilkan dalam analisa overlay adalah peta wilayah kesesuain atau wilayah pontensial

Alat analisis yang digunakan untuk menunjang metode dalam penelitian ini

adalah analisis overlay. Overlay adalah proses tumpang susun peta yang memuat

beberapa informasi serta variabel terkait dengan pemanfaatan ruang (Dahuri, 2001: 164).

Untuk menentukkan pemetaan suatu kawasan yang sesuai dan tidak sesuai bagi

tanaman ubi kayu di wilayah penelitian dilakukan operasi tumpang susun (pverlay) dari

setiap tema yang dipakai sebagai kriteria, menggunakan Arc View 3.3. Sebelum operasi

tumpang susun ini dilakukan setiap tema dinilai tingkat pengaruhnya terhadap penentuan

kesesuaian lahan. Sebelum tahapan operasi tumpang susun dilakukan terlebih dahulu

dibuat sebuah tabel kelas kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman ubi kayu/singkong.

Page 11: Praksig Bag.2

Matriks Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu

Unsur PenilaiTingkat Kesesuaian

Tidak Sesuai Cukup Sesuai Sangat Sesuai

Curah Hujan < 750 mm/tahun750-1000 mm/tahun 1000-1500 mm/tahun

Ketinggian< 10 mdpl atau > 1500 mdpl 700-1500 mdpl 10-700 mdpl

Jenis Tanah selain tanah yang sesuai alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.

LANGKAH KERJA DENGAN METODE OVERLAY PETA

PETA KETINGGIAN

KAB. LAMPUNG TENGAH

PETA CURAH HUJAN

PETA JENIS TANAH

PETA WILAYAH KESESUAIAN