prakp3_acara3_bab4pembahasan

Upload: riska-dian

Post on 04-Jun-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    1/27

    B. Pembahasan

    Secara garis besar dalam praktikum ini sebagaimana judulnya, dibahas

    mengenai MaterialRequirement Planning. Namun, lebih spesifik, praktikum ini

    mengajarkan mengenai bagaimanamelakukan perencanaan kebutuhan bahan baku

    dengan computer tepatnya dengan metode winQSB. Program winQSB sendiri

    merupakan salah satu saja dari banyak software yang bisa digunakan dalam

    merumuskan MRP.

    Tujuan utama praktikum ini adalah memahamkan mahasiswa Teknologi

    Industri Pertanian mengenai penyusunan MRP dengan menggunakan program

    perangkat lunak. Tujuan itu kemudian dijabarkan menjadi tiga yakni : melakukan

    perencanaan kebutuhan bahan dengan metode Material Requirement Planning

    (MRP) yang berbasis komputer; memahami tentang input-input yang dibutuhkan

    dalam perencanaan kebutuhan bahan; dan memahami tentang output yag

    dihasilkan dari perencanaan kebutuhan bahan dengan metode MRP.

    Material Requirement Planning (MRP) adalah metode

    penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufacture

    planned orders, kemudian diajukan untuk analisis lanjutan

    berkenaan dengan persediaan kapasitas dan keseimbangan

    menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas. Sistem MRP

    mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian, rekayasa

    melalui pengadopsian rencanaproduksi serta melalui penggunaan satu

    data base terintegrasi guna merencanakan, dan memperbaharui

    aktivitas dalam sistem industri modern secara keseluruhan.

    Salah satu alasan mengapa MRP digunakan secara cepat dan

    meluas sebagai teknik manajemen produksi, yaitu karena MRP

    menggunakan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengelola

    data yang berguna dalam menjalankan kegiatan perusahaan. MRP dapat

    mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    2/27

    manufaktur, seperti teknik,produksi, dan pengadaan. Oleh karena itu,

    hal yang menarik dari MRP tidak hanya fungsinya sebagai penunjang

    dalam pengambilan keputusan, melainkan keseluruhan peranannya

    dalam kegiatan perusahaan.

    MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan

    material untuk komponen yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh

    komponen lain (dependent demand). MRP memberikan peningkatan

    efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu

    pengiriman barang dapat direncanakan dengan lebih baik, karena ada

    keterpaduan dalam kegiatan yang didasarkanpada jadwal induk. Moto

    dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang

    tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

    Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai

    tujuan antara lain untuk meminimalkan persediaan dengan

    menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen

    diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).

    Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas

    komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat

    dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan

    biaya persediaan. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau

    pengiriman MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen

    yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan

    memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau

    pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya

    bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya

    rencana produksi. Meningkatkan efisiensi MRP juga mendorong

    peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan

    waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai

    dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan demikian terdapat

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    3/27

    beberapa hal yang merupakan tujuan MRP (Material Requirements

    Planning) (Thesis UPI, 2012), yaitu sebagai berikut:

    1. Meminimalkanpersediaan.MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen

    diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk produksi.

    2. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi ataupengiriman. MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan

    komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan

    waktunya.

    3. Jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai denganrencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman

    barang dapat dilakukan secara lebih nyata.

    4. MRP mendorong peningkatan efisiensi karena jumlahpersediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang

    dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal induk

    produksi.

    Material Requirement Planning merupakan perencanaan untuk

    menentukan kebutuhan bahan baku. Perencanaan kebutuhan bahan dengan metode

    MRP dilakukan dengan mekanisme kerja sebagai berikut (Suroyo, 2012):

    1. Netting yaitu proses perhitungan kebutuhan bersih (net requirement)yang diperoleh dari selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal

    penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.

    Net Requirement = gross requirementon hand inventory + scheduled receipt

    2. Offsetting atauTime Phasing yaitu proses untuk menentukan saat yangtepat untukmelakukan pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih

    dengan mempertimbangkan leadtimepengadaan bahan baku.

    3. Lotting merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlahpesanan untuk setiap item yang didasarkan pada hasil perhitungan

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    4/27

    kebutuhan bersih melalui proses netting dengan mempertimbangkan

    kendala kapasitas pengadaan atau biaya pengadaan (set-up cost) dan

    biaya penyimpanan (holding cost).

    4. BOM Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untukitem pada level yang lebih bawah. Perhitungan ini berdasarkan pada

    pemesanan item-item produk pada level yang lebih atas. Sebaliknya

    proses identifikasi item bahan yang menyebabkan adanya permintaan

    suatu item bahan yang lain (struktur item yang berada di atasnya atau

    disebut proses pegging juga dilakukan untuk mengetahui seberapa

    besar pengaruh perubahan rencana pengadaan bahan terhadap produk

    akhir).

    Sehingga setiap kali melakukan perencanaan terhadap permintaan yang

    dating, untuk memenuhi permintaan tersebut dan menyusun penjadwalan

    produksi, terlebih dahulu dilakukan netting untuk menentukan kebutuhan bersih.

    Baru setelah mendapatkan angka berapa yangdiproduksi, kemudian dilakukan

    offsetting untuk menentukan kapan melakukan pemesanan danLotting untuk

    menentukan berapa yang harus dipesan.

    Dalam lotting ini, ditentukan ukuran lot (lot sizing). Untuk menentukan

    kebutuhan bahan baku bagi keperluan produksi, bahan baku yang dipesan kepada

    para pemasok atau bagian produksi diukur dengan ukuran lot produksi. Untuk

    menentukan lot size terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu (Suroyo,

    2012):

    1. MetodeLot for Lot2. Fixed Order Quantity3. Economic Order Quantity4. Periodic Order Quantity5.

    Part Period Balancing Algorithm

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    5/27

    6. Silver Meal7. Least Unit Cost8. Metode Wagner Within

    Selanjutnya, pada bagian akhir dilakukan BOM Exploding, perhitungan

    kebutuhan kotor untuk item pada level yang lebih bawah.

    Selanjutnya penulis akan menuliskan hasil analisis (solving) dari winQSB.

    Berikut adalah hasil analisis yang telah dilakukan. Analisis ini selalu dimulai

    dengan Netting, netting berakhir pada saat penulis menemukan net requierement

    kemudian selanjutnya dilakukan loting untuk menentukan ukuran lot berdasarkan

    metode yang telah ditentukan diawal bersamaan dengan dilakukannya offsetting

    untuk menentukan kapan waktu yang tepat untu melakukan pemesanan sesuai

    dengan lead time.

    1. Item A100Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk A100 merupakan kelas A yaitu merupakan produkyang memiliki keuntungan yang besar dan jumlahnya sedikit.

    b. Source code :Made ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perludibuat sendiri.

    c. Material Type : final product, karakteristik atau tipe dari item ini adalahproduk jadi(produk akhir)

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilis hingga

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    6/27

    barang yangdipesan diterima adalah selama satu pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeLot For Lotg. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidaksesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga tidak

    bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada item

    A100,scrap= 0 (tidak ada scrap)

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item A100 selama satu tahun adalah sebesar 2000 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 200 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 500,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 20 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.

    Annual Shortage cost atau biaya yang dikeluarkan akibat sortasi

    (barang yang tidak memenuhi spesifikasi sehingga bisa disebut juga biaya

    kerugian, atau biaya pembatalan), biaya ini diasumsikan massive (M) yang

    akan berarti bahwa biaya dalam aspek ini sangat besar. Mengapa kita harus

    mengasumsikan seperti itu adalah karena dalam menyusun sebuah rencana kita

    selalu mengharapkan bahwa perencanaan kita bisa disesuaikan (di-customize)

    dengan semua kondisi walaupun kondisinya tidak pasti. Dalam hal ini, Annual

    Shortage costtidak pernah bisa dipastikan berapa biayanya karena hasil sortasi

    seringkali tidak tertentu sehingga apabila kita memakai asumsi massive maka

    berapapun biaya realitanya, perencanaan yang telah dibuat tetap sesuai.

    Dengan demikian tidak perlu melakukan perencanaan ulang.

    Di awal waktu perusahaan memiliki A100 tersimpan sebanyak 80unit

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    7/27

    diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Kemudian pada minggu pertama GrossRequirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan)= 0,akan tetapiScheduled Receipt (jumlahpesanan dari pemasok

    yang dijadwalkan datang (kedatangan yang dijadwalkan) tiba sebanyak 70unit,

    Projected On Hand ( jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh

    perusahaan) adalah sebesar 80 unit onhand awal ditambah dengan 70 unit yang

    datang = 150 unit. Projected net requirement (kebutuhan bersih yang

    diperkirakan)= 0karena tidak ada demand (gross req. yangdatang). Planned

    order receipt ( jumlah pesanan yang diperkirakan akan diterima)= 0, Planned

    order release (jumlah pesanan yang harus dipesan)=0.

    Pada minggu kedua, Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan) adalah 0 ,Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok yang

    dijadwalkan datang (kedatangan yangdijadwalkan) = 0,Projected On Hand(

    jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan) sisa on hand

    minggu pertama yang tidak dikurangi dengan Gross requirementmaka on hand

    sebesar 150. Projected net requirement (kebutuhan bersih yangdiperkirakan)=0.Planned order receipt ( jumlah pesanan yang diperkirakan

    akan diterima),Planned order release (jumlah pesanan yang harus dipesan)=

    200 ini karena lead time pemesanan pada 1 minggu sesudahnya.

    Pada minggu ketiga, Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan) sebesar 300 (angka ini diperoleh dari MPS yang telah diinput,

    Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok yang dijadwalkan datang

    (kedatangan yang dijadwalkan) = 0, Projected On Hand (jumlah yang

    diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan)= punya persediaan 150

    dikurangi Gross req. 300 hasilnya adalah kurang 150 untuk memenuhi,

    permintaan akan tetapitelah ditentukan bahwa Safety stock (stock minimal

    yang harus ada agar kegiatan produksi aman) SS A100 adalah 50. Sehingga

    karena GR > On Hand, maka onhand pada minggu ketiga adalah 50 unit..

    Projected net requirement(kebutuhan bersih yang diperkirakan)= 150 (onhand

    i-1) +.50 unit(safety Stock) = 200. Sedangkan Planned order receipt ( jumlah

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    8/27

    pesanan yang diperkirakan akan diterima) = 200, Planned order release

    (jumlah pesanan yang harus dipesan)= karena butuhnya adalah pada minggu

    ketiga, dengan memperhitungkan lead time maka Planned order release

    dilakukan 1 minggu sebelumnya yakni minggu kedua sebesarPlanned order

    receipt yaitu 200unit.

    Pada minggu keempat, Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan)nya nol, tetapi Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok

    yang dijadwalkan datang (kedatangan yang dijadwalkan)=120 unit, sehingga

    Projected On Hand ( jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh

    perusahaan)=on hand minggu ketiga ditambah 120 = 170unit. Projectednet

    requirement (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=0,Planned order receipt (

    jumlahpesanan yang diperkirakan akan diterima)=0, Planned order release

    (jumlah pesanan yang harus dipesan)=0.

    Pada minggu kelima Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan)=80 unit, Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok yang

    dijadwalkan datang (kedatangan yang dijadwalkan)=0, Projected On Hand

    (jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan)= 170-80+0 =

    90. Projected net requirement (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=0,

    Planned order receipt ( jumlah pesanan yang diperkirakan akan diterima)=0,

    Planned order release (jumlah pesanan yang harus dipesan)=0.

    Pada minggu ke-enam, Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

    permintaan)=0, Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok yang

    dijadwalkan datang (kedatangan yang dijadwalkan)=0, Projected On Hand

    (jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan)=sisa onhand

    minggu sebelumnya dikurangi permintaan nol dikurangi nol yang datang = 90.

    Projected net requirement (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=0, Planned

    orderreceipt ( jumlah pesanan yang diperkirakan akan diterima)=0,Planned

    order release (jumlahpesanan yang harus dipesan)=0.

    Pada minggu ke-tujuh. Gross Requirement (kebutuhan kotor /total

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    9/27

    permintaan)=0, Scheduled Receipt (jumlah pesanan dari pemasok yang

    dijadwalkan datang (kedatangan yang dijadwalkan)=0, Projected On Hand

    (jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan)=sisa onhand

    minggu sebelumnya dikurangi permintaan nol dikurangi nol yang datang = 90.

    Projected net requirement (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=0, Planned

    orderreceipt ( jumlah pesanan yang diperkirakan akan diterima)=0,Planned

    order release (jumlah pesanan yang harus dipesan)=80 akibat kebutuhan

    terhadap pesanan ini pada satu minggu di depan.

    Pada minggu ke-delapan Kebutuhan kotor /total permintaan=120,

    Jumlah pesanan dari pemasok yang dijadwalkan datang (kedatangan yang

    dijadwalkan= 0, Jumlah yang diperkirakan dipegang/dimiliki oleh perusahaan=

    90 -120 +0 = -30. 30 ini merupakan kebutuhan real yang akan digunakan untuk

    produksi. Kemudian karena safety stock 50 sehingga pemesanan dilakukan.

    Kebutuhan bersih yang diperkirakan adalah 50 (kebutuhan SS) dan 30 = 80 .

    Jumlah pesanan yang diperkirakan akan diterima= 80, jumlah pesanan yang

    harus dipesan=0

    Pada minggu ke-sembilan Gross Requirement= nol, Scheduled Receipt

    (jumlah pesanan dari pemasok yang dijadwalkan datang (kedatangan yang

    dijadwalkan)=0, Projected On Hand (jumlah yang diperkirakan

    dipegang/dimiliki oleh perusahaan)= 50 unit. Projected net requirement

    (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=0. Planned order receipt (jumlah

    pesanan yang diperkirakan akan diterima)= 0, sedangkan Planned order

    release(jumlah pesanan yang harus dipesan) sebesar 350.

    Pada minggu ke-sepuluh, Gross Requirement= 350, Scheduled Receipt

    (jumlah pesanan dari pemasok yang dijadwalkan datang (kedatangan yang

    dijadwalkan)=0, Projected On Hand (jumlah yang diperkirakan

    dipegang/dimiliki oleh perusahaan)= 50 unit. Projected net requirement

    (kebutuhan bersih yang diperkirakan)=350. Planned order receipt (jumlah

    pesanan yang diperkirakan akan diterima)= 350, sedangkan Planned order

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    10/27

    release(jumlah pesanan yang harus dipesan) sebesar 0.

    2. Item B100Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya

    maka terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-

    setting sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1

    (atau pada modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk B100 merupakan kelas A yaitu merupakan produkyang memiliki keuntungan yang besar dan jumlahnya sedikit.

    b. Source code :Made ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perludibuat sendiri.

    c. Material Type : final product, karakteristik atau tipe dari item ini adalahproduk jadi(produk akhir)

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 2 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeLot For Lotg. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item B100,scrap= 0 (tidak ada scrap)

    i. Safety Stock sebesar 80 unitSetelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    11/27

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item B100 selama satu tahun adalah sebesar 3000 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 250 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 600,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 30 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki B100 tersimpan sebanyak 120

    unit diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Kemudian, pada minggu pertama, Gross Requirement=0 sehingga inventory

    on hand tidak berubah.

    Pada minggu kedua, datang barang Scheduled Receipt 130 unit.

    Dengan GrossRequirement = 0 sehingga on hand menjadi = (130+120)=250.

    Lalu pada minggu ketiga, kedatangan barang karena Scheduled Receipt

    sebanyak 50 sehingga on handmenjadi 300.

    Pada minggu keempat, mulai ada perubahan. Gross Requirement

    menunjukkan angka 260, dengan on hand pada periode sebelumnya sebesar

    300. walaupun barang datang sesuai Scheduled Receipt sejumlah 0 maka on

    hand awal tersebut masih tersisa 60 unit sehingga tidak memenuhi Safety

    stock, dengan demikian perlu dilakukan pemesanan., Sehingga Projected On

    Hand menjadi sebesar Safety Stock . Pemesanan yang dilakukan pada

    Planned order release sebesar kekurangan yakni (80-40=40) pada minggu

    kedua karena Lead time 2 minggu.

    Pada minggu kelima dan keenam tidak ada perubahan pada on hand

    inventory karena baik Gross Requirement maupun Scheduled Receipt sama

    dengan nol (0). Sedangkan pada minggu ketujuh Gross Requirementdatang

    sebesar 140 unit sehingga net requirementnyamenjadi ( 80-140= 60) tetapikarena simpanan yang ada adalah safety stock sehingga tidak bisa diganggu,

    maka dilakukan pemesanan Planned order release sejumlah 140 unit di

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    12/27

    minggu kelima. Sehingga Projected net requirement, Planned order receipt,

    danPlanned order releasesama yakni 140.

    Untuk minggu kedelapan, sama dengan minggu kelima dan enam,

    tidak ada perubahan pada on hand inventory karena baik Gross Requirement

    maupun Scheduled Receipt sama dengan nol (0). Tetapi pada minggu

    kesembilan Gross Requirement datang sebesar 270 unit sehingga net

    requirementnya menjadi ( 80-270= 190) tetapi karena simpanan yang adaadalah safety stocksehingga tidak bisa diganggu, maka dilakukan pemesanan

    Planned order release sejumlah 270 unit di minggu ketujuh. Sehingga

    Projected net requirement,Planned order receipt, danPlannedorder release

    sama yakni 270. Kemudian pada minggu kesepuluh kembali sama seperti

    minggukelima, keenam, dan kedelapan, tidak ada perubahan pada projected

    on hand inventorykarena baik Gross Requirementmaupun Scheduled Receipt

    sama dengan nol (0).

    3. Item C200Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk C200 merupakan kelas B yaitu merupakan produkmasal yang memiliki keuntungan yang kecil .

    b. Source code :Made ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perludibuat sendiri.

    c. Material Type : part, karakteristik atau tipe dari item ini merupakanbagian, atau sesuatu yang belum sempurna untuk menjadi final produk,

    perlu dirakit dengan part lain.

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    13/27

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 1 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeEOQg. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item C200,scrap= 5 (5% x net requirement)

    i. Safety Stock sebesar 100 unit berdasarkan data pada tabel 4 (atau padatabel 18 padamodul).

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item C200 selama satu tahun adalah sebesar 6000 unit.Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 50 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 150,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 8 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki C200 tersimpan sebanyak 400

    unit diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Kemudian pada minggu pertama, Gross Requirement = nol. Tetapi barang

    datang sesuai Scheduled Receipt sebesar 90 sehingga Projected On Hand

    menjadi 490. Pada minggu kedua Gross Requirement =310 sedangkan

    Scheduled Receipt = 0 sehingga on hand menjadi (490-310=180). Sedangkan

    pada mingguketidak Scheduled Receipt = 60untuk Gross Requirement = 0

    sehinggaProjected On Handmenjadi ( 180+60=240).

    Pada minggu keempat tidak ada permintaan sehingga Gross

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    14/27

    Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on

    hand. Baru pada minggu kelima GrossRequirement datang sebesar 340 unit

    menyebabkannet requirement sebesar (240-340 + 100(SS) = 200). Denganscrap 5 persen = ( 0.05 x 200=10) maka Projected net requirement =

    (200+10=210). Kemudian Planned order receipt dilakukan pemesanan

    sebesar EOQ yakni sebesar 475 unit danPlanned order release475 dilakukan

    pada minggu ketiga. Perhitungan EOQ dilakukan berdasarkan data berikut :

    EOQ (^)

    D (permintaan tahunan) 6000

    S (setup cost) 150

    H (holding cost) 8

    Q* 474,34 475

    ()

    Nilai EOQ digunakan untuk setiap kali pemesanan tanpa dipengaruhi

    oleh berapa net requirement-nya. Artinya bahwa berapapun nilai yang tertera

    pada Projected net requirement, maka Planned order receipt, dan Planned

    order release tetap harus dilakukan sebesar EOQ. Dalam kasus minggu

    kelima ini dilakukan pemesanan sebanyak 475 unit. Projected On Hand diisi

    setelah EOQ diperoleh, nilai on hand berasal dari selisih EOQ (475) dengan

    (240-340 ) = 375 unit.Pada minggu keenam tidak ada permintaan sehingga Gross

    Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on

    hand. Kemudian pada minggu ketujuh datang Gross Requirement = 620 unit.

    DenganScheduled Receipt nol, maka terlebih dahulu kitamenghitung selisih

    antara on hand pada periode sebelumnya dengan Gross Requirement,= (375-

    620)= 245. Projected On Hand= Planned order receipt/EOQ (475) 245 =

    230. Sedangkan net requirement-nya diperoleh dari persamaan Net

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    15/27

    Requirement = gross requirement on hand inventory + scheduled receipt =

    620. Kemudian dengan scrap 5% (= 31) maka Projected net requirement =

    620+31= 651 unit.

    Pada minggu ke delapan Gross Requirement=0 sehingga tdak ada

    perubahan pada Projected On Hand tetap 230. Tetapi pada minggu ke-

    sembilan datang permintaanGross Requirement sebanyak 350 item kemudian

    Scheduled Receipt nol. Dengan on hand inventorypada minggu kedelapan

    sebanyak 230, maka Projected On Hand = 475- (350-230) =355 unit.

    SedangkanProjected net requirementsebesar (net req (350)+ (0.05x net req)=

    (350+18)= 368) sebesar 368 unit. Dan Planned order receipt sebanyak EOQ

    danPlanned order releasedilakukan pada minggu ke 8.

    Pada minggu terakhir yakni minggu ke sepuluh tidak ada permintaan

    sehingga Gross Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan padaprojected

    inventory on hand.

    4.

    Item D200

    Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk D200 merupakan kelas B yaitu merupakan produkmasal yang memiliki keuntungan yang kecil

    b. Source code :Made ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perludibuat sendiri.

    c. Material Type : part, karakteristik atau tipe dari item ini merupakanbagian, atau sesuatu yang belum sempurna untuk menjadi final produk,

    perlu dirakit dengan part lain.

    d.

    Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    16/27

    itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 2 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeFOQg. Lot size multiplier = 200h. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item D200,scrap= 5 (5% x net requirement)

    i. Safety Stock sebesar 100 unit berdasarkan data pada tabel 4 (atau padatabel 18 padamodul).

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item D200 selama satu tahun adalah sebesar 4000 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 40 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 150,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 6 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki D200 tersimpan sebanyak 375

    unit diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Pada minggu pertama tidak ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0,

    sehingga tidak ada perubahan padaprojectedinventory on hand. Pada minggu

    keduaGross Requirement= 240 denganScheduled Receipt= 0,makaProjected

    On Handselisih antara (375-240= 135). Kemudian pada minggu ketiga tidak

    ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0, sehingga tidak ada

    perubahan padaprojectedinventory on hand. Begitupun minggu keempat.

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    17/27

    Minggu kelima mulai ada permintaan Gross Requirement

    sebanyak 140 unit dengan Scheduled Receipt =0, dan sisa on hand pada

    periode sebelumnya adalah 135. Maka netrequirement = (140-135)+SS (100)

    = 105). Net requirement kemudian ditambah 5 % scrap (0.05x 105)= 110,25.

    Nilai tersebut adalah merupakan nilai Projected net requirement dan

    dibulatkan keatas menjadi 111 unit. Untuk nilai Planned order receipt

    dipengaruhi oleh metode lotsize yang digunakan yakni FOQ, nilai FOQ telah

    ditetapkan sesuai nilai multipliernya yakni 200 (lihat tabel 15 pada modul)

    sehingga setiap kali melakukan pemesanan harus sebanyak 200 unit atau

    kelipatan dari 200 unit, berapapun net requirement yang dibutuhkan. Dalam

    kasus di minggu ke-5 ini Planned order receipt ditentukan 200 karena yang

    lebih mendekati kebutuhan terhadap 111 unit. Dengan demikianProjected On

    Hand yang tersisa (135-140) +200=195 unit. Dan Planned order release

    dilakukan pada minggu ketiga karena leadtime 2 pekan.

    Pada minggu keenam kembali tenang. tidak ada permintaan sehingga

    Gross Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projectedinventory on hand. Pada minggu ketujuh barulah ada dinamika kembali

    dengan datangnya permintaan yang masuk pada data Gross Requirement =

    350 dengan Scheduled Receipt=0, dan sisa on hand pada periode sebelumnya

    adalah 195. Maka net requirement = 350 (karena Gross Requirement > on

    handperiode sebelumnya maka net req adalah nilai yang sama dengan gross

    req. . Net requirement kemudian ditambah 5 % scrap (0.05x 350)= 367,50

    unit. Nilai tersebut adalah merupakan nilai Projected net requirement dan

    dibulatkan keatas menjadi 368 unit. Untuk nilai Planned order receipt

    dipengaruhi oleh metode lotsize yang digunakan yakni FOQ, nilai FOQ telah

    ditetapkan sesuai nilai multipliernya yakni 200 (lihat tabel 15 pada modul)

    sehingga setiap kali melakukan pemesanan harus sebanyak 200 unit atau

    kelipatan dari 200 unit, berapapun net requirement yang dibutuhkan. Dalam

    kasus di minggu ke-7 ini Planned order receipt ditentukan 400 karena yang

    lebih mendekati kebutuhan terhadap projected net requirement sebesar 368

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    18/27

    unit. Dengan demikianProjected On Handyang tersisa (195-350 + 400)= 245

    unit. Dan Planned order release dilakukan pada minggu kelima karena

    leadtime 2 pekan.

    Minggu kedelapan kembali tenang. tidak ada permintaan sehingga

    Gross Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected

    inventory on hand. Pada minggu kesembilan barulah ada dinamika kembali

    dengan datangnya permintaan yang masuk pada data GrossRequirement =

    350 denganScheduled Receipt =0, dan sisaon handpada periode sebelumnya

    adalah 245. Maka net requirement = 350 (karena Gross Requirement > on

    handperiode sebelumnya maka net reqadalah nilai yang sama dengan gross

    req. . Net requirement kemudian ditambah 5 % scrap (0.05x 350)= 367,50

    unit. Nilai tersebut adalah merupakan nilai Projected net requirement dan

    dibulatkan keatas menjadi 368 unit. Untuk nilai Planned order receipt

    dipengaruhi oleh metode lotsize yang digunakan yakni FOQ, nilai FOQ telah

    ditetapkan sesuai nilai multipliernya yakni 200 (lihat tabel 15 pada modul)

    sehingga setiap kali melakukan pemesanan harus sebanyak 200 unit ataukelipatan dari 200 unit, berapapun net requirement yang dibutuhkan. Dalam

    kasus di minggu ke-7 ini Planned order receipt ditentukan 400 karena yang

    lebih mendekati kebutuhan terhadap projected net requirement sebesar 368

    unit. Dengan demikianProjected On Handyang tersisa (245-350 + 400)= 295

    unit. Dan Planned order release dilakukan pada minggu ketujuh karena

    leadtime 2 pekan.

    Minggu kesepuluh. tidak ada permintaan sehingga Gross

    Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on

    hand.

    5. Item E200Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    19/27

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk E200 merupakan kelas B yaitu merupakan produkmasal yang memiliki keuntungan yang kecil

    b. Source code :Made ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perludibuat sendiri.

    c. Material Type : assembly, karakteristik atau tipe dari item ini merupakanproduk rakitan,perlu dirakit dengan part lain.

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 1 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeLUCg. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item E200,scrap= 5 (5% x net requirement)

    i. Safety Stock sebesar 100 unit berdasarkan data pada tabel 4 (atau padatabel 18 padamodul).

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item E200 selama satu tahun adalah sebesar 4500 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 60 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 200,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    20/27

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 10 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki E200 tersimpan sebanyak 100unit

    diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Kemudian pada minggu pertama tidak ada permintaan sehingga Gross

    Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on

    hand. Pada minggu kedua Gross Requirement 40 dan datang barang

    Scheduled Receipt 240 item dengan demikian on hand = 100-40+ 240 = 300.

    Sehingga terpenuhilah requirement yang ada. Pada minggu ketiga kembali

    tidak ada permintaan. On hand minggu ketiga tetap. Selanjutnya minggu

    keempat datang 100 unit sesuai Scheduled Receipt sehingga Projected On

    Handinventory bertambah menjadi 300+100 = 400.

    Pada minggu kelima ada permintaan yang terekam dalam Gross

    Requirementsebesar 140 unit sehinggaProjected On Hand= 400-140+0=260.

    Requirement terpenuhi tanpa harus melakukan pemesanan. Kemudian pada

    minggu keenam tidak ada permintaan sehingga Projected On Hand tetap.

    Barulah pad minggu ketujuh ada Gross Requirement sebesar 270 dengan

    Scheduled ReceiptmakaProjected On Hand= 260 -270+ 0= -10. Kekurangan

    stock sebesar 10 harus dipenuhi dengan pemesanan. Pemesanan dilakukan

    bukan hanya untuk menutupi kekurangan yang 10 tadi tetapi juga untuk

    memenuhi safety stock sehingga net requirement-nya menjadi (100+10)= 110,

    kemudian ditambahkan dengan nilai scrap 5%, maka diperoleh nilaiProjected

    net requirement sebesar (110+(0.05x110) = 115,50, atau dibulatkan ke atas

    menjadi 116. Sehingga Planned order receiptyang harus dipesan adalah 116

    unit dan dipesan pada minggu ke-6 sebadgai tindakanPlanned order release.

    Sedangkan untukprojectedinventory on handpada minggu ketujuh ini adalah

    ( 116-10)=106 unit.

    Selanjutnya pada minggu kedelapan, kesembilan, dan minggu

    kesepuluh, tidak ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0, sehingga

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    21/27

    tidak ada perubahan pada projected inventory on hand. On hand terakhir

    adalah sebesar 106.

    6. Item F300Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk F300 merupakan kelas C yaitu merupakan produkberjumlah kecil yang memiliki keuntungan yang kecil

    b. Source code : buy ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perlumembeli

    c. Material Type : assembly, karakteristik atau tipe dari item ini merupakanproduk rakitan,perlu dirakit dengan part lain.

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 2 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metode PPB (Part Period BalancingAlgorithm)

    g. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%) bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item F300,scrap= 5 (5% x net requirement)

    i. Safety Stock sebesar 120 unit berdasarkan data pada tabel 4 (atau padatabel 18 padamodul).

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    22/27

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item F300 selama satu tahun adalah sebesar 20.000 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 15 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 50,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 2 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki F300 tersimpan sebanyak 350unit

    diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul). Pada

    minggu pertama tidak ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0, tetapi

    ada barang datang sesuai Scheduled Receipt sebesar 250 unit sehingga tidak

    perubahan pada projected inventory on hand menjadi (250+350)=600. Pada

    minggu kedua barulah datang permintaan sebesar 400 unit sehinggaProjected

    On Hand menjadi (600-400+0)= 200. Requirement terpenuhi tanpa harusmelakukanpemesanan. Pada minggu ketiga, tidak ada permintaan sehingga

    Gross Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected

    inventory on hand.

    Pada minggu keempat Gross Requirement sebesar 475 unit dengan

    Scheduled Receipt= 0, makaProjected On Handmenjadi (200-475+0)= -275.

    Untuk dapat memenuhinya dilakukan pemesanan berdasarkan net requirement

    = -275+ SS(120) =395. Dan Projected net requirement= 395 +(0.05x395)=

    414,75 dibulatkan keatas menjadi 415. Setelah proses netting selesai hingga

    menemukan net requirement dan Projected net requirement, selanjutnya

    dilakukan Lotting sekaligus offsetting. Lotting pada F300 menggunakan PPB.

    Sehingga dalam menentukan

    Planned order receipt ditentukan denganmenyeimbangkan biaya

    pengadaan (setup cost) danbiaya penyimpanan (holding cost) secara dinamis.

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    23/27

    Berdasarkan perhitungan diperoleh biaya setup sebesar 65 dan biaya holding

    0.038. biaya setup diperoleh dari akumulasi antara biaya per unit dan biaya

    setup (15+50)= 65, sedangkan biaya holding diperoleh dari biaya holding cost

    setahun dibagi dengan jumlah periode selama satu tahun (2/52)= 0.038.

    kemudian diperolehlah Economic Part-Periode (EPP)= biaya setup dibagi

    dengan biaya holding = 65/0.038= 1690. Proses ini dilanjutkan dengan

    menentukan nilai Accumulated Part-Periode (APP) untuk setiap ukuran lot

    terbesar untuk pengadaan barang yang bisa disatukan. Prinsip utamanya

    adalah APP tidak boleh lebih besar dari EPP ( APP

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    24/27

    dengan Scheduled Receipt sama dengan nol sehingga Projected On Hand =

    333-160+0=173. Tetapi untuk memperoleh nilai net requirement diperoleh

    dariGross Requirement. Sehingga nett req sebesar 160. Dan nilai Projected

    net requirement diperoleh dari = 160+(0.05x160)= 168. Tidak dilakukan

    pemesanan karena berdasarkan PPB periode pada minggu ketujuh dapat

    dipenuhi dengan pemesanan pada minggu keempat yang dilakukan Planned

    order releasepada minggu kedua.

    Minggu ke delapan Gross Requirement 475 unit dengan Scheduled

    Receipt =0. Berdasarkan perhitungan PPB bahwa APP dengan EPP akan

    seimbang jika pemesanan periode 4,5,6, dan 7 jadi satu kali rilis pemesanan

    dan pemesanan untuk memenuhi kebutuhan periode 8,9, dan 10 digabung

    menjadi satu kali rilis pada periode 8. Sehingga on hand pada awal periode

    minggu kedelapan sudah habis, makaProjected On Handyang baru adalah =

    GrossRequirement = 475. Dengan begitu net requirementnya adalah 475

    sehingga Projected net requirement = 475+(0.05x475)=498,75 dibulatkan

    keatas menjadi 499. Selanjutnya berdasarkanperbandingan pada tabel 9 yaitupemesanan pada lot kedua yang dilakukan pada minggu kedelapan diperoleh

    keseimbangan APP

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    25/27

    Pada minggu kesepuluh, tidak ada permintaan sehingga Gross

    Requirement= 0, sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on

    hand.On hand terakhir adalah sebesar 232.

    7. Item G300Untuk dapat menganalisis kebutuhan dan penjadwalan MRP-nya maka

    terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik bahan yang telah di-setting

    sedemikian rupa pada input pertama, yang ter-input dalam tabel 1 (atau pada

    modul dalam tabel 15 dan 16).

    a. Pada ABC classproduk G300 merupakan kelas C yaitu merupakan produkberjumlah kecil yang memiliki keuntungan yang kecil

    b. Source code : buy ini berarti untuk mendapatkan produk ini maka perlumembeli

    c. Material Type : component karakteristik atau tipe dari item ini merupakankomponenuntuk membentuk produk lain.

    d. Unit Measure menjelaskan bahwa item ini yang diukur adalah tiap (each)itemnya.

    e. Lead time atau waktu yang dibutuhkan dari mulai pemesanan dirilishingga barang yangdipesan diterima adalah selama 2 pekan.

    f. Lot Size ditentukan dengan metodeEOQg. Lot size multiplier = nolh. Scrap (%)bahan yang tercecer ataupun tidak bisa dihitung karena

    (kegagalan) tidak sesuai spesifikasi (misalnya produk cacat) sehingga

    tidak bia digunakan dan menyebabkan penyusutan volum karenanya. Pada

    item G300,scrap= 5 (5% x net requirement)

    i. Safety Stock sebesar 150 unit berdasarkan data pada tabel 4 (atau padatabel 18 padamodul).

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    26/27

    Setelah mengetahui karakteristik bahan, selanjutnya adalah

    menyesuaikan dengan data-data produk terkait volum yang dibutuhkan selama

    setahun dan biaya yang menyertainya. Permintaan tahunan atau kebutuhan

    perusahaan terhadap item G300 selama satu tahun adalah sebesar 16.000 unit.

    Sedangkan Unit Cost atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap produk

    adalah 10 $, biaya setup (atau biaya pengadaan keseluruhan) sebesar 50,

    Annual holding cost (biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan (setiap

    barang yang disimpan dalam inventori) setiap tahun) sebesar 2 $ untuk setiap

    item yang tersimpan.Annual Shortage costdiasumsikan massive (M).

    Di awal waktu perusahaan memiliki G300 tersimpan sebanyak 300

    unit diisikan berdasarkan data pada tabel 4 (atau pada tabel 18 pada modul).

    Pada minggu pertama tidak ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0,

    sehingga tidak ada perubahan padaprojectedinventory on hand. Pada minggu

    kedua pun demikian. Pada minggu ketiga ada permintaan 200sebagai Gross

    Requirement. Dengan Scheduled Receiptsebesar 70 unit, maka Projected On

    Hand = 300-200+70=170. Kebutuhan masih bisa dipenuhi tanpa melakukanpesanan dan onhand inventory memenuhi safety stock. Kemudian lagi, pada

    minggu keempat, tidak ada permintaan sehingga Gross Requirement= 0,

    sehingga tidak ada perubahan pada projected inventory on hand. Baru pada

    minggu kelima ada permintaan sebagai Gross Requirement sebesar 400

    dengan Scheduled Receipt=0, sehingga maka Projected On Hand =170 (on

    hand pada periode sebelumnya) -400+0 = -230. Sehingga tidak ada barang

    yang disimpan malah kurang 230 untuk memenuhi kebutuhan kotor. Sehingga

    net requirement adalah 230+safetystock (150)=380. Dengan demikian

    Projected net requirement = 380+(0.05x380)=399. Setelah dilakukan netting

    maka kemudian dilakukan perhitungan jumlah pemesanan loting dan kapan

    memesan offsetting. Lotting dilakukan dengan metode EOQ, dan berdasarkan

    perhitungan EOQ yang hasilnya terdapat dalam tabel 10, nilai EOQ =895.

    Sehingga setiap kali pemesanan tidak peduli berapapun nilai net requirement,

    pemesanan tetap dilakukan sejumlah EOQ yaitu dalam kasus ini adalah

  • 8/13/2019 prakp3_acara3_bab4pembahasan

    27/27

    sebanyak 895. Sehingga nilaiPlanned order receipt= 895. Dan pemesanan ini

    dirilis Planned order release pada minggu ke 3 karena lead time selama 2

    pekan.

    Kemudian pada minggu keenam Gross Requirement= 116 unit, dengan

    Scheduled Receipt=0. Dengan demikian Projected On Hand =665-

    116+0=549. Sedangkan netting dilakukan untuk menentukan net

    requierement. Net req diperoleh berdasarkan Gross Requirement= 116.

    Sehingga menghasilkan nilai Projected net requirement =

    116+(0.05x116)=121,8 dibulatkan keatas menjadi 122. Kebutuhan pada

    periode ini dapat dipenuhi tanpa melakukan pemesanan.

    Pada minggu ketujuh, Gross Requirement= 400 unit dengan Scheduled

    Receipt=0. Dengan demikianProjected On Hand =549-400+0= 149. Nilai ini

    tidak memenuhi safety stock sehingga perlu dilakukan pemesanan. Pemesanan

    dilakukan berdasarkan net requierement yang ditentukan dengan melakukan

    netting. Net requirement = Gross Requirement= 400. Dan nilai Projected net

    requirement = 400+(0.05x400)=420.Planned order receipt= EOQ= 895. Dan

    Planned order releasepada minggu ke 5 karena lead time selama 2 pekan.

    Minggu kedelapan,Sembilan, dan sepuluh tidak ada permintaan

    sehingga GrossRequirement= 0, sehingga tidak ada perubahan padaprojected

    inventory on hand. Dan inventoryon hand terakhir adalah sebesar 1044 unit.